STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

18
STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru Priyanto Pengantar Persoalan yang sering dihadapi oleh hampir semua organisasi adalah bagaimana membina hubungan dengan pihak lain seperti pemasok, pembeli, lembaga permodalan, lembaga pusat teknologi dan lembaga pemasaran. Bahkan dengan sesama pengusaha sendiri, seringkali kita kesulitan untuk bekerja sama. Padahal kebanyakan kondisi organisasi kita belum memadai, kapasitas terbatas dan belum fleksibel. Pihak lain yang bisa kita ajak kerjasama tersebut biasanya disebut dengan lingkungan luar (eksternal). Walaupun disebut sebagai lingkungan luar, namun tidak berarti boleh diabaikan dalam pengembangan usaha. Banyak penulis dan para ahli sebelumnya yang mengatakan bahwa faktor lingkungan luar sangat mempengaruhi keberhasilan usaha suatu organisasi. Banyak sekali peluang dan informasi bisnis seperti pasar, permodalan, teknologi, bahan baku yang murah yang bisa kita peroleh manakala kita berhubungan dengan rekanan bisnis kita. Disamping itu, kerjasama bisnis juga bisa meningkatkan keuntungan dalam hal meningkatkan daya saing karena biaya produksi per unit menjadi lebih murah. Bahan baku bisa diperoleh dengan mudah dan lebih murah. Mengingat begitu banyaknya manfaat yang diperoleh dari kerjasama usaha, pengurus koperasi dan organisasi lainnya perlu terus meningkatkan intensitas dan efektifitas dalam bekerja sama dengan pihak lain. Keuntungan Bekerjasama Beberapa keuntungan bisa kita peroleh jika kita (organisasi) termasuk juga PKBM bekerja sama dengan pihak lain yaitu: 1. Penggunaan kesepakatan kerjasama dengan pihak lain membantu mengatasi ketidakpastian usaha 2. Kerjasama bisa menambah kapasitas usaha dan penambahan aset 3. Kerjasama memungkinan terjadinya pembagian resiko dan biaya 4. Dengan kerjasama dimungkinkan diperolehnya akses pada pengetahuan, yang bisa berupa teknologi dan ketrampilan yang dibutuhkan organisasi 5. PKBM dapat juga menambah aksesnya pada sumber daya yang kritis dengan memperluas wilayah jangkauan aliansinya dengan meningkatkan jumlah dan ragam kesepakatan dalam portofolio dan membangun bermacam jalur ke sumberdaya tersebut.

Transcript of STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Page 1: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA

Oleh: Sony Heru Priyanto

Pengantar

Persoalan yang sering dihadapi oleh hampir semua organisasi adalah bagaimana

membina hubungan dengan pihak lain seperti pemasok, pembeli, lembaga permodalan,

lembaga pusat teknologi dan lembaga pemasaran. Bahkan dengan sesama pengusaha

sendiri, seringkali kita kesulitan untuk bekerja sama. Padahal kebanyakan kondisi

organisasi kita belum memadai, kapasitas terbatas dan belum fleksibel.

Pihak lain yang bisa kita ajak kerjasama tersebut biasanya disebut dengan

lingkungan luar (eksternal). Walaupun disebut sebagai lingkungan luar, namun tidak

berarti boleh diabaikan dalam pengembangan usaha. Banyak penulis dan para ahli

sebelumnya yang mengatakan bahwa faktor lingkungan luar sangat mempengaruhi

keberhasilan usaha suatu organisasi. Banyak sekali peluang dan informasi bisnis –

seperti pasar, permodalan, teknologi, bahan baku yang murah – yang bisa kita peroleh

manakala kita berhubungan dengan rekanan bisnis kita. Disamping itu, kerjasama

bisnis juga bisa meningkatkan keuntungan dalam hal meningkatkan daya saing karena

biaya produksi per unit menjadi lebih murah. Bahan baku bisa diperoleh dengan

mudah dan lebih murah. Mengingat begitu banyaknya manfaat yang diperoleh dari

kerjasama usaha, pengurus koperasi dan organisasi lainnya perlu terus meningkatkan

intensitas dan efektifitas dalam bekerja sama dengan pihak lain.

Keuntungan Bekerjasama

Beberapa keuntungan bisa kita peroleh jika kita (organisasi) termasuk juga PKBM

bekerja sama dengan pihak lain yaitu:

1. Penggunaan kesepakatan kerjasama dengan pihak lain membantu mengatasi

ketidakpastian usaha

2. Kerjasama bisa menambah kapasitas usaha dan penambahan aset

3. Kerjasama memungkinan terjadinya pembagian resiko dan biaya

4. Dengan kerjasama dimungkinkan diperolehnya akses pada pengetahuan, yang bisa

berupa teknologi dan ketrampilan yang dibutuhkan organisasi

5. PKBM dapat juga menambah aksesnya pada sumber daya yang kritis dengan

memperluas wilayah jangkauan aliansinya dengan meningkatkan jumlah dan

ragam kesepakatan dalam portofolio dan membangun bermacam jalur ke

sumberdaya tersebut.

