perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor...

69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PELAKSANAAN PERIZINAN LINGKUNGAN SPBU (STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM) NOMOR 54.633.18 DI KABUPATEN MAGETAN Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Arisendy Yulli Isnandini NIM.E0008296 FALKUTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PELAKSANAAN PERIZINAN LINGKUNGAN SPBU (STASIUN PENGISIAN BAHAN

BAKAR UMUM) NOMOR 54.633.18 DI KABUPATEN MAGETAN

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Arisendy Yulli Isnandini

NIM.E0008296

FALKUTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRAK

ARISENDY YULLI ISNANDINI, E0008296. 2012. PELAKSANAAN PERIZINAN

LINGKUNGAN SPBU (STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM) NOMOR

54.633.18 DI KABUPATEN MAGETAN. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perizinan lingkungan

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dan Apa faktor - faktor yang menghambat

pelaksanaan perizinan lingkungan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten

Magetan.

Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang bersifat deskriptif. Penelitian ini

mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena

permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan perizinan lingkungan yang ada di Kabupaten

Magetan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data

primer bersumber dari pemilik SPBU, dan badan lingkungan hidup. Data sekunder bersumber

dari data sekunder di bidang hukum. Untuk jenis data primer, pengumpulan data dilakukan

dengan cara wawacara (interview). Pengumpulan data sekunder bersumber dari literatur-literatur

lain yang menunjang penelitian ini yang diperoleh dari studi kepustakaan. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah wawancara dan studi kepustakaan dengan teknik analisa data

kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan kesimpulan, kesatu pelaku usaha

dalam mendirikan usahanya wajib memiliki izin lingkungan sesuai dengan jenis besar/skala

usaha yang akan didirikan dalam hal ini maka SPBU termasuk dalam usaha yang tidak

diwajibkan menyusun AMDAL. Kedua, terjadinya hambatan perizinan di kabupaten Magetan di

kerenakan adanya para pihak yang tidak lagi memperdulikan tingkat kerugian secara immaterial,

pemohon yang sebagian besar adalah pengusaha, yang hanya ingin selesai tanpa mengikuti

proses yang berlaku dan tidak memahami apa kegunaan dari dibentuknya suatu peraturan.

Kata Kunci : perizinan lingkungan, SPBU, AMDAL

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRACT

ARISENDY YULLI ISNANDINI, E0008296. 2002. IMPLEMENTATION OF

ENVIRONMENTAL PERMIT OF SPBU (GAS STATION) NUMBER 54.633.18 IN

MAGETAN. Law Faculty, Sebelas Maret University.

This study aims to determine how the implementation of environmental permitting of

SPBU (gas stations), and determine the factors that hinder the implementation of environmental

permitting of SPBU (gas stations) in Magetan.

This research is a empirical research with descriptive nature. This study took place at the

Gas Station No. 54.633.18 in Magetan because the problems discussed about implementation of

environmental permits in Magetan. The data used in this study is primary and secondary data,

primary data sourced from the owners of gas stations, and the Environment Agency. Secondary

data was sourced from secondary data in the law field. For primary data types, data collection is

done by an interview. The collection of secondary data derived from the literature that support

this research was obtained from the literature study. Data collection techniques used was

interviews and literature study with qualitative data analysis techniques.

Based on the research findings and discussion can be concluded, first, entrepreneurs in

setting up their business must have an environmental permit in accordance with the type of large/

scale of business to be established in this case the gas stations that are not included in the

bussiness that required to compile the EIA (AMDAL). Second, the licensing barriers in Magetan

caused by the parties are no longer concerned with the rate of loss is immaterial, applicants who

are mostly businessmen, who just want to finish without following due process and did not

understand what purpose the establishment of a rule.

Keywords: environmental permitting, gas stations, EIA/AMDAL

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Engkau. Dengan mengharap

penuh keridhoan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum yang berjudul :

”PELAKSANAAN PERIZINAN LINGKUNGAN SPBU (STASIUN PENGISIAN BAHAN

BAKAR UMUM) NOMOR 54.633.18 DI KABUPATEN MAGETAN”.

Penulisan hukum ini disusun dan diajukan guna melengkapi syarat-syarat guna

memperoleh derajat sarjana dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Ada beberapa permasalahan dan hambatan baik secara langsung maupun tidak

langsung yang penulis alami dalam menyusun penulisan hukum ini, namun akhirnya selesai juga

berkat bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak baik materiil maupun non-materiil. Oleh

karena itu dengan ketulusan hati dan ketulusan yang mendalam, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta;

2. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.Si. Selaku Ketua Bagian Hukum Adminitrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus pembimbing skripsi yang

telah menyediakan waktu serta pikirannya, untuk memberikan ilmu, bimbingan dan arahan

bagi tersusunnya skripsi ini;

3. Ibu Wida Astuti, S.H., M.H. Selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberi izin

dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, yang dengan jerih payah dan penuh keihklasan mendidik dan

menuangkan ilmu sehingga mampu menjadi bekal untuk lebih memperdalam penguasaan

ilmu hukum saat ini dan nantinya;

5. Bapak Andika Fajar S. Selaku pemilik SPBU Nomor 54.633.18 yang telah memberikan ijin

kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SPBU nomor 54.633.18 di Kabupaten

Magetan;

6. Keluarga besar penulis, Kedua orang tua tercinta, Alm. Gimun dan Yulli Astuti, yang telah

memberikan segalanya dalam kehidupan Penulis, Tidak ada kata yang dapat mewakili rasa

terima kasih yang dapat menggantikan budi baiknya.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………….................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI …………………............……...

HALAMAN PERNYATAAN .....................................................................

iii

iv

ABSTRAK …………………………………………………………………

ABSTRACT………………………………………………………………..

v

vi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

DAFTAR BAGAN…………………………………………………………

DAFTAR TABEL …………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

ix

xi

xii

xiii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 1

A. Latar Belakang ...............……...........……………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………… 3

C. Tujuan Penelitian ……………………………………...…... 4

D. Manfaat Penelitian ……………………………………….... 4

E. Metode Penelitian ………………………………………… 5

F. Sistematika Penulisan Hukum …………………………….. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………. 11

A. Kerangka Teori ……………………………………….........

1. Tinjauan tentang Badan Usaha Milik Negara

(BUMN)………………………………………………..

Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)………

a. Perum / Perusahaan Umum………………………..

b. Persero …………………………………...............

11

11

11

11

11

2. Tinjauan tentang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

(SPBU) ………………………………………………...

a. Pengertian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

(SPBU) ………………………………………….......

b. Syarat Pertamina Way .. ……………………………

c. sertifikasi PASTI PAS ……………………………...

12

12

13

14

3. Tinjauan tentang Perizinan..........................................

a. Pengertian Perizinan ……………………................

b. Unsur dalam Perizinan ……………………………..

4. Tinjauan tentang Lingkungan Hidup …………………..

a. Pengertian lingkungan hidup ………………………

b. Pengertian dari unsur pembentuk lingkungan …….

16

16

17

21

21

22

B. Kerangka Pemikiran ………………………………............. 24

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 27

A. Hasil Penelitian ..................................................................... 27

B. Pembahasan ..........................................................................

1. Pelaksanaan perizinan lingkungan Stasiun Pengisian

Bahan Bakar Umum (SPBU) Nomor 54.633.18 di

Kabupaten Magetan …………………………………….

2. Faktor - faktor yang menghambat pelaksanaan

perizinan lingkungan Stasiun Pengisian Bahan Bakar

Umum (SPBU) Nomor 54.633.18 di Kabupaten

Magetan …................................................................

28

28

51

BAB IV PENUTUP……………………………………………………… 55

A. Simpulan …….....………………………………………...... 55

B. Saran ……………………………………………….............. 56

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 57

DAFTAR BAGAN

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

Bagan 1. Model Analisis Interaktif …..…………………………………. 9

Bagan 2. Kerangka Berfikir ……………………………………………… 24

Bagan 3. Prosedur Penyusunan AMDAL dan UKL UPL ……………….. 46

DAFTAR TABEL

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

Tabel 1. Rencana Kegiatan pelaksanaan studi kelayakan ………………… 32

Tabel 2. Peralatan yang diperlukan untuk Pembangunan (Konstruksi)…… 33

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 9 Tahun 2011

Lampiran 2. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 55 tahun 2012

Lampiran 3. Keputusan Bupati Magetan Nomor 541/218/403.202/2009

Lampiran 4. Permohonan Ijin Penelitian

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya aktivitas perekonomian di Kabupaten Magetan, dibutuhkan

sarana transportasi untuk menunjang kegiatan tersebut. Transportasi yang umum

digunakan adalah kendaraan bermotor baik milik pribadi maupun kendaraan umum. Satu

kenyataan bahwa kendaraan bermotor telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Tidak saja untuk sarana pergi ke kantor bagi pegawai, tetapi juga untuk ke tempat kerja

lainya seperti ke lahan pertanian, pasar, dan lain sebagainya. Bertambah banyaknya

kendaraan bermotor tersebut jelas membawa efek peningkatan pada kebutuhan bahan

bakar. Untuk itu dipandang perlu dibangunnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

(SPBU) baru dengan lokasi yang mudah terjangkau.

Melalui pembangunan SPBU ini diharapkan masyarakat dapat lebih mudah

mendapaatkan bahan bakar minyak. Latar belakang pendirian SPBU ini adalah

membantu penyediaan bahan bakar seperti solar, premium, pertamax maupun olie.

Sehingga kebutuhan masyarakat akan bahan bakar yang terus meningkat dari hari ke hari

dapat tercukupi.

Meski demikian untuk pembangunan ini harus benar-benar memperhatikaan

masalah lingkungan dan karenanya didalam membangun harus dilengkapi dengan studi

lingkungan dan menyediakan fasilitas yang mempunyai konsep pembangunan

berwawasan lingkungan. Dengan pembangunan berwawasan lingkungan ini diharapkan

kualitas lingkungan disekitarnya tidak akan terganggu. Hal ini menjadi penting karena

masalah lingkungan sekarang ini menjadi masalah utama, pencemaran lingkungan sudah

sulit dikendalikan dan untuk mengatasi masalah itu sejak sekarang sudah ada upaya

pencegahan dampak negatifnya.

Dalam pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) harus

memenuhi beberapa kriteria yang sudah diatur dalam undang-undang dan berwujud

peraturan yang memaksa dan harus dipenuhi akan tetapi tidak merugikan berbagai pihak,

tentunya disini adalah pengusaha selaku pelaku ekonomi Nasional. Neil Gunningham

mendefinisikan peraturan menurut pengertiannya (Neil Gunningham, 2009:181) :

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

”Regulation is a rather broader category and includes much more flexible,imaginative and innovative forms of social control which seek to harness not justgovernments but also markets (as with economic instruments), business and thirdparties”Yang artinya adalah :“Peraturan adalah suatu kategori yang luas dan juga lebih fleksibel, imajinatif daninovatif, dalam bentuk kontrol sosial yang berusaha untuk memanfaatkan tidakhanya pemerintah tetapi juga pasar (seperti dengan ekonomi instrumen), bisnisdan pihak ketiga.”Berdasarkan peraturan perundang-undangan kelayakan, kelayakan lingkungan

dikaji melalui proses Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dengan

demikian jika diprediksi tidak akan menimbulkan dampak signifikan, kelayakan

lingkungan dapat dikaji lebih sederhana dan dituangkan dalam dokumen Upaya

Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan. Untuk penyusunan

dokumen mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini mengacu

pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana

Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisi Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun

2002 tentang Pedoman Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

Pemantauan Lingkungan.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan salah satu kegiatan

industri minyak dan gas yang rawan kebakaran, kecelakaan dan pencemaran lingkungan,

jika sistem pengelolaannya serta pemantauannya tidak tepat, apabila dalam kegiatan

operasinya tidak mengikuti prosedur yang ditetapkan PERTAMINA. Dengan demikian

SPBU harus melakukan tindakan pencegahan, penanggulangan dan pengendalian dampak

negatif kegiatan kontruksi maupun operasionalnya. Sejalan dengan perundang-undangan

tentang lingkungan yaitu Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja setiap SPBU

harus memberikan prioritas aspek keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan hidup

dalam operasionalnya, untuk itu SPBU diwajibkan untuk :

1) Menerapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan.

