STRATEGI BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH DALAM MENANGANI INVESTASI ... · SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...
Transcript of STRATEGI BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH DALAM MENANGANI INVESTASI ... · SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...
i
STRATEGI BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH DALAM
MENANGANI INVESTASI NASABAH
Proposal Penelitian
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum Ekonomi Syari’ah (SH) Pada Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Khairi Syahria
105 251 107 416
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : KHAIRI SYAHRIA
NIM : 105 251 107 416
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Agama Islam
Kelas : C
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuat oleh siapapun)
2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi ini
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka
bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 24 Juni 2020
Yang Membuat Pernyataan
Khairi Syahria
NIM 105251107416
Materai
6000,-
v
ABSTRACT
Khairi Syahria, 105251107416. Bank Negara Indonesia Syariah's Strategy in
Handling Customer Investment. Essay. Sharia Economic Law Study
Program. (Islamic Faculty of Muhammadiyah Makassar University)
Supervised by Hurriah Ali Hasan and Hasanuddin.
This type of research is a qualitative study that aims to find out: (1) What
are the strengths and weaknesses of BNI Syariah in managing customer
investment (2) What are BNI Syariah's opportunities and obstacles in managing
customer investment (3) how is BNI Syariah's strategy in handling investment the
customer. Data collection techniques used are observation and interviews. Data
analysis was performed using SWOT analysis.
Based on the research results, the strengths of BNI Syariah include
financing in BNI Consumptive or productive, customer funds collected in the
form of deposits, savings and current accounts then channeled in the form of
financing, investment funds clearly channeled customers, using the sharia system,
and clear contract at the beginning of the investment to the end. The weaknesses
of BNI Syariah are that BNI Syariah is losing competitiveness in the rate, and the
lack of branch offices in the city of Makassar. Whereas the BNI Syariah
opportunity is the number of Islamic ummah in Indonesia is very large and opens
up consumer opportunities for Islamic banks, government policies open up
opportunities for the development of Islamic banks through law number 21 of
2008, transparency of the profit sharing system determined by Islamic banks for
consumers, as long as During the pandemic the tendency of the community was
more for Islamic banks and campaigns to avoid usury. The threat of BNI Syariah
is that conventional bank offers are more attractive than Islamic banks in the eyes
of the public and the level of public trust in Islamic banks is still low.
The conclusion of this study is the strategy applied by BNI Syariah in
handling customer investment by running the sharia system, and providing a
complete and superior system service.
Keywords: BNI Syariah, Investment, customer funds.
vi
ABSTRAK
Khairi Syahria, 105251107416. Strategi Bank Negara Indonesia Syariah
dalam Menangani Investasi Nasabah. Skripsi. Prodi Hukum Ekonomi
Syariah. (Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar)
Dibimbing Oleh Hurriah Ali Hasan dan Hasanuddin.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui: (1) Apa saja kekuatan dan kelemahan BNI Syariah dalam
mengelolah investasi nasabah (2) Apa saja peluang dan hambatan BNI Syariah
dalam mengelolah investasi nasabah (3) bagaimana strategi BNI Syariah dalam
menangani investasi nasabah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
dengan melakukan observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian, yang menjadi kekuatan dari BNI Syariah
antara lain yaitu pembiayaan di BNI Syariah bersifat konsumtif atau produktif,
dana nasabah dihimpun dalam bentuk deposito, tabungan, dan giro kemudian
disalurkan dalam bentuk pembiayaan, investasi dana nasabah jelas penyalurannya,
menggunakan sistem syariah, dan akad jelas di awal investasi hingga akhir.
Adapun kelemahan dari BNI Syariah yaitu BNI Syariah kalah saing di rate, dan
kurangnya kantor cabang yang ada di kota Makassar. Sedangkan yang menjadi
peluang BNI Syariah yaitu jumlah ummat islam di Indonesia sangat besar dan
membuka peluang konsumen bagi bank syariah, kebijakan pemerintah membuka
peluang perkembangan bank syariah melalui undang-undang nomor 21 tahun
2008, transparansi sistem bagi hasil yang ditetapkan bank syariah kepada
konsumennya, selama masa pandemi kecenderungan masyarakat lebih kepada
bank-bank syariah dan kampanye-kampanye menghindari riba. Adapun ancaman
BNI Syariah yaitu penawaran bank konvensional lebih menarik daripada bank
syariah dimata masyarakat dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank
syariah masih rendah.
Kesimpulan penelitian ini adalah strategi yang diterapkan BNI Syariah
dalam menangani investasi nasabah yaitu dengan menjalankan sistem syariah, dan
menyediakan layanan sistem yang komplit dan unggul
Kata Kunci : BNI Syariah, Investasi, Dana Nasabah.
vii
KATA PENGANTAR
Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya
milik Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya jualah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Salam dan Salawat
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
orang yang senantiasa menjadikan beliau sebagai panutan dalam mencari
kemaslahatan hingga akhir zaman dengan Islam sebagai satu-satunya agama yang
di ridhai Allah Azza Wa Jalla.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa selama penyusunan skripsi
ini, berbagai kendala, hambatan dan kesulitan mulai dari awal pembuatan
proposal sampai selesainya penyususnan hasil penelitian ini. Namun dengan
segala kesabaran dan keikhlasan hati dan senantiasa meminta petunjuk dari Tuhan
Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyeselaikan skripsi ini.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pernyataan terima
kasih dan penghargaan kepada ayahanda Suherman Hasanuddin dan ibunda Helmi
selaku kedua orang tua yang telah membesarkan dan memberikan pendidikan
penulis hingga saat ini, selalu memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi
baik secara moril maupun materil dan semangat setiap waktu. Terimakasih atas
perjuangan ayah dan ibunda tercinta. dan penulis juga ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada yang terhormat:
viii
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Agama
Islam.
3. Bapak Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP. Selaku Ketua Prodi Hukum
Ekonomi Syariah. Bapak Hasanuddin, SE., Sy., ME selaku Sekretaris Prodi
Hukum Ekonomi Syariah yang senantiasa memberikan arahan-arahan selama
menempuh pendidikan.
4. Ibu Hurriah Ali Hasan, S.T, M.E., PhD dan Bapak Hasanuddin, SE.Sy., ME
selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi
penulis.
5. Bapak/Ibu dosen dan Pimpinan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar yang senantiasa membimbing penulis selama
menempuh pendidikan S1 Hukum Ekonomi Syariah.
6. Buat tante saya Husnul Khatimah Hadir yang senantiasa memberikan
semangat dan arahan dalam pembuatan skripsi ini.
7. Buat sahabat saya kartika nurdin, Muftihatul Khaeran Nisa, dan Riska Fadilah
yang senantiasa memberikan dorongan, dukungan semangat dan membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa meskipun skripsi ini telah dibuat dengan usaha
yang maksimal, tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan karena
sesungguhnya tiada satupun di dunia ini yang sempurna melainkan kesempurnaan
itu hanyalah pada Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk
ix
penyempurnaan skripsi ini senantiasa penulis harapkan. Harapan dan do’a penulis,
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin...
Makassar, 01 Juli 2020
(Khairi Syahria)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Strategi ........................................................................................................ 9
B. BNI Syariah ................................................................................................ 16
C. Investasi ...................................................................................................... 18
D. Nasabah ....................................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 34
B. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 34
C. Fokus Penelitian .......................................................................................... 34
xi
D. Deskripsi Penelitian .................................................................................... 35
E. Sumber Data ................................................................................................ 35
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 35
G. Instrumen Penelitian ................................................................................... 36
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 41
B. Produk-Produk Bank BNI Syariah .............................................................. 43
C. Hasil Penelitian ........................................................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 62
LAMPIRAN ...................................................................................................... 63
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Matriks SWOT ............................................................................................. 39
4.1 Analisis SWOT ............................................................................................. 48
4.2 Analisis SWOT/TWOS ................................................................................ 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Syariah adalah lembaga perbankan yang sistem operasinya
berdasarkan pada Syariah Islam. Ini berarti operasi perbankan sesuai dengan al-
qur’an dan sunna Rasulullah. Dalam operasionalnya bank Syariah menggunakan
sistem bagi hasil dan tidak menggunakan sistem bunga seperti perbankan
konvensional. Konsep dasar dalam operasi bank Syariah berdasarkan pada
prinsip-prinsip efisiensi keadilan, dan kebersamaan. Secara garis besar hubungan
ekonomi berdasarkan Syariah ditentukan oleh hubungan akad yang terdiri dari
lima akad produk-produk lembaga keuangan Syariah dan lembaga keuangan
bukan bank Syariah yang dapat dioperasionalkan.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan
persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarnya. Kebersamaan
mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasehat untuk saling
meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank Syariah dalam hal penentuan
produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.
Penentuan harga bagi bank Syariah didasarkan kesepakatan antara bank
dengan nasabah menyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka
waktunya.1
Bank Syariah dikembangkan sebagai lembaga bisnis keuangan yang
melaksanakan kegiatan usahanya sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi islam.
1 Soffjan Assauri, Managemen Pemasaran (Dasar, konsep, dan strategi), (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014), h.4.
1
2
Tujuan ekonomi Islam bagi bank Syariah tidak hanya berfokus pada tujuan
komersil yang tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal, tetapi juga
mempertimbangkan perannya dalam memberikan kesejahteraan secara luas bagi
masyarakat.2
Sejalan dengan fungsi tersebut, bank Syariah memiliki produk unggulan
yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk tersebut diantaranya produk
penghimpunan dana dan pembiayaan. Dalam pelaksanaannya penghimpunan dana
dan pembiayaan mengikuti aturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia dan
Majelis Ulama Indonesia. Selain masalah pelaksanaan yang telah berjalan lancar,
komunikasi pemasaran menjadi unsur pokok dalam pelaksanaan penghimpunan
dana dan pembiayaan. Dalam pemasaran ini bank berusaha menyampaikan
produk-produknya untuk menarik nasabah dan calon nasabah untuk selalu
menggunakannya.3
Perkembangan perbankan Syariah di Indonesia merupakan suatu
perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem
perbankan alternatif yang selain menyediakan jasa perbankan atau keuangan yang
sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip Syariah. Perkembangan sistem keuangan
Syariah sebenarnya telah dimulai sebelum pemerintahan meletakkan dasar-dasar
hukum operasional secara formal.
Setelah diterbitkannya peraturan perundang-undangan tersebut, sejak
tahun 1998 sistem perbankan Syariah telah menunjukkan perkembangan yang
2 Herry Sutanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemsaran Bank Syariah, cet. 1,
(Bandung: CV.Pustaka Setia, 2013), h.8. 3 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ke bijakan Moneter dan Perbankan,
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), Edisi Kelima, h.10.
3
cukup pesat, yaitu lebih dari 50% pertumbuhan aset rata-rata per tahun. Sampai
akhir Desember 2013, terdapat 11 bank syariah dan 24 UUS dengan
perkembangan yang baik.4
Didirikannya bank Syariah dilatarbelakangi oleh keinginan umat islam
untuk menghindari riba dalam kegiatan muamalahnya; memperoleh kesejahteraan
lahir batin melalui kegiatan muamalah yang sesuai dengan perintah agamanya.
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam terbesar di dunia juga
telah merasakan kebutuhan akan adanya bank yang diharapkan dapat memberikan
kemudahan-kemudahan dan jasa-jasa perbankan kepada semua umat Islam dan
penduduk di Indonesia yang beroperasi tanpa riba. Adapun bank Syariah
merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang
berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan
kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. Bank Syariah juga biasa disebut
Islamic banking atau interest free banking, yaitu suatu sistem perbankan dalam
pelaksanaan operasional tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi
(maisir), dan ketidakpastian atau ketidak jelasan (gharar). Adapun yang termasuk
bank Syariah salah satunya yaitu BNI Syariah.
BNI Syariah adalah salah satu usaha BNI untuk melayani nasabah yang
menginginkan jasa perbankan berdasarkan Syariah. BNI dan BNI Syariah
merupakan satu kesatuan structural dan hanya dibedakan oleh pengelolaan laporan
keuangan. BNI Syariah menangani sistem ekonomi Syariah yang dikelola oleh
unit usaha Syariah. Sedangkan BNI menangani system ekonomi yang bersifat
4 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama), h.3, t.th
4
konvensional saja. BNI Syariah Kota Makassar berdiri pada tahun 2001. Jadi BNI
Syariah Kota Makassar mempunyai otonomi dalam pengelolaan laporan keuangan
tanpa ada campur tangan dari pihak BNI.
