STRATEGI PENINGKATAN BUDAYABELAJAR BIDANG STUDI …
Transcript of STRATEGI PENINGKATAN BUDAYABELAJAR BIDANG STUDI …
STRATEGI PENINGKATAN BUDAYA BELAJAR BIDANG STUDIPENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP 31 KECEMATAN
BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperolehgelar Sarjana Pendidikan agama Islam (S.Pd.I) pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama IslamUniversitas Muhammadiyah Makassar
HESTI KADIR
105190115910
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1435 H/2014 M
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor:Jln.Sultan Alauddin No.259 (Gedung Iqra Lt.IV) Telp.(0411) 866972-881593 Makassar 90221
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor:Jln.Sultan Alauddin No.259 (Gedung Iqra Lt.IV) Telp.(0411) 866972-881593 Makassar 90221
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor : Jl.Sultan Alauddin No.259 Gedung iqra’ Lt. IV Telp.(0411)851914 Makassar 90223
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran penulis/ peneliti yang bertanda tangan di bawah
ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/ peneliti sendiri.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat
atau dibantu secara langsung oleh orang lain baik keseluruhan, maka skripsi dan
gelar sarjana yang diperoleh karenanya batal hukum.
Makassar, 05 Muharram 1436 H
29 Oktober 2014 M
Penulis
HESTI KADIRNIM: 105 19 0115910
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Tak ada gading yang tak retak, namun bukan gading jika selalu retak..”
”Orang yang sibuk mengeluhkan kesulitan, akan sulit menemukan jalan untukkemudahan”
“Jika salah maka perbaiki, Jika gagal maka ulangi, jika menyerah maka tamatlah....!”
“Tujuan adalah mimpi dengan batas waktu.”
“Ketika tuhan tidak mengabulkan doa mu. Jangan berpaling darinya.Karena tuhan akan selalu memberi pilihan terbaik untuk hidupmu”
“Kesakitan membuat Anda berpikir.Pikiran membuat Anda bijaksana.
Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup,I’M STILL SURVIVAL “
For My Best Family, Ever…
Mama… Bapak..Adik tersayang…. ^.^
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan petunjuk dan pertolongan sehingga skripsi ini selesai. Shalawat
serta salam kita sanjungkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun manusia ke
jalan yang benar, di dijalan yang diridhai Allah SWT. Atau membebaskan kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan,
dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang,
Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
untuk memperoleh gelar sarjana S1 di Jurusan Pendidikan Agama islam di
fakultas Agama Islam dengan judul “ Strategi Peningkatan Budaya Belajar
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 31 Kecamatan
Bontotiro Kabupaten Bulukumba.
Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit menemui kendala dan
kesulitan, namun atas kesabaran dan dorongan serta bimbingan dari
berbagai pihak yang berupa material dan non material yang tulus dan ikhlas
sehingga kesulitan dan kendala dapat penulis hadapi dapat terselesaikan
dengan sebaik- baiknya.
Karena itu dengan segala hormat perkenankanlah penulis
menenganyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya terutama kepada kedua orang tua yang tercinta, yang telah
merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang dan kesabaran,
memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya baik moril maupun
material, dengan memberikan dorongan serta selalu mendoakan penulis
dalam menempuh hidup ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimah kasih yang sedalam –
dalamnya kepada :
1. Kedua Orangtuaku yang tercinta, Bapak Abd. Kadir dan Ibunda
Sunarti yang telah merawat dan membesarkan penulis serta
memberikan do’a restu, perhatian, nasehat materi, dan
pengorbanan dengan penuh kesabaran. Semoga senantiasa
mendapatkan balasan dari Yang Maha Kuasa. Amien
2. Bapak DR. H. Irwan Akib M.Pd., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memerikan penulis
kesempatan untuk kuliah dan melanjutkan Studi di Perguruan
Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan fakultas Agama
Islam beserta seluruh staf yang telah mengembangkan Fakultas
Agama Islam yang telah membantu penulis dalam
Pengurusansampai menjadi mahasiswa hingga berakhirnya masa
perkuliahan di fakultas agama islam.
4. Ibu Amira Mawardi, S.Ag, M.Si ketua jurusan Pendidikan Agama
Islam yang senantiasa membantu penulis dalam persoalan
Akademik.
5. Bapak Dr.Abd.Rahim Razaq M.Pd pembimbing I dan ibu Dra.
Mustahidang Usman M.Si pembimbing II. Yang telah banyak
mencurahkan perhatian dan bimbinganya hingga selesainya
penulisan dan penyusunan skripsi ini. Kesabaran dan ketelatenan
yang diberikan untuk menggugah semangat dan motivasi penulis
untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu para dosen yang telah mentransfer ilmu
pengetahuan kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah,
semoga amal jarianhya selalu mengalir.
7. Bapak A. Kamaruddin S.Pd kepala sekolah SMP Negeri 31
Kecamatan Bontotiro yang telah memberi izin untuk meneliti di
SMP Negeri 31 kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba
8. Seluruh teman-teman kelas H yang selalu memberikan motivasi
dan bimbingan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah membalas semua bantuan itu dengan pahala yang
berlipat ganda dan memberikan keselamatan tempat yang baik di akhirat
kelak. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Amin....
Makassar,27Dzulhidjah 1435 H25 Oktober 2014 M
Penyusun
Hesti Kadir
ABSTRAK
HESTI KADIR. NIM (105190115910) “STRATEGI PENINGKATAN BUDAYABELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP 31 KECAMATANBONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA. ( Dibimbing oleh Bapak Abd.RahimRazag, Dan Ibu Mustahidang Usman.
Skripsi ini diangkat untuk dikaji sebagai upaya mengungkap fakta – faktayang ada tentang topik yang dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategiPeningkatan Budaya belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam, faktor-faktorpenghambat dan cara mengatasi peningkatan budaya belajar bidang studipendidikan agama islam siswa SMP 31 Kecamatan Bontotiro KabupatenBulukumba. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP 31 KecamatanBontotiro Kabuputen Bulukumba yang berjumlah 218 siswa dan sampel penelitian iniadalah sebagian dari populasi.
Penelitian ini adalah suatu penelitian lapangan, dimana data yang diperlukanterdiri atas teoritis dan data lapangan. Dalam proses pengumpulan data di lapangandipergunakan instrumen penelitian yaitu observasi, angket, wawancara dandokumentasi setelah data terkumpul kemudian di analisa mengatur, mengurutkandan mengelompokkan menjadi satu, serta usaha pemusatan dan pengerahantenaga, pikiran peneliti sampai di olah dan di tulis dengan menggunakan carainduksi dan dedukatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesuai hasil angket dan wawancaratentang strategi peningkatan budaya belajar bidang studi pendidikan agama islamsiswa SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba adalah tentangpembelajaran agama islam adalah yang menjawab sesuai 39%. Kurang sesuaiadalah 39 % dan yang menjawab tidak sesuai adalah 22 %. sudah menunjukkanbaik, namun perlu ditingkatkan lagi agar pembelajaran pendidikan agama islammenjadi pelajaran yang di minati siswa. Jadi usaha yang dilakukan dalam mengatasipeningkatan budaya belajar siswa SMP 31 adalah peran guru agama islam sangatpenting untuk meningkatkan budaya belajar bagi siswa dalam bidang studiPendidikan Agama Islam. Serta menjadi panutan dalam membentuk karakter pribadidalam diri siswa dan menjadi contoh yang baik dalam membentuk siswa yangberakhlakul qarimah. Maka dari itu pendidikan di sekolah sangat penting terutamaPendidikan Agama Islam bagi siswa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL---------------------------------------------------------------------------- i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING-------------------------------------------ii
HALAMAN PENGESAHAN --------------------------------------------------------------- iii
HALAMAN BERITA ACARA MUNAQASYAH-------------------------------------- iv
HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI---------------------------------------------------v
HALAMAN PRAKATA--------------------------------------------------------------------- vi
HALAMAN ABSTRAK --------------------------------------------------------------------vii
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------viii
DAFTAR TABEL----------------------------------------------------------------------------ix
BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------- 1
A. LatarBelakang ----------------------------------------------------------------------- 1B. RumusanMasalah------------------------------------------------------------------- 4C. TujuanPenelitian -------------------------------------------------------------------- 5D. ManfaatPenelitian------------------------------------------------------------------- 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ------------------------------------------------------------ 8
A. STRATEGI PENINGKATAN BUDAYA BELAJAR ------------------------ 81. Pengertian Strategi ------------------------------------------------------------- 82. Pembelajaran--------------------------------------------------------------------113. Peningkatan Budaya Belajar Siswa ---------------------------------------14
B. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM -------------------------------------------------171. Pengertian Dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam----------172. Dasar Dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ---------------------------203. Prinsip – Prinsip Dan Strategi Pendidikan Agama Islam-------------274. Dalil Tentang Pentingnya Pendidikan------------------------------------
BAB III METODE PENELITIAN --------------------------------------------------------29
A. JenisPenelitian ----------------------------------------------------------------------29B. Lokasi Dan ObjekPenelitian------------------------------------------------------29C. Variabel Penelitian------------------------------------------------------------------29D. Defenisi Operasional Variabel---------------------------------------------------31E. Populasi Dan Sampel--------------------------------------------------------------31F. Instrumen Penelitian ---------------------------------------------------------------34G. Teknik Pengumpulan Data -------------------------------------------------------35H. Teknik Analisis Data ---------------------------------------------------------------36
BAB IV HASIL PENELITIAN ------------------------------------------------------------38
A.Sejarah atau gambaran singkat Lokasi Penelitian--------------------------38
B.Keadaan sekolah SMP 31 Kec. Bontotiro Kab. Bulukumba--------------41
C. Strategi Peningkatan Budaya Belajar Pada Pendidikan agama IslamBagi siswa SMP 31-----------------------------------------------------------------47
1. Strategi guru agama dalam meningkatkan Budaya Belajar Siswa----47
2. Kaitannya dalam Pembelajaran Agama Islam----------------------------52
3. Faktor Penghambat Peningkatan Budaya belajar------------------------54
4.Usaha-Usaha Guru Agama Islam Dalam Mengatasi HambatanPeningkatan Budaya Belajar Siswa SMP 31 Kec.Bontotiro -------------58
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------59B. Saran----------------------------------------------------------------------------------60
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------
LAMPIRAN – LAMPIRAN----------------------------------------------------------------
DAFTAR TABEL
TABEL I : Populasi .............................................................
TABEL II : Sampel .............................................................
TABEL III : Keadaan Gedung/Ruangan ...............................
TABEL IV : Keadaan Guru ....................................................
TABEL V : Keadaan Siswa ..................................................
TABEL VI : Keadaan Sarana Prasarana ..............................
TABEL VII : Jawaban Responden Tentang Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ....................................
TABEL VIII : Jawaban Responden Tentang Pentingnya
Pembeljaran Pendidikan Agama Islam ................
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah yang komplek, antara lain mencakup
soal kerikulum, para guru, keadaan masyarakat dan kiranya juga soal
politik.Walaupun kerikulumnya baik, tetapi jika korps guru kurang
kemampuaanya dalam menyampaikan ilmu kepada anak didiknya,maka
kerikulum yang baik itu tidak banyak manfaatnya.bila kerikulumnya baik para
gurupun bermutu, namun jika para siswa pada umumnya bersifat santai,
malas belajar dan tidak disiplin maka kedua faktor yang terdahulupun tidak
akan banyak manfaatnya.
Mendangkalnya mutu pendidikan sekarang ini kiranya juga merupakan
akibat dari politik pemerintah yang berupa pemerataan pendidikan yang lebih
mengutamakan memperbanyak materi pelajaran dari pada menghidupkan
kemampuan (kompotensi) anak didik. Akan tetapi pemerintah sekarang mulai
maju untuk memperbaiki maslalah pendidikan.dengan mengadakan
workshop kepada guru dari smua tingkatan perguruan.
Pemerintahpun memperbaiki penghasilan para guru salah satunya
adalah sertifikasi guru, sebagaimana yang disebutkan dalam UU tentang
Standar Pendidikan Nasional dan UU tentang Guru. Hal ini penting sekali,
karena bagaimana mungkin paa guru dapat mencurahkan segenap tenaga
2
dan pikirannya kepada tugas-tugasnya.bilamana mereka terus dirongrong
oleh beban hidup yang berat. Tetapi tindakan pemerintah saja tidak cukup.
