lalat makalah
-
Upload
diani-pande -
Category
Documents
-
view
92 -
download
5
description
Transcript of lalat makalah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering melihat banyak serangga di sekitar perumahan.
Sebagian besar dari serangga tersebut dapat merugikan manusia. Diantaranya adalah kutu,
nyamuk, lalat, jangkrik, dan lain – lain. Tetapi pada makalah ini yang akan di bahas adalah lalat.
Mengapa lalat? Lalat adalah serangga yang paling unik diantara lainnya karena lalat memiliki
kebiasaan yang aneh yaitu suka menghinggapi benda yang beraroma busuk/menyengat.
Dewasa ini kita lihat perkembangan lalat semakin banyak. Lalat menurut sebagian orang
adalah binatang yang lucu karena bentuk tubuhnya yang kecil, tetapi menurut kebanyakan orang
lalat adalah binatang yang sangat menjijikan karena hidupnya ditempat kotor dan jorok yang
penuh dengan bakteri dan kuman yang dapat menimbulkan penyakit.
Lalat adalah salah satu serangga yang termasuk ke dalam ordo Diptera. Beberapa spesies lalat
merupakan spesies yang paling berperan dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai
vektor penularan penyakit. Peranan lalat dalam menyebarkan penyakit adalah sebagai vektor
mekanik dan vektor biologis. Sebagai vektor mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui
anggota tubuhnya. Tubuh lalat mempunyai banyak bulu-bulu terutama pada kakinya. Bulu-bulu
yang terdapat pada kaki mengandung semacam cairan perekat sehingga benda-benda yang kecil
mudah melekat pada benda disekitarnya. Serangga lalat merupakan hewan yang hidup dan
berkembang biak di tempat-tempat kotor dan berbau busuk. Serangga kecil ini sangat
mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup, mata majemuknya terdiri atas ribuan lensa dan
sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang
akurat. Saat ini, ditemukan tidak kurang dari 60.000 – 100.000 spesies lalat di dunia.
Lalat yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat mulai diperhitungkan terutama
setelah timbulnya masalah sampah yang merupakan dampak negatif dari pertambahan penduduk.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengundang lalat untuk datang dan berkontak
dengan manusia. Dengan didorong oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan higenis
dan sanitasi, pada akhirnya lalat akan menimbulkan masalah kesehatan masyarakat secara luas
baik dari segi estetika sampai penularan penyakit.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu ;
1.2.1 Apakah tujuan lalat menghinggapi benda yang berbau busuk?
1.2.2 Apakah yang menyebabkan lalat suka menghinggapi bau busuk?
1.2.3 Mengapa lalat meletakkan telurnya pada benda yang berbau busuk?
1.2.4 Apakah dampak dari lingkungan yang kotor mempengaruhi fase kehidupan lalat?
1.2.5 Apakah akibat dari pola perilaku lalat yang suka menghinggapi benda busuk?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui tujuan lalat menghinggapi benda berbau busuk.
1.3.2 Untuk mengetahui penyebab lalat suka menghinggapi bau busuk.
1.3.3 Untuk memahami mengapa lalat meletakkan telurnya pada benda yang berbau
busuk.
1.3.4 Memahami dampak dari lingkungan yang kotor dalam mempengaruhi fase
kehidupan lalat.
1.3.5 Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pola perilaku lalat yang suka
menghinggapi benda busuk.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1.4.1 Menambah wawasa mengenai perilaku lalat yang suka menghinggapi beda yang
berbau busuk.
1.4.2 Dapat mengetahui penyebab lalat suka menghinggapi benda busuk.
1.4.3 Agar mengetahui mengapa lalat meletakkan telurnya pada benda yang berbau
busuk
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Upakelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Superordo : Endopterygota
Ordo : Diptera
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara
morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya;
lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang. Lalat umumnya mempunyai
sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat
terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit
yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di
suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut
Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri
atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan
tiga dimensi yang akurat. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ
pendengaran yang sangat canggih.
