STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN...

11
STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG JAWA TIMUR ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: MAHMUD NIM. 105080600111040 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

description

Kondisi terumbu karang di perairan pulau mandangin cenderung mengalami kerusakan karena masyarakat setempat kurang memahami dengan kegunaan atau manfaat dari terumbu karang tersebut. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah : Untuk mengetahui juvenil karang yang menempel pada substrat atau rumpon buatan berbahan batok kelapa dan mengetahui efektivitas pertumbuhan juvenil karang pada media batok kelapa dengan dibandingakan pada media atau substrat yang berbahan beton. Metode yang digunakan adalah melihat secara langsung atau visual terhadap bioreeftek yang di tanam di perairan pulau mandangin. Dan dilakukan pengamatan kondisi bioreeftek maupun juvenile karang yang menempel pada media berbahan batok kelapa saat pengambilan data berlangsung. Hasil yang didapatkan bahwa pada ketiga stasiun tidak mengalami kerusakan sama sekali. Pada stasiun 1 dan 2 tidak terdapat adanya rekruitmen anakan karang. Sedangkan pada stasiun 3 terdapat 2 rekruitmen anakan karang dengan genus yang sama yaitu Pocillopora sp. Namun dengan ukuran yang berbeda.

Transcript of STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN...

Page 1: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN

PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG

JAWA TIMUR

ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh:

MAHMUD

NIM. 105080600111040

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

ARTIKRL PRAKTEK KERJA LAPANG

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN

PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG

JAWA TIMUR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

MAHMUD

NIM. 105080600111040

Mengetahui,

Ketua Jurusan PSPK

Dr. Ir. Daduk Setyo Hadi, MP

NIP. 196306081987031003

Tanggal :

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

(Oktiyas Muzaky Luthfi, ST, M.Sc)

NIP. 19791030 200801 1 007

Tanggal :

Page 3: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN

PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG

JAWA TIMUR

STUDY JUVENILE CORAL REEF ATTACHED TO ARTIFICIAL FAD (Fish Agregation

Device) IN THE WATERS OF THE ISLAND MANDANGIN, SUBDISTRICT SAMPANG,

DISTRICT SAMPANG, EAST JAVA

Mahmud, Oktiyas Muzaki Luthfi

Ilmu kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Keleuatan

ABSTRAK

Kondisi terumbu karang di perairan pulau mandangin cenderung mengalami kerusakan karena masyarakat setempat kurang memahami dengan kegunaan atau manfaat dari terumbu karang tersebut. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah : Untuk mengetahui juvenil karang yang menempel pada substrat atau rumpon buatan berbahan batok kelapa dan mengetahui efektivitas pertumbuhan juvenil karang pada media batok kelapa dengan dibandingakan pada media atau substrat yang berbahan beton. Metode yang digunakan adalah melihat secara langsung atau visual terhadap bioreeftek yang di tanam di perairan pulau mandangin. Dan dilakukan pengamatan kondisi bioreeftek maupun juvenile karang yang menempel pada media berbahan batok kelapa saat pengambilan data berlangsung. Hasil yang didapatkan bahwa pada ketiga stasiun tidak mengalami kerusakan sama sekali. Pada stasiun 1 dan 2 tidak terdapat adanya rekruitmen anakan karang. Sedangkan pada stasiun 3 terdapat 2 rekruitmen anakan karang dengan genus yang sama yaitu Pocillopora sp. Namun dengan ukuran yang berbeda.

Kata Kunci : Juvenil Karang, Rumpon Buatan, Substrat, Pulau Mandangin

Abstract

The condition of coral reefs in the waters of the island Mandangin prone to damage because less of understanding of the local community with the purpose or benefit of the coral reefs. The purpose of this Field Work Practice (PKL) is: To know the juvenile coral attached to the substrate or artificial FAD (Fish Agregation Device) made from coconut shells and determine the effectiveness of juvenile coral growth on media with the coconut shell is compared to the medium or substrate made of concrete. The method used is directly or visual look of the bioreeftek being planted in the waters of the island Mandangin. And conducted observations bioreeftek and conditions attached to the juvenile coral made from coconut shell media currently ongoing data collection. he results showed that the three stations suffered no damage at all. At station 1 and 2 there has been no recruitment of juvenile corals. While on station 3 there are two coral recruitment of adolescents with same genus, namely Pocillopora sp. But with different sizes.

