Pelaksaan Kerja Praktek

download Pelaksaan Kerja Praktek

of 39

description

Review Kerja Praktek di Pertamina EP

Transcript of Pelaksaan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek

BAB IIIPELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. PERTAMINA PERSERO Rantau merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara di bidang pertambangan minyak dan gas (MIGAS). Lapangan minyak Rantau secara geografis terletak pada garis lintang 04o21N dan garis bujur 98o05E, kira-kira 110 km di sebelah barat laut kota Medan. Luas lapangan kurang lebih 12 km2 dengan panjang kurang lebih 7.5 km berarah barat laut-tenggara dan lebar kurang lebih 2 km berarah timur laut-barat daya. Secara regional terletak pada Tamiang Deep, dimana sebelah timurnya terdapat Yang Besar High, termasuk ke dalam jalur antiklin Serang Kuala Dalam- Rantau. Elemen tektonik yang berkembang karena pengaruh kompresi Sumatra yang berarah N 20-25 E dan kompresi Andaman yang berarah N 40-45 W, sehingga pola utama perlipatan berarah barat laut-tenggara dan dipotong oleh patahan-patahannormal berarah barat daya-timur laut.Lithologi di lapangan ini merupakan perselingan antara batupasir dengan shale, dimana di endapkan pada lingkungan laut dangkal diselingi inter deltaic dan deltaic bar termasuk dalam F. Keutapang, dengan ketebalan rata-rata3-6m. lapisan produktif dari shallow zone strukturini dapat ditemukan mulai kedalaman 250 490 m.

8Lapangan rantau pertama kali ditemukan oleh BPM (Royal Dutch-Shell) pada tahun 1928, melalui pemboran sumur R-1 dan sampai saat ini sudah di bor sekitar 563 sumur. Produksi minyak dari struktur rantau banyak di peroleh dari lapisan dangkal (shallow zone). Dari delapan sumur yang berproduksi dari lapisan dangkal, menyumbangkan produksi lebih dari 1200 bopd.Shallow Zone di Struktur Rantau terdiri dari 5 zone, yaitu 400, 420, 430, 440 dan 460. Total cadangan minyak terambil Shallow Zone berdasarkan buku Perkiraan Sisa Cadangan Minyak Pertamina (Persero) DOH NAD-Sumbagut status 1 januari 2005 yang dibuat oleh Keteknikan Reservoir Eksploitasi ada 9.128 MMSTB. Cadangan minyak tersebut akan dicoba untuk dieksploitasi dengan membuka titik serap baru di daerah yang masih belum terkuras dengan cara pemboran baru ataupun kerja ulang (wok over) pada sumur-sumur eksisting. Penekanan strategi pengembangan untuk shallow zone adalah dengan melakukan kerja ulang (work over), karena spasi antar sumur pengganti, yaitu apabila sumur eksisting sudah tidak lagi memungkinkan untuk dilakukan kerja ulang yang disebabkan oleh problem mekanis.Berdasarkan perkiraan dari segi reservoir engineering maupun production engineering, Shallow Zone dapat diproduksikan selama 10 tahun dengan produksi kumulatip 3.027 MMSTB atau rata-rata 829,49 BOPD. Perhitungan keekonomian selama umur proyek 10 tahun dengan biaya investasi MM US$ 9,735 dapat dihasilkan NPV MM US$ 12,854, ROR 89,41%, PI 2,32 dan POT 1,12 tahun. Dengan demikian Proyek Pengembangan Shallow Zone Struktur Rantau PT. Pertamina (Persero) DOH NAD-Sumbagut layak untuk dilaksanakan.

93.2 Tinjauan Lapangan RantauSecara umum daerah kajian terletak di dalam Cekungan Sumatera Utara. Cekungan ini adalah salah satu dari tiga cekungan busur belakang (back arch) yang terletak disebelah Timur Laut Bukit Barisan, Sumatera. Batasbatas Cekungan Sumatera Utara dan elemen-elemen tektonik regional yang ditemukan dan juga memperlihatkan posisi lokasi daerah penelitian didalam kerangka Peta Tektonik Cekungan Sumatera Utara, dimana merupakan cekungan rekah tarik yang terbentuk pada Akhir Paleogen, dan secara fisiografis terletak antara paparan Malaka disebelah Timur dan Pegunungan Barisan di sebelah Barat. Di sebelah selatan cekungan ini dibatasi oleh lengkungan Asahan, sedangkan kearah utara membuka dan berangsur-angsur menjadi cekungan laut Andaman yang merupakan pusat pemekaran Samudra. Evolusi tektonik dimulai dengan terbentuknya Horst dan Graben yang berarah utara-selatan sepanjang tepi Sunda Microplate.Pengangkatan pada awal Miosen Tengah akibat terbukanya laut Andaman mengakibatkan terjadinya pengangkatan pada tepi cekungan dan terjadinya reaktivasi dari struktur-struktur Horst dan Graben menjadi sesar-sesar mendatar aktif. Periode selanjutnya pada Miosen Akhir, yaitu berperannya pengaruhh kompresi regional sumatera yang berarah relative timurlaut-baratdaya, dan pada periode ini merupakan awal dari pengangkatan Bukit Barisan. Periode tersebut menerus hingga Plio-Plistosen yan mengakibatkan terbentuknya struktur-struktur perlipatan berarah baratlaut tenggara dan sesar-sesar naik yang relative sejajar dengan pola perlipatan tersebut.