Adapun sistem yang dijalankan di BNI Syariah adalah dengan konsep
bagi hasil. Konsep tersebut sesuai Syariah sebab kegiatan seluruh perbankan
Syariah diawasi dan diatur berdasarkan Fatwa Dewan Pengawas Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DPSMUI) yang mengatur jenis kegiatan dan sistem
perbankan Syariah. Kegiatan yang dilakukan oleh BNI Syariah hanya halal dan
bukan untuk usaha yang haram.5
Usaha apa saja dan bagaimana yang layak untuk mendapatkan investasi
dari bank Syariah? Sehingga tujuan investasi, yaitu “profit able”, mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya tanpa adanya eksploitasi. Bukan malah kerugian
atau loss sharing yang didapatkan. Pada dasarnya prinsip-prinsip investasi yang
ada pada bank Syariah tidak banyak berbeda dengan Bank Konvensional. Hanya
saja setiap bank memiliki otoritas untuk membuat prosedur dan kebijakan dalam
menganalisa pembiayaannya. Namun demikian terdapat prinsip umum yang dapat
dijadikan dasar pegangan dalam pembiayaan.
Beberapa hal yang mesti dipertimbangkan bank Syariah, sebelum
melakukan pembiayaan antara lain: pertama, aspek rentabilitas. Sebagai fund
manajer yang amanah, tentu bank Syariah memilih aspek-aspek yang
menguntungkan; kedua, aspek likuiditas. Selalu tersedianya dana yang cukup
yang diperkirakan dibutuhkan nasabah; ketiga, spread risk. Memperkirakan resiko
5 Http://www.ekonomisyariah.org akses pada Kamis, 05 Desember 2019 pukul
07:35, n.p.
5
yang mungkin terjadi. Tentunya hal ini tidak berarti menghambat bank Syari’ah
dalam berinvestasi. Karena segala investasi dipastikan memiliki resiko. Karena
itulah diperlukan studi kelayakan atas usaha; keempat, skala prioritas.
Mendahulukan investasi pada usaha yang memang memiliki kemungkinan
keuntungan yang lebih besar. Sebagaimana mendahulukan penyaluran dana dalam
usaha yang memiliki standar kelayakan lebih tinggi6 dan kelima, Usaha yang
halal. Bank Syariah tidak hanya mengejar untung besar, namun kehalalan
merupakan prioritas penting dalam pertimbangan.
Karena itu bank Syariah hanya akan menginvestasikan dana pada usaha-
usaha yang tidak bertentangan dengan Syari’ah. Ini berarti usaha yang syubhat
(meragukan halal haramnya), atau haram tidak akan mendapat investasi dari bank
Syari’ah.
Bank Syariah berperan sebagai manager investasi, wakil atau pemegang
amanat (custodian) atas investasi sektor riil. Konsep yang diterapkan oleh
perbankan Syariah adalah mutual investor relationship (hubungan yang saling
menguntungkan/harmonis). Begitu pula dalam mengambil keuntungan, bank
Syariah menerapkan bagi hasil (profit and loss sharing) sebagai pengganti dari
bunga yang diklaim haram. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan
jasa perbankan dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan Syariah
menjadi alternatif sistem perbankan kredibel dan dapat diminati oleh seluruh
golongan masyarakat tanpa terkecuali. 7
6 Muhammad. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: AMPYKPN, h.20, t.th. 7 Sutan remy sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, cet III (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2007), h.1.
6
Berdasarkan hasil wawancara penyusun dengan beberapa nasabah dan
bukan nasabah, ternyata terdapat suatu fenomena bahwa beberapa orang kurang
mendapati kelebihan dari BNI Syariah. Ada nasabah yang menganggap bahwa
BNI Syariah hanya dibedakan oleh prinsip pelayanan yaitu secara konvensional
dan berdasarkan Syariah. Padahal keduanya berbeda secara pengelolaan
keuangan. Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah hendaklah
ditindaklanjuti oleh BNI Syariah.
Pernyataan yang dijelaskan oleh Ibu Yulia (43 tahun) yaitu salah
seorang nasabah BNI Syariah Kota Makassar yang menyatakan bahwa:
“Saya menjadi nasabah empat tahun. Pelayanannya baik tapi saya
kurang mendengar kiprah BNI Syariah dalam sosial maupun kegiatan lain.
Lebih banyak nama BNI yang terdengar. Sebenarnya syariah hanya merek
untuk pelengkap sebab tidak ada ciri khas lain yang membedakannya dengan
BNI. Kantornya kecil sehingga karyawan yang melayani sedikit dan parkirnya
kurang nyaman. BNI Syariah perlu memperbaiki penampilan lembaga dan
promosinya agar masyarakat lebih mengenalnya.
Dalam upaya untuk mengetahui, meneliti, dan mengkaji strategi Bank BNI
Syariah menghadapi para pesaing bank lain khususnya dalam menarik nasabah
untuk berinvestasi maka penulis akan membahas judul skripsi “STRATEGI
BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH DALAM MENANGANI
INVESTASI NASABAH”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis dapat menarik beberapa
7
rumusan masalah:
1. Apa saja kekuatan dan kelemahan BNI Syariah dalam mengelola investasi
nasabah?
2. Apa saja peluang dan hambatan BNI Syariah dalam mengelola investasi
nasabah?
3. Bagaimana strategi BNI Syariah dalam menangani investasi nasabah?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan BNI Syariah dalam mengelola
investasi nasabah.
2. Untuk mengetahui peluang dan hambatan BNI Syariah dalam mengelola
investasi nasabah.
3. Untuk mengetahui strategi BNI Syariah dalam menangani investasi
nasabah.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian diharapkan dapat membawa daya guna berupa
pihak-pihak yang terkait, yakni sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Peneliti ini diharapkan dapat menambah wawasan pustaka bagi para
pembaca khususnya dalam hal pengembangan ilmu.
2. Secara praktis
a. Penulis
Menambah wawasan untuk berfikir kritis dan sistematis dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi dan sebagai alat dalam
8
mengimplementasikan teori-teori ilmu ekonomi khususnya terkait dengan
ekonomi Syariah (Islam) yang diperoleh selama kuliah.
b. Penulis Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Secara etimologi strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos”
yang berarti jendral. Pada awal kata strategi digunakan untuk kepentingan
militer saja tetapi kemudian berkembang keberbagai bidang yang berbeda
strategi ekonomi, pemasaran, manajemen strategi dan lain sebagainya.8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi
adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan
kegiatan tertentu.9 Sedangkan dalam kamus manajemen istilah strategi adalah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan
saling berhubungan dalam waktu dan ukuran.10
Menurut W. Leslie Rue dan Phyllis G. Holland, “kata strategi berasal
dari kata strategia yang telah dikenal dan dipakai sejak sekitar 400 tahun
sebelum Masehi, dengan konotasi pengertian sebagai suatu seni (art) dan
pengetahuan (science) tentang pengendalian kekuatan militer”.
Selain itu para ahli juga mendefinisikan pengertian tentang strategi
diantaranya:
a. Hamel dan Pharalad mendefinisikan bahwa strategi merupakan tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan
8 Thomas Sumarsan, system pengendalian manajemen, (Jakarta: PT. Indek, 2013), h.27. 9 Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai
Pustaka, 1997), h.199. 10 B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harian, 2003), h.340.
9
10
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh
pelanggan di masa depan.11
b. Dirgantoro mendefinisikan bahwa strategi adalah hal sehubungan dengan
menetapkan arah bagi perusahaan dalam arti sumber daya yang ada dalam
perusahaan serta bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang
memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan
persaingan di pasar.12
c. Stephani K. Marrus mendefinisikan bahwa strategi sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.13
d. Menurut Webster‟s New World Dictionary mendefinisikan bahwa strategi
adalah (1) Ilmu merencanakan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan
militer dalam skala besar dan memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam
posisi yang paling menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya
(2) Sebuah keterampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu
stratagem atau cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan. Strategi di
sini diartikan sebagai trik atau skema untuk mencapai suatu maksud. 14
e. Philip Kotler mendefinisikan bahwa perencanaan strategik adalah proses
untuk mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategik diantara
11 Rangkuti Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia
Pusat Utama, 2004), h.4. 12 Dirgantoro Crown, Strategi Bersaing Dalam Bisnis, (Jakarta: Erlangga, buku kedua,
2002), h.79. 13 Husein Umar, Strategi Manajemen In Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2001), h.31. 14 Jusuf Udaya, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Graha Ilmu, 2013), h.6.
11
sasaran-sasaran dan kemampuan perusahaan dan peluang-peluang
pemasaran yang terus berubah.15
Dari pengertian strategi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah sesuatu hal yang direncanakan
oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam
strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki
taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik
yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu. Mengingat
pentingnya strategi, maka perusahaan harus bisa memilih strategi paling tepat
untuk diterapkan. Sedangkan Strategi sendiri terbagi menjadi empat, yaitu:
1) Strategi stabilitas, adalah strategi yang dilakukan perusahaan apabila
perusahaan tetap melayani masyarkat dalam sektor produk atau jasa
serupa, serta sektor pasar atau sektor bisnsi serupa.
2) Strategi ekspansi, adalah strategi yang dilakukan apabila perusahaan
menambah jasa pasar dan fungsinya dalam melayani masyarakat.
3) Stratgei penciutan, adalah stratgei yang dilakukan apabila perusahaan
merasa perlu mengurangi lini produk atau jasanya.
4) Strategi kombinasi, adalah strategi yang dilakukan apabila kepuasan
strategi pokoknya difokuskan pada berbagai strategi pada waktu yang
15 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Prenada Media, 2005),cet ke-2, h.78.
12
sama, sementara perusahaan merencanakan penggunaan strategi besar
pada masa depan yang berbeda.
2. Unsur-unsur Strategi
Menurut Boyd, terdapat lima unsur atau himpunan dalam strategi yang
dikembangkan dengan baik:
a. Ruang lingkup
Ruang lingkup suatu organisasi mengacu pada keluasan dari sasaran
strategisnya, jumlah dan tipe industri, lini produk, dan segmen pasar bersaing
atau direncanakan.
b. Tujuan dan sasaran
Strategi seharusnya merinci tingkat perincian yang diinginkan pada
satu atau lebih dimensi kinerja, seperti pertumbuhan volume, kontribusi laba,
atau pengambilan investasi selama periode waktu tertentu untuk setiap
perusahaan dan produk-pasar dan organisasi secara keseluruhan.
c. Pengalokasian sumber daya
Setiap organisasi memiliki sumber daya keuangan dan sumber daya
manusia yang terbatas. Merumuskan strategi juga melibatkan keputusan
bagaimana sumber daya itu dicapai dan dialokasikan, antar unit bisnis, produk
pasar, departemen fungsional, dan kegiatan-kegiatan di dalam setiap
perusahaan atau produk pasar.
d. Identifikasi keunggulan kompetitif yang layak
Salah Satu bagian yang penting dari strategi apapun adalah spesifikasi
dari bagaimana organisasi akan bersaing dalam setiap unit bisnis dan produk -
13
produk pasar di dalam domainnya.
e. Sinergi
Sinergi muncul bila unit bisnis, produk-produk, pengalokasian sumber
daya, dan kompetensi perusahaan saling melengkapi dan saling menguatkan
satu sama lain.16
3. Strategi dalam Tinjauan Islam
Proses menyusun strategi pada masa Rasulullah juga sering kali
digunakan untuk berdakwah dan memperluas kekuasaan atau bahkan
berperang. Salah satu konsep strategi perang yang diketahui adalah kisah
Khalid bin Walid Radhiyallahu ‘anhu yang pada saat itu sangat sadar, tidaklah
mungkin menandingi pasukan sebesar pasukan Romawi tanpa siasat yang jitu.