Semua wajib membantu usaha-usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan
para guru dari semua tingkatan perguruan, antara lain wajib bekerja penuh
dedikasi, berdisiplin dan senantiasa meningkatkan pengetahuaanya,
sedangkan para orang tua wajib membantu dalam menegakkan disiplin
belajar dan perilaku anak-anaknya.
Pendidkan pada hakikatnya proses pembinaan akal manusia yang
merupakan potensi utama dari manusia sebagai makhluk berfikir. Dengan
pembinaan oleh pikir, manusia di harapkan semakin meningkat kecerdasan
dan meningkat pula kedewasaan berfikirnya.Terutama kecerdasan dalam
memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Pendidikan juga
merupakan pengetahuan yang memadai dari hasil olah pikirnya.
“Pendidikan yang dilakukan di lembaga formal dan non formal,
sebagaimana di laksanakan di sekolah, keluarga, dan lingkungan
masyarakat’’ ( Hasan Basri, 2008: 110).
Pendidikan dalam arti substantive adalah usaha-usaha yang
berhubungan dengan mendidik, yakni mempengaruhi, merangsang
kreativitas anak didik, siswa atau mahasiswa dengan metode, media, dan
alat-alat pendidikan yang digunakan sebagai bagian dari sistem pendidikan.
Kegiatan dalam pendidikan yang berkaitan langsung dengan para pendidik
3
atau guru atau dosen yang merupakan unsur manusiawi dalam
pendidikan.Para pendidik adalah pigur manusia yang diharapkan kehadiran
dan perannya dalam pendidikan, sebagai sumber yang menempati posisi
dan memegang peranan penting dalam pendidikan.
Para pendidik dan anak didik adalah dua sosok manusia yang tidak
dapat dipisahkan dari dunia pendidikan.para pendidik ini,definisi subtansial
dari pendidikan, merupakan orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan
keterampilan metodis untuk mempengaruhi anak didik.
Hal ini sebagimana disebutkan dalam penjelasan atas PeraturanPemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan reformasi pendidikan meliputi hal-hal berikut :penyelenggaraan pendidikan dinyatakan sebagai suatu prosespembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsungsepanjang hayat, dimana dalam proses tersebut harus ada pendidik yangmemberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, sertamengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik.Prinsip tersebutmenyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan dariparadigma pengajaran ke paradigma Pembelajaran.‘’(Hasan Basri2008:112).
Dari upaya tersebut pengembangan kerikulum, model–model
pembelajaran, dan strategi pembelajaran persoalan hingga kini masih sangat
dilematis dan kerap di hadapi para guru dalam proses belajar mengajar.
adalah membangun sarana pembelajaran yang aktif dan partisipatif, yang
melibatkan siswa dalam interaksi diologis dan berkualitas dengan guru, dan
atau antar siswa.Akibatnya, iklim kelas pembelajaran pun kurang menarik,
menyenangkan, dan membetahkan bagi siswa.
4
Dari hasil pengamatan ditemukan fakta bahwa pada setiap proses
belajar mengajar, siswa cenderung pasif, kurang menunjukkan gairah,
minat,dan antusiasme untuk belajar.Ada indikasi munculnya kejenuhan dan
kebosanan pada diri siswa hal ini biasa juga guru kurang membangkitkan
atau kurang menyemangati siswa dalam proses belajar.Cara guru
menyampaikan pelajaran tidak membuat siswa semangat dalam menerima
pelajaran,Ini sebabnya di akibatkan karena strategi guru dalam
menyampaikan materi kurang membuat siswa penuh semangat.Dalam suatu
kesempatan peneliti mencoba berinterasksi dengan beberapa siswa didalam
bebarapa dialog kelas, namun harapan sedikitnya hanya satu atau dua orang
yang merespon pertanyaan atau menjawab. Fenoma atau realita yang terjadi
sudah berlangsung lama, ini sebabnya guru kurang dalam menyampaikan
materi kurang membuat siswa aktif. Sangat sulit dalam merubah siswa dalam
berperan aktif dalam pembelajaran. Untuk itu harus ada usaha untuk
berkonsultasi dengan orang-orang yang dianggap memiliki kompotensi dalam
berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran atau banyak membaca
berbagai buku atau VCD tentang kaitannya dengan pendekatan dan strategi
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah maka rumusan masalah
adalah. Masalah adalah sesuatu yang dipertanyakan dan sangat penting
5
untuk di pecahkan. Masalah pokok yang perlu dikaji, maka permasalahan
yang akan dikaji tidak lebih dari satu masalah pokok, Tetapi harus dianilisis
secara logis ke dalam beberapa sub masalah.Suatu masalah yang harus
dipecahkan, karena masalah adalah tantangan dan rintangan yang di hadapi
dan harus di pecahkan.
Adapun rumusan masalah yang perlu diangkat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi peningkatan budaya belajar bidang studi pendidikan
Agama Islam siswa SMP 31 Bontotiro Kabupaten Bulukumba?
2. Faktor-faktor apa yang menghambat peningkatan budaya belajar siswa
bidang studi Pendidikan Agama Islam Di SMP 31 Bontotiro Kabupaten
Bulukumba?
3. Bagaimana mengatasi peningkatan budaya belajar bidang studi
Pendidikan Agama Islam Dan Pengaruhnya terhadap Peningkatan
kualitas Peserta didik Di SMP 31 Bontotiro Kabupaten Bulukumba?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu masalah yang ingin di capai,di
pecahkan,dan sesuai dengan arah alternatif pemecahan yang dipilih.
Mengetahui masalah-masalah apa yang timbul dan ingin atau ingin diketahui
dalam penelitian.
6
1. Untuk mengetahui strategi peningkatan budayBelajar bidang studi
Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 31 Bontotiro Kabupaten
Bulukumba.
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menjadi tantangan dalam
strategi peningkatan budaya belajar bidang studi Pendidikan Agama
Islam SMP Negeri 31 Bontotiro Kabupaten Bulukumba
3. Untuk mengetahui cara apa saja yang di lakukan untuk mengatasi
peningkatan budaya belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam SMP
Negeri 31 Bontotiro Kabupaten Bulukumba
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yaitu, Memperoleh gambaran secara factual yang
menjadi manfaat penelitian, yang berisi uraian singkat tentang
kegunaan/manfaat apa saja setelah tujuan pada butir yang ingin dicapai.
Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti terhadap pihak-pihak yang terkait, masing-masing diuraikan sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian tindakan Kelas, Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
2. Manfaat praktis
7
a. Bagi siswa, yakni untuk lebih memahami dan menjadi sarana
penambah minat belajar untuk peningkatan hasil belajar siswa
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan pengetahuan siswa
akan lebih meluas.
b. Bagi guru, yakni agar guru selalu melakukan perubahan dalam strategi
mengajar salah satunya adalah dengan menggunakan strategi
pembelajaran inquiry.
c. Bagi sekolah yaitu sebagai informasi dalam upaya perbaikan dan
peningkatan pembelajaran secara umum pada semua mata pelajaran
sehingga dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya
serap siswa sesuai yang diharapkan.
30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi Peningkatan Budaya Belajar
1. Pengertian Strategi
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di
tentukan. Di hubungkan dengan belajar mengajar.‘’Strategi bisa juga di
artikan sebagain pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di
gariskan’’ (Djamarah,2006: 5).
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam militer yang digunakan
dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh
kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkanpeperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbangbagaimana kekuatan pasukan yang di milikinya baik dilihat dari kuantitasmaupun kualitas, misalnya kemampuan setiap personal, jumlah darikekuatan persenjataan, motivasi pasukannya dan lain sebagainya.(WinaSanjaya 2006.293).
Dari dua ilustrasi tersebut dapat kita simpulkan bahwa strategi digunakan
untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
30
Menurut J.R David Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai“a plan method or series of aktivites designed to achieves a particulareducation goal’’ jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikansebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yangdidesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada empat strategi dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal berikut ;
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesipikasi dan kualifikasiperubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didiksebagaimana yang di harapkan.
2. Memiliki sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasidan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknikpembelajaran yang dianggap paling tepat dan afektif sehinggadata dijadikan pegangan oleh pendidik dalam menunaikankegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan ataukriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikanpedoman oleh pendidik dalam melakukan evaluasi hasil kegiatanpembelajaran yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buatpenyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secarakeseluruhan(Syaiful Sagala, 2009; 222).
Dari uraian di atas bahwa ada empat masalah pokok yang sangat
penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan
pembelajaran agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama spesipikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang
bagaimana diinginkan sebagai hasil pembelajaran yang dilkukan itu, disini
terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan
pembelajaran.sasaran harus jelas dan terarah.Oleh karena itu, tujuan
pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan kongkret, sehingga muda
30
dipahami oleh peserta didik.Jika tidak maka kegiatan pembelajaran tidak
punya arah dan tujuan yang pasti, akibat selanjutnya perubahan yang
diharapkan terjadi pada peserta didik sukar diketahui karena penyimpangan-
penyimpangan dari kegiatan pembelajaran.Karena itu rumusan yang
oprasional dalam kegiatan pembelajaran mutlak dilakukan oleh pendidik
sebelum melakukan tugasnya disekolah.
Kedua, memilih cara pendekatan pembelajaran yang di anggap paling
tepat dan efektif untuk mencapai sasaran, bagaimana cara pendidik
memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang
pendidik gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi
hasilnya, satu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan
yang berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak
sama.norma-norma sosial seperti baik, benar, adil, dan sebagainya akan
melahirkan kesimpulan dan bahkan mungkin bertentangan bila dalam cara
pendekatannya menggunakan berbagai disimplin ilmu.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran yang di anggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik
penyajian untuk memotivikasi peserta didik agar mampu menerapkan
pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau metode supaya peserta didik terdorong dan mampu berfikir
bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
30
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan
sehingga pendidik mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk
menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah di
lakukannya suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya. Setelah di
lakukan evaluasi, sistem penilaian dan kegiatan merupakan salah satu
strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain.
Apa yang harus dinilai,dan bagaimana penilaian itu harus dilakukan
termasuk kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik. Seorang peserta
didik dapat dikategorikan sebagai peserta didik yang berhasil, dapat dilihat
dari berbagai segi. Dapat dilihat dari segi kerajinannya, mengikuti tatap muka
dengan pendidik, perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan
social kepemimpinan, prestasi, olahraga, keterampilan, dan sebagainya, atau
dapat pula di lihat gabungan berbagai aspek.
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran mengundang berbagai kontroversi diberbagai
kalangan pakar pendidikan, terutama di antara guru-guru di sekolah. Hal ini
disebabkan oleh demikian luasnya ruang lingkup pembelajaran, sehingga
yang menjadi subyek belajar dan pembelajarpun bukan hanya siswa dan
mahasiswa, tetapi juga peserta penataran/pelatihan atau pendidikan dan
30
pelatih (diklat), kursus, seminar, diskusi panel, symposium, dan bahkan siapa
saja yang berupaya membelajarkan diri sendiri.
Pembelajaran adalah pengembangan, Pengetahuan, Keterampilan,atau sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi denganinformasi dan lingkungan. Dalam kegiatan ini tampak jelas bahwamurid atau siswa di pandang sebagai titik pusat terjadinya belajar,sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator belajarsiswa. Membantu dan memberikan kemudahan agar siswamendapatkan pegangan dan pengalaman belajar yangt sesuai dengankebutuhan dan kemampuannya sehingga terjadilah suatu interaksiaktif. (Wartono, dkk, 2004 :15).
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara sistematis agar subyek
didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien. Dengan demikian,jika pembelajaran dianggap sebagai sistem,
maka berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir
antara lain tujuan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran.
