STUDI PENGEMBANGAN SERTA PENYUSUNAN RENCANA...
-
Upload
phungthien -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of STUDI PENGEMBANGAN SERTA PENYUSUNAN RENCANA...
Rimba Arif Rusmana
NRP 2205 100 051
Dosen Pembimbing
Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng
Ir. TeguhYuwono
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2010
STUDI PENGEMBANGAN SERTA PENYUSUNAN RENCANA
ENERGI DAN KELISTRIKAN DAERAH DI KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW UTARA SULAWESI UTARA
PENDAHULUANLatar Belakang
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang
bernilai 6,8% menyebabkan kebutuhan energi dan tenaga listrik di Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara menjadi besar. Rasio Elektrifikasi 58,64 %.
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sendiri tidak memiliki pembangkit
tenaga listrik.
Saat ini kapasitas pembangkit terpasang pada sistem sebesar 185,2 MW, namun
banyaknya pembangkit yang sudah tua dan mengalami penurunan daya
mengakibatkan kapasitas pembangkit hanya mencapai 143,6 MW. Sementara
itu, belum ada kapasitas cadangan yang cukup untuk mengantisipasi defisit daya
pada saat terjadi gangguan pada mesin pembangkit maupun saat dilakukan
pemeliharaan mesin.
Kebutuhan BBM untuk masyarakat terus meningkat. Hal ini tentunya
membutuhkan perencana energi dan ketenagalistrikan yang lebih komperhensif
dan integral, sehingga mampu mememenuhi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan UU No.30 tahun2009 tentang ketenagalistrikan Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara dapat melakukan usaha penyediaan listrik sendiri
berdasarkan prinsip otonomi daerah.
PENDAHULUANPerumusan Masalah
Dalam pengerjaan tugas akhir ini, permasalahan yang diangkat di atas dibatasi dengan Analisis sebagai berikut:
1. Kondisi eksisting ketenagalistrikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
2. Kondisi Indeks Pembangunan Manusia, resuksi shortfall, tingkatpendidikan, pengeluaran perkapita, dan rasio elektrifikasi diKabupaten Bolaang Mongondow Utara belum diketahui danpotensi pembangunan juga belum diketahui.
3. Peramalan kebutuhan energi listrik hingga 15 tahun mendatang.
4. Penganalisisan Ketersediaan energi baru terbarukan. Pembahasan mengenai energi baru terbarukan dan potensinya
PENDAHULUANPerumusan Masalah
5. Harga jual energi terbarukan yang ada.
6. Penganalisisan keputusan pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terkait pembangunan pembangkit untukpemenuhan kebutuhan listrik yang akan datang.
7. Kebijakan pemerintah dalam penggunaan energi untuk masa mendatang di setiap sektor.
8. Pembahasan dari sisi teknis dibatasi hanya menjelaskan mengenai prinsip kerja dan penggunaan energi baru terbarukan.
9. pembahasan dari sisi ekonomi dibatasi hanya membahas mengenai harga jual dan kemampuan daya beli energi listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan.
PENDAHULUANTujuan
Tujuan dari tugas akhir ini antara lain:
Mencari suatu rujukan tentang sumber energi terbarukan dan kebutuhan energi makro yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebagai acuan penyusunan Rencana Induk Energi dan Ketenagalistrikan.
Memberikan gambaran peluang investasi pengembangan energi dan kelistrikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Sebagai masukan dalam pemenuhan energi listrik di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang mengalami krisis.
PENDAHULUAN Mendapatkan kajian tentang Penyusunan Rencana Induk Energi
dan Ketenagalistrikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
sesuai dengan potensi yang ada di Kabupaten Bolaang Monogndow
Utara.
mencari suatu rujukan tentang sumber energi terbarukan dan
kebutuhan energi makro yang ada di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara sebagai acuan Penyusunan Rencana Induk
Energi dan Ketenagalistrikan.
mendapat pedoman dasar bagi Pemerintah Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara dalam menyusun kebijakan pembangunan dan
pengembangan energi dan kelistrikan.
PENDAHULUANMetodologi
Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
Pengumpulan data sekunder (desk study)
Pra Survey (Pengumpulan Data)
Pengolahan Data
Pendukung Analisis
Analisis Energi dan Ketenagalistrikan
Kajian Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik
TEORI PENUNJANGMetode Regresi Linier Berganda
Regresi adalah salah satu metode untuk membuat persamaan secara matematis
yang paling mewakili hubungan antara X dan Y. Persamaan ini disebut sebagai
persamaan regresi. Parameter yang digunakan dalam perhitungan antara lain:
Pertumbuhan jumlah pelanggan rumah tangga
Pertumbuhan jumlah pelanggan bidang bisnis
Pertumbuhan jumlah pelanggan bidang industri
Pertumbuhan jumlah pelanggan publik
Pertumbuhan jumlah penduduk
Peningkatan PDRB suatu wilayah
Energi yang terjual
Yi= 0+ 1X1i+ 2X2i+…….+ kXki
TEORI PENUNJANGPOTENSI ENERGI TERBARUKAN
Energi Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan
bakteri. Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana
(CH4).