Page 2: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

6. Hasil secara keseluruhan adalah bahwa pilihan strategi organisasi meningkat serta

kemampuan untuk menyerap ketidakpastian yang mengitarinya bertambah.

Penelitian terbaru oleh Tiessen (1997) menemukan bahwa banyak organisasi usaha

telah memandang aliansi strategis untuk mendukung pencapaiannya pada inovasi.

Kemudian pada pemanfaatan kesepakatan kerjasama, lembaga dapat memperoleh

akses ke sumberdaya kunci yang secara kritis digunakan untuk memelihara inovasi

pada tingkat tinggi yang diperlukan untuk sebuah orientasi kewirausahaan.

Sesungguhnya, perusahaan yang inovatif cenderung untuk memiliki lebih banyak

aliansi R&D dan keragaman usaha yang besar diantara jaringan perusahaan mereka

(Powell et All, 1996). Sebagai tambahan, dalam sebuah penyelidikan pada 77 wirausaha

skala kecil di India, Ramachandran dan Ramnarayan (1993) menemukan bahwa

wirausaha-wirausaha yang posisinya paling tinggi sebagai pionir dan inovatif sangat

menyukai untuk membangun jaringan yang meliputi sejumlah rekan kerja yang

menyediakan beragam sumber daya, tapi tidak terbatas juga, R&D, keuangan, dan

akses pasar. Demikianlah, jenjang PKBM dalam peningkatan inovasinya, yang sudah

tentu keluasan aliasi strategisnya sangat menjanjikan.

Siapakah Pihak-pihak Lain itu?

Yang menjadi pertanyaan kita kemudian adalah siapakah pihak-pihak yang bisa

kita ajak bekerjasama? Pada prinsipnya, kita bisa mengajak semua pihak untuk

bekerjasama dengan kita, sepanjang kerjasama tersebut menguntungkan kedua belah

pihak. Pihak-pihak tersebut adalah pembeli (konsumen), pesaing (produsen lainnya)

dan asosiasinya, pemasok, pemodal, pemasar atau pedagang (distributor), peneliti

(ahli), pengabdi (LSM, PT) dan pemerintah seperti terlihat pada gambar 1. Dalam kasus

kerjasama usaha hortikultura, tanaman obat dan komoditas unggulan, pihak-pihak

tersebut bisa kita ajak kerjasama untuk meningkatkan kinerja organisasi kita.

ORGANISASI

USAHA/KOPER

ASI

PEMASOK PEMERINTA

H PEMBELI

PESAING PEMASAR

PEMODAL

L PENGABDI PENELITI

Gambar 1. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Organisasi

Usaha Petani (Stoner, 1985 diolah)

Page 3: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Strategi Membangun Kerjasama

Pada umumnya, organisasi tidak mampu bekerja sama dengan pihak lain bukan

hanya karena tidak mau bekerjasama, namun karena ada hambatan-hambatan dalam

komunikasi. Hambatan tersebut diantaranya adalah:

Tidak ada kepercayaan. Dalam berkomunikasi, “trust” harus dikembangka terus

dalam diri komunikator atau dalam organisasi. Organisasi yang memiliki

kredibilitas tinggi akan lebih efektif menyampaikan pesannya daripada organisasi

yang tidak dipercaya oleh masyarakat. Koperasi, misalnya, yang berhasil adalah

koperasi dan pengurusnya dipercaya oleh anggotanya. Oleh karena itu, untuk bisa

berhubungan dengan orang atau organisasi lain, diri atau organisasi kita harus

dapat dipercaya.

Tertutup, minder. Hambatan yang kedua, adalah sifat personal yang tertutup dan

minder. Orang atau organisasi yang tertutup menyebabkan orang tidak memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang luas dan minder karena biasanya orang

tersebut merasa tidak lebih baik dari orang lain. Orang yang minder menyebabkan

orang tersebut tidak berani mengekspresikan dirinya sehingga kemampuan yang

ada dalam dirinya tidak berkembang. Akibatnya dia tidak mampu membina

komunikasi yang positif dengan pihak lain.

