STUDI NARATIF PERAN KARANG TARUNA AJU LOLOE DALAM ...

89
STUDI NARATIF PERAN KARANG TARUNA AJU LOLOE DALAM PENGEMBANGAN LITERASI MEMBACA BAGI MASYARAKAT DI DESA PAO KECAMATAN MALANGKE BARAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Hafifa NIM. 105381103816 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI OKTOBER, 2020

Transcript of STUDI NARATIF PERAN KARANG TARUNA AJU LOLOE DALAM ...

STUDI NARATIF PERAN KARANG TARUNA AJU LOLOE DALAM

PENGEMBANGAN LITERASI MEMBACA BAGI MASYARAKAT DI

DESA PAO KECAMATAN MALANGKE BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana

Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Hafifa

NIM. 105381103816

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

OKTOBER, 2020

ii

iii

iv

v

Motto

Hidup harus terus berjalan seberapa sulitpun rintangan

yang harus di hadapi tetap semangat jangan pantang

menyerah

vi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran karang taruna aju loloe, kendala

yang di hadapi oleh karang taruna aju loloe dalam proses pengembangan literasi

membaca, serta manfaat apa saja yang di rasakan oleh masyarakat dengan adanya

literasi membaca. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif naratif

di karenakan penelitian ini bersifat menggambarkan, menguraikan suatu hal

dengan apa adanya. Maksudnya adalah data yang di kumpulkan berupa kata-kata

atau penalaran, gambar dan bukan angka-angka. Pengumpulan data di lakukan

dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa karang taruna aju loloe memiliki peran dalam proses

pengembangan literasi membaca bagi masyarakat di Desa Pao Kecamatan

Malangke Barat. Kegiatan pengembangan literasi membaca mendapatkan respon

yang baik dari masyarakat dalam kegiatan literasi membaca ini karang taruna aju

loloe melakukan berbagi macam inovasi untuk meningkatkan minat baca

masyarakat Desa Pao dengan cara melapak buku mereka di tempat-tempat yang

strategis, mengadakan bedah buku, dan selalu melakukan sosialisasi di lingkungan

masyarakat Desa Pao.

Kata kunci: literasi membaca, kualitatif, pengembangan masyarakat, karang

taruna.

vii

Abstract

This study aims to see the role of the youth group aju loloe in the process of

developing reading literacy, as well as what benefits the community feels with

reading literacy. This research is a descriptive qualitative narrative research

because this research is describing, describing, semething as it is. The point is the

data collected in the form of words or reasoning, pictures and not numbers. Data

collection is doneby observing, interviewing, and documenting. The results of this

study indicate that the youth group Aju loloe has a role in the process of

developing reading literacy for the community in Pao Village, west Malangke

district. Reading literacy development activities get a good response from the

community in this reading literacy activity, the Aju loloe youth organization

cerries out various kinds of innovations to increase reading interest in the Pao

village community by reading their books in strategic places, holding book

reviews, and always conducting socialization in the Pao village community.

Keywords: reading literacy, qualitative, community development, youth

organization.

viii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره الره بسم اللهPuji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya,

penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan

moril maupun materil. Penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit

rasanya bagi penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya

bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. izinkan penulis untuk

menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada : Kepada Ibu menulis yang tercinta Sitti muna serta kakak kakak

kangdung penulis dengan segala pengorbanannya yang tidak akan perna penulis

lupakan atas jasa jasa mereka. Doa restu yang tak hentinya mengalir demi

kesuksesan peneliti, nasihat dan petunjuk dari mereka yang merupakan dorongan

yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

1. Prof. DR. H. Ambo Asse., M.Ag. selaku Rektor Unismuh Makassar

2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

3. Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi dan

4. Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, Sekertaris Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar,

ix

Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, sebagai pembimbing I, Firdaus,S.Pd.,M.Pd .

sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing

penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, segenap Dosen Jurusan Pendidikan

Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanan Universitas Muhammadiyah

Makassar atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis sejak pertama

menjadi mahasiswa. Karang Taruna Ajuloloe dan Mayarakat Desa Pao yang

memberikan bantuan kepada penulis untuk mendapatkan informasi mengenai

peran karang taruna ajuloloe dalam pegembangan literasi membaca masyarakat di

Desa Pao Kecamatan Malangke Barat, Yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat,

khususnya bagi penulis selaku calon pendidik dan pembaca pada umumnya.

Semoga segala jerih payah serta kerja keras kita bernilai ibada disisi Allah SWT.

Amiin….

Unismuh Makassar, 29 Oktober 2020

Hafifa

x

DAFTAR ISI Abstrak..................................................................................................................vii

Kata

Pengantar............................................................................................................ix

Daftar

Isi…………………………………………………..………………………….......xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..............................................................................................1

B. Rumusan masalah.......................................................................................10

C. Tujuan penelitian........................................................................................10

D. Manfaat penelitian......................................................................................11

E. Definisi operasional....................................................................................11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian konsep.............................................................................................13

B. Kajian teori.................................................................................................13

C. K.rangka pikir.............................................................................................18

D. Penelitian relevan.......................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan pendekatan penelitian.................................................................21

B. Lokasi dan waktu penelitian.......................................................................22

C. Fokus penelitian.........................................................................................23

D. Informan penelitian....................................................................................24

E. Jenis dan sumber data................................................................................24

F. Instrumen penelitan....................................................................................24

G. Teknik pengumpulan data..........................................................................25

H. Teknik analisis data....................................................................................26

I. Teknik keabsahan data...............................................................................29

J. Etika penelitian......................................................................................,....30

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah lokasi penelitian………………………………………………….32

B. Keadaan geografis………………………………………………………..35

C. Keadaan penduduk…………………………………………………….....36

D. Keadaan pendidikan……………………………………………………...37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian………………………………………………………….42

B. Pembahasan hasil penelitian…………………………………………….57

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan hasil penelitian………………………………………………..68

B. Saran penelitian……………………………………………………….…69

xi

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................70

LAMPIRAN

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menegaskan bahwa pendidikan dilakukan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan

formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal.Lembaga yang termasuk

dalam pendidikan formal yaitu sekolah, universitas, dan institute.sedangkan yang

termasuk lembaga pendidikan non formal seperti sanggar kegiatan belajar (SKB),

pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) ,dan balai pengembangan pendidikan

luar sekolah dan pemuda (BP-PLSP). Sementara itu lembaga pendidikan informal

mencangkup keluarga dan masyarakat dan lebih memperhartikan moralitas,

sosialisasi, agama dan karakter (Sujarwo,2012). Oleh karena itu sebagai salah satu

lembaga informal karang taruna aju loloe melaksanakan literasi membaca bagi

masyarakat di Desa Pao.

Literasi dapat diartikan sebagai memiliki kemampuan membaca dan

menulis namun saat ini literasi memiliki arti yang sangat luas seperti literasi

pustaka, literasi hukum, literasi komputer, literasi informasi, litetasi matematika

dan bahkan literasi moral (Jaka Warsihna, 2016).

Diduga berbagai faktor menyebabkan rendahnya literasi membaca.Akan

tetapi kebiasaan membaca merupakan salah satu faktor utama dan mendasar

meskipun hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia agar dapat cepat beradaptasi dengan perkembangan global

1

termasuk seluruh aspek kehidupan manusia melalui pertumbuhan manusia.Namun

faktanya masyarakat masih sering menganggap kegiatan membaca hanya untuk

mengisi waktu luang.Di artikan bahwa kegiatan membaca bukanlah suatu

kebiasaan tetapi suatu kegiatan yang menarik minat baca berbanding lurus dengan

tingkat kemajuan pendidikan suatu Negara.Kegiatan membaca sangat penting bagi

kemajuan pendidikan suatu bangsa.Parameter kualitas suatu negara dapat dilihat

dari status pendidikannya (Kartika,N dan Nugrahanto,2014).

Pendidikan selalu berkaitan dengan kegiatan membaca, karena membaca

akan menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat.Salah satu

lembaga yang dapat mengembangkan literasi masyarakat adalah pusat kegiatan

belajar masyarakat (PKBM) yang memiliki program bernama perpustakaan umum

atau perpustakaan komunitas.Atau di kenal dengan perpustakaan masyarakat

adalah lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai

informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai sumber belajar bagi

seluruh lapisan masyarkat perpustakaan umum juga memainkan peran strategis

yang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai sarana

belajar sepanjang hayat.Secara umum pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)

yang memiliki program perpustakaan yang mempunyai peran yang sangat vital

bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.Pertama sebagai jantung

pendidikan dan ilmu pengetahuan.Kedua sebagai pusat pengumpulan dan

penyimpanan sumber daya pengetahuan dan informasi, Ketiga sebagai sosial

center, yaitu pusat kegiatan masyarakat setempat.Perpustakaan umum juga

memegang peranan strategis yang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup

2

masyarakat sebagai sarana belajar sepanjang hayat.Dapat mengembangkan

potensi masyarakat dan menjadikannya setia, bertakwa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, dan kreatif, kekuatan, kemandirian.Bertanggung jawab untuk

mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional dan sarana untuk menjaga

kekayaan budaya Negara.

Hal ini sesuai dengan yang di amanatkan oleh undang-undang Dasar 1945

yaitu sebagai wahana mencerdaskan kehidupan bangsa.Agar perpustakaan dapat

menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya maka perlu di bentuk komunitas

perpustakaan, yaitu senantiasa mengupayakan atau melaksanakan kegiatan seperti

sosialisasi.Menjadi bagian dari kehidupan dan aktivitas masyarakat. Dengan kata

lain keberadaan perpustakaan di ketahui, diakui, dan di manfaatkan dengan baik.

Ketika kegiatan perpustakaan ini dapat berjalan dengan baik, masyarakat

mendapat nilai tambah, baik dalam ilmu pengetahuan, informasi, maupun jasa

perpustakaan lainnya.

Pemerintah melancarkan kampanye literasi Indonesia namun hasilnya

tidak menggembirakan. Survei budaya baca yang di lakukan UNESCO terhadap

Negara-negara ASEAN pada tahun 2016 mencatat Indonesia sebagai Negara

dengan budaya membaca terendah dengan nilai 0,001 artinya hanya satu dari

setiap 1.000 (seribu) orang yang suka membaca (Nopilda &Kristiawan, 2019).

Kondisi tersebut sejalan dengan fakta empiris yang mana dengan

perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tidak meningkatkan minat

literasi membaca masyarakat, berbagai referensi seperti buku, jurnal, media massa

3

yang sudah berbentuk digital dan informasi yang mudah di akses tidak dapat

merangsang keinginan masyarakat untuk membaca, memahami ilmu pengetahuan.

Literasi apabila dikaji secara mendalam tidak hanya diartikan sebagai

melek huruf tetapi juga diartikan sebagai prakti-prakti dalam sebuah situasi sosial,

sejarah dan budaya dalam rangkah menciptakan dan menghasilkan makna

menguasai segala aspek kehidupan melalui kata-kata memang menjadi tulang

punggung peradaban dan kemajuan suatu Negara. Hasil penelitian permatasari

(2015) lebih jauh membuktikan hal ini, yaitu kualitas suatu negara bergantung

pada kecerdasan dan pengetahuannya, dan pengetahuan, kecerdasan bergantung

pada jumlah pengetahuan yang di peroleh baik secara lisan maupun

tulisan.Semakin banyak masyarakat di suatu daerah yang giat mencari ilmu

semakin tinggi derajat peradabannya budaya suatu Negara biasanya sangat erat

kaitannya dengan budaya literasi.

Seseorang dikatakan literal apabilah seseorang tersebut mampu memahami

sesuatu disebabkan oleh orang tersebut membaca informasi yang tepat dan

melakukan sesuatu berdasarkan pemahamannya terhadap isi bacaan tersebut.

Tidak ada manusia yang sudah menciptakan literasi sejak lahir. Menumbuhkan

keterampilan literasi membutuhkan proses yang panjang dan sarana yang

bermanfaat yang mana proses ini di mulai dari lingkungan keluarga pada usia

yang sangat mudah kemudian mendapat dukungan dan perkembangan di sekolah,

lingkungan sosial dan lingkungan kerja.

Menyadari pentingnya pengembangan literasi membaca bagi masyarakat

maka karang taruna aju loloe sebagai salah satu organisasi desa yang

4

beranggotakan pemuda-pemuda desa di tuntut dapat mampu kreatif dalam inovasi

sehingga dapat menciptakan kesempatan-kesempatan dan kemajuan didesa

khususnya memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnyaliterasi

membaca. Membaca Wijono (1981) dan Nurhadi ( 1978) merupakan suatu proses

komunikasi ide antara pengarang dengan pembaca, di mana di dalam proses ini

pembaca berusaha menginterpretasikan makna dari lambang-lambang atau bahasa

pengarang. Untuk menangkap dan memahami ide pengarang.Oleh karena itu

kebiasaan membaca mengacu pada kegiatan membaca yang berulang tanpa

adanya faktor wajib orang yang melakukan kegiatan membaca tentunya berharap

teks yang di bacanya bermanfaat, karena membaca memiliki fungsi dapat

menyerap informasi.

Teks yang baik akan memberikan manfaat dan tujuan. Secara umum

membaca berfungsi menyerap informasi dari teks yang baik akan memberikan

manfaat yang baik pula, memberikan pengetahuan dan pencerahan (Suharmono

Kasiyun, 2015). Orang selalu membaca dalam segala hal baik itu membaca

rambu, spanduk, atau rambu jalan.