Ia lalu mengatur strategi, ditebarkan rasa takut ke diri musuh dengan selalu
mengganti formasi pasukan setiap hari. Pasukan di barisan depan ditukar
dibelakang, dan yang dibelakang berada didepan. Pasukan sayap kanan
berganti posisi ke kiri begitupun sebaliknya. Tujuannya adalah agar pasukan
Romawi mengira pasukan muslimin mendapat bantuan tambahan pasukan
baru. Selain itu, khalid bin Walid mengulur-ulur waktu peperangan sampai
sore hari karena menurut aturan peperangan pada waktu itu, peperangan tidak
boleh dilakukan pada malam hari. Khalid memerintahkan beberapa kelompok
prajurit kaum muslimin pada pagi harinya agar berjalan dari arah kejauhan
menuju medan perang dengan menarik pelepah-pelepah pohon sehingga dari
kejauhan terlihat seperti pasukan bantuan yang datang dengan membuat debu-
16 Boyd Walker dan Larrenche, Manajemen Pemasaran dengan Efektif dan Pofitable,
(Jakarta: Erlangga, 2000), cet ke-2, h.29.
14
debu berterbangan. Pasukan musuh yang menyaksikan peristiwa tersebut
mengira bahwa pasukan muslim benar-benar mendapatkan bala bantuan.
Mereka berpikir, bahwa kemarin dengan 3000 orang pasukan saja merasa
kewalahan, apalagi jika datang pasukan bantuan. Karena itu, pasukan musuh
merasa takut dan akhirnya mengundurkan diri dari medan pertempuran.
Pasukan Islam lalu kembali ke Madinah, mereka tidak mengejar
pasukan Romawi yang lari, karena dengan mundurnya pasukan Romawi
berarti Islam sudah menang.
Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung
Islam telah mengajarkan umatnya untuk merangkai dan menjalankan sebuah
strategi agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Begitu pula strategi dalam sebuah organisasi pada dasarnya
dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian
tujuan organisasi melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu planning,
organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya
organisasi. Karena itulah, aplikasi manajemen organisasi hakikatnya adalah
juga amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
Berkenaan dengan hal itu, Islam telah menggariskan bahwa hakikat
amal perbuatan haruslah berorientasi bagi pencapaian ridha Allah SWT.
Seperti yang dijelaskan dalam ayat berikut:
QS. al-Mulk [67]: 2
وهو العزيز الغفور. الذي خلق الموت والحيوة ليبلوكم ايكم احسن عملا
15
Terjemahnya:
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.
QS. al-Mulk [67]: 3
حمن من تفوت فارجع البص ر ه الذي خلق سبع سموت طباقاا ما ترى في خلق الر
ترى من فطور.
Terjemahnya:
Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah
sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?
Berdasarkan Qur’an surat Al Mulk ayat 2 sampai 3 diatas, yang
mensyaratkan dipenuhinya dua syarat sekaligus, yaitu niat yang ikhlas dan
cara yang harus sesuai dengan hukum Syariat Islam. Bila perbuatan manusia
memenuhi dua syarat itu sekaligus, maka amal itu tergolong ahsan (ahsanul
amal), yakni amal terbaik di sisi Allah SWT.17
Dalam menyusun strategi jika dilihat dari perspektif Islam
menekankan pada wilayah halal dan haram. Hal tersebut dapat dilihat pada
prinsip-prinsip Islam mengenai halal dan haram, prinsip-prinsip tersebut
diantaranya yaitu:
a. Segala sesuatu pada dasarnya boleh.
b. Untuk mebuat absah dan untuk melarang adalah hak Allah semata.
c. Melarang yang halal dan membolehkan yang haram sama dengan shirik.
d. Larangan atas segala sesuatu didasarkan atas sifat najis dan melukai.
17 Muhammad Ismail Yusmanto, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, Khairul
Bayan, Jakarta, 2003, h.2.
16
e. Apa yang halal adalah yang diperbolehkan, dan yang haram adalah yang
dilarang.
f. Apa yang mendorong pada yang haram adalah juga haram.
g. Menganggap yang haram sebagai halal adalah dilarang.
h. Niat yang baik tidak membuat yang haram bisa diterima.
i. Hal-hal yang meragukan sebaiknya dihindari.
j. Yang haram terlarang bagi siapapun.
k. Keharusan menentukan adanya pengecualian.18
B. BNI Syariah
1. Profil BNI Syariah
PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah adalah perusahaan yang
bergerak dibidang perbankan yang kegiatannya memberikan pelayanan kepada
masyarakat, baik jasa maupun produk perbankan lainnya.
Bank Negara Indonesia (Persero) tbk. Syariah untuk masuk ke dalam
pasar perbankan syariah adalah dual system banking. Untuk mewujudkan
visinya menjadi universal banking. BNI termasuk salah satu pelopor berdiri
dan berkembangnya Bank Syariah di Indonesia karena BNI merupakan bank
besar pertama yang membuka Unit Usaha Syariah. Sesuai dengan UU. 10
Tahun 1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan
Syariah. BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip
Syariah dengan konsep dual sistem banking, yakni menyediakan layanan
perbankan konvensional dan Syariah.
18 Muhammad, Etika Bisnis Islam, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta,
h.27.
17
Dual sistem banking memiliki keunggulan sebagai berikut :
a. Efisiensi infrastruktur karena dapat memanfaatkan infrastruktur yang ada
pada bank induk (teknologi, informasi, jaringan distribusi).
b. Dapat melakukan aliansi dengan businiss units dalam satu bank induk
(share database, croos selling).
c. Sistem manajemen dan operasional bank Syariah lebih mudah dan cepat
dibuat dengan mengadopsi sistem yang ada pada bank konvensional
Induknya.
d. Syariah compliance dapat dipenuhi dengan kebijakan operasional bank
Syariah atau batas maksimum pembiayaan, analisis pembiayaan, nisbah
yang tersendiri melalui kebijakan otonomi khusus19
Tujuan didirikannya BNI Syariah yakni tempaan krisis moneter tahun
1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan Syariah. Prinsip Syariah
dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab
kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan
berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal
29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor
cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.
Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 27 Kantor Cabang
dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat
menikmati layanan Syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office
channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah
19 Muhlasin, Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan BNI iB Griya Pada BNI Kantor Cabang
Pekanbaru Menurut Perspektif Ekonomi Islam, UIN Suska Pekanbaru, 2011, h.30.
18
Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek Syariah. Dengan Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk
BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi
aturan Syariah.
2. Keunggulan BNI Syariah
a. Pembukaan rekening dan transaksi dapat dilakukan di seluruh cabang
BNI, baik BNI Syariah maupun BNI Konvensional (Syariah
Channeling Outlet; Cabang/Capem BNI yang bisa memberikan
layanan syariah (Tabungan, Deposito dan Giro) untuk dan atas nama
BNI Syariah dalam satu wilayah kerja kantor Bank Indonesia.
b. Fasilitas On Line di seluruh Cabang BNI Syariah dan Cabang BNI
Konvensional.
c. BNI Syariah Card dapat digunakan di semua mesin ATM BNI, ATM
bersama, ATM Link, Jaringan Cirrus dan Master Card. Layanan 24
jam melalui E-Banking (SMS Banking, Phone Banking dan Internet
Banking).20
C. Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi berasal dari bahasa Inggris investment dari kata dasar invest
yang berarti menanam, atau istathmara dalam bahasa Arab, yang berarti
20 www.bnisyariah.co.id, akses pada Minggu, 07 Desember 2019 pukul 08:12, n.p.
19
menjadikan berbuah, berkembang dan bertambah jumlahnya.21 Secara istilah,
investasi adalah barang tidak bergerak atau barang milik perseorangan atau
perusahaan yang dimiliki dengan harapan untuk mendapatkan pendapatan
periodik atau keuntungan atas penjualan dan pada umumnya dikuasai untuk
periode yang relatif panjang.22
Definisi yang sama diungkapkan Kasmir dan Jakfar, dimana investasi
dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki
jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha atau proyek yang
membutuhkan dana dengan tujuan memperoleh keuntungan.23
Dalam perhitungan pendapatan nasional, pengertian investasi adalah
pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan
produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-
barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi
barang-barang dan jasa di masa depan.24
Pada dasarnya adalah memanfaatkan sumber daya (uang atau barang)
untuk memperoleh keuntungan atau tambahan manfaat darinya. Investasi
berarti penundaan komsumsi saat ini untuk komsumsi di masa yang akan
datang. Investasi diawali dengan mengorbankan kegiatan komsumsi saat ini
untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa depan.
21 Muhammad Syafi’I Antonio, Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager,
(Jakarta: ProLM Centre & Tazkia Multimedia, 2007), h.68. 22 Ivan Rahmawan, Kamus Istilah Akuntansi Syariah. (Cet. I; Yogyakarta: Pilar Media,
2005), h.75. 23 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2015), h.105. 24 Dewi Maharani, Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Sumatera Utara, (Sumatera Utara 2016), Intiqad: Jurnal
Agama Dan Pendidikan Islam, h.68.
20
Pada umumnya, investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada
aset keungan dan investasi pada aset riil. Aset keungan diperoleh pada
lembaga keuangan, misalnya perbankan dan pasar modal. Deposito, saham,
dan sukuk adalah contoh-contoh investasi pada aset keuangan. Sementara
tanah, properti, logam mulia, dan pabrik atau perusahaan adalah contoh-
contoh investasi pada aset riil.
Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang
akan datang. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan
sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa
datang.25 Investasi dapat memiliki tiga aspek sebagai berikut, yaitu :
a. Aspek uang (yang ditanamkan) dan (yang diharapkan), sehingga untuk
menilai (kekayaan) yang akan datang. Maka untuk menilai (kelayakan)
investasi digunakan juga konsep uang.
b. Aspek waktu (sekarang dan masa yang akan datang) oleh karena itu untuk
menilai investasi juga digunakan aspek waktu.
c. Aspek manfaat. Dari aspek manfaat ini maka penilaian kelayakan investasi
juga harus melihat manfaat dan biaya yang ditimbulkannya dengan
menggunakan azas manfaat atau cost benefit ratio.
Motivasi dan Aspek yang mempengaruhi Investasi :
1) Investasi Karena suatu keharusan atau kebutuhan, adalah investasi yang
terjadi secara otomatis sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup
25 Didit Herlianto,Manajemen Investasi plus Jurus Mendeteksi Investasi Bodong
(Yogyakarta : Gosyen Publishing,2013), h.48.
21
seseorang atau sekelompok orang, atau suatu organisasi, bahkan Negara.
Investasi jenis ini di dorong oleh kebutuhan di masa depan.
2) Investasi karena harapan, adalah investasi yang di sengaja karena ada
harapan mendapatkan manfaat atau laba. Investasi ini dapat dilakukan
oleh orang perorangan, sekolompok orang, atau suatu organisasi karena
keinginan di masa depan.26
Dalam perspektif Islam, investasi kegiatan yang sangat dianjurkan
karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan
meningkatnya transaksi jual-beli, simpan-pinjam, sewa-menyewa, gadai, dan
kegiatan ekonomi lainnya. Dalam sebuah riwayat hadits, Nabi Muhammad
SAW bersabda,
ينار رهم تعس عبد الد تعس عبد الد
Terjemahnya:
“Merugilah hamba dinar, merugilah hamba dirham.” (HR. Bukhari).
Maksud dari kata “hamba dinar” dan “hamba dirham” adalah orang
yang begitu terobsesi dengan uang sampai-sampai mereka melakukan
berbagai cara untuk memilikinya dan kemudian menimbunnya. Hadits tersebut
mengisyaratkan sebuah perintah agar umat Islam tidak menumpuk kekayaan.
Sebaliknya mereka diperintahkan untuk memutar atau memperdayakannya
dalam bentuk investasi atau bisnis nyata. 27
26 Henry faizal Noor,Investasi : Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan
Ekonomi Masyarakat (Jakarta : PT.Indeks,2008), h.6. 27 Wiku Suryomurti, Super Cerdas Investasi Syariah Hidup Kaya Raya Mati Masuk
Surga, (Jakarta: QultumMedia, 2011), h.71.
22
Investasi bisa dikatakan sebagai kegiatan ekonomi yang memanfaatkan
sumber daya atau modal yang ada untuk menciptakan suatu proses produksi
sehingga menghasilkan komoditas yang dapat dipertukarkan. Investasi
bertujuan untuk mendatangkan manfaat bagi pemilik sumber daya maupun
pengelolaannya, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang.
