Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

33
Konversi Energi dari Spent Resources Focus Diskusi Aktual Balitbang-Kemendagri, 10 September 2015 disusun oleh* : prasetyo sunaryo, titiresmi a., l. widodo, a. mulyanto *) Paradigma Riset Institut, BPPT, BPPT , BPPT

Transcript of Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Page 1: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Konversi Energi dari Spent Resources

Focus Diskusi AktualBalitbang-Kemendagri, 10 September 2015

disusun oleh* : prasetyo sunaryo, titiresmi a., l. widodo, a. mulyanto

*) Paradigma Riset Institut, BPPT, BPPT , BPPT

Page 2: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Pembagian Sub Tema

1. Aspek Paradigma2. Aspek Fungsi Energi3. Aspek Potensi Sumberdaya4. Aspek Pendukung Penerapan Teknologi5. Aspek Kebijakan6. Penutup

Page 3: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

3

Reinventing Research and Technology Development

OLD PARADIGM NEW PARADIGM

Technology is the application of advance science

Technology result from consolidation of various types of knowledge

Technology centric Customer and Societal centric

Technology roadmap is determined by science advance

Technology roadmap is determined from negotiations of interests and values of various stakeholders

Technology is a substantial, endogenous element of business innovation

Technology is an external element of business innovation

-Because of the new vision, mission, and values,Necessitate a shift to the new paradigm-

Sumber : Kusmayanto K., 2005

Page 4: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Paradigm Shift

Page 5: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

5

Competitiveness

Complexity

Tahapan Pemungsian Teknologi Kajian PotensiSupply push /

demand pull

Lab. Scale

Pilot Plant (Kelayakan

Teknis)

Perancangan Pemungsian

Teknologi (Prototype)

Pre Commercial

Test Pemungsian teknologi di proses produksi /

di proses pemecahan masalah

Menyiapkan Market Offerings

Transaksi

Interacting

Publishing

Pengorganisasian

Penciptaan / Kreasi

Sasaran Program

Merangsang Invensi dan Inovasi

Dari Kreasi Menuju TransaksiInteraksi Apa ?Bagaimana ?

Berapa?

Menyampaikan Info ke Pasar/User

Menciptakan Nilai/Kultur Baru

Page 6: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Perlunya Perubahan Paradigma (1)

• Dalam perspektif kelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap kebijakan lingkungan selalu ada implikasi teknologi (engineering solution).

• Paradigma lama menganggap, bahwa semua produk samping yang tidak menjadi produk utama atau yang telah diprogramkan, dianggap sebagai barang yang dianggap tidak bernilai ekonomis, karenanya lalu disebut sebagai limbah (waste).

Page 7: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Perlunya Perubahan Paradigma (2)

• Dengan terjadinya akumulasi limbah, akhirnya menimbulkan dampak pencemaran.

• Untuk mengatasi pencemaran, tentu perlu solusi teknologik; dan pada titik ini, solusi teknologi oleh para produsen masih dianggap sebagai ekstra cost (untuk mengatasi dampak eksternalitas)

Page 8: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Perlunya Perubahan Paradigma (3)

• Paradigma baru adalah, bahwa side products dari berbagai unit produksi belum segera didefinisikan sebagai limbah (waste), sebelum teknologi menyatakan tidak mampu lagi mendaya-gunakan side products tersebut.

• Karena itu, semua side products yang belum mendapat sentuhan teknologi, masih dapat disebut sebagai spent resources, yaitu resources yang telah tergunakan (bukan waste).

Page 9: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

- Meningkatnya populasi: - Meningkatnya pertumbuhan ekonomi:- Meningkatnya Standar Hidup

- Meningkatnya penyediaan energi primer (2 kali lipat):

- Meningkatnya penyediaan energi listrik (3,5 kali lipat):

Isu lingkungan:- Pemanasan Global- Polusi Udara- Hujan Asam- Kesehatan

TYPE OF ENERGY SELECTION

Fosil Energy(hydrocarbon resources)

OIL COAL Gas

NEW AND RENEWABLE ENERGY

Hidro,Microhydr

o

Solar, wind, biomassa,

geothermal, hidrogen, FC

Nuclear(Uranium/Ihorium)

Environment INFRASTRUCTUR ENERGY RESOURCES SOCIAL-CULTURE GEOPOLITIC ECONOMY

BASED ON NATURAL RESOURCES BASED ON TECHNOLOGY

GENERAL ENERGY PLANNING

“Comprehensive Assessment of Different Energy Source for Electricity Generation in Indonesia”,.

Page 10: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Perbedaan Renewable dan Non

Nuclear Masih Kontroversial

Sumber: http://gcedwitness.files.wordpress.com/2011/08/conventional_renewable_energy_sources.gif

Page 11: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015
Page 12: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Dari Net Exporter ke Net Importer

Page 13: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Subsidi Untuk Energi• Subsidi bahan bakar fosil di antara negara OECD

pada tahun 2011 mencapai 90 miliar US dollar, dan lebih dari 50 milyar US dollar (diluar OECD) secara global.