Tapi mengabaikan bacaan teks kegiatan membaca untuk hiburan adalah

membaca hiburan sama seperti kebanyakan orang membaca karya sastra sebagai

hiburan namun membaca literatur tidak selalu untuk hiburan.

Masyarakat harus menyadari bahwa kualitas Negara di tentukan oleh

kecerdasan dan pengetahuannya yang di hasilkan dari seberapa banyak

pengetahuan yang di peroleh dari informasi lisan maupun tulisan.Semakin banyak

penduduk yang berpengetahuan di suatu daerah semakin tinggi kualitasnya.

5

Membaca untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dapat dilakukan oleh siapa saja,

dengan cara melakukan kegiatan membaca masyarakat mempunyai tanggung

jawab moral meningkatkan dan memasyarakatkan minat baca masyarakat.

Kualitas suatu Negara biasanya berkaitan erat dengan budaya literasi.

Budaya literasi di pengaruhi oleh membaca yang bersumber dari hasil survey

intelektual tertulis hal ini menjadikan literasi informasi sangat bermanfaat untuk

proses kehidupan sosial yang dinamis. Sebab dengan membaca dapat membuka

jendela dunia. Ketika jendela dunia sudah terbuka masyarakat indonesia dapat

melihat keluar terkhusus masyarakat yang ada didesa pao. Sebab dengan

membaca dapat membuka jendela dunia. Jadi ketika jendela dunia sudah terbuka

maka masyarakat akan melihat sisi-sisi yang ada dibalik jendela tersebut.

Sehingga cara berpikir masyarakat akan lebih maju dan keluar dari zona

kemiskinan menuju kehidupan yang sejahtera.

Pemuda adalah bagian yang tidak dapat di pisahkan dari perubahan suatu

Negara. Bisa di katakana bahwa prestasi anak muda adalah prestasi bangsa dan

generasi muda kelak akan menjadi tongkat estafet kepemimpinan negara. Maka

dari itu perlu SDM yang unggul, tangguh dan ulet serta mempunyai karakter yang

baik. Jika pemuda suatu negara mengalami kemunduran maka akan berdampak

buruk bagi keadaan Negara tersebut.

Oleh sebab itu, karang taruna merupakan mediator dan motivator dalam

pembangunan (Riris Arifianto, 2017).Ide pembuatan kegiatan pemberdayaan oleh

karang taruna aju loloe diharapkan menjadi alterntif bagi peningkatan minat baca

dikalangan masyarakat untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran

6

karang taruna aju loloe dalam meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat

desa pao.

Karang taruna merupakan salah satu organisasi pemuda yang tidak asing

lagi karena memang keberadaan karang taruna merupakan suatu wadah yang telah

memiliki visi maupun misi membina dan memberdayakan generasi muda

khususnya di pedesaan. Karang taruna merupakan organisasi kepemudaan yang

bergerak ditingkat desa maupun kelurahan yang menjadi wadah atau tempat bagi

generasi muda untuk lebih bias mengembangkan dirinya sendiri.Karang taruna

adalah organisasi sosial dalam jaringan anak muda, mediator dan promotor

pembangunan.

Organiasi kepemudaan merupakan bagian integral dari pembangunan

negeri ini. Karena itu pemuda karang taruna harus mempunyai tekat dan

keinginan untuk memberikan kontribusi bagi pemberdayaan masyarakat dan

pembangunan bangsa (Ageng Widodo, 2017). Karang taruna merupakan wadah

pembinaan generasi muda yang ada di desa atau kelurahan yang dapat

memberikan kesejateraan sosial bagi masyarakat. Sebagai wadah pembinaa tentu

saja mempunyai beberapa program yang akan dilaksanakan yang melibatkan

seluruh komponen dan potensi yang ada di desa atau kelurahan yang bersangkutan

sebagai lembaga atau sebuah organisasi yang bergerak dalam pembangunan

kesejahteraan sosial. Karang taruna akan berusaha menampilkan fungsi dan

efeknya yang terbaik.

Dalam memasuki era globalisasi saat ini banyak kegiatan-kegiatan positif

yang di lakukan oleh karang taruna ajuloloe salah satunya adalah pemberdayaan

7

masyarakat melalui gerakan literasi.Secara konseptual pemberdayaan atau

pemberdayaan (empowerment) berasal dari istilah ‘’power or empowerment’’.

Dengan kemampuan membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan

terlepas dari keinginan dan minat mereka (Riris Arifianto,2017). Karang taruna

yang berdomisili di desa Pao ini berjumlah sekitar 28 anggota dengan rincian 21

pemuda dan 8 pemudi. Kebanyakan anggotan dari karang taruna ajuloloe dari

tingkat SMA, walau juga ada yang telah lulus SMA dan telah bekerja dan

melanjutkan ke tingkat yang lebih tingggi.

Keberadaan lembaga kemasyarakatan nonformal seperti karang taruna

dianggap sangat penting karena dapat menjadi wadah pembinaan dan

pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya dalam mengembangan potensi

bagi pemuda selain itu juga di jadikan tempat para pemuda untuk menggali dan

menyalurkan potensi, saling bertukar informasi, menjalin kerja sama. Tujuan

karang taruna adalah mencapai, menumbuhkan dan mengembangkan setiap

anggota masyarakat agar memiliki kualitas, keterampilan, bakat, inovasi,

kepedulian dan tanggung jawab sosial, guna mencegah dan melawan segala

macam masalah sosial, pengembangan usaha menuju kemandirian setiap

masyarakat terutama generasi muda didesa secara terpadu, terarah, serta

berkelanjutan, pengembangan usaha menuju kemandirian setiap masyarakat

terutama generasi muda dan pengembangan kemitraan yang menjamin

kemampuan dan potensi generasi muda.

Karang taruna aju loloe merupakan salah satu organisasi kepemudaan

masyarakat yang aktif dan memiliki peran pemberdayaan masyarakat di

8

komunitas karang taruna telah memberikan kontribusi terhadap masyarakat baik

di bidang ekonomi, sosial, maupun rohani.Program kerja karang taruna ajuloloe

diciptakan melalui hasil diskusi dan musyawarah bersama kepala desa, tokoh

masyarakat, dan masyarakat desa.Karang taruna ajuloloe terus mengklasifikasi

kebutuhan masyarakat dari berbagai program tersebut terdapat satu program

unggulan karang taruna ajuloloe yaitu ‘pengembangan masyarakat melalui

gerakan literasi membaca.

Dalam mengoptimalkan pengembangan literasi membaca dikalangan

masyarakat desa pao maka lembaga nonformal karang taruna ajuloloe

menyediakan lapak baca yang dapat di akses kapansaja masyarakat

membutuhkannya. Buku adalah jendela dunia, yang membuat peradaban

berlangsung hingga hari ini di dalamnya terkandung jiwa zaman di dalamnya

sepanjang waktu. Ia adalah jendela dunia yang mengandung hikmah masa lalu

(Kartika,N. dan Nugrahanto, 2014).

Ada berbagai macam buku yang disediakan oleh karang taruna ajuloloe

yang dapat dibaca oleh masyarakat. Jika seseorang memiliki banyak informasi

maka orang tersebut akan mempunyai ide, gagasan, semakin banyak informasi

yang di milikinya semakin besar isi pemikirannya, semakin kreatif idenya. Karna

salah satu cara untuk memyerap informasi adalah dengan membaca, membangun

budaya membaca bukan sekedar menyediakan buku atau ruang baca, melainkan

juga membangun pemikiran, perilaku, dari budaya generasi yang tidak suka

membaca, dari generasi yang asing dengan buku menjadi generasi pencipta buku.

9

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti telah melakukan penelitian

tentang peran karang taruna ajuloloe dalam pemberdayaan masyarakat dengan

judul ‘’Studi naratif peran karang taruna aju loloe dalam pengembangan literasi

membaca bagi masyarakat di desa pao kecamatan malangke barat’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di simpulkan bahwa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran karang taruna aju loloe dalam pengembangan literasi

membaca di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat.

2. Apakah yang menjadi kendala dalam proses pengembangan literasi

membaca di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat?

3. Bagaimana manfaat yang di rasakan masyarakat dengan adanya

pengembangan literasi membaca di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran karang taruna aju loloe dalam pengembangan

literasi membaca di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat.

2. Untuk menganalisis kendala dalam pengembangan literasi membaca yang

dilakukan oleh karang taruna ajuloloe di Desa Pao Kecamatan Malangke

Barat.

3. Untuk mengetahui manfaat yang di rasakan oleh masyarakat dengan adanya

pengembangan literasi membaca di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat.

10

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ada di atas hasil

penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Di harapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk ilmu

pengetahuan bagi peneliti terkait dengan pengembangan literasi membaca yang

di lakukan oleh karang taruna aju loloe di desa pao kecamatan malangke barat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi karang taruna aju loloe

Penelitian ini dapat di jadikan masukan untuk kedepannya agar

pengembangan literasi membaca di desa pao kecamatan malangke barat

dapat berjalan dengan baik.

b. Bagi masyarakat

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran pada

masyarakat tentang pentingnya literasi membaca untuk memperoleh

informasi dan pengetahuan.

c. Manfaat bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman selama penelitian

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalapahaman istilah-istilah dalam penelitian yang

terdapat dalam judul penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah-istilah

tersebut:

11

1. Karang taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan

sarana pengembangan setiap anggota kemasyarakatan yang tumbuh dan

berkembang atas dasar tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk

masyarakat terutama terutama generasi muda di wilayah desa atau kelurahan

atau nama lain yang sejenis terutama yang bergerak di bidang

penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

2. Pengembangan masyarakat adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang

di lakukan secara sistimatis, terencana dan di arahkan untuk memperbesar

akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas

kehidupan manusia yang lebih baik apabila di bandingkan dengan kegiatan

pembangunan sebelumnya (Budimanta,2008).

3. Literasi adalah sebuah kemampuan membaca dan menulis

4. Membaca memiliki fungsi untuk menyerap informasi dari tes yang di

bacanya tes yang baik akan memberikan manfaat yang baik pula

memberikan pengetahuan dan pencerahaan bagi pembacanya

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Konsep pengembangan literasi melalui lembaga nonformal

Budaya literasi di dalam masyarakat tidak hanya di tentukan oleh

keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan, tetapi di

tentukan oleh ketersediaan dan akses terhadap bahan-bahan untuk di baca.

Ketersediaan bahan-bahan bacaan mudahnya masyarakat untuk melaksanakan

kegiatan membaca dan bahan bisa memenuhi kebutuhan di masyarakat.

Sehingga mudahnya masyarakat mengakses tersedianya sarana dan prasarana,

masyarakat dengan muda memperoleh bahan bacaan dan informasi yang

bermanfaat untuk masyarakat.

Dalam menunjang keberhasilan pendidikan dapat di lakukan melalui

lembaga pendidikan nonformal maupun luar sekolah. Pendidikan nonformal

atau pendidikan luar sekolah merupakan salah satu jalur perolehan pendidikan,

turut bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat

agar terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nonformal

di laksanakan dalam dua bentuk, pendidikan nonformal sebagai kelembagaan

seperti lembaga kursus, lembaga diklat, lembaga PKBM, lembaga SKB, dan

LSM. Pendidikan nonformal sebagai progras seperti pendidikan keaksaraan

13

fungsional, kesetaraan, pendidikan kecakapan hidup, lapak baca masyarakat

dan satuan program lainnya.

2. Konsep pengembangan literasi membaca

Pengembangan merupakan sebuah keharusan yang harus di aplikasikan

dalam kehidupan. Pengembangan artinya proses, cara perbuatan

mengembangkan sesuatu yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kualitas

yang lebih maju. Sedangkan literasi dapat di lakukan di manapun, baik di kelas

maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan literasi bertujuan untuk

memperoleh keterampilan informasi. Kecakapan menggali dan menemukan

informasi menjadi keterampilan yang perluh dikuasai. Keterampilan

menemukan informasi di tujukan yakni melalui kemampuan mengidentifikasi

informasi yang di butuhkan, kemampuan mengakses dan menemukan

informasi, kemampuan mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi

secara efektif dan etis (American Library Association). UNESCO dalam Aijaz

Ahmed Gujjar menggungkapkan bahwa literasi dapat mengembangkan

keterampilan diri dalam hal etika dan sikap. Jika kepribadian itu sendiri telah

muncul dalam moralitas dan sikap serta terbentuk pada setiap orang, maka

kecakapan hidup menjadi lebih mudah di terapkan. Tiap individu akan mampu

mengontrol diri untuk melakukan kehidupan dengan sebaik-baiknya. Oleh

karna kegiatan literasi sebaiknya menjadi rutinitas yang ada di setiap jenjang

pendidikan formal, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Di

Amerika, satu penelitian yang mengenai literasi di lakukan untuk menunjukkan

14

pentingnya literasi membaca dan hubungan antara tingkat usia dengan tingkat

kemampuan membaca.

Literasi terkait dengan kesuksesan seseorang di dunia akademis jadi

literasi adalah alat penting yang di perlukan untuk berhasil dalam lingkungan

sosial. Budaya literasi dapat di bangun melalui berbagai kegiatan pembiasaan

membaca dan menulis. Budaya literasi dapat di lakukan di sekolah, perguruan

tinggi dan di rumah. Pembentukan budaya literasi harus di lakukan secara

berkelanjutan.