Dalam berinvestasi, kita patut meneladani prinsip-prinsip moral yang
dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW. Prinsip-prinsip moral tersebut adalah
4 sifat utama Nabi, yaitu:
a. Shiddiq (berkata benar)
Investasi dilakukan pada aset yang kondisi dan asal muasalnya
disampaikan secara benar, demikian pula proses pengelolaannya dan
pembagian hasilnya;
b. Amanah (dapat dipercaya)
Artinya, investasi dikembangkan oleh orang-orang yang mampu
mengemban amanah;
c. Tabligh (menyampaikan)
Bisa diartikan sebagai transparansi atau goog governance. Dalam
investasi, pihak-pihak yang berkepentingan harus saling terbuka dan tidak
menyembunyikan informasi;
d. Fathanah (pandai)
Dengan pengetahuan investasi yang baik dan kecerdasan mengelola
aset investasi yang tinggi, potensi risiko yang dapat mengakibatkan kerugian
akan dapat diminimalisasi.
23
Demikian sifat-sifat yang ada pada diri Nabi Muhammad SAW yang
kita jadikan sebagai suri tauladan dalam segala aspek kehidupan, tidak
terkecuali dalam berinvestasi.
Disamping itu, dalam melakukan investasi, kita juga harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Turut berusaha memakmurkan bumi dengan ilmu yang dimiliki;
2) Mendorong kemajuan di bidang produksi dan investasi di sektor riil;
3) Aset investasi dan pengelolaannya harus disesuaikan dengan kemampuan
kita;
4) Islam menyukai kemudahan, oleh sebab itu, jangan mempersulit urusan.
Sebisa mungkin kita harus menghindari kemudharatan dan
memaksimalkan kemaslahatan. 28
2. Tujuan Investasi
Tujuan orang melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk
mengembangkan dana yang dimiliki atau mengharapkan keuntungan di masa
depan. Secara umum tujuan investasi memang mencari untung, tetapi bagi
perusahaan tertentu kemungkinan ada tujuan utama yang lain selain untuk
mencari untung. Pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara
lain seperti bunga, royalty, dividen, atau uang sewa dan lain-lainnya.
b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk ekspansi,
kepentingan sosial.
28 Muhammad Nafik HR, Bursa Efek Dan Investasi Syariah, (Jakarta: Serambi 2009),
h.96.
24
c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui
kepemilikan sebagai ekuitas perusahaan tersebut.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku untuk mendapatkan pasar untuk
mendapatkan produk yang dihasilkan.
e. Untuk mengurangi persaingan perusahaan-perusahaan yang sejenis, Untuk
menjaga hubungan antar perusahaan.29
3. Dasar Hukum Investasi dalam Islam
Islam adalah agama yang pro-investasi, karena di dalam ajaran Islam
sumber daya (harta) yang ada tidak hanya disimpan tetapi harus
diproduktifkan, sehingga bias memberikan manfaat kepada umat 30. Hal ini
berdasarkan firman Allah swt:
ي ل يكون دو ك لةا بين الغنياء منكم
Terjemahnya:
“supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kalian”. (QS. al-Hasyr [59]: 7).
Oleh sebab itu dasar pijakan dari aktivitas ekonomi termasuk investasi
adalah Al-Qur’an dan hadis Nabi saw. Selain itu, karena investasi merupakan
bagian dari aktivitas ekonomi (muamalah māliyah), sehingga berlaku kaidah
fikih, muamalah, yaitu “pada dasarnya semua bentuk muamalah termasuk di
dalamnya aktivitas ekonomi adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.” (Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000).
29 Henry faizal Noor,Investasi : Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan
Ekonomi Masyarakat (Jakarta : PT.Indeks,2008), h.6. 30 Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: Mediakita, 2011), h.78.
25
a. Investasi Menurut Al-Qur’an
1) QS. al-Baqarah [2]: 261
بتت سبع س بلۃ ناب فی ک مث الذين ينفقون اموالہم فی سبي اللہ کمث حبۃ ان سن
ائۃ حبۃ و اللہ يضعف لمن يشاء و اللہ واسع عليم م
Terjemahnya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”
Ayat ini secara implisit memberikan informasi akan pentingnya
berinvestasi, dimana ayat itu menyampaikan betapa beruntungnya orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Orang yang kaya secara
financial (keuangan) kemudian menginfakkan hartanya untuk
pemberdayaan masyarakat yang kurang mampu melalui usaha produktif,
maka sesungguhnya dia sudah menolong ribuan, bahkan ratusan ribu
orang miskin untuk berproduktif ke arah yang lebih baik lagi.31
2) QS. al-Nisa [4]: 9
فاا خافوا عليهم فليتقوا ٱل يةا ضع له وليقولوا وليخش ٱلذين لو تركوا من خلفهم ذر
قولا سديداا
Terjemahnya:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka keturunan yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.”
31 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN Maliki Press, 2010),
h.126.
26
Ayat ini dengan tegas memerintahkan kepada manusia untuk tidak
meninggalkan keturunan dalam keadaan lemah, baik lemah moril maupun
materil. Secara tersirat ayat ini memerintahkan kepada umat untuk
meningkatkat kehidupan ekonomi melalui investasi jangka panjang.
Investasi ini akan diwariskan kepada keturunannya untuk mencukupi
kehidupan sampai ia layak berusaha sendiri/mandiri.
3) QS. al-Hasyr [59]: 18
ا قدمت لغد واتقوا الله ان الل ه خبير بما يايها الذين امنوا اتقوا الله ولتنظر نفس م
تعملون
Terjemhnya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
Ayat ini secara ekplisit memerintahkan manusia untuk selalu
berinvestasi baik dalam bentuk ibadah maupun kegiatan muamalah
māliyah untuk bekalnya di akhirat nanti. Investasi adalah bagian dari
muamalah māliyah, sehingga kegiatannya mengandung pahala dan bernilai
ibadah bila diniatkan dan dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.
Berdasarkan uraian ayat-ayat di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa Islam memandang investasi sebagai hal yang sangat penting
sebagai langkah atisipatif terhadap kejadian di masa depan. Seruan bagi
orang-orang yang beriman untuk mempersiapkan diri (antisipasi) di hari
esok mengindikasikan bahwa segala sesuatunya harus disiapkan dengan
27
penuh perhitungan dan kecermatan. Dalam perspektif ekonomi, hari esok
dalam ayat-ayat di atas bisa dimaknai sebagai masa depan (future).
b. Investasi menurut Sunnah Nabi saw
Menurut catatan sejarah, saat masih kecil nabi Muhammad saw. pernah
mengembala ternak penduduk Mekkah. Nabi saw. pernah berkata kepada para
sahabatnya “semua nabi pernah menggembala”. Para sahabat bertanya,
“Bagaimana denganmu, wahai Rasulallah?” Beliau menjawab, “Allah SWT.
tidak mengutus seorang nabi melainkan dia pernah menggembala ternak”.
Para sahabat kemudian bertanya lagi, “Engkau sendiri bagaimana wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Aku dulu menggembala kambing penduduk
Mekkah dengan upah beberapa qirāṭ”
Profesi berdagang Rasulullah SAW. dimulai sejak beliau berusia 12
tahun, ketika ikut magang (internship) kepada pamannya untuk berdagang ke
Syiria. Ketika muda, Rasulullah SAW. pernah juga mengelola perdagangan
milik seseorang (investor) dengan mendapatkan upah dalam bentuk unta.
Karir profesional Rasulullah SAW. dimulai sejak Muhammad muda dipercaya
menerima modal dari para investor yaitu para janda kaya dan anak-anak yatim
yang tidak sanggup mengelola sendiri harta mereka. Mereka menyambut baik
seseorang untuk menjalankan bisnis dengan uang atau modal yang mereka
miliki berdasarkan kerjasama muḍarabah (bagi hasil).32 Nabi Muhammad
SAw, dalam menjalankan bisnisnya senantiasa memperkaya dirinya dengan
32 Afzalurrahman, Muhammad as a Trader (Muhammad Sebagai Seorang Pedagang).
(Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi, 2000), h.70.
28
kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat- sifat mulia lainnya, sampai
dijuluki sebagai orang yang terpercaya (al-Amīn).
Para pemilik modal di Mekkah semakin banyak yang membuka
peluang kemitraan dengan nabi saw. salah seorang pemilik modal tersebut
adalah Khadijah yang menawarkan kemitraan berdasarkan muḍarabah (bagi
hasil). Dalam hal ini, Khadijah bertindak sebagai ṣaḥib al-māl (pemilik modal)
dan nabi Muhammad saw. sebagai muḍarib (pengelola).33
Bahkan sebelum menikah, beliau diangkat menjadi manajer
perdagangan Khadijah ke pusat perdagangan Habashah di Yaman dan 4 kali
memimpin ekspedisi perdagangan ke Syria dan Jorash di Yordania. 34
Dengan demikian, nabi Muhammad saw. memasuki dunia bisnis dan
perdagangan dengan cara menjalankan modal orang lain (investor), baik
dengan upah (fee based) maupun dengan sistem bagi hasil (profit sharing).
Profesi ini kurang lebih bertahan selama 25 tahun, angka ini sedikit lebih lama
dari masa kerasulan Muhammad saw. yang berlangsung selama kurang lebih
23 tahun. Salah satu hadis beliau yang masyhur mengenai investasi dan
perserikatan adalah:
له عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صل ى الله عليه وسل م: "قال ال
"تعالى: أنا ثالث الشريكين ما لم يخن أحدهما صاحبه، فإذا خان خرجت من بينهما
حه الحاكم رواه أبو داود وصح .
33 Muhammad Syafi’I Antonio, Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager,
(Jakarta: ProLM Centre & Tazkia Multimedia, 2007), h.98. 34 Afzalurrahman, Muhammad as a Trader (Muhammad Sebagai Seorang Pedagang).
(Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi, 2000), h.107.
29
Terjemahnya:
“Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda: Allah berfirman:
Aku menjadi orang ketiga dari dua orang yang bersekutu selama salah seorang
dari mereka tidak berkhianat kepada temannya. Jika ada yang berkhianat, aku
keluar dari (persekutuan) mereka (HR. Abu Dawud dan dinilai shahih oleh al-
Hakim).
Berdasarkan paparan di atas, praktik investasi sudah ada sejak nabi
Muhammad SAW, bahkan beliau secara langsung terjun dalam praktik binis
dan investasi. Beliau memberikan contoh bagaimana mengelola investasi
hingga mengasilkan keuntungan yang banyak. Hal ini tidak terlepas dari
pengalaman beliau yang lama sebagai pedagang dan pengelola bisnis
(muḍarib). Nabi SAW. mempraktikkan bisnis dengan sangat profesional,
tekun, ulet dan jujur serta tidak pernah ingkar janji kepada pemilik modalnya
(investor).35
Kegiatan investasi juga dipraktikkan di jaman amirul mukminin, Umar
bin Khattab dimana ia pernah berkata, “Siapa saja yang memiliki uang,
hendaklah ia menginvestasikannya dan siapa yang memiliki tanah hendaklah
ia menanaminya (mengelolanya).”36
Oleh sebab itu, investasi dalam ajaran Islam tidak dilarang, bahkan
dianjurkan supaya memberikan dampak dan manfaat yang luas dengan
terciptanya lapangan pekerjaan dan lapangan usaha baru.
4. Tipe Investor menurut Profil Resiko
Tipe-tipe Investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat
digolongkan sebagai berikut:
35 Muhammad Syafi’I Antonio, Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager,
(Jakarta: ProLM Centre & Tazkia Multimedia, 2007), h.56. 36 Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah. (Jakarta: Mediakita, 2011), h.11.
30
a. Devensive
Investor tipe ini adalah investor yang berusaha mendapatkan
keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari Investasi yang
dilakukannya. Investor jenis ini tidak memiliki cukup keyakinan dalam
spekulasi, dan memilih waktu yang tepat untuk berinvestasi sehingga
kemungkinan resiko yang akan muncul sangat kecil.
b. Conservative
Conservative, investor tipe ini biasanya melakukan investasi untuk
meningkatkan kualtitas kehidupan keluarga dan berinvestasi dalam jangka
waktu yang cukup panjang. Misalnya untuk meningkatkan pendidikan
anak di perguruan tinggi atau mempersiapkan bekal hidup di masa tua.
Walaupun investor conservative ini sering melakukan investasi, akan
tetapi investor ini pada umumnya mengalokasikan sedikit waktu untuk
melakukan analisa dan mempelajari portofolio investasinya.37
5. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Berinvestasi
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi diantaranya:
a. Financial Asset
1) Tujuan Investasi, Investor harus menentukan tujuan yang ingin
dicapai. Umumnya, tujuan utama orang berinvestasi adalah mencari
keuntungan atau tambahan penghasilan pada masa yang akan datang.
