Status dan Fungsi Roh Kudus menurut Pandangan Kristen...
Transcript of Status dan Fungsi Roh Kudus menurut Pandangan Kristen...
i
STATUS DAN FUNGSI ROH KUDUS MENURUT PANDANGAN KRISTEN SAKSI-SAKSI YEHUWA
(JEHOVA’S WITNESSES)
Disusun Oleh:
SULIYATI
NIM : 101032121640
Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Jakarta
1427 H/2006 M
ii
STATUS DAN FUNGSI ROH KUDUS MENURUT PANDANGAN KRISTEN SAKSI-SAKSI YEHUWA
(JEHOVA’S WITNESSES)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Perbandingan Agama
Disusun Oleh: SULIYATI
NIM: 101032121640
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. M. Nuh Hasan, MA. Drs. Hamid Nasuhi, MA. NIP: 150 240 090 NIP: 150 241 817
Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Jakarta
1427 H/2006 M
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul: UPAYA BIMBINGAN ISLAM DALAM
MEWUJUDKANKEMANDIRIAN ANAK JALANAN DI YAYASAN BINA
ANAK PERTIWI JAKARTA SELATAN yang ditulis oleh: Khozaimatul Kinanah
NIM: 102052025643 telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
15 Maret 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam.
Jakarta,
Sidang Munaqasyah
Ketua/Merangkap Anggota Sekretaris/Merangkap Anggota
Dr. Murodi, MA Dra. Hj. Musfiroh Nurlaili, MA Nip. Nip.
Anggota: Dr. A. Wahib Mu’thi, MA Dra. Asriya Nip. Nip.
Pembimbing
Umi Musyarrofah, MA Nip.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur al-hamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Adil dan Maha Pengasih tanpa inayah-Nya tak mungkin penulis bisa
mengenyam pendidikan sampai strata satu (S1). Shalawat serta salam penulis
haturkan ke haribaan baginda Rasulullah SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya
serta pengikut-pengikut beliau sampai akhir zaman.
Dengan selesainya skripsi ini, merupakan suatu kebahagiaan yang tak
terhingga bagi penulis meskipun dalam penyelesaiannya selalu mendapat rintangan-
rintangan baik dari diri sendiri maupun dari luar, namun berkat kasih sayang-Nya,
rintangan-rintangan tersebut dapat diatasi dengan sabar. Dan juga tak lupa adanya
bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberikan restu dalam penulisan skripsi ini.
Ketua dan Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Bapak Drs.
M. Lutfi, M. Ag dan Ibu Dra. Hj. Musfiroh Nurlaili, MA) yang selalu
memberikan arahan bagi selesainya studi penulis.
v
Pembimbing penulisan skripsi, Ibu Umi Musyarrofah, MA yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
Bapak/Ibu Dosen dan seluruh civitas akademika UIN Jakarta. Staff
Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Staff Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Pengurus Yayasan Bina Anak Pertiwi Khususnya Kak Zayyadi
dan Kak Abdus Meller yang telah membantu memberikan data-data yang
terkait dengan penulisan skripsi ini. Staff Perpustakaan Fakultas Psikologi UI
Jakarta dan Perpustakaan CSIS yang telah memberikan pelayanan terbaik
dalam penulisan skripsi ini.
Ayahanda dan Ibunda penulis (H. Ahmad Anshory dan Hj. Hasanah) dan
mertua penulis Moh. Asro Musyaffa' dan Hakimah yang memberi bantuan
yang tak ternilai harganya. Kakak Penulis A. Faisol, SIP yang telah
memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi S-1. Suamiku tercinta,
Hasani Asro, MA yang telah mendampingi dalam suka dan duka.
Teman-temanku, Maemunah, Yuli, Tami dan teman-teman BPI, Suliati,
Masamah, Aan, Ativ, Sari dan seluruh teman-teman yang bergabung dalam
Forum Mahasiswa Madura (Formad).
1 Shafar 1427 HCiputat, 1 Maret 2006 M
Penulis,
KHOZAIMATUL KINANAH
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………. i
Halaman Persetujuan Pembimbing……………………………………………………… ii
Halaman Pengesahan……………………………………………………………………. iii
Kata Pengantar……………………………………………………………………………. iv
Daftar Isi…………………………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
A Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………… 6
C Studi Kepustakaan………………………………………………. 6
D Metode Penelitian……………………………………………………. 7
F Sistematika Penulisan………………………………………………… 9
BAB II LANDASAN TEORITIS……………………………………………….. 11
A Bimbingan Islam…………………………………………………… 11
1. Pengertian Bimbingan Islam…………………………………….. 11
2. Pendekatan dalam Bimbingan Islam……………………………….. 18
B Anak Jalanan………………………………………………………. 21
1. Pengertian Anak Jalanan……………………………………….. 21
2. Kategori Anak Jalanan………………………………………… 25
3. Latar Belakang Munculnya Anak Jalanan……………………… 28
C Kemandirian……………………………………………………….. 30
1. Pengertian Kemandirian…………………………………………. 31
vii
2. Ciri-Ciri Orang Yang Mandiri………………………………….. 32
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian 34
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….. 46
A. Gambaran Umum Yayasan Bina Anak Pertiwi…………………… 46
B Pelaksanaan Bimbingan Islam terhadap Anak Jalanan……………… 56
C Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Bimbingan……….. 69
D Analisa Hasil Penelitian 70
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………. 73
A Kesimpulan …………………………………………………………… 73
B Saran ………………………………………………………………….. 75
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 76
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kalau berbicara tentang agama Kristen, yang ada di dalam pandangan kita
adalah konsep mengenai Tritunggal, konsep tersebut masih tetap menarik diperdebatkan dari dulu sampai sekarang, baik dikalangan tokoh-tokoh agama, pemuka gereja, para teolog maupun para intelektual. Sedang kalau berbicara tentang konsep Tritunggal maka yang muncul dibenak kita adalah tiga pribadi yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus atau secara bersamaan mereka adalah Allah. Doktrin Tritunggal juga mengatakan bahwa ketiganya, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah setara, Maha Kuasa, dan tidak diciptakan, telah ada kekal selama-lamanya dalam keilahian.
Roh Kudus dalam pandangan tradisi Kristen adalah merupakan pribadi Ketiga, yang disembah dan dimuliakan bersama dengan Bapa dan Putra sebagai yang satu dalam kodrat dan sama dalam keagungan pribadi pribadi dengan Bapa dan Putra1. Roh Kudus bukan suatu daya, tenaga atau kekuatan, melainkan salah satu Oknum dari tiga Oknum dalam satu Allah. Dia adalah pelipur (Parakletos) dalam bahasa Yunani, yang datang dari Allah untuk memberi nasehat dan penghiburan kepada kita (Yoh. 14; 16)2. Ia berperan sebagai penolong, penghibur bagi umat manusia. Meskipun sebenarnya bedasarkan hasil dari Konsili Nicea yang merupakan ajang perumusan doktrin ini sama sekali tidak menyinggung tentang posisi Roh Kudus. Dalam Konsili Nicea menyepakati bahwa Allah dan Yesus adalah sebuah pribadi (Hypostasis) dan Yesus merupakan sehakikat (Houmoousius) dengan Allah. Sementara status Roh Kudus dalam Konsili Nicea tidak dibicarakan begitu banyak dan tidak disepakati sebagai satu kesatuan Tritunggal.
Kontroversi ini terus menyulut perseteruan antara Arius dan Athanasius yang sangat mendukung konsep di atas. Sedangkan Arius tetap pada pendirinnya bahwa Yesus tetap lebih rendah dari Allah karena Dia adalah ciptaan Allah.3
1 Gerald O’Collins S J, dan Edward G. Farruq S J. Kamus Teologi, h. 279
2 G.C. Van Niftrik dan S.J. Boland, Dogmatika Masakini, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1976), Cet 5, h. 340
3 Di samping kedua pihak yang bertentangan itu masih ada pihak tengah yang merupakan mayoritas yang dipimpin oleh ahli sejarah gereja, yakni Eusebius dari Caesarea, dan juga dikenal sebagai pihak Origenistik dan landasan pandangannya adalah asas-asas yang dikemukakan Origen. Pihak ini condong kepada pihak Arius dan menentang doktrin bahwa anak sama substansinya dengan Bapa (homoousios). Pihak ini mengajukan suatu pernyataan yang telah diketengahkan
ix
Roh Kudus diutus seperti dalam (Yoh. 14;16, 26) Yesus mengatakan “Dan aku akan mohon kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu, seorang penolong yang lain, supaya ia menyertaimu selama-lamanya” yaitu “Roh kebenaran (Roh Kudus) (Yoh. 14:17). Selanjutnya Yesus sebagai Anak Allah berkata dalam (Yoh. 15:26) bahwa “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang datang dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”. Dalam ayat selanjutnya Yesus menegaskan kembali bahwa “Kamu juga harus bersaksi, karena dari awal Kamu telah bersamaKu”. (Yoh. 15:27). Berawal dari pengalaman kegagalan dan kematian (paska), Yesus yang tadinya mati tetap dipahami sebagai penghubung manusia dengan Allah.
Pengalaman itu diartikan sebagai pertolongan “Roh Kudus”, yang dalam pengharapan bangsa Yahudi menjadi ciri khas akhir zaman. Maka dengan pembangkitan Yesus, yang disusul akan pengalaman Roh Kudus, Allah sudah memulai akhir zaman yang akan diselesaikan oleh Yesus juga. Karena itu Yesus bisa dikatakan Anak Manusia dan Mesias yang diharapkan, tokoh penyelamatan, wakil dan kuasa Allah.4 Roh Kudus sendiri bekerja dalam Yesus Kristus (Luk. 4:18; Mat. 12:28), dan Roh Kudus juga bekerja dalam diri orang yang percaya (Yoh. 3:6; Mat. 10:20).
Pernyataan penyatuan di antara tiga oknum tersirat tatkala Yesus dalam kandungan ibunya (Maryam). Diawali dengan pertanyaan Maryam kepada malaikat tentang status kandungannya, karena dia belum bersuami, maka malaikat menjawab “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa dari yang Mahatinggi akan menaungi Engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus, Putra Allah” (Luk.1:35).
Selain itu yang juga menjadi dasar dalil penyatuan tiga oknum adalah proses pembaptisan Yesus Kristus oleh Yohanes Pembaptis, yang termuat dalam (Mat. 3:16) redaksinya sebagai berikut “setelah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan Ia
Eusebius, yang menyerahkan segala sesuatunya kepada pihak Aleksander dan Athanasius dengan satu pengecualian yakni doktrin di atas; dan menyatakan bahwa istilah homoousios hendaknya diganti dengan homoiousios; jadi mereka mengajarkan bahwa anak sama substansinya dengan Bapa. Setelah melalui perdebatan yang panjang akhirnya pihak Athanasius berhasil memenangkannya. Dewan Nicea akhirnya mengeluarkan pernyataan: Kita percaya kepada Tuhan Yang Esa, Bapa yang Mahabisa, Pencipta yang tampak maupun tidak tampak. Dan percaya pada satu Tuhan Yesus Kristus yang sama substansinya (homoousios) dengan Bapa dan seterusnya. Ini merupakan pernyataan yang tegas, dimana esensi anak dinyatakan identik dengan esensi Bapa; sama tingginya dengan Bapak serta mengakui Kristus sebagai autotheos. Selengkapnya, coba lihat dalam, L. Berkhof, Sejarah Perkembangan Trinitas (terjemahan Thoriq A. Hindun) diambil dari internet pada tanggal 14 Juli 2003, http://media.isnet.org/kristen/sejarah/.
4 C. Groenen Sejarah Dogma Kristologi, Perkembangan Pemikiran Tentang Yesus Kristus Pada Umat Kristen, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), h. 67
x
melihat langit terbuka dan Ia juga melihat turun seperti seekor burung merpati, Roh Allah datang atasNya”.
Secara spesifik pembicaraan tentang Roh Kudus belum banyak
mendapat perhatian dan pembahasan, walaupun telah muncul berbagai
wacana yang masih simpang siur mengenai subjek tersebut. Arius
berpendapat bahwa Roh Kudus adalah sesuatu yang pertama diciptakan oleh
anak (Yesus), suatu pendapat yang dalam banyak hal sesuai dengan
pandangan Origenes.5
Athanasius berpendapat bahwa esensi Roh Kudus sama dengan esensi
Bapa. Tetapi pernyataan Nicea hanya mengeluarkan satu pernyataan yang
tidak pasti tentang hal ini, Konsili Nicea sama sekali tidak membahas secara
tuntas tentang status dan peran Roh Kudus dalam Tritunggal. Sementara
Kelompok Kapadokian mengikuti atau menganut opini pandangan Athanasius
dan dengan penuh semangat mempertahankan Roh Kudus adalah
homoousios (sehakikat dengan Yesus dan Bapa). Hilary dari Poitiers di
5 Pandangan Origenes mengenai Status Yesus sangat menggemparkan para kardinal dan
Uskup Roma karena dianggap bersebrangan dengan kepercayaan dan keyakinan gereja. Origenes mengatakan bahwa Yesus bukan Allah yang Esa akan tetapi merupakan Allah Kedua yang kekuatannya ada dibawah Allah Bapa. Pandangan Origenes ini Subordinasi karena menempatkan Yesus pada posisi lebih rendah dari Allah Bapa. Berbeda dengan Arius yang juga sebagai sebab panasnya gaerah Teologi Kristen yang menyatakan bahwa Yesus adalah bukan Allah namun manusia yang diangkat derjatnya menjadi ilahi. Dengan demikian Yesus bukan Ilahi dari azalinya. Untuk lebih lengkapnya silahkan baca dalam bukunya L. Berkhof, yang berjudul, Sejarah Perkembangan Ajaran Trinitas, (Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru, 1992), h.11
xi
Barat berpendapat bahwa Roh Kudus sebagai pencarian ke dalam Tuhan,
bukanlah sesuatu yang di luar esensi kekal (divine essence).6
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Macedonius, bishop Kota
Konstantinopel, yang menyatakan bahwa Roh Kudus adalah suatu ciptaan yang lebih
rendah (subordinate) daripada Anak (tunduk terhadap Anak), akan tetapi pendapat ini
pada umumnya dianggap heretik (berbau bid’ah), dan para pengikutnya digelari aliran
Pneumatokis (pneuma = spirit, machomai = ucapan iblis). Pada waktu Dewan Umum
Konstantinopel mengadakan pertemuan pada tahun 381, dewan ini mengumumkan
bahwa mereka mengakui pernyataan Nicea, yang dipimpin oleh Gregory dari
Nazianzus dengan menerima perumusan berikut tentang Roh Kudus: "Dan kami
percaya di dalam Roh Kudus, Tuhan Pemberi Kehidupan, yang berasal dari Bapak
yang akan dimenangkan oleh Bapak dan anak, dan yang berbicara melalui para
nabi." 7
Setelah Konsili Nicea perdebatan terus berlangsung selama puluhan tahun.
