Status Ujian Jiwa Bungs
-
Upload
shawn-dyer -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of Status Ujian Jiwa Bungs
![Page 1: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/1.jpg)
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Tn. SB, usia 27 tahun (Januari 1985), agama Islam, suku Aceh, tinggal di Pasi
Beuradeh Kecamatan Batee Aceh Pidie, pasien sudah yang ke 9 kalinya masuk
Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh yaitu pada tanggal 26 November 2012.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari:
Autoanamnesis: tanggal 11 dan 12 Desember 2012
Catatan medis
A. Keluhan utama
Mengamuk
Sebab utama
Mengamuk
B. Riwayat penyakit sekarang
Pasien diantar oleh keluarganya pada tanggal 26 November 2012 ke
IGD RSJ Banda Aceh. Pada awalnya pasien dijemput di pesantren tempat
pasien berada, kemudian dibawa oleh abang dan tiga orang teman abangnya ke
RSJ Banda Aceh. Dari informasi keluarga saat di IGD, pasien telah mengamuk
sejak 13 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Keluarga pasien juga mengatakan
bahwa pasien memukul orang disekitarnya dan marah-marah. Pasien juga
sering keluyuran malam dan tidak tidur. Pasien mengatakan bahwa pada
awalnya ia mengambil sebuah kayu besar untuk menjaga rumah Abun
(pimpinan pesantren), karena ia curiga ada maling. Pasien hampir saja
memukul seorang pekerja yang disangkanya maling dengan menggunakan
kayu tersebut. Lalu pasien tiba-tiba ditangkap oleh gurunya di pesantren dan
diikat. Pasien kemudian dibawa ke Polsek setempat, dan paginya pasien sudah
1
![Page 2: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/2.jpg)
dipulangkan ke pesantren. Pasien sempat disuntik di Puskesmas dan tak
sadarkan diri sebelum pasien dijemput oleh abangnya dan dibawa ke RSJ.
Pasien mengatakan bahwa kurang lebih sebulan yang lalu pasien
memukul seorang laki-laki di kampungnya. Pasien mengaku memukul orang
tersebut karena orang tersebut mengajak salah satu wanita yang ada di
kampungnya untuk jalan-jalan. Pasien menilai hal itu tidak baik karena mereka
belum menikah dan lantas memukul lelaki tersebut. Pasien juga mengaku
semenjak di RSJ, pasien sering melihat bayang-bayang putih. Kemudian
menurut pasien, ia terkadang dicekik oleh sosok yang berkata padanya
“kuhabisi kamu, kuhabisi kamu”, namun pasien tidak melihat sosok tersebut.
Pasien juga mengakui bahwa sering mendengar bisik-bisik yang menyuruh
pasien untuk melawan teman sekamar yang menyerangnya, lalu bisik-bisk itu
juga terkadang menyuruh pasien mengambil pisau dan menusuk diri sendiri.
Pasien juga mengatakan bahwa ia dapat dirasuki oleh roh suci seperti
Rasulullah dan para sahabat rasulullah. Menurut pengakuan pasien, hal ini
telah terjadi sejak kurang lebih 3 bulan yan lalu. Namun saat ditanyakan lebih
detail, pasien menunjukkan resistensinya. Selanjutnya pasien juga mengatakan
bahwa pasien dapat diberikan pedang oleh Allah jika ia memintanya. Hal ini
telah terjadi semenjak pasien masuk pesantren sekitar tahun 2001. Pedang
yang diyakini pasien tersebut adalah 2 pedang milik Rasulullah dan 1 pedang
milik sahabat nabi, Ali bin abi Thalib. Pasien mengatakan pedang tersebut
digunakan pasien untuk membasmi orang-orang kafir. Pasien juga mengatakan
bahwa ia menebas roh-roh jahat seperti bayangan-bayangan hitam dengan
pedang tersebut. Saat ditanyakan apakah hanya pasien yang bisa mendapatkan
pedang tersebut, pasien megatakan tidak, semua orang bisa mempunyainya
kalau khusyuk dan tawakal kepada Allah. Saat ditanyakan apakah pasien
khusuk dan tawakal kepada Allah, pasien merasa yakin bahwa dia telah
bertawakal kepada Allah. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa pasien
takut untuk memaki teman-teman yang mengganggunya karna pasien
mengaku bahwa apabila pasien memaki orang, maka apa yang dikatakan oleh
2
![Page 3: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/3.jpg)
pasien akan terjadi secara langsung pada orang yang pasien maki tersebut.