Adanya satu pasang paten, sayap metathoracic membedakan lalat dari serangga lain,
seperti lalat capung, capung, damselflies, stoneflies, whiteflies, kunang-kunang, alderflies,
dobsonflies, snakeflies, sawflies, caddisflies , kupu-kupu atau scorpionflies. Namun, beberapa
lalat memiliki sayap sekunder, misalnya banyak anggota superfamili Hippoboscoidea dan
beberapa spesies yang inquilines di koloni serangga sosial.
Lalat terdiri 240.000 spesies diperkirakan nyamuk, ngengat, pengusir hama dan lain-lain.
lalat memiliki peranan yang sangat penting baik dari segi ekologi dan manusia (medis dan
ekonomi). Lalat, khususnya nyamuk (Culicidae), adalah sangat penting sebagai penyebar
3
penyakit, bertindak sebagai vektor untuk malaria, demam berdarah, virus West Nile, demam
kuning, ensefalitis dan penyakit menular lainnya.
Terdapat beberapa jenis lalat. Jenis-jenis lalat ini berbeda dari ciri fisik, pola hidup,
maupun kebiasaaan serta penyakit yang ditularkan. Jenis-jenis lalat yang sudah diklasifikasikan
adalah sebagai berikut:
2.1 Lalat rumah (Musca domestica)
Ini jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara jenis-jenis lalat rumah. Karena
fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit disertai jumlahnya yang
banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka jenis lalat Musca
domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari sudut kesehatan manusia.
Dalam waktu 4-20 hari setelah muncul dari stadium larva, lalat betina sudah bisa mulai
bertelur. Telur-telur putih, berbentuk oval dengan ukuran panjang ± 1 mm. Setiap kali bertelur
diletakkan 75-150 telur. Seekor lalat biasanya diletakkan dalam retak-retak dari medium
pembiakan pada bagian-bagian yang tidak terkena sinar matahari. Pada suhu panas telur-telur ini
menetas dalam waktu 12-24 jam dan larva-larva yang muncul masuk lebih jauh ke dalam
medium sambil memakannya.
Setelah 3-24 hari, biasanya 4-7 hari, larva-larva itu berubah menjadi pupa. Larva - larva
akan mati pada suhu yang terlalu panas. Suhu yang disukai ± 30-35°C, tetapi pada waktu akan
menjadi pupa mereka mencari tempat-tempat yang lebih dingin dan lebih kering.
Pupa berbentuk lonjong ± 7 mm panjang, dan berwarna merah coklat tua. Biasanya pupa
terdapat pada pinggir medium yang kering atau didalam tanah. Stadium pupa berlangsung 4-5
hari, bisa juga 3 hari pada suhu 35°C atau beberapa minggu pada suhu rendah.
4
Lalat dewasa keluar dari pupa, kalau perlu menembus keluar dari tanah, kemudian jalan-
jalan sampai sayap-sayapnya berkembang, mengering dan mengeras. Ini terjadi dalam waktu 1
jam pada suhu panas sampai 15 jam untuk ia bisa terbang. Lalat dewasa bisa kawin setiap saat
setelah ia bisa terbang dan bertelur dalam waktu 4-20 hari setelah keluar dari pupa. Jangka waktu
minimum untuk satu siklus hidup lengkap 8 hari pada kondisi yang menguntungkan.
Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin,
mereka paling aktif pada suhu 32,5°C dan akan mati pada suhu 45°C. Mereka melampaui musim
dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif
terlindung seperti kandang ternak dan gudang-gudang (Santi, 2001).
2.2 Lalat kecil (Fannia canicularis)
Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh lebih
kecil. Mereka membiak di kotoran manusia dan hewan dan juga dibagian- bagian tumbuhan yang
membusuk, misalnya di tumpukan rumput yang membusuk.
