wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

21
MERTI DUSUN DI DUSUN GINTUNGAN Disusun untuk memenuhi tugas Wawasan Budaya Nusantara (MKK00162) Program Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam Oleh : WINDA SETYA MARDIANI NIM.14148128 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2015

Transcript of wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

Page 1: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

MERTI DUSUN

DI DUSUN GINTUNGAN

Disusun untuk memenuhi tugas Wawasan Budaya Nusantara (MKK00162)

Program Studi Televisi dan Film

Jurusan Seni Media Rekam

Oleh

WINDA SETYA MARDIANI

NIM14148128

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga paper ini

dapat selesai tepat waktu Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata

kuliah Wawasan Budaya Nusantara bapak Ranang Agung S SPd MSn yang telah membantu

merevisi paper ini sehingga menjadi lebih baik Tak lupa penulis juga mengucapan terimakasih

kepada bapak Imron selaku bekel dusun Gintungan bapak Marjian sebagai narasumber orangtua

dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk

menyelesaikan paper ini

Paper ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui wujud budaya yang terdapat dalam

upacara adat merti dusun Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

Penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna Penulis berharap ada kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipahami oleh pembacanya Kami

mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak salah dan kekurangan

Surakarta 5 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

14 Tinjauan Teori 2

15 Metode Penelitian 4

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 6

21 Wujud Budaya Konsep 6

22 Wujud Budaya Tindakan 7

23 Wujud Budaya Artefak 13

BAB III PENUTUP 15

31 Kesimpulan 15

32 Saran 15

DAFTAR ACUAN 16

LAMPIRAN 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan 8

Gambar 2 Persiapan arak-arakan 9

Gambar 3 Arak-arakan menuju Blumbang 9

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang 11

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang 11

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang 12

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan 14

Gambar 8 Peneliti saat Bedah Blumbang 17

Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun 17

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun 17

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang

beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau

Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-

masing yang berbeda-beda

Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan

oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya

masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang

ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap

melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada

dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa

Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah

diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki

ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk

menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun

dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan

mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya

memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara

pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan

keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati

walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang

dilakukan di daerah-daerah

Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya

yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun

Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya

dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun

Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti

Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini

Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun

Gintungan ini

12 Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun

dengan rumusan masalah sebagai berikut

- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun

13 Tujuan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang

terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar

dan masih dilestarikan hingga saat ini

14 Tinjauan Teori

Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang

merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan

diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian

Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni

susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas

meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan

kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang

diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan

bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-

temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan

bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan

daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut

Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul

dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya

menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi

Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang

dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada

disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya

melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu

tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain

Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata

merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti

dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan

sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur

yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun

maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup

masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman

Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam

kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat

dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status

sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan

budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan

juga mendoakan para leluhur

15 Metode Penelitian

151 Jenis Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam

penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat

diamati dari subyek itu sendiri

152 Objek Kajian Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun

atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan

setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut

perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan

Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat

langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh

agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu

Marjian

153 Metode Pengambilan Data

a Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek

menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan

lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati

kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan

merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan

merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 2: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga paper ini

dapat selesai tepat waktu Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata

kuliah Wawasan Budaya Nusantara bapak Ranang Agung S SPd MSn yang telah membantu

merevisi paper ini sehingga menjadi lebih baik Tak lupa penulis juga mengucapan terimakasih

kepada bapak Imron selaku bekel dusun Gintungan bapak Marjian sebagai narasumber orangtua

dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk

menyelesaikan paper ini

Paper ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui wujud budaya yang terdapat dalam

upacara adat merti dusun Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

Penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna Penulis berharap ada kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipahami oleh pembacanya Kami

mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak salah dan kekurangan

Surakarta 5 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

14 Tinjauan Teori 2

15 Metode Penelitian 4

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 6

21 Wujud Budaya Konsep 6

22 Wujud Budaya Tindakan 7

23 Wujud Budaya Artefak 13

BAB III PENUTUP 15

31 Kesimpulan 15

32 Saran 15

DAFTAR ACUAN 16

LAMPIRAN 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan 8

Gambar 2 Persiapan arak-arakan 9

Gambar 3 Arak-arakan menuju Blumbang 9

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang 11

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang 11

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang 12

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan 14

Gambar 8 Peneliti saat Bedah Blumbang 17

Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun 17

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun 17

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang

beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau

Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-

masing yang berbeda-beda

Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan

oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya

masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang

ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap

melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada

dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa

Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah

diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki

ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk

menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun

dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan

mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya

memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara

pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan

keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati

walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang

dilakukan di daerah-daerah

Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya

yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun

Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya

dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun

Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti

Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini

Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun

Gintungan ini

12 Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun

dengan rumusan masalah sebagai berikut

- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun

13 Tujuan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang

terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar

dan masih dilestarikan hingga saat ini

14 Tinjauan Teori

Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang

merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan

diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian

Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni

susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas

meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan

kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang

diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan

bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-

temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan

bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan

daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut

Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul

dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya

menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi

Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang

dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada

disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya

melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu

tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain

Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata

merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti

dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan

sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur

yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun

maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup

masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman

Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam

kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat

dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status

sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan

budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan

juga mendoakan para leluhur

15 Metode Penelitian

151 Jenis Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam

penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat

diamati dari subyek itu sendiri

152 Objek Kajian Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun

atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan

setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut

perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan

Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat

langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh

agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu

Marjian

153 Metode Pengambilan Data

a Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek

menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan

lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati

kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan

merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan

merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 3: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

14 Tinjauan Teori 2

15 Metode Penelitian 4

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 6

21 Wujud Budaya Konsep 6

22 Wujud Budaya Tindakan 7

23 Wujud Budaya Artefak 13

BAB III PENUTUP 15

31 Kesimpulan 15

32 Saran 15

DAFTAR ACUAN 16

LAMPIRAN 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan 8

Gambar 2 Persiapan arak-arakan 9

Gambar 3 Arak-arakan menuju Blumbang 9

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang 11

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang 11

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang 12

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan 14

Gambar 8 Peneliti saat Bedah Blumbang 17

Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun 17

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun 17

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang

beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau

Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-

masing yang berbeda-beda

Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan

oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya

masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang

ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap

melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada

dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa

Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah

diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki

ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk

menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun

dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan

mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya

memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara

pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan

keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati

walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang

dilakukan di daerah-daerah

Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya

yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun

Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya

dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun

Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti

Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini

Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun

Gintungan ini

12 Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun

dengan rumusan masalah sebagai berikut

- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun

13 Tujuan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang

terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar

dan masih dilestarikan hingga saat ini

14 Tinjauan Teori

Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang

merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan

diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian

Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni

susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas

meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan

kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang

diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan

bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-

temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan

bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan

daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut

Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul

dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya

menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi

Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang

dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada

disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya

melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu

tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain

Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata

merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti

dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan

sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur

yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun

maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup

masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman

Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam

kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat

dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status

sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan

budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan

juga mendoakan para leluhur

15 Metode Penelitian

151 Jenis Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam

penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat

diamati dari subyek itu sendiri

152 Objek Kajian Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun

atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan

setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut

perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan

Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat

langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh

agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu

Marjian

153 Metode Pengambilan Data

a Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek

menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan

lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati

kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan

merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan

merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 4: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan 8

