Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
-
Upload
agus-darmanto -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 1/37
STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR MELALUI SAMSAT KELILING DI KABUPATEN JOMBANG
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah Seminar Isu-isu/Masalah-masalah Pelayanan Publik
Dosen Pengampu : Wima Yudo Prasetyo, S.Sos., M.AP.
Oleh :
KELOMPOK 5
NUR LAILY FAJARWATI 125030100111099
LULUK AGUS TININGSIH 125030100111106
YUNIAR RAHMAWATI 125030100111111
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 2/37
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................... 4
2.1 Strategi ......................................................................................................................... 4
2.1.1 Total Quality Service (TQS) ...................................................................................... 4
2.1.2 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Series ....................................................... 5
2.1.3 Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan .................................................................. 7
2.2 Pelayanan Publik ........................................................................................................ 10
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 12
3.1 Strategi peningkatan pelayanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui
SAMSAT Keliling di Kabupaten Jombang ............................................................... 12
3.2 Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan pembayaran PKB diSAMSAT Keliling Kabupaten Jombang ................................................................... 25
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 30
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 31
LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................................................... 32
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 3/37
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otonomi Daerah merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke daerah
sebagimana telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004.
Dengan adanya hal ini, pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan pelayanan publik
yang baik yang dapat mewujudkan tatanan kepemerintahan yang baik. Sehingga, pemerintah
menjalankan fungsinya dalam kehidupan bernegara yaitu memberikan pelayanan publik yang
diperlukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam hal ini, semakin hari kualitas pelayanan publik akan selalu meningkat yang
di iringi dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya tingkat kesejahteraan
masyarakat dan berkembangnya pembangunan daerah.Seharusnya dengan adanya otonomi daerah maka akan terjadi peningkatan kualitas
pelayanan publik. Namun, pada kenyataannya masih banyak kekurangan dalam penyediaan
pelayanan publik. Menurut Hardiyansyah (2011), kondisi penyelenggaraan pelayanan publik
saat ini masih belum memadai, karena masih banyaknya keluhan dan pengaduan masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, perbaikan dan peningkatan
kualitas pelayanan pun sangat diperlukan walaupun sesungguhnya pemerintah pun telah
berupaya menjadikan pelayanan publik lebih baik dengan berpedoman pada KepMenpan No.
63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Di dalamnya
terdapat prinsip-prinsip pelayanan yaitu kesederhanaa, kejelasan, kepastian waktu, akurasi,
keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana.
Terdapat berbagai badan/instansi penyelenggara pelayanan publik, salah satunya yaitu
pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), dan Sumbangan
Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang berada di Kantor Bersama
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Dalam penyelenggaraan ini, tetap
memperhatikan aturan-aturan dalam peningkatan pelayanan yaitu instruksi Bersama Menteri
Dalam Negeri, Menteri Keamanan, dan Menteri Keuangan tentang pelaksanaan SAMSAT
No. NS/03/M/X/1999, No. 29 Tahun 2009 dan No. 06/MK.014/1999 tentang Pelaksanaan
SAMSAT dalam penerbitan STNK, STCK, TNKB, pemungutan PKB dan BBNKB serta
SWDKLLJ (http://berita-qta.blogspot.com).
Berdasarkan pada paragraf sebelumnya, salah satu bentuk pelayanan SAMSAT yaitu
pembayaran pajak atas kepemilikan dan penguasaan kendaran bermotor atau seringkali
disebut PKB. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 4/37
2
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pengertian dari Pajak Kendaraan Bermotor adalah “pajak
yang dipungut oleh daerah atas kepemilikan dan/ atau penguasaan kendaraan bermotor”.
Sedangkan yang dimaksud dengan kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda
beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu
sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan
motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.
Pajak ini merupakan pajak yang sangat potensial bagi sumber pendapatan daerah karena telah
diyakini termasuk dalam kategori paling besar nilainya. Hal ini dikarenakan objek
pembayarnya yaitu dilakukan oleh perorangan atau instansi/badan yang memiliki kendaraan
bermotor dimana tiap tahun pemiliknya semakin bertambah. Sebagimana telah disebutkanoleh Kominfo Jatim bahwa jumlah sepeda motor di Jawa Timur rata-rata bertambah 600 ribu
lebih per tahun (kominfo.jatimprov.go.id). Begitu pula yang terjadi di Kabupaten Jombang
sebagaimana telah dikatakan oleh Winarti (2011) dalam suaramedianasional.blogspot.com.
Dengan tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Jombang yang sebesar 997
jiwa/km2 ini, juga mempunyai dampak terhadap peningkatan jumlah kendaraan
bermotor di Kabupaten Jombang. Pada tahun 2010 kemarin data kendaraan bermotor
baru yang terdata di Satlantas Jombang mencapai 3000-3500 kendaraan baru per
bulan.
Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor maka jumlah pembayar PKBdi Kabupaten Jombang pun akan terus meningkat. Hal ini membuat Kantor Bersama
SAMSAT padat dengan antrian pembayar PKB. Sehingga, diperlukan solusi agar
beban antrian dapat dikurangi.
Dalam hal ini perwujudan yang bisa dilakukan diantaranya yaitu penerapan SAMSAT
Unggulan berupa SAMSAT Drive Thru, SAMSAT Link, SAMSAT Corner, SAMSAT
Delivery, SAMSAT Payment Point, SAMSAT Keliling, dan lain-lain. Hal ini diperlukan guna
menunjang peningkatan kualitas pelayanan. Namun, pada layanan SAMSAT Unggulan ini
yang paling menarik untuk dikaji lebih dalam yaitu SAMSAT Keliling. Hal ini dikarenakan
penyedia layanan memberikan layanan secara keliling atau jemput bola dengan beroperasi di
beberapa tempat jangkauan dimana pembayar PKB yang berada di daerah pinggiran tidak
perlu jauh-jauh datang ke Kantor Bersama SAMSAT.
Berdasarkan Peraturan Bersama Gubernur Jatim, Kepala Polisi Daerah Jatim, Direktur
Operasional PT. Jasa Raharja tanggal 23 Oktober 2007 Nomor 8/PB/2007, Nomor
B/41/X/2007, Nomor SKEB/5/2007, Samsat Keliling adalah Pengesahan STNK, Pembayaran
PKB dan SWDKLLJ dengan menggunakan kendaraan bermotor yang beroperasi dari satu
tempat ke tempat lainnya. SAMSAT Keliling dimungkinkan menggunakakn fasilitas
SAMSAT Link. Maksud penyelenggaraan pelayanan SAMSAT Keliling adalah memberikan
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 5/37
3
pilihan pelayanan kepada masyarakat (Wajib Pajak) dengan sistem pelayanan yang bersifat
mobile (bergerak) dalam pembayaran PKB dan SWDKLLJ serta pengesahan STNK dari satu
tempat ketempat lainnya. Dengan demikian, pelayanan SAMSAT KELILING ini diharapkan
mampu meningkatkan kualitas pelayanan pembayaran PKB di Kabupaten Jombang.
Seiring dengan perkembangan zaman yang memaksa untuk semakin meningkatkan
pelayanan publik, maka diperlukan berbagai strategi. Menurut Kevin P. Kearns (dalam
Islamy, 2002) ada empat macam strategi yang bisa dipakai untuk menyusun strategi untuk
memberikan pelayanan pada masyarakat, yaitu Growth Strategies (Strategi Pertumbuhan),
Retrenchment Strategies (Strategi Meningkatkan Efisiensi), Stability Strategies (Strategi
Stabilisasi), dan Collaborative Strategies (Strategi Kolaborasi). Dengan berbagai strategi
tersebut diharapkan mampu meningkatkan pelayanan pembayaran PKB di Kabupaten
Jombang. Pertanyaan atas permasalahan itu pun muncul diantaranya yaitu bagaimana strategiyang digunakan dan faktor penghambat serta pendukungnya seperti apa. Oleh karena itu,
penulis mengangkat judul “STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN
PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR MELALUI SAMSAT
KELILING DI KABUPATEN JOMBANG”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka terdapat beberapa permasalahan yang
akan dibahas lebih dalam yaitu sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana strategi peningkatan pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor melalui SAMSAT Keliling di Kabupaten Jombang?
1.2.2 Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan pembayaran PKB di
SAMSAT Keliling Kabupaten Jombang?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan maslah yang diuraikan, maka ditetapkan tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui, menganalisis, dan mendiskripsikan sebagai berikut.
1.3.1 Strategi peningkatan pelayanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui
SAMSAT Keliling di Kabupaten Jombang.
1.3.2
Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan pembayaran PKB di
SAMSAT Keliling Kabupaten Jombang.
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 6/37
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Strategi
2.1.1 Total Quality Service (TQS)
Total Quality Service (TQS) yaitu sistem manajemen strategik dan integratif yang
melibatkan semua manajer dan karyawan untuk memperbaiki secara berkesinambungan
proses – proses organisasi, agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan
dan harapan sesuai dengan gambar 2.1.1
Gambar 2.1.1 Sistem TQS
TQS berfokus pada lima bidang berikut :
1. Fokus pada pelanggan (customer focus)
Identifikasi pelanggan (internal, eksternal, dan/ atau perantara) merupakan prioritas
utama. Selanjutnya mengidentifikasi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka. Serta
perlu dirancang sistem yang dapat memmberikan jasa tertentu yang memenuhi
tuntutan tersebut.