10Adanya reaktivasi dari struktur-struktur Horst dan Graben pada batuan dasar dan aktifnya sesar mendatar Sumatera serta gaya kompresi akibat pemekaran laut Andaman juga sangat berpengaruh dalam membentuk pola struktur dan terakumulasinya hydrocarbon di Cekungan Sumatera Utara.Lapangan Rantau secara regional terletak pada dalaman Tamiang sebelah timur dan sisi barat Yang Besar High, serta termasuk kedalam jalur antiklin Serang Kuala dalam rantau yang merupakan salah satu elemen dari unsure tektonik yang ada di cekungan ini dan jalur antiklin tersebut berarah barat laut tenggara. Jika dilihat dari arah dan jenis dari elemen-elemen tektonik yang ada berupa perlipatan dan patahan yang umumnya memperlihatkan pola arah dengan kisaran barat laut tenggara, maka diperkirakan penyebab terbentuknya elemen-elementektonik tersebut karena pengaruh dari adanya Kompresi Sumatera yang berarah N 20 25 E dan Kompresi Andaman yang berarah N 40 45 W.Secara statigrfi Cekungan Sumatera Utara mulai terbentuk pada awal Tersier. Selama zaman tersebut cekungan Sumatera Utara berupa laut dengan Sedimentsi aktif. Lapangan minyak Rantau secara geografis terletak pada garis lintang 04021 N dan garis bujur 98005 E, kira-kira 110 km di sebelah Barat Laut kota Medan dan 45 km sebelah Barat Laut kota Pangkalan Brandan. Luas lapangan minyak Rantau kurang lebih 13 km2 dengan panjang 7.5 km ber arah Barat Laut Tenggara dan lebar 2 km ber-arah Timur Laut Barat Daya. Lapisan penghasil paling dangkal adalah zone C1 dan yang paling dalam adalah zone 1040.

11Lapangan minyak Rantau pertama kali ditemukan oleh BPM (Royal Dutch-Shell) pada tahun 1929 melalui pemboran R-1. Produksi minyak pertama kali dilakukan pada zone yang dangkal, kemudian didalamkan lagi untuk memproduksikan zone yang lebih dalam. Pada tahun 1942 sudah dib or 159 sumur oleh BPM, kemudian 13 sumur di bor Jepang, baru tahun 1953 lapangan Rantau di kuasai oleh Pemerintah dan ditangani Pertamina mulai 31 Desember 1957, dimana jumlah sumur sudah mencapai 175 sumur.Pemboran mulai diaktifkan lagi tahun 1966-2004 sudah dibor sebanyak 388 sumur diantaranya dibor oleh JAPEX sebanyak 77 sumur (P-283 sampai P-360) yang digunakan untuk proyek Secondary Recovery pada lapisan 600, 640 dan 660. Jadi total sumur di struktur ini adalah 563 sumur.Formasi produktif di Struktur ini adalah F. Keutapang merupakan perselingan batupasir dan shale yang mempunyai ketebalan bervariasi antara 2 20 m, dengan total lapisan produktif 60 lapisan. Cadangan minyak awal pasti 729,427.68 Mstb dengan pengambilan maksimum 291,249.33 Mstb dan total produksi kumulatif sampai Desember 2004 adalah 249,440.95 Mstb, jadi sisa cadangan pasti adalah 41,808.37 Mstb (status 1 Januari 2005).

12Cadangan gas assosiasi adalah 634,945.98 MMscf, pengambilan maksimum 291,249.33 Mstb dan total produksi kumulatif sampai Desember 2004 adalah 249,440.95 Mstb, jadi sisa cadangan pasti adalah 109,832.01 MMscf (status 1 Januari 2005). Peluang pengembangan shallow zone di Struktur ini masih terbuka mengingat sisa cadangan yang ada masih cukup besar, diantaranya melalui workover maupun infill drilling menggantikan sumur-sumur tua yang mempunyai kendala mekanis, pengembangan, aplikasi logging C/O dan Cased Hole Resistivity untuk mendapatkan bypassed oil.3.3 Struktur Organisasi PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RANTAU Dalam suatu kegiatan pengelolaan lapangan minyak dan gas bumi tentu saja ada suatu struktur organisasi yang terdiri dari orang-orang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyek tersebut.Struktur organisasi di bawah merupakan struktur organisasi untuk suatu proyek pemboran lapangan migas.

13

3.3.1Struktur Organisasi

3.4 Health Safety Environment (HSE)HSE adalah departemen di pertamina yang menangani keselamatan kerja serta permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah produksi perminyakan. Yang dimaksud keselamatan kerja yaitu memastikan bahwa setiap personil yang masuk ke dalam lapangan sudah memakai semua alat pelindung diri. Yang berkaitan dengan lingkungan, HSE melakukan pengolahan limbah produksi seperti limbah air formasi dan gas yang tidak terpakai dan berpotensi mencemari lingkungan.Setelah dilakukan pengolahan, air diinjeksikan kedalam formasi atau dibuang setelah diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah. Sedangkan gas yang tidakdipakai dibakar dikarenakan gas yang tidak dibakar akan mengakibatkan pencemaran udara, akibat besarnya H2S yang terlepas tanpa di bakar akan turun pada malam hari siapun yang mengisap akan mengalami gangguan pernapasan bahkan akan mengakibatkan kematian. HSE juga bertanggung jawab atas segala kecelakaan yang terjadi di lapangan,sehingga HSE banyak melakukan training kecelakaan kerja untuk meminimalisir kerugian yang terjadi lapangan.