Pertikaian teologi yang hebat dan lama ini mereda setelah Theodosius Agung yang
anti-Arian, naik menjadi Kaisar pada tahun 379. Ia meneguhkan Kredo dari konsili
Nicea sebagai standar untuk daerahnya dan mengadakan Konsili Konstantinopel pada
tahun 381 M.8 Pengudusan karya ketiga pribadi dilaksanakan oleh Roh Kudus dan
6 L. Berkhof, Sejarah Perkembangan Ajaran Trinitas, h. 12
7 L. Berkhof, Sejarah Perkembangan Ajaran Trinitas, h. 12
8 International Bible Students Association, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal,(New York: Wachtower Bible and Tract Society of New York, 1989), h. 8
xii
dianugerahkan kepada semua orang beriman (Yoh. 20:22; Rm. 5:5). ST Atanasius
dan Aleksandria (296-373) dan ST. Sirilus dari Aleksandria meninggal 444 membela
keilahian Roh justru karena Roh itu membuat kita serupa dengan Allah yaitu dengan
menguduskan atau mengilahikan kita. Keilahian Roh dinyatakan pada Konsili
Konstatinopel pertama tahun 381 9
Dari deskripsi di atas telah jelas mengenai status dan fungsi Roh Kudus
dalam pandangan Kristen secara umumnya yaitu sebagai pribadi ketiga,
setelah pribadi Bapa dan Anak. Berbeda halnya dengan pendapat Kristen
Saksi-Saksi Yehuwa yang menganggap Roh Kudus bukan sebagai pribadi,
melainkan sebagai tenaga aktif atau kekuatan yang dimiliki oleh Allah
Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud tujuan-Nya, sampai taraf
tertentu, hal ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat
digunakan untuk melakukan beragam fungsi.10
Adapun bukti bahwa seseorang memiliki Roh Kudus adalah bisa dilihat
(Luk. 4:18, 31-35) ketika Yesus membaca dari kitab nabi Yesaya bahwa "Roh
Tuhan (Yehuwa) ada pada-Ku, oleh sebab itu Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik. Kemudian Yesus pergi ke Kepernaum (sebuah
kota di Galilea), lalu mengajar di situ pada hari Sabat.mereka takjub
9 Gerald O' Collins S.J. Dan Edward G. Farruq S.J. Kamus Teologi, h. 279
10 Internatinal Bible Studens Association, Haruskah Anda Percaya Kepeda Tritunggal, h. 20
xiii
mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam
rumah ibadat itu ada seseorang yang kerasukan setan dan ia berteriak
dengan suara keras. Tapi Yesus menghardiknya, kata-Nya “Diam, keluarlah
dari padanya! Dan setan itupun menghempaskan orang itu dan sama sekali
tidak menyakitinya”. (Apa yang membuktikan bahwa Yesus memiliki Roh
Allah? Kisah itu tidak mengatakan bahwa Yesus gemetar atau berteriak atau
bergerak dengan penuh emosi. Sebaliknya, dikatakan Ia berbicara dengan
penuh kuasa. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada saat itu memang roh
setan membuat orang itu berteriak dan terhempas ke tanah).11
A. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Persoalan Roh Kudus adalah suatu hal yang urgen dalam agama Kristen.
Perbedaan pandangan tentang Roh Kudus telah menjadi wacana aktual dalam setiap
pembicaraan mengenai peran dan fungsinya dalam agama Kristen. Roh Kudus yang
diyakini sebagai pribadi ketiga dalam Tritunggal sekaligus menjadi panutan iman
bagi agama Kristen. Namun demikian pandangan ini tidak secara mutlak sebagai
kebenaran ajaran agama Kristen. Kristen Saksi-Saksi Yehuwa Justru menganggap
Roh Kudus sebagai pribadi adalah merupakan suatu kebodohan. Mereka meyakini
11 International Bible Students Association, Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab,
(New york, Wachtower Bible and Tract society Of Pennsylvania, 1989), h. 320
xiv
bahwa Roh Kudus adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan oleh Allah
dan Yesus sebagai Juruselamat dunia.
Dari berbagai persoalan, maka penulisan skripsi ini lebih diarahkan pada
persoalan-persoalan: Bagaimana Status dan Fungsi Roh Kudus menurut Pandangan
Kristen Saksi-Saksi Yehuwa?
B.
C. C. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
Untuk mengkaji permasalahan ini, pertama penulis melakukan penelitian
kepustakaan (Library Research) yaitu dengan cara mencari dan mengumpulkan
bahan-bahan yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi yaitu berupa data-data
sumber ilmiah seperti buku-buku, ensiklopedi, majalah, diktat, artikel, dan data-data
tertulis lainnya, yang diperoleh sebagai pendukung serta ditambah pula dengan
konsultasi dan wawancara dengan penganut kristen Saksi-saksi Yehuwa sebagai
penjelas dan pelengkap dalam tulisan ini.
Agar lebih paham dan mencapai target dalam sasaran pembahasan ini, maka
penulis menggunakan metode deskriptif-analitik, yaitu dengan menggambarkan Roh
Kudus secara umum, Sejarah Saksi-Saksi Yehuwa, dan yang lebih penting mengenai
Status dan Fungsi Roh Kudus menurut Saksi-Saksi Yehuwa dan kemudian penulis
menganalisanya.
Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu sepenuhnya pada
standar penulisan skripsi dengan buku, “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
xv
Disertasi” yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Press tahun 2004.
D. Sistematika Penulisan
Agar dalam penyusunan skripsi ini lebih mudah, maka pembahasan ini dibagi
menjadi lima bab dengan perincian sebagai berikut:
D. BAB I. PENDAHULUAN, meliputi Latar Belakang
masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, serta
Metode Penelitian, Teknik Penulisan, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II. SAKSI-SAKSI YEHUWA (JEHOVA’S WITNESSES), Siapa Saksi-
Saksi Yehuwa, Sejarah Singkat Perkembangan Saksi-Saksi Yehuwa, serta Inti
Kepercayaan dan Pokok-Pokok Ajaran Saksi-Saksi Yehuwa.
BAB III. STATUS DAN FUNGSI ROH KUDUS DALAM PERSPEKSTIF
Saksi-Saksi Yehuwa (JEHOVA’S WITNESSES), menjelaskan tentang Penjelasan
Alkitab Tentang Roh Kudus, Pengertian Roh Kudus secara umum, Roh Kudus dalam
Perspektif Saksi-Saksi Yehuwa, Fungsi Roh Kudus Sebagai Tenaga Aktif Allah, serta
sebuah catatan kritis penulis.
E. BAB IV. PENUTUP, Meliputi kesimpulan, saran, dan
penulis juga lampirkan hasil wawancara dengan penganut
agama tersebut, kemudian sebagai akhir dari keseluruhan
xvi
tulisan ini penulis cantumkan daftar kepustakaan yang
penulis pakai sebagai rujukan dalam skripsi ini.
xvii
BAB II
SAKSI-SAKSI YEHUWA (JEHOVA’S WITNESSES)
A. Siapa Saksi-Saksi Yehuwa
Menurut majalah The Watchtower, kata “saksi” adalah memberi pengertian
tentang apa artinya menjadi saksi bagi Yehuwa. Dalam kitab-kitab Ibrani, kata benda
yang diterjemahkan “saksi” (edh) berasal dari kata kerja (udh) yang berarti “kembali
atau mengulangi, melakukan lagi”. Mengenai kata benda (edh), buku Theological
Wordbook Of The Old Testament mengatakan, “seorang saksi adalah seseorang yang
dengan cara mengulang, dengan tandas menegaskan kesaksiannya. Kata (edh) dikenal
baik dalam bahasa pengadilan. Buku A Compherensive Etimological Dictionary Of
the Hebrew Language for Readers of English, menambahkan “makna asli (dari kata
kerja udh) kemungkinan ia berkata berulang kali dan dengan penuh ketegasan”.12
Arti dari Yehuwa adalah pencipta dan secara sah penguasa alam semesta
Yang Berdaulat. Kata “Yehuwa” adalah diterjemahkan dari Tetragramation Ibrani
yang berarti “Ia menyebabkan menjadi”. Keempat huruf Ibrani ini ditulis ,(הוהי)
dalam banyak bahasa dengan huruf JHVH atau YHWH13. Nama Allah, yang
dinyatakan oleh keempat huruf mati ini, muncul hampir 7000 kali dalam “perjanjian
12 International Bible Students Association, Saksi-Saksi Yehuwa: Pemberita Kerajaan Allah,
(Brooklyn: Watch Tower Bible And Tract Society of New York, 1993), h. 12
13 International Bible Students Association, Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, (Brookylin: Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania, 1994), h. 419
xviii
lama” atau Alkitab Ibrani yang asli, sedang kalau dalam buku “Dialog Saksi-Saksi
Yehuwa dengan Ahmadiyah” nama tersebut berjumlah 6823 kali. Nama itu
merupakan salah satu bentuk dari kata kerja Ibrani ha-wah (הוהי, yang berarti
“menjadi” dan sebenarnya memaksudkan “Ia menyebabkan Menjadi”. Maka
namaNya memperkenalkan Dia sebagai pribadi yang secara bertahap memenuhi janji-
janjinya dan dengan pasti mewujudkan maksud tujuanNya. Hanya Allah yang benar
dapat memakai nama yang penuh arti sedemikian14. Yaitu Suatu nama yang bisa
mendatangkan kebenaran dan bisa memenuhi maksud-maksud dan tujuan-tujuan
manusia sebagaimana dinyatakan dalam Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan
Yehuwa, bahwa Yehuwa adalah sumber kebenaran Rohani. Sesungguhnya, Sang
Pemazmur Daud menyebut Yehuwa sebagai “Allah Kebenaran”.(Mazmur 31:5; 43:3)
Yesuspun mengakui bahwa Firman Bapanya adalah Kebenaran, dan ia juga
menyatakan “Ada tertulis dalam Kitab para Nabi, dan mereka semua akan diajar oleh
Yehuwa Sang Instruktur Agung.(Yesaya 30:20,21) para pencari kebenaran perlu
kesempatan “Pengetahuan tentang Allah”.(Amsal 2:5) dan Yehuwa secara pengasih
telah mengajarkan atau menyampaikan kebenaran dengan berbagai cara.
Misalnya, melalui para Malaikat, Allah menyampaikan hukum taurat kepada
bangsa Israel(Galatia 3:19) melalui mimpi, Ia menjanjikan berkat kepada para
patriak(lelaki), Abraham dan Yakub.(Kejadian 15:12-16; 28:10-19) Allah bahkan
berbicara dari surga, seperti ketika Yesus dibaptis dan kata-kata yang menggetarkan
14 Internationl Bible Students Association, Nama Ilahi Yang Akan Kekal Selama-lamanya, (Brooklyn: Watch Tower Bible And Tract Society of New York, ), h. 6
xix
ini terdengar di bumi, “Inilah Putraku, yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan.”
(Matius 3:17). Kita juga dapat berterimakasih, karena Allah menyampaikan
kebenaran dengan mengilhami para penulis Alkitab. (2 Timotius 3:16, 17) Oleh
karena itu, dengan mempelajari Firman Allah, kita dapat memiliki ‘iman akan
kebenaran’(Tesalonika 2:13).15
Meskipun demikian, dalam Alkitab semacam ini pun kita biasanya dapat
mengetahui di mana letak nama Yehuwa menurut salinan asli kitab-kitab Ibrani.
Karena di ayat-ayat tersebut kata penggantinya ditulis dalam huruf besar, seperti :
Allah, Tuhan. Beberapa terjemahan modern menggunakan nama Yehuwa atau
Yahweh. Oleh karena itu, Terjemahan Dunia Baru menuliskan (Yesaya 42:8)
sebagai berikut , “Akulah Yehuwa. Itulah namaku”.16
Saksi-Saksi Yehuwa adalah sekte yang didirikan oleh Charles Taze Russel
(1852-1916) di Amerika Serikat dan pada awalnya disebut “Assosiasi Pelajar Kitab
Suci Internasional” Ia yakin bahwa kedatangan Kristen yang kedua akan terjadi
dalam waktu yang dekat dan keyakinan inilah yang ia sebarkan. Sikapnya
bermusuhan terhadap gereja-gereja dan benci terhadap pemerintahan sipil. Oleh
karena itu pengikutnya seringkali melawan hukum dan kemudian dibela oleh Joseph
15 International Bible Students Association, Apa Yang Telah Terjadi dengan Api Neraka
(Brookylin: Wachtower Bible and Tract Society of New York, 2002), h. 17
16 International Bible Students Association, Saksi-Saksi Yehuwa Siapakah Mereka? Apa Yang Mereka Percayai? (Brooklyn: Wachtower Bible and Tract Society of New York, 2002) , h. 4
xx
Franklin Rutherford (1864-1941). Rutherford kemudian menjadi pemimpin kedua
sekte ini yang selanjutnya disebut “Saksi-Saksi Yehuwa”
Nama Saksi-Saksi Yehuwa yang mereka sandang mempunyai makna yang
deskriptif, menunjukkan bahwa mereka memberikan kesaksian tentang Yehuwa,
Keilahian-Nya, dan maksud tujuan-Nya. “Allah”, “Tuhan “dan “Pencipta”, seperti
halnya “Presiden”. “Raja” dan “Jenderal” adalah gelar yang dapat disandang oleh
beberapa tokoh sekaligus. Akan tetapi “Yehuwa” adalah nama pribadi dan merujuk
kepada Allah Yang Maha Kuasa dan pencipta alam semesta. Ini diperlihatkan dalam
(Mazmur 83: 19) menurut terjemahan Klinkret,. “Supaya diketahuinya, bahwa
Engkau sendiri jua dengan namaMu Hua Allah yang Maha Tinggi atas seluruh bumi
ini”.
