04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan

11
 1  Note: Tolong dibuat t erstruktur masing-masing lokasi penelitian - Paper ini hanya contoh acuan untuk memulai pengelompokan data.. - Semakin detail data yang dapat kita tampilkan semakin baik... dan semakin mudah menjelaskanny a... - arah pembahasan ditujukan ke arah karang baru (rekruitment), baik substrate, kondisi, lokasi, aktivitas dll... STUDI REKRUTMEN JUVENIL KARANG TERHADAP POLA GEOMORPHOLOGI DAN SUBSTRAT DI PERAIRAN SABANG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM  Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia Email: [email protected]  ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang rekrutmen karang (juvenil karang) pasca tsunami di Teluk Pelabuhan Pulau Rubiah Sabang NAD. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan kelimpahan karang baru yang tumbuh pasca tsunami. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Transek Kuadrat yang terdiri atas 10 lajur transek sepanjang 30 meter dengan masing-masing transek terdiri dari 10  petak kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks keragaman jenis rekrut karang pada lokasi penelitian adalah 37,78 (tinggi), sedangkan kepadatan rekrut karang pada kedalaman 1-3 meter, berkisar antara 3,6 ± 5,6 koloni/m 2 dengan jumlah rata-rata 4,54 koloni/m 2 . Kepadatan koloni rekrut karang pada kawasan yang berbatu cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan yang dasarnya berpasir. Persentase penutupan karang hidup sebelum tsunami adalah 64,2% (baik), sedangkan sesudah tsunami adalah 16,91% (buruk). Persentase penutupan unsur abiotik lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penutupan karang hidup sesudah tsunami. Parameter kualitas air yang diukur di lokasi penelitian menunjukkan bahwa kualitas air di lokasi tersebut masih dalam kondisi baik. Kata k unci: rekrut men karang, tsunami, tra nsek kuadrat, living cover.  Pendahuluan Pemukiman penduduk di pesisir pantai dan infrastruktur umumnya hancur pasca  bencana alam gempa dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Setelah bencana tsunami melanda banyak morfologi garis pantai yang berubah. Perubahan tersebut diyakini akan mempengaruhi kondisi ekologis dan biologis terhadap kawasan pesisir.

Transcript of 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 1/11

1

 Note: Tolong dibuat terstruktur masing-masing lokasi penelitian-  Paper ini hanya contoh acuan untuk memulai pengelompokan data..

-  Semakin detail data yang dapat kita tampilkan semakin baik... dan semakinmudah menjelaskannya...

-  arah pembahasan ditujukan ke arah karang baru (rekruitment), baik substrate,

kondisi, lokasi, aktivitas dll...

STUDI REKRUTMEN JUVENIL KARANG TERHADAP POLA

GEOMORPHOLOGI DAN SUBSTRAT DI PERAIRAN SABANG,

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

 Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alamUniversitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

Email: [email protected] 

ABSTRAK 

Telah dilakukan penelitian tentang rekrutmen karang (juvenil karang) pasca tsunami

di Teluk Pelabuhan Pulau Rubiah Sabang NAD. Kajian ini bertujuan untuk 

mengetahui jenis-jenis dan kelimpahan karang baru yang tumbuh pasca tsunami.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Transek Kuadrat yang terdiri atas

10 lajur transek sepanjang 30 meter dengan masing-masing transek terdiri dari 10

  petak kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks keragaman jenis rekrutkarang pada lokasi penelitian adalah 37,78 (tinggi), sedangkan kepadatan rekrut

karang pada kedalaman 1-3 meter, berkisar antara 3,6 ± 5,6 koloni/m2

dengan jumlah

rata-rata 4,54 koloni/m2. Kepadatan koloni rekrut karang pada kawasan yang berbatu

cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan yang dasarnya berpasir.

