STUDI KUALITAS HADIS TENTANG LALAT -...
-
Upload
hoangduong -
Category
Documents
-
view
241 -
download
0
Transcript of STUDI KUALITAS HADIS TENTANG LALAT -...
-
STUDI KUALITAS HADIS TENTANG LALAT
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)
Oleh
Yunita Kartika Sari
NIM: 1113034000155
PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1439 H/2017 M
-
ng
aga, MA
STUDI KUALITAS HADIS LALAT
SkripsiDiajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)
OlehYunita Kartika SariNllvf: 1113034000155
Pembimbi
~~Hasanuddin Sin
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR' AN DAN TAFSIRFAKULTASUSHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 1439 H/2017 M
i
-
tI0z reqop{o s '}3}ndr3
'uw>Vt ttallnl".{eprHJIrBdS NIn Ip DtBIreq Eue.( rsluas ?uruaueurplpasJaq u.(es e4eur 'ure1 Eue.ro B,ftq IJep uB{BIdr[ ueledruetu ne]Be,(es rlsu e,ftB{ Ilseq ue{nq Tul Bf,re{ e&\qBq IDFqre} ustl uulpnule{lp ertlf 'E
'euerIef qelnre,{eplH
JI&fS NIO Ip nrlulreq Eue,( uuruuale{ uu8uap Isnses uu)fun1rucefes qulel 1uI uestlnued tuul"p neletm8 edss Euz.{ requrns
"nuas 'Z
'ue>tuf qe1p1e.(eptg
J1reds NIn Ip I ule4s .ru1a8 qeloredureul uslure,(sred nlus t{utesrqnueulow {nlm uB{nfBIp Eued afus gse e.{rq pseq rm>pdn-reu 1ul Isdpls 'l
:B/rlgBq uurlgle{uem e{f tm uE8ueo
NYYIYANUf,d UV{hItr'I
ii
-
Eqquqqua6
t00 7,109002 90s0sr6l 'drN
@
1y$8ue4
?oEEuV
900 I t0866I I0r0t96I'dINISTt@EE
uloEEuy de16uerery suuuo{eseloE8uy delEuers6l snle)
'qefsebermhl Euepls
,I0u reqoHo IE'}stndrJ)
'rlsJBJ uep uu.m|-Iy nulll rpn$ urer8ord eped (EV'S) eueEyt,tmFES rele8 qsloredursur lereis n1es rlEIEs pEeqss etuuolm qplol 1uI Isdlqs 'Ll1T,reqoqo 19 eped se1re>Ief rlellnp{eprH
JI&r(S NIn ulppnFqsn SBUnrIBC qe,{sebutmruEueprs urBIBp uryfnlp rlelel ..lBI"1 8u4ueg slpeH srysn; Ipnls,, ppnftaq Isdlqs
[00 I ztgoUz0zt0LL6L',
r00 z 0666r 8190896I 'drN
NYIfN YIIINYd NYI{YSfl CNf,d
I g0I,66I SIIT0'6I 'dINvIAl -sdsurs urPPnuEb'BH
iii
-
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.
1. Konsonan
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
tidak dilambangkan
B Be
T Te
Ts te dan es
J Je
H h dengan garis di bawah
Kh ka dan ha
D De
Dz de dan zet
R Er
Z Zet
S Es
Sy es dan ye
S es dengan garis di bawah
de dengan garis di bawah
te dengan garis di bawah
zet dengan garis di bawah
koma terbalik di atas hadap kanan
Gh ge dan ha
F Ef
Q Ki
K Ka
L El
-
vi
M em
N En
W We
H Ha
Apostrof `
Y ye
2. Vokal Tunggal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal
tunggal alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
A Fathah
I Kasrah
U ammah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
Ai a dan i
Au a dan u
3. Vokal panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
a dengan topi di atas
i dengan topi di atas
u dengan topi di atas
-
vii
4. Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf
syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-syamsiyyah bukan asy-
syamsiyyah, al-rijl bukan ar-rijl.
5. Tasydd
Syaddah atau tasydd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Huruf yang
ber-tasydd ditulis dengan dua huruf serupa secara berturut-turut, seperti =
al-sunnah.
6. Ta Marbah
Berkaitan dengan alih askara ini, jika ta marbah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialih-aksarakan menjadi huruf /h/,
seperti = Ab Hurairah.
7. Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang,
maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,
bukan huruf awal atau kata sandangnya, seperti = al-Bukhri.
Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan
dalam alih askara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)
-
viii
atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak
miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.
-
ix
ABSRTAK
YUNITA KARTIKA SARI
Studi Kualitas Hadis Tentang Lalat
Skripsi ini meneliti tentang kualitas hadis sayap lalat, beberapa hadis yang
membahas mengenai hal ini dan ada beberapa yang mempertanyakan kualitas
hadis sayap lalat, maka dari itu skripsi ini membuktikan kualitas hadis
menggunakan metode takhrij hadis.
Sumber data dalam penelitian ini adalah hadis sayap lalat di kamus
Mausah Atrf al-Hadts dan Mujam al-Mufahras li Alfz al-Hadts al-Nabw
Metode analisa dalam penelitian ini, menggunakan metode takhrij hadis.
Sedangkan metode analisa dalam penelitian ini, menggunakan referensi kitab
syara al-adts dengan kitab Fat al-Br karya Ibn Hajar al-Asqaln, dan
syarh Ab Dwud Aun al-Mabd. Selain itu juga menggunakan sumber primer
yang berkaitan dengan sains dan hadis.
Sesuai dengan permasalahan serta tujuan yang dikemukakan dalam
penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hadis sayap lalat tidak
bertentangan dengan sains. Walaupun lalat adalah binatang pembawa virus,
bakteri, mikroba, kuman yang bisa menjadi patogen (penyakit), patogen itu dapat
dimusnahkan jika mencelupkan seluruh bagian tubuh lalat ke dalam cairan yang
dihinggapinya karena di sebagian tubuh lalat membawa anti patogen yang dapat
menetralisir patogen-patogen yang dibawa lalat. Sains sungguh bisa dijadikan
sebagai tolak ukur otentisitas suatu hadis dengan syarat bahwa sains tersebut
sudah disepakati oleh para ahli dan tidak berubah-ubah sepanjang zaman.
-
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt., Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat.
Maha Suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan
dijadikan padanya penerang dan bulan yang bercahaya. Aku Bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya dan
Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dan izin-Nya, dan cahaya penerang
bagi umatnya. Ya Allah, curahkan shalawat dan salam baginya dan keluarganya,
yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari
berbagai pihak dan terutama berkah dari Allah Swt., rahmat, taufik dan hidayah-
Nya, penyusunan skripsi yang berjudul Studi Kualitas Hadis Tentang Lalat
dapat diselesaikan dengan baik, sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut
dapat diatasi. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta jajaranya. Bapak Prof. Dr. Masri
Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta, berserta para pembantu Dekan. Ibu Dr. Lilik
Ummi Kaltsum, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir
dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan
Ilmu Al-Quran dan Tafsir.
-
xi
2. Kepada Bapak Rifqi Muhammad Fatkhi, MA selaku penguji yang
telah membimbing. Dengan beliaulah tumbuh ide-ide baru, pemikiran
baru, sehingga penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepada Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, S.Ag, MA selaku penguji II yang
telah mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Hasanuddin Sinaga, MA selaku pembimbing yang selalu
memberikan didikasinya kepada penulis, bersabar memberikan ilmu
dan bimbingannya selama penulis berada di bawah bimbingannya.
5. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan
didikasinya mendidik penulis, memberikan ilmu, pengalaman, serta
pengarahan kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Kepada orang tua yang sudah mendukung, mendoakan, memberi
semangat dan nasehat-nasehat untuk penulis.
7. Kepada pihak-pihak yang turut membantu dan berperan dalam proses
penyelesaian skripsi ini, namun luput untuk penulis sebutkan, tanpa
mengurangi rasa terima kasih penulis.
Harapan penulis semoga skripsi ini sedikit banyak dapat bermanfaat
bagi pembaca dan semoga Allah Swt., selalu memberkahi dan
membalas semua kebaikan pihak-pihak yang turut serta membantu
penyelesaian skripsi ini dengan pahala yang berlipat ganda, di dunia
dan di akhirat. mn y Rabb al-lamn
Jakarta, 4 Oktober 2017
Penulis
-
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...................................... iii
PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 6
1. Batasan Masalah .................................................................................... 6 2. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
F. Kajian Pustaka .............................................................................................. 7
G. Metodologi Penelitian .................................................................................. 9
1. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 9 2. Metode Pembahasan ............................................................................ 10 3. Metode Penulisan ................................................................................ 11 4. Pengolahan dan Analisa Data .............................................................. 11
H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11
BAB II TINJAUAN SEPUTAR LALAT ........................................................... 13
A. Klasifikasi Serangga dan Definisi Lalat .................................................. 13
1. Klasifikasi Serangga .......................................................................... 13 2. Definisi Lalat ..................................................................................... 15
-
xiii
B. Siklus Hidup Lalat ................................................................................... 18
C. Bionomi Lalat .......................................................................................... 19 D. Hasil Kerja Sayap Lalat ........................................................................... 22
BAB III PEMAHAMAN HADIS SAYAP LALAT ........................................... 25
A. Teks Hadis dan Takhrij Hadis ............................................................... 25
1. Penelusuran dengan Metode Awal Matan ........................................ 25
2. Penelusuran dengan Metode Lafadz ................................................. 26
3. Skema Sanad ..................................................................................... 29
4. Kritik Sanad ...................................................................................... 31
5. Penilaian Hadis ................................................................................. 39
B. Matan Hadis ............................................................................................. 41
C. Asbabul Wurud ........................................................................................ 43
D. Hadis Sayap Lalat Menurut Muhadditsin ................................................ 46
1. Kualitas Hadis Sayap Lalat Bagi Menurut Muhadditsin .................. 46 2. Penjelasan Hadis Sayap Lalat ........................................................... 47 3. Hadis Sayap Lalat dengan Pendekatan Hukum ................................ 53
E. Pengaruh Sayap Lalat Bagi Kesehatan Menurut Saintis.......................... 59
1. Sayap Lalat Ditinjau dari Sisi Ilmu Pengetahuan ............................. 60
2. Penelitian Terhadap Sayap Lalat ...................................................... 63
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 69
A. Kesimpulan .............................................................................................. 69
B. Kritik dan Saran ....................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Abu Salm Muhammad Rachdie di dalam artikelnya yang berjudul
tentang Studi Ilmiah Hadis Lalat dalam Perspektif Islam dan Ilmu Medis. Al-
Albn berkomentar tentang hadis ini, mengatakan Adapun hadis lalat dan
penjelasan bahwa pada kedua sayapnya terhadap penyakit dan obatnya, maka
hadisnya dhaif. Bahkan hadis tersebut secara akal adalah hadis yang dibuat-buat,
karena telah jelas bahwa lalat itu membawa kuman dan penyakit. Tidak ada
seorangpun yang mengatakan bahwa pada satu sayap lalat terdapat penyakit dan
pada sayap satunya terdapat obat, melainkan orang yang memalsukan hadis ini
atau mengada-adakannya. Kalau hadis ini sahh, niscaya ilmu hadis akan
mengungkapkan bahayanya lalat dan mendorong untuk menjauhinya. Tuduhan
ini adalah tuduhan yang nyata-nyata bathil, yang dapat diketahui dari takhrj
hadis. Menuduh bahwa hadis ini secara akal adalah dibuat-buat. Tuduhan ini tidak
kalah jelasnya akan kebatilannya dibandingkan dengan tuduhannya pertama.