2) Mematuhi peraturan dan ketentuan lingkungan yang berlaku.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3) Menggalakkan kegiatan perlindungan lingkungan dalam rangka memperkecil

dampak negatif dan memperbesar dampak positif akibat adanya rencana kegiatan

dan / atau usaha.

4) Menciptakan kondisi kerja yang aman, bebas dari kecelakaan, bahaya kebakaran

dan penyakit akibat kerja.

5) Menggalang kemampuan dalam menanggulangi kejadian pencemaran, kecelakaan

kerja atau keadaan darurat yang terjadi.

6) Mendidik dan melatih karyawan serta kontraktor tentang aspek LK3.

7) Menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis dengan masyarakat

disekitar usaha, serta bersikap tanggap apabila timbul masalah yang berkaitan

dengan dampak kegiatan usaha.

Sumber : Dokumen UKL - UPL SPBU Nomor 54.633.18

Dengan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dan menyusun menjadi sebuah skripsi dengan judul “PELAKSANAAN

PERIZINAN LINGKUNGAN SPBU (STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR

UMUM) NOMOR 54.633.18 DI KABUPATEN MAGETAN”

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam suatu penelitian merupakan suatu pedoman untuk

menganalisis persoalan yang diteliti, serta untuk mempermudah pembatasan

permasalahan sehingga sasaran yang hendak dicapai lebih jelas dan terarah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan perizinan lingkungan Stasiun Pengisian Bahan Bakar

Umum (SPBU) Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan?

2. Apakah faktor - faktor yang menghambat pelaksanaan perizinan lingkungan Stasiun

Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan?

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan penelitian

Dalam suatu penelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai sebagai

pemecahan atas berbagai masalah yang diteliti (tujuan obyektif) dan untuk memenuhi

kebutuhan perorangan (tujuan subyektif). Tujuan penelitian ini diperlukan karena

berkaitan erat dengan rumusan masalah untuk memberikan arah yang tepat dalam

penelitian, sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki.

1. Tujuan obyektif

a) Untuk mengetahui perizinan lingkungan Stasiun Pengisian Bahan Bakar

Umum (SPBU) di Kabupaten Magetan.

b) Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat pelakasanaan perizinan

lingkungan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten

Magetan.

2. Tujuan subyektif

a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dibidang Hukum

administrasi Negara, khususnya dalam pelaksanaan perizinan lingkungan.

b) Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam menyusun

penulisan hukum untuk memenuhi persyaratan yang diwajibkan dalam meraih

gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan kegunaan yang

dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat

dimanfaatkan, antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a) Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data sebagai

bahan penyusunan skripsi guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar

kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b) Diharapkan dapat menambah literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah yang

dapat dijadikan acuan terhadap penelitian-penelitian sejenis untuk tahap

berikutnya.

c) Memberikan jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti.

2. Manfaat Praktis

a) Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.

b) Untuk lebih mengembangkan penalaran, dengan membentuk pola pikir

dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan dalam menerapkan ilmu

yang diperoleh.

c) Sebagai bahan yang diharapkan dapat membantu dan memberikan masukan

serta sumbangan pemikiran bagi para pihak yang terkait dalam masalah yang

diteliti.

d) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam

penelitian dalam ini.

E. Metode Penelitian

Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan dengan baik maka perlu menggunakan

suatu metode penelitian yang baik dan tepat. Metodologi merupakan suatu unsur yang

mutlak harus ada di dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (Soerjono

Soekanto, 2008: 7).

Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah dan tinjauan dari penelitian hukum, dalam

penelitian ini penulis menggunakan jenis penulisan hukum empiris. Penulisan

hukum empiris adalah penelitian yang menggunakan data primer sebagai data

utama, dimana penulis langsung terjun ke lokasi.

2. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian yang memberikan data

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atas gejala-gejala lain. Maksud dari

penelitian deskriptif ialah untuk mempertegas hipotesa-hipotesa agar dapat

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

membantu dalam memperkuat teori atau dalam kerangka menyusun teori baru

(Soerjono Soekanto, 2008:10).

3. Pendekatan penelitian

Sehubungan dengan tipe penulisan yang digunakan yakni penulisan empiris maka

penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian

yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain – lain, yang

dilakukan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk bahasa atau kata

– kata.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah suatu tempat di mana penelitian dilaksanakan guna

memperoleh keterangan-keterangan, informasi, dan data yang diperlukan dalam

penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti. Penulis mengambil lokasi penelitian di

SPBU Ds. Taman Arum Kecamatan Parang berada di jalan Parang – Lembeyan,

Kabupaten Magetan.

5. Sumber Data Penelitian

Sumber-sumber penelitian hukum ini terdiri dari:

a. Data primer

Data primer adalah data yang langsung segera diperoleh dari sumber data untuk

tujuan penelitian yang diperoleh dan mendapat hasil yang sebenarnya pada

objek yang akan diteliti, dalam hal ini data yang diperoleh langsung dari survei

studi lapangan terhadap perizinan lingkungan. Sumber data primer disini

penulis melakukan wawancara langsung dengan pelaku usaha dan Pegawai

Kantor Peizinan di Kabupaten Magetan.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan seperti

peraturan perundang – undangan, literature, dokumen, buku ilmiah dan hasil

penelitian terdahulu. Data sekunder dibagi tiga, yaitu :

1) Bahan hukum primer yang digunakan adalah Undang – undang Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 (UUPLH) tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, Keputusan Menteri Lingkungan hidup

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Nomor 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan

Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisi Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86

Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan

dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

2) Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang mendukung data

sekunder dari bahan hukum primer terdiri dari buku – buku, hasil

penelitian hukum, artikel koran, dan bahan lain yang berkaitan dengan

pokok bahasan.

3) Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberi penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan sekunder yakni Kamus Hukum, Kamus

Besar Bahasa Indonesia dan sebagainya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mendapatkan data yang akurat

dan relevan yaitu dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a) Wawancara

Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung kepada sumber data primer mengenai masalah yang diteliti.

Wawancara dilakukan kepada pemilik SPBU Nomor 54.633.18 Di Kabupetan

Magetan dan petugas Kantor Perizinan Terpadu sebagai subjek yang dipilih

sebagai responden, dilakukan secara mendalam dan terstruktur dengan

menggunakan daftar pertanyaan agar diperoleh data yang sesuai dengan

masalah yang diteliti.

b) Studi Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Berbagai dokumen

yang menjadi sumber data sekunder dikaji substansinya secara cermat dan

mendalam, guna memperoleh data yang relevan dan dibutuhkan dalam

penelitian. Data-data tersebut seperti halnya dokumen-dokumen, arsip-arsip,

Undang-Undang, buku, literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang

akan diteliti.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

7. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul secara lengkap, maka tahap selanjutnya adalah analisis data.

Di tahap ini penulis harus melakukan penilaian data-data yang telah diperoleh

dengan metode kualitatif. Penganalisisan data pada hakekatnya merupakan kegiatan

untuk mengadakan sistematisasi bahan-bahan hukum tertulis untuk memudahkan

pekerjaan analisis dan kontruksi (Soerjono Soekanto, 2006 : 250-251) .

Dalam tahap analisis data ada tiga komponen pokok yang harus disadari

oleh setiap peneliti. Menurut Miles dan Huberman sebagaimana dikutip H.B.

Sutopo tiga komponen pokok tersebut adalah “reduksi data , sajian data, dan

penarikan kesimpulan ” (H.B. Sutopo, 2006 : 113) . Ketiganya dapat diuraikan

sebagai berikut :

a) Reduksi data

Suatu bentuk analisis yang mempertegas, membuang hal yang tidak penting

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

dilakukan.

b) Sajian data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan

riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan

mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada

analisis berdasarkan penelitian tersebut.

c) Penarikan kesimpulan

Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir.

Penarikan kesimpulan ini dilakukan sendiri oleh si penulis guna mencapai

suatu tujuan yang diharapkan. Model analisis interaktif (interactive model)

dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

(H.B. Sutopo. 2006 : 120)

Bagan 1 : Model Analisis Interaktif

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai sistematika penulisan

karya ilmiah yang sesuai dengan aturan dalam penulisan karya ilmiah, maka penulis

menyiapkan suatu sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika penulisan hukum

terbagi dalam 4 (empat) bab yang saling berkaitan dan berhubungan. Sistematika dalam

penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian dan sistematika penulisan hukum.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi kajian pustaka dan teori yang berkenaan dengan judul dan

masalah yang akan diteliti meliputi tinjauan tentang Badan Usaha Milik

Negara, tinjauan tentang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, tinjauan

tentang perizinan

Pengumpulan

Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan

Kesimpulan/verivikasi

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis mencoba menyajikan pembahasan berdasarkan

rumusan masalah yang telah disusun, yaitu mengenai perizinan

lingkungan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) serta faktor –

faktor yang menghambat pelakasanaan perizinan lingkungan di

Kabupaten Magetan.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan hukum ini. Pada bab ini

akan disampaikan kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil

penelitian dan saran-saran yang dapat disampaikan atas penulisan hukum

ini.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Berikut di bawah

ini adalah penjelasan dari bentuk BUMN, yaitu persero dan perum beserta

pengertian arti definisi :

a. Perum / Perusahaan Umum

Perusahaan umum atau disingkat perum adalah perusahaan unit bisnis

negara yang seluruh modal dan kepemilikan dikuasai oleh pemerintah

dengan tujuan untuk memberikan penyediaan barang dan jasa publik yang

baik demi melayani masyarakat umum serta mengejar keuntungan

berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan.

Organ Perum yaitu dewan pengawas, menteri dan direksi. Contoh

perum / perusahaan umum yakni : Perum Peruri / PNRI (Percetakan

Negara RI), Perum Perhutani, Perum Damri, Perum Pegadaian, dll.

b. Persero

Persero adalah BUMN yang bentuk usahanya adalah perseoran terbatas

atau PT. Bentuk persero semacam itu tentu saja tidak jauh berbeda sifatnya

dengan perseroan terbatas / PT swasta yakni sama-sama mengejar

keuntungan yang setinggi-tingginya / sebesar-besarnya.

Saham kepemilikan Persero sebagaian besar atau setara 51% harus

dikuasai oleh pemerintah. Karena Persero diharapakan dapat memperoleh

laba yang besar, maka otomatis persero dituntut untuk dapat memberikan

produk barang maupun jasa yang terbaik agar produk output yang

dihasilkan tetap laku dan terus-menerus mencetak keuntungan.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Organ Persero yaitu direksi, komisaris dan rups / rapat umum

pemegang saham. Contoh persero yaitu : PT Pertamina, PT Jasamarga,

Bank BNI, PT Asuransi Jiwasraya, PT PLN, dan lain sebagainya.

Pemerintah Indonesia mendirikan BUMN dengan dua tujuan utama,

yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam

tujuan yang bersifat ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk mengelola

sektor-sektor bisnis strategis agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu.

Bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti

perusahaan listrik, minyak dan gas bumi, sebagaimana diamanatkan dalam

pasal 33 UUD 1945, seyogyanya dikuasai oleh BUMN (Purwoko, 2002:1).

Dalam konteks penulisan ini, yang dimaksud BUMN adalah PT.

Pertamina selaku pihak yang berhubungan dengan pembangunan SPBU.