Tabel 1 Kandungan Bahan Kering danVolume Gas yang dihasilkan Setiap Jenis kotoran
JenisBanyak Tinja
(Kg/hari)
Kandungan BK
(%)
Biogas
(m3/kg.BK)
Sapi 28 20 0,023-0,040
Kambing/domba 1,13 26 0,040-0,059
Ayam 0,18 28 0,065-0,116
Itik 0,34 38 0,065-0,116
Babi 1,13 26 0,040-0,059
Manusia 0,25-0,4 23 0,020-0,028
TEORI PENUNJANGEnergi Biogas
Perhitungan:
Produksi kotoran tiap hari:
Sapi dengan populasi N ekor dengan rata-rata produksi kotoran tiap harinya 28 kg/harimaka produksi kotoran sapi adalah:
N x 28 = M kg/hari
Sedangkan kandungan bahan kering untuk kotoran sapi 20% maka kandungan bahankering total untuk kotoran sapi adalah:
M x 0,2 = O kg.BK
Maka potensi biogas dari kotoran sapi adalah:
O x 0,03 = P m3
Dengan demikian potensi biogas dari kotoran sapi di Kecamatan Sangkub dapatmenghasilkan energi listrik sebesar :
P m3 x 1,25 KWh = Q KWh/hari
Energi listrik dalam satu tahun = Q x 365 = R kWh/tahun
TEORI PENUNJANGEnergi Angin Potensi energi angin untuk setiap daerah potensi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
dengan : Pa = Potensi Energi Angin dalam kWh/tahun
=
= Densitas Udara = 1,18 kg/m2
V = kecepatan angin dalam m/detik LDP = Luas (Daerah Potensi) P = Prosentase luas DP yang dipergunakan untuk energi angin al = Luas tangkapan angin dalam m2
= ¼ D2
D = Diameter rotor blade at = Luas lahan yang dibutuhkan untuk 1 (satu) turbin angin dalam m2
1
t
3 aa
100
PLDP
1000
3658v5,0Pa
27
16
TEORI PENUNJANGEnergi Surya Dengan mengetahui radiasi rata-rata suatu daerah bisa dihitung potensi radiasi di suatu
tempat dengan persamaan berikut:
dengan: Ps = Potensi energi surya (MW) Rs = Radiasi harian rata-rata (kW/m2) LDP = Luas daerah potensi (m2) P = Prosentase daerah potensi (%) Jika daya potensi energi radiasi dalam MW dihitung dengan asumsi bahwa dalam 1 hari
energi radiasi selama 8 jam (1/3 hari) Maka persamaan di atas menjadi persamaanberikut:
Jadi dalam setahun energi radiasi yang diterima oleh suatu daerah potensi bisa dihitung dengan persamaan berikut:
100
pLDPRsPs
8
100
pLDPRs
Ps
365100
pLDPRsPs
TEORI PENUNJANGEnergi Gelombang Laut
Energi yang dikandung oleh gelombang laut merupakan penjumlahan dari
energi kinetik dan energi potensial. Besarnya kandungan energi gelombang
dinyatakan dengan persamaan berikut :
dengan :
E = Energi gelombang (J/m)
= Berat jenis air
= 1025 (kg/m2)
H = Tinggi gelombang (m)
g = Gravitasi bumi = 9,8 m/s2
2
HgρE
2
TEORI PENUNJANGEnergi Gelombang Laut Sedangkan daya gelombang dinyatakan dengan persamaan berikut:
dengan : P = Daya gelombang (W/m) T = Perioda gelombang (det) Selanjutnya untuk mengetahui besar energi gelombang dalam jangka waktu
setahun hasil tersebut dikalikan dengan 8760 dengan asumsi bahwa ombaksecara kontinyu ada. Untuk mendapatkan potensi gelombang pada suatuDP, digunakan nilai asumsi. Nilai-nilai asumsi yang dipergunakan dalamperhitungan potensi angin yang menyebabkan gelombang yaitu panjang garispantai (PP) dan besarnya prosentase panjang garis pantai yang dipergunakanuntuk gelombang (P). Dengan demikian, persamaan diatas enjadi persamaanberikut:
dengan : PP = Panjang garis pantai P = Prosentase panjang garis pantai = 1%
8
THgρP
22
100
PPP
1000
36524
8
THgρP
22
ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW UTARA
Dari tahun ke tahun jumlah pelanggan listrik terus mengalami kenaikan.
Selain itu sektor bisnis dan sosial juga mengalami kenaikan dari tahun ketahun.