Pada dasarnya Saksi-Saksi Yehuwa adalah orang-orang biasa. Mereka tidak luput
dari problem ekonomi, kesehatan, emosi dan kesalahan, karena mereka bukanlah
manusia sempurna dan bukan pula manusia terilham. Tetapi mereka berupaya
menarik pelajaran dari pengalaman dan mempelajari Alkitab dengan rajin dan tekun
agar dapat memperbaiki diri. Mereka membaktikan diri kepada Allah untuk
melakukan kehendak-Nya, dan mereka mengerahkan diri untuk menunaikan
pembaktiannya, dalam segala kegiatan, mereka mencari bimbingan Firman Allah dan
Roh Kudus-Nya17.
17 International Bible Students Association, saksi-saksi Yehuwa Siapakah Mereka? Apa yang
Mereka Percayai?, h. 3
xxi
Bagi mereka sungguh penting untuk mendasarkan kepercayaannya pada Alkitab,
bukan pada pendapat-pendapat rekaan manusia ataupun kredo-kredo agama. Mereka
sependapat dengan Rasul Paulus yang di bawah ilham yang menyatakan, “Biarlah
Allah didapati benar, meskipun setiap orang didapati pendusta” (Roma 3:4).
Sehubungan dengan ajaran-ajaran yang diakui sebagai kebenaran Alkitab, Saksi-
Saksi ini sangat setuju dengan pendirian orang-orang Berea ketika mendengarkan
kesaksian Rasul Paulus, “Mereka menerima Firman dengan kegairahan pikiran yang
sangat besar, dan setiap hari mereka memeriksa tulisan-tulisan kudus dengan teliti
untuk mengetahui apakah hal itu benar-benar demikian.”(Kisah 17:11). Saksi-Saksi
Yehuwa percaya bahwa semua ajaran agama harus diuji dahulu kebenarannya dengan
menggunakan tulisan-tulisan kudus yang terilham, entah ajaran itu dikemukakan oleh
mereka sendiri atau oleh pihak lain. Mereka mengundang sesamanya untuk berbuat
demikian, dengan berdiskusi bersama mereka.
Dengan demikan, jelas bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai Alkitab sebagai
Firman Allah. Mereka benar-benar hanya berpegang pada Alkitab, mereka tidak
berani menambahi dan mengurangi isi dari Alkitab tersebut. Mereka percaya bahwa
ke- 66 buku dalam Alkitab benar-benar terilham dalam hal sejarah. Bagian yang
umumnya disebut Perjanjian Baru mereka sebut sebagai Kitab-kitab Yunani Kristen,
sedangkan Perjanjian Lama mereka sebut sebagai Kitab-kitab Ibrani. Mereka
sepenuhnya menggunakan Alkitab, baik Kitab-Kitab Yunani maupun Kitab-Kitab
Ibrani serta memahaminya secara harfiah kecuali bila terdapat latar belakang yang
jelas-jelas bersifat lambang atau simbolis. Mereka memahami bahwa banyak nubuat
xxii
Alkitab sudah tergenap, ada pula yang sudah digenapi, dan selebihnya masih
menantikan saat penggenapannya.18
Sesungguhnya Saksi-Saksi Yehuwa sangat berkeinginan dengan tulus agar lebih
dikenal secara lebih baik dan benar. Saksi-Saksi Yehuwa menaruh minat kepada
sesama dan kesejahteraan sosial. Mereka ingin menjadi teman atau sahabat sesama
dan bercerita lebih banyak tentang siapa mereka, apa yang mereka percayai,
bagaimana mereka di organisasi, serta bagaimana perasaan mereka terhadap
ummat manusia dan dunia tempat kita semua hidup. Dalam bidang politik Saksi-
Saksi Yehuwa tidak begitu berambisi bahkan mereka lebih memilih netral,
siapapun yang memerintah di negerinya, mereka tunduk dan kalau dilihat dari
pengakuannya mereka lebih memilih menyembah Allah Yehuwa ketimbang
manusia.19
Catatan Alkitab yang menjadi dasar nama Saksi-Saksi Yehuwa adalah (Yesaya
pasal 43). Dalam catatan itu, dunia ini diumpamakan sebagai ruang persidangan:
Allah-Allah dari bangsa –bangsa dipersilahkan untuk mengajukan Saksi-Saksinya
guna membuktikan keadilan dan kebenaran kasus-kasus yang mereka kemukakan
atau untuk mendengarkan Saksi-Saksi dipihak Yehuwa dan untuk mengakui
kebenaran. Di catatan itu, Yehuwa mengatakan kepada umatnya, “Kamulah Saksi-
18 International Bible Students Association, Saksi-Saksi Yehuwa Siapakah Mereka? Apa Yang
Mereka Percayai?, h. 4
19 Hasil wawancara dengan bapak Bima Sudianto (panetua Saksi-Saksi Yehuwa di Pamulang) pada tanggal 5 Maret di kediamannya
xxiii
SaksiKu, demikian ucapan Yehuwa, hambaKu yang telah Kupilih, supaya kamu
mengenal dan beriman kepadaKu, agar kamu mengerti bahwa Aku adalah pribadi
yang sama. Sebelum aku tidak ada Allah yang dibentuk, dan setelah aku tetap tidak
ada yang lain. Aku-Akulah Yehuwa, dan selain Aku, tidak ada juruselamat lain”
(Yesaya 43:10-11).
Allah Yehuwa telah memiliki Saksi-Saksi di bumi ribuan tahun sebelum Kristus
lahir. Setelah Ibrani pasal 2 menyebutkan sederetan orang beriman, (Ibrani 12:1)
mengatakan “Maka karena kita mempunyai begitu banyak saksi bagaikan awan yang
mengelilingi kita, dan biarlah kita berlari dengan tekun dalam perlombaan yang
ditetapkan bagi kita.” Yesus berkata dihadapan Pontius Pilatus , “Untuk inilah Aku
dilahirkan, dan untuk inilah Aku datang ke dunia, agar Aku memberikan kesaksian
tentang kebenaran.” Ia disebut “Saksi yang setia dan benar”.(Yohanes 18:37);
Penyingkapan (Wahyu 3:14). Yesus memberi tahu murid-muridnya, “Kamu akan
menerima kuasa pada waktu Roh Kudus datang ke atasmu, dan kamu akan menjadi
saksiku di Yerussalem maupun di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke bagian
yang paling jauh di bumi.”( Kisah 1:8).
Oleh karena itu, dewasa ini kira-kira 6.000.000 orang pemberita kabar baik
Kerajaan Yehuwa di bawah kepemimpinan Yesus Kristus yang lebih dari 230 negeri
merasa layak menyandang nama Saksi-Saksi Yehuwa.20
20 International Bible Students Association, Saksi-saksi Yehuwa Siapakah Mereka? Apa Yang Mereka Percayai?, h. 5
xxiv
B. Perkembangan Saksi-saksi Yehuwa
Kalau di lihat dari sejarah modern yaitu pada awal tahun 1870-an, bermula
lebih dari seratus tahun yang lalu, Saksi-Saksi Yehuwa berawal dari dibentuknya
suatu kelompok pelajar Alkitab yang sederhana di Allegheny, Pennsylvania, Amerika
Serikat, yang sekarang menjadi bagian dari Pittsburgh. Charles Taze Russel adalah
pelopor utama kelompok belajar tersebut. Pada bulan Juli 1879 majalah Zion’s Watch
Tower and Herald of Christ’s Presence, terbit dalam edisi pertamanya. Kemudian
pada tahun 1880, sejumlah sidang telah terbentuk di negara-negara bagian di
sekitarnya yang berpangkal dari kelompok belajar Alkitab yang beranggotakan
sedikit orang. Di tahun 1881 terbentuklah Zion’s Watch Tower Tract Society dan pada
tahun 1884 organisasi ini dijadikan badan hukum dengan Russel sebagai presidennya.
Nama lembaga itu kemudian berganti nama menjadi Watch Tower Bible and Tract
Society ‘Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal'.
Pada tahun 1909 pekerjaan lembaga ini mulai bertaraf intrernasional dan
kantor pusatnya di Brooklyn, New York. Khotbah-khotbah tercetak dimuat dalam
surat-surat kabar dan pada tahun 1913, khotbah-khotbah ini telah dicetak dalam
empat bahasa di ribuan surat kabar di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Buku,
buku kecil, dan risalah telah disiarkan dalam jumlah ratusan juta. Pada tahun 1912,
proyek “Drama Foto Penciptaan “ mulai digarap, melalui Slide dan film bersuara,
yang dikisahkan awal mula penciptaan bumi hingga akhir Pemerintahan Seribu
xxv
Tahun Kristus dan pada tahun 1914 drama foto ini, mulai dipertunjukkan dengan
35.000 penonton setiap hari. Drama foto ini merupakan cikal bakal film bersuara.21
Pada tahun 1876, siswa Alkitab Charles Taze Russel menyumbangkan sebuah
artikel berjudul ‘Zaman Orang Kafir, Kapankah Berakhir’?. Dilihat dari
perkembangannya tampak terlihat zaman yang kritis semakin dekat, yaitu zaman
orang kafir. Tujuh masa akan berakhir pada tahun 1914 M. Pada tahun yang sama
juga siswa Alkitab, Charles Taze Russel mempunyai pandangan bahwa kedatangan
Kristus akan terjadi.22 Zaman orang kafir adalah suatu pendekatan yang diistilahkan
diterjemahan Alkitab lainnya sebagai “Wahyu yang ditetapkan bagi bangsa-bangsa”
(Lukas 21: 24). Memang, tidak semua peristiwa yang mereka harapkan akan terjadi
pada tahun 1914, namun tahun tersebut menandai akhir dari zaman orang kafir dan
merupakan tahun yang sangat penting. Banyak sejarawan dan komentator setuju
bahwa tahun 1914 merupakan titik balik dalam sejarah umat manusia23.
Adapun bukti dari kekritisan yang terjadi pada tahun 1914, bisa dilihat dari
kutipan berikut ini ”Tahun terakhir yang sepenuhnya ‘normal’ dalam sejarah adalah
1913, setahun sebelum Perang Dunia 1 mulai.” Tajuk rencana Times-Herald,
Wasington , D.C., 13 Maret 1949. Seluruh dunia benar-benar hancur pada Perang
21 International Bible Studens Association, Saksi-saksi Yehuwa Siapakah Mereka? Apa Yang
Mereka Percayai , h. 6
22 Pdt. Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2000) Cet ke-4, h. 319
23 International Bible Students Association, Zaman Orang Kafir, Kapan Berakhir?, Bible Examine (Brooklyn: Watchtower Bible and Tract Society of New York,Oktober 1876), h. 27
xxvi
Dunia 1 dan kita masih belum tahu alasannya. Sebelum itu orang mengira bahwa
utopia (gambaran tentang sistem sosial-politik yang sempurna) telah terbentang di
hadapan mata. Ada perdamaian dan kemakmuran. Kemudian segalanya hancur. Sejak
itu, mereka berada dalam keadaan mati suri (fakum). Jumlah korban tewas di abad
ini jauh melebihi abad-abad sebelumnya sepanjang sejarah.” Dr. Walker Percy,
American Medical News, 21 November 197724.
Pada tahun 1916, Presiden pertama Charles Taze Russel meninggal dunia.
Pada tahun berikutnya digantikan oleh Joseph F. Rutherford, yaitu pada bulan Januari
tahun 1917, banyak perubahan terjadi. Majalah pendamping The Watchtower (menara
pengawal), yaitu The Golden Age (Zaman Keemasan), diperkenalkan. (Sekarang
disebut Awake {Sedarlah} yang bertiras lebih dari 20.000.000 eksemplar kurang
lebih dari 80 bahasa. Kesaksian dari rumah ke rumah semakin digiatkan. Untuk
membedakan diri dari denominasi-denominasi Susunan Kristen, maka pada tahun
1931 orang-orang Kristen ini mulai menggunakan nama Saksi-Saksi Yehuwa. Nama
ini berdasarkan (Yesaya 43:10-12).
Pada awal kepemimpinan Joseph F Rutherford, Ia pertama kali berkenalan
dengan ajaran Russel melalui beberapa wanita missionaris yang mengunjungi
kantornya pada tahun 1894. Pada kepemimpinannya, Lembaga menara Pengawal
sering melibatkan diri dalam berbagai masalah yang menyangkut hukum. Melalui
banyak kasus, tidak jarang mereka mempelopori pembaharuan undang-undang di
24 International Bible Students Association, Saksi-saksi Yehuwa, Siapakah Mereka? Apa Yang Mereka Percayai?, h. 7
xxvii
Amerika Serikat, terutama menyangkut kebebasan beragama seperti yang telah
terlihat dalam contoh kasus berikut ini. Tanggal 6 April 1917 Amerika Serikat secara
resmi melibatkan diri dalam perang Dunia 1. Joseph F. Rutherford bersama tujuh
pemimpin menara pengawal lainnya menentang hal tersebut, bahkan menolak
memberi hormat kepada bendera, karena hal itu dianggap sebagai pengagungan
kepada bendera secara berlebihan dihadapan Tuhan (sampai kini hal tersebut
merupakan salah satu ajaran mereka), Akibatnya mereka berdelapan didakwa dan
disalahkan menentang pemerintah, sehingga akhirnya di penjarakan25.
Di Amerika Serikat, setelah naik banding di pengadilan yang lebih rendah, 43
kasus yang dimenangkan, salah satunya kasus di atas. Prof C. S. Braden, dalam
bukunya These Also Believe, mengatakan tentang saksi-saksi,”mereka telah banyak
berjasa dalam menegakkan demokrasi, dengan berjuang mempertahankan hak-hak
sipil mereka, karena dalam pertarungan, mereka telah berbuat banyak untuk
melindungi hak-hak tersebut bagi setiap kelompok minoritas di Amerika.”26
Pada tahun 1942 Josep F Rutherford meninggal dunia, yang kemudian
digantikan oleh Nathan Knorr dan T.W. Frans yang memegang tapuk kepemimpinan.