14HSE aspek kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan dari potensi bahaya akibat kegiatan operasi. Melalui penerapan kebijakan HSE bahaya-bahaya tersebut dapat dicegah, dikurangi, diminimalisir atau bahkan dinihilkan atau zero accident. Salah satu bentuk pelaksanaan HSE adalah mewujudkan kondisi operasi yang berwawasan lingkungan sesuai prinsip managemen lingkungan dengan dilakukan dengan cara: 1. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai peraturan perundangan2. Pemakaian energi sumber daya secara efisien dan penerapan proses industri bersih3. Zero discharge4. Good housekeeping

Untuk itulah PT. Pertamina EP membangun instalasi pengelolaan limbah, sehingga lingkungan disekitar daerah operasi tetap terjaga. Dalam aspek pengendalian pencemaran air, PT Pertamina EP menginjeksikan ulang keseluruhan air terproduksi untuk pressure maintanance kedalam tanah sehingga mengeliminasi potensi beban terhadap air permukaan. Dengan demikian membantu mengurangi beban lingkungan. Dalam hal pengendalian pencemaran udara PT. Pertamina EP telah mereduksi flaring dilapangan salah satunya dengan menyiapkan dan mengoperasikan fasilitas penyaluran gas ke konsumen. Selain mengurangi flaring Pertamina EP juga mengurangi venti atau pelepasan gas CO2 yang dipisahkan dari gas yang diproduksi. Dengan mereduksi venti Pertamina EP mengurangi efek rumah kaca yang bisa ditimbulkan dari gas CO2 tersebut. Gas CO2 tersebut dimanfaatkan oleh konsumen, sehingga memiliki nilai keekonomian. Dengan mengurangi flaring dan venti maka PT Pertamina EP telah mengurangi efek gas rumah kaca, pengurangan efek tersebut nilainya setara dengan menanam ratusan juta pohon rindang.

15Sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan menyadari tanggung jawab sosialnya untuk mengembangkan masyarakat disekitar daerah operasi, khususnya didalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Tanggungjawab ini diwujudkan melalui kegiatan corporate social responsibility. Ini merupakan komitmen PT. Pertamina EP agar konsidi masyarakat disekitarnya menjadi kondusif, sehingga mampu menanggapi perubahan dalam kehidupan bermasyarakat terutama pasca kegiatan pertambangan.

16Pada PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, sesuai dengan standar dan prosedur keselamatan yang ada di PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau maka untuk wilayah Rantau juga memiliki peraturan HSE yang patut dipatuhi oleh setiap pekerja untuk menjaga keselamatan dan jam kerja, diantaranya1. Pimpinan tertinggi, seluruh Pekerja dan Mitra Kerja PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, selalu berkomitmen dan berupaya untuk selalu menerapkan Aspek QHSSE di dalam setiap kegiatan. Yang diwujudkan dalam:a. Kebijakan QHSSE PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantaub. Visi Misi dan Tata Nilaic. Business Goalsd. Sertifikasi ISO 9001:2008, ISO 14000:2004 dan OHSAS 18001:2007e. PROPERf. ISRS 7g. Operational Excellence Fundamental2. Keadaan darurat yang mungkin terjadi di wilayah PT. Pertaina EP Asset 1 Field Rantau antara lain: Kebakaran, Ledakan, Pencemaran Lingkungan< bencana Alama dan Kerusuhan.3. Pada saat anda di lokasi, melaporlah kepada Security/Pengawas lokasi, mengisi buku tamu dan meninggalkan tanda pengenal. Pada saat meningglakan lokasi, pastikan tanda pengenal/kartu tamu/Hea Count Badge anda telah diambil dari papan akses kontrol yang tersedia dilokasi kerja. Jika anda melakukan perkerjaan dilokasi, dilaran memasuki wilayah kerja PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau tanpa membawa surat ijin masuk area yang dikeluarkan oleh fungsi layanan operasi field Rantau.4. 17Rambu/tanda peringatan keselamatan telah dipasang disemua daerah operasi untuk dipatuhi. Ada 5 jenis rambu yang terdapat di Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, yaitu:a. Larangan dengan warna dasar merahb. Perhatian/Waspada dengan warna dasar kuningc. Zone aman dengan warna dasar hijaud. Wajib ditaati dengan warna dasar birue. Informasi umum dengan warna dasar putih5. Gunakan peralatan pelindung diri yang sesuai pada waktu melakukan pekerjaan dan atau memasuki daerah operasi seperti stasiun pengumpul/Stasiun kompresor, Pusat Pengumpul Produksi (PPP), Rig Pemboran dan Perawatan Sumur, Power Plant, Perbengkelan, WTP, Lokasi Sumur dan Lokasi Tangki Pengumpul Minyak.6. Pada saat anda berada di wilayah kerja PT Pertamina EP asset 1 Field Rantau, anda DILARANG :a. Membawa dan menyalakan korek api atau bahan yang dapat menimbulkan api di area stasiun pengumpul/stasiun kompresor, pusat pengumpul produksi (PPP), Rig pemboran dan perawatan sumur, lokasi sumur dan tangki pegngumpul minyak.b. 18Mengoprasikan handphone (HP) di daerah yang terdapat potensi gas seperti : Lokasi rig pemboran dan perawatan sumur, sumur yang mengandung gas atau tangki penampung minyak.c. Mengambil gambar/poto tanpa seijin security/pengawas lokasi setempat (pastikan blitz telah dimatikan).d. Menimbulkan pencemaran lingkungan.7. Pada saat anda berada di wilayah kerja PT Pertamina EP asset 1 Field Rantau, TANYAKAN :a. Yang harus dilakukan pada saat terjadi keadaan darurat.b. Letak peralatan penanggulangan pertama pada saat terjadi keadaan darurat.c. Nomor dan alat komunikasi yang tersedia dan yang dapat digunakan pada saat terjadi keadaan darurat.d. Rute menuju tempat berkumpul yang aman (Muster Point).8. Patuhi aturan berkendara yang ada di PT Pertamina EP asset 1 Field Rantau, antara lain :a. Kecepatan kendaraan komplek perumahan, pekerjaan, perbengkelan, perkantoran maksimum 35 km/jam, di daerah operasi maksimum 60 km/jam, di jalan raya maksimum 80 km/jam.b. 19Yang tidak berwenang dilarang mengendarai mobil perusahaan (kewenangan ditandai dengan adanya SIM perusahaan).c. Apabila anda mengendarai kendaraan roda empat maupun roda dua, agar menggunakan alat pelindung diri (antara lain safety belt untuk roda empat dan helm standar untuk roda dua).9. Laporkan melalui PEKA dan intervensi pekerjaan yang mengabaikan aspek QHSSE.10. Pastikan seluruh pekerjaan selalu dilengkapi SIKA dan JSA, serta telah dilakukan sosialisasinya kepada setiap pekerja.