Selain itu, pasien juga mengatakan bahwa ia mempunyai kekuatan yang
bernama ilmu gayung api dan memperagakannya di depan pemeriksa, dan
kekuatan ini dimiliki pasien sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan dengan kekuatan yang dimilikinya, pasien dapat mengetahui
bahwa orang-orang kampung sedang merindukannya. Selain itu pasien juga
megatakan bahwa orang GAM sekarang sedang membawa senjata yang dulu
dikubur di tanah.
Pada saat wawancara dengan pasien, pasien sempat mengatakan ada
aulia yang lewat didepannya. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa ia
pernah merasa bahwa ia adalah Abulya Mudawali, seorang pimpinan Dayah
Tapak Tuan. Selama wawancara, terkadang pasien menghentikan pembicaraan
atau berbicara agak pelan karna merasa yakin bahwa ada orang yang sedang
mengintip pembicaraannya. Lalu pasien sering curiga bahwa orang yang
sedang berdiri di depan tempat pasien dirawat sedang memberikan kode. Saat
ditanyakan lebih mendetail mengenai hal tersebut, pasien tidak mau
menjelaskan. Pasien juga sempat mengatakan bahwa dipikirannya selalu
bergema kata “lailahaillalah” sejak pasien berumur 15 tahun. Hal ini menurut
pasien karena pasien suka mengaji.
Pasien mengaku awal mula pasien dibawa ke RSJ adalah tahun 2004.
Pada saat itu pasien mengamuk, marah-marah kepada ibunya dan memecahkan
piring. Saat ditanyakan alasan pasien melakukan hal tersebut, pasien tidak
mengatakan tidak taahu. Sebelumnya menurut pasien, dia sudah 8 kali keluar
masuk RSJ Banda Aceh, namun menurut laporan keluarga saat di IGD, pasien
sudah dirawat sekitar 6 kali di RSJ Banda Aceh dan sudah sekitar 3 kali putus
obat. Pasien juga mengaku sebelumnya ia pernah mengamuk di kampungnya
dan melempari rumah warga. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa pasien
sudah lama mendengar bisik-bisik, namun saat ditanyai mengenai detailnya
pasien mengatakan bahwa itu adalah rahasia.
3
![Page 4: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/4.jpg)
Pasien mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMP dan berhenti
sekolah dengan alasan pasien sering diejek oleh ketua kelasnya dan akhirnya
pasien marah dan bermasalah dengan kepala sekolah. Kemudian pada tahun
2001 pasien dimasukkan ke pesantren oleh ayahnya. Namun pada tahun 2002
pasien mengatakan bahwa dia keluar dari pesantren karena kepalanya terkena
lemparan batu secara tidak sengaja oleh temannya. Saat itu kepala pasien
terluka dan berdarah namun pasien tidak sempat pingsan dan tidak dibawa ke
rumah sakit. Pasien mengatakan bahwa hal itulah yang menyebabkan pasien
mengalami gangguan. Kemudian pada tahun 2009, ayah pasien meninggal.
Pasien mengatakan bahwa ayahnya mengidap stroke, namun ayahnya dibawa
ke dukun. Pasien mengatakan bahwa dukun tersebut memakai ilmu sihir dan
ayahnya tidak sembuh justru bertambah parah dan meninggal dunia. Pasien
selalu menyesal dan bertanya-tanya mengapa ayahnya dulu berobat ke dukun.
Pasien juga mengatakan hal itulah yang menyebabkan pasien sakit. Saat
ditanya apakah pasien pernah merasa curiga dan takut, pasien mengaku hanya
takut kepada Allah. Namun ketika menyinggung masalah ilmu sihir dan guna-
guna yang ada dikampungnya yang sebelumnya pernah pasien ceritakan,
pasien hanya mengatakan bahwa hal tersebut dianggapnya tidak ada.