2) Kenali karakter, umumnya karakter investor terdiri dari tiga karakter,
pengambil resiko (risk taker), penghindar resiko (risk avoider), dan
37 Adi Setiawan Marsis, Rahasia Terbesar Investasi : agar Kekayaan anda
berkembangbiak lebih cepat (Yogyakarta : Second Hope,2013), h.82.
31
netral. Karakter Investor akan berpengaruh terhadap perilaku dalam
berinvestasi karakter tersebut menetukan strategi yang tepat dalam
berinvestasi.
3) Pelajari Keuangan (Modal) Besar kecilnya modal tergantung dari
kebutuhan dan kemampuan seorang investor. Semakin besar
kebutuhan untuk modal, maka semakin besar pula keuntungan yang
diharapkan nantinya.
4) Jenis Investasi yang dipilih Untuk memilih jenis investasi, Investor
perlu membuat rencana tentang pengeluaran jangka waktu investasi,
pendek, menengah, panjang. Setiap pengeluaran membutuhkan
sejumlah uang yang sumber pendapatannnya harus dicari. Dengan
mengetahui jumlah pengeluaran, baik pengeluaran jangka pendek
maupun jangka panjang, investor dapat menentukan jenis investasi
yang ingin dilakukan. Jangka waktu investasi dapat membantu dalam
menentukan berapa besar resiko yang dapat ditanggung. Pada
umumnya, orang yang berinvestasi untuk jangka panjang menanggung
resiko yang lebih besar. Hal ini disebabkan investai saham mengalami
fluktuasi yang tinggi dari waktu ke waktu.
5) Keuntungan dan resiko Besar kecilnya keuntungan dari hasil investasi
tergantung dari besar kecilnya tujuan dan kemampuan seseorang untuk
mewujudkannya dan harus ada keselarasan antara keuntungan dan
kemampuan yang dimiliki dalam menentukan tujuan. Resiko selalu
32
mengikuti investasi, baik investasi yang mendapatkan keuntungan
besar dan kecil.
6) Evaluasi kinerja keuangan memilih satu jenis investasi berdasarkan
keuntungan yang tinggi. Data historis membuktikan bahwa investasi
yang mempunyai kinerja yang bagus pada masa lalu tidak selalu
memberikan kinerja sama pada masa yang akan datang.
7) Lakukan diversifikasi Salah satu untuk mencapai tingkat keuntungan
yang baik secara konsisten adalah diversifikasi atau berinvestasi pada
lebih dari satu investasi. Diversifikasi merupakan sebuah cara untuk
mengendalikan resiko karena walaupun berinvestasi pada beberapa
jenis investasi beresiko tinggi, bila nilai salah satu investasi tersebut
menurun, investasi yang lain mungkin naik.38
D. Nasabah
Arti nasabah pada lembaga perbankan sangat penting. Nasabah itu ibarat
nafas yang sangat berpengaruh terhadap kelanjutan suatu bank. Oleh karena itu
bank harus harus dapat menarik nasabah sebanyak-banyaknya agar dana yang
terkumpul dari nasabah tersebut dapat diputar oleh bank yang nantinya disalurkan
kembali pada masyarakat yang membutuhkan bantuan bank.
Nasabah adalah orang atau badan yang mempunyai rekening simpanan
atau pinjaman pada bank. 39 Nasabah adalah seseorang atau suatu perusahaan
38 Winkel W.S,Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pelajar,(Jakarta :PT.Gramedia,1984),
h.93. 39 Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Bank, (Jakarta: CV Rajawali,
1994), h.87
33
yang mempunyai rekening koran atau deposito atau tabungan serupa lainnya pada
suatu bank.40
Nasabah merupakan pihak yang menggunakan jasa bank. Penghimpuanan
dana dan pemberian kredit merupakan pelayanan jasa perbankan yang utama dari
semua kegiatan lembaga keuangan bank. Berdasarkan pasal 1 angka (16) UU
perbankan diintroduksikan rumusan nasabah yaitu nasabah adalah pihak yang
menggunakan jasa bank.
Rumusan tersebut kemudian diperinci pada butir berikutnyan, yaitu sebagai
berikut:
1. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di
bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah
yang bersangkutan.41
2. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.42
40 Komaruddin, Kamus Perbankan, (Jakarta: CV Rajawali, 1994), h.177. 41 Pasal 1 ayat (17) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. 42 Pasal 1 ayat (18) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Menurut
Saryono penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menggambarkan, menjelaskan, menemukan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah di BNI Syariah
Cabang Makassar yang berlokasi di Jl. DR. Ratulangi No.140, Kec. Mamajang,
Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2020.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif
sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana
yang tidak relevan. 43Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini lebih didasarkan
pada tingkat kepentingan/urgensi dari masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.
Penelitian ini akan difokuskan pada “Strategi BNI Syariah dalam menangani
investasi nasabah”.
43 Moleong, L. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda karya, .
2010), h.4.
34
35
D. Deskripsi Penelitian
Fokus penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana kekuatan, kelemahan,
peluang, dan hambatan BNI Syariah dalam pengelolaan investasi nasabah, sebagai
apa ? ditambah strategi yang tepat untuk mengelola dana investasi nasabah.
E. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli yang dalam hal ini diperoleh atau dikumpulkan dari lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
Dalam hal ini data yang diperoleh bersumber dari pegawai yang bekerja di bank
BNI Syariah cabang Makassar.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-
sumber yang telah ada. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan atau laporan-
laporan penelitian terdahulu yang berbentuk tulisan. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari buku-buku, jurnal, Al-Qur’an dan hadis yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
F. Teknik Pengumpulan
Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang terdiri dari data observasi, wawancara dan dokumentasi:
36
1. Observasi
Observasi, yaitu dengan cara mengamati langsung pada objek yang akan
diteliti guna memberikan gambaran yang sebenarnya terhadap permasalahan
yang diteliti.
2. Wawancara
Wawancara yaitu metode untuk mendapatkan data dengan cara melakukan
Tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan guna
mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian.
Wawancara ini dilakukan guna melengkapi serta menggali informasi sebanyak
mungkin yang berkaitan dengan data yang diperlukan dalam masalah penelitian
dengan melakukan wawancara langsung dengan responden (pegawai Bank BNI
syariah cabang Makassar).
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan dengan menggunakan
bukti yang akurat dari benda-benda tertulis seperti buku, majalah, jurnal dan
sebagainya. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya apabila dilengkapi dengan
dokumentasi.
G. Instrumen Penelitian
Dengan melihat permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini
maka penulis mengadakan instrument sebagai berikut:
1. Penulis melakukan pengamatan secara langsung untuk memperoleh data yang
diperlukan guna melengkapi keterangan atau informasi yang diperoleh.
37
2. Mengadakan proses tanya jawab atau wawancara dengan kepada pihak yang
dianggap perlu untuk diambil keterangannya mengenai masalah yang akan
dibahas.
3. Dokumentasi, yakni metode pengumpulan data dengan cara membuka
dokumen atau catatan-catatan yang dianggap perlu.
H. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif, yang terdiri
dari Strenghts, Weakness, Opportunities dan Threaths. Analisis SWOT bertujuan
untuk memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threaths). Menurut
Rangkuti, analisis SWOT adalah suatu identifikasi faktor strategis secara
sistematis untuk merumuskan strategi. 44 Strategi adalah alat yang sangat penting
untuk mencapai tujuan.45 Sedangkan menurut Freddy Rangkuty, “Strategi adalah
perencanaan induk yang komprehensive yang menjelaskan bagaimana mencapai
semua tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Evaluasi faktor Internal
a. Kekuatan (strength)
Yaitu kekuatan apa yang dimiliki BNI Syariah. Dengan mengetahui
kekuatan, BNI Syariah dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga
44 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.6. 45 Porter, M.E, Competitive Advantage : Creating and Sustaining Superior Performance :
with a new introduction. The Free Press, (New York, USA, 1985), h54.
38
mampu bertahan dalam perbankan dan mampu bersaing untuk pengembangan
selanjutnya.
b. Kelemahan (weakness)
Yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi
BNI Syariah.
2. Evaluasi Faktor Eksternal
b. Kesempatan (opportunities)
Yaitu semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah,
peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang
dianggap memberi peluang bagi BNI Syariah untuk tumbuh dan berkembang
di masa yang akan datang.
c. Ancaman (threaths)
Yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi BNI Syariah,
seperti karena masih ada praktik-praktik yang dinilai tidak sejalan dengan
prinsip syariah, sehingga berakibat loyalitas dan kontinuitas penggunaan jasa
bank tersebut tidak dapat dipertahankan lama.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat kumpul data yaitu
pedoman observasi, wawancara serta dokumentasi. Dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Mengelompokkan data yang telah didapat untuk diproses.
2) Melakukan analisis SWOT.
3) Memasukkan ke dalam matriks SWOT.
4) Menganalisis strategi-strategi dari matriks SWOT.
39
5) Merekomendasikan strategi yang telah dibuat kepada pihak pengelola46
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT berdasarkan konsep David
(1993). Analisis SWOT berarti analisis berdasarkan pada strength, weakness,
opportunities, threaths yakni kekuatan, kelemahan, kesempatan, kendala. Melalui
analisis SWOT, akan membantu dalam penyimpulan akhir penelitian.
Analisis SWOT menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE), dimana IFE yang meliputi
kekuatan dan kelemahan dan EFE meliputi peluang dan tantangan. Matriks
SWOT menampilkan delapan kotak, yaitu dua kotak sebelah kiri menampilkan
faktor eksternal (peluang dan ancaman), dua kotak paling atas menampilkan
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan empat kotak lainnya merupakan isu-
isu strategis yang timbul sebagai hasil pertemuan antara faktor eksternal dan
internal. Matriks SWOT digambarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:47
Tabel 3.1 Matriks SWOT
IFE
EFE
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi SO (Strategi yang
memanfaatkan kekuatan
dan memanfaatkan peluang)
Strategi WO (Strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan memanfaatkan peluang)
46 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.6. 47 Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi. FE-UI, (Jakarta,
1999), h.189, t.t.
40
Ancaman (T)
Strategi ST (Strategi yang
menggunakan kekuatan dan
mengatasi ancaman)
Strategi WT (Strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman)
Alternatif strategi adalah hasil dari matrik analisis SWOT yang
menghasilkan berupa Strategi SO, WO, ST dan WT. Alternatif strategi yang
dihasilkan minimal 4 buah strategi sebagai hasil dari analisis matrik SWOT.
Menurut Rangkuti strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
a) Strategi SO : Strategi itu dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
b) Strategi ST : Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman.
c) Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d) Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.48
48 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.6.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penlitian
1. Sejarah Berdirinya BNI Syariah
Bank BNI Syariah berdiri pada tahun 2000 yang terbentuk secara
mandiri melalui tim proyek internal tanpa bantuan konsultan. Pola yang
digunakan BNI untuk masuk ke dalam pasar perbankan syariah adalah dual
banking system. Hal ini sesuai dengan UU nomor 10 tahun 1998 yang
memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan syariah, yakni
menyediakan layanan bank umum dan bank syariah sekaligus. BNI Syariah
yang didirikan sejak 29 April 2000 membuka layanan 5 (lima) kantor cabang
syariah dan 1 (satu) kantor cabang pembantu syariah, dan hingga tahun 2016
BNI Syariah telah memiliki 68 kantor cabang, 171 kantor cabag pembantu,
dan 18 kantor kas. BNI Syariah senantiasa mendapatkan dukungan teknologi
informasi dan penggunaan jaringan saluran distribusi yang meliputi kantor
cabang BNI, 6331 jaringan ATM BNI, 21.143 ATM link dan 30.794 ATM
bersama, serta fasilitas phone banking 24 jam. 49
BNI Syariah Makassar dibuka pada tahun 2001 bersama dengan kantor
cabang lain di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bandung dan Padang yang
berpusat di Jl. AP. Pettarani. Namun pada tahun 2017 BNI Syariah melakukan
relokasi yang semula berlokasi di Jl. AP. Pettarani mulai tanggal 18 Mei 2017
berpindah ke Jl. DR. Sam Ratulangi, yang merupakan salah satu dari 8 aset
49 https://www.bnisyariah.co.id/id-id/perusahaan/tentangbnisyariah/sejarah, akses pada
Sabtu, 18 April 2020 pukul 17:00, n.p.