3.5 PO (Production Operation)Kegiatan di operasi produksi ini adalah mengoperasikan stasiun pengumpul kemudian mengecek sumur produksi, memeriksa tekanan sumur yang berproduksi, mengecek tekanan dan frekuensi ESP dan memastikan bahwa produksi field terhitung secara jelas ke PPP (Pusat Pengumpul Produksi). PPP inilah tempat berkumpulnya produksi sebelum dikirim ke Pangkalan Susu.Sistem pengumpul adalah cara-cara pengumpulan sistem fluida sebelum ke stasiun pengumpul. Berikut adalah beberapa cara sistem pengumpul:1. Individual flowline2. 18Trunk line & flowline3. 20Trunk line & branch4. Well head separatorStasiun pengumpul atau yang biasa disebut dengan Block Station, merupakan suatu tempat terjadinya pemisahan fluida pertama kali setelah fluida diangkat dan dialirkan melalui flowline dari sumur. Didalamnya terdapat peralatan produksi yang berfungsi untuk melakukan pekerjaan pengarahan, pemisahan, penampungan, pengukuran dan pegaliran fluida produksi.Flowline adalah pipa penyalur minyak dan gas bumi yang mengalirkan fluida dari sumur menuju fasilitas produksi. Panjang flowline bisa puluhan meter, ratusan meter atau bahkan terkadang ada flowline dengan panjang kiloan meter. Adapun syarat flowline adalah: Permukaannya harus halus Tahan terhadap korosi Tahan terhadap tekanan tinggi Tahan terhadap perubahan temperatur Mudah untuk dibelokkanManifold adalah kelompok atau sekumpulan katup/valve yang dideretkan untuk mengatur aliran masuk ke tangki yang diinginkan.

21Separator adalah sebuah bejana bertekanan yang mempunyai fungsi utama:1. Untuk memisahkan fluida sumur menjadi komponen gas dan cairan. Jenis ini disebut dengan separator 2 fasa2. Untuk memisahkan fluida sumur menjadi komponen gas, minyak, dan air. Separator jenis ini disebut separator 3 fasa.Berdasarkan bentuknya separator dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: Horizontal separator Vertical separator Spherical separatorBerdasarkan fungsinya atau jenis penggunaannya, separator dapat dibedakan atas:1. Gas scrubberJenis ini dirancang untuk memisahkan butir cairan yang maish terikut gas hasil pemisahan tingkat pertama2. Free water knock out (FWKO)Jenis ini digunakan untuk memisahkan air dengan minyak

3.6 WOWS (Work Over Well Service)Pada kegiatan WOWS ini dijelakan mengenai Artificial lift, Pump shop, Sonolog, Dynagraph, Squeeze cementing dan Perforation job. Artificial lift adalah metode untuk mengangkat minyak bumi, karena tekanan reservoirnya tidak cukup tinggi untuk mendorong minyak sampai keatas. Artificial lift dilakukan dengan 4 jenis peralatan, yaitu 22Electrical Submersible Pump (ESP), merupakan pompa listrik yang ditanam didalam sumur Gas Lift Unit, pada prinsipnya adalah mencampurkan gas ke dalam sistem fluida agar berat minyak menjadi lebih ringan sehingga mendapat gaya dorong keatasdan mengalir sampai ke permukaan Hydraulic Pump Unit, merupakan pengangkatan fluida dengan dibantu oleh bidang yang lain Sucker Rod Pump (SRP) Unit, merupakan pompa electrical mechanical yang dipasang dipermukaan yang umum disebut Sucker Rod Pumping dan juga Beam Pump menggunakan prinsip katup searah atau check valve pompa ini akan mengangkat fluida formasi ke permukaan