Persentase penutupan karang hidup sebelum tsunami adalah 64,2% (baik), sedangkansesudah tsunami adalah 16,91% (buruk). Persentase penutupan unsur abiotik lebih

tinggi dibandingkan dengan persentase penutupan karang hidup sesudah tsunami.Parameter kualitas air yang diukur di lokasi penelitian menunjukkan bahwa kualitas

air di lokasi tersebut masih dalam kondisi baik.

Kata kunci: rekrutmen karang, tsunami, transek kuadrat, living cover. 

Pendahuluan

Pemukiman penduduk di pesisir pantai dan infrastruktur umumnya hancur pasca

  bencana alam gempa dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004.

Setelah bencana tsunami melanda banyak morfologi garis pantai yang berubah.

Perubahan tersebut diyakini akan mempengaruhi kondisi ekologis dan biologis

terhadap kawasan pesisir.

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 2/11

2

Pulau Rubiah, sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah Barat Pulau Weh, berada di

sekitar Taman Wisata Laut Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, dikelilingi olehterumbu karang. Kondisi terumbu karang di Pulau Rubiah sebelum tsunami 26

Desember 2004 telah dilaporkan oleh Ridwan (1998), dimana di rataan terumbu

karang bagian Barat penutupan karang hidup (living cover) 2 berkisar antara 58 - 68%

dan di bagian Timurnya antara 67 - 73%, yang dikategorikan dalam kondisi sehat.Sementara dari laporan penaksiran Arsyani dan Azam (2005) tentang status terumbu

karang di kawasan wisata laut Iboih, dari struktur fisiknya 90% hancur dan patah pada

kedalaman 2 - 3 m, terutama jenis Acropora (A. Digitate dan A. Tabulate) hancur 

hingga mencapai 75%. Perlu dilakukan penelitian terhadap rekrutmen terumbu karang

yang berada di kawasan Teupin Sirkui dan Teluk Pelabuhan Rubiah, Sabang.

Kelompok organisme yang dapat dijadikan indikator terhadap perubahan kondisi laut

dan kawasan persisir antaranya adalah terumbu karang. Berdasarkan penelitian

terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hampir sepanjang pantai Taman

Wisata Laut Pulau Rubiah ditumbuhi oleh terumbu karang. Terumbu karang adalahsalah satu penunjang ekonomi yang cukup vital bagi negara-negara yang berada di

daerah tropis. Terumbu karang dengan produktifitas yang tinggi dan merupakan  potensi sumber protein yang esensial bagi kehidupan manusia. Juga merupakan

sumber pemasukan devisa negara melalui banyaknya perkembangan industri  pariwisata. Semua hal tersebut merupakan potensi pemasukan bagi negara-negara

 berkembang.

Keberadaan terumbu karang dalam rantai makanan merupakan hal yang sangat unik 

dan rumit karena terjadi hubungan timbal balik yang komplek antara komponen

hewan dan tumbuhan dalam ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang

dibangun juga oleh biota-biota lain seperti : ikan, crustaea, molusca, polichaeta,

 porifera, tunicata, berbagai jenis plankton dan echinodermata (Nybakken, 1997).

Gelombang pasang tsunami yang melanda provinsi NAD diyakini sangat

mempengaruhi viabilitas dari terumbu karang. Maka, dirasa sangat perlu untuk 

memonitor dan mengevaluasi kondisi baik berupa pertumbuhan maupun

 perkembangan dari terumbu karang serta mengkaji sejauh mana pengaruh morphologi

  pantai terhadap penyebaran jenis-jenis karang yang baru tumbuh. Sehingga dapat

menentukan kawasan yang sesuai dilakukan transplantasi karang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh morphologi dan substrat terhadap

  penyebaran jenis karang terutama karang yang baru tumbuh pasca tsunami. Hasil  penelitian yang didapat diharapkan dapat menjadi deskripsi kondisi terumbu karang

 berdasarkan perubahan geomorphologi pantai. Hasil penelitian dapat digunakan untuk 

menyusun program kegiatan pelestarian Taman Wisata Laut dan daerah sekitarnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 sampai dengan Oktober 

2009 bertempat di rataan terumbu karang perairan Teluk Pelabuhan dan Teupin Sirkui

Iboih Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (Gambar 1).