PT Pertamina bekerjasama dengan pihak swasta guna membantu

pemerintah dengan menyediakan bahan bakar seperti solar, premium,

pertamax maupun olie. Sehingga kebutuhan masyarakat akan bahan bakar

akan selalu tercukupi. Pihak swasta dalam hal ini adalah mitra bisnis yang

telah diseleksi terlebih dulu oleh lembaga independen.

2. Tinjauan tentang Stasiun Pengisian Bakan Bakar Umum (SPBU)

Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) adalah tempat di mana

kendaraan bermotor bisa memperoleh bahan bakar. Di Indonesia, Stasiun

Pengisian Bahan Bakar dikenal dengan nama (SPBU) singkatan dari

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Namun, masyarakat juga memiliki

sebutan lagi bagi (SPBU). Misalnya di kebanyakan daerah, (SPBU)

disebut Pom Bensin yang adalah singkatan dari Pompa Bensin. (

http://id.wikipedia.org/wiki/SPBU Di akses pada tanggal 15 April 2012)

SPBU PERTAMINA PASTI PAS menurut pasal 1 angka 17 Surat

Perjanjian Kerjasama Pengusahaan SPBU adalah sebidang tanah dan

fasilitas SPBU yang dimiliki atau dikuasai secara sah oleh pihak kedua

(pengusaha SPBU) berdasarkan rancangan, desain, dan spesifikasi teknis

yang telah disetujui oleh pihak pertama (PERTAMINA) yang digunakan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

untuk menyalurkan dan memasarkan BBM dan/atau BBK dan/atau produk

lain dengan menggunakan merk dagang PERTAMINA atau merk dagang

pihak pertama (PERTAMINA) lainnya serta dapat digunakan untuk

pengelolaan bisnis NFR (Non Fuel Retail).

Program Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan

untuk seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU Pertamina)

di seluruh Indonesia, dengan menempatkan konsumen sebagai stakeholder

yang utama. Berbagai aspek juga ditingkatkan baik dari segi pelayanan,

jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan

SPBU. Penjabaran Pertamina Way adalah STAF (pelayanan staf yang

terlatih dan bermotivasi), kualitas dan kuantitas, peralatan dan fasilitas,

format fisik, dan produk dan pelayanan. Tiap SPBU yang telah

menerapkan program tersebut berhak atas sertifikasi Pasti Pas.

Pengusaha yang berminat untuk menjalin kerjasama dengan

PERTAMINA dengan mendirikan SPBU, sekaligus mengikuti program

”Pertamina Way” harus memenuhi persyaratan awal sebagai berikut:

a. Warga negara Indonesia

b. Memiliki modal berupa :

1) Penguasaan atau kepemilikan lahan untuk lokasi SPBU (

bukti-bukti kepemilikan atau penguasaan atas lahan

yang ditunjukkan melalui Sertifikat Tanah, Surat

Kontrak, dan dokumen pendukung lainnya ), dan

2) Modal investasi SPBU dan pembangunannya (dengan

menyertakan bukti-bukti ketersediaan modal investasi

dan operasional berupa fotocopy sertifikat deposito

(dilegalisir), giro, ataupun fotocopy dokumen

pendukung lainnya)

3) Bersedia mengikat perjanjian dengan PERTAMINA

4) Bersedia mengelola dan mengendalikan SPBU sesuai

standar PERTAMINA.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Prosedur yang harus dilalui untuk permohonan pendirian SPBU yang

telah disetujui ( approved ) adalah :

a. Pengusaha dapat menghubungi Region setempat dengan

menunjukkan surat persetujuan yang diterima, yang selanjutnya

oleh region setempat akan diterbitkan Surat untuk melengkapi

berkas yang terdiri atas :

1) IMB

2) Surat izin timbun

3) SIUP, SITU

4) NPWP

5) UKL/UPL

6) Surat pernyataan tidak berkeberatan dari tetangga dan

lingkungan sekitar

7) Layout, gambar perspektif dan bestek sesuai dengan

standar PT PERTAMINA (PERSERO)

b. Menyampaikan Kelengkapan Berkas kepada Region setempat,

yang selanjutnya diterbitkan surat izin membangun SPBU baru.

c. Pelaksanaan pembangunan SPBU sesuai dengan ketentuan

PERTAMINA.

d. Pelaksanaan bisnis SPBU harus melalui prosedur audit

sebagaimana telah ditentukan PERTAMINA.

Persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi PASTI PAS adalah SPBU

harus lolos audit kepatuhan standard pelayanan yang ditetapkan oleh

PERTAMINA. Audit ini mencakup :

a. Standard pelayanan

b. Jaminan kualitas dan kuantitas

c. Kondisi peralatan dan fasilitas

d. Keselarasan format fasilitas

e. Penawaran produk dan pelayanan tambahan berhak

mendapatkan sertifikasi (http://pastipas.pertamina.com diakses

tanggal 15april 2012).

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Seluruh proses sertifikasi dilakukan secara independen oleh institusi

auditor independen internasional yang memiliki pengalaman Internasional

untuk melakukan audit pelayanan SPBU. Setelah mendapatkan sertifikat

pasti pas, SPBU akan tetap diaudit secara rutin. apabila tidak lolos audit,

SPBU dapat kehilangan predikatnya sebagai SPBU pertamina pasti pas.

kerjasama antara pertamina dengan pengusaha SPBU pertamina pasti pas

diatur dalam suatu perjanjian yang dituangkan dalam surat perjanjian

kerjasama pengusahaan SPBU, dengan jangka waktu perjanjian yaitu

selama dua puluh tahun. selain itu, pertamina juga menetapkan standar

tertentu, yaitu ”standar pelayanan” yang harus dipatuhi oleh seluruh SPBU

yang telah bersertifikasi pasti pas. selama masa perjanjian berjalan, SPBU

pertamina pasti pas wajib mematuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan

oleh pertamina.

Pada Surat Perjanjian Kerjasama Pengusahaan SPBU diterangkan

secara jelas bahwa dalam hal ini pihak – pihak yang mengikatkan diri

diperjanjian tersebut adalah Pertamina atau dalam hal perjanjian ini

menjadi Pihak Pertama, merupakan suatu perusahaan yang memproduksi

atau menyediakan dan menjual Bahan Bakar Minyak(BBM), Bahan Bakar

Khusus(BBK), serta Produk lain melalui SPBU dan sarana lainnya,

sedangkan kedudukan pengusaha atau Pihak Kedua bermaksud

menyalurkan dan memasarkan BBM dan/atau BBK serta Produk Lain

milik Pihak Pertama dan telah membangun dan memiliki SPBU beserta

seluruh fasilitas dan perlengkapannya sesuai dengan ketentuan dan syarat

yang ditetapkan oleh Pihak Pertamina. Maka bentuk kerjasama antara para

pihak yaitu menyalurkan dan memasarkan BBM dan/atau BBK serta

Produk Lain yang disediakan dan dijual oleh Piha Pertamina, melalui

SPBU milik pihak Kedua. Adapun cara atau prosedurnya secara

administrasi pendirian dan pengoperasian SPBU tersebut ditetapkan oleh

pihak Pertamina.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Karakteristik dalam surat perjanjian kerjasama tersebut akan coba

dijabarkan dengan membandingkan jenis – jenis perjanjian yang banyak

digunakan dalam suatu perjanjian, antara lain :

“perjanjian atau persetujuan adalah suatu peristiwa dimana seseorang

berjanji kepada orang lain,atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan suatu hal, yang menimbulkan hubungan hukum yang

dinamakan perikatan antara dua orang yang membuatnya dan bentuknya

berupa rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau

kesanggupan yang diucapkan atau ditulis” (R.Subekti,1996:1)

3. Tinjauan tentang Perizinan

Definisi secara umum Izin adalah persetujuan dari penguasa

berdasarkan Undang-Undang atau peraturan pemerintah untuk dalam

keadaan tertentu menyimpang dari larangan umum tersebut.

N. M. Spelt dan J. B. J. M ten Berge (dalam Ridwan HR, 2006:208)

membagi pengertian izin dalam arti luas dan sempit yaitu sebagai berikut :

”Dalam artian luas, Izin merupakan salah satu instrumen yang paling

banyak digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintah menggunakan

izin sebagai sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para

warga”.

Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-

undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu

menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan.

Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang

memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang

sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenan bagi suatu tindakan yang

demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya. Izin

(dalam arti sempit) adalah pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan

izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang

untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-

keadaan yang buruk. Tujuannya aialah mengatur tindakan-tindakan yang

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela, namun

dimana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnya.

Hal yang pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu

tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam

ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan

teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus. Jadi persoalannya

bukanlah untuk hanya memberi perkenan dalam keadaan-keadaan yang

sangat khusus, tetapi agar tindakan-tindakan yang diperkenankan

dilakukan dengan cara tertentu” (Ridwan HR, 2006 : 206).

Izin adalah sebagai perbuatan hukum bersegi satu yang dilakukan oleh

pemerintah. Dalam hal izin tidak mungkin diadakan perjanjian, karena

tidak mungkin diadakan suatu persesuaian kehendak.

Unsur – unsur dalam perizinan sebagai berikut :

a. Instrumen Yuridis

Dalam negara hukum modern tugas dan kewenangan

pemerintah tidak hanya sekedar menjaga ketertiban dan keamanan,

tetapi juga mengupayakan kesejahteraan umum. Dalam

mengupayakan tugas ini kepada pemerintah diberikan wewenang

dalam bidang pengaturan, yang dari fungsi pengaturan ini muncul

beberapa instrumen yuridis untuk menghadapi peristiwa individual

dan konkret yaitu dalam bentuk ketetapan. Salah satu wujud dari

ketetapan ini adalah izin. Berdasarkan jenis – jenis ketetapan, izin

termasuk sebagai ketetapan yang bersifat konstitutif, yakni

ketetapan yang menimbulkan hak baru yang sebelumnya tidak

dimiliki oleh seseorang yang namanya tercantum dalam ketetapan

itu. Dengan demikian izin merupakan instrumen yuridis dalam

bentuk ketetapan yang bersifat konstitutif dan yang digunakan oleh

pemerintah untuk menghadapi atau menetapkan peristiwa konkret.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Peraturan Perundang - undangan

Salah satu prinsip dalam negara hukum adalah wetmatigheid

van bestuur atau pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-

undangan. Menurut Marcus Lukman (dalam Ridwan HR,

2006:213) kewenangan pemerintah dalam bidang izin itu bersifat

diskresionare power atau berupa kewenangan bebas, dalam arti

kepada pemerintah diberi kewenangan untuk mempertimbangkan

atas dasar inisiatif sendiri hal-hal yang berkaitan dengan izin,

misalnya :

1) Kondisi yang memungkinkan apakah suatu izin dapat

diberikan kepada pemohon,

2) Bagaimana mempertimbangkan kondisi tersebut,

3) Konsekuensi yuridis yang mungkin timbul akibat

pemberian atau penolakan izin dikaitkan dengan pembatasan

peraturan perundang-undangan yang berlaku,

4) Prosedur yang harus diikuti atau dipersiapkan pada saat dan

sesudah keputusan diberikan baik penerimaan maupun

penolakan pemberian izin.

c. Organ Pemerintah

Organ pemerintah adalah organ yang menjalankan urusan

pemrintahan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.

Terlepas dari beragamnya organ pemerintahan atau administrasi

negara yang mengeluarkan izin, yang pasti adalah bahwa izin

hanya boleh dikeluarkan oleh organ pemerintahan. Dalam hal

tertentu pemerintah mengeluarkan deregulasi, yang mengandung

arti peniadaan berbagai peraturan perundang-undangan yang

dianggap berlebihan. Deregulasi pada dasarnya mempunyai

makna untuk mengurangi campur tangan pemerintah atau negara

dalam kegiatan kemasyarakatan tertentu terutana di bidang

ekonomi sehingga deregulasi itu pada ujungnya bermakna

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

debirokratisasi. Deregulasi dan debirokratisasi dalam perizinan

harus memperhatikan hal-hal berikut :

1) Jangan sampai menghilangkan esensi dari sistem perizinan

itu sendiri.