Sedangkan pada tahun 1943 terbentuklah suatu pelatihan terpadu yaitu sekolah
pelatihan yang dikhususkan bagi para utusan injil dengan nama sekolah Alkitab
Gilead Menara Pengawal, yang mana lulusannya diutus ke Negara-negara diseluruh
25 Jan. S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam dan di Sekitar Gereja, h. 323
26 Internationa Bible Students Association, Saksi-saksi Yehuwa. Siapakah Mereka? Apa Yang Mereka Percayai?, h. 8
xxviii
dunia. N.H. Knorr meninggal pada tahun 1977. Salah satu perubahan yang sempat
ditangani dalam bidang pengorganisasian waktu ia masih hidup adalah penambahan
jumlah anggota Badan Pimpinan, yang berlokasi di kantor pusat sedunia di
Brooklyn27.
Sejarah Saksi-Saksi Yehuwa pada zaman modern sarat dengan peristiwa-
peristiwa dramatis. Dari satu kelompok kecil pelajar Alkitab di Pennsylvania pada
tahun 1870, Saksi-Saksi ini telah berkembang sampai tahun 2001 ini, menjadi kira-
kira 90.000 sidang di seluruh dunia. Pada mulanya semua lektur dicetak oleh
perusahaan komersil; kemudian pada tahun 1920, Saksi-Saksi mencetak beberapa
lekturnya di gedung-gedung percetakan sewaan. Namun sejak tahun 1927 dan
seterusnya, semakin banyak lektur mulai dihasilkan di Gedung Percetakan bertingkat
delapan di Brooklyn, New York, milik Watch Tower Bible and Tract Society Of New
York, gedung ini sekarang telah diperluas hingga mencakup gedung-gedung
percetakan lainnya serta sebuah komplek perkantoran. Ada pula gedung-gedung yang
berdekatan di Brooklyn untuk menampung para rohaniawan yang melayani secara
sukarela untuk mengoperasikan fasilitas percetakan ini. Selain itu, perladangan dan
percetakan dioperasikan di dekat Wallkill, di sebelah utara New York.28.
27 International Bible Students Association, Saksi-saksi Yehuwa. Siapakah Mereka? Apa Yang
Mereka Percayai?, h. 9
28 International Bible Students Association, Saksi-saksi Yehuwa. Siapakah Mereka? Apa yang Mereka Percayai?, h. 11
xxix
Pada tahun 1893, kebaktian besar pertama diselenggarakan di Chicago,
Illinois, AS. Kebaktian ini dihadiri oleh 360 orang, dan sejumlah 70 orang yang
dibaptis. Satu-satunya kebaktian akbar international diadakan di Kota New York pada
tahun 1958. Kebaktian ini berlokasi di Yankee Stadium. Secara keseluruhan,
rangkaian-rangkaian kebaktian international mencakup ribuan kebaktian di negeri-
negeri di seputar bumi29.
C. Inti Kepercayaan Dan Pokok-Pokok Ajaran Kristen Saksi-Saksi Yehuwa
Dalam ajaran gereja terdapat hal-hal yang bertentangan dengan doktrin
kepercayaan prinsipil dari Gereja Roma Katolik dan Protestan30. Perbedaan yang ada
dalam ajaran Saksi-saksi Yehuwa tercantum dalam tabel di bawah ini:
Inti Kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah’s Witnesses)31
No Kepercayaan Dasar Alkitabnya
1. Alkitab adalah Firman Allah dan kebenaran 2 Tim. 3:16, 17; Ptr. 1:20, 21;
Yoh. 17:17
2. Alkitab lebih dapat diandalkan daripada tradisi Mat. 15:3; Kol. 2:8
3. Nama Allah adalah Yehuwa Maz. 83:18; Yes. 26:4; 42:8,
29 International Bible Students Association, Saksi-saksi Yehuwa. Siapakah Mereka? Apa Yang
Mereka Percayai?, h. 11
30 HM. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar (Jakarta: PT Golden Trayon Press. 2002) Cet. Ke- 10, h. 190
31 Intenational Bible Students Association, Saksi-Saksi Yehuwa. Siapakah Mereka? Apa Yang Mereka Percayai?, h. 13
xxx
Klingkert; Kel. 6:3
4. Kristus adalah Putra Allah dan lebih rendah
daripada Allah
Mat. 3:17; Yoh. 8:42; 14:28;
20:17; 1 kor. 11:3; 15:28
5. Kristus adalah ciptaan Allah yang pertama Kol. 1:15; Pny. (Why) 3:14
6. Kristus mati di tiang siksaan bukan di tiang salib Gal. 3:13; Ks. 5:30
7. Kehidupan manusiawi kristus dibayarkan sebagai
tebusan bagi manusia yang taat
Mat. 20:28; 1 Tim. 2:5, 6; 1
Ptr. 2:24
8. Korban tebusan Kristus cukup sekali saja Rm. 6:10; Ibr. 9:25-28
9. Kristus dibangkitkan dari kematian sebagai
pribadi roh yang tidak berkematian
1 Ptr. 3:18; Rm. 6:9; Pny.
1:17, 18
10. Kehadiran Kristus adalah sebagai makhluk roh Yoh. 14:19; Mat. 24:4; 2 Kor.
5:16; Maz. 110:1, 2
11. Kita sekarang berada pada ‘akhir zaman’ Mat. 24:3-14; 2 Tim. 3:1-5;
Luk. 17:26-30
12.
Kerajaan di bawah kepemimpinan Kristus akan
memerintah bumi dengan keadil-benaran dan
perdamaian
Yes. 9:6, 7; 11:1-5; Dan. 7:13,
14; Mat. 6:10
13. Kerajaan akan mendatangkan kondisi kehidupan
yang ideal di bumi
Maz. 72:1-4; Pny. 7:9, 10, 13-
17; 21:3,4
14. Bumi tidak akan pernah dimusnahkan atau
kosong tak berpenghuni
Pkh. 1:4; Yes. 45:18; Maz.
78:69
xxxi
15. Allah akan membinasakan sistem sekarang pada
peperangan di Har-Magedon
Pny. 16:14, 16; Zef. 3:8; Dan.
2:44; Yes. 34:2; 55:10, 11
16. Orang fasik akan dilenyapkan selama-lamanya Mat. 25:41-46; 2 Tes. 1:6-9
17. Orang-orang yang Allah perkenan akan
menerima kehidupan abadi
Yoh. 3:16; 10:27, 28; 17:3;
Mrk. 10:29, 30
18. Hanya ada satu jalan menuju kehidupan Mat. 7:13, 14; Ef. 4:4, 5
19. Kematian manusia disebabkan oleh dosa Adam Rm. 5:12; 6:23
20. Jiwa manusia musnah ketika mati Yeh. 18:4; Pkh. 9:10; Maz.
6:5; 146:4; Yoh. 11:11-14
21. Neraka adalah kuburan umum umat manusia Ayb. 14:13; Dy; Pny. 20:13,
14, AV (Margin)
22. Harapan bagi orang mati adalah kebangkitan 1Kor. 15:20-22; Yoh. 5:28, 29;
11:25, 26
23. Kematian akibat dosa Adam akan ditiadakan 1 Kor. 15:26, 54; Pny. 21:4;
Yes. 25:8
24.
Hanya suatu kawanan kecil sejumlah 144.000
orang yang pergi ke surga dan memerintah
bersama Kristus
Luk. 12:32; Pny. 14:1, 3; 1
Kor. 15:40-53; Pny. 5:9, 10
25. Ke- 144.000 dilahirkan kembali sebagai Putra-
Putra rohani Allah
1 Ptr. 1:23; Yoh. 3:3; Pny.
7:3,4
26. Perjanjian Baru diadakan dengan Israel rohani Yer. 31:31; Ibr. 8:10-13
xxxii
27. Sidang Kristus dibangun di atas Kristus sendiri Ef. 2:20; Yes. 16:16; Mat.
21:42
28. Doa harus hanya ditujukan pada Allah Yehuwa
dengan perantaraan Kristus Yoh. 14:6, 13, 14; 1 Tim. 2:5
29. Patung-patung tidak boleh digunakan dalam
ibadat
Kel. 20:4, 5; Im. 26:1; 1Kor.
10:14; 1 Tim. 2:5
30. Spiritisme harus dijauhi Ul. 18:10-12; Gal. 5:19-21;
Im. 19:31
31. Setan adalah penguasa dunia yang tidak kelihatan1 Yoh. 5:19; 2 Kor. 4:4; Yoh.
12:31
32. Seorang Kristen tidak boleh ambil bagian dalam
gerakan-gerakan antar kepercayaan
2 Kor. 6:14-17; 11:13-15; Gal.
5:9; Ul. 7:1-5
33. Seorang Kristen harus tetap terpisah dari dunia Yak. 4:4; 1 Yoh. 2:15; Yoh.
12:31
34. Semua hukum manusia yang tidak bertentangan
dengan hukum Allah harus dipatuhi
Mat. 22:20, 21; 1 Ptr. 2:12;
4:15
35. Memasukkan darah ke tubuh melalui mulut atau
pembuluh darah melanggar hukum Allah
Kej. 9:3, 4; Im. 17:14; Kis.
15:28, 29
36. Hukum moral Alkitab harus dipatuhi 1 Kor. 6:9, 10; Ibr. 13:4; 1
Tim. 3:2; Ams. 5:1-23
37. Peringatan Sabat hanya diberikan kepada Israel Ul. 5:15; Kel. 31:13; Rm.
xxxiii
dan berahir bersama Hukum Musa 10:4; Gal. 4:9, 10; Kol. 2:16,
17
38. Golongan pemimpin agama serta gelar-gelar
keagamaan tidak patut
Mat. 23:8-12; 20:25-27; Ayb.
32:21,22
39. Manusia bukan hasil evolusi melainkan
diciptakan
Yes. 45:12; Kej. 1:27; Mat.
19:4
40. Kristus menetapkan pola yang harus diikuti
dalam melayani Allah
1 Ptr. 2:21; Ibr. 10:7; Yoh.
4:34; 6:38
41. Baptisan dilakukan dengan membenamkan
seluruh tubuh melambangkan pembaktian
Mrk. 1:9, 10; Yoh. 3:23; Kis.
19:4, 5
42.
Orang Krsiten dengan senang hati memberikan
kesaksian di hadapan umum tentang kebenaran
Alkitab
Rm. 10:10; Ibr. 13:15; Yes.
43:10-12
Firman berarti titah atau sabda, khususnya sabda raja atau Allah. ‘Firman’
Allah lazim digunakan oleh umat Kristen-Protestan untuk sabda Allah dan kitab
suci32. Kristen Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai Alkitab sebagai firman Allah dan
meyakini bahwa pada hakikatnya Alkitab tidak mengandung kesalahan, karena ditulis
dengan cermat sesuai dengan amanat yang didiktekan Allah. Tetapi Alkitab Versi
modern mengandung terjemahan sendiri: New World Translation Of Holy Scriptures
32 A.Heuken S.J. Ensiklopedi Gereja, Jilid 1,A-G. (Jakarta:Yayasan Cipta Loka Caraka:1995), h. 325
xxxiv
pada tahun 196133. Mereka percaya bahwa “segenap tulisan kudus yang diillhamkan
Allah dan bermanfaat untuk mengajar” (Timotus 3:16). Orang Kristen masa awal
tidak memandang Allah, Kristus dan Roh Kudus sebagai suatu Tritunggal34.
Kata Tritunggal ataupun doktrinnya yang jelas tidak terdapat dalam pasal-
pasal Perjanjian Baru; Yesus dan para pengikutnya kata mereka, juga tidak
bermaksud menyangkal Syema (sebuah doa Ibrani) di Perjanjian Lama atau Syahadat,
‘Dengarlah hai orang-orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa’ (Ula. 6:4).
Orang Kristen tidak menyembah Allah tiga serangkai Romawi atau Allah-Allah lain.
Mereka menerima pernyataan Yesus bahwa Yehuwa sajalah yang harus disembah.
(Mat. 4:10). Selain itu mereka meyakini kata-kata Kristus, “Bapak lebih besar
daripada Aku.” (Yoh. 4:28). Inilah yang dianut oleh Saksi-Saksi dari Yehuwa35.
Adapun Ajaran-ajaran pokok Kristen Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dengan
ajaran Kekristenan pada umumnya yaitu sebagai berikut:
1. Tidak Ada Tritunggal
Saksi-Saksi Yehuwa berpendapat bahwa Alkitab tidak mengajarkan doktrin
Tritunggal. Sebaliknya Alkitab mengatakan bahwa hanya ada satu Allah yang benar
dan kekal. “Yehuwa adalah Allah kita; Yehuwa itu Esa”.(Ul:6:4) Ia adalah Pencipta
33 Jan’s Aritonang, Berbgai Aliarn di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 334
34 International Bible Students Association, Ada Apa dengan Api Neraka, (Menara Pengawal, 15 Juli 2002), h. 18
35 International Bible Students Association, Ada Apa dengan api Neraka, h. 19
xxxv
kekal, Maha kuasa. Yesus hidup di bumi sebagai manusia sempurna dan mati untuk
manusia yang tidak sempurna. Allah dengan baik hati menerima kehidupan Yesus
sebagai tebusan, dan dengan demikian keselamatan bagi orang-orang yang setia
dimungkinkan. Ini adalah kehendak Allah. (Luk.22:42; Roma 5:12).