Sebaliknya bila pembelajaran dianggap sebagai suatu proses, maka
pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka
membuat siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan program
pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson
30
plan) berikut penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga,
dan alat-alat evaluasi.
b. Proses Pembelajaran
Persiapan pembelajaran ini juga mencakup kegiatan guru untuk
membaca buku-buku atau media cetak lainnya yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang akan disajikan kepada para siswa dan mengecek jumlah dan
kemberfunsian alat peraga yang akan digunakan. Karena guru memiliki andil
yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran disekolah. Guru
sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena
tidak semua orang tua memiliki kemampuan baik dari segi pengalaman,
pengetahuan maupun ketersediaan waktu. Dalam kondisi seperti ini orang
tua menyerahkan sepenuhya anaknya kepada guru di sekolah dengan
harapan agar anaknya dapat berkembang secara optimal.
Dalam proses pembelajaran memiliki peran penting dalam proses
pembelajaran. Bagaimana pun hebatnya kemajuan sains dan teknologi,
peran guru akan tetap diperlukan.
Setelah persiapan tersebut guru melaksanakan kegiatan-kegiatan
pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran, struktur dan
situasi pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh
30
pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih
dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru yang
bersangkutan, persepsi, dan sikapnya terhadap siswa. Jadi semuanya itu
akan menentukan terhadap struktur pembelajaran.
Untuk memenuhi tuntunan di atas maka guru harus mampu memaknai
pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan
kompotensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
sejauh ini pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh pandangan
bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang ahrus di hafal. Kelas
masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian
ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, perlu sebuah
strategi belajar baru yang lebih membrdayakan siswa. Sebuah strategi
belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tapi sebuah
strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak
mereka sendiri.
3.Peningkatan Budaya Belajar Siswa
Peningkatan budaya adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar diartikan sebagai
30
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian
kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tugas guru adalah memotivasi anak sehingga ia mau melakukan
serangkaian kegiatan belajar. Budaya belajar siswa dapat timbul dari dalam
diri individu (Budaya Intrinksik) dan dapat timbul dari luar diri siswa (Budaya
Ekstriksik).
Budaya Istrinksik merupakan Budaya yang timbul sebagai akibat dari
dalam diri individu tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, misalnya
anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin
mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan
orang lain.
sebaliknya motivasi eksrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan atau karena suruha atau paksaan dari orang
lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.
Kegiatan untuk menumbuhkan budaya belajar siswa bukanlah hal
mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru,
merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan budaya belajar
anak. Fakta yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa ketika ada
30
permasalahan tentang rendahnya budaya belajar siswa, guru dan orang tua
seakan tidak mau peduli terhadap hal tersebut.guru membiarkan siswa malas
belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi si anak.
Untuk menumbuhkan budaya belajar siswa orang tua dan guru harus
berperan penting untuk mengetahui penyebab rendahnya budaya belajar
siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dalam pandangan islam pendidikan sebagai dasar utama seseorang
diutamakan dan dimuliakan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Alqur’an
Surat Al-Mujaadilah 51 ayat 11,berikut ini :
لكم حوا في المجالس فافسحوا یفسح الله ھا الذین آمنوا إذا قیل لكم تفس یا أی
الذین آمنوا منكم وإذا قیل انشزوا فانشزوا یرفع الله والذین أوتوا العلم درجات والله
بما تعملون خبیر
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:“Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allahakan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilahkamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orangyang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yangkamu kerjakan” (Depag RI 2006).
30
4. Strategi Guru Agama Dalam Meningkatkan Budaya Belajar Siswa
1. Strategi Pembelajaran Guru dalam rencana Pembelajaran
Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah sebagai berikut yaitu
kepala sekolah melalui kebijakan yang di tuangkan dalam tugas guru,
mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar yang berupa,
silabus, Analisis materi Pelajaran, Program tahunan, Pgrogram semester,
dan Rencana Program pembelajaran. Pembuatan program Pembelajaran
disusun secara bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah guru Mata
Pelajaran yang ada di lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantapkan
melalui pertemuan musyawarah guru mata pelajaran tingkat kabupaten.
Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan kepada wakil kepala
sekolah bidang kerikulum, untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh kepala
sekolah. Pada saat mengajar, para guru selalu membawa perangkat
pembelajaran dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan
dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai.
Dan bila selesai mengajar perangkat mengajar disimpan di lemari atau
meja guru masing-masing yang disediakan oleh sekolah, dengan demikian
bila diperlukan perangkat mengajar sudah ada disekolah dan terjaga
keamanannya.
30
2. Strategi Guru Dalam Membangun Interaksi Dengan Siswa Dalam
Proses Belajar Mengajar
Kegiatan guru yang professional merupakan kegiatan atau tugas guru
yang rutin yang dianggap sebagai salah satu cara meningkatkan
profesionalismenya.mengingat input yang masuk di SMP 31 Kecamatan
Bontotiro Kabupaten Bulukumba di desa caramming tiap tahunnya rata-rata
tinggi, maka untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi akademik
siswa, guru berupaya untuk melibatkan siswa secara optimal dalam
pembelajaran yang dikelolahnya.
Dalam menjalin komunikasi yang baik atau kerjasama yang baik dengan
siswa maka strategi guru yang diterapkan adalah sebagai berikut ini :
1. Guru harus mampu menjadi tokoh yang berkesan dan berwibawa,
usahakan jangan terlalu disiplin, agar siswa tidak takut dan selalu
mempunyai minat belajar.
2. Menjaga hubungan baik dengan siswa, yaitu mengawasi dan membantu
siswa yang dalam menghadapi kesukaran yang tak teratasi.
3. Sesuaikan pengajaran anda sesuai tingkat kemampuan siswa, seperti
berusaha memberikan materi yang bagus dan cara penyajian yang
menarik agar siswa mempunyai minat untuk selalu memperhatikan dan
tidak bosan.
30
4. Berusaha memahami latar belakang siswa,
5. Penggunaan model mengajar yang bervariasi
6. Member pembinaan khusus bagi siswa yang bermasalah
Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah ini,
sehingga sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja tapi
sekolah harus menjalin kerjasama dengan orang tua siswa, perguruan tinggi,
instansi pemerintah dan alumni.
Adapun kerjasama adalah sebagai berikut ;
1. Pengadaan sarana dan fasilitas sekolah
2. Rekrutmen calon mahasiswa,
3. Penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakerikuler
4. Dan pegadaan ekstrakerikuler.
Melalui kerjasama dalam hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui kegiatan yang di buat sekolah
secara keseluruhan yang mengarah pada upaya untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
3. Pemberian Motivasi Belajar Siswa
Mengingat banyaknya siswa baru yang masuk tiap tahunnya tergolong
sangat tinggi, demikian pula secara umum motivasi terhadap siswa adalah
sebagai berikut :
30
a.Khususnya siswa kelas tiga selalu diberi latihan-latihan soal
b.Pemberian tugas untuk praktek lapangan.
c.Mengikut sertakan siswa dalam kegiatan ilmiah.
d.Mengkomunikasikan hasil belajar siswa melalui papan pengumuman
maupun melalui orang tua
e.Pemberian reinforcement
f. Penggunanaan media dalam pembelajaran
g.Pemberian layanan bimbingan
Dengan pemberian motivasi dalam bentuk pemberian tugas pada siswa,
hasilnya efektif sekali karena dengan strategi tersebut mampu
mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Strategi dalam menciptakan suasana pembelajaran
Agar pelaksanaan pembelajaran dikelas berlangsung dengan lancer dan
efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru
melakukan upaya berupa:
a.Petugas tata tertib selalu mengantisipasi berkeliling di linkungan sekolah
guna mengontrol tempat-tempat seperti kantin, dan belakang sekolah.
b.Waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dibantu petugas tata
tertib dan guru pembimbing guna mengetahui siswa yang berperilaku
menyimpang.
c.Dalam mengajar Guru harus mampu memahami karakter siswa
d.Guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis.
30
e.Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya tentang pelajaran
yang belum dimengerti atau masalah lainnya,
f. Guru memberikan pelajaran sesuai kemampuan siswa.
Dengan suasana seperti diatas maka sekolah SMP 31 Kecamatan
Bontotiro,Kabupaten Bulukumba, menciptakan suasana belajar yang kondusif
sehingga siswa selalu merasa senang dan betah berada di lingkungan
sekolah selama jam kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.bahkan
hingga sore hari untuk mengikuti kegiatan tambahan.
5. Upaya dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa
Karakteristik SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba semua
warganya mulai dari pimpinan sekolah, guru, stap tata usaha/karyawan dan
siswanya memiliki budaya disiplin yang tinggi. Namun demikin pihak sekolah
tetap mempertahankan serta melestarikan budaya disiplin yang sudah bagus
ini untuk lebih ditingkatkan menjadi kultur disiplin yang sudah bagus ini untuk
ditingkatkan menjadi kultur disiplin yang mandiri.
Adapun strategi untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut :
a) Sekolah harus memiliki sistem pengendalian ketertiban yang di keloladengan baik
b) Adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan perilaku mulai daripimpinan sekolah,guru dan stap.
c) Mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakerikuler pramuka danPMR
30
d) Pada awal masuk sekolah guru dan siswa membuat kesepakatantentang aturan dan tata tertib sekolah dan kelas
e) Memperkecil kesempatan siswa untuk ijin dalam meninggalkan kelas.f) Setiap upacara hari senin diumumkan frekuensi pelanggaran
terendah.
Dengan adanya strategi tersebut maka disiplin siswa dapat terpelihara
dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga
siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.
30
B.Pendidikan Agama Islam
1.Pengertian Dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidkan Agama Islam
Pendidikan agama islam mempunyai derajat yang mulia karena tidak
hanya bersifat mengajar, dalam arti menyampaikan ilmu pengetahuan
tentang agamais kepada siswa melainkan melakukan pembinaan mental
spiritual yang sesuai dengan ajaran Agama Islam. Selanjutnya akan diuraikan
beberapa pengertian. Pendidikan Agama Islam yang diungkapkan oleh
Usman said (1996: 61), bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk
membentuk atau membimbing dan menuntun rohani, jasmani seseorang
menurut ajaran Islam. Kata yang di gunakan untuk menunjukkan kepada arti
pendidikan Agama Islam adalah tarbiyah, ai-ta’lim, dan al ta’did (Khaeruddin,
2004: 3) masing-masing mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan
teks dan konteksnya, serta memberikan pertolongan bagi ummat manusia
untuk mencapai tujuan hidup di dunia dan akhirat kelak.
Pendidikan agama islam merupakan usaha bimbingan, pembinaanterhadap siswa, dalam meyakini, memahami, menghayati, danmengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yangberiman bertalkwa kepada tuhan yang maha esa(Mappanganro, 1996: 13).
Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhanterhadap siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapatmemahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam danmenjadikan jalan kehidupan ( Abdurrahman, 1993: 13).
30
Pendidikan Agama Islam yang melalui ajaran-ajaran Agama Islamyaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinyasetelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, danmengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang telah diyakininyasecara menyeluruh serta menjadikan ajaran Agama Islam pandanganhidupnya ( Zakiah Darajah, 2001: 86).
Kemudian lebih lanjut,pendidikan Agama Islam sebagai berikut :Pendidikan Islam adalah suatu sistem kepribadian yang mencakupseluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah olehkarena Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan muslim baikdunia maupun ukhrawi (M.Arifin 1994: 11).
Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukakan di atas, maka
jelaslah cabang ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia selaku
hamba Allah sebagai pedoman hidup di dunia dan akhirat, baik ilmu umum.
yang secara material bukan islam, tapi sekurang-kurangnya dapat menjadi
penunjang Pendidikan Islam.
Pendidikan agama islam yang dikemukakan dari bebarapa ahli, di
samping bertujuan sebagai pembentukan kepribadian yang islami yang
tentunya dibuktikan dengan pengamalan Ajaran Agama juga berkomunikasi
untuk mencapai tingkat kesempurnaan guna mencapai kehidupan
dunia dan Akhirat.
رصوصه بنیان م ھم كأن ا یحب الذین یقاتلون في سبیلھ صف إن الله
(QS Ash Shaff (61) :4)
30
Terjemahnya :
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperan dijalan-Nyadalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatubangunan yang tersusun kokoh (Depag RI 2006).