Tahun
Jumlah Pelanggan Energi
Terjual
(Mwh)
Rumah
TanggaBisnis Industri Publik Total
1999 32,075 1,166 56 978 34,275 55.129
2000 32,891 1,194 55 1,006 35,146 57.994
2001 33,706 1,223 53 1,034 36,016 60.877
2002 34,328 1,205 50 1,088 36,671 63.599
2003 35,099 1,231 50 1,060 37,440 66.080
2004 36,308 1,462 50 1,122 38,942 70.435
2005 37,583 1,321 46 1,144 40,094 72.198
2006 37,793 1,343 45 1,161 40,342 74.945
2007 38,489 1,378 43 1,210 41,120 77.964
2008 39,186 1,412 42 1,235 41,875 80.848
Konsumsi Energi Primer
Jumlah penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara:
69.358 jiwa
Konsumsi energi: 32.397,359 kliter
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kebutuhan energi
primer per kapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
berada diatas energi per kapita Propinsi Sulawesi
Utara, bahkan berada diatas energi per kapita Indonesia.
Kapitaper liter 467,098 69.358
kliter 32.397,359 Kapitaper Energi
Konsumsi Energi Listrik
Jumlah penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara:
69.358 jiwa
Konsumsi energi: 80.848.000 kWh
Dengan demikian dapat diketahui bahwa energi per kapita
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berada diatas energi
per kapita Propinsi Sulawesi Utara, bahkan berada diatas
energi per kapita Indonesia.
Kapitaper kWh 1165,66 69.358
kWh 80.848.000 Kapitaper Energi
Analisis Human Development Indeks dengan Energi dan Kelistrikan
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan daerah dimana rencana
pemanfaatan energi alternatif dilakukan. Dari penyusunan IPM di atas dapat
diketahui beberapa hal antara lain:
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mempunyai IPM Tinggi yaitu 71,84 dan
reduksi shortfallnya rendah yaitu 1,66 sehingga memungkinkan dilakukan
pembangunan di berbagai sektor.
Tingkat pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tergolong rendah
dan dibawah rata-rata yaitu 81,31 sehingga kurang mendukung proses
pembangunan.
Tingkat perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara kurang
baik, pengeluaran perkapita di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara bernilai
Rp. 620.130,00. diharapkan dengan adanya pemanfaatan energi terbarukan
dapat lebih meningkatkan perekonomian di berbagai sektor.
Rasio Elektrifikasi rendah yaitu 58,42% dibandingkan dengan rasio elektrifikasi
Sulawesi Utara yang bernilai 60,15% dan Indonesia yang bernilai 62,42%.
Dengan demikian perlu ada pemanfaatan sumber energi alternatif di Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara yang akan meningkatkan rasio elektrifikasi di
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Makro di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun2007 sebesar 6,80 persen. Laju pertumbuhan ini lebih tinggi jikadibandingkan dengan tahun 2006 yang hanya 4,23 persen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara daritahun 2001 sampai dengan 2007 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Dapat dilihat padaTabel diatas dimana diprediksikan pertumbuhanPDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara untuk beberapa tahunkedepan akan mengalami peningkatan
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Pertumbuhan
Ekonomi (%)3,64 3,98 3,18 3,62 3,98 4,23 6,80
Peramalan PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utaratahun-
tahun berikutnya
Tahun Bolaang Mongondow Utara (Juta Rupiah)
2010 576.971
2011 613.689
2012 650.407
2013 687.125
2014 723.843
2015 760.561
2016 797.279
2017 833.997
2018 870.716
2019 907.434
2020 944.152
2021 980.870
2022 1.017.588
2023 1.054.306
2024 1.091.024
2025 1.127.742
PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK
Jumlah Pelanggan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Tahun
Jumlah Pelanggan Energi
Terjual
(Mwh)
Rumah
TanggaBisnis Industri Publik Total
1999 6.723 1.166 44 978 8.911 55.130
2000 7.129 1.194 45 1.006 9.374 57.994
2001 7.535 1.223 48 1.034 9.840 60.877
2002 7.941 1.205 46 1.088 10.280 63.599
2003 8.347 1.231 43 1.060 10.681 66.080
2004 8.753 1.462 48 1.122 11.385 70.436
2005 9.159 1.321 46 1.144 11.670 72.199
2006 9.565 1.343 45 1.161 12.114 74.946
2007 9.971 1.378 43 1.210 12.602 77.965
2008 10.377 1.412 44 1.235 13.068 80.848
Hasil Peramalan:Jumlah Pelanggan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
TahunEnergi terjual
(MW) Y
RT
X1
Bisnis
X2
Industri
X3
Publik
X4
Penduduk
X5
PDRB
(Juta)
X6
2010 86.591 11.476 1.480 48 1.285 72.207 576.971
2011 89.450 11.834 1.514 48 1.313 73.651 613.689
2012 92.309 12.192 1.548 49 1.341 75.095 650.407
2013 95.168 12.550 1.582 49 1.369 76.539 687.125
2014 98.028 12.908 1.616 49 1.397 77.983 723.843
2015 100.887 13.266 1.650 50 1.424 79.426 760.561
2016 103.746 13.624 1.684 50 1.452 80.870 797.279
2017 106.605 13.982 1.718 51 1.480 82.314 833.997
2018 109.464 14.340 1.752 51 1.508 83.758 870.716
2019 112.323 14.698 1.786 52 1.536 85.202 907.434
2020 115.182 15.056 1.820 52 1.564 86.646 944.152
2021 118.041 15.414 1.854 53 1.592 88.089 980.870
2022 120.900 15.772 1.888 53 1.620 89.533 1.017.588
2023 123.760 16.130 1.922 54 1.647 90.977 1.054.306
2024 126.619 16.488 1.956 54 1.675 92.421 1.091.024
2025 129.478 16.846 1.990 55 1.703 93.865 1.127.742
Analisis Beban Puncak peningkatan kebutuhan energi listrik tiap tahun, Pada tahun 2025
energi yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan beban di
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 129.478 MWh
daya (beban puncak) yang dibutuhkan untuk tahun 2025 adalah
sebesar 129.478/8.760 = 15 MW, (1 tahun = 8.760 jam).