Literasi dalam bahasa inggrisnya literacy berasal dari bahasa latin yaitu

litera (huruf) sering diartikan sebagai keaksaraan. Secara literal literasi berarti

kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis secara umum orang yang

membaca dan menulis di sebut dengan literate person. Sedangkan orang yang

tidak bisa membaca dan menulis di sebut literat atau buta aksara. Hal ini

sejalan dengan pendapat kern (2000: 16) yang mendefinisikan:

Metode literasi adalah sebagai berikut: literasi mengcu pada

penggunaan kondisi sosial, sejarah dan budaya untuk menciptakan dan

menjelaskan makna melalui kata-kata. Karna peka dengan maksud dan tujuan,

literasi itu bersifat dinamis tidak statis dan dapat bervariasi di antara dan di

dalam komunitas dan kebudayaan. Literasi memerlukan serangkaian

kemampuan kognitif,kemapuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang

genre dan pengetahuan kebudayaa).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa literasi

merupakan peristiwa sosial yang di lengkapi keterampilan-keterampilan untuk

15

menciptakan dan mengiterpretasikan makna melalui teks. Literasi

memerluhkan serangkaian kemampuan untuk menyampaikan dan mendapatkan

informasi dalam bentuk tulisan.

Dalam era teknologi seperti sekarang ini, konteks tradisi intelektual

suatu masyrakat bisa di katakan berbudaya literasi ketika masyarakat tersebut

sudah memanfaatkan informasi yang mereka dapat untuk melakukan

komunikasi sosial dan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di pahami bahwa literasi

merupakan suatu tahap perilaku sosial yaitu kemapuan individu untuk

membaca, menginterpretasikan, dan menganalisis informasi yang pengetahuan

yang mereka dapat untuk melahirkan kesejehtraan hidup ( peradaban unggul ).

3. Konsep peran

Peran di artikan pada karakteristik yang di sandang untuk di bawahkan

oleh seorang aktor dalam sebuah pentas drama yang dalam konteks sosial

peran di artikan sebagai posisi dalam struktur sosial. Dari paparan di atas dapat

di simpulkan bahwa teori peran adalah teori yang berbicara tentang posisi dan

prilaku seseorang yang di harapkan dari padanya tidak berdiri sendiri, selalu

berada dalam kaitannya dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan

dengan aktor atau orang tersebut. Pelaku peran menjadi sadar akan struktur

sosial yang didudukinya.

B. Kajian Teori

1. Teori sistem (The social system) Talcott parsons

16

Dalam Nursalam, dkk (2016) Talcott parsons (1991) melahirkan teori

fungsional tentang perubahan. Seperti para pendahulunya, parsons juga

menganologikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya

pertumbuhan pada mahkluk hudup. Komponen utama pemikiran parsons

diferensiasi. Parson berasumsi bahwa setiap masyarakat terdiri dari

sekumpulan subsistem yang berbeda menurut struktur dan makna

fungsionalnya bagi masyarakat luas.

Ketika masyarakat berubah secara umum masyarakat akan memiliki

kemampuan yang lebih baik untuk menghadapi masalah hidup. Dapat di

katakan bahwa parsons termasuk dalam golongan yang memandang optimis

sebuah proses perubahan.

Persons (1991) menyampaikan empat fungsi yang harus di miliki oleh

sebuah sistem agar mampu bertahan, yaitu:

a. Adaptasi sistem harus mampu menghadapi situasi darurat eksternal.

Sistem harus mampu beradaptasi dengan lingkungan

b. Pencapaian sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.

c. Integrasi, menyatakan bahwa sistem harus mengatur hubungan antara

bagian yang menjadi komponen-komponennya.

d. Pemeliharaan pola, sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan

melengkapi, memelihara, dan memperbaiki motivasi individual maupun

pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

Jika di masukkan ke dalam pemberdayaan masyarakat teori sistem

sosial ini mengarah pada asalah satu kelebihan yang harus di miliki suatu

17

kelompok agar kelompok tersebut berdaya, yaitu memiliki kelompok orang

atau massa yang besar dan mampu bertahan serta berkembang menjadi

kelompok yang lebih besar. Dapat di katakana kelompok tersebut di

berdayakan.

C. Kerangka Berpikir

Pada kesimpulan yang berusaha penulis capai adalah bagaimana peran

karang taruna aju loloe dalam upaya membantu masyarakat di dalam

pengembangan literasi membaca.

D. Peneliti Relevan

1. Hutri Agustino (2019) yang berjudul: Pemberdayaan masyarakat berbasis

gerakan literasi di taman baca masyarakat pondok sinau lentera anak

DESA PAO KECAMATAN MALANGKE

BARAT

PERAN KARANG TARUNA

AJULOLE DALAM

PENGEMBANGAN LITERASI

MEMBACA BAGI

MASYARAKAT

PERAN KARANG

TARUNA AJU LOLOE

DALAM

PENGEMBANGAN

LITERASI MEMBACA

MANFAAT

LITERASI

MEMBACA BAGI

MASYARAKAT

KENDALA DALAM

PENGEMBANGAN

LITERASI

MEMBACA

18

nusantara. Hasil penelitian ini membahas tentang pemberdayaan masyarakat

berbasis gerakan literasi di TMB pondok sinau lentera anak nusantara

dilakukan berdasarkan pada prespektif historis dan sosiologis. Dalam

prespektif historis daerah tempat berdirinya TMB pondok sinau lentera

anak nusantara tersebut mendapat predikat abangan yang mana mayoritas

masyarakatnya bermatapencarian sebagai petani dan memiliki kebiasaan

seperti sabung ayam, minum-minuman keras, berkelahi, berjudi serta biasa

melakukan aksi kriminalitas sedangkan dalam prespektif sosiologi proses

pembangunan wilayah nasional sampai lokal yang berfokus pada

pertumbuhan ekonomi belum mampu menghadirkan fakta pemerataan. Dari

serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis gerakan literasi di

TMB pondok sinau lentera anak nusantara umumnya yang terkait dengan

isu-isu sosial dan ekonomi tersebut telah membawah berbagai perubahan.

2. Dian Herdiana, Rendi Heriyana, Reza Suhaerawan (2019) yang berjudul:

Pemberdayaan Masyarakat melalui gerakan literasi perdesaan di desa

cimanggu kabupaten bandung barat. Hasil penelitian ini membahas gerakan

literasi pedesaan harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terutama

dari pemerintah desa. Hal ini dikarenakan pemerintah desa sebagai

pemegang kewenangan penyelenggara pemerintah di tingkat desa. Salah

satu wujudnya dapat berupa pemberian dukungan kepada gerakan literasi

pedesaan yang tidak hanya ditujukan kepada kebijakan pembangunan

infrastruktur literasi pedesaan tetapi juga dukungan dalam menggerakan

masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan literasi.

19

3. Kartika, N. Dan Nugrahanto, W. (2014) yang berjudul: Mengembangkan

minat baca di masyarakat desa pasanggrahan dan desa malongpong

kecamatan maja kabupaten majalengka. Hasil penelitin ini membahas

tentang motivasi dan semangat para siswa SD dapat diapresiasikan dengan

dukungan sarana seperti ketersediaan buku-buku bacaan yang memadai.

Ketersediaan buku-buku bacaan yang masih minim inilah salah satu faktor

penghambat yang ditemui dilapangan namun demikian, menurut hasil

monitoring dan evaluasi dilapangan dapat ditangkap perubahan yang cukup

mendasar dikalangan para peserta siswa SD, yaitu terguguhnya kesadaran

mereka akan pentingnya kegiatan membaca untuk menunjang kelangsungan

pendidikan mereka selain pengetahuan dan ilmu mereka akan bertambah.

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Kualitatif

merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

analisis mendalam. Proses dan makna (prspektif subjek) lebih di tonjolkan dalam

penelitian kualitatif. Landasan teori di manfaatkan sebagai pemandu agar fokus

penelitian sesuai dengan fakta di lapangan (Kaharuddin 2021).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif naratif di

karenakan ada beberapa pertimbangan di antaranya adalah penelitian ini bersifat

menggambarkan, menguraikan suatu hal dengan apa adanya maksudnya adalah

data yang di kumpulkan berupa kata-kata atau penalaran, gambar dan bukan

angka-angka. Hal ini di karenakan penerapan langsung representasi data kualitatif,

sifat hubungan antara peneliti dan narasumber lebih sensitif dan lebih mudah

beradaptasi dengan kenyataan.

Penelitian ini membahas tentang ‘’peran karang taruna aju loloe dalam

pengembangan literasi membaca di desa pao kecamatan malangke barat’’ maka di

butuhkan suatu analisis yang cukup dalam, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan studi naratif, karena dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan

kehidupan individu, mengumpulkan, mengatakan cerita tentang individu, dan

menulis cerita atau riwayat pengalaman individu tertentu. Jelas penelitian naratif

berfokus pada penelitian pribadi.

21

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini di lakukan di desa pao kecamatan malangke barat. Pemilihan

lokasi di dasari dari pertimbangan karna di desa pao terdapat organisasi karang

taruna yang di mana organisasi karang taruna ini mempunyai program yaitu

literasi membaca.

b. Waktu penelitian

Waktu yang di butuhkan peneliti untuk melakukan penelitian yaitu

terhitung sejak di keluarkannya surat izin meneliti yaitu dalam kurung waktu

kurang lebih 2 (bulan).

No Jenis Kegiatan

Bulan I Bulan II

I II III IV I II III IV

1. Pengusulan Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Konsultasi Pembimbing

4. Seminar Proposal

5.

Pengurusan Izin

Penelitian

Tabel 3.1 Klasifikasi pengumpulan data

22

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kulitatif menurut Burhan Bungin (2005)

adalah fokus penelitian atau pokok asal yang hendak di teliti, mengandung

penjelasan-penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat peneliti

dan hal yang kelas di bahas secara mendalam dan tuntas. Jadi fokus penelitian ini

adalah bagaimana peran karang taruna aju loloe dalam pengembangan literasi

membaca masyarakat di desa pao kecamatan malangke barat.

D. Informan Penelitian

Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan purposive sampling

yang mana memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota atau

populasi untuk menjadi sampel. Purposive sampling subjek di pilih berdasarkan

kriterian yang telah di tentukan. Penentuan informasi ini di lakukan secara sengaja

yaitu:

1. Menentukan informasi yang menjadi fokus penelitian yaitu peran karang

taruna dalam pengembangan literasi membaca di desa pao kacamatan

malangke barat.

2. Informan yang merupakan salah satu kendala dalam pengembangan literasi

membaca di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat.

Informan yang sudah memberikan informasi selama peneliti melakukan

penelitian di bagi menjadi tiga macam yaitu :

a. Informan kunci (key informan) , yaitu mereka yang mengetahui dan

memiliki informasi pokok Ketua Karang Taruna Ajuloloe

23

b. Informan Ahli yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam proses

pengembangan literasi membaca yang diteliti. Informan dalam hal ini adalah

Masyarakat Desa Pao dan Karang Taruna Ajuloloe

c. Informan Tambah yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung dalam proses pengembangan literasi membaca

yang sedang di teliti. Informan dalam hal ini beberapa toko masyarakat di

Desa Pao.

E. Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data. Penulis memperoleh dari pengamatan ,

wawancara, dokumen-dokumen dan bacaan yang berhubungan dengan penelitian

ini sedangkan sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu:

1. Sumber data Primer, yaitu yang di hasilkan dari wawancara secara langsung

dengan informan yang terkait dengan penelitian ini terutama informan yang

menjadi subjek terutama Kepala Desa, Ketua Karang Taruna Ajuloloe dan

Mayarakat didesa Pao.

2. Sumber data Sekunder, yaitu data-data yang di peroleh dari sumber kedua

yang merupakan pelengkap yang meliputi sepeti: internet, jurnal, blog, buku

yang menjadi refrensi dan artikel-artikel yang terkait dengan masalah yang

diteliti.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data yaitu wawancara yang mana di lembar pertanyaan berisi

tentang bagaimana peran karang taruna aju loloe dalam pengembangan literasi

24

membaca dalam masyarakat di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan alat bantu seperti lembara pertanyaan ,

teperecorder, perekam suara dari handphone, video atau kamera handphone.

Kelebihan antara lain peneliti dapat merasakan secara langsung, melihat realitas

sehingga peneliti dapat memaknai apa yang terjadi di dalam masyarakat yang

mana ini merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat penting dalam penelitian. Karna tanpa

data dari masalah yang di teliti peneliti tidak akan memperoleh pengetahuan yang

mendalam mengenai masalah yang akan di teliti. Adapun teknik pengumpualan

data yang di gunakan oleh peneliti yaitu:

1. Observasi.

Observasi merupakan pengamatan yang di lakukan secara langsung

oleh penelti terhadap objek penelitian. Kegiatan ini di lakukan untuk

memperoleh data secara langsung sesuai dengan kejadian yang ada di

lapangan. Observasi ini di lakukan dengan cara peneliti mendatangi lokasi

penelitian selanjutkan melakukan pengamatan, pencatatan tentang realitas yang

ada di lokasi penelitian, Yang di lakukan secara berulang agar peneliti

mendapatkan gambaran dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

2. Wawancara.

Peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan informan yang

bersangkutan mengenai masalah-masalah yang akan diteliti. Wawancara yang

di lakukan oleh peneliti dengan informan secara langsung kemudian peneliti

25

mengajukan beberapa pertanyaan yang menjadi inti dari masalah yang ingin di

teliti kemudian informan masing-masing memberikan jawaban. Hasil dari

wawancara ini kemudian di catat ataupun di rekam agar mempermuda

melakukan tabulasi data.

Teknik wawancara adalah proses yang di lakukan untuk memperoleh

informasi dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan responden

atau orang yang diwawancarai dengan menggunakan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara.