Q.S Al-Baqarah surat (2) :153
بر ھا الذین آمنوا استعینوا بالص ابرین یا أی مع الص لاة إن الله والص
Terjemahnya :
Hai orang-orang yang beriman,jadikanlah sabar dan shalat sebagaipenolongmu[99], sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar(Depag RI 2006).
Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari pendidikan yang sangat
penting berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai antara lain akhlak
keagamaan. Di lain pihak, Pendidikan Agama Islam memberikan motivasi
hidup dan kehidupan serta merupakan alat pengendalian diri manusia yang
amat penting. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam perlu diketahui dan
diyakini dan di Amalkan oleh setiap muslim agar dapat menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
b. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam pada jenjang menengah bertujuan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia yang beriman
30
dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta diaktualisasikan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ruang lingkup pendidikan
agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :
1. Hubungan manusia dengan Allah
2. Hubungan manusia dengan sesama makhluk,
3. Hubungan manusia dengan dirinya
4. Dan hubungan manusia dengan mahluk dan lingkungannya.
Dari ruang lingkup tersebut, kemudian dijabarkan dalam kurikulum PAI
1994, yang pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok yaitu: Al-Qur’an,
hadits, keimanan, syari’ah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh yang
menekankan pada perkembangan poltik. Pada kurikulum 1999 dipadatkan
menjadi lima unsur pokok yaitu: Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fiqih, dan
bimbingan ibadah.
2.Dasar Dan Tujuan pendidikan Agama islam
a. Dasar –Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama di Indonesia memiliki
status yang cukup kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari beberapa segi,
30
a. Dasar dari segi yuridis/ hukum.
Dasar-dasar yuridis adalah dasar pelaksanaan pendidikan agama islam
berasal dari perundang –undangan yang secara tidak langsung dapat
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama islam di sekolah.
Dasar yuridis adalah dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam berasal
dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal.
Dasar yuridis formal ini terdiri dari tiga macam,yaitu :
1. Dasar Ideal adalah dasar falsafah Negara, pancasila sila pertama ialah
ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Dasar Struktural/ Konstitusi, adalah dasar –dasar dari UUD 1945 Bab XI
pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: ‘’negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agama dan kepercayaannya masing- masing.
3. Dasar Operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No.IV/MPR/1973 yang
kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No.IV/MPR a978 jo. Ketetapan
MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap.MPR No. II/MPR/1988 dan
Tap. MPR No.II/MPR 1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara
yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama
secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal,
mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dan diperkuat lagi
30
dengan Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab X
Pasal 37 ayat 1 da 2 yang berbunyi sebagai berikut: (1) Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani, ketrampilan/
kejuruan dan muatan lokal. (2) Pendidikan tinggi wajib memuat: pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa.
b. Dasar dari segi Religius
Dasar religius bersumber dari agama islam yang tertera dalam al-Qur’an
maupun hadits nabi menurut ajaran islam ayat al-Qur’an yaitu :
Sumber al-Qur’an surat Al-Mujadilah (58) ayat 11 :
لكم وإذا حوا في المجالس فافسحوا یفسح الله ھا الذین آمنوا إذا قیل لكم تفس قیل یا أی
بما الذین آمنوا منكم والذین أوتوا العلم درجات والله انشزوا فانشزوا یرفع الله
عملون خبیر ت
Terjemahnya :
‘’niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu danorang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.”(QS.Al-Mujadalah:11)
Selain surat Hadist nabi juga mengatakan tentang Keharusan meniru
orang yang berilmu, banyak hadits Nabi Saw yang mendorong agar umat
Islam bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Di bawah ini terdapat
30
hadits Nabi Saw yang berkenaan dengan kewajiban menuntut ilmu dan
keharusan menambah ilmu diantaranya :
Hadits Rasulullah saw bersabda :
عن عبد الله بن مسعود الله قال : قال ◌بي الن الله : لاحسد إلا في اثنتین :
رجل أتاه الله ما لا ◌لط فس على ھلكتھ في الحق ◌, و رجل أتاه الله الحكمة فھو یقضى ◌بھا ویعلمھا رواه)
).
Terjemahnya:
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda :”Janganlah
ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang
diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar,
kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai
dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain (HR Bukhari).
Hadits di atas mengandung pokok materi yaitu seorang muslim
harus merasa iri dalam beberapa hal. Memang iri atau perbuatan hasud
adalah perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam, tetapi ada dua hasud
yang harus ada pada diri seorang muslim, yaitu pertama menginginkan
banyak harta dan harta itu dibelanjakan di jalan Allah seperti dengan
berinfaq, shadaqah dan lainnya. Harta ini tidak digunakan untuk berbuat
dosa dan maksiat kepada Allah, keduamenginginkan ilmu seperti yang
dimiliki orang lain, kemudian ilmu itu diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari, juga diajarkan kepada orang lain dengan ikhlash. Dan dijelaskan pula
kewajiban menuntut ilmu dalam Hadist sebagai berikut :
30
. رواه )) طلب العلم فریضة على كل مسلم و مسلمة
Kewajiban menuntut ilmu di jelaskan dengan hadist nabi, yaitu :
Terjemahnya :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu
Abdil Bari).
Secara jelas dan tegas hadits di atas menyebutkan bahwa
menuntut ilmu itu diwajibkan bukan saja kepada laki-laki, juga kepada
perempuan. Tidak ada perbedaan bagi laki-laki ataupun perempuan
dalam mencari ilmu, semuanya wajib. Hanya saja bahwa dalam mencari
ilmu itu harus tetap sesuai dengan ketentuan Islam.
c. Dasar dari segi psikologis
Semua manusia dalam hidupnya didunia ini selalu membutuhkan
adanya suatu pegangan hidup yang disebut dengan agama. Mereka
merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya zat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat
mereka meminta pertolongan.
b.Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dijabarkan dalam suatu
sasaran yang hendah dicapai dalam suatu sasaran pendidikan sebagai suatu
sistem, Tujuan pendidikan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam
30
sistem pendidikan itu sendiri. Karena hal itulah yang merupakan harapan
masyarakat dari hasil pendidikan baik dalam arti kuantitatif maupun kualitatif.
Tujuan pendidikan yang di artikan sebagai rumusan kualifikasi
pengetahuan, Kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak setelah
menyelesaikan suatu program belajarnya baik disekolah maupun dalam
lingkungan masyarakat dimana anak itu berbeda.
Pada dasarnya tujuan umum dari pendidikan itu sangat erat
hubungannya dengan pandangan hidup manusia, karena membentuk rohani
dan jasmani anak didik berdasarkan ajaran agama islam, dan terutama
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. Dimana tujuan umum pendidikan
itu merupakan tujuan pendidikan nasional. Demikian juga halnya di dalam
pendidikan Agama Islam sasaran yang di inginkan setelah ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana terlihat pada Firman Allah
pada surah Al-imran (3) ayat 102 :
ھا الذین آمن حق تقاتھ ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون یا أی وا اتقوا الله
Terjemahnya:
Hai orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah sebenar-benartaqwa kepada-Nya.dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkanmatilah dalam keadaan beragama Islam (Depag RI 2006:253).
Mati dalam berserah diri kepada Allah sebagai muslim merupakan
ujung dari taqwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan
30
pendidikan insan kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya
merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.
Dari penjelasan ayat di atas dapat dipahami bahwa tujuan yang
paling utama di dalam pendidikan agama islam adalah ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian untuk menjadikan seseorang bertaqwa
kepada Allah dengan menetapkan tujuan pendidikan Agama islam itu secara
praktis, dan diselenggarakan lewat sistem Pendidikan Agama Islam itu
sendiri.
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak
ditingkatkan dan dituju oleh pembelajaran agama Islam, yaitu: dimensi
keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam, dimensi pemahaman
atau penalaran serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam;
dimensi penghayatan dan pengamalan batin yang dirasakan peserta didik
dalam menjalankan ajaran Islam, dimensi pengalaman, dalam arti bagaimana
ajaran Islam yang telah di Imani, dipahami, dan dihayati oleh peserta didik itu
mampu diamalkan dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT. dan berakhlak mulia, serta diaktualisasikan
dalam kehidipan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya, untuk tujuan pendidikan dalam UU Republik Indonesia
no.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional disebutkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
30
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Dalam tujuan agama islam kiranya perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Harus memenuhi situasi masyarakat Indonesia sekarang dan yang akan
datang
2. Memenuhi hakiki masyarakat
3. Bersesuaian dengan pancasila dan UUD 1945
Menunjang tujuan yang secara hirarki berada diatasnya Sejalan
dengan Al-qur’an, tujuan pendidikan dalam Islam menurut hadis adalah agar
peserta didik menjadi hamba Allah yang mampu dan terampil melakukan
pengabdian (ibadah) kepada-Nya dengan baik dan benar. Dijelaskan dalam
hadis riwayat Bukhari :
د بن بشأ ر, حد ثنأ غند ر, حد ثنأ شعبة عن أ بى حصین وا لأ شعث حد ثنأ محمبي صلئ ا للة بن سلیم سمعأ ا لأ سو د بن ھلا ل عن معا ذ بن جبل قال : قأل ا لن
علیھ و سلم : یا معا لھ أ علم . قا ل : أ ن یعبد و ه و لا یشر كوا بھ شيء. أ تد ر ي ما حقھم علیھ ؟
.ن لا یعذذ بھم
30
Terjemahnya :
“Bercerita kepada kami Muhammad bin Bisyar, bercerita kepada kamiGhundur, bercerita kepada kami Syu’bah, dari abi Hushin dan Asy-Asy’astsbin salim, keduanya mendengar dari Al-Aswad bin Hilal dari Mu’az Bin Jabal,ia berkata, Rasulullah SAW. bertanya, ‘wahai Mu’az, tahukah kamu apa hakAllah atas hamba-Nya? Mu’az menjawab, ‘ Allah dan Rasul-Nya lebihmengetahui’. Lalu, beliau bersabda, ‘hendaklah mereka beribadah kepadaAllah dan jangan sekali-kali menyekutukan-nya dengan sesuatu apa pun.‘apakah kamu tahu apa hak mereka atas Allah? ‘tanya nabi, ‘Allah danRasul-Nya lebih tahu ya rasul, ‘Jawab Mu’az lagi. Beliau yang bersabda,‘Allah tidak menyiksa mereka’. (HR. Bukhari).
Penjelasan hadist di atas adalah kita sebagai ummat muslim dan
muslimat kita diwajibkan hanya menyembah kepada Allah SWT, dan tidak
menduakannya atau menyekutukannyadengan yang lain. Bahkan Allah tidak
pernah marah’ dialah maha pemurah lagi maha penyayang.
Dari uraian diatas dapatlah di liaht bahwa tujuan pendidikan agama
islam harus mendukung tujuan internasional dan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan agama islam harus mengarahkan tujuannya untuk memenuhi
tuntunan dari lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tersebut, jadi lebih singkatnya, tujuan pendidikan agama islam adalah
mendidik anak-anak, pemuda pemudi dan orang dewasa supaya menjadi
muslim sejati, beriman teguh, beramal soleh dan berakhlak mulia, sehingga
ia menjadi salah satu seoarang masyarakat yang sanggup hidup dikaki
sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah
airnya bahkan sesama umat manusia.
30
3. Prinsip – Prinsip Dan Strategi Pendidikan Agama Islam
A.Prinsip –Prinsip Pendidikan Agama Islam
1.Berpusat pada siswa
2.Belajar dan melakukan
3.Mengembangkan kemampuan social
4.Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah,
5.Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
6.Menumbuhkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik,
7.Belajar sepanjang hayat
B.Strategi Pendidikan Agama Islam
Islam meletakkan prinsip strategi, tujuan pendidikan berdasarkan
Aqidah Islam. Pada aspek ini dihaharapkan terbentuk sumber daya manusia
terdidik dengan Aqliyah Islamiah (pola sikap yang islami ). Pendidikan harus
diarahkan pada pengembangan keimanan, sehingga melahirkan amal saleh
dan ilmu yang bermanfaat. Prinsip ini mengajarkan pula bahwa di dalam
islam yang menjadi pokok perhatian. Pendidikan ditujukan dalam kaitan untuk
membangkitkan dan mengarahkan potensi-potensi baik yang ada pada diri
setiap manusia selaras dengan fitrah manusia dan meminalisir aspek yang
buruknya. Danketelaudananmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
suatu proses pendidikan.