3.6.1 Sucker Rod Pump (SRP)Sucker rod pump (SRP) merupakan salah satu metoda artificial lift dengan memanfaatkan sumber tenaga yang berupa listrik atau gas dari prime mover untuk menggerakkan pompa sehingga fluida pada formasi dapat naik ke permukaan.Keuntungan penggunaan sucker rod pump adalah :1. 23Efisien dan mudah dalam pengoperasian di lapangan2. Masih bisa digunakan untuk mengangkat fluida pada sumur yang mengandungpasir3. Dapat dipakai pada sumur bengkok (directional)4. Dapat digunakan untuk sumur yang memiliki tekanan rendah5. Fleksibel karena kecepatan pompa dan stroke length dapat disesuaikan6. Dapat digunakan pada berbagai ukuran tubing7. Dapat menggunakan gas atau listrik sebagai sumber tenaga penggerak

Adapun bagian-bagian dari surface equipment sucker rod pump adalah:1. Prime MoverFungsi dari prime mover adalah mengalirkan sumber tenaga yang dapat menggerakkan pompa sehinga fluida dapat naik ke permukaan2. Gear reducerMerupakan rangkaian roda gigi yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan prime mover. 3. V-BeltMerupakan sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover ke gear reducer.4. CrankFungsinya menghubungkan crank shaft pada gear reducer dengan counter weight untuk mengatur stroke length dengan mengubah posisi dari pitman bearing5. 24Counter weightBerfungsi sebagai menyeimbangkan gerakan saat upstroke dan downstroke dengan cara menyimpan tenaga prime mover pada saat down stroke dimana tenaga yang diperlukan minimum dan mengeluarkan tenaga pada saat upstroke sehingga terjadi perataan pembebanan.6. PitmanFungsinya untuk menghubungkan pitman bearing dengan walking beam yang berfungsi mengubah gerak putar menjadi gerak naik turun.7. Walking beamFungsinya untuk meneruskan gerak naik turun yang dihasilkan oleh rangkaian pitman-counter weight-crank ke rangkaian yang ada di dalam sumur melalui polished rod.8. Carrier barFungsinya sebagai tempat bergantungnya polished rod dan rangkaian sucker rod yang ada di dalam sumur.9. Polished RodMerupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul di permukaan dan berfungsi menghubungkan antara rangkaian rod di dalam sumur dengan peralatan-peralatan dipermukaan.10. Stuffing box

25Merupakan tempat kedudukan polished rod sehingga polished rod dapat naik turun dengan bebas dan berfungsi untuk mengisolasi sumur dan mencegah agar fluida tidak ikut keluar waktu naik turunnya polished rod.11. Sampson PostSebagai penyangga walking beam.12. BriddleTempat menggantungkan carrier bar.13. Flow TeeUntuk mengalirkan fluida ke flowline.14. Flow lineFungsinya sebagai tempat mengalirnya fluida hasil pemompaan.Subsurface EquipmentPeralatan bawah permukaan berfungsi sebagai pompa untuk mengangkat fluida pada formasi ke permukaan. Bagian peralatan bawah permukaan sebagai berikut :1. Working BarrelMerupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun dan berfungsi sebagai tempat menampung fluida sebelum fluida diangkat plunger pada saat upstroke2. PlungerMerupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam working barrel yang berfungsi untuk mengangkat fluida dari reservoir ke permukaan .3. 26Travelling ValveMerupakan katup yang berada di bawah plunger yang bergerak sesuai dengan pergerakan plunger, dimana posisinya akan terbuka pada saat downstroke sehingga fluida dapat masuk ke dalam plunger. Posisinya akan tertutup pada saat upstroke sehingga dapat menahan fluida yang sudah masuk ke dalam plunger agar tidak keluar.4. Standing ValveMerupakan katup yang berada pada bagian bawah working barrel dimana posisinya akan terbuka pada saat upstroke sehingga fluida dari dalam sumur dapat masuk ke dalam working barrel. Posisinya akan tertutup pada saat downstroke sehingga menahan fluida yang sudah masuk ke dalam working barrel agar tidak keluar.5. Sucker rodMerupakan batang besi yang menjadi tempat bergantungnya plunger dan berfungsi meneruskan gerak naik turun dari surface equipment ke unit pompa di bawah permukaan6. Seating nippleMerupakan tempat dudukan dari standing valve sehingga standing valve tidak terlepas pada saat upstroke atau downstroke.7. Tubing

27Berfungsi mengalirkan fluida dari dasar sumur ke permukaan dimana fluida mengalir melalui ruang antar sucker rod dan tubing

Prinsip kerja dari sucker rod pump:a. Pada saat downstroke dimana plunger bergerak turun ke bawah sehingga posisi traveling valve semakin mendekati standing valve. Hal ini mengakibatkan tekanan pada ruang antara traveling valve dan standing valve lebih besar dibandingkan tekanan di atas traveling valve dan di bawah standing valve sehingga ball pada traveling valve akan terdorong ke atas (traveling valve terbuka) sedangkan ball pada standing valve akan turun ke bawah (standing valve tertutup). Dengan demikian fluida yang ada pada ruang antara traveling valve dan standing valve akan masuk ke dalam plunger.

