STUDI KUALITAS HADIS TENTANG LALAT -...

86
STUDI KUALITAS HADIS TENTANG LALAT Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Oleh Yunita Kartika Sari NIM: 1113034000155 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Transcript of STUDI KUALITAS HADIS TENTANG LALAT -...

  • STUDI KUALITAS HADIS TENTANG LALAT

    Skripsi

    Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh

    Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

    Oleh

    Yunita Kartika Sari

    NIM: 1113034000155

    PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

    FAKULTAS USHULUDDIN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1439 H/2017 M

  • ng

    aga, MA

    STUDI KUALITAS HADIS LALAT

    SkripsiDiajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh

    Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

    OlehYunita Kartika SariNllvf: 1113034000155

    Pembimbi

    ~~Hasanuddin Sin

    PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR' AN DAN TAFSIRFAKULTASUSHULUDDIN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 1439 H/2017 M

    i

  • tI0z reqop{o s '}3}ndr3

    'uw>Vt ttallnl".{eprHJIrBdS NIn Ip DtBIreq Eue.( rsluas ?uruaueurplpasJaq u.(es e4eur 'ure1 Eue.ro B,ftq IJep uB{BIdr[ ueledruetu ne]Be,(es rlsu e,ftB{ Ilseq ue{nq Tul Bf,re{ e&\qBq IDFqre} ustl uulpnule{lp ertlf 'E

    'euerIef qelnre,{eplH

    JI&fS NIO Ip nrlulreq Eue,( uuruuale{ uu8uap Isnses uu)fun1rucefes qulel 1uI uestlnued tuul"p neletm8 edss Euz.{ requrns

    "nuas 'Z

    'ue>tuf qe1p1e.(eptg

    J1reds NIn Ip I ule4s .ru1a8 qeloredureul uslure,(sred nlus t{utesrqnueulow {nlm uB{nfBIp Eued afus gse e.{rq pseq rm>pdn-reu 1ul Isdpls 'l

    :B/rlgBq uurlgle{uem e{f tm uE8ueo

    NYYIYANUf,d UV{hItr'I

    ii

  • Eqquqqua6

    t00 7,109002 90s0sr6l 'drN

    @

    1y$8ue4

    ?oEEuV

    900 I t0866I I0r0t96I'dINISTt@EE

    uloEEuy de16uerery suuuo{eseloE8uy delEuers6l snle)

    'qefsebermhl Euepls

    ,I0u reqoHo IE'}stndrJ)

    'rlsJBJ uep uu.m|-Iy nulll rpn$ urer8ord eped (EV'S) eueEyt,tmFES rele8 qsloredursur lereis n1es rlEIEs pEeqss etuuolm qplol 1uI Isdlqs 'Ll1T,reqoqo 19 eped se1re>Ief rlellnp{eprH

    JI&r(S NIn ulppnFqsn SBUnrIBC qe,{sebutmruEueprs urBIBp uryfnlp rlelel ..lBI"1 8u4ueg slpeH srysn; Ipnls,, ppnftaq Isdlqs

    [00 I ztgoUz0zt0LL6L',

    r00 z 0666r 8190896I 'drN

    NYIfN YIIINYd NYI{YSfl CNf,d

    I g0I,66I SIIT0'6I 'dINvIAl -sdsurs urPPnuEb'BH

    iii

  • v

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman

    pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.

    1. Konsonan

    Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

    tidak dilambangkan

    B Be

    T Te

    Ts te dan es

    J Je

    H h dengan garis di bawah

    Kh ka dan ha

    D De

    Dz de dan zet

    R Er

    Z Zet

    S Es

    Sy es dan ye

    S es dengan garis di bawah

    de dengan garis di bawah

    te dengan garis di bawah

    zet dengan garis di bawah

    koma terbalik di atas hadap kanan

    Gh ge dan ha

    F Ef

    Q Ki

    K Ka

    L El

  • vi

    M em

    N En

    W We

    H Ha

    Apostrof `

    Y ye

    2. Vokal Tunggal

    Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

    vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal

    tunggal alih aksaranya adalah sebagai berikut:

    Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

    A Fathah

    I Kasrah

    U ammah

    Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

    Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

    Ai a dan i

    Au a dan u

    3. Vokal panjang

    Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

    a dengan topi di atas

    i dengan topi di atas

    u dengan topi di atas

  • vii

    4. Kata Sandang

    Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,

    yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

    syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-syamsiyyah bukan asy-

    syamsiyyah, al-rijl bukan ar-rijl.

    5. Tasydd

    Syaddah atau tasydd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

    dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

    yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu terletak

    setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Huruf yang

    ber-tasydd ditulis dengan dua huruf serupa secara berturut-turut, seperti =

    al-sunnah.

    6. Ta Marbah

    Berkaitan dengan alih askara ini, jika ta marbah terdapat pada kata

    yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialih-aksarakan menjadi huruf /h/,

    seperti = Ab Hurairah.

    7. Huruf Kapital

    Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

    Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang,

    maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,

    bukan huruf awal atau kata sandangnya, seperti = al-Bukhri.

    Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

    dalam alih askara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)

  • viii

    atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak

    miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

  • ix

    ABSRTAK

    YUNITA KARTIKA SARI

    Studi Kualitas Hadis Tentang Lalat

    Skripsi ini meneliti tentang kualitas hadis sayap lalat, beberapa hadis yang

    membahas mengenai hal ini dan ada beberapa yang mempertanyakan kualitas

    hadis sayap lalat, maka dari itu skripsi ini membuktikan kualitas hadis

    menggunakan metode takhrij hadis.

    Sumber data dalam penelitian ini adalah hadis sayap lalat di kamus

    Mausah Atrf al-Hadts dan Mujam al-Mufahras li Alfz al-Hadts al-Nabw

    Metode analisa dalam penelitian ini, menggunakan metode takhrij hadis.

    Sedangkan metode analisa dalam penelitian ini, menggunakan referensi kitab

    syara al-adts dengan kitab Fat al-Br karya Ibn Hajar al-Asqaln, dan

    syarh Ab Dwud Aun al-Mabd. Selain itu juga menggunakan sumber primer

    yang berkaitan dengan sains dan hadis.

    Sesuai dengan permasalahan serta tujuan yang dikemukakan dalam

    penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

    Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hadis sayap lalat tidak

    bertentangan dengan sains. Walaupun lalat adalah binatang pembawa virus,

    bakteri, mikroba, kuman yang bisa menjadi patogen (penyakit), patogen itu dapat

    dimusnahkan jika mencelupkan seluruh bagian tubuh lalat ke dalam cairan yang

    dihinggapinya karena di sebagian tubuh lalat membawa anti patogen yang dapat

    menetralisir patogen-patogen yang dibawa lalat. Sains sungguh bisa dijadikan

    sebagai tolak ukur otentisitas suatu hadis dengan syarat bahwa sains tersebut

    sudah disepakati oleh para ahli dan tidak berubah-ubah sepanjang zaman.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah Swt., Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat.

    Maha Suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan

    dijadikan padanya penerang dan bulan yang bercahaya. Aku Bersaksi bahwa tidak

    ada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya dan

    Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan

    pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dan izin-Nya, dan cahaya penerang

    bagi umatnya. Ya Allah, curahkan shalawat dan salam baginya dan keluarganya,

    yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah.

    Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali

    mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari

    berbagai pihak dan terutama berkah dari Allah Swt., rahmat, taufik dan hidayah-

    Nya, penyusunan skripsi yang berjudul Studi Kualitas Hadis Tentang Lalat

    dapat diselesaikan dengan baik, sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut

    dapat diatasi. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta beserta jajaranya. Bapak Prof. Dr. Masri

    Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Uin Syarif

    Hidayatullah Jakarta, berserta para pembantu Dekan. Ibu Dr. Lilik

    Ummi Kaltsum, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir

    dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan

    Ilmu Al-Quran dan Tafsir.

  • xi

    2. Kepada Bapak Rifqi Muhammad Fatkhi, MA selaku penguji yang

    telah membimbing. Dengan beliaulah tumbuh ide-ide baru, pemikiran

    baru, sehingga penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

    3. Kepada Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, S.Ag, MA selaku penguji II yang

    telah mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini.

    4. Bapak Hasanuddin Sinaga, MA selaku pembimbing yang selalu

    memberikan didikasinya kepada penulis, bersabar memberikan ilmu

    dan bimbingannya selama penulis berada di bawah bimbingannya.

    5. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan

    didikasinya mendidik penulis, memberikan ilmu, pengalaman, serta

    pengarahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

    6. Kepada orang tua yang sudah mendukung, mendoakan, memberi

    semangat dan nasehat-nasehat untuk penulis.

    7. Kepada pihak-pihak yang turut membantu dan berperan dalam proses

    penyelesaian skripsi ini, namun luput untuk penulis sebutkan, tanpa

    mengurangi rasa terima kasih penulis.

    Harapan penulis semoga skripsi ini sedikit banyak dapat bermanfaat

    bagi pembaca dan semoga Allah Swt., selalu memberkahi dan

    membalas semua kebaikan pihak-pihak yang turut serta membantu

    penyelesaian skripsi ini dengan pahala yang berlipat ganda, di dunia

    dan di akhirat. mn y Rabb al-lamn

    Jakarta, 4 Oktober 2017

    Penulis

  • xii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...................................... iii

    PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................................. v

    ABSTRAK ............................................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 6

    1. Batasan Masalah .................................................................................... 6 2. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

    D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

    E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

    F. Kajian Pustaka .............................................................................................. 7

    G. Metodologi Penelitian .................................................................................. 9

    1. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 9 2. Metode Pembahasan ............................................................................ 10 3. Metode Penulisan ................................................................................ 11 4. Pengolahan dan Analisa Data .............................................................. 11

    H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11

    BAB II TINJAUAN SEPUTAR LALAT ........................................................... 13

    A. Klasifikasi Serangga dan Definisi Lalat .................................................. 13

    1. Klasifikasi Serangga .......................................................................... 13 2. Definisi Lalat ..................................................................................... 15

  • xiii

    B. Siklus Hidup Lalat ................................................................................... 18

    C. Bionomi Lalat .......................................................................................... 19 D. Hasil Kerja Sayap Lalat ........................................................................... 22

    BAB III PEMAHAMAN HADIS SAYAP LALAT ........................................... 25

    A. Teks Hadis dan Takhrij Hadis ............................................................... 25

    1. Penelusuran dengan Metode Awal Matan ........................................ 25

    2. Penelusuran dengan Metode Lafadz ................................................. 26

    3. Skema Sanad ..................................................................................... 29

    4. Kritik Sanad ...................................................................................... 31

    5. Penilaian Hadis ................................................................................. 39

    B. Matan Hadis ............................................................................................. 41

    C. Asbabul Wurud ........................................................................................ 43

    D. Hadis Sayap Lalat Menurut Muhadditsin ................................................ 46

    1. Kualitas Hadis Sayap Lalat Bagi Menurut Muhadditsin .................. 46 2. Penjelasan Hadis Sayap Lalat ........................................................... 47 3. Hadis Sayap Lalat dengan Pendekatan Hukum ................................ 53

    E. Pengaruh Sayap Lalat Bagi Kesehatan Menurut Saintis.......................... 59

    1. Sayap Lalat Ditinjau dari Sisi Ilmu Pengetahuan ............................. 60

    2. Penelitian Terhadap Sayap Lalat ...................................................... 63

    BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 69

    A. Kesimpulan .............................................................................................. 69

    B. Kritik dan Saran ....................................................................................... 70

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Abu Salm Muhammad Rachdie di dalam artikelnya yang berjudul

    tentang Studi Ilmiah Hadis Lalat dalam Perspektif Islam dan Ilmu Medis. Al-

    Albn berkomentar tentang hadis ini, mengatakan Adapun hadis lalat dan

    penjelasan bahwa pada kedua sayapnya terhadap penyakit dan obatnya, maka

    hadisnya dhaif. Bahkan hadis tersebut secara akal adalah hadis yang dibuat-buat,

    karena telah jelas bahwa lalat itu membawa kuman dan penyakit. Tidak ada

    seorangpun yang mengatakan bahwa pada satu sayap lalat terdapat penyakit dan

    pada sayap satunya terdapat obat, melainkan orang yang memalsukan hadis ini

    atau mengada-adakannya. Kalau hadis ini sahh, niscaya ilmu hadis akan

    mengungkapkan bahayanya lalat dan mendorong untuk menjauhinya. Tuduhan

    ini adalah tuduhan yang nyata-nyata bathil, yang dapat diketahui dari takhrj

    hadis. Menuduh bahwa hadis ini secara akal adalah dibuat-buat. Tuduhan ini tidak

    kalah jelasnya akan kebatilannya dibandingkan dengan tuduhannya pertama.