Keywords: Juvenile Coral, Artificial FADs, Substrates, Mandangin Island

Page 4: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem terumbu karang merupakan

ekosistem yang paling produktif di lautan. Hal

ini menjadikan terumbu karang memiliki potensi

keragaman jenis biota yang tinggi dan bernilai

ekonomis penting. Adapun potensi terumbu

karang juga berperan penting dalam berbagai hal

seperti tempat sumber kehidupan keragaman

biota laut dan mampu memberikan jasa

lingkungan karena keindahan yang dimilikinya

dan sekaligus sebagai sumberdaya industri

ekowisata kelautan. Namun potensi sumberdaya

terumbu karang di Indonesia semakin menurun

dan terancam rusak, hal ini karena diakibatkan

oleh terjadinya ekploitasi karang (Indarjo, et al,

2004).

Penelitian pola rekrutmen dengan

menggunakan berbagai substrat buatan sebagai

media penempelan juvenile karang menunjukkan

adanya pengaruh jenis substrat terhadap

penempelan juvenil karang (Harriot dan Fisk,

1987). Juvenil karang merupakan anakan karang

atau koloni yang tumbuh dengan sendirinya

dengan kondisi perairan maupun lingkungan

disekitar terumbu karang. Salah satu upaya

untuk memperoleh hasil maksimum dalam

penempelan planula karang, digunakan substrat

kolektor berupa Blok Beton dan Batu Andesit

yang dianggap memenuhi syarat sebagai substrat

kolektor yang baik yaitu, terbuat dari campuran

semen dan pasir sehingga tahan lama, memiliki

permukaan yang kasar, memiliki sisi vertikal,

diagonal dan horizontal (Munasik, 2012).

Pulau ini memiliki keanekaragaman terumbu

karang yang baik, tetapi masih belum ada yang

melakukan monitoring tentang juvenil karang.

Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih

lanjut lagi tentang monitoring juvenil karang

agar juvenil karang di pulau ini tetap terjaga

kelestariannya.

1.2 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan

di Perairan Desa Pulau Mandangin, Kecamatan

Sampang, Kabupaten Sampang – Jawa Timur

dan dilakukan pada tanggal 15 Mei sampai 18

Mei 2015. Penelitian ini dilakukan pada 3 stasiun

yang berbeda dan lokasinya terletak di sebelah

tenggara Pulau Mandangin, Kecamatan

Sampang Madura.

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Penentuan Stasiun Penelitian

Praktek kerja lapang ini akan dilaksanakan

pada minggu ke-2 bulan Mei 2014 selama satu

minggu (3 hari). Pelaksanaan Praktek Kerja

Lapang (PKL) pada saat penelitian dilakukan

dengan melihat secara visual dan pengukuran

langsung juvenil karang yang tumbuh atau

menempel pada substrat.

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)ini

dilakukan di kawasa terumbuh karang perairan

sebelah tenggara Desa Pulau Mandangin,

Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Adapun gambar lokasi pelaksanaan Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang (PKL) sebagaimana

terlihat pada gambar 1.

Page 5: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

2

Gambar 1 Peta Lokasi Perairan Desa Pulau Mandangin

Pelaksanaan Praktek kerja lapang (PKL) ini dilakukan dengan menempatkan reeftek pada 3 stasiun

berbeda.Adapun koordinat setiap stasiun sebagaimana terlihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 Penempatan Stasiun Bioreeftek

No Koordinat

Kedalaman Lintang Bujur

1 7°18'59.38"S 113°13'42.90"E 11 m 2 7°18'57.05"S 113°13'45.75"E 12 m 3 7°18'54.78"S 113°13'48.35"E 13 m

2.2 Teknik Pengambilan Data

2.2.1 Kondisi Bioreeftek dan Perhitungan

Jumlah Blok

Pengumpulan data kondisi bioreeftek

dilakukan dengan pengamatan visual secara

langsung (in-situ) selama masa penelitian

berlangsung. Pengamatan kondisi bioreeftek ini

meliputi kondisi (Keberadaan, perubahan,

pengukuran, dan dokemtasi) pada setiap tusuk

bioreeftek yang diletakan pada setiap stasiun

pengamatan (Tabel 1). Pelaksanaan pengamatan

bioreeftek dilakukan dengan frekuansi 7 kali

pengulangan selama 3 hari yang dilakukan pada

setiap harinya.