C. Riwayat gangguan sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatrik
Pasien sudah mengalami gangguan sejak berumur 16 tahun (Tahun 2001)
dan sudah 8 kali keluar masuk RSJ Banda Aceh (menurut pasien) dan
sekitar 6 kali (menurut keluarga pasien).
2. Riwayat penyakit medis umum
Pasien mengaku pernah terkena lemparan batu dikepalanya pada tahun
2002 dan mengalami kecelakaan yang tidak parah pada tahun 2011.
3. Riwayat penggunaan zat
Pasien mengaku tidak pernah mengonsumsi ganja maupun alkohol dan zat-
zat terlarang lainnya, tetapi pasien sudah mengkonsumsi rokok sejak
4
![Page 5: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/5.jpg)
pasien duduk di bangku SMP dan saat ini sudah mulai kurang
mengkonsumsinya.
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat kehidupan prenatal
Tidak didapatkan informasi tentang riwayat prenatal pasien.
2. Riwayat masa bayi
Tidak didapatkan informasi tentang riwayat masa bayi pasien.
3. Riwayat masa kanak
Menurut pasien, pasien suka berkelahi saat duduk di bangku SD.
4. Riwayat masa remaja
Pasien sudah mulai merokok saat dibangku SMP dan sudah mulai
mengalami gangguan pada umur 16 tahun (tahun 2001).
5. Riwayat masa dewasa
Pasien mengalami gangguan.
6. Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah sampai dengan kelas 2 SMP dan masuk ke pesantren
setahun setelah berhenti sekolah.
7. Riwayat keluarga
Keterangan gambar:
: laki-laki : Meninggal
: perempuan
: pasien
Pasien merupakan anak ketiga dari 8 bersaudara. Pasien memiliki 1 orang
abang, 1 orang kakak, 2 orang adik laki-laki dan 2 orang adik perempuan
5
![Page 6: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/6.jpg)
yang masih hidup dan 1 adik perempuan yang sudah meninggal dunia.
Ayah pasien sudah meninggal pada tahun 2009. Tidak ada dikeluarga
pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
8. Situasi kehidupan sekarang
Menurut informasi yang diberikan pasien, pasien sudah tinggal di
pesantren sejak bulan November tahun 2012 sebelum pasien dibawa ke
RSJ Banda Aceh. Sebelumnya pasien pernah bekerja di kedai makanan di
samping RSUDZA selama 2 bulan 25 hari dan kemudian berhenti karena
bertengkar dengan rekan kerjanya.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (10 Desember 2012)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan: seorang pria, tampak sesuai usianya, berpakaian cukup rapi
dan perawatan diri kurang baik.
2. Perilaku dan psikomotor: pasien terlihat tenang dalam bercerita namun
terhadap masalah tertentu pasien terlihat resistensi sehingga jawaban yang
dicari oleh pemeriksa terkadang tidak didapatkan.
B. Pembicaraan: arus cukup, isi kurang relevan, asosiasi cukup baik.
C. Mood dan Afek: mood eutimik dengan afek appropriate.
D. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif
E. Persepsi: halusinasi auditorik (+) comenting dan commanding.
halusinasi visual (+), halusinasi taktil (+)
F. Pikiran: isi pikiran terdapat waham kebesaran (+) dan waham curiga (+) serta
thought echo (+)
G. Fungsi kognitif
Kesadaran: compos mentis
Orientasi waktu, orang dan tempat: baik
Daya ingat segera, jangka pendek dan jangka panjang: baik
Konsentrasi: baik
H. Berpikir abstrak: baik
6
![Page 7: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/7.jpg)
I. Tilikan: T3
J. Judgement: tidak baik
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Status internus dan neurologis dalam batas normal.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien diantar oleh keluarganya pada tanggal 26 November 2012 ke
IGD RSJ Banda Aceh. Pada awalnya pasien dijemput di pesanten tempat
pasien berada, kemudian dibawa oleh abang dan tiga orang teman abangnya ke
RSJ Banda Aceh. Dari informasi keluarga saat di IGD, pasien telah mengamuk
sejak 13 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Keluarga pasien juga mengatakan
bahwa pasien memukul orang disekitarnya dan marah-marah. Pasien juga
sering keluyuran malam dan tidak tidur. Pasien mengatakan bahwa pada
awalnya ia mengambil sebuah kayu besar untuk menjaga rumah Abun
(pimpinan pesantren), karena ia curiga ada maling. Pasien hampir saja
memukul seorang pekerja yang disangkanya maling dengan menggunakan
kayu tersebut. Lalu pasien tiba-tiba ditangkap oleh gurunya di pesantren dan
diikat. Pasien kemudian dibawa ke Polsek setempat, dan paginya pasien sudah
dipulangkan ke pesantren. Pasien sempat disuntik di Puskesmas dan tak
sadarkan diri sebelum pasien dijemput oleh abangnya dan dibawa ke RSJ.
