STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI · PDF file... karies dan penyakit periodontal pada ......
-
Upload
nguyendang -
Category
Documents
-
view
238 -
download
2
Transcript of STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI · PDF file... karies dan penyakit periodontal pada ......
STATUS KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN KULON PROGO
TAHUN 2014
DISUSUN OLEH:
NATALIA SRI KARUNIAWATI, SKM
NIP 19821225 200506 2 013
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KULON PROGO
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan,
selain jumlahnya yang besar (30%) dari jumlah penduduk, mereka juga merupakan
sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Masalah kesehatan
yang dialami peserta didik sangat kompleks dan bervariasi. Pada peserta didik Sekolah
Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidiyah (MI) pada umumnya lebih banyak terkait dengan
masalah perilaku hidup bersih dan sehat, sedangkan pada peserta didik sekolah
lanjutan berkaitan dengan perilaku berisiko.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa sebagian anak SD/MI masih mengalami
masalah gizi yang cukup serius. Hasil pengukuran Tinggi Badan Anak Baru Masuk
Sekolah (TBABS) tahun 1998 menunjukkan bahwa 37,8% anak SD/MI menderita
Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY)
diderita oleh 11,1% anak SD/MI (2002), SKRT 1995 menunjukkan bahwa 47,2% anak
usia sekolah menderita anemia gizi. Disamping masalah gizi kurang di beberapa
daerah perkotaan terjadi masalah gizi lebih atau kegemukan pada anak SD/MI.
Prevalensi kecacingan pada anak SD (Depkes, 2000) sebesar 60-80%, karies dan
penyakit periodontal pada anak SD 74,4% (SKRT 2001). Survey kesehatan indera
penglihatan dan pendengaran pada anak usia sekolah yang dilakukan oleh Depkes
pada tahun 1997 ditemukan kelainan refraksi sebesar 5%.
Melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada
upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif. Upaya preventif
antara lain kegiatan penjaringan kegiatan penjaringan kesehatan (skrining kesehatan)
peserta didik. Penjaringan kesehatan merupakan suatu prosedur pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan untuk memilah (skrining) anak yang sehat dan tidak sehat,
serta dapat dimanfaatkan untuk pemetaan kesehatan peserta didik. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).1)
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik
b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan
peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
program pembinaan kesehatan sekolah.
c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi program pembinaan peserta didik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pengisian
kuesioner oleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang oleh
tenaga kesehatan bersama sama kader kesehatan remaja dan guru di sekolah.
Rangkaian pemeriksaan tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun dalam
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.
Penjaringan kesehatan peserta didik meliputi:
1. Pemeriksaan keadaan umum
2. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi
3. Penilaian status gizi
4. Pemeriksaan gigi dan mulut
5. Pemeriksaan indera (pengliatan, pendengaran)
6. Pemeriksaan laboratorium
7. Pengukuran kesegaran jasmani
8. Deteksi
Paket penjaringan kesehatan termasuk pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari
pemeriksaan Hb dengan metode sahli dan pemeriksaan tinja dengan metode Kato
Katz. Pemeriksaan ini tidak harus dilakukan oleh petugas laboratorium melainkan
dapat juga dilakuan oleh tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam kegiatan
penjaringan kesehatan.2)
B. PELAKSANAAN PENJARINGAN KESEHATAN
1. PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM
Penilaian keadaan umum peserta didik dimaksudkan untuk menilai keadaan fisik
secara umum, yang meliputi hygiene perorangan dan indikasi kelainan gizi yang
dapat dinilai dengan melihat rambut warna kusam dan atau mudah dicabut, bibir
kering, pecah pecah dan mudah berdarah, sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit
tampak pucat/keriput.
Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi dan kelainan jantung.
2. PENILAIAN STATUS GIZI
Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan pemeriksaan secara klinis, riwayat
asupan makanan, ukuran tubuh (antropometri) dan penunjang (laboratorium).
