Pertemuan Minggu ke-1

20
Perilaku Menyimpang (SOS 311) Semester genap 2011/2012 http://alhada-fisip11.web.u nair.ac.id/

Transcript of Pertemuan Minggu ke-1

Page 1: Pertemuan Minggu ke-1

Perilaku Menyimpang (SOS 311)Semester genap 2011/2012

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/

Page 2: Pertemuan Minggu ke-1

DESKRIPSI & KOMPETENSI YANG DAPAT DICAPAIDeskripsi:Memahami studi perilaku menyimpang dari

berbagai perspektif keilmuan;Mengingatkan kembali pada konsep-konsep

dasar hidup bermasyarakat: norma sosial, aturan normatif, dan kontrol sosial.

Page 3: Pertemuan Minggu ke-1

Mengapa Perlu Mempelajari Perilaku MenyimpangApa itu perilaku menyimpang?Mengapa terjadi penyimpangan perilaku ?Bagaimana memahami terjadinya perilaku

menyimpang (disiplin keilmuan apa yang mempelajarinya) ?

1.Perilaku Menyimpang:• Secara umum adalah tindakan yang tidak

sesuai dari kebiasaan, kaidah atau norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat/komunitas tertentu.

Page 4: Pertemuan Minggu ke-1

Mengapa terjadi penyimpangan perilaku?• Oleh karena manusia hidup (dan berinteraksi)

secara berkelompok, maka ada saja peluang atau kemungkinan mereka lepas dari tata-tertib atau keteraturan sosial / norma kelompoknya karena berbagai sebab.

• Oleh karena itu, perlu bantuan disiplin keilmuan yang berkaitan dengan studi-studi kemasyarakatan, perilaku manusia, dan norma hukum.

Maka perlu mempelajari sebab-sebab terjadinya (sebaiknya secara lintas disiplin) : Psikologi, Sosiologi, Antropologi

Page 5: Pertemuan Minggu ke-1

Beberapa disiplin yang mempelajari perilaku menyimpangPsikologiDisiplin ini secara khusus mempelajari

tingkah laku individu sebagaimana ia merespon pengaruh-pengaruh sosial yang ada di sekelilingnya.

Menekankan pada proses-proses individual: misalnya perilaku yang berkaitan dengan proses imitasi, modeling, simpati, dll.

Page 6: Pertemuan Minggu ke-1

Sosiologi:Disiplin ini mempelajari kehidupan manusia

sebagai makhluk yang sosial/berkelompok dan saling berinteraksi.

Ketidakmampuan seseorang berinteraksi (secara normatif) dengan orang lain, maka akan dikucilkan oleh kelompok/masyarakatnya.

Perubahan sosial dan dinamika kehidupan masyarakat juga dapat menimbulkan berbagai bentuk perilaku menyimpang disiplin ini mencari akar penyebab terjadinya penyimpangan perilaku dengan menelusuri proses-proses sosial di dalam dinamika perubahan masyarakat.

Page 7: Pertemuan Minggu ke-1

Antropologi:Disiplin ini mempelajari nilai-nilai budaya

pada berbagai kelompok masyarakat.Setiap nilai budaya memiliki kekhasan tata

aturan dan kaidah-kaidah yang ada di dalam kehidupan suatu kelompok.

Perbedaan-perbedaan di antara budaya masyarakat dapat dimaklumi dan jika terjadi persepsi yang berbeda tentang suatu perilaku (sehingga sebagian orang dapat mengatakan sebagai berilaku menyimpang) maka disiplin antropologi budaya dapat menjelaskan sebab-sebab timbulnya perbedaan tersebut.

Page 8: Pertemuan Minggu ke-1

BEBERAPA KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU MENYIMPANG

1. NORMA SOSIAL :

Tata tertib sosial yang berhubungan dengan evaluasi atau penilaian terhadap segala hal dalam kehidupan bermasyarakat.