Perhitungan jumlah Blok dalam setiap

stasiun dilakukan pada setiap kali pengamatan,

sehingga dalam periode penelitian di dapatkan 7

(Tujuh) kali perhitungan blok. Perhitungan Blok

yang dimaksudkan adalah persentase dari

pembagian jumlah tusuk bioreeftek yang di

dapati dalam pengamatan kondisi bioreeftek

dengan jumlah tusuk awal yaitu 10 (sepuluh).

Perhitungan ini dilakukan pada setiap stasiun

pengamatan yang ada.Adapun ilustrasi gambar

bioreeftek sebagaimana terlihat pada gambar 2

di bawah ini.

Page 6: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

3

Gambar 2 Illustrasi Bioreeftek yang ditanam pada perairan mandangin

2.2.2 Perhitungan juvenil karang

Perhitungan juvenil pada pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan

dengan melakukan perhitungan juvenil yang

tumbuh pada setiap tusuk bioreeftek. Dalam

satu tusuk bioreeftek terdapat 4 (empat) media

pertumbutuhan namun dalam perhitungan

juvenil ini 4 media pertumbuhan dalam satu

tusuk bioreeftek tersebut dihitung 1 (satu).

Pengamatan untuk mendapatkan data

perhitungan juvenil dilakukan dengan

menghitung jenis juvenil dan jumlah populasi

karang yang tumbuh dalam setiap tusuk

bioreeftek serta mengukur panjang juvenil untuk

mengevaluasi terumbu karang tersebut yang

tumbuh pada media termasuk dalam juvenil atau

tidak.

2.2.3 Identifikasi Karang

Pengumpulan data jenis karang dilakukan

dengan memadukan hasil dokumentasi bawah

air yang di dapat pada pengamatan kondisi

bioreeftek. Semua karang yang masuk dalam

kategori juvenil dicatat dan dilakukan identifikasi

dengan memperhatikan bentuk (life form)

pertumbuhan koloni karang dan bentuk tentakel

yang menempel pada setiap media tusuk

bioreeftek. Pengklasifikasian terumbuh karang

dilakukan pada “Klasifikasi Genus” karena

untuk mendapatkan tingkat klasifikasi setelahnya

akan kesulitan mengingat ukuran terumbuh

karang yang menempel (juvenile) masih cukup

kecil.

2.3 Analisa Data

2.3.1 Kondisi Bioreeftek

Analisa data kondisi Bioreeftek dilakukan secara

diskriptive dengan memperhatikan keberadaan

dan perubahan yang terjadi pada setiap tusuk

bioreeftek yang ada pada setiap bloknya.

Berdasarkan dari hasil pengumpulan data

kondisi bioreeftek didapatkan hasil kondisi

bioreeftek dengan persamaan berikut.

𝑃𝐵 = 𝑇1

𝑇0𝑥 100% Rumus 1

Dimana

PB : Persentase Kondisi Bioreeftek

T1 : Jumlah Tusuk Bioreeftek

T0 : Jumlah Awal Tusuk Bioreeftek

2.3.2 Jumlah Pertumbuhan Juvenil Karang

Perhitungan jumlah juvenil dilakukan

dengan memperhatikan ukuran pertumbuhan

Page 7: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

4

yang ada pada setiap tusuk bioreeftek. Sebelum

melakukan perhitungan juvenil perlu diketahui

jenis terumbu karang tersebut untuk

mengindentifikasi pertumbuhannya, sehingga

perhitungan juvenil dilakukan pada setiap jenis

juvenil yang ada pada setiap tusuk bioreeftek.

Data pengukuruan jumlah dan pertumbuhan

dimasukan kedalam lembar data penelitian yang

terbagi atas setiap stasiunnya.

Berdasarkan data yang terhimpun kemudian

dilakukan perhitungan persentase keberadaan

jenis juvenil yang ditemukan pada saat

pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL).