2) Deregulasi hanya diterapkan pada hal-hal yang bersifat

teknis administratif dan finansial.

3) Deregulasi dan debirokratisasi tidak menghilangkan hal-hal

prinsip dalam peraturan perundang – undangan yang menjadi

dasar peizinan.

4) Deregulasi dan debirokratisasi harus memperhatikan asas –

asas umum pemerintahan yang layak.

d. Peristiwa Konkret

Peristiwa konkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu

tertentu, orang tertentu, tempat tertentu, dan fakta hukum tertentu.

Karena peristiwa konkret ini beragam, sejalan dengan keragaman

perkembangan masyarakat izinpun memiliki berbagai keragaman

izin yang jenisnya beragam dibuat dalam proses yang cara

prosedurnya tergantung dari kewenangan pemberi izin, macam

izin, dan struktur programisai instansi yang menerbitkannya.

e. Prosedur Dan Persyaratan

Permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang

ditentukan oleh pemerintah dan juga harus memenuhi persyaratan -

persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh

pemerintah atau pemberi izin.

Menurut Soehino, syarat - syarat dalam izin itu bersifat konstitutif

dan kondisional. Bersifat konstitutif, karena ditentukan suatu

perbuatan atau tingkah laku tertentu yang harus dipenuhi terlebih

dahulu, artinya dalam hal pemberian izin itu ditentukan suatu

perbuatan konkret dan bila tidak dipenuhi dapat dikenai sanksi.

Bersifat kondisional, karena penilaian tersebut baru ada dan dapat

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dilihat serta dapat dinilai setelah perbuatan atau tingkah laku yang

disyaratkan itu terjadi.

Menurut Prajudi Atmosudirdjo, berkenaan dengan fungsi-fungsi

hukum modern, izin dapat diletakkan dalam fungsi menertibkan

masyarakat (Ridwan HR, 2006 : 218).

Tujuan izin adalah :

1) Mengarahkan aktifitas tertentu (Sturen).

2) Mencegah bahaya bagi lingkungan.

3) Keinginan melindungi objek tertentu.

4) Hendak membagi benda-benda yang sedikit.

5) Mengarahkan dengan meyeleksi orang-orang dan aktivitas-

aktivitas.

Secara umum bentuk dan isi izin memuat hal-hal sebagai berikut :

1) Organ yang berwenang

Organ yang memberikan izin berbekal materi dan tugas yang

bersangkutan.

2) Yang ditujukan

Izin yang ditujukan kepada pihak yang berkepentingan.

3) Diktum

Keputusan yang memuat izin yang diurai secara jelas tujuan dari

pemberian izin tersebut.

4) Ketentuan, Pembatasan dan Syarat

Ketentuan ialah kewajiban yang dapat dikaitkan pada keputusan

yang menguntungkan. Ketentuan pada izin banyak terdapat

dalam praktik hukum administrasi. Pembatasan dalam izin

memberi kemungkinan untuk secara praktis melingkari lebih

lanjut tindakan yang dibolehkan. Penetapan syarat untuk

menggantungkan akibat-akibat hukum bila timbul suatu

peristiwa di kemudian hari yang belum pasti.

5) Pemberian Alasan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pemberian alasan memuat hal-hal seperti penyebutan ketentuan

undang-undang, pertimbangan-pertimbangan hukum, dan

penetapan fakta.

6) Pemberitahuan Tambahan

Pemberitahuan tambahan dapat berisi bahwa kepada yang

dialamatkan ditunjukkan akibat-akibat dari pelanggaran

ketentuan dalam izin seperti sanksi yang diberi pada

ketidakpatuhan.

4. Tinjauan tentang Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk

hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi,

yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang

berlebihan.

Dalam hukum lingkungan pengajuan tuntutan melalui jalur pidana

dimungkinkan setelah pendekatan penyelesaian melalui hukum

administrasi negara dan hukum perdata ternyata tidak dapat

menyelesaikan masalah lingkungan. Kejahatan lingkungan berupa

pencemaran lingkungan dikategorikan sebagai tindak pidana administratif

(administrative penal law) atau tindak pidana yang mengganggu

kesejahteraan masyarakat (public welfare offences). Tindak pidana

tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup

sebagaimana telah diatur dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Absori, 2008:223), yang telah

diperbaharui dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pengertian hukum lingkungan yang termuat dalam pasal 1 ayat (1) UU

Nomor 4 Tahun 1982 Tentang ketentuan pokok-pokok lingkungan hidup

yang telah diperbarui dengan UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sama dengan

pengertian istilah lingkungan itu sendiri. Dalam ketentuan pasal 1 tersebut

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dinyatakan bahawa hukum lingkungan (lingkungan hidup) adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaaan, dan makhlukn

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lainnya. Maka unsur lingkungan yang memiliki keistimewaan

adalah dimasukkannya manusia dan perilakunya sebagai komponen

lingkungan.

Nour Mohammad membagi hukum lingkungan atas pengertiannya

(Nour Mohammad, 2011:92) :

“environmetal law comprises those substantive, procedural and

institusional rules of International law, which have as there primary

objective the protection of the environment”.

Yang artinya :

Hukum lingkungan meliputi, aturan-aturan substantif dan prosedural

institusional dari hukum Internasional, yang memiliki tujuan utama

bagi perlindungan lingkungan.

Dalam ilmu Lingkungan dijelaskan mengenai isi atau struktur dari

lingkungan yaitu Ekologi, Ekosistem dan Daya Dukung Lingkungan.

Berikut pengertian dari unsur pembentuk lingkungan :

1) Ekologi pertama kali digunakan oleh Haeckel seorang ahli ilmu

hayat dalama pertengahan dasawarsa 1860-an. Istilah ini berasal

dari bahasa Yunani, yaitu eikos yang berarti rumah dan logos

berarti ilmu. Oleh karena itu, secara harafiah ekologi berarti

ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat

diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk

hidup. Ekologi adalah ilmu dasar untuk mempertanyakan,

meyelidiki, dan memahamai bagaimana alam bekerja,

bagaimana keberadaan makhluk hidup dalam sistem kehidupan,

apa yang mereka perlukan dari habitatnya untuk dapat

melangsungkan kehidupannya, bagaimana dengan melakuakan

semuanya itu dengan komponen lain dan spesies lain, bagaimna

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

individu dalam spesies itu beradaptasi, bagaimana makhluk

hidup itu menghadapi keterbatasan dan harus toleran terhadap

berbagai perubahan, bagaimana individu-individu dalma spesies

itu menglami pertumbuhan sebagai bagian dari suatu populasi

atau komunitas. Semuanya itu berlangsung dalam suatu proses

yang mengikuti tatanan, prinsip, dan ketentuan alam yang rumit

tetapi cukup teratur, yang dengan ekologi kita memahaminya

(Soerjani, dalam “Sumber Daya Alam dan Kependudukan

dalam Pembangunan”).

2) Ekosistem berkaitan erat dengan ekologi maka menurut Otto

Soemarwoto (dalam Supriyadi, 2010:1) Ekosistem adalah suatu

konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem, yaitu suatu sistem

ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terbentuk

oleh komponen hidup dan tidak hidup di suatu tempat yang

berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.

Keteraturan itu terjadi oleh adanya arus antara komponen dalam

ekosistem itu.

3) Daya dukung lingkungan diperlukan karena lingkungan hidup

mempunyai keterbatasan dalam melakukan proses

kehidupannya. Menurut Otto Soemarwoto (dalam Supriyadi,

2010:3) daya dukung terlanjutkan oleh dua faktor, baik faktor

biofisik maupun sosial-budaya-ekonomi. Kedua faktor ini saling

mempengaruhi. Faktor biofisik untuk menentukan daya dukung

yang terlanjutkan, yaitu proses ekologi yang merupakan sistem

pendukung kehidupan dan keanekaragaman jenis yang

merupakan sumber daya gen. Faktor sosial budaya juga

mempunyai peranan yang sangat penting, bahkan menentukan

dalam daya dukung terlanjutkan. Sebab akhirnya manusialah

yang menentukan apakah pembangunan akan berjalan terus atau

berhenti.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. Bagan Kerangka Berfikir

Bagan 2 : Kerangka Berfikir

UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

UKL – UPL

Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup No. 86 Tahun 2002

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP

Izin Pelaksanaan SPBU

Izin Lokasi

Pelaku Usaha

Pelaksanaan perizinan lingkungan

Faktor penghambat pelaksanaan

perizinan lingkungan

Peaturan Daerah Kabupaten Magetan

No.55 tahun 2012

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Sehubungan dengan kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah

mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya

sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Oleh

karena itu diterbitkanlah Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang

memuat mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan bahwasanya suatu

perusahaan sebelum melaksanakan pembangunannya diwajibkan untuk

menyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya

Pamantuan Lingkungan (UPL) yang termuat pada Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002. Dalam hal ini pelaksanaan SPBU

termasuk dalam dalam jenis usaha yang pengelolaan dampak lingkungan

dengan menyusun ”Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan

Lingkungan Hidup” yang sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002.

Pertamina selaku pemberi izin prinsip pembangunan SPBU juga

mempertimbangkan dari segi aspek lokasi, sehingga dalam pelaksanaanya

dapat sesuai dengan peraturan pengelolaan lingkungan hidup.

Dari uraian diatas memiliki tujuan agar dapat terwujud kesejahteraan

masyarakat, mulai dari pemenuhan kebutuhan masyarakat hingga menjaga

kelestarian lingkungan hidup.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Nomor 54.633.18

Hingga saat ini di Kabupaten Magetan terdapat sembilan izin pendirian Stasiun

Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang di telah dikeluarkan oleh PT.Pertamina.

Salah satu yang menjadi objek penelitian dari penelitian ini adalah Stasiun Pengisian

Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terletak di :

a. Desa :Tamanarum

b. Kecamatan: Parang

c. Kabupaten : Magetan

d. Provinsi : Jawa Timur

Status lahan yang dipergunakan untuk usaha SPBU ini merupakan hak milik

dengan luas tanah 3303M². Batasan-batasan lokasi proyek sesuai arah mata angin :

a. Utara : Tanah Milik Bapak Tamin

b. Timur : Tanah Milik Bu Sugiharti

c. Selatan : Jalan Raya Parang – Lembeyan

d. Barat : Tanah Milik Kusmanto

Indentitas Pemrakarsa :

a. Nama Pemilik : Andika Fajar Sulendra

b. Alamat rumah :Jalan Janoko, Nomor 10, Kelurahan Sukowinagun,

Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan

c. Nomor telepon :081259952000

d. Jenis perusahaan : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

e. Status Perusahaan : Perorangan

f. Alamat Perusahaan :Jalan Raya Parang-Lembeyan Nomor 26, Desa

Tamanarum, Kecamatan Parang, Kabupaten Megetan.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. Tujuan Rencana Usaha

Pembangunan SPBU Sdr. Andika di Ds. Taman arum Kecamatan Parang Kab.

Magetan adalah suatu bentuk tanggung jawab pengusaha didalam upayanya untuk

berperan aktif dalam meninjgkatkan perekonomian terutama dalam penyediaan BBM.

Untuk mencapai tujuan tersebut SPBU harus dikelola secara profesional

mengutamakan keunggulan kualitas pelayanan serta merespon tuntutan kebutuhan

masyarakat.

Secara umum arah dan tujuan pembangunan SPBU di Ds. Taman arum Kec.

Parang Kab. Magetan adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan

BBM sekitar SPBU dan masyarakat pengguna jalan yang melintas Maospati -

Madiun.