Karena tuduhannya ini hanyalah sekedar tuduhan belaka, tanpa disokong oleh
dall sedikitpun melainkan berangkat dari kebodohannya, yang tidak mungkin ia
menguasainya sepenuhnya.1
Dalam ilmu Biologi, bahwa tiap sesuatu yang berbahaya ada penetralnya,
kalau tidak ada tentu lalat tidak bisa hidup. Dalam lafal lain: Dalam makanan
seseorang diantara kamu, sebagai pengganti kalimat Dalam minuman seseorang
1 Abu Salm Muhammad Rachdie, Artikel tentang Studi Ilmiah Hadis Lalat dalam
Perspektif Islam dan Ilmu Medis. Artikel publikasi online dari Maktabah lit Tahml (Download
Library) 2007, h. 8.
-
2
diantara kamu, apabila lalat itu jatuh kedalam makanan atau minuman itu, maka
hendaklah dicelupkan lalat itu. Dalam Abu Daud tertulis ihtimm
Perhatikanlah, dan dalam riwayat Ibnu Sukni tertulis Hendaklah ia
memperhatikannya, sebagai pengganti kalimat falyaghsimhu hendaklah
ia celupkan. Kemudian hendaklah dicabut (dikeluarkan) setelah dicelup itu.2
Hadis adalah sumber ajaran Islam kedua setelah al-Quran. Dilihat dari
periwayatannya, hadis Nabi berbeda dengan al-Quran. Al-Quran periwayatan
semua ayat-ayatnya secara mutawtir, sedang hadis Nabi, sebagian
periwayatannya secara mutawtir dan sebagain lagi secara ahd. Karenanya, al-
Quran dilihat dari segi periwayatannya mempunyai kedudukan qa al-wurd
dan sebagian lagi zann al-wurd, sehingga tidak diragukan lagi orisinalitasnya.
Berbeda dengan hadis Nabi yang berkategori ahd, diperlukan penelitian terhadap
orisinalitas dan otentisitas hadis-hadis tersebut termasuk hadis sayap lalat.3
Lalat sering sekali dijumpai di tempat-tempat kotor dan bau, selain itu banyak
juga terdapat di tempat yang ada makanan, karena makanan atau minuman dapat
mengundang penciuman lalat. Ketika lalat hinggap pada sampah dan kotoran yang
mengandung milyaran bakteri dan antibakteri, virus dan antivirus serta kuman
yang lengkap dengan penangkalnya, Allah memberikan kemampuan kepada
hewan kecil itu untuk membawa kuman pada salah satu sayapnya dan membawa
obat pada sayap yang lain.4 Jika tidak, niscaya semua spesies lalat akan musnah di
muka bumi ini akibat serangan bakteri dan mikroba pada sampah. Seandainya
lalat tidak memiliki kemampuan itu, niscaya saat ini tidak akan ada ribuan jenis
2 Muhammad bin Ismail Al Amir Ash-Shanani, Subulus Salam, Syarah Bulughul
Maram, Jilid I, Cet. 12, h. 56. 3 Zaghlul Raghib al-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadits Nabi, h. 332.
4 Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 172.
-
3
lalat. Keberhasilan lalat untuk mempertahankan spesiesnya yang begitu banyak
menjadi bukti yang sangat kuat bahwa selain membawa penyakit, ia juga
membawa penawarnya.5
Lalat adalah seekor serangga yang namanya disebutkan di dalam Al-Quran.
Tepatnya pada surat Al-Hajj ayat 73. Dalam ayat tersebut, Allah memberikan
pelajaran berharga pada kita semua. Karena Allah menyindir Tuhan dari orang-
orang kafir yang menyembah berhala.
Allah SWT berfirman:
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah
olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain
Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun
mereka bersatu menciptakannya dan jika lalat itu merampas sesuatu dari
mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat
lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah.
(QS. Al-Hajj ayat 73)
Terdapat pula dalam hadis Nabi Muhammad SAW
: 6
Qutaibah mengabarkan kepada kami, Isml ibn Jafar
mengabarkan kepada kami, dari Utbah ibn Muslim Maula Bani
Taym dari Ubaid ibn Hunain Maula Bani Zuraiq dari Abu
Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Apabila sebuah
5 Zaghlul Raghib al-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadits Nabi, h. 332.
6 Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, cet. Ke-1, h. 1463, Kitab al-ibb, Bab idza waqaa al-
dzubb, Hadis ke-5782.
-
4
lalat jatuh di minuman salah seorang dari kamu, maka
benamkanlah, kemudian buanglah, karena sesungguhnya disalah
satu sayapnya terdapat obat, dan di sayap lainnya penyakitnya.
Dalam hadis itu terkandung pengertian perlahan-lahan sewaktu
mengeluarkannya sehabis dicelup. Hadis tersebut sebagai dalil yang jelas
menunjukkan boleh membunuh lalat untuk mencegah bahaya atau penyakit,
hendaknya dibuang tidak boleh dimakan dan menunjukan bila lalat itu mati di
dalam zat yang cair, maka tidak menjadikannya najis, sebab Nabi Muhammad
SAW, memerintahkan untuk mencelupkannya, karena sebagaimana diketahui
bahwa dengan dicelup itu lalat akan mati, terutama bila minuman itu panas,
seandainya lalat itu menajisi makanan, maka sungguh beliau sudah menyuruh
membuang makanan yang dijatuhi lalat itu, tetapi kenyataannya tidak demikian.7
Hadis lain yang semakna dengan hadis di atas dari Salman al-Farisi:
, : : 8
Dari Salman bahwasanya rasulullah SAW bersabda: Hai Salman
setiap makanan atau minuman yang di dalamnya terdapat binatang yang
tidak mempunyai darah yang mengalir telah mati, maka makanan dan
minuman itu halal dimakan dan diminum atau boleh untuk mengambil
wudhu.
Adapun hadis lain yang berkaitan dengan lalat diriwayatkan oleh Ab
Dwud yaitu:
: :
9
7 Imam Ash-Shanani, Terjemah Kitab Subulussalam, h. 56.
8 Ad-Daruqutn, Sunan Ad-Daruqutn, cet. Ke-1, h. 49, Kitab al-Mauqa ar-Rsmi, Bab
kulu taamu wa qaatu fihi dabati laisa laha dm, Hadis ke- 84 9 Abu Daud, Sunan Abi Daud, cet. ke-3, h.365, Kitab al-Mawaqi ar-Rasmi, Bab ad-
Dababu yaqaa fi amy, Hadis ke-3844.
-
5
dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Jika ada lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang
dari kalian maka celupkanlah lalat tersebut, karena sesungguhnya di dalam
salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat
obat. Sesungguhnya lalat tersebut melindungi diri dengan sayap yang
padanya terdapat penyakit, maka celupkanlah semuannya.
Abdul Aziz ibn Abdillah ibn Baz mengatakan bahwa hadis tentang lalat
tersebut berderajat sahh sedangkan Al-Albn mengatakan bahwa hadis lalat
adalah hadis yang dhaif.10
Pernyataan tersebut terdapat pertentangan mengenai
kuliatas hadis sayap lalat. Apakah hadis tersebut sahh sebagaimana perkataan
Abdul Aziz ibn Abdillah ibn Baz, atau sebaliknya yaitu dhaif. Oleh karena itu,
penulis tertarik ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai hadis tentang sayap
lalat, Dalam penelitian ini, penulis memberi judul: Studi Kualitas Hadis
Tentang lalat.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut:
1. Dalam Abu Daud tertulis Perhatikanlah dan dalam riwayat Ibnu Sukni
tertulis Hendaklah ia memperhatikannya, sebagai pengganti kalimat
hendaklah ia dicelupkan.
2. Abdul Aziz ibn Abdillah ibn Baz mengatakan bahwa hadis tentang lalat
tersebut berderajat sahh sedangkan Al-Albn mengatakan bahwa hadis
lalat adalah hadis yang dhaif. Disini terdapat pertentangan mengenai
kuliatas hadis sayap lalat.
10
Khalil Ibrahim Mula Khathir, Al-Ishabah fi Sihhah Hadits Dzubabah, h. 154.
-
6
3. Ibn Jauz berpendapat bahwa sangat banyak hewan yang mempunyai sifat-
sifat yang berlawanan dalam dirinya termasuk lalat. Contohnya seperti
lebah yang mengeluarkan racun dari mulutnya dan mengeluarkan madu
dari bawah tubuhnya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, terdapat perbedaan
pendapat mengenai kulitas hadis dan beberapa kata yang berbeda dalam hadis
dan lainnya, sehingga untuk menghindari pembahasan yang tidak mengarah
kepada maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini, maka penulis perlu
membatasi pembahasan yang akan dibahas. Oleh karena itu, penulis lebih
memfokuskan dan membatasi masalah yang akan dibahas yaitu tentang hadis
sayap lalat menurut muhadditsin, takhrij hadis yang dibatasi pada dua metode
yaitu metode awal matan dan metode lafadz dan kualitas hadis lalat.
2. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah tersebut, maka dengan demikian penulis
merumuskan permasalahan utama dalam skripsi ini. Sehingga secara garis besar,
yang menjadi pokok dari skripsi ini yaitu Bagaimana kualitas hadis sayap lalat
dari segi sanad dan matannya?
D. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian tentunya mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan
yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk tujuan praktis yaitu mengetahui kualitas hadis tentang sayap lalat.
