Studi Kasus Permasalah Belajar

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan dan pembelajaran peserta didik adalah komponen masukan dalam proses pendidikan sebagai suatu organisme yang hidup memerlukan bimbingan dan lingkungan yang dapat mengarahkan mereka kepada keberhasilan dalam mereka belajar dan menempuh pendidikan. Guru, orang tua dan lingkungan yang baik sangat menunjang keberhasilan mereka dalam menempuh pendidikan disekolah. Siswapun dapat menangkap pelajaran yang disampaikan oleh guru apabila pelajara yang disampaikan tersebut dapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan serta sesuai dengan kapasitas mereka dalam mengikuti proses belajar mengajar. Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, kadang- 1

Transcript of Studi Kasus Permasalah Belajar

Page 1: Studi Kasus Permasalah Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, pendidikan

adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan dan pembelajaran

peserta didik adalah komponen masukan dalam proses pendidikan sebagai

suatu organisme yang hidup memerlukan bimbingan dan lingkungan yang

dapat mengarahkan mereka kepada keberhasilan dalam mereka belajar dan

menempuh pendidikan.

Guru, orang tua dan lingkungan yang baik sangat menunjang keberhasilan

mereka dalam menempuh pendidikan disekolah. Siswapun dapat menangkap

pelajaran yang disampaikan oleh guru apabila pelajara yang disampaikan

tersebut dapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan serta sesuai dengan

kapasitas mereka dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung

secara wajar, kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang

dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang merasa amat sulit.

Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit

untuk mengadakan konsentrasi, demikian kenyataan yang sering kita jumpai

pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan

aktivitas belajar.

Setiap individu memang tidak ada yang sama perbedaan individu inilah yang

menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan peserta didik. Dalam

keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,

itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.

1

Page 2: Studi Kasus Permasalah Belajar

Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor inteligensi yang

rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor

non inteligensi. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin

keberhasilan belajar.

Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada peserta

didik maka para pendidik atau konselor perlu memahami masalah-masalah

yang berhubungan dengan kesulitan belajar dan mampu mengidentifikasikan

masalah kesulitan belajar tersebut.

B. Orientasi Sekolah

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda adalah Madrasah Ibtidaiyah

(MI/SD) yang beralamat di Jalan Raya Tunggul Pamenang Kecamatan

Adiluwih Kabupaten Pringsewu.

Sekolah ini berdiri pada tahun 1971 dengan sudah mengalami pergantian

kepala sekolah sebanyak 4 (empat) kali periode yaitu:

1. Bapak M Ridwan

2. Bapak Wagio, S.Pd

3. Bapak Drs. Poniran M Rois

4. Bapak Upriya Gusnadi Muslim, S.Pd.I (sekarang)

Dan sekolah ini merupakan sekolah swasta dibawah naungan Yayasan Al

Hidayah sebanyal 25 orang dengan 2 orang PNS dan selebihnya merupakan

guru honorer.

Sekitar pada tahun 1999-an sekolah ini pernah akan dijadikan sebagai Sekolah

Negeri/Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) tetapi dengan berbagai

pertimbangan salah satunya yaitu apabila dijadikan sekolah negeri maka

yayasan Al Hidayah akan runtuh. Jadi sampai sekarang sekolah ini masih

2

Page 3: Studi Kasus Permasalah Belajar

merupakan sekolah swasta dan keteangan mengenai fasilitas ataupun keadaan

kurikulum sekolah ini adalah:

1. Metode mengajar/pengajaran

Metode mengajar yang digunakan oleh guru di MI ini adalah

menggunakan metode yang menyenangkan dan disesuaikan dengan materi

yang disampaikan/sesuai mata pelajaran yang disampaikan seperti dengan

metode ceramah, pemberian tugas, metode dikte, diskusi, meragakan dan

lain-lain.

2. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan sudah menggunakan KTSP walaupun masih

belum sepenuhnya berjalan dengan baik karena dengan berbagai kendala

yaitu:

a. Terbatasnya buku paket

b. Kurang tersedianya tutor yang benar-benar paham prinsip-prinsip

maupun penerapan KTSP

c. Tidak semua guru di sekolah MI memperoleh kesempatan untuk

mengikuti penataran, loka karya dan penjelasan yang terkait dengan

pelaksanaan KTSP

3. Relasi guru dengan siswa

Untuk relasi antara guru dengan siswa di MI Miftahul Huda ini terjalin

dengan biak. Di sekolah ini guru berperan sebagai orang tua didik

memberikan bimbingan dan nasehat bukan hanya mengajar di kelas saja

walaupun ada beberapa guru yang kurang disukai siswa dengan alasan

galak yang semua ini penulis dapat berdasarkan observasi dan tanya jawab

dengan guru/wali kelas dan dengan murid langsung.

4. Relasi/hubungan antara siswa dengan siswa

Berdasarkan pengamatan dengan wawancara yang penulis lakukan di

sekolah ini hubungan antara siswa dengan siswa masih bersifat

kekeluargaan dan akrab karena memang sekolah ini terletak di desa jadi

sifat kekeluargaan masih sangat kental.

3

Page 4: Studi Kasus Permasalah Belajar

5. Disiplin sekolah

Berhubungan dengan disiplin di MI Mifathul Huda disiplin sekolah

berjalan dengan normal baik disiplin waktu, disiplin siswa, disiplin

guru/tenaga edukatif maupun disiplin administrasi.

6. Alat pelajaran

Alat-alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di

sekolah ini masih bersifat tradisional yaitu dengan menggunakan alat tulis

with board belum menggunakan media elektronik yang menunjang.

7. Standar pelajaran dan ekskul

Standar pelajaran kaitannya dengan materi yang diberikan masih

disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di sekolah ini yaitu masih belum

mencapai apa yang telah distandarkan pemerintah karena kendala fasilitas

yang ada.

Dan untuk ekstra kurikuler yang ada yaitu:

a. Pramuka

b. Hadroh

c. BPI (Bimbingan Praktek Ibadah) yang dimana pelaksanaanya yaitu 1x

jam pelajaran setiap satu minggu sekali

8. Keadaan gedung

Gedung yang digunakan sebagai tempat belajar mengajar di MI Miftahul

Huda Tunggul Pamenang cukup memenuhi standar sarana dan prasarana

gedung/bangunan yang dimiliki adalah satu lantai dan memiliki:

a. 6 lokal gedung untuk belajar/ruang kelas

b. 1 ruang perpustakaan

c. 1 ruang kantor

d. Ruang kepala sekolah

e. Ruang guru

f. Ruang tata usaha

g. Ruang sirkulasi

h. Jamban

i. Tempat berolahraga

4

Page 5: Studi Kasus Permasalah Belajar

C. Identifikasi Siswa

Dalam studi kasus tentang identifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh

siswa SD ini penulis mengidentifikasi dua orang siswa yang bersaudara yaitu

adik dengan kakaknya (saudara kandung) yang memang menurut dewan guru

di sekolah ini siswa tersebut mengalami kesulitan belajar dalam proses belajar

di sekolah dan penulis mengidentifikasi siswa tersebut dengan alasan ingin

membandingkan kesulitan belajar yang dialami apakah sama atau tidak

walaupun dengan kondisi lingkungan yang sama dan dengan cara asuh orang

tua yang sama juga. Adapun identitas siswa yang penulis identifikasi masalah

kesulitan belajarnya yaitu:

1. Siswa pertama

- Nama : Ningsih Hanifah

- TTL : Adiluwih, 23 September 1999

- Kelas : V (Lima)

- Anak Ke : 1 (Satu) dari 2 bersaudara

- Status dalam keluarga : Anak kandung

- Agama : Islam

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Kewarganegaraan : Indonesia

- Alamat Siswa : Bangun Sari, Kecamatan Negeri Katon

Kabupaten Pesawaran

2. Siswa kedua

- Nama : Hamid Afandi Al Imadi

- TTL : Bangun Sari, 06 November 2001

- Kelas : III (Tiga)