30
Strategi dalam ilmu pengetahuan yaitu,manusia dalam rangka untuk
mengenal Allah SWT. Sebagai Al-Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam
berbagai fenomena yang diamati, dan mengagungkan Allah Swt, serta
mensyukuri nikmat Allah. Ilmu juga dikembangkan dalam rangka
menciptakan manusia yang hanya takut kepada Allah SWT. Serta ilmu
dipelajari untuk menemukan keteraturan sistem hubungan kausalitas, dan
tujuan alam semesta.
38
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
lapangan yakni menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Kemudian data
yang sudah terkumpul di analisis dengan menggunakan metode induktif.
B. Lokasi dan Obyek Penelitian
Lokasi penelitian akan menjadi tempat penelitian adalah SMP 31
Bontotiro Kabupaten Bulukumba terletak di Desa Caramming. Dengan
mengambil sampel yang mudah di temui mengingat keterbatasan peneliti.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah bagian yang diteliti atau, penelitian atau apa yang menjadi
titik perhatian atau penelitian.
‘’Dengan demikian variabel merupakan bagian penting dari suatu penelitian.
Karena merupakan obyek penelitian atau menjadi titik perhatian peneliti’’
(Arikunto, 2003: 91).
Dengan melihat judul tentang problematika guru pendidikan Agama
Islam di Smp 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.Terdapat dua
38
variabel yaitu problematika guru pendidikan Agama Islam sebagai variabel
bebas dan peningkatan budaya belajar siswa variabel terikat.
Menurut fungsinya variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang tidak terikat
dengan kata lain merupakan sebab timbulnya gejala. Sedangkan variabel
terikat adalah variabel yang terikat dengan variabel lain dan merupakan
sebab timbulnya gejala pada variabel bebas.
Adapun variabel yang akan diselidiki dalam penelitian ini untuk lebih
jelasnya desain penelitian tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
X1 -----------------> Y1
Keterangan :
X1 : Strategi Budaya Belajar (Variabel Bebas )
Y1 : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Variabel Terikat Y1).
Variabel yang akan di teliti adalah strategi peningkatan budaya belajar
bidang studi Pendidikan Agama Islam siswa sebagai variabel bebas
(independen Variabel) dan sebagai variabel terikat (deputi Variabel ) adalah
pembelajaran Pendidikan Agama islam Di SMP 31 Kecamatan Bontotiro
Kabupaten Bulukumba.
38
D. Definisi Oprasional Variabel
Pada dasarnya definisi oprasional itu diperlukan untuk mempermudah
dalam pengambilan data, karena dengan definisi oprasional maka ruang
lingkup dari variabel akan semakin jelas, untuk itu berikut ini akan di jelaskan
mengenai definisi oprasional variabel:
1. Strategi peningkatan budaya belajar pada bidang studi pendidikan agama
islam adalah suatu cara atau taktik yang dilakukan untuk mencapai tujuan
yang kita harapkan.
2. Pembelajaran dengan Pendidikan Agama Islam adalah usaha bagaimana
untuk mencapai hal yang lebih baik dari sebelumnya atau kebiasaan dan
keterkaitan atau merasa rugi tanpa belajar.
E. Populasi dan Sampel
1.populasi
Setiap penelitian atau kegiatan pengumpulan data merupakan hal yang
sangat penting dan menentukan keberhasilan penelitian. Penelitian dapat
juga dilakukan dengan meneliti seluruh obyek dan populasi, juga dapat
dilakukan dengan meneliti hanya sebagian saja, bila dalam penelitian
memerlukan waktu terlalu banyak, maka meneliti boleh hanya meneliti
sebahagian dari jumlah populasi yang ada. Semua obyek dalam wilayah
penelitian itulah populasi, atau semua individu dalam wilayah penelitian yang
38
telah ditentukan dalam lokasi itulah populasi, makna dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa atau murid dan guru dalam Strategi Peningkatan
Budaya Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Smp 31
Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba menjadi pokok penelitian. Jadi
kesimpulan populasi adalah sekumpulan individu atau kelompok yang
menjadi sumber data dan informasi yang di butuhkan dalam sebuah
penelitian.
Sesuai dengan pernyataan ini,maka yang menjadi populasi adalah
seluruh siswa SMP 31 kecamatan bontotiro kabupaten bulukumba.
Tabel 1Keadaan Populasi
Tahun 2014
NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 I 40 43 83
2 II 41 31 72
3 III 40 33 73
JUMLAH 121 107 228
Sumber data KTU SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2014
2. Sampel
Apabila suatu obyek terlalu luas dan banyak populasinya dapat
dilakukan dengan memilih sebagian saja yang disebut sampel. Sampel yang
dipilih diharapkan dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada sebagai
38
obyek penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang baik ,maka sampel yang
dipilih harus benar-benar mampu mencerminkan dan memberikan informasi
yang di butuhkan, artinya sampel harus sesuai dengan kriteria pribadi. Atau
sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang di miliki populasi
tersebut. Pada dasarnya penentuan sampel dalam penelitian ini untuk
memperoleh informasi atau keterangan-keterangan mengenai hal yang diteliti
dengan cara meneliti sebagian populasi yang telah dipilih, dan di anggap
dapat mewakili semua populasi yang ada.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis mengacu kepada
prinsip penentuan sampel penelitian yang dikemukakan Suharsimi Arikunto.
“Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20%-25% atau
beberapa saja, tergantung dari kemampuan peneliti di lihat dari segi
waktu, tenaga, dana, dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh
peneliti.” (Suharsimi Arikunto, 2006:134).
Telah dikemukakan bahwa sampel mewakili dari seluruh populasi
sehingga apabila peneliti gagal, maka hambatan untuk mendapatkan data
dan informasi yang di butuhkan. Jadi sampel yang di ambil sebagian dari
data SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.Maka dengan
penelitian sampel yang di angkat dalam informasi seperti pada table berikut :
38
Tabel 2Keadaan sampel SMP 31
Tahun 2014
NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 I 8 9 17
2 II 9 9 18
3 III 5 6 11
JUMLAH 22 24 46
Sumber data KTU SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba 2014
F. Instrument Penelitian
Untuk lebih memantapkan hasil penelitian, maka penggunaan instrument
sangat penting artinya sebagai alat mendapatkan data.kadang-kadang
instrument yang di gunakan lebih dari satu hal ini di maksudkan agar
kekurangan instrument yang satu dapat di tutupi oleh instrument lainnya
sehingga saling melengkapi.adapun instrument yang di gunakan adalah :
1. Pedoman Observasi
Instrument penelitian dengan jalan observasi adalah Penulis
melakukan pengamatan langsung dan pencatatan yang di anggap
penting di lokasi penelitian.
2. Pedoman Wawancara/interview
38
Yaitu penulis mengumpulkan data mulai dari waancara lansung dengan
siswa bahkan mengadakan wawancara atau Tanya jawab langsung
dengan guru-guru nya.
3. Pedoman Angket
Sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang di gunakan untuk memperoleh
data atau informasi dari responden.
4. Dokumentasi
Cara atau alat yang dipakai untuk mendapatkan data dengan jalan
mencatat dokumen yang ada di kantor tentang strategi peningkatan
budaya belajar bidang studi PAI di SMP 31 kecamatan bontotiro
kabupaten bulukumba di desa caramming.atau bisa dengan foto
kegiatan siswa saat pelajaran berlansung.
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
penulis menggunakan metode pengumpulan data. Dalam hal ini penulis
mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara saksama dan sistematis
mengenai gejal-gejala yang akan diteliti.
38
2. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan
memberikan pertanyaan-pertayaan tertulis yang berupa pilihan
jawaban kepada sampel penelitian.
3. Wawancara, yaitu melakukan wawancara secara langsung kepada
kepala sekolah atau pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
4. Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen- dokumen atau sumber-sumber yang berkaitan dengan
objek penelitian
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mengatur urutan data mengorganisasikannya ke
dalam suastu pola, kategori dan dalam satuan uraian dasar. Pekerjaan
analisis data adalah mengatur, mengurutkan dan mengelompokkan menjadi
satu, serta usaha pemusatan dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Data-
data yang telah dikumpulkan akan dikembangkan baik dari hasil penelitian
perpustakaan ataupun hasil penelitian dilapangan akan diolah dan ditulis
dengan teknik analisis data.
1. Induksi
Metode analisa data yang bertolak dari fakta-fakta yang bersifat khusus
untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum. Misalnya, meneliti
dengan menggunakan cara sampel, beberapa data yang diperoleh dari
38
sampel tersebut secara khusus dapat menggambarkan keaadaan secara
umum dari populasi, sehingga dapat menarik kesimpulan secara umum.
2. Dedukatif
Metode ini, cara analisa data dengan bertolak dari kaidah-kaidah yang
bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Misalnya,
pengertian belajar secara umum, kemudian di uraikan secara khusus
menurut pendapat-pendapat dari beberapa orang ahli yang sifatnya lebih
khusus.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gmbaran umum Lokasi Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya SMP 31 Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba
SMP Negeri 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba
merupakan lembaga pendidikan formal yang bernaung dibawah Departemen
Pendidikan Nasional, atau Diknas Pendidikan dengan demikian dapat
dipahami bahwa latar belakang berdirinya sekolah tersebut adalah usaha
pemerintah. Kehadiran sekolah ini dapat menunjang kelangsungan
pembangunan dibidang pembangunan dibidang pendidikan. Dalam hal
mencerdaskan kehidupan bangsa, sekolah cukup berjalan dalam membina
para siswa.
SMP Negeri 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba didirikan
pada tanggal 21 Mei 1998 oleh pemerintah dan bekerjasama dengan
Masyarakat setempat. Adapun tujuan didirikan sekolah ini adalah sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dan
penciptakan insan terdidik dalam melanjutkan cita – cita bangsa khususnya
ingin menjadikan anak didik menjadi lebih baik dan menjadikan Kecamatan
Bontotiro Kabupaten Bulukumba sebagai kota pendidikan.
SMP Negeri 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba terletak
di Desa Caramming berdekatan dengan rumah-rumah penduduk atau
48
masyarakat setempat. berdiri di areal tanah seluas 18.000 M2 pada awal
didirikan. Bergulirnya waktu yang begitu cepat dan animo masyarakat begitu
besar terhadap lembaga pendidikan tersebut, maka saat ini SMP Negeri 31
Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba diperuntukkan pada kegiatan
pembelajaran peserta didik yang berjumlah 228 siswa dengan tenaga
pendidik 20 orang. Dari tahun ke tahun semakin meningkat, mulai berdirinya
SMP Negeri 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba ini dipimpin 4
kepalah sekolah dari tahun ketahun. Dari tahun 1998 – 2014 ada 4 kepala
sekolah yaitu :
1. Drs. H. Hasan Dengi, S.Pd (1999 – 2002 )
2. Hasnawati, S.Pd (2003 – 2006)
3. Kamiruddin, S.Pd., M.Pd (2007 - 2010)
4. A. Kamaruddin Soba, S.Pd (2011 – 2014)
2. Tujuan, Visi Dan Misi SMP Negeri 31 Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba
a. Tujuan Pendidikan
1. Menciptakan siswa berprestasi, aktif, berakhlak serta bertakwa
kepada tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjadikan siswa yang memiliki pengetahuan dan kemampuan serta
keterampilan yang tinggi untuk berprestasi, untuk melanjutkan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
3. Menjadikan sekolah sebagai pusat pembelajaran yang disiplin,aktif,
kreatif, serta kondusif.
48
b. Visi
Adapun visi SMP Negeri 31 Kecamatan Bontotiro Adalah sebagai
berikut :
Unggul Dalam Berprestasi
Beriman dan Berakhlak Mulia
c. Misi
Adapun misi SMP Negeri 31 Kecamatan Bontotiro Adalah Sebagai
Berikut :
1. Mewajibkan memulai dan mengakhiri pelajaran dengan doa.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara Efektif, Efisien, dan
Tuntas.