-
7
2. Tujuan akademis, yakni untuk memenuhi tugas akademik dan kewajiban
bagi setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan program studi Ilmu
Al-Quran dan Tafsir tingkat sarjana strata satu (S1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat akan didapatkan dari penelitian dalam skripsi ini, adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kehujjahan hadis Rasulullah SAW. mengenai
binatang lalat.
2. Menambah pengetahuan dan manfaat terhadap kesehatan yang
berhubungan dengan binatang.
3. Menambah khazanah keilmuan dalam bidang Ilmu Hadis.
F. Kajian Pustaka
Dalam penelusuran pustaka, sejauh penelusuran penulis ada penelitian skripsi
yang terkait dengan masalah yang ingin dikaji: terkait dengan hal itu adalah
penelitian yang dilakukan oleh Khairul Umam11
dalam sebuah skripsi yang
diajukan kepada Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Jakarta, skripsi ini
mengkaji masalah tentang Flora dan Fauna dalam Perspektif Hadis. Skripsi yang
ditulis pada tahun 2014 ini hanya terbatas pada pandangan muaddits dan saintis
dan tidak luas maknanya. Bedanya tulisan di atas dengan penelitian yang hendak
penulis angkat disini yaitu adanya takhrij hadis, menggunakan metode awal matan
dan lafadz dan membahas kualitas hadis sayap lalat.
11
Khairul Umam, Flora dan Fauna dalam Perspektif Hadis. Skripsi S1 Fakultas
Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
-
8
Penulis juga menemukan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fudhail
dalam sebuah skripsi yang diajukan kepada Jurusan Tafsir Hadis UIN Jakarta,
skripsi ini mengkaji masalah tentang Hadis dan Sains (Studi Kritis atas keraguan
Otentisitas hadis Maurice Bucaille). Bedanya tulisan di atas dengan penelitian
yang hendak penulis angkat disini yaitu penelitian ini lebih mendalami
pemahaman hadis sayap lalat sedangkan skripsi atas nama Ahmad Fudhail hanya
menjelaskan penjelasan singkat tentang hadis sayap lalat. Skripsi yang membahas
hadis lalat juga ditemukan di skripsi yang ditulis oleh Ahmad Erwan yang
diajukan kepada Jurusan Tafsir Hadis UIN Jakarta pada tahun 2008 yang berjudul
Higienitas Perspektif Hadis (Kajian Hadis-Hadis Tentang Kebersihan Makanan,
Sumber Air, Rumah dan Jalanan). Hanya saja penjelasan hadis lalat dalam skripsi
tersebut hanya selembar dan tidak lebih lanjut dibahas. Lalu ada pula skripsi yang
berkaitan dengan pembahasan dengan judul skripsi ini yaitu skripsi yang berjudul
Teknik Interpretasi Hadis dalam Kitab Syarah al-Hadis (Studi Kitab Subul al-
Salm) yang ditulis oleh Sulaeman L untuk diajukan oleh Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Kendari 2015. Skripsi ini membahas hadis-hadis yang terdapat
dalam Kitab Subul al-Salm termasuk hadis sayap lalat di dalamnya.
Selain skripsi di atas, penulis menemukan artikel di jurnal yang membahas
tentang hadis sayap lalat. Terkait demikian adalah penelitian yang dilakukan oleh
Masykur Hakim dalam sebuah jurnal yang diajukan kepada Fakultas Ushuluddin,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015. Artikel di jurnal ini mengkaji
masalah tentang Mukhtalif Hadits dan Cara Penyelesaiannya Perspektif Ibnu
Qutaybah. Perbedaan jurnal di atas dengan penelitian yang hendak saya angkat
disini yaitu skripsi ini membahas hanya pemahaman hadis sayap lalat saja,
-
9
sedangkan artikel di jurnal tersebut membahas hadis-hadis yang tampaknya
bertentangan dengan cara penyelesaian dengan metode menurut Ibnu Qutaybah,
dan salah satu hadis yang dibahas adalah hadis sayap lalat.
Ditemukan pembahasan serupa di dalam tesis yang berjudul Kontribusi Sains
dalam Menentukan Kualitas Hadis yang ditulis oleh M. Idham Aditia Hasibuan
mahasiswa pascasarjana UIN Sematera Utara. Perbedaan tesis ini dengan skripsi
yang penulis tulis bahwa tesis ini membahas validitas dan otentisitas hadis tentang
lalat serta kebenaran yang dikandungnya dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah, baik dari kritik ekstern (al-naqd al-kharij), maupun kritik intern (al-naqd
al-dhakil) dengan dukungan dari pengamatan empiris.12
Sedangkan skripsi yang
penulis angkat membahas pendapat para muhadditsin beserta takhrj hadis.
Selain skripsi, tesis dan jurnal yang berhubungan dengan judul skripsi ini,
penulis menemukan artikel yang berjudul Studi Ilmiah Hadis lalat dalam
Perspektif Islam dan Ilmu Medis Modern, ditulis oleh Abu Salm Muhammad
Rachdie, S. Si., dan dijadikan artikel oleh Ab Salm al-Atsar. Artikel ini
publikasi online dari Maktabah lit Tahml (Download Library) Ab Salm al-
Atsar. Artikel ini membahas berbagai pendapat dari ulama maupun para pakar
kedokteran mengenai matan hadis saja13
sedangkan berbeda dengan penelitian
yang penulis angkat yakni kualitas hadis yang memakai takhrij hadis, kritik sanad
dan matan hadis.
G. Metodologi Penelitian
1. Metode pengumpulan data
12
M. Idham Aditia Hasibuan, Tesis Kontribusi Sains dalam Menentukan Kualitas Hadis,
UIN Sumatera Utara, h. 9. 13
Ab Salm al-Atsar, Artikel Studi Ilmiah Hadis Lalat dalam Perspektif Islam dan Ilmu
Medis Modern, Maktabah lit Tahml (Download Library).
-
10
Metode pengumpulan data memakai metode takhrj. Sedangkan metode
yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode analisa kulitatif yaitu
pendekatan pengolahan secara mendalam data hasil pengamatan, wawancara, data
literatur. Semua data-data yang diambil dari bahan tertulis yang berkaitan dengan
sayap lalat. Sedangkan metode pengumpulan data yaitu dengan takhrj, kritik
sanad, dan matan hadis. Data diambil dari dua sumber yaitu sumber primer dan
sumber sekunder. Adapun sumber primer yang diambil penulis ialah
menggunakan Kutub al-Tisah, Mausah Arf al-Hadts dan Mujam al-
Mufahras li Alf al-Hadts al-Nabw sedangkan sumber sekunder menggunakan
buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini.
Langkah-langkah penelitian, penulis menggunakan empat cara:
a. Memakai metode takhrij awal matan dan lafadz menggunakan kitab,
Mausah Arf al-Hadts dan Mujam al-Mufahras li Alf al-
Hadts al-Nabw.
b. Menelusuri hadis pada kitab yang dituju di kitab Kutub al-Tisah.
c. Menelusuri kitab Rijal al-Hadis dan Jarh tadil. Menggunakan kitab
Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, Jarh wa Tadil, Tahdzibut
Tahdzib Adz-Dzahabi, Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar al-Asqaln,
Taqribut Tahdzib, dan Khulasah Tahdzibul Kamal.
d. Memutuskan kualitas hadis.
2. Metode Pembahasan
Metode pembahasan pada penelitian ini menggunakan kritik matan dan
sanad hadis, metode yang diarahkan untuk mengkaji dan mendeskripsikan
gagasan primer tentang hadis sayap lalat.
-
11
3. Metode Penulisan
Metode penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2013/2014.
4. Pengolahan dan Analisa Data
Dalam pengolahan data, langkah pertama adalah mentakhrj hadis tentang
lalat untuk menunjukkan sumber dari hadis yang bersangkutan. Adapun metode
takhrj adts yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Metode takhrij dengan menggunakan lafal pertama dari matan hadis,
yaitu kata menggunakan kitab Mausah Arf al-Hadts karya
Muhammad Said ibn Basyuni.
2) Metode takhrij dengan mengetahui kata-kata yang jarang digunakan dari
suatu bagian matan hadis, menggunakan kitab Mujam al-Mufahras li
Alf al-Hadts al-Nabw karya A.J. Wensinck.14
Setelah melalui proses dari kedua metode takhrij di atas, langkah kedua yaitu
menyusun skema sanad dari jalur Bukhri dan Ab Dwud (dengan tujuan
memudahkan pembacaan jaringan sanad hadis yang sedang diteliti dan dilihat
tawabi dan syawahidnya). Langkah ketiga yaitu meneliti Rijal Hadis dan Jarh
Tadil dari perawi-perawi hadis.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, penulis melakukan pembagian
bahasan. Maka penulis akan menguraikannya ke dalam beberapa bab yang di
dalamnya memuat beberapa sub-bab. Adapun uraiannya ialah sebagai berikut:
14
Mahmud al-Thahhan, Usl al-Takhrj wa Dirsah al-Asnid, (Riyadh: Makhtabah al-
Marif, 1991), h. 35.
-
12
Bab pertama; berisi tentang pendahuluan yang meliputi a) Latar Belakang
masalah, yang menjelaskan tentang pendahuluan dan kronologi permasalahan
sampai ke titik inti permasalahan, b) Identifikasi Masalah c) Batasan dan
Rumusan Masalah, agar pembahasan yang dikaji lebih fokus dan terarah, d)
Tujuan Penelitian, tentang tujuan penulis untuk mencapai target yang diinginkan,
e) Manfaat Penelitian, yaitu hasil yang dapat dirasakan bagi penulis dan pembaca
dari skripsi ini, f) Kajian Pustaka, g) Metodologi Penelitian, yang menjelaskan
metode-metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian, dan h) Sistematika
Penulisan, untuk menjelaskan struktural dan target pembahasan agar lebih efektif
dan efisien.
Bab kedua; Bab ini berisi teori-teori dan tinjauan seputar lalat, yang terdiri
dari beberapa sub-bab a) Berisi Klasifikasi serangga dan definisi lalat, b) Siklus
hidup lalat, c) Bionomi lalat, d) Hasil kerja sayap lalat.
Bab ketiga; Pemahaman Hadis Sayap lalat, a) teks hadis dan takhrij hadis,
yang meliputi; 1) Penelusuran dengan Metode Awal Matan, 2) Penelusuran
dengan Metode Lafal, 3) Skema Sanad, 4) Kritik Sanad, 5) Penilaian Hadis. b)
Matan Hadis, c) Asbabul Wurud, d) Hadis Sayap Lalat menurut Muadditsin,
meliputi 1) Kualitas Hadis menurut pendapat Muadditsin, 2) Penjelasan hadis
Sayap Lalat, 3) Hadis Sayap Lalat dengan Pendekatan Hukum, dan E) Pengaruh
sayap lalat bagi kesehatan menurut saintis, yang meliputi 1) Sayap Lalat Ditinjau
dari Sisi Ilmu Pengetahuan, dan 2) Penelitian terhadap Sayap Lalat.
