STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

15
STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA SMP Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: YustikaKrismoni A310160005 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

Page 1: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA

SISWA SMP

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

YustikaKrismoni

A310160005

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

i

Page 3: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

ii

Page 4: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

iii

Page 5: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

1

STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA SMP

Abstrak

Struktur wacana fabel meliputi judul, orientasi, komplikasi, resolusi, dan

koda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur wacana fabel yang

lengkap dan tidak lengkap dari dua sekolahan yang berbeda yaitu siswa SMP 5

Muhammadiyah Surakarta dan SMP Muhammadiyah Pangkalan Bun. Metode

penelitian ini menggunakan analisis struktural. Jenis penelitiannya menggunakan

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dokumen. Keabsahan data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu trianggulasi sumber data. Hasil

penelitian ini yaitu terdapat beberapa struktur fabel yang sudah lengkap dan

belum lengkap. Ada 20 judul karangan fabel karya siswa yang dianalisis yaitu 3

fabel hasil karangan siswa SMP 5 Muhammadiyah Surakarta dan 2 fabel dari

SMP Muhammadiyah Pangkalanbun yang mempunyai struktur lengkap. Struktur

yang tidak lengkap terdapat 15 judul fabel, 7 karangan fabel dari siswa SMP 5

Muhammadiyah Surakarta dan 8 fabel dari siswa SMP Muhammadiyah

Pangkalanbun.

Kata kunci: cerita hewan (fabel), karangan siswa, struktur wacana.

Abstract

The structure of fable discourse includes title, orientation, complications,

resolution, and code. This study aims to describe the structure of a complete and

incomplete fable discourse from 2 different schools, namely students of SMP 5

Muhammadiyah Surakarta and SMP Muhammadiyah Pangkalan Bun. This

research method uses structural analysis. This type of research uses descriptive

research with a qualitative approach. Data collection techniques used in this study

are document analysis techniques. The validity of the data used in this study is the

triangulation of data sources. The results of this study are that there are some

complete and incomplete fable structures. There are 20 fables written by students

analyzed, namely 3 fables written by students of SMP 5 Muhammadiyah

Surakarta and 2 fables from Muhammadiyah Pangkalanbun SMP which have a

complete structure. The incomplete structure contained 15 fable titles, 7 fables

written by students of SMP 5 Muhammadiyah Surakarta and 8 fables from

students of Muhammadiyah Pangkalanbun Middle School.

Keywords: animal stories (fables), discourse structure, student essays.

1. PENDAHULUAN

Struktur wacana fabel dibangun dengan adanya hubungan antara bagian yang

satu dengan lainnya yang ada dalam wacana tersebut. Menurut Tarigan (1987:54)

bahwa struktur wacana disajikan secara lengkap oleh satuan bahasa yang

Page 6: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

mempunyai sifat perpaduan yang tinggi. Awalnya, istilah wacana (discourse)

berbeda dari istilah teks yang diketahui sekitar tahun 70-an. Menurut Purnanto

(2011:67) berpendapat bahwa masing-masing istilah tersebut memiliki perbedaan

tersendiri yaitu konsep wacana yang dibatasi sebagai teks beserta situasi yang

mendukungnya, sedangkan teks mengarah pada wacana yang tidak ada situasi.

Banyak istilah yang muncul seperti ‘analisis wacana’, ‘studi tentang wacana’

ataupun ‘wacana’ saja, semua itu bisa dipakai sebagai usaha untuk memuat

pembahasan yang berkaitan dengan studi kebahasaan yakni wacana ataupun teks.

Wacana adalah salah satu bahasa yang memiliki kedudukan lebih tinggi daripada

bagian bahasa yang lain, sedangkan ujaran merupakan bagian yang lebih kecil

yang terdapat dalam wacana. Sehingga wacana dapat muncul sebagai kumpulan

unit pemakaian bahasa yang penuh dengan konteks, bukan sebagai kumpulan unit

tanpa situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian dari struktur bahasa.