Gambar 2 Persiapan arak-arakan 9

Gambar 3 Arak-arakan menuju Blumbang 9

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang 11

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang 11

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang 12

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan 14

Gambar 8 Peneliti saat Bedah Blumbang 17

Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun 17

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun 17

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang

beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau

Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-

masing yang berbeda-beda

Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan

oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya

masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang

ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap

melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada

dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa

Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah

diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki

ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk

menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun

dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan

mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya

memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara

pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan

keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati

walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang

dilakukan di daerah-daerah

Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya

yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun

Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya

dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun

Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti

Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini

Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun

Gintungan ini

12 Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun

dengan rumusan masalah sebagai berikut

- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun

13 Tujuan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang

terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar

dan masih dilestarikan hingga saat ini

14 Tinjauan Teori

Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang

merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan

diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian

Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni

susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas

meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan

kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang

diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan

bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-

temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan

bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan

daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut

Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul

dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya

menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi

Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang

dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada

disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya

melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu

tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain

Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata

merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti

dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan

sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur

yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun

maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup

masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman

Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam

kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat

dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status

sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan

budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan

juga mendoakan para leluhur

15 Metode Penelitian

151 Jenis Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam

penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat

diamati dari subyek itu sendiri

152 Objek Kajian Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun

atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan

setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut

perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan

Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat

langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh

agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu

Marjian

153 Metode Pengambilan Data

a Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek

menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan

lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati

kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan

merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan

merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 5: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang

beragam terutama di pulau Jawa Banyak kebudayaan yang dapat ditemukan di pulau

Jawa salah satunya adalah di Jawa Tengah Setiap daerah memiliki kebudayaan masing-

masing yang berbeda-beda

Di zaman yang modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan

oleh masyarakat Masyarakat biasanya cenderung memilih sibuk dengan pekerjaannya

masing-masing Banyak juga generasi muda yang kurang mengetahui kebudayaan yang

ada disekitar mereka Meskipun begitu ada beberapa daerah yang masih tetap

melestarikan budaya nenek moyang mereka Salah satu budaya yang sudah jarang ada

dimasyarakat adalah kegiatan merti dusun atau biasa disebut Sedekah Desa

Merti Dusun merupakan kebudayaan bersih desa yang dilaksanakan sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang telah

diberikan-Nya Karunia yang diberikan dapat berupa keselamatan kesejahteraan rezeki

ataupun ketentraman hidup Merti Dusun juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk

menyambung tali silaturahmi juga saling menghormati antar masyarakat Merti Dusun

dalam hal ini dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat dari rutinitas kegiatan

mereka sehari-hari Tata cara dalam pelaksanaan merti dusun disetiap daerahnya

memiliki ciri khas masing-masing Tetapi di beberapa tempat ada yang tata cara

pelaksanaannya sama Biasanya kegiatan merti dusun ini diawali dengan arak-arakan

keliling desa dan diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit Pejabat tinggi seperti bupati

walikota pun menghadiri acara merti dusun ini karena merti dusun memang sudah jarang

dilakukan di daerah-daerah

Kegiatan merti dusun ini menarik untuk diangkat dengan tata cara pelaksanaannya

yang berbeda disetiap daerahnya Salah satunya yaitu merti dusun yang ada didusun

Gintungan Merti Dusun didusun Gintungan ini memiliki kekhasan tersendiri misalnya

dengan adanya acara Bedah Blumbang setelah diadakannya arak-arakan keliling dusun

Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti

Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini

Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun

Gintungan ini

12 Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun

dengan rumusan masalah sebagai berikut

- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun

13 Tujuan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang

terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar

dan masih dilestarikan hingga saat ini

14 Tinjauan Teori

Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang

merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan

diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian

Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni

susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas

meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan

kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang

diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan

bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-

temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan

bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan

daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut

Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul

dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya

menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi

Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang

dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada

disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya

melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu

tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain

Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata

merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti

dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan

sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur

yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun

maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup

masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman

Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam

kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat

dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status

sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan

budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan

juga mendoakan para leluhur

15 Metode Penelitian

151 Jenis Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam

penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat

diamati dari subyek itu sendiri

152 Objek Kajian Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun

atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan

setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut

perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan

Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat

langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh

agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu

Marjian

153 Metode Pengambilan Data

a Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek

menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan

lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati

kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan

merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan

merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 6: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

Masyarakat dusun Gintungan ini masih tetap melestarikan tradisi upacara adar merti

Dusun ini meskipun didaerah-daerah lain sudah jarang diadakan kegiatan seperti ini

Sebelumnya juga belum ada yang melakukan penelitian tentang merti dusun di dusun

Gintungan ini

12 Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya pada tradisi merti dusun

dengan rumusan masalah sebagai berikut

- Bagaimana wujud budaya konsepide pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya tindakankegiatan pada tradisi merti dusun

