STRATIGRAFI

18
STRATIGRAFI Oleh BAGAS SETYADI NPM 1215051010

Transcript of STRATIGRAFI

Page 1: STRATIGRAFI

STRATIGRAFI

Oleh

BAGAS SETYADINPM 1215051010

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2012

Page 2: STRATIGRAFI

Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta

distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk

menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan

yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi

(litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun

absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas

penyebaran lapisan batuan.

Ilmu stratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke-19. Perintisnya adalah

William Smith. Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan tanah muncul pada

urutan yang sama (superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan

tanah yang terendah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa

pengecualian.

Karena banyak lapisan tanah merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat

yang berbeda-beda maka, bisa dibuat perbandingan pada sebuah daerah yang luas.

Setelah beberapa waktu, dimiliki sebuah sistem umum periode-periode geologi

meski belum ada penamaan waktunya.

Stratigrafi adalah ilmu mengenai strata. Stratum adalah suatu layer batuan yang

dibedakan dari strata lain yang terletak di atas atau dibawahnya. William Smith,

“Bapak stratigrafi”, adalah orang yang pertama-tama menyadari kebenaan fosil

yang terkandung dalam sedimen. Sejak masa Smith, stratigrafi terutama

membahas tentang penggolongan strata berdasarkan fosil yang ada didalamnya.

Page 3: STRATIGRAFI

Penekanan penelitian stratigrafi waktu itu diletakkan pada konsep waktu sehingga

pemelajaran litologi pada waktu itu dipandang hanya sebagai ilmu pelengkap

dalam rangka mencapai suatu tujuan yang dipandang lebih penting, yakni untuk

menggolongan dan menentukan umur batuan.

Pada tahun-tahun berikutnya, pemelajaran minyakbumi secara khusus telah

memberikan konsep yang sedikit berbeda terhadap istilah stratigrafi. Konsep yang

baru itu tidak hanya menekankan masalah penggolongan dan umur, namun juga

litologi. Berikut akan disajikan beberapa contoh yang menggambarkan konsep-

konsep tersebut di atas.

Moore (1941, h. 179) menyatakan bahwa “stratigrafi adalah cabang ilmu geologi

yang membahas tentang definisi dan pemerian kelompok-kelompok batuan,

terutama batuan sedimen, serta penafsiran kebenaannya dalam sejarah geologi.”

Menurut Schindewolf (1954, h. 24), stratigrafi bukan “Schichtbeschreibung”,

melainkan sebuah cabang geologi sejarah yang membahas tentang susunan batuan

menurut umurnya serta tentang skala waktu dari berbagai peristiwa geologi

(Schindewolf, 1960, h. 8). Teichert (1958, h. 99) menyajikan sebuah ungkapan

yang lebih kurang sama dalam mendefinisikan stratigrafi sebagai “cabang ilmu

geologi yang membahas tentang strata batuan untuk menetapkan urut-urutan

kronologinya serta penyebaran geografisnya.” Sebagian besar ahli stratigrafi

Perancis juga tidak terlalu menekankan komposisi batuan sebagai sebuah domain

dari stratigrafi (Sigal, 1961, h. 3).

Page 4: STRATIGRAFI

Definisi istilah stratigrafi telah dibahas pada pertemuan International Geological

Congress di Copenhagen pada 1960. Salah satu kelompok, yang sebagian besar

merupakan ahli-ahli geologi perminyakan, tidak menyetujui adanya pembatasan

pengertian dan tujuan stratigrafi seperti yang telah dicontohkan di atas. Bagi para

ahli geologi itu, “stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari strata dan berbagai

hubungan strata (bukan hanya hubungan umur) serta tujuannya adalah bukan

hanya untuk memperoleh pengetahuan mengenai sejarah geologi yang terkandung

didalamnya, melainkan juga untuk memperoleh jenis-jenis pengetahuan lain,

termasuk didalamnya pengetahuan mengenai nilai ekonomisnya” (International

Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 9). Konsep stratigrafi

yang luas itu dipertahankan oleh subkomisi tersebut yang, sewaktu memberikan

komentar terhadap berbagai definisi stratigrafi yang ada saat itu, menyatakan

bahwa stratigrafi mencakup asal-usul, komposisi, umur, sejarah, hubungannya

dengan evolusi organik, dan fenomena strata batuan lainnya (International

Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 18).