Bab keempat, berisi Penutup, yang meliputi a) Kesimpulan, yang berisi
jawaban atas pertanyaan yang telah disebutkan dalam perumusan masalah, dan b)
Saran, berisi saran-saran yang penulis berikan.
-
13
Bab 2
TINJAUAN SEPUTAR LALAT
A. Klasifikasi Serangga dan Definisi Lalat
1. Klasifikasi Serangga
Serangga umumnya mempunyai dua nama, nama ilmiah dan nama umum.
Nama ilmiah mengikuti peraturan tertentu yaitu Internasional Code of Zoological
Nomenclature. Nama ilmiah biasanya dalam bahasa yang dilatinkan. Bila suatu
serangga akan dideskripsi, deskripsi harus diarahkan pada suatu tipe. Tipe ini
berguna untuk melengkapi bila timbul suatu pertanyaan serangga baru tersebut
masuk golongan yang mana. Nama beberapa kategori mempunyai nama standart
yang letaknya pada akhir kata.
Nama umum, nama ini biasanya diberikan kepada suatu golongan
serangga. Beberapa spesies serangga mungkin mempunyai satu nama umum yang
sama, misal belalang adalah nama bagi segala macam belalang. Biasanya nama
umum hanya terdiri dari satu kata, misal lalat, belalang, capung dan lain-lain,
tetapi ada juga yang terdiri dari dua kata, misal lalat buas. Oleh karena tidak ada
rumusan tertentu pada nama umum maka entomolog atau taksonom lebih
menyukai nama ilmiah dari pada nama umum.15
Dunia hewan terbagi menjadi 14 fila, dengan dasar tingkat kekomplekan
dan mungkin urutan evolusinya. Karena itu fila hewan disusun dari filum yang
terendah ke filum yang tertinggi.
15
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 123-124.
-
14
Serangga atau insekta termasuk di dalam filum Arhopoda. Arthopoda
terbagi menjadi 3 sub filum yaitu Trilobita, Mandibulata dan Chelicerata. Sub
filum Mandibulata terbagi menjadi 6 kelas, salam satu diantaranya adalah kelas
Insekta (Hexapoda). Sub filum Chelicerata terbagi menjadi 3 kelas, sedangkan sub
filum Trilobita telah punah. Kelas Hexapoda atau Insekta terbagi menjadi sub
kelas Apterygota dan Pterygota. Sub kelas Apterygota terbagi menjadi 4 ordo, dan
sub kelas Pterygota masih terbagi menjadi 2 golongan yaitu golongan
Exopterygota (golongan Pterygota yang metamorfosisnya sederhana) yang terdiri
dari 15 ordo, dan golongan Endopterygota (golongan Pterygota yang
metamorfosisnya sempurna) terdiri dari 3 ordo.
Pembagian ordo ke famili menurut Borror dkk (1992) adalah sebagai
berikut:
Ordo Protura (3 famili), Diplura (3), Thysanura (4), Collembola (5),
Ephemeroptera (15), Odonata (10), Orthoptera (16), Isoptera (4), Plecoptera (10),
Dermaptera (4), Embioptera (3), Psocoptera (11), Zoraptera (1), Mallophaga (6),
Anoplura (3), Thysanoptera (5), Hemiptera (34), Homoptera (32), Neuroptera
(15), Coleoptera (124), Strepsiptera (4), Mecoptera (4), Trichoptera (17),
Lepidoptera (77), Diptera (104), Siphonaptera (9) dan Hymenoptera (71).16
2. Definisi Lalat
Ordo Diptera (Nyamuk, Lalat). Tubuh berukuran kecil sampai sedang.
Sayap satu pasang yang merupakan sayap depan, sayap belakang mereduksi
menjadi halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan saat terbang. Memiliki
16
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 126.
-
15
tubuh relatif lunak, antenna pendek, dan mata majemuk besar serta mengalami
metamorfosis sempurna.
Lalat sering hidup diantara manusia dan sebagian jenis dapat
menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat
serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman
yang jatuh ke tempat tersebut. Anggota ordo ini cukup besar, dikenal 80.000
spesies. Selain sebagai hama tanaman dikenal pula sebagai vektor penyakit
manusia dan ternak. Ada juga yang berperan sebagai predator, parasit maupun
polinator. Ordo Diptera ini terbagi menjadi 3 sub ordo, Nematocera (23 famili),
Brachycera (17 famili) dan Cyclorrhapha.
Beberapa jenis lalat antara lain sebagai berikut17
:
a. Lalat Kerdil (Famili Chironomidae)
Memiliki ukuran tubuh yang kecil bahkan sangat kecil, kadang-kadang
mirip seperti nyamuk. Sayap tidak memiliki sisik-sisik dan proboscis
yang panjang. Kaki depan agak panjang, antenna jantan sangat
berbulu. Ditemukan hampir disemua tempat, larva lalat ini sebagian
besar bersifat aquatik, beberapa terdapat pada bahan-bahan yang mulai
membusuk, dibawah kayu atau tanah yang lembab. Umumnya lalat
kerdil bersifat pemakan bangkai.
b. Lalat Hitam (Famili Simulidae)
Ciri-ciri Lalat Hitam memiliki tubuh yang kecil sekitar 4 mm.
Memiliki antenna yang pendek dan tidak terdapat ocelli. Punggungnya
bongkok seperti tongkat, sayapnya lebar, dan costa berakhir sangat
17
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 127-128.
-
16
dekat dengan ujung sayap. Umumnya lalat jenis ini berwarna abu-abu
kehitaman. Tergolong memiliki penyebaran yang luas, larvanya sering
ditemukan disekitar aliran air. Lalat Hitam betina adalah penghisap
darah yang sering kali bersifat sebagai vektor penyakit.18
c. Lalat Maret (Famili Bibionidae)
Lalat ini memiliki ukuran yang kecil hingga sedang. Tubuhnya relatif
kokoh, warnanya dominan hitam, sebagaian Lalat Maret memiliki
thorax berwarna merah atau kuning. Ocelli terdapat pada bonggol yang
terletak diantara mata majemuk. Costa berakhir sebelum ujung sayap,
dan tibia dengan apikal spur. Lalat ini benyak terdapat pada bunga-
bungaan. Larva memakan akar dan merusak tanaman. Sesuai namanya
Lalat Maret banyak melimpah di bulan Maret.19
d. Lalat Lentera (Famili Stratiomydae)
Ciri-ciri Lalat ini tubuhnya berukuran sedang sampai besar. Kadang-
kadang nampak sepeti lebah. Ruas antenna ke-3 membulat, tanpa
stylus dan arista. Abdomen kuat dan tegap, beberapa melebar namun
ada pula yang memanjang. Umumnya memiliki warna gelap. Lalat
dewasa sering ditemukan di bunga-bunga, larva yang hidup aquatik
memakan ganggang, bahan lapuk dan serangga air yang lebih kecil.
Sebagian larva hidup di bawah kayu.20
e. Lalat Buah (Famili Drosophilidae)
Ciri-ciri lalat ini ukuran tubuh kurang lebih 3 4 mm. Memiliki warna
kekuningan atau kecoklatan. Bagian dekat mulut terdapat bulu-bulu.
18
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 129. 19 H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 129. 20
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 130.
-
17
Sering ditemukan di kebun dekat buah yang membusuk, atau rumah
yang menyimpan buah-buahan di tempat terbuka. Larva hidup di
dalam buah-buahan yang membusuk dan jamur yang tumbuh
disekitarnya. Sebagian kecil bersifat ektoparasit pada ulat, pada tahap
larva seringkali bersifat predator terhadap kutu dan homoptera kecil.21
f. Lalat Rumah (Famili Muscidae)
Lalat Rumah berukuran kecil hingga sedang, biasanya pada bagian
bawah scutellumnya tanpa rambut-rambut halus. Rambut-rambut
sternopleural umumnya lebih dari satu. Proboscis pendek dan
berdaging, lalat ini tidak menggigit. Dapat dijumpai hampir semua
tempat terutama pada kawasan yang kurang terjaga kebersihannya.
Sebagian berperan sebagai hama, ada juga yang berperan sebagai
vektor penyakit.22
g. Lalat Rumput (Famili Anthomyzidae)
Merupakan famili lalat dengan ukuran tubuh kecil, bentuk tubuh
terkadang memanjang. Sepasang rambut-rambut terakhir pada bagian
muka menghadap kedepan. Seperti namanya Lalat Rumput sering
dijumpai di rumput-rumput dan tanaman rendah atau padang rumput.
Larva hidup di dalam rerumputan atau gulma lainnya.23
h. Lalat Kuda (Famili Tabanidae)
Berukuran sedang hingga besar, umumnya berukuran sedikit lebih
besar dari pada Lalat Rumah. Tubuhnya relatif kokoh, dengan warna
hitam, abu-abu atau kecoklatan, terkadang ada spot hitam pada bagian
21
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 130. 22
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 131. 23
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 132.
-
18
sayap. Mata berwarna megkilap, tersi dengan 3 telapak kaki. Lalat
dewasa meletakan telur di permukaan daun atau tempat-tempat yang
berada di atas permukaan air. Larvanya bersifat akuatik sedangkan
dewasa sering terdapat pada bunga-bunga untuk menghisap nektar.
Lalat Kuda betina menghisap darah yang merugikan bagi manusia,
kuda atau kijang. Terkadang juga bersifat sebagai vektor penyakit.24
B. Siklus Hidup Lalat
Lalat mengalami metamorfosis sempurna, dengan stadium telur, larva atau
tempayak, pupa dan lalat dewasa. Perkembangan lalat memerlukan waktu antara 7
22 hari, tergantung dari suhu dan makanan yang tersedia. Lalat betina dapat
menghasilkan telur pada usia 4 8 hari, dengan jumlah telur sebanyak 75 150
butir dalam sekali bertelur. Semasa hidupnya seekor lalat bertelur 5 6 kali.
Berikut masing-masing fase dalam perkembangannya25
:
1. Fase Telur
Bentuk telur lalat adalah oval panjang dan berwarna putih. Telur
diletakkan pada bahan organik yang lembab (sampah dan kotoran
binatang). Pada tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari.
Biasanya telur menetas setelah 8 30 jam, tergantung dari suhu
sekitarnya.26
2. Fase Larva
Tingkat I : Telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran
panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki,
24 H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 48. 25
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 49-50. 26
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 49.