terlihat bahwa mulai tahun 2009 sampai tahun 2025, kebutuhan
energi listrik di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terus
mengalami kenaikan dengan laju pertambahan 2,22%.
diperlukan pembangunan pembangkit-pembangkit baru guna
mengatasi kebutuhan energi listrik di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara untuk tahun-tahun mendatang.
Analisis Pertumbuhan Konsumsi Energi Listrik
Data Konsumsi Energi Listrik Persektor
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (MWh)
ThRumah
TanggaBisnis Industri Publik Total
1999 41.593,29 7.213,71 272,21 6.050,61 55.129
2000 44.105,10 7.386,94 278,40 6.223,84 57.994
2001 46.616,90 7.566,35 296,96 6.397,06 60.877
2002 49.128,71 7.454,99 284,59 6.731,15 63.599
2003 51.640,52 7.615,85 266,03 6.557,92 66.080
2004 54.152,32 9.044,98 296,96 6.941,49 70.435
2005 56.664,13 8.172,65 284,59 7.077,60 72.198
2006 59.175,94 8.308,76 278,40 7.182,78 74.945
2007 61.687,74 8.525,29 266,03 7.485,93 77.964
2008 64.199,55 8.735,64 272,21 7.640,59 80.848
Hasil Proyeksi Konsumsi Energi Listrik
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (MWh)
KONSUMSI ENERGI LISTRIK PER SEKTOR (MWH)
Tahun Rumah Tangga Bisnis Industri Publik JUMLAH
2010 69.223,16 9.143,36 296.96 7.951,47 86.591
2011 71.734,97 9.318,88 296.96 8.124,17 89.450
2012 74.246,78 9.494,39 303.15 8.296,87 92.309
2013 76.758,58 9.669,91 303.15 8.469,57 95.168
2014 79.270,39 9.845,42 303.15 8.642,28 98.028
2015 81.782,20 10.020,94 309.34 8.814,98 100.887
2016 84.294,00 10.196,45 309.34 8.987,68 103.746
2017 86.805,81 10.371,97 315.52 9.160,39 106.605
2018 89.317,61 10.547,48 315.52 9.333,09 109.464
2019 91.829,42 10.723,00 321.71 9.505,79 112.323
2020 94.341,23 10.898,51 321.7 9.678,49 115.182
2021 96.853,03 11.074,03 327.90 9.851,20 118.041
2022 99.364,84 11.249,54 327.90 10.023,90 120.900
2023 101.876,65 11.425,06 334.08 10.196,60 123.760
2024 104.388,45 11.600,57 334.08 10.369,31 126.619
2025 106.900,26 11.776,09 340.27 10.542,01 129.478
Analisis Potensi Energi dan Ketenagalistrikan di
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Kondisi Eksisting Energi untuk
Ketenagalistrikan, Transportasi, dan Memasak
Prediksi Kebutuhan Energi
Analisis Pemenuhan Kebutuhan Energi
Ketenagalistrikan Transportasi Memasak
Energi Tak Terbarukan:
•Minyak: HSD; MFO; Bio
Diesel; Gasifikasi
Batubara
•Batubara
•Gas
Energi Terbarukan:
•Air
•Biomasa
•Matahari
•Laut
•Angin
Potensi Energi Terbarukan Di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara
Energi Non Fosil Sumber Daya Kapasitas Terpasang
Biogas 268.205 MWh 25 MW
Gelombang Laut 16,82 MWh 192 kW
Tenaga Surya 4,23 GWh 11,84 MW
Tenaga Angin 32,55 MWh 3,7 kW
Potensi Energi Biogas
Banyaknya Populasi Menurut Jenis Populasi dan Kecamatan
Kecamatan Sapi Kuda Kambing Babi Manusia
Sangkub 1.004 4 185 275 9.217
Bintauna 1.475 8 615 220 12.591
Bolang Itang Timur 1.230 900 251 12.251
Bolang Itang Barat 1.176 793 156 13.950
Kaidipang 980 4 741 107 11.200
Pinogaluman 888 86 278 306 10.149
Jumlah 6.753 102 3.512 1.315 69.358
Energi Biogas di Bolaang Mongondow Utara
KecamatanPotensi
(kW)
Listrik Terbangkit
Daya (kW)Energi perTahun
(MWh)
Sangkub 16.597 4.979 43.615,723
Bintauna 17.773 5.332 46.706,582
Bolang Itang Timur 21.042 6.313 55.298,603
Bolang Itang Barat 15.516 4.655 40.775,770
Kaidipang 12.374 3.712 32.519,286
Pinogaluman 18.756 5.627 49.289,654
Bolmog Utara102.057 30.617 268.205,617
Potensi Energi Angin
Kecepatan rata-rata angin di Kabupaten Bolaang Monogndow Utara
sebesar 2,1 Knot Sedangkan diseluruh Indonesia diperoleh 3,48
m/detik.