Komunikasi yang tidak etis. Komunikasi yang tidak etis biasanya membuat orang

lain malas/ernggan menjalin kerjasama karena orang yang bersangkutan dianggap

tak mampu mencipatakan suasana yang seimbang. Dalam membangun kerjasama

dengan pihak lain, komunikasi yang tidak sopan atau tidak etis harus dihindari.

Hambatan fisik. Hambatan fisik seringkali menjadi penghalang untuk

berkomunikasi secara efektif, misalnya tidak memiliki sarana komunikasi yang

memadai, tidak memiliki jaringan yang luas, dan daerahnya sulit dijangkau secara

mudah oleh orang atau pihak lain.

Kurang informasi. Kurang informasi dapat menyebabkan kita tidak mampu

mengikuti pembicaraan atau komunikasi yang sedang dilakukan. Kurang

informasi menyebabkan kita dianggap tidak reaktif dan membosankan sehingga

orang atau pihak lain enggan berkomunikasi dengan kita.

Status yang berbeda. Status yang berbeda ini pada umumnya dibangun dari

persepsi yang salah. Persepsi bahwa status mempengaruhi motivasi akan

menghambat komunikasi itu sendiri. Oleh karena itu, status ekonomi atau sosial

Page 4: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

yang berbeda harus dipersepsikan secara berbeda agar kita mampu dan tidak

minder berhubungan dengan banyak orang.

Untuk mencapai komunikasi yang efektif dengan pihak lain, organisasi harus

mengatasi hambatan-hambatan tersebut agar mampu bekerjasama dan menjalin relasi

yang positif dengan pihak lain.

Dalam berusaha, ada beberapa strategi yang bisa kita lakukan diantaranya

adalah membangun komitmen bekerjasama dan memilih sistem kerjasama

Membangun komitmen bekerjasama

Percaya dan Dipercaya (kredibilitas). Untuk membangun komitmen bekerjasama,

kita harus percaya dan dapat dipercaya. Sikap semacam ini harus terus

dikembangkan dengan cara menjaga nama baik kita dan organisasi kita. Jika kita

dipercaya oleh pihak lain, pada akhirnya akan menciptakan kepercayaan diri kita

dan organisasi dimana kita berada.

Konsisten. Konsisten dalam bertindak akan menyebabkan orang lain atau pihak

lain akan respek pada kita. Disamping itu, orang lain akan lebih mudah memahami

diri kita dengan sikap kita yang konsisten, tidak berubah-ubah.

Pemahaman persepsi. Memahami persepsi pihak lain penting dilakukan untuk

membina hubungan kerjasama dengan pihak lain. Dengan memahami persepsi

orang lain, kita bisa menjadi orang yang berempati tinggi sehingga pada akhirnya

kita disukai oleh orang atau pihak lain.

Menghargai dan membina hubungan baik. Jika kita telah berhubungan dengan

pihak lain, kita harus menjaga hubungan ini dengan tetap menjaga kepercayaan

yang telah diberikan kepada kita sesuai dengan pemahaman bersama yang telah

tercipta. Kita tidak boleh memanfaatkan celah hukum yang ad untuk mengembil

keuntungan dari hubungan yang kita jalin. Bahkan bila perlu, dengan tulus kita

memberikan cinderamata atau hadiah atau “buah tangan”, memberi khabar untuk

tetap mengingat dan menjalin kerjasama yang baik.

Toleran terhadap perbedaan. Seringkali kita tidak memiliki hubungan dengan

pihak lain karena kita sendiri telah mengkotak-kotak diri kita dengan orang lain

berdasarkan agama, suku, golongan, kepribadian dan ras. Jika demikian kita tidak

akan menerima dan diterima orang lain yang “berbeda” dengan kita. Untuk itu,

dalam membina hubungan dengan pihak lain, kita betul-betul harus memahami

bahwa mereka berbeda bukan berarti tidak bisa bekerjasama. Kita menghargai

pendapat, suku, agama mereka masing-masing sehingga yang kita lihat adalah

Page 5: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

pemahaman bersama akan suatu hal. Jika kita memahami orang lain, kita pasti juga

akan dipahami oleh orang atau pihak lain.

Sistem kerjasama

Setelah kita mencoba membangun komitmen bekerjasama, kemudian tahapan

selanjutnya adalah memilih sistem kerjasama yang paling menguntungkan bagi kita

dan lembaga kita. Setiap sistem memiliki konsekuensi yang berbeda sehingga akan

memiliki dampak yang berbeda pula pada kita dan lembaga kita.