    Karena tuduhannya ini hanyalah sekedar tuduhan belaka, tanpa disokong oleh

    dall sedikitpun melainkan berangkat dari kebodohannya, yang tidak mungkin ia

    menguasainya sepenuhnya.1

    Dalam ilmu Biologi, bahwa tiap sesuatu yang berbahaya ada penetralnya,

    kalau tidak ada tentu lalat tidak bisa hidup. Dalam lafal lain: Dalam makanan

    seseorang diantara kamu, sebagai pengganti kalimat Dalam minuman seseorang

    1 Abu Salm Muhammad Rachdie, Artikel tentang Studi Ilmiah Hadis Lalat dalam

    Perspektif Islam dan Ilmu Medis. Artikel publikasi online dari Maktabah lit Tahml (Download

    Library) 2007, h. 8.

  • 2

    diantara kamu, apabila lalat itu jatuh kedalam makanan atau minuman itu, maka

    hendaklah dicelupkan lalat itu. Dalam Abu Daud tertulis ihtimm

    Perhatikanlah, dan dalam riwayat Ibnu Sukni tertulis Hendaklah ia

    memperhatikannya, sebagai pengganti kalimat falyaghsimhu hendaklah

    ia celupkan. Kemudian hendaklah dicabut (dikeluarkan) setelah dicelup itu.2

    Hadis adalah sumber ajaran Islam kedua setelah al-Quran. Dilihat dari

    periwayatannya, hadis Nabi berbeda dengan al-Quran. Al-Quran periwayatan

    semua ayat-ayatnya secara mutawtir, sedang hadis Nabi, sebagian

    periwayatannya secara mutawtir dan sebagain lagi secara ahd. Karenanya, al-

    Quran dilihat dari segi periwayatannya mempunyai kedudukan qa al-wurd

    dan sebagian lagi zann al-wurd, sehingga tidak diragukan lagi orisinalitasnya.

    Berbeda dengan hadis Nabi yang berkategori ahd, diperlukan penelitian terhadap

    orisinalitas dan otentisitas hadis-hadis tersebut termasuk hadis sayap lalat.3

    Lalat sering sekali dijumpai di tempat-tempat kotor dan bau, selain itu banyak

    juga terdapat di tempat yang ada makanan, karena makanan atau minuman dapat

    mengundang penciuman lalat. Ketika lalat hinggap pada sampah dan kotoran yang

    mengandung milyaran bakteri dan antibakteri, virus dan antivirus serta kuman

    yang lengkap dengan penangkalnya, Allah memberikan kemampuan kepada

    hewan kecil itu untuk membawa kuman pada salah satu sayapnya dan membawa

    obat pada sayap yang lain.4 Jika tidak, niscaya semua spesies lalat akan musnah di

    muka bumi ini akibat serangan bakteri dan mikroba pada sampah. Seandainya

    lalat tidak memiliki kemampuan itu, niscaya saat ini tidak akan ada ribuan jenis

    2 Muhammad bin Ismail Al Amir Ash-Shanani, Subulus Salam, Syarah Bulughul

    Maram, Jilid I, Cet. 12, h. 56. 3 Zaghlul Raghib al-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadits Nabi, h. 332.

    4 Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 172.

  • 3

    lalat. Keberhasilan lalat untuk mempertahankan spesiesnya yang begitu banyak

    menjadi bukti yang sangat kuat bahwa selain membawa penyakit, ia juga

    membawa penawarnya.5

    Lalat adalah seekor serangga yang namanya disebutkan di dalam Al-Quran.

    Tepatnya pada surat Al-Hajj ayat 73. Dalam ayat tersebut, Allah memberikan

    pelajaran berharga pada kita semua. Karena Allah menyindir Tuhan dari orang-

    orang kafir yang menyembah berhala.

    Allah SWT berfirman:

    Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah

    olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain

    Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun

    mereka bersatu menciptakannya dan jika lalat itu merampas sesuatu dari

    mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat

    lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah.

    (QS. Al-Hajj ayat 73)

    Terdapat pula dalam hadis Nabi Muhammad SAW

    : 6

    Qutaibah mengabarkan kepada kami, Isml ibn Jafar

    mengabarkan kepada kami, dari Utbah ibn Muslim Maula Bani

    Taym dari Ubaid ibn Hunain Maula Bani Zuraiq dari Abu

    Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Apabila sebuah

    5 Zaghlul Raghib al-Najjar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadits Nabi, h. 332.

    6 Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, cet. Ke-1, h. 1463, Kitab al-ibb, Bab idza waqaa al-

    dzubb, Hadis ke-5782.

  • 4

    lalat jatuh di minuman salah seorang dari kamu, maka

    benamkanlah, kemudian buanglah, karena sesungguhnya disalah

    satu sayapnya terdapat obat, dan di sayap lainnya penyakitnya.

    Dalam hadis itu terkandung pengertian perlahan-lahan sewaktu

    mengeluarkannya sehabis dicelup. Hadis tersebut sebagai dalil yang jelas

    menunjukkan boleh membunuh lalat untuk mencegah bahaya atau penyakit,

    hendaknya dibuang tidak boleh dimakan dan menunjukan bila lalat itu mati di

    dalam zat yang cair, maka tidak menjadikannya najis, sebab Nabi Muhammad

    SAW, memerintahkan untuk mencelupkannya, karena sebagaimana diketahui

    bahwa dengan dicelup itu lalat akan mati, terutama bila minuman itu panas,

    seandainya lalat itu menajisi makanan, maka sungguh beliau sudah menyuruh

    membuang makanan yang dijatuhi lalat itu, tetapi kenyataannya tidak demikian.7

    Hadis lain yang semakna dengan hadis di atas dari Salman al-Farisi:

    , : : 8

    Dari Salman bahwasanya rasulullah SAW bersabda: Hai Salman

    setiap makanan atau minuman yang di dalamnya terdapat binatang yang

    tidak mempunyai darah yang mengalir telah mati, maka makanan dan

    minuman itu halal dimakan dan diminum atau boleh untuk mengambil

    wudhu.

    Adapun hadis lain yang berkaitan dengan lalat diriwayatkan oleh Ab

    Dwud yaitu:

    : :

    9

    7 Imam Ash-Shanani, Terjemah Kitab Subulussalam, h. 56.

    8 Ad-Daruqutn, Sunan Ad-Daruqutn, cet. Ke-1, h. 49, Kitab al-Mauqa ar-Rsmi, Bab

    kulu taamu wa qaatu fihi dabati laisa laha dm, Hadis ke- 84 9 Abu Daud, Sunan Abi Daud, cet. ke-3, h.365, Kitab al-Mawaqi ar-Rasmi, Bab ad-

    Dababu yaqaa fi amy, Hadis ke-3844.

  • 5

    dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi

    wasallam bersabda: Jika ada lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang

    dari kalian maka celupkanlah lalat tersebut, karena sesungguhnya di dalam

    salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat

    obat. Sesungguhnya lalat tersebut melindungi diri dengan sayap yang

    padanya terdapat penyakit, maka celupkanlah semuannya.

    Abdul Aziz ibn Abdillah ibn Baz mengatakan bahwa hadis tentang lalat

    tersebut berderajat sahh sedangkan Al-Albn mengatakan bahwa hadis lalat

    adalah hadis yang dhaif.10

    Pernyataan tersebut terdapat pertentangan mengenai

    kuliatas hadis sayap lalat. Apakah hadis tersebut sahh sebagaimana perkataan

    Abdul Aziz ibn Abdillah ibn Baz, atau sebaliknya yaitu dhaif. Oleh karena itu,

    penulis tertarik ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai hadis tentang sayap

    lalat, Dalam penelitian ini, penulis memberi judul: Studi Kualitas Hadis

    Tentang lalat.

    B. Identifikasi Masalah

    Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi

    permasalahannya sebagai berikut:

    1. Dalam Abu Daud tertulis Perhatikanlah dan dalam riwayat Ibnu Sukni

    tertulis Hendaklah ia memperhatikannya, sebagai pengganti kalimat

    hendaklah ia dicelupkan.

    2. Abdul Aziz ibn Abdillah ibn Baz mengatakan bahwa hadis tentang lalat

    tersebut berderajat sahh sedangkan Al-Albn mengatakan bahwa hadis

    lalat adalah hadis yang dhaif. Disini terdapat pertentangan mengenai

    kuliatas hadis sayap lalat.

    10

    Khalil Ibrahim Mula Khathir, Al-Ishabah fi Sihhah Hadits Dzubabah, h. 154.

  • 6

    3. Ibn Jauz berpendapat bahwa sangat banyak hewan yang mempunyai sifat-

    sifat yang berlawanan dalam dirinya termasuk lalat. Contohnya seperti

    lebah yang mengeluarkan racun dari mulutnya dan mengeluarkan madu

    dari bawah tubuhnya.

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Batasan Masalah

    Dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, terdapat perbedaan

    pendapat mengenai kulitas hadis dan beberapa kata yang berbeda dalam hadis

    dan lainnya, sehingga untuk menghindari pembahasan yang tidak mengarah

    kepada maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini, maka penulis perlu

    membatasi pembahasan yang akan dibahas. Oleh karena itu, penulis lebih

    memfokuskan dan membatasi masalah yang akan dibahas yaitu tentang hadis

    sayap lalat menurut muhadditsin, takhrij hadis yang dibatasi pada dua metode

    yaitu metode awal matan dan metode lafadz dan kualitas hadis lalat.