3. Dokumentasi.

Dokumentasi dapat di artikan data yang tertulis. Berarti cara

pengumpulan data dengan mencatat data-data, artikel-artikel, buku-buku yang

sudah ada. metode dokumentasi adalah metode pengumpulam data dengan

menelusuri data historis.

Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau

kejadian dalam situasi sosial yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif

(yusuf, 2014).

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah selanjutnya dalam mengelolah data yang

di peroleh, di kerjakan, dan di manfaatkan sedemikian rupa dalam penyusunan

hasil penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini mengikuti model analisis

Miles dan Huberman (1984: 23).

Proses analisisi dalam penelitian ini di lakukan dengan empat tahap, yaitu :

1. Pengumpulan data

26

Data yang di temukan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

kemudian di catat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu

deskriptif dan reflektif.

Catatan deskriftif adalah catatan alami (catatan tentang apa yang di liat,

di dengar, di saksikan, dan di alami sendiri oleh peneliti tanpa adanya

penafsiran dari peneliti terhadap fenomena yang di alami. Sedangkan catatan

reflektif adalah catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat dan tafsiran

peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana

pengumpulan data untuk tahap berikutnya.

2. Reduksi data

Setelah data terkumpul, selanjutnya di buat reduksi data guna memilih

data yang relevan dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk

memecahkan masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan

peneliti. Kemudian menyederhanakan dan menyusun secara sistimatis dan

menjabarkan hal-hal penting tentang hasil temuan dan maknanya.

Pada proses reduksi data, hanya temuan data atau temuan yang

berkenaan dengan permasalahan peneliti saja yang di reduksi. Pada saat yang

sama data yang tidak terkait dengan pertanyaan penelitian akan di buang.

Dengan kata lain reduksi data digunakan untuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak

penting, serta mengorganisasikan data, sehingga mempermudah peneliti dalam

menarik kesimpulan.

3. Penyajian data

27

Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan dan kata-kata, gambar,

grafik, dan tabel. Tujuan sajian data untuk menggabungkan informasi sehingga

dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Dalam hal ini agar peneliti tidak

kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara keseluruhan atau bagian-

bagian tertentu dalam hasil penelitian,.

Maka peneliti harus membuat naratif, matrik atau grafik untuk

memudahkan penguasaan informasi atau data tersebut. Hal ini di lakukan karna

data yang terpecah-pecah dan kurang tersusun dengan baik dapat

mempengaruhi peneliti dalam bertindak secara ceroboh dan mengambil

kesimpulan yang memihak, tersekat-sekat dan tidak mendasar. Untuk display

data harus didasari sebagai bagian dari analisis data.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan akan di lakukan selama proses penelitian

berlangsung sama halnya proses reduksi data, setelah data di kumpul cukup

memadai maka di ambil kesimpulan sementara, dan setelah data benar-benar

lengkap maka di ambil kesimpulan akhir. Sejak awal penelitian peneliti selalu

berusaha mencari makna data yang terkumpul.

Untuk melakukan ini kita perlu mencari pola, tema, hubungan,

kesamaan, asumsi yang sering muncul. Kesimpulan yang di peroleh mula-mula

bersifat tentatif, kabur dan di ragukan akan tetapi dengan bertaambahnya data

baik dari hasil wawancara maupun hasil observasi dan dengan di perolehnya

keseluruhan data hasil penelitian. Kesimpulan-kesimpulan itu harus di

klarifikasi dan di verifikasikan selama penelitian berlangsung.

28

Data yang ada kemudian di satukan kedalam unit-unit informasi yang

menjadi rumusa-rumusan kategori-kategori dengan berpegang pada prinsip

holistik dan dapat di tafsirkan sama di satukan dalam satu kategori, sehingga

memungkinkan untuk timbulnya kategori baru dari kategori yang sudah ada.

I. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif dapat di nyatakan valid apabila tidak ada

perbedaan antara yang di laporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi

pada objek penelitian.

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat di

gunakan uji kreadibilitas. Menurut Sugiyono (2013:368-375) untuk menguji

kredibilitas suatu penelitian kualitatif dapat di lakukan dengan berbagai cara yaitu:

1. Memperluas ruang lingkup pengamatan berarti peneliti kembali ke tempat

kejadian untuk mengamati dan meninjau kembali sumber data yang pernah

atau baru di jumpai. Hal ini akan membentuk hubungan peneliti dengan

narasumber akan semakin baik dan kehadiran peneliti tidak lagi dianggap

sebagai orang asing yang mengganggu perilaku masyarakat yang telah di

pelajari.

2. Meningkatkan ketekunan, untuk melakukan pengamatan secara lebih cermat

dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat di rekam secara pasti dan sistimatis, karna peneliti

dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang di teliti itu salah

atau tidak.

31

29

3. Triangulasi data, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu dengan demikian terdapat tiga jenis

trigulasi data yaitu:

a. Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data yang telah di peroleh melalui beberapa sumber. Dalam

hal ini untuk menguji kredibilitas data tentang tentang peristiwa dan

kesenjangan sosial maka pengumpulan dan pengujian data yang telah di

peroleh di lakukan ke instansi yang bersangkutan dan guru di sekolah

yang menjadi objek.

b. Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas di lakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

c. Triangulasi waktu yaitu waktu untuk sering mempengaruhi kredibilitas

data. Data yang di kumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari

pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, serta dapat

memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kreadibel.

J. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian

itu sendiri karena mengingat penelitian ini berhubugan langsung dengan manusia

yang mana manusia memiliki hak asasi di dalam kegiatan penelitian. Sebelum

peneliti bertemu dengan partisipan terlebih dahulu peneliti harus meminta

persetujuan calon partisipan setelah mendapatkan persetujuan barulah di

laksanakan penelitian dengan memperhatikan hal-hal berikut yaitu:

32

30

1. Menginformasikan tujuan peneliti kepada informan

2. Meminta persetujuan informan

3. Menghormati harkat dan martabat manusia

4. Menghormati privasi informan

5. Meminta izin jika ingin melakukan perekaman wawancara, atau mengambil

gambar informan.

33

31

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKOSI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian

Kecamatan Malangke Barat merupakan salah satu kecamatan yang berada

diwilayah Kabupaten Luwu Utara yang mana pada tahun 1999, saat awal

bergulirnya reformasi di seluruh wilayah republik Indonesia dimana telah di

keluarkannya UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan di daerah, dan

mengubah mekanisme pemerintahan yang mengarah pada otonomi daerah.

Tepatnya pada tanggal 10 februari 1999, oleh DPRD Kabupaten Luwu

Utara mengeluargan surat keputusan nomor 03/Kpts/DPRD//II/1999. Tentang

usulan persetujuan pemekaran wilayah Kabupaten Dati II Luwu yang dibagi

menjadi dua wilayah kabupaten dan selanjutnya gubernur KDH Tk. I Sul-sel

menindak lanjuti dengan surat keputusan No. 136/776/OTODA tanggal 12

februari 1999. Akhirnya pada tanggal 20 April 1999, terbentuklah Kabupaten

Luwu Utara ditetapkannya dengan UU Republik Indonesia No. 13 Tahun 1999.

Saat pembentukan daerah ini memiliki luas 14.447,56 km2 dengan jumlah

penduduk 450.000 jiwa.

Namun setelah di mekarkan kembali pada tahun 2003 dengan

terbentuknya Kabupaten Luwu Timur.Luas wilayah Kabupaten Luwu Utara saat

ini adalah 7.502,58 km2. Pada awalnya pembentukannya, kabupaten luwu utara

dengan batas saluampak Kec.Sabbang sampai dengan batas Provinsi Sulawesi

Tenggara namun pada tahun 2003, diusianya yang ke-4 Kabupaten Luwu Utara

32

dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu kabupaten Luwu Timur yang di sahkan

dengan UU Nomor 7 Tahun 2003.

Oleh karena itu setelah pemekaran Kabupaten Luwu Utara terdiri dari 11

Kecamatan yaitu Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, Kecamatan

Limbong, Kecamatan Seko, Kecamatan Masamba, Kecamatan Rampi, Kecamatan

Malangke, Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Mappedeceng, Kecamatan

Sukamaju, dan Kecamatan Bone-bone.

Kecamatan Malangke barat tepatnya di desa Pao merupakan tempat

berdirinya karang taruna aju loloe yang mana Karang taruna merupakan salah satu

organisasi pemuda yang harus mempunyai tekat dan keinginan untuk memberikan

kontribusi bagi pembemberdayaan masyarakat dan pembangunan bangsa (Ageng

Widodo,2017). Karang taruna merupakan wadah pembinaan generasi muda yang

berada di desa atau kelurahan dalam bidang usaha kesejahtraan sosial. Sebagai

wadah pembinaan tentu saja mempunyai beberapa program yang akan di laksanakan

yang melibatkan seluruh komponen dan potensi yang ada di desa atau kelurahan

yang bersangkutan sebagai lembaga atau organisasi yang bergerak di bidang

pembangunan kesejahtraan sosial.

1. Profil lembaga karang taruna aju loloe

Berdasarkan data yang di peroleh peneliti dalam kegiatan wawancara,

observasi, serta dokumentasi di peroleh data terkait dengan lembaga karang taruna

di desa pao kecamatan malangke barat sebagai berikut:

Nama Lembaga : Karang Taruna Ajuloloe

Alamat Lembaga : Desa Pao Kecamatan Malangke Barat

33

Tahun Berdirinya : 2018

2. Visi dan Misi Lembaga Karang Taruna Aju Loloe

a. Visi

Dapat mempererat tali persaudaraan antar pemuda untuk meningkatkan

partisipasi pemuda dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di masyarakat

guna meningkatkan peran organisasi kepemudaan.

b. Misi

Terwujudnya pemuda-pemudi yang bertakwa kepada tuhan yang maha esa

penuh perhatian dan peka terhadap masalah dengan daya tahan fisik dan mental

yang kuat dan serta teguh dalam pendiriannya dan mampu berkreasi untuk

berkarya di lingkungan masyarakat.

c. Nama-nama Ketua Bidang Karang Taruna Aju loloe

Tabel V.1 nama-nama ketua bidang dan jabatannya

No

Nama

Jabatan

1 Asriwanto Bidang pengembangan sumber daya manusia,

pendidikan, dan kerohanian

2 Hairul Bidang kesejahteraan sosial dan usaha

ekonomi produktif

3 Asri Bidang hubungan masyarakat

4 Ari Rusli Bidang rekreasi dan olahraga

Sumber data karang taruna Ajuloloe 2020

34

Adanya suatu program atau kegiatan pengembangan masyarakat akan

memberikan kerangka kerja yang dapat di jadikan acuan oleh para pendiri

termasuk masyarakat untuk bersama-sama mengambil keputusan mengenai

kegiatan-kegiatan yang seharusnya di laksanakan demi tercapainya tujuan

pembangunan yang di inginkan (Mardikanto,2013).

B. Keadaan Geografis

Secara geografis Kabupaten Luwu Utara terletak pada 010 53’19

’’- 02

0 55

36’’

Lintang Selatan, dan 1190 47

’ 46

’’- 120

0 37

’ 44. Bujur timur batas wilayahnya

adalah sebagai berikut perbatasan dengan provinsi Sulawesi bagian tengah di

utara, kabupaten luwu timurdi timur kabupaten luwu dan teluk bone di selatan

serta tana toraja dan Sulawesi barat di barat .

Kabupaten Luwu Utara tercatat 7.502,58,km2 dengan jumlah penduduk

321.979 jiwasecara administrasi pemerintah terbagi menjadi 11 Kecamatan

dengan 167 desa, 4 kelurahan dan 4 unit pemukiman pendatang. Terdapat kurang

lebih delapan sungai besar yang mengaliri Kabupaten Luwu Utara. Sungai

terpanjang adalah sungai Rongkong dengan panjang 108 km dan mengalir melalui

tiga wilayah yaitu sabbang, baebunta dan malangke.

Iklim Luwu Utara termasuk iklim tropis, suhu udara minimum 25,30 0

C

dengan kelembaban udara rata-rata 83%. Dari 11 Kecamatan yang terluas adalah

Kecamatan Seko dengan luas 21.109,19 km2

dan yang paling terkecil adalah

Kecamatan Malangke Barat dengan luas 93,75 km2. Jika dibandingkan dengan

Kecamatan lainnya, tingkat kepadatan penduduk di Malangke Barat tergolong

35

tinggi. Dengan luas wilayah 93,75 km2

dan jumlah penduduk sebanyak 26.490

orang maka kepadatan penduduk di Kecamatan ini sebanyak 283 orang/km2.

C. Keadaan Penduduk

Penduduk Kabupaten Luwu Utara berdasarkan proyeksi penduduk tahun

2019 sebanyak 312 ribu jiwa yang terdiri atas 156.878 jiwa penduduk laki-laki

dan 156.005 jiwa penduduk perempuan. Di bandingkan dengan proyeksi jumlah

penduduk 2018, pertumbuhan penduduk luwu utara mengalami pertumbuhan

sebesar 0,78 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2019

penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 100,56, Sumber:

Kabupaten Luwu Utara Dalam Angka Luwu Utara Regency in Figures 2020.

Kepadatan Penduduk Luwu Utara tahun 2019 mencapai 41,85 jiwa/km2

dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan

penduduk di 15 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi

terletak di Kecamatan Sukamaju Selatan dengan kepadatan sebesar 338 jiwa/km2

dan terendah di Kecamatan Rampi sebesar hamper 2 jiwa/km2.