3. Melatih dan membiasakan siswa berfikir cermat, Kritis, Inovatif, dan
Kreatif.
4. Aktif pada kegiatan ekstra Kerikuler.
5. Mewajibkan siswa belajar mandiri dan ke perpustakaan jika gurunya
berhalangan.
6. Melaksanakan shalat berjamaah Dzuhur sebanyak 5 kali dalam
seminggu
7. Membiasakan diri masuk dan keluar ruangan dengan memberi salam
48
B. Keadaan Sekolah SMP 31 Kec. Bontotiro Kab. Bulukumba
1. Adapun mengenai keadaan gedung SMP 31 adalah sebagai berikut :
TABEL IIIKEADAAN GEDUNG/ RUANGAN SMP 31
2014No Jenis Luas Kondisi Jumlah
Baik Rusak
1 Ruangan Belajar 7 x 7 12 2 14 ruangan
2 RuanganKepala
Sekolah
4 x 3 1 - 1 ruangan
3 Ruang Kantor 7 x 7 1 - 1 ruangan
4 Ruang Guru 4 x 9 1 - 1 ruangan
5 RuangTata Usaha 6 x 9 1 - 1 ruangan
6 WC 3 x 3 2 2 4 ruangan
7 Perpustakaan 7 x 8 1 - 1 ruangan
8 Laboratorium / leb 9 x 9 1 - 1 ruangan
9 Ruang Computer 6 x 9 1 - 1 ruangan
10 Mushollah/ mesjid 8 x 8 1 - 1 ruangan
Sumber Data SMP Negeri 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2014
1. Keadaan Guru Dan Siswa
Dalam setiap usaha atau kegiatan proses belajar mengajar ada
beberapa komponen unsur penting yang amat perlu diperhatikan dalam
pencapaian tujuan pendidikan, salah satu diantaranya adalah faktor guru
dan siswa yang menjadi unsur utama.
48
a. Keadaan Guru
Semua lembaga pendidikan tentu memgiginkan agar dapat
menghasilkan alumni yang bermutu. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas
oleh karena itu maka salah satu kunci untuk mencapai tujuan adalah harus
memiliki tenaga pengajar yang berkualitas, termasuk kepribadian guru.
Guru merupakan pendidik formal disekolah, untuk mendidik,
membimbing, serta menasehati serta merubah pola tingkah laku anak
didiknya dari tidak baik menjadi baik, yang berakhlakul karimah, dan menjadi
pribadi yang berguna bagi Bangsa dan Negara.
Adapun Keadaan Guru SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten
Bulukumba adalah sebagai berikut :
TABEL IVKEADAAN GURU SMP 31
2014
NO NAMA JENIS
KELAMIN
PENDIDIKAN
TERAKHIR
JABATAN
1 A.Kamaruddin S.Pd Laki -laki S1 Kepala
Sekolah
2 Umar, S.Ag., M.Pd Laki–laki S2 Wakil
3 Kadir, S.Pd., M.Pd Laki-laki S1 Guru
4 HasanuddinHasma,
S.Pd., M.Si
Laki-laki S1 Guru
5 Jamaluddin Ahmad, S.Pd Laki- laki S1 Guru
48
6 ABD. Kahar, S.Pd Laki- laki S1 Guru
7 Hj. Husniah, S,Pd Perempuan S1 Guru
8 Darman Basir Laki-laki D1 Guru
9 Drs. Muh. Ridwan. M.Si Laki-laki S1 Guru
10 Aminuddin,S.Pd., M.Si Laki-laki S1 Guru
11 Nursalihat, S.Pd Perempuan S1 Guru
12 Syamsir, S.S Laki-laki S1 Guru
13 Murniati, S.Pd Perempuan S1 Guru
14 Irwansyah, S.Pd Laki-laki S1 Guru
15 Jusnaeti, S.Pd Perempuan S1 Guru
16 Rosniar, S.Pd Perempuan S1 Guru
17 A.Hartati, S.Pd Perempuan S1 Guru
18 Wahyuni Arief, S.Pd Perempuan S1 Guru
19 Dina Wahyuni, S.Pd Perempuan S1 Guru
20 Rosma, S.Pd Perempuan S1 Guru
Sumber data SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2014
Dari tabel di atas menggambarkan bahwa di antara guru-guru yang ada
sebagian besar adalah lulusan sarjana S1,yang tentunya mampu mengajar
dan membina anak didiknya dan mampu melansungkan proses pembelajaran
sesuai dengan kerikulum,bahkan mampu menciptakan proses pembelajaran
yang efektif juga efisien.
b. Keadaan siswa
Siswa SMP 31 Bulukumba berasal dari penduduk yang tinggal di sekitar
sekolah tersebut ada juga yang berasal dari tempat yang lain. SMP 31
48
Siswa merupakan bagian dari komponen yang tidak dapat di pisahkan
dari sekolah karena siswa merupakan objek pendidikan dan tujuan untuk di
beri pengajaran. Pendidikan tidak mungkin terlaksana tampa adanya siswa
sebagai objek yang menerima pendidikan.
Dengan demikian yang menjadi sasaran pokok dalam proses belajar
mengajar adalah siswa sebagai tujuan dari pendidikan dan pengajaran
adalah merubah pola tingkah laku anak didik kearah kematangan
kepribadiannya.
Adapun keadaan siswa SMP 31 dari kelas I,II,III untuk tahun pelajaran
2014/2015.
TABEL VKEAADAAN SISWA SMP 31
TAHUN 2014
No Kelas Jenis kelamin Jumlah Ket.
Laki -laki Perempuan
1 VII U 6 14 20 aktif
VII A 13 15 18 aktif
VII B 11 6 17 aktif
VII C 10 8 18 aktif
2 VIII U 9 8 17 aktif
VIII A 10 8 18 aktif
VIII B 11 7 18 aktif
VIII C 11 8 19 aktif
48
3 IX U 5 15 20 aktif
IX A 12 7 19 aktif
IX B 10 7 17 aktif
IX C 13 4 17 aktif
jumlah 218 aktifSumber Data KTU SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2014
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tertera
menurut urutannya, ternyata dari tahun ketahun semakin meningkat. Ini
menandakan bahwa SMP Negeri 31 semakin nampak kepercayaan
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya disekolah tersebut.
Telah dikemukakan mengenai keaadaan gedung, keaadaan guru,
keadaan siswa, maka penulis akan mengungkapkan tentang keadaan staf
dan sarana, dan prasarana Smp 31 kecamatan bontotiro kapupaten
bulukumba.
c. Keadaan staf/tata usaha
Staf dalam lembaga pendidikan merupakan tenaga profesional yang ikut
menentukan proses keberhasilan pendidikan, karena tenaga staf merupakan
tenaga yang berfungsi dalam mengelola administrasi sekolah sehingga
kegiatan pendidikan berlangsung dengan lancar dan berkesinambungan.
Tanpa adanya tenaga staf pada suatu lembaga pendidikan, maka
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan tidak berjalan secara efektif dan
48
efesien. Oleh karena itu tenaga staf merupakan faktor yang semestinya harus
ada dalam melaksanakan kegiatan pendidikan kepada suatu lembaga
sekolah.
d. Keadaan Sarana Dan Prasarana
Tak dapat dipungkiri bahwa kelangsungan proses pembelajaran tidak
saja ditentukan oleh adanya siswa dan pengajar yang profesional akan
tetapi ditentukan pula oleh tersedianya sarana dan fasilitas yang cukup
memadai.
Demikian pula halnya di SMP 31 Kec. Bontotiro Kab. Bulukumba memiliki
fasilitas dalam menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang
bermutu dan berkualitas. Karena tanpa tersedianya sarana dan prasarana
yang memadai, maka dalam proses belajar mengajar tidak mungkin dapat
berjalan dengan baik.
Adapun keadaan sarana dan prasarana SMP 31 Kecamatan BontotiroKabupaten Bulukumba adalah sebagai berikut :
TABEL VIKEADAAN SARANA PRASARANA
SMP 31 KEC BONTOTIRO KAB. BULUKUMBA2014
NO JENIS BARANG KETERANGAN Jumlah
Utuh Rusak
1 Kursi Meja Siswa 228 20 248
48
2 Kursi Meja Guru 17 1 18
3 Kursi Kantor Sekolah 18 4 22
4 Kursi Tamu 1 - 1
5 Kursi Kepala Sekolah 1 - 1
6 Kursi wakil Kepsek 1 - 1
7 Jam 10 1 11
8 Mesin Ketik 1 - 1
9 Komputer 4 1 5
10 Lemari 11 - 11
11 Papan Absen 1 - 1
12 Papan Informasi 2 - 2
13 Bel 2 - 2
14 Kotak P2K 1 - 1Sumber Data SMP 31 Kecamatan Bontotiro KabupatenBulukumba tahun 2014
Dari tabel di atas bahwa sarana dan prasarana sekolah SMP 31 masih
jauh dari kesempurnaan, Namun tahun kedepan akan di tambah untuk
mencapai kesempurnaan untuk memenuhi proses yang di butuhkan dan
masih kurang.
2. Strategi Peningkatan Budaya Belajar pada bidang studi PendidikanAgama Islam Siswa SMP 31 Kec. Bontotiro Kab. Bulukumba
1. Strategi Guru Agama Dalam Meningkatkan Budaya Belajar Siswa
a. Strategi Pembelajaran Guru dalam rencana Pembelajaran
Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah sebagai berikut yaitu
kepala sekolah melalui kebijakan yang di tuangkan dalam tugas guru,
48
mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar yang berupa,
silabus, Analisis materi Pelajaran, Program tahunan, Pgrogram semester,
dan Rencana Program pembelajaran. Pembuatan program Pembelajaran
disusun secara bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah guru Mata
Pelajaran yang ada di lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantapkan
melalui pertemuan musyawarah guru mata pelajaran tingkat kabupaten.
Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan kepada wakil kepala sekolah
bidang kerikulum, untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh kepala sekolah.
Pada saat mengajar, para guru selalu membawa perangkat pembelajaran
dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan dengan terarah, dan
tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai. Dan bila selesai
mengajar perangkat mengajar disimpan di lemari atau meja guru masing-
masing yang disediakan oleh sekolah, dengan demikian bila diperlukan
perangkat mengajar sudah ada disekolah dan terjaga keamanannya.
b. Strategi Guru Dalam Membangun Interaksi Dengan Siswa DalamProses Belajar Mengajar
Kegiatan guru yang professional merupakan kegiatan atau tugas guru
yang rutin yang dianggap sebagai salah satu cara meningkatkan
profesionalismenya.mengingat input yang masuk di SMP 31 Kecamatan
Bontotiro Kabupaten Bulukumba di desa caramming tiap tahunnya rata-rata
tinggi, maka untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi akademik
48
siswa, guru berupaya untuk melibatkan siswa secara optimal dalam
pembelajaran yang dikelolahnya.
Dalam menjalin komunikasi yang baik atau kerjasama yang baik dengan
siswa maka strategi guru yang diterapkan adalah sebagai berikut ini :
1. Guru harus mampu menjadi tokoh yang berkesan dan berwibawa,
usahakan jangan terlalu disiplin, agar siswa tidak takut dan selalu
mempunyai minat belajar.
2. Menjaga hubungan baik dengan siswa, yaitu mengawasi dan membantu
siswa yang dalam menghadapi kesukaran yang tak teratasi.
3. Sesuaikan pengajaran anda sesuai tingkat kemampuan siswa, seperti
berusaha memberikan materi yang bagus dan cara penyajian yang
menarik agar siswa mempunyai minat untuk selalu memperhatikan dan
tidak bosan.
4. Berusaha memahami latar belakang siswa,
5. Penggunaan model mengajar yang bervariasi
6. Member pembinaan khusus bagi siswa yang bermasalah
Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah ini,
sehingga sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja tapi
sekolah harus menjalin kerjasama dengan orang tua siswa, perguruan tinggi,
instansi pemerintah dan alumni.