    2. Rumusan Masalah

    Dari batasan masalah tersebut, maka dengan demikian penulis

    merumuskan permasalahan utama dalam skripsi ini. Sehingga secara garis besar,

    yang menjadi pokok dari skripsi ini yaitu Bagaimana kualitas hadis sayap lalat

    dari segi sanad dan matannya?

    D. Tujuan Penelitian

    Dalam setiap penelitian tentunya mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan

    yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk tujuan praktis yaitu mengetahui kualitas hadis tentang sayap lalat.

  • 7

    2. Tujuan akademis, yakni untuk memenuhi tugas akademik dan kewajiban

    bagi setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan program studi Ilmu

    Al-Quran dan Tafsir tingkat sarjana strata satu (S1) di Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    E. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat akan didapatkan dari penelitian dalam skripsi ini, adalah

    sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui kehujjahan hadis Rasulullah SAW. mengenai

    binatang lalat.

    2. Menambah pengetahuan dan manfaat terhadap kesehatan yang

    berhubungan dengan binatang.

    3. Menambah khazanah keilmuan dalam bidang Ilmu Hadis.

    F. Kajian Pustaka

    Dalam penelusuran pustaka, sejauh penelusuran penulis ada penelitian skripsi

    yang terkait dengan masalah yang ingin dikaji: terkait dengan hal itu adalah

    penelitian yang dilakukan oleh Khairul Umam11

    dalam sebuah skripsi yang

    diajukan kepada Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Jakarta, skripsi ini

    mengkaji masalah tentang Flora dan Fauna dalam Perspektif Hadis. Skripsi yang

    ditulis pada tahun 2014 ini hanya terbatas pada pandangan muaddits dan saintis

    dan tidak luas maknanya. Bedanya tulisan di atas dengan penelitian yang hendak

    penulis angkat disini yaitu adanya takhrij hadis, menggunakan metode awal matan

    dan lafadz dan membahas kualitas hadis sayap lalat.

    11

    Khairul Umam, Flora dan Fauna dalam Perspektif Hadis. Skripsi S1 Fakultas

    Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

  • 8

    Penulis juga menemukan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fudhail

    dalam sebuah skripsi yang diajukan kepada Jurusan Tafsir Hadis UIN Jakarta,

    skripsi ini mengkaji masalah tentang Hadis dan Sains (Studi Kritis atas keraguan

    Otentisitas hadis Maurice Bucaille). Bedanya tulisan di atas dengan penelitian

    yang hendak penulis angkat disini yaitu penelitian ini lebih mendalami

    pemahaman hadis sayap lalat sedangkan skripsi atas nama Ahmad Fudhail hanya

    menjelaskan penjelasan singkat tentang hadis sayap lalat. Skripsi yang membahas

    hadis lalat juga ditemukan di skripsi yang ditulis oleh Ahmad Erwan yang

    diajukan kepada Jurusan Tafsir Hadis UIN Jakarta pada tahun 2008 yang berjudul

    Higienitas Perspektif Hadis (Kajian Hadis-Hadis Tentang Kebersihan Makanan,

    Sumber Air, Rumah dan Jalanan). Hanya saja penjelasan hadis lalat dalam skripsi

    tersebut hanya selembar dan tidak lebih lanjut dibahas. Lalu ada pula skripsi yang

    berkaitan dengan pembahasan dengan judul skripsi ini yaitu skripsi yang berjudul

    Teknik Interpretasi Hadis dalam Kitab Syarah al-Hadis (Studi Kitab Subul al-

    Salm) yang ditulis oleh Sulaeman L untuk diajukan oleh Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Kendari 2015. Skripsi ini membahas hadis-hadis yang terdapat

    dalam Kitab Subul al-Salm termasuk hadis sayap lalat di dalamnya.

    Selain skripsi di atas, penulis menemukan artikel di jurnal yang membahas

    tentang hadis sayap lalat. Terkait demikian adalah penelitian yang dilakukan oleh

    Masykur Hakim dalam sebuah jurnal yang diajukan kepada Fakultas Ushuluddin,

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015. Artikel di jurnal ini mengkaji

    masalah tentang Mukhtalif Hadits dan Cara Penyelesaiannya Perspektif Ibnu

    Qutaybah. Perbedaan jurnal di atas dengan penelitian yang hendak saya angkat

    disini yaitu skripsi ini membahas hanya pemahaman hadis sayap lalat saja,

  • 9

    sedangkan artikel di jurnal tersebut membahas hadis-hadis yang tampaknya

    bertentangan dengan cara penyelesaian dengan metode menurut Ibnu Qutaybah,

    dan salah satu hadis yang dibahas adalah hadis sayap lalat.

    Ditemukan pembahasan serupa di dalam tesis yang berjudul Kontribusi Sains

    dalam Menentukan Kualitas Hadis yang ditulis oleh M. Idham Aditia Hasibuan

    mahasiswa pascasarjana UIN Sematera Utara. Perbedaan tesis ini dengan skripsi

    yang penulis tulis bahwa tesis ini membahas validitas dan otentisitas hadis tentang

    lalat serta kebenaran yang dikandungnya dapat dipertanggung jawabkan secara

    ilmiah, baik dari kritik ekstern (al-naqd al-kharij), maupun kritik intern (al-naqd

    al-dhakil) dengan dukungan dari pengamatan empiris.12

    Sedangkan skripsi yang

    penulis angkat membahas pendapat para muhadditsin beserta takhrj hadis.

    Selain skripsi, tesis dan jurnal yang berhubungan dengan judul skripsi ini,

    penulis menemukan artikel yang berjudul Studi Ilmiah Hadis lalat dalam

    Perspektif Islam dan Ilmu Medis Modern, ditulis oleh Abu Salm Muhammad

    Rachdie, S. Si., dan dijadikan artikel oleh Ab Salm al-Atsar. Artikel ini

    publikasi online dari Maktabah lit Tahml (Download Library) Ab Salm al-

    Atsar. Artikel ini membahas berbagai pendapat dari ulama maupun para pakar

    kedokteran mengenai matan hadis saja13

    sedangkan berbeda dengan penelitian

    yang penulis angkat yakni kualitas hadis yang memakai takhrij hadis, kritik sanad

    dan matan hadis.

    G. Metodologi Penelitian

    1. Metode pengumpulan data

    12

    M. Idham Aditia Hasibuan, Tesis Kontribusi Sains dalam Menentukan Kualitas Hadis,

    UIN Sumatera Utara, h. 9. 13

    Ab Salm al-Atsar, Artikel Studi Ilmiah Hadis Lalat dalam Perspektif Islam dan Ilmu

    Medis Modern, Maktabah lit Tahml (Download Library).

  • 10

    Metode pengumpulan data memakai metode takhrj. Sedangkan metode

    yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode analisa kulitatif yaitu

    pendekatan pengolahan secara mendalam data hasil pengamatan, wawancara, data

    literatur. Semua data-data yang diambil dari bahan tertulis yang berkaitan dengan

    sayap lalat. Sedangkan metode pengumpulan data yaitu dengan takhrj, kritik

    sanad, dan matan hadis. Data diambil dari dua sumber yaitu sumber primer dan

    sumber sekunder. Adapun sumber primer yang diambil penulis ialah

    menggunakan Kutub al-Tisah, Mausah Arf al-Hadts dan Mujam al-

    Mufahras li Alf al-Hadts al-Nabw sedangkan sumber sekunder menggunakan

    buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini.

    Langkah-langkah penelitian, penulis menggunakan empat cara:

    a. Memakai metode takhrij awal matan dan lafadz menggunakan kitab,

    Mausah Arf al-Hadts dan Mujam al-Mufahras li Alf al-

    Hadts al-Nabw.

    b. Menelusuri hadis pada kitab yang dituju di kitab Kutub al-Tisah.

    c. Menelusuri kitab Rijal al-Hadis dan Jarh tadil. Menggunakan kitab

    Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, Jarh wa Tadil, Tahdzibut

    Tahdzib Adz-Dzahabi, Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar al-Asqaln,

    Taqribut Tahdzib, dan Khulasah Tahdzibul Kamal.

    d. Memutuskan kualitas hadis.

    2. Metode Pembahasan

    Metode pembahasan pada penelitian ini menggunakan kritik matan dan

    sanad hadis, metode yang diarahkan untuk mengkaji dan mendeskripsikan

    gagasan primer tentang hadis sayap lalat.

  • 11

    3. Metode Penulisan

    Metode penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan

    Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta tahun 2013/2014.

    4. Pengolahan dan Analisa Data

    Dalam pengolahan data, langkah pertama adalah mentakhrj hadis tentang

    lalat untuk menunjukkan sumber dari hadis yang bersangkutan. Adapun metode

    takhrj adts yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

    1) Metode takhrij dengan menggunakan lafal pertama dari matan hadis,

    yaitu kata menggunakan kitab Mausah Arf al-Hadts karya

    Muhammad Said ibn Basyuni.

    2) Metode takhrij dengan mengetahui kata-kata yang jarang digunakan dari

    suatu bagian matan hadis, menggunakan kitab Mujam al-Mufahras li

    Alf al-Hadts al-Nabw karya A.J. Wensinck.14

    Setelah melalui proses dari kedua metode takhrij di atas, langkah kedua yaitu

    menyusun skema sanad dari jalur Bukhri dan Ab Dwud (dengan tujuan

    memudahkan pembacaan jaringan sanad hadis yang sedang diteliti dan dilihat

    tawabi dan syawahidnya). Langkah ketiga yaitu meneliti Rijal Hadis dan Jarh

    Tadil dari perawi-perawi hadis.

    H. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, penulis melakukan pembagian

    bahasan. Maka penulis akan menguraikannya ke dalam beberapa bab yang di

    dalamnya memuat beberapa sub-bab. Adapun uraiannya ialah sebagai berikut:

    14

    Mahmud al-Thahhan, Usl al-Takhrj wa Dirsah al-Asnid, (Riyadh: Makhtabah al-

    Marif, 1991), h. 35.

  • 12

    Bab pertama; berisi tentang pendahuluan yang meliputi a) Latar Belakang

    masalah, yang menjelaskan tentang pendahuluan dan kronologi permasalahan

    sampai ke titik inti permasalahan, b) Identifikasi Masalah c) Batasan dan

    Rumusan Masalah, agar pembahasan yang dikaji lebih fokus dan terarah, d)

    Tujuan Penelitian, tentang tujuan penulis untuk mencapai target yang diinginkan,

    e) Manfaat Penelitian, yaitu hasil yang dapat dirasakan bagi penulis dan pembaca

    dari skripsi ini, f) Kajian Pustaka, g) Metodologi Penelitian, yang menjelaskan

    metode-metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian, dan h) Sistematika

    Penulisan, untuk menjelaskan struktural dan target pembahasan agar lebih efektif

    dan efisien.

    Bab kedua; Bab ini berisi teori-teori dan tinjauan seputar lalat, yang terdiri

    dari beberapa sub-bab a) Berisi Klasifikasi serangga dan definisi lalat, b) Siklus

    hidup lalat, c) Bionomi lalat, d) Hasil kerja sayap lalat.