Pengelompokan umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu

menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan

kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-

masing, baik kebutuhan pangan, pendidikan, sandang, papan, kesehatan,

pekerjaan dan lain sebagainnya.Ini karena setiap kelompok umur memiliki

kebutuhan yang berbeda-beda.

36

36

D. Keadaan Pendidikan

Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf menurut

kelompok umur di Kabupaten Luwu Utara, tahun 2018 dan 2019.

Tabel IV.1 penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf

Kelompok Umur

Age Group

2018

2019

(1) (2) (3)

15-19 100,0% 100,0%

20-24 100,0% 100,0%

25-29 100,0% 100,0%

30-34 97,1% 98,2%

35-39 98,6% 98,7%

40-44 98,4% 96,7%

45-49 94,5% 98,4%

50+ 73,5% 82,9%

Jumlah/total 92,2 94,8%

15-24 100,0% 100,0%

15-44 98,9% 99,0%

15+ 92,2% 94,8%

45+ 79,1% 86,7%

Sumber data BPS Survei ekonomi nasional (susenas)BPS-Statistic Indonesia.

37

Desa dan Kelurahan yang memiliki fasilitas sekolah menurut Kecamatan

dan tingkat pendidikan di Kabupaten Luwu Utara, 2014-2019.

Tabel IV.2 jumlah desa dan kelurahan yang memiliki fasilitas sekolah

Kecamatan

Subdistrict

SD

2014 2018 2019

(1) (2) (3) (4)

Sabbang 19 19 9

Sabbang Selatan … … 10

Baebunta 19 19 9

Baebunta Selatan … … 10

Malangke 14 14 14

Malangke Barat 12 13 12

Sukamaju 23 22 13

Sukamaju Selatan … … 9

Bone-Bone 12 11 11

Tanalili 10 10 10

Masamba 19 20 20

Mappedeceng 13 13 13

Rampi 6 6 6

Rongkong 7 7 7

Seko 12 12 12

Luwu Utara 166 166 165

Sumber BPS,PendataanPotensi Desa (Podes)BPS-Statistic Indonesia.

38

Lanjutan Tabel IV.2

Kecamatan

Subdistrict

SMP

2014 2018 2019

(1) (5) (6) (7)

Sabbang 12 12 5

Sabbang Selatan … … 7

Baebunta 9 9 6

Baebunta Selatan … … 3

Malangke 11 11 11

Malangke Barat 10 10 10

Sukamaju 5 6 3

Sukamaju Selatan … … 3

Bone-Bone 6 7 7

Tanalili 3 3 3

Masamba 8 9 9

Mappedeceng 6 6 6

Rampi 3 3 3

Rongkong 4 4 4

Seko 8 9 8

Luwu Utara 85 89 88

Sumber BPS,Pendataan Potensi Desa (Podes)BPS-Statistic Indonesia.

39

Lanjutan Tabel IV.2

Kecamatan

Subdistrict

SMA

2014 2018 2019

(1) (8) (9) (10)

Sabbang 55 2

Sabbang Selatan … … 3

Baebunta 44 2

Baebunta Selatan … … 2

Malangke 556

Malangke Barat 111

Sukamaju 2 31

Sukamaju Selatan … … 3

Bone-Bone 22 2

Tanalili 1 11

Masamba 5 55

Mappedeceng 111

Rampi 11 1

Rongkong 111

Seko 111

Luwu Utara 29 3032

Sumber BPS,Pendataan Potensi Desa (Podes)BPS-Statistic Indonesia.

40

Lanjutan Tabel IV.2

Kecamatan

Subdistrict

SMK

2014 2018 2019

(1) (11) (12) (13)

Sabbang - 1 _

Sabbang Selatan … … 1

Baebunta - 1 1

Baebunta Selatan … … _

Malangke 1 1 1

Malangke Barat 1 2 2

Sukamaju 1 2 1

Sukamaju Selatan … … 1

Bone-Bone 1 1 1

Tanalili 1 2 2

Masamba -1 1

Mappedeceng 1 1 1

Rampi - - _

Rongkong - - _

Seko - 1 1

Luwu Utara 85 89 88

Sumber BPS,Pendataan Potensi Desa (Podes)BPS-Statistic Indonesia.

41

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Peran karang taruna ajuloloe dalam pengembangan literasi membaca di

Desa Pao Kecamatan Malangke Barat

a. Peran karang taruna ajuloloe dalam terbentuknya program literasi

membaca

Program literasi membaca yang di cetuskan oleh karang taruna aju loloe

merupakan salah satu kesadaran pemuda karang taruna untuk meningkatkan dan

mengembangkan minat baca masyarakat agar terbentuk masyarakat yang sadar

akan pentingnya literasi membaca.

Program literasi membaca yang di lakukan oleh karang taruna aju loloe

merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan masyarakat dan mampu

membawah perubahan bagi lingkungan sekitar. Yang mana karang taruna aju

loloe memiliki peran penting dalam proses keberhasilan program literasi

membaca.

Karang taruna aju loloe dalam membentuk program literasi membaca selalu

melibatkan masayarakat dalam rapat-rapat yang di adakan dengan tujuan agar

masyarakat mengetahui program literasi membaca yang akan di lakukan dapat

memberikan dampak yang sangat besar untuk kemajuan masyarakat ke

depannya’’.(D.1/observasi/11/oktober).

Program literasi membaca menjadi suatu yang penting untuk meningkatkan

kualitas dan tingkat kesejahtraan masyarakat yang dimana sesuai dengan visi

misi untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat di masyarakat dengan daya tahan fisik dan mental yang kuat dan

42

teguh dalam pendirian serta mampu berkreasi dan berkarya di lingkungan

masyarakat.

Terlepas dari peran karang taruna aju loloe masyarakat juga selalu di

libatkan dalam setiap keputusan yang akan di ambil untuk kemajuan program ke

depannya karang taruna aju loloe selalu menerima masukan dan usulan dari

masyarakat agar program kerja yang akan di laksanakan tidak terjadi kesalah

pahaman antar pemuda dan masyarakat Desa Pao.

Menurunnya minat baca di masyarakat desa pao khususnya bagi ibu-ibu

dan pemudanya kan sekarang terpengaruh dengan menggunakan

handphone jadi kami selaku karang taruna desa pao berinisiatif untuk

membuat suatu program untuk menumbuhkan kembali minat baca di

kalangan masyarakat desa pao khususnya’’. (wawancara DS,L, pada hari

kamis 22 oktober).

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dapat di simpulkan

bahwa program literasi membaca yang di lakukan oleh karang taruna aju loloe

awalnya terbentuk karena para muda terutama anggota karang taruna menyadari

bahwa didalam masyarakat khususnya di desa pao terjadi penurunan minat baca

yang di pengaruhi oleh keberadaan handphone yang mengakibatkan masyarakat

jadi malas untuk membaca buku sehingga karang taruna ajuloloe berinisiatif

untuk membentuk program literasi membaca yang diharapkan dapat mampu

menumbuhkan kembali minat membaca di kalangan masyarakat.

b. Peran karang taruna ajuloloe dalam mencapai sasaran dan tujuan

Dalam suatu program harus ada yang namanya tujuan yang hendak

dicapai, karena tanpa adanya tujuan, maka program akan berjalan tanpa arah.

Tujuan dapat mengarahkan kemana arah program tersebut berjalan.

43

Sedangkan sasara adalah suatu yang di jadikan objek dari suatu

program.Sasaran yang di bidik dalam program literasi membaca adalah

masyarakat desa pao yang melihat bahwa sebagian permasalahan yang di hadapi

masyarakat desa pao adalah kurangnya minat baca.

yang di libatkan dalam program ini kami sendiri selaku karang taruna desa

pao dan pemuda desa pao dan masyarakat desa pao

khususnya’’.(wawancara DS, L,pada hari kamis 22 oktober).

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti bahwa dalam

pengembangan literasi membaca ada sasaran yang ingin di tujuh oleh karang

taruna aju loloe melalui program literasi membaca yaitu masyarakat desa pao.

Yang mana semuanya mengarah pada satu tujuan utama yaitu kepedulian dalam

memerangi kurangnya minat baca dengan cara membuat mereka untuk berdaya,

punya semangat untuk melakukan literasi membaca dengan tujuan untuk

membangun diri mereka sendiri.

c. Peran karang taruna aju loloe dalam mensosialisasikan program

literasi membaca

Dalam menjalankan program literasi membaca karang taruna melakukan

sosialisasi di masyaraka yang mana proses sosialisasi adalah sebuah proses yang

di lakukan secara aktif oleh dua pihak pihak pertama adalah pihak yang

mensosialisasikan dan pihak yang kedua adalah pihak yang di sosialisasikan

atau menerima sosialisasi (Nurmauliddiana,2018).

Awalnya kami itu memposting tentang program kami ini di sosial media

terus kami melakukan pertemuan sosialisasi mengenai tentang pentingnya

menumbuhkan minat baca di masyarat untuk menambah ilmu pengetahuan

melalui buku bukan cuman menggunakan handphone saja. (wawancara DS,

L,pada hari kamis 22 oktober).

44

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti karang taruna sudah

menjalankan perannya untuk mensosialisasikan program literasi yang di bentuk

oleh karang taruna yang mana di harapkan membawah perubahan dan memiliki

peranan penting melalui partisipasi masyarakat yang merupakan kontribusi

masyarakat secara nyata dan positif terhadap penyusunan dan implementasinya.

Melalui pengenalan kepada masyarakat bahwasanya setiap manusia

memiliki potensi yang dapat di kembangkan dengan cara menumbuhkan minat

baca dengan menggunakan buku.

d. Peran karang taruna aju loloe dalam mengajak masyarakat melakukan

literasi

Karang taruna aju loloe menjalankan perannya untuk mengajak

masyarakat untuk melakukan literasi membaca dengan menggunakan berbagai

inovasi agar masyarakat tertarik untuk mengikuti program literasi membaca

yang di adakan oleh pemuda karang taruna. Dengan demikian dalam mengajak

masyarakat melakukan literasi di butuhkan kesabaran yang cukup tinggi.

Karena perubahan dalam masyarakat tidak bisa secepat seperti yang di

bayangkan, dengan seiring berjalannya waktu masyarakat pun akan menyadari

arti pentingnya literasi membaca.

kami selaku karang taruna desa pao melakukan salah satu inovasi untuk

menumbuhkan minat baca di desa pao yaitu lapak baca itu kami buka setiap

hari minggu sore kami lakukan lapak baca di lokasi-loksi yang strategis

menurut kami banyak pengunjung yang datang sehingga kami melapak buku

kami di sana untuk di baca dengan gratis oleh masyarakat.(wawancara DS,

L,hari kamis tanggal 22 oktober).

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat di lihat bahwa

dalam mengajak masyarakat untuk melakukan literasi karang taruna ajuloloe

45

melakukan berbagai macam inovasi salah satunya yaitu membuat lapak baca

yang di harapkan dapat menarik partisipasi masyarakat untuk ikut serta

melakukan literasi.

e. Peran karang taruna aju loloe dalam mempertahankan eksistensi

literasi di desa

Mempertahankan eksistensi literasi di desa bukan sesuatu hal yang muda

di era globalisasi saat ini yang mana digitalisasi mulai menjelma menjadi sebuah

kultur baru di tengah-tengah masyarakat gadget, smartphone, internet seakan

menjadi sebuah kebutuhan primer umat dengan segala manfaat kegunaanya,

namun tak jarang fenomena ini juga memberikan dampak negative bagi

masyarakat yang demikian seakan menggerus kultur membaca dan menulis di

kalangan masyarakat.

cara kami mempertahankan eksistensi literasi kami itu setiap bulannya

melakukan beda buku yaitu melakukan misalnya buku apa yang lagi ngetren

sekarang contohnya buku tentang masak kami disana membuat sosialisasi

tentang masak yang ada di dalam buku.(wawancara DS, L, hari kamis

tanggal 22, oktober).

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti eksistensi di lakukan

oleh karang taruna ajuloloe dengan tujuan agar program literasi membaca dapat

terus eksis dan di akui keberadaannya di tengah masyarakat menurut kamus

besar bahasa Indonesia eksistensi yaitu keberadaan.

Kegiataan pengembangan literasi bertujuan untuk mengembangkan minat

baca masyarakat supaya terhindar dari kebodohan sehingga dapat bersaing

dengan dunia luar.

46

2. Kendala dalam proses pengembangan literasi membaca di desa pao

kecamatan malangke barat

a. Kendala teknis

Dengan adanya karang taruna di harapkan dapat di jadikan sebagai wadah

untuk menampung aspirasi masyarakat khususnya generasi muda dalam

rangka mewujudkan rasa kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap

masyarakat pada umumnya.Untuk mencapai keberhasilan dalam literasi

membaca banyak hal yang perlu di persiapkan oleh karang taruna aju loloe

mulai dari mengatasi berbagai macam kendala dari segi ketersediaan sarana

dan prasarana.

Dalam proses literasi membaca karang taruna aju loloe memanfaatkan lahan

kosong untuk di jadikan tempat di adakannya literasi membaca dengan

membangun rumah-rumah kecil agar buku-buku tidak tidak terkena sinar

matahari dan tidak terkena hujan dan memperadakan rak

buku.(D.2/observasi/11/oktober).