Kontrak. Sistem ini disebut juga future contract. Kita membangun komitmen

bekerjasama dengan pihak lain dengan menyepakati hal-hal dimuka untuk hal-hal

yang berlaku di kemudian hari. Kontrak kerja yang bisa dilakukan adalah

mengenai harga produk dan harga input, jumlah, kualitas (atau spesifikasi teknis),

kontinuitas, keseragaman dan sistem pembayaran. Kontrak ini ada keuntungannya

jika pada saat jatuh tempo kontrak, kondisi yang terjadi jauh lebih buruk dari isi

kontrak, misalnya harga. Hal sebaliknya akan terjadi jika harga yang terjadi lebih

tinggi dari harga kontrak. Ini juga merupakan pilihan dan kepandaian kita

memprediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang.

Sewa. Sistem ini berbeda dengan sistem yang pertama. Dalam sistem ini, kita

menyerahkan aset, misalnya tanah atau alat, kepada pihak lain dengan nilai

tertentu dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya kita sebagai pihak yang

menyewakan tidak memiliki andil baik dalam kerugian maupun keuntungan

akibat dari penggunaan aset tersebut.

Bagi Hasil. Dalam sistem ini, kita secara bersama-sama atau sebagian, berbagi aset

dan kewajiban sehingga dalam menerima hasilnya nanti disesuaikan dengan

kontribusi yang kita berikan. Dalam bagi hasil ini, bisa diterapkan sistem “maro”

atau setengah-setengah atau 50 : 50 baik pada biaya maupun penghasilan

Kerjasama sosial tanpa ikatan. Dalam sistem ini, kerjasama dibangun atas dasar

keinginan pihak lain untuk membantu kepada pihak yang membutuhkan. Dalam

konteks ini tidak ada ikatan apapun, kecuali memang kerjasama untuk membantu.

Bentuknya kerjasamanya biasanya dalam kerangka pengembangan CSR (corporate

social responsibility).

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah sistem mana yang paling baik dan

sistem mana yang harus kita pilih? Untuk menjawab ini, semua tergantung dari kondisi

dan tahapan pembelajaran kita dan lembaga kita serta kejelian kita untuk melihat masa

depan. Jangan lupa bahwa pihak lain juga akan berusaha mengoptimalkan sumberdaya

yang mereka miliki sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal.

Page 6: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …
Page 7: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Strategi Memulai Kerjasama dan Membangun Jejaring

1. Perlu mengidentifikasi kebutuhan kita PKBM kita

2. Perlu melakukan audit terhadap kondisi PKBM kita

3. Perlu melakukan pelacakan dan pencarian informasi mengenai penyedia jasa

terkait dengan PKBM

4. Perlu melakukan penjajagan awal dengan providernya

5. Perlu dilakukan pembicaraan lanjutan jika layak dilakukan

6. Perlu dilakukan penyusunan MOU

7. Perlu dilakukan penyusunan proposal kerjasama

8. Perlu dilakukan sistem dan prosedur audit bersama

9. Sistem ini bisa berlangsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang

10. Perlu menjaga hubungan baik dengan pihak yang telah bersedia bekerjasama

Page 8: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Lampiran: Contoh Membuat Kerjasama dalam Pengembangan Lab-Side

1. Suatu ketika, lembaga atau organisasi kita membutuhkan lab-site yang bisa

dimanfaatkan masyarakat untuk belajar, namun ketika itu kita tidak

memilikinya. Kalaupun memiliki, lab-site kita tidak memadai

2. Sementara itu, ada pihak lain yang memiliki atau mampu menyediakannya

3. Pada saat seperti ini, kita perlu melakukan pengembangan lab-site kolaboratif

4. Lab-site kolaboratif ini merupakan lab-site yang bisa dimanfaatkan secara

sendiri/ bersama dan atau bisa dibangun secara bersama dan atau bisa dikelola

secara bersama

5. Contoh model pengelolaan secara kolaboratif adalah analog minimarket

Indomart

6. Terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal dan

informal sebagai sarana untuk membangun lab-site, ada beberapa strategi

pelaksanaan yang perlu dilakukan yaitu:

7. Kepemimpinan. Kepemimpinan ditempatkan sebagai strategi pelaksanaan yang

pertama mengingat faktor ini akan memberi arah dan inisiasi. Kepemimpinan

menjadi sangat penting terutama di pedesaan yang masih menganut patron-

klien.

8. Kepemimpinan yang perlu dikembangkan adalah kepemimpinan

transformasional bukan transaksional. Kepemimpinan yang memiliki visi

kedepan dan kepemimpinan yang mampu menjadi jembatan warganya dengan

pihak luar. Ini tampak sekali pada kasus desa Gemawang.

9. Penyiapan strategic plan (rencana pengembangan). Rencana pengembangan ini

penting dibuat untuk memberikan arah bagi berbagai pihak terutama pelaksana

yang akan melaksanakan tugasnya.