Karena berbagai metoda petrologi, fisika, dan kimia makin lama makin banyak

digunakan untuk mempelajari strata dan makin lama makin menjadi bagian

integral dari penelitian stratigrafi, maka kelihatannya cukup beralasan bagi kita

untuk mengadopsi konsep stratigrafi yang luas sebagaimana yang diyakini oleh

subkomisi tersebut.

Page 5: STRATIGRAFI

Prinsip-Prinsip Dasar Stratigrafi

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penentuan urut-urutan kejadian geologi

adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Superposisi

Prinsip ini sangat sederhana, yaitu pada kerak bumi tempat diendapkannya

sedimen, lapisan yang paling tua akan diendapkan paling bawah, kecuali pada

lapisan-lapisan yang telah mengalami pembalikan.

Umur Relatif Batuan Sedimen

2. Hukum Datar Asal (Original Horizontality)

Prinsip ini menyatakan bahwa material sedimen yang dipengaruhi oleh

gravitasi akan membentuk lapisan yang mendatar (horizontal). Implikasi dari

pernyataan ini adalah lapisan-lapisan yang miring atau terlipatkan, terjadi

setelah proses pengendapan.

Pengecualian :

Page 6: STRATIGRAFI

Pada keadaan tertentu (lingkungan delta, pantai, batugamping, terumbu, dll)

dapat terjadi pengendapan miring yang disebut Kemiringan Asli (Original Dip)

dan disebut Clinoform.

3. Azas Pemotongan (Cross Cutting)

Prinsip ini menyatakan bahwa sesar atau tubuh intrusi haruslah berusia lebih

muda dari batuan yang diterobosnya.

4. Prinsip Kesinambungan Lateral (Continuity)

Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan berkesinambungan sampai

batas cekungan sedimentasinya. Penerusan bidang perlapisan adalah penerusan

bidang kesamaan waktu atau merupakan dasar dari prinsip korelasi stratigrafi.

Dalam keadaan normal suatu lapisan sedimen tidak mungkin terpotong secara

lateral dengan tiba-tiba, kecuali oleh beberapa sebab yang menyebabkan

terhentinya kesinambungan lateral, yaitu :

Pembajian

Menipisnya suatu lapisan batuan pada tepi cekungan sedimentasinya

Page 7: STRATIGRAFI

Penipisan Lapisan Sedimen pada Tepian Cekungan

Perubahan Fasies

Perbedaan sifat litologi dalam suatu garis waktu pengendapan yang sama,

atau perbedaan lapisan batuan pada umur yang sama (menjemari).

Penghilangan Lapisan Secara Lateral

Pemancungan atau Pemotongan karena Ketidakselarasan

Dijumpai pada jenis ketidakselarasan Angular Unconformity di mana

urutan batuan di bawah bidang ketidakselarasan membentuk sudut dengan

batuan diatasnya. Pemancungan atau pemotongan terjadi pada lapisan

batuan di bawah bidang ketidakselarasan.

Page 8: STRATIGRAFI

Gambar Pemancungan

Dislokasi karena sesar

Pergeseran lapisan batuan karena gaya tektonik yang menyebabkan

terjadinya sesar atau patahan.

Gambar Dislokasi

5. Azas Suksesi Fauna (Faunal Succesions)

Penggunaan fosil dalam penentuan umur geologi berdasarkan dua asumsi

dalam evolusi organik.

Asumsi pertama adalah organisme senantiasa berubah sepanjang waktu dan

perubahan yang telah terjadi pada organise tersebut tidak akan terulang lagi.

Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu kejadian pada sejarah geologi adalah

jumlah dari seluruh kejadian yang telah terjadi sebelumnya.

Page 9: STRATIGRAFI

Asumsi kedua adalah kenampakan-kenampakan anatomis dapat ditelusuri

melalui catatan fosil pada lapisan tertua yang mewakili kondisi primitif

organisme tersebut.

6. Teori Katastrofisme (Catastrophism)

Teori ini dicetuskan oleh Cuvier, seorang kebangsaan Perancis pada tahun

1830. Ia berpendapat bahwa flora dan fauna dari setiap zaman itu berjalan

tidak berubah, dan sewaktu terjadinya revolusi maka hewan-hewan ini musnah.

Sesudah malapetaka itu terjadi, maka akan muncul hewan dan tumbuhan baru,

sehingga teori ini lebih umum disebut dengan teori Malapetaka.