Pehitungan ini dilakukan pada setiap tusuk

bioreeftek yang ada dengan persamaan berikut.

𝑃𝐽𝐽 = 𝐽

𝑇𝐽 𝑥 100% Rumus 2

Dimana :

PJJ : Persentase Jenis Juvenil X

J : Juvenil

TJ : Total seluruh Juvenil

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1 Kondisi Bioreeftek

Pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL) ini

menganalisis kondisi media bioreeftek yang

terletak pada 3 stasiun berbeda. Dimana setiap

staisun terdiri dari 9 tusuk bioreeftek. Dan setiap

tusuk bioreeftek tersusun dari 4 media yang

terbuat dari batok kelapa yang diisi dengan

campuran semen dan pasir. Ditinjau dari kondisi

bioreeftek pada saat penelitian berlangsung

terdapat keadaan yang masih utuh dari

keseluruhan stasiun.

Kondisi fisik terumbu buatan dapat dilihat

dari persentase keutuhan bentuk dan

strukturnya. Mulai dari penempatan pertama

(Tahun 2012) sampai saat ini kondisi bioreeftek

baik bentuk maupun stukturnya tidak mengalami

kerusakan. Hal ini dikarenakan perairan sekitar

pulau mandangin memiliki tingkat ancaman yang

kecil terhadap potensi merusak bioreeftek. Hal

ini dapat dilihat dari kecepatan arus dan

gelombang. Adapun gambar kondisi bioreeftek

pada setiap staiun pengamtan dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 3 Gambaran kondisi umum bioreeftek diseluruh stasiun pengamatan

Beradasarkan gambar diatas dapat

diketahui jika pada stasiun 1 mengalami

perubahan dengan ditumbuhi oleh senia sp.

Biota ini merupakan salah satu biota yang

banyak ditemui di perairan Pulau Mandangin.

Senia sp merupakan salah satu dari jenis algae air

laut. Dalam perkembangannya, alga dan

terumbu karang saling berkompetisi dalam

pertumbuhan. Keduanya saling mencari subtrat

terbaik untuk hidup dan berkembang. Hal ini

Page 8: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

5

dapat menyebabkan tingkat peluang hidup

terumbuh karang akan semakin kecil dalam

keberlangsunganya. Sedangkan pada stasiun 2

dan 3 terlihat pada gambar diatas jika kondisi

baik bentuk maupun stuktur tetap sama dan

keduanya juga terlihat ditumbuhi oleh beberapa

jenis alga namun dalam intesitas yang kecil.

Tabel 2 Pengamatan kondisi bioreeftek

Stasiun No.

Bioreeftek (Tusuk)

Kondisi Jumlah juvenil karang yang menempel

Keterangan Utuh Rusak Lainnya

1

1 - - - Alga

2 - - - Alga

3 - - - Alga

4 - - - Alga

5 - - - Alga

6 - - - Alga

7 - - - Alga

8 - - - Alga

9 - - - Alga

2

1 - - - Alga

2 - - - Alga

3 - - - Alga

4 - - - Alga

5 - - - Alga

6 - - - Alga

7 - - - Alga

8 - - - Alga

9 - - - Alga

3

1 - - 1 (4 cm) Pocillopora. Sp.

2 - - 1 (2 cm) Pocillopora. Sp.

3 - - - Alga

4 - - - Alga

5 - - - Alga

6 - - - Alga

7 - - - Alga

8 - - - Alga

9 - - - Alga

Gambar 4 Juvenil yang tumbuh pada stasiun 3

Page 9: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

6

3.2 Jenis-Jenis Anakan Karang (Juvenil)

Yang Menempel Pada Substrat

Komposisi Jenis-jenis anakan karang yang

tumbuh dan berkembang yang ditemukan pada

bioreeftek pada saat pelaksanaan praktek kerja

lapang (pkl) di perairan Pulau Mandangin

Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang

Madura adalah jenis-jenis dalam genus

Acropora. Pada stasiun 1 yang terletak pada

koordinat 7°18'59.38" S dan113°13'42.90" E dan

pada stasiun 2 yang terletak pada koordinat

7°18'57.05"S dan 113°13'45.75"E tidak

ditemukan adanya rekuitmen anakan karang

(Juvenil Karang). Hal ini dikarenakan bioreeftek

pada kedua stasiun tersebut terlalu banyak

ditumbuhi oleh alga. Sedangkan pada stasiun 3

yang berada pada koordinat 7°18'54.78"S dan

113°13'48.35"E juga ditemukan rekruitmen

anakan karang dalam genus pocillopora sp.