- Anak Ke : 2 (Dua) dari 2 bersaudara

- Status dalam keluarga : Anak kandung

- Agama : Islam

- Jenis Kelamin : Laki-laki

- Kewarganegaraan : Indonesia

5

Page 6: Studi Kasus Permasalah Belajar

- Alamat Siswa : Bangun Sari, Kecamatan Negeri Katon

Kabupaten Pesawaran

3. Orang tua

Orang tua dari kedua siswa tersebut sama yaitu:

- Nama orang tua

a. Ayah : Tajudin

b. Ibu : Sugiyanti

- Pendidikan orang tua

a. Ayah : SD

b. Ibu : SMP

- Pekerjaan orang tua

a. Ayah : Tani

b. Ibu : Tani

- Alamat orang tua : Bangun Sari, Kecamatan Negeri Katon

Kabupaten Pesawaran

6

Page 7: Studi Kasus Permasalah Belajar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Kesulitan Belajar

1. Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam mengidentifikasi

masalah kesulitan belajar yang dialami oleh 2 siswa yang diteliti atau di

identifikasi, penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber yaitu

dengan melakukan:

a. Observasi

Langsung ke sekolah menanyakan tentang kesulitan belajar, proses

belajar dan hasil belajar yang diperoleh oleh kedua siswa tersebut dan

menanyakan kepada wali kelas siswa bagaimana perilaku siswa

tersebut dalam sekolah.

b. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen tentang identitas

siswa dan identitas tentang orang tua siswa.

c. Kunjungan rumah

Yaitu penulis dengan mengobservasi langsung/datang kerumah siswa

tersebut untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan mengenai

siswa dan melihat keadaan rumah siswa itui dengan melakukan

wawancara kepada orang tua siswa dan menanyakan beberapa hal

kepada siswa.

Dan berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan diperoleh berbagai

informasi yaitu:

a. Tentang perilaku sisswa dimana kedua siswa ini memiliki dua sifat

yang berbeda walaupun merupakan saudara kandung. Dimana siswa

yang bernama Ningsih Hanifah siswa kelas V (Lima) yaitu sang kakak

lebih bersifat diam dan sering mengalah kepada adiknya, penurut,

sopan, diam serta rajin dan tekun dalam belajar. Di sekolahpun

7

Page 8: Studi Kasus Permasalah Belajar

menurut keterangan wali kelasnya siswa ini sopan, pendiam, dan tekun

dalam belajar. Tetapi siswa ini walaupun anaknya tekun dan rajin

belajar dia sering susah dalam menangkap pelajaran yang disampaikan

oleh guru. Susah mengungkapkan apa yang ditanya oleh guru dan

susah dalam menghafal berbagai hafalan-hafalan surat-surat pendek

yang ditugaskan. Dan menurut keterangan sang ibu siswa ini apabila

disuruh sesuatu ataupun disuruh untuk berbelanja mesti di ingatkan

berulang kali untuk mengingat apa yang telah dikatakan oleh ibunya.

b. Sedangkan sang adik yang bernama Hamid Afandi Al Imadi siswa

kelas III (tiga). Siswa ini sifatnya energik, usil tidak mau diam, dan

tidak mau mengalah dari teman-temannya ataupun dengan saudara-

saudaranya. Menurut keterangan wali kelas anak ini sering bikin onar

dikelas, sering tidak masuk sekolah, tidak mau diam duduk dengan

rapi dibangku, sering berantem dan tidak pernah selesai dalam

mengerjakan tugas ataupun menulis sesuatu yang diperintahkan oleh

guru kelasnya. Siswa inipun sering tidak mengerjakan PRnya karena

malas dikelas. Siswa ini lebih cenderung suka bermain dan

mengganggu temannya dari pada menulis dan mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru kelas. Tetapi menurut keterangan orang tua siswa

anak ini apabila ditunggu dengan sabar dan diberi hadiah kadang ia

mau belajar dan mau mengerjakan PRnya. Hasilnya pun memuaskan

dan dia bisa mengerjakan PR itu dengan benar.