2. Keterlibatan total (total involvement )
Manajemen harus memberikan peluang perbaikan kualitas bagi semua karyawan dan
menunjukkan kualitas kepemimpinan yang dapat memberikan inspirasi positif
(melalui partisipasi aktif dan tindakan nyata) bagi organisasi yang dipimpinnya, dan
harus mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang penyempurnaan proses kerja
kepada mereka yang secara aktual melaksanakan pekerjaan bersangkutan, serta
dituntut untuk memberdayakan para karyawannya. Sehingga perlu diciptakan iklim
yang kondusif dan mendukung tim kerja multidisipliner dan lintas fungsional agar
dapat berperan aktif dalam merancang dan memperbaiki produk, jasa, proses, sistem
dan lingkungan kerja.
customers
SDMSistem
Strategi
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 7/37
5
3. Pengukuran
Menyusun ukuran – ukuran dasar, baik internal maupun eksternal bagi organisasi dan
pelanggan. Unsur – unsur sistem pengukuran tersebut terdiri atas:
Menyusun ukuran proses dan hasil
Mengidentifikasi output dari proses – proses kerja kritis dan mengukur
kesesuaiannya dengan tuntutan pelanggan.
Mengkoreksi penyimpangan dan meningkatkan kinerja
4. Dukungan sistematis
Manajemen bertanggung jawab dalam mengelola proses kualitas dengan cara :
Membangun infrastruktur kualitas yang dikaitkan dengan struktur manajemen
internal
Menghubungkan kualitas dengan sistem manajemen yang ada, seperti:
perencanaan strategik; manajemen kinerja; pengakuan, penghargaan, dan
pomosi karyawan; komunikasi
5. Perbaikan berkesinambungan
Setiap orang bertanggung jawab untuk :
Memandang semua pekerjaan sebagai suatu proses
Mengantisispasi perubahan kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan
Melakukan perbaikan inkremental
Mengurangi waktu siklus
Mendorong dengan senang hati menerima umpan balik tanpa rasa
takut/khawatir.
2.1.2 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Series
Keputusan strategis dalam peningkatan pelayanan bisa dilakukan dengan
mengadopsi manajemen mutu. Terdapat delapan prinsip manajemen mutu berdasarkan
ISO 9001:2008 Series yaitu sebagai berikut.
1.
Fokus pada Pelanggan
Pelanggan adalah kunci untuk meraih keuntungan. Oleh karena itu, dalam hal ini harus
mengerti keinginan pelanggan sekarang dan masa depan dengan berusaha memenuhi
persyaratan pelanggan dan berusaha melebihi harapan pelanggan.
2. Kepemimpinan
Dalam hal ini kinerja pemimpin adalah memiliki kemampuan untuk menciptaan visi
yang mengandung kewajiban untuk mewujudkannya, yang membawa orang lain ke
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 8/37
6
tempat baru, yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan visinya ke dalam
kenyataan. Pemimpin memilii kemampuan untuk menarik orang lain untuk secara
bersama-sama mewujudkan visinya. Apa yang dilakukan pemimpin adalah
menginspirasikan orang lain dan memberdayakan orang lain untuk mewujudkan
visinya menarik orang lain bukan mendorong orang lain.
3. Keterlibatan Personel
Personel merupakan modal utama untuk meningkatkan mutu. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memampukan dan memberikan kesempatan kepada personel untuk
merencanakan, menerapkan rencana, dan mengendalikan rencana pekerjaan yang
menjadi tanggungjawabnya atau kelompoknya.
4. Pendekatan Proses
Pada pendekatan ini dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan denganmemenuhi persyaratan pelanggan. Dalam hal ini pendekatan proses mensyaratkan
untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan, dan melakukan peningkatan
berkesinambungan proses yang dibutuhkan untuk sistem manajemen mutu, dan
mengelola interaksi masing-masing proses yang bertujuan untuk mencapai sasaran
yang diinginkan.
5. Pendekatan Sistem untuk Pengelolaan
Pendekatan ini baru bisa dilakukan jika pendekatan proses telah diterapkan. Dengan
kata lain, pendekatan sistem untuk pengelolaan adalah kumpulan dari pendekatan
proses. Pendekatan sistem ke manajemen di definisikan sebagai pengidentifikasian,
pemahaman, dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian
dan peningkatan sasaran.
6. Peningkatan Berkesinambungan
Hal ini menjadi standard an tantangan untuk melakukan penyempurnaan lagi.
Peningkatan yang baru dilakukan, direvisi, dan diganti untuk mencapai nilai yang baru
dan lebih baik. Dengan kata lain, terjadi peningkatan yang terus-menerus yang tiada
pernah berhenti.
7. Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan analisis data dan informasi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
8. Hubungan Saling Menguntungkan dengan Pemasok
Dalam hal ini saling ketergantungan dan saling menguntungkan dalam rangka
meningkatkan kemampuan keduanya dalam memberikan nilai.
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 9/37
7
Sumber : Rudi Suardi, 2004
2.1.3 Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan
Menurut Kevin P. Kearns (dalam Islamy, 2002) ada empat macam strategi yang
bisa dipakai untuk menyusun strategi untuk memberikan pelayanan pada masyarakat,
yaitu:
1. Growth Strategies (Strategi Pertumbuhan)
Terdiri dari dua pilihan strategi yaitu Suatu strategi pelayanan yang difokuskan pada
pengembangan pemberian pelayanan pada program-program pelayanan yang telah ada
sesuai dengan portfolio (posisi dan tupoksinya), disebut dengan consentration growth
strategy. Misalnya dengan mengembangkan pemberian pelayanannya secara horisontal
yaitu mendirikan pelayanan di tempat lain atau dengan meningkatkan kapasitas produksi pelayanan. Hal ini dilakukan baik dengan sumber-sumber sendiri (internal) ataupun lewat
kolaborasi, akuisisi atau merger (eksternal) dengan pihak lain. Atau pengembangan
pelayanan secara vertikal dengan mengontrol saluran supply dan distribusi. Selain itu bila
pengembangan pelayanan dilakukan dengan menambah jumlah dan jenis program
pelayanan selain yang telah ada di portfolionya, ini disebut dengan diversification growth
strategy, yang bisa dilakukan secara konsentrik dengan mengarahkan pada diversifikasi
produk pelayanan yang sejenis dan diversifikasi secara konglomerasi yang diarahkan pada
pengembangan produk layanan yang tidak sejenis.
1. Mengutamakan Pelanggan
3. Keterlibatan Karyawan
4. Pendekatan Proses
5. Pendekatan untuk Pengelolaan
7. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
8. Hubungan saling menguntungkan dengan
2.
Kepe
mim
pina
n
Peren
canaa
n
Strate
gi
6.
Peingkat
an
Berkesin
ambung
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 10/37
8
2. Retrenchment Strategies (Strategi Meningkatkan Efisiensi)
Ada tiga macam strategi yaitu : turnaround ; divesment ; liquidation. Strategi
perputaran dipakai bila kinerja organisasi menurun tetapi prospek untuk melakukan
revitalisasi masih baik atau masih dimungkinkan dengan alasasn produk pelayanan masih
berada pada jalur bisnis yang benar dan dibutuhkan masyarakat. Stategi divestasi
dilakukan bila strategi perputaran tidak memungkinkan lagi dilaksanakan karena
organisasi pelayanan tidak mampu lagi menawarkan portfolio program pelayanan yang
benar. Strategi likuidasi yaitu strategi penghentian secara formal kegiatan pelayanan pada
umumnya lewat menjual sebanyak mungkin aset dan mendistribusikan prosesnya kepada
para kreditor dan stakeholders3. Stabil i ty Strategies ( Strategi Stabilisasi )
Strategi ini didesain utuk melindungi posisi dan keberadaan organisasi di
lingkungannya. Ada empat varian strategi, yaitu: a) status quo strategy, dipakai untuk
mempertahankan status dan arah organisasi yang ada sekarang; b) Captive strategy
digunakan untuk melindung organisasi dari lingkungan merongrong ; c) Pause strategy
dipakai untuk penyesuaian diri yang tepat karena adanya pertumbuhan efisiensi atau
perubahan organisasi yang substansial; d) Incremental strategy dipakai bila orgaisasi
membutuhkan perubahan yang bertahap.
4. Coll aborative Strategies ( Strategi Kolaborasi )
Strategi ini terdiri dari tiga macam, yaitu : a) Resource Sharing , pihak yang terlibat
saling berbagi sumber yang mereka miliki atau akan dimiliki untuk meningkatkan
efisiensi pelayanan ; b) Joint Ventures, adanya komitmen diantara dua organisasi atau
lebih untuk menangani kebutuhan masyarakat secara bersama.; c) Strategic alliances,
adanya komitmen dua organisasi atau lebih untuk menyatukan kekuatan yang dimiliki
yang diarahkan terhadap sejumlah isu strategi guna mencapai tujuan yang mereka
inginkan.
Pendapat lain disampaikan oleh Turner dan Hulme (dalam Islamy, 2002) dengan
menampilkan dua macam strategi pelayanan, yaitu:
1. Society-centered strategy
Terdiri dari ; a) Social Class analysis, yang pada intinya mendeskripsikan pandangan
marxian dan dependensia di mana pilihan strategi adalah merupakan produk dari konflik
yang terjadi antara kelas-kelas sosial yang memperebutkan sumebr-sumber ekonomi ; b)
Pluralism, pada dasarnya melihat bahwa kebijakan strategis adalah produk dari adanya
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 11/37
9
konflik, tawar-menawar dan pembentukkan koalisi diantara kelompok-kelompok potensial
yang besar di masyarakat ; c) Public Choice, yang intinya masing-masing kelompok
dengan rent seeking behaviornya berusaha memperoleh fasilitas akses dari pemerintah
terhadap barang publik, dan pelayanan publik.