41
42
gedung Kantor Cabang BNI Syariah. Dengan adanya lokasi kantor baru yang
lebih strategis, lebih besar dan lebih nyaman akan memberikan tambahan
semangat baru bagi segenap karyawan BNI Syariah untuk memberikan
layanan yang lebih baik. Selain itu, BNI Syariah juga turut mendukung
kearifan lokal yang tampak dari ornamen gedung KC BNI Syariah
Makassar yang dihiasi oleh ornamen Kapal Phinisi yang merupakan
kebanggaan warga Makassar dan kain tenun dari 4 suku asli Makassar
yaitu Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Berkat dukungan
seluruh stakeholders, hingga Maret 2017 BNI Syariah tumbuh ke arah
positif. Hal tersebut ditandai dengan pertumbuhan aset sebesar 21,01%
menjadi Rp29,86 Triliun, pertumbuhan pembiayaan sebesar 17,83% dan
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 23,38%. 50
Kedepannya, BNI Syariah KC Makassar akan tetap fokus pada
pembiayaan ke sektor produktif, konstruksi, dan investasi serta menggarap
sektor haji dan umroh, dimana embarkasi Makassar memiliki potensi yang
besar. Sejalan dengan hal tersebut, BNI Syariah membantu memfasilitasi
masyarakat yang ingin menjadi tamu Allah di tanah suci dengan produk
BNI Baitullah iB Hasanah dan BNI Fleksi umroh iB Hasanah.
2. Visi dan Misi BNI Syariah
Adapun visi dan misi BNI Syariah adalah sebagai berikut :
50 https://www.wartaekonomi.co.id/read142065/bni-syariah-makassar-perkuat-layanan-
dan-sinergi-hasanah, akses pada Sabtu, 18 April 2020 pukul 17:15, n.p.
43
a. Visi
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam
pilihan dan kinerja.
b. Misi
1) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
2) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah
3) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
5) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. 51
B. Produk-Produk Bank BNI Syariah
1. Produk Individu
Bank BNI Syariah memiliki beberapa produk individu yang
ditawarkan kepada nasabah, produk tersebut terdiri atas 9 produk, yaitu : IB
Hasanah Card, Griya IB Hasanah, Gadai Emas IB Hasanah, Talangan Haji IB
Hasanah, Tabungan IB THI Hasanah, Tabungan IB Hasanah, Tabungan IB
Prima Hasanah, Tabungan IB Tapenas Hasanah dan Multiguna IB Hasanah.
2. Produk Usaha Kecil
Bank BNI Syariah juga memiliki produk usaha kecil yang terdiri dari 8
produk, yaitu : Tabungan IB Bisnis Hasanah, Giro IB Hasanah, Wirausaha IB
51 https://www.bnisyariah.co.id/id-id/perusahaan/tentangbnisyariah/visimisi, akses pada
Sabtu, 18 April 2020 pukul 17:30, n.p.
44
Hasanah, Tunas Usaha IB Hasanah, CCF IB Hasanah, Linkage Program IB
Hasanah, Koplar.Kopeg IB Hasanah, dan Usaha Kecil IB Hasanah.
3. Produk Institusi
Bank BNI Syariah selain dari dua produk yang di atas, Bank BNI
Syariah juga memiliki produk institusi yang tertdiri atas 8 produk, yaitu :
Usaha Besar IB Hasanah, Sindikasi IB Hasanah, Multifinance IB Hasanah,
Pembiayaan Kerjasama dengan Dealer IB Hasanah, Fleksi IB Hasanah, Cach
Management, Payment Center, dan Payrol Gaji.
C. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Lapangan
a. Produk
Bank BNI Syariah menghasilkan produk yang mudah diingat, ini
dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan sebagai bank yang mudah
diingat yang telah diletakkan pada tempat strategis di kantor Bank BNI
Syariah. Nilai lebih dari Bank BNI Syariah adalah pemberian jaminan dan
kemudahan dalam mendapatkan produk yang hasilkan oleh bank.
b. Harga
Nisbat pembagian hasil sangat kompetitif dengan bank
konvensional. Nasabah dapat melihat besaran pembagian nisbah pada
papan yang telah di letakkan pada kantor Bank BNI Syariah. Perbedaan
dengan bank konvensional terletak pada akad dan perhitungannya.
45
c. Distribusi
Letak kantor Bank BNI Syariah sangat strategis karena letak di
pusat Kota Makassar yaitu Jl. DR. Sam Ratulangi, pendistribusian produk
Bank BNI Syariah dengan prosedur yang mudah. Nasabah tinggal datang
ke kantor atau kantor cabang yang lain untuk melakukan transaksi.
d. Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah selalain
melalui periklanan juga melalui pelayanan yang ramah kepada
nasabahnya. serta pemasangan reklame berukuran besar di depan kantor.
e. Proses
Nasabah yang datang langsung diarahkan oleh satpam apakah
melakukan transaksi pengambilan atau penyetoran atau customer service
maka tinggal mengambil nomor antrian di mesin yang sudah di sediakan
setelah itu mengisi slip yang ada, menunggu pengambilan nomor antrian
setelah itu menuju meja teller dan akan dilayani dengan ramah. Nasabah
yang melakukan pembiayaan harus melalui customer service untuk
diketahui apa yang diharapkan.
f. Orang
Pelayanan yang ada di Bank BNI Syariah diutamakan pada
keramahan kepada nasabah, serta kemampuan komunikasi untuk melayani
nasabah dengan baik. Hal ini memudahkan prosedur pelayanan dan
nasabah akan merasa nyaman yang pada akhirnya nasabah akan loyal
terhadap Bank.
46
g. Bukti Fisik
Bukti fisik yang telah di lakukan Bank BNI Syariah untuk
memberikan kenyamanan kepada palanggan berupa ruang tunggu yang
nyaman, mushollah, tempat parkir, piagam pengahargaan, dan papan
nisbah bagi hasil.
h. Teknologi
Teknologi yang digunakan Bank BNI Syariah dalam meningkatkan
pelayanan dan kecepatan melayani nasabah menggunakan sistem
komputer, sistem on-line dan fasilitas ATM.
i. Pelanggan
Pelanggan Bank BNI Syariah Cabang Makassar terdiri dari
masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa.
j. Sumber Daya Manusia
Karyawan Bank BNI Syariah yang bersinggunan langsung dengan
nasabah seperti satpam, teller, customer service, dan orang marketing,
sangat santun dan ramah dalam melayani nasabah. Serta penjelasan
terhadap produk dapat dijelaskan dengan jelas.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
dianalisis faktor-faktor yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman Bank BNI Syariah.
47
a. Kekuatan dan Kelemahan
a. Kekuatan
a) Pembiayaan di BNI Syariah bersifat konsumtif atau produktif
b) Dana nasabah dihimpun dalam bentuk deposito, tabungan, dan
giro kemudian disalurkan dalam bentuk pembiayaan.
c) Investasi dana nasabah jelas penyalurannya
d) Menggunakan sistem syariah
e) Akad jelas di awal investasi hingga akhir
f) Menyediakan layanan aplikasi yang lengkap
g) Sistem yang disediakan lebih unggul dari Bank Syariah lainnya
h) Sistem yang digunakan cepat dalam artian real time
i) Akad yang digunakan untuk penghimpunan dana terdiri atas 2
yaitu akad wadiah dan mudharabah
j) Transaksi yang dilakakukan di BNI Syariah bersifat
transparansi baik dalam bentuk pembiayaan, investasi dana dan
semua bentuk transaksi
k) BNI Syariah menyediakan layanan web yang berisi informasi
untuk memudahkan nasabah.
b. Kelemahan
a) BNI Syariah kalah saing di rate
b) Kurangnya kantor cabang yang ada di kota Makassar.
48
b. Peluang dan Ancaman
a. Peluang
a) Jumlah ummat islam di Indonesia sangat besar dan menjadi
peluang konsumen bagi bank syariah
b) Kebijakan pemerintah membuka peluang perkembangan bank
syariah melalui undang-undang nomor 21 tahun 2008
c) Transparansi sistem bagi hasil yang ditetapkan bank syariah
kepada konsumennya
d) Selama masa pandemi kecenderungan masyarakat lebih kepada
bank-bank syariah
e) Kampanye-kampanye menghindari riba.
b. Ancaman
a) Penawaran bank konvensional lebih menarik daripada
penawaran bank syariah dimata msyarakat.
b) Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah masih
rendah.
Berdasarkan hasil analsisis SWOT maka diperoleh kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman tersebut maka yang disajikan dalam
bentuk tabel yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Analisis SWOT
Strength
(Kekuatan)
Weakness
(Kelemahan)
1) Pembiayaan di BNI Syariah bersifat
konsumtif atau produktif
2) Dana nasabah dihimpun dalam
1) BNI Syariah kalah saing
di rate
2) Kurangnya kantor cabang
49
bentuk deposito, tabungan, dan giro
kemudian disalurkan dalam bentuk
pembiayaan.
3) Investasi dana nasabah jelas
penyalurannya.
4) Menggunakan sistem syariah
5) Akad jelas di awal investasi hingga
akhir
6) Menyediakan layanan aplikasi yang
lengkap
7) Sistem yang disediakan lebih
unggul dari Bank Syariah lainnya
8) Sistem yang digunakan cepat dalam
artian real time
9) Akad yang digunakan untuk
penghimpunan dana terdiri atas 2
yaitu akad wadiah dan mudharabah
10) Transaksi yang dilakakukan di BNI
Syariah bersifat transparansi baik
dalam bentuk pembiayaan, investasi
dana dan semua bentuk transaksi
11) BNI Syariah menyediakan layanan
web yang berisi informasi untuk
memudahkan nasabah.
yang ada di kota
Makassar
Opportunities
(Peluang)
Threat
(Ancaman)
1) Jumlah ummat islam di Indonesia
sangat besar dan menjadi peluang
konsumen bagi bank syariah
2) Kebijakan pemerintah membuka
peluang perkembangan bank
syariah melalui undang-undang
nomor 21 tahun 2008
3) Transparansi sistem bagi hasil yang
ditetapkan bank syariah kepada
konsumennya
4) Selama masa pandemi
kecenderungan masyarakat lebih
kepada bank-bank syariah
5) Kampanye-kampanye menghindari
1) Penawaran bank
konvensional lebih
menarik daripada
penawaran bank syariah
dimata msyarakat
2) Tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap
bank syariah masih
rendah.
50
riba.
c. TWOS
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Bank BNI
Syariah segaligus peluang dan ancaman yang dihadapi Bank dapat
ditentukan strategi dalam menagani dana investasi nasabah yang
terangkum dalam matrik SWOT/TWOS, supaya strategi dalam
menghadapi dan menganalisis maka akan disajikan pada tabel 4.2
tentang pembagian dan analisis SWOT/TWOS sebagai berikut :
Tabel 4.2 Analisis SWOT/TWOS
IFAS (Internal
Factor Analysis
Summary)
Kekuatan
(Strength/S)
Kelemahan
(Weakness/W)
1) Pembiayaan di BNI
Syariah bersifat
konsumtif atau
produktif.
2) Dana nasabah
dihimpun dalam
bentuk deposito,
tabungan, dan giro
kemudian disalurkan
dalam bentuk
pembiayaan.
3) Investasi dana
nasabah jelas
penyalurannya.
4) Menggunakan sistem
syariah.
5) Akad jelas di awal
investasi hingga
akhir.
6) Menyediakan layanan
1) BNI Syariah
kalah saing di
rate.
2) BNI Syariah
tidak berani
menawarkan
deposito yang
sangat tinggi ke
nasabah.
51
aplikasi yang
lengkap.
7) Sistem yang
disediakan lebih
unggul dari bank
syariah lainnya.
8) Nasabah BNI Syariah
yang melakukan
penarikan di atm BNI
(Induk) free biaya,
sedangkan Bank
Syariah yang lain
ketika menarik di
Bank Induk kena
cash.
9) Sistem yang
digunakan cepat
dalam artian real
time.
10) Akad yang digunakan
terdiri atas 2 yaitu
akad wadiah dan
mudharabah.
11) Transaksi yang
dilakakukan di BNI
Syariah bersifat
transparansi baik
dalam bentuk
pembiayaan, investasi
dana dan semua
bentuk transaksi.
12) BNI Syariah
menyediakan layanan
web yang berisi
informasi untuk
memudahkan
nasabah.
EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)
Peluang
(Opportunities/O) Strategi SO Strategi WO
52
1) Jumlah luang
konsumen bagi
bank syariah
2) Kebijakan
pemerintah
membuka
peluang
perkembangan
bank syariah
melalui
undang-
undang
3) Transparansi
sistem bagi
hasil yang
ditetapkan
bank syariah
kepada
konsumennya
4) Selama masa
pandemi
kecenderungan
masyarakat
lebih kepada
bank-bank
syariah
5) Kampanye-
kampanye
menghindari
riba.
1) Pasar besar untuk
membiayai
masyarakat
konsumtif dan
produktif
2) Transparansi kepada
konsumen
dikombinasi dengan
akad yang jelas agar
dapat kepercayaan
masyarakat
1) Dengan adanya
kampanye no
riba,
masyarakat
didorong dalam
menghindari
riba.
Ancaman
(Threats/T) Strategi ST Strategi WT
1) Penawaran
bank
konvensional
lebih menarik
daripada
penawaran
bank syariah
1) BNI Syariah harus
mengeluarkan
promosi terkait
syariah lebih
diperkuat
2) Sistem syariah dapat
digunakan dalam
1) Dengan tidak
menggunakan
suku bunga,
BNI Syariah
yang kalah
saing dalam
rate karena
53
dimata
msyarakat
2) Tingkat
kepercayaan
masyarakat
terhadap bank
syariah masih
rendah.
membangun
kepercayaan
masyarakat.
ridak
menggunakan
suku bunga
dapat
digunakan
dalam
mengembalikan
masyarakat
untuk
menggunakan
yang non riba.
Berdasarkan matrik SWOT tersebut dapat disusun empat
strategi utama yaitu strategi SO (strength-opportunities), strategi ST
(strength-threats), strategi WO (weakness-opportunities), dan strategi
WT (weakness-threats).
1) Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-
besarnya. Berdasarkan kekuatan dan peluang tersebut maka terdapat
alternatif strategi bagi Bank BNI Syariah yaitu pasar besar untuk
membiayai masyarakat konsumtif dan produktif dan transparansi
kepada konsumen dikombinasi dengan akad yang jelas agar dapat
kepercayaan masyarakat
2) Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman. Berdasarkan kekuatan dan
ancaman tersebut maka alternatif strategi bagi Bank BNI Syariah,
yaitu BNI Syariah harus mengeluarkan promosi terkait syariah lebih
54
diperkuat dan sistem syariah dapat digunakan dalam membangun
kepercayaan masyarakat.
3) Strategi WO ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Berdasarkan
kelemahan dan peluang tersebut maka alternatif strategi bagi Bank
BNI Syariah, yaitu dengan adanya kampanye no riba, masyarakat
didorong dalam menghindari riba.
4) Strategi WT ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive
dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman.
Berdasarkan kelemahan dan ancaman tersebut maka terdapat
beberapa alternatif strategi yang digunakan oleh Bank BNI Syariah,
yaitu dengan tidak menggunakan suku bunga, BNI Syariah yang
kalah saing dalam rate karena ridak menggunakan suku bunga dapat
digunakan dalam mengembalikan masyarakat untuk menggunakan
yang non riba.
BNI Syariah adalah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini
semula bernama Unit Usaha Syariah Bank Negara Indonesia yang
merupakan anak perusahaan PT BNI, Persero, Tbk. Sejak 2010, Unit
Usaha BNI Syariah berubah menjadi bank umum syariah dengan nama PT
Bank BNI Syariah. BNI Syariah merupakan salah satu Bank Syariah yang
ada di Indonesia yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
operasionalisisnya pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan
Bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankkan yang operasional
55
dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadits
Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank BNI Syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan pembiayaan yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syari’at Islam. Selain hal
tersebut, BNI Syariah juga memberikan pembiayaan kepada masyarakat
konsumtif berupa pembiayaan kepada karyawan pemerintah atau swasta
bonafide, pembiayaan kendaraan, pembiayaan rumah dan lain sebagainya.
Pembiayaan lain juga diberikan dalam bentuk produktif berupa
pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi, dan lain sebagainya.
Adapun transaksi dalam BNI Syariah dilakukan secara
transparansi, dimana setiap akad yang digunakan dalam BNI Syariah
jelas. Adapun cara transaksi yang dilakukan secara transparan yaitu
dengan memberitahukan pembagian keuntungan di awal kesepakatan,
memberikan total keuntungan dan kerugian yang dialami, dan
memberitahukan informasi terkait penyaluran atau pembiayaan dana
nasabah.
BNI Syariah sejak awal kehadirannya berkomitmen untuk
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat yang
membutuhkan jasa perbankan syariah. Komitmen hasanah itu ditunaikan
oleh BNI Syariah dengan memberikan layanan dan produk terbaik sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Seiring berjalannya
waktu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BNI Syariah terus
meningkat, yang dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah
56
nasabah sehingga kinerja perusahaan pun terus membaik, termasuk
pencapaian pada tahun 2018. Sebagai penyedia jasa perbankan syariah,
kepercayaan masyarakat sangat penting, sekaligus merupakan modal
utama bagi BNI Syariah untuk terus tumbuh, berkembang, dan
berkelanjutan.
Upaya yang dilakuakn BNI Syariah dalam menerapkan
operasional perusahaan sesuai dengan kaidah-kaidah green banking, baik
dalam pembiayaan, operasional kantor, maupun dalam pemberdayaan
masyarakat melalui Program Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Dengan berbagai upaya tersebut maka BNI Syariah telah ikut berperan
aktif dalam mewujudkan terciptanya kehidupan generasi mendatang yang
lebih baik. Dimana BNI Syariah terus bertransformasi untuk memberikan
berbagai kemudahan bagi masyarakat melalui pengembangan digital.
Dengan dukungan teknologi dan jaringan BNI Incorporated, BNI Syariah
siap memberikan layanan yang terbaik. Selain itu, secara umum untuk
menghadapi era disrupsi, BNI Syariah terus melakukan adaptasi dan
kolaborasi. Bank juga melakukan transformasi baik dari sisi SDM maupun
infrastruktur baik perangkat lunak dan perangkat keras.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa: Kekuatan BNI Syariah yaitu antara lain: Pembiayaan di BNI Syariah
bersifat konsumtif atau produktif, dan lain-lain. Sedangkan kelemahannya yaitu:
Bank BNI Syariah kalah saing di rate dan kurangnya kantor cabang yang ada di
kota Makassar.
Adapun peluang yang dimiliki BNI Syariah yaitu antara lain: Transparansi
sistem bagi hasil yang ditetapkan bank syariah kepada konsumennya, dan lain-
lain. Sedangkan yang menjadi ancaman BNI Syariah yaitu: Penawaran bank
konvensional lebih menarik daripada penawaran bank syariah dimata masyarakat
dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah masih rendah.
Berdasarkan hasil analisis TWOS maka diperoleh yang menjadi strategi
SO BNI Syariah adalah Pasar besar untuk membiayai masyarakat konsumtif dan
produktif dan lain-lain. Adapun strategi ST dari BNI Syariah adalah: BNI Syariah
harus mengelurkan promosi terkait syariah lebih diperkuat dan sistem syariah
dapat digunakan dalam membangun kepercayaan masyarakat. Kemudian strategi
WO yang dimiliki BNI Syariah adalah dengan adanya kampanye no riba,
masyarakat didorong dalam menghindari riba. Sedangkan strategi WT BNI
Syariah adalah dengan tidak menggunakan suku bunga, BNI Syariah yang kalah
saing dalam rate karena ridak menggunakan suku bunga dapat digunakan dalam
mengembalikan masyarakat untuk menggunakan yang non riba.
57
58
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, peneliti mengusulkan
beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi Bank BNI Syariah sebagai
berikut:
1. Lebih memperluas kampanye anti riba ditengah orang muslim
2. Menambah kantor kas di tempat yang strategis yang berada di pusat
perekonomian tiap kecamatan.
3. Tetap mempertahankan prinsip sistem syariah yang telah diterapkan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Afzalurrahman. 2000. Muhammad as a Trader (Muhammad Sebagai Seorang
Pedagang). Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi.
Assauri, Soffjan. 2014, Managemen Pemasaran (Dasar, konsep, dan strategi),
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Boyd Walker dan Larrenche. 2000. Manajemen Pemasaran dengan Efektif dan
Pofitable, Jakarta: Erlangga, cet ke-2.
Crown, Dirgantoro. 2002. Strategi Bersaing Dalam Bisnis, Jakarta: Erlangga,
buku kedua.
Faizal Noor, Henry. 2008. Investasi: Pengelolaan Keuangan Bisnis dan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat, Jakarta: PT.Indeks.
Freddy, Rangkuti. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta:
Gramedia Pusat Utama.
Freddy, Rangkuti. 2001. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hari Purnomo, Setiawan & Zulkieflimansyah. 1999. Manajemen Strategi. FE-UI
Jakarta.
Hidayat, Taufik. 2011. Buku Pintar Investasi Syariah. Jakarta: Mediakita.
Herlianto, Didit. 2013. Manajemen Investasi plus Jurus Mendeteksi Investasi
Bodong, Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama), t.th.
Jusuf, Udaya. 2013. Manajemen Stratejik, Jakarta: Graha Ilmu.
Kasmir dan Jakfar. 2015. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revi. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank, Jakarta: Prenada Media, cet ke-2.
Komaruddin. 1994. Kamus Perbankan. Jakarta : CV. Rajawali
59
60
Maharani, Dewi. 2016. Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Sumatera Utara. Intiqad:
Jurnal Agama Dan Pendidikan Islam.
Marbun B.N. 2003. Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harian.
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
karya.
Muhammad. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: AMPYKPN, t.th.
Muhlasin. 2011. Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan BNI iB Griya Pada BNI
Kantor Cabang Pekanbaru Menurut Perspektif Ekonomi Islam, UIN
Suska Pekanbaru.
Nafik HR, Muhammad. 2009. Bursa Efek Dan Investasi Syariah. Jakarta:
Serambi.
Pasal 1 ayat (17) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Pasal 1 ayat (18) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Porter, M.E. 1985. Competitive Advantage : Creating and Sustaining Superior
Performance : with a new introduction. The Free Press. New York, USA
Rahmawan, Ivan. 2005. Kamus Istilah Akuntansi Syariah. Cet. I; Yogyakarta:
Pilar Media.
Saladin, Djaslim. 1994. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Bank. Jakarta : CV
Rajawali.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan ke bijakan Moneter dan
Perbankan, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Edisi
Kelima.
Sutanto Herry dan Khaerul Umam. 2013. Manajemen Pemsaran Bank Syariah,
cet. 1, Bandung: CV.Pustaka Setia.
Suryomurti, Wiku. 2011. Super Cerdas Investasi Syariah Hidup Kaya Raya Mati
Masuk Surga. Jakarta: QultumMedia.
Setiawan, Marsis Adi. 2013. Rahasia Terbesar Investasi : agar Kekayaan anda
berkembangbiak lebih cepat, Yogyakarta : Second Hope.
61
Sjahdeini, Sutan remy. 2007. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata
Hukum Perbankan Indonesia, cet III Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Syafi’I Antonio, Muhammad. 2007. Muhammad SAW: The Super Leader Super
Manager, Jakarta: ProLM Centre & Tazkia Multimedia.
Sumarsan, Thomas. 2013. System Pengendalian Manajemen. Jakarta: PT. Indek.
Umar, Husein. 2001, Strategi Manajemen In Action, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Winkel W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pelajar, Jakarta:
PT.Gramedia.
Yuliana, Indah. 2010. Investasi Produk Keuangan Syariah, Malang: UIN Maliki
Press.
www.bnisyariah.co.id, akses pada Minggu, 07 Desember 2019 pukul 08:12,
n.p.
Http://www.ekonomisyariah.org akses pada Kamis, 05 Desember 2019 pukul
07:35, n.p.
62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Khairi Syahria, lahir di Botta Kabupaten Luwu pada tanggal
01 januari 1999. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Suherman Hasanuddin dan Helmi.
Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan formal pada
tahun 2003 di Taman kanak-kanak Darma Wanita, Kemudian
pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah
Ibtidaiyah 05 Botta Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu.
Kemudian pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah
Tsanawiyah Suli. Lalu pada tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Moodel Makassar. Tidak sampai disitu, pada tahun
2016 penulis kemudian melanjutkan pendidikannya pada jenjang S1 Program
Studi Pendidikan Hukum Ekonomi Syariah di Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar (UNISMUH).