Siswa perlu berlatih menulis fabel dengan menggunakan struktur wacana

fabel yang benar. Kelengkapan struktur itu meliputi Orientasi, Komplikasi,

Resolusi, dan Koda. Setiap karangan fabel yang ditulis harus mencakup struktur

tersebut, jika tidak mengandung struktur-struktur itu maka fabel yang ditulis

merupakan fabel yang tidak lengkap strukturnya. Artikel ini akan membahas

tentang fabel yang strukturnya lengkap dan tidak lengkap. Misalnya, judul fabel

Serigala dan Burung Merpati (tidak memiliki koda), Penggembala Domba dan

Serigala (tidak memiliki Koda dan Resolusi), dan Si Belalang yang Sombong

(mengandung koda implisit). Kemudian fabel yang mempunyai struktur lengkap

yaitu Kelinci dan Kura-kura dan masih banyak lagi.

Dari hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti struktur wacana fabel yang

ditulis siswa. Masih banyak siswa yang belum paham dengan penggunaan struktur

wacana fabel secara lengkap. Hal ini terjadi karena siswa kurang memperhatikan

dan memahaminya saat guru menjelaskan materi di depan. Ketidaklengkapan

tersebut harus segera diperbaiki dengan cara mengkaji dan membandingkan

perbedaan dari fabel yang lengkap dan tidak lengkap.

Berikut ini, beberapa penelitian tentang struktur wacana fabel yang telah

dilakukan. Halida (2011) yang berjudul “Kemampuan Menentukan Struktuk Teks

2

Page 7: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

3

Cerita Fabel Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Limbong Kabupaten Luwu Utara”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 16 siswa memiliki 61,53% dengan

rentang nilai 81-100 yang tergolong baik, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai

cukup, namun ada siswa yang nilainya kurang, siswa itu hanya mendapatkan

3,84% dengan rentang nilai 40-54. Dengan adanya presentase tersebut, maka

disarankan siswa yang mendapatakan nilai baik ditingkatkan lagi belajarnya

terutama dalam menentukan struktur fabel. Untuk siswa yang mendapatkan nilai

kurang bisa belajar bersama dengan siswa yang sudah mendapatkan nilai baik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2018) yang

berjudul“Peningkatan Menulis Teks Fabel melalui Model Pembelajaran Media

Gambar” hasil penelitian ini mampu menaikkan hasil belajar dan kegiatan siswa

dalam menulis teks fabel. Siswa yang berhasil menulis cerita hewan pada

prasiklus sebesar 27,5% dengan jumlah keseluruhan pada prasiklus yaitu 64,75%.

Siswa yang berhasil menulis teks fabel pada siklus pertama sebesar 65% dengan

jumlah keseluruhan 73,87%. Sedangkan untuk siklus ke-2 sebesar 100%, rata-rata

83,37%. Kegiatan ini ditandai dengan adanya siswa mulai aktif bertanya, maupun

menjawab pertanyaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Krishna (2019) dengan judul “Understanding

Moral Value in “Aesop’s Fable” in Teaching Writing Narrative Text for Eighth

Grade Students”. Hasil penelitian ini yaitu menjelaskan bahwa orientasi,

komplikasi, dan re-orientasi yang dilakukan oleh kedelapan kelas, kebanyakan

dari mereka dapat menulis ulang orientasi, komplikasi, dan re-orientasi dengan

jelas dan baik. Nilai-nilai moral yang ditemukan di Aesop dongeng dapat

membangun pendidikan karakter siswa. Selain itu, dongeng Aesop tidak hanya

memberi atau mengajarkan nilai-nilai moral, tetapi berbeda penjelasan atau alur

cerita membuat anak-anak tidak bosan.