Adapun data jenis-jenis anakan karang (juvenil)

yang ditemukan pada saat pelaksanaan Praktek

Kerja Lapang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3 Jenis-jenis anakan karang (juvenil) pada masing-masing stasiun

No Jenis juvenil Stasiun pengamatan

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

1. Pocilloporasp. - -

3.3 Kelimpahan dan Ukuran Rekruitmen

Kelimpahan rekruitmen juvenil yang

ditemukan pada saat pelaksanaan Praktek Kerja

Lapang yang dilaksanakan di perairan Pulau

Mandangin Kecamatan Sampang Kabupaten

Sampang Madura ini diperoleh sebanyak 2

individu yang terdiri dari 1 genus yaitu

Pocilloporasp dengan ukuran yang berbeda.

Adapun data kelimpahan rekruitmen dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5 Kelimpahan rekruitmen anakan karang pada bioreeftek

Praktek Kerja Lapang dapat dilihat pada

gambar diatas terlihat jika hanya pada stasiun 3

yang terdapat rekuitmen anakan karang pada

bioreeftek yang ditempatkan di perairan lokasi

penelitian. Anakan karang atau juvenil yang

ditemukan pada stasiun 3 tersebut terdapat 2

buah rekuitmen dengan ukuran yang berbeda

yang diantara 2 cm dan 4 cm dengan genus yang

sama, hal ini dapat lebih mudah dipahami pada

tabel berikut:

Tabel 4 Ukuran rekuitmen anakan karang (Juvenil Karang) dilokasi penelitian

No. Lokasi Penelitian Genus Rekuitmen Ukuran

1. Stasiun 1 - - - 2. Stasiun 2 - - -

3. Stasiun 3 pocilloporasp. 2 2 cm 4 cm

00.51

1.52

2.5

1 2 3

rekr

uit

men

Stasiun Pengamatan

Kelimpahan Rekruitmen Juvenil

Page 10: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

7

3.4 Efektivitas Media Bioreeftek Terhadap

Pertumbuhan Juvenil

Hasil data yang diambil pada media rumpon

buatan yang berbahan dasar batok kelapa yang

terletak di perairan Desa Pulau Mandangin.

Menunjukkan bahwa media ini kurang efektif

dalam pertumbuhan juvenil karang

dibandingkan dengan media lainnya, seperti

media yang berbahan beton. Hal ini dikarenakan

media bahan batok kelapa ini baru pertama kali

dipakai sebagai media pertumbuhan koloni

karang dan juga kurang perawatan pada media

subtrat ini. Media ini sebelumnya tidak pernah

digunakan sebagai media pertumbuhan juvenile

karang atau koloni karang. Sedangkan media

yang berbahan beton yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya, menunjukkan

sangat efektif sebagai media pertumbuhan

juvenile karang.

3.5 Permasalahan dan Alternatif

Permasalahan yang merupakan pokok utama

dalam proses rehabilitasi terumbu karang

dengan metode bioreeftek yang dilaksanakan

diperairan lokasi penelitian adalah persaingan

rekuitmen antara terumbu karang dengan teritip.

Hal ini menyebabkan laju keberhasilan

rehabilitasi terumbu karang dengan metode

bioreeftek menjadi lebih kecil. Laju rekuitmen

pada media bioreeftek dilokasi penelitian secara

umum dipenuhi oleh teritip. Selain itu dengan

adanya Senia sp. Mengakibatkan laju rekuitmen

anakan karang (juvenil) menjadi lebih kecil .Hal

ini disebabkan peluang penempelan anakan

karang terhadap media bioreeftek. Hal ini dapat

dilihat pada gambar berikut :

Tabel 5 Rekuitmen teritip dan senia sp. pada media bioreeftek

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hasli dari praktik kerja lapang yang telah

dilakukan di perairan Desa Pulau Madangin

diperoleh kesimpulan :

1. Juvenil karang yang menempel pada substra

atau rumpon buatan yang ditanam di

perairan Desa Pulau Mandngin adalah dalam

genus Pocilloporasp. Juvenil tersebut dapat

ditemukan pada stasiun 3. Sedangkan pada

stasiun 1 dan 2 tidak dapat dtemukan

rekriutmen karang yang menempel pada

media. Hal ini dikarenakan bioreeftek pada

kedua stasiun tersebut terlalu banyak

ditumbuhi oleh alga.