Dengan ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis
telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini, semoga skripsi ini
mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan kedepannya.
62
63
LAMPIRAN
63
64
LAMPIRAN
A. Angket Wawancara
1. Apa yang menjadikan BNI Syariah berbeda dari bank umum
lainnya?
2. Apa saja kekuatan dan kelemahan BNI Syariah Makassar dalam
mengelola investasi emas?
3. Apa saja peluang dan hambatan BNI Syariah dalam mengelola
investasi emas?
4. Bagaimana strategi BNI Syariah dalam menangani investasi
emas?
5. Bagaimanakah cara pihak Bank mengatasi masalah apabila
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?
64
65
B. Hasil Wawancara
Narasumber
Nama : Tuti Asriana
Jabatan : Funding Head (Kepala Pendanaan)
Tanggal : 23 Maret 2020
Pegawai : Jadi kalau di BNI Syariah itu dana nasabah yang kita
himpun itukan ada dalam bentuk deposito, tabungan, dan
giro. Nanti dana yang dihimpun itu akan disalurkan
kembali dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan itu nanti
sifatnya komsumtif atau pembiayaan produktif. Kalau
pembiayaan komsumtif itukan dia tujuannya untuk,
misalnya pembelian rumah, pembelian mobil seperti itu,
jadi dia akadnya murabahah. Kalau misalnya dia produktif
itu nasabahnya kita lempar dalam bentuk produktif
misalnya ada yang butuh modal kerja seperti itu dan modal
kerja itu kita akan bagi hasil juga ada yang sifatnya
musyarakah dan mudharabah.
Peneliti : Terkadang dalam satu kegiatan itukan ada hambatannya,
bisa dipaparkan tidak apa aja hambatannya?
Pegawai : Hambatan dalam pemasaran biasanya itu adalah persaingan
antar bank yang umumnya mungkin karna kita setiap bank
mempunyai strategi, nah itu biasanya fokus utamanya itu
apa? Jadi kalau misalnya di, mungkin kita menawarkan
promo seperti ini, tapi di bank lain itu juga lebih rendah
mungkin penawarannya jadi masyarakat lebih memilih
misalnya bank sebelah seperti itu tetapi kalau antar bank
syariah sih kita tidak terlalu bersaing seperti itu. Biasanya
penawaran bank konvensional yang lebih tantangan utama
66
kita karnakan biasanya mereka menawarkan rate yang lebih
rendah di awal jadi tantangan pada saat pemasaran seperti
itu.
Peneliti : Terus kalau kelebihannya sendiri dari BNI Syariah itu apa?
Pegawai : Kelebihannya itu karna kita sifatnya itu flet jadi dari
nasabah itu bisa sama jadi jumlahnya yang dicicil misalnya
angsurannya itu sama flet rata sampai dengan lunas
sedangkan kalau konvensional itu biasanya mereka itu akan
cenderung diawal itu misalnya naungannya rendah tetapi
nanti akan naik berdasarkan suku bunga perubahan suku
bunga bank Indonesia jadi biasanya akan mengikut ke situ.
Jadi dia biasanya penawarannya rendah di awal tetapi
sepihak itu nanti dia bisa menaikkan bank konvensional itu
tanpa sepengetahuan nasabah. Kalau kita bank syariah itu
diawal kita sudah sepakati jadi misalnya, harga pokoknya
berapa terus nanti kita jual margin, keuntungannya bank
berapa, jadi pokok ditambah keuntungannya berapa terus
nanti dibagi sampai tahun dia akan menyicil, jadi nanti akan
jelas setiap bulan itu rata dia bayar 1 juta perbulan sampai
dia lunas dia akan bayar 1 juta. Itu kelebihan kita kalau
bank syariah, kalau misalnya di bank konvensional itu
misalnya ditetapkan mungkin lebih murah di awal misalnya
800 rb nanti akan berubah sampai nanti lunas itu
kemungkinan kalau mau di akumulasi mungkin lebih tinggi
karena kan, itu juga nasabah tidak bisa prediksi berapa
mungkin kenaikannya seperti itu, kadang sepihak dari
banknya akan menaikan tanpa persetujuan nasabah itu
kelebihannya salah satunya.
Peneliti : Bagaimana kendala dalam pemasukan dananya?
Pegawai : Persaingan dilapangan antar bank yah, itu pasti pertama
tantangan utama kita, karena kan perbankan itu banyak jadi
67
bank syariah maupun bank konvensional itu, sama-sama
punya promo-promo yang menarik. Biasanya mereka
menawarkan hadiah atau iming-iming yang lebih tinggi dari
kita, undian-undian berhadiah, kemudian mungkin dari rett
juga, rettnya mungkin lebih tinggi mereka sementara kita
mungkin dibawah itu, nah nasabah yang melihat dari sisi
itunya, dari sisi melihat hadiah yang lebih besar tanpa
memikirkan. Oh kan ada juga nasabah yang selektif
misalnya oh bank ini lebih aman seperti itu kalau yang bank
ini mungkin memberikan iming-iming lebih langsung mau
aja, mau tergiur begitu saja. Jadi biasanya dengan mudah
dipengaruhi dari promo-promo seperti itu. Itu sih tantangan
terbesarnya kalau di lapangan.
Peneliti : Bagaimana kendala dari macam-macam investasi yang ada
di BNI Syariah ini?
Kalau untuk deposito rate juga. Jadi, deposito itu simpanan
berjangka jadi bedanya itu sama-sama simpanan pihak
ketiga cuma dia itu sudah diatur jangka waktunya tidak
boleh melakukan penarikan sewaktu-waktu misalnya pada
jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12
bulan. Jadi tantangan besarnya juga ada di ratenya jadi
biasa kalau deposito misalnya di BNI itu misalnya pas
pendapatan deposito itu kita tawarkan rate 4% equivalent
rate sementara di bank lain mungkin lebih dari itu misalnya
ada yang menawarkan sampai 6% artinyakan selisihnya
jauh. Jadi mungkin nasabah yang melihat dan
membandingkan tidak akan transaksi di kita karena melihat
bank tetangga lebih tinggi.
Kalau giro itukan umumnya sama, giro diperuntuhkan
untuk bisnis karena giro itukan media penarikannya pake
cek yaitu bayar-bayar mitra. Jadi, dia itu Cuma memberikan
68
cek misalnya pedagang atau pengusaha untuk
pembayarannya ke mitra dan penarikannya itu bisa di bank
lain juga.
Peneliti : Itukan tadi kendalanya mba,terus sudah ada tidak cara
mengatasi kendala itu
Pegawai : Kalo kita sih lebih, kalo kita yah mementen nasabah itu
dalam artian karena kita tidak bisa bersaing di rate, kita
biasanya lebih ke pelayanannya artinya system yang kita
siapkan itu lebih komplit, system fasilitasnya kita itu lebih
bisa mengakomodir hampir semua kebutuhan-kebutuhan
nasabah, artinya nasabah mau mudah itu pake sistemnya
kita, jadi misalnya aplikasi yang kita siapkan itu lengkap,
jadi misalnya system digital itu kita ada, terus lebih cepat
lebih efektif jadi nasabah itu tidak terganggu, kalo bank lain
misalnya mereka system digitalnya masi kurang ini
Peneliti : Ini khusus BNI syariah syariah mba?
Pegawai : iya, khusus BNI syariah, jadi maksudnya system yang kita
andalkan itu sekarang ini system jadi kita lebih unggul dari
pada bank syariah yang lainnya, seperti itu dek.
Peneliti : Inikan antar syariah kalo antar konvensional gimana?
Pegawai : Sama sih, karena kelebihan utama kita itu kitakan satu grub
dengan bank BNI, BNI konvensional, itu kita masi di
support sama bank BNI,artinya kalo bank syariah yang
lainkan itukan sudah terpisah dengan induknya, kalo kami
itukan system BNI sudah di kenal sangat canggih sangat
unggul, lengkap komplitlah, jadi kita itu anak perusahaan
BNI masi di support sama induk jadi mau pake nasabah
kami pun bisa menggunakan aplikasi-aplikasi bank
konvensional tapi dengan system bank syariah, seperti itu
maksudnya rekeningnya itu terpisah tapi system itu bisa di
pake, seperti itu misalnya kaya atm, atm itu BNI, kalo
69
nasabah BNI syariah menarik di atm BNI itu free( gratis)
kalo misalnya bank syariah lainnya yah misalnya narik di
bank Syariah induknya itu biasanya kena cash seperti itu
jadi kelebihan utamanya kita itu, terus cepat, respon
nasabah ini biasanya mereka bilang oh ternyata BNI
Syariah cepet yah kalo kita pake sistemnya itu real time,
umumya sih real time tidak harus menunggu besok baru
masuk transaksinya sperti itu jadi pada hari yang sama
mereka transfer pada bukti yang sama juga langsung masuk
ke rekeningya, seperti itu sih mba.
Peneliti : Katanya ada hambatan yang kaya masalah rate kenapa tidak
mengikuti tren konvensional dengan menurunkan rate di
awal?
Pegawai : Kalo kita sistemnya kan kesepakatan dari awal jadi
sebenarnya kita pun fleksibel mba, kalo misalnya
nasabahnya mau seperti itu artinya apa yah, soalnyakan kita
banyak menggunakan akad artinya bisa di ini sih, bisa di
kalau misalnya mau pake pola seperti itu cuman pasti
ujung-ujungnya akan tinggi kalau misalnya pun merendah
diawal misalnya kita dalam bentuk pembiayaan nasabahnya
mau bayar angsurannya mau fleksibel tapi dia nanti akan
menumpuk di akhir. Jadi logikanya, ilustrasinya begini
angsurannya 5 juta misalnya 1 juta perbulan sampai 100
juta diakhir ini cicilannya yang harus dilunasi sampai jatuh
tempo kalaupun misalnya dia mau cuma sampai 200 ribu
per bulan tapikan dia nanti akan kasihan di belakang karena
harus menumpuk di belakang seperti itu. Kalau
konvensional itu dia menawarkan misalnya 200 tapi nanti
dia akan menaikkan itu tergantung pihaknya sendiri secara
sepihak tanpa ada kesepakatan. Dengan nasabah. Kalau kita
kan 200 ribu di awal dan di akhir harus bayar sekian yah
70
jadi kita sudah ada kesepakatan di awal dengan nasabah
jadi nasabah ini tidak akan komplain karena nasabah sudah
tau sedangkan konvensional tidak tau.
Peneliti : Apakah pihak nasabah telah diberitahu kemana dana
investasi tersebut akan di salurkan?
Pegawai : Iya sudah, pada saat buka rekening itu kita sudah
menjelaskan bahwa kami memiliki 2 akad wadiah dan
mudharabah. Kalau akad wadiah itu sistemnya titipan,
namanya titipan kita tidak bisa ngapa-ngapain tapi kita akan
lempar, kita bisa menggunakan tetapi kita tidak akan
memberikan bagi hasil dan kapanpun mau ditarik itu bisa
tapi kita harus meminta izin nasabah untuk mengelola, tapi
terkadang ada nasabah yang tidak mau mendapat imbalan
apa-apa hanya sekedar menitip itu bisa. Nah semua itu
disampaikan di awal pada saat buka rekening atau nasabah
mau buka rekening dengan sistem mudharabah atau bagi
hasil bahwa nanti ada namanya nisbah. Nisbah itu, promosi
pembagian antara bank dengan nasabah misalnya dari
100% ini keutungan bank 30% atau 50:50 lah karena
nasabah yang punya dana, bank yang mengelola jadi hasil
nanti kan kita lempar dalam bentuk pembiayaan, jadi hasil
keuntungan dari 100% ini nanti kita akan bagi itu 50%
untuk nasabah dan 50% itu sudah disampaiakan ke subyek
rekening
Peneliti : Jadi ini adalah salah satu kelebihannya?
Pegawai : Iya, jadi salah satu kelebihan BNI Syariah ini adalah
transparansi baik dalam bentuk pembiayaan, investasi dana
dan semua bentuk transaksi harus transparan dan
disampaikan diawal jadi customer service itu akan
menjelaskan lebih detail dan bahkan nanti pada saat
cloasing ditanyakan lagi pada nasabah apa yang kurang
71
dimengerti seperti itu. Selain itukan kita juga memiliki web
yang berisi informasi mengenai BNI Syariah jadi bisa cari
tau lewat web kami.
C. Hasil Dokumentasi
72