2. METODE

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Syamsuddin dan Damaianti (2006:74) mengatakan bahwa

pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang penting untuk memahami suatu

Page 8: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

fenomena sosial dan perspektif individu yang diteliti. Tujuan pokoknya adalah

menggambarkan, mempelajari, dan menjelaskan fenomena itu. Menurut Sukardi

(dalam Arsyad, dkk (2017:54) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian

yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan dengan lengkap

sesuai dengan peristiwa, keadaan, objek yang sesuai dengan kenyataan dan

dijelaskan dengan baik secara runtut melalui kata-kata. Peneliti berusaha untuk

mendeskripsikan struktur wacana yang ada dalam fabel karangan siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah yang berbeda yaitu di SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta, tepatnya di Jalan Slamet Riyadi No. 443, Pajang,

Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah (571146) dan di SMP

Muhammadiyah Pangkalan Bun, tepatnya di Jalan Jendral Sudirman No.13A

Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Pangkalan

Bun (74111), Kalimantan Tengah.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis dokumen. Teknik analisis dokumen adalah teknik yang digunakan untuk

menganalisis isi dokumen yang berupa fabel hasil karangan siswa, dengan

mengumpulkan data-data yang sesuai. Data ini dikumpulkan dengan memberikan

tugas kepada siswa untuk menulis karangan berupa fabel. Data yang sudah

terkumpul kemudian dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan masalah yang

sedang diteliti.

Penelitian ini menggunakan metode padandengan menggunakan teknik pilah

unsur penentu. Menurut Sudaryanto (2015:15) metode padan yaitu penelitian yang

alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang

bersangkutan. Sedangkan, teknik pilah unsur penentu yaitu jenis penentu yang

akan dipilah-pilah atau dibagi menjadi berbagai unsur yang akan dianalisi.

Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu trianggulasi

sumber data. Menurut Rahardjo (2010) triangulasi sumber data adalah mencari

kebenaran informasi dengan menggunakan metode dan sumber perolehan data.

Pengumpulan data dari berbagai macam data yang saling berbeda namun metode

yang digunakan sama, karena data dicek dengan satu teori.

4

Page 9: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data struktur wacana fabel ini, diambil dari 4 kelas yaitu kelas

VII A,B,C, dan D di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Jumlah siswa untuk

masing-masing kelas yaitu 14, 28, 31, dan 29. Dari banyaknya data tersebut yang

digunakan untuk analisis hanya 10 data dari 4 kelas tersebut. Data yang diambil

dari kelas A ada 5, kelas B ada 2, kelas C ada 3, dan kelas D tidak ada. Data ini

dipilih karena di dalam karangan tersebut terdapat beberapa variasi struktur fabel

yang dibutuhkan peneliti untuk menganalisis karangan tersebut. Sedangkan data

di SMP Muhammadiyah Pangkalan Bun, ada 1 kelas yang digunakan untuk

pengambilan data yaitu kelas 7B. Data dari 1 kelas tersebut tidak digunakan

semua, hanya diambil 10 data dari keseluruhan siswa yang ada di kelas 7B.

Pemilihan data ini dilakukan karena di dalam karangan tersebut terdapat beberapa

variasi struktur fabel yang dibutuhkan sesuai dengan judul penelitian ini.

Kemudian data dari 2 sekolahan yang berbeda itu dianalisis dalam penelitian ini.

a. Perbandingan Fabel yang Lengkap Strukturnya

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, ada beberapa fabel yang

strukturnya sudah lengkap. Fabel dari SMP 5 Muhammadiyah Surakarta yang

strukturnya lengkap ada 3 fabel dan SMP Muhammadiyah Pangkalan Bun ada 2

fabel yang lengkap. Jadi dapat dikatakan bahwa dari kedua sekolahan tersebut ada

5 siswa yang mampu menulis fabel dengan struktur yang lengkap. Siswa tersebut

sama-sama memiliki kemampuan untuk menulis fabel karena sudah memahami

penulisan fabel dan struktur fabel.

b. Perbandingan Fabel yang tidak Lengkap Strukturnya

Tabel 1. Perbandingan struktur tidak lengkap (1)

SMP 5 Muhammadiyah Surakarta

No

.