  Standar atau skala tentang tingkah laku yang dapat diterima atau

ditolak masyarakat.  Hal-hal yang spesifik yang mengatur dinamika kehidupan

bermasyarakat (merupakan sesuatu yang dinamis dan berkembang sesuai dengan perubahan atau keadaan jamannya) oleh karena itu norma sosial bersifat relatif.

Contoh-contoh Norma Sosial: Usage cara atau kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang Folkways Mores (hukum adat) costoms (hukum yang terlembaga)

Page 9: Pertemuan Minggu ke-1

2. ATURAN-ATURAN NORMATIF:Berbagai hal yang ditetapkan oileh kelompok

masyarakat tentang apa yang seharusnya dilakukan/berlaku/diharapkan/baik/ideal dan sebaliknya,dilarang/buruk.

Sifatnya: sosial, bukan personal berada di luar/eksternal individu (individu dapat menolak atau menerima)

Asal-usulnya: dibuat oleh anggota-anggota masyarakat untuk mengatur lingkungan dan kehidupan sosialnya.

Cara melanggengkan: melalui sosialisasi dan internalisasi;

Cara mengevaluasi: melalui kontrol sosial terhadap perilaku yang dianggap non conform

Page 10: Pertemuan Minggu ke-1

APRESIASI TERHADAP NORMA SOSIAL Dogmatis:

Masyarakat tidak memiliki pilihan lain selain menaati norma sosial tersebut jika melanggar akan dilakukan penghukuman oleh seluruh anggota komunitas terjadi pada masyarakat tradisional/sederhana;

Terdeferensiasi: norma sosial tidak lagi bersifat tegas dan menjadi

kabur karena orientasi individu yang berbeda-beda terhadap norma sosial tersebut.

Terjadi karena sistem normatif sudah semakin komplekskarena masyarakat sudah semakin heterogen.

Norma-norma lama sudah semakin ditinggalkan Batas antara yang dianggap menyimpang dan tidak

semakin tidak jelas/kabur.

Page 11: Pertemuan Minggu ke-1

SEBAB-SEBAB TERDEFERENSIASINYA NORMA SOSIAL

a)Pergeseran aturan normatif: dari norma lama ke norma ‘baru’;

b)Konflik normatif: karena konflik peran, atau karena perbedaan atau perubahan tempat tinggal (asal) individu;

c)Norma sosial yang memang tidak kuat sanksi sosialnya: tidak ada lembaga yang secara khusus berfungsi sebagai kontrol sosial;

d) ada norma-norma sosial yang berfungsi sebagai ‘katup penyelamat’ (savety valve): ada norma pengganti yang berfungsi untuk meringankan sanksi apabila terjadi pelanggaran.

Page 12: Pertemuan Minggu ke-1

3. KONTROL SOSIALKonsekuensi dari norma sosial dan mencegah

terjadinya penyimpangan terhadap norma sosial.Fungsi Kontrol Sosial :Menguatkan perilaku seseorang agar sesuai

dengan norma-norma yang berlakuPelaku kontrol sosial :

setiap anggota masyarakat;lembaga formalorganisasi formal atau non-formalkelompok tradisionallembaga sosial, dll

Konsekuensi kontrol sosial:Yang paling berat: mengisolasi individu dan

pemberian stigma (paling menyakitkan)

Page 13: Pertemuan Minggu ke-1

Proses stigmatisasi: individu ditetapkan sebagai orang yang tidak

bisa diterima (unacceptable)Individu ditetapkan sebagai orang yang

berkelakukan salah (misbihavioral)Menerapkan ciri-ciri bagi seseorang yang

dianggap bermoral ‘inferior’Melekatkan cap atau label tertentu yang

sifatnya negatif (proses labeling).

Page 14: Pertemuan Minggu ke-1

DUA PROSES DASAR DALAM KONTROL SOSIAL1. Internalisasi norma sosial: butuh konformitas terhadap norma yang

berlaku melalui proses sosialisasi agar muncul kesadaran untuk taat pada norma;

2. Menerapkan tekanan-tekanan yang bersifat eksternal berupa sanksi dari kelompok, dengan tujuan agar perilaku individu konform/sesuai dengan norma.