Pasien mengatakan bahwa kurang lebih sebulan yang lalu pasien
memukul seorang laki-laki di kampungnya. Pasien mengaku memukul orang
tersebut karena orang tersebut mengajak salah satu wanita yang ada di
kampungnya untuk jalan-jalan. Pasien menilai hal itu tidak baik karna mereka
belum menikah dan lantas memukul lelaki tersebut. Pasien juga mengaku
semenjak di RSJ, pasien sering melihat bayang-bayang putih. Kemudian
menurut pasien, ia terkadang dicekik oleh sosok yang berkata padanya
“kuhabisi kamu, kuhabisi kamu”, namun pasien tidak melihat sosok tersebut.
Pasien juga mengakui bahwa sering mendengar bisik-bisik yang menyuruh
7
![Page 8: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/8.jpg)
pasien untuk melawan teman sekamar yang menyerangnya, lalu bisik-bisk itu
juga terkadang menyuruh pasien mengambil pisau dan menusuk diri sendiri.
Pasien juga mengatakan bahwa ia dapat dirasuki oleh roh suci seperti
Rasulullah dan para sahabat rasulullah. Menurut pengakuan pasien, hal ini
telah terjadi sejak kurang lebih 3 bulan yan lalu. Namun saat ditanyakan lebih
detail, pasien menunjukkan resistensinya. Selanjutnya pasien juga mengatakan
bahwa pasien dapat diberikan pedang oleh Allah jika ia memintanya. Hal ini
telah terjadi semenjak pasien masuk pesantren sekitar tahun 2001. Pedang
yang diyakini pasien tersebut adalah 2 pedang milik Rasulullah dan 1 pedang
milik sahabat nabi, Ali bin abi Thalib. Pasien mengatakan pedang tersebut
digunakan pasien untuk membasmi orang-orang kafir. Pasien juga mengatakan
bahwa ia menebas roh-roh jahat seperti bayangan-bayangan hitam dengan
pedang tersebut. Saat ditanyakan apakah hanya pasien yang bisa mendapatkan
pedang tersebut, pasien megatakan tidak, semua orang bisa mempunyainya
kalau khusyuk dan tawakal kepada Allah. Saat ditanyakan apakah pasien
khusuk dan tawakal kepada Allah, pasien merasa yakin bahwa dia telah
bertawakal kepada Allah. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa pasien
takut untuk memaki teman-teman yang mengganggunya karna pasien
mengaku bahwa apabila pasien memaki orang, maka apa yang dikatakan oleh
pasien akan terjadi secara langsung pada orang yang pasien maki tersebut.
Selain itu, pasien juga mengatakan bahwa ia mempunyai kekuatan yang
bernama ilmu gayung api dan memperagakannya di depan pemeriksa, dan
kekuatan ini dimiliki pasien sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan dengan kekuatan yang dimilikinya, pasien dapat mengetahui
bahwa orang-orang kampung sedang merindukannya. Selain itu pasien juga
megatakan bahwa orang GAM sekarang sedang membawa senjata yang dulu
dikubur di tanah.
Pada saat wawancara dengan pasien, pasien sempat mengatakan ada
aulia yang lewat didepannya. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa ia
pernah merasa bahwa ia adalah Abulya Mudawali, seorang pimpinan Dayah
8
![Page 9: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/9.jpg)
Tapak Tuan. Selama wawancara, terkadang pasien menghentikan pembicaraan
atau berbicara agak pelan karna merasa yakin bahwa ada orang yang sedang
mengintip pembicaraannya. Lalu pasien sering curiga bahwa orang yang
sedang berdiri di depan tempat pasien dirawat sedang memberikan kode. Saat
ditanyakan lebih mendetail mengenai hal tersebut, pasien tidak mau
menjelaskan. Pasien juga sempat mengatakan bahwa dipikirannya selalu
bergema kata “lailahaillalah” sejak pasien berumur 15 tahun. Hal ini menurut
pasien karena pasien suka mengaji.