c. Informasi lain yang didapat yaitu mengenai latar belakang orang tua,

mereka merupakan hasil persilangan dua suku ayah (Sunda) ibu (Jawa)

sedangkan latar belakang pekerjaan orang tua dan lingkungan dari

kedua siswa tersebut yaitu orang tua mereka bekerja sebagai petani

dimana merekapun jarang bertemu dengan orang tuanya bila pulang

sekolah dan jarak rumah siswa ini ke sekolah tidak terlalu jauh.

Mereka berangkat sendiri dengan jala kaki ataupun naik sepeda dan

kadang diantar oleh ayahnya.

8

Page 9: Studi Kasus Permasalah Belajar

2. Pengolahan Data

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis karakteristik

ataupun masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajarnya yaitu:

a. Siswa pertama (Ningsih Hanifah)

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan permasalahan yang

dihadapi oleh siswa berhubungan dengan proses belajarnya yaitu:

- Hasil yang dicapai oleh siswa ini tidak sesuai dengan usaha yang

telah dilakukan. Siswa ini tekun dalam belajar dan rajin tetapi hasil

belajar yang dicapai tidak jauh beda dengan temannya yang biasa

dan tidak pernah belajar

- Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan

selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan

- Siswa ini dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan

harus dengan usaha yang berat untuk bisa mengungkapkan dengan

jelas dan dapat dipahami

b. Siswa kedua (Hamid Afandi Al Imadi)

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa berhubungan dengan proses

belajarnya dengan berdasar pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

- Siswa ini hasil belajar yang diperolehnya yaitu rendah dibawah

rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya dan dibawah potensi

yang dimilikinya

- Sikap yang ditunjukan oleh siswa inipun di sekolah dia sering

berantem, sering tidak berangkat sekolah, tidak mengerjakan

pekerjaan rumah, mengganggu didalam ataupun diluar kelas, tidak

mau mencatat pelajaran dan tidak teratur dalam kegiatan belajar

- Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, siswa ini mudah

tersinggung, pemarah, tidak menunjukkan sifat gembira, dalam

menghadapi suasana tertentu dan siswa inipun tidak ada perasaan

sedih ataupun menyesal bila mendapatkan nilai yang rendah

9

Page 10: Studi Kasus Permasalah Belajar

3. Diagnosis

Untuk langkah ini yaitu untuk menentukan/mendiagnosis masalah yang

paling mendasar yang dialami oleh kedua siswa tersebut yaitu:

a. Siswa pertama (Ningsih Hanifah)

Berdasar factor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya masalah

tentang proses belajar siswa dan dengan berdasar langkah pertama dan

kedua kemungkinan siswa ini mengalami kesulitan belajar ia tergolong

anak (slow learner) yaitu siswa ini lambat dalam belajar dan ia

membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa

lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

b. Siswa kedua (Hamid Afandi Al-Imadi)

Dengan berdasar pengumpulan data dan pengelolaan data yang sudah

dilakukan anak ini dapat digolongkan mnegalami kesulitan belajar

dalam hal (learning disabilities) atau suatu ketidakmampuan belajar

yang mengacu kepada gejala dimana siswa ini tidak mampu belajar

atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar dibawah potensi

intelektualnya.

Kalau untuk menentukan ataupun menggolongkan siswa tergolong

dalam kesulitan belajar (under achiever) yaitu siswa yang

sesungguhnya memiliki tingkat potensi, intelektual yang tergolong di

atas normal tetapi prestasi belajarnya rendah penulis belum bisa

menentukan dikarenakan di sekolah MI Miftahul Huda ini belum

pernah diadakan tes IQ (Intelektual Quantion).