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 3/11

3

Alat dan Bahan 

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah snorkel, petak kuadrat 1 x 1 m2,

fin, kapal boat untuk transportasi, kamera foto bawah air (Cannon S60), meteran,

sarung tangan, alat tulis bawah air, tabel pengamatan, secchi disc, hand refractometer ,

DO meter , termometer dan kaca pembesar.

Bahan-bahan yang digunakan adalah Aquades dan formalin. Untuk mengidentifikasi

 jenis dan struktur koloni karang digunakan buku identifikasi karang dan gambar dari

 berbagai life form karang (Veron, 1986).

Metode Kerja

Metode yang digunakan untuk pengamatan rekrutmen karang dalam penelitian ini

adalah metode Transek Kuadrat (Suharsono, 1998) yaitu dengan menyelam pada

lokasi penelitian yang telah ditentukan. Lokasi penelitian terdiri atas 10 lajur transek 

dan masing-masing lajur transek terdiri dari sepuluh petak kuadrat. Lajur transek memiliki panjang 30 meter sejajar garis pantai. Pada tiap lokasi dilakukan

 pengambilan data di kedalaman perairan 1-3 meter.

Gambar 1. Peta Pulau Weh, Sabang serta menunjukkan lokasi Penelitian Teluk Pelabuhan Pulau Rubiah.

Parameter yang diamati

Adapun yang menjadi parameter-parameter dalam penelitian ini adalah

a. Parameter untuk rekrutmen karang yaitu :

1.  Persentase tutupan karang pada habitat alami

N

Pulau Weh

Pulau Rubiah

Iboih

Tel. Pelabuhan

0 500m

Selat Aroih

Rubiah

T. Sirkui

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 4/11

4

2.  Keragaman jenis rekrut karang3.  Kepadatan jenis rekrut karang

 b. Parameter untuk pengamatan faktor Fisika-Kimia perairan

Parameter fisika-kimia perairan yang akan diukur dalam penelitian ini meliputi

  parameter fisika yaitu suhu (oC) dan kecerahan, sedangkan parameter kimia yang

diukur dalam penelitian ini adalah Dissolved Okxygen (DO), pH dan salinitas (ppm).

Analisis data

Indeks keragaman jenis rekrut karang

Keragaman jenis rekrut karang yang terdapat pada substrat dihitung dengan

menggunakan rumus indeks keragaman jenis Shanon-Wiener.

(H¶) = - Pi Ln Pi

Dimana ; H¶ = Indeks keragamanPi = ni / N

ni = Jumlah total spesies ke i N = Jumlah total seluruh spesies

(Sukarno, 1984)

Kepadatan rekrut karang

Kepadatan relatif jenis rekrutmen karang dihitung dengan menggunakan rumus:

Kepadatan =sampelUnit

IndividuJumlah

(Odum, 1973)

Persentase tutupan relatif karang

Persentase tutupan karang relatif di hitung menggunakan metode Transek kuadrat

yaitu dengan rumus persentase penutupan.

Persentase Penutupan =kolonitotalLuas

 koloni(kategori)satuLuasx 100%

(Giyanto et al ., 1998)

Hasil dan pembahasan

Kondisi Terumbu Karang di Lokasi Penelitian

Hasil pengamatan rekrutmen karang pada substrat alami yang telah dilaksanakan di

Teluk Pelabuhan Iboih, Sabang sejak bulan Agustus hingga September 2009,

diperoleh 1 ordo, 4 famili dan 7 genus rekrut karang yang dapat dilihat pada Tabel 1

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 5/11

5

Ordo Famili Genus Persentase

Teluk

Pelabuhan

Teluk

Peneden

Scleractinia

Poritidae Porites

Acroporidae Acropora

Montipora

Pocilloporidae Pocilliopora

Galacea

Favidae Favites

Goniastrea

Tabel 1. Rekrut karang yang didapatkan di lokasi penelitian

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, familia Acroporidae sangat

dominan ditemukan pada lokasi penelitian. Pertumbuhan famili Acroporidae juga

sangat didikung oleh keberadaan substrat tempat menempel karang baru sesuai untuk 

famili tersebut.