10. Rencana strategis akan menjadi acuan anggota organisasi untuk mengambil

keputusan.

11. Penyusunan rencana strategis harus bersifat sistematis yang mempertimbangkan

potensi warga dan wilayah untuk kemudian disusun tahapan-tahapan program

dan kegiatan yang bersifat jangka panjang dan penting.

12. Dalam rencana strategis ini berisi SDM (man), material, metode pencapaian dan

keuangan (money)

Page 9: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

13. Pembangunan dan Pengadaan (Kalau belum ada). Jika belum ada sarana dan

prasarana untuk membangun lab-site, perlu dilakukan pembangunan dan

pengadaan.

14. Pada tahap ini tim pelaksana harus membuat spesifikasi alat dan bahan lab-site

yang akan dibangun.

15. Ini diperlukan agar sarana dan prasarana yang akan dibangun benar-benar

dibutuhkan dan bisa menjadi lab-site masyarakat.

16. Kapasitas sarana dan prasarana juga perlu dipertimbangkan.

17. Pengembangan dan Peningkatan serta revitalisasi (jika sudah ada). Jika sudah

ada, perlu melakukan pengembangan dan peningkatan kualitas sarana dan

prasarana pembelajaran. Dalam tahap ini yang perlu diperhatikan adalah

kondisi sarana dan prasarana pembelajaran yang sudah ada dan dikaitkan

dengan kebutuhan yang akan datang. Sarana dan prasarana yang ada bisa

ditambah, diupgrade maupun dganti.

18. Penyiapan organisasi. Kelemahan utama dalam pembangunan, pengembangan

dan pengelolaan lab-site adalah keberlanjutan. Salah satu yang menyebabkan

berlanjut atau tidaknya lab-site adalah organisasi. Organisasi ini perlu

disesuaikan dengan fungsinya saja dan disesuaikan dengan kemampuan warga.

Organisasi yang flat dan pipih perlu dikembangkan, bukan organisasi yang

birokratis.

19. Administrasi dan keuangan. Salah satu aspek penting juga yang perlu

dipersiapkan dalam melaksanakan lab-site adalah administrasi dan keuangan.

Dua hal ini penting untuk menjalankan lab-site. Dokumen, prosedur dan tata

cara merupakan hal yang harus dilakukan. Sementara itu, keuangan juga perlu

diperhatikan baik untuk memenuhi kebutuhan Administrasi, SDM maupun

untuk program.

20. Penyiapan pengelola/penanggung jawab. Setelah semua tersedia, perlu juga

disiapkan pengelola dan penanggung jawab terhadap pelaksanaan lab-site.

Pengelola dan penanggung jawab ini bisa diambilkan dari desa atau wilayah

yang bersangkutan. Jika tidak memungkinkan, bisa menggunakan orang dari

desa dan wilayah yang lain.

21. Pengembangan jaringan kerjasama. Dalam mengembangkan lab-site, perlu

berkolaborasi dengan pihak lain.

22. Untuk itu, tim pengelola perlu membuat rencana dan melaksanakan rencana

tersebut dalam bekerjasama dengan pihak lain.

Page 10: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

23. Untuk bisa bekerjasama dengan pihak lain, tim pengelola perlu membangun

jaringan kerja dengan berbagai pihak.

ANALISIS KEBUTUHAN

Pada tahap pertama yang harus dilakukan untuk mengembangkan lab-site adalah

melakukan analisis kebutuhan.Untuk melakukan analisis kebutuhan, ada beberapa

tahapan dan kegiatan yang harus dilakukan agar pengembangan lab-site bisa berhasil.

Tahapan itu adalah:

Analisis terhadap kondisi eksisting lab-site melalui analisis terhadap kondisi

sarana dan prasarana pembelajaran yang sudah ada

Analisis kebutuhan pembelajaran

Analisis kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran sebagai pembentuk lab-

site yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat atau media pembelajaran

Menetapkan sarana dan prasarana baru yang perlu diadakan

Dalam tahap ini yang perlu dilakukan adalah analisis terhadap kondisi eksisting

mengenai lab-site yang ada, apa saja lab-site yang sudah ada, bagaimana kondisinya,

dari sisi jumlahnya apakah masih mencukupi dan dari sisi kualitasnya apakah masih

bisa digunakan dan masih relevan dengan kebutuhan pembelajaran, jika digunakan,

apa yang perlu diperbaiki dan berapa biayanya. Dalam analisis ini perlu dilakukan

analisis satu per satu terhadap jenis sarana dan prasarana yang mendukung

berfungsinya lab-site. Satu per satu sarana dan prasarana tersebut diidentifikasi

kondisinya dari sisi ketersediaan, fungsinya dan relevansinya dengan pembelajaran.

