wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan
Transcript of wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan
MERTI DUSUN
DI DUSUN GINTUNGAN
Disusun untuk memenuhi tugas Wawasan Budaya Nusantara (MKK00162)
Program Studi Televisi dan Film
Jurusan Seni Media Rekam
Oleh
WINDA SETYA MARDIANI
NIM14148128
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga paper ini
dapat selesai tepat waktu Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Wawasan Budaya Nusantara bapak Ranang Agung S SPd MSn yang telah membantu
merevisi paper ini sehingga menjadi lebih baik Tak lupa penulis juga mengucapan terimakasih
kepada bapak Imron selaku bekel dusun Gintungan bapak Marjian sebagai narasumber orangtua
dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk
menyelesaikan paper ini
Paper ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui wujud budaya yang terdapat dalam
upacara adat merti dusun Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna Penulis berharap ada kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipahami oleh pembacanya Kami
mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak salah dan kekurangan
Surakarta 5 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
14 Tinjauan Teori 2
15 Metode Penelitian 4
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 6
21 Wujud Budaya Konsep 6
22 Wujud Budaya Tindakan 7
23 Wujud Budaya Artefak 13
BAB III PENUTUP 15
31 Kesimpulan 15
32 Saran 15
DAFTAR ACUAN 16
LAMPIRAN 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan 8
Gambar 2 Persiapan arak-arakan 9
Gambar 3 Arak-arakan menuju Blumbang 9
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang 11
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang 11
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang 12
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan 14
Gambar 8 Peneliti saat Bedah Blumbang 17
Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun 17
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun 17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang
beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau
Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-
masing yang berbeda-beda
Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan
oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang
ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap
melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada
dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa
Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah
diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki
ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk
menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun
dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan
mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya
memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara
pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan
keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati
walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang
dilakukan di daerah-daerah
Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya
yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun
Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya
dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun
Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti
Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini
Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun
Gintungan ini
12 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun
dengan rumusan masalah sebagai berikut
- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun
13 Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang
terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar
dan masih dilestarikan hingga saat ini
14 Tinjauan Teori
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian
Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni
susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan
kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang
diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan
bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-
temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan
bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan
daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut
Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul
dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya
menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi
Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang
dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada
disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya
melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu
tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain
Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata
merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti
dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan
sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur
yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun
maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup
masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman
Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam
kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat
dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status
sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan
budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan
juga mendoakan para leluhur
15 Metode Penelitian
151 Jenis Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam
penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari subyek itu sendiri
152 Objek Kajian Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun
atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan
setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut
perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan
Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat
langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh
agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu
Marjian
153 Metode Pengambilan Data
a Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek
menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan
lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan
merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan
merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga paper ini
dapat selesai tepat waktu Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Wawasan Budaya Nusantara bapak Ranang Agung S SPd MSn yang telah membantu
merevisi paper ini sehingga menjadi lebih baik Tak lupa penulis juga mengucapan terimakasih
kepada bapak Imron selaku bekel dusun Gintungan bapak Marjian sebagai narasumber orangtua
dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk
menyelesaikan paper ini
Paper ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui wujud budaya yang terdapat dalam
upacara adat merti dusun Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna Penulis berharap ada kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipahami oleh pembacanya Kami
mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak salah dan kekurangan
Surakarta 5 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
14 Tinjauan Teori 2
15 Metode Penelitian 4
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 6
21 Wujud Budaya Konsep 6
22 Wujud Budaya Tindakan 7
23 Wujud Budaya Artefak 13
BAB III PENUTUP 15
31 Kesimpulan 15
32 Saran 15
DAFTAR ACUAN 16
LAMPIRAN 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan 8
Gambar 2 Persiapan arak-arakan 9
Gambar 3 Arak-arakan menuju Blumbang 9
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang 11
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang 11
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang 12
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan 14
Gambar 8 Peneliti saat Bedah Blumbang 17
Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun 17
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun 17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang
beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau
Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-
masing yang berbeda-beda
Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan
oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang
ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap
melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada
dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa
Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah
diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki
ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk
menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun
dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan
mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya
memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara
pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan
keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati
walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang
dilakukan di daerah-daerah
Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya
yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun
Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya
dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun
Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti
Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini
Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun
Gintungan ini
12 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun
dengan rumusan masalah sebagai berikut
- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun
13 Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang
terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar
dan masih dilestarikan hingga saat ini
14 Tinjauan Teori
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian
Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni
susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan
kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang
diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan
bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-
temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan
bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan
daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut
Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul
dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya
menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi
Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang
dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada
disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya
melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu
tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain
Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata
merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti
dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan
sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur
yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun
maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup
masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman
Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam
kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat
dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status
sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan
budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan
juga mendoakan para leluhur
15 Metode Penelitian
151 Jenis Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam
penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari subyek itu sendiri
152 Objek Kajian Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun
atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan
setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut
perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan
Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat
langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh
agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu
Marjian
153 Metode Pengambilan Data
a Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek
menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan
lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan
merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan
merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
14 Tinjauan Teori 2
15 Metode Penelitian 4
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 6
21 Wujud Budaya Konsep 6
22 Wujud Budaya Tindakan 7
23 Wujud Budaya Artefak 13
BAB III PENUTUP 15
31 Kesimpulan 15
32 Saran 15
DAFTAR ACUAN 16
LAMPIRAN 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan 8
Gambar 2 Persiapan arak-arakan 9
Gambar 3 Arak-arakan menuju Blumbang 9
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang 11
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang 11
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang 12
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan 14
Gambar 8 Peneliti saat Bedah Blumbang 17
Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun 17
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun 17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang
beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau
Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-
masing yang berbeda-beda
Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan
oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang
ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap
melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada
dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa
Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah
diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki
ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk
menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun
dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan
mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya
memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara
pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan
keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati
walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang
dilakukan di daerah-daerah
Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya
yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun
Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya
dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun
Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti
Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini
Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun
Gintungan ini
12 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun
dengan rumusan masalah sebagai berikut
- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun
13 Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang
terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar
dan masih dilestarikan hingga saat ini
14 Tinjauan Teori
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian
Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni
susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan
kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang
diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan
bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-
temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan
bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan
daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut
Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul
dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya
menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi
Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang
dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada
disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya
melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu
tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain
Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata
merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti
dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan
sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur
yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun
maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup
masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman
Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam
kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat
dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status
sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan
budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan
juga mendoakan para leluhur
15 Metode Penelitian
151 Jenis Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam
penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari subyek itu sendiri
152 Objek Kajian Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun
atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan
setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut
perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan
Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat
langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh
agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu
Marjian
153 Metode Pengambilan Data
a Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek
menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan
lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan
merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan
merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan 8
Gambar 2 Persiapan arak-arakan 9
Gambar 3 Arak-arakan menuju Blumbang 9
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang 11
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang 11
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang 12
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan 14
Gambar 8 Peneliti saat Bedah Blumbang 17
Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun 17
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun 17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang
beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau
Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-
masing yang berbeda-beda
Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan
oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang
ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap
melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada
dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa
Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah
diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki
ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk
menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun
dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan
mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya
memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara
pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan
keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati
walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang
dilakukan di daerah-daerah
Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya
yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun
Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya
dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun
Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti
Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini
Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun
Gintungan ini
12 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun
dengan rumusan masalah sebagai berikut
- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun
13 Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang
terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar
dan masih dilestarikan hingga saat ini
14 Tinjauan Teori
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian
Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni
susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan
kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang
diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan
bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-
temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan
bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan
daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut
Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul
dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya
menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi
Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang
dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada
disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya
melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu
tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain
Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata
merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti
dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan
sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur
yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun
maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup
masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman
Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam
kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat
dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status
sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan
budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan
juga mendoakan para leluhur
15 Metode Penelitian
151 Jenis Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam
penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari subyek itu sendiri
152 Objek Kajian Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun
atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan
setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut
perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan
Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat
langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh
agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu
Marjian
153 Metode Pengambilan Data
a Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek
menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan
lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan
merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan
merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang
beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau
Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-
masing yang berbeda-beda
Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan
oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang
ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap
melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada
dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa
Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah
diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki
ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk
menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun
dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan
mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya
memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara
pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan
keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati
walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang
dilakukan di daerah-daerah
Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya
yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun
Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya
dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun
Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti
Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini
Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun
Gintungan ini
12 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun
dengan rumusan masalah sebagai berikut
- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun
13 Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang
terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar
dan masih dilestarikan hingga saat ini
14 Tinjauan Teori
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian
Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni
susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan
kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang
diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan
bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-
temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan
bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan
daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut
Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul
dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya
menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi
Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang
dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada
disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya
melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu
tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain
Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata
merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti
dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan
sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur
yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun
maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup
masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman
Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam
kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat
dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status
sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan
budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan
juga mendoakan para leluhur
15 Metode Penelitian
151 Jenis Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam
penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari subyek itu sendiri
152 Objek Kajian Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun
atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan
setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut
perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan
Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat
langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh
agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu
Marjian
153 Metode Pengambilan Data
a Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek
menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan
lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan
merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan
merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti
Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini
Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun
Gintungan ini
12 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun
dengan rumusan masalah sebagai berikut
- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun
- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun
13 Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang
terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar
dan masih dilestarikan hingga saat ini
14 Tinjauan Teori
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian
Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni
susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan
kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang
diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan
bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-
temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan
bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan
daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut
Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul
dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya
menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi
Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang
dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada
disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya
melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu
tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain
Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata
merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti
dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan
sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur
yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun
maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup
masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman
Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam
kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat
dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status
sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan
budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan
juga mendoakan para leluhur
15 Metode Penelitian
151 Jenis Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam
penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari subyek itu sendiri
152 Objek Kajian Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun
atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan
setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut
perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan
Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat
langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh
agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu
Marjian
153 Metode Pengambilan Data
a Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek
menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan
lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan
merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan
merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-
temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan
bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan
daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut
Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul
dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya
menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi
Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang
dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada
disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya
melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu
tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain
Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata
merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti
dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan
sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur
yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun
maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup
masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman
Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam
kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat
dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status
sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan
budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan
juga mendoakan para leluhur
15 Metode Penelitian
151 Jenis Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam
penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari subyek itu sendiri
152 Objek Kajian Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun
atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan
setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut
perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan
Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat
langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh
agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu
Marjian
153 Metode Pengambilan Data
a Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek
menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan
lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan
merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan
merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
15 Metode Penelitian
151 Jenis Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam
penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat
diamati dari subyek itu sendiri
152 Objek Kajian Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun
atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan
setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut
perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan
Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat
langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh
agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu
Marjian
153 Metode Pengambilan Data
a Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek
menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan
lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati
kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan
merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan
merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
b Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara
langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid
Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul
tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini
bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam
penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun
Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron
c Instrumen Penelitian
1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili
tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone
smartfren G1 dan kamera DSLR
2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w
dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)
3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti
menggunakan laptop asus
154 Analisis Data
Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis
data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis
terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala
dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan
penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan
judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Wujud Budaya Konsep
211 Tujuan Merti Dusun
Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun
sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya
sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan
oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan
maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata
pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang
cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat
mereka gagal panen
Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-
masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6
Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk
melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan
adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga
membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam
hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi
warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan
malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan
terus dilestarikan
212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun
Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara
yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek
moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut
Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang
Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada
leluhur
Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang
dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu
tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada
persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang
Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat
bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan
mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya
Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat
nenek moyang warga dusun Gintungan
22 Wujud Budaya Tindakan
221 Slametan
Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara
slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron
sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan
bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu
tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara
slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang
mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk
menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat
222 Arak-arakan
Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling
dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah
kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga
turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi
tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan
hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-
arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam
memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan
ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya
apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan
juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka
masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi
tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai
dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi
dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan
saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara
ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti
dusun
Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
Gambar 2 Persiapan arak-arakan
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang
(Foto Yulianto 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
223 Bedah Blumbang
Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut
dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga
sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih
sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang
disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara
merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan
atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan
diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah
nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun
kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang
Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan
Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air
blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga
Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para
warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih
dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang
dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa
serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari
anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur
Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan
ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga
lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan
lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang
mendapatkan udang dan kepiting
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang
(Foto Yulianto 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang
(Foto Winda 2015)
224 Wayangan
Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang
hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun
Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah
blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang
dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah
sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang
menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih
banyak peminatnya
Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para
penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata
(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun
ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan
kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat
membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang
dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda
Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan
seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak
yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan
wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat
23 Wujud Budaya Artefak
231 Ubo Rampe
Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang
biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut
antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape
ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah
pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada
tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani
ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok
tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang
timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan
dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung
dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung
menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6
Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang
dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo
rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena
memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu
232 Hasil karya yang diarak keliling desa
Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-
barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil
karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat
karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk
arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk
mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan
miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain
Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan
(Foto Yulianto 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari
upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu
merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan
Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi
ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan
sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan
Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat
menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga
32 Saran
Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan
zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan
budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga
masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti
dusun
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
DAFTAR ACUAN
Internet
Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan
httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat
httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1
Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000
Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun
httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700
Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan
httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736
Narasumber
Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang
Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)
LAMPIRAN
Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun
(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)
Gambar 10 Foto bersama kepala dusun
(Foto Winda 2015)