Operasional SPBU disamping menimbulkan dampak positif juga menimbulkan

dampak negatif terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab

itu menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 10 tahun 2004 tentang

Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup, maka kegiatan pembangunan SPBU tersebut diwajibkan melakukan kajian

prakiraan dampak negatif yang akan terjadi terhadap lingkungan serta upaya

pengelolaan dan pemantauannya.

B. Pelaksanaan perizinan lingkungan Stasiun Pengisian Bahan Bakar

Umum (SPBU) Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan.

Pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

berkeadilan dan berprikemanusiaan. Ketersediaan sumberdaya alam dalam

meningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak merata, sedangkan permintaan

sumberdaya alam terus meningkat, akibat peningkatan pembangunan untuk

memenuhi kebutuhan penduduk.

Usaha atau kegiatan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang

perlu dianalisa sejak awal perencanaannya sampai pada saat operasional usaha atau

kegiatan, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dampak positif dapat disiapkan sedini mungkin, untuk pencegahan kerusakan

lingkungan.

Upaya pencegahan kerusakan lingkungan atau perlindungan/penyelamatan

lingkungan secara dini sebelum suatu kegiatan dimulai dengan

menerapkan/meningkatkan efektivitas kegiatan dan atau jenis usaha yang akan

berdiri untuk melengkapi upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Dalam mendirikan suatu usaha khususnya SPBU setiap pemohon harus

mempunyai kewajiban memperoleh Izin lingkungan menurut Undang – undang

nomor 32 Tahun 2009 terdapat pada Pasal 36 antara lain :

1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPLwajib memiliki izin lingkungan.

2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkanberdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksuddalam Pasal 31 atau rekomendasi UKL-UPL.

3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkanpersyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup ataurekomendasi UKL-UPL.

4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikotasesuai dengan kewenangannya.

Jadi pelaku usaha wajib memiliki dokumen UKL - UPL tersendiri berdasarkan

pada regulasi pemerintah terkait yaitu undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang

AMDAL, peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai

dampak lingkungan hidup, peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 13

tahun 2010 tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan

lingkungan hidup dan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup, dan keputusan bupati magetan nomor : 738 tanggal 4 Mei 2009

mengenai jenis usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi dengan upaya pengelolaan

lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) di kabupaten magetan.

Kewenangan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota wajib menolak

permohonan izin lingkungan apabila permohonan izin tidak dilengkapi dengan

amdal atau UKL-UPL, dan permohonan izin lingkungan dapat dibatakan apabila

persyaratan yang diajukan dalam permohonan izin mengandung cacat hukum,

kekeliruan, penyalahgunaan, serta ketidakbenaran atau pemalsuan data, dokumen,

dan informasi, Penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana tercantum dalam

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

keputusan komisi tentang kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL,

atau kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen amdal atau UKL-UPL tidak

dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha atau kegiatan.

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002

definisi Upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan

lingkungan hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang

tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun

2001 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi

Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, atas dasar besaran atau

skala usaha SPBU, maka SPBU termasuk dalam usaha yang tidak diwajibkan

menyusun AMDAL, akan tetapi diwajibkan untuk menyusun Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL).

Jenis Kegiatan Wajib Amdal Lampiran dalam Permen LH No.11 Tahun 2006

Bupati/Walikota/Gubernur DKI untuk menetapkan skala/besaran lebih kecil atas

pertimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan Lokasi berbatasan

langsung dengan kawasan lindung Bupati/Walikota/Gubernur DKI /masyarakat

mengusulkan kepada MenLH suatu kegiatan baru menjadi wajib AMDAL karena

kegiatan tersebut dianggap berdampak penting terhadap lingkungan.

Setiap rencana usaha atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki AMDAL (ps

15 UUPLH), Bagi usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk katagori wajib

AMDAL wajib UKL-UPL (ps 3 (4) PP 27 Tahun 1999) Kegiatan yang sudah

berjalan namun tidak memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup wajib

menyusun DPPL (ps 2 KepMen LH No. 12 Tahun 2007).

Peraturan Bupati Kabupaten Magetan Nomor 55 Tahun 2012 Tentang

Pedoman Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) – Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) Dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL),dalam

pasal 5 dan 6 :

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pasal 5:(1) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak masuk dalam kriteria

wajib AMDAL wajib memiliki UKL-UPL.(2) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-

UPL wajib membuat SPPL.Pasal 6:Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib ukl-upl sebagimana yang dimaksuddalam Pasal 4 ayat (1) tercamtum dalam lampiran 1 yang merupakan bagiantidak dipisahkan dari peraturan Bupati ini.

Izin lingkungan mengenai dokumen yang harus dilengkapi oleh pemohon

untuk perizinan lingkungan tidak harus menyusun amdal akan tetapi dilihat dari

skala usaha maka SPBU hanya diwajibkan untuk menyusun Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL).

1. Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi

Rencana Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum

(SPBU) Sdr. Andika akan menempati tapak seluas 1.500 m2 yang terdiri dari

Tangki Timbun, Tempat Ganti Oli/Cuci/Bengkel, Hall, toko/gudang olie, mini

market, Loker/Gudang, Mushola, kamar mandi, WC, tempat wudhu, Area

Dispenser/Pompa, Pelataran conblok, Taman lahan untuk pengembangan dan

sarana penunjang lainnya, disadari berpotensi menimbulkan dampak positif dan

negatif terhadap lingkungan sekitarnya.

a. Tahap Pra Konstruksi

Kegiatan yang dilakukan meliputi pelaksanaan studi kelayakan baik

secara teknis, ekonomis maupun lingkungan. Pada tahap ini dilakukan

sosilisasi rencana lokasi, penyusunan program dan rencana induk serta desain

rinci bangunan fisik SPBU serta sarana penunjang lainnya dan kegiatan

administrasi. Kegiatan tahap Pra Konstruksi dilaksanakan sebagaimana tabel

dibawah.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 1. Rencana Kegiatan pelaksanaan studi kelayakan.

No Jenis Kegiatan Ada/tidak Keterangan

1 Sosialisasi proyek pada

masyarakat sekitar

Ada Selesai

2 Studi kelayakan Ada Dalam

proses

3 Rencana Induk Ada Selesai

4 Desain Rinci Ada Selesai

Kegiatan pada tahap Pra Konstruksi yang berpotensi menimbulkan

dampak adalah pembersihan lahan, kegiatan ini berpotensi menimbulkan

dampak terhadap sikap masyarakat,serta komponen lain seperti ekonomi dan

budaya karena dapat memicu perbedaan tapak batas disekitar calon lokasi

SPBU.

b. Tahap Kontruksi

Pembangunan fisik (konstruksi) dalam rangka pembangunan SPBU dan

sarana pendukungnya, kegiatan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi

meliputi persiapan pelaksanaan konstruksi : Mobilisasi tenaga kerja,

pelaksanaan kegiatan proyek seperti direksi kit, pembuatan jalan masuk lokasi,

pembuatan sarana air bersih, memasang listrik penerangan, mobilisasi alat dan

bahan, pemasangan pondasi. konstruksi SPBU dan pembuatan sarana

penunjang operasional SPBU. Peralatan yang diperlukan untuk pembangunan

fisik SPBU meliputi:

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 2. Peralatan yang diperlukan untuk Pembangunan (Konstruksi)

No. Jenis Kegiatan Peralatan Yang Digunakan

1 Pembangunan Fisik Peralatan dan perlengkapan pertukangan,

peralatan las, concrate mixer, batching plant,

strauss pile dan peralatan lain

2 Pembangunan sarana

penunjang

Peralatan dan perlengkapan pertukangan,

peralatan las, concrate mixer, batching plant,

strauss pile dan peralatan lain

1) Dampak Terhadap Kualitas Air

a) Sumber dampak :

Pemadatan lahan pada tahap konstruksi diperkirakan

menyebabkan perubahan pola aliran air permukaan dan

peningkatan kekeruhan karena sebagian besar permukaan tanah

akan tertutup bangunan dan dilakukan pengerasan dengan semen.

b) Sifat dan potensi dampak :

Sifat dampak terhadap kualitas air akibat kegiatan konstruksi

negative tidak penting dan bersifat sementara. Jenis dampak akibat

kegiatan konstruksi antara lain terganggunya pola aliran air di

lokasi dan peningkatan kekeruhan. Dengan lahan 1500 m2 lamanya

kegiatan. konstruksi relatif pendek. Untuk itu dibuat drainase yang

baik sehingga kegiatan konstruksi tidak akan merubah pola aliran

air.

2) Dampak Terhadap Kualitas Udara Dan Kebisingan

a) Sumber Dampak

Sumber dampak menurunnya kualitas udara disebabkan

mobilitas peralatan dan bahan, pemadatan tanah dan kegiatan

pembangunan fasilitas SPBU di antaranya :

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

(1) Pada kegiatan pengangkutan material seperti batu pasir dan

bahan bangunan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas

debu namun dampaknya tidak penting.

(2) Kegiatan pengerasan tanah, pembangunan gedung dan

fasilitas penunjang juga akan meningkatkan kualitas debu

namun dampaknya tidak penting.

b) Sifat Dampak Dan Potensi Dampak

Dampak terhadap kualitas udara dan kebisingan bersifat

sementara dan tergolong tidak penting apabila ditinjau dari

identitas, waktu kegiatan konsentrasi emisi dan kebisingan. Jenis

dampak dari mobilisasi peralatan saat konstruksi adalah berupa

emisi gas buang seperti S02, CO dan partikulat debu serta

peningkatan kebisingan. Dampak terhadap kualitas udara dan

kebisingan ini bersifat tidak penting karena diperkirakan kegiatan

konstruksi tidak memakan waktu lama.

3) Dampak Terhadap Kesempatan Kerja

a) Sumber Dampak :

Munculnya ,peluang kerja/kesempatan kerja adalah

pembukaan kegiatan konstruksi sarana dan fasilitas penunjang

SPBU.

b) Sifat dampak :

Dampak munculnya peluang kerja sifatnya positif tidak

penting. Dampak yang timbul pada kesempatan kerja ini positif

namun tidak penting karena jumlah tenaga kerja yang terserap tidak

banyak dan hanya masa konstruksi saja.

4) Sarana Pengendali Dampak

Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak penting

adalah:

a) Pencemaran air.

Untuk menghindari dan mengendalikan dampak pencemaran

air limbah buangan akibat tahapan konstruksi dapat dilakukan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dengan membangun kolam pengendapan untuk menampung limbah

cair yang akan dibuang ke badan air penerima.

b) Pencemaran Udara dan kebisingan.

Untuk mengendalikan pencemaran udara/debu akibat

transportasi atau proses kegiatan yang lain dapat dilakukan

menutup bak truk yang bermuatan dan mengurangi kecepatan serta

menyirami sumber pencemar secara berkala. Untuk mengendalikan

suara akibat kegiatan proyek dapat dilakukan dengan memasang

peredam pada mesin dan mematuhi jam istirahat.

c) Tenaga Kerja

Untuk mengurangi kecemburuan sosial pada kesempatan

kerja dengan memanfaatkan tenaga dari masyarakat sekitar sesuai

kemampuan dan syarat tertentu.