Yehuwa adalah Sang Bapa, Ia satu-satunya Allah yang benar (Yohanes. 17: 3;
Markus. 12:29) Yesus adalah Putra sulungNya dan Ia tunduk kepada Allah. (1
Korintus 11:3) Bapa lebih besar dari pada Anak. (Yohanes 14:28) Roh Kudus
bukanlah suatu pribadi, Ia adalah Tenaga Aktif Allah (Kejadian 1:2, Kisah 2:18)
2. Kebangkitan
Harapan yang sesungguhnya bagi manusia adalah kebangkitan, kembalinya
orang-orang mati ke bumi yang telah dipulihkan menjadi firdaus. Orang-orang yang
telah melayani Allah akan diberkati atas kesetiaan mereka. Orang-orang yang mati
sebelum mengetahui tentang Allah akan mendapat kesempatan di Firdaus. Jadi, "akan
ada kebangkitan untuk orang-orang yang adil-benar maupun yang tidak adil-benar".
(Kisah 24:15) Yang tidak akan dibangkitkan hanyalah orang-orang yang dinilai tidak
layak oleh Allah.
3. Tidak Ada Jiwa Yang Tidak Berkematian
Apa yang terjadi pada orang-orang apabila mereka meninggal?. Sebagaimana
Firman Allah menyatakan bahwa "Yang hidup sadar bahwa mereka akan mati sama
sekali tidak sadar akan apapun" (Pengkhotbah 9:5) manusia tidak memiliki jiwa yang
tidak berkematian. Orang yang mengira bahwa mereka berbicara kepada orang mati,
xxxvi
sebenarnya berkomunikasi dengan hantu-hantu. Demikian pula, doa bagi orang mati
yang tidak mendatangkan manfaat bagi siapapun kecuali bagi para pendeta yang
dibayar untuk berdoa bagi mereka.
4. Tidak Ada Api Neraka
Allah Yang Pengasih tidak akan menciptakan suatu tempat bagi orang mati
untuk menderita selama-lamanya. Allah sendiri menjelaskan bahwa membakar dan
menyiksa manusia merupakan “hal-hal yang tidak pernah Kuperintahkan dan tidak
akan pernah muncul dalam hati-Ku (Yeremia 7:31)36.
5. Tidak Ada Nasib
Allah, kata mereka tidak menulis apapun pada dahi orang-orang yang tidak
ada nasib yang menentukan masa depan kita sebelum kita lahir. Kita bertanggung
jawab atas apa yang kita lakukan, atas pilihan yang kita buat. “Kita masing-masing
akan memberikan pertanggungjawaban kepada Allah” (Roma 14:12).
6. Tidak Ada Golongan Pendeta
Sistem ajaran Kristen Saksi-Saksi Yehuwa tidak mengenal adanya golongan
pendeta. Oleh sebab itu dalam struktur organisasi mereka tidak ada sistem gereja,
yang mana pendeta berkuasa secara penuh dalam menentukan jamaatnya. Kristen
Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan sidang-sidang sebagai tempat bertukar pikiran,
36 International Bible Student Association, Saksi-Saksi Yehuwa,Siapakah Mereka?Apa Yang Mereka Percayai?, h. 5
xxxvii
sehingga setiap jamaat dapat bertukar pikiran serta mempunyai kedudukan yang
sama.
Setiap orang yang berbakti kepada Allah berkedudukan sama di mata-Nya.
Semua penyembah sejati adalah bersaudara. Allah tidak menetapkan golongan
pendeta yang ditinggikan37. Yesus mengatakan , “Setiap orang yang meninggikan diri
akan direndahkan, tetapi dia yang merendahkan diri akan ditinggikan.” (Luk.18:14)
Allah akan menghukum mereka yang menggunakan agama untuk meninggikan diri
sendiri (Mat. 23:4-2).
7. Tidak Ada Penyembahan Berhala
Kristen Saksi-Saksi Yehuwa merupakan penganut paham monoteisme,
mereka tidak menggunakan berhala-berhala atau symbol-simbol lain seperti salib,
patung yang sering digunakan oleh Kekristenan. Kata mereka Allah “Allah adalah
Roh” dan orang yang menyembah dia harus dengan Roh dan kebenaran. (Yoh.4:24)
Para penyaksi ini juga mengatakan, para penyembah sejati tidak menggunakan
berhala.
8. Netral Dalam Politik
Kristen Saksi-Saksi Yehuwa membiarkan kasih kristen yang sejati terhadap
sesama tapi mereka tidak tertarik terhadap persoalan-persoalan dunia politik, mereka
37 Hasil wawancara dengan Bapak Widi dan Bapak Eko di Kemang pada hari Minggu 12 Februari jam 17.00-18.00
xxxviii
menyediakan kebutuhan jasmani keluarga mereka tapi menjauhi haluan dunia yang
mengarah kepada pemuasan diri secara berlebihan. Mereka lebih memilih netral
dalam berpolitk. Meskipun demikian mereka tetap peduli terhadap persoalan-
persoalan sosial.
Mereka berpegang pada suatu prinsip yang diajarkan Yesus. Yesus
mengatakan bahwa para pengikutnya harus bukan “bagian dari dunia”. (Yoh.17:16)
karena itu, Saksi-Saksi Yehuwa tidak ikut campur dalam politik nasional atau politik
setempat. Selain itu mereka adalah orang-orang yang taat hukum. (Rom 13:1,5-7).
9. Standar Moral Yang Tinggi
Kehidupan sosial Saksi-Saksi Yehuwa selalu mengikuti perkataan Yesus
dalam Alkitab. Yesus melukiskan cara mengenali para penyembah sejati sewaktu ia
mengatakan, “inilah perintahku, agar kamu mengasihi satu sama lain sebagaimana
aku telah mengasihi kamu” (Yoh. 15:12,13) pasal lain dalam Alkitab mengatakan,
“Buah roh, adalah kasih, suka cita, damai, kepanjangsabaran, kebaikan hati, iman,
kelemahlembutan, dan pengendalian diri.” (Gal.5:22,23).
Orang-orang yang memperlihatkan sifat-sifat ini tidak akan berdusta, mencuri,
berjudi, menyalahgunakan obat, atau melakukan perbuatan seksual yang tidak
bermoral, seperti apabila laki-laki dan perempuan ingin hidup bersama, maka
keduanya harus diikat dengan tali perkawinan dulu (Efesus 4:25-28) mereka
xxxix
mengasihi Allah, jadi mereka menghindari apa yang dibenci Allah. Prinsip-prinsip
ini mengatur kehidupan Saksi-Saksi Yehuwa 38
10.Akhir Dunia yang Sudah Mendekat
Kristen Saksi-saksi Yehuwa meyakini bahwa manusia saat ini hidup pada
zaman terakhir, yaitu zaman dimana Armagedon akan terjadi. Sekaligus terjadinya
kehidupan Firdaus melalui bumi yang telah dipulihkan. Atau suatu zaman kembalinya
kedaulatan Yehuwa terhadap sistem kehidupan dunia ini.
Mereka juga percaya, bahwa penggenapan nubuat memperlihatkan bahwa
manusia hidup pada hari-hari terakhir dari sistem dunia ini. (Daniel 2:44) Apakah
semua perkara yang sudah kita lakukan menyenangkan Allah? Allah adalah Esa,
maka hanya ada satu agama yang benar. Agama yang dimaksud tidak bertentangan
dengan kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Karena itu perlu menyelidiki Firman tersebut,
itulah yang dilakukan oleh Saksi-Saksi Yehuwa atau gerakan Menara Pengawal ini.
Menurut doktrin Tritunggal, Roh Kudus adalah pribadi yang ketiga dari
Keilahiannya, setara dengan sang Bapa dan sang Anak. Seperti dikatakan buku Our
Ortodox Christian Faith: “Roh kudus adalah Allah sepenuhnya”. Dalam kitab-kitab
Ibrani, kata yang paling sering digunakan untuk “roh” ialah ru’ach, yang
berarti”nafas; angin; roh”. Dalam Kitab-kitab Yunani, kata tersebut adalah pne’uma
38 International Bible Students Association, Siapakah Saksi-Saksi Yehuwa?, (Brooklyn:
Wachtower Bible and Tract Society of Pennyslvania, 2002), h. 6
xl
yang mempunyai arti sama.39 Sementara menurut Saksi-Saksi Yehuwa “Roh Kudus”
seperti yang dijelaskan dalam Alkitab adalah suatu kekuatan atau tenaga yang
dikendalikan yang digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagi
maksud tujuan-Nya. Sampai taraf tetentu, ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga
yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi.
Dalam kejadian 1:2 Alkitab berkata bahwa “Roh {bahasa Ibrani, ru’ach}
Allah melayang-layang di atas permukaan air”. Roh Allah adalah tenaga aktif-Nya
yang bekerja untuk membentuk bumi. Allah menggunakan Roh-Nya untuk
memberikan penerangan kepada mereka yang melayani Dia. Seperti doa Daud:
“Ajarlah aku melakukan kehendakMu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh
{ru’ach}Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!” (Mazmur143:10) ketika
70 pria yang cakap ditunjuk untuk membantu Musa, Allah berkata kepadanya:
“Sebagian dari Roh {ru’ach}yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh
atas mereka.”(Bilangan 11:17).
Nubuat Alkitab dicatat ketika orang-orang dari Allah ‘didorong oleh Roh
(bahasa Yunani, dari pneuma) Kudus.” (Petrus 1:20,21) Dengan cara ini Alkitab
“diilhamkan Allah”. Kata Yunani untuk itu adalah The.o’pneu.stos, yang berarti
“dinafaskan oleh Allah”. (Timotius 3:16) Dan Roh Kudus membimbing orang-orang
tertentu untuk mendapatkan penglihatan-penglihatan atau mimpi nubuat(2 Samuel
23:2; Yoel 2:28,29; Lukas 1:67; Kisah 1:16; 2:32-33). Melalui Roh-Nya, Allah
39 Internatonal Bible Students Association, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal, (Brooklyn: Wachtower Bible and Tract Society of New York, 1989), h. 20
xli
melaksanakan vonis-Nya atas manusia dan bangsa-bangsa. (Yesaya 30:27, 28; 59:18,
19) dan Roh Allah dapat sampai kemana-mana, bertindak demi orang-orang atau
melawan mereka (Mazmur 139:7-12)40.
Yesus menyebut Roh Kudus sebagai “seorang penolong”, dan ia berkata
bahwa Roh ini akan mengajar, membimbing, dan berbicara. (Yohanes 14:16, 26;
16:13)
Menurut mereka harapan yang sesungguhnya bagi manusia adalah
kebangkitan, yaitu kembalinya orang-orang mati ke bumi yang telah di pulihkan
menjadi firdaus. Orang-orang yang telah melayani Allah akan diberkati, atas
kesetiaan mereka. Mereka berhak hidup berdampingan dalam pemerintahan Kerajaan
Allah yang dipimpin oleh Yesus Kristus.
Sementara orang-orang yang belum dapat menjadi pelayan Allah dengan baik
atau mengetahui tentang Allah akan mendapat kesempatan di Firdaus untuk
memperbaikinya. Jadi, “akan ada kebangkitan untuk orang-orang yang adil-benar
maupun yang tidak adil-benar.” (Kisah 24:15) Yang tidak dibangkitkan hanyalah
orang-orang yang dinilai tidak layak oleh Al-Kitab.
Yesus menyebut Roh Kudus sebagai “Seorang Penolong” dan Ia berkata
bahwa Roh ini akan mengajar, membimbing, berbicara. (Yohanes 14:16,26; 16:13)
kata Yunani yang Ia gunakan untuk penolong (pa.ra’kle.tos) adalah kata yang
berjenis laki-laki atau maskulin. Jadi kata Yesus menyatakan apa yang akan
40 International Bible Students Association, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal, h. 21
xlii
dilakukan penolong itu, ia menggunakan kata ganti nama pribadi laki-laki. (Yohanes
16:7,8) sebaliknya, bila kata Yunani yang berjenis netral untuk Roh (pneu’ma)
digunakan, kata ganti yang netral “it” dalam bahasa Inggris itulah yang digunakan.41
Jadi bila Al-Kitab menggunakan kata ganti nama pribadi berjenis laki-laki
sehubungan dengan pa.ra’kle.tos dalam (Yohanes 16:7,8) hal ini sesuai dengan
peraturan tata bahasa, bukan menyatakan suatu doktrin.
41 International Bible Students Association, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal, h. 22
xliii
BAB III
STATUS DAN FUNGSI ROH KUDUS DALAM PERSPEKTIF SAKSI-
SAKSI YEHUWA (JEHOVA’S WITNESSES)
A. Penjelasan Alkitab Tentang Roh Kudus
Orang-orang Saksi Yehuwa sangat berpegang teguh pada Alkitab
bukan pada pendapat-pendapat manusia atau kredo-kredo agama. Karena
Alkitab bagi mereka adalah sandaran hidup agar dapat memperbaiki diri.
Setiap harinya orang-orang Saksi Yehuwa mengabdikan diri kepada Allah
untuk melakukan kehendak-Nya dan mereka mengerahkan diri untuk
menunaikan pembaktian itu. Dalam segala aktivitas dan kegiatannya, mereka
mencari bimbingan Firman Allah dan Roh Kudus-Nya.42
Saksi-Saksi Yehuwa berpendapat bahwa Roh Kudus yang
dipergunakan dalam Alkitab menyatakan bahwa Ia adalah suatu kekuatan
atau tenaga aktif yang digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan
berbagai maksud tujuan-Nya. Mereka sangat gigih dalam mempertahankan
pendapatnya bahwa dasar dari semua dimensi kehidupan beragama adalah
42 International Bible Student Association, Saksi-Saksi Yehuwa, Siapakah Mereka? Apa yang
Mereka Percayai? (Brooklyn , New York, Wachtower Bible and Tract Society of New York, 2001), h. 3
xliv
Alkitab, yang mengajarkan keesaan Allah. Jadi Alkitab adalah pedoman
utama bagi kristen Saksi-Saksi Yehuwa dalam memberi informasi mengenai
Allah, Yesus, dan Roh Kudus, bukan termasuk dogma Tritunggal yang
menyatakan bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi, memang ada ayat-ayat
Alkitab yang mengatakan bahwa ia seolah-olah suatu pribadi, namun
perhatikan apa yang dikatakan oleh Edmund Fortman mengenai hal ini dalam
The Triune God :“Walaupun Roh ini sering dipersonifikasikan, tampak jelas
sekali bahwa para penulis kitab-kitab suci {dari kitab-kitab Ibrani} tidak
pernah menganggap Roh itu sebagai suatu pribadi tersendiri”.43
Meskipun mendukung Tritunggal, sumber itu mengatakan, mengenai
(2 Korintus 13:13-14): “Kita tidak dapat dengan tepat menarik kesimpulan
bahwa mereka memiliki wewenang yang sama, atau sifat yang sama”. Dan
mengenai (Matius 28:18-20) dikatakan :”Tetapi, ayat ini jika diambil begitu
saja, tidak akan membuktikan dengan pasti bahwa ketiga subyek yang
disebutkan masing-masing adalah satu pribadi, atau bahwa mereka setara
atau bersifat ilahi”.