Pada saat upstroke dimana plunger bergerak naik ke atas sehingga posisi traveling valve semakin menjauh dari standing valve. Hal ini mengakibatkan tekanan di atas traveling valve semakin besar dan ball pada traveling valve akan terdorong ke bawah (traveling valve tertutup). Dengan demikian fluida tidak bisa keluar dari plunger dan ikut terangkat ke atas menuju tubing. Dikarenakan tekanan pada ruang antara traveling valve dan standing valve lebih kecil dibandingkan tekanan di bawah standing valve maka ball pada standing valve akan naik ke atas (standing valve terbuka) didorong oleh fluida yang ada di dalam sumur sehingga fluida tersebut mengisi ruang antara traveling valve dan standing valve.

283.6.2 Electrical Submersible Pump (ESP)Susunan pompa ESP yaitu : (dari subsurface ke surface)motor protector intake (gas separator) pompa tubing check valve tubing bleeder valve tubing wellhead Protector merupakan komponen yang paling rapuh. Fungsinya sebagai conector dan melindungi motor. Motor tidak boleh terkena fluida selain pelumas. Pelumas untuk mendinginkan dan jika ada air tidak langsung kena. Protektor ini dibagi menjadi 2 tipe yaitu lapirin dan positive seal. Intake (gas separator) merupakan tempat masuknya gas. Intake dibagi menjadi beberapa tipe, tipe yang digunakan di Rantau adalah rotary karena yang paling sesuai dengan gas. Check valve merupakan valve satu arah dimana memiliki fungsi untuk menahan sand agar pasirtidak masuk ke pompa.Bleeder valve merupakan semacam silinder kosong/bolong yang memiliki pembatas di bawahnya yang fungsinya agar fluida tidak menyembur saat rangkain dicabut.

293.6.3 Gas LiftGas Lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Sehingga tekanan reservoir mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan.Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas bertekanan tinggi yang digunakan untuk proses aerasi fluida dalam lubang sumur. Gas bertekanan tinggi tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki tekanan tinggi, atau dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor:a. Conventional Yaitu, gas lift mandrel yang apabila rusak harus dicabut semua rangkaiannya.b. RetriviablesYaitu, gas lift mandrel yang apabila rusak tidak perlu mencabut rangkaian dengan menggunakan wireline untuk mengambil alat yang rusak.Gas lift valves menggunakan gas nitrogen, untuk menentukan gas lift valves yang akan digunakan diperlukan design yang akan menentukan program yang akan dibuat.

303.6.4 SonologSonolog adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan media gas Nitrogen dengan tujuan untuk mengetahui tinggi level fluida yang terdapat di dalam pompa. Kegiatan sonolog ini baik dilakukan agar pompa esp yang telah kita pasang dapat berkerja secara maksimal dan sesuai dengan banyaknya fluida yang terkandung. Data yang harus ada dalam pengaplikasian sonolog adalah perforation depth dan setting pompa depth.Besar tekanan nitrogen yang ditembakkan kedalam sumur harus minimal lebih besar 200psi daripda tekanan sumur. Cara kerja :1.Tutup valve produksi, buka valve menuju alat sonolog2.Pasang alat sonolognya yang bagian ada microfonnya terlebih dahulu3.Apabila sudah tidak ada gas yang keluar, baru pasang gas gun 4.Dengan menggunakan software di computer,alat siap untuk dihidupkan ( Nitrogen yang ada ditembakkan)5.Baca hasil yang didapat Hasil yang didapat ada kegiatan sonolog tersebut adalah:1.Panjang joint2.Fluid level3.Pump intake pressure

314.Submergent (pompa yang terendam)Pengukuran sonolog ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu dengan manual dan digital. Dimana manual menggunakan alat yang disebut dengan echometer, sedangkan digital menggunakan software. Dari masing-masing manual maupun digital memliki kekurangan dan kelebihan. ManualKelebihan: Dengan pembacaan manual, dapat mengukur ukuran tubing dengan lebih teliti sehingga didapatkan nilai panjang joint yang lebih akuratKekurangan : Pencatatan fluid levelnya kurang akurat, sebab foam yang lumayan padat maka akan dianggap sebagai fluid levelnya DigitalKelebihan: Dapat menentukan nilai fluid level dengan tepat sebab dalam pembacaan digital ditujukkan foam-foam yang terdapat dalam tubing dan juga batas fluid levelnyaKekurangan : Pembacaan ukuran joint kurang tepat sebab, pada alat digital diambil rata-rata tubing, bukan sesuai dengan panjang jointnya

323.6.5 DynagraphDynagraph merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui kerusakan di dalam pompa dan juga gejala di dalam surface. Pada pengecekan kondisi ball on sheet terdapat dua indikator yaitu : Travelling Valve (TV / dudukan ball sebelah atas)Jika gambar grafik tidak lurus pada bagian ini maka menunjukan ada masalah pada bagian atas dudukan ball TV. Kalau ada masalah pada bagian TV maka dapat dihilangkan dengan cara meningkatkan nilai SPM. Standing Valve (SV / dudukan ball disebalah bawah)Jika gambar grafik tidak lurus pada bagian ini maka menunjukan ada masalah pada bagian bawah dudukan ball SV. Jika masalah muncul di SV, maka tahapan pertama yang dilakukan adalah dengan dikejut (menaruh ball ke SV sekencang mungkin diharapkan kotoran di SV dapat hilang) setelah dikejut maka dilakuak uji hasil sumur kembali / dynograph kembali. Apabila setelah tahap pertama masih tetap hasil yang didapatkan kurang baik, maka perlu dilakukan treatment terhadap sumur dan ballnya dengan menggunakan rig. Masalah yang umumnya muncul di Travelling Valve dan Standing Valve antara lain seperti sand, lumpur, dan ball yang sudah tidak rata lagi permukaannya.