2.3 Lalat kandang (Stomaxys calaitrans)
Mereka menyerupai lalat rumah biasa, tetapi mereka mempunyai kebiasaan untuk
menggigit. Tempat pembiakan hanya di tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus hidupnya
21-25 hari. Jenis lalat ini tidak penting untuk tranmisi penyakit manusia tetapi mereka bisa
memindahkan penyakit-penyakit pada binatang.
2.4 Lalat hijau (Lucilia sertica)
5
Jenis-jenis ini meletakkan telur-telur mereka pada daging. Jenis-jenis lalat ini lebih jarang
masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran daripada lalat rumah biasa, karena itu mereka
dianggap tidak terlalu penting sebagai vektor penyakit manusia.
2.5 Lalat daging (Sarcophaga)
Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya pemakan daging. Ukuran
mereka besar dan terdapat bintik meraka pada ujung badan mereka.
Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam daging,
tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang. Beberapa jenis tidak bertelur tetapi
mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena
itu mereka tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa
menyebabkan myasis pada manusia
BAB III
6
PEMBAHASAN
3.1 Tujuan Lalat Menghinggapi Benda yang Berbau Busuk
3.1.1 Sebagai sumber nutrisi dan untuk menyebarkan penyakit
Lalat menurut sebagian orang merupakan binatang yang menggemaskan karena ukuran
tubuhnya yang kecil. Tetapi kebanyakan orang juga berkomentar bahwa lalat merupakan
serangga yang menjijikkan tanpa memiliki nilai guna sama sekali. Selain itu lalat tidak disukai
karena kebiasaan buruknya yang senang hinggap di tempat yang kotor dan berbau busuk.
Padahal biasanya serangga – serangga lainnya lebih menyukai benda-benda yang manis dan
harum. Lalu apa tujuan lalat hinggap pada makanan busuk? Hal ini disebabkan karena lalat
mengambil nutrisi dari kotoran tersebut. Dimana lalat akan memuntahkan air liurnya pada benda
busuk kemudian memakannya kembali.
Beberapa spesies lalat merupakan spesies yang paling berperan dalam masalah kesehatan
masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit. Peranan lalat dalam menyebarkan penyakit
adalah sebagai vektor mekanik dan vektor biologis. Sebagai vektor mekanis lalat membawa
bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuhnya. Tubuh lalat mempunyai banyak bulu-bulu
terutama pada kakinya. Bulu-bulu yang terdapat pada kaki mengandung semacam cairan perekat
sehingga benda-benda yang kecil mudah melekat. Bermacam-macam mikroorganisme penyebab
penyakit menempel di kaki lalat dan rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya. Berbagai
penyakit yang disebabkan oleh lalat biasanya berhubungan dengan saluran pencernaan. karena
perpindahan kuman dan mikroorganisme dari lalat ke dalam tubuh manusia terjadi secara
mekanis. Lalat dari tempat kotor dan busuk kemudian hinggap di makanan sehingga makanan
terkontaminasi. Mikroorganisme akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan itu.
Lima jenis bakteri yang terdapat pada permukaan luar tubuh lalat yang terdiri dari empat jenis
bakteri Enterobacteriaceae yaitu, Enterobacter aerogenes, Escherichia coli, Proteus sp. dan
Serratia marcescens serta satu jenis bakteri basil dari genus Bacillus sp.
Ada beberapa jenis lalat yang perlu diwaspadai diantaranya adalah antaranya lalat rumah
(Musca domestica), lalat hijau (Lucilla seritica), lalat biru (Calliphora vornituria), dan lalat
latirine (Fannia canicularis). Dari keempat jenis lalat tersebut, lalat rumahlah yang dapat
menularkan penyakit di sekitar lingkungan rumah tangga terkait produksi sampah yang semakin
7
besar karena terjadinya kepadatan penduduk. Lalat ini sering dijumpai diantara tumpukan –
tumpukan sampah yang mengandung zat – zat organik yang membusuk. Sampah yang tidak
dikelola dengan baik akan dapat berpengaruh pada kontak manusia dengan lalat.