48
Adapun kerjasama adalah sebagai berikut ;
1. Pengadaan sarana dan fasilitas sekolah
2. Rekrutmen calon mahasiswa,
3. Penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakerikuler
4. Dan pegadaan ekstrakerikuler.
Melalui kerjasama dalam hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui kegiatan yang di buat sekolah
secara keseluruhan yang mengarah pada upaya untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
c. Pemberian Motivasi Belajar Siswa
Mengingat banyaknya siswa baru yang masuk tiap tahunnya tergolong
sangat tinggi, demikian pula secara umum motivasi terhadap siswa adalah
sebagai berikut :
a.Khususnya siswa kelas tiga selalu diberi latihan-latihan soal
b.Pemberian tugas untuk praktek lapangan.
c.Mengikut sertakan siswa dalam kegiatan ilmiah.
d.Mengkomunikasikan hasil belajar siswa melalui papan pengumuman
maupun melalui orang tua
e.Pemberian reinforcement
f. Penggunanaan media dalam pembelajaran
g.Pemberian layanan bimbingan
48
Dengan pemberian motivasi dalam bentuk pemberian tugas pada siswa,
hasilnya efektif sekali karena dengan strategi tersebut mampu
mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Strategi dalam menciptakan suasana pembelajaran
Agar pelaksanaan pembelajaran dikelas berlangsung dengan lancer dan
efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru
melakukan upaya berupa:
a.Petugas tata tertib selalu mengantisipasi berkeliling di linkungan sekolah
guna mengontrol tempat-tempat seperti kantin, dan belakang sekolah.
b.Waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dibantu petugas tata
tertib dan guru pembimbing guna mengetahui siswa yang berperilaku
menyimpang.
c.Dalam mengajar Guru harus mampu memahami karakter siswa
d.Guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis.
e.Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya tentang pelajaran
yang belum dimengerti atau masalah lainnya,
f. Guru memberikan pelajaran sesuai kemampuan siswa.
Dengan suasana seperti diatas maka sekolah SMP 31 Kecamatan
Bontotiro,Kabupaten Bulukumba, menciptakan suasana belajar yang kondusif
sehingga siswa selalu merasa senang dan betah berada di lingkungan
48
sekolah selama jam kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.bahkan
hingga sore hari untuk mengikuti kegiatan tambahan.
e. Upaya dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa
Karakteristik SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba semua
warganya mulai dari pimpinan sekolah, guru, stap tata usaha/karyawan dan
siswanya memiliki budaya disiplin yang tinggi. Namun demikin pihak sekolah
tetap mempertahankan serta melestarikan budaya disiplin yang sudah bagus
ini untuk lebih ditingkatkan menjadi kultur disiplin yang sudah bagus ini untuk
ditingkatkan menjadi kultur disiplin yang mandiri.
Adapun strategi untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut :
a) Sekolah harus memiliki sistem pengendalian ketertiban yang di keloladengan baik
b) Adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan perilaku mulai daripimpinan sekolah,guru dan stap.
c) Mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakerikuler pramuka danPMR
d) Pada awal masuk sekolah guru dan siswa membuat kesepakatantentang aturan dan tata tertib sekolah dan kelas
e) Memperkecil kesempatan siswa untuk ijin dalam meninggalkan kelas.f) Setiap upacara hari senin diumumkan frekuensi pelanggaran
terendah.
Dengan adanya strategi tersebut maka disiplin siswa dapat terpelihara
dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga
siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.
48
2. Kaitannya Dalam Pendidikan Agama Islam bagi SMP 31 KecamatanBontotiro Kabupaten Bulukumba
Maka yang menjadi inti adalah menyangkut masalah sikap, Imam umat
beragama yang matang. Patokan yang dijadikan sebagai landasan untuk
mengenai sikap Iman yang Mantap. Maka apabila seseorang memiliki sikap
keimanan yang kuat, tidak mundur meninggalkan Agamanya (menjalankan
ajaran Agamanya), Apabila mengalami kesulitan -Kesulitan berat yang
datang dari luar .
Adapun mengenai ketahanan sikap Agama, para etnolog dan
psikososiolog sependapat bahwa nilai- nilai spritual kelompok atau individu
mempunyai ciri khas yang berupa stabilitas sosio budaya, dan bahwa selama
perubahan orientasi religiuspun diketemukan adanya stabilitas yang cukup
terang baik dalam psikologi maupun dalam kebudayaan.adanya stabilitas
dapat di amati dalam sikap yang disadari ataupun tidak disadari oleh
seseorang. Terdapat empat faktor penting yang dapat dijadikan tingkat
kematangan dan pemahaman beragama yaitu :
1. Faktor pertama, adalah sikap seorang subyek yang telah terbentuk
mewarnai penglihatannya atas apa yang ia jumpai, baik kearah yang
menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan baginya.
2. Faktor kedua, adalah prinsip ketahanan kognitif, dalam hal ini struktur
kogitif yang paling teguh, justru dibentuk oleh kepercayaan, oleh karena
48
subyek yang bersangkutan memiliki kecenderungan menghindari hal-hal
yang dapat merusak dalam pemahaman agama.
3. Faktor ketiga, adalah adanya kematangan sikap religius yaitu bahwa
orang yang senantiasa melindungi imamnya secara spontan dengan
menghindari apa yang dapat merugikan.
4. Faktor keempat, adalah dukungan msyarakat.
Menurut (H.carrier 2001:32)
Dari pernyataan diatas dapat di simpulkan bahwa pemahaman agama
SMP 31 adalah berbeda –beda, hal tersebut di karenakan latar belakang
orang tua yang masih kurang membimbing anak – anaknya, dan jauh dari
informasi masalah agama selain di sekolah. Dan tidak lain tidak terlepas dari
faktor agama itu sendiri, sehingga dapat di katakan semakin tinggi
pengetahuan tentang agama seseorang dan semakin banyak dengar
tentang ajaran agama, maka semakin tinggi pula pemahamannya tentang
agama itu sendiri.
3. Faktor Penghambat Peningkatan Budaya Belajar Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Siswa SMP 31 Kecamatan Bontotiro
Kabupaten Bulukumba
Hambatan yang yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam terhadap
siswa adalah masih rendahnya tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an,
48
masih banyak siswa yang mengandalkan waktu pembelajaran di sekolah
untuk berharap mampu membaca Al-Qur’an, sementara waktu untuk itu
sangat terbatas.
Faktor lain penghambat peningkatan budaya belajar adalah kurangnya
fasilitas dan sumber-sumber belajar. Fasilitas dan sumber-sumber belajar
pendidikan Agama Islam, sebagaimana diketahui bahwa keberhasilan sistem
atau proses belajar mengajar, baik secara individual maupun secara
kelompok banyak ditentukan oleh alat dan fasilitas pendidikan, atau
kurangnya buku – buku pendidikan agama islam. Dan di perlukan akhlakul
karimah dalam pergaulan, Jadi hubunganya dengan siswa seperti, tingkat
pergaulan siswa yang terkesan bebas.
Dalam kehidupan di dunia ini, diperlukan adanya akhlak atau etika
bergaul yang baik dalam pergaulan hidup sehari – hari baik di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat untuk berperilaku sopan santun sesuai
dengan syariat islam.
Karena Hal ini tentang pengamatan peneliti sejauh ini tentang Pendidikan
Agama Islam Siswa SMP 31 masih jauh yang di harapkan, akan tetapi sejauh
peneliti mengamati, kami menilai bahwa sudah banyak yang mencerminkan
perilaku akhlak yang baik, jarang adanya tawuran karena siswa memiliki
sikap saling menghargai antara sesama temanya, sopan bergaul dan sopan
48
pada gurunya. Namun demikian tidak bisa di pungkiri masih ada siswa yang
kurang memperhatikan sopan santun, tetapi lebih banyak siswa yang sopan
daripada yang tidak sopan.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara, menunjukkan
siswa SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba sudah banyak
kemajuan dan sudah menunjukkan perilaku yang baik dan sesuai yang
diharapkan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL VIIJawaban Responden tentang Pembelajaran PAI
No Variabel Frekuensi Presentase
1 sesuai 18 39 %
2 Kurang sesuai 18 39 %
3 Tidak sesuai 10 22 %
Total 46 100 %
Sumber data SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2014
Dari hasil pengedaran angket dan wawancara tentang Strategi
Peningkatan Budaya Belajar adalah tentang Pembelajaran Agama Islam Di
SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba yaitu yang menjawab
sesuai adalah 18 orang dengan presetase 39 %. Yang menjawab kurang
sesuai adalah 18 orang dengan presentase 39 %. Dan yang menjawab tidak
susuai adalah 10 dengan presentase 22 %.
48
Jadi dapat di ketahui bahwa lebih banyak yang mengatakan bahwa
pembelajar pendidikan agama islam itu sesuai dalam proses pembelajaran.
Karena pembelajaran pendidikan agama islam sangat penting untuk
pembentukan akhlak,atau karakter yang kurang baik menjadi akhlak yang
baik. Dengan demikian, bimbingan, Arahan, serta motivasi yang di lakukan
guru Agama SMP 31 siswa dapat memahami tentang dirinya sebagai mahluk
sosial, yang selalu berinteraksi atara satu dan yang lainnya, saling
menghargai antar sesama, menghargai orang lain serta menghargai orang
tua di rumah, Guru di sekolah dan masyarakat pada Umumnya.
Adapun hasil angket dan wawancara tentang strategi peningkatan
budaya belajar bidang studi pendidikan agama islam siswa SMP 31
Kecamatan Bontotiro Kabupaten bulukumba tentang jawaban responden
tentang pentingnya peningkatan budaya belajar dalam pembelajaran agama
islam adalah sebagai berikut :
TABEL VIIIJawaban Responden tentang Pentingnya Peningkatan Budaya Belajar
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
No Variabel Frekuensi Presentase
1 Penting 20 orang 40 %
2 Kurang penting 15 orang 22 %
3 Tidak penting 11 orang 38 %
Total 46 100 %
Sumber data SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2014
48
Hasil wawancara dari salah satu siswa SMP 31 tentang pentingnya
peningkatan budaya belajar dalam pembelajaran agama islam adalah
sebagai berikut :
Jawaban wawancara dari salah satu siswa SMP 31 :
‘’selama saya bersekolah di SMP 31 ini,bahwa pembelajaran agamaislam sangat penting akan tetapi materi yang di ajarkan masih kurang,karena guru kurang meberikan pemahaman dari segi teori jadi siswajuga kurang dalam menumbuhkan minat belajar dalam pendidikanagama islam ini “
Jadi jawaban responden tentang Pentingnya Peningkatan Budaya Belajar
dalam Pembelajaran Agama Islam adalah yang menjawab penting sebanyak
20 orang jadi presentase adalah 40%. Yang menjawab kurang penting
sebanyak 15 orang jadi presentase 22%. Dan yang menjawab tidak penting
adalah sebanyak 11 orang jadi presentasenya adalah 38%.
Dengan demikian di lingkungan SMP 31 Kecamatan Bontotiro
Kabupaten Bulukumba menunjukkan dan memberikan jawaban tentang
saling menghargai orang lain. Yang di maksudkan disini adalah siswa lebih
menghargai guru- gurunya adalah orang yang lebih tua darinya.
Untuk memberikan gambaran tentang perilaku sikap saling
menghargai penulis meneliti dan mewawancarai salah satu guru di sekolah
tersebut, ia mengatakan bahwa siswa kami sudah mencerminkan sikap
perilaku akhlak yang baik, karena kami dapat melihat bahwa siswa kami
48
sangat taat dan patuh kepada guru – gurunya. Lagi pula sudah jarang
adanya perkelahian, namun di pungkiri namanya perkelahian dapat di atasi
dengan cepat. Dengan demikian kita kembalikan kepada siswa itu sendiri
dalam mengubah dirinya sendiri sejalan dengan kehendak firman Allah SWT
dalam QS. Ar-Rad ayat 11 :
Terjemahnya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah nikmat sesuatu kaum sehingga mereka
merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain dia.