-
19
sangat aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1 4
hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II.
Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali dari instar I, setelah satu sampau
beberapa hari maka kulit akan mengelupas dan keluar
instar III.
Tingkat III : Larva berkukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini
memerlukan waktu 3 sampai 9 hari. Larva mencari tempat
dengan temperatur yang disenangi, dengan berpindah-
pindah tempat, misalnya pada gundukan sampah
organik.27
3. Fase Pupa atau Kepompong
Pada fase ini jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa,
stadium ini berlangsung 3 9 hari, setelah stadium ini selesai maka melalui celah
lingkaran pada bagian anterior akan keluar lalat muda.28
4. Lalat Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewasa kurang lebih dari 15 jam dan
setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat
mencapai 2 4 minggu.29
C. Bionomi Lalat
1. Kebiasaan Hidup
Lalat Musca Domestica tidak mengigit, karena mempunyai tipe alat mutut
penjilat dan penghisap, sedangkan lalat kandang mempunyai tipe mulut penggigit.
Musca Domestica paling dominan banyak ditemukan di timbunan sampah dan
27
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 50. 28
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 51. 29
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 52.
-
20
kandang ternak. Musca Domestica lebih banyak menyerumuni bahan-bahan
sampah yang berupa sayur-sayuran dan yang mengandung protein. Spesies Fannia
ditemukan lebih kecil dari Musca Domestica tetapi lebih gesit dalam timbunan
sampah dan kandang ternak ayam, kerbau, sapi, dan babi.30
2. Kebiasaan Makan
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, dari makanan satu ke makanan
yang lain. Lalat sangat tertarik dengan makanan yang dimakan oleh manusia
(susu, gula) pada tinja dan darah juga disukai lalat, pada protein lebih suka
digunakan untuk bertelur. Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya
makan dalam bentuk cair atau makanan basah, sedang makanan yang kering
dibasahi dahulu oleh ludahnya baru kemudian dihisap. Lalat mempunyai
kebiasaan memuntahkan makanan yang telah dihisapnya. Hal ini dapat berpotensi
menularkan bibit penyakit pada manusia.31
3. Tempat Istirahat
Lalat beristirahat di tempat-tempat tertentu. Pada siang hari bila lalat tidak
makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran
pakaian, rumput-rumput, kawat listrik serta lalat menyukai tempat-tempat dengan
tepi yang tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat istirahatnya terletak
berdekatan dengan tempat makanannya atau tempat berkembang biak dan
biasanya yang telindung dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih
dari 4,5 meter dari atas permukaan tanah.32
4. Tempat Berkembangbiak
30
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 51. 31
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 28. 32
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 29.
-
21
Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah, pada benda-benda
organik, tinja, sampah basah, kotoran binatang, dan tumbuh-tumbuhan busuk.
5. Jarak Terbang
Jarak terbang lalat sangat tergantung pada adanya makanan yang tersedia,
rata-rata 6 9 km, kadang-kadang dapat mencapai 19 20 km dari tempat
berkembangbiak.33
6. Lama Hidup
Lama kehidupan lalat sangat tergantung pada makanan, air dan temperatur.
Pada musim panas berkisar antara 2 4 minggu, sedang pada musim dingin bisa
mencapai 70 hari.34
7. Temperatur
Lalat mulai terbang pada temperatur 150
C dan aktivitas optimumnya pada
210
C. Pada temperatur di bawah 7,50
C tidak aktif dan di atas 450
C terjadi
kematian pada lalat.35
8. Kelembaban
Kelembaban erat hubungannya dengan temeratur setempat. Dimana
kelembaban ini berbalik terbalik dengan temperatur. Jumlah lalat pada musim
hujan lebih banyak dari musim panas. Lalat sangat sensitif terhadap angin
kencang, sehingga kurang aktif untuk keluar mencari makan pada waktu
kecepatan angin yang tinggi.36
9. Sinar
33
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 29. 34
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 29. 35
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 29. 36
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 30.
-
22
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik (menyukai sinar). Pada
malam hari ridak aktif, namun bisa aktif dengan sinar buatan. Efek sinar pada lalat
tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban.37
D. Hasil Kerja Sayap Lalat
Lalat, hewan kecil yang hidup di tempat-tempat kotor dan seringkali
dianggap sebagai hewan yang menjijikan. Tapi siapa sangka dibalik itu semua
terkandung manfaat yang luar biasa dan yang tidak pernah terduga sebelumnya.
Rasulullah Saw. bersabda bahwa jika ada seekor lalat masuk ke dalam
minuman, maka tenggelamkanlah lalat tersebut karena pada sebagian sayap lalat
mengandung racun dan sebagian yang lain mengandng obat atau penawarnya.
Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
:
38 Apabila sebuah lalat jatuh di minuman salah seorang dari kamu,
maka benamkanlah, kemudian buanglah, karena sesungguhnya di
salah satu sayapnya terdapat penyakit dan di sayap lainnya
obatnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi
Medis, Fakultas Sains, Universitas Qashim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa
peneliti muda yang terdiri dari Sami Ibrahim at-Taili, dil Abdurrahman al-
Misnid dan Khalid Dzaar al-Utaibi. Dibimbing langsung oleh Dr. Jamal Hamid
yang dikoordinasi langsung oleh Dr. Saleh ash-Ahalih (seeorang dai terkenal di
Eropa), melakukan penelitian tentang analisis mikrobiologi tentang sayap lalat.
37
H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 30. 38
Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, cet. Ke-1, h. 1463, Kitab al-ibb, Bab idza waqaa al-
dzubb, Hadis ke-5782.
-
23
Laporan ini mereka presentasikan ke acara Student Research Seminar di
Universitas Qashim, KSA.39
Metode penelitian yang mereka lakukan cukup sederhana yaitu dengan
memasukan lalat ke dalam masing-masing cawan yang berisi air dan memasukan
lalat ke dalam cawan tersebut dengan cawan 1 dalam kondisi terbenam seluruhnya
dan cawan 2 lalat dimasukan ke cawan tersebut tanpa membenamkannya.
Pada cawan 1, awalnya tampak tumbuh koloni kecil berupa bakteri E.Coli
namun pertumbuhannya terhambat oleh bakteri Actinomyces yang memproduksi
antibiotik. Bakteri itu biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak,
yaitu Actinomycetin dan Actinomycin yang berfungsi melisiskan (menghilangkan
secara perlahan) bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.40
Sedangkan pada cawan 2, ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri
patogen tipe E.Coli yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit.
Dari penelitian di atas, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa lalat
pada minuman dengan dan tanpa dibenamkan seluruh tubuhnya ternyata
memberikan hasil yang berbeda dan signifikan. Hal ini tentu saja membenarkan
yapa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw. sebagaimana yang telah
dijelaskan pada hadis di atas bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit dan
sekaligus penawarnya.41
Seekor lalat yang kecil, yang dijelaskan oleh para ilmuwan dari Australia
bahwa seekor lalat itu terbukti pada sebelah sayapnya ditemukan 1 gen refilin
yaitu gen yang mempunyai 2 fungsi yakni fungsi pada industri dan fungsi pada
kesehatan.
39
Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 170. 40
Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 172. 41
Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 172-174.
-
24
Fungsi pada industri bahwa gen refilin ini lebih dahsyat dan lebih kuat dari
semua jenis karet yang ada yang telah dibuat oleh banyak orang di muka bumi ini.
Jenis karetnya diambil dari pohon karet atau lainnya, gen refilin yang ada di sayap
lalat itu lebih kuat dan lebih hebat jika dipakai sebagai karet karena ia mempunyai
daya dorong dan daya tekan yang sangat kuat serta daya pental yang demikian
dahsyat dan itu ada pada sayap seekor lalat dan serangga lain hingga ia dapat
bergetar hingga 1000x dalam setiap detiknya seperti hewan serangga lainnya. Dan
dalam fungsi kesehatannya bahwa gen refilin itu adalah satu gen yang bisa
mengobati penyakit-penyakit yang ada pada syaraf-syaraf arteri, pada syaraf-
syaraf meina. Syaraf arteri yang banyak terjadi penyumbatan, gen-gen refilin yang
ada di sayap seekor lalat itulah yang dapat mengobatinya.42
Demikian indahnya dan demikian sempurnanya dan demikian jeniusnya
Rasulullah Saw. Jika jatuh lalat pada minuman kalian, tenggelamkan ia.
Maksudnya gengen refilin yang ada di sayapnya itu supaya bertebaran di air pula
hingga menjadikan airnya itu tersucikan daripada bakteri-bakteri yang ada pada
sayap lainnya.43
Manusia melihatnya dengan mikroskop dan selama puluhan tahun mereka
menelitinya tapi Nabi Saw. tahu di sayap lalat itu ada gen penyembuh, ada gen
penyakit sampai butiran gen dan sel yang ada disayap lalat diketahui oleh
Rasulullah saw. atas petunjuk dari Allah SWT sebagai sang Maha Pencipta segala
sesuatu dan Maha Mengetahui akan seluk beluk ciptaan-Nya.44
42
Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 173. 43
Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 175. 44
Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 175.
-
25
BAB III
PEMAHAMAN HADIS SAYAP LALAT
A. Teks Hadis dan Takhrij Hadis
Kata takhrij menurut bahasa dapat digunakan untuk beberapa arti,
mengeluarkan (istinbath), melatih/meneliti (tadrib), menghadapkan (taujih).
Dalam memahami suatu hadis diperlukan takhrij hadis begitupun memahami
hadis sayap lalat ini, dengan demikian berikut teks hadis sayap lalat yang akan
ditakhrij.
Apabila sebuah lalat jatuh di minuman salah seorang dari kamu,
maka benamkanlah, kemudian buanglah, karena sesungguhnya di
salah satu sayapnya terdapat obat dan di sayap lainnya
penyakitnya.45
1. Penelusuran dengan metode awal matan
Setelah ditelusuri melalui awal kata yang terdapat dalam matan hadis di
atas dengan menggunakan kitab Mausah Arf al-Hadts al-Nabaww al-
Syarf, ditemukan data sebagai berikut.
46
:
45
Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, cet. Ke-1, Kitab al-ibb, Bab idza waqaa al-dzubb, Hadis ke-5782, h. 1463.
46 Ab Hajar Muammad al-Said Basyni Zaghll, Mausah Arf al-Hadts, al-
Nabawiy al-Syarf Juz 1, h. 424.
