STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN...

122
STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN “MURIH MAKMUR” DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG DI DESA JATIGUI KABUPATEN MALANG SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN OLEH : ERGHA RHIZMAHADI NIM. 135080407111006 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN...

Page 1: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN “MURIH MAKMUR”

DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG DI DESA JATIGUI KABUPATEN MALANG

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

OLEH : ERGHA RHIZMAHADI NIM. 135080407111006

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN “MURIH MAKMUR” DENGAN SISTEM

KERAMBA JARING APUNG DI DESA JATIGUI KABUPATEN MALANG

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjanan Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Uniiversitas Brawijaya

OLEH : ERGHA RHIZMAHADI

NIM. 135080407111006

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 3: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas
Page 4: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 11 November 2017

Mahasiswa

Ergha Rhizmahadi

135080407111006

Page 5: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

UCAPAN TERIMA KASIH

Sehubungan dengan terselesaikannya laporan skripsi ini, penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesabaran,

dukungan dan bantuan baik secara materiil dan moril dalam menyelesaikan

laporan skripsi sampai pada tahap akhir. Penulis menyampaikan ucapan

terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT Sang Pemilik Pengetahuan, yang selalu memberikan berkah yang

tidak ternilai dan selalu memberikan kekuatan kepada penulis dalam

menghadapi segala kesulitan selama penelitian berlangsung dan selama

proses pengerjaan laporan ini.

2. Kedua orang tua saya tercinta Ibu Warsitin SH dan Bapak Suyatno Hadi, M.Pd

serta kedua kakak saya Dhika Rezky Amalya Hadi dan Shelly Wira Utami yang

selalu memberikan do’a dan dukungannya.

3. Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MP selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Tiwi

Nurjannati Utami. S.Pi, MM selaku dosen pembimbing 2 yang telah

memberikan petunjuk, informasi serta waktu dari awal hingga akhir sampai

pada penyelesaian laporan ini.

4. Bapak Wasis selaku Ketua Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur Desa

Jatigui, Kabupaten Malang yang telah mengizinkan serta menerima penulis

dengan baik untuk melaksanakan kegiatan penelitian di tempat tersebut dan

yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan.

Page 6: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

5. Rekan-rekan saya keluarga Pancong Lumer, keluarga Pak Joko Pisang Kipas,

Hello Haters, Saparela team, Miko Mike, dan Agrobisnis Perikanan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya angkatan 2013 yang selalu

memberikan support, do’a dan dukungan secara penuh selama kegiatan

penelitian hingga pada penyelesaian laporan ini.

6. Serta semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian laporan

skripsi ini.

Malang, 11 November 2017

Penulis

Page 7: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

RINGKASAN

Ergha Rhizmahadi. Strategi Peningkatan Usaha Budidaya Perikanan pada

Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur di Jatigui, Kabupaten Malang Jawa Timur

(Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS dan Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi, MM)

Potensi Perikanan budidaya di Indonesia diperkirakan seluas 15,59 juta hektar (ha) yang terdiri dari potensi budidaya air tawar 2,23 juta ha, budidaya air payau 1,22 ha, dan budidaya laut 12,14 juta ha. Pemanfaatan hingga saat ini masing-masing baru 10,1 persen untuk budidaya air tawar (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011). Sebagai salah satu jenis ikan air tawar, ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan merupakan komoditas penting bagi bisnis ikan air tawar. Peta lokasi menunjukkan bahwa Kabupaten Malang memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar, karena wilayah ini berbatasan dengan laut Selatan jawa yaitu samudera hindia. Selain laut Kabupaten Malang memiliki wilayah waduk terutama di waduk Sutami daerah Sumberpucung mempunyai wilayah perairan yang berpotensi sebagai sumber pembangunan perikanan dan kelautan Jawa Timur dimasa depan. Model bisnis kanvas adalah sebuah model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menyerahkan dan menangkap nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Dengan begitu kebutuhan strategi peningkatan usaha budidaya perikanan pada Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur dengan sistem Keramba Jaring Apung merupakan langkah yang bagus untuk menyikapi persaingan pasar. Peningkatan usaha dengan strategi yang baik memerlukan model pengembangan yang efektif dan efisien agar tercapainya tujuan yang maksimal.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil usaha, gambaran 9 Blok Bisnis Model Canvas dan Strategi peningkatan usaha pada pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) dari Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur dengan sistem Keramba Jaring Apung di Bendungan Sutami Desa Jatigui.

Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur yang berlokasi di Desa Jatigui, Kabupaten Malang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017. Teknik analisis data yang dilakukan terdiri dari analisis dekskriptif kualitatif yang digunakan untuk menganalisis aspek teknis, manajemen, pemasaran, dan strategi dengan pendekatan bisnis model kanvas. Selanjutnya adalah analisis kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis aspek keuangan. Kemudian dilakukan juga analisis SWOT untuk menentukan alternatif startegi yang digunakan.

Berdasarkan hasil analisis dari 4 aspek usaha yaitu aspek teknis, aspek manajemen, aspek pemasaran dan aspek keuangan didapatkan hasil untuk aspek teknis, pada proses produksi menggunaan keramba jaring apung untuk proses pembesaran hingga pemanenan, sarana dan prasarana yang digunakan masih ada yang tradisional. Untuk teknik/proses pembesaran ikan juga cukup baik dimulai persiapan lahan, pembelian benih, pemberian pakan hingga pemanenan. Aspek manajemen yang dianalisis yaitu berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Fungsi manajemen tersebut sudah diterapkan dan dilakukan oleh pemilik usaha dan karyawan yang ada. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti pengawasan terhadap proses pembesaran yang masih sederhana. Kurangnya SDM yang kompeten dapat menjadi salah satu pemicu aspek manajemen tidak berjalan dengan

Page 8: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

maksimal sehingga disarankan untuk penambahan SDM. Aspek pemasaran yang dianalisis yaitu berkaitan dengan bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu product, place, price dan promotion. Saluran pemasaran pada usaha ini yaitu pemasaran langsung dan tidak langsung. Hasil analisis aspek finansial pada usaha pak Wasis dalam Kelompok Budidaya Murih Makmur untuk modal tetap sebesar Rp. 13.990.000,- biaya tetap sebesar Rp. 16.401.500,- variable cost sebesar Rp. 7.274.000,- modal kerja sebesar Rp. 23.675.500,- modal usaha Rp. 37.665.500,- kemudian penerimaan sebesar Rp. 102.000.000,- R/C Ratio sebesar 2,70, nilai keuntungan yakni sebesar Rp. 64.000.000,- dan rentabilitas sebesar 271,734%. Hasil perhitungan mengenai analisa BEP dalam usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) pak Wasis adalah sebesar 1.038,85 kg atas dasar unit dan Rp.17.660.807,00,- atas dasar sales. Hal ini menunjukkan bahwa apabila penjualan ikan nila sebanyak 1.038,85 kg maka penerimaan diperoleh sebesar Rp.17.660.807,00,-. Pada Penelitian ini diketahui total hasil produksi 6.000 kg dengan total penjualan sebesar Rp.102.000.000,00,-. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran ini menguntungkan dan untuk rencana kedepan maka usaha ini layak untuk dilanjutkan.

Pengembangan Business Model Canvas yang coba dimisalkan diterapkan pada usaha Kelompok Budidaya Murih Makmur memiliki spesifikasi yang lebih karena menggunakan 9 blok utama seperti key partnership, key activities, value proposition, customer realithionship, channel, customer segments, key resources, cost structure, dan revenue streams. Pada pengembangan dengan Business Model Canvas dijelaskan lebih spesifik kegiatan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan usaha menjadi lebih baik yang mana telah tergambar pada skema analisis Business Model Canvas. Peningkatan usaha dengan menggunakan Business Model Canvas di evaluasi dengan metode SWOT. Dianalisis dahulu pada setiap blok, karena akan memiliki potensi strength, weakness, opportunities dan threatmen. Kemudian setelah dianalisis baru dikelompokkan ke dalam matriks faktor IFAS dan EFAS kemudian diberikan pembobotan sesuai fakta dan kondisi dilapang. Dimana hasil dari SWOT terhadap peningkatan usaha dengan Business model canvas pada usaha pembesaran ikan nila Kelompok Budidaya Murih Makmur dapat menguntungkan bila dilakukan menggunakan SO atau Strength Opportunities dalam meningkatkan dan menjalankan usaha pembesaran ikan nila dan didukung dengan pertumbuhan yang agresif. Sehingga peningkatan usaha pembesaran ikan nila Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur dapat melakukan strategi SO. Strategi SO yang memiliki pengertian memanfaatan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada dapat diwujudkan dengan memaksimalkan blok key partnership, blok key resources, blok key activities dan blok value proposition.

Saran pada penelitian ini adalah Dalam aspek teknis dan manajemen, untuk fungsi pengawasan akan lebih baik ditingkatkan secara intensif mengingat lokasi berada di area terbuka dan seluruh orang bisa pergi ke lokasi budidaya. Serta untuk pemberian pakan dilakukan lebih intensif agar pembesaran bias lebih efisien waktu dan jumlah disaat pemanenan. Dapat memperhitungan waktu tebar benih sampai masa panen, karena ketika air limbah dari pabrik datang sehingga ikan tidak banyak yang mati dan juga memberikan obat pemberantas hama yang lebih baik. Belajar menggunakan teknik pembesaran padat tebar ataupun membuat panduan dalam usaha pembesaran agar hasil benar-benar maksimal. Melakukan kerjasama lebih luas baik dalam sekala nasional maupun internasional melihat peluang usaha yang besar. Melakukan penambahan tenaga kerja ahli agar usaha dapat terkontrol dan terlaksana lebih terstruktur.

Page 9: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Strategi Peningkatan Usaha Budidaya Perikanan Pada

Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur Dengan Sistem Keramba Jaring Apung di

Bendungan Sutami Desa Jatigui Kabupaten Malang”. Di dalam tulisan ini disajikan

pokok-pokok bahasan yang meliputi: profil usaha budidaya Ikan Nila Kelompok

Budidaya Ikan Murih Makmur, gambaran 9 blok Bussiness Model Canvass,

menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal, serta merumuskan alternatif

strategi peningkatan usaha ikan nila pada usaha Bapak Wasis Ketua Kelompok

Budidaya Ikan Murih Makmur. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya, Malang.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak untuk dapat menyempurnakan laporan ini. Penulis

berharap semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 11 November 2017

Penulis

Page 10: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ............................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ....................................... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah .................................. Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaaan Penelitian ............................. Error! Bookmark not defined.

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Penelitian Terdahulu ............................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Biologi Ikan Nila ...................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Pengertian Dan Konsep Strategi ............ Error! Bookmark not defined.

2.4 Profil Usaha ............................................ Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Aspek Teknis ........................................ Error! Bookmark not defined.

2.4.2 Aspek Manajemen ................................ Error! Bookmark not defined.

2.4.3 Aspek Keuangan .................................. Error! Bookmark not defined.

2.5 Analisis Model Bisnis Canvas ................. Error! Bookmark not defined.

2.6 Perencanaan Strategi ............................. Error! Bookmark not defined.

2.7 Kerangka Pemikiran .................................... Error! Bookmark not defined.

III. METODE PENELITIAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

3.1 Tempat Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian ................... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ........... Error! Bookmark not

defined.

3.4 Jenis dan Sumber Data .......................... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Data Primer........................................... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Data Sekunder ...................................... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik Pengambilan Data ....................... Error! Bookmark not defined.

3.6 Metode Analisis Data .............................. Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Analisis Data Kualitatif .......................... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ........................ Error! Bookmark not defined.

Page 11: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

3.6.3 Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Model Bisnis “Canvas”

...................................................................... Error! Bookmark not defined.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........ Error! Bookmark not defined.

4.1 Keadaan Umum Lokasi .......................... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Keadaan Topografis Wilayah ................ Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Keadaan Geografis Wilayah ................. Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Keadaan Penduduk .............................. Error! Bookmark not defined.

4.2 Keadaan Sosial Ekonomi ............................ Error! Bookmark not defined.

4.3 Keadaan Umum Usaha ............................... Error! Bookmark not defined.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................. Error! Bookmark not defined.

5.1 Profil Usaha Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur Error! Bookmark not

defined.

5.2 Aspek Teknis ............................................... Error! Bookmark not defined.

5.2.1 Sarana dan Prasarana Pembesaran Ikan ........... Error! Bookmark not

defined.

5.2.2 Faktor Produksi ..................................... Error! Bookmark not defined.

5.2.3 Teknik atau Proses Pembesaran Ikan... Error! Bookmark not defined.

5.3 Aspek Keuangan ......................................... Error! Bookmark not defined.

5.4 Aspek Manajemen ....................................... Error! Bookmark not defined.

5.5 Aspek Pemasaran ....................................... Error! Bookmark not defined.

5.6 Analisis Peningkatan Usaha dengan Business Model Canvas ........... Error!

Bookmark not defined.

5.7 Business Model Canvas dengan Analisis SWOT ...... Error! Bookmark not

defined.

5.7.1 Faktor Internal ....................................... Error! Bookmark not defined.

5.7.2 Faktor Eksternal .................................... Error! Bookmark not defined.

5.7.3 Analisis Matriks SWOT ......................... Error! Bookmark not defined.

5.7.4 Analisis Diagram SWOT ....................... Error! Bookmark not defined.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................. Error! Bookmark not defined.

6.1 Kesimpulan ................................................. Error! Bookmark not defined.

6.2 Saran .......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ............................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 12: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bentuk Ikan Nila……………………………………………………... 8

2. Bentuk Ikan Nila……………………………………………………… 9

3. Skema Model Bisnis “Canvas”.…………………………………..... 20

4. Kerangka Berfikir Usaha Bisnis Ikan Nila……………………........ 23

5. Denah Desa Jatigui, Malang ………………………………..……... 40

6. Struktur Organisasi Kelompok Murih Makmur…………………….. 47

7. Jaring Keramba……………………………………………………… 49

8. Bambu………………………………………………………………… 49

9. Perahu………………………………………………………………... 50

10. Rumah Jaga Ketua Kelompok Budidaya Murih Makmur………... 51

11. Kerambang Jaring Apung…………………………………………... 54

12. Pakan Ikan……………………………………………………………. 56

13. Saluran Pemasaran…………………………………………………. 69

14. Strategi Peningkatan Daya Saing Bussines Model Canvass....... 78

15. Evaluasi Business Model Canvas dengan Analisis SWOT……... 100

Page 13: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Struktur Mata Pencaharian…………………………………………. 43

2. Tabel Analisis SWOT Kelompok Budidaya Murih Makmur……… 79

3. Aktivitas / tindakan dari blok faktor internal………………………. 83

4. Matriks faktor strategi internal (IFAS)……………………………… 88

5. Aktivitas / tindakan dari blok faktor eksternal……………………… 89

6. Matriks faktor strategi eksternal (EFAS)…………………………… 94

7. Tabel Matriks SWOT………………………………………………… 95

8. Matriks SWOT Usaha Pembesaran Ikan Nila……………………. 97

Page 14: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rincian Investasi Modal Tetap ……………………………..... 109

2. Rinian Penyusutan…………………………………………….. 110

3. Rincian Modal Kerja…………………………………………… 111

4. Rincian Biaya Produksi……………………………………….. 112

5. Total Produksi………………………………………………….. 113

6. Perhitungan Aspek Finansial………………………………… 114

Page 15: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi Perikanan budidaya di Indonesia diperkirakan seluas 15,59 juta hektar

(ha) yang terdiri dari potensi budidaya air tawar 2,23 juta ha, budidaya air payau

1,22 ha, dan budidaya laut 12,14 juta ha. Pemanfaatan hingga saat ini masing-

masing baru 10,1 persen untuk budidaya air tawar, 40 persen pada budidaya air

payau, dan 0,01 persen untuk budidaya laut. Dari sektor budidaya air tawar, salah

satu komoditas perikanan budidaya yang mempunyai ekonomis tinggi

(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011).

Ruang lingkup kegiatan budidaya ikan (fish culture) mencakup pengendalian

pertumbuhan dan pengembangan. Budidaya ikan bertujuan untuk memperoleh

hasil yang lebih tinggi atau lebih banyak dan lebih baik daripada ikan itu dibiarkan

hidup secara alami sepenuhnya. Budidaya ikan di Indonesia terutama

diselenggarakan di kolam, tambak, sawah, dan karamba (kurungan bambu).

Adanya keragaman luas areal dan produksi budidaya ikan dari tahun ke tahun

terutama disebarkan oleh beberapa faktor, antara lain perubahan iklim, bencana

alam, dan desakan dari sektor yang lain (Sumantadinata, 1983).

Sebagai salah satu jenis ikan air tawar, ikan nila (Oreochromis niloticus)

merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan merupakan

komoditas penting bagi bisnis ikan air tawar. Dan ikan tersebut telah lama

dikembangkan sebagai komoditi ekspor baik dalam bentuk ikan utuh ataupun fillet.

Negara pengekspor ikan nila antara lain China, Ekuador, Kuba. Adapun negara

negara pengimpor ikan nila (Oreochromis niloticus) antara lain Timu Tengah,

Singapura, Jepang. Kebutuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Amerika Serikat

Page 16: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

2

sedangkan produksi nila domestic belum dapat memenuhi kebutuhannya.

Pengembangan Budidaya ikan nila di Indonesia telah dimulai sejak 1969. Namun

demikian budidaya secara intensif mulai berkembang tahun 1990-an yang

berkaitan dengan maraknya budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) di Keramba

Jaring Apung. Perkembangan budidaya intensif di Indonesia belum begitu

menggembirakan karena beberapa faktor antara lain masih rendahnya efisien

produksi dan rendahnya harga pasar disamping pengadaan benih dan induk

bermutu (Sumadinata, 2001).

Peta lokasi menunjukkan bahwa Kabupaten Malang memiliki potensi

perikanan dan kelautan yang sangat besar, karena wilayah ini berbatasan dengan

laut Selatan jawa yaitu samudera hindia. Selain laut Kabupaten Malang memiliki

wilayah waduk terutama di waduk Sutami daerah Sumberpucung mempunyai

wilayah perairan yang berpotensi sebagai sumber pembangunan perikanan dan

kelautan Jawa Timur dimasa depan.

Selain itu dengan berkembangnya ilmu pegetahuan dan kemajuan teknologi

akan memicu persaingan dalam perekonomian, perusahaan dituntut untuk dapat

menyusun dan menerapkan suatu strategi untuk meningkatkan daya saing yang

tepat sesuai dengan situasi, kondisi pasar dan mampu memanfaatkan

kesempatan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya

ditentukan oleh strategi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari pasar

sasarannya (Fitriyono, 2014).

Peningkatan usaha sangat diperlukan demi memenangkan persaingan di

dunia pasar yang semakin ketat. Suatu perusahaan dapat mengembangkan

strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada.

Proses analisis, perumusan, dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan

strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat

melihat sacara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga

Page 17: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

3

perusahaan dapat mengantisipasi lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat

dibedakan secara jelas, fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing.

Perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing

(Rangkuty, 2003).

Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah

bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya. Membuat sebuah pendekatan

model kanvas yang memudahkan para pembisnis untuk membangun dan

mengembangkan bisnis mereka. Model bisnis kanvas adalah sebuah model bisnis

yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi

menciptakan, menyerahkan dan menangkap nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010).

Dengan begitu kebutuhan strategi peningkatan usaha budidaya perikanan

pada Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur dengan sistem Keramba Jaring

Apung merupakan langkah yang bagus untuk menyikapi persaingan pasar.

Peningkatan usaha dengan strategi yang baik memerlukan model pengembangan

yang efektif dan efisien agar tercapainya tujuan yang maksimal. Model bisnis

kanvas dimaksudkan menjadi salah satu model pengembangan bisnis yang dapat

dipakai dalam peningkatan usaha Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana profil usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) pada

Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur dengan sistem Keramba Jaring

Apung di Bendungan Sutami Desa Jatigui?

2. Bagaimana gambaran 9 blok Business Model Canvas yang dijalankan oleh

usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) pada Kelompok

Page 18: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

4

Budidaya Ikan Murih Makmur dengan sistem Keramba Jaring Apung di

Bendungan Sutami Desa Jatigui?

3. Bagaimana alternatif strategi peningkatan usaha pembesaran ikan nila

(Oreochromis niloticus) pada Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur sistem

Keramba Jaring Apung di Bendungan Sutami Desa Jatigui?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis aspek-

aspek dalam usaha pembesaran Ikan Nila, antara lain :

1. Mengetahui profil usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) dari

Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur dengan sistem Keramba Jaring

Apung di Bendungan Sutami Desa Jatigui.

2. Mengetahui gambaran 9 blok Business Model Canvas dari usaha pembesaran

ikan nila (Oreochromis niloticus) Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur

dengan sistem Keramba Jaring Apung di Bendungan Sutami Desa Jatigui

3. Menemukan alternatif strategi peningkatan usaha pembesaran ikan nila

(Oreochromis niloticus) pada Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur dengan

sistem keramba jaring apung di Bendungan Sutami Desa Jatigui.

1.4 Kegunaaan Penelitian

Kegunaan pada penelitian ini meliputi pihak peneliti, pemerintah dan

perusahaan yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Peneliti

Memberikan manfaat bagi pembaca, baik sebagai tambahan pengetahuan dan

menerapkan teori teori yang didapatkan dalam bangku perkuliahan serta

informasi maupun bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

Page 19: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

5

2. Pemerintah

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dalam pengambilan

kebijaksanaan perikanan, khususnya dalam pengembangan usaha

pembesaran Ikan Nila dan acuan khususnya bagi yang berminat pada

permasalahan pemasaran.

3. Perusahaan

Hasil dari penelitian ini semoga bisa menjadi sarana untuk memberi masukan

ilmu penerapan proses pengembangan usaha dan pemasaran pada Kelompok

Budidaya Ikan Murih Makmur.