Perhitungan potensi tenaga angin dilakukan dengan asumsi
Diameter rotor blade yang digunakan 3 m sehingga luas tangkapan
angin untuk satu buah turbin angin sebesar 7,068 m2
Luas daerah yang dibutuhkan untuk satu turbin angin adalah 5 5
m2
Energi angin perhari diperoleh selama 8 jam (1/3 hari)
Prosentase daerah potensi yang digunakan adalah 1 % luas
Kecamatan Pinogaluman, Kecamatan Kadipang, Kecamatan
Bintauna, dan Kecamatan Sangkub.
Luas wilayah Kecamatan Pinogaluman, Kecamatan
Kadipang, Kecamatan Bintauna, dan Kecamatan Sangkub adalah
1.117,4 km2 sedangkan daerah yang memiliki potensi energi angin
yaitu sebesar 11,17 km2.
Sehingga potensi energi angin untuk setiap daerah:
Dengan demikian Kabupaten Bolaang Monogndow Utara memiliki
potensi sebesar dengan kapasitas pembangkitan daya energi angin
068,755
100
117.11
1000
365801.118,15,0
27
16Pa
Potensi Energi Surya (solar cell)Potensi energi matahari Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dihitung berdasarkan hasil
perkalian antara Radiasi Harian Rata-rata pada suatu daerah dengan luas daerah yang
berpotensi Radiasi Harian Rata-rata energi surya adalah 5,1 kW/m2 sedangkan luas daerah
yang berpotensi energi surya sebesar 1% dari total luas Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara, 1.856,9 km2, sedangkan durasi radiasi matahari ke bumi diasumsikan selama 8 jam
perhari. didapatkan:
Jika daya potensi energi radiasi dalam MW dihitung dengan asumsi bahwa dalam 1 hari
energi radiasi selama 8 jam:
Jadi dalam setahun energi radiasi yang diterima oleh suatu daerah potensi bisa dihitung:
MW7.94Ps
MW 11,84MW8
7.94Ps
36584,11Ps
100
19,856.11,5Ps
Potensi Energi Gelombang Laut
Kabupaten Bolaang Monogndow Utara memiliki wilayah yang
berhubungan langsung dengan Laut Sulawesi. Wilayah tersebut
adalah sepanjang garis pantai sebelah utara wilayah Kabupaten
Bolaang Monogndow Utara total panjang garis pantai ± 40 km.
wilayah Kabupaten Bolaang Monogndow Utara memiliki rata-rata
tinggi gelombang 1,75 m dengan periode 10 detik.
Selanjutnya untuk mengetahui besar energi gelombang dalam
jangka waktu setahun hasil tersebut dikalikan dengan 8760 dengan
asumsi bahwa ombak secara kontinyu ada.
14,38
1075,18,91025P
22
W/m62,056.480P
MWh/tahun82,16100
140
1000
36524056,480P
PETA KAB. Bolaang Mongondow Utara
Potensi Energi BiomassaPotensi Energi Biomassa yang ada di Kabupaten Bolaang monogndow
utara
Konversi Sumber Karbohidrat Menjadi Etanol
Digunakan bahan baku etanol 20% dari total produksi
Total bioetanol yang didapatkan dapat dihitung dengan cara berikut:
Jagung: 27.504 x 20% x 400 = 2.200.320 liter
Ubi kayu: 3.682 x 20% x 166.6 = 122.684 liter
Ubi Jalar: 2.283 x 20% x 125 = 57.075 liter
Total: 2.380.079 liter/tahun
Jenis bahan baku Produksi (ton/tahun)
Jagung 27.504
Ubi Kayu 3.682
Ubi Jalar 2.283
Tumbuhan Etanol liter/ton
Jagung 400
Ubi kayu 166,6
Ubi jalar 125
Potensi Energi Biomassa
Produksi bahan minyak nabati rata-rata 13,047 ton per hektar. Asumsi setiap ton per hektar mampu menghasilkan 1000 liter minyak nabati dan per liter minyak nabati mampu menghasilkan 0,95 liter biodiesel. luaslahan 16.695 Ha.