-
26
:
: :
: ,
:
, :
:
:
, , :
:
:
: 2. Penelusuran dengan metode lafadz
Setelah ditelusuri melalui kata-kata yang jarang digunakan dari suatu bagian
matan hadis di atas menggunakan kitab Mujam al-Mufahras li Alf al-Hadts
al-Nabw, yaitu lafadz , dan data yang ditemukan hanya ,
yakni sebagai berikut:
47
,
47
Winsink, Mujam al-Mufahras li Alf al-adts al-Nabw, Juz 2, h. 170.
-
27
,, , , , , , , Dari hasil takhrij hadis di atas, berikut ini adalah teks hadis yang terdapat di
Sahh al-Bukhr dan satu teks hadis perwakilan di luar Sahh al-Bukhr yaitu
Sunan Ab Dwud berhasil ditemukan di dalam kitab-kitab rujukan:
Redaksi dalam Kitab Sa al-Bukhr:
" 48".
49 .
Redaksi dalam Kitab Sunan Ab Dwud:
: :
48
Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, Kitab bad al-khuluq, Bab idza waqaa al-dzubb, Hadis
ke-17, h. 911 49
Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, Kitab ibb, Bab idza waqaa al-dzubb, Hadis ke 58, h.
1594.
-
28
" 50 .
Al-Bukhri menyebutkan hadis di bab ini dari Qutaibah, dari Ismal bin
Jafar, dari Utbah bin Muslm Al-Madan Maula bani Tamm, dari Ubaid bin
Hunain Maula bani Zuraiq, dari Ab Hurairah RA. Nama panggilan bapak Utbh
bin Muslm adalah Ab Utbh. Utbh tidak memiliki riwayat dalam Sahh al-
Bukhr kecuali hadis ini. Pada sanad ini disebutkan, Dari Ubad bin Hunain
mengabarkan kepadaku dan nama panggilannya adalah Ab Abdullah. Adapun
Maula bani Zuraiq disebutkan Al-Kullabadzi bahwa ia adalah Maula Zaid bin Al
Khaththab. Sementara dari Ibnu Uyainah bahwa dia adalah Maula Al Abbs.
Namun, hal ini tidak benar, karena sepertinya dia mengira bahwa dia adalah
saudara Abdullah bin Hunain. Ubaidillah tidak pula memiliki riwayat dalam Sahh
al-Bukhr selain hadis ini dan disebutkan di dua tempat.
Dalam ilmu hadis, takhrj dipahami untuk beberapa kepentingan:
Mengeluarkan dan meriwayatkan satu hadis dari beberapa kitab, atau guru,
atau teman. Kegiatan ini memperhatikan riwayat hidup periwayat.
Tujuannya tiada lain, mengetahui apakah periwayat dapat dipercaya apa
tidak. Menjelaskan tentang hadis kepada orang lain dengan menyebutkan
para periwayat dalam sanad hadis tersebut.51
Menunjukkan kitab-kitab sumber hadis, yakni menyebutkan letak sebuah
hadis dalam berbagai kitab yang di dalamnya ditemukan hadisnya secara
lengkap dengan sanad masing-masing.
50
Ab Dwud Sulaymn bin al-Asyats al-Sijjistni, Sunan Ab Dwud, h. 690. 51 Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Hostoris dan Metodologis, h. 145-150.
-
2
9
3. S
kem
a S
an
ad
-
30
-
31
4. Kritik Sanad
Dari uraian sebelumnya diketahui bahwa takhrij hadis mempunyai saran dan
tujuan menelusuri satu atau beberapa hadis. Kegiatan ini dimulai dari pernyataan,
a. Hadis yang dimaksud berada dalam kitab apa saja, dan diriwayatkan
melalui beberapa jalur.
b. Siapa saja tokoh yang meriwayatkan hadis tersebut di masing-masing
jalur. Ditelusuri satu persatu, bagaimana reputasi tokoh dalam dunia
hadis.
c. Dari penelusuran ini dapat disimpulkan, apakah hadis tersebut melalui
jalur yang berkualitas (sanad sahh) atau tidak. Demikian juga, apakah
hadis tersebut bersambung sanadnya atau tidak.52
Sedangkan dalam penelitian hadis ini, yang akan diteliti adalah kritik sanad
dari jalur yang diriwayatkan oleh Bukhr dan Ab Dwud saja. Berikut data
periwayat dari jalur Bukhr:
Jalur Bukhr
1. Bukhr
a. Nama Lengkap : Abu Abdillah Muhammad bin Ismil bin Ibrhm
bin al-Mughrah bin Bardizbah al-Jufi al-Bukhr. Wafat pada tahun
256 H.53
b. Guru-guru : Husain bin Al al-Jaf, Ab Asmah Hamd bin Asmah,
Muhammad bin Ubaid, Yahya bin dam, Qutaibah.
c. Murid-murid : Muhammad bin Slih bin Hn, Muhammad bin Ibrhm
al-Hasyamy, dan Jamah.
52
Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Hostoris dan Metodologis, h. 150. 53
Ibnu Hjr al-Asqln, Tahdzb al-Tahdzb, (T.tp: T.pn., 1326) juz 3. h. 136.
-
32
d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan
e. Tabaqat : 11 ; Awst al-khdzn an tabiat-tab
f. Pendapat ulama hadis :
Abu Hatim : Tsiqah
Muhammad bin Basysyr : Huffdzah
Ibnu Hjr : Tsiqah
2. Qutaibah
a. Nama Lengkap : Qutaibah bin Said bin Jmil bin Tarif bin Abdullah
bin Abdullah. Wafat pada tahun 240 H.54
b. Guru-guru : Isml bin Jafar bin Abi Katsir, Basar bin al-Mufdal
bin Lahik, Bakar bin Madhor bin Muhammad bin Hakim, Jafar bin
Sulaiman, Laits bin Said bin Abdurrahman.
c. Murid-murid : Ibn Mjah, Ibrhim bin Ishq al-Harab, Ahmad bin
Hanbal, Ahmad bin Sad ad-Drim.
d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan
e. Tabaqat : 10 ; Khibaru Tabu al-Atba
f. Pendapat ulama hadis :
Ibnu Hibban : Min al-Mutaqin
Abu Hatim : Tsiqah
Ibnu Hjr : Tsiqah Tsabat
3. Isml bin Jafar
a. Nama Lengkap : Isml bin Jafar bin Ab Katsr al-Ansr Zaraq
Maulhim. Wafat pada tahun 180 H di Baghdad.55
54
Ibnu Hjr al-Asqln, Tahdzb al-Tahdzb, (T.tp: T.pn., 1326 H) juz 2, h. 75.
-
33
b. Guru-guru : Ismil bin Ab Hakm, Hubaib bin Hasn, Utbah bin
Muslim, Msa bin Uqabah, Yazd bin Abdullah.
c. Murid-murid : Ibrhm bin Abdullah bin Htim, Ishq bin Muhammad
bin Mamar, Qutaibah bin Said, Yahya bin Ayyub.56
d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan
e. Tabaqat : 8 ; Atbat-tbin
f. Pendapat ulama hadis :
Ibnu Hjr : Tsiqah Tsabit
Adz-Dzahab : Tsiqat Tsabit
Ahmad bin Hanbal : Tsiqah
Ab Dawd as-Sajastn : Tsiqah
4. Utbah bin Muslim
a. Nama Lengkap : Utbah bin Ab Utbah Tamm, wafat pada tahun 140
H.57
b. Guru-guru : Hamzah bin Abdullah bin Umar, Abdullah bin Rfi,
Ubaid bin Hunain, Nfi bin Jubair Matam, Ab Salamah bin
Abdurrahman.58
c. Murid-murid : Ibrhm bin Muhhammad bin Ab Yahya, Isml bin
Jafar, Sad bin Ab Hall, Mlik bin Ab Hasan.
d. Sighat taammul wa al-ada : an
e. Tabaqat : 6 ; sarl Sighr Tbin
55
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 10, h. 147. 56
Ibnu Hjr al-Asqln, Tahdzb al-Tahdzb, (T.tp: T.pn., 1326 H) juz 5, h. 58. 57
Ab Bakar Ahmad ibn Ali bin Tsabit al-Khrb al-Baghdadi, Trikh Madinah al-
Salam, (Beirut: Dar al-Gharab al-Islami, 2001) juz 7, h. 174. 58
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 9, h. 131.
-
34
f. Pendapat ulama hadis :
Ibnu Hjr : Tsiqah
Adz-Dzahab : Saddq
5. Ubaid bin Hunain
a. Nama Lengkap : Ubaid bin Hunain al-Madan, lahir tahun 70 H dan
wafat pada tahun 105 H di Madinah.59
b. Guru-guru : Zaid bin Tsbit, Abdullah bin Abbs, Qatdah bin
Numn, Ab Msa al-Asyar, Ab Hurairah.
c. Murid-murid : Slim Ab Nadir, Abdullah bin Said, Abdullah bin
Abdurrahman, Utbah bin Muslim, Yahya bin Sad al-Ansar.
d. Sighat taammul wa al-ada : an
e. Tabaqat : 3 ; Tbiin
f. Pendapat ulama hadis :
Ab Htim ar-Rz : Slih al-Hdts
Ibnu Hjr : Tsiqah
Adz-Dzahab : Tsiqah
6. Ab Hurairah
a. Nama Lengkap : Ab Hurairah Abdurrahman bin Sohrin al-Daus, lahir
di Mina pada tahun 19 H kemudian wafat pada tahun 59 H di
Madinah.60
b. Guru-guru : Nabi Muhammad Saw., Ab Bakar al-Sidq, Ab bin
Kaab, Umar bin Khattb, isyah binti Ab Bakar, Asmah bin Zaid,
al-Fadl bin al-Abbs Ibnu Abbas.
59
Ibnu Hjr al-Asqln, Tahdzb al-Tahdzb, (T.tp: T.pn., 1326 H) juz 8, h. 314. 60
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 834.