5) Rencana Pemulihan

Pemeliharaan lingkungan yang dilakukan pada akhir tahap konstruksi

yang dapat dilakukan adalah :

a) Mengumpulkan material sisa yang berbentuk kertas

dikumpulkan dibakar atau dibuang ke TPA.

b) Potongan kayu dikumpulkan dapat dimanfaatkan masyarakat

sekitar untuk kayu bakar.

c) Yang berbentuk batu, pasir, tanah urug, pecahan tegel dan

pecahan genting serta sisa paving dapat digunakan urug pada

lokasi yang rendah yang memerlukan tanah urug.

d) Untuk menghindari banjir akibat air hujan dan membantu

peresapan air tanah dilakukan pemasangan paving stone pada

areal parkir dan penanaman rumput pada taman.

e) Untuk mengendalikan suhu lingkungan serta menahan angin

ditanami tanaman keras dan buah-buahan.

c. Tahap Operasi

SPBU yang menempati tapak seluas 1.500 m2 yang terdiri dari Tangki

Timbun, Tempat Ganti Oli/Cuci/Bengkel, Hall, toko/gudang oi e mini market,

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Loker/Gudang, Mushola, kamar mandi, WC, tempat wudhu, Area

Dispenser/Pompa, Pelataran conblok, Taman lahan untuk pengembangan dan

sarana penunjang lainnya, disadari berpotensi menimbulkan dampak positif dan

negatif terhadap lingkungan sekitarnya.

1) Dampak Terhadap Kualitas Air

Sumber dampak:

Pada tahap operasi akan dihasilkan limbah air ceceran/tumpahan

BBM akibat terjadinya penyimpangan/kesalahan pengoperasiannya yang

tidak sesuai dengan SOP. Kemungkinan tumpahan/ceceran BBM ini

berasal dari kegiatan :

a) Pembongkaran BBM

b) Penimbunan Tangki

c) Pengambilan Sample

d) Aktivitas karyawan SPBU

e) Kegiatan Pengisian kendaraan konsumen

2) Dampak Terhadap Kualitas Udara Dan Kebisingan

a) Sumber dampak :

Aktifitas kendaraan bermotor konsumen dan penguapan tangki.

b) Sifat sumber dampak:

Bersifat lama dan relatif penting terhadap kesehatan operator yang lama

stand by pada area SPBU

c) Potensi dampak:

Peningkatan gas Hidrokarbon (HC) di area pengisian bahan bakar

kendaraan bermotor dan area bongkar BBM. Peningkatan partikulat

debu dan kadar S02, N02 dan C02 dari emisi kendaraan konsumen. Pada

waktu sibuk gas polutan tersebut akan semakin banyak sehingga

mengganggu kesehatan opeartor dan konsumen, untuk meminimalkan

damlak ini valve (katup) pada mesin pengisian agar selalu dalam

keadaan baik.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3) Dampak terhadap kualitas air tanah dangkal

a) Sumber Dampak :

Kebocoran tangki timbun dan system perpipaan, penimbunan sludge

hasil pembersihan tangki di areal SPBU.

b) Sifat Dan Potensi Dampak :

Terkontaminasinya air tanah dangkal dari kebocoran tangki timbun

dan merembesnya sludge.

4) Sarana Pengendali Dampak

Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak penting adalah :

a) Pencemaran air

Untuk menghindari dan mengendalikan dampak pencemaran air

limbah buangan akibat tahapan operasi dapat dilakukan dengan

membangun kolam pengendapan untuk menampung limbah cair yang

akan dibuang ke badan air penerima.

b) Pencemaran Udara dan kebisingan.

Untuk mengendalikan pencemaran udara akibat penguapan atau

proses kegiatan yang lain dapat dilakukan mematuhi aturan bongkar

BBM dan mengurug ceceran BBM dengan pasir serta menyirami

sumber pencemar secara berkala.

c) Tenaga Kerja

Untuk mengurangi kecemburuan sosial pada kesempatan kerja

dengan memanfaatkan tenaga dari masyarakat sekitar sesuai

kemampuan dan syarat tertentu.

5) Rencana pemulihan

Pemeliharaan lingkungan yang dilakukan pada akhir tahap konstruksi yang

dapajt dilakukan adalah :

a) Menyediakan pasir pada sandbag.

b) Menyediakan alat penangkap minyak pada kolam pengendapan.

c) Untuk mengendalikan suhu lingkungan serta menahan angin ditanami

tanaman keras dan buah-buahan.

6) Upaya Pengelolaan K3 Dan Keadaan Darurat

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dalam upaya mencapai keselamatan kerja serta mencegah dan

menanggulangi bahaya kebakaran, kecelakaan kerja dan bencana yang lain,

maka dibuat suatu kebijakan, prosedur, peraturan dan pedoman yang tertulis

yang diterapkan ditiap unit kerja dan berlaku bagi setiap orang, Adapun

upaya pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah :

a) Adanya prosedur keselamatan kerja tertulis disetiap unit kerja.

b) Peraturan khusus yang dibuat untuk tempat-tempat berisiko tinggi

disesuaikan dengan kondisi lokal dan standar nasional riset kesehatan.

c) Adanya prosedur penanggulangan dalam hal terjadinya kontaminasi

atau keracunan.

d) ernua gas disimpan dan diamankan sesuai peraturan dan kondisi

setempat, serta digunakan menurut pedoman kerja.

e) Tersedia alat penghisap dalam keadaan darurat (emergency suction)

dan pemasokan oksigen yang cukup pada tempat- tempat penting

f) Tersedianya perlengkapan keamanan bagi pekerja.

g) Pemasangan rambu-rambu diseluruh bagian penting SPBU dengan

jelas dan mudah dimengerti misal arah, tanda pengamanan, pintu

keluar dan tanda dilarang merokok.

h) Semua karyawan paham dengan program keselamatan.

i) Peralatan pemadam api (pemadam kebakaran) ditempatkan ditempat-

tempat yang strategis dan mudah dijangkau.

j) Melakukan uji coba perlengkapan K3 tersebut minimal enam bulan

sekali dengan memberikan perhatian khusus pada daerah/tempat yang

berisiko tinggi.

k) Tersedia lorong atau tangga darurat yang memadai diseluruh bagian

gedung untuk penyelamatan apabila terjadi kebakaran.

l) Tata letak bangunan diatur sedemikian rupa agar apabila terjadi

kebakaran mobil pemadam kebakaran mudah menjangkau.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan

a. Teknologi Yang Digunakan Dalam Pengelolaan Lingkungan

Teknologi dalam kegiatan operasional SPBU telah dirancang

sedemikian rupa sehingga kegiatan operasionalnya diharapkan tidak akan

menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Teknik yang dipakai dalam

pengelolaan lingkungan telah tercakup dalam teknik operasional yang

diantaranya meliputi:

1) Dalam kegiatan konstruksi digunakan alat angkut dan mesin dalam

jumlah efisiensi biaya dan meminimalisasi terjadinya pencemaran

udara.

2) Dalam kegiatan operasi dilengkapi berbagai peralatan yang telah

dirancang agar aman terhadap lingkungan diantaranya adalah :

a) Proses pengisian BBM melalui dispenser menggunakan

mesin pengisi BBM yang memiliki katup (dapat membuka

dan menutup secara otomatis) sehingga kemungkinan

terjadinya emisi gas BBM ke udara dan tumpahan minyak

dapat diminimalisir.

b) Dalam kegiatan operasional SPBU secara keseluruhan

telah dirancang dengan menggunakan systen tertutup

sehingga limbah yang dibuang tidak mengganggu

lingkungan, teknik yang diterapkan :

c) Pembuatan system drainase yang baik dilengkapi dengan

oil catcher.

d) Melengkapi seluruh jenis BBM dengan pipa pernafasan /

vend an pressure vacuum.

e) Pemasangan pipa dilengkapi dengan fleksible casing

sehingga bila terjadi kebocoran pipa tidak langsung ke

tanah.

f) Pemasangan quick coupling pada system pembongkaran di

tangki timbun.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

g) Untuk upaya-upaya preventif bagi keamanan maupun

bahaya kebakaran di lengkapi dengan racun api.

b. Uraian Tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

1) Pengelolaan air:

Pengelolaan air dilakukan selama tahap ini adalah :

a) Untuk mencegah terganggunya pola aliran air agar tidak

terpengaruh ke lahan sekitarnya, maka pada sekeliling batas tapak

proyek akan di bangun pondasi batu dan didirikan tembok batako

setinggi 2 meter.

b) Membuat system drainase yang baik di sekitar lokasi kegiatan

sebelum di mulai tahap konstruksi.

2) Pengelolaan Terhadap Kualitas Udara

Untuk mengurangi tingkat pencemaran emisi gas buang dan

partikulat debu saat kegiatan konstruksi akan dilakukan penyiraman

jalan/tanah jika dianggap perlu dengan periodesiasi berkala.

3) Pengelolaan Terhadap Kesempatan Kerja

Upaya untuk peluang kerja pada tahap konstruksi adalah merekrut

tenaga sesuai kualifikasi pendidikan dan keahlian yang dibutuhkan dan

memprioritaskan tenaga kerja setempat/local.

c. Tahap Operasi

1) Pengelolaan Terhadap Kualitas Air

Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan selama tahap operasi

adalah :

a) Pengelolaan kemungkinan terjadinya limbah yang berasal dari

ceceran minyak kegiatan SPBU adalah dengan membuat drainase

yang baik, membuat oil catcher.

b) Untuk pengelolaan air limbah yang berasal dari kamar mandi/toilet

dibangun septiktank dengan resapannya.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) Pengelolaan Kualitas Udara

Dampak terhadap kualitas udara yang diperkirakan timbul adalah

adanya emisi hidrokarbon, CO, S02 serta peningkatan partikulat debu.

Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan untuk menanggulangi hal

tersebut adalah :

a) Pemasangan quick coupling pada system pembongkaran di tangki

timbun.

b) Penggantian valve (katup) jika aus dan rusak.

c)

3) Pengontrolan Mesin Pengisi BBM

Pembangunan pagar tembok berisi 2 meter yang mengelilingi

lokasi kegiatan, untuk mencegah keluarnya gas-gas buang jika terjadi

kebocoran BBM. Membangun taman untuk keindahan dan peresapan air.

Upaya-upaya pengelolaan yang berkaitan dengan penanganan keadaan

darurat seperti kebakaran antara lain dengan :

a) Penempatan 2 unit rumah racun api dengan kapasitas 60 kg

b) 6 (enam) unit tabung pemadam kebakaran

c) Membuat papan larangan merokok

4) Pengelolaan Terhadap Penurunan Kualitas Air Tanah

Upaya pengelolaan untuk penurunan kualitas air tanah akibat

kebocoran maupun perembesan ke dalam air tanah adalah dengan

melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap tangki timbun BBM

dan tempat penimbunan sludge

d. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup

1) Lokasi Pengelolaan lingkungan dengan sumber dampak dan

penyebarannya, sehingga lokasi pengelolaan ditetapkan sebagai berikut:

a) Lokasi pengelolaan terhadap kualitas air

i. Oil Catcher

ii. Saluran air depan SPBU

b) Lokasi pengelolaan kualitas udara

i. Area dalam SPBU

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

ii. Area pemukiman sekitar SPBU

c) Lokasi pengelolaan Sludge

Pada tempat pengelolaan yang ditentukan

d) Lokasi pengelolaan kesempatan kerja

Kantor administrasi SPBU.

2) Waktu dimulainya pengelolaan lingkungan

Pelaksanaan pengelolaan lingkungan akan dimulai sejak tahap pra

konstruksi.

3) Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup

Dalam struktur organisasi yang bertanggungjawab terhadap

pengelolaan lingkungan hidup adalah Kepala Bagian Teknik.

4) Pembiayaan

Biaya pengelolaan lingkungan hidup meliputi pengadaan peralatan,

bahan dan biaya pemasaran instalasi pengelolaan lingkungan hidup, yang

meliputi:

a) Biaya pembangunan oil catcher

b) Biaya pembangunan septiktank dan resapan

c) Biaya pembangunan drainase

d) Biaya pembangunan instalasi air bersih

e) Biaya pengadaan / pemasangan fasilitas pengamanan darurat seperti:

rumah racun api dan alat kebakaran

f) Biaya pengelolaan sludge

g) Pemeriksaan kualitas air limbah

h) Pemeriksaan kualitas air udara

i) Penghijauan

5) Pengawasan

Untuk kegiatan pengelolaan lingkungan hidup akibat kegiatan

opearsiona! SPBU. Pihak yang bertanggungjawab atas operasional SPBU

akan melibatkan pihak yang akan melakukan pengawasan maupun

instansi terkait. Instansi pengawas dalam hal ini adalah Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan serta pihak PERTAMINA.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Izin lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah izin lingkungan

untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berupa dokumen Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

(UKL).