Ketika Yesus dibaptis, Allah, Yesus, dan Roh Kudus juga
disebutkan dalam konteks yang sama. Yesus “melihat Roh Allah seperti
burung merpati turun ke atasNya”. (Matius 3:16) tetapi, ini tidak berarti
43 International Bible Student Association, Haruskah Anda Percaya KepadaTritunggal?
(Brooklyn: Wachtower Bible and Tract Society of New York, 1989), hal. 21
xlv
bahwa ketiganya adalah satu, Abraham, Ishak, dan Yakub banyak sekali
disebutkan bersama-sama, tetapi hal itu tidak membuat mereka menjadi
satu. Petrus, Yakobus dan Yohanes disebutkan bersama-sama, tetapi itu tidak
membuat mereka menjadi satu juga. Lagi pula, Roh Allah turun ke atas Yesus
pada saat pembaptisannya, yang menunjukkan bahwa sebelum itu Yesus
tidak diurapi dengan Roh. Maka, bagaimana mungkin ia menjadi bagian dari
suatu Tritunggal padahal ia tidak selalu satu dengan Roh Kudus?.44
Kutipan lain yang menyebutkan ketiganya bersama-sama terdapat
dalam beberapa terjemahan Alkitab yang lebih tua dalam (1 Yohanes 5:7).
Namun, para sarjana mengakui bahwa kata-kata ini pada awalnya tidak
terdapat dalam Alkitab, tetapi baru ditambahkan belakangan. Kebanyakan
terjemahan modern dengan benar menghilangkan ayat yang palsu ini.
Yesus juga menyebut Roh Kudus sebagai “penolong” (bahasa Yunani),
pa.ra’kle.tos), dan mengatakan bahwa penolong ini akan “mengajar”,
“bersaksi”, “berkata-kata”, dan ‘mendengar’. (Yoh. 14:16. 17,26; 15;26;
16:13) dalam Alkitab ada hal-hal yang dipersonifikasikan. Misalnya, hikmat
disebut mempunyai “anak-anak”. (Luk. 7:35) dosa dan kematian dikatakan
berlaku sebagai penguasa atau raja. (Rm. 5:14,21) ada ayat-ayat yang
mengatakan bahwa roh itu “berkata-kata”, namun ayat-ayat lain mengatakan
44 International Bible Students Association, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal? h.
23
xlvi
bahwa ini dilakukan melalui malaikat atau manusia. (Kis. 4:24, 25; 28:25;
Mat. 10:19, 20); bandingkan dengan (kisah 20:23 dengan 21: 10, 11.) Dalam
(1 Yohanes 5:6-8), bukan hanya Roh tetapi “air dan darah” juga dikatakan
“memberi kesaksian”. Jadi tidak satupun dari mengenai ayat-ayat itu yang
menyatakan bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi.45
Selaras dengan ini ialah penggunaan umum dari kata “Roh Kudus”
dalam Alkitab dengan cara yang tidak menunjukkannya sebagai suatu
pribadi, seperti pada waktu menyejajarkannya dengan air dan api. (Matius
3:11; Markus 1:8) Orang-orang dianjurkan agar menjadi penuh dengan Roh
Kudus dan bukan dengan anggur. (Efesus 5:18) Mereka dikatakan dipenuhi
dengan sifat-sifat, seperi hikmat, iman, dan sukacita. (Kisah 6:3; 11:24;
13:52) dan dalam (2 Korintus 6:6) Roh Kudus dimasukkan di antara sejumlah
sifat. Pernyataan-pernyataan seperti itu tidak akan digunakan jika Roh Kudus
benar-benar suatu pribadi.
Kemudian, walaupun beberapa ayat Alkitab mengatakan bahwa Roh
itu berbicara, ayat-ayat lain menunjukkan bahwa ini sebenarnya dilakukan
melalui manusia atau malaikat. (Matius 10:19,20; Kisah 4:24, 25; 28:28;
Ibrani 2:2) Tindakan Roh dalam peristiwa-peristiwa tersebut adalah seperti
45 International Bible Students Association, Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-ayat Alkitab
(Brooklyn: Wachtower Bible and Tract Society of New York, 1987) h. 319
xlvii
gelombang radio yang mengirimkan berita dari satu orang kepada orang lain
ditempat yang jauh.
Dalam (Matius 28:19) disebutkan “nama Roh Kudus.” Namun kata
“nama” tidak selalu berarti nama pribadi, dalam bahasa Yunani maupun
bahasa Indonesia. Bila kita mengatakan “atas nama hukum” kita tidak
menunjuk seseorang. Kita memaksudkan apa yang diwakili oleh hukum itu,
yaitu wewenangnya. Word Picture in the New Testament karya Robertson
mengatakan: “Penggunaan nama (onoma) di sini umum dilakukan dalam
Septuaginta dan papirus lain untuk kuasa atau wewenang.” Jadi pembaptisan
dalam nama Roh Kudus menyatakan seseorang mengakui wewenang roh itu,
bahwa ini berasal dari Allah dan berfungsi melalui kehendak ilahi.46
Teolog Katolik Fortman; “Orang-orang Yahudi tidak pernah
menganggap Roh itu sebagai suatu pribadi, juga tidak ada bukti yang kuat
bahwa ada penulis perjanjian lama yang menganut pandangan ini. Biasanya
Roh Kudus dinyatakan dalam sinoptiks (injil-injil) dan dalam buku Kisah
sebagai suatu kekuatan atau kuasa Ilahi”. New Catholik Encyclopedia
“perjanjian lama” dengan jelas tidak menggambarkan Roh Allah sebagai
suatu pribadi …..Roh Allah hanyalah Kuasa dari Allah. Jika ini kadang-kadang
dinyatakan sebagai sesuatu yang berbeda dari Allah, ini adalah karena nafas
46 International Bible Students Association, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, h.
22
xlviii
Yahweh bertindak di luar dari-Nya. “Buku itu juga mengatakan ; mayoritas
naskah-naskah Perjanjian Baru menyatakan Roh Allah sebagai sesuatu,
bukan seseorang; ini terutama terlihat dalam kesejajaran antara Roh dan
kuasa Allah. Jadi “secara keseluruhan penjelasan Alkitab itu baik di perjanjian
lama maupun perjanjian baru dalam berbicara tentang Roh itu adalah
sebagai suatu energi atau kuasa ilahi.”47 Roh Kudus (Kisah 2:4) adalah
intipati atau kuasa Allah yang Kristus janjikan akan utuskan kepada umat-
umat pilihan (Yohanes 16:7). Roh Kudus bukan suatu pribadi dan bukan
bagian dari suatu Tritunggal, tetapi Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah yang
Ia gunakan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Roh Kudus tidak setara
dengan Allah tetapi selalu dipakai oleh-Nya dan lebih rendah dari pada Dia.
B. Roh Kudus Secara Umum
Roh Kudus menurut doktrin Tritunggal adalah Pribadi ketiga dari
keilahian setara dengan Sang Bapa dan Sang Anak, Seperti dikatakan buku
Our Ortodox Christian Faith: “Roh Kudus adalah Allah sepenuhnya,48 Roh
Kudus adalah Allah sendiri yang datang kepada kita dari luar (“dari atas”),
yang menyatakan dirinya kepada kita serta bertindak terhadap kita
47 Internatiomal Bible Students Association, Haruskah Anda Percaya Tritunggal?, h. 22
48 Haruskah Anda Percaya kepada Tritunggal, h. 20
xlix
Kesaksian tentang pernyataan Allah ialah Alkitab. Apabila dalam
Alkitab dibicarakan tentang Allah Bapa, maka dibicarakan pula tentang Yesus
dan tentang Roh Kudus. Demikianlah Allah menyatakan diriNya, demikian Ia
membuat kita mengenal Dia, yaitu dengan tiga nama yang menunjuk kepada
tiga “Cara Berada-Nya” sebagai “Allah Bapa”, sebagai “Allah Anak”, sebagai
“Allah Roh Kudus”. Ketiganya ini bukanlah Tiga Ilahi ataupun tiga Tuhan,
melainkan adalah Allah yang Satu dan Esa49. Dalam Diri Allah ada Tiga
pribadi tapi Allah itu tetap satu, ada hubungan yang sangat erat antara ketiga
pribadi ini dan hubungannya tersebut terjadi karena daya kekuatan Allah Roh
kudus yang mempersatukan antara Bapa dan Putra, keesaan itu atau satu
itu, tidak bertentangan dengan tiga pribadi.
Pengudusan, karya ketiga pribadi, dilaksanakan oleh Roh Kudus yang
dianugerahkan kepada semua orang beriman (Yoh 20:22:22;Rm 5:5). ST.
Atanasius dari Alexanderia (296-373) dan ST-Sirilius dari Alexanderia
(meninggal 444) membela keilahian Roh, justru karena Roh itu membuat kita
serupa dengan Allah dengan menguduskan atau mengilahikan kita. Keilahian
Roh dinyatakan pada konsili Konstatinopel pertama pada tahun 38150.
Pengukuhan ini datangnya setelah Ketuhanan Yesus, berdasarkan rumusan
49 G.C. Van Niftrik, D.S. BJ. Boland, Dogmatika Masa Kini, h. 334-345
50 Gerald O’Collins S.J dan Edward G. Farruq S.J. Kamus Teologi, h. 279
l
Athanasius yang menyatakan bahwa: “Roh Kudus itu sehakekat dengan Allah
Bapa dan Allah Anak. Sebagaimana Bapa, demikian juga Anak demikian juga
Roh Kudus itu”51
Penetapan Roh Kudus dalam pengolahannya sama dengan Tuhan
Yesus yaitu keduanya adalah hasil dari ulama kristen dalam konsili Nicea
tahun 325 M. dan konsili Dikumenes 11 tahun 381 M. Pada akhirnya Van
Niftrik mengambil kesimpulan dalam ketuhanan Roh Kudus sebagai berikut:
1. Sebagai Allah Tritunggal maka Allah itu satu dan Esa adanya, namun
demikian kita terpaksa membeda-bedakan antara Allah Bapa, Allah
Anak dan Allah Roh Kudus.
2. Dalam hakekatnya Allah Tritunggal, tidak ada yang lebih dahulu atau
yang lebih kemudian, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Namun demikian, haruslah dikatakan, bahwa Bapa adalah Ia asal
(yang kekal), daripada Roh Kudus, yang sudah datang di dunia ini
untuk menetap di antara kita sambil bekerja di dalam kita52.
Sepanjang penyelidikan yang dilakukan oleh umat kristen. Ketuhanan
Roh Kudus itu benar-benar rumusan yang dibuat oleh gereja Kristen,
sehingga mereka mengekang pikiran untuk mempersoalkannya, kecuali
51 G. C. Van Niftrik, D.S. BJ. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia,
1967), h. 261
52 G.C. Van Niftrik, D.S. BJ. Boland, Dogmatika Masa Kini, h. 263
li
beberapa ahli teologi skolastik pada abad-abad pertengahan. Mereka itu yang
diperkenankan untuk membahasnya, dan mereka tidak terikat oleh doktrin
gereja sebagaimana dikatakan oleh Van Niftrik bahwa pemikirannya tidak
mau mengakui adanya batas apapun. Jadi, janganlah kita mencoba
menjelaskan soal-soal itu sampai masuk akal53.
Dari awal teologia sudah terpaksa memikirkan pertanyaan-pertanyaan
demikian. Sebab itu perlulah kita mencurahkan perhatian kepada sejarah
gereja. Pada abad-abad pertama dikalangan gereja kristen, yang
diperdebatkan mengenai soal siapakah Yesus Kristus? Pada konsili-konsili
Nicea (325) dan konstatinopel (381) dirumuskan dogma, bahwasanya Anak
Allah adalah “Sehakekat dengan Bapa”. Dengan perumusan ini ditolak oleh
ajaran Arius. Perkembangan ini adalah karena berkat usaha Athanasius (lihat
bab 12,14). Athanasius juga menggunakan perumusan itu dalam berbicara
tentang Roh Kudus: kata “Homo–Usios” (sama hakekat, sehakekat) tidak saja
berlaku mengenai Kristus, tetapi juga mengenai Roh Kudus. Maksudnya
adalah bahwa Roh Kudus bukanlah “sesuatu”, bukanlah salah satu
“kekuatan” bukanlah salah satu “makhluk” melainkan bahwa Dia adalah
berpribadi, artinya bertindak sebagai “cara berada yang ketiga” di dalam
hakekat Allah yang satu dan esa.
