STRATIGRAFI
-
Upload
bagas-setyadi -
Category
Documents
-
view
96 -
download
6
Transcript of STRATIGRAFI
![Page 1: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/1.jpg)
STRATIGRAFI
Oleh
BAGAS SETYADINPM 1215051010
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2012
![Page 2: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/2.jpg)
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan
yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi
(litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun
absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas
penyebaran lapisan batuan.
Ilmu stratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke-19. Perintisnya adalah
William Smith. Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan tanah muncul pada
urutan yang sama (superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan
tanah yang terendah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa
pengecualian.
Karena banyak lapisan tanah merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat
yang berbeda-beda maka, bisa dibuat perbandingan pada sebuah daerah yang luas.
Setelah beberapa waktu, dimiliki sebuah sistem umum periode-periode geologi
meski belum ada penamaan waktunya.
Stratigrafi adalah ilmu mengenai strata. Stratum adalah suatu layer batuan yang
dibedakan dari strata lain yang terletak di atas atau dibawahnya. William Smith,
“Bapak stratigrafi”, adalah orang yang pertama-tama menyadari kebenaan fosil
yang terkandung dalam sedimen. Sejak masa Smith, stratigrafi terutama
membahas tentang penggolongan strata berdasarkan fosil yang ada didalamnya.
![Page 3: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/3.jpg)
Penekanan penelitian stratigrafi waktu itu diletakkan pada konsep waktu sehingga
pemelajaran litologi pada waktu itu dipandang hanya sebagai ilmu pelengkap
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang dipandang lebih penting, yakni untuk
menggolongan dan menentukan umur batuan.
Pada tahun-tahun berikutnya, pemelajaran minyakbumi secara khusus telah
memberikan konsep yang sedikit berbeda terhadap istilah stratigrafi. Konsep yang
baru itu tidak hanya menekankan masalah penggolongan dan umur, namun juga
litologi. Berikut akan disajikan beberapa contoh yang menggambarkan konsep-
konsep tersebut di atas.
Moore (1941, h. 179) menyatakan bahwa “stratigrafi adalah cabang ilmu geologi
yang membahas tentang definisi dan pemerian kelompok-kelompok batuan,
terutama batuan sedimen, serta penafsiran kebenaannya dalam sejarah geologi.”
Menurut Schindewolf (1954, h. 24), stratigrafi bukan “Schichtbeschreibung”,
melainkan sebuah cabang geologi sejarah yang membahas tentang susunan batuan
menurut umurnya serta tentang skala waktu dari berbagai peristiwa geologi
(Schindewolf, 1960, h. 8). Teichert (1958, h. 99) menyajikan sebuah ungkapan
yang lebih kurang sama dalam mendefinisikan stratigrafi sebagai “cabang ilmu
geologi yang membahas tentang strata batuan untuk menetapkan urut-urutan
kronologinya serta penyebaran geografisnya.” Sebagian besar ahli stratigrafi
Perancis juga tidak terlalu menekankan komposisi batuan sebagai sebuah domain
dari stratigrafi (Sigal, 1961, h. 3).
![Page 4: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/4.jpg)
Definisi istilah stratigrafi telah dibahas pada pertemuan International Geological
Congress di Copenhagen pada 1960. Salah satu kelompok, yang sebagian besar
merupakan ahli-ahli geologi perminyakan, tidak menyetujui adanya pembatasan
pengertian dan tujuan stratigrafi seperti yang telah dicontohkan di atas. Bagi para
ahli geologi itu, “stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari strata dan berbagai
hubungan strata (bukan hanya hubungan umur) serta tujuannya adalah bukan
hanya untuk memperoleh pengetahuan mengenai sejarah geologi yang terkandung
didalamnya, melainkan juga untuk memperoleh jenis-jenis pengetahuan lain,
termasuk didalamnya pengetahuan mengenai nilai ekonomisnya” (International
Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 9). Konsep stratigrafi
yang luas itu dipertahankan oleh subkomisi tersebut yang, sewaktu memberikan
komentar terhadap berbagai definisi stratigrafi yang ada saat itu, menyatakan
bahwa stratigrafi mencakup asal-usul, komposisi, umur, sejarah, hubungannya
dengan evolusi organik, dan fenomena strata batuan lainnya (International
Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 18).
Karena berbagai metoda petrologi, fisika, dan kimia makin lama makin banyak
digunakan untuk mempelajari strata dan makin lama makin menjadi bagian
integral dari penelitian stratigrafi, maka kelihatannya cukup beralasan bagi kita
untuk mengadopsi konsep stratigrafi yang luas sebagaimana yang diyakini oleh
subkomisi tersebut.
![Page 5: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/5.jpg)
Prinsip-Prinsip Dasar Stratigrafi
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penentuan urut-urutan kejadian geologi
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Superposisi
Prinsip ini sangat sederhana, yaitu pada kerak bumi tempat diendapkannya
sedimen, lapisan yang paling tua akan diendapkan paling bawah, kecuali pada
lapisan-lapisan yang telah mengalami pembalikan.
Umur Relatif Batuan Sedimen
2. Hukum Datar Asal (Original Horizontality)
Prinsip ini menyatakan bahwa material sedimen yang dipengaruhi oleh
gravitasi akan membentuk lapisan yang mendatar (horizontal). Implikasi dari
pernyataan ini adalah lapisan-lapisan yang miring atau terlipatkan, terjadi
setelah proses pengendapan.
Pengecualian :
![Page 6: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/6.jpg)
Pada keadaan tertentu (lingkungan delta, pantai, batugamping, terumbu, dll)
dapat terjadi pengendapan miring yang disebut Kemiringan Asli (Original Dip)
dan disebut Clinoform.
3. Azas Pemotongan (Cross Cutting)
Prinsip ini menyatakan bahwa sesar atau tubuh intrusi haruslah berusia lebih
muda dari batuan yang diterobosnya.
4. Prinsip Kesinambungan Lateral (Continuity)
Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan berkesinambungan sampai
batas cekungan sedimentasinya. Penerusan bidang perlapisan adalah penerusan
bidang kesamaan waktu atau merupakan dasar dari prinsip korelasi stratigrafi.
Dalam keadaan normal suatu lapisan sedimen tidak mungkin terpotong secara
lateral dengan tiba-tiba, kecuali oleh beberapa sebab yang menyebabkan
terhentinya kesinambungan lateral, yaitu :
Pembajian
Menipisnya suatu lapisan batuan pada tepi cekungan sedimentasinya
![Page 7: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/7.jpg)
Penipisan Lapisan Sedimen pada Tepian Cekungan
Perubahan Fasies
Perbedaan sifat litologi dalam suatu garis waktu pengendapan yang sama,
atau perbedaan lapisan batuan pada umur yang sama (menjemari).
Penghilangan Lapisan Secara Lateral
Pemancungan atau Pemotongan karena Ketidakselarasan
Dijumpai pada jenis ketidakselarasan Angular Unconformity di mana
urutan batuan di bawah bidang ketidakselarasan membentuk sudut dengan
batuan diatasnya. Pemancungan atau pemotongan terjadi pada lapisan
batuan di bawah bidang ketidakselarasan.
![Page 8: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/8.jpg)
Gambar Pemancungan
Dislokasi karena sesar
Pergeseran lapisan batuan karena gaya tektonik yang menyebabkan
terjadinya sesar atau patahan.
Gambar Dislokasi
5. Azas Suksesi Fauna (Faunal Succesions)
Penggunaan fosil dalam penentuan umur geologi berdasarkan dua asumsi
dalam evolusi organik.
Asumsi pertama adalah organisme senantiasa berubah sepanjang waktu dan
perubahan yang telah terjadi pada organise tersebut tidak akan terulang lagi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu kejadian pada sejarah geologi adalah
jumlah dari seluruh kejadian yang telah terjadi sebelumnya.
![Page 9: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/9.jpg)
Asumsi kedua adalah kenampakan-kenampakan anatomis dapat ditelusuri
melalui catatan fosil pada lapisan tertua yang mewakili kondisi primitif
organisme tersebut.
6. Teori Katastrofisme (Catastrophism)
Teori ini dicetuskan oleh Cuvier, seorang kebangsaan Perancis pada tahun
1830. Ia berpendapat bahwa flora dan fauna dari setiap zaman itu berjalan
tidak berubah, dan sewaktu terjadinya revolusi maka hewan-hewan ini musnah.
Sesudah malapetaka itu terjadi, maka akan muncul hewan dan tumbuhan baru,
sehingga teori ini lebih umum disebut dengan teori Malapetaka.
7. Teori Uniformitarianisme (Uniformitarianism)
Teori ini dicetuskan oleh James Hutton, teori ini berbunyi “The Present is The
Key to The Past “, yang berarti kejadian yang berlangsung sekarang adalah
cerminan atau hasil dari kejadian pada zaman dahulu, sehingga segala kejadian
alam yang ada sekarang ini, terjadi dengan jalan yang lambat dan proses yang
berkesinambungan seragam dengan proses-proses yang kini sedang berlaku.
Hal ini menjelaskan bahwa rangkaian pegunungan-pegunungan besar, lembah
serta tebing curam tidak terjadi oleh suatu malapetaka yang tiba-tiba, akan
tetapi melalui proses alam yang berjalan dengan sangat lambat.
8. Siklus Geologi
Siklus ini terdiri dari proses Orogenesa (Pembentukan Deretan Pegunungan),
proses Gliptogenesa (Proses-proses Eksogen/ Denudasi) dan proses Litogenesa
![Page 10: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/10.jpg)
(Pembentukan Lapisan Sedimen). Bumi tercatat telah mengalami sembilan kali
siklus geologi, dan yang termuda adalah pembentukan deretan pegunungan
Alpen.
Gambar Siklus Geologi
Unsur – Unsur Stratigrafi
Stratigrafi terdiri dari beberapa elemen penyusun, yaitu :
Elemen Batuan, pada stratigrafi batuan yang lebih diperdalam untuk dipelajari
adalah batuan sedimen, karena batuan ini memiliki perlapisan, terkadang
batuan beku dan metamorf juga dipelajari dalam kapasitas yang sedikit.
Unsur Perlapisan (Waktu), merupakan salah satu sifat batuan sedimen yang
disebabkan oleh proses pengendapan sehingga menghasilkan bidang batas
![Page 11: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/11.jpg)
antara lapisan satu dengan yang lainnya yang merepresentasikan perbedaan
waktu/periode pengendapan.
Gambar Perlapisan
Bidang perlapisan merupakan hasil dari suatu proses sedimentasi yang berupa:
Berhentinya suatu pengendapan sedimen dan kemudian dilanjutkan oleh
pengendapan sedimen yang lain.
Perubahan warna material batuan yang diendapkan.
Perubahan tekstur batuan (misalnya perubahan ukuran dan bentuk butir).
Perubahan struktur sedimen dari satu lapisan ke lapisan lainnya.
Perubahan kandungan material dalam tiap lapisan (komposisi mineral,
kandungan fosil, dll).
Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas antara satu lapisan dengan
lapisan yang lain. Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan.
Terdapat dua macam kontak antar lapisan, yaitu :
![Page 12: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/12.jpg)
1. Kontak Tajam, yaitu kontak antara lapisan satu dengan lainnya yang
menunjukkan perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok sehingga dapat
dengan mudah diamati perbedaannya antara satu lapisan dengan lapisan lain.
Perbedaan mencolok tersebut salah satu contohnya berupa perubahan litologi.
2. Kontak Berangsur, merupakan kontak lapisan yang perubahannya bergradasi
sehingga batas kedua lapisan tidak jelas dan untuk menentukannya
mempergunakan cara–cara tertentu.
Terdapat tiga jenis kontak berangsur, yaitu :
1. Kontak Progradasi
2. Kontak Interkalasi
3. Kontak erosional, merupakan kontak antar lapisan dengan kenampakan
bidang perlapisan yang tergerus/tererosi baik oleh arus maupun oleh
material yang terbawa oleh arus.
Untuk skala yang lebih luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan batuan
yang memiliki karakteristik yang sama, dikenal dengan istilah hubungan
stratigrafi. Kontak / hubungan stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak
selaras dan kontak tidak selaras.
Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu kontak yang terjadi antara dua
lapisan yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil atau tidak
ada sama sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan kontak
berangsur.
![Page 13: STRATIGRAFI](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052213/55721113497959fc0b8e492a/html5/thumbnails/13.jpg)
Kontak Lapisan Tidak Selaras atau disebut Unconformity yaitu merupakan suatu
bidang ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat empat macam bidang
ketidakselarasan, yaitu:
1. Angular Unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan
ketidakselarasan yang kenampakannya menunjukan suatu lapisan yang telah
terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan lapisan
lain.
2. Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di
atas bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.
3. Paraconformity, disebut juga keselarasan semu, yang menunjukkan suatu
lapisan di atas dan di bawahnya yang sejajar, dibidang ketidakselarasannya
tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk membedakan bidang sentuh dua lapisan
berbeda. Untuk menentukan perbedaannya harus dilakukan analisis
Paleontologi (dengan memakai kisaran umur fosil).
4. Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana terdapat
kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.