Adapun untuk mendapatkan izin lingkungan di Kabupaten Magetan setiap

usaha diwajibkan memiliki Izin Pemanfaatan Tanah atau yang dapat disebut juga

dengan Izin Lokasi Penggunaan Tanah yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh

Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati Magetan terlebih dahulu.

Izin Pemanfaatan Tanah adalah izin peruntukan penggunaan tanah yang wajib

dimiliki orang pribadi dan atau badan yang akan melaksanakan kegiatan dan atau

kegiatan yang mengakibatkan perubahan peruntukan tanah pada bangunan/usaha

yang dilakukan, dengan batasan keluasan sebagai berikut :

a. untuk usaha pertanian & le 25 Ha,

b. untuk usaha non pertanian & le 1 Ha,

c. untuk kegiatan bidang sosial dan keagamaan tanpa batasan keluasan.

Dasar Hukum :

a. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Bea

Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

b. Surat Izin Bupati Magetan Nomor : 530.08/397/403.210/2012 Tentang Izin

Gangguan / Ho.

Menurut pasal 2 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

2003 tentang Kebijakan Nasional Dibidang Pertanahan yang menyatakan bahwa

sebagian kewenangan pemerintah dibidang pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah

Kabupaten atau Kota Dan Pemberian Izin Lokasi merupakan salah satu kewenangan

pemerintah dibidang pertanahan dari sembilan kewenangan yang ada. Sembilan

kewenangan sebagaimana yang dimaksud adalah :

a. Pemberian izin lokasi.

b. Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan.

c. Penyelesaian sengketa tanah garapan.

d. Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

e. Penetapan subjek dan objek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah

kelebihan maksimum dan tanah absentee.

f. Penetapan dan penyelesaian tanah ulayat.

g. Pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong.

h. Pemberian izin membuka tanah.

i. Perencanaan penggunaan tanah wilayah kabupaten atau kota

Setelah mendapatkan Izin Lokasi dari instansi yang berwenang maka pemohon

dapat melanjutkan proses perizinan berikutnya, yaitu izin lingkungan. Izin

Lingkungan berupa dokumen yang disusun oleh pemohon dan diajukan ke Badan

Lingkungan Hidup (BLH).

Pedoman mengenai ukuran dampak besar dan penting sesuai dengan

Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 56 Tahun 1994 tentang

Pedoman Mengenai Dampak Penting adalah sebagai berikut:

a. Jumlah manusia yang terkena dampak.

Jumlah manusia yang terkena dampak menjadi penting bila manusia di wilayah

studi AMDAL yang terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati

manfaat dari usaha atau kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah

manusia yang menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan di wilayah tersebut.

b. Luas wilayah persebaran dampak.

Suatu rencana usaha atau kegiatan bersifat penting bila mengakibatkan adanya

wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas dampak,

tidak berbaliknya dampak, kumulatif dampak.

c. Lamanya dampak berlangsung.

Dikatakan penting bila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan timbulnya

perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya

dampak, atau segi kumulatif dampak yang berlangsung hanya pada satu atau

lebih tahapan kegiatan.

d. Intensitas dampak.

Perubahan lingkungan yang timbul bersifat hebat, atau drastis, berlangsung di

area yang relative luas, dalam kurun waktu yang relatif singkat.

e. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Rencana usaha atua kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak

lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen

lingkungan yang terkena dampak primer.

f. Sifat komulatif dampak.

Komulatif mengandung pengertian bersifat bertambah, bertumpuk atau

bertimbun. Dampak suatu usaha atau kegiatan dikatakan bersifat kumulatif bila

pada awalnya dampak tersebut tidak tampak atau tidak dianggap penting.,

tetapi karena aktivitas tersebut bekerja berulang kali atau terus menerus, maka

lama kelamaan dampaknya bersifat kumulatif.

g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat

dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi manusia.

Kegiatan studi UKL & UPL mempunyai tujuan dan maksud antara lain

mencegah dan mengelola dampak yang di timbulkan akibat kegiatan SPBU sehingga

dampak dapat dicegah atau ditekan,sedangkan dampak positifnya dapat

dikembangkan dan merupakan pedoman operasional pelaksanaan kegiatan

pengelolaan dan pengawasan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang –

undangan yang berlaku guna mempertahankan daya dukung lingkungan.

UKL/UPL merupakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

yang harus dan wajib di miliki oleh semua perusahaan yang mempunyai aktifitas

bisnis / produksi yang berdampak terhadap lingkungan. Apabila UKL/UPL

diterapkan secara konsisten pasti dapat mengurangi dan mengantisipasi kemungkinan

dampak negatif yang muncul bagi lingkungan dan masyarakat sehingga bisa

meningkatkan image perusahaan.

UKL dan UPL yang telah disusun oleh pemrakarsa kemudian diajukan ke

instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup

Kabupaten/Kota, karena usaha dan atau kegiatan yang akan berlangsung ini berlokasi

pada 1 (satu) wilayah Kabupaten/Kota.

Prosedur penyusunannya UKL-UPL yaitu pemrakarsa melakukan studi

kelayakan lingkungan sesuai dengan format yang berlaku selanjutnya

dikonsultasikan dan diajukan kepada instansi yang bertanggung jawab

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

mengendalikan dampak lingkungan untuk mendapat persetujuan. Proses penyusunan

dokumen UKL dan UPL lebih sederhana dibandingkan dengan penyusunan

AMDAL, karena cakupan kegiatan baik dampak, luasan yang lebih kecil

dibandingkan dengan kegiatan yang wajib AMDAL.

Bagan 3 : Prosedur Penyusunan AMDAL dan UKL UPL

Tidak

ya

Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang

AMDAL

Untuk perizinan lingkungan saat ini penentuan penggunaan wajib penyusunan

dokumen lingkungan menggunakan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang

Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Peraturan

Rencana Kegiatan

Dampak Besardan Penting

AMDAL

UKL & UPL

Evaluasi Komisi

Evaluasi olehDinas LingkunganHidup

Disetujui Komisi

Tidak Lengkap

Dilengkapi/Diperbaiki

Pelaksanaan Kegiatan

Ditolak

Pengawasan olehDinas Lingkungan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

ini sebagai pengganti Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17

Tahun 2001. Sedangkan untuk penyusunan dokumen UKL-UPL berdasarkan

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan

Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Dalam penelitian ini adalah SPBU Parang Mas mengajukan perizinan

lingkungan pada tahun 2009, sehingga penyusunan dokumen UKL-UPL sesuai

dengan format isian yang terdapat pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 86 tahun 2002. Pembuatan dokumen UKL-UPL dapat disusun sendiri

oleh si pemrakarsa ataupun melalui konsultan.

Isi dari dokunen UKL-UPL SPBU Parang Mas meliputi :

a. Identitas Pemrakarsa

Data Pemrakarsa

(meliputi Nama SPBU, Nama Pimpinan SPBU, Jabatan, Alamat,

NPWP)

b. Rencana Usaha dan atau Kegiaan

1) Nama Rencana Usaha atau Kegiatan

Pembangunan SPBU.

2) Lokasi Rencana Usaha atau Kegiatan

SPBU - Parang Mas - Magetan

3) Deskripsi Rencana Usaha atau Kegiatan

Meliputi :

a) Jenis dan Kapasitas Produksi

b) Bahan baku dan Penolong

c) Jenis Peralatan Produksi

4) Status Lahan Rencana Usaha atau Kegiatan

Disesuaikan atas nama pemilik Sertifikat. Dicantumkan pula

batasan-batasan lokasi proyek.

5) Garis Besar Komponen Rencana Usaha atau Kegiatan

a) Tahap Pra Konstruksi

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Meliputi sigi atau survey, perizinan, pembebasan lahan,

kegiatan sosialisasi dan perencanaan.

b) Tahap Konstruksi

Tahap konstruksi adalah tahapan dimana pembangunan

SPBU dilakukan yang meliputi perekrutan tenaga kerja

konstruksi, mobilisasi alat dan bahan, pematangan lahan,

pembangunan sarana dan prasarana utama

c) Tahap Pascakonstruksi (operasional)

Tahap Pascakonstruksi dilakukan apabila proses dan

pembangunan fisik telah selesai secara keseluruhan. Tahap

ini meliputi perekrutan tenaga kerja oprasi, oprasional

SPBU, dan pemeliharaan lingkungan

c. Dampak Lingkungan yang akan Terjadi

Meliputi sumber dampak, jenis dampak, tolak ukur dampak, sifat

dampak, dan besaran dampak dari tahap-tahap garis besar komponen

rencana (tahap pra konstruksi hingga pasca konstruksi)

d. Program Pengelolaan Lingkungan

1) Pendekatan Pengelolaan Lingkungan

Program pengelolaan lingkungan pembangunan SPBU melalui

tiga pendekatan yaitu ; pendekatan teknologi, pendekatan sosial,

ekonomi dan pendekatan institusi.

2) Program Penglolaan Lingkungan

Program pengelolaan lingkungan dimaksud untuk

menanggulangi setiap dampak yang terjadi dari masing-masing

tahap.

e. Program Pemantauan Lingkungan

1) Pendekatan Pemantauan Lingkungan

2) Program Pemantauan Lingkungan

f. Tindakan Darurat yang akan Dilakukan

1) Pencegahan Kebakaran

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2) Mencegah Kecelakaan di Tempat Kerja

g. Pelaporan

1) Pelaporan

Berbagai hasil pemantauan seperti yang telah dilakukan wajib

untuk dilaporkan kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Magetan dengan tembusan kepada Dinas/institusi

terkait.

2) Materi Pelaporan

a. Surat Pengantar yang ditandatangani penanggung jawab

UKL-UPL.

b. jenis kegiatan.

c. Gambar Layout yang dapat menunjukkan lokasi

pemantauan dan pengelolaan dilakukan.

3) Waktu Pelaporan

Laporan disampaikan setiap enam bulan sekali, yaitu dalam

bulan Juni dan Desember tahun berjalan.

Dokumen UKL-UPL yang telah disusun diajukan dan dikonsultasikan kepada

instansi yang bertanggung jawab mengendalikan dampak lingkungan hidup. Dalam

hal ini instansi tersebut adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan wajib berkoordinasi dengan

instansi yang membidangi usaha dan atau kegiatan untuk melakukan pemeriksaan

formulir isian tentang UKL dan UPL yang telah disampaikan paling lambat 7 (tujuh)

hari kerja sejak diterimanya formulir isian tentang UKL dan UPL.

Apabila terdapat kekurangan informasi yang disampaikan dalam penyusunan

UKL dan UPL dan memerlukan tambahan dan atau perbaikan, pemrakarsa atau pihak

SPBU wajib menyempurnakan dan atau melengkapinya sesuai hasil pemeriksaan

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan wajib menerbitkan rekomendasi

tentang UKL dan UPL kepada pemrakarsa paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak

diterimanya dokumen UKL dan UPL yang telah diperbaiki oleh pemrakarsa.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Apabila dokumen UKL dan UPL tidak memerlukan perbaikan, Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan wajib memberikan rekomendasi paling

lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya formulir isian tentang UKL dan

UPL.