333.6.6 Squeeze CementingSqueeze cementing pada kali ini bertujuan untuk pindah lapisan (KUPL) pada sumur P-389. Pada proses cementing, biasanya dimasukan juga slurry dan air bantalan. Air bantalan ini bertujuan agar menghemat pemakaian semen. Proses cementing umumnya berlangsung selama jam namun proses pengeringan semen bisa berlangsung hingga 12 jam. Dengan thickening time 3 jam. Pada squeeze cemting kali ni berat semen yang digunakan 15,8ppg dan SG 1,9. Tahapan dalam proses cementing : Chemical dicampur dengan air kemudian diaduk hingga rata Setelah capuran tersebut rata lalu dimasukan semen Berat semen ditimbang hingga 15.8 ppg Setelah beratnya mencapai 15.8 ppg, kemudian semen dipompakan ke dalam sumur Sebelum dipompakan sumur disirkulasikan terlebih dahulu selama 2-3 jam, gunanya untuk memastikan kondisi lubang bor bersih dari lumpur dan kotoran lainnya. Lalu mengeluarkan rangkaian tubing. Pada sumur ini rangkain tubing yang dikeluarkan sebanya 6 stand (1 stand = 2 joint). ukuran tubing yang umumnya dipakai 31/2 , 27/8 , 23/8 Sirkulasi terbalik (dengan mengalirkan air asin dari annulus yang nantinya akan keluar lagi melalui drill pipe) 34Proses cementing kali ini akan menutup zona perforasi di 490 m sehingga semen dipompakan hingga kedalamn 490 m saja Setelah semua semen dimasukkan lalu rangkaian dicabut (dalam kondisi di bawah semen masih basah) Untuk memastikan semen telah menutup zona perforasi maka semen ditekan dengan pompa cementing selama 5 jam, dan ditunggu kering hingga 12 jam Setelah 12 jam, dicek kembali apakah top of cement sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belumChemical agent yang digunakan : Dispersant Retarder Fluid loss control Bonding agent Antifoam (defoamer)3.6.7 Perforation JobSetelah dilakukan squeeze cementing di sumur P-389 pada lapisan bawah, maka dilakukanlah perforasi untuk membuka lapisan diatasnya. Pada sumur P-389 akan dilakukan perforasi pada kedalaman 455,1 meter. Akan dilakukan perforasi sepanjang 6 meter (atas 2m, tengah kosong 1m, bawah 3m) . Jumlah peluru yang akan ditembakan berjumlah 200 peluru dengan 12 spf. Penentuan 200 peluru tersebut dari interval perforasi dibagi dengan loading choke.

35Tahapan perforasi adalah:1. Masukkan peluru ke dalam jaket 2. Masukan peluru dan jaket tersebut ke dalam loading tube3. Loading tube tersebut dimasukkan ke dalam rumahnya4. Kemudian masukkan ke dalam sumur 5. Diledakkan di kedalaman yang diinginkan

3.7 PE (Petroleum Engineering)Pada bagian PE ini dibagi menjadi 3 bagian diantaranya adalah produksi, reservoir dan operasi. Pada bagian PE mengunjungi rig pengeboran. Rig pemboran yang dikunjungi adalah:1. RNT-A / P-429 Skytop2. RNT-INJ / P-430 CWKT 210B

35RNT-A / P-429 SkytopPada rig pemboran sumur ini dilakukan dengan directional drilling Z-600 dengan bit 8. MD depth= 304m , inklinasi= 20 , bit depth= 74,7m , TVD= 298,98m. Untuk target yang dicapai TD sebesar 646m dan inklinasi 30. Sampai hari ini masih terhenti pada kedalaman 304m karena ada masalah pada MWD (Measured While Drilling).

MWD : merupakan hal terpenting dalam directional drilling (mata dalam directional drilling). Memiliki rangkaian: baterai dirmot (directional modul) finnet sleeve pulser.

Pulser untuk memberikan data diferensial tekanan. Mengirimkan data ke atas (transdusser). Alat ini bergerak naik turun yang nanti akan ditangkap dalam bentuk pulse di alat SAI. SAI merupakan safe area interface yang mana berfungsi untuk menangkap data dari pulser. Dirmod dibagi menjadi 2 macam yaitu accelorometer (untuk mengetahui inklinasi) dan magnetometer (untuk mengetahui arah azimuth / barat utara timur selatan).

Rangkaian mud motor : bit mud motor float sub landing sub monel stabilizer. Mud motor digunakan ketika pemboran berarah, selain itu dengan adanya mud motor maka kita tidak perlu memutar string sebab bit sudah berjalan dengan sendirinya. Untuk itu perlu dilakukan survey per 30 m atau 100 ft. Float sub untuk meletakkan float bleeder. Landing sub digunakan untuk meletakan dudukan MWD.