    Bab ketiga; Pemahaman Hadis Sayap lalat, a) teks hadis dan takhrij hadis,

    yang meliputi; 1) Penelusuran dengan Metode Awal Matan, 2) Penelusuran

    dengan Metode Lafal, 3) Skema Sanad, 4) Kritik Sanad, 5) Penilaian Hadis. b)

    Matan Hadis, c) Asbabul Wurud, d) Hadis Sayap Lalat menurut Muadditsin,

    meliputi 1) Kualitas Hadis menurut pendapat Muadditsin, 2) Penjelasan hadis

    Sayap Lalat, 3) Hadis Sayap Lalat dengan Pendekatan Hukum, dan E) Pengaruh

    sayap lalat bagi kesehatan menurut saintis, yang meliputi 1) Sayap Lalat Ditinjau

    dari Sisi Ilmu Pengetahuan, dan 2) Penelitian terhadap Sayap Lalat.

    Bab keempat, berisi Penutup, yang meliputi a) Kesimpulan, yang berisi

    jawaban atas pertanyaan yang telah disebutkan dalam perumusan masalah, dan b)

    Saran, berisi saran-saran yang penulis berikan.

  • 13

    Bab 2

    TINJAUAN SEPUTAR LALAT

    A. Klasifikasi Serangga dan Definisi Lalat

    1. Klasifikasi Serangga

    Serangga umumnya mempunyai dua nama, nama ilmiah dan nama umum.

    Nama ilmiah mengikuti peraturan tertentu yaitu Internasional Code of Zoological

    Nomenclature. Nama ilmiah biasanya dalam bahasa yang dilatinkan. Bila suatu

    serangga akan dideskripsi, deskripsi harus diarahkan pada suatu tipe. Tipe ini

    berguna untuk melengkapi bila timbul suatu pertanyaan serangga baru tersebut

    masuk golongan yang mana. Nama beberapa kategori mempunyai nama standart

    yang letaknya pada akhir kata.

    Nama umum, nama ini biasanya diberikan kepada suatu golongan

    serangga. Beberapa spesies serangga mungkin mempunyai satu nama umum yang

    sama, misal belalang adalah nama bagi segala macam belalang. Biasanya nama

    umum hanya terdiri dari satu kata, misal lalat, belalang, capung dan lain-lain,

    tetapi ada juga yang terdiri dari dua kata, misal lalat buas. Oleh karena tidak ada

    rumusan tertentu pada nama umum maka entomolog atau taksonom lebih

    menyukai nama ilmiah dari pada nama umum.15

    Dunia hewan terbagi menjadi 14 fila, dengan dasar tingkat kekomplekan

    dan mungkin urutan evolusinya. Karena itu fila hewan disusun dari filum yang

    terendah ke filum yang tertinggi.

    15

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 123-124.

  • 14

    Serangga atau insekta termasuk di dalam filum Arhopoda. Arthopoda

    terbagi menjadi 3 sub filum yaitu Trilobita, Mandibulata dan Chelicerata. Sub

    filum Mandibulata terbagi menjadi 6 kelas, salam satu diantaranya adalah kelas

    Insekta (Hexapoda). Sub filum Chelicerata terbagi menjadi 3 kelas, sedangkan sub

    filum Trilobita telah punah. Kelas Hexapoda atau Insekta terbagi menjadi sub

    kelas Apterygota dan Pterygota. Sub kelas Apterygota terbagi menjadi 4 ordo, dan

    sub kelas Pterygota masih terbagi menjadi 2 golongan yaitu golongan

    Exopterygota (golongan Pterygota yang metamorfosisnya sederhana) yang terdiri

    dari 15 ordo, dan golongan Endopterygota (golongan Pterygota yang

    metamorfosisnya sempurna) terdiri dari 3 ordo.

    Pembagian ordo ke famili menurut Borror dkk (1992) adalah sebagai

    berikut:

    Ordo Protura (3 famili), Diplura (3), Thysanura (4), Collembola (5),

    Ephemeroptera (15), Odonata (10), Orthoptera (16), Isoptera (4), Plecoptera (10),

    Dermaptera (4), Embioptera (3), Psocoptera (11), Zoraptera (1), Mallophaga (6),

    Anoplura (3), Thysanoptera (5), Hemiptera (34), Homoptera (32), Neuroptera

    (15), Coleoptera (124), Strepsiptera (4), Mecoptera (4), Trichoptera (17),

    Lepidoptera (77), Diptera (104), Siphonaptera (9) dan Hymenoptera (71).16

    2. Definisi Lalat

    Ordo Diptera (Nyamuk, Lalat). Tubuh berukuran kecil sampai sedang.

    Sayap satu pasang yang merupakan sayap depan, sayap belakang mereduksi

    menjadi halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan saat terbang. Memiliki

    16

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 126.

  • 15

    tubuh relatif lunak, antenna pendek, dan mata majemuk besar serta mengalami

    metamorfosis sempurna.

    Lalat sering hidup diantara manusia dan sebagian jenis dapat

    menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat

    serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman

    yang jatuh ke tempat tersebut. Anggota ordo ini cukup besar, dikenal 80.000

    spesies. Selain sebagai hama tanaman dikenal pula sebagai vektor penyakit

    manusia dan ternak. Ada juga yang berperan sebagai predator, parasit maupun

    polinator. Ordo Diptera ini terbagi menjadi 3 sub ordo, Nematocera (23 famili),

    Brachycera (17 famili) dan Cyclorrhapha.

    Beberapa jenis lalat antara lain sebagai berikut17

    :

    a. Lalat Kerdil (Famili Chironomidae)

    Memiliki ukuran tubuh yang kecil bahkan sangat kecil, kadang-kadang

    mirip seperti nyamuk. Sayap tidak memiliki sisik-sisik dan proboscis

    yang panjang. Kaki depan agak panjang, antenna jantan sangat

    berbulu. Ditemukan hampir disemua tempat, larva lalat ini sebagian

    besar bersifat aquatik, beberapa terdapat pada bahan-bahan yang mulai

    membusuk, dibawah kayu atau tanah yang lembab. Umumnya lalat

    kerdil bersifat pemakan bangkai.

    b. Lalat Hitam (Famili Simulidae)

    Ciri-ciri Lalat Hitam memiliki tubuh yang kecil sekitar 4 mm.

    Memiliki antenna yang pendek dan tidak terdapat ocelli. Punggungnya

    bongkok seperti tongkat, sayapnya lebar, dan costa berakhir sangat

    17

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 127-128.

  • 16

    dekat dengan ujung sayap. Umumnya lalat jenis ini berwarna abu-abu

    kehitaman. Tergolong memiliki penyebaran yang luas, larvanya sering

    ditemukan disekitar aliran air. Lalat Hitam betina adalah penghisap

    darah yang sering kali bersifat sebagai vektor penyakit.18

    c. Lalat Maret (Famili Bibionidae)

    Lalat ini memiliki ukuran yang kecil hingga sedang. Tubuhnya relatif

    kokoh, warnanya dominan hitam, sebagaian Lalat Maret memiliki

    thorax berwarna merah atau kuning. Ocelli terdapat pada bonggol yang

    terletak diantara mata majemuk. Costa berakhir sebelum ujung sayap,

    dan tibia dengan apikal spur. Lalat ini benyak terdapat pada bunga-

    bungaan. Larva memakan akar dan merusak tanaman. Sesuai namanya

    Lalat Maret banyak melimpah di bulan Maret.19

    d. Lalat Lentera (Famili Stratiomydae)

    Ciri-ciri Lalat ini tubuhnya berukuran sedang sampai besar. Kadang-

    kadang nampak sepeti lebah. Ruas antenna ke-3 membulat, tanpa

    stylus dan arista. Abdomen kuat dan tegap, beberapa melebar namun

    ada pula yang memanjang. Umumnya memiliki warna gelap. Lalat

    dewasa sering ditemukan di bunga-bunga, larva yang hidup aquatik

    memakan ganggang, bahan lapuk dan serangga air yang lebih kecil.

    Sebagian larva hidup di bawah kayu.20

    e. Lalat Buah (Famili Drosophilidae)

    Ciri-ciri lalat ini ukuran tubuh kurang lebih 3 4 mm. Memiliki warna

    kekuningan atau kecoklatan. Bagian dekat mulut terdapat bulu-bulu.

    18

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 129. 19 H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 129. 20

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 130.

  • 17

    Sering ditemukan di kebun dekat buah yang membusuk, atau rumah

    yang menyimpan buah-buahan di tempat terbuka. Larva hidup di

    dalam buah-buahan yang membusuk dan jamur yang tumbuh

    disekitarnya. Sebagian kecil bersifat ektoparasit pada ulat, pada tahap

    larva seringkali bersifat predator terhadap kutu dan homoptera kecil.21

    f. Lalat Rumah (Famili Muscidae)

    Lalat Rumah berukuran kecil hingga sedang, biasanya pada bagian

    bawah scutellumnya tanpa rambut-rambut halus. Rambut-rambut

    sternopleural umumnya lebih dari satu. Proboscis pendek dan

    berdaging, lalat ini tidak menggigit. Dapat dijumpai hampir semua

    tempat terutama pada kawasan yang kurang terjaga kebersihannya.

    Sebagian berperan sebagai hama, ada juga yang berperan sebagai

    vektor penyakit.22

    g. Lalat Rumput (Famili Anthomyzidae)

    Merupakan famili lalat dengan ukuran tubuh kecil, bentuk tubuh

    terkadang memanjang. Sepasang rambut-rambut terakhir pada bagian

    muka menghadap kedepan. Seperti namanya Lalat Rumput sering

    dijumpai di rumput-rumput dan tanaman rendah atau padang rumput.

    Larva hidup di dalam rerumputan atau gulma lainnya.23

    h. Lalat Kuda (Famili Tabanidae)

    Berukuran sedang hingga besar, umumnya berukuran sedikit lebih

    besar dari pada Lalat Rumah. Tubuhnya relatif kokoh, dengan warna

    hitam, abu-abu atau kecoklatan, terkadang ada spot hitam pada bagian

    21

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 130. 22

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 131. 23

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 132.

  • 18

    sayap. Mata berwarna megkilap, tersi dengan 3 telapak kaki. Lalat

    dewasa meletakan telur di permukaan daun atau tempat-tempat yang

    berada di atas permukaan air. Larvanya bersifat akuatik sedangkan

    dewasa sering terdapat pada bunga-bunga untuk menghisap nektar.

    Lalat Kuda betina menghisap darah yang merugikan bagi manusia,

    kuda atau kijang. Terkadang juga bersifat sebagai vektor penyakit.24

    B. Siklus Hidup Lalat

    Lalat mengalami metamorfosis sempurna, dengan stadium telur, larva atau

    tempayak, pupa dan lalat dewasa. Perkembangan lalat memerlukan waktu antara 7

    22 hari, tergantung dari suhu dan makanan yang tersedia. Lalat betina dapat

    menghasilkan telur pada usia 4 8 hari, dengan jumlah telur sebanyak 75 150

    butir dalam sekali bertelur. Semasa hidupnya seekor lalat bertelur 5 6 kali.

    Berikut masing-masing fase dalam perkembangannya25

    :

    1. Fase Telur

    Bentuk telur lalat adalah oval panjang dan berwarna putih. Telur

    diletakkan pada bahan organik yang lembab (sampah dan kotoran

    binatang). Pada tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari.