Produksi Biodiesel Per Hektar:
Produksi / ha = 13,047 x 1000 x 0,95
= 12.394,65 liter / ha
Produksi Biodiesel di Kabupaten Bolaang monogndow utara:
Produksi / th = 12394,65 x 16.695
= 206.929 kliter / th
Jika digunakan 20% dari seluruh bahan baku yang ada
Produksi Biodiesel di Kabupaten Bolaang monogndow utara:
206.929 kliter / th x 20% = 41.385,8 kliter.
Analisa Proyeksi Penggunaan Potensi Energi Primer
Sektor Rumah Tangga
Penggunaan Energi 2008 (%) 2025 (%)
BBM 44 40
LPG 6,2 10
Listrik 49,8 23
BBN - 20
Biogas - 7
BBM, 44
LPG, 6.2
Listrik;
49,8
BBM, 40
LPG, 10
Listrik, 23
BBN, 20
Biogas, 7
Sektor Transportasi
Penggunaan Energi 2008(%) 2025(%)
BBM 44 20
Listrik 46 47
BBN - 33
44
46
2008 (%)
BBM
Listrik
20
47
33
2025 (%)
BBM
listrik
BBN
Sektor Industri
Penggunaan Energi 2008 (%) 2025 (%)
BBM 44 30
Listrik 46 47
BBN 10 23
44%
46%
10%
BBM Listrik BBN
30%
47%
23%
BBM Listrik BBN
Analisis Harga Energi
Perhitungan Harga Energi BioGas Parameter yang diambil:
Biaya pembangkitan = US$ 950/kW
Biaya pengoperasian = 0,008 US$/kWh
Biaya perawatan = 0,02 US$/kWh
Suku bunga = 6%, 9%, 12 %
Depresiasi = 4 %
Umur operasi = 25 th
Daya yang dibangkitkan = 25 MW
Perhitungan Harga Energi PLT Angin Parameter yang diambil:
Biaya pembangkitan = US$ 2200/kW
Biaya pengoperasian = 0,015 US$/kWh
Biaya perawatan = 0,01 US$/kWh
Suku bunga = 6%, 9%, 12 %
Depresiasi = 4 %
Umur operasi = 25 th
Daya yang dibangkitkan = 3,7 kW
Analisis Harga Energi
Perhitungan Energi PLT Gelombang Laut Parameter yang diambil:
Biaya pembangkitan = US$ 5500/kW
Biaya pengoperasian = 0,025 US$/kWh
Biaya perawatan = 0,01 US$/kWh
Suku bunga = 6%, 9%, 12 %
Depresiasi = 4 %
Umur operasi = 25 th
Daya yang dibangkitkan = 192 kW
Perhitungan Energi PLT Surya
Parameter yang diambil:
Biaya pembangkitan = US$ 7700/kW
Biaya pengoperasian = 0,023 US$/kWh
Biaya perawatan = 0,01 US$/kWh
Suku bunga = 6%, 9%, 12 %
Depresiasi = 4 %
Umur operasi = 25 th
Daya yang dibangkitkan = 11,84 MW
Daya Beli Energi Listrik Rumah Tangga di Kabupaten Bolaang Mongondow
Pendapatan Perkapita = Rp. 4.157.357,-
Dengan sambungan daya pelanggan pada 900 W maka dengan asumsi power faktor 0,8 didapat sambungan daya dalam watt adalah:
Maka konsumsi listrik dalam 1 bulan didapat:
Dengan faktor beban 88,11% maka:
kWh 1 bulan = 571 kWh.
Dengan bea beban sebesar Rp. 22.500 (sesuai Keppres no. 103 tahun 2003 mengenai Tarif Dasar Listrik), sedangkan dalam penyambungan konsumen 1300 VA terdiri dari 3 golongan, yaitu :
Sehingga diperoleh biaya sebesar :
Maka dengan penjumlahan bea beban sebesar Rp. 25.000 didapat total biaya sebesar Rp. 339.024,-.
Maka daya beli listrik rumah tangga diperoleh dari perbandingan antara total biaya energi listrik dengan pengeluaran untuk energi listrik, kemudian dikalikan dengan rata-rata tarif dasar listrik di Sulawesi Utara, maka:
Jadi daya beli untuk listrik rumah tangga sebesar Rp 1.011,2 perKWh.
550,00 Rp. TDL rata-ratadengan
kWh 60 diatas III.
kWh 60 - 30 II.
kWh 30-0 I.
,-Rp.314.024Rp.550kWh 571
8811,02430 W900Bulan 1kWh
/kWh2,1.011 RpRp.550339.024,- Rp.
623.605,- Rp.
Jenis
Energi
Sharing Pendanaan Biaya
Pembangkitan
(US$/kW)
Total Cost (Rp./kWh)
ketPem.
(%)
Mas.