Setelah itu direkapitulasi untuk mendukung pelaksanaan fungsi lab-site sebagai sarana

dan media pembelajaran.

Langkah yang kedua adalah menganalisis kebutuhan pembelajarannya. Dalam

pembelajaran ini, kompetensi apa saja yang dibutuhkan untuk peserta didik? Deskripsi

mengenai kompetensi ini perlu dilakukan untuk menetapkan sarana dan prasarana apa

saja yang dibutuhkan untuk pembelajaran peserta didik serta untuk mendisain lab-site

seperti apa yang harus dikembangkan dan dikerjasamakan.

Untuk menjalankan pembelajarannya, membutuhkan sarana dan prasarana yang harus

juga diidentifikasi. Untuk itu, setelah ditetapkan kebutuhan pembelajarannya, tahap

Page 11: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

berikutnya adalah menetapkan sarana dan prasarana pembelajaran apa saja yang

dibutuhkan. Dengan membandingkan dengan kondisi sarana prasarana pembelajaran

yang sudah ada dengan kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran baru, akan

ditetapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang perlu diadakan untuk

membangun lab-site.

ANALISIS POTENSI MITRA

Untuk mengadakan sarana dan prasarana baru untuk mendukung pembangunan dan

pengembangan lab-site, bisa dipenuhi dari lembaga sendiri dan atau dari lembaga lain

yang mau dan bersedia bekerjasama. Saat ini, banyak sekali lembaga yang bisa diajak

bekerjasama dan berkolaborasi untuk membangun dan mengembangkan lab-site. Yang

selama ini terjadi, banyak lembaga non formal dan informal yang menyelenggarakan

pembelajaran hanya berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam kasus

penelitian ini yaitu desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, sangat

mampu membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun dan

mengembangkan lab-sitenya. Banyak lembaga yang sudah diajak kerjasama dengan

desa Gemawang, mulai dari Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah dan Pusat seperti

Dinas Pendidikan dan P2PNFI, perusahaan swasta dan pemerintah, lembaga swadaya

masyarakat, asosiasi bahkan pihak luar negeri. Buktinya bisa kita lihat dari bab se

belumnya.

Gambar 2. Bangunan, Sarana Teknologi Informasi dan Mobil Pintar di desa Gemawang

hasil kerjasama dengan berbagai pihak

Page 12: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Belajar dari pengalaman desa Gemawang dalam membangun dan mengembangkan

lab-sitenya, berikut ini dikonstruksikan beberapa pihak atau mitra yang bisa diajak

kerjasama dan kolaborasi untuk membangun dan mengembangkan lab-site yaitu:

1. Lembaga Pendidikan Formal. Salah satu mitra yang bisa diajak kerjasama adalah

Lembaga Pendidikan Formal (SD, SMP, SMA dan SMK, dan PT). Lembaga formal

setingkat SD bisa diajak berkolaborasi dengan program kesetaraan paket A. Kolaborasi

ini bisa dilakukan dalam hal pendidik, sarana dan prasarana pembelajarannya, lokasi

dan tempat pembelajarannya dan juga pengelolaannya. Sampai saat ini belum banyak

SD yang diajak kolaborasi untuk mengembangkan lab-site. Dalam kasus desa

Gemawang, mereka sudah melakukan kolaborasi dengan lembaga formal. Guru SDnya

banyak yang membina di program kesetaraan. Bahkan sekarang ini, desa Gemawang

sudah tidak ada peserta didiknya karena telah banyak yang lulus. Lembaga formal SD

bisa juga menyediakan bahan ajar, modul dan materi pelajaran lain yang bisa

digunakan untuk mendukung lab-site pendidikan non formal dan informal.

Keberadaaan SD yang ada hampir di tiap desa sangat memungkinkan dan sangat

potensial untuk diajak bekerjasama dalam membangun, mengembangakan dan

mengelola lab-site.

Lembaga formal setingkat SMP bisa diajak berkolaborasi dengan program Paket

B. Lembaga ini memiliki sarana dan prasarana, narasumber yang bisa diajak

kerjasama dalam mengembangkan lab-site. Bahan ajar, materi palajaran, sarana

dan prasrana laboratorium bisa dikerjasamakan dengan pihak pendidikan non

formal dan informal. Pihak pengelola lab-site bisa mengembangkan kerjasama

dengan lembaga formal SMP.