-
35
c. Murid-murid : Abdullah bin Ab Sulaimn, Abdullah bin Abbs,
Ubaid bin Hunain, At bin Ab Rabbh, Sulaiman bin Yasr.
d. Sighat taammul wa al-ada : an
e. Tabaqat : 1 ; Sahb
f. Pendapat ulama hadis :
Ibnu Hjr : Sab
Adz-Dzahabi : Sab
Berikut data periwayat dari jalur Ab Dwud:
Jalur Ab Dwud
1. Ab Dwud61
a. Nama Lengkap : Sulaimn bin al-Asyats bin Syaddd bin Amr bin
mir, atau Sulaiman bin al-Asyats bin Bisyr bin Syaddd, atau
Sulaimn bin al-Asyats bin Isq bin Basyr bin Syaddd, ibnu Amr
bin Imrn al-Azd Ab Dwud al-Sijjistn al-Hf. Perjalanan rihlah
yang dilakukan yaitu ke Irak, Khurasan, Syam, Mesir, Hijaz dan lain-
lain. Lahir pada tahun 202 H dan wafat pada bulan Syawl tahun 275 H,
di Basrah.
b. Guru-guru : Ibrhm bin Basysyr al-Ramd, Ibrhm bin Ziyd
Sabaln, Ustmn bin Muammad bin Ab Syaybah, Amad bin
Hanbal, Ali ibn al-Madn dan Amr bin Awn al-Wsi.
c. Murid-murid : al-Tirmidz, Ibrhm bin Hammd bin Ibrhm bin
Ynus al-ql, dan Ab Hmid Amad bin Jafar al-Asyar al-
Abahn.
61
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 11, h. 355-367.
-
36
d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan
e. Tabaqat : 11 ; Taba atb
f. Pendapat ulama hadis:
Ibnu Hjr : Tsiqah Hfidz
Adz-Dzahabi : al-Hfidz
Ab Htim bin Hibbn : fiqhn, ilmn, hifdzn, nuskn, waran,
itqnn.62
2. Amad bin Hanbal
a. Nama lengkap : Amad bin Muammad bin anbal bin Hill bin Asad
al-Syaybni, Ab Abdillh al-Marwaz al-Baghdd. Lahir di Baghdad,
Rabiul Awal pada tahun 164 H, dan penah menuntut ilmu ke Kufah,
Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam dan Jazirah. Wafat pada hari
Jumat, Rabiul Awal tahun 241 H di Baghdad.63
b. Guru-guru : Ibrhm bin Khlid al-anan, Bisyr bin al-Mafadl, Ishq
bin Ysuf al-Azraq, Isml ibn Ulayyah, Bahz bin Asad dan Yaqb
bin Ibrhm bin Sad al-Zuhr.
c. Murid-murid : Al-Bukhr, Muslim, Ab Dwud, Ibrhm bin Ishq al-
arb dan Amad bin al-asan bin Junaydib al-Tirmidz.
d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan
e. Tabaqat : 10 ; Taba atb
f. Pendapat ulama hadis :
Qutaibah bin Said : Imm al-Duny
62 Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 11, h. 358. 63
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 437-470.
-
37
Ab Jafar al-Nufayl : Alm al-Dn
Amad bin Sad al-Drim : afadzu64
3. Ibn Mafadl
a. Nama lengkap : Bisyr bin al-Mafadl, wafat pada tahun 186 H.
b. Guru-guru : Isml Basyr bin al-Mafadl, Bisyr bin al-Mafadl, amd
a-awl, Abdullah bin Muammad bin Aql, Yahya bin Sad al-
Anr. Muhammad bin Ajlan.65
c. Murid-murid : Ziyd bin Yaya al-asn, Ab bin al-Madn, Nar bin
Al, Amad bin anbal, dan Wahab bin Baq.
d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan
e. Tabaqat : 8 ; Atb at-Tbin
f. Pendapat ulama hadis :
Ibn Said : tsiqah
Ab Zarah : tsiqah
Ab Htim : tsiqah
Ab Abdurrahman an-Nas : tsiqah
4. Ibnu Ajlan
a. Nama lengkap : Muhammad bin Ajlan al-Qarasy Ab Abdullah al-
Qarasy, lahir di Madinah wafat pada tahun 148 H.66
b. Guru-guru : Ibrahm bin Abdullah bin Hunain, Zaid bin Aslan, Said
bin Ibrhm, Said bin Ab Said al-Maqbur, Suhail bin Ab Sal.
64
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 438. 65 Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 703. 66
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), juz 11, h. 235.
-
38
c. Murid-murid : Ismal bin Jafar, Bisyr bin al-Mafadl, Htim bin
Isml, Khlid bin al-Hrits, Dwud bin Qais al-Fari, Sad bin Ab
Ayb, Sulaiman bin Bill.
d. Sighat taammul wa al-ada : an
e. Tabaqat : 5 ; Tbin
f. Pendapat ulama hadis :
Ad-Dzahabi : Tsiqah
Ab Bakar al-Baihaq : Tsiqah
Ab Htim ar-Rz : Tsiqah
5. Sad al-Maqbur
a. Nama lengkap : Ab Sad bin al-Maqbur al-Masan, wafat pada tahun
100 H di Madinah.
b. Guru-guru : Abdullah bin Salm, Ab Hurairah, Ali bin Abi Tlib,
Ab Said al-Khudr, Ab Syuraih bin Kaab, Umar bin Khattab.
c. Murid-murid : Abdullah bin Sad, Amr bin Ab Umar,
Muhammad bin Ajlan, Ab Sakhar Hamd bin Ziyd..67
d. Sighat taammul wa al-ada : an
e. Tabaqat : 2 ; Tbin
f. Pendapat ulama hadis :
Amad bin Hanbal : tsiqah
Amad bin Syuaib an-Nas : tsiqah
Amad bin Slih al-Jail : tsiqah
6. Ab Hurairah
67
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 593
-
39
a. Nama lengkap : Ab Hurairah Abdurrahman bin Sohrin al-Daus,
lahir di Mina pada tahun 19 H kemudian wafat pada tahun 59 H di
Madinah.68
b. Guru-guru : Nabi Muhammad Saw., Ab Bakar al-Sidq, Ab bin
Kaab, Umar bin Khattb, isyah binti Ab Bakar, Asmah bin Zaid,
al-Fadl bin al-Abbs Ibnu Abbas.
c. Murid-murid : Abdullah bin Abbs, Anas bin Mlik, Marwn bin
Hakim, Sad bin Said al-Maqbur, Sad bin Hayyn at-Tamm.
d. Sighat taammul wa al-ada : an
e. Tabaqat : 1 ; Sahb
f. Pendapat ulama hadis :
Ibnu Hjr : Sab
Adz-Dzahabi : Sab
5. Penilaian Hadis
Setelah melakukan penelitian sanad memalui jalur hadis yang diriwayatkan
oleh Bukhr dan Ab Dwud, dapat disimpulkan bahwa periwayat yang diteliti
tidak ada yang dinilai negatif, semuanya berkualitas tsiqah.
Penilaian hadis periwayatan Bukhr
Bukhr (w. 242 H) menerima hadis dari Qutaibah (w. 240 H) dengan cara
addatsan, para ulama menilai positif (tadil) dan Bukhr berguru dengan
Qutaibah dan mereka dimungkinkan bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan
dapat diterima. Qutaibah (w. 240 H) menerima hadis dari Ismil bin Jafar (w.
180 H) dengan cara addatsan, para ulama menilai positif (tadil) dan
68
Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 834.
-
40
Qutaibah berguru dengan Ismil bin Jafar dan mereka dimungkinkan bertemu,
sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ismil bin Jafar (w. 180 H)
menerima hadis dari Utbah bin Muslim (w. 140 H) dengan cara an, para
ulama menilai positif (tadil) dan Ismil bin Jafar pernah berguru dengan Utbah
bin Muslim dan mereka dimungkinkan bertemu, sehingga sanadnya bersambung
dan dapat diterima. Utbah bin Muslim (w. 140 H) menerima hadis dari Ubaid
bin Hunain (w. 105 H) dengan cara an, para ulama menilai positif (tadil) dan
Utbah bin Muslim pernah berguru dengan Ubaid bin Hunain dan mereka
dimungkinkan bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.
Ubaid bin Hunain (w. 105 H) menerima hadis dari Ab Hurairah (w. 59 H)
dengan cara an, para ulama menilai positif (tadil) dan Ubaid bin Hunain
pernah berguru dengan Ab Hurairah dan mereka dimungkinkan bertemu,
sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ab Hurairah menerima hadis
dari Nabi Muhammad Saw. dengan cara an. Ab Hurairah adalah seorang
sahabat yang tidak diragukan lagi keadil-annya, sehingga sanadnya bersambung
dan dapat diterima.
Dari hasil penelitian sanad, yaitu riwayat Bukhr, periwayatan dalam keadaan
bersambung antara murid dan guru, sanad yang diteliti semuanya bersambung,
tsiqah, tidak sydz dan tidak ada illat, sehingga dapat disimpulkan bahwa sanad
hadis yang diriwayatkan oleh Bukhr berkualitas sahh karena semua perawi
bersambung antara guru dan murid.
Penilaian hadis periwayatan Ab Dwud
Ab Dwud (w. 275 H) menerima hadis dari Amad bin Hanbal (w. 241 H)
dengan cara addatsan, para ulama menilai positif (tadil) dan Ab Dwud
-
41
pernah berguru dengan Amad bin Hanbal dan dimungkinkan mereka bertemu,
sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Amad bin Hanbal (w. 241 H)
menerima hadis dari Ibn Mafadl (w. 186 H) dengan cara addatsan, para ulama
menilai positif (tadil) dan memungkinkan mereka pernah bertemu dan berguru,
sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ibn Mafadl (w. 186 H)
menerima hadis dari Ibnu Ajlan (w. 148 H). Dengan cara an, para ulama
menilai positif (tadil) dan memungkinkan mereka pernah bertemu dan berguru,
sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ibnu Ajlan (w. 148 H)
menerima hadis dari Sad al-Maqbur (w. 100 H) dengan cara an, para ulama
menilai positif (tadil) dan mereka bertemu dan berguru, sehingga sanadnya
bersambung dan dapat diterima. Sad al-Maqbur menerima hadis dari Ab
Hurairah dengan cara an, para ulama menilai positif (tadil) dan mereka
bertemu dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ab
Hurairah menerima hadis dari Nabi Muhammad Saw. dengan cara an. Ab
Hurairah adalah seorang sahabat yang tidak diragukan lagi keadil-annya,
sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.
Dari hasil penelitian sanad, yaitu riwayat Ab Dwud, periwayatan dalam
keadaan bersambung antara murid dan guru, sanad yang diteliti semuanya
bersambung, tsiqah, tidak sydz dan tidak ada illat, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ab Dwud berkualitas sahh karena
semua perawi bersambung antara guru dan murid.
B. Matan Hadis
Matan secara etimologis berarti segala sesuatu yang keras bagian atasnya.