- Bagaimana wujud budaya artefakfisik pada tradisi merti dusun

13 Tujuan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan wujud budaya yang

terdapat pada tradisi merti dusun Selain itu makalah ini juga dibuat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai tradisi upacara adat yang ada disekitar

dan masih dilestarikan hingga saat ini

14 Tinjauan Teori

Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah yang

merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal Kebudayaan

diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal Pengertian

Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan keyakinan seni

susila hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian luas

meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks meliputi pengetahuan

kepercayaan seni moral hukum adat-istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang

diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 189719) Koentjaraningrat mengatakan

bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-

temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan

bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan

daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut

Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul

dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya

menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi

Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang

dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada

disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya

melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu

tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain

Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata

merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti

dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan

sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur

yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun

maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup

masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman

Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam

kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat

dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status

sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan

budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan

juga mendoakan para leluhur

15 Metode Penelitian

151 Jenis Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam

penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat

diamati dari subyek itu sendiri

152 Objek Kajian Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun

atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan

setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut

perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan

Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat

langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh

agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu

Marjian

153 Metode Pengambilan Data

a Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek

menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan

lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati

kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan

merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan

merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 7: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi adalah adat kebiasaan turun-

temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau anggapan

bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Jawa merupakan

daerah yang masih kental dengan tradisi dan tetap dilestarikan hingga saat ini Menurut

Hanafi tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat kemudian masyarakat muncul

dan dipengaruhi oleh tradisi Tradisi pada mulanya merupakan musabab namun akhirnya

menjadi konklusi dan premis isi dan bentuk efek dan aksi pengaruh dan mempengaruhi

Menurut Faisal Muchtar dalam artikelnya upacara adat adalah suatu upacara yang

dilakukan secara turun temurun yang berlaku disuatu daerah Upacara adat yang ada

disetiap daerah tidak lepas dari unsur sejarah Masyarakat menjelaskan masalalunya

melalui upacara Dengan adanya upacara kita dapat melacak tentang asal-usul baik itu

tempat tokoh suatu benda kejadian alam dan lain-lain

Menurut Hamzah Safirsquoi Saifuddin dalam jurnalnya merti dusun berasal dari kata

merti dalam bahasa Jawa yang artinya memetri atau memelihara Dengan demikian merti

dusun mengandung pengertian memelihara dusun menjaga dan melestarikan dengan

sebaik mungkin Upacara merti dusun merupakan upacara tradisi warisan budaya leluhur

yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki maksud dan tujuan tertentu Adapun

maksud dan tujuannya antara lain sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup

masyarakat serta memberikan rezeki melalui hasil tanaman

Upacara merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar warga dalam

kehidupan bermasyarakat Dengan adanya upacara merti dusun ini seluruh masyarakat

dusun Gintungan dapat berkumpul menjadi satu disuatu tempat tanpamembedakan status

sosial status ekonomi agama dan lain-lain Dalam acara ini masyarakat mengamalkan

budi pekerti yang luhur yaitu berdoa bersama kepada Tuhan untuk kebaikan bersama dan

juga mendoakan para leluhur

15 Metode Penelitian

151 Jenis Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam

penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat

diamati dari subyek itu sendiri

152 Objek Kajian Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun

atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan

setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut

perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan

Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat

langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh

agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu

Marjian

153 Metode Pengambilan Data

a Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek

menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan

lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati

kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan

merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan

merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 8: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

15 Metode Penelitian

151 Jenis Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

Kegiatan penelitian merti dusun di dusun Gintungan ini dilakukan menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Menurut Arif Furhan dalam

penelitiannya pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat

diamati dari subyek itu sendiri

152 Objek Kajian Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kegiatan merti dusun

atau masyarakat kadang menyebutnya dengan sedekah desa yang dilaksanakan

setiap tahun sekali Kegiatan merti dusun ini biasanya dilakukan menurut

perhitungan Jawa yaitu di bulan Rajab di dusun Gintungan desa Gogik

Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Penelitian ini akan membahas

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun yang ada di dusun Gintungan