2.
State-centered strategy
Strategi ini pada dasarnya menekankan pada peran penting yang dimainkan negara
dalam menetapkan kebijakan-kebijakan strategis termasuk kebijakan dalam pemberian
pelayanan pada masyarakat. Varian dari strategi ini adalah rational actor, bureaucratic
politics dan state interests
Dengan lebih banyak melihat pada perumusan strategi implementasi pelayanan, Alan
Norton (dalam Islamy,2002) menawarkan dua strategi pelayanan publik, yaitu:
1.
Strategi pelaksanaan langsung pelayanan, terdiri dari:a.
Pelayanan diberikan oleh pejabat yang diberi kewenangan untuk itu dan berada di
bawah kendali eksekutif.
b. Setiap unit pelaksana bisa saja diberi otonomi administrasi dan keuangan sendiri tetapi
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada eksekutif.
c. Setiap unit pelaksana pelayanan mungkin memiliki status hukumnya sendiri tetapi
masih tetap berada dalam lingkaran administrasi pusat dan dikendalikan oleh eksekutif
yang terkait
d. Otoritas pelaksanaan pelayanan bisa juga diberikan dalam bentuk Public Enterprise
tetapi juga masih dalam kendali pemerintah lokal.
e.
Di kota-kota Kanada dan Amerika Serikat biasanya menunjuk komisi-komisi tertentu
untuk melaksanakan pelayanan pada masyarakat. Mereka bisa saja merupakan anggota
dewan atau bukan tetapi tetap bertanggung jawab pada eksekutif.
f. Di jerman Stadwerke adalah unit pelaksana pelayanan yang berada di bawah kendali
pemerintah kota atau dalam bentuk perusahaan yang dikendalikan dan dikontrol oleh
wakil pemerintah yang berada di dewan pimpinan perusahaan.
g.
Dalam banyak hal pemerintah kota juga mengadopsi bentuk perusahaan terbatas agar
lebih leluasa dan fleksibel dalam penetapan anggaran, kepegawaian. Untuk
memudahkan kendali dan pengawasan diangkat beberapa anggota pemerintah menjadi
anggota dewan pimpinan perusahaan.
h. Bisa juga disusun Badan Otoritas Bersama untuk melaksanakan pelayanan pada
masyarakat.
2.
I ndi rect or Delegated Strategy :
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 12/37
10
a. Mendelegasikan tugas pelayanan kepada agen baik pribadi publik ataupun privat yang
diikat dengan kontrak dengan persyaratan tertentu.
b. Menyusun gabungan badan (sektor) publik dan privat untuk menangani tugas-tugas
pelayanan kepada masyarakat yang berada dalam kendali dan pengawasan pemerintah.
c.
Melaksanakan contracting out tugas pelayanan kepada organisasi nirlaba yang
kebanyakan masih terkait dengan tugas-tugas badan pemerintah
d. Melaksanakan contracting out tugas pelayanan kepada pihak swasta terutama untuk
panjang dan mengejar kinerja yang lebih efisien.
2.2 Pelayanan Publik
Pelayanan publik menurut Sinambela (Pasolong, 2007:128) adalah sebagai setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memilikisetiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk fisik. Menurut
Undang-Undang No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, Pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangakaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Produk pelayanan ada dua yaitu produk pelayanan berupa barang dan jasa.
Untuk pelayanan yang berupa barang seringkali disertai dengan pelayanan jasa, dan
sebaliknya pelayanan jasa seringkali disertai pelayanan barang. Pelayanan jasa tidak
berwujud barang sehingga tidak nampak. Meskipun wujudnya tidak nampak, proses
penyelenggaraannya bisa diamati dan dirasakan, misalnya suatu layanan dapat dinilai
cepat, menyenangkan, menyulitkan, murah, mahal. Kemudian dilihat dari prosesnya,
proses produksi, ditribusi, dan konsumsi berlangsung secara bersamaan. Dalam
pelayanan yang berupa jasa, meskipun seseorang mendapatkan jenis pelayanan yang
sama tetapi karena bentuknya yang tak terwujud, pelayanan yang diterima dapat
berbeda.
a. Kualitas Pelayanan Publik yang Ideal
Untuk menilai kualitas pelayanan publik, terdapat sejumlah indikator yang dapat
digunakan. Menurut Lenvine (1990: 188), maka produk pelayanan publik di dalam
negara demokrasi setidaknya harus memenuhi 3 indikator, yaitu:
1.
Responsiveness (responsivitas)
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 13/37
11
Daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan, aspirasi, maupun,
tuntutan pengguna layanan.
2. Responsibility (responsibilitas)
Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik
itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi
yang telah ditetapkan.
3. Accountability (akuntabilitas)
Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan
sesuai dengan kepentingan stakeholder dan norma-norma yang berkembang dalam
masyarakat.
Dalam pandangan pelayanan publik menurut Albrecht dan Zemke (1990) dalam
Agus Dwiyanto (2008:140) mengatakan kualitas pelayanan publik merupakan hasilinteraksi dari beberapa aspek, yaitu sistem pelayanan, sumber daya manusia, pemberi
layanan, strategi dan pelanggan. Suatu sistem yang baik memiliki dan menerapkan
prosedur pelayanan yang jelas dan pasti serta mekanisme kontrol di dalam dirinya
sehingga segala bentuk penyimpangan yang terjadi secara mudah dapat diketahui.
Dalam kaitaya dengan sumber daya manusia (SDM), dibutuhkan petugas pelayanan
yang mampu memahami dan mengoperasikan sistem pelayanan yang baik. Sistem
pelayanan juga harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau pengguna. Organisasi
harus mampu merespon kebutuhan dan keinginan pengguna dengan menyediakan sistem
pelayanan dan strategi yang tepat.
Hal yang samapun dikatakan oleh Lukman (pasolog, 2007:134), kualitas
pelayanan adalah pelayanan yang diberikan oleh pelanggan sesuai dengan strandart
pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan.
Strandar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan
pelayanann yang baik. Dalam hal ini, kualitas SDM yang memumpuni akan
memberikan layanan yang memiliki integritas tinggi di mata masyarakat, layanan yang
cepat, tepat, dan efisien.
Sedangkan berdasarkan KepMenPan no 63 tahun 2003 tentang pedoman umum
penyelenggaraan pelayanan publik terdapat beberapa point yang mendukung pelayanan
publik yaitu point kemudahan akses yang menyangkut tempat dan lokasi pelayanan
harus terdapat sarana yang memadai dan mudah dijangkau masyarakat serta
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Selanjutnya ada pula point
kelengkapan sarana dan prasarana dimana harus disediakan sarana dan prasarana kerja
dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 14/37
12
telekomunikasi dan informatika. Dengan demikian beberapa hal tersebut baik pendapat
para ahli ataupun aturan yang berkaitan maka hal-hal tersebut akan menjadi faktor
pendukung dalam pelayanan publik.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Strategi peningkatan pelayanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui
SAMSAT Keliling di Kabupaten Jombang
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor pada SAMSAT Keliling Jombang ini diantaranya adalah :
1. Penerapan Sosialisasi
Sosialisasi ini dilakukan untuk memperkenalkan adanya SAMSAT Keliling di
Jombang. Penerapan sosialisasi ini dilakukan melalui :
1. Media massa
Media massa disini dapat melalui radio, televisi dan lain – lain, yang memiliki
fungsi pemberian informasi tentang sosialisasi SAMSAT Keliling Jombang
secara mudah dan cepat, karena melalui media tersebut akan dengan mudah
diketahui dan dipahami masyarakat dalam menerima pelayanan.
2.
Media cetak
Media cetak disini dapat melalui koran, brosur, dan lain sebagainya, fungsinya
juga untuk memberikan infomasi tentang sosialisasi SAMSAT Keliling.
3. Media elektronik
Media elektronik berupa website. Dengan sosialisasi melaui website dapat
dengan mudah dan cepat dalam pemberian informasi pelayanan.
4. Keliling ke desa-desa serta kecamatan-kecamatan
Sosialisasi disini langsung terjun ke desa – desa serta kecamatan – kecamatanagar mudah diketahui oleh masyarakat khususnya yang berada di pelosok desa.
Sosialisasi tersesbut dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Dengan adanya sosialisasi ini di harapkan agar dapat mempermudah
pelayanan kepada masyarakat melalui SAMSAT Keliling. Berdasarkan hal tersebut,
maka jika dianalisis dengan teori bahwa penerapan sosialisasi ini merupakan suatu
strategi yang digunakan dalam rangka pemberian pelayanan dengan prinsip pada
ISO 9001:2008 yaitu memfokuskan pada pelanggan, pendekatan proses dan
perbaikan berkelanjutan. Memfokuskan pada pelanggan dalam rangka penerapan
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 15/37
13
sosialisasi yaitu untuk memuaskan para pelanggan dalam mengetahui dan
memperkenalkan pelayanan yang terbaru, seperti adanya SAMSAT Keliling ini.
Pada pendekatan proses, sosialisasi digunakan sebagai input dari proses pelayanan
di SAMSAT Keliling Jombang. Sedangkan perbaikan berkelanjutan dalam rangka
pemberian pelayanan, sosialisasi sangat dibutuhkan, karena merupakan awal dari
proses pelayanan, dan kedepannya penerapan sosialisasi ini dapat lebih ditingkatkan
agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik melalui SAMSAT Keliling
Jombang.