3.1.2 Tempat menaruh telur
Selain lalat menyebarkan penyakit, ia juga hinggap di tempat kotor dan berbau busuk
karena lalat berkembang biak di sana. Metamorphosis lalat dimulai dari telur hasil fertilisasi.
Lalat memiliki tingkatan jumlah reproduksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan serangga
lainnya. Selain itu laju produksinya juga lebih dibandingkan jenis serangga lain. Hal ini
disebabkan kemampuan mereka dalam hal kawin sangat efisien juga efektif terlebih pada musim
kawin. Setelah proses fertilisasi, induk lalat akan bertelur. Biasanya ia melekatkan telurnya ke
dalam sumber makanan misalnya buah yang hampir busuk. Kemudian perkembangan
selanjutnya adalah perubahan telur menjadi larva.
3.2 Penyebab Lalat Menghingapi Bau Busuk
Lingkungan yang kotor dan banyak timbunan sampah merupakan lingkungan yang sangat
disukai oleh lalat. Hal ini disebabkan karena lingkungan tersebut merupakan tempat tinggal
alami bagi lalat. Hal ini dikarenakan di tempat ini merupakan tempat ideal bagi lalat untuk
berkembang biak. Lalat membutuhkan tempat dengan suhu yang lembab (diatas 14 derajat
celcius dan dibawah 45 derajat celcius) untuk menetaskan telurnya. Selain itu tempat-tempat
yang memiliki persediaan makan yang cukup juga merupakan tempat favorit bagi lalat untuk
berkembang biak. Karena selain suhu yang lembab, lalat biasanya meletakan telurnya di tempat
yang memiliki persediaan makanan yang cukup. Tempat sampah, kotoran, dan bangkai hewan
adalah tempat yang sangat disenangi oleh lalat untuk meletakan telurnya.
8
3.3 Cara Meletakkan Telur Lalat pada Benda yang Berbau Busuk
Serangga lalat merupakan hewan yang hidup dan berkembang biak di tempat-tempat
kotor dan berbau busuk. Serangga kecil ini sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan
hidup, mata majemuknya terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan.
Dalam siklus perkembangbiakkannya, lalat mengalami 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa
dan lalat dewasa. 1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan
waktu sekitar 7-10 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25 hari.
Dalam waktu 3-4 hari, seekor lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 500 butir.
Dalam proses penetasan telurnya, biasa induk lalat meletakkan pada benda - benda yang bebau
busuk. Hal tersebut dikarenakan pada proses penetasan telur - telur lalat tersebut membutuhkan
suhu yang panas dan lembab, suhu tersebut hanya tersedia pada tersedianya bahan makananan.
Jika telur lalat dilatakkan pada suhu yang rendah, maka telur ini tidak akan menetas (dibawah 12
–13 º C).
3.4 Lalat
3.5 Akibat yang Ditimbulkan Lalat
Pola perilaku lalat yang suka menghinggapi benda busuk tentu saja memiliki dampak
bagi kehidupan organisme lainnya. Tentu saja kebiasaan lalat tersebut dapat menyebabkan
berbagai macam masalah kesehatan.
9
Jenis lalat yang perlu diwaspadai di antaranya lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau
(Lucilla seritica), lalat biru (Calliphora vornituria), dan lalat latirine (Fannia canicularis). Dari
keempat jenis tersebut, lalat rumah adalah yang paling dikenal sebagai pembawa penyakit. dan
banyak dijumpai di tempat-tempat yang terdapat sampah basah hasil buangan rumah tangga,
terutama yang kaya zat-zat organik yang sedang membusuk.
Kebiasaan lalat rumah yang suka berpindah dari tempat-tempat seperti kotoran manusia,
kotoran hewan, bangkai, tumpukan sampah dan sebagainya menjadikan lalat rumah sebagai
kandidat yang ideal untuk memindahkan penyakit seperti kolera, sigellosis dan salmonellosis.