Penelitian ini memilih informan-informan yang mengerti dan terlibat

langsung dalam kegiatan merti dusun tersebut Informan tersebut antara lain tokoh

agama dan kepala dusun Gintungan yaitu Imron dan warga dusun Gintungan yaitu

Marjian

153 Metode Pengambilan Data

a Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati suatu hal atau objek

menggunakan seluruh indera manusia misalnya penglihatan pendengarandan

lain-lain Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mengamati

kegiatan merti dusun yang sedang berlangsung dan mengambil gambar kegiatan

merti dusun yang ada di dusun Gintungan Obyek yang diteliti yaitu kegiatan

merti dusun mulai dari tahapan awal hingga akhir

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 9: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

b Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi dari narasumber Dengan menggunakan wawancara

langsung dengan narasumber peneliti bisa mendapatkan data yang valid

Narasumber yang dipilih oleh peneliti merupakan orang yang mengerti betul

tentang tata cara pelaksanaan merti dusun ini

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber Namun pertanyaan ini

bersifat dinamis yaitu dapat berubah sesuai dengan kondisi dilapangan Dalam

penelitian ini narasumber yang dipilih yaitu tokoh agama dan kepala dusun

Gintungan atau ketua pelaksana merti dusun Imron

c Instrumen Penelitian

1) Foto kegiatan yang dapat memberikan gambaran atau visual yang mewakili

tentang proses upacara merti dusun Foto-foto ini diambil dengan handphone

smartfren G1 dan kamera DSLR

2) Catatan wawancara Wawancara diambil menggunakan handphone oppo a11w

dan menggunakan perlengkapan alat tulis (kertas dan bolpoint)

3) Untuk melakukan penyatuan data dan penulisan penelitian peneliti

menggunakan laptop asus

154 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan maka menganalisis

data berarti menguraikan data sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik

kesimpulan Setelah data penelitian sudah terkumpul peneliti melakukan analisis

terhadap sumber data yang diperoleh dari informan yaitu dari tokoh agamakepala

dusun dan pelaku dalam upacara merti dusun Pada tahap ini penulis melakukan

penafsiran dan analisis data yang telah diperoleh yang ada hubungannya dengan

judul yang diangkat kemudian melakukan penyatuan data

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 10: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Wujud Budaya Konsep

211 Tujuan Merti Dusun

Merti Dusun merupakan upacara tradisional yang dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh masyarakat dusun Gintungan Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya

sebagai wujud rasa syukur masyarakat dusun Gintungan atas rahmat yang diberikan

oleh Tuhan dalam bentuk kesejahteraan melimpahnya hasil pertanian keselamatan

maupun ketentraman hidup Mayoritas penduduk dusun Gintungan memiliki mata

pencaharian bertani karena didusun ini memang masih banyak lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk bercocok tanam Hasil tani mereka setiap tahunnya memang

cukup baik tetapi terkadang juga kurang baik karena adanya hama yang membuat

mereka gagal panen

Masyarakat Gintungan percaya dengan diadakannya merti dusun masalah-

masalah seperti ini akan berkurang Selain itu menurut Imron (wawancara tanggal 6

Desember 2015) merti dusun ini dilakukan rutin setiap satu tahun sekali untuk

melestarikan atau nguri-uri kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dulu Dengan

adanya acara seperti merti dusun ini dapat mempererat tali silarurahmi antar warga

membangun kebersamaan saling gotong royong dan peduli akan lingkungan dalam

hidup bermasyarakat Pelaksanaan upacara ini juga dapat memberikan hiburan bagi

warga dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang diadakan pada siang hari dan

malam hari Selama upacara ini tidak melenceng dari agama maka tradisi ini akan

terus dilestarikan

212 Filosofi Makna Upacara Merti Dusun

Dalam masyarakat dusun Gintungan upacara merti dusun merupakan upacara

yang sakral Masyarakat percaya upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan nenek

moyang yang masih menjaga dan melindungi dusun Gintungan Tetapi menurut

Imron (wawancara tanggal 6 Desember 2015) mengatakan bahwa upacara ini

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 11: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

dilakukan hanya untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan nenek moyang