Jika didasarkan pada strategi TQS, bahwa penerapan sosialisasi ini merupakan
suatu strategi yang juga digunakan sebagai bidang dari fokus pelanggan dan
perbaikan berkesinambungan. Pada fokus pelanggan melalui penerapan sosialisasi,
karena sosialisasi merupakan kebutuhan dari masyarakat untuk memenuhi tuntutan
tersebut. Sedangkan pada perbaikan berkesinambungan maka adanya perbaikan
dalam penerapan sosialisasi, agar masyarakat yang belum mengetahui langsung
pelayanan PKB di SAMSAT Keliling tersebut dapat secara cepat dan mudah
menerima informasi melalui sosialisasi.
Dapat pula dikatakan sebagai strategi pertumbuhan yaitu suatu strategi
pelayanan yang difokuskan pada pengembangan pemberian pelayanan pada
program-program pelayanan yang telah ada sesuai dengan portfolio (posisi dan
tupoksinya), disebut dengan consentration growth strategy (Kevin P. Kearns (dalam
Islamy, 2002). Strategi pertumbuhan ini merupakan salah satu strategi yang dapat
dipakai untuk menyusun strategi dalam pemberian pelayanan yaitu salah satunya
melalui penerapan sosialisasi. Dengan adanya sosialisasi tersebut maka peningkatan
dan pengembangan pelayanan akan lebih mudah dan cepat karena masyarakat dapat
mengetahui pelayanan yang terbaru dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor
melalui SAMSAT Keliling di Jombang.Sedangkan, perumusan strategi implementasi pelayanan menurut Alan Norton
(dalam Islamy,2002) bahwa adanya strategi pelaksanaan langsung pelayanan bahwa
Pelayanan melalui SAMSAT Keliling Jombang diberikan oleh pejabat yang diberi
kewenangan untuk itu dan berada di bawah kendali eksekutif yaitu Gubernur Jawa
Timur. Sehingga penerapan sosialisasi ini juga dilakukan sebagai salah satu strategi
Gubernur dalam pemberian pelayanan PKB kepada masyarakat melalui SAMSAT
Keliling yang mudah dijangkau oleh masyarakat yang ada di pelosok desa.
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 16/37
14
2. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Strategi yang kedua yang dilakukan oleh SAMSAT Keliling Kabupaten Jombang
dalam meningkatkan pembayaran PKB yaitu dengan cara peningkatan sumber daya
manusia yaitu para petugas yang terdiri dari anggota kepolisian, dinas pendapatan,
dan jasa raharja. Beberapa hal yang dilakukan untuk peningkatan SDM yaitu sebagai
berikut.
a. Pelaksanaan pelatihan
Pelatihan dilakukan kepada para petugas sebelum ditempatkan di lapangan
maupun setelah ditempatkan di lapangan. Pelatihan yang dilakukan sebelum
ditempatkan di lapangan dilakukan agar para petugas dibekali kemampuan dalam
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Sedangkan pelatihan yang dilakukan
setelah ditempatkan di lapangan dimaksudkan agar petugas mampu menjaga danmeningkatkan kualitas pelayanannya. Pelatihan ini dilakukan oleh Tim Pembina
SAMSAT dengan programnya yang dinamakan Pintek. Pelatihan ini dilakukan
sebanyak dua kali dalam satu tahun. Selain itu, pelatihan ini juga dilakukan terhadap
para generasi penerus petugas dimana digunakan sebagai penerus petugas di
SAMSAT Keliling apabila sewaktu-waktu diperlukan maupun apabila terjadi
pergantian petugas.
b.
Penerapan etika pelayanan
Etika pelayanan ini mencakup tata cara petugas dalam pemberian pelayanan
kepada masyarakat maupun aturan-aturan yang berkaitan dengan tugas dan
tanggungjawab petugas kepada SAMSAT Bersama kabupaten Jombang. Dalam
memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, petugas harus bersikap baik
seperti ramah. senyum, sopan, sabar, dan santun. Hal ini membuat
pelanggan/masyarakat merasa puas terhadap pelayanan yang telah diberikan. Selain
itu ada pula 10 hal harus dimiliki oleh petugas yang dinamakan 10 Budaya Malu
Aparatur yaitu sebagai berikut.
AKU MALU JIKA….
a. Terlambat Masuk Kantor
b. Tidak Ikut Apel dan Senam Pagi
c.
Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan
d. Sering Minta Izin Tidak Masuk Kerja
e.
Bekerja Tanpa Program Kerja
f.
Pulang Sebelum Waktunya
g. Sering Meninggalkan Kantor Tanpa Alasan
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 17/37
15
h. Bekerja Tanpa Pertanggungjawab
i. Pekerjaan Terbengkalai
j. Berpakaian Sering Tidak Rapi/Tanpa Atribut
c. Evaluasi rutin
Untuk peningkatan SDM, maka dilakukan evaluasi rutin yaitu sebanyak dua
kali dalam sebulan. Hal ini dikarenakan agar mengetahui keluhan-keluhan
masyarakat yang disampaikan oleh petugas kepada Tim Pembina SAMSAT.
Sehingga akan dilakukan perbaikan dari hasil evaluasi tersebut.
Berdasarkan hal tersebut maka jika dianalisis berdasarkan ISO 9001:2008
peningkatan SDM termasuk dalam kategori fokus pelanggan, keterlibatan personel,
pendekatan proses dan perbaikan berkelanjutan. Dalam fokus pelanggan, petugas
harus mengerti keinginan pelanggan sekarang dan masa depan dengan berusahamemenuhi persyaratan pelanggan dan berusaha melebihi harapan pelanggan karena
pelanggan merupakan kunci dari keberhasilan pelayanan. Sehingga, Tim Pembina
SAMSAT pun melakukan pelatihan-pelatihan, penerapan etika pelayanan dan
evaluasi rutin yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan agar pelanggan
merasa puas. Sedangkan dalam kategori keterlibatan personel, dilakukan dengan
cara memampukan dan memberikan kesempatan kepada personel untuk
merencanakan, menerapkan rencana, dan mengendalikan rencana pekerjaan yang
menjadi tanggungjawabnya atau kelompoknya. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
pelatihan, etika pelayanan dan evaluasi rutinyang mana memampukan petugas agar
siap dalam pelayanan serta bertanggungjawab terhadap tugasnya sebagaimana telah
dituangkan dalam etika pelayanan. Yang ketiga yaitu pendekatan proses dimana
mensyaratkan untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan, dan
melakukan peningkatan berkesinambungan proses yang dibutuhkan untuk sistem
manajemen mutu, dan mengelola interaksi masing-masing proses yang bertujuan
untuk mencapai perbaikan berkelanjutan. Hal ini sesuai pula dengan tujuan dari
pelatihan, etika pelayanan dan evaluasi rutin karena akan membawa kepada
perbaikan berkelanjutan. Yang terakhir yaitu perbaikan berkelanjutan. Dengan
adanya pelatihan yang dilakukan terus-menerus serta etika pelayanan yang
diterapkan terus-menerus maka akan terjadi perbaikan-perbaikan yang terus
menerus terhadap SDM dan terjadi pula perbaikan demi peningkatan kepada
pelanggan.
Hal yang sama pun terjadi jika didasarkan pada teori TQS, dimana peningkatan
SDM ini pun termasuk dalam kategori fokus pelanggan, keterlibatan total,
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 18/37
16
pengukuran, dan perbaikan berkesinambungan. Yang membedakan hanya saja
munculnya kategori pengukuran dimana mengidentifikasi output dari proses – proses
kerja kritis dan mengukur kesesuaiannya dengan tuntutan pelanggan serta
mengkoreksi penyimpangan dan meningkatkan kinerja. Hal ini sesuai dengan
evaluasi rutin yang mana akan mengidentifikasi dan mengoreksi kinerja petugas
dalam rangka meningkatkan kinerja.
Jika didasarkan pada strategi pelayanan menurut Kevin P. Kearns (dalam
Islamy, 2002) dinama kedua hal tersebut terdapat dalam strategi stabilisasi
peningkatan SDM melalui pelatihan dan etika pelayanan akan melindungi posisi
dan keberadaan SAMSAT Keliling sebagai perwujudan dan penyesuaian diri
terhadap lingkungan dimana masyarakat memerlukan pelayanan yang lebih baik
dari SAMSAT. Sehingga, keberadaan SAMSAT akan terus dipertahan karenamemiliki kualitas pelayanan yang selalu meningkat. Sedangkan didasarkan pada
pendapat Turner dan Hulme (dalam Islamy, 2002) mengenai strategi pelayanan,
maka hal tersebut tergolong pada society-centered strategy dimana dalam aspek
public choice menjelaskan bahwa masing-masing kelompok dengan rent seeking
behaviornya berusaha memperoleh fasilitas akses dari pemerintah terhadap barang
publik, dan pelayanan publik. Maka dengan adanya peningkatan SDM, setiap
pelanggan mempunyai kesempatan untuk memperoleh fasilitas yang lebih baik dari
pelayanan publik.
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan instrumen penting dalam meningkatkan
pelayanan SAMSAT Keliling di Jombang. Tanpa adanya suatu sarana dan prasarana
yang lengkap maka pelayanan SAMSAT Keliling akan terhambat dan tidak akan
bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Peningkatan sarana dan prasarana
untuk meningkatkan pelayanan SAMSAT Keliling adalah sebagai berikut:
a.