• Sedangkan subsidi energi terbarukan hanya 88 miliar US dollar pada tahun yang sama. Dengan subsidi bahan bakar fosil yang terus terjadi, maka berdasarkan International Energy Agency, target pengendalian perubahan iklim tidak akan tercapai

Sumber : Wikipedia

Page 14: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Contoh : Pola Jerman• Jerman menyerukan prinsip “Selamat tinggal energi nuklir

dan Fosil, selamat datang energi terbarukan.” Bauran energi terbarukan di Jerman tumbuh dari hanya 6 % menjadi 25% dalam waktu sepuluh tahun.

• Melalui kebijakan Energiewende (Transisi Energi Jerman) pada 2010, Jerman menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 80-95% pada 2050, dengan meningkatkan bauran energi terbarukan hingga 60% dan efisiensi listrik hingga 50% dalam periode yang sama. Kebijakan ini langsung mendapat dukungan legislatif, setahun berikutnya.

Page 15: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Energi Berasal dari Spent Resources

Agro Based Industry

New & Renewable

Energy

Page 16: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Mengembangkan Kemandirian Energi Jaminan berlanjutnya Pembangunan Nasional yang berkesinambungan

diantaranya dipengaruhi oleh terjaminnya pasokan energi yang berkelanjutan.

Energi merupakan komponen vital untuk perkembangan industri dan meningkatnya taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.

Sumberdaya Energi Nasional konvensional, seperti sumber energi fosil terbatas.

Pemanfaatan sumber energi terbarukan dan energi baru, akan membantu bukan hanya memperpanjang waktu pasokan energi, juga termanfaatkannya sumber energi lain/setempat (biasanya lebih bersih), sehingga akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Energi akan lebih efisien jika dibangkitkan dari sumber energi setempat, dg melibatkan masyarakat shg membentuk siklus yg saling menguntungkan antara produsen dan konsumen.

Untuk itu pengembangan Teknologi guna memanfaatkan sumber energi terbarukan sangat penting, untuk menjamin keberlanjutan pasokan energi Nasional, sambil memberdayakan masyarakat .

Kawasan/desa mandiri energi adalah salah satu konsep penyediaan energi terpadu yg memberdayakan masyarakat menuju penciptaan enegi yg efisien

Page 17: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Prinsip Alur Penggunaan Bio Energi

Page 18: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Alur Proses Bio Energi

Page 19: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Program Energi Baru/Terbarukan

• Dalam Perpres 5/2006, disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%.

• Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024.

• Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD

Page 20: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Kebutuhan Listrik Indonesia

• Permintaan listrik di Indonesia tumbuh dari 90 terawatt-hours (TWh) di tahun 2003 menjadi 190 TWh di tahun 2013 (kenaikan demand sekitar 10%/th).

• Pemakaian energi mix di Indonesia saat ini lebih dari 90% menggunakan energi yang berbasis fosil, yaitu minyak bumi 54,4%, gas 26,5% dan batubara 14,1%. Untuk energi dengan Panas bumi 1,4%, PLTA 3,4%, sedangkan energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya masih 0,2%.

Page 21: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Potensi EBT• Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT)

yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW

• Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan biomasa adalah mendorong pemanfaatan limbah industri pertanian dan kehutanan sebagai sumber energi secara terintegrasi dengan industrinya, mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan kegiatan ekonomi masyarakat, mendorong pabrikasi teknologi konversi energi biomassa dan usaha penunjang, dan meningkatkan penelitian dan pengembangan pemanfaatan limbah termasuk sampah kota untuk energi.

Page 22: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Siklus Sumberdaya Dalam Pengunaannya

SDA dari lokal

SDA dari impor

Proses Pembuatan Barang Setengah Jadi

Proses Pembuatan Barang Jadi/ Packaging

Spent Resources / Limbah

Konsumen/Perdagangan

Spent Resources /

Limbah

Aktivitas 3 R

Akumulasi Spent

Resources

Spent Resources /

LimbahKonsumen/Perdagangan

Industri baru ?

Bahan Baku Industri

Baru 1 ?

Bahan Baku Industri

Baru 2 ?Material/Energi

Page 23: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Penggunaan Spent Resource Pabrik TahuKabupaten Banyumas, Jateng – oleh PTL-BPPT

Jumlah IKMJumlah kedelai yang diolah (kg per hari)Jumlah limbah cair (liter per hari)Potensi gas yang dapat dihasilkan (m3 per hari)Jumlah rumah yang disaluri gasPengurangan emisi ( ton CO2 eqv) basis per tahun

5915,116.57

35,815.99204,662.80

623

2,203.24

Page 24: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

IPAL Industri Bioethanol di Lampung

Page 25: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

25

Technology For Energy

DiversifikasiEnergy

KonservasiEnergy

PengembanganSistem

Informasi ESDM

PengembanganWilayah

Lingkungan

PengembanganKetenagalistrikan

PengembanganSumberdaya

Mineral

PengembanganEnergyFosil

PengembanganProses dan

AplikasiProduk Migas

PeningkatanPeran

Badan LitbangESDM

Dalam Perumusandan Evaluasi

KebijakanPemerintah

Technologyfor

ENERGY

Energi

Page 26: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Faktor Pendukung Penerapan Teknologi

1. Legal Aspek2. Aspek Kelembagaan3. Aspek Kebijakan/Policy4. Aspek Sosial Budaya, Lingkungan5. Aspek Manfaat/Kelayakan Ekonomi-

Finansial6. Aspek Keandalan Teknologi7. Dukungan/Support Finansial

Page 27: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

27

How to Market: The Approach

-Build an ABG/AKG network-

Academic Business

Government

TechnologyKelompokMasyarakatSwadaya/Pengguna

Page 28: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

28

ABG/AKG Incentive ProgramsB

iaya

dan

Keu

ntun

gan

Taha

pan

dari

ide

men

uju

kom

ersi

al

Trial Production

Maturity

Time

Skala Pilot

Prototipe

Idea

Sertifikasi

Uji coba Pasar

Business Plan Komersial

IPO, Akuisisi

Paten

Maintenance

- Profit/Advantage Centre- BANK/INVESTOR /Modal

Ventura

Riset

Komersial

Astekno, ,StandarisasiSTART-UP CAPITAL

Komersial Sukses

- Cost Centre;- Dukungan dan fasilitas Pemerintah- Kelompok Swadaya Masyarakat

Analisa Produksi

Paten turunan

Market Analysis

Ref : V. Kotelnikov, Ten3- Venture

0

Sumber : Kusmayanto K., 2005, diolah

Page 29: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Peran Negara/Pusat/PemdaUntuk Penyediaan Energi

• Menstimulasi berkembangnya energi baru dan terbarukan di daerah, melaui pola pembiayaan/subsidi tak langsung.

• Subsidi energi adalah sebuah tindakan yang membuat harga sumber energi di tingkat konsumen tetap berada di bawah harga pasar (“terjangkau”) atau lebih tinggi dari harga pasar untuk subsidi harga di tingkat produsen.

• Subsidi energi juga dapat berarti mengurangi biaya yang digunakan oleh konsumen/produsen untuk membeli/memproduksi sumber energi.

• Subsidi dapat berupa transfer dana secara langsung, pendanaan secara tidak langsung, pengecualian pajak, pengendalian harga, pengendalian arus perdagangan, dan pembatasan akses pasar.

Page 30: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Fungsi Subsidi Energi Terbarukan

• Mempertahankan suplai untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dan menjaga sumber daya alam di dalam negeri , peningkatan kualitas lingkungan (khusus subsidi energi alternatif/energi terbarukan)

• Manfaat secara ekonomi; subsidi mengurangi harga sehingga merangsang sektor ekonomi tertentu untuk terus berkembang dan memberikan keadilan energi bagi kesejahteraan pengusaha kecil dan rakyat miskin

• Ketenagakerjaan; subsidi mempertahankan sektor ekonomi tertentu dan mencegahnya dari kebangkrutan yang dapat menyebabkan PH

Page 31: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Pola Umum Pemetaan Multi Aspek d.e.Program Tujuan Penggalian

InstrumenPengorganisasian Kelengkapan

Data & Kebijakan

Kajian Pada Sumberdaya (raw materials)

•Jaminan Ketersediaan•Merumuskan status hukumnya

• Incentive atau dis-incentive

• Partisipasi masyarakat lokal

• Penentuan Mitra Kerja

• Analisa Kelembagaan

• Inventarisasi kebijakan, regulasi dan data yang telah ada

Kajian pada Proses

• Analisa Dampak• Hasil samping• Pengembangan

potensi ekonomi baru

Penentuan standard untuk :• Penerapan teknologi

bersih • Perbaikan house

keeping

• Penentuan Mitra kerja

• Pola kerjasama

• Inventarisasi kebijakan dan data yang telah ada

• Tata ruang industri

Kajian pada kesadaran Konsumen/ Calon Pengguna

• Mengetahui tingkat kesadaran konsumen / pengguna

• Pendidikan & Kampanye :

“green consumer”

• Penentuan Mitra Kerja

• Inventarisasi kebijakan dan data yang telah ada

Kajian 3 R penangananspent resources

• Menggali Potensi Ekonomi Baru

(material/energi)

• Program riset Pendayagunaan

material dan energi

• Penentuan Mitra Kerja

• Inventarisasi material & teknologi yang telah ada dan evaluasi kebijakan yang diperlukan

Page 32: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015
Page 33: Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015

Biodata Penyusun

1. Prasetyo Sunaryo, Ir., MT. BPPT : 1978-2004, Asdep di Kemenristek: 2004-2009, DRN : 2004-2007, Paradigma Riset Institut : 2009 – saat ini

2. Titiresmi, Dra., Msi. Ahli Peneliti Madya di BPPT

3. Lestario Widodo, Drs., MM. Ahli Peneliti Madya di BPPT

4. Adi Mulyanto, Ir., MSc. Ahli Peneliti Madya di BPPT