Page 13: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Gambar 3. Laboratorium SMP yang bisa dikolaborasikan dengan Lab-site

desa/lembaga

Lembaga formal SMA dan atau SMK sangat bisa juga diajak bekerjasama

terutama SMK. Mereka bisa diajak kerjasama dalam pemanfaatan laboratorium,

pemanfaatan tenaga pengajarnya, pemanfaatan dalam pengelolaan lab-site, bisa

juga dalam aspek pendanaan dan pemeliharaan. Mereka memiliki beberapa aset

pembelajaran yang bisa dikolaborasikan dengan pendidikan non formal dan

informal. Hanya saja, selama ini kerjasama ini belum banyak terwujud. Kondisi

SMK yang saat ini dikembangkan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah

sangat memadai untuk pengembangan pendidikam ketrampilan, yang sangat

mungkin diajak kerjasama dengan lembaga pendidikan formal dan informal.

Bahan ajar untuk SMK sangat sesuai dengan pendidikan life skill atau vokasi di

lembaga formal dan informal, yang bisa dikerjasamakan untuk membangun,

mengembangkan dan mengelola lab-site. Mereka memiliki bengkel kerja, lokasi

dan kebun praktek yang sangat mungkin dimanfaatkan juga oleh lembaga

pendidikan non formal dan informal.

Gambar 4. Laboratorium SMA yang bisa dikolaborasikan dengan Lab-site

desa/lembaga

Page 14: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Gambar 5. Laboratorium SMK yang bisa dikolaborasikan dengan Lab-site

desa/lembaga

Lembaga pendidikan tinggi seperti politeknik, institut maupun universitas bisa

diajak kerjasama dalam membangun, mengembangkan dan mengelola lab-site.

Lembaga-lembaga tersebut memiliki potensi dan komitmen organisasi untuk

bekerjasama dengan pihak lain termasuk lembaga pendidikan formal dan

informal. Potensi hasil riset, sarana dan prasarana riset, bengkel kerja, kegiatan

riset (demplot) dapat dikerjasamakan dalam mengembangkan lab-site. SDMnya

juga sangat mungkin diajak kerjasama dalam membangun, mengembangkan

dan mengelola lab-site. Mereka juga bisa melakukan pendampingan dalam

menjalankan lab-site. Mereka juga memiliki mahasiswa yang bisa diajak

kerjasama untuk membangun, mengembangkan dan mengelola lab-site.

Perguruan tinggi memiliki Tri Darma yang terdiri dari pendidikan-pengajaran,

penelitian, dan pengabdian masyarakat sehingga mereka akan sangat senang

jika diajak kolaborasi. Mereka juga memiliki jaringan kerja yang bisa juga

dikaitkan dengan lembaga pendidikan formal dan informal. Mereka juga bisa

memberi bantuan alat, pendanaan untuk itu. Pendek kata, perguruan tinggi

sangat prospektif untuk diajak bekerjasama, asal ada inisiasi dari lembaga-

lembaga non formal dan informal. Lembaga pendidikan formal dan informal

bisa menghubungi perguruan tinggi melalui LPPM (lembaga penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat) masing-masing perguruan tinggi atau langsung

menghubungi Rektor/Ketua/Dekan terkait.

Page 15: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Gambar 6. Laboratorium Politeknik/Institute/Universitasa yang bisa

dikolaborasikan dengan Lab-site desa/lembaga

2. Lembaga Pemerintah. Pengalaman desa Gemawang dalam membangun dan

mengembangkan serta mengelolan lab-site bisa menjadi pelajaran dan bisa ditiru

oleh desa atau lembaga lain dalam pembangunan lab-site. Lembaga Pemerintah

sepereti Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan, Dinas Pertanian selama ini telah membantu desa Gemawan untuk

membangun dan mengembangkan lab-site. Itu berarti, desa atau lemabaga lain

bisa juga mengajak lembaga pemerintah seperti tersebut diatas untuk

membangun, mengembangkan dan mengelola lab-site. Aspek yang bisa di

kolaborasikan dengan Lembaga Pemerintah adalah sarana prasarana, sistem dan

prosedur pembelajaran.

Gambar 7. Bangunan TBM di desa Gemawang hasil kerjasama dengan Pemerintah

Page 16: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

3. Lembaga Sosial Non Pemerintah. Belajar dari kasus desa Gemawang, desa Gemawang

mampu menjalin hubungan dengan Yayasan Titian untuk menjadikan desa Gemawang

menjadi desa pembelajar. Yayasan Titian memberi bantuan dengan cara membangun

dan menyediakan bangunan fisik untuk ruang pembelajaran, ruang pamer dan

penataan lingkungan. Perabotannya juga mereka bantu. Saat ini bangunan tempat

belajar paket C, PAUD, dan keaksaraan telah berdiri. Bahkan juga telah terbangun

showroom untuk memamerkan hasil kerajinan masyarakat desa Gemawang.