53 G.C. Van Niftrik, D.S. BJ. Boland, Dogmatika Masa Kini, h. 346
lii
Akan tetapi mengenai Roh Kudus, Konsili-konsili pertama hanya
memberikan perumusan yang samar-samar. Rumusan Nicea (325)
membicarakan tentang nisbah antara Allah Bapa dan kepada Yesus Kristus;
setelah mengaku percaya kepada Allah Bapa dan kepada Yesus Kristus, lalu
mengenai Roh Kudus hanya bertulis “dan kepada Roh Kudus” tanpa
tambahan apa-apa. Dalam bentuk semula Pengakuan Nicea-Konstatinopel
(381), sesudah pasal-pasal tentang Allah Bapa dan Yesus Kristus,
menyusullah : “dan kepada Roh Kudus, yang jadi Tuhan dan menghidupkan;
yang keluar dari Sang Bapa; yang disembah dan dimuliakan bersama-sama
dengan Sang Bapa dan Sang Anak….” Dengan perumusan itu ditolaklah
anggapan orang-orang yang sudah mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah
suatu makhluk, suatu oknum yang takluk kepada Allah, sama seperti
misalnya para Malaikat.54
Roh kudus adalah nama lain untuk kasih Allah yang pergi kepada
manusia dan yang merubah serta membaharuinya. Roh kudus-seperti yang
kita katakan adalah kehadirat Allah yang menguatkan kita dan menatang kita,
kehadiran Allah yang menghibur kita dan yang membuka perspektif-
perspektif baru untuk kita ke masa depan dan lain-lain. Kehadirat Allah ini
bukan saja kita alami dalam hidup kita, tetapi kita juga lihat ”dalam hidup
54 G. C. Van Niftrik , D.S. BJ Boland, Dogmatika Masa Kin, h. 344
liii
orang-orang lain”, hidup mereka yang ditatang oleh cinta kasih, hidup
mereka yang terbuka untuk sesama manusia mereka, dan sebagainya. Dan
juga dalam persekutuan percaya yang kita sebut Jemaat; kerukunan,
perdamaian, solidaritas, yang kita “lihat” dan alami disitu, di tengah-tengah
cobaan, salah paham dan pergumulan. Semuanya itu hanya mungkin karena
Allah berkenan hadir dan bertindak di dalam dan di tengah-tengah kita.55
Dalam Ensiklopedi gereja Roh Kudus adalah pemberian di dalam “Allah
Tritunggal itu sendiri yaitu cinta kasih yang secara bebas memberi diri.
Dengan kata lain: Roh Kudus adalah cinta kasih yang berpribadi. Jadi, Dialah
bukan hanya pemberian, melainkan juga pemberi menurut hakekat ilahiNya,
maka Roh bukan anugerah yang diberikan bagi pribadi kristus (dalam
pembaptisan dan kebangkitanNya), melainkan sebagai anugerah dialah
terutama pribadi yang memberi Diri. Seandainya tidak demikian, Roh Kudus
tidak dapat mewahyukan keilahian Allah seperti adanya, yakni sebagai Abadi,
melainkan hanya Allah sebagaimana Ia menampakkan Diri dalam sejarah
umat manusia. Hal ini diungkapkan S. Agustinus dengan mengatakan bahwa
Roh Kudus adalah Cinta kasih ilahi antara Bapa dan Putra yang Ber-Pribadi.56
55 Dr. J. L. Ch. Abineno, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen,, (Jakarta: Bpk Gunung
Mulia, 2003) Cet. Ke-6, h. 142.
56 A. Heuken, Ensiklopedi Gereja IV Ph-To, (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1995) Cet Ke-3, h. 112
liv
Melalui Roh Kudus itulah Allah mengetahui segala-galanya dan tiada
hal yang tersembunyi dari “mata” Allah. Dan melalui Roh Kudus itu pula Allah
hadir di segala tempat pada waktu yang bersamaan. Dua ciri atau sifat Allah
ini disebut di dalam bahasa teologi dengan istilah Omniscient (“maha tahu”)
dan Omnipresent (“maha hadir”). Hal ini diungkapkan oleh banyak ayat
dalam Alkitab. Misalnya dalam (Yeremia 23:23-24).57
Roh Kudus diutus oleh Yesus Kristus, dari Bapa, kepada manusia,
karena Yesus tidak menghendaki manusia itu hidup sendirian. Roh Kudus
turun ke dunia, yaitu kepada para Rasul dan murid-murid Yesus dan
selanjutnya pada gereja Pantekosta, hari kelima puluh sesudah paskah atau
pada hari kesepuluh sesudah kenaikan Yesus ke surga. Dapat dikatakan
bahwa yang bekerja di dunia sekarang ini adalah Roh Kudus. Pertama Roh
Kudus turun kepada para rasul dan murid-muridnya sehingga dalam seketika
mereka menjadi memiliki keberanian, menjadi orang-orang yang sabar dan
gembira dalam penderitaan hidup karena iman mereka. Roh Kudus menjadi
pendorong yang menyebabkan mereka giat bekerja karena keimanan mereka
terhadap apa yang pernah diberitakan oleh Yesus Kristus.
Apabila seseorang telah dipenuhi Roh Kudus, maka ia akan memiliki
apa yang dalam gereja Roma Katolik disebut dengan “Kehidupan Berahmat”
57 Derek Prince, Roh Kudus dalam Diri Anda, (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil ‘Immanuel’
1994), h. 8
lv
yaitu sebagai orang yang termasuk suci tanpa dosa-dosa kecil sekalipun.
Orang tersebut telah memiliki suatu kehidupan adikodrati karena Roh Kudus
sudah ada dalam dirinya, bahkan Bapa dan Putra pun ada dalam diri orang
tersebut. Inilah yang dimaksud oleh Paulus dengan perkataannya :”Tidakkah
kamu tahu bahwa kamu itu bait Allah dan bahwa Roh Kudus tinggal di dalam
hatimu” (1Kor, 316).58
Roh Kudus merupakan satu-satunya sumber kekuatan dan kuasa
Yesus dalam seluruh pelayanan-Nya. Bahkan Yesus menganjurkan untuk
selalu bergantung kepada Roh Kudus agar mendapatkan kuat kuasa yang
diperlukan bagi mukjizat-mukjizat serta pengajaran-Nya. Ia tak pernah
melakukan sesuatu tanpa pimpinan Roh Kudus.59
Kalau kita lihat dalam Islam Roh Kudus adalah Malaikat Jibril atau
dengan pengertian lain adalah bahwa Allah telah menjadikan jiwanya bersih
dari segala sifat-sifat yang tidak baik, dengan nikmat ini Isa dapat
mengetahui bahwa Ia lahir kedunia ini bukanlah dengan kejadian yang biasa,
sehingga dengan demikian ia dapat membuktikan kesucian dirinya dan
kesucian ibunya. Karena Allah telah memperkuatnya dengan Ruhul kudus
tersebut, maka ia dapat berbicara ketika Ia masih dalam buaian dan waktu
58 Djam’annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-Agama, (Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta, 2000) Cet. Ke-1, h. 85
59 Derek Prince, Roh Kudus Dalam Diri Anda, h.17
lvi
masih kecil. Ia berbicara hanya untuk membela kesucian dan kehormatan
ibunya terhadap tuduhan yang bukan-bukan dari kaum Yahudi. Kemudian
setelah Ia dewasa, Ia juga dapat berbicara dengan baik dan sempurna untuk
menyeru manusia kepada agama Allah dengan pembicaraan yang jelas, lagi
penuh hikmah.60
C. Roh Kudus Dalam Perspektif Saksi-Saksi Yehuwa
Dalam Kitab-kitab Ibrani, kata yang paling sering digunakan untuk
“Roh” adalah ruach yang berarti “nafas, angin, roh”. Dalam kitab-kitab
Yunani, kata tersebut ialah Pneu’ma, yang mempunyai arti sama61. Kata
Ibrani dan Yunaninya digunakan untuk memaksudkan:
1. Angin
2. Daya hidup yang aktif dalam makhluk-makhluk di bumi
3. Desakan dari hati yang menentukan cara orang berbicara
dan berprilaku
4. Ucapan terilham yang berasal dari sumber yang tidak
kelihatan
5. Pribadi-pribadi roh
60 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), h. 216-217
61 International Bible Students Association Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, h. 20
lvii
6. Tenaga aktif atau Roh Kudus Allah.62
Dalam Alkitab di Kejadian 1:2 mengatakan bahwa “Roh {bahasa
Ibrani, ruach} Allah melayang-layang di atas permukaan air”. Di sini, Roh
Allah adalah tenaga aktif-Nya yang bekerja untuk membentuk bumi. Allah
menggunakan Roh-Nya untuk memberikan penerangan kepada mereka yang
melayani dia. Daud berdo’a: Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab
Engkaulah Allahku! Kiranya Roh (ru’ah)Mu yang baik itu menuntut aku di
tanah yang rata” (Mazmur 143:0) ketika 70 pria yang cakap ditunjuk untuk
membantu Musa, Allah berkata kepadaNya: Sebagian dari orang yang
hinggap padamu itu akan kuambil dan kutaruh atas mereka, (Bilangan II:17).
Kemudian diperkuat lagi dalam Alkitab bahwa ketika Yesus dibaptis,
Roh Kudus turun ke atasnya dalam bentuk seekor burung merpati, tidak
dalam bentuk manusia (Markus 1: 10). Tenaga Aktif dari Allah ini
memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan
orang mati. Seperti di katakan dalam (Lukas 5:17), “kuasa Tuhan (Allah)
menyertai Dia (Yesus), sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Selain
itu Roh Allah juga memberi Kuasa kepada murid-murid Yesus untuk
melakukan hal-hal yang bersifat mukjizat (kisah 2:1-4) yang menceritakan
bahwa murid-murid itu sedang berkumpul bersama pada hari Pentakosta
62 International Bible Students Association, Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, h.
319
lviii
ketika tiba-tiba turun dari langit, bunyi seperti tiupan angin keras. Maka
penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam
bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya, karena Roh Kudus berfungsi untuk membantu agar berani
mengutarakannya seperti tenaga yang tidak kelihatan. Jadi Roh Kudus
memberi Yesus dan hamba-hamba Allah yang lain, suatu kuasa untuk
melakukan apa yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh manusia.63
Hampir dari keseluruhan Perjanjian Lama menganggap nubuat sebagai
kegiatan Roh yang utama diantara umatNya. Keinginan Musa bahwa seluruh
umat Tuhan akan menjadi nabi ditetapkan oleh Tuhan dengan mendatangkan
Roh-Nya atas mereka (Bilangan 11:29). Nubuat Yoel adalah ‘Aku (Allah) akan
mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki
dan perempuan akan bernubuat” (Yoel 2:28) ini bagian penting dari jaminan
bahwa pada akhirnya perjanjian Allah akan dinyatakan dan umat itu akan
sungguh-sungguh menjadi umat Allah. (Keluaran 6:7; II Samuel 7:24; Yesaya
32:15; 44:3-5; Yeremia 31:31-34).
Jadi pencurahan yang berlimpah-limpah itu tersedia bagi semua orang,
baik itu Yahudi atau bukan Yahudi, tua atau muda, kaya atau miskin,
ilmuwan atau awam, dari bangsa manapun juga, warna kulitnya, asal
63 International Bible Studets Association Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, h. 21
lix
usulnya. Pencurahan itu tidak hanya terjadi satu kali, naskah Ibraninya
menunjukkan peristiwa yang bertahap atau yang berulang-ulang, sehingga
pencurahan Roh itu tersedia bagi generasi lepas generasi.64 Menurut Stanley
M.H mengatakan bahwa, Roh Kudus adalah diakui sebagai Pribadi yang
nyata, yang berakal, berperasaan, dan berkehendak. Dengan merujuk
kepada (Roma 8:27 LAI) “Dan Allah yang penyelidik hati nurani, mengetahui
maksud Roh itu, yaitu bahwa ia sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk
orang-orang Roh Kudus”.
Dengan begitu Kristen Saksi-Saksi Yehuwa dalam memandang Roh
Kudus, berbeda dengan kekristenan pada umumnya, Mereka menyatakannya
sesuai dengan Alkitab, yaitu bahwa Roh Kudus adalah suatu kekuatan atau
tenaga aktif yang dikendalikan oleh Allah Yehuwa yang digunakan untuk
melaksanakan berbagai maksud tujuanNya. Dalam Kitab Kejadian 1:2 Alkitab
mengatakan bahwa “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Di
sini, Roh Allah adalah tenaga aktif-Nya yang bekerja untuk membentuk bumi.
Nubuat Alkitab dicatat ketika orang-orang dari Allah ‘di dorong oleh
Roh Kudus” (Petrus 1:20, 21) dengan cara ini Alkitab “diilhamkan Allah”.
Dinafaskan oleh Allah.” (Timotus 3:16) dan Roh Kudus membimbing orang-
orang tertentu untuk mendapatkan penglihatan-penglihatan atau mimpi-
64 Stanley M. Horton, Oknum Rh Kudus, (Malang: Gandum Mas, 1976), h. 54
lx
mimpi nubuat.-2 (Samuel 23:2; Yoel 2:28, 29; Lukas 1:67; Kisah 1:16; 2:32,
33). Melalui Rohnya Allah melaksanakan vonisnya atas manusia dan bangsa-
bangsa (Yesaya 30:27, 28;59:18,19).
Kedudukan Yesus dan Roh Kudus lebih rendah dari pada Allah
Yehuwa, Yesus dalam menyebut Roh Kudus sebagai “Seorang Penolong”, dan
Ia berkata bahwa Roh ini akan mengajar, membimbing, dan berbicara.
(Yohanes 14:16,26; 16:13) Kata Yunani yang ia gunakan untuk penolong
(para’kletos) adalah kata yang berjenis laki-laki atau maskulin. Jadi ketika
Yesus menyatakan apa yang akan dilakukan penolong itu, ia menggunakan
kata ganti nama pribadi laki-laki. (Yohanes 16:7,8) sebaliknya, bila kata
Yunani yang berjenis netral untuk roh (Pneu’ma) digunakan kata ganti netral
“it” dalam bahasa Inggris itulah digunakan.
Kebanyakan penerjemah yang menganut Tritunggal menyembunyikan
fakta ini, seperti diakui oleh New American Bible Katolik berkenaan Yohanes
14:17: “kata Yunani untuk ‘Roh’ ialah berjenis netral, dan walaupun kita
menggunakan kata ganti nama pribadi dalam bahasa Inggris (‘he, his, him’),
kebanyakan MMS (manuskrip) Yunani menggunakan kata (bahasa Inggris)
‘it’.
Jadi apabila Alkitab menggunakan kata ganti nama pribadi berjenis
laki-laki sehubungan dengan pa.ra’kle.tos dalam Yohanes 16:7, 8, hal ini
lxi
sesuai dengan peraturan tata bahasa, bukan menyatakan suatu doktrin.65
Roh Kudus bukan sebagai pribadi, Ia sebagai tenaga aktif yang dimiliki oleh
Allah Yehuwa untuk melakukan apa saja yang dikehendakinya.
D. Fungsi Roh Kudus Sebagai Tenaga Aktif Allah
Roh kudus sebagai tenaga Aktif Allah yang diibaratkan dengan tenaga
listrik yaitu tenaga yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi.