Pasien mengaku awal mula pasien dibawa ke RSJ adalah tahun 2004.
Pada saat itu pasien mengamuk, marah-marah kepada ibunya dan memecahkan
piring. Saat ditanyakan alasan pasien melakukan hal tersebut, pasien tidak
mengatakan tidak taahu. Sebelumnya menurut pasien, dia sudah 8 kali keluar
masuk RSJ Banda Aceh, namun menurut laporan keluarga saat di IGD, pasien
sudah dirawat sekitar 6 kali di RSJ Banda Aceh dan sudah sekitar 3 kali putus
obat. Pasien juga mengaku sebelumnya ia pernah mengamuk di kampungnya
dan melempari rumah warga. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa pasien
sudah lama mendengar bisik-bisik, namun saat ditanyai mengenai detailnya
pasien mengatakan bahwa itu adalah rahasia.
Pasien mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMP dan berhenti
sekolah dengan alasan pasien sering diejek oleh ketua kelasnya dan akhirnya
pasien marah dan bermasalah dengan kepala sekolah. Kemudian pada tahun
2001 pasien dimasukkan ke pesantren oleh ayahnya. Namun pada tahun 2002
pasien mengatakan bahwa dia keluar dari pesantren karena kepalanya terkena
lemparan batu secara tidak sengaja oleh temannya. Saat itu kepala pasien
terluka dan berdarah namun pasien tidak sempat pingsan dan tidak dibawa ke
rumah sakit. Pasien mengatakan bahwa hal itulah yang menyebabkan pasien
mengalami gangguan. Kemudian pada tahun 2009, ayah pasien meninggal.
Pasien mengatakan bahwa ayahnya mengidap stroke, namun ayahnya dibawa
ke dukun. Pasien mengatakan bahwa dukun tersebut memakai ilmu sihir dan
ayahnya tidak sembuh justru bertambah parah dan meninggal dunia. Pasien
9
![Page 10: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/10.jpg)
selalu menyesal dan bertanya-tanya mengapa ayahnya dulu berobat ke dukun.
Pasien juga mengatakan hal itulah yang menyebabkan pasien sakit. Saat
ditanya apakah pasien pernah merasa curiga dan takut, pasien mengaku hanya
takut kepada Allah. Namun ketika menyinggung masalah ilmu sihir dan guna-
guna yang ada dikampungnya yang sebelumnya pernah pasien ceritakan,
pasien hanya mengatakan bahwa hal tersebut dianggapnya tidak ada.
Pasien bicara spontan, artikulasi cukup jelas, volume cukup, namun
terkadang jawaban kurang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Sikap
terhadap pemeriksa cukup kooperatif namun pada beberapa pertanyaan pasien
tampak resistensi. Mood eutimik, afek appropriate. Isi pikiran waham
kebesaran (+) dan waham curiga (+) serta thought echo (+). Persepsi:
halusinasi auditorik (+) commenting dan commanding dan halusinasi visual (+)
serta halusinasi taktil (+). RTA terganggu, tilikan derajat 3, fungsi kognitif
baik, pikiran abstrak baik, judgement tidak baik.
VI. DIAGNOSA BANDING
F20.0 Skizofrenia Paranoid
F22.0 Gangguan Waham
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis yang
secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan adanya suatu gejala yang
menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) dalam
fungsi psikososial, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien sakit. Terdapat
gangguan dalam RTA, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
psikosis.