Pengalaman ini bisa ditiru juga oleh desa lain maupun lembaga lain yang ingin

membangun dan mengembangkan lab-site. Yayasan-yayasan sosial seperti

Yayasan Titian bisa diajak bekerjasama untuk mengembangkannya. Lembaga

lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga bias diajak bekerjasama

untuk membangun, mengembangkan dan mengelola lab-site. Aspek yang bisa

dikolaborasikan dengan LSM & Yayasan Sosial adalah lokasi, pendanaan dan

sekaligus bisa sebagai pengelolanya

Gambar 8. Bangunan dan Galeri di desa Gemawang sebagai hasil kolaborasi

dengan Yayasan Titian

4. Perusahaan. Perusahaan baik swasta maupun pemerintah bisa diajak kerjasama untuk

membangun, mengembangkan dan mengelola lab-site. Mereka juga memiliki komitmen

untuk membantu lingkungan disekitarnya. Mereka memiliki program CSR (corporate

Page 17: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

social responsibility) yang bisa dialokasikan untuk kegiatan lab-site. Selama ini mereka

juga berusaha untuk mencari partner untuk menyalurkan dana CSR mereka. Mereka

akan sangat terbuka jika akan diajak kerjasama dalam membangun, mengembangkan

bahkan dalam mengelola lab-site. Selama perusahaan mereka masih ada, program CSR

pasti ada pula dan selama itu pula lembaga pendidikan non formal dan informal bisa

mengakses dana dan bantuan teknik serta SDM dalam membangun, mengembangkan

dan mengelola lab-site. Aspek yang bisa dikolaborasikan dengan Perusahaan adalah

pembelajaran, penelitian, dan kegiatan usaha.

5. Pihak Donatur. Selain perusahaan, masih ada individu-individu maupun lembaga yang

bisa diajak bekerjasama untuk membangun, mengembangkan dan mengelola lab-site.

Aspek yang bisa dikolaborasikan dengan donatur adalah masalah pembiayaan

operasional program, pengelolaan program maupun pengembangan lab-site di masa

yang akan datang. Donatur ini tidak semuanya terdaftar sehingga perlu dilakukan

identifikasi disekitar lab-site, siapa saja yang memungkinkan untuk diajak kerjasama.

Pengurus dan pengelola lab-site perlu proaktif untuk mencari dan menghubungi

mereka untuk diajak kerjasama.

MODEL PENGEMBANGAN

Pembangunan, pengembangan dan pengelolaan lab-site kolaboratif bisa dilakukan

dengan melakukan beberapa rangkaian kegiatan. Rangkaian kegiatan tersebut yang

dikaitkan dengan kinerja organisasi lembaga pendidikan non formal dan informal akan

membentuk model pembangunan dan pengembangan.

Model pengembangan ini diawali dari tahapan analisis kebutuhan lab-site. Dalam

tahapan ini akan dilakukan kegiatan analisis lab-site eksisting, analisis kebutuhan

pembelajaran dan analisis kebutuhan lab-site. Lab-site yang dibutuhkan ini akan

dipilah dan dipilih lab-site mana yang akan dikolaborasikan dengan pihak lain dan

dalam hal apa, dimana dan kapan.

Pada tahap berikutnya akan dilakukan indentifikasi mitra strategis. Dalam tahapan ini

akan dilakukan kegiatan seperti analisis kebutuhan lab-site kolaboratif, identifikasi dan

analisis mitra strategis yang akan diajak kolaborasi. Setelah diketemukan calon mitra

strategisnya, bisa dilakukan penjajagan awal dengan lembaga mitra tersebut.

Page 18: STRATEGI MEMBANGUN KERJA SAMA USAHA Oleh: Sony Heru …

Selanjutkan perlu dilakukan penetapan mitra strategis mana yang akan diajak

kolaborasi. Komitmen, konsistensi, kesungguhan dan kemampuan perlu diperhatikan

dalam tahap penetapan ini. Dalam tahap penetapan ini, perlu dilakukan kegiatan

seperti melakukan negosiasi, membuat memorandum of understanding (MOU) dengan

mitra strategisnya dan melakukan tindak lanjut dari MOU tersebut.

Tahap berikutnya adalah melakukan pelaksanaan kolaborasi. Dalam pelaksanaan

kolaborasi ini bisa dilakukan dalam hal pembangunan lab-site, pengembangan lab-site

yang sudah ada dengan cara menambah, mengupgrade maupun memperbaiki lab-site

untuk pembelajaran.

Gambar 9. Tahapan dalam Menjalankan Kerjasama Pengembangan Lab-Site