4.Usaha Dalam Mengatasi Hambatan Peningkatan Budaya Belajar Pada
bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa SMP 31 Kecamatan
Bontotiro Kabupaten Bulukumba
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiapa usaha atau kegiatan yang di
laksanakan dalam mewujudkan suatu ide untuk mencapai tujuan yang di
harapkan. Adapun beberapa hambatan yang dihadapi adalah menurut salah
48
satu siswa kelas 3 mengatakan bahwa, masalah pembelajaran agama islam
menurut saya, tidak terlalu berat untuk di pelajari akan tetapi minat belajar
sangat kurang karena cara penerapan atau menjelaskan mata pelajaran PAI
kurang dari segi teori, jadi akibatnya siswa juga kurang dalam minat
belajarnya. Seorang guru harus mampu mengatasi hambatan peningkatan
budaya belajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam untuk mencapai
tujuan yang ingin di capai. Dalam hal ini perlu kita ketahui bahwa cara
mengatasi semua itu, haruslah ada persiapan atau kesiapan yang mantap
atau strategi seorang guru. Yang mana kala adalah menjadi guru yang
kreatif dalam pengololaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
memberikan perilaku yang nyaman bagi siswa dan tidak sewenang –
wenang, menjelaskan dengan baik agar siswa mudah memahami mata
pelajaran, serta memberikan bimbingan atau arahan yang baik atau siraman
rohani bagi siswa, tentang bagaimana menyenangkan belajar Pendidikan
Agama Islam agar siswa ini senang belajar pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk menambah minat
belajarnya akan pentingnya peningkatan budaya belajar.
Namun demikian berdasarkan keterangan salah satu seorang guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 31 Kecamatan Bontotiro
Kabupaten Bulukumba mengatakan tidak menutupi kemungkinan pasti ada
masalah yang dihadapi dan menjadi hambatan. Kata seorang guru selama
ini menjadi kendala adalah latar belakang orang tua yang kurang
48
memberikan motivasi atau bimbingan kepada anaknya tentang Agama
Islam. Bahkan kebanyakan orang tua siswa adalah petani, mereka sangat
sibuk sehingga kurang memberikan bimbingan bagi anak-anaknya. Jadi
anak ini hanya mendapat pendidikan dari sekolah itupun sangat sedikit atau
kurang.
Menghadapi hal ini lebih lanjut keterangannya mengatakan bahwa,
dalam menghadapi hal ini, kami sebagai guru Pendidikan Agama Islam
bertanggung jawab dalam hal ini. Maka langkah- langkah yang di ambil
adalah mengadakan proses pembelajaran diluar sekolah 1 kali dalam
seminggu dengan siswa- siswa Sekolah ini. Untuk diberikan
arahan,bimbingan dan sebagainya tentang agama islam.
Dari beberapa keterangan tersebut, dapat disimpulkan kendala-
kendala yang dihadapi tentang strategi peningkatan budaya belajar bidang
studi pendidikan agama islam siswa SMP 31 Kecamatan Bontotiro
Kabupaten Bulukumba bisa diatasi dengan baik disebabkan karena adanya
dukungan dari semua pihak yaitu para guru-guru utamanya guru Pendidikan
Agama islam yang tidak pernah mengeluh dalam memberikan arahan dan
motivasi kepada siswa bagaimana cara bertingkah laku dan bersikap yang
baik menurut ajaran agama islam.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasi penelitian yang telah di lakukan, dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Strategi Peningkatan Budaya Belajar Pendidikan Agama Islam siswa
SMP 31 Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba adalah strategi
seorang guru dimana dalam menghadapi siswa yang bermasalah.
Peran guru agar siswa dapat meningkatkan budaya belajarnya dalam
bidang studi Pendidikan Agama Islam. Karena pemahaman agama
SMP 31 berbeda –beda, hal tersebut di karenakan latar belakang
orang tua yang kurang membimbing anak- anaknya. Jadi disini yang
dapat membantu sedikit dan meningkatkan budaya belajar siswa
dalam hal ini, adalah peran guru agama di sekolah agar siswa dapat
belajar betapa pentingnya agama islam.
2. Faktor Penghambat Peningkatan Budaya Belajar siswa SMP 31
Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, yaitu baik dari diri siswa
itu sendiri, baik dari lingkungan, keluarga dan masyarakat, dan sarana
dan prasarananya menjadi persoalan sangan penting. serta kurangnya
guru Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut. Dari diri siswa itu
sendiri adalah faktor agamanya sangat kurang, masih banyak siswa
yang acuh tak acuh dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan
agama dan masih banyak siswa yang belum mampu atau tau baca
tulis Al-Qur’an sehingga jadi kendala bagi pelaksanaan pembelajaran
serta masih kurangnya sumber-sumber belajar pendidikan agama
yang dapat dimanfaatkan dalam proses kegiatan pembelajaran di
kelas. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Pengetahuan Agama
seorang dan semakin banyak dengar tentang Agama Islam, maka
semakin tinggi pula pemahamannya tentang Agama Islam.
3. Dari hasil penelitian tentang strategi peningkatan Budaya Belajar
Pendidikan Agama Islam sangat bervareasi sehingga usaha yang
dilakukan dalam meningkatkan mutu belajar bidang studi pendidikan
agama islam peran guru mampu memberikan arahan dan bimbingan
tentang pembelajaran PAI. Dan siswa SMP 31 Kecamatan Bontotiro
Kabupaten Bulukumba adalah juga mampu meningkatkan minat
belajar pendidikan agama islam, dalam hal tersebut adalah
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang agama islam.
B. Saran
Setelah penulis mengemukakan beberapa kesimpulan tersebut dihingga
dalam atas, maka berikut ini penulis akan mengemukakan saran sebagai
harapan yang ingin dicapai sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sekolah khususnya peningkatan budaya belajar siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yang di laksanakan guru dan siswa.sebagai berikut ;
1. Diharapkan kepada pelaksanaan pendidikan agar dapat meningkatkan
strategi peningkatan budaya belajar, agar supaya menciptakan suasana
proses belajar mengajar yang menyenangkan. Agar menarik minat
siswa belajar Pendidikan Agama Islam, bukan hanya Pendidikan Agama
Islam juga melainkan mata pelajaran lain.
2. Di harapkan kepada tokoh masyarakat dan orang tua agar sadar akan
pentingnya pendidikan bagi generasi muda. Mampu menjadi panutan
bagi generasi bagaimana pemahaman tentang agama islam. Karena
agama islam kita belajar bagaimana ber etika dan berakhlak yang baik.
3. Diharapkan kepada pemerintah agar membantu dalam hal peningkatan
mutu Pendidikan Agama Islam supaya sedikit membantu generasi muda
Dalam membentuk pribadi yang berahklakul qarimah.
68
DAFTAR PUSTAKA
Alquranul karim dan terjemahannya..
An-Nahlawi, Abdurrahman, H.1988. Ilmu Pendidikan sebuah Pengantardengan pendekatan Islami. Jakarta : PT. Al Qushwa.
Arikunto, Suharsimi. 1988. Ilmu Pendidikan Sebuah Pengantar denganPendekatan Islami. Jakarta : Renika Cipta.
Darajat, Zakiyah, 2004, ilmu pendidkan islam, (Jakarta : Bumi Aksara).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1985. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya : Usaha Nasional.
--------2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta : Rinekacipta.
Hadi, Sutrisno, 2004. Metode Penelitian pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
H.Carrier Anwar, 2001, Kematangan dalam Beragama, Jakarta: BumiAksara.
Jalal, Abdul Fatah. 1988. Asas-asas Pendidikan Islam, Cet I. Bandung : Cv.Diponegoro.
Marimba, Ahmad D. 1980. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Cet IV.Bandung: PT. Al-Maarif.
Muhaimin 2006, Kerikulum Pendidikan Agama Islam : Di Sekolah,Madrasah dan Perguruan Tinggi (Jakarta :Raja Grafindo Persada).
Rahman, Maman. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : RinekaCipta.
Sardiana, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta : Rajawali.
Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar Pai. Jakarta : Rineka Cipta
68
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :Cv. Alfabeta.
Depertemen Agama RI,Strategi Belajar Mengajar, Dirjen BimbinganIslam, Jakarta.1994
Wina Sanjaya, (2006) Strategi Pembelajaran Pai, Jakarta : Kencana
Sudirman,N,Ilmu Pendidikan, Rosdakarya, Bandung: Rosdakarya.1991.
Sudirman,N,Drs,dkk,IlmuPendidikan,Rosdakarya,Bandung:Rosdakarya(1991).
Nasution, S, (1989),Kerikulum dan Pengajaran, Bandung : Bina Aksara.
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta :Bumi Aksara,1995)..
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar----------Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode PenelitianKuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Hamzah B. Uno (2008), Model Pembelajaran,Jakarta, Bumi Aksara----------Nana Sudjana (2009), Teknologi Pengajaran, Bandung, Sinar Baru
RIWAYAT HIDUP
Hesti Kadir. Lahir di Kalimantan timur, pada tanggal 27 Mei 1992
dari pasangan suami istri Abdul Kadir dan Sunarti yang
merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Nur Khafifhah K. Penulis memulai pendidikannya pada tingkat Taman Kanak-
kanak di TK Raodah 142 Bontotiro pada tahun 1997 dan tamat pada tahun 1998.
Pada tingkat sekolah dasar di SD Negeri 142 pada tahun 1997 dan tamat pada tahun
2004. Kemudian pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan pada sekolah
lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 31 Bontotiro dan tamat pada tahun 2006.
Selanjutnya masuk ke SMA Negeri 1 Bontobahari dan tamat pada tahun 2010. Pada
tahun yang sama dengan melanjutkan pendidikan melalui jalur PMDK di Program
Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama
Islam Di Universitas Muhammadiyah Makassar. Pengalaman selama menjadi
mahasiswa di jurusan pendidikan Agama Islam adalah. Banyak kekurangan dan
kesulitan namun semua dapat di hadapi sehingga penulis bisa sampai sekarang ini.
Bahkan difakultas agama islam kita banyak arahan dan bimbingan Untuk menjadi
mahasiswa yang berakhlak.
ANGKET
A. Identitas Responden:
Nama :
Alamat :
Petunjuk Pengisian :
Bacalah dengan teliti setiap pernyataan sebelum anda menjawab
Lingkarilah salah satu huruf A,B dan C dari pernyataan dibawah
ini yang saudara anggap paling tepat
B. Identitas Responden:
Nama :
Umur :
Alamat :
C. Bagaimana Strategi Guru dalam peningkatan budaya belajar
pada pembelajaran agama islam pada siswa ?
1. Apakah Guru dalam peningkatan budaya belajar bidang studi
pendidikan agama islam sering menunjukkan perilaku yang layak
bagi siswanya ?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Apakah pembelajaran pendidikan agama islam itu sesuai dalam
proses pembelajaran ?
a. sesuai b. Kuarang sesuai c. Tidak sesuai
3. Apakah peningkatan budaya belajar pada bidang studi pendidikan
agama islam itu penting dalam proses belajar mengajar ?
a. Penting b. Tidak Penting c..Sangat penting
D. Kendala-kendala apa yang di hadapi Guru dalam Peningkatan
budaya belajar ?
4. Menurut anda, apakah karakter siswa yang berbeda-beda
sehingga guru kesulitan dalam Peningkatan budaya Belajar ?
a.Ya b. kadang-kadang c. Tidak
6. Apakah kurang di siplinnya siswa membuat guru tak mudah
dalam proses membentuk pribadi siswa agar mau meningkatkan
budaya minat belajarnya ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
7. Apakah kurangnya sarana dan prasarana yang membuat guru
kesulitan dalam strategi peningkatan budaya belajar ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
8. Menurut anda, guru yang bagaimana yang membuat anda nyaman
dalam belajar?
a. Guru yang Kreatif dalam mengelolah kelas dan pengajaran
b. Guru yang kurang kreatif dalam mengelola kelas dan pengajaran
c. Guru yang tidak kreatif dalam mengelola kelas dan pengajaran
WAWANCARA
1. Bagaimana Strategi Guru dalam Peningkatan Budaya belajar Pai
pada siswa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………….
2. Kendala-kendala apa yang dihadapi Guru dalam strategi
Peningkatan budaya Belajar Pai pada siswa ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………
3. Usaha-usaha apa yang di lakukan seorang Guru sehingga dapat
meningkatkan budaya belajar bidang studi Pai pada siswa agar
berjalan sesuai yang diinginkan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………