SANKSI : Negatif : hukuman/punishment, dari yang lunak sampai keras

(misalnya: hukuman mati) - Positif: hadiah/reward karena bertindak conform  Bentuk-bentuk sanksi negatif:

- informal: gossip, issue, cemooh - formal: ditetapkan oleh badan peradilan (polisi, jaksa, hakim) Sumber sanksi:

Informal: dari kelompok kecil atau masyarakat luas melalui bentuk-bentuk yang inforrmal pula;

Formal : badan/institusi khusus yang didirikan oleh negara. Keagamaan, kelompok profesi, bisnis, atau organisasi sosial lainnya.

Page 15: Pertemuan Minggu ke-1

TINDAKAN PERILAKU MENYIMPANG DALAM KONTEKS UMUMSecara umum perilaku /tindakan yang

digolongkan menyimpang adalah : Kelakuan atau perilaku yang non-konformTindakan anti sosial / a-sosialTindakan kriminal

 perilaku menyimpang adalah definisi yang sulit untuk ditetapkan ada relativitas normatif

Ada yang menyatakan bahwa suatu perilaku dianggap menyimpang ketika orang lain melihatnya sebagai sesuatu yang menyimpang

Page 16: Pertemuan Minggu ke-1

Relativitas Perilaku Menyimpang karena:a.Kondisi masyarakat;b.Budaya yang ada di masyarakat;c.Waktu atau keadaan (perubahan zaman).

Pada prinsipnya:  perilaku menyimpang (non conform) = perilaku

yang tidak menyimpang (conform)

  dianggap sebagai sesuatu yang wajar (seperti halnya ada sifat baik dan buruk, hitam dan putih) dan sebagai variasi dalam hidup bermasyarakat.

  

Page 17: Pertemuan Minggu ke-1

Ciri-ciri perilaku menyimpang secara umum menurut “penonton sosialnya”:

Tergantung dari perasaan orang lain mengenai perilaku / tindakan (dari orang lain) yang dianggap menyimpang;

Tindakan (yang menyimpang) tersebut termanifestasi dari reaksi-reaksi emosional dan dianggap berbahaya atau sebagai penyimpangan yang serius (menjurus pada timbulnya korban atau mengancam keselamatan / ketenteraman orang lain)

Konsekuesi dari tindakan / perilaku yang dianggap menyimpang itu adalah melakukan kontrol sosial terhadap pelakunya

Page 18: Pertemuan Minggu ke-1

Differentiation & DevianceDifferentiation: istilah sosiologis yang berkenaan

dengan berbagai perbedaan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat: usia, jenis kelamin, ras, tingkat pendidikan, capaian status, dll.Penyimpangan bisa terjadi karena adanya

perbedaan, tetapi tidak selalu adanya perbedaan memunculkan penyimpangan (deviance);

Emile Durkheim: penyimpangan (deviance) dapat ditemukan di mana saja, bahkan di lingkungan orang suci sekalipun (yang dianggap memiliki homogenitas).

Page 19: Pertemuan Minggu ke-1

Jenis-Jenis Tindakan MenyimpangPrimary deviance/penyimpangan primer:

pelaku belum memiliki konsep menyimpang;Secondary deviance/penyimpangan sekunder:

tindakan menyimpang yang semakin berkembang karena ada proses penguatan (reinforcement)

Page 20: Pertemuan Minggu ke-1

Tindakan Menyimpang (deviant act) Sebagai Suatu Proses Interaktif Melibatkan tiga hal:1.Terjadi melalui waktu proses menuju

secondary deviance2.Terjadi melalui interaksi dengan korbanya

telah mengenal korban, kekejaman yang dialami pelaku dari korbannya

3.Terjadi karena kontak dengan agen-agen kontrol sosial.