Upacara ini dilakukan juga untuk mendoakan arwah leluhur dan bukan berdoa kepada

leluhur

Imron juga mengatakan dalam tata cara pelaksanaannya pun tidak ada hal yang

dikhususkan semua tahapannya sama seperti merti dusun kebanyakan Tetapi ada satu

tahap yang memang agak berbeda yaitu bedah blumbang Dalam tahapan ini ada

persyaratan tersendiri bagi masyarakat yang ikut sera dalam bedah blumbang

Persyaratan untuk masyarakat yang berpartisipasi yaitu tidak boleh marah saat

bermain lempar lumpur Karena apabila ada yang marah konon orang tersebut akan

mengalami kesurupan Menurut Marjian salah seorang warga dusun Gintungan

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) dahulu blumbang memang ada penunggunya

Didekat blumbang ada pohon besar yang bernama pohon gintung dan disitulah tempat

nenek moyang warga dusun Gintungan

22 Wujud Budaya Tindakan

221 Slametan

Tahapan yang pertama dalam upacara merti dusun ini adalah slametan Pada acara

slametan ini warga dusun Gintungan membawa nasi bakul ke rumah pak Imron

sebagai bekel atau kepala dusun Kemudian nasi bakul yang sudah dibawa dimakan

bersama oleh warga yang hadir Sebelum memakan nasi bakul tersebut salah satu

tokoh agama yaitu Imron juga sebagai kepala dusun memimpin doa Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Menurut Imron acara

slametan ini tidak ada tujuan khusus ataupun persyaratan khusus untuk warga yang

mengikutinya Slametan ini diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan untuk

menambah kerukunan dalam hidup bermasyarakat

222 Arak-arakan

Setelah acara slametan selesai kegiatan selanjutnya yaitu arak-arakan keliling

dusun Kegiatan arak-arakan ini dimulai dengan berkumpulnya masyarakat dirumah

kepala dusun Para perangkat desa seperti kepala dusun dan kepala desalurah juga

turut serta dalam acara arak-arakan ini Setiap RT membuat sebuah karya yang dibawa

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 12: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

pada saat arak-arakan Barang-barang yang diarak dalam tahapan ini yaitu nasi

tumpeng dan ingkung hasil bumi yang dihias menyerupai tumpeng gagar mayang dan

hasil karya yang sudah dibuat tiap-tiap RT Nasi tumpeng dan ingkung untuk arak-

arakan ini dibuat oleh ibu-ibu antar RT Mereka saling bergotong royong dalam

memasak nasi kuning untuk tumpeng dan juga membuat ingkung Adanya arak-arakan

ini dapat membuat warga dusun Gintungan menjadi kreatif dalam memikirkan karya

apa yang bisa ditampilkan RT mereka untuk ikut berpartisipasi Peserta arak-arakan

juga mengenakan kostum yang telah mereka sepakati sebelumnya sesuai RT mereka

masing-masing Misalnya ada yang membuat kapalperahu reogjaranan patung sapi

tiruan orang sedang membajak sawah dan lain-lain Urutan penempatannya dimulai

dari RT 01 runtut kebelakang sampai RT 07 Semua warga pun ikut berpartisipasi

dalam tahapan ini mulai dari anak kecil hingga lansia Tidak hanya warga Gintungan

saja yang memeriahkan acra ini tetapi warga dari desa lain pun ikut meramaikan acara

ini Mereka sengaja berbondong-bondong untuk menonton prosesi upacara merti

dusun

Gambar 1 Jaranan untuk arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 13: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

Gambar 2 Persiapan arak-arakan

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 3 Arak-arakan menuju blumbang

(Foto Yulianto 2015)

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 14: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

