stela Tugas Minggu Ke 4

8
Nama : Aninda Dwi Yanuar NIM : 135040200111146 Kelas : B Tugas Survei Tanah dan Evaluasi Lahan Minggu ke-4 1. Meneruskan pengayaan bahan kajian seperti yang dituliskan pada minggu kedua. Dalam minggu ke-4 ini dilakukan presentasi pada 2 kelompok yang membahas tentang prinsip-prinsip survey tanah. Hal – hal yang dibahas antara lain: Perbedaan anatara satuan peta tanah dengan satuan taksonomi. Satuan peta tanah merupakan hasil dari pengelompokan delineasi tanah yang mempunyai nama,symbol,warna atau lambing khas lainnya yang sama pada suatu peta yang dapat dikenali, diukur, dan dipetakan di lapangan dengan mudah. Sedangkan satuan taksonomi merupakan suatu konsep pembagian tanah sejagat yang abstrak. Ada 4 macam satuan tanah yaitu konsosiasi, asosiasi, kompleks dan kelompok tak dibedakan. Dalam setiap satuan peta tanah hamper selalu ada satuan tanah lain yang di dalam legenda peta tanah namanya tidak muncul disebut inklusi.

description

stela 4

Transcript of stela Tugas Minggu Ke 4

Nama: Aninda Dwi YanuarNIM: 135040200111146Kelas: BTugas Survei Tanah dan Evaluasi Lahan Minggu ke-4

1. Meneruskan pengayaan bahan kajian seperti yang dituliskan pada minggu kedua.Dalam minggu ke-4 ini dilakukan presentasi pada 2 kelompok yang membahas tentang prinsip-prinsip survey tanah. Hal hal yang dibahas antara lain: Perbedaan anatara satuan peta tanah dengan satuan taksonomi. Satuan peta tanah merupakan hasil dari pengelompokan delineasi tanah yang mempunyai nama,symbol,warna atau lambing khas lainnya yang sama pada suatu peta yang dapat dikenali, diukur, dan dipetakan di lapangan dengan mudah. Sedangkan satuan taksonomi merupakan suatu konsep pembagian tanah sejagat yang abstrak. Ada 4 macam satuan tanah yaitu konsosiasi, asosiasi, kompleks dan kelompok tak dibedakan. Dalam setiap satuan peta tanah hamper selalu ada satuan tanah lain yang di dalam legenda peta tanah namanya tidak muncul disebut inklusi. Inklusi dibagi menjadi dua yaitu inklusi tanah sserupa dan inkluasi tanah tidak serupa. Inklusi tanah serupa mempunyai beberapa sifat penciri yang sama dengan sifat tanah utama. Untuk inklusi tanah tidak serupa, tidak mempunyai kesamaan terhadap sifat sifat penciri penting atau memerlukan pengelolaan yang berbeda dengan tanah utama. Inklusi tanah tidak serupa ada dua macam yaitu inklusi penghambat dan inklusi bukan penghambat.