Salah satu upaya dari pengembangan literasi yang di lakukan oleh karang

taruna aju loloe bukanlah sesuatu yang mudah. Karang taruna aju loloe

menghadapi berbagai macam kendalam dalam menjalankan program tersebut

mulai dari tempat pelaksanaan, alat-alat yang di butuhkan serta ketersediaan

buku bacaan merupakan hal yang sangat penting untuk penunjang

keberhasilan program literasi membaca.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka tugas pokok karang taruna adalah

bersama-sama dengan komponen masyarakat untuk mengatasi berbagai

kendala teknis dalam proses pengembangan literasi membaca di desa pao.

kendala yang kami hadapi itu salah satunya itu ee kurang minatnya orang

membaca sehingga kami membuat pertemuan-pertemuan untuk

menggairahkan kembali minat bacanya dengan mengadakan

sosialisasi.(wawancara DS. L,hari kamis tangga 22 oktober)

47

Dari hasil wawancara yang di lakukan peneliti kendala yang paling sering

di hadapi oleh karang taruna aju loloe adalah rendahnya kesadaran masyarakat

mengenai pentingnya melakukan literasi membaca maka dari itu karang taruna

selalu memiliki strategi yang mana merupakan upaya yang di lakukan

organisasi karang taruna untuk mengatasi kendalah-kendala yang terjadi saat

proses menjalankan program literasi di masyarakat terkhusus di desa pao

contohnya saja selalu melakukan sosialisai di lingkungan masyarakat.

b. Kendala dalam ketersediaan buku bacaan

Ketersediaan buku bacaan merupakan suatu kendala juga yang di hadapi

oleh karang taruna ajuloloe.Untuk mendorong minat baca masyarakat yang

pasti adalah ketersediaan akses utamanya yaitu buku bacaan ada beberapa

langkah yang di tempuh oleh karang taruna ajuloloe dalam memperoleh buku

bacaan.

cara kami melakukan pengadaan buku bacaan yang pertama itu kami

mengajukan proposal ke desa khususnya untuk pengadaan buku kami

membuat proposal untuk pengadaan buku dan kami juga menghubungi

teman-teman kami mahasiswa yang ada di kota-kota untuk yang berminat

menyumbang buku misalnya ada buku yang mereka sudah baca misalnya

dan merekan sudah tidak gunakan kami bisa menampungnya jadi kami

bisa mengumpulkannya untuk melakukan literasi membaca nantinya.

(wawancara DS, L, hari kamis tanggal 22 oktober).

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti di sini dapat di lihat

bahwa pemuda karang taruna melakukan berbagai cara dan upaya agar

ketersediaan buku bacaan itu dapat terpenuhi. Dapat di deskriptifkan bahwa

yang menjadi fokus dalam program literasi membaca yang di lakukan oleh

48

karang taruna aju loloe adalah meningkatkan minat baca dalam masyarakat

namun banyak faktor penghambat minat baca.

Oleh karena itu karang taruna aju loloe mengupayakan mengatasi faktor

penghambat tersebut salah satunya ketersediaan buku bacaan dengan berbagai

cara yang mana seperti mengajukan proposal ke desa dan menghubungi

teman-teman mahasiswa yang ingin menyumbangkan bukunya agar dapat

mempercepat peningkatan minat baca di masyarakat.

c. Kendala dalam rendahnya minat baca masyarakat

Karang taruna ajuloloe memfokuskan pengembangan literasi membaca

bagi masyarakat untuk lebih meningkatkan minat baca. Karang taruna aju

loloe berkomitmen untuk memerdekakan masyarakat dari miskin ilmu dengan

membaca karena menurut pemuda karang taruna membaca merupakan jalan

menuju keberdayaan seseorang meraih cita-cita dalam hidup

Maka dari itu karang taruna berupaya untuk terus meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk terus melakukan literasi membaca.

cara kami mengatasinya itu kami melakukan pertemuan misalnya

pertemuan-pertemuan sosialisasi disana kami mengundang ibu-ibu dan

kalangan remaja misalnya kami memperlihatkan tujuan membaca manfaat

membaca bagaimana begitu tujuan kami yaitu untuk menghidupkan

kembali gairah bacanya begitu.(wawancara DS, L,pada hari kamis tanggal

22 oktober).

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti karang taruna selalu

berinovasi untuk selalu memberikan yang terbaik untuk masyarakat serta

selalu menyadarkan masyarakat bahwa pentingnya mengembangkan minat

baca karena pada program pengembangan literasi membaca ini masyarkat

merupakan sasaran dari program pengembangan literasi tersebut yang mana

49

masyarakat harus memiliki keterlibatan langsung dalam proses kegiatan

tersebut hal ini bertujuan agar program pengembangan literasi membaca

tersebut bisa efektif sesuai dengan kehendak dan kebutuhan masyarakat.

d. Kendala dalam meningkatkan motivasi membaca

Dalam menjalankan program literasi karang taruna aju loloe melakukan

berbagai upaya pendekatan yang di dalam masyarakat agar masyarakat tertarik

untuk meningkatkan minat baca yang mana minat baca yang sudah di

kembangkan selanjutnya dapat di jadikan landasan bagi berkembangnya

budaya baca. Sehubungan dengan proses meningkatnya minat baca dan

terpupuknya perkembangan budaya baca.

disitu kami agak sulit sebenarnya karena di khususnya desa pao ini minat

baca itu masih kurang karna di pengaruhi anak muda sekarang kan

kebanyakan menggunakan handphone itu jadi buku mereka itu tertinggal

semua pastinya jadi kami itu ke warkop misalnya ada warkop ada

perkumpulan pemuda di sana kami membawah buku kami biar mereka

membacanya misalnya kami membawah buku-buku tentang cerita

misalnya ee novel-novel, komik sehingga memancing minat bacanya tubuh

ke pemuda-pemuda.(wawancara DS, L, hari kamis tanggal 22 oktober)

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dapat di lihat bahwa

karang taruna aju loloe selalu berupaya dalam proses menciptakan minat baca

dan selalu melakukan inovasi untuk mengajak masyarakt mengikuti program

literasi membaca yang di adakan oleh karang taruna, apa bila pada nantinya

budaya baca tersebut sudah terbentuk di masyarakat maka karang taruna aju

loloe akan tetap melakukan pendekatan ke pada masyarkat dan akan tetap ada

untuk mendampingi masyarakat dalam mengembangkan minat baca yang

sudah terbentuk.

50

e. Langkah yang di ambil dalam mengalokasikan dana dan waktu

Dalam kondisi yang ideal proses pengembangan literasi masyarakat harus

di jalankan dengan menyesuaikan kemapuan dan karakteristik masyarakat

setempat, sehingga bisa jadi proses tersebut memerlukan waktu dan dana

tentunya. Untuk mengajak masyarakat dalam partisipasi demi kemajuan

meraka sendiri memerlukan waktu karena di dalam lingkungan masyarakat

akan sangat bervariasi meskipun proses pengembangan kapasitas yang ada di

lakukan dengan pendekatan yang sama dan dalam waktu yang bersamaan.

langkah yang kami ambil itu dalam mengalokasikan waktu dan dana untuk

mengalokasikan waktu kami itu mencari waktu-waktu yang luang

misalnya kami misalnya kami tidak sibuk dengan rutinitas kami. Kami

melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk merangsang minat baca

agar menumbuhkan kembali gairah baca masyarakat sedangkan

mengalokasikan dana kami yaitu jika ada dana kami, kami meluangkan

waktu untuk mengunjungi toko buku yang mempunyai buku-buku yang lagi

ngetren misalnya, misalnya kami melakukan survei kepada masyarakat

buku yang lagi di butuhkan apa jadi kami langsung ke toko-toko buku

untuk membeli buku yang lagi di minati untuk di baca. (wawancara DS, L,

pada hari kamis tanggal 22 oktober).

Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti dapat di lihat bahwa

dalam mengalokasikan waktu karang taruna menjalankan programnya di waktu

luang misalnya di hari sabtu dan minggu karena biasanya masyarakat juga

memiliki waktu-waktu yang sibuk jadi karang taruna aju loloe memilih waktu

yang luang agar masyarakat dapat mengikuti program literasi membaca tanpa

menggangu pekerjaan dan aktivitas masyarakat itu sendiri.

Adapun cara karang taruna mengalokasikan dananya yaitu dengan cara

jika karang taruna memiliki dana maka akan kami alokasikan untuk membeli

buku bacaan yang lagi diminati oleh masyarakat namun terlebih dahulu harus di

51

diskusikan dengan masyarakat mengenai buku apa yang mereka inginkan. Yang

mana langkah ini di lakukan untuk merangsang minat baca masyarakat itu

sendiri.

3. Manfaat yang di rasakan oleh masyarakat dengan adanya pengembangan

literasi membaca di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat

a. Manfaat positif yang di rasakan oleh masyarakat

Program karang taruna aju loloe dalam pengembangan literasi membaca di

masyarakat banyak memiliki manfaat bagi masyarakat khususnya di desa pao.

Melalui program ini masyarakat mendapatkan pembelajaran dan pemahaman

mengenai pentingnya untuk meningkatkan minat baca. Melalui sosialisai,

pendekatan dan inovasi yang di lakukan oleh karang taruna ajuloloe di harapkan

masyarakat dapat merespon dengan baik karena karang taruna aju loloe selalu

berupaya untuk mengajak masyarakat melakukan literasi membaca.

Banyak hal yang di rasakan oleh masyarakat dengan adanya program literasi

membaca salah satunya dapat membuka pemikiran masyarakat betapa

pentingnya literasi membaca di lakukan karna dapat memperoleh

informasi(D.3/observasi/11/oktober).

Program literasi membaca merupakan program yang lahir dari kekewatiran

yang di rasakan oleh pemuda karang taruna yang di harapkan dapat mampu

membawah sesuatu yang berbeda bagi Desa Pao. Melihat SDM yang memadai

memiliki ketertarikan tersendiri bagi karang taruna aju loloe untuk membentuk

program literasi membaca dan di harapkan menjadi jawaban bagi kondisi

pemuda yang saat ini sudah memiliki kontribusi bagi daerahnya untuk

membantu masyarakat mengembangkan minat baca mereka khususnya di Desa

Pao.

52

masyarakat sangat antusias karna adanya literasi membaca dapat

membantu menambah wawasan masyarakat. (wawancara MH,L,pada hari

sabtu tanggal 31 oktober).

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti terhadap masyarakat

yang melakukan literasi membaca dapat di lihat bahwa masyarakat sangat

antusias dengan program literasi membaca yang di lakukan oleh karang taruna

ajuloloe karena menurut masyarakat literasi membaca ini dapat membantu

masyarakat dalam menambah wawasannya mengenai dunia yang lebih luas

dengan cara membaca buku.

Dalam menjalankan sebuah program pastinya ada dampak yang di rasakan

oleh masyarakat secara langsung. Budaya literasi mungkin saat ini semakin

memudar.Bahkan istilah literasi saja seringkali tidak di pahami oleh masyarakat

yang lebih luas, hal ini menandakan bahwa literasi semakin hari tampaknya

semakin di lupakan.

Memang istilah literasi ini cenderung di pahami dengan baik oleh kaum

profesional. Namun alangkah lebih baik lagi bila istilah ini juga di pahami oleh

masyarakat secara luas. Dengan adanya literasi membaca yang di lakukan oleh

karang taruna aju loloe di harapkan mendapatkan manfaatnya dan mengetahui arti

penting literasi akan semakin berkembang dan di kenal oleh masyarakat khusunya

di desan pao.

mengoptimalkan kinerja otak karena sering di lakukan kegiatan

membaca.(wawancara MH, L,hari sabtu tanggal 31 oktober)

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti salah satu manfaat

positif yang di peroleh dalam literasi membaca yaitu dapat membantu

53

mengoptimalkan kinerja otak karena sering melakukan kegiatan membaca karena

literasi merupakan kunci dari semua perubahan sosial. Namun faktanya memang

demikian agama pun mengonfirmasikan hal ini dengan firman pertamanya

‘’iqra’’(bacalah).

Refleksi diri di perluhkan untuk lebih mendalami pentingnya membaca

(literasi) dalam kehidupan. Menjadi mustahil dan tidak mungkin seseorang tidak

membaca meskipun dalam sehari. Literasi harus harus di miliki oleh setiap

individu dan memberi manfaat pada setiap individu itu sendiri.

b. Menambah wawasan masyarakat

Masyarakat indonesia masih sangat memerlukan yang namanya literasi

membaca karena dengan membaca buku seseorang akan memiliki pemikiran

yang luas karena dengan melakukan literasi kita dapat mampu mengikuti

perkembangan zaman dan menambah wawasan kita mengenai dunia yang lebih

luas.

Untuk itu budaya literasi kita budayakan dan kembangkan agar masyarakat

terbiasa dengan membaca sehingga wawasan dan pengetahuan masyarakat

semakin bertambah.

iya karna adanya literasi membaca dapat menambah ilmu masyarakat

karena minat membaca yang di tingkatkan.(wawancara MH,L,hari sabtu

tanggal 31 oktober)

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dapat di lihat bahwa

dengan adanya program literasi membaca yang di lakukan karang taruna aju loloe

dapat membuat masyarakat menjadi rajin untuk membaca yang mana di harapkan

54

literasi mampu membuat masyarakat untuk mengembangkan potensinya dan skill

serta untuk menambah wawasan.

Konsumsi bacaan dengan rutin akan membantu kita membantu masyarakat

menguasai perbendaraan kata, mudah mendefinisakan teks yang memiliki makna

yang tinggi, dan menjadi pribadi yang selalu kritis dalam menerima pengetahuan

atau wawasan baru. Penalaran yang baik akan membuat diri lebih bijak dan

dewasa dalam menghadapi situasi atau kondisi yang sulit.