Page 20: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Bachtiar (2013), menyatakan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan pada

usahanya dalam mencari pelanggan dan memasarkan produknya menggunakan

cara purchasing order dan personal selling. Berdasarkan matriks SWOT, maka

alternatif strategi yang diperoleh yaitu sebagai berikut (1) meningkatkan jumlah

produksi ikan sidat untuk memenuhi target pasar. (2) Mengoptimalkan bantuan

dari KKP Lamongan untuk pengembangan pasar ikan sidat. (3) Dalam perekrutan

tenaga kerja harus lebih selektif dan mengutamakan hasil kinerjanya. (4)

Meningkatkan kualitas ikan sidat dan menambah kerja sama dengan eksportir. (5)

Menjadikan ikan sidat sebagai komoditi baru dan sebagai penggerak pemasaran

di Lamongan

Suhendar et al (2010), menyatakan strategi pemasaran yang dijalankan oleh

UKM Petikan Cita Halus belum optimal, sehingga nilai penjualan pada tahun 2007

mengalami penurunan daripada tahun 2006. Kemudian berdasarkan Analisis

SWOT dan analisis industry foresight diperoleh alternatif strategi meliputi strategi

efisiensi yang bertujuan mengefisiensi pengeluaran untuk memperoleh

keuntungan optimal, strategi blue ocean dengan mengembangkan dan

memperbanyak faktor faktor yang dimiliki perusahaan, strategi membangun

kemitraan strategi terutama dengan pembudidaya ikan atau pemasok ikan, strategi

pengembangan dan perluasan pasar produk ikan asap melalui kerjasama dan

pemodal, serta strategi pemilihan produk utama ditujukan untuk mencari produk

yang menghasilkan keuntungan maksimal.

Page 21: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

7

Menurut Lang (2015), menggunakan berbagai strategi penjualan agar usaha

ini dapat berjalan terus menerus dalam menghadapi proses persaingan yang

semakin kuat khususnya di bidang UKM Manado, dan juga bias mempertahankan

para konsumen dengan menghasilkan semaksimal mungkin nilai produk itu

sendiri. Berbagai strategi promosi pun dijalankan dalam usaha ini dengan

menggunakan strategi bisnis model kanvas bias menjadikan usaha lebih

sederhana. Model Bisnis kanvas memiliki 9 blok atau lebih dikenal dengan Nine

Building Blocks yang terdiri dari Proposisi nilai produk, kunci kemitraan, kegiatan

utama, sumberdaya utama, struktur biaya, hubungan pelanggan, saluran

pemasaran, segmentasi pasar, aliran pendapatan. Hal ini dapat diketahui dari

kinerja perusahaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Suhendar et al (2010),

Bachtiar (2013), Lang (2015) adalah mengkaji aspek teknis, aspek manajemen,

aspek pemasaran dan finansial yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bertujuan

untuk meningkatkan daya saing penjualan serta menggunakan alat analisis BMC

(Business Model Canvas) sebagai metode analisis dalam merumuskan strategi

peningkatan daya saing. Sedangkan perbedaannya adalah lokasi penelitian, objek

yang diteliti, dan hasil dari penelitian.

2.2 Biologi Ikan Nila

Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang hampir menyerupai ikan mas,

ikan nilai ini berasal dari Afrika bagian timur di perairan sungai Nil, danau Tangiya

Nigeria. Jenis ikan ini pada awal perkembangan termasuk kedalam

kelompok Tilapia ( Saratharaodon nilaticu ). Ikan nila masuk kedalam famili

Cichilidae dengan ordo percomorphi yang memiliki tulang belakang. Selain itu,

ikan nila memiliki bentuk pipih, punggung tinggi, pada bagian badan dan sirip ekor

Page 22: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

8

di temukan garis lurus ( vertikal ) serta juga mempunyai sirip punggung ditemukan

garis lurus memanjang.

Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai

klasifikasi sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichtyes

Subkelas : Acanthopterygii

Ordo : Percomorphi Gambar 1. Bentuk Ikan Nila

Subordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak

mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat

dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Bagian

tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman

bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga

sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis

yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas

memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai

pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala

serta mempunyai mata yang besar (Kottelat et al. 1993).

Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan

lingkungan sekitarnya. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan

hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun

dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah (Trewavas 1982). Ikan nila mampu

Page 23: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

9

hidup pada suhu 14-38 oC dengan suhu terbaik adalah 25-30 oC dan dengan nilai

pH air antara 6-8,5 (Suyanto 2003).

Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya

dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus

terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran

pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap,

dengan tulang rahang melebar sedangkan yang betina biasanya pada bagian

perutnya besar (Suyanto 2003).

Menurut Kordi (2010), secara taksonomis, ikan nila diklasifikasikan ke dalam:

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Perciformes

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis nilotica Gambar 2. Bentuk Ikan Nila.

Mata nila tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau

kebiru-biruan. Letak mulut terminal posisi sirip perut terhadap sirip dada thorocis,

dan garis rusuk (linea lateralis) yang terputus menjadi dua bagian, letaknya

memanjang di atas sirip dada.

Awalnya ikan nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica ikan dari

golongan tilapia yang tidak mengerami telur dan larva di dalam mulut induknya.

Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis ini memang berbeda

dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh ikan nila panjang dan

ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian

tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus di bagian tengah badan

kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah daripada letak garis

Page 24: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

10

memanjang di atas sirip dada. Sirip punggung, sirip perut dan sirip dubur

mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam.

2.3 Pengertian Dan Konsep Strategi

Strategi adalah seni memadukan atau menginteraksikan antara faktor kunci

keberhasilan antar faktor kunci keberhasilan agar terjadi sinergi dalam mencapai

tujuan. Strategi merpakan sarana untuk mencapai tujuan. Manfaat strategi adalah

untuk mengoptimalkan sumberdaya unggulan dalam memaksimalkan

pencapaian sasaran kinerja. Dalam konsep manajemen cara terbaik untuk

mencapai tujuan, sasaran dan kinerja adalah dengan strategi memberdayakan

sumber daya secara efektif dan efesien (LAN-RI, 2008).

Barney (2007) mengemukakan definisi kerja strategi adalah suatu pola

alokasi sumberdaya yang memampukan organisasi memelihara bahkan

meningkatkan kinerjanya. Strategi yang baik adalah suatu strategi yang

menetralisir ancaman/ tantangan, dan merebut peluang-peluang yang ada

dengan memanfaatkn kekuatan yang tersedia serta meniadakan atau

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih ada.

Secara konsepsional strategi pengembangan dalam konteks industri adalah

upaya untuk melakukan analisis terhadap kondisi pasar kawasan baik internal

yang meliputi kelemahan dan kekuatan dan kondisi pasar eksternal yaitu peluang

dan ancaman yang akan dihadapi, kemudian diambil alternatif untuk menentukan

strategi yang harus dilakukan. Analisis pasar internal merupakan suatu proses

untuk menilai faktor-faktor keunggulan strategis perusahaan/ organisasi untuk

menentukan dimana letak kekuatan dan kelemahannya, sehingga penyusunan

strategi dapat dimanfaatkan secara efektif, kesempatan pasar dan

menghadapi hambatannya, mengembangkan profil sumber daya dan keunggulan,

membandingkan profil tersebut dengan kunci sukses, dan mengidentifikasi

Page 25: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

11

kekuatan utama dimana industri dapat membangun strategi untuk mengeksploitasi

peluang dan meminimalkan kelemahan dan mencegah kegagalan.

2.4 Profil Usaha

Berdasarkan Mulyani (1983) Profil merupakan pandangan sisi, garis besar,

atau biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama.

Sehingga untuk pengertian dari profil usaha adalah gambaran informatif dari usaha

yang dijalankan oleh kelompok dalam hal ini adalah Kelompok Pembudidaya Ikan

Murih Makmur yang menjalankan Budidaya Ikan Nila. Gambaran informatif ini

dapat dilihat dari sisi aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek keuangan.

2.4.1 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang berhubungan dengan input dan output

daripada barang dan jasa yang akan digunakan serta dihasilkan di dalam suatu

kegiatan proyek. Aspek teknis meliputi sarana dan prasarana yang digunakan

dalam suatu perusahaan, selain itu aspek teknis juga meliputi kegiatan yang

dilakukan dalam suatu perusahaan yang dimulai dari pengadaan bahan baku,

pengolahan sampai dengan pemasaran produk (Pudjosumarto, 1998).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) aspek teknis juga dikenal sebagai aspek

produksi. Hal-hal yang diperhatikan dalam aspek teknis meliputi masalah dalam

penentuan produksi, tata letak, peralatan usaha dan proses produksinya.

Kelengkapan kajian aspek operasional sangat tergantung dari jenis usaha yang

dijalankan karena pada setiap usaha memiliki prioritas tersendiri.

2.4.2 Aspek Manajemen

Menjalankan usaha diperlukan aspek manajemen pada setiap kegiatan yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang

dijalankan secara berkesinambungan. Penyusunan studi kelayakan diperlukan

Page 26: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

12

perencanaan yang meliputi pembentukan tim kerja, pembuatan rencana kerja,

penyusunan anggaran dan penyusunan jadwal (Subagyo, 2008)

Menurut Assauri (2004), pengertian manajemen adalah kegiatan atau

usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.

2.4.3 Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keungan

perusahaan secara keseluruhan dan merupakan salah satu aspek yang sangat

penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaian aspek keuangan meliputi sumber-

sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi

pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis

dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi, proyeksi neraca dan

laporan laba rugi untuk beberapaperiode ke depan serta kriteria penilaian investasi

dan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

(Kasmir dan Jakfar, 2007)

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang yang merupakan selisih

antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-

penerimaan kas bersih di masa akan datang (Umar, 2003).

Metode NPV merupakan metode perhitungan kelayakan usaha yang

mempertimbangkan antara waktu dan uang dengan cara menghitung selisih

anttara nilai investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih. Jika hasil NPV

positif maka usaha investasi bisa dilanjutkan, penggunaan NPV bisa digunakan

sebagai alat bantu dalam penilaian investasi dengan model Profitability Indeks

(Arifin, 2007)

Page 27: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

13

2. Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan ratio perbandingan antara benefit bersih dari tahun-tahun

yang bersangkutan yang telah di present value-kan dengan biaya bersih dalam

tahun Bt-Ct telah di present value-kan juga (Pudjosumarto, 1985).

Net B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya

terdiri atas Present Value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana

benefit tersebut bersifat positif, sedangkan penyebutnya terdiri atas Present Value

total atau biaya-biaya bersih dalam tahun-tahun dimana biaya kotor lebih besar

daripada benefit kotor. Jika Net B/C ≥ 1, maka proyek yang dijalankan layak

sedangkan bila Net B/C < 1, maka proyek dikatakan tidak layak (Marimin, 2004).

3. Internal Rate of Turn (IRR)

IRR adalah penghitungan tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang

investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa

mendatang. Metode IRR merupakan cara untuk menghitung tingkat suku bunga

yang berasal dari pemasukan kas atau proceed (laba+penyusutan) yang

diharapkan akan diterima karena terjadi pengeluaran model investasi (Arifin,

2006).

Menurut Pudjosumarto (1988), IRR merupakan tingkat bunga yang

mengembangkan bahwa anatara benefit (penerimaan) yang telah di present value

kan dan cost (pengeluaran) yang telah di present value kan sama dengan nol.

Kriteria IRR ini memberikan pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila IRR >

Social Discount Rate. Begitu pula sebaliknya, jika diperoleh IRR < Social Discount

Rate, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan.

4. Pay Back Period (PP)

Payed Back Period merupakan waktu yang diperhitungkan dalam hal

pengembalian modal yang sudah diberikan pada usaha. Apabila setiap tahun

Page 28: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

14

proceeds yang didapat sama maka payback period (PP) dapat dihitung dengan

membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan (Suliyanto, 2010).

Menurut Riyanto (2011), metode payback period memiliki kelemahan-

kelemahan prinsipiil sebagai berikut:

a. Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang

diperoleh sesudah payback period tercapai, oleh karenanya kriteria ini bukan

alat pengukur “profiyability”, tetapi alat pengukur “rapidity” atau kecepatan

kembalinya dana

b. Metode ini juga mengabaikan “time value of money” (nilai waktu uang)

5. Modal usaha

Modal merupakan salah satu hal penting yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan sehari-harinya. Dalam implementasinya terdapat 2 macam

modal yaitu modal kerja dan modal tetap. Modal kerja ialah kelebihan aktiva di atas

hutang lancar. Sedangkan aktiva tetap di dapat dari penjumlahan seluruh aktiva

tetap. Sedangkan modal tetap ialah modal yang diperuntukkan untuk jangka waktu

yang laman, contohnya bangunan dan tanah (Riyanto, 2010).

Mendanai suatu perusahaan maka diperlukan modal yang bisa di dapat dari

modal sendiri atau modal pinjaman. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri

atau modal tetap tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan

oemilik usaha dengan mempertimbangkan keuntungan kerugian yang didapatkan

(Kamir dan Jakfar, 2003).

6. Biaya Produksi / Biaya Total (TC)

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang digunakan untuk penyediaan

barang dan jasa. Menurut Carter dan Usry (2004), biaya produksi adalah

“Manufacturing costs also called production costs usually defined as the sum of

three cost elements: direct materials, direct labor, and factory overhead.” Dengan

kata lain biaya produksi merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk

Page 29: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

15

mendapatkan sejumlah input yaitu secara akuntansi sama dengan uang yang

tercatat.

Biaya produksi sendiri memiliki arti yaitu biaya yang akan dikeluarkan

perusahaan dalam rangka membuat usaha baru, baik dalam hal aktiva tetap

sendiri meliputi pembeliaan tanah, pendirian bangunan, pembelian mesin

kendaraan atau inventarisasi lainnya )Kasmir dan Jakfar, 2003)

7. Penerimaan

Penerimaan merupakan penerimaan yang didapatkan dari penerima dikurangi

dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi baik biaya tetap maupun

tidak tetap. Total Revenue (TR) atay penerimaan didapat dari perkalian antara

produk yangdihasilkan (Q) dengan harga penjualan (P) (Soekartawi, 2003).

Keuntungan maksimum adalah selisih antara penghasilan total (TR) dengan

pembiayaan total (TC). Penghasilan total (TR) adalah jumlah uang atau nilai yang

diperoleh dari hasil penjualan sejumlah produk yang dihasilkan, sedangkan untuk

pembiayaan total (TC) terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap (Hanafiah dan

Saefuddin, 2006).

8. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)

Analisis R/C untuk mengetahui njilai perbandingan antara penerimaan dan

biaya produksi yang digunakan. Semakin besar rati maka akan semakin besar

keuntungan yang diperoleh, ini bisa diperoleh apabila faktor produksi dialokasikan

dengan lebih efisien (Soekartawi, 2003).

Revenue Cost Ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan

biaya yang bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang dihasilkan. Menurut

Soekartawi (2003), R/C ratio memiliki beberapa kriteria yaitu apabila

R/C > 1, maka usaha tersebut dikatakan menguntungkan

R/C = 1, maka usaha tersebut dikatakan tidak untung tidak rugi

R/C < 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian

Page 30: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

16

9. Keuntungan

Raharja dan Manarung (2004), mendefinisikan bahwa laba atas keuntungan

adalah nilai total penerimaan perusahaan dikurangi total biaya yang dikeluarkan

perusahaan.

Perhitungan keuntungan perlu dilakukan untuk mengetahu jumlah laba yang

didapat dalam melaksanakan usaha. Keuntungan didapat dari selisih antara

penerimaan total dan total biaya. Total biaya sendiri dari biaya tetap (fixed cost)

dan biaya tidak tetap (variable cost) ( Riyanto, 2001).

10. Rentabilitas

Menurut Riyanto (1995), rentabilitas adalah kemampuan suatu usaha untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu usaha yang

menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

menghaislkan laba tersebut.

Rentabilitas adalah perbandingan antara modal sendiri dengan modalasing

yang digunakan untuk menghasilkan laba yang digunakan untuk menghasilkan

keuntungan laba dan dihitung menggunakan persentase (Riyanto, 2001).

11. Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) ada alat atau tehnik yang digunakan untuk melihat

tingkat penjualan tertentu sehingga tidak mengalami laba dan juga tidak

mengalami kerugian (Sigit, 2002).

Analisis Break Event Point adalah analisis yang mempelajari hubungan antara

biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh dikarenakan

analisa ini mempelajari hubungan antara biaya kegiatan hingga volume kegiatan,

maka analisa seperti in bisa disebut “Cost-Profit-Volume Analysis” (C.P.V.

analysis) (Riyanto, 2001).

Page 31: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

17

2.5 Analisis Model Bisnis Canvas

Model bisnis kanvas adalah bahasa yang sama untuk menggambarkan,

menvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis. Konsep ini menjadi

bahasa untuk saling berbagi ide yang memungkinkan mendeskripsikan dengan

mudah dan memanipulasi model bisnis untuk strategi alternatif. Bisnis model

kanvas akan menjelaskan pemikiran dasar sebuah bisnis diciptakan, diberikan dan

ditangkap nilainya (Osterwalder dan Pigneur, 2012).

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), menjelaskan bahwa Business

Canvas model adalah sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran

tentang bagaimana organisasi meciptakan, memberikan dan menangkap nilai.

Canvas ini membagi business model menjadi sembilan buah komponen utama,

kemudian dipisahkan lagi menjadi komponen kanan (sisi kreatif) dan kiri (sisi

logika). Persis seperti otak manusia. Kesembilan komponen tersebut adalah

(diurut dari kanan ke kiri) customer segments, value propositionsm channel,

customer relathionships, revenue streams, key resources, key activities, key

partnershi dan cost structure. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), business

model canvas dibagi menjadi 9 komponen, berikut penjabarannya:

1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)

Osterwalder dan Pigneur (2012:14) mengatakan blok bangunan segmen

pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang

ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Customer segments menjelaskan

tentang bagaimana perusahan memilih segmen pelanggan yang paling potensial

untuk dipilih agar kegiatan usaha yang dijalankan tepat sasaran dan sesuai

dengan target konsumen yang diinginkan. Sebagaimana disampaikan oleh

Osterwalder dan Pigneur (2012:20) bahwa pelanggan adalah inti dari model bisnis.

Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan

Page 32: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

18

yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan,

perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda

berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku atau atribut lain. Masih menurut

Osterwalder dan Pigneur (2012:20) yang menyatakan sebuah model bisnis dapat

menggambarkan satu atau beberapa segmen pelanggan, besar atau kecil. Suatu

organisasi harus memutuskan segmen mana yang dilayani dan mana yang

diabaikan.

2. Value Propositions (Proporsi Nilai)

Blok bangunan proposi nilai menggambarkan penggabungan antara produk

dan layanan yang meciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Proposi nilai

dapat memecah masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan.

Setiap proposi nilai berisi gabungan produk dan /atau jasa tertentu yang melayani

kebutuhan segmen pelanggan spesifik. Dalam hal ini proposi nilai merupakan

kesatuan atau gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada

pelanggan. Nilai yang dimaksudkan tergolong ke dalam beberapa golongan, yaitu:

a. Menyelesaikan pekerjaan

b. Desain

c. Merek/status

d. Harga

e. Pengurangan biaya

f. Pengurangan resiko

g. Kemampuan dalam mengakses

h. Kenyamanan/kegunaan

Proposisi nilai menciptakan nilai untuk segmen pelanggan melalui elemen-

elemen berbeda yang melayani kebutuhan segmen tersebut. Nilai dapat bersifat

kuantitatif misalnya harga dan cepatnya pelayanan atau berupa kualitatif seperti

desain dan pengalaman pelanggan(Osterwalder dan Pignuer, 2014).

Page 33: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

19

Value Propositions menggambarkan tentang bagaimana perusahaan

memberikan nilai terbaik kepada pelanggannya sesuai dengan proposisi nilai

yang ada dalam perusahaan tersebut. Dengan menciptakan nilai pelanggan yang

unggul, perusahaan menciptakan pelanggan yang sangat puas dan tetap setia,

serta mau membeli lagi (Kotler, 2000). Hal itu dapat memberikan keuntungan

bagi perusahaan dimasa yang akan datang karena telah memiliki konsumen

yang loyal.

3. Channel (Saluran)

Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan

berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk

memberi proporsi nilai. Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan

penghubung antara perusahaan dengan pelanggan, saluran adalah titik sentuh

pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang mereka alami.

4. Customer Relationships (Hubungan Pelanggan)

Blok bangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis

hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik.

Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang dibangun bersama

segmen pelanggan. Hubungan yanga ada akan bervariasi dari yang bersifat

pribadai sampai dengan otomatis.

5. Revenue Streams (Arus Pendapatan)

Blok arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan

perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi

pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). Jika pelanggan adalah inti dari

model bisnis, arus pendapatan adalah urat nadinya. Perusahaan harus bertany a

pada dirinya sendiri, untuk masing-masing segmen pelanggan apakah benar-

benar bersedia membayar? Jika pertanyaan tersebut terjawab dengan tepat,

perusahaan dapat menciptakan satu atau lebih arus pendapatan mungkin memiliki

Page 34: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

20

mekanisme penetapan harga yang berbeda seperti harga tetap, penawaran

pelelangan, kebergantungan pasar bergantung keterbegantungan volume atau

manajememn hasil.

6. Key Resources (Sumber Daya Utama)

Blok bangunan sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting

yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis

memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proporsi nilai,

menjangkau pasar mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan dan

memperoleh pendapatan. Kebutuhan sumber daya utama berbeda-beda sesuai

jenis model bisnis.

7. Key Activities (Aktivitas Kunci)

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus

dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja. Setiap model bisnis

memerulakan sejumlah aktivitas kunci yaitu tindakan-tindakan terpenting yang

harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi sukses. Seperti halnya sumber

daya utama, aktivitas-aktivitas kunci diperlukan untuk meciptakan dan

memberikan proporsi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan

pelanggan dan memperoleh pendapatan. Seperti sumber pertama aktivitas-

aktivitas kunci berbeda bergantung pada jenis model bisnisnya.

8. Key Partnership (Kemitraan Utama)

Blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan

mitra yang dapat membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan membentuk

kemitraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menajadi alasan, dan

kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis mengurangi resiko atau

memperoleh daya mereka.