2. Kerjakan bahan diskusi pada slide no 4 di bahan kuliah minggu 3Bagaimana orang melakukan survei tanah?a. Tahapan PersiapanMeliputi 3 hal utama, yaitu studi pustaka, peta topografi dan foto udaraI. Studi pustaka merupakan gambaran umum tentang daerah yang akan diteliti berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada atau berbagai sumber lain. Seperti tujuan, perizinan, estimasi biaya, pembuatan kerangka acuan, pengumpulan data awal, dan bebrbagai peta dasar serta citra. Tahapan survei atau pengamatan lapangan biasanya dilakukan dalam tiga bentuk kegiatan survei yaitu pengamatan identifikasi (menggunakan boring tanah), pegamatan detail (pembuatan minipit) dan dekripsi profil. Dua kegiatan survei yang paling umum dilakukan adalah pengamatan identifikasi yang dilakukan dengan mengambil sampel tanah menggunakan bor tanah dan mencatat keterangan-keterangan/data-data penting di lapang. sementara pengamatan detail juga sangat sering dilakukan pada pengamatan detail dilakukan penggalian profil untuk identifikasi horison-horison tanahII. Peta topografi merupakan unsur kedua yang penting karena merupakan peta dasar untuk melakukan pengamatan di lapangan.III. Foto udara, komponen yang penting untuk informasi mengenai fisiografi & penggunaan tanah serta untuk memberikan mosaik.b. Tahapan PendahuluanYaitu persiapan administrasi dan orientasi daerah studiI. Penyiapan administrasi penting dilakukan untuk mendapatkan izin dari masyarakat di sekitar yang diwakilkan dari beberapa pihak saja.II. Orientasi daerah studi penting dilakukan dalam rangka memperoleh gambaran umum tentang daerah pengamatan.c. Tahapan UtamaMelakukan identifikasi jenis-jenis tanah dan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi tanahd. Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan.Berdasarkan intensitas pengamatannya, survei tanah dibedakan atas 6 tingkatan survei, Penjelasan mengenai kerapatan pengamatan, skala, luas tiap 1 cm2 pada peta, satuan peta dan satuan tanah yang dihasilkan, dan contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:1. Survei Tanah Tingkat BaganPada survei tanah tingkat bagan belum dilakukan pengamatan lapang karena cukup dengan menghimpun dari data dan peta yang sudah ada atau cukup dengan studi pustaka; kisaran skala yang dihasilkan lebih kecil atau sama dengan 1: 2.500.000 dan pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 2.500.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 625 km2; satuan peta yang diperoleh adalah Asosiasi dan beberapa Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Ordo dan Sub-Ordo; contoh penggunaannya berupa: Gambaran umum tentang sebaran tanah di tingkat nasional yang dimanfaatkan untuk materi pendidikan.2. Survei Tanah Tingkat EksplorasiPada survei tanah tingkat eksplorasi belum dilakukan pengamatan lapang karena cukup dengan menghimpun dari data dan peta yang sudah ada atau cukup dengan studi pustaka; kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 1.000.000 sampai dengan 1: 500.000 dan pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 1.000.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 100 km2 atau kurang; satuan peta yang diperoleh adalah Asosiasi dan beberapa Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Grup atau Sub-Grup; contoh penggunaannya berupa: Perencanaan tingkat Nasional, untuk menentukan penelitian secara terarah, dan dimanfaatkan untuk materi pendidikan.3. Survei Tanah Tingkat TinjauPada survei tanah tingkat tinjau perlu dilakukan pengamatan lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 12,5 km2 sampai dengan 1 tiap 2 km2; kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 500.000 sampai dengan 1: 200.000 dan pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 250.000 atau 1 : 100.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 625 hektar atau 100 hektar; satuan peta yang diperoleh adalah Asosiasi, kompleks atau asosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Sub-Grup atau Famili; contoh penggunaannya berupa: Perencanaan pembangunan makro di tingkat Regional dan Provinsi, Penyusunan tata ruang wilayah propinsi, Penyusunan rencana penggunaan lahan secara nasional, penentuan lokasi wilayah prioritas untuk dikembangkan.4. Survei Tanah Tingkat Semi DetailPada survei tanah tingkat semi detail perlu dilakukan pengamatan lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 50 hektar; kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 100.000 sampai dengan 1: 25.000 dan pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 50.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 25 hektar; satuan peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi, beberapa kompleks dan asosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Famili atau Seri; contoh penggunaannya berupa: Penyusunan peta tata ruang wilayah kabupaten/kota; Perencanaan mikro dan operasional untuk proyek-proyek pertanian, perkebunan, transmigrasi, perencanaan dan perluasan jaringan irigasi.5. Survei Tanah Tingkat DetailPada survei tanah tingkat detail perlu dilakukan pengamatan lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 12,5 hektar atau 1 tiap 8 hektar atau 1 tiap 2 hektar; kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 25.000 sampai dengan 1: 10.000 dan pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 25.000 atau 1 : 20.000 atau 1 : 10.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 6,25 hektar atau 5 hektar atau 1 hektar; satuan peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi, beberapa kompleks; satuan tanah yang ditampilkan adalah Fase dari Famili atau Seri; contoh penggunaannya berupa: Perencanaan mikro dan operasional untuk proyek-proyek pengembangan tingkat kabupaten atau kecamatan, perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan dan pengembangan jaringan irigasi sekunder dan tersier.6. Survei Tanah Tingkat Sangat DetailPada survei tanah tingkat sangat detail perlu dilakukan pengamatan lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 2 tiap 1 hektar; kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 10.000 atau berskala lebih besar; pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 5.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 0,25 hektar; satuan peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Fase dari Seri; contoh penggunaannya berupa: Perencanaan dan pengelolaan lahan di tingkat petani, penyusunan rancangan usaha tani konservasi; intensifikasi penggunaan lahan kebun.1. Mengapa perlu ditentukan luasan SPT terkecil 0.4 cm2?Karena dalam penentuan luasan SPT terkecil terkecil ditujukan untuk mendapatkan kompleks tanah. Bila komponen tanah yang berasosiasi secara geografis, tetapi tidak dapat dipisahkan kecuali pada tingkat amat detil. 2. Apakah dibenarkan kita membesarkan peta analog (misalnya peta tanah cetak) dgn scanner/foto copy skala 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000? JELASKANTidak, karena jika kita hanya memfotocopy/scanner memperbesar peta ataupun memperkecilnya, maka pada bagian dalam peta tersebut ada yang hilang atau bertambah. Kecuali jika membuat ulang dan memperkecil skala sebelumnya.3. Skala peta a. Berapa luas di lapangan untuk suatu SPT berukuran 0.8 cm2 pd peta berbagai skala seperti pada butir-butir di bawah?Eksplorasi (1:1000.000)L. Sebenranya = 0.8cm2 x (1.000.000)2 = 0.8 x 1012 cm2 = 0.8 x 104 ha Tinjau (1:250.000)L. Sebenarnya = 0.8 cm2 x (250.000)2= 0.8 x 625 x 108= 500 x 108 cm2 = 500 haSemi detil (1:50.000)L. Sebenarnya = 0.8 cm2 x (50.000)2= 20 x 108 cm2 = 20 haDetil (1:25.000)L. Sebenarnya = 0.8 x 625 x 106=500 x 106 cm2 = 5 haSangat Detil (1:5 000)L. Sebenarnya = 0.8 cm2 x (5000)2= 20 x 106 cm2 = 20-1 ha