    Biasanya telur menetas setelah 8 30 jam, tergantung dari suhu

    sekitarnya.26

    2. Fase Larva

    Tingkat I : Telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran

    panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki,

    24 H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 48. 25

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 49-50. 26

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 49.

  • 19

    sangat aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1 4

    hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II.

    Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali dari instar I, setelah satu sampau

    beberapa hari maka kulit akan mengelupas dan keluar

    instar III.

    Tingkat III : Larva berkukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini

    memerlukan waktu 3 sampai 9 hari. Larva mencari tempat

    dengan temperatur yang disenangi, dengan berpindah-

    pindah tempat, misalnya pada gundukan sampah

    organik.27

    3. Fase Pupa atau Kepompong

    Pada fase ini jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa,

    stadium ini berlangsung 3 9 hari, setelah stadium ini selesai maka melalui celah

    lingkaran pada bagian anterior akan keluar lalat muda.28

    4. Lalat Dewasa

    Proses pematangan menjadi lalat dewasa kurang lebih dari 15 jam dan

    setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat

    mencapai 2 4 minggu.29

    C. Bionomi Lalat

    1. Kebiasaan Hidup

    Lalat Musca Domestica tidak mengigit, karena mempunyai tipe alat mutut

    penjilat dan penghisap, sedangkan lalat kandang mempunyai tipe mulut penggigit.

    Musca Domestica paling dominan banyak ditemukan di timbunan sampah dan

    27

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 50. 28

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 51. 29

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 52.

  • 20

    kandang ternak. Musca Domestica lebih banyak menyerumuni bahan-bahan

    sampah yang berupa sayur-sayuran dan yang mengandung protein. Spesies Fannia

    ditemukan lebih kecil dari Musca Domestica tetapi lebih gesit dalam timbunan

    sampah dan kandang ternak ayam, kerbau, sapi, dan babi.30

    2. Kebiasaan Makan

    Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, dari makanan satu ke makanan

    yang lain. Lalat sangat tertarik dengan makanan yang dimakan oleh manusia

    (susu, gula) pada tinja dan darah juga disukai lalat, pada protein lebih suka

    digunakan untuk bertelur. Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya

    makan dalam bentuk cair atau makanan basah, sedang makanan yang kering

    dibasahi dahulu oleh ludahnya baru kemudian dihisap. Lalat mempunyai

    kebiasaan memuntahkan makanan yang telah dihisapnya. Hal ini dapat berpotensi

    menularkan bibit penyakit pada manusia.31

    3. Tempat Istirahat

    Lalat beristirahat di tempat-tempat tertentu. Pada siang hari bila lalat tidak

    makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran

    pakaian, rumput-rumput, kawat listrik serta lalat menyukai tempat-tempat dengan

    tepi yang tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat istirahatnya terletak

    berdekatan dengan tempat makanannya atau tempat berkembang biak dan

    biasanya yang telindung dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih

    dari 4,5 meter dari atas permukaan tanah.32

    4. Tempat Berkembangbiak

    30

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 51. 31

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 28. 32

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 29.

  • 21

    Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah, pada benda-benda

    organik, tinja, sampah basah, kotoran binatang, dan tumbuh-tumbuhan busuk.

    5. Jarak Terbang

    Jarak terbang lalat sangat tergantung pada adanya makanan yang tersedia,

    rata-rata 6 9 km, kadang-kadang dapat mencapai 19 20 km dari tempat

    berkembangbiak.33

    6. Lama Hidup

    Lama kehidupan lalat sangat tergantung pada makanan, air dan temperatur.

    Pada musim panas berkisar antara 2 4 minggu, sedang pada musim dingin bisa

    mencapai 70 hari.34

    7. Temperatur

    Lalat mulai terbang pada temperatur 150

    C dan aktivitas optimumnya pada

    210

    C. Pada temperatur di bawah 7,50

    C tidak aktif dan di atas 450

    C terjadi

    kematian pada lalat.35

    8. Kelembaban

    Kelembaban erat hubungannya dengan temeratur setempat. Dimana

    kelembaban ini berbalik terbalik dengan temperatur. Jumlah lalat pada musim

    hujan lebih banyak dari musim panas. Lalat sangat sensitif terhadap angin

    kencang, sehingga kurang aktif untuk keluar mencari makan pada waktu

    kecepatan angin yang tinggi.36

    9. Sinar

    33

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 29. 34

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 29. 35

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 29. 36

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 30.

  • 22

    Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik (menyukai sinar). Pada

    malam hari ridak aktif, namun bisa aktif dengan sinar buatan. Efek sinar pada lalat

    tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban.37

    D. Hasil Kerja Sayap Lalat

    Lalat, hewan kecil yang hidup di tempat-tempat kotor dan seringkali

    dianggap sebagai hewan yang menjijikan. Tapi siapa sangka dibalik itu semua

    terkandung manfaat yang luar biasa dan yang tidak pernah terduga sebelumnya.

    Rasulullah Saw. bersabda bahwa jika ada seekor lalat masuk ke dalam

    minuman, maka tenggelamkanlah lalat tersebut karena pada sebagian sayap lalat

    mengandung racun dan sebagian yang lain mengandng obat atau penawarnya.

    Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

    :

    38 Apabila sebuah lalat jatuh di minuman salah seorang dari kamu,

    maka benamkanlah, kemudian buanglah, karena sesungguhnya di

    salah satu sayapnya terdapat penyakit dan di sayap lainnya

    obatnya.

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi

    Medis, Fakultas Sains, Universitas Qashim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa

    peneliti muda yang terdiri dari Sami Ibrahim at-Taili, dil Abdurrahman al-

    Misnid dan Khalid Dzaar al-Utaibi. Dibimbing langsung oleh Dr. Jamal Hamid

    yang dikoordinasi langsung oleh Dr. Saleh ash-Ahalih (seeorang dai terkenal di

    Eropa), melakukan penelitian tentang analisis mikrobiologi tentang sayap lalat.

    37

    H. Mochamad Hadi, Biologi Insekta Entomologi, h. 30. 38

    Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, cet. Ke-1, h. 1463, Kitab al-ibb, Bab idza waqaa al-

    dzubb, Hadis ke-5782.

  • 23

    Laporan ini mereka presentasikan ke acara Student Research Seminar di

    Universitas Qashim, KSA.39

    Metode penelitian yang mereka lakukan cukup sederhana yaitu dengan

    memasukan lalat ke dalam masing-masing cawan yang berisi air dan memasukan

    lalat ke dalam cawan tersebut dengan cawan 1 dalam kondisi terbenam seluruhnya

    dan cawan 2 lalat dimasukan ke cawan tersebut tanpa membenamkannya.

    Pada cawan 1, awalnya tampak tumbuh koloni kecil berupa bakteri E.Coli

    namun pertumbuhannya terhambat oleh bakteri Actinomyces yang memproduksi

    antibiotik. Bakteri itu biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak,

    yaitu Actinomycetin dan Actinomycin yang berfungsi melisiskan (menghilangkan

    secara perlahan) bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.40

    Sedangkan pada cawan 2, ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri

    patogen tipe E.Coli yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit.

    Dari penelitian di atas, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa lalat

    pada minuman dengan dan tanpa dibenamkan seluruh tubuhnya ternyata

    memberikan hasil yang berbeda dan signifikan. Hal ini tentu saja membenarkan

    yapa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw. sebagaimana yang telah

    dijelaskan pada hadis di atas bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit dan

    sekaligus penawarnya.41

    Seekor lalat yang kecil, yang dijelaskan oleh para ilmuwan dari Australia

    bahwa seekor lalat itu terbukti pada sebelah sayapnya ditemukan 1 gen refilin

    yaitu gen yang mempunyai 2 fungsi yakni fungsi pada industri dan fungsi pada

    kesehatan.

    39

    Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 170. 40

    Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 172. 41

    Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 172-174.

  • 24

    Fungsi pada industri bahwa gen refilin ini lebih dahsyat dan lebih kuat dari

    semua jenis karet yang ada yang telah dibuat oleh banyak orang di muka bumi ini.

    Jenis karetnya diambil dari pohon karet atau lainnya, gen refilin yang ada di sayap

    lalat itu lebih kuat dan lebih hebat jika dipakai sebagai karet karena ia mempunyai

    daya dorong dan daya tekan yang sangat kuat serta daya pental yang demikian

    dahsyat dan itu ada pada sayap seekor lalat dan serangga lain hingga ia dapat

    bergetar hingga 1000x dalam setiap detiknya seperti hewan serangga lainnya. Dan

    dalam fungsi kesehatannya bahwa gen refilin itu adalah satu gen yang bisa

    mengobati penyakit-penyakit yang ada pada syaraf-syaraf arteri, pada syaraf-

    syaraf meina. Syaraf arteri yang banyak terjadi penyumbatan, gen-gen refilin yang

    ada di sayap seekor lalat itulah yang dapat mengobatinya.42

    Demikian indahnya dan demikian sempurnanya dan demikian jeniusnya

    Rasulullah Saw. Jika jatuh lalat pada minuman kalian, tenggelamkan ia.

    Maksudnya gengen refilin yang ada di sayapnya itu supaya bertebaran di air pula

    hingga menjadikan airnya itu tersucikan daripada bakteri-bakteri yang ada pada

    sayap lainnya.43

    Manusia melihatnya dengan mikroskop dan selama puluhan tahun mereka

    menelitinya tapi Nabi Saw. tahu di sayap lalat itu ada gen penyembuh, ada gen

    penyakit sampai butiran gen dan sel yang ada disayap lalat diketahui oleh

    Rasulullah saw. atas petunjuk dari Allah SWT sebagai sang Maha Pencipta segala

    sesuatu dan Maha Mengetahui akan seluk beluk ciptaan-Nya.44

    42

    Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 173. 43

    Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 175. 44

    Yanuardi Syukur, Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat, h. 175.

  • 25

    BAB III

    PEMAHAMAN HADIS SAYAP LALAT

    A. Teks Hadis dan Takhrij Hadis

    Kata takhrij menurut bahasa dapat digunakan untuk beberapa arti,

    mengeluarkan (istinbath), melatih/meneliti (tadrib), menghadapkan (taujih).

    Dalam memahami suatu hadis diperlukan takhrij hadis begitupun memahami

    hadis sayap lalat ini, dengan demikian berikut teks hadis sayap lalat yang akan

    ditakhrij.

    Apabila sebuah lalat jatuh di minuman salah seorang dari kamu,

    maka benamkanlah, kemudian buanglah, karena sesungguhnya di

    salah satu sayapnya terdapat obat dan di sayap lainnya

    penyakitnya.45

    1. Penelusuran dengan metode awal matan

    Setelah ditelusuri melalui awal kata yang terdapat dalam matan hadis di

    atas dengan menggunakan kitab Mausah Arf al-Hadts al-Nabaww al-

    Syarf, ditemukan data sebagai berikut.

    46

    :

    45

    Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, cet. Ke-1, Kitab al-ibb, Bab idza waqaa al-dzubb, Hadis ke-5782, h. 1463.

    46 Ab Hajar Muammad al-Said Basyni Zaghll, Mausah Arf al-Hadts, al-

    Nabawiy al-Syarf Juz 1, h. 424.