Kondisi sebelum tsunami pada kawasan ini dinyakini banyak ditumbuhi oleh famili

ini karena dari hasil survey banyak dijumpai patahan karang famili Acroporidae Hal

ini dapat dibuktikan dengan banyak patahan karang (rubble) umumnya berasal dari

 patahan karang Acropora (Gambar 2). Menurut Lalamentik dan Rondo (1994) bahwa,

genus Acropora dikenal sebagai golongan karang yang rapuh dan sangat peka

terhadap perubahan lingkungan yang drastis.  

Gambar 5.1 Patahan karang (rubble) jenis Acropora

Gambar 2. Keberadaan patahan karang yang disebabkan oleh hantaman tsunami

Tabel 2 Hasil penelitian kondisi terumbu karang di tiga daerah di Sabang

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 6/11

6

Indeks Keragaman Jenis Rekrut Karang

Indeks keragaman jenis rekrut karang pada lokasi penelitian yang paling tinggi adalah1,2 yang terdapat di daerah Teluk Pelabuhan (Tabel 2) yang dikategorikan dalam

kondisi tinggi. Menurut Rudi (2006), kriteria bagi indeks keanekaragaman adalah jikaH¶ 2,0 (keanekaragaman rendah), 2,0 < H¶ 3,0 (keragaman sedang), dan H¶ > 3,0

(keanekaragaman tinggi).

Keanekaragaman dapat menggambarkan kondisi komunitas. Secara umum, semakin

tinggi indeks keanekaragaman berarti komunitas tersebut semakin beragam.

Keragaman yang tinggi menyebabkan komunitas tersebut lebih stabil dibanding

dengan komunitas dengan keanekaragaman rendah. Menurunnya indeks keragaman

menunjukkan adanya gangguan pada ekosistem tersebut.

Salah satu penyebab tingginya keragaman jenis rekrutmen karang di Teluk Pelabuhan

Iboih Sabang kemungkinan karena tidak banyak aktifitas dari manusia, dan jauh dari

tempat wisata. Penyebaran larva karang menurut Hagman (2003) menjelaskan bahwa

larva planktonik karang akan sangat potensial untuk terpencar ke daerah terumbu

yang sangat jauh (dapat mencapai ribuan kilometer). Planula kemudian akan

menempel pada substrat yang cocok dan tumbuh menjadi koloni baru.

Penyebab lain tingginya keragaman jenis karang rekrutmen pada lokasi penelitian

diduga karena tingginya kelimpahan kelompok herbivora berupa bulu babi dan ikan-ikan karang. Menurut Rudi (2006), kehadiran herbivora sangat diperlukan dalam

menjaga keseimbangan didalam ekosistem terumbu karang terutama dalam kaitannyadengan makroalga. Tanpa hadirnya herbivora, maka karang akan kalah berkompetisi

dengan makroalga dan bila tidak adanya kontrol dari makroalga, maka kelompok makroalga tertentu akan tumbuh dengan cepat (blooming ).

Kepadatan Rekrut Karang

Karang yang bersifat sesil (menetap) untuk kemudian tumbuh menjadi dewasa, sangat

ditentukan oleh ketersedian substrat. Hasil penelitian kepadatan rekrut karang pada

kedalaman 1-3 meter, memperlihatkan bahwa rata-rata kepadatan rekrut karang

 berkisar antara 0,38 koloni/m2. 