Penambahan Kendaraan untuk pelayanan SAMSAT Keliling
Penambahan mobil ini salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan
pelayanan, karena dengan adanya tambahan mobil, maka akan lebih banyak
tempat atau titik-titik yang bisa dijangkau oleh masyarakat untuk melakukan
pembayaran pajak kendaraan bermotor tanpa harus menunggu jadwal untuk
daerah-daerah yang akan didatangi oleh mobil SAMSAT Keliling. Dalam hal ini,
sudah direncanakan suatu penambahan mobil yang telah diajukan kepada
pimpinan untuk dapat memberikan pelayanan masyarakat yang lebih baik lagi.
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 19/37
17
b. Penambahan Peralatan
Dengan bertambahnya mobil pelayanan SAMSAT Keliling, pastilah
penambahan peralatan yang ada di dalam mobil sebagai penunjang proses
pelayanan harus ditambah juga. Peralatan tersebut berupa Laptop, mesin cetak
( printer ), jaringan atau satelit, kursi dan meja sebagai tempat perangkat
pelayanan dan tempat pelayanan bagi wajib pajak, listrik ( genzet ), tempat
penyimpanan uang (brankas), alat pendeteksi keaslian uang dan dokumen
kendaraan bermotor (Ultra viole), penyejuk runagan (AC/kipas angin).
Analisis strategi pelayang SAMSAT Keliling berdasarkan prinsip manajemen
mutu berdasarkan iso 9001:2008 series adalah pertama pendekatan proses,
Pendekatan proses ini dilakukan untuk meningkatkan keapuasan pelanggan. Salah
satu cara untuk meningkatkan kualitas pelanggan yaitu dengan meningkatkan sarana
dan prasarana. Dahulu, sarana kendaraan hanya terdapat satu, namun untuk
menambah peningkatan pelayanan maka ditambahkan lagi satu kendaraan, sehingga
sampai saat ini jumlah kendaraan untuk SAMSAT Keliling ada dua kendaraan. Dan
untuk tahun berikutnya direncanakan penambahan satu kendaraan lagi, dan hal ini
sudah diajukan kepada pimpinan. Untuk peralatan yang ada didalam mobil
dilengkapi dan untuk peningkatan selanjutnya dilakukan untuk perbaikan sistem
jaringan agar lebih mendukung proses pelayanan pada SAMSAT Link yang terdapat pada SAMSAT Keliling. Dalam hal ini pendekatan proses ini melakukan suatu
peningkatan yang bertujuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan melalui
peningkatan sarana dan prasarana.
Kedua, peningkatan berkesinambungan. Peningkatan berkelanjutan merupakan
suatu penyempurnaan dari peningkatan-peningkatan sebalumnya yang dilakukan
dengan merevisi yang tujuannya untuk mencapai pelayanan yang lebih baik. Dan
salah satu cara untuk melakukan suatu peningkatan yang berkelanjutan yaitu dengan
cara meningkatkan atau menambah sarana dan prasaraa yang ada pada peayanan
SAMSAT keliling. Dengan membeikan tambahan sarana dan prasarana, maka
pelayanan SAMSAT Keliling akan menjadi semakin baik, cepat, dan terjangkau bagi
masyarakat karena pelayanannya tidak hanya dilakukan pada satu tempat saja
melainkan di beberapa tempat-tempat yang telah ditentukan.
Ketiga, Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok. Hubungsn yang
saling meguntukngkan dan ketergantungan ini terjadi untuk meningkatkan
kemampuan dari pihak-pihak yang saling bekerjasama dalam memberikan pelayanan
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 20/37
18
kepada masyaratak. Dalam hal ini gubernur sebagai penyedia sarana prasarana untuk
meningkatkan pelayanan SAMSAT Keliling memperoleh keuntungan karena dapat
menyelenggarakan pelayanan publik dengan baik dan lancar serta memperoleh
sumber anggara atau pendapatan. Sedangkan pihak pengelola mendapatkan
keuntungan yaitu dapat menyelenggarakan pelayanan publik dengan baik serta dapat
mejalakankan tugasnya.
Jika dikatakan pada strategi Total Quality Service (TQS) ada dua bidang yang
sesuai dengan strategi peningkatan sarana dan prasarana yaitu dukungan sistematis
dan perbaikan berkesinambungan. Dukungan sistematis, Manajemen yang dimaksud
disini yaitu dalam membangun infrastruktur untuk meningkatkan kualitas pelayanan
SAMSAT Keliling, diperlukan penambahan atau peningktan sarana dan prasarana
agar pelayanan biasa menjai lebih efisien dan efektif. Dukungan sarana dan
prasarana disini bisa berupa kendaraan, peralatan untuk mendukung pelayanan, dan
harus ada jaringan atau satelit yang bagus dan mampu menjangkau SAMSAT
keliling yang ada di desa-deas ataupun pelosok agar tidak menghambat proses
pelayanan. Perbaikan berkesinambungan dalam mengantisispasi perubahan
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan. Untuk mengantisipasi perubahan
kebutuhna ini, dilakukan dengan cara menyediakan sarana dan prasana yang
digunakan sebagai cadangan ketika proses pelayanag SAMSAT Keliling mengalamikerusakan ataupu troubleI . Sehingga penyediaan sarana dan prasarana dapat
membantu proses pelayanan dan dengan demikian tidak akan terjadi hambatan
dalam pelayanan. Tidak hanya itu dengan peningkatan sarana dan prasarana
SAMSAT Keliling, maka akan dapat membuat pelanggan lebih mudah, lebih cepat
dalam melakukan pembayaran kendaraan bermotor, dan pelanggan juga dapat lebih
menjangkaunya karena setiap harinya SAMSAT keliling berada di tempat yang
berbeda-beda sesuai dengan jadwal.yang telah ditentukan, jadi pelanggan tidak harus
melakukan pembayaran di SAMSAT induk. Sehingga pelanggan merasa senang dan
lebih suka melakukan pembayaran kendaraan bermotor melalui SAMSAT Keliling
karena mudah dijangkai dan tidak berbeli-belit.
Strategi ini juga didasarkan pada strategi pelayanan berdasarkan stategi
peningkatan kualitas pelayanan Menurut Kevin P. Kearns (dalam Islamy, 2002)
yang bisa dipakai untuk menyusun strategi untuk memberikan pelayanan pada
masyarakat, yaitu Growth Strategies (Strategi Pertumbuhan) yang terdiri dariConsentration growth strategy, dan Diversification growth strategy. Consentration
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 21/37
19
growth strategy yaitu suatu strategi yang fokus pada pengembangan pemberian
pelayanan pada program-progran pelayann yang terlah ada. Misalkan saja
mendirikan pelayanan di tempat lain. Dalam mendirikan pelayanan di tempat lain,
pasti membutuhkan penambahan sarana dan prasarana. Untuk pelayanan SAMSAT
Keliling ini sarana dan prasaran yang dibutuhkan berupa kendaraan, dan peralatan
untuk penunjang proses pelayanan juga harus dipenuhi agar dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik lagi dan pelanggan bisa merasakan kepuasan.
Sedangkan Diversification growth strategy yaitu pengembangan pelayanan
yang dilakukan dengan menambah jumlah dan jenis program pelayanan selain yang
telah ada. Untuk strategi ini peningkatan sarana dan prasarana juga merupakan salah
satu penambahan jumlah dan jenis program pelayanan selain yang telah ada.
Awalnya pelayanan pembayaran kendaraan bermotor hanya melalui SAMSAT
Bersama, jadi pelanggan langsung melakukan pembayaran ke SAMSAT, kemudian
dengan adanya pergembangan sehingga ada program SAMSAT Keliling yang bisa
memudahkan pelanggan yang berada di pelosok karena pelayanan dari SAMSAT
Keliling ini datang ke desa-desa atau kecamata-kecamatan, sehingga lebih mudah
dijagkau oleh pelanggan. Dan program terbaru saat ini yaitu SAMSAT Link yang
ada dalam SAMSAT Keliling, jadi jika ada orang asal kota A mau membayar di kota
B bisa melakukan pembayaran melalui SAMSAT Link yang ada pada SAMSATKeliling.
4. Kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak
SAMSAT keliling ini dibawah komando Gubernur yang diwakilkan oleh tim
Pembina SAMSAT dan fungsinya untuk mengontrol, mengawasi, dan memberikan
komando/arahan-arahan agar dapat terjalin kerjasama dan koordinasi antara pihak
yang terlibat yaitu dari Dinas Pendapatan Daerah dan Kepolisisan. Pembina
SAMSAT membagi pekerjaan sesuai dengan tugasnya. Petugas kepolisian bertugas
sebagai pengaman data-data yang telah masuk melalui sehingga ditempatkan di
bagian pendaftaran dan pengecekan data dan petugas dari Dispenda bertugas
sebagai penerima dana pembayaran sehingga ditempatkan dibagian kasir. Kedua
pihak tersebut terkoordinasi dengan baik dan tidak terjadi permasalahan dalam
hubungan kerjasamanya. Hal ini dikarenakan semua pihak sama-sama memiliki
tujuan yang sama yaitu memberikan pelayanan publik kepadamasyarakat/pelanggan. Selain itu, hal ini dikarenakan adanya hubungan yang saling
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 22/37
20
menguntungkan yaitu masing-masing pihak termasuk di dalamnya Gubernur dapat
menjalankan tugasnya. Hasil dari kinerja tersebut akan dilaporkan oleh Tim
Pembina SAMSAT kepada Gubernur. Dalam hal ini, setiap pihak diberikan
kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya agar terjadi keterbukaan. Namun tetap
memperhatikan etika pelayanan yang telah dijelaskan pada strategi sebelumnya.