  • 26

    :

    : :

    : ,

    :

    , :

    :

    :

    , , :

    :

    :

    : 2. Penelusuran dengan metode lafadz

    Setelah ditelusuri melalui kata-kata yang jarang digunakan dari suatu bagian

    matan hadis di atas menggunakan kitab Mujam al-Mufahras li Alf al-Hadts

    al-Nabw, yaitu lafadz , dan data yang ditemukan hanya ,

    yakni sebagai berikut:

    47

    ,

    47

    Winsink, Mujam al-Mufahras li Alf al-adts al-Nabw, Juz 2, h. 170.

  • 27

    ,, , , , , , , Dari hasil takhrij hadis di atas, berikut ini adalah teks hadis yang terdapat di

    Sahh al-Bukhr dan satu teks hadis perwakilan di luar Sahh al-Bukhr yaitu

    Sunan Ab Dwud berhasil ditemukan di dalam kitab-kitab rujukan:

    Redaksi dalam Kitab Sa al-Bukhr:

    " 48".

    49 .

    Redaksi dalam Kitab Sunan Ab Dwud:

    : :

    48

    Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, Kitab bad al-khuluq, Bab idza waqaa al-dzubb, Hadis

    ke-17, h. 911 49

    Al-Bukhr, Sa al-Bukhr, Kitab ibb, Bab idza waqaa al-dzubb, Hadis ke 58, h.

    1594.

  • 28

    " 50 .

    Al-Bukhri menyebutkan hadis di bab ini dari Qutaibah, dari Ismal bin

    Jafar, dari Utbah bin Muslm Al-Madan Maula bani Tamm, dari Ubaid bin

    Hunain Maula bani Zuraiq, dari Ab Hurairah RA. Nama panggilan bapak Utbh

    bin Muslm adalah Ab Utbh. Utbh tidak memiliki riwayat dalam Sahh al-

    Bukhr kecuali hadis ini. Pada sanad ini disebutkan, Dari Ubad bin Hunain

    mengabarkan kepadaku dan nama panggilannya adalah Ab Abdullah. Adapun

    Maula bani Zuraiq disebutkan Al-Kullabadzi bahwa ia adalah Maula Zaid bin Al

    Khaththab. Sementara dari Ibnu Uyainah bahwa dia adalah Maula Al Abbs.

    Namun, hal ini tidak benar, karena sepertinya dia mengira bahwa dia adalah

    saudara Abdullah bin Hunain. Ubaidillah tidak pula memiliki riwayat dalam Sahh

    al-Bukhr selain hadis ini dan disebutkan di dua tempat.

    Dalam ilmu hadis, takhrj dipahami untuk beberapa kepentingan:

    Mengeluarkan dan meriwayatkan satu hadis dari beberapa kitab, atau guru,

    atau teman. Kegiatan ini memperhatikan riwayat hidup periwayat.

    Tujuannya tiada lain, mengetahui apakah periwayat dapat dipercaya apa

    tidak. Menjelaskan tentang hadis kepada orang lain dengan menyebutkan

    para periwayat dalam sanad hadis tersebut.51

    Menunjukkan kitab-kitab sumber hadis, yakni menyebutkan letak sebuah

    hadis dalam berbagai kitab yang di dalamnya ditemukan hadisnya secara

    lengkap dengan sanad masing-masing.

    50

    Ab Dwud Sulaymn bin al-Asyats al-Sijjistni, Sunan Ab Dwud, h. 690. 51 Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Hostoris dan Metodologis, h. 145-150.

  • 2

    9

    3. S

    kem

    a S

    an

    ad

  • 30

  • 31

    4. Kritik Sanad

    Dari uraian sebelumnya diketahui bahwa takhrij hadis mempunyai saran dan

    tujuan menelusuri satu atau beberapa hadis. Kegiatan ini dimulai dari pernyataan,

    a. Hadis yang dimaksud berada dalam kitab apa saja, dan diriwayatkan

    melalui beberapa jalur.

    b. Siapa saja tokoh yang meriwayatkan hadis tersebut di masing-masing

    jalur. Ditelusuri satu persatu, bagaimana reputasi tokoh dalam dunia

    hadis.

    c. Dari penelusuran ini dapat disimpulkan, apakah hadis tersebut melalui

    jalur yang berkualitas (sanad sahh) atau tidak. Demikian juga, apakah

    hadis tersebut bersambung sanadnya atau tidak.52

    Sedangkan dalam penelitian hadis ini, yang akan diteliti adalah kritik sanad

    dari jalur yang diriwayatkan oleh Bukhr dan Ab Dwud saja. Berikut data

    periwayat dari jalur Bukhr:

    Jalur Bukhr

    1. Bukhr

    a. Nama Lengkap : Abu Abdillah Muhammad bin Ismil bin Ibrhm

    bin al-Mughrah bin Bardizbah al-Jufi al-Bukhr. Wafat pada tahun

    256 H.53

    b. Guru-guru : Husain bin Al al-Jaf, Ab Asmah Hamd bin Asmah,

    Muhammad bin Ubaid, Yahya bin dam, Qutaibah.

    c. Murid-murid : Muhammad bin Slih bin Hn, Muhammad bin Ibrhm

    al-Hasyamy, dan Jamah.

    52

    Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Hostoris dan Metodologis, h. 150. 53

    Ibnu Hjr al-Asqln, Tahdzb al-Tahdzb, (T.tp: T.pn., 1326) juz 3. h. 136.

  • 32

    d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan

    e. Tabaqat : 11 ; Awst al-khdzn an tabiat-tab

    f. Pendapat ulama hadis :

    Abu Hatim : Tsiqah

    Muhammad bin Basysyr : Huffdzah

    Ibnu Hjr : Tsiqah

    2. Qutaibah

    a. Nama Lengkap : Qutaibah bin Said bin Jmil bin Tarif bin Abdullah

    bin Abdullah. Wafat pada tahun 240 H.54

    b. Guru-guru : Isml bin Jafar bin Abi Katsir, Basar bin al-Mufdal

    bin Lahik, Bakar bin Madhor bin Muhammad bin Hakim, Jafar bin

    Sulaiman, Laits bin Said bin Abdurrahman.

    c. Murid-murid : Ibn Mjah, Ibrhim bin Ishq al-Harab, Ahmad bin

    Hanbal, Ahmad bin Sad ad-Drim.

    d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan

    e. Tabaqat : 10 ; Khibaru Tabu al-Atba

    f. Pendapat ulama hadis :

    Ibnu Hibban : Min al-Mutaqin

    Abu Hatim : Tsiqah

    Ibnu Hjr : Tsiqah Tsabat

    3. Isml bin Jafar

    a. Nama Lengkap : Isml bin Jafar bin Ab Katsr al-Ansr Zaraq

    Maulhim. Wafat pada tahun 180 H di Baghdad.55

    54

    Ibnu Hjr al-Asqln, Tahdzb al-Tahdzb, (T.tp: T.pn., 1326 H) juz 2, h. 75.

  • 33

    b. Guru-guru : Ismil bin Ab Hakm, Hubaib bin Hasn, Utbah bin

    Muslim, Msa bin Uqabah, Yazd bin Abdullah.

    c. Murid-murid : Ibrhm bin Abdullah bin Htim, Ishq bin Muhammad

    bin Mamar, Qutaibah bin Said, Yahya bin Ayyub.56

    d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan

    e. Tabaqat : 8 ; Atbat-tbin

    f. Pendapat ulama hadis :

    Ibnu Hjr : Tsiqah Tsabit

    Adz-Dzahab : Tsiqat Tsabit

    Ahmad bin Hanbal : Tsiqah

    Ab Dawd as-Sajastn : Tsiqah

    4. Utbah bin Muslim

    a. Nama Lengkap : Utbah bin Ab Utbah Tamm, wafat pada tahun 140

    H.57

    b. Guru-guru : Hamzah bin Abdullah bin Umar, Abdullah bin Rfi,

    Ubaid bin Hunain, Nfi bin Jubair Matam, Ab Salamah bin

    Abdurrahman.58

    c. Murid-murid : Ibrhm bin Muhhammad bin Ab Yahya, Isml bin

    Jafar, Sad bin Ab Hall, Mlik bin Ab Hasan.

    d. Sighat taammul wa al-ada : an

    e. Tabaqat : 6 ; sarl Sighr Tbin

    55

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 10, h. 147. 56

    Ibnu Hjr al-Asqln, Tahdzb al-Tahdzb, (T.tp: T.pn., 1326 H) juz 5, h. 58. 57

    Ab Bakar Ahmad ibn Ali bin Tsabit al-Khrb al-Baghdadi, Trikh Madinah al-

    Salam, (Beirut: Dar al-Gharab al-Islami, 2001) juz 7, h. 174. 58

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 9, h. 131.

  • 34

    f. Pendapat ulama hadis :

    Ibnu Hjr : Tsiqah

    Adz-Dzahab : Saddq

    5. Ubaid bin Hunain

    a. Nama Lengkap : Ubaid bin Hunain al-Madan, lahir tahun 70 H dan

    wafat pada tahun 105 H di Madinah.59

    b. Guru-guru : Zaid bin Tsbit, Abdullah bin Abbs, Qatdah bin

    Numn, Ab Msa al-Asyar, Ab Hurairah.

    c. Murid-murid : Slim Ab Nadir, Abdullah bin Said, Abdullah bin

    Abdurrahman, Utbah bin Muslim, Yahya bin Sad al-Ansar.

    d. Sighat taammul wa al-ada : an

    e. Tabaqat : 3 ; Tbiin

    f. Pendapat ulama hadis :

    Ab Htim ar-Rz : Slih al-Hdts

    Ibnu Hjr : Tsiqah

    Adz-Dzahab : Tsiqah

    6. Ab Hurairah

    a. Nama Lengkap : Ab Hurairah Abdurrahman bin Sohrin al-Daus, lahir

    di Mina pada tahun 19 H kemudian wafat pada tahun 59 H di

    Madinah.60

    b. Guru-guru : Nabi Muhammad Saw., Ab Bakar al-Sidq, Ab bin

    Kaab, Umar bin Khattb, isyah binti Ab Bakar, Asmah bin Zaid,

    al-Fadl bin al-Abbs Ibnu Abbas.

    59

    Ibnu Hjr al-Asqln, Tahdzb al-Tahdzb, (T.tp: T.pn., 1326 H) juz 8, h. 314. 60

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 834.