7. Teori Uniformitarianisme (Uniformitarianism)

Teori ini dicetuskan oleh James Hutton, teori ini berbunyi “The Present is The

Key to The Past “, yang berarti kejadian yang berlangsung sekarang adalah

cerminan atau hasil dari kejadian pada zaman dahulu, sehingga segala kejadian

alam yang ada sekarang ini, terjadi dengan jalan yang lambat dan proses yang

berkesinambungan seragam dengan proses-proses yang kini sedang berlaku.

Hal ini menjelaskan bahwa rangkaian pegunungan-pegunungan besar, lembah

serta tebing curam tidak terjadi oleh suatu malapetaka yang tiba-tiba, akan

tetapi melalui proses alam yang berjalan dengan sangat lambat.

8. Siklus Geologi

Siklus ini terdiri dari proses Orogenesa (Pembentukan Deretan Pegunungan),

proses Gliptogenesa (Proses-proses Eksogen/ Denudasi) dan proses Litogenesa

Page 10: STRATIGRAFI

(Pembentukan Lapisan Sedimen). Bumi tercatat telah mengalami sembilan kali

siklus geologi, dan yang termuda adalah pembentukan deretan pegunungan

Alpen.

Gambar Siklus Geologi

Unsur – Unsur Stratigrafi

Stratigrafi terdiri dari beberapa elemen penyusun, yaitu :

Elemen Batuan, pada stratigrafi batuan yang lebih diperdalam untuk dipelajari

adalah batuan sedimen, karena batuan ini memiliki perlapisan, terkadang

batuan beku dan metamorf juga dipelajari dalam kapasitas yang sedikit.

Unsur Perlapisan (Waktu), merupakan salah satu sifat batuan sedimen yang

disebabkan oleh proses pengendapan sehingga menghasilkan bidang batas

Page 11: STRATIGRAFI

antara lapisan satu dengan yang lainnya yang merepresentasikan perbedaan

waktu/periode pengendapan.

Gambar Perlapisan

Bidang perlapisan merupakan hasil dari suatu proses sedimentasi yang berupa:

Berhentinya suatu pengendapan sedimen dan kemudian dilanjutkan oleh

pengendapan sedimen yang lain.

Perubahan warna material batuan yang diendapkan.

Perubahan tekstur batuan (misalnya perubahan ukuran dan bentuk butir).

Perubahan struktur sedimen dari satu lapisan ke lapisan lainnya.

Perubahan kandungan material dalam tiap lapisan (komposisi mineral,

kandungan fosil, dll).

Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas antara satu lapisan dengan

lapisan yang lain. Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan.

Terdapat dua macam kontak antar lapisan, yaitu :

Page 12: STRATIGRAFI

1. Kontak Tajam, yaitu kontak antara lapisan satu dengan lainnya yang

menunjukkan perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok sehingga dapat

dengan mudah diamati perbedaannya antara satu lapisan dengan lapisan lain.

Perbedaan mencolok tersebut salah satu contohnya berupa perubahan litologi.

2. Kontak Berangsur, merupakan kontak lapisan yang perubahannya bergradasi

sehingga batas kedua lapisan tidak jelas dan untuk menentukannya

mempergunakan cara–cara tertentu.

Terdapat tiga jenis kontak berangsur, yaitu :

1. Kontak Progradasi

2. Kontak Interkalasi

3. Kontak erosional, merupakan kontak antar lapisan dengan kenampakan

bidang perlapisan yang tergerus/tererosi baik oleh arus maupun oleh

material yang terbawa oleh arus.

Untuk skala yang lebih luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan batuan

yang memiliki karakteristik yang sama, dikenal dengan istilah hubungan

stratigrafi. Kontak / hubungan stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak

selaras dan kontak tidak selaras.

Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu kontak yang terjadi antara dua

lapisan yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil atau tidak

ada sama sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan kontak

berangsur.

Page 13: STRATIGRAFI

Kontak Lapisan Tidak Selaras atau disebut Unconformity yaitu merupakan suatu

bidang ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat empat macam bidang

ketidakselarasan, yaitu:

1. Angular Unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan

ketidakselarasan yang kenampakannya menunjukan suatu lapisan yang telah

terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan lapisan

lain.

2. Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di

atas bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.

3. Paraconformity, disebut juga keselarasan semu, yang menunjukkan suatu

lapisan di atas dan di bawahnya yang sejajar, dibidang ketidakselarasannya

tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk membedakan bidang sentuh dua lapisan

berbeda. Untuk menentukan perbedaannya harus dilakukan analisis

Paleontologi (dengan memakai kisaran umur fosil).

4. Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana terdapat

kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.