Perlahan tapi pasti peningkatan dalam dunia literasi akan dapat tercapai,

proses tersebut perluh di biasakan dan di latih pada masyarakat terkhusus

masyarakat desa pao jangan sampai malas membaca terus mendarah daging.

c. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

Dirjen PAUD-PM Kemendikbut, Haris Iskandar mengakui masih adanya

buta aksara di indonesia.Mayoritas wilayah yang penduduknya banyak buta

aksara berada di indonesia bagian timur yaitu di provinsi papua, nusa tenggara

timur, nusa tenggara barat, kalimantan barat, sulawesi barat dan termasuk

sulawesi selatan.

Di perkirakan angkanya sekitar 3,4 juta orang atau 2,04 persen yang masuk

kriteria buta aksara. Mereka belum bisa mengenal huruf, tulis nama. Maka dari

itu hal ini yang juga turut di sayangkan oleh karang taruna aju loloe karena

masih adanya buta aksara meski indonesia telah lama merdeka.

Sebab menurut pemuda karang taruna buta aksara berkolerasi dengan tingkat

kesejahteraan masyarakat. Kemampuan membaca seseorang di harapkan mampu

mendorongnya memiliki pekerjaan yang layak.

55

iya karena masyarakat semakin tau cara mengembangkan pengetahuan

berdagang dan mencari pekerjaan dengan adanya literasi membaca

ini.(wawancara MA, P,hari sabtu tanggal 31 oktober).

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti program literasi

membaca yang di lakukan oleh karang taruna aju loloe sangat membantu dalam

proses peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya masyarakat desa pao

dengan banyak membaca mereka jadi paham bagaimana mengembangkan

pengetahuannya untuk berdagang dan mencari pekerjaan agar supaya taraf

hidup masyarakat menjadi meningkat.

d. Termotivasi untuk selalu berliterasi

Gerakan literasi ini bukan hanya membaca namun juga memahami. Tujuan

literasi ini untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya untuk membaca.

Karang taruna ajuloloe memulai dengan menggerakkan masyarakat untuk mau

membaca. Jadi apabila mereka mulai terbiasa maka ke depannya akan lebih

muda. Karang taruna aju loloe menciptakan suasa lebih menarik dengan inovasi-

inovasi yang di lakukan agar masyarakat menjadi termotivasi untuk melakukan

literasi. Inovasi yang di lakukan oleh karang taruna aju loloe merupakan suatu

usaha yang di lakukan untuk menarik dan memberikan kenyamanan untuk

masyarakat agar gemar membaca.

iya karna adanya literasi membaca ini dapat menambah ilmu pengetahuan

sehingga masyarakat akan selalu termotivasi untuk membaca.(wawancara

MA, Perempuan hari sabtu tanggal 31 oktober).

Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dapat di lihat bahwa

masyarakat sangat menerima dengan baik program yang di lakukan oleh karang

taruna ajuloloe karena dengan selalu melakukan membaca masyarakat memiliki

56

banyak pengetahuan sehingga masyarakat selalu termotivasi karena apabila

mereka membaca maka mereka akan mendapatkan pengetahuan yang berguna

untuk kehidupannya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan menjelaskan terkait dari hasil penelitian menurut

pemahaman oleh peneliti yang di tuangkan dalam pembahasan, sehingga dapat

memberikan pemahaman terhadap pembaca terkait apa yang telah di teliti.

1. Peran karang taruna ajuloloe dalam pengembangan literasi membaca di

Desa Pao Kecamatan Malangke Barat

Berdasarkan proses pengembangan masyarakat melalui program literasi di desa

pao kecamatan malangke barat. Karang taruna aju loloe memiliki peran yang sangat

penting dalam keberhasilan program literasi membaca di desa pao. Adapun hal yang

pertama kali melatar belakangi karang taruna aju loloe dalam mencetuskan program

literasi membaca ini di karenakan rendahnya minat baca masyarakat yang di

akibatkan penggunaan handphone sehingga tercetuslah program literasi membaca

yang mana di harapkan dapat menumbuhkan kembali minat baca masyarakat

khususnya di desa pao kecamatan malangke barat. Sebagai salah satu organisasi

pemuda yang ada di desa karang taruna aju loloe berharap program literasi ini dapat

menumbuhkan kembali minat baca yang tergerus akibat teknologi yang semakin

berkembang.

Karang taruna aju loloe dalam menjalankan program ini memiliki sasaran yang

ingin di tujuh yaitu masyarakat desa pao baik itu remaja, pemuda, maupun orang

dewasa tanpa terkecuali. Program literasi membaca ini di harapkan dapat mampu

57

menumbuhkan kembali minat baca masyarakat karena kita ketahui sekarang bahwa

masyarakat lebih peduli memandang layara handphone seharian di bandingkan

membaca buku. Maka dari itu karang taruna aju loloe bertekat untuk membuka

pandangan masyarakat bahwa membaca buku merupakan sesuatu hal yang sangat

penting bagi kemajuan kehidupan.

Dalam program literasi membaca ini ada tujuan yang ingin di capai oleh karang

taruna aju loloe yaitu untuk meningkatkan kembali minat baca masyarakat agar

masyarakat dapat berdaya, dan mempunyai semangat yang kuat untuk melakukan

literasi membaca yang di harapkan dengan melakukan literasi membaca masyarakat

dapat mampu meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

Untuk mencapai keberhasilan program literasi membaca ini. Karang taruna

terlebih dahulu melakukan yang namanya sosialisasi di lingkungan masyarakat

khususnya masyarakat desa pao dengan cara memanfaatkan sosial media untuk

memposting tentang program literasi yang ingin di jalankan. Dengan memposting

berbagai penjelasan mengenai pentingnya menumbuhkan minat baca untuk

menambah ilmu pengetahuan melalui buku bacaan dan juga melakukan berbagai

macam pertemuan dengan masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang

banyaknya manfaat yang di peroleh dengan melakukan literasi membaca.

Karang taruna aju loloe selalu berupaya mengajak masyarakat untuk melakukan

literasi membaca dengan melakukan berbagai macam inovasi salah satunya yaitu

melakukan lapak baca yang di harapkan dapat mampu menarik minat masyarakat

untuk melakukan literasi membaca dan lapak baca ini di lakukan di tempat-tempat

yang strategis kegiatan ini juga di lakukan di hari-hari libur yaitu sabtu dan minggu.

58

Untuk mempertahankan eksistensi literasi di desa khususnya di desa pao karang

taruna aju loloe setiap bulannya melakukan yang namanya beda buku yang mana

kegiatan ini di harapkan dapat mampu mempertahankan eksistensi literasi di desa

pao dan dengan adanya beda buku ini masyarakat lebih tertarik untuk melakukan

literasi membaca sehingga dapat menumbuhkan kembali minat baca masyarakat.

2. Kendala dalam proses pengembangan literasi membaca di Desa Pao

Kecamatan Malangke Barat

Dalam menjalankan sebuah program pastinya terdapat berbagai kendala yang

harus di hadapi. Kita ketahui bahwa karang taruna aju loloe sebagai salah satu

organisasi pemuda yang ada di desa di harapkan dapat mampu membantu untuk

mengembangkan masyarakat dalam halnya menambah minat baca. Berbagai macam

kendala yang di hadapi oleh karang taruna aju loloe dalam menjalankan programnya

salah satunya yaitu kurangnya minat baca masyarakat sehingga karang taruna aju

loloe berupaya dengan melakukan pertemuan-pertemua secara rutin dengan

masyarakat agar masyarakat memiliki gairah kembali untuk membaca dan tidak

lupa juga melakukan sosialisasi tentang pentingnya literasi membaca untuk

menambah ilmu pengetahuan masyarakat.

Kendala juga terjadi dalam hal ketersediaan buku bacaan. Kita ketahui bahwa

program literasi membaca ini tidak akan terlaksana apabila tidak tersedianya buku

bacaan. Maka dari itu untuk mengatasi kendala tersebut karang taruna ajuloloe

melakukan berbagai upaya dengan cara mengajukan proposal ke desa untuk

melakukan pengadaan buku bacaan serta menghubungi teman-teman mahasiswa

yang ada di kota yang ingin menyumbangkan buku bacaanya yang sudah mereka

59

baca atau yang tidak mereka gunakan lagi untuk di sumbangkan ke karang taruna

aju loloe yang mana buku bacaan ini sangat di perluhkan untuk keberhasilan

program literasi membaca yang di jalankan oleh karang taruna ajuloloe.

Salah satu kendala terbesar yang harus di hadapi oleh karang taruna aju loloe

adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengembangkan minat

baca. Oleh karena itu karang taruna aju loloe berupaya melakukan sosialisasi

kepada masyarakat dengan cara memberikan pehaman kepada masyarakat tentang

manfaat membaca bagi kemajuan hidup masyarakat serta memberi tahu masyarakat

mengenai tujuan di adakannya program literasi membaca ini untuk menghidupkan

kembali gairah baca masyarakat khususnya di Desa Pao.

Kendala juga terjadi dalam upaya meningkatkan motivasi membaca masyarakat.

Karang taruna aju loloe mengakui bahwa dalam hal meningkatkan motivasi

membaca masyarakat cukup sulit karena kita ketahui sekarang ini merupakan era

globalisasi dan modernisasi sehingga masyarakat lebih tertarik menatap layar

handphone seharian di bandingkan membaca buku hal ini seakan-akan sudah

menjadi kebiasaan masyarakat di zaman sekarang ini. Namun hal ini tidak

menyurutkan semangat karang taruna aju loloe untuk mengubah masyarakat

menjadi masyarakat yang sadar akan pentingnya literasi membaca khususnya di

Desa Pao dengan cara membawah buku-buku mereka ke warkop atau tempat

perkumpulan pemuda dan masyarakat dengan tujuan untuk menawarkan buku untuk

di baca oleh masyarakat agar minat baca masyarakat dapat tumbuh kembali.

Adapun langkah yang di lakukan oleh karang taruna ajuloloe dalam hal

mengalokasikan waktu dan dananya. Untuk pembagian waktunya karang taruna aju

61

loloe melakukan pengembangan literasi membaca di hari-hari libur yaitu sabtu dan

minggu agar masyarakat yang ingin mengikuti program literasi membaca tidak akan

menggangu kegiatan mereka yang lainnya sedangkan untuk mengalokasikan

dananya apabila karang taruna aju loloe memiliki dana yang lebih maka dana

tersebut akan di gunakan untuk keperluan membeli buku bacaan yang lagi hits dan

tentunya yang paling di butuhkan oleh masyarakat itu sendiri namun terlebih dahulu

harus di diskusikan dengan masyarakat Desa Pao.

3. Manfaat yang di rasakan oleh masyarakat dengan adanya program literasi

membaca

Keberhasilan suatu program dapat di lihat dari manfaat yang di rasakan oleh

masyarakat secara langsung bagi kehidupannya. Dalam menjalankan program

literasi membaca karang taruna aju loloe berharap bahwa program ini memiliki

manfaat yang besar untuk kemajuan kehidupan masyarakat khususnya di Desa Pao.

Adapun manfaat yang di rasakan oleh masyarakat dengan adanya literasi membaca

yaitu membantu masyarakat dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuannya.

Serta menurut masyarakat banyak manfat positif yang di rasakan dengan adanya

literasi membaca ini. Contohnya saja dapat membantu mengoptimalkan kinerja otak

masyarakat di karenakan seringnya melakukan literasi membaca hal ini merupakan

sesuatu hal yang sangat positif bagi kemajuan masyarakat khususnya di Desa Pao.

Dengan adanya literasi juga dapat menambah wawasan masyarakat karena

literasi membaca membantu masyarakat dalam memperoleh ilmu pengetahuan

dengan cara terus meningkatkan minat baca dan keterampilan membaca masyarakat.

karang taruna ajuloloe melalui program literasi berupaya untuk terus membantu

62

masyarakat untuk menjadi pribadi yang gemar membaca agar dapat selalu berpikir

kritis dalam menerima pengetahuan atau wawasan baru, serta bijak dan dewasa

dalam menghadapi situasi dan kondisi yang sulit.

Dengan adanya program literasi ini juga di harapkan dapat mampu

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Dirjen PAUD-PM kemendikbut

Haris Iskandar di indonesia masih terdapat masyarakat yang masih buta aksara yang

mana angkanya di perirakan 2,04 persen yang masuk kriteria buta aksara maka dari

itu karang taruna ajuloloe melakukan pengembangan literasi membaca yang

bertujuan untuk mengembangkan minat baca masyarakat serta keterampilan

membacanya. Karena menurut pemuda karang taruna dengan kemampuan membaca

seseorang di harapkan dapat mampu mempermuda meraka dalam memperoleh

pekerjaan yang layak.

Menurut masyarakat dengan adanya literasi program membaca ini masyarakat

semakin mampu mengembangkan pengetahuannya misalnya dalam hal berdagang

yang baik dan dengan seringnya masyarakat membaca dapat membantu mereka

memperoleh pekerjaan yang layak. Dengan adanya literasi membaca masyarakat

menjadi termotivasi untuk selalu mengembangkan keterampilan membacanya serta

menambah minat baca masyarakat karena dengan membaca masyarakat

memperoleh ilmu pengetahuan sehingga mereka selalu termotivasi untuk selalu

mengembangkan keterampilan bacanya dan minat bacanya.