  • 35

    c. Murid-murid : Abdullah bin Ab Sulaimn, Abdullah bin Abbs,

    Ubaid bin Hunain, At bin Ab Rabbh, Sulaiman bin Yasr.

    d. Sighat taammul wa al-ada : an

    e. Tabaqat : 1 ; Sahb

    f. Pendapat ulama hadis :

    Ibnu Hjr : Sab

    Adz-Dzahabi : Sab

    Berikut data periwayat dari jalur Ab Dwud:

    Jalur Ab Dwud

    1. Ab Dwud61

    a. Nama Lengkap : Sulaimn bin al-Asyats bin Syaddd bin Amr bin

    mir, atau Sulaiman bin al-Asyats bin Bisyr bin Syaddd, atau

    Sulaimn bin al-Asyats bin Isq bin Basyr bin Syaddd, ibnu Amr

    bin Imrn al-Azd Ab Dwud al-Sijjistn al-Hf. Perjalanan rihlah

    yang dilakukan yaitu ke Irak, Khurasan, Syam, Mesir, Hijaz dan lain-

    lain. Lahir pada tahun 202 H dan wafat pada bulan Syawl tahun 275 H,

    di Basrah.

    b. Guru-guru : Ibrhm bin Basysyr al-Ramd, Ibrhm bin Ziyd

    Sabaln, Ustmn bin Muammad bin Ab Syaybah, Amad bin

    Hanbal, Ali ibn al-Madn dan Amr bin Awn al-Wsi.

    c. Murid-murid : al-Tirmidz, Ibrhm bin Hammd bin Ibrhm bin

    Ynus al-ql, dan Ab Hmid Amad bin Jafar al-Asyar al-

    Abahn.

    61

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 11, h. 355-367.

  • 36

    d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan

    e. Tabaqat : 11 ; Taba atb

    f. Pendapat ulama hadis:

    Ibnu Hjr : Tsiqah Hfidz

    Adz-Dzahabi : al-Hfidz

    Ab Htim bin Hibbn : fiqhn, ilmn, hifdzn, nuskn, waran,

    itqnn.62

    2. Amad bin Hanbal

    a. Nama lengkap : Amad bin Muammad bin anbal bin Hill bin Asad

    al-Syaybni, Ab Abdillh al-Marwaz al-Baghdd. Lahir di Baghdad,

    Rabiul Awal pada tahun 164 H, dan penah menuntut ilmu ke Kufah,

    Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam dan Jazirah. Wafat pada hari

    Jumat, Rabiul Awal tahun 241 H di Baghdad.63

    b. Guru-guru : Ibrhm bin Khlid al-anan, Bisyr bin al-Mafadl, Ishq

    bin Ysuf al-Azraq, Isml ibn Ulayyah, Bahz bin Asad dan Yaqb

    bin Ibrhm bin Sad al-Zuhr.

    c. Murid-murid : Al-Bukhr, Muslim, Ab Dwud, Ibrhm bin Ishq al-

    arb dan Amad bin al-asan bin Junaydib al-Tirmidz.

    d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan

    e. Tabaqat : 10 ; Taba atb

    f. Pendapat ulama hadis :

    Qutaibah bin Said : Imm al-Duny

    62 Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 11, h. 358. 63

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 437-470.

  • 37

    Ab Jafar al-Nufayl : Alm al-Dn

    Amad bin Sad al-Drim : afadzu64

    3. Ibn Mafadl

    a. Nama lengkap : Bisyr bin al-Mafadl, wafat pada tahun 186 H.

    b. Guru-guru : Isml Basyr bin al-Mafadl, Bisyr bin al-Mafadl, amd

    a-awl, Abdullah bin Muammad bin Aql, Yahya bin Sad al-

    Anr. Muhammad bin Ajlan.65

    c. Murid-murid : Ziyd bin Yaya al-asn, Ab bin al-Madn, Nar bin

    Al, Amad bin anbal, dan Wahab bin Baq.

    d. Sighat taammul wa al-ada : addatsan

    e. Tabaqat : 8 ; Atb at-Tbin

    f. Pendapat ulama hadis :

    Ibn Said : tsiqah

    Ab Zarah : tsiqah

    Ab Htim : tsiqah

    Ab Abdurrahman an-Nas : tsiqah

    4. Ibnu Ajlan

    a. Nama lengkap : Muhammad bin Ajlan al-Qarasy Ab Abdullah al-

    Qarasy, lahir di Madinah wafat pada tahun 148 H.66

    b. Guru-guru : Ibrahm bin Abdullah bin Hunain, Zaid bin Aslan, Said

    bin Ibrhm, Said bin Ab Said al-Maqbur, Suhail bin Ab Sal.

    64

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 438. 65 Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 703. 66

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut:

    Muassasah al-Risalah, 1983), juz 11, h. 235.

  • 38

    c. Murid-murid : Ismal bin Jafar, Bisyr bin al-Mafadl, Htim bin

    Isml, Khlid bin al-Hrits, Dwud bin Qais al-Fari, Sad bin Ab

    Ayb, Sulaiman bin Bill.

    d. Sighat taammul wa al-ada : an

    e. Tabaqat : 5 ; Tbin

    f. Pendapat ulama hadis :

    Ad-Dzahabi : Tsiqah

    Ab Bakar al-Baihaq : Tsiqah

    Ab Htim ar-Rz : Tsiqah

    5. Sad al-Maqbur

    a. Nama lengkap : Ab Sad bin al-Maqbur al-Masan, wafat pada tahun

    100 H di Madinah.

    b. Guru-guru : Abdullah bin Salm, Ab Hurairah, Ali bin Abi Tlib,

    Ab Said al-Khudr, Ab Syuraih bin Kaab, Umar bin Khattab.

    c. Murid-murid : Abdullah bin Sad, Amr bin Ab Umar,

    Muhammad bin Ajlan, Ab Sakhar Hamd bin Ziyd..67

    d. Sighat taammul wa al-ada : an

    e. Tabaqat : 2 ; Tbin

    f. Pendapat ulama hadis :

    Amad bin Hanbal : tsiqah

    Amad bin Syuaib an-Nas : tsiqah

    Amad bin Slih al-Jail : tsiqah

    6. Ab Hurairah

    67

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 593

  • 39

    a. Nama lengkap : Ab Hurairah Abdurrahman bin Sohrin al-Daus,

    lahir di Mina pada tahun 19 H kemudian wafat pada tahun 59 H di

    Madinah.68

    b. Guru-guru : Nabi Muhammad Saw., Ab Bakar al-Sidq, Ab bin

    Kaab, Umar bin Khattb, isyah binti Ab Bakar, Asmah bin Zaid,

    al-Fadl bin al-Abbs Ibnu Abbas.

    c. Murid-murid : Abdullah bin Abbs, Anas bin Mlik, Marwn bin

    Hakim, Sad bin Said al-Maqbur, Sad bin Hayyn at-Tamm.

    d. Sighat taammul wa al-ada : an

    e. Tabaqat : 1 ; Sahb

    f. Pendapat ulama hadis :

    Ibnu Hjr : Sab

    Adz-Dzahabi : Sab

    5. Penilaian Hadis

    Setelah melakukan penelitian sanad memalui jalur hadis yang diriwayatkan

    oleh Bukhr dan Ab Dwud, dapat disimpulkan bahwa periwayat yang diteliti

    tidak ada yang dinilai negatif, semuanya berkualitas tsiqah.

    Penilaian hadis periwayatan Bukhr

    Bukhr (w. 242 H) menerima hadis dari Qutaibah (w. 240 H) dengan cara

    addatsan, para ulama menilai positif (tadil) dan Bukhr berguru dengan

    Qutaibah dan mereka dimungkinkan bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan

    dapat diterima. Qutaibah (w. 240 H) menerima hadis dari Ismil bin Jafar (w.

    180 H) dengan cara addatsan, para ulama menilai positif (tadil) dan

    68

    Jaml al-Dn Ab al-Hajjj Ysuf al-Miz, Tahdzib al-Kaml f Asm al-Rijl, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz 1, h. 834.

  • 40

    Qutaibah berguru dengan Ismil bin Jafar dan mereka dimungkinkan bertemu,

    sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ismil bin Jafar (w. 180 H)

    menerima hadis dari Utbah bin Muslim (w. 140 H) dengan cara an, para

    ulama menilai positif (tadil) dan Ismil bin Jafar pernah berguru dengan Utbah

    bin Muslim dan mereka dimungkinkan bertemu, sehingga sanadnya bersambung

    dan dapat diterima. Utbah bin Muslim (w. 140 H) menerima hadis dari Ubaid

    bin Hunain (w. 105 H) dengan cara an, para ulama menilai positif (tadil) dan

    Utbah bin Muslim pernah berguru dengan Ubaid bin Hunain dan mereka

    dimungkinkan bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

    Ubaid bin Hunain (w. 105 H) menerima hadis dari Ab Hurairah (w. 59 H)

    dengan cara an, para ulama menilai positif (tadil) dan Ubaid bin Hunain

    pernah berguru dengan Ab Hurairah dan mereka dimungkinkan bertemu,

    sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ab Hurairah menerima hadis

    dari Nabi Muhammad Saw. dengan cara an. Ab Hurairah adalah seorang

    sahabat yang tidak diragukan lagi keadil-annya, sehingga sanadnya bersambung

    dan dapat diterima.

    Dari hasil penelitian sanad, yaitu riwayat Bukhr, periwayatan dalam keadaan

    bersambung antara murid dan guru, sanad yang diteliti semuanya bersambung,

    tsiqah, tidak sydz dan tidak ada illat, sehingga dapat disimpulkan bahwa sanad

    hadis yang diriwayatkan oleh Bukhr berkualitas sahh karena semua perawi

    bersambung antara guru dan murid.

    Penilaian hadis periwayatan Ab Dwud

    Ab Dwud (w. 275 H) menerima hadis dari Amad bin Hanbal (w. 241 H)

    dengan cara addatsan, para ulama menilai positif (tadil) dan Ab Dwud

  • 41

    pernah berguru dengan Amad bin Hanbal dan dimungkinkan mereka bertemu,

    sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Amad bin Hanbal (w. 241 H)

    menerima hadis dari Ibn Mafadl (w. 186 H) dengan cara addatsan, para ulama

    menilai positif (tadil) dan memungkinkan mereka pernah bertemu dan berguru,

    sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ibn Mafadl (w. 186 H)

    menerima hadis dari Ibnu Ajlan (w. 148 H). Dengan cara an, para ulama

    menilai positif (tadil) dan memungkinkan mereka pernah bertemu dan berguru,

    sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ibnu Ajlan (w. 148 H)

    menerima hadis dari Sad al-Maqbur (w. 100 H) dengan cara an, para ulama

    menilai positif (tadil) dan mereka bertemu dan berguru, sehingga sanadnya

    bersambung dan dapat diterima. Sad al-Maqbur menerima hadis dari Ab

    Hurairah dengan cara an, para ulama menilai positif (tadil) dan mereka

    bertemu dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ab

    Hurairah menerima hadis dari Nabi Muhammad Saw. dengan cara an. Ab

    Hurairah adalah seorang sahabat yang tidak diragukan lagi keadil-annya,

    sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

    Dari hasil penelitian sanad, yaitu riwayat Ab Dwud, periwayatan dalam

    keadaan bersambung antara murid dan guru, sanad yang diteliti semuanya

    bersambung, tsiqah, tidak sydz dan tidak ada illat, sehingga dapat disimpulkan

    bahwa sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ab Dwud berkualitas sahh karena

    semua perawi bersambung antara guru dan murid.

    B. Matan Hadis

    Matan secara etimologis berarti segala sesuatu yang keras bagian atasnya.