4. Prognosis

Langkah keempat yaitu pragnosis dimana langkah ini untuk menentukan

dan merencanakan program. Langkah atau layanan apa yang akan

diberikan kepada siswa guna untuk membantu mengatasi masalah

kesulitan belajar siswa yaitu dengan:

10

Page 11: Studi Kasus Permasalah Belajar

a. Siswa pertama (Ningsih Hanifah)

Layanan ataupun pendekatan konseling yang dilakukan untuk

mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya yaitu dengan teori belajar

humanristik karena disini anak kurang aktif dan membutuhkan

perhatian yang lebih dari guru. Adapun layanan yang dapat diberikan

oleh guru :

1) Guru sebagai fasilitator memberikan perhatian yang khusus

kepada anak.

2) Guru mengjarakan dengan telaten dan sabar agar anak dapat

mencapai hasil belajar yang diinginkan.

3) Guru bekerjasama dengan orang tua siswa agar dapat memberikan

fasilitas yang memadai dalam proses belajar anak serta

mendampingi belajar anaki di rumah dan memberikan latihan-

latihan serta pembiasaan yang rutin.

b. Siswa kedua (Hamid Afandi Al-Imadi)

Pendekatan/konseling yang digunakan untuk siswa ini berbeda dengan

siswa yang pertama. Anak ini mengalami gangguan dalam konsentrasi

belajarnya ataupun mengalami gangguan belajar jenis (learning

disabilities) jadi pendekatan yang tepat yaitu dengan menggunakan

teori belajar behavioristik yaitu dapat diberikan reinforsment kepada

anak baik berupa hukuman ataupun hadiah tetapi berdasarkan

pengumpulan data yang diperoleh bahwa anak ini bila diberi hukuman

justru akan semakin menentang maka dalam proses pemberian

hukuman dilakukan dengan bijaksana yaitu setelah anak diberi

hukuman dapat dijelaskan dan diberi pengertian secara perlahan bahwa

ia tidak akan dihukum bila belajar dengan baik. Ataupun dapat

dilakukan dengan modeling yaitu memberikan contoh-contoh peragaan

yang menarik seperti penggunaan media boneka jari ataupun

pemutaran film anak yang mengandung unsure pembelajaran anak

yang dapat meningkatkan motivasi anak dalam belajar.

11

Page 12: Studi Kasus Permasalah Belajar

5. Alih tangan kasus

Dalam penanganan masalah kesulitan belajar yang dialami oleh kedua

siswa tersebut tidak diperlukan adanya alih tangan kasus karena masalah

ini masih bisa diatasi oleh guru ataupun orang tua siswa.

6. Evaluasi/follow up

Evaluasi ataupun tindak lanjut dari layanan/konseling yang telah diberikan

dalam hal ini dilihat dari hasil/perubahan perilaku kedua siswa dapat

dikatakan belum berhasil karena kendala waktu pemberian layanan yang

cukup singkat dan untuk melihat perubahan dalam jangka panjangnya

diperlukan satu semester lagi untuk melihat apakah anak sudah

menuntaskan ketuntasan kriteria minimal yang ditentukan oleh sekolah ini.

B. Layanan yang Telah di Berikan

Layanan yang telah diberikan oleh sekolah ini, yaitu:

1. Layanan orientasi

Dimana biasa dilakukan pada awal tahun ajaran baru yaitu untuk

memberikan pemahaman dan memungkinkan penyesuaian diri siswa

terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya. Ataupun orientasi

biasanya dilakukan untuk orientasi kelas baru, semester baru, kelas

terakhir dan semester-semester akhir atau UAS.

2. Layanan informasi

Layanan informasi biasa dilakukan untuk membekali siswa dengan

berbagai kebutuhan.