(%)i=6% i=9%
i=12
%
Biogas
80 20 950 311 307,6 315,2
Layak70 30 722,02 321,7 3321,4 323,8
60 40 541,515 342 362 384
Angin
80 20 925,92 298 314 331Layak
70 30 1.388,89 323 346 370
60 40 1.851,85 347 378 413 Layak
Gelombang
Laut
80 20 1.100 472 510 554 i=9% &
i=12% tdk
layak
70 30 1.650 533 590 710
60 40 2.200 549 570 758
Surya
80 20 492,94 425 454 489 i=9% &
i=12% tdk
layak
70 30 739,28 473 517 568
60 40 985,71 521 579 648
Sharing Pendanaan Harga Energi Listrik Energi Terbarukan
Analisis Keputusan Pemanfaatan Energi Terbarukan di
Kabupaten Bolaang Mongondow Ditinjau dari Segi Teknis dan
Ekonomis
Jenis EnergiTeknis
EkonomisLingkungan
Total PrioritasA B A B C
Biogas +10 +5 +5 +5 +5 +5 +35 I
Angin -5 +5 -10 +10 +10 +10 +20 IV
Surya +10 -5 -10 +10 +10 +10 +25 II
Gel. Laut +5 -5 -5 +10 +10 +10 +25 III
Teknis:
A = Cadangan bahan Baku;
B = PenguasaanTeknologi
Lingkungan:
A = Penanganan Limbah
B = Penagggulangan BilaTerjadi Pencemaran
C = Akibat pencamaranTerhadap makhluk hidup
Pengembangan Penggunaan Energi dan Ketenagalistrikan di
Kabupaten Bolaang Mongondow
Jenis Energi
Sektor Penggunaan
KebijakanKeputusan
PengguaanPemb. RT Indstr Trans.
Gas √ √ √ √ Pen
gem
ban
gan
Pem
anfaata su
mber
energ
i Setem
pat
Untu
k K
eperlu
an L
okal
Listrik - √ √ √
Biogas √ √ √ √
Biomassa - √ √ √
Angin √ - - -
Surya √ √ - -
Gelombang
Laut√ - - -
Air √ - - -
Kesimpulan Beban puncak di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mencapai 12,9 MW
dan belum ada pembangkit listrik sama sekali.
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berpotensi untuk terjadi pembangunan
di berbagai sektor dan untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 % harus dibangun
pembangkit baru.
Berdasarkan peramalan konsumsi energi listrik hingga 2025, pembangunan
pembangkit energi listrik menggunakan EBT Biogas dengan kapasitas 25 MW
mampu memenuhi kebutuhan listrik Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
pada tahun 2015 dengan biaya total 26 miliyar rupiah.
Jumlah energi biogas yang ada dapat digunakan untuk membangun PLT Biogas
dengan kapasitas 25 MW. Jumlah energi angin yang ada dapat digunakan sebagai
bahan baku PLT Angin 3,7 kW. Energi gelombang laut dapat digunakan untuk
membangkitkan listrik dengan PLT Gel.Laut yang berkapasitas 192 kW. Energi
surya yang tersedia dapat digunakan untuk PLT Surya 11,8 MW di Kecamatan
Bolaang Mongondow Utara.
Kesimpulan Harga jual energi PLT biogas Rp 315,2/kWh dengan suku bunga 12%
dan sharing pendanaan pemerintah 80% dan masyarakat 20% . Layak dibangun karena biayanya masih terjangkau oleh daya beli energi listrik masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat memutuskan membangun PLT Biogas dengan kapasitas 25 MW.
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat melakukanprogram Diversifikasi energi dengan detail: Sektor Rumah tangga lebih ditekankan pada penggantian pemakaian BBM
dari 44 % menjadi 40% dan BBN sebanyak 20%. Pemakaian kerosin menjadiLPG (10%) dan biogas (7%).
Sektor transportasi akan ditekankan pada penggantian pemakaian BBM berupa Premium dan solar dari 44% menjadi 30% ditambah BBN dengannilai 30% berupa biopremium dan biosolar.
Sektor Industri pemakaian BBM premium dan solar sebanyak 44% turunmenjadi 30% ditambah BBN biosolar dan biopremium sebanyak 23%.
SARAN Perlu adanya koordinasi antara pemerintahan dengan penyedia listrik
nasional tentang harga energi primer, sehingga kebijakan yang diambil
tidak memberatkan salah satu pihak.
Strategi pembangunan ketenagalistrikan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara haruslah mengutamakan pembangkit yang
memanfaatkan energi dengan efisien, ekonomis, serta ramah lingkungan.
Sehingga membawa suasana kondusif bagi pengusahaan ketenagalistrikan
daerah. Serta sedapat mungkin memberi peluang lapangan kerja seluas-
luasnya bagi masyarakat sekitar.
Masih perlunya eksplorasi energi baru terbarukan lebih lanjut, sehingga
potensi energi yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit, untuk mencapai rasio elektrifikasi
sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara.