Tenaga juga bisa dikatakan kekuatan, yang namanya kekuatan adalah tidak
kelihatan oleh mata, tapi hasilnya yang kelihatan sebagai contoh yang
kelihatan adalah tercantum dalam Alkitab yang berbunyi bahwa ketika Yesus
di baptis, Roh Kudus turun ke atasNya dalam bentuk seekor burung merpati,
bukan dalam bentuk manusia. (Markus 1:10). Tenaga aktif dari Allah ini
memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan
orang mati. Seperti dikatakan dalam Lukas 5:17 “Kuasa Tuhan (Allah)
menyertai Dia (Yesus), sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Roh
Allah juga dapat memberikan ‘kekuatan yang berlimpah-limpah {melebihi
yang normal ” NW}’ kepada mereka yang melayani Dia. (2 Korintus 4:7) ini
memungkinkan mereka untuk bertekun dalam ujian iman atau melakukan
hal-hal yang sewajarnya tidak dapat mereka lakukan.
65 International bible Students Association, Haruskah Anda Percaya Kepada TriTunggal?,h.
21
lxii
Sebagai contoh, mengenai Simson, yang mempunyai kehidupan yang
sangat bagus dari awal. Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada ibunya
dan mengatakan agar dia tidak makan dan tidak minum sesuatu yang haram
ketika mengandung. Roh kudus datang kepada Simson ketika dia masih
anak-anak. Masalahnya timbul ketika ia menikahi seorang gadis dari antara
suku-suku Israel. Sebaliknya dia memilih seorang wanita Filistin untuk
menjadi isterinya. Dia menikah diluar kehendak Allah, dan itulah saat
kesulitannya mulai datang.66 Cerita-cerita selanjutnya lihat di Hakim 16:1
(Hakim 14:6) yang berbunyi “Pada waktu itu berkuasalah Roh Tuhan
(Yahweh) atas dia, sehingga singa itu dicabiknya, tanpa apa-apa
ditangannya”. Apakah suatu pribadi Ilahi benar-benar memasuki atau
berkuasa atas simson, ada yang mengatakan ini benar-benar Kuasa Tuhan
yang membuat Simson kuat. 67
Ketika Roh Tuhan menguasai Saul, ia bernubuat dan “berubah menjadi
manusia lain” (Samuel 10:6-10), setelah memberikan beberapa contoh yang
menyangkut sebab dan akibatnya, amos berkata, “singa telah mengaung,
siapakah yang tidak takut? Tuhan Allah telah berfirman, siapakah yang tidak
bernubuat) (Amos 3”8). Dalam sanubarinya ada dorongan yang kuat, yang
66 Robert Liardon, Sekolah Roh Kudus, (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil, 1995), h. 23
67 International Bible Studens Association, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, h. 21
lxiii
menggerakkan dia, dorongan itu sekuat ketakutan seorang manusia yang di
kejar oleh seekor singa68.
Dari contoh diatas bisa dilihat bahwa ada suatu kekuatan misterius
yang masuk pada manusia (Simson) dan membuat manusia tersebut menjadi
kuat, dalam Tritunggal kekuatan itu Roh Kudus69
Jadi Roh Kudus adalah tenaga Aktif Allah dan bukan suatu pribadi
melainkan tenaga yang kuat yang keluar dari Allah sendiri untuk mencapai
maksud SuciNya. (Maz:104:30:2 PtR 1:21; Kis 4:3).70
E. Catatan Kritis
Roh Kudus menurut Kristen pada umumnya adalah pribadi ketiga
setelah pribadi Bapa dan Yesus. Ketiganya setara serta sehakikat dari azali. Ia
berperan sebagai penolong, penghibur, pengudus, pemersatu manusia
dengan Allah. Pendapat ini bertentangan dengan ajaran Kristen Saksi-Saksi
Yehuwa. Kristen Saksi-Saksi Yehuwa adalah suatu aliran agama yang
menganut paham monoteisme, serta secara tegas menolak konsep Tritunggal
dan yang lebih penting lagi adalah kristen Saksi-saksi Yehuwa sangat
68 Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, h. 8
69 Vergilius Ferm, Encyclopedi of Religion, (America: Greenword Press, Publishers, west Port Connecticut)
70 International Bible Students Association, Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab 1994, Cet. Ke- 1, h. 319-320
lxiv
berpegang teguh kepada Alkitab bukan kepada pendapat-pendapat manusia,
karena menurutnya Alkitab adalah pedoman hidup manusia untuk bisa
memperbaiki dirinya.
Mereka memandang bahwa Tuhan adalah Yehuwa dan Yesus adalah
Utusan-Nya bukan Tuhan, serta Roh Kudus adalah sebagai kekuatan atau
tenaga aktif Allah untuk melaksanakan berbagai maksud-Nya.
Dalam Islam Roh Kudus tidak ada soalnya Roh kudus yang dimaksud
dalam Islam adalah malaikat Jibril yaitu makhluk ciptaan Allah sedang dalam
kekristenan secara umum Roh Kudus adalah Allah sepenuhnya bukan
makhluk yang diciptakan begitu juga dengan pendapat Kristen Saksi-Saksi
Yehuwa yang mengatakan Roh Kudus adalah Tenaga aktif atau kekuatan
Allah yang digunakan untuk melakukan kehendakNya.
Aliran Saksi-Saksi Yehuwa ini banyak mendapat tantangan dari kristen
pada umumnya karena kristen Saksi-Saksi Yehuwa sangat tegas dalam
menolak konsep Tritunggal yang sampai sekarang masih menjadi misteri
umat Kristiani, maka dari itu kristen Saksi-Saksi Yehuwa dianggap sebagai
aliran “sesat” oleh kristen pada umumnya, sehingga aliran ini memiliki jumlah
anggota yang tidak begitu banyak (minoritas), meskipun anggotanya
minoritas, mereka sampai sekarang tetap eksis bahkan sedikit banyak
anggotanya sudah bertambah. Dari keeksisannya itu, aliran ini memiliki
lxv
beberapa kelebihan yaitu; Pertama, Ajaran Kristen Saksi-Saksi Yehuwa
memiliki ketekunan yang kuat dalam mempelajari Alkitab dan selalu
berpegang kepadaNya dengan menolak konsep Tritunggal yang hanya
merupakan dogma atau ciptaan manusia belaka. Kedua, mereka mempunyai
semangat bersaksi yang luar biasa dalam menyiarkan ajaran agama mereka
dengan bersedianya mereka untuk bersaksi dari rumah yang satu ke rumah
yang lainnya, atau tempat-tempat lainnya yang bisa mereka manfaatkan
untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah agama dan memberikan
kesaksian mengenai Yehuwa, jadi waktu luangnya mereka gunakan untuk
selalu memberi pengabaran. Ketiga, Kristen Saksi-Saksi Yehuwa sangat
disiplin dan taat dalam mematuhi peraturan karena bagi anggota jemaat,
yang melanggar ajaran agama akan dikeluarkan dari keorganisasian Kristen
Saksi-Saksi Yehuwa. Disamping kelebihan-kelebihan tersebut mereka juga
memiliki kelemahan-kelemahan yaitu; pertama ajaran dalam Saksi-Saksi
Yehuwa dianggap sebagai ajaran yang sesat dan Bid’ah. Karena mereka tidak
mempercayai Tritunggal dan juga sikap mereka menutup diri dari politik,
sehingga mereka sulit untuk memperjuangkan ajarannya agar diakui sebagai
agama yang sah. Oleh karena itulah mereka lebih memilih netral dalam
berpolitik dan tidak tertarik untuk terlibat dalam hiruk pikuk politik. Kedua
adalah Saksi-saksi Yehuwa sangat tekstual dalam memahami Alkitab, mereka
lxvi
tidak berani menafsirkan macam-macam dari Alkitab tersebut karena
menurut prinsip mereka menambahi dan mengurangi isi dari Alkitab adalah
menimbulkan malapetaka.
lxvii
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Roh Kudus adalah suatu kekuatan yang bisa menolong manusia, untuk bisa
mengutarakan maksud-maksudnya. Roh Kudus yang digunakan dalam Al-kitab
menyatakan bahwa Ia adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang
digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melakukan berbagai maksud tujuan-Nya.
Sampai taraf tertentu, Ia dapat disamakan dengan tenaga listrik yang dapat digunakan
untuk melakukan beragam fungsi. Roh Kudus sendiri tidak dapat melakukan
kehendaknya sendiri, karena Ia hanyalah pelayan bagi kehendak dan perintah Allah.
Kristen Saksi-Saksi Yehuwa adalah orang-orang yang meyakini bahwa Allah
itu bernama Yehuwa, satu-satunya Allah yang harus disembah dan mereka
memberikan kesaksian mengenai keilahian-Nya beserta maksud dan tujuan-Nya,
mereka juga meyakini bahwa Yesus Kristus adalah manusia biasa yang diangkat dan
derajatnya lebih rendah dari Allah Sang Pencipta. Yesus adalah utusan Allah yang
diperintah oleh Allah untuk menyelamatkan manusia.
Selain itu Saksi-Saksi Yehuwa juga meyakini bahwa Roh Kudus adalah bukan
suatu pribadi, melainkan daya atau tenaga aktif Allah, seperti dalam Mazmur 143:10
bahwa Daud berdoa: “Ajarlah aku melakukan kehendakMu, sebab Engkaulah
Allahku, kiranya Roh (ru’ach, Ibrani)Mu yang baik itu menuntun aku ditanah yang
lxviii
rata, oleh karena itu mereka adalah orang-orang yang menganut faham monoteisme,
dan ajaran mereka pada dasarnya mengikuti apa yang ditulis dalam Alkitab, baik itu
Taurat, Zabur dan Injil. Mereka percaya bahwa Allah Yehuwa adalah pribadi Roh,
sehingga untuk menyembahnya harus dengan Roh dan kebenaran. Roh Allah dapat
juga memberikan “kekuatan yang melimpah-limpah {“melebihi yang normal, “NW}
keadaan mereka yang melayani Dia.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Kristen Saksi-Saksi
Yehuwa merupakan penganut paham monoteisme, yang dengan tegas menolak
konsep Tritunggal, yang merupakan penyelewengan terhadap Alkitab, karena mereka
sangat berpegang teguh pada Alkitab.
B. Saran
Dari semua yang telah diuraikan di atas, ada beberapa hal yang ingin
disampaikan penulis berkenaan dengan pembahasan tersebut.
Dalam mempelajari dan memahami ajaran agama-agama lain termasuk agama
kristen Saksi- saksi Yehuwa kita harus mendapatkan sumber-sumber atau referensi
yang memadai yang bisa dipertanggungjawabkan dalam arti referensi-referensi
sebaiknya harus dari penganut agamanya, agar kita dapat memperoleh informasi yang
obyektif.
lxix
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab Ibrani dan Yunani , Brooklyn: Watcthtower Bible and Tract Society Of New York, 1985
Abineno, J.L.Ch, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, (Jakarta: PT.BPK Gunung
Mulia, 2003) Cet VI Association, Students Bible, International, Apa Yang Allah Tuntut Dari Kita,
(Brooklyn: Wacthtower Bible and Tract Society Of New York, 1996) ------------, Apendiks, Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru,
(Brooklyn; Wacthtower Bible and Tract Society Of New York, 1994) ------------, Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, (Brooklyn: Wacthtower
Bible and Tract Society Of New York, 1987), (rs-IN) ------------, Dari Firdaus Hilang Sampai Firdaus Dipulihkan, (Brooklyn: Wacthtower
bible and Tract Society Of New York, 1959) ------------, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, (Brooklyn: Wacthtower
Bible and Tract Society Of New York, 1989) ------------, Pengetahuan yang Membimbing Kepada Kehidupan Abadi, (Brooklyn:
Wacthtower Bible and Tract Society Of New York, 1995) ------------, Pemberita Kerajaan Allah, (Brooklyn: Wacthtower Bible and Tract
Society Of New York, 1993) ------------, Siapakah Saksi-Saksi Yehuwa?,(Brooklyn: Wacthtower Bible and Tract
Society Of New York, 2001) Berkhof, H., dan H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,
2000) Berkhof L., Sejarah Perkembangan Ajaran Trinitas, (Terjemahan Thoriq A. Hindun)
(Bandung: CV. Sinar Baru, 1992) Boland, B.J., Intisari Iman Kristen, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2000)
lxx
Djam’anuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama, (Yogyakarta:Kurnia
Kalam Semesta,2000) Cet 1 Ferm, Vergilius, Encyclopedi of Religion, (America: Greenwood Press, Publishers,
West Porth Connecticut) Groneon, C., Sejarah Dogma Kristologi, Perkembangan Pemikiran Tentang Yesus
Kristus Pada Umat Kristen, (Yogyakarta: Kanisius, 1988) -----------, Soteriologi Alkitabiah, (Yogyakarta: Penerbit KANISIUS, 1989), Cet 1 Horton, M. Staley, Oknum Roh Kudus, (Malang: Gandum Mas, 1976) Liardon, Roberts, Sekolah Roh Kudus, (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil, 1995) Lohse, Bernhard, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, (Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia. 2001) Cet IV Niftrik, Van, dan S.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1976) O’Collins S.J, Gerald dan Edward G. Farruq S.J. Kamus Teologi Prince, Derek, Roh Kudus Dalam Diri Anda, (Jakarta: Yayasan Pekabaran injil
‘Immanuel’ 1994) Pringgodigda, A. G., Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta: KANISIUS, 1993) Cet X Scheuneman, V., Apa Kata Alkitab Tentang Dogma Kristen, (Malang: Depart.
Literatur YPPII, 2002) Shihab, Quraish, Tafsir Al-Mizbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2001) Smith, Huston, Agama-Agama manusia, Terjemahan (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1999) Soedarmo,R., Ikhtisar Dogmatika, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1998) Cet VII ------------, Kamus Teologi, (Jakarta:PT. BPK Gunung Mulia, 2002) Cet XIV Verkuyl, J., Gereja dan Bidat-Bidat, Terj. Nenggolan, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia,
1996)
lxxi