223 Bedah Blumbang

Di dusun Gintungan ini terdapat bendungan seperti danau yang biasa disebut

dengan blumbang oleh warga Gintungan Blumbang ini dimanfaatkan oleh warga

sebagai sumber pengairan untuk sawah mereka Sampai saat ini pun fungsinya masih

sama Terkadang ada beberapa anak-anak kecil yang bermain-main dan berenang

disana Setiap satu tahun sekali blumbang ini selalu dibedah yaitu pada saat upacara

merti dusun Sebelum acara bedah blumbang dilaksanakan diadakan acara bancakan

atau makan bersama menggunakan daun pisang dan makanan untuk bancakan

diletakkan pada daun pisang yang sudah ditata berjejer Makanan bancakan ini adalah

nasi gecok Nasi gecok merupakan nasi putih biasa dengan lauk yang terbuat dari daun

kenikir dicampur dengan sambal kelapa dan ayam bakar yang sudah dicincang

Setelah acara bancakan blumbang akan diisi dengan ikan yang sudah disiapkan

Kemudian penutup blumbang akan dibuka agar air didalam blumbang berkurang Air

blumbang tersebut dialirkan ke sawah-sawah warga

Setelah blumbang kering airnya atau sudah terlihat dasarnya kemudian para

warga masuk kedalam blumbang untuk menangkap ikan-ikan yang sudah terlebih

dahulu dimasukkan ke blumbang Warga menggunakan berbagai macam alat yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan Misalnya dengan jaring saringan kelapa

serok dan lain-lain Pada tahapan ini semua warga ikut berpartisipasi mulai dari

anak-anak hingga orang tua laki-laki dan perempuan semuanya dapat membaur

Uniknya dalam acara bedah blumbang ini setiap warga yang berhasil mendapatkan

ikan akan terkena semprotan lumpur yang diambil dari blumbang tersebut oleh warga

lainnya Terkadang bukan ikan yang didapat tapi malah hanya terkena semprotan

lumpur Disitulah keseruan dalam acara bedah blumbang ini Ada juga yang

mendapatkan udang dan kepiting

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 15: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

Gambar 4 Persiapan Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

Gambar 5 Para pejabat duduk disebelah Blumbang

(Foto Yulianto 2015)

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 16: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

Gambar 6 Prosesi Bedah Blumbang

(Foto Winda 2015)

224 Wayangan

Acara yang terakhir yaitu wayangan Acara wayangan ini diadakan pada siang

hari dan malam hari Wayangan bertujuan sebagai hiburan untuk warga dusun

Gintungan Setelah seharian warga melaksanakan arak-arakan hingga bedah

blumbang akhirnya mereka mendapat hiburan berupa pertunjukan wayang yang

dilaksanakan semalaman suntuk Menurut Marjian wayangan ini memang sudah

sejak dulu menjadi acara puncak dari upacara merti dusun Meskipun saat ini wayang

menjadi pertunjukan yang hamper ditinggalkan tetapi di dusun Gintungan ini masih

banyak peminatnya

Dengan adanya pertunjukan wayang ini juga dapat mendatangkan rejeki bagi para

penjual yang biasa berjualan di tempat-tempat pertunjukan Imron juga berkata

(wawancara tanggal 16 Desember 2015) bahwa sebisa mungkin upacara merti dusun

ini dapat memberikan manfaat bagi warga Baik itu untuk perekonomian hiburan

kebersamaan antar warga dan lain-lain Jadi warga yang menonton wayang dapat

membeli berbagai makanan dan barang-barang yang dijual saat pertunjukan wayang

dilakukan Dalang yang didatangkan setiap pertunjukan berbeda-beda

Menurut Imron (wawancara pada tanggal 6 Desember 2015) wayang merupakan

seni budaya Jawa Dengan adanya pertunjukan wayang ini dimaksudkan untuk

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 17: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

memperingatkan khususnya warga Gintungan dalam bertindak haruslah bertindak

yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk Isi dari cerita dalam pertunjukan

wayang ini tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dalam hidup bermasyarakat

23 Wujud Budaya Artefak

231 Ubo Rampe

Dalam upacara merti dusun di dusun Gintungan ini ada beberapa ubo rampe yang

biasanya diletakkan di bawah pohon Gintung Menurut Marjian ubo rampe tersebut

antara lain nasi tumpeng bebek putih yang dijadikan ingkung kembang wangi tape

ketan rokok dan beras kuning Ubo Rampe tersebut kemudian diletakkan dibawah

pohon Gintung yang berada didekat blumbang Dalam tahapan arak-arakan juga ada

tumpeng yang terbuat dari hasil tani warga dusun Gintungan Tumpeng dari hasil tani