Page 35: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

21

9. Cost Structure (Stuktur Biaya)

Struktur biaya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

mengoperasikan model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting

yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Menciptakan dan

memberikan nilai mempertahankan hubungan pelanggan dan menghasilkan

pendaptan, menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya semacam ini relatif

lebih mudah setelah sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci dan kemitraan

utama ditentukan. Meskipun demikian, beberapa model bisnis lebih terpacu dalam

hal biaya daripada model bisnis lainnya.

Gambar 3. Skema Model Bisnis Canvas (Osterwalder, 2013)

2.6 Perencanaan Strategi

Strategi merupaka penentuan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan

dan dengan memberikan pedoman untuk mengkoordinasi aktivitas, sehingga

perusahaan dapat mempengaruhi dan menyesuaikan lingkungan yang selalu

berubah. Strategi mengatakan dengan jelas jenis lingkungan dan strategi apa yang

pas dan cocok untuk dijlankan dan dilalui oleh perusahaan (Kuncoro, 2005).

Page 36: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

22

Menurut Querton (2002), business plan adalah dokumen hasil dari

perencanaan yang melibatkan manajemen dan organisasi berjalan dengan baik

maka perusahaan akan mendapat hasil yang baik pula.

2.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis

besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian (research question) dan merepresentasikan

suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep

tersebut. (Polancik, 2009)

Kerangka berfikir penelitian yang berjudul strategi peningkatan usaha

budidaya perikanan produk ikan nila Kelompok Budidaya Murih Makmur dengan

sistem keramba jaring apung di Bendungan Sutami Desa Jatigui, Malang Jawa

Timur yang dilakukan untuk menentukan strategi peningkatan daya saing usaha

dan Business Model Canvas digunakan sebagai alat untuk menentukan strategi

peningkatan usaha berdasarkan gambaran 9 blok dalam metode tersebut.

Page 37: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

23

Customer Segments

Customer Relationships

Key Activities

Value Propositions

Revenue Streams

Key Partnership

Channel

Key Resources

Cost Structure

Usaha Pembesaran Ikan Nila

Kelompok Murih Makmur

Strategi Peningkatkan Daya Saing Usaha

Budidaya Perikanan Produk Ikan Nila

Gambar 4. Kerangka Berfikir Penelitian

Profil Usaha

Kelompok Murih

Makmur

1.Teknis Usaha

2.Finansial

3.Manajemen

4.Pemasaran

Analisis Model Bisnis

“Canvas”

Page 38: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dipilih

bertepatan pada Kelompok Budidaya Murih Makmur di Bendungan Sutami Desa

Jatigui, Malang Jawa Timur dan Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus

2017.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara kerja untuk mengumpulkan data kemudian

mengolah data sehingga menghasilkan data yang dapat memecahkan

permasalah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian pendidikan dapat

dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu metode deskriptif, metodehistoric, dan

metode eksperimentasi (Sukmadinata, 2006)

Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian.

Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual

secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau

memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan

atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan

rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. (Hasan, 2002)

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

digunakan untuk mengumpulkan, merangkum serta menginterpretasikan data

yang diperoleh dari Kelompok Budidaya Murih Makmur, yang selanjutnya diolah

kembali sehingga dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan gambaran

Page 39: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

25

yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek penelitian.

Hal yang termasuk dalam deskriptif kualitatif yaitu berupa kajian mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi usaha pembesaran ikan nila Kelompok Budidaya Murih

Makmur baik secara internal maupun ekternal, aspek teknis pada usaha, aspek

pemasaran pada usaha, dsb. Sedangkan yang termasuk dalam deskriptif

kuantitatif yaitu mengenai intepretasi dari setiap perhitungan aspek finansial pada

Kelompok Budidaya Murih Makmur.

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya

akan diduga disebut popilasi. Populasi dibedakan menjadi sampling dan populasi

sasaran, sedangkan populasi sasaran adalah seluruh wilayah usaha dalam

penelitian (Singarimbun dan Efendi, 2006).

Populasi pada penelitian ini adalah Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur

yang memiliki jumlah anggota sebesar 25 anggota kelompok yang melakukan

budidaya Ikan Nila yang tersebar di Bendungan Sutami Desa Jatigui Kabupaten

Malang.

Purposive Sampling adalah Teknik untuk menentukan sampel penelitian

dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh

nantinya lebih representative. (Sugiyono, 2010)

Menurut Sugiyono (2011), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini, sampel yang diambil dari

populasi menggunakan purposive sampling. Kriteria dalam penelitian ini yaitu

pemilik usaha dan pengurus organisasi pada kelompok budidaya ikan murih

makmur, memiliki lahan usaha yang luas nya lebih dari 2000m, aspek finansial

yang seluruhnya menggunakan modal pribadi, mempunyai hubungan kemitraan

Page 40: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

26

dengan pedagang pengepul. Dengan kriteria yang sudah ditetapkan, maka Pak

Wasis merupakan sample yang cocok untuk penelitian ini.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Untuk mendukung proses penelitian perlu adanya data yang sesuai dari

sumber data. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian

ada beberapa macam, yaitu:

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber

data oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari

responden maupun pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini melalui

wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan

(Suhardi, 2010).

Data primer yang diperoleh berdasarkan diskusi dan wawancara dengan

ketua Kelompok Murih Makmur Desa Jatigui Kabupaten Malang dan pihak yang

terlibat dalam pemasaran. Wawancara mendalam dilakukan untuk menghimpun

data yang diperlukan. Adapun data primer meliputi profil usaha, strategi

pemasaran ikan Nila, dan faktor internal pada usaha meliputi kekuatan dan

kelemahan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitinya. Data sekunder ini disebut juga

dengan data tangan kedua. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi

atau data laporan yang telah tersedia (Saifuddin Azwar, 2004).

Sehingga dengan begitu data sekunder didapatkan dari sumber kedua bukan

diusahakan sendiri pengumpulannya dan data tersebut telah diolah. Data

Page 41: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

27

sekunder dapat dikatakan juga sebagai pendukung dan pelengkap pengerjaan

suatu laporan. Pengambilan data sekunder yang dimaksudkan ada dalam

penelitian ini, meliputi:

• Keadaan umum lokasi penelitian berupa geografis dan topografis, keadaan

penduduk di daerha penelitian, kondisidomografi dan peta

• Keadaan umum usaha perikanan di daerah penelitian

3.5 Teknik Pengambilan Data

Untuk mendukung proses penelitian perlu adanya metode pengambilan data

yang sesuai dari fakta yang ada. Metode pengambilan data yang diperlukan dalam

kegiatan penelitian ada beberapa macam, yaitu:

1. Wawancara

Berdasarkan Esterberg dalam Sugiyono (2012) mengemukakan beberapa

macam wawancara yaitu wawancara testruktur oleh peneliti yang telah

mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh sehingga peneliti

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannya pun telah disiapkan, wawancara semiterstruktur merupakan

pelaksanaan wawancara lebih bebas, dan bertujuan untuk menemukan

pemasalahan secara lebih terbuka dimana responden dimintai pendapat dan ide-

idenya, dan wawancara tidak terstuktur merupakan wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya

2. Observasi

Menurut Soehartono (2011), secara luas, observasi atau pengamatan berarti

setiap kegiatan dilakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan

secara sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang

berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Page 42: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

28

3. Dokumentasi

Menurut Nurjannah (2010), dokumentasi adalah bahan yang termasuk dalam

jenis, bentuk, dan sifat apapun tempat informasi direkam. Rekaman yang ditulis

atau dipahat, yang menyampaikan informasi berupa fakta. Serta karya yang

direkam dalam suatu bahasa, simbol atau tanda lain.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data.

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada

pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam

proses penulisan. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung

foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono, 2005).

Pada penelitian ini studi pustaka yang dilakukan bertujuan untuk sumber

informasi dalam menyusun kerangka pemikiran, melengkapi data dan sebagai

pembanding literatur. Studi pustaka yang diperoleh berasal dari buku, jurnal ilmiah,

laporan skripsi dan tesis, serta artikel dari media internet.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data terdiri atas pengujian, pengkategorian, pentabulasian, ataupun

pengkombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu

penelitian. Tiga teknik analisis yang menentukan yaitu penjodohan pila,

pembuatan penjelasan dan analisis deret waktu. Dalam penelitian, semua data

primer yang diperoleh dilapang akan dilakukan penjodohan pola lalu dibuat

penjelasannya dan dianalisis deret waktu dengan data sekunder yang diperoleh

(Yin, 2013).

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Page 43: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

29

Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural

setting) dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Metode kualitatif berusaha

memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia

dalam situasi tertentu.

Deskriptif kuantitatif adalah penggambaran suatu angka yang dapat

digambarkan dalam bentuk statik deskriptif, antara lain berupa skala pengukuran,

hubungan, varitabilitas dan sentral tendensi. Data yang diperoleh berkaitan

dengan aspek finansial dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif.

Deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode yang bertujuan untuk

memberikan perhitungan angka mengenai data-data yang menyediakan angka.

3.6.1 Analisis Data Kualitatif

Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa

interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu. Analisis deskriptif kualitatif

yang digunakan dalam penelitian adalah dengan cara:

1. Menjelaskan keadaan umum dan profil lokasi Pembesaran Ikan Nila pada

Kelompok Budidaya Murih Makmur di Bendungan Sutami Desa Jatigui

Kabupaten Malang meliputi:

a. Sejarah serta Visi Misi dan Tujuan Kelompok Budidaya Murih Makmur di

Bendungan Sutami Desa Jatigui Kabupaten Malang

Pada penelitian ini sejarah serta visi misi dan tujuan Kelompok Budidaya

Murih Makmur di Bendungan Sutami Desa Jatigui Kabupaten Malang

dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk memenuhi tujuan pertama.

Kemudian menjelaskan bagaimana perkembangan usaha serta

perkembangan penjualan Ikan Nila setiap tahunnya dan bagaimana strategi

pemasaran yang dijalankan pada usaha tersebut dalam memenuhi permintaan

penjualan Ikan Nila.

Page 44: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

30

b. Aspek Teknis

Aspek teknis pada penelitian tentang strategi pemasaran ini dianalisis

secara deskriptif kualitatif. Analisis meliputi penentuan lokasi dan luas usaha,

proses pembesaran Ikan Nila yang meliputi pembesaran, dan pemanenan

serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembesaran ikan Nila.

c. Aspek Manajemen

Aspek manajemen pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif

kualitatif. Analisis meliputi perencanaan, pengorganisasian dalam struktur

organisasi, pelaksanaan dan pengawasan agar sistem kerja pada kelompok

pembudidaya ikan Murih Makmur dapat berfungsi dengan baik dengan

manajemen yang baik pula.

2. Strategi Pemasaran

Menjelaskan strategi pemasaran yang digunakan dalam memasarkan Ikan

Nila di Kelompok Budidaya Murih Makmur Desa Jatigui Kabupaten Malang untuk

memenuhi tujuan penelitian yang kedua. Analisis meliputi segmentasi pasar, target

pasar, pemposisian produk, dan bauran pemasaran.

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif

Menurut Nazir (2011), deskriptif kuantitatif adalah analisa data yang sifatnya

kuantitatif yakni berdasarkan perhitungan-perhitungan dan statistik. Sedangkan

menurut Musanto (2004), pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas

nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Pendekatan kuantitatif memakai

kontrol berupa alat statistik, pengukuran, dan hasil-hasil yang relevan dengan

rumus yang berlaku. Analisis deskriptif kuntitatif digunakan untuk menganalisis

aspek keuangan jangka pendek usaha Kelompok budidaya Ikan Murih Makmur.

Analisis aspek keuangan jangka pendek ini untuk memenuhi tujuan penelitian

pertama dan keempat.

Page 45: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

31

1. Permodalan

Menurut Primyastanto et al (2005), penganggaran modal merupakan suatu

konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan

(penanaman) dana dimasa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan

yang dikehendaki dimasa mendatang. Modal usaha adalah barang atau uang yang

bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja bekerja untuk

menghasilkan suatu barang baru. Modal usaha tersebut biasanya berupa modal

tetap / aktiva dan modal kerja.

a) Biaya Produksi

Menurut Primyastanto dan Istikharoh (2003), setiap kegiatan usaha yang

dilaksanakan memerlukan biaya-biaya atau pengeluaran usaha. Menurut prinsip

ekonomi, dengan biaya tertentu diharapkan hasil yang optimal, atau dengan kata

lain untuk mendapatkan hasil tertentu dengan biaya yang serendah mungkin.

Setiap perusahaan selalu menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya

(tetap dan variabel) dan jenis-jenis biaya yang lain (opportunity cost), karena biaya

merupakan faktor utama yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan

perusahaan agar tidak mengalami kerugian.

Menurut Shinta (2011), Total Cost (TC) didapat dari penjumlahan dari biaya

tetap dengan biaya variabel. Rumus total cost yaitu:

Dimana:

TC = Total Cost (Biaya Total/Biaya Produksi)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

TC = FC + VC

Page 46: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

32

2. Penerimaan

Menurut Primyastanto dan Istikharoh (2006), Penerimaan atau Total

Revenue (TR) adalah pendapatan kotor usaha yang didefinisikan sebagai nilai

produk total usaha dalam jangka waktu tertentu. Rumus penerimaan:

Dimana : TR = Total Revenue (total penerimaan)

P = Harga jual per unit

Q = Jumlah output yang dihasilkan

3. Revenue Cost Ratio atau R/C

Menurut Primyastanto, et al (2005), analisa usaha Revenue Cost Ratio atau

R/C Ratio, merupakan salah satu analisa yang mengetahui apakah biaya–biaya

yang dikeluarkan sudah menghasilkan keuntungan atau belum. Analisa R/C ratio

merupakan perbandingan antara pendapatan dengan total biaya dalam satuan

produksi per satuan waktu. Secara sederhana dapat ditulis:

Dimana :

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

1) Jika R/C Ratio > 1 maka dikatakan layak

2) Jika R/C Ratio < 1 maka dikatakan tidak layak, dan

3) Jika R/C Ratio = 1 maka dikatakan impas (tidak untung maupun merugi)

4. Keuntungan (𝞹)

Menurut Primyastanto, et al (2005), keuntungan usaha atau pendapatan

bersih adalah besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan untuk proses produksi baik tetap maupun tidak tetap, yang dirumuskan

sebagai berikut :

TR = P X Q

R/C Ratio = TR

TC

Page 47: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

33

Dimana :

TR (Total Revenue) : Pendapatan kotor usaha yang didefinisikan sebagai nilai

produk total usaha dalam jangka waktu tertentu.

TC (Total Cost) : Pengeluaran total yang didefinisikan sebagai semua nilai

masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam

produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga.

5. Return to Equity Capital (REC)

Menurut Soekartawi (1986), Return to Equity Capital adalah suatu ukuran

untuk mengetahui nilai imbakan terhadap modal sendiri. Untuk menghitung REC

digunakan rumus sebagai berikut :

REC = Laba Bersih-NKK

Modal x 100%

Keterangan :

Return to Equity Capital (REC) : nilai imbalan terhadap modal

Laba bersih : pendapatan – biaya

Nilai Kerja Keluarga (NKK) : nilai tenaga kerja yang berasal dari pemilik usaha

dihitung berdasarkan bunga deposito dari

sejumlah modal yang digunakan.

6. Break Even Point (BEP)

Menurut Primyastanto (2011), analisa break even point adalah untuk dapat

mengetahui pada volume penjualan berapakah penjual dapat mencapai laba atau

menderita kerugian tertentu. Analisa BEP sering kali juga disebut “Cost volume-

Profit analisys” atau titik impas, dengan melakukan analisa BEP maka pemilik

usaha akan:

𝞹 = TR – TC

Page 48: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

34

1. Memungkinkan perusahaan untuk menentukan tingkat operasi yang akan

dilakukan agar semua operating cost dapat tertutup.

2. Untuk dapat mengevaluasi tingkat penjualan tertentu dalam hubungannya

dengan tingkat keuntungan.

Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan rumus :

BEP Harga = Total Biaya Produksi

Total Produksi BEP Jual =

Total Biaya Produksi

Harga Jual

3.6.3 Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Model Bisnis “Canvas”

Business model canvas adalah bahasa yang sama untuk menggambarkan,

memvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis. Konsep ini bisa menjadi

bahasa untuk saling berbagi ide yang memungkinkan peneliti untuk

mendeskripsikan dengan mudah dan memanipulasi model bisnis untuk membuat

strategi alternatif baru (Osterwalder dan Pigneur, 2012).

Business Model Canvas (BMC) berbeda dengan Business Plan (rencana

bisnis). Model bisnis kanvas adalah sebuah model bisnis yang menggambarkan

dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan,

menyerahkan dan menangkap nilai. Terdapat 9 kategori dalam BMC yang mana

akan diterapkan dalam penelitian ini. kategori-kategori tersebut memiliki hubungan

yang saling berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang maksimal

(Osterwalder & Pigneur, 2010). Dalam penelitian ini kita menerapkan 9 kategori ,

yaitu :

1. Key resources

2. Key partnership

3. Key activities

Page 49: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

35

4. Cost structure

5. Customer segments

6. Value proposition

7. Channels

8. Customer relathionship

9. Revenue streams

Setelah di peroleh apa saja yang menjadi fgambaran 9 kategori yang akan

terkait dalam penyusunan Business Model Canvas, maka selanjutnya dijabarkan

menjadi lebih rinci kembali dari setiap faktor tersebut agar terlihat data ataupun

perlakuan apa saja yang akan dilakukan saat penelitian berlangsung, berikut

penjabarannya yang mana pada akhir penjabaran akan terbentuk suatu diagram

analisis Business Model Canvas.

1. Customer Segment (Segmen Pelanggan)

Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang

atau organisasi berbeda yang akan dijangkau oleh perusahaan. Pelanggan adalah

inti dari semua model bisnis. Dalam hal ini Kelompok Budidaya Murih Makmur

harus menentukan target pelanggan yang akan dituju berdasarkan demografi dan

geografi.

2. Value Propositions (Proporsi Nilai)

Blok bangunan proposi nilai menggambarkan penggabungan antara

produk dan layanan yang meciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik.

Proposi nilai dapat memecah masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan

pelanggan. Setiap proposi nilai berisi gabungan produk dan /atau jasa tertentu

Page 50: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

36

yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik. Dalam hal ini proposi nilai

merupakan kesatuan atau gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan

perusahaan kepada pelanggan. Produk Ikan Nila yang akan dipasarkan harus

memiliki nilai lebih agar dapat bersaing di pasaran. Kelebihan tersebut akan

diproporsikan dalam angka yang akan diperhitungkan.

3. Channels (Saluran)

Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan

berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk

memberi proporsi nilai.

Saluran memiliki 5 fase berbeda yang mencakup lima fase tersebut atau

hanya sebagian. Fase-fase tersebut dapat dibedakan menjadi saluran langsung

dan tidak langsung serta saluran yang dimiliki sendiri dan dimiliki oleh mitra. Fungsi

dari saluran sendiri penting untuk membawa proposisi nilai yang diberikan kepada

pelanggan. Fase-fase saluran adalah kesadaran mengenai meningkatkan

kesadaran terhadap produk dan jasa perusahaan, membantu pelanggan dalam

evaluasi proposisi nilai dari perusahaan, memungkinkan terjadi pembelian produk

dan jasa spesifik, penyampaian proposisi nilai kepada pelanggan dan memberikan

dukungan purnajual kepada pelanggan (Osterwalder dan Pigneur, 2014).

4. Customer Relathionship (Hubungan Pelanggan)

Blok bangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis

hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik.

Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang dibangun bersama

segmen pelanggan.

Hubungan dengan pelanggan penting dilakukan untuk mempertahankan

pelanggan untuk tetap membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Pada

Page 51: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

37

Kelompok Budidaya Murih Makmur perlu diketahui bagaimana membangun

hubungan pelanggan yang baik yang diharapkan dapat mengetahui apa yang

diinginkan oleh konsumen yang dapat digunakan untuk perencanaan usaha yang

akan datang dan menghadapi persaingan dengan produk lain.

5. Revenue Streams (Arus Pendapatan)

Arus pendapatan (revenue streams) merupakan uang tunai yang dihasilkan

perusahaan dari berbagai kegiatan produksi dan pemasaran yang dilakukan.

Penjualan produk merupakan salah satu sumber pendapatan dalam usaha. Arus

pendapatan pada Kelompok Budidaya Murih Makmur dapat diketahui melalui

aspek keuangan yang kemudian digambarkan dan dapat dikembangkan dengan

menggunaka pendekatan bisnis model canvas pada blok revenue streams.

6. Key resources (Sumber Daya Utama)

Blok bangunan sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting

yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis

memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proporsi nilai,

menjangkau pasar mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan dan

memperoleh pendapatan.

Sumber daya merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah usaha.

Sumber daya yang dapat digunakan dalam usaha pada usaha Kelompok Budidaya

Murih Makmur dapat berupa sumber daya manusia, modal, tanah yang

digunakan tempat usaha hingga bahan-bahan baku yang digunakan untuk

produksi. Semua sumber daya tersebut perlu dijaga dan dikembangkan secara

kontinyu karena akan berpengaruh terhadap kegiatan produksi untuk masa yang

akan datang.

Page 52: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

38

7. Key Activities (Aktivitas Kunci)

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang

harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja. Setiap model

bisnis memerulakan sejumlah aktivitas kunci yaitu tindakan-tindakan terpenting

yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi sukses.

Aktivitas kunci pada suatu perusahaan adalah segala kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing dan

berkualitas. Aktivitas kunci yang dilakukan usaha Kelompok Budidaya Murih

Makmur adalah proses produksi hingga pemasaran yang dianalisis pada aspek

teknis dan aspek pemasaran. Perencanaan aktivitas kunci seperti inovasi produk

baru juga dapat dilakukan untuk menghadapi persaingan.

8. Key Partnership (Kemitraan Utama)

Tidak ada usaha yang tidak memerlukan kerjasama. Seperti halnya usaha

pembesaran ikan nila pak Wasis yang merasa perlu dilakukan segmentasi

kemitraan demi lancarnya usaha. Perencanaan kemitraan usaha yang dicoba

untuk direncanakan seperti pendataan usaha ataupun hal lainnya yang dapat

diajak kerjasama. Blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan

pemasok dan mitra yang dapat membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan

membentuk kemitraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menajadi alasan,

dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis mengurangi resiko

atau memperoleh daya mereka.