Dalam kegiatan penjaringan, penilaian status gizi siswa dilakukan melalui
pengukuran antropometri yaitu mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan
menghitung indeks massa tubuh ini akan diketahui status gizi siswa.
IMT adalah indeks untuk menentukan status gizi. Indeks tersebut diperoleh dengan
membandingkan berat badan (BB) dalam kilogram terhadap tinggi badan (TB)
dalam meter kuadrat. Jika tidak ada kalkulator dapat menggunakan tabel IMT yang
tersedia.
Selanjutnya angka indeks di plot pada grafik BMI sesuai dengan jenis kelamin.
Lihat posisi plot tadi berada pada area mana:
a. Jika berada di garis Standar Deviasi (SD) +2 sampai -2 maka anak tersebut
berstatus gizi normal
b. Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak tersebut berstatus kurus
c. Jika berada di bawah garis SD -3 berarti status kurus sekali
d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai dengan SD +3 berarti anak tersebut
berstatus overweight atau gemuk
e. Jika berasa diatas SD +3 berarti status obesitas.
3. PEMERIKSAAN GIGI DAN DAN MULUT
Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan untuk
mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan
prioritas sasaran untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program
kesehatan gigi dan mulut di sekolah. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
a. Keadaan rongga mulut
b. Kebersihan mulut
c. Keadaan gusi
d. Keadaan gigi
4. PEMERIKSAAN INDERA PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN
Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah pemeriksaan yang
dilakukan setiap awal tahn ajaran baru (penjaringan) untuk mengetahui adanya
kelainan tajam penglihatan dan kelainan tajam pendengaran serta kelainan organik
pada mata dan telinga setiap siswa baru. Selanjutnya pada tengah tahun dilakukan
pemeriksaan ulang (berkala) untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan sebelumnya
atau menilai perbaikan atas koreksi yang dilakukan.
Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah;
a. Pemeriksaan Tajam Penglihatan / Kelainan Organik
- Snellen chart / E chart untuk memeriksa visus
- Penutup 1 mata (okluder)
- Pinhole (cakram berlubang)
- Loupe
- Senter
b. Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan organik
- Ruang yang kedap suara untuk melakukan tes berbisik
- Garputala
- Senter
- Otoskop
5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan dalam penjaringan peserta didik
SD/MI adalah pemeriksaan feces dan anemia. Melalui pemeriksaan faces untuk
mendeteksi ada tidaknya infeksi cacing pada seorang murid. Tujuannya adalah:
- Untuk menjaring anak sekolah yang menderita cacingan
- Meningkatkan mutu intelektual anak sekolah
- Meningkatkan cakupan program cacingan terutama pada anak sekolah
- Meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan cacingan dengan
melibatkan lintas program / lintas sektor
Bila pemeriksaan feces >50% posiitf, maka dilakukan pengobatan secara
masal (mass blanket) dan bila pemeriksaan feces ditemukan
diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
Deteksi dini dilakukan pada anak peserta didik yang menurut pengamatan guru
dalam kesehariannya menunjukkan sikap dan perilaku yang diduga perlu
mendapat perhatian.
Alat yang digunakan untuk deteksi ini adalah Kuesioner Masalah Mental
Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem
mental emosional. Kuesioner pemantauan kelainan mental emosional terdiri dari:
a. Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas? (seperti
banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap hal hal
yang sudah biasa dihadapinya)
b. Apakah anak anda tampak menghindar dari teman teman atau anggota
keluarganya? (seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih
sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal hal yang biasa sangat
dinikmati)
c. Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang terhadap
lingkungan di sekitarnya? (seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri,
seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak anak lainnya) dan tampak tidak peduli dengan nasihat
nasihat yang sudah diberikan kepadanya.
d. Apakah anak anda akan memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau
kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding
dengan anak lain seusianya
e. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi
yang buruk atau mudah teralih perhatiannya sehingga mengalami pen