Judul Orientasi Komplikasi Resolusi Koda

1. Serigala dan Burung

Merpati

Ada Ada Ada Tidak ada

2. Burung Gagak yang

Cerdik

Ada Ada Ada Tidak ada

3. Nasehat Burung

Kenari

Ada Ada Ada Tidak ada

4. Penggembala Ada Ada Tidak ada Tidak ada

Page 10: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

Domba dan Serigala

5. Rusa dan Harimau Ada Ada Tidak ada Tidak ada

6. Semut dan Merpati Ada Ada Ada Koda

Implisit

7. Si Belalang yang

Sombong

Ada Ada Ada Koda

Implisit

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa ada 7 judul fabel yang sudah ada

struktur orientasi dan komplikasi yang dibuat oleh siswa. Pada struktur resolusi

terdapat 2 judul yang tidak ada resolusinya dan 5 judul yang sudah ada

resolusinya. Kemudian ada 5 judul fabel yang tidak ada kodanya dan 2 koda yang

diambil secara implisit.

Tabel 2. Perbandingan struktur tidak lengkap (2)

SMP Muhammadiyah Pangkalan Bun

No. Judul Orientasi Komplikasi Resolusi Koda

1. Ayam Jantan dan

Ikan Tongkol

Ada Ada Tidak

ada

Ada

2. Burung Gagak dan

Burung Bangau

Ada Ada Ada Koda implisit

3. Kancil yang

Cerdik dan Rusa

yang Sombong

Ada Ada Ada Koda implisit

4. Kambing yang

Penakut

Ada Ada Ada Koda implisit

5. Si Burung Merpati

tidak Tahu Diri

Ada Ada Ada Koda implisit

6. Kelinci dan

Anjing Pemburu

Ada Ada Ada Koda implisit

7. Buaya yang

Serakah

Ada Ada Ada Koda implisit

8. Ayam yang

Ceroboh

Ada Ada Ada Koda implisit

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa ada 1 judul fabel yang tidak ada struktur

resolusinya dan 7 judul yang tidak ada struktur kodanya, tetapi peneliti membaca

dan memahami fabel yang dibuat siswa sehingga dapat ditemukan koda secara

implisit.

Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa, ada 7 judul fabel yang strukturnya

tidak lengkap yaitu dari hasil karangan siswa SMP 5 Muhammadiyah Surakarta

6

Page 11: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

7

dan 8 judul fabel dari hasil karangan siswa dari SMP Muhammadiyah Pangkalan

Bun yang belum lengkap.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan terdapat lima judul fabel yang

mempunyai struktur lengkap. Struktur tersebut terdiri dari Judul, Orientasi,

Komplikasi, Resolusi, dan Koda. Masing-masing struktur tersebut tersusun secara

berurutan sesuai dengan struktur fabel yang sudah ada. Ada 3 fabel yang

mempunyai struktur lengkap hasil dari karangan siswa di SMP 5 Muhammadiyah

Surakarta dan 2 fabel dari SMP Muhammadiyah Pangkalan Bun.

Ada 7 judul fabel yang strukturnya tidak lengkap dari hasil karangan siswa

SMP 5 Muhammadiyah Surakarta dan 8 judul fabel dari hasil karangan siswa

SMP Muhammadiyah Pangkalan Bun yang belum lengkap.

Hasil dari penelitian yang dilakukan Halida (2011) mempunyai persamaan

dengan hasil penelitian ini yaitu teridentifikasi beberapa siswa yang sudah mampu

menulis fabel dengan struktur yang lengkap. Populasi yang diteliti Halida

berjumlah 26 siswa, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan 20 data dari

beberapa kelas. Penelitian Halida hanya menggunakan data dari 1 sekolahan,

sedangkan penelitian ini diambil di 2 sekolahan yang berbeda. Penelitian ini

mengkaji tentang hubungan imajinasi dan fakta dalam fabel, sedangkan penelitian

Halida tidak meneliti hubungan antara keduanya. Fokus penelitian ini mengenai

analisi struktur fabel yang dihubungkan dengan fakta dan imajinasi sedangkan

fokus penelitian Halida hanya mengkaji tentang struktur fabel.