Salah satu kemitraan yang dapat diajak kerjasama oleh pelaku bisnis

dalam perusahaan yaitu saluran pemasaran dan distributor. Jadi key partnership

adalah hubungan kemitraan yang dilakukan perusahaan kepada pihak lain untuk

menunjang aktivitas bisnis yang dilakukan. Selain melaksanakan manajemen

Page 53: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

39

hubungan pelanggan yang baik, pemasar juga harus melaksanakan manajemen

hubungan kemitraan (partner relationship management) yang baik pula

(Kotler,2000).

Kemitraan dibutuhkan dalam setiap usaha untuk memenuhi kebutuhan

yang tidak dimiliki oleh perusahaan. Kerjasama yang dilakukan oleh Kelompok

Budidaya Murih Makmur adalah seperti kerjasama dengan pemasok bahan

baku, toko yang menjual oleh-oleh khas maupulamongann pihak lain yang dapat

diajak untuk kerjasama. Kemitraan usaha juga dapat dimanfaatkan untuk

membuka peluang usaha lebih luas terutama untuk pemasaran.

9. Cost Structure (Struktur Biaya)

Dalam semua langkah yang dilakukan tentu kita memerlukan biaya yang

dibutuhkan. Maka dari itu penerapan point ke-9 ini dalam penelitian dapat berupa

perhitungan biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dalam penerapan

Business Model Canvas ini. Seperti contoh biaya pegawai, biaya operasional,

pajak dan sebagainya.

Struktur biaya merupakan semua biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dalam setiap kegiatannya untuk menghasilkan dan

memasarkanproduknya. Struktur biaya ini dapat berupa modal, biaya produksi baik

yang tetap maupun variabel dan biaya-biaya lain. Pada blok cost structure ini

akan dijelaskan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh usaha Pak Wasis Kelompok

Budidaya Murih Makmur

Page 54: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi

Kelompok Budidaya “Murih Makmur” termasuk dalam wilayah Desa Jatigui

Kecamatan Sumberpucung yang terletak di sekitar ±31KM di sebelah selatan

Sungai Brantas Kabupaten Malang. Anggota kelompok “Murih Makmur” adalah

semua pembudidaya pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang

berdomisili atau memiliki lahan seluas 215.250 m².

4.1.1 Keadaan Topografis Wilayah

Desa Jatiguwi dengan ketinggian tanah rata- rata 295 M diatas permukaan

laut, merupakan daerah dataran rendah, dengan curah hujan rata – rata 22

mm/th. Bentuk permukaan tanah di Desa Jatiguwi secara umum adalah datar

dengan produktifitas tanah adalah baik / sedang dan keadaan wilayah bukan

pantai.

Gambar 5. Denah Desa Jatigui, Malang

Kec. Sumberpucung

Page 55: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

41

4.1.2 Keadaan Geografis Wilayah

Desa Jatiguwi termasuk dalam wilayah Kecamatan Sumberpucung.

Kecamatan Sumberpucung adalah salah satu dari 33 Kecamatan yang ada di

Kabupaten Malang dibagian Selatan.

Adapun batas wilayah desa Jatiguwi antara lain sebagai berikut :

▪ Sebelah Utara : Desa Ngadirejo Kecamatan Kromengan.

▪ Sebelah Timur : Desa Sambigede Kecamatan Sumberpucung.

▪ Sebelah Selatan : Desa Kalipare Kecamatan Kalipare.

▪ Sebelah Barat : Desa Sumberpucung Kecamatan Sumberpucung.

Pada luasan wilayahnya Desa Jatiguwi memiliki 570,62 Ha. Dengan rincian

seperti:

▪ Tanah Sawah : 297,65 Ha.

▪ Tanah Tegal/Ladang : 156,91 Ha.

▪ Pekarangan/Pemukiman : 112 Ha.

▪ Tanah bangunan : 2,0992 Ha.

▪ Lapangan Olah raga : 1,967 Ha.

Berdasarkan letak georafisnya desa Jatiguwi berada pada Ketinggian rata-

rata 295 m diatas permukaan laut. Desa Jatiguwi merupakan daerah dataran

rendah. Dengan curah hujan rata-rata 22 mm/th.

4.1.3 Keadaan Penduduk

Desa Jatiguwi merupakan salah satu dari 7 desa di kecamatan

Sumberpucung. Namun keberadaan penduduk bersifat heterogen yang

berpengaruh pada tata cara kehidupan, tetapi mereka dapat hidup berdampingan

dengan rukun saling menghormati satu sama lain. Oleh karena itu dapat dilihat

Page 56: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

42

antara penduduk satu dengan yang lainnya memiliki sifat kegotong royongan yang

tinggi.

Desa Jatiguwi mempunyai 3 dusun, 40 Rukun Tetangga (RT), dan 9 Rukun

Warga (RW). Jumlah penduduk total sebanyak 8.704 jiwa yang terdiri dari 4.377

orang perempuan dan 4.327 orang laki-laki dan didiami oleh 2.275 KK.

Usaha di daerah Jatiguwi ada 2, yakni perikanan dan non perikanan. Pada

usaha perikanan disini mepunyai keramba jaring apung, jaring sekat, dan kolam

dengan komoditas yang dibudidayakan adalah ikan nila ( Oreochromis niloticus ),

ikan lele (Clarias gariepinus ). Selain perikanan di desa Jatiguwi terdapat sektor

non perikanan yakni pertanian, peternakan, industri rumah tangga, pengrajin tahu

dan tempe serta penghasil tembakau.

Masyarakat Desa Jatiguwi memiliki mata pencaharian yang beraneka ragam

mulai dari petani, pedagang, sektor industri, PNS, ABRI, POLRI, Guru, Dokter,

Perawat/Bidan, Peg. Swasta, dan Perangkat.

Berikut ini merupakan data struktur mata pencaharian masyarakat Desa

Jatiguwi dan data status mata pencaharian penduduk Desa Jatiguwi di bidang

jasa/perdagangan :

Page 57: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

43

Tabel 1. Struktur Mata Pencaharian Penduduk Desa Jatiguwi

No. Keterangan Jumlah

1. Pedagang 475 orang

2. Pegawai Negeri Sipil 110 orang

3. TNI 108 orang

4. Bidang Jasa 668 orang

5. Buruh Pabrik / Industri 384 orang

6. Buruh Tani 348 orang

7. Buruh Bangunan 70 orang

8. Lain-lain 43 orang

JUMLAH 1.752 orang

Dari segi perekonomian sendiri dapat dilihat bahwa sektor pertanian dominan

dibandingkan dengan sektor lainnya. Karena itu hasil pertanian yang berupa padi

lebih dominan dibandingkan dengan hasil lainnya seperti ubi kayu dan jagung. Di

desa Jatiguwi kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang bukanlah

merupakan daerak pesisir sehingga tidak banyak warga masyarakat yang

melakukan usaha perikanan, namun ada beberapa warga dari desa Jatiguwi yang

mencoba untuk melakukan usaha budidaya perikanan yaitu ikan Lele, Nila dan

Belut. Tetapi mereka kurang paham mengenai teknik pembudidayaan serta

penerapan teknologi yang tepat guna membuat mereka ragu untuk melakukannya

karena takut mengalami kegagalan, padahal potensi perairan yang ada di desa

tersebut dapat dimanfaatkan untuk usaha budidaya perikanan.

Selain itu masyarakat desa Jatiguwi juga memiliki nilai-nilai budaya yang

masih melekat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari adanya

Sumber : BPS Kecamatan Sumberpucung 2013

Page 58: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

44

tenggang rasa, gotong royong dan rasa kekeluargaan yang tinggi diantara

masyarakatnya. Seperti tercermin dari adanya kegiatan gotong royong

pengolahan tanah, kegiatan gotong royong dalam kebersihan desa dan

pembangunan jalan/selokan.

Demikian pula halnya dalam kegiatan sehari-hari dimana dengan rasa

kekeluargaan dan sikap tenggang rasa satu sama lain, masyarakat Desa Jatiguwi

saling bantu membantu terutama bagi mereka yang dikategorikan sebagai warga

yang tidak mampu yang masih banyak dijumpai di Desa Jatiguwi. Sikap saling

menghormati dalam bermasyarakat ini juga tercermin dalam kehidupan beragama,

mengingat mayoritas penduduk Desa Jatiguwi beragama Islam dan sebagian

adalah Kristen.

4.2 Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan social masarakat Desa Jatigui secara keseluruhan dapat dikatakan

sangat baik, karena kerukunan antar warga sangatlah terjamin. Selain itu, kondisi

ekonominya juga sudah rata-rata memiliki pekerjaan yang tetap untuk memenuhi

kebutuhan kehidupan sehari-hari. Dengan dijadikan Waduk Lahor sebagai tempat

wisata juga berperan dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Mata pencaharian

penduduk Desa Jatigui sebagaian besar adalah petani dan petani penggarap,

yang lain buruh, pegawai negeri dan pegawai swasta.

4.3 Keadaan Umum Usaha

Desa Jatigui bukanlah desa yang latar belakangnya berbasis perikanan. Hal

tersebut dikarenakan faktor alam, yaitu tidak terdapat lautan yang dapat

menunjang kegiatan perikanan yang ada di desa ini. Sebenarnya meskipun tidak

ada lautan, kegiatan perikanan pun masih dapat terlaksana dengan konsep

perikanan budidaya jaring sekat, jaring apung maupun keramba yang dilakukan di

Page 59: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

45

waduk Lahor. Namun budidaya yang dilakukan masih sangat tradisional dengan

hasil produksi yang tidak seimbang dengan biaya produksi. Hal itu dikarenakan

masih sulitnya mereka memahami cara membudidayakan jenis ikan tertentu

sehingga mengalami kegagalan dan tidak mau mencoba lagi. Disamping itu harga

pakan untuk budidaya ikan tidak sepadan dengan hasil panen yang didapat serta

kegiatan perikanan dilakukan di perairan terbuka, maka proses pengontrolan

kualitas air dan pencegahan serta pengobatan terhadap penyakit yang susah

dikontrol sehingga banyak ikan yang mati berakibat turunnya hasil produksi.

Desa jatigui memiliki potensi sumberdaya alam di bidang perikanan

(perikanan darat) sangat mendukung meskipun mata pencaharian masyarakat

sebagai petani. Hal ini dikarenakan adanya bendungan Lahor yang terletak pada

kali Lahor (anak sungai Brantas), terletak ±32 km disebelah selatan Kota Malang

kea rah Blitar pada elevasi 278m diatas permukaan laut dan bendungan Sutami

yang berada pada kali Brantas ±14 km di hilir bendungan Sengguruh dan ±35 km

dari Kota Malang.

Kelompok Budidaya “Murih Makmur” yang terletak di Desa Jatigui memiliki 25

anggota kelompok, dengan 11 orang menjadi pengurus kelompok tersebut.

Adanya bendungan Lahor yang mengalir sampai Desa Jatigui menjadikan lahan

untuk masyarakat sehingga lahan tersebut dibangun keramba jaring apung dan

jarring sekat untuk keperluan budidaya pembesaran ikan Nila (Oreochromis

Niloticus). Jumlah jaring apung yang dimiliki setiap anggota bervariasi, perorang

ada yang memiliki lebih dari 1 jaring apung ataupun hanya memiliki 1 jaring sekat

saja.

Page 60: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Usaha Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur

Kelompok Budidaya ikan Murih Makmur didirikan pada tahun 2004 oleh bapak

Wasis sekaligus menjadi ketua kelompok. Kelompok Budidaya ikan Murih Makmur

memiliki anggota berjumlah 25 orang sampai sekarang dan memiliki 11 orang

pengurus.

Pada tahun 2008 Kelompok Budidaya ikan Murih Makmur hampir ditutup

karena kesulitan pendanaan yang dialami dan dari semua kelompok yang

bertahan hanya Bapak Wasis yang bertahan dan tetap melanjutkan usaha

budidaya pembesaran ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Tetapi pada tahun 2010

kelompok ini kembali beroperasi lagi dalam budidaya pembesaran ikan Nila

dengan anggota dan pengurus yang sama. Kelompok Budidaya ikan Murih

Makmur memanfaatkan waduk dan keramba jaring apung sebagai lahannya.

Usaha Ketua Kelompok Murih Makmur yakni bapak Wasis berawal dari 3 unit

kerambang jaring apung dan sekarang telah mempunyai 6 unit keramba jaring

apung dengan total luas 2.700 m². Awal usaha bapak Wasis membudidayakan

pembesaran ikan nila dan lele, namun lambat laun memutuskan untuk fokus di

budidaya pembesaran ikan nila saja karena prospek yang begitu bagus. Adapun

susunan organisasi dari Kelompok Budidaya Murih Makmur dapat dilihat pada

tabel 2 berikut:

Page 61: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

47

Berikut Visi dari Kelompok Budidaya “Murih Makmur” adalah :

Pemberdayaan anggota menuju kesejahteraan dan perekonomian yang lebih

baik, maju dan berkualitas.

Misi dari Kelompok Budidaya “Murih Makmur” adalah :

a. Meningkatkan Kesejahteraan anggota dan pembudidaya pada umumnya

dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota.

b. Meningkatkan penghasilan anggota dan petani pada umumnya dengan

menghayati serta mengutamakan teknologi Pembudidaya.

5.2 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang berhubungan dengan input dan output

daripada barang barang dan jasa yang akan digunakan serta dihasilkan di dalam

suatu kegiatan proyek. Aspek teknis meliputi sarana dan prasarana yang

digunakan dalam suatu perusahaan, selain itu aspek teknis juga meliputi kegiatan

yang dilakukan dalam suatu perusahaan yang dimulai dari pengadaan bahan

baku, pengolahan sampai dengan pemasaran produk (Pudjosumarto, 1998).

Ketua

Bendahara Seksi

Saprodi/Bibit

Sekertaris Seksi

Pemasaran

Kelompok Budidaya

Murih Makmur

Seksi

Humas

Gambar 6. Struktur Organisasi Kelompok Budidaya Murih Makmur

Page 62: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

48

Aspek teknis yang dikaji dalam penelitian ini meliputi sarana dan prasarana

yang digunakan dalam semua kegiatan yang meliputi proses pembesaran mulai

dari persiapan kolam, pengadaan dan penebaran benih, pembesaran,

pemanenan.

5.2.1 Sarana dan Prasarana Pembesaran Ikan

Setelah persyaratan lokasi dan media pembesaran secara teknis terpenuhi,

hal berikut yang harus dilakukan adalah menyiapkan sarana dan prasarana

pembesaran. Sarana dan prasarana pembesaran antara lain mencakup lahan dan

peralatan serta kelengkapan lain yang menunjang kegiatan pembesaran tersebut.

a) Sarana

1. Lahan Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Lahan pembesaran ikan yang digunakan oleh Kelompok Budidaya Murih

Makmur merupakan Waduk Sutami yang berada di Desa Jatigui. Sehingga banyak

sekali masyarakat yang memanfaatkan waduk tersebut termasuk Kelompok

Budidaya Murih Makmur sebagai sarana budidaya ikan.

Untuk kualitas air masih termasuk dalam batas yang normal atau cocok

sebagai kegiatan pembesaran ikan, sehingga untuk kualitas air tidak terlalu di

perhitungan oleh usaha pak Wasis. Selain itu lokasi nya juga berada pada ruang

terbuka, yang menyebabkan sulit untuk di kontrol kualitas air dan kesuburannya.

2. Peralatan Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Berbagai peralatan yang digunakan yang digunakan dalam usaha

pembesaran ikan Nila (Oreochromis niloticus) oleh Kelompok Budidaya Murih

Makmur, antara lain :

Page 63: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

49

Jaring digunakan untuk membuat sekat antar kolam, jaring digunakan untuk

melindungi ikan agar tidak menyebar. Jaring memiliki harga Rp.125.000/rol dalam

usaha pembesaran ikan ini diperluka 13 rol waring sehingga total biaya yang

dikeluarkan untuk pembelian Jaring sebesar Rp.1.625.000. Jangkan untuk umur

teknis selama 4 tahun. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Jaring

Bambu digunakan untuk tempat mengikat jaring agar membentuk suatu kotak

atau petak kolam. Bambu memiliki harga Rp.30.000/batang dan dalam usaha

pembesaran ikan ini diperlukan 25 batang. Jadi total biaya yang digunakan untuk

pembelian bambu sebesar Rp.750.000 dan memiliki umur teknis selama 1 tahun.

Gambar bambu dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Bambu

Page 64: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

50

Tampar digunakan sebagai alat untuk menggabungkan bambu dengan jaring.

Tampar digunakan karena kuat tidak mudah putus di dalam air dan karena

harganya juga relative murah. Harga tampar yakni sebesar Rp.15.000/rol dan

umur teknis tampar relatif lama yaitu 1 tahun.

Perahu digunakan untuk memberi pakan setiap hari dan juga menebar bibit di

kolam serta digunakan untuk melakukan pemanenan. Perahu yang digunakan

memiliki harga Rp.2.500.000 dan memiliki umur teknis yaitu 2,5 tahun. Gambar

perahu dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Perahu

b) Prasarana

Prasarana yang digunakan untuk usaha pembesaran ikan Nila (Oreochromis

niloticus) pada Kelompok Budidaya Murih Makmur meliputi:

1. Rumah Jaga

Merupakan bangunan untuk menyimpan sarana pembesaran ikan, termasuk

pembuatan jaring dan pakan. Rumah jaga juga merupakan tempat dimana untuk

berkumpulnya anggota dan melakukan rapat serta pembahasan lainnya. Biasanya

juga digunakan warga sekitar untuk membahas keperluan sehari - hari, karena

pemilik rumah Bapak Wasis juga merupakan ketua RT di desa setempat. Selain

Page 65: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

51

itu rumah Bapak Wasis juga terletak dekat dengan lokasi waduk. Gambar rumah

jaga pak Wasis Kelompok Budidaya Murih Makmur dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Rumah Jaga Ketua Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur

2. Sistem pengairan

Pada usaha pembesaran ikan Nila (Oreochromis niloticus) ini system

pengairan yang digunakan oleh Kelompok Budidaya Murih Makmur tidak

menggunakan perairan darat karena lokasi pembesaran terletak di waduk

Karangkates, sehingga tidak perlu ada peambahan air dari darat. Dan pada saat

waduk surut maka akan dilakukan pemanenan secara besar-besaran dan pada

kondisi air melimpah maka akan dilakukan penebaran benih kira-kira setahun 3

kali. Dan pada pengairan ini yang perlu diperhatikan adalah limbah dari pabrik

besar, karena waduk tersebut juga merupakan aliran dari DAS Berantas Malang.

3. Alat transportasi

Alat transportasi yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan nila

(Oreochromis niloticus) adalah sepeda motor pribadi Bapak Wasis dan mobil pick

up dari salah satu anggota Kelompok Murih Makmur yang digunakan untuk pergi

ke lokasi pembesaran serta digunakan untuk membantuk saat pemanenan.

Kemudian dipasarkan ke Kabupaten Malang, selain dipasarkan sendiri ada pula

tengkulak yang bekerja sama dengan Bapak Wasis sehingga hasil panen bisa

Page 66: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

52

langsung dibawa oleh pembeli setelah ditimbang. Dan untuk pembenihan benih

biasanya langsung dikirim oleh penjual.

4. Kondisi jalan

Kondisi jalan untuk akses menuju lokasi usaha pembesaran ikan nila

(Oreochromis niloticus) di Desa Jatigui ini sudah beraspal, dan bias dikatakan

sangat layak. Hal ini dikarenakan letak lokasi usaha pembesaran di Desa Jatigui

yang berada di jalan provinsi yang menjadi jalan penghubung antara kota Malang,

BIitar, Tulungagung dan kota lainnya. Selain itu akses untuk ke Desa Jatigui

sangat mudah karena dapat ditempuh menggunakan transportasi umum

5.2.2 Faktor Produksi

Adapun faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan

Nila(Oreochromis Niloticus) ini antara lain:

1. Luas Lahan Kolam Pembesaran Ikan

Pada Penelitian ini, jumlah petak kolam pembesaran ikan nila (Oreochromis

niloticus) yang digunakan berjumlah 6 petak, dengan ukuran satu kolam yakni

15x30 m². Dalam siklus 1 kali produksi dapat ditebar 25000 ekor bibit ikan dalam

6 petak kolam. Pada usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) ini

Kelompok Budidaya Murih Makmur memiliki luas dan jumlah petak kolam yang

berbeda-beda.

2. Pakan

Pakan alami adalah bahan pakan yang diambil dari organisme hidup dalam

bentuk dan kondisinya seperti sifat – sifat keadaan di alam. Organisme pakan

alami yaitu organisme yang dipelihara dan dimanfaatkan atau diperuntukkan

sebagai pakan di dalam proses budidaya perikanan system tradisional

(Suminto,2005).

Page 67: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

53

Pada usaha budidaya pembesaran pak Wasis menggunakan 2 jenis pakan

dalam proses pembesarannya Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Pakan yang

digunakan adalah pakan alami dan juga menggunakan pelet (buatan). Untuk

pakan alami sangat baik karena banyak sekali organisme dan tanaman air di

waduk tersebut. Dan untuk pelet biasanya Bapak Wasis membeli merek CV. Prima

serta untuk harganya sebesar Rp. 275.000/zak. Untuk satu kali produksi

menghabiskan 4 zak untuk pakan ikan umur kecil dan 10 zak untuk ikan yang

berumur besar.

3. Benih

Pada Kelompok Budidaya Murih Makmur membeli benih Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) yang memiliki panjang 4cm hingga 6cm. benih tersebut

didapatkan dari Kecamatan Wlingi Blitar dan dari Kota Kediri atau biasanya juga

membeli benih dari Kota Sidoarjo. Harga untuk 1 ekor ikan sebesar Rp. 60,00 dan

untuk satu kali produksi Bapak Wasis membeli benih sebanyak 25.000 ekor

dengan total harga sebesar Rp.1.500.000,00 kemudian akan di bagi kedalam 6

petak kolam pembesaran.

4. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang dimiliki oleh Kelompok Budidaya Murih Makmur adalah

anggota Kelompok itu sendiri, hal ini di lakukan karena untuk menekan biaya

pengeluaran dan memaksimalkan produksi. Namun biasanya Bapak Wasis

meminta tolong kepada salah satu warga yang biasanya menjadi langganan untuk

membantu beliau, dan untuk 1 hari kerja mendapatkan bayaran sebesar

Rp.20.000,00. Selain untuk membantu memberi pakan, biasanya Bapak Wasis di

bantu dengan 2-3orang untuk pemanenan. Dan akan mendapatkan bayaran

sebesar Rp.1.000,00/kg ikan yang sudah dipanen.

Page 68: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

54

5.2.3 Teknik atau Proses Pembesaran Ikan

Langkah – langkah pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) terdiri dari

beberapa tahap, yakni:

1. Persiapan lahan

Persiapan lahan dilakukan awal pada saat proses usaha pembesaran ikan

nila dimulai. Pada tahapan ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan

keramba jaring apung disiapkan. Persiapan lahan merupakan langkah awal yang

perlu diperhatikan setiap detailnya, karena untuk itu setiap anggota Kelompok

Budidaya Murih Makmur harus mengetahui lokasi yang tepat di Waduk Sutami.

Menurut hasil wawancara kepada pemilikusaha sekaligus ketua Kelompok

Budidaya Murih Makmur yakni pak Wasis, persiapan awal kira-kira memakan

waktu hingga 1 bulan. Karena harus memotong bambu, menjahit jaring dan

mempersiapkan alat dan bahan lainnya.

Gambar 11. Keramba Jaring Apung untuk Pembesaran Ikan

Page 69: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

55

Untuk menjahit jaring, Bapak Wasis menyerahkan ke tukang jasa untuk jahit

jaring dan sekaligus langsung merakit pada bambu yang akan dipasang. Biaya

untuk perakitan dan jahit tersebut sebesar Rp.250.000 untuk 1 kolam saja.

2. Tebar benih

Benih ikan Nila (Oreochromis niloticus) dibeli dari wilayah Kota Kediri, Kota

Sidoarjo dan biasanya pun dari Kabupaten Blitar. Pak Wasis lebih memilih benih

ikan karena memang belum bisa melakukan usaha pembenihan sendiri. Dan untuk

setiap 1 kali produksi, biasanya Bapak Wasis membeli 10.000 sampai 25.000 ekor

benih ikan yang dibagi ke 6 Keramba Jaring Apung. Benih ikan yang di beli memliki

ukuran 4cm sampai 6cm dengan harga sebesar Rp.60,00 per ekornya. Cara

penebaran penebaran benih ikan dilakukan dengan cara bertahap. Penebaran

benih dengan menggunakan seser berukuran sedang sampai berukuran besar

gunanya untuk memilah ukuran ikan yang kemudian di pisahkan pada kolam

tanjaran. Setelah itu benih diciduk sedikit demi sedikit sampai kolam kira-kira terisi

penuh sesuai mencapai batas padat tebar yang ditentukan. Tebar benih dilakukan

pada bulan Maret atau pada saat air waduk sudah pada ketinggian maksimal.

Tebar benih dilakukan setelah proses pemanenan selesai dan setelah kolam

pembesaran awal dibersihkan.

3. Pembesaran

Pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) di lakukan dalam kurun waktu

5 - 6 bulan pembesaran, dengan awal benih 25.000 ekor untuk 6 keramba jaring

apung dengan pembesaran ini pakan ikan yang digunakan sebanyak 14 zak yang

dibagi menjadi 2 proses yakni 4 zak untuk ikan berumur kecil yang berada pada

tanjaran keramba jaring apung dan 10 zak untuk ikan umur besar. Untuk 1 zak

berisi pakan sebanyak 50kg. Memberi pakan ikan di lakukan satu kali sehari pada

Page 70: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

56

pagi hari pukul 10.00 WIB dan untuk selanjutnya menggunakan pakan alami dari

organisme dan tumbuhan yang ada pada waduk Sutami.

Pada proses pembesaran ini juga harus diperhatikan dengan benar karena

rawan akan kegagalan saat panen, apalagi ketika air bah datang. Dalam proses

ini ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dibesarkan juga rentan akan penyakit,

dan oleh karena itu anggota Kelompok Budidaya Murih Makmur biasanya

menggunakan obat untuk menanganinya.

Gambar 12. Pakan Ikan

4. Pemanenan

Pemanenan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dilakukan setelah proses

pembesaran selama 4 bulan hingga 1 tahun. Dalam proses pembesaran maka

hasil panen yang didapat Bapak Wasis untuk 1 ekor ikan biasanya memiliki berat

100 – 200 gram per ekornya. Pemanenan biasanya di lakukan pagi hari mulai

pukul 08.00 WIB tujuannya agar tidak terlalu panas. Pemanenan di bantu oleh 3

orang dengan cara menggunakan jaring yang dimasukkan ke dalam kolam dan

dimulai dari sisi tepi keramba dahulu. Setelah itu ikan ditempatkan pada bak yang

di tempatkan disisi tepi waduk untuk penampungan sementara sebelum dibawa

oleh pengepul ataupun pedagang eceran.

Page 71: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

57

5.3 Aspek Keuangan

1. Permodalan

Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk

melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumber

dayanya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya.

Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan

modal asing. Modal sendiri adalah modal yang didapat atau bersumber dari

perusahaan sendiri. Sementara itu modal asing adalah modal yang bersumber dari

luar perusahaan (Zuhroida, 2012)

Dalam menjalankan suatu usaha setiap perusahaan pasti akan membutuhkan

modal, dimana modal merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam

setiap usaha dalam bidang apapun. Pada usaha Pak Wasis yang termasuk dalam

Kelompok Budidaya Murih Makmur sumber modal yang digunakan dalam

pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) diperoleh dari modal sendiri. Modal

ini digunakan untuk memperlancar dalam proses produksi dan biaya lain yang

berhubungan dalam memperlancar kegiatan usaha tersebut. Modal ini terdiri dari

modal tetap sebesar Rp. 13.990.000,- dan biaya tetap (fixed cost) Rp. 16.401.500,-

dan untuk biaya variable (variabel cost) sebesar Rp.7.274.000,-. Rincian untuk

perhitungan investasi modal tetap dan penyusutan usaha pembesaran ini dapat

dilihat pada lampiran 1.

2. Biaya produksi

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam membiayai seluruh usaha

pada proses awal hingga produksi. Pada usaha pak Wasis ini biaya produksi

dibagi menjadi 2 yakni modal kerja (total cost) dan modal usaha. Untuk modal kerja

pada usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) diperoleh hasil sebesar

Page 72: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

58

Rp. 23.675.500 dan untuk total modal usaha yakni sebesar Rp. 37.665.500. Dan

untuk lebih jelas rincian dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Produksi dan penerimaan

Menurut (Zuhroida, 2012), produksi adalah kegiatan yang dapat menimbulkan

tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini terdiri

dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat,

serta kombinasi dari beberapa faedah tersebut. Dengan demikian produksi tidak

hanya terbatas pada pembuatan tetapi sampai distribusi. Komoditi juga tidak

hanya berbentuk barang tapi juga dapat dalam bentuk jasa.

Pada usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) pak Wasis, total

siklus produksi dalam setahun yakni 2 sampai 4 kali. Ikan nila akan di panen jika

memiliki berat rata-rata 150gram/ekor dengan tingkat kematian hingga bisa

mencapai 60% dalam produksi. Produksi panen yaitu sebanyak 25.000 ekor ikan

x 40% tingkat kehidupan x 150 gram berat ikan / ekor. Sehingga berat total

keseluruhan 6.000.000 gram atau 6.000 kg dalam setahun.

Menurut Patilima (2005), penerimaan adalah total dari nilai produk yang

dihasilkan dalam waktu tertentu, dimana besar penerimaan tergantung pada harga

dan jumlah produk yang dihasilkan. Penerimaan diperoleh dari perkalian antara

jumlah produksi dan harga jual per unit.

Pada usaha pembesaran ini, jumlah penerimaan per siklus 1 tahun adalah

sebesar Rp. 102.000.000,00 yang dimana pendapat ini diperoleh dari hasil

produksi persiklus sebesar 6.000kg. Dan untuk perhitungan dapat dilihat pada

lampiran 3.

Page 73: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

59

4. Revenue Cost Ratio (RC Ratio)

Menurut Primyastanto (2011), analisa Revenue Cost Ratio yaitu perbandingan

atau imbangan antara total penerimaan dengan total biaya yang bertujuan untuk

menyatakan apakah suatu usaha sudah menghasilkan keuntungan atau belum

R/C Ratio.

Dari hasil perhitungan nilai R/C Ratio per siklus panen mencapai 2,70. Dengan

demikian nilai ratio lebih besar daripada satu, sehingga usaha yang dilakukan telah

mencapai keuntungan dan ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan nila

(Oreochromis niloticus) pak Wasis di Desa Jatigui layak untuk terus di jalankan.

Dan untuk tabel perhitungan R/C Ratio dapat dilihat pada lampiran 4.

5. Keuntungan

Menurut Aking (2013), keuntungan adalah selisih lebih dari penerimaan total

dengan total biaya produksi (biaya tetap dan biaya tidak tetap). Keuntungan yang

bersaing dapat dicapai dengan banyak cara, diantaranya dengan memberikan

hasil produk dan jasa yang lebih baik dari pesaing, dan menemukan kebutuhan

khusus mengenai golongan pasar tertentu.

Dalam usaha ini didapatkan penerimaan total sebesar Rp.102.000.000,00,-

dan biaya total sebesar Rp. 37.000.000,00,-. Dari selisih total penerimaan dan total

biaya diperoleh keuntungan sebesar Rp. 64.000.000,00,-. Perhitungan

keuntungan dapat atau pendapatan benih secara terperinci dapat dilihat pada

lampiran 5.

Page 74: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

60

6. Rentabilitas

Menurut Riyanto (1995), rentabilitas usaha merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan presentase keuntungan selama satu periode

tertentu, yang dirumuskan sebagai berikut :

7.

8.

Dimana :

L : Jumlah keuntungan atau laba yang diperoleh satu periode.

M : Modal yang digunakan untuk menghasilkan laba.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai untuk Rentabilitas usaha pembesaran

ikan nila (Oreochromis niloticus) sebesar 271,734%. Adapun perhitungan

Rentabilitas dapat dilihat pada lampiran 6.

7. Break Event Point (BEP)

Menurut Kasmir et.al, (2013), menyatakan bahwa untuk mengetahui nilai

BEP secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

A. Atas dasar unit

Break Even Point (BEP) berdasarkan unit dapat dihitung berdasarkan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

FC : Biaya Tetap (Rp)

P : Harga jual per unit (Rp)

VC : Biaya Variabel (Rp)

Rentabilitas = 𝐿

𝑀 X 100%

unit

Page 75: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

61

B. Atas dasar sales

Break Even Point (BEP) berdasarkan sales dapat dihitung berdasarkan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

FC : Biaya Tetap (Rp)

VC : Biaya Variabel (Rp)

S : Volume Penjualan (Rp)

Hasil perhitungan mengenai analisa BEP dalam usaha pembesaran ikan nila

(Oreochromis niloticus) pak Wasis adalah sebesar 1.038,85 kg atas dasar unit dan

Rp.17.660.807,00,- atas dasar sales. Hal ini menunjukkan bahwa apabila

penjualan ikan nila sebanyak 1.038,85 kg maka penerimaan diperoleh sebesar

Rp.17.660.807,00,-. Pada Penelitian ini diketahui total hasil produksi 6.000 kg

dengan total penjualan sebesar Rp.102.000.000,00,-. Dengan kata lain dapat

disimpulkan bahwa usaha pembesaran ini menguntungkan dan untuk rencana

kedepan maka usaha ini layak untuk dilanjutkan.

5.4 Aspek Manajemen

Menurut Assauri (2004), pengertian manajemen adalah kegiatan atau

usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.

Kegiatan budidaya pembesaran ikan nila pada Kelompok Budidaya Murih

Makmur menggunakan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran

kegiatan. Aspek manajemen yang dilakukan meliputi: perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), pengawasan (controlling).

BEP =

Page 76: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

62

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (planning) adalah 1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan

organisasi dan 2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,

metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

(Handoko, 2009).

Fungsi perencanaan pada usaha budidaya pembesaran ikan nila Kelompok

Budidaya Murih Makmur oleh Bapak Wasis adalah dengan menyusun dan

membuat perencanaan pada setiap proses budidaya pembesaran ikan nila.

Perencanaan ini dilakukan oleh setiap pelaku usaha budidaya pembesaran ikan

nila Kelompok Budidaya Murih Makmur. Proses yang direncanakan diantaranya

dimulai dengan kegiatan pembelian benih, penebaran benih, pembesaran,

pemanenan dan pemasaran.

Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur mengadakan kegiatan pertemuan

antar anggota yang dilaksanakan secara rutin. Pertemuan rutin ini bertujuan

sebagai wadah musyawarah bagi anggota dan menyusun perencanaan kegiatan

kelompok yang difokuskan pada usaha yakni pembelian benih, pembesaran,

hingga pemasaran.

• Perencanaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja atau sumberdaya manusia pada suatau usaha merupakan

salah satu hal pokok yang harus direncanakan dengan baik dan benar agar tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Pada suatu perusahaan

bahkan ada yang sampai membuat bagian tersendiri untuk menangani

perencanaan tenaga kerja yang biasa disebut Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM). Memiliki tugas untuk meningkatkan dan memperbaiki tenaga kerja yang

ada pada perusahaan, salah satunya dengan melakukan penerimaan tenaga kerja

Page 77: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

63

ataupun memberhentikan tenaga kerja. Manajemen SDM akan memiliki jangka

waktu serta jumlah kuota tenaga kerja yang dibutuhkan dalam perusahaannya.

Seperti yang dikatakan Hasibuan (2000), manajemen sumber daya manusia

tidak hanya dapat menjadi pemimpin melainkan dapat mendesign formulasi

tertentu dalam mengaplikasikan para sumber daya yang ada sesuai dengan

kemampuan perusahaan yang dimiliki. Perencanaan tenaga kerja dilakukan

mandiri oleh pak Wasis sebagai pemilik dari usaha sekaligus ketua Kelompok

Budidaya Murih Makmur. Pada usaha pak Wasis memiliki pegawai sejumlah 3

orang dengan rincian 1 orang pekerja pada saat pembesaran, dan 2 orang pekerja

pada saat pemanenan.

Tenaga kerja yang ada pada usaha pak Wasis masih belum terlalu banyak

dikarenakan usaha yang dikelola masih kecil. Namun, jumlah tenaga kerja tersebut

sewaktu – waktu dapat berubah khususnya pada pemanenan. Tenaga kerja dapat

bertambah saat permintaan pesanan lebih banyak dari biasanya.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah: (1) Menentukan penentuan sumberdaya-

sumberdaya yang ada dan kegiatan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi,

(2) Perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang

dapat membawa hal–hal tersebut kearah tujuan, (3) Penugasan tanggung jawab

tertentu dan kemudian, (4) Pendelegasian wewenang yang di perlukan kepada

individu–individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya (Handoko, 2001).

Kelompok Budidaya Murih Makmur menerapkan fungsi pengorganisasian

pada usaha budidaya pembesaran ikan konsumsi khususnya ikan nila yakni

terdapat tugas masing-masing dari struktur organisasinya yakni ketua, bendahara,

sekretaris, humas dan saprodi/benih. Dan untuk usaha yang dijalankan Pak Wasis

Page 78: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

64

langsung dipimpin beliau karena sekaligus pemilik usaha kemudian membawahi

seorang seksi perawatan dan seksi pemanen serta pemasaran.

3. Penggerakan (Actuating)

Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses menjalankan kegiatan

dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pemimpin atau manajer

harus menggerakkan bawahan serta karyawan untuk mengerjakan pekerjaan

yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi

petunjuk dan motivasi (Primyastanto dan Istikharoh, 2006).

Dalam fungsi pengorganisasian telah dijelaskan bahwa pergerakan struktur

organisasi masih belum berjalan sebagai mana tugas masing-masing. Hal ini

disebabkan karena anggota yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok. Bapak

Wasis selaku ketua kelompok telah melaksanakan tugasnya dengan mengikuti

perencanaan dengan baik serta memberikan motivasi, informasi, dan menerima

berbagai masukan dari para anggota Kelompok Budidaya Murih Makmur.

Selama 13 tahun berdirinya usaha, pak Wasis tidak melakukan sebuah

pergerakan dalam hal merangsang para karyawan agar bekerja lebih baik. Agar

karyawan bekerja lebih baik hanya di titik beratkan kepada pengawasan yang

dilakukan. Namun cara tersebut tidak ampuh untuk menciptakan para pekerja

yang antusias, maka dari itu pak Wasis berencana untuk melakukan pemberian

bonus kepada karyawan sebagai suatu bentuk pacuan kepada para karyawan

agar bekerja lebih baik lagi. Sistem bonus yang direncanakan belum ditentukan

akan diberikan kepada seluruh karyawan atau hanya kepada salah satu karyawan

terbaik saja. Hal ini terjadi karna pak Wasis masih mempertimbangkan rencana

tersebut dengan keadaan finansial yang ada.

Page 79: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

65

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas,

apakah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan

maka akan segera dikendalikan (Primyastanto dan Istikharoh, 2006).

Pengawasan dapat dikatakan sebagai salah satu kunci agar aspek

manajemen terlaksana dengan baik. Pengawasan dapat dilakukan secara berkala

ataupun setiap saat dari mulai pembesaran sampai dengan pendistribusian.

Pengawasan pada setiap jenis usaha dalam hal tenaga kerja yang dilakukan pada

usaha Pak Wasis masih sangat sederhana. Dikarenakan kolam pembesaran

masih berdekatan dengan rumah pemilik usaha maka pengawasan yang dilakukan

yaitu setiap saat. Sistem pengawasan yang dilakukan pun tanpa ada acuan dasar

penilaian pengawasan yang tetap. Maka dari itu hal ini juga menjadi salah satu

yang harus diperhatikan dalam jangka panjang apabila usaha akan dikembangkan

menjadi lebih besar.

Pelaksanaan fungsi pengawasan pada usaha pak Wasis meliputi evaluasi

terhadap kegiatan teknis budidaya pembesaran ikan nila yakni pembelian benih,

pembesaran, pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan dan pemasaran.

Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh setiap pemilik usaha di Kelompok Budidaya

Murih Makmur. Kegiatan pengawasan kolam terutama malam hari untuk

memastikan ikan yang dibudidayakan aman dari pencurian.

5.5 Aspek Pemasaran

Produk dengan mutu dan kualitas yang baik namun tidak di pasarkan secara

maksimal maka produk juga tidak akan maksimal terjual di pasaran. Pemasaran

dapat dikatakan sebagai seni bagaimana produsen memasarkan produk yang

dihasilkan kepada khalayak ramai agar kelebihan maupun tujuan dari produk

Page 80: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

66

tersebut tersampaikan dengan baik dan benar. Sehingga dengan begitu dapat

meningkatkan minat konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Pada usaha pak Wasis akan ada 2 bahasan mengenai aspek pemasaran

yang terjadi. Kedua bahasan tersebut yaitu strategi pemasaran, bauran

pemasaran.

1. Strategi Pemasaran

a. Segmentasi Pasar

Menurut Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk (2007), segmentasi pasar

dapat dikatakan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen

yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sidat yang sama dan kemudian

memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran

yang berbeda. Dengan kata singkat, merupakan mengelompokkan konsumen

yang heterogen dan homogen dengan tujuan pemasaran produk yang dihasilkan.

Jadi, memberikan perhatian yang lebih besar kepada sekelompok yang dituju

tersebut.

Segmentasi pasar yang dipilih pada usaha pak Wasis yaitu membidik

masyarakat umum. Hal ini dikarenakan bahwa ikan nila merupakan lauk pauk yang

bisa dikonsumsi oleh semua kalangan. Kemudian berdasarkan komponen

demografis meliputi dari semua gender sebagai konsumennya, semua kelas

sosial, dan usia anak-anak hingga orang tua. Kemudian produk ikan nila hasil dari

usaha pak Wasis biasanya di jual kepada kalangan menengah ke bawah.

Sedangkan untuk segmentasi geografis wilayah pemasaran ikan nila

memprioritaskan dari segmen pasar sekitar dalam wilayah jawa timur seperti di

kota Malang, Blitar dan Kediri. Hal ini dikarenakan saluran distribusi yang tidak

terlalu panjang akan menjaga kualitas dari Ikan agar tetap segar.

Page 81: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

67

b. Target Pasar

Proses penetapan pasar sasaran, mengevaluasi daya tarik masing-masing

segmen pasar dan memilih satu atau beberapa segmen pasar untuk dilayani

kebutuhannya. Pada tahap ini, perusahaan memilih segmen yang memiliki

kesesuaian dengan kemampuan perusahaan dan menjadikannya sebagai pasar

sasaran yang akan dilayani kebutuhan dan keinginannya. Penetapan yang

dilakukan dapat berasal dari satu segmen pasar atau beberapa segmen pasar

(Suharno dan Yudi Sutarso, 2010).

Setelah mengevaluasi daya tarik dari masing-masing segmen dan memilih

segmen mana yang menguntungkan. Dengan usaha yang sudah dijalankan oleh

pak Wasis, maka memilih single-segment concentration atau memilih satu segmen

pasar tunggal dengan pertimbangan segmen tersebut tepat untuk usaha tersebut.

Target pasar khusus yang dijadikan objek penjualan yakni pengepul dan

masyarakat dikalangan ekonomi menengah.

c. Market Positioning

Tahap selanjutnya setelah perusahaan melakukan target pasar maka

perusahaan harus memikirkan bagaimana caranya produk yang dihasilkan dapat

diterima di pasaran sekaligus dapat bersaing dengan kompetitor lain. Menurut

Sunarto (2004), menetapkan posisi pasar yang akan dituju yaitu proses agar

produk mendapatkan tempat yang jelas, dapat dibedakan, dan diharapkan secara

relatif terhadap produk pesaing dalam benak konsumen sasaran. Sehingga

memposiskan keadaan produk di hati konsumen adalah hal penting yang harus

diperhatikan untuk keberlanjutan produk yang dijual.