Jika dikaitkan dengan gaji petugas, maka pemberian gaji pun diserahkan kembali ke
masing-masing lembaga sesuai dengan jabatannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka jika didsarkan pada ISO 9001:2008, strategi
tersebut termasuk dalam kategori kepemimpinan, keterlibatan personel, pendekatan
sistem manajemen dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok.
Pemimpin memiliki kemampuan untuk menarik orang lain untuk secara bersama-
sama mewujudkan visinya. Dalam hal jelas bahwa Gubernur yang diwakili olehTim Pembina SAMSAT mampu menarik berbagai pihak agar dapat melakukan
kerjasama dan koordinasi yang baik agar mewujudkan visi yang mana untuk
pelayanan publik, Selanjutnya keterlibatan personel yang mana jelas disebutkan
bahwa terdapat kerjasama dan koordinasi berbagai pihak artinya terdapat beberapa
personel yang terlibat. Pendekatan sistem manajemen sebagai pengidentifikasian,
pemahaman, dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk
pencapaian dan peningkatan sasaran. Dalam hal ini artinya terdapat sistem
manajemen dalam rangka kerjasama dan koordinasi berbagai pihak. Sistem
manajemen yang dimaksudkan yaitu terdapat pengorganisasian, koordinasi,
pengawasan, pengelolaan dan lain sebaginya yang dilakukan oleh pihak yang
terlibat dalam SAMSAT Keliling. Yang terakhir yaitu kerjasama yang saling
menguntungkan dengan pemasok yang mana telah dijelaskan pada penjelasan
sebelumnya bahwa kerjasama dan koordinasi berbagai pihak merupakan suatu hal
yang saling menguntungkan antar pihak. Sehingga, kategori ini pun pasti tergolong
dalam strategi ketiga ini.
Hal yang sama pun terjadi jika didasarkan pada teori TQS, strategi ketiga
tergolong pada tiga kategori yaitu keterlibatan total, pengukuran dan dukungan
sistematis. Keterlibatan total ini sama halnya dengan keterlibatan personel dalam
ISO. Pengukuran dalam hal ini yaitu dengan adanya kerjasama dan koordinasi yang
baik dari berbagai pihak maka dapat dilakukan identifikasi berjalannya suatu
program dan pengevaluasian dalam rangka peningkatan pelayanan. Selanjutnya
yaitu dukungan sistematis yang artinya semua pihak merupakan pihak yang
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 23/37
21
mendukung dan bertanggungjawab terhadap pengelolaan sehingga pelayanan yang
diberikan pun berjalan dengan lancar.
Selanjutnya analisis berdasarkan Kevin P. Kearns (dalam Islamy, 2002),
kerjasama dan koordinasi berbagai pihak termasuk dalam kategori strategi
kolaborasi, dimana berbagai pihak yang terlibat dalam SAMSAT Keliling saling
berbagi sumber yang mereka miliki atau akan dimiliki untuk meningkatkan
efisiensi pelayanan karena bersifat koordinasi dan kerjasama. Komitmen beberapa
pihak yang kemudian disatukan pun terwujud untuk menangani kebutuhan
masyarakat secara bersama dalam pemberian pelayanan publik. Sedangkan jika
didasarkan pada pendapat Turner dan Hulme (dalam Islamy, 2002), maka
kerjasama dan koordinasi berbagai pihak ini tidak luput dari peran penting yang
dimainkan oleh negara dalam menetapkan kebijakan agar terwujud menyatunya berbgai pihak dalam pemberian pelayanan. Makah hal ini tergolong state-centered
strategy. Selain itu, kerjasama dan koordinasi berbagai pihak juga tergolong dalam
indirect or delegated strategy yang dikemukaan oleh Alan Norton (dalam
Islamy,2002). Hal ini dikarenakan adanya unsur-unsur gabungan dari berbagai
badan yaitu kepolisian dan untuk menangani pelayanan kepada masyarakat yang
berda dalam kendali dan pengawasan pemerintah yakni gubernur.
5. Penerimaan keluhan langsung dari masyarakat
Dalam hal ini masyarakat dapat menyampaikan keluhan secara langsung
kepada petugas yang sedang berjaga. Dan petugas pun dengan senang hati menerima
keluhan dari masayarakat tersebut. Keluhan dari masyarakat tersebut digunakan
sebagai acuan dasar dalam evaluasi proses pelayanan yang telah dilakukan, sehingga
kedepannya pelayanan akan lebih baik lagi dalam meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan SAMSAT Keliling di Jombang.
Penerimaan keluhan langsung dari masyarakat disini merupakan salah satu
strategi yang dilakukan dalam pemberian pelayanan PKB melalui SAMSAT
Keliling, karena dengan adanya keluhan dari masyarakat maka pihak dari SAMSAT
Keliling dapat mengetahui kekurangan – kekurangan terhadap pemberian pelayanan,
sehingga kedepannya dapat memberikan peningkatan pelayanan yang lebih baik,
dan dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan sesuai dengan prinsip pada
ISO 9001:2008 yaitu mengutamakan fokus pada pelanggan.
Tidak hanya itu juga dapat dikaitkan dengan prinsip ISO 9001:2008 yaitu pada
pendekatan fakta dalam pengambilan keputusan dan perbaikan berkelanjutan,
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 24/37
22
maksudnya disini yaitu dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam hal
menyampaikan keluhan – keluhan terhadap pelayanan secara langsung, sehingga
dapat mengetahui fakta bahwa adanya kekurangan – kekurangan, maka dalam
pengambilan keputusan dapat diproses sesuai dengan fakta yang telah dikeluhkan
oleh masyarakat, dan dapat dengan cepat dan mudah untuk diperbaiki agar lebih
meningkat lagi dalam proses pelayanan. Dengan adanya perbaikan berkelanjutan
melalui penerimaan keluhan dari masyarakat ini agar kedepannya kekurangan –
kekurangan tersebut dapat diminimalisir sehingga mampu dan berlanjut memberikan
pelayanan yang baik dan prima kepada masyarakat.
Jika didasarkan pada strategi TQS yang digunkana adalah fokus pada
pelanggan, pengukuran dan perbaikan berkesinambungan. Pada fokus pelanggan
disini bahwa pelanggan dapat menyampaikan keluhan – keluhannya secaralangsung, sehingga dengan hal tersebut dapat memberikan kepuasan terhadap
msyarakat. Kemudian pada pengukuran disini penerimaan keluhan dari masyarakat
dijadikan suatu output dimana pada proses pelayanan terjadi hambatan – hambatan
dan segera dijadikan alat ukur untuk memberikan evaluasi terhadap proses
pelayanan. Sedangan pada perbaikan kesinambungan bahwa penerimaan keluhan
langsung dari masyarakat digunakan sebagai perbaikan – perbaikan atas kekurangan
– kekurangan yang terjadi dalam proses pelayanan, sehingga di harapkan mampu
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan dan harapan
dari masyarakat.
Sedangkan penyusunan strategi tersebut berhubungan dalam Collaborative
Strategies (Strategi Kolaborasi) dimana dalam hal Resource Sharing yaitu pihak
yang terlibat saling berbagi sumber yang mereka miliki atau akan dimiliki untuk
meningkatkan efisiensi pelayanan (Kevin P. Kearns (dalam Islamy, 2002).
Penerimaan keluhan dari masyarakat ini merupakan suatu strategi kolaborasi antara
pihak SAMSAT Keliling dengan masyarakat, karena dengan adanya keluhan dari
masyarakat tersebut digunakan sebagai evaluasi dari proses pelayanan yang telah
dberikan agar dapat lebih efisien pelayanannya.
6. Pengambilan keputusan yang tepat
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki ataupun
meningkatkan pelayanan di SAMSAT keliling. Pengambilan keputusan ini biasanya
dilakukan ketika rapat evaluasi yang dilakukan dua kali dalam sebulan yang
dipimpin oleh Tim Pembina SAMSAT. Dalam pengambilan keputusan juga
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 25/37
23
mempertimbangkan usulan dari anggota rapat ataupun personil yang melayani
pelanggan secara langsung dan dengan memperhatikan usul dari masyarakat atau
pelanggan.
Berdasarkan hal tersebut, jika didsarkan pada Prinsip manajemen mutu
berdasarkan iso 9001:2008 series yaitu kepemimpinan, keterlibatan personel,
peningkatan berkesinambungan, dan pembuatan keputusan yang tepat.
Kepemimpinan, Kepemimpinan di SAMSAT keliling ini dibawah komando
Gubernur yang diwakilkan oleh tim Pembina SAMSAT dan fungsinya untuk
mengontrol, mengawasi, dan memberikan komando/arahan-arahan agar dapat
terjalin sinergitas antara pihak dari Dinas Pendapatan Daerah, Kepolisisan, dan Jasa
Raharja. Untuk memperbaiki SAMSAT Keliling di Jombang, selalu diadakan rapat
evaluasi yang dilakukan sebanyak dua kali dalam satu bulan. Dan rapat ini dipimpinoleh tim pembinan SAMSAT yang kemudian dilaporkan kepada Gubernur. Untuk
pengambilalan keputusan didasarkan dari hasil rapat evaluasi apabila ada perubahan-
perubahan sistem dan tidak bisa dilakukan pengamnbilan keputusan secara langsung
(membutuhkan proses). Selanjutnya keterlibatan personel, Di dalam keterlibatan
personel ini, personel tidak hanya diberikan kesempatan untuk merencanakan,
menerapkan rencana, dan mengendalikan rencana saja, melainkan setiap personil
diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya dalam setiap rapat evaluasi.