3. Layanan penempatan dan penyaluran

Penempatan dan penyaluran biasa dilakukan dalam penempatan didalam

kelas missal anak yang lebih kecil postur tubuh ditempatkan di posisi

duduk didepan dan biasanya disekolah inipun bila ada anak yang sering

berantem dalam sebangku dipisahkan agar tidak berkelahi lagi. Tetapi

untuk pemisahan apakah siswa yang tergolong pandai atau tidak disekolah

ini dicampur jadi satu baik dikelas maupun dalam kelompok belajarnya.

12

Page 13: Studi Kasus Permasalah Belajar

4. Layanan pembelajaran

Layanan pembelajaranpun sudah diterapkan yaitu dengan memberikan

motivasi-motivasi dan memberikan pemahaman tentang sikap belajar yang

baik.

5. Layanan konseling perorangan

Dalam memberikan layanan konseling perorangan biasanya anak dipanggil

oleh wali kelas di kantor untuk diberikan konseling.

6. Layanan bimbingan kelompok

Bimbingan kelompokpun sudah terlaksana walaupun belum terjadwal

secara pasti, biasanya bimbingan dapat berupa materi tentang

pembelajaran ataupun tentang kesehatan.

C. Layanan yang Belum di Berikan

Di sekolah ini layanan yang belum diberikan yaitu layanan konseling

kelompok yaitu dikarenakan dirasa siswa SD dalam perorangan masalah

belum bisa mengatasi sendiri ataupun belum bisa sharing dengan teman yang

lain jadi dalam penanganan masalah masih digunakan konseling perorangan

yang biasanya satu murid dengan satu guru (wali kelas).

Dan dalam layanan yang diberikan disekolah inipun masih sederhana dan

belum terprogram secara pasti.

D. Hasil

Berdasar dua permasalahan yang dialami oleh 2 (dua siswa) tersebut sangat

jelas sekali masalah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa pertama dengan

siswa yang kedua sangat berbeda walaupun mereka berasal dari lingkungan

yang sama. Pola asuh orang tua yang sama karena memang mereka adalah

saudara kandung (adik kakak) tetapi dalam kesulitan belajar yang dialami

berbeda yaitu si kakak (Ningsih Hanifah) mengalami slow learner dan adik

(Hamid Afandi Al Imadi) mengalami kesulitan belajar learning disabilities.

13

Page 14: Studi Kasus Permasalah Belajar

Sehingga dalam memberikan layanan/pendekatan konselingnyapun harus

dibedakan. Sang kakak dengan teori belajar humaristik yang lebih bersifat

perhatian yang khusus dari guru dan orang tua serta pemberian latihan-latihan

dan pembiasaan. Sedangkan untuk sang adik yaitu dengan teori belajar

behavioristik yaitu dengan pemberian reinfosmen.

14

Page 15: Studi Kasus Permasalah Belajar

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan tentang mengidentifikasi

kesulitan belajar anak pada MI Miftahul Huda dapat disimpulkan bahwa

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa satu dengan yang lainnya yaitu

berbeda walaupun mungkin mereka dilahirkan dari ibu yang sama, pola asuh

yang sama dan pelayanan sekolah yang sama. Karena memang potensi yang

dimiliki oleh setiap individu (peserta didik) adalah berbeda. Jadi dalam

pemberian layanan konseling untuk mengatasi kesulitan belajarnyapun harus

dibedakan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

B. Saran

1. Saran untuk para pendidik atau konselor agar lebih memperhatikan

masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dan sesegera mungkin

memberikan penanganan yang tepat.

2. Untuk para orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan siswa dan

dapat memberikan perhatian yang lebih dalam proses belajarnya dirumah

serta menyediakan fasilitas belajar yang memadai.

3. Bagi siswa, agar mau belajar dengan rajin baik di rumah maupun sekolah

sehingga bisa mengejar ketertinggalan belajarnya dari teman-teman yang

lain.

4. Untuk sekolah, agar mengupayakan tersedianya fasilitas/ sarana maupun

prasarana penunjang belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan lancar serta untuk meningkatkan kualitas belajar anak.

15