Keberadaan produk ikan nila pada usaha pak Wasis dipasaran dapat

dikatakan menjadi salah satu produk yang bagus. Para konsumen dan pengepul

Page 82: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

68

memilih membeli ikan nila pada pak Wasis dibandingkan pada tempat lain. Namun

juga ada konsumen yang membeli produk di tempat lain, karena kualitas produk

yang dijual juga sama produk ikan nila yang segar, enak, dengan tekstur tidak

keras dan bersih. Hal tersebut terjadi karena pak Wasis tidak pernah

mencampurkan bahan kimia pada saat budidaya pembesaran ataupun

pemeliharaannya.

d. Saluran Pemasaran

Sebagaian besar produsen dalam memasarkan produknya menggunakan

perantara dengan cara membentuk suatu distribusi pemasaran. Distribusi

pemasaran yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam

keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa

tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial

dan distribusi pemasaran bias juga disebut saluran distribusi (Swastha, 1993).

Dalam usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) Pak Wasis

memasarkan hasil budidaya nya langsung pada pedangan, pengumpul yang ada

di Desa Jatigui Ataupun di Kecamatan Karangakates. Setelah itu oleh pedagang

pengupul baru diecerkan kepada pedagang pengecer dan juga dijual langsung ke

pasar yang berada di Kabupaten Malang tetapi tidak jarang para pedagang

pengecer atau konsumen yang langsung datang ke tempat usaha pembesaran

ikan Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur untuk membeli hasil pembesarannya.

Ada 3 komponen pendukung yang memegang peranan penting dalam system

distribusi bisnis perikanan komponen pendukung tersebut adalah konsumen,

produsen dan pedagang perantara. Untuk saluran pemasaran dapat dilihat pada

gambar 13.

Page 83: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

69

Gambar 13. Saluran Pemasaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Kelompok Budidaya Murih Makmur

2. Bauran Pemasaran

Marketing mix merupakan komponen-komponen variabel yang digunakan

perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sehingga

bauran pemasaran dapat disimpulkan sekumpulan variabel terkendali yang mana

satu dengan yang lain berkaitan dan dikombinasikan oleh perusahaan dengan

tepat agar menjadi satu bauran yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama.

Berikut pembahasan bauran pemasaran dilihat dari pembagiannya pada usaha

Bapak Wasis:

a. Product (Barang)

Product atau barang yang diinginkan oleh konsumen di pasaran berbeda-

beda sesuai dengan jenis usaha yang dilakukan. Seperti pada usaha budidaya

pembesaran ikan Nila yang mana produk yang dihasilkan digunakan untuk

konsumsi. Konsumen menginginkan ikan yang segar dan juga berdaging tidak

keras. Jenis produk seperti inilah yang selalu diupayakan untuk dihasilkan. Hal ini

menjadi satu hal positif untuk memikat para konsumen dan juga dapat menjadi

boomerang yang man aapabila suatu waktu tidak terpenuhi akan membuat

kekecewaan pada konsumen.

PEMBUDIDAYA PASAR /

KONSUMEN

PEDAGANG

PENGECER

PEDAGANG

PENGUMPUL

Page 84: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

70

b. Price (Harga)

Untuk harga sendiri usaha pak Wasis tidak terlalu mematok harga terlalu tinggi

untuk para konsumennya. Untuk harga jual Bapak Wasis biasanya melihat bulan

tertentu agar ikan budidayanya dapat dijual harga tertinggi, biasanya berkisar

antara Rp.15.000 sampai Rp.21.000. Karena harga ikan juga tergantung kondisi

pasar yang ada disekitar.

c. Place (Tempat)

Bapak Wasis juga melakukan kegiatan jual beli produknya kepada para

konsumen secara langsung di rumah produksinya. Namun, terkadang penjualan

tidak hanya di rumah produksi (menunggu konsumen datang) tetapi juga langsung

diambil oleh pengepul daerah setempat. Daerah pemasaran untuk hasil

pembesaran ikan dipasarkan ke pedagang besar dan pedagang kecil yang ada

Desa Jatigui dan di daerah Kabupaten Malang. Dan biasanya beberapa

pengumpul yang berasal dari daerah Kepanjen yang dipasarkan kembali ke

Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar.

d. Promotion (Promosi)

Promosi yang dilakukan oleh pak Wasis bisa dikatakan belum ada. Hanya

mengandalkan informasi dari mulut ke mulut dari para konsumen langganan dinilai

tidak efektif. Walaupun mitra usaha yang dimiliki beberapa berasal dari luar kota

tetap saja tidak suatu hal yang menjanjikan. Pemasangan nama usaha juga

dipasang di depan rumah produksi, namun hal itu tidak terlalu berhasil untuk

mengikat para konsumen untuk datang melirik. Sehingga pemilik memiliki

beberapa rencana promosi yang lebih modern agar konsumen lebih luas dapat

terjangkau. Salah satunya dengan media online seperti yang sedang marak

dilakukan para pengusaha lainnya.

Page 85: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

71

5.6 Analisis Peningkatan Usaha dengan Business Model Canvas

Pengembangan usaha dengan Business Model Canvas adalah suatu cara

baru dalam menggali point-point apa saja yang dapat dimaksimalkan demi

keberlangsungan usaha yang sedang dijalankan. Pengembangan usaha dengan

Business Model Canvas sudah beberapa kali dipakai dalam suatu penelitian.

Terbukti dari hasil penelitian tersebut bahwa pengembangan usaha dengan

Business Model Canvas dapat memudahkan strategi yang akan dilakukan.

Business Model Canvas memiliki 9 blok bangunan.

Blok bangunan tersebut berguna untuk memudahkan dalam membuat suatu

pengembangan usaha dengan business model canvas. Seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya pada bab tinjauan pustaka. Ada 9 blok bangunan, berikut

penjabarannya yang disertai dengan ide pengembangan yang direncanakan oleh

usaha pak Wasis sekaligus ketua Kelompok Budidaya Murih Makmur :

1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)

Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau

organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan.

Perusahaan dapat mengelompokkan beberapa segmen-segmen berbeda

berdasarkan kesamaan, kebutuhan, perilaku atau atribut lain. Organisasi atau

perusahaan harus memutuskan segmen mana yang akan dilayani dan mana yang

akan diabaikan.

Segmen pelanggan pada Business Model Canvas memiliki persamaan

dengan cara penetapan segmentasi pasar dan target pasar yang di bahas pada

aspek pemasaran pada point strategi pemasaran. Kemudian berdasarkan

komponen demografis meliputi dari semua gender sebagai konsumennya, semua

kelas sosial, dan usia anak-anak hingga orang tua. Kemudian produk ikan nila

Page 86: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

72

hasil dari usaha pak Wasis biasanya di jual kepada kalangan menengah ke bawah.

Sedangkan untuk segmentasi geografis wilayah pemasaran ikan nila

memprioritaskan dari segmen pasar sekitar dalam wilayah jawa timur seperti di

kota Malang, Blitar dan Kediri.

Sehingga pada peningkatan daya saing usaha dengan Business Model

Canvas pada blok customer segments yang direncanakan oleh pak Wasis demi

menghadapi suatu persaingan kedepannya yaitu meningkatkan segmentasi pasar

berdasarkan geografi dengan menjual produk eceran ikan nila dipasar lain dan

juga menyediakan produk untuk para pengepul lain.

2. Value Propositions (Proporsi Nilai)

Blok bangunan proposi nilai menggambarkan gabungan antara produk

dengan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Setiap

proporsi nilai berisi gabungan produk dan/atau jasa tertentu yang melayani

kebutuhan segmen pelanggan spesifik. Proporsi nilai lain kurang lebih akan sama

dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut

tambahan.

Untuk proposi nilai sebelum diberlakukan pada Business Model Canvas, telah

digambarkan pada aspek pemasaran yang dibahas pada point produk, harga serta

diferensiasi produk. Pada aspek pemasaran dibahas bahwa pasar akan lebih suka

dengan produk ikan nila yang segar dan berdaging tidak keras. Hal ini yang

menjadi salah satu dasaran bagi perencanaan untuk meningkatkan daya saing

usaha oleh pak Wasis dalam pengembangan usaha pada point proporsi nilai. Pak

Wasis beranggapan bahwa meningkatkan kualitas produk sesuai dengan

kemauan pasar akan menjadi salah satu daya tarik untuk menambah konsumen.

Page 87: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

73

Harga merupakan salah satu yang harus dipikirkan terlebih dahulu oleh pak

Wasis, semakin tinggi harga yang dipatokkan semakin sedikit konsumen yang

akan membeli produk yang dihasilkan begitu pula sebaliknya. Maka dari itu, pak

Wasis tidak mematok harga yang terlalu tinggi. Harga yang rendah tentunya telah

diperhitungkan oleh pak Wasis sebelumnya agar tidak terjadi kerugian.

Tidak terdapat diffrensiasi produk yang berarti pada produk usaha pak Wasis.

Hanya terletak pada proporsi nilai kualitas produk yang memiliki rasa yang enak

dan baik serta bersih seperti yang telah diulas pada point differinsiasi produk

sebelumnya. Namun, hal ini salah satu hal identitas produk yang dimiliki usaha pak

Wasis yang perlu dipertahankan dan dikembangkan untuk mengikat lebih banyak

pelanggan.

Dari keadaan yang telah ada, maka perlu dilakukan pengembangan proporsi

nilai yang ada agar produk dari usaha pak Wasis dapat bersaing di kemudian hari

apabila dilakukan pengembangan usaha. Pengembangan proporsi nilai yang

direncanakan oleh pak Wasis dapat bersifat kuantitatif (misalnya harga dan

kecepatan layanan) atau kualitatif (misalnya desain dan pengalaman pelanggan.

Untuk rencana peningkatan daya saing usaha pak Wasis akan dilakukan

pengembangan proporsi nilai dalam hal:

a. Mempertahankan merek/status produk usaha. Serta lebih menguatkan status

produk yang ikan berukuran besar, sehat, bersih, tanpa bahan kimia.

b. Proporsi nilai harga produk. Pak Wasis melakukan rencana peningkatan

dalam aspek ini dengan memberikan tawaran harga jual yang lebih murah

kepada pedagang pengepul dan pengecer pemberian potongan sebesar Rp

500 per kilogram untuk pembelian lebih dari 1 kwintal.

Page 88: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

74

c. Membuat kesepakatan dengan pedagang pengepul untuk tetap membeli

produk pada usaha pak Wasis, meskipun harga ikan di pasaran sedang turun.

Namun pak Wasis memberikan harga jual yang murah kepada pedagang

pengepul tersebut.

e. Pengembangan proporsi nilai dalam hal kemudahan konsumen mengakses

informasi maupun pemesanan.

3. Chanel (Saluran)

Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan

berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk

memberikan proporsi nilai. Pada usaha pak Wasis sebelumnya hanya

maksimalkan tahap awareness, yaitu menginformasikan produk kepada calon

pelanggannya. Dengan menggunakan telepon seluler untuk berkomunikasi

dengan pedagang pengepul. Namun pada peningkatan daya saing usaha dengan

Business Model Canvas ini dibahas point bagaimana menjaga hubungan dengan

pelanggan. Sehingga pak Wasis harus melakukan suatu perencanaan

peningkatan segmen pelanggan yang akan dijangkau dengan cara

memaksimalkan tenaga penjualan, dalam hal ini yaitu fungsi salesman (direct) dan

juga memaksimalkan penjualan di rumah sendiri, serta memasarkan secara

online.

4. Customer Relationship (Hubungan pelanggan)

Blok bangunan hubungan pelanggan yang menggambarkan berbagai jenis

hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik.

Dalam hal ini akan dijelaskan rencana peningkatan proporsi nilai hubungan

pelanggan seperti apa yang akan dilakukan, jenis hubungannya, seberapa

mahalkan jenis hubungan itu.

Page 89: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

75

Pada usaha pak Wasis sebelumnya tidak ada hal khusus yang dilakukan

perusahaan untuk hal seperti ini. Namun, dalam 2 tahun terakhir ini pak Wasis

melakukan kesepakatan khusus kepada pedagang pengepul. Tujuannya yakni

agar pedagang pengepul tersebut tetap membeli produk dari usaha nya meskipun

kondisi dipasar sedang turun, dan memberikan harga khusus serta lebih murah

terhadap pedagang pengepul tersebut. Jadi akan tetap ada transaksi meskipun di

bulan tertentu harga ikan sedang turun. Selain itu membuat suatu komunitas

pedagang pengepul juga harus dilakukan oleh pak Wasis. Hal itu dilakukan untuk

meningkatan kualitas hubungan dengan pelanggan, serta bertujuan meluaskan

segmen pasar kepada pengepul lain yang tersebar pada pasar di daerah lain.

5. Revenue Streams (Arus Pendapatan)

Blok bangunan arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan

perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi

pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). Arus pendapatan kurang lebih

dibahas pada aspek finansial. Arus pendapatan usaha pak Wasis hanya berasal

dari penjualan produk (asset sale). Dari hasil perhitungan nilai R/C Ratio per siklus

panen mencapai 2,70. Dengan demikian nilai ratio lebih besar daripada satu,

sehingga usaha yang dilakukan telah mencapai keuntungan. Pada usaha

pembesaran ini, jumlah penerimaan per siklus 1 tahun adalah sebesar Rp.

102.000.000,00 dan biaya total sebesar Rp. 37.000.000,00,-. yang dimana

pendapat ini diperoleh dari hasil produksi persiklus sebesar 6.000kg. Arus

pendapatan juga sudah menunjukan angka yang cukup tinggi, keuntungan yang

dihasilkan dari usaha pak Wasis dalam siklus per tahun sebesar Rp. 64.000.000,-

Namun, untuk berjaga-jaga sebagai pemasukan tambahan saat usaha di

kembangankan, pak Wasis berencana melakukan penambahan arus pendapatan.

Page 90: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

76

Selain mendapat dari penghasilan tetap perusahaan, akan dilakukan pemasangan

iklan produk di sekitar lingkungan perusahaan yang dapat dilihat orang banyak.

Dengan pemasangan iklan tersebut, diharapkan perusahaan akan mendapatkan

customer untuk mendapat tambahan pendapatan pada usaha tersebut.

6. Key Resources (Sumber Daya Utama)

Blok bangunan sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting

yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Sumber daya tersebut

dapat berupa aset fisik (keramba jaring apung, perahu, sepeda motor), finansial

(modal dan keuntungan), intelektual atau manusia (tenaga kerja). Sumber daya

utama dapat disewa oleh perusahaan atau diperoleh dari mitra utama.

Hal ini sesuai dengan aspek teknis, rencana yang harus dilakukan oleh pak

Wasis seperti pengembangan tempat usaha dan bibit ikan yaitu penambahan

kolam serta jenis ikan yang akan dibudidayakan. Rencana tersebut tentunya perlu

dikaji terlebih dahulu, karena akan berimbas pada aspek teknis dan manajemen

dalam usaha tersebut.

7. Key Activities (Aktivitas Kunci)

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus

dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat berkerja. Setiap model bisnis

memerlukan aktivitas-aktivitas kunci berupa tindakan-tindakan terpenting yang

harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan benar. Konsep ini sama

dengan pembahasan aspek pemasaran pada point produk. Pada point tersebut

dijelaskan jenis produk seperti apa yang diinginkan konsumen.

Saat kita sudah mengetahui jenis produk seperti apa yang diinginkan oleh

konsumen, kita bisa melihat pada pembahasan aspek pemasaran point produk,

Page 91: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

77

hal tersebut dapat dimasukkan pada rencana peningkatan daya saing usaha

dengan Businees Model Canvas yang harus dilakukan oleh pak Wasis untuk di

evaluasi. Sehingga hal yang harus dikerjakan dengan benar oleh pak Wasis

adalah proses pembesaran ikan nila, proses pemberian obat terhadap hama,

menjaga kondisi jaring ketika banjir datang agar kualitas ikan nila tersebut terjaga.

8. Key Partnership (Kemitraan Utama)

Blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan

mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Seperti hal yang sudah

dilakukan, pak Wasis mengumpulkan kelompok pengepul guna menjaga

komunikasi untuk meningkatkan sektor pemasaran dan juga menitipkan

produknya ke toko retail. Selain itu pak Wasis harus menciptakan aliansi strategis

antara non-pesaing dan coopetition (kemitraan strategis antarpesaing) guna

mengoptimalkan usahanya, yang dapat mengurangi risiko atau memperoleh

sumberdaya mereka.

9. Cost Structure (Struktur Biaya)

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk

mengoperasikan model bisnis. Struktur biaya yang akan dipilih untuk melakukan

pengembangan usaha ini yaitu terpacu biaya yang berarti fokus yang ada pada

peminimalan biaya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

struktur biaya seramping mungkin, menggunakan proposisi nilai dengan harga

rendah, otomatisasi maksimum, dan outsourcing secara ekstensif. Perhitungan

detail mengenai struktur biaya untuk mengimbangi perencanaan usaha yang

direncanakan sebelumnya oleh pak Wasis ini dapat didukung dari hasil

perhitungan aspek finansial.

Page 92: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

78

Penjabaran perencanaan pengembangan usaha pak Wasis yang ditunjukan

dalam bentuk aktivitas yang akan dilakukan menurut 9 proposi nilai yang telah

dijabarkan dapat digambarkan dengan skema analisis business model canvas

pada gambar 14.

5.7 Strategi Peningkatan Usaha Business Model Canvas dengan Analisis

SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)

Pengembangan usaha dengan bantuan Business Model Canvas sudah

terbuat dengan rinci sesuai dengan 9 blok bangunan yang telah ditetapkan.

Kemudian, untuk menguji apakah strategi tersebut dapat berjalan dengan

sebagaimana mestinya dilakukan lah uji analisis SWOT.

KP (Key

Parnership)

KA (Key

Activities)

VP (Value

Proposition)

CR (Customer

Realithionshp)

CS (Customer

Segments)

CS (Cost Stricture)

RS (Revenue Streams)

CR

KR (Key

Resources)

CH (Channel)

Kelompok

Budidaya

Murih

Makmur

Aliansi

strategis non

pesaing

Proses

pemeliharaan

hingga panen

Lahan usaha

SDM

Ikan Nila

Ukuran ikan

besar, segar dan

bersih

Proses

pembesaran ikan

tanpa bahan

kimia

Harga untuk

pedagang

pengepul lebih

murah

Kesepakatan

dengan pengepul

Telepon seluler

Toko Sendiri

Pedagang

pengepul dan

masyarakat

didaerah

sekitar

Masyarakat

dengan

ekonomi kelas

menengah

Seluruh biaya

Online

Penanggulangan

hama

Coopetition

antar pesaing

Komunitas

pedagang

Tenaga penjual

Penjualan produk ikan nila

Gambar 14. Model 9 Block Analisis Business Model Canvas Kelompok Budidaya

Murih Makmur

Modal pribadi

Page 93: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

79

Menurut Rangkuti (2009), analisis SWOT merupakan suatu identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan

peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan

keputusannya selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis, dan

kebijakan perusahaan.

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dan faktor

eksternal usaha dengan memberikan skor pada faktor internal dan eksternal

faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan, faktor eksternal meliputi peluang

dan ancaman. Pada analisis SWOT ini dilakukan dengan cara mencari kekuatan,

kelemahan, peluang serta ancaman berdasarkan 9 blok bisnis model kanvas yang

diuraikan dalam bentuk tabel analisis berikut :

No. Faktor S W O T

1 Customer

segments

Segmentasi pasar

yang jelas ada

- Kerja sama

dengan tenaga

pengecer untuk

meluaskan

segmentasi

pasar

-

2 Value

proposition

Harga yang

diberikan untuk

pedagang

pengepul lebih

murah, proses

pembesaran tanpa

bahan kimia

- Ukuran ikan

lebih besar dan

segar

Produk

perikanan

yang segar

Tabel 2. Tabel Analisis SWOT Kelompok Budidaya Murih Makmur

Page 94: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

80

No. Faktor S W O T

3 Channels Menggunakan

telepon seluler

untuk

berkomunikasi

dengan pedagang

- Penambahan

tenaga

penjualan

salesman,

penjualan

melalui media

online

-

4 Customer

relathionship

Kesepakatan

penjualan dengan

pedagang

pengepul

- Membuat

komunitas

pedagang

pengepul

-

5 Revenue

streams

- - Dengan

membuat

periklanan

-

6 Key resources Lahan yang

memadahi, bibit

ikan nila yang

mudah didapat

SDM yang

tidak

berkompeten

- -

7 Key

partnership

Kelompok

budidaya murih

makmur

Melakukan

aliansi strategis

dan

Kemitraan antar pesaing (coopetition)

Kemitraan

antar pesaing

yang belum

terbentuk

dengan baik

8 Key activities Proses

pembesaran

hingga produksi

lancar

Proses untuk

pemanenan

yang tidak

menentu

- -

9 Cost structure Biaya usaha

pembesaran yang

mencukupi

- - Biaya SDM

yang

semakin

meningkat

Page 95: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

81

Faktor internal dan faktor eksternal di atas akan diuraikan lagi menjadi

beberapa aktivitas atau tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan blok

bangunannya yang kemudian akan diidentifikasi dan dianalisis. Langkah

selanjutnya faktor – faktor tersebut dimasukkan ke dalam tabel analisis faktor

internal (IFAS) dan faktor eksternal (EFAS) kemudian diberikan bobot dan juga

ranking. Pemberian bobot dan ranking dilakukan atas dasaran metode

pengamatan langsung yang dilakukan saat penelitian. Meotode ini sesuai dengan

beberapa metode yang ditawarkan dalam analisis SWOT menurut Nazir (1988).

Menurut Nazir (1988), metode pengamatan langsung dilakukan dengan cara

pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat

standart lain untuk keperluan tersebut. Cara pengamatan juga tidak memiliki

standart tertentu yang terpenting adalah fenomena dapat dicatat dan prilaku dapat

diketahui dengan jelas.

Menurut Rangkuti (2014), faktor – faktor strategis internal dan eksternal

diberikan bobot dan nilai (rating) berdasarkan beberapa pertimbangan.