    Bentuk jamak dari mutn dan mitn . Matan dari segala sesuatu adalah

  • 42

    bagian permukaan yang tampak darinya. Matan merupakan sesuatu yang berakhir

    pada sanad dari suatu ucapan.69

    Inti dari hadis adalah matan. Matan harus memiliki kriteria akan sabda

    kenabian, tidak bertentangan dengan al-Quran atau hadis mutawatir.70

    Dalam proses periwayatan hadis dari generasi sahabat sampai pada periwayat

    terakhir tidak hanya dilakukan secara lafdzi (lafaz yang sama), namun juga

    melalui periwayatan maknawi. Hal ini sangat jauh berbeda dengan al-Quran yang

    semuanya diriwayatkan secara lafdzi dan mutawatir.

    Para jumhur ulama telah mencoba merumuskan langkah-langkah penelitian

    matan hadis dengan menyusun beberapa prinsip pokok, sebagai berikut:

    1. Tidak bertentangan dengan hadis mutawatir yang statusnya lebih kuat

    atau sunnah yang lebih masyhur atau hadis ahad.

    2. Tidak bertentangan dengan ajaran pokok Islam.

    3. Tidak bertentangan dengan al-Quran

    4. Tidak bertentangan dengan kebenaran ilmiah, indera dan akal.

    5. Tidak bertentangan dengan fakta sejarah atau sirah nabawiyah yang

    sahh.71

    Berdasarkan beberapa kriteria kesahhan matan tersebut, maka hadis Bukhr

    menurut penulis telah memenuhi kriteria kesahhan sebuah matan hadis. Namun

    ada sebagian yang menolak hadis ini dengan alasan karena bertentangan dengan

    logika, diantaranya Mahmud Ab Rayyah. Namun banyak ulama yang

    membantah argumen Ab Rayyah.

    69

    Muhammad Ajaj Al-Khathib, Ushul Al-Hadits Pokok-Pokok Ilmu Hadits, (Jakarta:

    Gaya Media Pratama 2013), h. 12. 70

    Suryadi dan M Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadis, (Yogyakarta: Teras dan TH Press 2009), h. 101.

    71 Suryadi, Metodologi Penelitian Hadis, h. 146-147.

  • 43

    Abdur Rahman bin Yahya Al-Muallimi berkata ketika membantah Ab

    Rayyah: Seluruh ahli kedokteran mengaku bahwa mereka tidak mengilmui

    segala sesuatu. Karenanya mereka selalu mengadakan penelitian dan penyelidikan

    satu demi satu. Lantas mengapa Ab Rayyah dan orang-orang semisalnya tidak

    percaya kalau Allah mengajarkan pada Rasul-Nya ilmu yang belum dijangkau

    oleh ilmu kedokteran padahal Sang Pencipta dan Pengatur adalah syariat.72

    Hadis ini merupakan informasi dari Nabi. Sedangkan Nabi tidak mungkin

    berbicara berdasarkan hawa nafsunya, tetapi wahyu dari Allah.

    Keseluruhan hadis-hadis tersebut meskipun mempunyai lafal matan, yaitu

    pada lafal yang sebagian menggunakan kata f syarbi sedangkan dalam lafal

    hadis lainnya memakai kata f ini namun saya melihat bahwa keseluruhan matan

    tersebut bisa dipahami sebagai sebuah kesatuan makna yang integral dan tidak

    menyebabkan kontradiksi pemahaman. Al-Mufradat (kosa kata) dalam matan

    hadis adalah jatuh waqaa = saqata, lalat adz-dzubb, wadah/tempat f syarbi =

    f ini, minum ghamsa dari kata falyaghsimhu, membenamkan/mencelupkan

    (mencabut = nazaa dari kata liyanziuhu), sayap (janaha dari kata janahayhi),

    penyakit (dan = marid = allaha), pengobatan/obat (syifan = alja).73

    Dengan demikian dilakukan kritik matan bahwa matan hadis sayap lalat tidak

    bertentangan dengan pendekatan bahasa maupun pendekatan ilmu pengetahuan,

    oleh karena itu hasil penelitian ini memperkokoh kebenaran hadis tersebut.

    C. Asbabul Wurud

    Para ahli bahasa mendefinisikan sebab sebagaimana tali (al-hablu).

    Sementara dalam Lisn al-Arab disebutkan bahwa sebab secara bahasa adalah

    72

    Al-Anwar al-Kasyifah, h. 221. 73

    Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta:

    Multi Karya Grafika. 1996) cet. 9.

  • 44

    hadzl (ekor). Ia diartkan sebagai segala sesuatu yang menyambungkan sesuatu

    kepada yang lainnya. Kemudian para ahli urf secara umum menyebutkan pada

    segala sesuatu yang memperantai kepada sesuatu yang dimaksud.

    Para ulama syariah mendefinisikan bahwa ia merupakan jalam untuk sampai

    kepada suatu hukum yang tididak dapat dipengaruhi. Sementara mengenai al-

    wurd mereka mengatakan Al-wurd dan al-mawrid berarti al manhil yaitu

    sumber atau tempat yang banyak air, atau air yang keluar.

    Sementara para ahli hadis tidak meninggalkan sebuah definisi yang jelas

    mengenai hal ini. Bisa jadi mereka melewatkannya karena menganggap bahwa hal

    ini sudah cukup jelas, atau sudah mendekati dengan apa yang disebutkan oleh

    ulama syariah. Dapat disimpulkan bahwa asbabul wurud merupakan jalan untuk

    menentukan maksud dari sebuah hadis, dari segi umum atau khusus, muthlaq atau

    muqayyad, atau adanya pergantian (naskh) dan sebagainya. Atau juga

    didefinisikan yaitu yang menyebabkan keluarnya sebuah hadis pada hari

    kejadiannya.74

    Sesuai dengan namanya, ilmu ini menyingkap sebab-sebab timbulnya hadis.

    Kalau di dalam al-Quran dikenal ada Ilmu Asbab al-Nuzul, di dalam Ilmu hadis

    ada Ilmu Asbab wurud al-Hadis. Terkadang ada hadis yang apabila tidak

    diketahui sebab turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika

    hendak diamalkan.

    Di samping itu, Asbab wurud al-Hadis mempunyai fungsi lain untuk

    memahami ajaran Islam secara komprehensif. Asbabul wurud dapat juga

    membantu mengetahui mana yang datang terlebih dahulu di antara dua hadis yang

    74

    Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Asbab Wurud al-Hadits, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2014), h. 45-46.

  • 45

    bertentangan. Karenanya tidak mustahil kalau ada beberapa ulama yang tertarik

    untuk menulis tema semacam ini. Misalnya, Abu Hafs al-Akbr (380 456 H),

    Ibrhm ibn Muhammad ibn Kamaluddn, yang lebih dikenal dengan Ibn Hamzah

    al-Husaini al-Dimasyq (1054 1120 H) dengan karyanya Al-Bayan wa al-Tarif

    fi Asbab Wurud al-Hadits al-Syarif.

    Asbabul wurud hadis seringkali tidak diriwayatkan bersama hadisnya karena

    periwayat lebih mementingkan bunyi atau matan hadis itu dari pada bertele-tele

    menyebut latar belakang munculnya. Tetapi ada banyak juga hadis yang

    diriwayatkan bersama dengan sebab wurud-nya.75

    Dalam penelitian ini penulis sudah mencari Asbab wurud hadis tentang sayap

    lalat dari kitab Asbab Wurud karangan Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanfi Ad

    Dimasyiq jilid I dan II, Asbab Wurud al-Hadits karangan Imam Jalaluddin As-

    Suyuthi. Dari kedua kitab tersebut tidak ditemukan Asbabul wurud hadis ini.

    Tetapi dalam hadis lain yang berkaitan yaitu:

    :

    Berobatlah kalian hai hamba Allah, sesungguhnya Allah SWT

    tidak menjadikan penyakit melainkan Dia menjadikan obat pula

    baginya kecuali penyakit yang satu: tua.76

    Allah yang mendatangkan penyakit dan Allah pula yang menjadikan obatnya,

    maka dalam hadis sayap lalat tidak perlu diragukan lagi kebenarannya. Ibnu Jauz

    mengatakan bahwa lebah saja dapat mengeluarkan madunya dari arah atas dan

    75

    Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Hostoris dan Metodologis, (Yogyakarta: Tiara Wacana

    Yogya, 2011), h. 143-144. 76

    Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Asbab Wurud al-Hadits, h. 46.

  • 46

    mengeluarkan racunnya dari arah bawah.77

    Hal serupa sama dengan hadis lalat

    yang dalah satu sayapnya ada penyakit dan sayap yang lainnya terdapat penawar.

    D. Hadis Sayap Lalat Menurut Muadditsin

    Para ulama bersepakat bahwa hadis ini telah diriwayatkan oleh para ahli hadis

    yang terpecaya dalam kitab-kitab mereka. Salah satunya adalah imam ahli hadis

    besar, Imam al-Bukhr dalam kitab sahh-nya. Imam al-Nawawi berkata dalam

    Muqaddimah Syarh Sahh Muslim para ulama semoga Allah merahmati mereka-

    telah bersepakat bahwa kitab yang paling sahh setelah al-Quran yang mulia

    adalah dua kitab sahh yaitu Bukhr dan Muslim serta diterima oleh umat. Dan

    kitab Imam al-Bukhr lebih sahh dan lebih banyak faedah dan pengetahuannya

    secara nampak dan tersembunyi.78

    1. Kualitas Hadis Menurut Pendapat Muhadditsin

    Abdul Aziz ibn Abdillah ibn Baz mengatakan bahwa hadis tentang lalat

    tersebut berderajat sahh. Diriwayatkan Imam al-Bukhr dalam sahh-nya dan

    mempunyai syahid (penguat) dari hadis Abu Said al-Khudri dan Anas bin Malik.

    Seluruhnya sahh dan diterima oleh umat Islam. Barang siapa yang mencela hadis

    ini, berarti dia salah dan jahil, tidak boleh dianggap perkataannya. Beliau juga

    mengatakan bahwa sebuah kesalahan besar bagi orang yang menganggap bahwa

    hadis ini berkaitan dengan urusan dunia saja.

    Abdul Aziz mempertegas argumennya dengan mengatakan bahwa Nabi

    Muhammad Saw., tidak pernah bersabda dengan kata saya menyangka tetapi

    77

    Ibn ajar al-Asqaln, Fat al-Br, Jilid 10, h. 252. 78

    Imam al-Nawawi, al-Minhaj Syarh Sahh Muslim Ibn al-Hajjaj, Jilid I, h. 24.

  • 47

    dengan tegas dan perintah. Ini menunjukkan sebuah perintah dan syariat dari

    Nabi pada umatnya, Nabi pun tidak mungkin berbicara dengan hawa nafsu, tetapi

    hanya dari wahyu saja.

    Hadis di atas merupakan hadis sahh yang sebagian ulama menilainya sebagai

    hadis musykil. Hal ini disebabkan ketidakrasionalnya kandungan yang termuat di

    dalamnya.79

    Berbagai komentar terhadap kandungan hadis tersebut, misalnya

    bahwa sebagai berikut Lalat biasa hinggap di tempat-tempat kotor, penuh dengan

    kuman-kuman penyakit. Ia juga makan dari hal-hal kotor itu, membawa kuman

    dengan seluruh badannya. Ma