Bentuk jamak dari mutn dan mitn . Matan dari segala sesuatu adalah
-
42
bagian permukaan yang tampak darinya. Matan merupakan sesuatu yang berakhir
pada sanad dari suatu ucapan.69
Inti dari hadis adalah matan. Matan harus memiliki kriteria akan sabda
kenabian, tidak bertentangan dengan al-Quran atau hadis mutawatir.70
Dalam proses periwayatan hadis dari generasi sahabat sampai pada periwayat
terakhir tidak hanya dilakukan secara lafdzi (lafaz yang sama), namun juga
melalui periwayatan maknawi. Hal ini sangat jauh berbeda dengan al-Quran yang
semuanya diriwayatkan secara lafdzi dan mutawatir.
Para jumhur ulama telah mencoba merumuskan langkah-langkah penelitian
matan hadis dengan menyusun beberapa prinsip pokok, sebagai berikut:
1. Tidak bertentangan dengan hadis mutawatir yang statusnya lebih kuat
atau sunnah yang lebih masyhur atau hadis ahad.
2. Tidak bertentangan dengan ajaran pokok Islam.
3. Tidak bertentangan dengan al-Quran
4. Tidak bertentangan dengan kebenaran ilmiah, indera dan akal.
5. Tidak bertentangan dengan fakta sejarah atau sirah nabawiyah yang
sahh.71
Berdasarkan beberapa kriteria kesahhan matan tersebut, maka hadis Bukhr
menurut penulis telah memenuhi kriteria kesahhan sebuah matan hadis. Namun
ada sebagian yang menolak hadis ini dengan alasan karena bertentangan dengan
logika, diantaranya Mahmud Ab Rayyah. Namun banyak ulama yang
membantah argumen Ab Rayyah.
69
Muhammad Ajaj Al-Khathib, Ushul Al-Hadits Pokok-Pokok Ilmu Hadits, (Jakarta:
Gaya Media Pratama 2013), h. 12. 70
Suryadi dan M Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadis, (Yogyakarta: Teras dan TH Press 2009), h. 101.
71 Suryadi, Metodologi Penelitian Hadis, h. 146-147.
-
43
Abdur Rahman bin Yahya Al-Muallimi berkata ketika membantah Ab
Rayyah: Seluruh ahli kedokteran mengaku bahwa mereka tidak mengilmui
segala sesuatu. Karenanya mereka selalu mengadakan penelitian dan penyelidikan
satu demi satu. Lantas mengapa Ab Rayyah dan orang-orang semisalnya tidak
percaya kalau Allah mengajarkan pada Rasul-Nya ilmu yang belum dijangkau
oleh ilmu kedokteran padahal Sang Pencipta dan Pengatur adalah syariat.72
Hadis ini merupakan informasi dari Nabi. Sedangkan Nabi tidak mungkin
berbicara berdasarkan hawa nafsunya, tetapi wahyu dari Allah.
Keseluruhan hadis-hadis tersebut meskipun mempunyai lafal matan, yaitu
pada lafal yang sebagian menggunakan kata f syarbi sedangkan dalam lafal
hadis lainnya memakai kata f ini namun saya melihat bahwa keseluruhan matan
tersebut bisa dipahami sebagai sebuah kesatuan makna yang integral dan tidak
menyebabkan kontradiksi pemahaman. Al-Mufradat (kosa kata) dalam matan
hadis adalah jatuh waqaa = saqata, lalat adz-dzubb, wadah/tempat f syarbi =
f ini, minum ghamsa dari kata falyaghsimhu, membenamkan/mencelupkan
(mencabut = nazaa dari kata liyanziuhu), sayap (janaha dari kata janahayhi),
penyakit (dan = marid = allaha), pengobatan/obat (syifan = alja).73
Dengan demikian dilakukan kritik matan bahwa matan hadis sayap lalat tidak
bertentangan dengan pendekatan bahasa maupun pendekatan ilmu pengetahuan,
oleh karena itu hasil penelitian ini memperkokoh kebenaran hadis tersebut.
C. Asbabul Wurud
Para ahli bahasa mendefinisikan sebab sebagaimana tali (al-hablu).
Sementara dalam Lisn al-Arab disebutkan bahwa sebab secara bahasa adalah
72
Al-Anwar al-Kasyifah, h. 221. 73
Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Multi Karya Grafika. 1996) cet. 9.
-
44
hadzl (ekor). Ia diartkan sebagai segala sesuatu yang menyambungkan sesuatu
kepada yang lainnya. Kemudian para ahli urf secara umum menyebutkan pada
segala sesuatu yang memperantai kepada sesuatu yang dimaksud.
Para ulama syariah mendefinisikan bahwa ia merupakan jalam untuk sampai
kepada suatu hukum yang tididak dapat dipengaruhi. Sementara mengenai al-
wurd mereka mengatakan Al-wurd dan al-mawrid berarti al manhil yaitu
sumber atau tempat yang banyak air, atau air yang keluar.
Sementara para ahli hadis tidak meninggalkan sebuah definisi yang jelas
mengenai hal ini. Bisa jadi mereka melewatkannya karena menganggap bahwa hal
ini sudah cukup jelas, atau sudah mendekati dengan apa yang disebutkan oleh
ulama syariah. Dapat disimpulkan bahwa asbabul wurud merupakan jalan untuk
menentukan maksud dari sebuah hadis, dari segi umum atau khusus, muthlaq atau
muqayyad, atau adanya pergantian (naskh) dan sebagainya. Atau juga
didefinisikan yaitu yang menyebabkan keluarnya sebuah hadis pada hari
kejadiannya.74
Sesuai dengan namanya, ilmu ini menyingkap sebab-sebab timbulnya hadis.
Kalau di dalam al-Quran dikenal ada Ilmu Asbab al-Nuzul, di dalam Ilmu hadis
ada Ilmu Asbab wurud al-Hadis. Terkadang ada hadis yang apabila tidak
diketahui sebab turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika
hendak diamalkan.
Di samping itu, Asbab wurud al-Hadis mempunyai fungsi lain untuk
memahami ajaran Islam secara komprehensif. Asbabul wurud dapat juga
membantu mengetahui mana yang datang terlebih dahulu di antara dua hadis yang
74
Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Asbab Wurud al-Hadits, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2014), h. 45-46.
-
45
bertentangan. Karenanya tidak mustahil kalau ada beberapa ulama yang tertarik
untuk menulis tema semacam ini. Misalnya, Abu Hafs al-Akbr (380 456 H),
Ibrhm ibn Muhammad ibn Kamaluddn, yang lebih dikenal dengan Ibn Hamzah
al-Husaini al-Dimasyq (1054 1120 H) dengan karyanya Al-Bayan wa al-Tarif
fi Asbab Wurud al-Hadits al-Syarif.
Asbabul wurud hadis seringkali tidak diriwayatkan bersama hadisnya karena
periwayat lebih mementingkan bunyi atau matan hadis itu dari pada bertele-tele
menyebut latar belakang munculnya. Tetapi ada banyak juga hadis yang
diriwayatkan bersama dengan sebab wurud-nya.75
Dalam penelitian ini penulis sudah mencari Asbab wurud hadis tentang sayap
lalat dari kitab Asbab Wurud karangan Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanfi Ad
Dimasyiq jilid I dan II, Asbab Wurud al-Hadits karangan Imam Jalaluddin As-
Suyuthi. Dari kedua kitab tersebut tidak ditemukan Asbabul wurud hadis ini.
Tetapi dalam hadis lain yang berkaitan yaitu:
:
Berobatlah kalian hai hamba Allah, sesungguhnya Allah SWT
tidak menjadikan penyakit melainkan Dia menjadikan obat pula
baginya kecuali penyakit yang satu: tua.76
Allah yang mendatangkan penyakit dan Allah pula yang menjadikan obatnya,
maka dalam hadis sayap lalat tidak perlu diragukan lagi kebenarannya. Ibnu Jauz
mengatakan bahwa lebah saja dapat mengeluarkan madunya dari arah atas dan
75
Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Hostoris dan Metodologis, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 2011), h. 143-144. 76
Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Asbab Wurud al-Hadits, h. 46.
-
46
mengeluarkan racunnya dari arah bawah.77
Hal serupa sama dengan hadis lalat
yang dalah satu sayapnya ada penyakit dan sayap yang lainnya terdapat penawar.
D. Hadis Sayap Lalat Menurut Muadditsin
Para ulama bersepakat bahwa hadis ini telah diriwayatkan oleh para ahli hadis
yang terpecaya dalam kitab-kitab mereka. Salah satunya adalah imam ahli hadis
besar, Imam al-Bukhr dalam kitab sahh-nya. Imam al-Nawawi berkata dalam
Muqaddimah Syarh Sahh Muslim para ulama semoga Allah merahmati mereka-
telah bersepakat bahwa kitab yang paling sahh setelah al-Quran yang mulia
adalah dua kitab sahh yaitu Bukhr dan Muslim serta diterima oleh umat. Dan
kitab Imam al-Bukhr lebih sahh dan lebih banyak faedah dan pengetahuannya
secara nampak dan tersembunyi.78
1. Kualitas Hadis Menurut Pendapat Muhadditsin
Abdul Aziz ibn Abdillah ibn Baz mengatakan bahwa hadis tentang lalat
tersebut berderajat sahh. Diriwayatkan Imam al-Bukhr dalam sahh-nya dan
mempunyai syahid (penguat) dari hadis Abu Said al-Khudri dan Anas bin Malik.
Seluruhnya sahh dan diterima oleh umat Islam. Barang siapa yang mencela hadis
ini, berarti dia salah dan jahil, tidak boleh dianggap perkataannya. Beliau juga
mengatakan bahwa sebuah kesalahan besar bagi orang yang menganggap bahwa
hadis ini berkaitan dengan urusan dunia saja.
Abdul Aziz mempertegas argumennya dengan mengatakan bahwa Nabi
Muhammad Saw., tidak pernah bersabda dengan kata saya menyangka tetapi
77
Ibn ajar al-Asqaln, Fat al-Br, Jilid 10, h. 252. 78
Imam al-Nawawi, al-Minhaj Syarh Sahh Muslim Ibn al-Hajjaj, Jilid I, h. 24.
-
47
dengan tegas dan perintah. Ini menunjukkan sebuah perintah dan syariat dari
Nabi pada umatnya, Nabi pun tidak mungkin berbicara dengan hawa nafsu, tetapi
hanya dari wahyu saja.
Hadis di atas merupakan hadis sahh yang sebagian ulama menilainya sebagai
hadis musykil. Hal ini disebabkan ketidakrasionalnya kandungan yang termuat di
dalamnya.79
Berbagai komentar terhadap kandungan hadis tersebut, misalnya
bahwa sebagai berikut Lalat biasa hinggap di tempat-tempat kotor, penuh dengan
kuman-kuman penyakit. Ia juga makan dari hal-hal kotor itu, membawa kuman
dengan seluruh badannya. Ma