Haisl penelitian yang dilakukan oleh Krishna (2019) mempunyai persamaan

dengan hasil penelitian ini yaitu menjelaskan bahwa dari beberapa kelas sudah

banyak yang bisa menulis ulang orientasi, komplikasi, dan re-orientasi dengan

jelas dan baik. Penelitian Krisnha tidak hanya memberi atau mengajarkan nilai-

nilai moral, tetapi alur cerita yang menarik juga membuat siswa menjadi tidak

bosan. Fokus penelitian ini mengkaji hubungan imajinasi dan fakta fabel,

sedangkan penelitian Krishna tidak mengkaji keduanya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2018) mempunyai

persamaan dengan hasil penelitian ini yaitu teridentifikasi beberapa siswa yang

sudah mampu menulis fabel dengan baik. Populasi yang diteliti Nasution

Page 12: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

berjumlah 40 siswa dan menggunakan model pembelajaran melalui media

gambar. Penelitian ini hanya menggunakan 20 data dari beberapa kelas yang

diambil di 2 sekolah yang berbeda dengan model pembelajaran demonstrasi.

Penelitian ini mengkaji tentang hubungan imajinasi dan fakta dalam fabel,

sedangkan penelitian Nasution tidak mengkaji antara keduanya.

Hasil dari penelitian yang dilakukan Bahri (2014) mempunyai persamaan

dengan hasil penelitian ini sama-sama menemukan tentang struktur fabel yang

sudah sesuai dan dihubungkan dengan fakta serta perilaku tokoh. Tokoh dalam

penelitian Bahri ada Godek dan Tuntel yang diambil dari bahasa Sasak memiliki

arti Monyet dan Katak. Selain itu, persamaannya sama-sama dihubungkan dengan

perilaku tokoh dalam pengungkapan fakta. Perbedaan penelitian ini menggunakan

nama-nama hewan nasional, tidak diambil dari nama bahasa daerah seperti

penelitian yang dilakukan oleh Bahri. Penelitian Bahri dikaitkan dengan perilaku

masyarakat Sasak sesuai dengan tingkat sosial. Penelitian ini selain dihubungkan

dengan fakta, juga dihubungkan dengan imajinasi dalam fabel.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abrar (2016) mempunyai persamaan

dengan hasil penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang kehidupan nyata

atau fakta dan imajinasi yang bisa diambil dari fabel. Fokus penelitian Abrar

terletak pada pelajaran moral dan nilai etika dengan menggunakan 3 bahasa.

Perbedaan penelitian Abrar dengan penelitian ini tidak membahas struktur wacana

fabel secara rinci. Fokus penelitian ini mengkaji tentang struktur fabel yang

dihubungkan dengan imajinasi dan fakta.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mussafak (2015) mempunyai

persamaan dengan hasil penelitian ini yaitu yaitu sama-sama meneliti tentang

analisis wacana. Perbedaannya terletak pada fokus penelitian. Penelitian

Musssafak terletak pada struktur wacana dan fungsi bahasa iklan, datanya berupa

kata, frasa, klausa serta kalimat dalam iklan. Sedangkan fokus penelitian ini

meneliti tentang struktur wacana fabel dan hubungan fakta serta imajinasi dalam

fabel.

Penelitian yang dilakukan oleh Purnanto (2011) mempunyai persamaan

dengan hasil penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang struktur wacana.

8

Page 13: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

9

Penelitian ini menggunakan data berupa teks fabel yang diambil di 2 sekolah dan

menggunakan teknik struktural. Sedangkan penelitian Purnanto menggunakan

teks persidangan pidana dan menghasilkan 9 tahap persidangan pidana yang

diambil dari dunia hukum. Analisis datanya menggunakan teknik kontekstual.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Li (2011) mempunyai persamaan

dengan hasil penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji tentang struktur fabel

dengan upaya agar anak-anak bisa memahami kehidupan sastra secara aktual.

Penelitian Li berfokus pada struktur utama semua aspek pemikiran Frygian.