Kepadatan rekrut karang tertinggi diperoleh pada transek 3 di daerah Teupin Sirkui

dengan jumlah kepadatan 1,7 koloni/ m2, sedangkan kepadatan rekrut karang terendah

No KatagoriRata-Rata

Teupin Sirkui Teluk Pelabuhan

1 Indeks Keragaman Jenis Rekrut Karang (H¶) 0,98 1,2 

2  Kepadatan Rekrut Karang (koloni/transek) 0,38  0,6 

3  Persentase living cover rekrut karang (%)

4 Persentase penutupan karang mati (%)

5 Persentase penutupan unsur abiotik (%)

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 7/11

7

diperoleh pada transek 1 dan 2 dengan nilai 0,1 koloni/ m2

(Gambar 3). Pada daerahTeluk Pelabuhan kepadatan rekrut karang tertinggi diperoleh pada transek 2 dan 3

dengan jumlah kepadatan 0,6 koloni/ m2

sedangkan kepadatan rekrut karang terendahdiperoleh pada transek 1 dengan nilai 0,1 koloni/ m2. Perbedaan tinggi rendahnya

rekrut karang pada ke tiga daerah ini diduga disebabkan karena perbedaan jumlah

substrat yang ditempati hewan karang. Dari hasil pengamatan, transek 2 lebih banyak 

dijumpai substrat seperti batu dan puing-puing beton bekas bangunan yang dibawaarus balik gelombang tsunami akhir tahun 2004 lalu. Sedangkan pada transek 6, lebih

dominan dijumpai pasir dan pecahan karang yang sudah mati.

Selain itu, faktor kecerahan dan cahaya juga sangat berpengaruh terhadap

  pertumbuhan karang. Karang merupakan organisme yang bersimbiosis dengan

 zooxanthellae, oleh sebab itu cahaya sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis

organisme simbionnya tersebut. Pernyataan ini sesuai dengan Rudi (2006), yang

menyatakan bahwa kurangnya intensitas cahaya membuat organisme simbion

( Zooxanthellae) didalam tubuh karang tidak dapat hidup dengan baik dan optimal

dalam melakukan fotosintesis.

Gambar 3. Grafik kepadatan rata-rata rekrut karang pada tiga tempat di Sabang(jumlah individu/unit sampel)

 NOTE: Grafik mohon di copy langsung dari exel jangan dijadi kan gambar dulu,

karana sudah diedit dan tampilannya juga harus standar...

Tampilan data pun harus dipisah antara lokasi dan kedalaman...

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 8/11

8

Persentase Penutupan Rekrutmen Karang

Gempa dan gelombang tsunami yang terjadi pada akhir tahun 2004, telahmengakibatkan panambahan unsur abiotik dan karang-karang mati pada lokasi

 penelitian. Arus datang dan arus balik gelombang tsunami menyebabkan hancur dan

terhempasnya terumbu karang tersebut. Selain itu, aktifitas manusia seperti menyelam

dan menjadikan tempat tersebut sebagai jalur transportasi air juga telahmengakibatkan berkurangnya karang hidup (living cover ).

Persentase living cover rekrut karang

Persentase penutupan karang hidup sesudah tsunami pada kedalaman 1-3 meter 

mencapai 5,71 - 41,16 dengan nilai rata-rata 16,91 yang dikategorikan dalam kondisi

  buruk. Rendahnya penutupan karang pada lokasi penelitian kemungkinan disebabkan

karena proses rekrutmen baru saja terjadi, dan proses rekrutmen itu sendiri

memerlukan waktu yang masih bertahun-tahun setelah terumbu karang mengalami

kerusakan. Selain itu, rendahnya persentase penutupan karang juga disebabkan adanyamasyarakat yang melakukan penjaringan ikan sehingga karang rekrutmen yang baru

menempel terlepas dan mengalami kematian. Harapan pada masa yang akan datang  penutupan karang hidup (living cover ) pada lokasi ini akan kembali seperti semula

seperti yang dilaporkan Ridwan (1998).

Berdasarkan hasil pengamatan, persentase penutupan karang hidup tertinggi diperoleh pada transek 2 yaitu sebesar 41,16 % yang dapat dikategorikan dalam kondisi sedang,

sedangkan penutupan karang hidup terendah diperoleh pada transek 6 yaitu sebesar 

5,71 % yang dapat dikategorikan dalam kondisi buruk. Rendahnya persentase

 penutupan karang hidup pada transek 6 disebabkan karena banyak terdapat hamparan

 pasir. Selain itu, pada transek 6 ini juga sering dijadikan tempat sandaran kapal boat

  bagi wisatawan yang ingin melakukan snorkling (menyelam) sehingga dapat

menyebabkan gangguan bagi karang rekrutmen.

Gambar 4 Perbandingan persentase penutupan terumbu karang sebelum

(Ridwan,1998) dan sesudah tsunami pada kedalaman 1-3 meter.

Persentase penutupan unsur abiotik 

Sesudah Tsunami

16,91 %

11,32 %

72,78 %

Karang hidup

Karang mati

Unsur abiotik

Sebelum Tsunami

35,8 %6,66 %

64,2 %karang hidup

karang mati

unsur abiotik

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 9/11

9

Persentase penutupan unsur abiotik pada kedalaman 1-3 m sesudah tsunami

mengalami peningkatan yang terdiri dari batuan (rock ), patahan karang (rubble),sedangkan pasir ( sand ) mengalami penurunan. Rubble merupakan unsur abiotik yang

 paling dominan dijumpai sesudah tsunami yaitu 49,15 %. Berdasarkan hasil penelitian

Ridwan (1998) sebelum tsunami, persentase penutupan rubble hanya 7,88 %,

sedangkan sesudah tsunami mengalami peningkatan sebesar 41,27 %. Penambahanunsur abiotik ini terjadi akibat pengaruh gelombang tsunami, aktifitas manusia serta

 pengaruh arus datang dan arus balik itu sendiri. Perbandingan persentase penutupan

unsur abiotik sebelum dan sesudah tsunami pada kedalaman 1-3 m dapat dilihat pada

Gambar 5.

Pasir ( sand ) sebelum tsunami pada kedalaman 1 í 3 m persentasenya mencapai 20,36

% (Ridwan 1998). Sesudah tsunami persentase pasir (Sand ) berkurang menjadi

15,76% (Gambar 4). Persentase Pasir (Sand ) yang tertinggi diperoleh pada transek 6

dengan nilai 31,32 % sedangkan pada transek 1 tidak ditemukan pasir (Sand ) sama

sekali. Hal ini terjadi karena dasar laut pada lokasi tersebut dipenuhi oleh patahankarang.

Persentase penutupan batuan (rock ) pada kedalaman 1-3 m sebelum tsunami berkisar 

2,46 % (Ridwan,1998), sedangkan sesudah tsunami mengalami peningkatan yaitu6,86 %. Bebatuan ( Rock ) adalah sustrat yang stabil dan sangat tahan terhadap

hempasan gelombang. Meningkatnya bebatuan ( Rock ) sesudah tsunami berhubunganerat dengan banyaknya karang yang hancur akibat tsunami. Koloni karang yang

dahulunya tumbuh di atas bebatuan ( Rock ) kini banyak yang menghilang. Bebatuan

( Rock ) yang ditemukan sesudah tsunami kebanyakan gundul walaupun terkadang

masih menyisakan sedikit bekas koloni karang di bagian atasnya.

Sebelum dan Sesudah Tsunami

20,36 %

2,46 %)7,88 %

15,76 %

6,86 %

49,15 %

0

10

20

30

40

50

60

Rubble Rock Sand

Unsur Abiotik

   P  e  n  u   t  u  p  a  n

       U  n  s  u  r   A   b   i  o   t   i   k

Sebelum Tsunami

Sesudah Tsunami

 

Gambar 5. Kondisi unsur abiotik pada lokasi penelitian sebelum (Ridwan, 1998)

dan sesudah sesudah tsunami pada kedalaman 1 í 3 m.

Faktor Pembatas Pertumbuhan Karang

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 10/11

10

Kecepatan pertumbuhan karang sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan hidupmereka berada. Kondisi lingkungan perairan yang diukur dalam penelitian ini adalah

suhu air, salinitas, cahaya, derajat keasaman dan oksigen terlarut. Rata-rata hasil  pengukuran parameter fisika-kimia dapat di lihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengukuran nilai rata-rata parameter fisika-kimia di Teluk 

Pelabuhan Sabang

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang rekrutmen karang pasca tsunami di Teluk 

Pelabuhan Sabang, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :1.  Dari hasil penelitian, familia Acroporidae sangat dominan ditemukan pada

lokasi penelitian. Hal ini kemungkinan kawasan penelitian sangat sesuai untuk  pertumbuhan karang Acroporidae.

2.  Indeks keragaman jenis rekrut karang pada lokasi penelitian di kategorikandalam kondisi tinggi yaitu H¶= 37,78.

3.  Hasil penelitian kepadatan rekrut karang pada kedalaman 1-3 meter berkisar antara 3,6 ± 5,6 koloni/m

2dengan jumlah rata-rata 4,54 koloni/m

2.

Ucapan terima kasihPenulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,

Departemen Pendidikan Nasional atas dukungan dana penelitian.. Ucapan terima

kasih pula disampaikan kepada Abdullah dan Rita Miani yang telah banyak 

membantu dalam pengambilan data lapangan dan analisa data, serta semua pihak-

 pihak yang ikut serta membantu pelaksanaan penelitian ini.

Daftar Pustaka

Giyanto, M.I., T.H. Yosephine dan Rahmat. 1998. Buku Panduan Entri Data

Terumbu Karang. Puslitbang LIPI, Jakarta.

Hagman D. 2003. Coral Reproduction .  www.flowergarden.nos.noaa.gov. [20Agustus 2007).

Lalamentik, L. Th. X dan M. Rondo, 1994. Ekosistem Terumbu Karang Pulau

Bunaken. Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi, Manado.

 Nybakken, J. W. 1997. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Terj. dari  M arine

  Biology: An Ecological Approach, oleh Eidman, M., Koesoebiono, D.G.

No. Faktor Pembatas Rata-rata hasil pengukuran

1 Suhu (oC) 27

2 Kecerahan (m) Maks (3 m)

3 Salinitas (Å) 34

4 Derajat keasaman (pH) 7,74

5 Oksigen terlarut (mg/L) 8,1

5/12/2018 04 Artikel Juvenil Karang Utk Perbaikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/04-artikel-juvenil-karang-utk-perbaikan 11/11

11

Bengen, M. Hutomo, & S.Sukardjo. 1992. dari. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta

Odum, E.P. 1973. Dasar-dasar Ekologi. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Ridwan. 1998. Kondisi Komonitas Koloni Karang di Rataan Terumbu Karang Pulau

Rubiah Kotamadya Sabang. Skripsi. FMIPA Unsyiah, Banda Aceh.

Rudi, E. 2006. Rekrutmen Karang (Skleraktinia) di Ekosistem Terumbu Karang,

Kepulauan Seribu DKI Jakarta ³Disertasi .́ IPB, Bogor.

Suharsono. 1998. Buku Materi Terumbu Karang Dalam Rangka Pelatihan Dosen

di Universitas Syiah Kuala Aceh. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.

Sukarno, R. 1984. Review of Coral Reef Survey And Assenment Methods

Currenthly In Use Indonesia. Comparing coral reef survey methods,

UNESCO.

Veron, J.E.N. 1986. Coral of Australia and the Indo-Pacific. Angus & RobertsonPublisher. Australia.