Pejabat dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan wajib

mencantumkan syarat dan kewajiban yang tercantum dalam program pengelolaan

dan pemantauan lingkungan hidup di dalam izin melakukan usaha dan atau kegiatan

yang bersangkutan. Izin yang telah diterbitkan oleh pejabat dari instansi yang

berwenang tembusannya wajib disampaikan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Magetan sesuai kewenangan. Surat rekomendasi UKL dan UPL menjadi salah satu

syarat untuk memenuhi persyaratan permohonan dalam pendirian usaha SPBU

dengan bentuk surat ijin usaha yang kemudian ditunjukan kepada Badan Pelayanan

Peirizinan Terpadu Kabupaten Magetan.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

C. Faktor - faktor yang menghambat Pelaksanaan Perizinan

Lingkungan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) nomor

54.633.18 di Kabupaten Magetan.

Sesuai dengan konteks dari rumusan masalah yang kedua dalam penulisan ini

ialah mengenai hambatan perizinan lingkungan. Di dalam permasalahan ataupun

kendala yang dapat memperlambat suatu proses tersebut menjadi sebuah hasil,

banyaknya kendala dapat mempengaruhi dari hasil suatu tujuan utama. Ada sederet

faktor yang menghambat pelaksanan perizinan antara lain :

A. Subtansi hukum dalam pelaksaan perizinan

Pengembangan kebijakan yang meyeluruh harus dimulai dari amandemen

UUD 1945 sebagai sistem substansial yang menentukan bisa atau tidaknya hukum

itu dilaksanakan. sumber dari kebijakan sumber daya alam dan pengelolaan

lingkungan hidup. Disamping itu, diperlukan pengembangan - pengembangan

Undang-undang Pengelolaan Sumber Daya Alam yang mampu mengintergrasiakn

prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan dan berbasiskan kepentingan rakyat.

Banyak perundangan yang sudah disahkan hingga bertahun -tahun kan

tetapi terhambat pada Peraturan Pelaksanaan yang belum dikeluarkan oleh

Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Hukum dan HAM. Rencananya, UUPPLH

tersebut akan mengeluarkan 12 Peraturan pelaksana. Dari jumlah tersebut, hanya

4 yang berstatus finalisasi oleh para Menteri tersebut. Keempat Peraturan

Pelaksanaan yang sudah berada dalam status finalisasi dengan Sekretaris Negara

dan Kementrian Hukum dan Ham tersebut yakni, Peraturan Pelaksanaan AMDAL

dan analisa resiko lingkungan, Peraturan Pelaksanaan izin lingkungan dan

Peraturan Pelaksanaan Pengawasan lingkungan hidup dan sanksi administratif,

Peraturan Pelaksanaan lembaga penyedia jasa penyelesaian sengketa lingkungan

hidup. Sementara 8 Peraturan Pelaksanaan lainnya statusnya beragam. Ada yang

masih dalam pembahasan internal KLH, ada juga yang masih didiskusikan

dengan pakar, ada pula yang masih draft akademik dan juga masih berupa draft

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

awal. Kedelapan Peraturan Pelaksanaan tersebut diantaranya, Rencana

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), penetapan daya

tampung dan daya dukung, Kualitas Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Baku

mutu lingkungan, Instrumen Ekonomi LH, Pengendalian pencemaran dan

kerusakan lingkungan, kemudian PP soal Konservasi dan pencadangan Sumber

Daya Alam serta pelestarian fungsi atmosfir, pengelolaan B3 dan LB3.

Peraturan Pelakasanaan yang tertunda di Undang-undang 32 tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, akan mengakibatkan

hambatan dalam hal penegakan hukum, karena dalam undang 32 tahun 2009

tersebut berisi tentang sanksi – sanksi bila terjadi suatu pelanggaran perizinan

lingkungan.

Sanksi Administratif yang diterapkan terhadap penanggung jawab usaha

dan/atau kegiatan IUP kabupaten Magetan, juga sudah dilakukan dengan beberapa

bentuk yang diatur dalam adminitrasi berupa:

1) Teguran tertulis;

2) Pembekuan izin lingkungan; atau

3) Pencabutan izin lingkungan.

Dengan demikian apa yang sudah dilakukan BLH Kabupaten magetan

telah melakukan penegakan hukum administrasi lingkungan yang diatur dalam

pasal 77 UU PPLH.

B. Struktur hukum dalam pelaksaan perizinan

Dalam pelaksaan perizinan sistem struktural yang menentukan bisa atau

tidaknya hukum itu dilaksanakan dengan baik dilihat dari pengabaian pengawasan

disebabkan aparat pemerintah sebagai regulator pada umumnya menjalankan

kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan hajat hidup orang banyak

(public interest). Pertentangan kepentingan ini disebabkan oleh pengaruh-

pengaruh atau tekanan elit politk, kroni, atau kepentingan untuk memperkaya diri

pribadi atau kelompoknya. Kondisi ini berlangsung lama karena atmosfer

pengolaan sumber daya publik dilakukan sangat tertutup dan eksklusif.

Pemerintah selaku sarana yuridis yang mengendalikan tingkah laku para

warganya. Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya

dilarang. Hal ini menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi

kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya. Izin adalah

pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan yang pada umumnya didasarkan pada

keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau

untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya ialah mengatur

tindakan-tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap

tercela, namun dimana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan

sekadarnya. Terciptanya suatu hambatan jika terjadi terdapat ketidaksepahaman

antara pihak satu dengan pihak yang lain, tentunya antara pihak pemerintah

selaku pemberi izin dengan pihak swasta selaku pemrakarsa.

Hambatan perizinan lingkungan yang terjadi pada SPBU karena adanya

para pihak yang tidak lagi memperdulikan tingkat kerugian yang akan terjadi

apabila adanya dokumen – dokumen yang tidak pada mestinya yang dapat

merugikan lingkungan sekitar area pendirian usaha di sini adalah SPBU. Pemberi

izin atau pemerintah secara gampang memberikan izin pada pemohon izin yang

biasa sudah mengenal orang dalam (pejabat) sehingga dengan gampang sebuah

izin yang diinginkan tersebut keluar. Di samping itu pengetahuan, wawasan dan

kesadaran yang sangat kurang menjadi faktor utama mengenai terciptanya suatu

permasalahan yang lalu menimbulkan suatu masalah dan mengakibatkan suatu

hambatan.

C. Budaya Hukum dalam pelaksaan perizinan

Merupakan sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum-kepercayaan,

nilai, pemikiran, serta harapannya. Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial

dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari,

atau disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum

masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta

budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai

hukum selama ini. Dalam kaitannya dengan pelaksaan perizinan SPBU dalam hal

pemahaman Pemohon selaku pemilik SPBU, sebagian besar adalah pengusaha

yang hanya ingin cepat selesai tanpa mengikuti proses yang ada dan tidak

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

memahami apa kegunaan dari dibentuknya suatu peraturan dan kelengkapan,

penyusunan permohonan perizinan disertai kelengkapan mengenai pemenuhan

syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon.

Di dalam suatu proses tentunya terdapat permasalahan ataupun kendala

yang dapat memperlambat suatu proses tersebut menjadi sebuah hasil, banyaknya

kendala dapat mempengaruhi dari hasil suatu tujuan utama. Begitu pula dalam

pelaksanaan proses perizinan lingkungan terdapat beberapa hambatan karena

melibatkan dua pihak, antara lain dari pihak pemerintah dan pihak swasta yang

pada umumnya bertindak sebagai pemrakarsa.

Data yang di peroleh dari badan Lingkungan Hidup di Magetan bahwa

ditinjau dari sudut pandang pihak pemberi izin yaitu pemerintah, mengemukakan

bahwa sebagian besar hambatan terjadi dikarenakan dari pihak swasta selaku

pemohon perizinan. Hambatan tersebut berupa :

a. Pemahaman Pemohon, sifat dari pemohon yang sebagian besar adalah

pengusaha, yang hanya ingin selesai tanpa mengikuti proses yang berlaku

dan tidak memahami apa kegunaan dari dibentuknya suatu peraturan.

b. Kelengkapan, penyusunan permohonan perizinan disertai kelengkapan

mengenai pemenuhan syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon.

Terdapat dua macam kelengkapan, yaitu kelengkapan data dan

kelengkapan fisik.

1. Kelengkapan data :

a) Akte Notaris

b) Buku tanah

c) Perizinan yang dimiliki

1. IUT

2. HO

3. IMB

4. NPWP

d) Struktur Organisasi

e) Peta Lokasi

f) Lay Out / Master plant yang ada di IMB

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

g) Peta Peruntukan Kota

h) Hasil uji Laboratorium

5. Kualitas Bada air

6. Kualitas Air Tanah

7. Kualitas Udara.

Terjadinya hambatan perizinan di kabupaten Magetan di kerenakan adanya

para pihak yang tidak lagi memperdulikan tingkat kerugian secara immaterial.

Pengetahuan, wawasan dan kesadaran yang sangat kurang didaerah merupakan

sederet faktor utama mengenai terciptanya suatu permasalahan yang lalu

menimbulkan suatu masalah dan mengakibatkan suatu hambatan. Hambatan

tersebut antara lain sifat dari pemohon yang sebagian besar adalah pengusaha,

yang hanya ingin selesai tanpa mengikuti proses yang berlaku dan tidak

memahami apa kegunaan dari dibentuknya suatu peraturan dan kurangnya

kelengkapan dokumen persyaratan yang disusun oleh pemohon, hal ini

menyebabkan proses perizinan lingkungan berjalan tidak sesuai dengan

kenyataannya.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam mendirikan usaha SPBU diwajib memiliki izin lingkungan sesuai dengan jenis

besar/skala usaha yang akan didirikan, hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau

Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup, atas dasar besaran atau skala usaha SPBU, maka SPBU termasuk dalam usaha

yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL, akan tetapi diwajibkan untuk menyusun

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup (UKL). Penyusunan dokumen UKL dan UPL lebih sederhana dibandingkan

dengan penyusunan AMDAL, karena cakupan kegiatan baik dampak, luasan yang

lebih kecil dibandingkan dengan kegiatan yang wajib AMDAL. Pelaksanaa perizinan

SPBU Nomor 54.633.18 sudah sesuai dengan ketentuan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 17 Tahun 2001. Namun, ada beberapa oknum yang tidak bertanggung

jawab dilapangan melanggar prosedur yang telah dibuat, sehingga dampak pada

lingkungan di area SPBU dapat terancam.

2. Terjadinya hambatan perizinan di kabupaten Magetan di kerenakan adanya para pihak

yang tidak lagi memperdulikan tingkat kerugian secara immaterial. Pengetahuan,

wawasan dan kesadaran yang sangat kurang didaerah merupakan sederet faktor utama

mengenai terciptanya suatu permasalahan yang lalu menimbulkan suatu masalah dan

mengakibatkan suatu hambatan. Hambatan tersebut antara lain sifat dari pemohon

yang sebagian besar adalah pengusaha banyak yang melakukan penyuapan kepada

pegawaai intansi dalam hal perizinan sehingga mereka didahulukan dalam hal

mendapatkan suatu izin, berbeda dengan pemohon yang izinnya tanpa menggunakan

suap, pasti akan lambat dalam hal memperoleh suatu izin. Hal ini menyebabkan

proses perizinan lingkungan berjalan tidak sesuai dengan kenyataannya

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ......mengambil lokasi penelitian di SPBU Nomor 54.633.18 di Kabupaten Magetan karena permasalah yang dibahas menyakut hal pelaksaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan diatas, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya para pemohon izin memahami terlebih dahulu dokumen UKL – UPL agar

tepat sasaran pada perlindungan lingkungan hidup, sehingga izin yang dikeluarkan

oleh pemerintah dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dalam proses perizinan

lingkungan dan dapat tercapai tujuan masing-masing pihak.

2. Pemerintah seharusnya lebih selektif dalam mengambil keputusan dalam proses

perizinan lingkungan kerena dampak lingkungan dari SPBU dapat berakibat fatal

apabila tidak ditangani dengan serius yang dapat merugikan pihak luar/masyarakat

sekitar.