Sedangkan, penelitian ini fokus pada struktur fabel secara rinci dan dihubungkan

dengan fakta serta imajinasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kollias (2015) mempunyai persamaan

dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan fabel. Penelitian Kollias

berfokus pada meme yang dapat memperoleh efek meniru dan membangkitkan

ingatan masa kecil peserta yang bisa berkontribusi pada pemahaman yang lebih

tentang konteks perilaku bisnis. Penelitian Kollias tidak membahas hubungan

fabel dengan fakta dan imajinasi melainkan pembahasan hubungan dalam bidang

bisnis.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jelbert, dkk (2015) mempunyai

persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama berhubungan dengan hewan dan

pemahaman tentang imajinasi. Penelitian Jelbert berfokus pada cara untuk

menentukan secara tepat apa yang dipahami hewan tentang sebab dan akibat

perpindahan air. Uji coba penelitian Jelbert telah digunakan untuk menilai

pemahaman kausal pada Banteng dan Gagak, dimana subjek menjatuhkan batu ke

dalam tabung air untuk mendapatkan pengapungan di luar jangkauan hadiah.

Penelitian ini berfokus pada struktur wacana fabel yang dihubungkan dengan

faktanya.

4. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Struktur

Wacana Fabel yang Dibuat oleh Siswa SMP, peneliti menyimpulkan hasil bahwa,

penelitian ini terdapat beberapa struktur fabel yang sudah lengkap dan belum

Page 14: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

lengkap. Ada 20 judul fabel yang dianalisis yaitu 3 fabel hasil karangan siswa

SMP 5 Muhammadiyah Surakarta dan 2 fabel dari SMP Muhammadiyah

Pangkalanbun yang mempunyai struktur lengkap. Struktur yang tidak lengkap

terdapat 15 judul fabel, 7 karangan fabel dari siswa SMP 5 Muhammadiyah

Surakarta dan 8 fabel dari siswa SMP Muhammadiyah Pangkalanbun.

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, M. (2016). “Learning from Fables: Moral Values in Three Selected English

Stories”. Dinamika Ilmu, 16(1), 47-58.

Arsyad, A., Syam, R., & Ardat, A. (2017). “Deskripsi Kemampuan Koneksi

Matematis pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau dari

Gaya Kognitif Siswa SMP Kelas IX”. Issues in Matematics Education, 1(1),

53-59.

Bahri, S. (2014). “Analisis Struktural Fabel Tegodek Dait Tetuntel: Representasi

Perilaku Dalam Masyarakat Sasak”. Mabasan, 8(2), 164-176.

Halida, S. (2011). “Kemampuan Menentukan Struktuk Teks Cerita Fabel Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 Limbong Kabupaten Luwu Utara”. Jurnal

Onoma, 2(1), 41-54.

Jelbert, S.A., Taylor, A.H., Gray, R.D. (2015). “Investigating Animal Cognition

with the Aesop’s Fable Paradigm: Current Understanding and Future

Directions”. Communicative & Integrative Biology, 8(4), 1-7.

Kollias, O. (2015). “Anthropomorphism, Aesop's Fables and Their Use in

Lifelong Learning and Vocational Training by Awakening Participants'

Memes”. Journal of Higher Education Theory and Practice, 15(2), 96-103.

Krishna, S.D. (2019). “Understanding Moral Value in “Aesop’s Fable” in

Teaching Writing Narrative Text for Eighth Grade Students”. RETAIN, 7(3),

110-118.

Li, Peng. (2011). “The Fable of Recognition: A Study of Northrop Frye as a

Prophet”. English Language Teaching, 4(3), 54-62.

Mussafak. (2015). “Analisis Wacana Iklan Makanan Dan Minuman Pada Televisi

Berdasarkan Struktur Dan Fungsi Bahasa”. KEMBARA, 1(2), 224-232.

Nasution, Y.A. (2018). “Peningkatan Menulis Teks Fabel melalui Model

Pembelajaran Media Gambar”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, 1(1), 18-29.

10

Page 15: STRUKTUR WACANA NARATIF DALAM FABEL KARYA SISWA …

11

Purnanto, D. (2011). “Struktur Wacana Persidangan Pidana”. Jurnal Kajian

Linguistik dan Sastra, 23(1), 66-78.

Rahardjo, M. (2010, Oktober 15). Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif [Weblog

post]. Retrieved from https://www.uin-malang.ac.id/r/101001/triangulasi-

dalam-penelitian-kualitatif.html

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

Syamsuddin & Damaianti, V.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.