Lalat rumah tersebar merata di berbagai penjuru dunia dan beberapa penyakit yang dapat
ditularkan melalui makanan oleh lalat ini adalah disentri, kholera, typhoid, diare dan gatal-gatal
pada kulit. Lalat rumah juga dapat menularkan berbagai jenis virus seperti virus polio, virus
coxsackie, virus hepatitis, berbagai macam bakteri terutama bakteri enterik seperti disentri
basiler (Shigella), kolera, typhoid, paratyphoid (Salmonella),anth- rax dan berbagai macam
kokus. Lalat juga bertindak sebagai vektor dari beberapa parasit protozoa seperti disentri amoeba
(Entamoeba, Giardia), dan telur dari beberapa jenis cacing pita. Bermacam-macam
mikroorganisme penyebab penyakit menempel di kaki lalat dan rambut-rambut halus di sekujur
tubuhnya. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat biasanya berhubungan dengan saluran
pencernaan karena perpindahan kuman dan mikroorganisme dari lalat ke dalam tubuh manusia
terjadi secara mekanis. Lalat dari tempat kotor dan busuk kemudian hinggap di makanan
sehingga makanan terkontaminasi. Mikroorganisme akan masuk ke dalam tubuh bersamaan
dengan makanan itu. Lima jenis bakteri yang terdapat pada permukaan luar tubuh lalat yang
terdiri dari empat jenis bakteri Enterobacteriaceae yaitu Enterobacter aerogenes, Escherichia coli,
Proteus sp. dan Serratia marcescens serta satu jenis bakteri basil dari genus Bacillus sp. Lalat
juga menularkan penyakit antara lain virus, bakteri, protozoa dan telur cacing yang menempel
pada tubuh lalat dan ini tergantung dari spesiesnya. Lalat Musca domestica dapat membawa telur
cacing (Oxyrus vermicularis, Tricuris trichiura, Cacing tambang, dan Ascaris lumbricoides),
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia, dan Balantidium coli), bakteri usus
(Salmonella, Shigella dan Eschericia coli), Virus polio, Treponema pertenue (penyebab
frambusia), dan Mycobacterium tuberculosis. Lalat domestica dapat bertindak sebagai vector
10
penyakit typus, disentri, kolera, dan penyakit kulit. Lalat Sarcophaga dapat menularkan penyakit
myasis kulit, hidung, sinus, jaringan vagina dan usus.
Lalat rumah (Musca domestica)
Penyakit-penyakit yang biasanya ditularkan melalui lalat antara lain:
3.5.1 Estamoeba dysenteriae
Entamorba hestolyca adalah Organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia,
kucing, anjing dan babi. Vektornya adalah musca domestica (lalat rumah) dan kecoa. Penularan
terjadi karena makanan atau minuman yangterkontaminasi oleh kista yang dibawa oleh
vektor.Gejala yang dapat ditmbulkan antara lain; sering buang air besar, fesesnyasedikit-sedikit
dengan lendir dan darah, dan biasanya disertai rasa sakit diperut (kram perut), dan biasanya tidak
demam.Upaya pencegahannya dengan perbaikan sanitasi lingkungan, dan
pencegahankontaminasi makanan, pembasmian vektor serta perbaikan cara pembuangan kotoran
yang baik serta cuci tangan setelah defakasi.
3.5.2 Penyakit kala-azhar
Penyakit kala-azhar adalah penyakit yang disebabkan oleh Golongan protozoa yaitu
laishmania donovani. Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomus sp. Gejalanya antara
lain; deman tinggi, menggigil, muntah-muntah. Terjadi pengurusan badan dan hepar bengkak.
Bila tidak diobati menyebabkan kematian. Upaya pencegahannya adalah dengan pencegahan
penderita, menghilangkan sampah yang busuk (tempat perkembang biakan lalat), dan
menghindari gigitan.