2. Efektivitas pertumbuhan juvenil karang pada

media batok kelapa menunjukkan bahwa

media ini kurang efektif untuk pertumbuhan

juvenil karang. Hal ini dikarenakan media

batok kepala ini baru pertama kali digunaka

sebagai media pertumbuhan juvenile karang

atau koloni karang. Sedangkan media yang

berbahan beton sering digunakan sebagai

pertumbuhan koloni karang dan bahan

Page 11: STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG  JAWA TIMUR

8

tersebut menunjuk efektivitas yang bagus

dengan menunjukkan kelimpahan koloni

yang mampu tumbuh pada media tersebut.

4.2 Saran

Perlu adanya perawatan lebih lanjut pada

media rumpon buatan batok kelapa harus

berkala, untuk lebih mudah ditumbuhi oleh

koloni-koloni karang dan dapat tumbuh dengan

sempurna agar sesuai dengan tujuan penanaman

dengan tema Rehabilitasi Terumbu Karang

dengan Teknik Bioreeftek menuju Sampang

Bahari.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada

dosen pembimbing Ilmu Kelautan Oktiyas

Muzaky Luthfi, S.T, M.Sc yang telah

memberikan waktunya untuk membimbing

dalam penyusunan dan penyempurnaan

penulisan laporan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtir Imam, Muhammad Abrar, & Agus Budiyanto.2012. Rekruitmen Karang Scleractinia di Perairan Pulau Lembata.coral, recruitment, Lembata, composition, abundance. Vol.17 (1) 1-7.

BMKG. 2013. Pasang – Surut Pulau Mandangin dan Sekitarnya. Informasi Meteorologi Maritim BMKG. Surabaya.

Harriot, V. J. and D. A. Fisk. 1987. A comparison of settlement plate types for experiment on the recruitment of scleractinian corals. Mar Ecol Prog Ser 37: 201- 208.

Indarjo Agus, Wisnu Wijatmoko, & Munasik.2004. Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Panjang Jepara.Universitas Diponegoro Semarang, Semarang. Vol. 9 (4) : 217 – 224.

KKP. 2012. Marine Care. http://www.bpol.litbang.kkp.go.id/news/373/Marine-Care--Beramai---ramai-Tanam-Bioreeftek-di-Pulau-

Mandangin/ (Diakses pada tanggal 20 April 2014).

Munasik. 2008. Kondisi terumbu buatan berbahan betonpada beberapa perairan di Indonesia. Prosiding Musyawarah Nasional Terumbu Karang II, Jakarta.

Munasik, Hendro Kisworo, & Diah Permata Wijayati.2012. Studi Penempelan Juvenil Karang Pocillopora Damicornis Pada Jenis Substrat Kolektor Dan Zona Terumbu Yang Berbeda Di Pulau Panjang, Kabupaten Jepara.Semarang. Journal Of Marine Research. Volume 1.Nomor 1.129-136 hlm.

Palupi Ratna Dyah, Ricoh Managor Siringoringo, & Tri Aryono Hadi . 2012. Status Rekruitmen Karang Scleractiniadi Perairan Kendari Sulawesi Tenggara. Kendari.Vol. 17 (3) 170-175.

Wijayanti Diah Permata, Eko Puji Hartono, & Munasik.2012. Pengaruh Perbedaan Jenis Substrat dan Kedalaman TerhadapJumlah Juvenil Karang yang Menempel di Perairan PulauSambangan, Kepulauan Karimunjawa, Jepara. Semarang. Journal Of Marine Research. Volume 1.Nomor 2.51-57 hlm.

WRI. 2002. Reefs at Risk in Sotheast Asia. World Resources Institute. Washington. 40pp