Semua itu dilakukan Karena personil terlibat langsung dalam pemberian pelayanan.
Peningkatan berkesinambungan, Pengambilan keputusan disini dilakukan
untuk mengoreksi, merevisi, menyempurnakan, dan mencapai nilai yang lebih baik
agar dapat memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan dapat memberikan
peningkatan pelayanan SAMSAT Keliling yang terus-menerus yang tiada berhenti
sehingga dapat memuaskan pelanggan. Tidak hanya itu juga ada pula pembuatan
keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan yang tepat dan efektif harus
didasarkan pada fakta yang terjadi di lapangan agar dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid dan baik. Dengan keputusan berdasarkan fakta dan dengan
memperhatikan usulan pelanggan, tingkat kepercayaan terhadap pengambil
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga keputusan yang dibuat untuk meningkatkan
pelayanan SAMSAT Keliling dapat diterima dengan rela dan lapang dada.
Jika didasarkan pada strategi TQS yang digunkana adalah Keterlibatan total
(total involvement) dan pengukuran. Keterlibatan total keseluruhan pegawai/petugas
sangat diperlukan saat pengambilan keputusan, pegawai/petugas yang terlibat dalam
hal ini yaitu Dinas pendapatan daerah, kepolisian dan jasa raharja. hubungan
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 26/37
24
kerjasama dari pihak-pihak yang terlibat sudah berjalan dengan baik. Dalam strategi
ini, setiap personil diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya dalam
setiap rapat evaluasi. Semua itu dilakukan Karena personil terlibat langsung dalam
pemberian pelayanan. Kemudian pengukuran, pengukuran disini untuk mengkoreksi
penyimpangan dan meningkatkan kinerja. Pengoreksian penyimpangan ini dilakukan
dengan cara rapat evaluasi yang dilakukan dua kali dalam satu bulan. Ini dilakukaan
dengan tujuan utuk menetralisisr penyimpangan agar tidak sampai terjadi
peyimpangan lagi sehingga dalam memebrikan pelayanan SAMSAT keliling kepada
pelanggan tidak terjadi hambatan. Kemudian dengan adanya rapat evaluasi juga,
maka kesalahan-kesalahan terhadap kinerja pegawai/petugas dapat diketahui dan
diperbaik. Dengan demikian makan akan meningkatkan kinerja pegawai/petugas
dari SAMSAT Keliling.Dan strategi yang selanjutnya digunakan yaitu state centered strategy. Strategi
ini menekankan pada peran penting yang dimainkan negara dalam menetapkan
kebijakan-kebijakan strategis termasuk kebijakan dalam pemberian pelayanan pada
masyarakat. Dalam strategi ini, pemerintah memiliki peran penting dalam
menetapkan kebijaan-kebijakan misalnya kebijakan dalam pemberian pelayanan
pada masyarakat termasuk pelayanan SAMSAT keliling. Namun, dalam
implementasi kebijakan tersebut terkadang mengalami penyimpangan ataupun
permasalahan sehingga kebijakan tidak bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu
diadakan evaluasi kebijakan yang berupa pengambilan keputusan dari
pimpinan/pemerintah berdasarkan penyimpangan atau fakta yang terjadi dilapangan.
Untuk itu kebijakan terhadap pelayanan SAMSAT Keliling yang telah dibuat
sebelumnya harus diperbaiki agar bisa menjadi kebijakan yang baik dan bisa
diimplementasikan melalui pelayanan SAMSAT keliling
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 27/37
25
3.2 Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan pembayaran PKB di
SAMSAT Keliling Kabupaten Jombang
Faktor Pendukung dalam pelayanan pembayaran PKB di SAMSAT Keliling ini
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Sosialisasi Pelayanan
Sosialisasi merupakan tahap pertama dalam proses pemeberian pelayanan PKB
melalui SAMSAT Keliling. Tahapan tersebut merupakan awalan daripada
keberhasilan suatu proses pelayanan. Dengan adanya sosialisasi ini maka pengetahuan
dan pemahaman msyarakat mengenai SAMSAT Keliling ini semakin bertambah.
Pada dasarnya sosialisasi pelayanan sangat erat kaitannya dengan informasi yang
didapatkan oleh masyarakat. Sosialisasi ini sangat diperlukan guna mendukung
pelayanan. Hal ini dikarenakan informasi tentang adanya pelayanan dan kejelasannya
harus sampai ke masyarakat dan menarik minat masyarakat. Sosialisasi layanan
tersebut dilakukan melalui berbagai media, baik media cetak maupun media
elektronik. berikut hasil wawancara dengan Bapak Lestijo selaku Kasubag TU
Dispenda Jombang adalah sebagai berikut.
“Sosialisasi untuk informasi tentang pelayanan ini telah dilakukan lewat
brosur, pengumuman di baliho yang ada di setiap kecamatan, kalau media
elektronik itu lewat radio NKFM dan Suara Jombang. Trus, ada lagi yang unik
yaitu lewat WAKULTAS, Wayang Kulit Lalu Lintas yang merupakan acara
hiburan untuk masyarakat.”
Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi pelayanan perlu dilakukan untuk menarik
antusias masyarakat. Seperti yang dikatakan Albrecht dan Zemke (1990) dalam Agus
Dwiyanto (2008:140) bahkan kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari
beberapa aspek, yaitu sistem pelayanan, sumber daya manusia pemberi layanan, strategi
dan pelanggan. Dalam hal ini, pelanggan yang merupakan masyarakat merupakan faktor penting untuk ditarik daya antusiasnya dalam berpartisipasi. Selain itu, hal ini juga
didukung oleh indikator pelayanan menurut Lenvine (1990: 188) yaitu Responsiveness
(responsivitas), dimana dalam sosialisasi pelayanan menunjukkan daya tanggap
penyedia layanan agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna layanan. Adapula
akuntabilitas dimana menunjukkan tanggungjawab penyedia layanan untuk memberikan
informasi kepada publik.
2. Lokasi Pelayanan yang strategis
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 28/37
26
Lokasi pelayanan juga akan menentukan keberhasilan pelayanan. Lokasi
pelayanan ini telah disurvey dan dikaji dahulu sebelum ditetapkan sebagai lokasi tiap
hari layanan diberikan. Berikut hasil wawancara dengan petugas SAMSAT Keliling
Bapak Eko selaku kepolisian.
“Kelancaran pelaksanaan SAMSAT Keliling ini tidak terlepas dari faktor
lokasi yang strategis. Selain itu, lokasi ini juga harus aman dan ramai. Ini
semua dikarenakan agar mudah dijangkau oleh masyarakat dan semakin
banyak yang membayar. Untuk masalah keamanan hal ini dikarenakan tiap hari
kami harus membawa uang hasil pembayaran pajak”
Hal ini pun sesuai jika didasarkan Kepmenpan No. 63 Tahun 2003, tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik pada poin kemudahan akses
dikatakan bahwa tempat dan lokasi pelayanan harus terdapat sarana yang memadai,mudah dijangkau masyarakat dan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatik.
Sehingga, pelayanan pun berjalan dengan lancar. Selain itu, didukung pula oleh
indikator dari Lenvine (1990: 188) yang mana lokasi strategis ini menunjukkan
Responsiveness (responsivitas), karena mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang
menginginkan pelayanan dekat dengan masyarakat. Lokasi pelayanan yang strategis ini
pun menunjukkan indikator kkuntabilitas dan rensponsibilitas tercapai.
3. Kerjasama dan Koordinasi yang baik
Berhasilnya suatu pelayanan publik sangat tergantung pada unsur sumber daya
manusia yaitu pihak yang memimpin dan petugas yang melaksanakan serta kegiatan-
kegiatan program pada pelayanan publik. Berkaitan dengan hal tersebut sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Albrecht dan Zemke (1990) dalam Agus Dwiyanto
(2008:140) mengatakan kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari
beberapa aspek, yaitu sistem pelayanan, sumber daya manusia, pemberi layanan,
strategi dan pelanggan. Hal yang sama pun dikatakan oleh Lukman (pasolog,
2007:134) bahwa kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan oleh pelanggan
sesuai dengan strandart pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan. Strandar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan
sebagai suatu pembakuan pelayanann yang baik. Dalam hal ini, kualitas SDM yang
memumpuni akan memberikan layanan yang memiliki integritas tinggi di mata
masyarakat, layanan yang cepat, tepat, dan efisien.
Berdasarkan hal tersebut maka sumber daya manusia merupakan faktor penting
dalam mendukung pelayanan publik, dalam hal ini yaitu sumber daya yang berkualitas
dimana terdapat kerjasama dan koordinasi yang baik di dalamnya. Berikut hal yang
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 29/37
27
berkaitan dengan faktor pendukung yang dikemukan oleh Bapak Lestijo selaku
Kasubag Tata Usaha Dispenda Jombang pada tanggal 23 Maret 2015.
“Berhasil tidaknya penyelenggaraan pelayanan ini didukung oleh para petugasnya.