Status internus dan neurologis tidak dijumpai kelainan yang mengindikasikan
gangguan medis yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak serta
mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini. Sehingga gangguan mental
organik pada pasien ini dapat disingkirkan. Pada pasien tidak ditemukan adanya
10
![Page 11: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/11.jpg)
riwayat penggunaan zat psikoaktif, sehingga gangguan akibat penggunaan zat
psikoaktif dapat disingkirkan.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan status mental dan pemeriksaan
diagnostik lebih lanjut, ditemukan adanya gejala halusinasi auditorik baik
commenting maupun commanding serta adanya waham kebesaran dan waham
curiga serta adanya thought echo lebih dari 1 bulan sehingga menimbulkan
gangguan dalam penilaian realita, bentuk pikir psikosis, terjadinya hendaya yang
jelas dalam hubungan interpersonal serta menimbulkan penderitaan yang
bermakna dalam kehidupannya. Maka menurut PPDGJ-III aksis I memenuhi
kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid.
Usia dimana pasien mulai mengalami gangguan jiwa adalah 16 tahun,
sehingga tidak ada diagnosis aksis II. Berdasarkan pemeriksaan fisik tidak
ditemukan adanya gangguan, maka tidak ada diagnosa untuk aksis III. Pada aksis
IV terdapat masalah pekerjaan dan hubungan sosial dengan lingkungan. Pada aksis
V didapatkan GAF saat ini 50-41 gejala berat, disabilitas berat.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia paranoid
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : masalah pekerjaan dan hubungan sosial dengan lingkungan
Aksis V : 50-41 gejala berat, disabilitas berat
IX. DAFTAR MASALAH
1. Psikologik :
Halusinasi auditorik comenting dan commanding, halusinasi visual dan
halusinasi taktil.
RTA terganggu
Waham kebesaran, waham curiga, serta thought echo
11
![Page 12: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/12.jpg)
2. Pekerjaan, lingkungan dan sosial : pasien tidak memiliki pekerjaan dan
dari kecil pasien suda sering berkelahi sehingga ia berhenti sekolah dan
berhenti bekerja
X. PROGNOSIS
Dubia ad malam
Hal yang mendukung prognosis pasien:
Onset muda
Tidak ada faktor pencetus yng jelas
Mengalami relaps berulang kali
Riwayat putus obat
Tidak menikah
Riwayat sosial pekerjaan buruk
XI. TERAPI
Psikofarmaka : Clozaril 25mg 1x1(malam)
Risperidone 2mg 2x1
Psikoterapi supportif dan reedukatif
Psikoedukasi terhadap keluarga: memberikan penjelasan kepada keluarga
tentang apa yang dialami pasien saat ini agar keluarga ikut berperan aktif
dalam tatalaksana pasien.
XII. DISKUSI
Pada pasien ditemukan tanda dan gejala berupa halusinasi auditorik
(comenting dan commanding) serata waham kebesaran, waham curiga serta
thought echo yang telah berlangsung lebih dari 1 bulan, sehingga memenuhi
kriteria diagnosis skizofrenia. Pasien pertma kali mengalami gangguan adalah saat
pasien berumur 16 tahun, sehingga tidak ada diagnosis untu aksis II. Pasien
memiliki masalah terkait dengan pekerjaan, lingkungan dan sosialnya. Pada pasien
12
![Page 13: Status Ujian Jiwa Bungs](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/563dbb4c550346aa9aabfbe7/html5/thumbnails/13.jpg)
diberi terapi farmakologi berupa clozaril (clozapine) dengan dosis 1x25mg
(malam) dan Risperidone 2x2mg. Clozapine merupakan golongan antipsikotik
yang tepat untuk pasien yang telah lama memiliki gangguan psikotik. Namun
karena efek sedatifnya yang kuat (4+), maka diberikan sebayak 25mg (dosis
anjuran 25-100mg) pada malam hari, sehingga pada pagi harinya pasien tidak
mengalami gangguan dalam beraktifitas. Oleh karena itu perlu dikombinasi
dengan Risperidone 2mg 2 kali sehari (dosis anjuran 4-6mg). Selain itu terhadap
keluarga pasien perlu diberikan psikoedukasi agar dapat bekerjasama dan
mendukung dalam proses penyembuhan pasien dan dapat selalu mengawasi pasien
dalam minum obat.. Pasien perlu diberikan psikoterapi supportif dan reedukatif
agar keinginannya untuk sembuh tetap terjaga dan sementara itu mempertahankan
semangatnya untuk menjalani rutinitas dalam menjalani pengobatan, serta
memperbaiki perilakuknya dalam bersosialisasi.
13