ini merupakan wujud syukur warga Gintungan atas keberhasilan dalam bercocok

tanam Hasil tani yang biasanya dibuat tumpeng antara lain padi kacang panjang

timun dan palawija Tumpeng untuk arak-arakan dan tumbeng yang diletakkan

dibawah pohon gintung berbeda Untuk tumpeng arak-arakan menggunakan ingkung

dari ayam sedangkan ingkung pada tumpeng yang diletakkan dibawah pohon gintung

menggunakan ingkung dari bebek putih Imron mengatakan (wawancara tanggal 6

Desember 2015) bahwa ubo rampe ini intinya memiliki nilai luhur kearifan lokal yang

dijadikan pedoman pandangan hidup agar tidak salah dalam melangkah Jadi ubo

rampe ini sebenarnya bukan untuk sesaji melainkan hanya sebagai syarat saja karena

memang sudah turun temurun pelaksanaannya seperti itu

232 Hasil karya yang diarak keliling desa

Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada acara arak-arakan terdapat barang-

barang hasil karya yang dibuat oleh tiap-tiap RT Setiap RT selalu mengeluarkan hasil

karya mereka yang unik-unik dan kreatif Tidak hanya muda mudi saja yang membuat

karya ini tetapi juga bapak-bapak pun turut berpartisipasi dalam membuat karya untuk

arak-arakan Menurut Imron adanya kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk

mendekatkan antara muda-mudi dengan bapak-bapak RT dan menambah kekompakan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 18: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

diantara mereka Adapun kreatifitas yang dihasilkan antara lain kapal-kapalan

miniatur sapi tiruan petani sedang membajak sawah jaranan dan lain-lain

Gambar 7 Pembuatan kapal-kapalan

(Foto Yulianto 2015)

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 19: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

BAB III

PENUTUP

31 Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kebudayaan Mulai dari

upacara adat tarian adat dan lain-lain Salah satu upacara adat yang ada di Indonesia yaitu

merti dusun Seiring perkembangan zaman upacara ini sudah mulai jarang dilaksanakan

Tetapi didusun Gintungan upacara merti dusun ini masih dilakukan setiap tahunnya Tradisi

ini sudah turun temurun dilakukan sejak dahulu Merti Dusun ini dilakukan dengan tujuan

sebagai wujud syukur masyarakat atas keselamatan dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan

Selain itu juga untuk mendoakan arwah para leluhur dusun Gintungan Merti Dusun ini dapat

menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga

32 Saran

Kegiatan seperti merti dusun ini sebaiknya tetap dilestarikan meskipun perkembangan

zaman semakin maju Tradisi yang sudah ditinggalkan nenek moyang tidak boleh

ditinggalkan begitu saja Sebagai generasi muda seharusnya dapat menjaga dan melestarikan

budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu Dengan adanya penelitian ini semoga

masyarakat semakin menjaga dan melestarikan budaya yang ada khususnya upacara merti

dusun

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 20: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

DAFTAR ACUAN

Internet

Ramdhani 2010 Pengertian Kebudayaan

httpwwwartikelsianacom201502pengertian-kebudayaan-definisi-para-ahlihtml

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Faisal Muchtar 2012 Upacara Adat

httpcatatansenibudayablogspotcoid201205definisi-upacara-adathtmlm=1

Diakses pada hari minggu 14 Desember 2015 pukul 1000

Hamzah SafirsquoI Saifuddin 2006 Tradisi Upacara Merti Dusun

httpdigilipuinsbyacid3704Bab202pdf Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0700

Abdul Aziz 2015 Pengertian Kebudayaan

httpabdulaziz96wordpresscom20150322pengertian-kebudayaan Diakses pada hari kamis 17 Desember pukul 0736

Narasumber

Imron 40 tahun Kepala Dusun Gintungan Ungaran Barat Semarang

Marjian 40 tahun petani Gintungan Ungaran Barat Semarang

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)

Page 21: wawasan budaya nusantara tentang merti dusun di dusun Gintungan

LAMPIRAN

Gambar 8 Peneliti saat bedah blumbang Gambar 9 Wawancara dengan kepala dusun

(Foto Winda 2015) (Foto Winda 2015)

Gambar 10 Foto bersama kepala dusun

(Foto Winda 2015)