Petugas pelayanan yang terdapat di SAMSAT Keliling berasal dari dua lembaga
yang berbeda, satunya Dispenda dan satunya lagi Kepolisian. Dua pihak ini harus
mampu berkoordinasi dengan baik dan bekerja sama dalam menjalankan
tugasnya. Dalam hal ini diawasi pula oleh Tim Pembina SAMSAT dimana juga
mampu berkerja sama dengan baik sebagai penghubung ke Gubernur. Jadi kalau
ada masalah ya dikerjakan bersama-sama”
Hal ini pun di dukung oleh pernyataan Bapak Eko selaku pihak Kepolisian
yang bertugas di SAMSAT Keliling.
“Ya hubungannya harus baik, komunikasi, kerjasama, saling membantudiperlukan. Kalau tidak seperti itu ya tidak bisa berjalan. Lebih-lebih kalau
banyak pelanggan yang datang. Ya, pinter-pinter koordinasi juga dengan atasan
kalau ada masalah atau keluhan jadi cepat di atasi.”
Dengan demikian, walaupun berasal dari lembaga yang berbeda namun proses
pelayanan pembayaran PKB SAMSAT Keliling di Kabupaten Jombang tetap berjalan
lancar. Hal ini dikarenakan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik baik dari para
petugas maupun petugas dengan pimpinan. Semua hal tersebut di dasari oleh sikap
saling menghormati dan saling menghargai terhadap tugas dan tanggungjawab masing-
masing. Sedangkan menurut Lenvine (1990: 188), faktor pendukung ini menunjukkan
adanya indikator Responsibility (responsibilitas) dimana menunjukkan seberapa jauh
proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
administrasi yang telah ditetapkan serta Accountability (akuntabilitas) dimana
menunjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan
kepentingan stakeholder dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat.
Faktor Penghambat dalam pelayanan pembayaran PKB di SAMSAT Keliling ini
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Lemahnya jaringan
Salah satu hambatannya pada lemahnya jaringan, yang merupakan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam proses pelayanan. Berdasarkan Kepmenpan No. 63
Tahun 2003, tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik terdapat
poin kelengkapan sarana dan prasarana dikatakan bahwa harus disediakan sarana dan
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 30/37
28
prasarana kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika. Namun kenyataan di lapangan belum
menunjukkan adanya sarana dan prasarana yang memenuhi, sehingga pelaksanaan
pelayanan pun kadang kala terganggu. Jika hal tersebut menggangu pelayanan, maka
pelayanan pun tidak menunjukkan responsivitas, akuntabilitas, resposibilitas seperti
indikator pelayanan yang dikemukaakan oleh Levine. Berikut hasil wawancara dengan
Bapak Agun selaku petugas Dispenda bagian kasir di SAMSAT Keliling.
“faktor penghambat dalam pelaksanaan pelayanan SAMSAT Keliling dalam
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berasal dari segi sarana prasarana,
yaitu lemahnya jaringan/koneksi sehingga mengahambat kecepatan pelayanan.
SAMSAT Keliling ini juga sering trouble jaringan SAMSAT Link, karena
modem yang dipakai sebagai pemancar ini merupakan modem portable, bukanmelalui jaringan kabel. Terkadang wajib pajak yang ingin menggunakan
SAMSAT link, jika jaringan sedang ada masalah maka ya saya arahkan
membayar di Payment Point atau Kator Bersama SAMSAT.”
2. Kurangnya kesadaran masyarakat
Terkait dengan faktor penghambat pelayanan SAMSAT Keliling, berikut hasil
wawancara pada tanggal 25 Maret 2015 dengan Bapak Agung selaku petugas
SAMSAT Keliling dari Dispenda Kabupaten Jombang yaitu sebagai berikut.
“Kurangnya kesadaran masyarakat. Masyarakat kadang kurang sadar mengenai
pentingnya kelengkapan syarat-syarat, padahal hal itu untuk menjamin keamanan
bagi pemiliki kendaraan bermotor. Masyarat kadang kala juga kurang kesdaran
untuk membayar secara tertib. Ketika antriannya banyak, semua ingin
didahulukan, sampai kuwalahan mengaturnya.”
Hal ini pun didukung pernyataan salah satu pelanggan bernama Ibu Nur
Fuadah yaitu sebagai berikut.
“Ya gimana lagi, kan saya capek kalau ngantri. Keburu-buru takut kesiangan
juga. Ya minta didahulukan soalnya saya juga buru- buru”.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hambatan yang
muncul yaitu kesadaran masayarakat yang masih kurang. Masyarakat enggan untuk
disiplin baik mengenai aturan-aturan maupun kelengkapan persyaratan berkas. Dalam
hal ini pasti akan mengahmbat pelayanan. Penghambatnya dikarenakan masyarakat
yang berkedudukan sebagai pelanggan. Hal ini sesuai dengan pendapat Albrecht dan
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 31/37
29
Zemke (1990) dalam Agus Dwiyanto (2008:140) mengatakan bahwa kualitas
pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari beberapa aspek, yaitu sistem
pelayanan, sumber daya manusia, pemberi layanan, strategi dan pelanggan.
Berdasarkan teori tersebut, pelanggan merupakan faktor utama pendukung pelayanan.
Jika pelanggan tidak mendukung artinya tidak memiliki kesadaran maka akan terjadi
hambatan dalam pelayanannya. Selain itu, hambatan ini pun menunjukkan bahwa
responsivitas, akuntabilitas, resposibilitas seperti indikator pelayanan yang
dikemukakan oleh Levine belum bisa terpenuhi .
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 32/37
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Layanan SAMSAT Keliling merupakan layanan unggulan yang sangat dibutuhkan
masyarakat, terutama bagi wajib pajak. Dengan adanya layanan SAMSAT keliling ini, dapat
meningkatkan pelayanan pembayaran PKB. Layanan unggulan SAMSAT keliling di
Kabupaten Jombang sudah cukup berhasil dan memberikan kontribusi pelayanan baik bagi
masyarakat sebagai wajib pajak maupun bagi kantor bersama SAMSAT Jombang. Dalam
peningkatan pelayanannya, strategi yang digunakan oleh SAMSAT Keliling di Kabupaten
Jombang diantaranya dilakukan melalui penerapan sosialisasi, peningkatan Sumber Daya
Manusia, kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak, peningkatan sarana dan prasarana,
penerimaan keluhan langsung dari masyarakat, dan pengambilan keputusan yang tepat.Beberapa strategi tersebut pun telah telah sesuai dengan teori yang digunakan dalam
menganalisisnya yaitu ISO 9001, TQS dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan yang
dikemukaan oleh beberapa ahli.
Selain itu, beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan
pelayanan PKB melalui SAMSAT Keliling dijumpai dan disesuaikan berdasarkan indikator
pelayanan menurut Levine, Albrecht & Zemke, Lugman dan Kepmenpan No. 63 Tahun 2003.
Faktor pendukungnya yaitu adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara petugas, lokasi
pelayanan yang strategis dan sosialisasi pelayanan yang dilakukan melalui berbagai media.
Sedangkan faktor penghambat dalam layanan ini adalah lemahnya sistem jaringan dan
kurangnya kesadaran masyarakat tentang etika dalam mendapatkan pelayanan. Meskipun
masih ada kendala dan masalah dengan SAMSAT keliling ini, tetapi pada dasarnya layanan
SAMSAT Keliling ini telah berjalan dengan baik.
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 33/37
31
DAFTAR PUSTAKA
I. Buku – Buku
Dwiyanto, Agus, dkk, 2008, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik, Cetakan Ketiga, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hardiansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Publik: Konsep, Dimensi, Indikator,
dan Implementasinya, Yogyakarta: Gava Media.
Pasalong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta.
Siagian, Sondang P.. 2004. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung.
Suardi, Rudi. 2001. ISO 9000 Series Standards, TQM. Jakarta: PPM.
Tjiptono, Fandy. 2005. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi.
II. Regulasi
Kepmenpan No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang Nomor 2008 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
Undang-undang Nomor 2008 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Distribusi Daerah
III. Rujukan Elektronik
Kominfo Jatim. 2010. Jumlah Kendaraan di Jatim Pertahun Bertambah. Melalui
http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/23703. Di akses pada 5 Maret 2015.
Saputra, Deny. 2009. Layanan Delivery SAMSAT di Jatim. Melalui http://berita-
qta.blogspot.com. Di akses pada 6 Maret 2015.
Winarti. 2011. Satlantas Jombang Merevitalisasi KTL. Melalui
http://suaramedianasional.blogspot.com/2011/02/satlantas-jombang-merevitalisasi-
ktl.html. Di akses pada 7 Maret 2015.
____. Delapan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Melalui http://konsultaniso-
9001.blogspot.com/2009/02/delapan-prinsip-manajemen-mutu-iso.html. Di akses pada
25 Maret 2015.
____. Tinjauan Pustaka. Melalui http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/461/jbptunikompp-gdl-
resminings-23003-10-unikom_h-i.pdf. Di akses pada 5 Maret 2015.
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 34/37
32
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Proses Pelayanan Pembayaran PKB
Gambar 2. Proses Kerjasama dan Koordinasi berbagai pihak
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 35/37
33
Gambar 3. Partisapasi Masyarakat dalam SAMSAT Keliling
Gambar 4. Dokumentasi dengan Narasumber
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 36/37
34
.
Gambar 5. 10 Budaya Malu Aparatur
Gambar 6. Jadwal dan Persyaratan Pelayanan
8/15/2019 Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayara
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-peningkatan-pelayanan-pembayara 37/37
Gambar 7. Dokumentasi Kendaraan SAMSAT Keliling
Gambar8. Proses pengaduhan keluhan secara langsung