4. Kesesuaian Teori Dengan Hasil Penelitian

Dalam penjelasan cara kerja teori ini menjelaskan bagaimana teori yang di

gunakan dalam skripsi ini dapat memperkuat dan mendukung terkait hal yang di

63

teliti oleh peneliti, sehingga pembahasannya dapat di pertanggung jawabkan dengan

penguatan teori yanga ada.

a. Peran Karang Taruna Ajuloloe Dalam Pengembangan Literasi Membaca

di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat

Keterkaitan teori dengan yang di teliti menjelaskan bahwa dalam pengembangan

literasi membaca ini ada perang penting yang di lakukan oleh karang taruna ajuloloe

sebagai salah satu organisasi pemuda pemuda.Yang mana program ini awal

mulanya terbentuk karena adanya kecemasan yang di rasakan oleh karang taruna aju

loloe karena melihat rendahnya minat baca masyarakat serta kurangnya

keterampilan membaca khusunya di desa pao. Maka dari itu melalui program

literasi membaca karang taruna aju loloe berupaya untuk mengubah masyarakat

menjadi masyarakat yang gemar membaca yang mana di harapkan melalui kegiatan

membaca masyarakat mendapat ilmu pengetahuan yang dapat di pergunakan untuk

memajukan kehidupanya.

Dalam keberhasilan program ini masyarakat sangat di tuntut untuk berpartisipasi

di dalam pprogram literasi membaca ini karena dengan mengikuti program ini

masyarakat dapat mampu mengembangkan dirinya melalui ilmu pengetahuan yang

mereka dapatkan dengan cara memperbanyak membaca. Karena dengan adanya

perubahan di dalam masyarakat maka kehidupan masyarakat juga berkembang lebih

baik. Peran karang taruna aju loloe dalam pengembangan literasi membaca

berkaitan dengan teori Sistem (The social system) yang mana Talcott Parson (1991)

melahirkan teori fungsional tentang perubahan. Teori ini mengasumsikan bahwa

64

ketika masyarakat berubah umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan

kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi masalah hidupnya.

Maka dari itu dengan adanya literasi membaca karang taruna ajuloloe berharap

bahwa program ini dapat membantu masyarakat berubah menjadi masyarakat yang

gemar membaca agar memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih banyak

agar mampu mengatasi berbagai macam permasalahan hidupnya.

b. Kendala Yang Terjadi Dalam Proses Pengembangan Literasi Membaca di

Desa Pao Kecamatan Malangke Barat

Keterkaitan teori dengan masalah yang di teliti menjelaskan kendala-kendala

apa saja yang menjadi penghambat proses pengembangan literasi membaca salah

satunya kurangnya minat baca masyarakat yang di akibatkan oleh kemajuan

teknologi yang mana masyarakat lebih tertarik untuk menatap layar handpone

berjam-jam di bandingkan dengan membaca buku. Kendala juga terjadi dalam

ketersediaan buku bacaan namun karang taruna aju loloe dapat mengatasi kendala

tersebut dengan cara mengajukan proposal ke desa untuk melakukan pengadaan

buku bacaan serta menghubungi teman-teman mahasiswa yang ingin

menyumbangkan buku bacaannya.Berkaitan dengan teori Sistem (The Social

System) yang melahirkan teori Fungsional tentang perubahan. Persons (1991)

menyampaikan bahwa terdapat beberapa fungsi yang pertama yang harus di miliki

sebuah system adalah adaptasi yang mana menjelaskan bahwa system harus mampu

menaggulangi situasi eksternal yang gawat dan system juga harus menyesuaikan

diri dengan lingkungannya. Maka dari itu karang taruna aju loloe selalu berupaya

65

untuk mengatasi berbagai kendala yang menjadi penghambat keberhasilan program

literasi membaca yang ada di desa pao.

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya membaca serta kurangnya

motivasi membaca juga menjadi kendala dalam tercapainya program literasi

membaca ini. Namun hal tersebut dapat di atasi oleh karang taruna aju loloe dengan

melakukan berbagai macam sosialisasi dan inovasi contohnya melakukan lapak

baca di hari-hari libur dan setiap bulannya juga melakukan beda buku untuk

menarik minat masyarakat untuk melakukan literasi serta juga dapat menambah

motivasi bagi masyarakat untuk selalu menambah ilmu pengetahuan dengan cara

membaca. Persons (1991) Fungsi yang kedua yang harus di miliki oleh sebuah

sistem adalah Pemeliharaan Pola, sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan

melengkapi dan memperbaiki motivasi individual maupun pola-pola kultur yang

menciptakan dan menopang motivaasi.

Maka dari itu karang taruna aju loloe selalu berupaya untuk meningkatkan

motivasi membaca khususnya masyarakat desa pao dengan melakukan berbagai

macam upaya seperti yang di jelaskan di atas.

c. Manfaat Literasi Membaca Bagi Masyarakat Desa Pao

Literasi membaca yang di adakan oleh karang taruna aju loloe mendapat respon

yang sangat baik dari masyarakat karena menurut masyarakat dengan adanya

program ini masyarakat dapat menambah wawasannya dengan melakukan literasi

membaca. Manfaat positif juga sangat di rasakan oleh masyarakat salah satunya itu

dapat membantu kinerja otak masyarakat yang di akibatkan seringnya melakukan

kegiatan membaca.

67

66

Dengam literasi juga masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan karena

minat baca yang di tingkatkan melakukan literasi membaca juga dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Karena masyarakat semakin tau cara

mengembangkan pengetahuannya contohnya dalam hal berdagang dengan cara

meningkatkan minat bacanya. Karena dengan membaca masyarakat dapat

memperoleh ilmu pengetahuan serta wawasan mereka bertambah.

Persons (1991) fungsi yang ke tiga dan ke empat yang harus di miliki oleh

sebuah sistem yaitu pencapaian yang mana sebuah sistem harus mendefinisikan dan

mencapai tujuan utamanya. Fungsi yang terakhir yaitu integrasi yang mana sebuah

sistem harus mengatur hubungan antar bagian yang menjadi komponennya.

Dalam hal ini karang taruna aju loloe memiliki tujuan dalam menjalankan

programnya literasi membantu masyarakat untuk menambah minat bacanya serta

keterampilan membacan masyarakat agar masyarakat dapat berdaya, berpikir kritis,

serta dapat memajukan kehidupannya dengan cara melakukan literasi membaca.

Program ini juga dapat terlaksana dengan adanya kerjasama yang di lakukan oleh

karang taruna aju loloe dan tentunya partisipasi masyarkat.

67

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti ada tiga point

penting yang di bahas pertama yaitu peran karang taruna aju loloe dalam

pengembangan literasi membaca, yang kedua kendala dalam

pengembangan literasi membaca, dan yang ke tiga manfaat yang di

rasakan oleh masyarakat dengan adanya literasi membaca. Maka dapat di

simpulkan bahwa Karang Taruna Ajuloloe memiliki peran yang sangat

penting dalam Proses pengembangan literasi membaca di desa pao yang

mana pertama kali melatar belakangi munculnya program tersebut karna

kurangnya minat baca serta keterampilan membaca masyarakat yang di

akibatkan oleh masyarakat yang lebih mementingkan menatap layar

handphone seharian di bandingkan membaca buku. Khusunya untuk

mencapai keberhasilan program ini karang taruna ajuloloe melakukan

perannya untuk mensosialisasikan program literasi membaca ini di

lingkungan masyarakat serta untuk menarik minat masyarakat karang

taruna ajuloloe juga melakukan berbagai macam ini inovasi contohnya

dengan melakukan lapak baca dan beda buku di setiap bulannya.Kendala

Dalam Proses pengembangan literasi membaca di Desa Pao Kecamatan

Malangke BaratKendala teknis, Kendala dalam hal ketersedian buku

bacaan, Dalam hal mengalokasikan waktu dan dana.Kendala yang

68

berkaitan dengan kurangnya motivasi membaca masyarakat.Kendala

dalam kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya

membaca.Manfaat yang di rasakan oleh masyarakat dengan adanya literasi

pengembangan literasi membaca di Desa Pao Kecamatan Malangke

BaratRespon masyarkat dengan adanya literasi membaca, Manfaat positif

yang di rasakan oleh masyarakat, Wawasan masyarakat semakin

bertambah, Literasi membaca mampu untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat, Dengan adanya literasi membaca masyarakat selalu

termotivasi untuk melakukan literasi.

B. Saran Penelitian

1. Bagi karang taruna ajuloloe semoga tetap selalu mempertahankan

program literasi membaca di Desa Pao. serta masyarakat di harapkan

dapat terus meningkatkan minat bacanya dan keterampilan bacanya

agar selalu mendapat ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas

dengan banyak membaca buku.

2. Bagi pembaca hasil penelitian ini untuk dapat memberikan kritikan dan

masukan yang membangun bagi peneliti.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian masalah

pengembangan literasi membaca bagi masyarakat mampu mencari

informasi yang akurat melalui sumber-sumber atau informasi yang

benar-benar menegetahui apa yang akan di teliti dan melakukan

observasi secara langsung ke lapangan.

69

DAFTAR PUSTAKA

Alia Wahyu Adhimi,Yanuar Yoga Prasetyawan. (2019), Peran Komunitas ruang

literasi juwana dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Desa langgeng

Kecamatan Juwana, jurnal ilmu perpustakaan, 8 (3)

Ageng Widodo. (2017), Kesadaran karang taruna dalam melakukan intervensi

komunikasi, jurnal pemberdayaan masyarakat, 1 (1).

Kaharuddin. (2021). Kualitatif: Ciri dan karakter sebagai metodologi, jurnal

pendidikan ,IX (1).

Mardikanto, Totok, dan Poerwoko Soebiato. 2013. Pemberdayaan Masyarakat

dalam Perspektif kebijakan publik. Bandung:Alfabeta.

Nisa Nurmauliddiana Abdullah. (2018). Pengaruh sosialisasi terhadap

pengetahuan pelajar mengenai Hoax, jurnal Channel 4 (1).

https://m.republika.co.id/berita/pendidikan/education/pqpw7p368/gerakan-literasi-

masyarakat-coba-jawab-masalah-buta-aksara.(di akses tanggal 11 noveber

2020).

Irkhamiyati. (2017), Evaluasi persiapan perpustakaan stikes aisyiyah yogyakarta

dalam pembangunan perpustakaan digital, jurnal berkala ilmu perpustakaan

dan informasi, 13 (1).

Jaka Warsihna, (2016), Meningkatkan literasi membaca dan menulis dengan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK), jurnal kwangsan, 4 (2).

John W.Creswell, (2016-2017). Research Desigh Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif, dan Campuran Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartika,N, dan Nugrahanto,W. (2014), Mengembangkan minat baca di

masyarakat desa pasanggaran dan desa melongpong kecamatan maja

kabupaten majalengka, jurnal aplikasi ipteks untuk masyarakat, 3 (1), 19-25.

Kabupaten Luwu Utara dalam angka Luwu Utara Regency In Figures 2020

(diakses 30 oktober 2020).

Lilik Kustanto. (2015) Analisis naratif kemiskinan dalam program reality Tv

pemberian misterius di stasiun SCTV, 11, (2).

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,

Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers.

Nursalam dan Suardi. 2016. Sosiologi Pengantar Masyarakat Indonesia.

Yogyakarta: Writing Revolution.

Nursalam, dkk. 2016. Teori Sosiologi: Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik,

Hermeneutik, Kritis, Evaluatif dan Integratif. Yogyakarta: Writing

Revolution.

Rizal Mawardi, (2018), jurnal penelitian kualitatif dan pendekatan naratif

(https://dosen.perbanas.id/penelitian-kualitatif-pendekatannaratif/.diakses27

april 2020).

Riris Arifianto, (2017), Peran karang taruna dalam pemberdayaan pemuda melalui

pelatihan karawitan gemelan jawa dusun plumbon kelurahan ngadirejo

kecamatan eromoko wonogiri, jurnal pendidikan luar sekolah edisi VI.

Suharmono Kasiyun, (2015), Upaya meningkatkan minat baca sebagai sarana

untuk mencerdaskan bangsa, jurnal pena indonesia,1, (1).

70

Sujarwo, (2012), Analisis pelayanan taman baca masyarakat (TBM) Al-amin

berbasis bahasa daerah untuk meningkatkan minat baca masyarakat di

PKBM Al-amin karangsoko trenggalek, 1, 0-216.

Siti Hertanti, (2018), Pelaksanaan program karang taruna dalam upaya

meningkatkan pembangunan di desa cintarantu kecamatan parigi kabupaten

panganndaran, jurnal moderat, 4, (4).

Universitas Muhammadiyah Makassar, (2019), Panduan penulisan Proposal dan

Skripsi.

71

LAMPIRAN

Observasi di tempat literasi membaca

Proses Literasi Membaca

Persiapan bedah buku

Pelaksanaan literasi

membaca

Foto depan rak buku

Rak buku

Wawancara dengan ketua karang taruna aju loloe

Wawancara dengan masyarakat

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Hafifa berasal dari Dusun Amassangan 1

Desa Pao KecMalangke Barat Kabupaten Luwu Utara,

Lahir di Amassangan Tanggal 28, Agustus, 1997, sebagai

putri ke tujuh dari Bapak Alm. Abd. Karim dan Ibu

ST.Muna. penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di

SDN 150 Pao pada tahun 2003 dan lulus 2009. Penulis

melanjutkan Sekolah menengah pertama SMPN 1

Malangke Barat dan lulus pada tahun 2012 dan menempuh

pendidikan di sekolah Menengah atas di SMAN 2 Palopo

dan Lulus tahun 2015. Setelah lulus di SMA penulis

langsung melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi dan

terdaftar sebagai mahasiswa strata 1 (S1) Pendidikan

Sosiologi Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.