36RNT-INJ / P-430 CWKT 210BPada sumur P-430 ini merupakan vertical well ; sumur baru namun untuk sumur eksploitasi (jadi data yang dipakai berdasarkan data sumur sekitar yang berdekatan). MD depth 281,86m , bit depth 268,31m. Target depth 630m. Pada sumur di Rantau ini memilik 2 formasi yaitu formasi ketapang dan serella. Lapisan Serella ini lebih reaktif terhadap air, maka dari itu digunakan lumpur OBM. Untuk lumpur OBM ini digunakan bahan utama SF 05 (Saraline Fluid). Karena lumpur OBM ini sulit untuk bereaksi dengan air maka sebelum dibuang, lumpur OBM ini perlu diolah lagi ke penampungan supaya bisa dipakai lagi ke sumur lainnya. Data yang akan didapatkan antara lain, Data unit (MLU)Ada banyak sensor yang diletakkan di sekitar area pemboran semua sensor yang ada ini akan membawa keseluruhan data ke pusat data yaitu MLU. Di data MLU ini ada banyak sensor seperti ada di rig floor (pencatat pergerakan travelling depth), di tangki lumpur (mengetahui kapasitas lumpur), untuk mengetahui jenis gas yang dibawa (dengan menggunakan gas stramatograph). 37Cutting dryerOBM sifatnya polutan sehingga perlu menggunakan cutting dryer untuk memisahkan antara kandungan cutting dan OBM. Hasil yang didapatkan dari cutting dryer ada yang berupa padatan dan fluida (yaitu OBM itu). Hasil OBM itu sendiri nanti akan digunakan lagi dalam proses lumpur di tempat lainnya tapi tentunya setelah mendapatkan beberapa treatment khusus. Hasil dari cutting dryer yang berupa cutting (diproses lagi yaitu dengan dikeringkan) jika masih menghasilkan OBM, maka OBM akan dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Namun jika hanya berupa padatan maka kandungan solid ini sisanya akan dibuang.

3.8 Sistem Komponen RigRig merupakan peralatan utama pada tahap pemboran, didalam sebuah rig ada 5 komponen utama pemboran. Yaitu:Circulating system adalah komponen yang berfungsi menyediakan lumpur dan mengangkat serpihan pemboran atau cutting dari dalam sumur ke permukaan. Sistem sirkulasi: tangki lumpur pompa pake mud pump discharge line stand pipe rotary house kelly rangkaian pipa keluar dari bit mengalir ke annulus mengalir ke shale shacker degaser desander desilter

38Sistem tangki: 1. Sand trap2. Shattering pit3. Intermediet tank4. Active tank

Gambar 3.5.1Sistem Sirkulasi

39 Hoisting system adalah komponen utama pada rig yang berfungsi menyediakan fasilitas untuk mengangkat, menahan dan menurunkan peralatan rotary dan perlengkapan bawah permukaan lainnya dari dalam sumur atau keluar sumurHoisting system: drum drawworks drilling line crown block travelling block link elevator

Gambar 3.5.2Hoisting System

Dua jenis kegiatan rutin yang sering menggunakan peralatan hoisting sistem pada saat operasi pemboran adalah :1. Melaksanakan penyambungan rangkaian string (making connection)Melaksanakan penyambungan berhubungan dengan proses penambahan sambungan baru pada drillpipe untuk penembusan yang makin dalam.

402. Melasanakan trip (making trip)Melakukan trip berhubungan dengan proses pencabutan drillstring dari lubang bor untuk mengganti kombinasi dari peralatan bawah tanah (Bottom Hole Assembly) dan kemudian menurunkan kembali ke dalam sumur pemboran. Trip biasanya dilakukan untuk mengganti bit yang sudah mulai tumpul. Rotating system adalah peralatan yang digunakan untuk menstransmisikan putaran meja putar ke bit atau mata borRotary system: rotary table master bushing kelly bushing kelly swivelSwivelSwivel merupakan titik penghubung antara circulating system dan rotating sytem. Disamping itu juga sebagai penutup fluida dan menahan putaran

41

Gambar 3.5.3Swivel

1. KellyKelly adalah rangkaian pipa yang pertama di bawah swivel. Bentuk potongan dari Kelly dapat berupa segi empat atau persegi enam sehingga akan mempermudah rotary table untuk memutar rangkaian di bawahnya. Torsi ditransmisikan ke Kelly melalui Kelly bushing yang terletak di dalam master bushing dari rotary table. Kelly harus dipertahankan tetap setegak mungkin.

42

Gambar 3.5.4Kelly

2. Rotary Table Peralatan yang berfungsi memutar dan dipakai untuk menggantung drill string yang memutar bit di dasar sumur

43

Gambar 3.5.5Rotary Table

Gambar 3.5.6Rotating System

1. 44BOP (Blow Out Preventer) System adalah komponen yang digunakan untuk mengontrol tekanan, untuk mencegah sembur liar atau kick akibat aliran fluida formasi yang tidak terkendali dari lubang bor ke permukaanBOP sistem: accumulator annular pipe RAM blind RAM BPM (back pressure manifold) HCR (hydraulic choke remote)

Gambar 3.5.7AccumulatorPower System adalah sebagian dari daya listrik yang tersedia pada rig yang digunakan oleh hoisting dan circulation system.Power system:1. Electrical motor2. Mekanikal (mesin)7