11
3.5.3 Penyakit leishmaniasis
Penyakit leishmaniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Golongan protozoa
yaitu laishmania tropica. Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomuss. Gejalanya
adalah terjadinya kupula ditempat gigitan, kulit tertutupikerak dan keluarnya exudate yang
lengket serta terjadinya kerusakan jaringan. Upaya pencegahan dengan penutupan kulit dan
pemberantasan serangga.
3.5.4 Penyakit mucocutaneus
Penyakit mucocutaneus merupakan penyakit yang disebabkan oleh golongan protozoa
yaitu laishmania braziliensis. Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomus sp. Gejalanya
adalah terjadinya papula berwarna merah pada tempatgigitan dan terjadinya perubahan bentuk
pada permukaan yang digigit.
3.5.5 Sleeping sickness (penyakit tidur)
Sleeping sickness merupakan penyakit yang disebabkan oleh golongan protozoa
trypanosoma gambiense. Vektornya adalah lalat glossina sp. Gejala meliputitiga fase, yaitu fase
(1) dimana Trypanosoma gambiense berada dalam tubuh, fase (2) dimana berada dalam jaringan
dan fase (3) berada dalam susunan syaraf. Fase (1) dengan gejala rasa gatal pada tempat gigitan
dan diikuti demam, sakitkepal, menggil dan kehilangan nafsu makan. Fase (2) dengan gejala
pembengkakan kelenjar getah bening, liver, sakit kepala, sakit sendi-sendi, lamah dan ruam
dikulit. Fase (3) dengan gejala lemah, malas, tubuh kaku dan tidur dengan tidak terkendali.
3.5.6 Penyakit onchocerca volvulus
Penyakit ini disebabkan oleh Cacing onchocerca volvulus. Vektornya adalah lalat
penghisap darah (Simulum sp). Penyakit yang ditimbulkan adalah radang pada tempat gigitan
dan diikuti dengan adanya tonjolan. Perkembangan nodula sangat lambat dan dalam waktu 3-4
tahun hanya mencapai ukuran 2-3 cm. Bila infeksi tonjolan mengenai mata menyebabkan
kebutaan. Upaya pendegahan dengan menghindari gigitan, pemberantasan nyamuk dan
pengobatan penderita.
12
3.5.7 Calabar (calabar swelling)
Penyakit calabar (calabar swelling). Merupakan penyakit yang sebabkan oleh cacing loa-
loa.Vektor cacing ini adalah lalat tabanid genus chrysops. Gelaja penyakit ini adalah
pembengkakan jaringan adan terjadi benjolan sebesar telur ayam. Upaya pendegahan dengan
menghindari gigitan, pemberantasan serangga dan pengobatan penderita.
Oleh karena itu, makanan yang telah dihinggapi lalat sebaiknya tidak dikonsumsi oleh
manusia dan tidak masuk ke dalam pencernaan kita yang sehat, seperti yang telah diuraikan
pernyataan diatas bahwa lalat membawa mikroorganisme menyebab penyakit yang ditularkan ke
manusia melalui makanan yang dihinggapi lalat tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa lalat merupakan anggota dari kelas
insecta yang berukuran kecil. Terdapat berbagai jenis lalat yang ada di dunia.Lalat dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit. Lalat memiliki kebiasaan buruk yaitu suka hinggap di
tempat yang kotor dan berbau busuk. Tujuannya adalah untuk mencari sumber untuk
menyebarkan penyakit dan tempat meletakkan telur. Oleh karena itu, kita harus menjaga
kebersihan lingkungan sekitar agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lalat.
3.2 Saran
Dari makalah yang kami paparkan, kami menyarankan agar para pembaca lebih menjaga
kesehatan dengan cara lebih berhati – hati dalam mengonsumsi makanan, menjaga kebersihan
lingkungan karena lingkungan yang kotor merupakan sumber dari berbagai penyakit yang juga
dapat disebabkan oleh serangga – serangga yang berkeliaran di sekitar kita seperti contohnya
lalat yang seperti kami bahas pada makalah ini.
14