TERIMA KASIH
Rimba Arif Rusmana
2205 100 051
Suplemen
Seminar Tugas Akhir
Perbandingan Tingkat Keborosan Konsumsi Energi Perkapita Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara dengan Propinsi Sulawesi Utara
Konsumsi energi primer perkaipta Kabupaten Bolaang Mongondow Utara =
467,098 liter/kapita
PDRB/kapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara = 4.478.318,66
Konsumsi energi primer perkaipta Propinsi Sulawesi Utara = 565,59
liter/kapita
PDRB/kapita Propinsi Sulawesi Utara = 12.609.979
Wilayah Konsumsi energi
primer perkapita
(liter/kapita)
PDRB/ kapita Perbandingan
Indonesia 448,34 21.678.000 48.351
Sulawesi Utara 565,59 12.609.979 22.295
Bolaang
Mongondow Utara
467,098 4.271.452 9.144
Analisa Keputusan Pemanfaatan Energi Terbarukan
Jenis
Energi
TeknisEkonomis
LingkunganTotal Prioritas
A B A B C
Biogas +10 +5 +5 +5 +5 +5 +35 I
Angin -5 +5 -10 +10 +10 +10 +20 IV
Surya +10 -5 -10 +10 +10 +10 +25 II
Gel. Laut +5 -5 -5 +10 +10 +10 +25 III
Kriteria Pembobotan TEKNIS
A. Cadangan bahan Baku
Sebagai asumsi, potensi sumber daya energi
dikategorikan terbukti dan potensial, selain itu
penilaian dengan angka +10 (banyak sekali), +5
(banyak), -5 (sedikit), -10 (sedikit sekali).
B. Penguasaan Teknologi
Perkiraan dalam penguasaan teknologi oleh
bangsa Indonesia dikategorikan +10 (sangat
dikuasai), +5 (dikuasai), -5 (kurang dikuasai) , dan
-10 (masih dalam penyelidikan).
EKONOMIS
Penilaian dibagi 4 (empat) bagian, yaitu mahal sekali dinilai
dengan angka (-10), mahal dengan angka (-5), murah dinilai
dengan angka (+5) dan murah sekali dinilai dengan angka (-
10).
Kriteria Pembobotan Lingkungan
A. Penanganan Limbah
Penilaian dalam penanganan limbah dibagi
menjadi 4 kategori yaitu mudah sekali dinilai
dengan angka (+10), mudah dinilai dengan angka
(+5), sulit dinilai dengan angka (-5), dan sulit
sekali dinilai dengan angka (-10).
B. Penanggulangan bila terjadi pencemaran
Penilaian sama dengan ad C.1. yang dibagi
menjadi 4 yaitu mudah sekali dinilai dengan
angka (+10), mudah dinilai dengan angka
(+5), sulit dinilai dengan angka (-5), dan sulit
sekali dinilai dengan angka (-10).
C. Akibat Pencemaran terhadap makhluk
hidup
Penilaian ini dibagi dalam 4 kategori yaitu sangat
membahayakan dinilai dengan angka (-
10), membahayakan dinilai dengan angka (-
5), kurang membahayakan dinilai dengan angka
(+5), dan tidak membahayakan dinilai dengan
angka (+10).
PENENTUAN DAYA BELI MASYARAKAT (1)
Dengan input data sebagai berikut:
Pengeluaran perkapita = Rp 620.130,-
Rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga = 4 (pembulatan)
Pengeluaran untuk listrik = 10% · 4 · Rp 620.130,-
= Rp. 248.052/rumah tangga/bulan
Dengan pengeluaran sebesar Rp. 248.052, batas daya yang terpasang setiap rumah tanggaadalah 900 VA. Dengan faktor daya sebesar 0,8, maka daya untuk setiap rumah tanggatersebut menjadi
900 VA x 0,8 = 0,72 kW
Maka konsumsi listrik dalam 1 bulan didapat :
Dengan faktor beban sebesar 68,59 % maka :
Dengan bea beban sebesar Rp. 17.000 (sesuai Keppres no. 103 tahun 2003 mengenai Tarif Dasar Listrik), sedangkan dalam penyambungan konsumen 900 VA terdiri dari 3 golongan, yaitu
Factor Load2430kW 0,72Bulan 1kWh
6859,02430kW 0,72Bulan 1kWh
kWh/Bulan 57,355Bulan 1kWh
550,00 Rp. TDL rata-ratadengan
kWh 60 diatas III.
kWh 60 - 20 II.
kWh 20-0 I.
PENENTUAN DAYA BELI MASYARAKAT(2)
Sehingga diperoleh biaya sebesar:
Biaya total = biaya beban + biaya pemakaian
= Rp 212.563,5
Sehingga daya beli listrik masyarakat Propinsi Sulawesi Utara adalah:
195.563.5 Rp.Rp.550kWh 355,57
kWhRp.641,82/Rp.550212.563,5 Rp.
248.052 Rp.