Pembobotan pada lingkungan internal tingkat kepentingannya didasarkan pada

tingkat kepentingan atau ergensi penanganan dengan skala 1 sampai 5 (1 = tidak

penting, 5 = sangat penting). Setelah itu menjumlahkan bobot dengan kekuatan

dan bobot kelemahan. Kemudian dihitung bobot relatif untuk masing-masing

indikator yang terapat pada kekuatan dan kelemahan, sehingga total nilai bobot

tersebut menjadi 1 atau 100%. Dengan cara yang sama dihitung bobot dan bobot

relatif untuk peluang dan ancaman.

Setelah kedua langkah di atas dilakukan selanjutnya tentukan rating. Rating

merupakan analisis kita terhadap kemungkinan yang akan terjadi dalam jangka

pendek. Nilai rating untuk variabel kelemahan diberi nilai 1 sampai 5. Nilai 1 untuk

indikator kinerja yang semakin menurun dibandingkan pesaing utama. Nilai 2

Page 96: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

82

untuk kinerja sama dengan pesaing utama. Sedangkan diberi nilai 4 atau 5, kalau

indikator tersebut lebih baik dibandingkan pesaing utama. Semakin tinggi nilainya

kinerja indikator tersebut akan semakin baik dibandingkan pesaing utama.

Nilai rating variabel kelemahan diberi nilai 1 sampai 5. Nilai 1 kalau indikator

tersebut semakin banyak kelemahannya dibandingkan pesaing utama. Nilai 5

untuk kelemahan indikator yang semakin menurun dibandingkan pesaing utama

pada tahun depan. Bila ditarik kesimpulan sederhana dari pemberian nilai rating

pada variabel kelemahan atau variabel ancaman berkebalikan dengan pemberian

nilai rating untuk variabel kekuatan dan variabel peluang.

Nilai score diperoleh dari hasil nilai bobot dikali nilai rating. Total nilai score

untuk faktor internal apabila menunjukkan nilainya mendekati 1, semakin banyak

kelemahan internalnya dibandingkan kekuatannya. Sedangkan semakin nilai

mendekati 4, semakin banyak kekuatannya dibandingkan kelemahannya. Sama

halnya dengan faktor eksternal semakin total nilai score mendekati 1, semakin

banyak ancamannya dibandingkan dengan peluang. Apabila total nilai score

mendekati 4, artinya semakin banyak peluang dibandingkan ancaman.

Setelah semua tahap penilaian di atas telah dilakukan, gabungkan kedua

kondisi internal dan eksternal lalu masukkan dalam matriks internak eksternak,

sehingga dapat diketahui posisi persaingan yang akan terjadi sehngga dengan

begitu dapat ditentukan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan.

5.7.1 Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang meliputi kekuatan dan kelemahan

dalam suatu pengembangan usaha dan faktor ini dapat digunakan dalam

penentuan strategi pengembangan usaha. Berikut beberapa kekuatan dan

kelemahan yang dirangkum dari 4 faktor internal dalam business model canvas

Page 97: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

83

yang sudah dibuat sebelumnya. Secara rinci, aktivitas atau tindakan yang harus

dilakukan dalam pengembangan usaha dengan business model canvas yang

termasuk dalam faktor internal dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tabel aktivitas /tindakan dari setiap blok bangunan faktor internal

No Faktor Internal Aktivitas /Tindakan

1 Customer segment Segmentasi pasar yang jelas

2 Value proposition Ikan sehat dan tanpa bahan kimia

Harga untuk pedagang pengepul

lebih murah

3 Channel Menggunakan telepon seluler

untuk berkomunikasi

4 Customer relationship Kesepakatan penjualan dengan

pengepul

5

Key resources

Tempat yang memadai

SDM yang tidak memadai

Bibit ikan nila yang mudah didapat

6 Key partnership Kelompok budidaya Murih

Makmur

7 Key activities Proses pembesaran hingga

produksi lancar

Proses panen yang tidak tentu

8 Cost structure Biaya usaha yang mencukupi

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki pada usaha pembesaran ikan nila Pak Wasis pada

Kelompok Budidaya Ikan “Murih Makmur” yaitu sebagai berikut:

Page 98: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

84

a. Segmentasi pasar yang jelas

Segmentasi pasar yang sudah ditentukan berdasarkan geografis dan

demografisnya, merupakan kekuatan bagi perusahaan tahu dimana produk

tersebut akan dijual sesuai target pasar. Berdasarkan hal tersebut maka diberi

bobot 3 dan rating 2 karena faktor tersebut penting dan cukup berpengaruh

terhadap usaha.

b. Ikan sehat dan tanpa bahan kimia

Image yang selama ini melekat pada produk usaha pak Wasis yaitu produk

ikan nila yang sehat dan tanpa bahan kimia. Image ini akan menjadi kekuatan dan

bisa menjadikan konsumen setia apabila senantiasa produk yang dihasilkan selalu

seperti itu. Berdasarkan hal tersebut maka diberi bobot 1 dan rating 3 karena faktor

tersebut penting dan berpengaruh terhadap usaha.

c. Harga yang diberikan kepada pedagang pengepul lebih murah

Setiap pembelian dengan jumlah yang banyak oleh pedagang pengepul, pak

wasis memberikan potongan harga lebih murah untuk per kilo ikan. Dan tentunya

itu akan menjadi kekuatan dalam usaha pembesaran ikan pak Wasis. Berdasarkan

hal tersebut maka diberi bobot 4 dan rating 4 karena faktor tersebut sangat penting

dan berpengaruh terhadap usaha.

d. Penggunaan telepon seluler

Menginformasikan produk yang akan dijual kepada pengepul dan menjaga

komunikasi antar kelompok pedagang pengepul merupakan salah satu kekuatan

dalam usaha tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka diberi bobot 4 dan rating 3

karena faktor tersebut sangat penting dan cukup berpengaruh terhadap usaha.

Page 99: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

85

e. Kesepakatan penjualan dengan pengepul

Kesepakatan yang dilakukan oleh pak Wasis dengan pedagang pengepul

untuk tetap bertransaksi bisa menjadi salah satu kekuatan untuk menjaga produk

agar tetap laku dan siklus pendapatan terjaga. Hal itu tentunya juga diimbangi

dengan permintaan harga pada pasar yang bisa naik ataupun turun. Berdasarkan

hal tersebut maka diberi bobot 4 dan rating 4 karena faktor tersebut sangat penting

dan berpengaruh terhadap usaha.

f. Tempat yang memadai

Usaha Pak Wasis merupakan jenis usaha yang memiliki tempat terpisah

dengan pemilik dari perusahaan tersebut. Masih terdapat lahan kosong di waduk

Lahor untuk mengembangkan perusahaan seperti membuat keramba jaring apung

kembali. Berdasarkan fakta tersebut maka diberi bobot 3 dan rating 2. Artinya

faktor tersebut berpengaruh dan cukup penting untuk kelangsungan usaha.

g. Benih Ikan nila yang mudah didapat

Benih ikan nila yang mudah didapat bisa menjadi kekuatan dalam usaha yang

dikelola pak Wasis, hal tersebut akan menghindarkan usaha pak Wasis dari

kelangkaan bibit yang berdampak pada berjalannya siklus dan proses

pembesaran usaha. Berdasarkan fakta tersebut maka diberi bobot 1 dan rating 2.

Artinya faktor tersebut berpengaruh dan penting untuk kelangsungan usaha.

h. Besarnya peran Kelompok Budidaya Ikan “Murih Makmur”

Awal dalam membangun usaha dan proses pembuatan keramba jaring apung

dibantu oleh Kelompok Budidaya “Murih Makmur”. Selain itu rapat yang diadakan

sebulan sekali untuk memberikan masukan serta saran mengenai proses

pembesaran ikan nila merupakan kekuatan yang dimiliki oleh usaha pak Wasis.

Page 100: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

86

Berdasarkan fakta tersebut maka diberi bobot 1 dan rating 2. Artinya faktor

tersebut berpengaruh dan penting untuk kelangsungan usaha.

i. Proses pembesaran hingga produksi yang lancar

Proses pembesaran hingga produksi yang dilakukan pada usaha tergolong

lancar, mulai dari pembelian bibit hingga perawatan. Walaupun terkadang ada

hama yang membuat kualitas ikan nila menurun , sehingga diperlukan pengecekan

setiap bulan untuk mengatasinya. Proses produksi yang lancar ini dapat terus

dilakukan agar menjadi suatu kekuatan penting demi keberlangsungan

perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka diberi bobot 3 dan rating 2 karena

faktor tersebut penting dan cukup berpengaruh terhadap usaha.

j. Biaya usaha yang mencukupi

Suatu usaha tentunya tidak terlepas dari modal biaya yang dikeluarkan,

dan semua biaya yang digunakan pak Wasis menggunakan modal pribadi , serta

keuntungan yang menjadi kekuatan selama ini yang cukup untuk membuat usaha

tersebut tetap beroperasi. Berdasarkan hal tersebut maka diberi bobot 2 dan rating

2 karena faktor tersebut penting dan cukup berpengaruh terhadap usaha.

2. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan yang dimiliki usaha pembesaran ikan nila Pak Wasis Kelompok

Budidaya Ikan “Murih Makmur” di dalamnya yaitu sebagai berikut:

a. SDM yang tidak berkompeten

Sumber Daya Manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu hal kunci

demi keberlangsungan usaha. Tenaga kerja yang ada pada usaha Pak Wasis

sebelumnya cukup untuk melakukan aktivitas produksi yang ada, namun sangat

sedikit untuk melakukan pengembangan usaha kedepannya. Berdasarkan fakta

Page 101: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

87

tersebut maka diberi bobot 4 dan rating 4. Artinya faktor tersebut sangat

berpengaruh dan penting untuk kelangsungan usaha.

b. Proses panen terkadang tidak menentu

Proses panen terkadang tidak menentu, bias diundur atau dimajukan karena

melihat kondisi pasar agar harga jual lebih baik ataupun sebaliknya. Dan juga

karena faktor lokasi pembesaran, biasa pada bulan tertentu air bah akan datang

dan surut. Berdasarkan fakta tersebut maka diberi bobot 5 dan rating 4. Artinya

faktor tersebut sangat berpengaruh dan penting untuk kelangsungan usaha.

Faktor – faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang telah

diidentifikasi dan dianalisis, langkah selanjutnya faktor – faktor tersebut

dimasukkan ke dalam tabel analisis faktor internal (IFAS) kemudian diberikannya

skors. Berikut ini tabel matriks IFAS pada usaha pembesaran ikan nila milik Pak

Wasis yang dapat dilihat pada tabel 4.

Page 102: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

88

Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)

No Faktor Strategi Internal (IFAS) Bobot Relative

(R)

Ranking

(R)

Skor

(R×R)

Kekuatan

1 Segmentasi pasar yang jelas 3 0,08 2 0,26

2 Potongan harga untuk pedagang

pengepul

4 0,11 4 0,44

3 Ikan bersih dan tanpa bahan kimia 1 0,02 3 0,06

4 Menggunakan telepon seluler untuk

berkomunikasi

4 0,11 3 0,33

5 Adanya kesepakatan penjualan dengan

pengepul

4 0,11 4 0,44

6 Tempat pengembangan (lahan) usaha

sangat memadai

3 0,08 2 0,16

7 Benih ikan nila yang mudah didapat 1 0,02 2 0,04

8 Besarnya peran Kelompok Budidaya

“Murih Makmur”

1 0,02 2 0,04

9 Lancarnya proses pembesaran ikan 3 0,08 2 0,16

10 Biaya yang memadai 2 0,06 2 0,12

Jumlah 26 0,69 26 2,05

Kelemahan

1 Kurangnya SDM yang kompeten 4 0,11 4 0,44

2 Proses panen yang terkadang tidak

menentu

5 0,14 4 0,56

Jumlah 9 0,25 8 1,00

Total 35 0,83 34 3,05

Dilihat dari tabel 5 analisis internal, usaha pembesaran ikan nila pak Wasis

memiliki faktor kekuatan peningkatan usaha sebesar 2,05. Sedangkan skor faktor

kelemahan peningkatan usaha yaitu sebesar 1,00. Disimpulkan bahwa matriks

analisis faktor strategi internal (IFAS) peningkatan usaha pembesaran ikan nila

pak Wasis Kelompok Budidaya Ikan “Murih Makmur” dipengaruhi oleh faktor

kekuatan dibandingkan dengan faktor kelemahan.

Page 103: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

89

5.7.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi usaha yang

ditentukan dari luar usaha tersebut. Analisis faktor eksternal dilakukan dengan

melihat faktor di luar perusahaan milik usaha pak Wasis untuk mengidentifikasi

peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha yang dilakukan. Pemberian

bobot semakin besar angkanya maka pengaruhnya akan semakin besar dalam

usaha. Pemberian ranking untuk faktor yang semakin terpengaruh maka nilainya

semakin tinggi, untuk faktor – faktor ancaman semakin berpengaruh maka nilainya

semakin kecil. Secara rinci, aktivitas atau tindakan yang harus dilakukan dalam

pengembangan usaha dengan business model canvas yang termasuk dalam

faktor eksternal dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Tabel aktivitas /tindakan dari setiap blok bangunan faktor eksternal

No Faktor Eksternal Aktivitas /Tindakan

1

Customer segments

Kerja sama dengan pengecer untuk

meluaskan segmentasi pasar

2

Value proposition

Ukuran ikan lebih besar dan segar

Produk perikanan yang segar

3

Channels

Penambahan tenaga penjual

(salesman)

Penjualan melalui toko sendiri dan

online

4 Customer relationship Membuat komunitas pedagang

5 Revenue streams Periklanan

6 Key partnership Membuat aliansi strategis

Menjalin kemitraan antar pesaing

(coopetition)

7 Cost structure Biaya SDM semakin meningkat

Page 104: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

90

1. Peluang (Opportunities)

Peluang merupakan hal yang akan dilakukan pada usaha pembesaran ikan

nila Pak Wasis pada Kelompok Budidaya “Murih Makmur” yaitu sebagai berikut:

a. Kerjasama dengan penjual eceran di pasar untuk meluaskan segmentasi pasar

Peluang yang terlihat untuk peningkatan daya saing usaha Pak Wasis yaitu

dengan melakukan kerjasama dengan para penjual eceran di pasar. Peluang ini

sangat untuk mengenalkan produk kepada msyarakat yang lebih luas sehingga

konsumen yang ada akan bertambah. Berdasarkan fakta tersebut maka diberi

bobot 1 dan rating 3 karena kerjasama dengan pedagang pengepul akan

membuka peluang usaha untuk terus berkembang.

b. Ukuran ikan nila yang lebih besar dan segar

Pada umumnya ukuran ikan yang berada dipasar tidak lebih besar dari produk

yang dijual oleh pak wasis. Maka dari itu ukuran ikan juga bisa menjadi peluang

agar produk tersebut diminati oleh masyarakat. Selain itu hasil produksi ikan dari

pak Wasis juga bagus dan tekstur ikan tidak akan keras dan akan tetap segar.

Berdasarkan hal tersebut maka diberi bobot 1 dan rating 3 karena faktor tersebut

penting dan cukup berpengaruh terhadap perkembangan usaha.

c. Menambah tenaga penjualan (salesman) untuk menambah channel usaha

Channel atau saluran usaha tidak didapatkan dengan mudah begitu saja.

Bertambah banyaknya orang yang mengenali produk kita maka saluran usaha pun

akan terbuka lebar. Dengan begitu untuk meningkatkan daya saing usaha yang

dilakukan ditambahkanlah tenaga penjualan lebih untuk memperluas saluran

Page 105: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

91

usaha dengan cara door to door. Berdasarkan hal tersebut maka diberi bobot 1

dan rating 4 karena faktor tersebut penting dan berpengaruh terhadap usaha.

d. Tersedia media promosi online

Untuk meningkatkan daya saing usaha, peluang yang bisa dilakukan

menggunakan sistem penjualan tetap melalui toko sendiri ataupun dengan media

online. Diketahui bahwa penjualan melalui online sangat cocok untuk diterapkan

di era globalisasi seperti ini (tidak langsung). Berdasarkan hal tersebut maka diberi

bobot 0,5 dan rating 3 karena faktor tersebut sangat penting dan berpengaruh

terhadap usaha.

e. Adanya komunitas pedagang pengepul

Dengan membuat komunitas pedagang pengepul yang dilakukan oleh pak

Wasis, merupakan salah satu peluang untuk dapat memaksimalkan penjualan dan

memperluas pasar. Berdasarkan hal tersebut maka diberi bobot 0,5 dan rating 3

karena faktor tersebut penting dan berpengaruh terhadap usaha.

f. Menambahkan Periklanan pada sekitar lokasi usaha

Publikasi yang maksimal akan menghasilkan peluang yang besar. Melalui

publikasi lewat periklanan maka masyarkat akan lebih luas mengetahui produk

yang dihasilkan perusahaan. Diharapkan dengan periklanan juga dapat menarik

minat untuk membeli produk – produk tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka

diberi bobot 1,5 dan rating 4 karena faktor tersebut penting dan berpengaruh

terhadap usaha.

g. Melakukan aliansi strategis dan coopetion

Aliansi strategis adalah salah satu dari empat jenis kemitraan yang dapat

dilakukan untuk. Memajukan blok bangunan kemitraan. Aliansi strategis antara

Page 106: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

92

non-pesaing dapat membuat konsumen menjadi bertambah. Contoh dengan

melakukan aliansi strategis dengan para pengusaha rumah makan, para penjual

ikan eceran di pasaran dan daerah luar, serta beberapa toko kelontong atau toko

oleh-oleh untuk menjajakan usaha dari Pak Wasis. Kemitraan antarpesaing juga

merupakan salah satu peluang yang berguna dalam hal penambahan informasi

pasar ataupun sebagai mitra dalam pemenuhan kebutuhan pasar apabila terjadi

kekurangan produk. Berdasarkan hal tersebut maka diberi bobot 1,5 dan rating 4

karena faktor tersebut sangat penting dan berpengaruh terhadap usaha.

2. Ancaman (Threats)

Ancaman yang dimiliki pada pembesaran ikan nila Pak Wasis pada Kelompok

Budidaya “Murih Makmur” yaitu sebagai berikut:

a. Menjaga ikan tetap segar

Memberikan garansi merupakan salah satu fasilitas yang diberikan

perusahaan kepada konsumennya. Namun apabila garansi ini diberlakukan

kepada produk perikanan maka ditakutkan akan menjadi salah satu ancaman yang

dapat mengancam perusahaan. Diketahui bahwa hasil perikanan bukanlah produk

yang mudah untuk dijaga kesegarannya. Image yang selama ini melekat pada

produk usaha pak Wasis yaitu produk ikan nila yang sehat, bersih, dan tanpa

bahan pengawet. Image ini akan sangat menguntungkan apabila senantiasa

produk yang dihasilkan selalu seperti itu. Namun harus dipikirkan kembali apa

yang harus dilakukan saat produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan image yang

telah ada. Berdasarkan hal ini, maka diberi bobot sebesar 1,5 dan rating 3. Artinya

faktor tersebut penting dan berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha

pengolahan ikan.

Page 107: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

93

b. Kemitraan antar pesaing yang belum terjalin dengan baik

Pesaing bukanlah salah satu hal negatif yang harus dihindari oleh para

produsen. Ada sisi positif yang didapat dari kehadiran pesaing yaitu apabila terjalin

dengan baik akan memberikan keuntungan tambahan informasi demi usaha yang

dilakukan. Namun hal tersebut juga bisa menjadi ancaman jika tidak menjalin

hubungan awal dengan baik, dan akan semakin membuat banyak persaingan

dalam pasar. Berdasarkan hal ini, maka diberi bobot sebesar 1 dan rating 3.

Artinya faktor tersebut sangat penting dan sangat berperngaruh terhadap

keberlangsungan usaha pengolahan ikan.

c. Biaya SDM yang semakin meningkat

Biaya dalam suatu usaha merupakan hal yang paling sensitif, jika tidak di

managemen dengan baik, maka semakin lama usaha tersebut akan menjadi

bangkrtut. Sama halnya dengan mahalnya biaya tenaga kerja yang semakin tahun

semakin meningkat. Jika tidak digunakan dan pertimbangkan sebaik mungkin

dalam menambah tenaga kerja, maka akan dapat membuat ancaman usaha

tersebut. Berdasarkan hal ini, maka diberi bobot sebesar 0,5 dan rating 2. Artinya

faktor tersebut sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan

usaha pengolahan ikan.

Faktor – faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman yang telah

diidentifikasi dan dianalisis, langkah selanjutnya faktor – faktor tersebut

dimasukkan ke dalam tabel analisis faktor eksternal (EFAS) kemudian diberikan

bobot dan juga ranking.Berikut ini tabel matriks EFAS pada usaha pembesaran

ikan nila Pak Wasis pada Kelompok Budidaya Ikan “Murih Makmur” yang dapat

dilihat pada tabel 6.

Page 108: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

94

Tabel 6. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

NO Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Bobot Relative (R)

Ranking (R)

Skor (R×R)

Peluang

1 Kerja sama dengan pengecer untuk meluaskan segmentasi pasar

1 0,10 3 0,30

2 Ukuran ikan lebih besar dan segar 1 0,10 3 0,30

3 Penambahan tenaga penjual (salesman) 1 0,10 4 0,40

4 Tersedia media promosi online 0,5 0,05 3 0,15

5 Adanya komunitas pedagang pengepul komunitas pedagang

0,5 0,05 3 0,15

6 Periklanan 1,5 0,15 2 0,30

7 Melakukan aliansi strategis dan coopetion

1,5 0,15 4 0,60

Jumlah 7 0,70 22 2,2

Ancaman

1 Menjaga Ikan tetap segar 1,5 0,15 3 0,45

2 Kemitraan belum tentu terbentuk dengan baik

1 0,10 3 0,30

3 Biaya SDM yang semakin meningkat 0,5 0,05 2 0,10

Jumlah 3 0,30 8 0,85

Total 10 1,00 30 3,05

Dilihat dari tabel 18 analisis eksternal, usaha pembesaran ikan nila Pak Wasis

pada Kelompok Budidaya Murih Makmur memiliki faktor peluang pengembangan

usaha sebesar 2,20. Sedangkan skor faktor ancaman pengembangan usaha yaitu

sebesar 0,85. Disimpulkan bahwa matriks analisis faktor strategi eksternal (EFAS)

pengembangan usaha pembesaran ikan nila Pak Wasis pada Kelompok Budidaya

Murih Makmur dipengaruhi oleh faktor peluang dibandingkan dengan faktor

ancaman.

5.7.3 Analisis Matriks SWOT

Dari hasil diagram analisis SWOT didapatkan bahwa peningkatan daya saing

usaha dengan Business model canvas memiliki nilai yang hasilnya berada pada

kuadran I. Hal ini berarti usaha pembesaran ikan nila Pak Wasis pada Kelompok

Budidaya Murih Makmur memiliki kekuatan (strength) dan peluang (opportunities)

saat dijalankan dalam mengembangkan usaha. Untuk mengetahui strategi yang

Page 109: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

95

baik maka diperlukan matriks SWOT untuk dapat mengembangkan usaha pak

Wasis. Matriks SWOT dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Tabel Matriks SWOT

Internal

Eksternal

Strength (S)

Mengidentifikasi kekuatan

Weaknesses (W)

Mengidentifikasi

kelemahan

Opportunities (O)

Mengidentifikasi peluang

Strategi (SO)

Memanfaatkan kekuatan

untuk menangkap

peluang

Strategi (WO)

Mengatasi kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang

Threats (T)

Mengidentifikasi ancaman

Strategi (ST)

Memanfaatkan kekuatan

untuk menghindari

ancaman

Strategi (WT)

Mengatasi kelemahan

dan menghindari

ancaman

Strategi dipilih pada saat hasil diagram analisis SWOT telah menunjukan

daerah kuadran. Terdapat 4 daerah kuadran yang memilki fungsi dan pengertian

tersendiri. Berikut penjabaran dari setiap kuadran pada diagram analisis SWOT:

❖ Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah agresif, artinya organisasi dalam

kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk melakukan

ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

❖ Kuadran II (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadaoi

tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang dilakukan adalah diversifikasi

strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah

tantangan berat sehingga diperkirakan roda organusasu akan mengalami

Page 110: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

96

kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.

Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyal ragam

strategi taktiknya.

❖ Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat

berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberukan adalah ubah strategi, yaitu

organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang

lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus

memoerbaiki kinerja organisasi.

❖ Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan mengahdapi tantangan

besar. Rekomendasi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi

internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya, organisasi

disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal

agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya

membenahi diri.

Kuadran III Kuadran I

Kuadran IV Kuadran II

Strength

S

T

Threath

Weakness

W

Agresif Ubah Strategi

Strategi Bertahan Diversifikasi Strategi

(+,+) (-,+)

(-,-) (+,-)

Opportunity

O

Page 111: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

97

Analisis matriks SWOT berguna untuk mengetahui strategi apa yang dapat

dilakukan perusahaan pada saat meningkatkan usaha dilakukan. Strategi yang

berkemungkinan dapat dilakukan oleh pak Wasis dalam meningkatkan usaha

dengan business model canvas dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Matriks SWOT Usaha Pembesaran Ikan Nila Kelompok Budidaya Murih

Makmur

Internal Eksternal

Kekuatan (S) Dengan Segmentasi pasar yang jelas dan Tempat usaha dan biaya yang memadai serta proses pembesaran tanpa bahan kimia akan menjadi kekuatan untuk Menambah segmentasi pasar dengan menggunakan telepon seluler untuk berkomunikasi kepada pedagang pengepul untuk menjalin Kesepakatan penjualan dengan harga lebih murah. .

Kelemahan (W) Menentukan dan memperkirakan proses pemanenan serta memaksimalkan SDM yang sudah ada.

Peluang (O) Perluasan segmentasi pasar dengan menambah tenaga penjualan (salesman). Dan membuat iklan serta media online untuk menjual produk ikan segar dan besar. Membuat komunitas dan menjalin kerjasama dengan mitra antar pesaing serta melakukan aliansi strategis.

Strategi (SO) Dengan segmentasi pasar yang sudah jelas kita dapat meluaskan segmentasi pasar tsb dengan menambah tenaga penjualan. Memaksimalkan lahan dan proses pembesaran yang baik agar ikan terjaga kualitasnya. Kemudian menjaga kemitraan usaha untuk dapat membantu membuat komunitas dan menjadi kerjasama mitra antar pesaing dan aliansi strategis untuk penjualan yang maksimal dengan menawarkan harga yang lebih murah.

Strategi (WO) Memprediksi waktu panen Mengoptimalkan bentuk kemitraan yang sudah terjalin sebelumnya dan menambahkan tenaga penjualan untuk meluaskan segmentasi pasar. Kemudian memaksimalkan SDM yang sudah ada untuk sekalian menjadi tenaga penjualan.

Ancaman (T) Menjaga kualitas ikan dan memperkirakan panen ikan untuk menjaga ikan tetap segar. Serta menjalin kemitraan pesaing dengan baik

Strategi (ST) Mengendalikan produksi dan tetap menjalin hubungan baik dengan customer yang ada agar tetap dapat suvive saat penjualan menurun.

Strategi (WT) Memaksimalkan SDM yang ada dan menjaga proses pemeliharaan hingga pemanenan Memperlu as distribusi dan juga melakukan kemitraan yang baik

Page 112: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

98

Dari matriks SWOT diatas diperoleh 4 kemungkinan strategi yang dapat

dilakukan oleh pak Wasis dalam meningkatkan usahanya. Keempat strategi

tersebut yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Salah satu

strategi akan terpilih tergantung dari hasil analisis diagram SWOT.

1. Strategi SO (Strength Opportunities)

Strategi SO dilakukan saat hasil analisis diagram SWOT berada pada kuadran

1. yaitu memanfaatkan kekuatan untuk mendapatkan peluang yang ada. Strategi

yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah lahan usaha dan memaksimalkan

proses pembesaran untuk menjaga kualitas ikan karena ketiga hal ini menjadi

salah satu kunci berjalannya usaha yang terdapat pada blok key resources, key

activities dan value proposition business model canvas. Selain itu penunjang lain

juga di butuhkan agar usaha dapat bersaing dengan keadaan pasar yang ada, hal

penunjang lainnya yaitu menambah segmentasi pasar berdasarkan geografi dan

menjalin hubungan baik kepada mitra usaha, sebagai upaya untuk memperluas

pasar, selain itu di bantu dengan, publikasi lebih menyeluruh, penambahan tenaga

kerja ahli, dan melakukan kesepakatan penjualan dengan pengepul.

2. Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

Saat hasil analisis diagram SWOT berada pada kuadran 2 yaitu

memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang

ada maka strategi WO akan dipakai. Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan

memperkirakan proses pemanenan dan memaksimalkan SDM yang ada pada

usaha pembesaran ikan nila Pak Wasis untuk membantu memaksimalkan dalam

penjualan produk..

Page 113: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

99

3. Strategi WT (Weaknesses Threats)

Mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman merupakan hal yang dapat

diterapkan pada strategi WT. Hasil analisis diagram SWOT saat berada di kuadran

3 maka strategi WT akan dipakai. Cara yang dapat dilakukan oleh Pak Wasis untuk

strategi WT yaitu dengan meningkatkan produksi ikan nila dan memprediksi waktu

pemanenan serta perluasan distribusi produk ke daerah atau segmen lain. Hal ini

juga harus ditunjang dengan hubungan kemitraan yang baik dan memaksimalkan

SDM yang ada.

4. Strategi ST (Strength Threats)

Strategi ST dilakukan dengan cara memanfaatkan kekuatan untuk

menghindari ancaman. Pada usaha pembesaran ikan nila Pak Wasis bentuk

strategi ST yang dapat dilakukan yaitu dengan mengendalikan produksi dan tetap

menjalin hubungan baik dengan customer yang ada agar tetap dapat suvive saat

penjualan menurun. Strategi ST dipakai pada saat hasil analisis diagram SWOT

berada pada kuadran 4.

5.7.4 Analisis Diagram SWOT

Setelah mengidentifikasi faktor – faktor internal dan eksternal, langkah

selanjutnya adalah menganalisis dengan menggunakan diagram SWOT, dimana

diagram SWOT bertujuan untuk menjelaskan hasil atau skor yang telah diperoleh

dari perhitumgan faktor internal dan eksternal untuk megevaluasi strategi

peningkatan daya saing usaha yang sudah di buat sebelumnya melalui Business

Model Canvas sehingga dapat ditemukan langkah yang tepat dalam meningkatkan

dan menjalankan suatu usaha.

Nilai total dari faktor internal pada usaha pembesaran ikan nila Pak Wasis

yaitu 3,05 yang didapat dari nilai kekuatan sebesar 2,05 dan dari nilai kelemahan

Page 114: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

100

sebesar 1,00. Sedangkan nilai total faktor eksternal pada usaha pembesaran ikan

nila Pak Wasis yaitu 3,05 yang didapat dari nilai peluang sebesar 2,20 dan

ancaman 0,85.

Tahapan selanjutnya menentukan titik koordinat, hal ini berguna untuk

mengetahui dimanakah posisi strategi peningkatan daya saing usaha Business

Model Canvas yang dirancang untuk usaha pembesaran ikan nila pak Wasis pada

Kelompok Budidaya Ikan Murih Makmur yang dapat dilihat dari faktor internal dan

faktor eksternal.

a. Sumbu horizontal (X) sebagai faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

Hasil nilai koordinat X = 2,05 – 1,00 = 1,05

b. Sumbu vertikal (Y) sebagai faktor eksternal (peluang dan ancaman)

Hasil nilai koordinat Y = 2,20 – 0,85 = 1,35

Hasil perhitungan dari koordinat bernilai positif sehingga diagram SWOT

usaha pembesaran ikan nila pak Wasis pada Kelompok Budidaya Ikan Murih

Makmur dapat dilihat seperti pada gambar 15.

Gambar 15. Diagram Evaluasi Business Model Canvas dengan Analisis SWOT

x 1,05

1,35

Agresif

Kuadran I Kuadran III

Kuadran IV Kuadran II

Ubah Strategi

Strategi bertahan Diversifikasi

produk

Y

Page 115: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

101

Sesuai dengan apa yang tergambar pada gambar 15, diagram evaluasi

Business model canvas dengan menggunakan analisis SWOT diperoleh sum(x,y)

yang diperoleh dari pengurangan faktor internal antara kekuatan yang besarnya

2,05 dan kelemahan yang besarnya 1,00 sehingga didapat sumbu x sebesar 1,05.

Kemudian pengurangan dari faktor eksternal peluang yang besarnya 2,20 dan

ancaman yang besarnya 0,85 sehingga didapat sumbu y sebesar 1,35. Jika ditarik

garis lurus maka didapatkan titik koordinat sebesar (1,05 ; 1,35) yang berada pada

kuadran I. Kuadran I adalah posisi agresif suatu usaha atau dengan kata lain posisi

dimana peningkatan usaha dengan Business model canvas pada usaha

pembesaran ikan nila pak Wasis dapat menguntungkan bila dilakukan, sehingga

didapatkan hasil usaha ini cocok menggunakan SO atau Strength Opportunities

dalam meningkatkan dan menjalankan usaha pembesaran ikan nila dan didukung

dengan pertumbuhan yang agresif.

Sehingga peningkatan usaha pembesaran ikan nila pak Wasis dapat

melakukan strategi SO. Strategi SO yang memiliki pengertian memanfaatan

kekuatan untuk menangkap peluang yang ada dapat diwujudkan dengan

memaksimalkan blok key partnership, blok key resources, blok key activities dan

blok value proposition. Sehingga dari keempat blok tersebut didapat hal-hal rinci

yang dapat dilakukan seperti:

a. Melakukan peningkatan hubungan baik dengan seluruh elemen yang

terkait dalam usaha seperti pesaing, penjualan eceran di pasar, para

pengepul lain, para pembudidaya ikan lain, dll

b. Memaksimalkan lahan yang ada, dan menjaga proses pembesaran dengan

baik agar produksi semakin lancar sehingga dapat memenuhi kebutuhan

para penjual eceran di pasar serta pengepul lainnya. Hasil produksi juga

Page 116: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

102

perlu mengupayakan ukuran ikan nila lebih besar agar produk dapat

bersaing dengan produk lainnya dengan penambahan tenaga kerja ahli.

c. Penjualan dengan harga lebih murah dengan pertimbangan perusahaan,

publikasi yang maksimal akan membantu untuk meningkatkan daya saing

usaha serta melakukan kesepakatan penjualan dengan pengepul.

d. Selain itu penunjang lain juga di butuhkan agar usaha dapat bersaing

dengan keadaan pasar yang ada, hal penunjang lainnya customer

segment, channel dan revenue stream yaitu menambah segmentasi pasar

berdasarkan geografi dan menjalin hubungan baik dengan mitra usaha dan

membuat aliansi strategis, sebagai upaya untuk memperluas pasar, selain

itu di bantu dengan, publikasi lebih menyeluruh.

Page 117: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasi penelitian dan pembahasan mengenai strategi peningkatan daya

saing usaha Model Canvas pada usaha Bapak Wasis Ketua Kelompok Budidaya

Murih Makmur di Bendungan Sutami Desa Jatigui, Kabupaten Malang Jawa Timur

terdapat beberapa kesimpulan yaitu:

1. Kelompok Budidaya Murih Makmur didirikan pada tahun 2004 oleh bapak

Wasis sekaligus menjadi ketua kelompok. Kelompok Budidaya Murih Makmur

memiliki anggota berjumlah 25 orang sampai sekarang dan memiliki 11 orang

pengurus. Aspek teknis yang dikaji dalam penelitian ini dilakukan dengan

sederhana yaitu dari proses pembesaran mulai dari persiapan kolam,

pengadaan dan penebaran benih, pembesaran, pemanenan dan pemasaran.

Fungsi Manajemen usaha Bapak Wasis dilakukan sederhana, mengingat

usaha tersebut juga termasuk dalam usaha kecil. Jadi pak Wasis tidak

membuat fungsi manajemen secara terstruktur, hanya sebatas tugas kerja

dari pemeliharaan pembesaran ikan hingga pemanenan. Hasil analisa

finansial usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) pada usaha pak

Wasis mendapatkan keuntungan besar dan layak usaha. Berikut merupakan

hasil dari analisa finansial usaha, antara lain : Nilai Penerimaan :

Rp.102.000.000,00,- ; Nilai R/C Ratio : 2,70 ; Nilai Keuntungan :

Rp.64.334.500,00,- ; Nilai Rentabilitas : 271,73% ; Nilai BEP Unit : 1.038,85

Kg ; Nilai BEP Sales : Rp.17.660.807,00,- Pemasaran untuk usaha pak Wasis

selama ini dilakukan dengan cara menjual kepada pengumpul yang sudah

Page 118: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

104

lama bekerja sama, pedagang, pengecer. Transaksi pembayaran dilakukan

secara langsung saat setelah ikan dipanen.

2. Gambaran 9 blok utama Business Model Canvas dalam penelitian ini yang

dapat diketahui sebagai berikut, customer segment : pedagang pengepul dan

masyarakat didaerah sekitar usaha, semua gender laki-laki dan perempuan,

masyarakat kelas ekonomi kelas menengah dan kebawah ; value proposition

: mempertahankan merek/status produk usaha dan lebih menguatkan status

produk yang ikan berukuran besar, sehat, bersih, tanpa bahan kimia ; Channel

: Dengan menggunakan telepon seluler untuk berkomunikasi dengan

pedagang pengepul. Namun pada peningkatan daya saing usaha dengan

Business Model Canvas ini dibahas point bagaimana menjaga hubungan

dengan pelanggan. Sehingga pak Wasis harus melakukan suatu perencanaan

peningkatan segmen pelanggan yang akan dijangkau dengan cara

memaksimalkan tenaga penjualan, dalam hal ini yaitu fungsi salesman (direct)

dan juga memaksimalkan penjualan di rumah sendiri, serta memasarkan

secara online ; customer relationship : membuat kesepakatan dengan

pedagang pengepul, selain itu membuat suatu komunitas pedagang pengepul

juga harus dilakukan oleh pak Wasis. Hal itu dilakukan untuk meningkatan

kualitas hubungan dengan pelanggan ; revenue stream : Arus pendapatan

kurang lebih dibahas pada aspek finansial. Arus pendapatan usaha pak Wasis

hanya berasal dari penjualan produk (asset sale); key resources : Sumber

daya tersebut dapat berupa aset fisik (keramba jaring apung, perahu, sepeda

motor), finansial (modal dan keuntungan), intelektual atau manusia (tenaga

kerja) ; key activities : adalah proses pembesaran ikan nila, proses pemberian

obat terhadap hama, menjaga kondisi jaring ketika banjir datang agar kualitas

ikan nila tersebut terjaga ; key partnership : kelompok budidaya murih makmur

dan menciptakan aliansi strategis antara non-pesaing dan coopetition

Page 119: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

105

(kemitraan strategis antarpesaing) ; cost : seluruh biaya yang digunakan

dimulai dari aspek teknis hingga pemanenan dan modal yang digunakan

adalah milik pribadi.

3. Strategi peningkatan daya saing Business Model Canvas tepat untuk

digunakan dalam menghadapi persaingan dengan pengusaha lainnya.

Strategi SO dilakukan saat hasil analisis diagram SWOT berada pada kuadran

1. yaitu memanfaatkan kekuatan untuk mendapatkan peluang yang ada.

Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah lahan usaha dan

memaksimalkan proses pembesaran untuk menjaga kualitas ikan karena

ketiga hal ini menjadi salah satu kunci berjalannya usaha yang terdapat pada

blok key resources, key activities dan value proposition business model

canvas. Selain itu penunjang lain juga di butuhkan agar usaha dapat bersaing

dengan keadaan pasar yang ada, hal penunjang lainnya yaitu menambah

segmentasi pasar berdasarkan geografi dan menjalin hubungan baik kepada

mitra usaha, sebagai upaya untuk memperluas pasar, selain itu di bantu

dengan, publikasi lebih menyeluruh, penambahan tenaga kerja ahli, dan

melakukan kesepakatan penjualan dengan pengepul.

6.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan pada Usaha Pembesaran Ikan Nila

(Orechromis niloticus) Kelompok Budidaya Murih Makmur untuk meningkatkan

daya saing usaha, saran yang dapat penulis berikan adalah mengenai

peningkatan pemasaran, perbaikan sarana dan prasarana pembesaran ikan,

aspek teknis serta pembersihan ekosistem disekitar Bendungan Jatigui,

diantaranya adalah :

a. Dalam aspek teknis dan manajemen, untuk fungsi pengawasan akan lebih baik

ditingkatkan secara intensif mengingat lokasi berada di area terbuka dan

Page 120: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

106

seluruh orang bisa pergi ke lokasi budidaya. Serta untuk pemberian pakan

dilakukan lebih intensif agar pembesaran bias lebih efisien waktu dan jumlah

disaat pemanenan.

b. Dapat memperhitungan waktu tebar benih sampai masa panen, karena ketika

air limbah dari pabrik datang sehingga ikan tidak banyak yang mati dan juga

memberikan obat pemberantas hama yang lebih baik.

c. Belajar menggunakan teknik pembesaran padat tebar ataupun membuat

panduan dalam usaha pembesaran agar hasil benar-benar maksimal.

d. Melakukan kerjasama lebih luas baik dalam sekala nasional maupun

internasional melihat peluang usaha yang besar.

e. Melakukan penambahan tenaga kerja yang berkompeten agar usaha dapat

terkontrol dengan baik dan terlaksana lebih terstruktur.

Page 121: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Shinta. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang. UB Press Arifin, Ali. 2007. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. 2001. Prinsip-prinsip

Pemasaran. Edisi Pertama. Jakarta Darmawan, Deni, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, PT. Remaja

Rosdakarya, Hanafiah, H. M & A. M. Saefudin. 2006. Tataniaga Hasil Perikanan. Jakarta:

Universitas Indonesia Press Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Jaja; Ani Suryani; dan Komar Sumantadinata. 2013. Usaha Pembesaran dan

Pemasaran Ikan Lele serta Strategi Pengembangannya di UD Sumber Rezwki Parung, Jawa Barat. Jurnal Manajemen IKM. Vol 8(1): 45-56 hal

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis . (edisirevisi). Jakarta: Kencana Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers Kismono, Gugup. 2001. Bisnis Pengantar, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip-prinsipPemasaran. Edisi. 13. Jilid

1. Jakarta: Erlangga Kuncoro. 2005. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,

Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta. Michael P. Todaro. 1983. Ekonomi Pembangunan di Dunia ketiga, terjemahan

Mursid. Jakarta: Balai Aksara

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation: Membangun

Model Bisnis. Jakarta: Elex Media Komputindo

Page 122: STRATEGI PENINGKATAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN PADA KELOMPOK BUDIDAYA IKAN …repository.ub.ac.id/8305/1/Rhizmahadi, Ergha.pdf · 2020. 8. 31. · yang tinggi dan merupakan komoditas

2

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. 2012. Business Model Generation: Membangun Model Bisnis. Jakarta: Elex Media Komputindo

Pudjosumarto, M., 1988. Evaluasi Proyek. Liberty. Jakarta Pusat Data dan Statistik. 2015. Analisis Data Pokok Kementrian Kelautan

Perikanan 2015. KKP Rahardja, Prathama dan Manurung. 2005. Pengantar Ilmu Ekonomi. Edisi Kedua.

Jakarta: FEUI. Rangkuti, Freddy. 2003. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ekonomi IBII Rianse,U, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung : CV.

ALFABETA. Hal : 229. Riyanto, Bambang, 2010. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat, Cetakan Kesebelas. Yogyakarta: BPFE Riyanto, Bambang, 2011. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat, Cetakan Kesebelas. Yogyakarta: BPFE Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasa Pembelanjaan. Yogyakarta Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta Saifudin Azwar, MA. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sigit, Soehardi. 2002. Analisa Break Even Point. BPFE: Yogyakarta Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES Soekarwati, 2003. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya.

Bandung Suyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, Andi Offset.

Yogyakarta

Supranto, J., 1997. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE