KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN...

99
I KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN HAMKA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama ( S.Ag ) Disusun Oleh: Rahmadon (11140331000040) AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/1440 H

Transcript of KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN...

Page 1: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

I

KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS

DAN HAMKA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama ( S.Ag )

Disusun Oleh:

Rahmadon

(11140331000040)

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018/1440 H

Page 2: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan
Page 3: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan
Page 4: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan
Page 5: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

iv

ABSTRAK

Rahmadon

Etika Kebahagiaan dalam Pandangan Thomas Aquinas dan Hamka

Kebahagiaan merupakan cita-cita yang diinginkan semua manusia yang

hidup di dunia ini. Apabila tujuan dalam kehidupannya adalah mengumpulkan

harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan dunia, maka

itulah yang menjadi indikator keberhasilannya. Tetapi apabila tujuan dalam

kehidupan ini untuk berpegang teguh pada tali keimanan, taqwa, dan amal saleh,

agar dapat memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan akhirat, maka hal itu

merupakan sumber kebahagiaan. Bahagia dalam pandangan Thomas Aquinas

yang hakiki adalah ketika manusia memandang Ilahi sebagai kebahagiaan yang

tertinggi (Contemplation), manusia akan menemukan kebahagiaan sepenuhnya

ketika manusia sudah beralih kepada dunia yang fana ini, yaitu ketika manusia

sudah menghadap Ilahi atau sudah berada di alam Baqa. Menurut Hamka,

bahagia terdiri dari dua macam, yaitu ukhrawi dan Duniawi. Kebahagiaan

Ukhrawi merupakan kebahagiaan yang paling utama, karena kebahagian ini abadi.

Seseorang yang berusaha mencapai kebahagiaan ukhrawi akan memiliki

keoptimisan dan ketenangan dalam hidup. Ketika diakhirat pun, ia akan mendapat

sebaik-baiknya balasan atas kebaikannya selama hidup di dunia. Sedangkan

kebahagiaan duniawi, berupa akal dan budi, kesehatan tubuh dan jiwa serta harta

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berbagi dengan sesama

sehingga manusia dapat beribadah dan bekerja dengan baik, kebahagiaan duniawi

hanyalah suatu pelengkap karena manusia merupakan makhluk dualisme yang

perlu dipenuhi kebutuhan rohani dan jasmaninya. Dalam hal Kebahagiaan Hamka

dan Thomas memiliki suatu orientasi yang sama yaitu memandang sang Ilahi

sebagai kebahagiaan yang Hakiki, juga tentu dalam hal kebahagiaan antara

Hamka dan Thomas pun mengandung hal yang berbeda dalam konteks

kebahagiaan manusia, karena bagaimana pun mereka merupakan Tokoh yang

memiliki banyak perbedaan baik dari segi agamanya, periode kehidupannya dan

sisi keilmuannya. Sehingga apa yang saya diuraikan dalam tulisan ini, secara

otomatis akan memberikan gambaran-gambaran tentang pemikiran kedua tokoh

ini dalam kontek kebahagiaan manusia.

Page 6: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

Vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan karunia dan rahmatnya, sehingga dengan taufik dan hidayah-Nya skripsi

dengan judul Etika Kebahagiaan Dalam Pandangan Thomas Aquinas dan Hamka

dapat diselesaikan. Sholawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad Saw

sebagai sebagai utusan Allah Swt yang menyampaikan kabar bahagia kepada seluruh

umat manusia.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu pemenuhan syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Agama pada jurusan Aqidah dan Filsafat Islam,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Disamping itu, penulisan

skripsi ini juga merupakan media bagi penulis untuk mendalami ilmu yang memberi

manfaat dalam menjalani segala aspek kehidupan.

Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya motivasi dan uluran

tangan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Iqbal Hasanuddin, M.Hum., telah memberikan bimbingan yang luar biasa, terima

kasih atas semua inspirasi pemikiran, sehingga saya begitu terpesona akan kajian

etika kebahagiaan dan akhirnya menjadi bahan penelitian pertama ini.

2. Dra. Tien Rahmatin, MA, selaku ketua Jurusan Filsafat Islam, Fakultas

Ushuluddin, yang selalu memberikan diskusi ketika melakukan konsultasi.

3. Dr. Abdul Hakim Wahid, MA, selaku Sekretaris Jurusan yang telah banyak

memberi saran dan juga diskusi ketika konsultasi.

4. Para Dosen Fakultas Ushuluddin terima kasih atas ilmu dan pemikirannya.

Pegawai Perpustakaan Fakultas, Pegawai Perpustakaan Utama yang telah

memberikan waktu dan buku-bukunya.

Page 7: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

Vii

5. Mastiah, ibu saya tercinta, dan Sutomo Ayah saya, yang telah memberikan

banyak motivasi, semangat dan dukungan, dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepada kedua kakak saya, Dedi Harianto dan Marwan Syahputra, yang banyak

memebri dukukan baik secara finansial maupun secara moral kepada saya, saya

ucaokan terima kasih.

7. Rizkia Permata R.A, Reynaldi AS, Saddad Mahmud, Wildan, Ajang Kurnia,

Iqbal, terima kasih atas bantuan moril dan immoril, dan dukungan serta semangat

dalam penyususnan skripsi ini.

8. Hasyim Purnamam M.A., ayah angkat saya di perantauan ini, yang sudah banyak

mendukung dan memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Rizkia Permata R.A, yang saya anggap sebagai saudari perempuan sendiri, yang

banyak memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

10. Amrizal Siagian, M.Hum., kakak saya yang selalu memberikan semangat dan

motivasi dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

11. Ainul Fajri, Khoirul Anam, Annisa Sholehah, rekan ngajar ngaji di TP/A,

terimakasih untuk bantuan materi dan immateri untuk penyusunan skrpsi ini.

12. Dan kepada ibu Evi, saya ucapkan terimakasih yang sudah memeberi bimbingan

selama awal semester sampai akhir kuliah ini.

13. Mahasiswa Aqidah Filsafat Islam angkatan 2014, terimakasih atas diskusi-diskusi

yang hangat disetiap waktu. Para penulis buku, penerbit, penjual buku, sehingga

buku-buku berpindah tangan kepada saya untuk dinikmati.

Page 8: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.........................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN .........................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAAN PEMBIMBING .........................................................iii

ABSTRAK ....................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................vii

DAFTAR ISI .................................................................................................................x

PEDOMAN TRANSLITERASI...................................................................................x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .........................................................6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.........................................7

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................8

E. Metode Penelitian ...............................................................................9

H. Sistematika Penulisan .......................................................................10

BAB II : KEBAHAGIAAN

A. Pengertian Kebahagiaan....................................................................12

B. Kebahagiaan dalam Filsafat Yunani..................................................13

C. Kebahagiaan dalam Filsafat Islam.....................................................20

BAB III : PEMIKIRAN KEBAHAGIAAN THOMAS AQUINAS

A. Biografi Thomas Aquinas..................................................................29

a. Riwayat Hidup Thomas Aquinas..................................................29

b. Latar Belakang Intelektualnya .....................................................30

c. Karya-Karya Thomas Aquinas ....................................................32

B. Hakekat Kebahagiaan Menurut Thomas Aquinas.............................37

C. Kebahagiaan Sebagai Tujuan Manusia.............................................40

D. Usaha Memperoleh Kebahagiaan......................................................43

BAB IV : PEMIKIRAN KEBAHAGIAAN HAMKA

A. Biografi Hamka.................................................................................51

a. Riwayat Hidup Hamka.............................................................51

b. Latar Belakang Intelektual Hamka...........................................52

Page 9: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

c. Karya-Karya Hamka.................................................................54

B. Hakekat Kebahagiaan Menurut Hamka........................................57

C. Usaha Memperoleh Kebahagiaan..................................................62

BAB V : ANALISIS PEMIKIRAN KEBAHAGIAAN THOMAS

AQUINAS DAN HAMKA

A. Analisis..............................................................................................74

a. Persamaan dalam Pandangan Ilahi Sebagai Sumber

Kebahagiaan.............................................................................75

b. Persamaan dalam Usaha Mencapai Kebahagiaan....................77

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................82

B. Saran-saran.....................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................86

Page 10: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

ẖ ح h dengan garis bawah

Kh ka dan ha خ

D de د

Dz de dan zet ذ

R er ر

Z zet ز

S es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

ḏ ض de dengan garis di bawah

ṯ ط te dengan garis di bawah

ẕ ظ zet dengan garis dibawah

ʹ ع koma terbalik di atas hadap kanan

Gh ge dan ha غ

F ef ف

Page 11: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

x

Q ki ق

K ka ك

L el ل

M em م

N en ن

W we و

h wa ھ

apostrof ء

y ye ي

Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a fatẖ ah

i kasrah

u ḏ و ammah

Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

و au a dan u

Page 12: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

x

Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas آ

î i dengan topi di atas إى

û u dengan topi di atas أو

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu ال, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiyyah maupun huruf qomariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-

dîwân bukan ad-dîwân.

Syaddah (Tasydȋ d)

Syaddah atau tasdȋ d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi,

hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak

setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata

tidak ditulis aḏ الضرورۃ -darûrah melainkan al-darûrah.

Ta Marbûṯ ah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯ ah terdapat pada

kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf

/h/ (lihat contoh 1). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯ ah tersebut

diikuti oleh kata sifat (naʹ t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯ ah

tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

ṯ طريقة 1 arîqah

al-jâmi’ah al-islâmiyyah الجامعة اإلسالمية 2

waẖ وحدۃالوجود 3 dat al-wujûd

Page 13: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahagia merupakan sesuatu hal yang lumrah dibicarakan dalam kehidupan

manusia, karena semua manusia pasti memiliki orientasi dalam kehidupannya

yaitu kebahagiaan, konteks bahagia yang diinginkan setiap manusia sangat

beragam, dan tentunya nilai kebahagiaan setiap manusia itu memiliki suatu hal

yang berbeda-beda dalam hal kebahagian untuk dirinya. Dalam skripsi ini

tentunya akan membahas mengenai kajian bahagia dalam diri manusia yang akan

diberikan beberapa konsep kebahagian oleh para filsuf yang tersohor. Dalam

Khazanah Filsafat Islam, banyak sekali tokoh-tokoh filsuf yang membicarakan

mengenai kajian bahagia seperti halnya Ibn Maskawayh, al- Farābī dll.

Seperti yang dikatan oleh, tokoh klasik yang satu ini yaitu Ibn Maskawayh (w.

421 H/1030 M) yang memandang bahwa bahagia itu adalah telah tercapainya

kesempurnaan bagi manusia serta dapat mengaktualisasikan dalam kehidupan

masyarakat yang harmonis adanya. 1 Menurut Ibn Miskawayh untuk memperoleh

kebahagiaan, manusia harus mencapai suatu derajat kemanusiaan yang tertinggi.

Derajat ini dapat dicapai jika manusia mampu menyempurnakan kemampuan

kognitif dan kemampuan praktis. Dengan kemampuan kognitif manusia

cenderung pada berbagi ilmu pengetahuan sehingga wawasan dan kemampuan

kerangka berpikirnya tepat dan akurat, sehingga ia bergerak maju mencapai

1 Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Akhlak . Terjemahan Helmi Hidayat ( Bandung

Mizan,1994) h. 64

Page 14: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

2

pengetahuan tertinggi, yiatu pengetahuan Ilahi, pada kemampuan inilah segala

keraguan menjadi hilang dan hati menjadi tentram. Sedangkan dengan

kemampuan praktis, manusia akan mencapai kesempurnaan karakter yang

harmonis dalam hidup, sehingga tercapai kebahagiaan yang menyeluruh bagi

individu dan masyarakat.2

Selanjutnya menurut al- Ghāzālī bahwa untuk mencapai bahagia harus

mengenal dirinya sendiri dari jasad dan jiwa, jasad manusia menunjukkan

kekuasaan, kebijakan serta kecintaan akan Allah yang telah menciptakan kerangka

tubuh manusia yang luar biasa dengan bagian-bagiannya yang saling berkaitan

demi kelangsungan hidup manusia. Dan dengan mengenal diri sendiri tentu saja

disana melihat kebesaran Allah, maka tentu saja hati ini akan merasa teramat

bahagia saat mengetahui tak ada sesuatupun yang lebih tinggi dari pada Allah!

Pengetahuan tentang Allah merupakan pengetahuan yang tertinggi sehingga orang

yang berhasil meraihnya pasti akan merasakan puncak kebahagiaan.3

Tetapi di nusantara sendiri juga ada seorang tokoh yang terkenal dalam hal

kajian mengenai kebahagiaan seseorang, yaitu Abdul Malik bin Abdul Karim

Amrullah, atau lebih dikenal dengan nama Hamka. Dalam hal ini tokoh filsuf

Nusantara yang bernama Hamka ini sangat menarik pemikirannya mengenai

kebahagian manusia, Menurut Hamka kebahagiaan yang hakiki adalah

kebahagiaan ukhrawi, karena kebahagiaan ukhrawi merupakan kebahagiaan yang

tidak akan berubah dan lenyap di makan waktu. Manusia hidup di dunia hanya

2 Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Ahklak, h. 64-63.

3Al-Ghzāli, Kimiā Kebahagiaan, terj, Dedi Slamet Riyadi. (Jakarta: Zaman 2001), h. 23.

Page 15: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

3

untuk singgah dan menyiapkan diri untuk menempuh alam akhirat. Dan di

akhiratlah manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang abadi, tidak seperti

kebahagiaan duniawi yang mudah berubah dan hilang.4

Berbicara mengenai kebahagiaan, Allah Swt begitu Maha Pengasih dan Maha

Penyayang, Allah begitu baik hingga memberikan bermacam kebahagiaan kepada

manusia, yaitu kebahagiaan ukhrawi dan duniawi. Dan hal yang terpenting untuk

dicapai manusia adalah suatu kebahagiaan yang hakiki yang berada di alam

akhirat. Dalam pandangan ini, Hamka membagi kedalam kebahagiaan ukhrawi

setelah kebahagiaan duniawi. Kebahagiaan ukhrawi merupakan puncak dari

kebahagiaan, dan untuk memperolehnya dibutuhkan agama untuk mencapai

kebahagiaan hakiki di akhirat. tetapi di samping itu, manusia juga memerlukan

kebahagiaan duniawi agar kebahagiaannya menjadi sempurna sebagai penunjang

kebahagiaan akhirat. Kebahagiaan duniawi meliputi keutamaan-keutamaan dalam

pribadi manusia seperti keutamaan otak dan budi, kesehatan tubuh dan jiwa, serta

harta yang cukup.5

Menurut Aquinas, Kebahagiaan tidak terletak pada barang-barang

ataupun makanan, pakaian dan lain sebagainya, itu termasuk kedalam

kebahagiaan yang tidak sempurna, seperti yang dapat dimiliki dalam kehidupan

ini, barang-barang eksterior diperlukan, bukan sebagai esensi dari kebahagiaan,

4 Hamka, Tasauf Modern, ( Jakarta: Revublika, 2015)., h. 97.

5 Hamka, Tasauf Modern, h. 97.

Page 16: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

4

tetapi sebagai alat untuk kebahagiaan.6 Bahwa kebahagiaan yang hakiki itu tidak

hanya didasarkan pada sesuatu yang dirasakan tubuh, karena itu belum cukup.

Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa kebahagiaan yang dialami dan yang

dirasakan berkat tubuh yang diputuskan oleh kehendak dan rasio adalah masih

bersifat terbatas dan belum mendatangkan kebahagiaan yang sebenarnya.

Menurut Aquinas, kebahagiaan yang sebenarnya yang dirasakan oleh

seseorang atau masyarakat tidaklah terletak pada benda, nilai atau matei tertentu,

tetapi kebahagiaan itu terjadi jika manusia memandang kemuliaan Allah.7 Dari

defenisi-defenisi diatas, maka kebahagiaan adalah usaha manusia dalam mencari

sebuah kebenaran dan kearifan supaya menemukan kebahagiaan melalui

pemikiran dan renungan yang mendalam, meluas dan menyeluruh. Orang yang

berfilsafat adalah mereka yang berfikir secara mendalam, meluas, menyeluruh,

sehingga ditemukan akar permasalahannya. Jika terungkap akar permasalahannya,

terbukalah tabir kehidupan yang sesungguhnya yang bisa membuat orang menjadi

hidup bahagia.

Faktor utama yang bisa membuat orang bahagia adalah mempunyai akhlak

dan etika, karena manusia yang berakhlak mulia, mempunyai etika, tentu akan

disukai oleh manusia bahkan oleh seluruh makhluk di alam ini. Ada tiga kata yang

sering digunakan dalam tingkah laku manusia yaitu etika, moral dan akhlak.

Dalam bahasa Indonesia umumnya moral diidentikkan dengan etika. Perbedaan

6Aquinas, Thomas, Summa Theologica, vol. 1 (edisi Inggris : Summa Theologica, Latin

Text and English Translation, London New York, 1982: Burns And Oates, Granville Mansions,

W.), h. 16.

7 Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat I (Yogyakarta : Kanisius, 1980), h. 12.

Page 17: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

5

etika dan akhlak menurut Daud Ali etika di lihat dari sudut pandang kebiasaan

masyarakat sedangkan akhlak dilihat dari sudut pandang agama. 8

Dalam penulisan ini, penulis juga menganalisis bagaimana seorang tokoh

filsuf dari Italia yang bernama Thomas Aquinas dalam hal pemikiran

kebahagiaan, bagi Thomas, tujuan manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan,

dan manusia yang sudah mencapai kebahagiaan adalah ketika manusia sudah

memandang Ilahi. Karena Ilahi adalah nilai tertinggi, kepadanya kehendak

manusia tertarik sendirinya, manusia betul-betul bahagia apabila ia dapat

memandang Tuhan.9

Dalam pengertian Thomas, yang memiliki andil ialah akal budi, karena akal

budi merupakan kemampuan yang secara hakiki terbuka bagi yang tidak

terhingga, akal budi dapat mengatasi keterbatasan objek indrawi dan memahami

yang tidak terhingga, karena itu manusia dianggap berakal budi, sedangkan

bertindak berarti berlaku dengan bebas karena kita menentukan diri kita sendiri

yang didahului oleh pengertian mengenai apa yang baik dan yang tidak baik,

perintah moral yang paling dasar bagi Thomas Aquinas adalah ‘’ Lakukanlah

yang baik, jangan melakukan yang jahat!’’, yang baik adalah apa yang sesuai

dengan tujuan akhir manusia. setiap orang kata Thomas Aquinas dalam hidupnya

tentu berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan, usaha untuk memperoleh

8 Daud Ali, Pendidikan Agama (Jakarta: Rineka Cipta, 2001),h. 170.

9 Suseno, Magnis, 13 Tokoh Etika, (Yogyakarta : Kanisius 1997).h. 53.

Page 18: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

6

kebahagiaan akan dinikmati oleh totalitas manusia itu sendiri, totalitas yang

dimaksudkannya adalah tubuh dan jiwa manusia itu sendiri.10

Dari pemikiran diatas dapat dilihat bahwa Thomas merupakan seorang filsuf

yang membahas kebahagiaan dalam kajian filsafatnya, dan yang akan sangat

menarik apabila dibandingkan dengan tokoh filsuf Nusantara yaitu Hamka, apa

lagi mereka merupakan dua tokoh filsuf yang memiliki latar belakang keagamaan

yang berbeda, Hamka merupakan seorang filsuf yang beragama Islam, sedangkan

Thomas seorang filsuf yang beragama Katolik, tetapi hal yang menarik dari kedua

tokoh tersebut ialah dalam hal konteks memandang kebahagiaan manusia

memiliki orientasi yang sama yaitu kepada Tuhan sang pencipta.

Maka di dalam penulisan skripsi ini nanti akan melakukan analisis

komparatif, maka penulis mengambil tema dalam skripsi ini adalah ‘’

KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN

HAMKA’’

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan berbagai permasalahan di atas ada kiranya penulis membatasi

permasalahan yang ada, dalam hal ini peneliti berfokus kepada pemikiran

pandangan manusia bahagia Hamka dan Thomas Aquinas. Dalam hal

merumuskan masalah, penulis menggunakan sebuah kalimat dalam bentuk

pertanyaan, karena pada hakekatnya masalah adalah sebuah pertanyaan yang

mengandung problem. Sedangkan setiap problem membutuhkan adanya

10

Suseno, Magnis, 13 Tokoh Etika, .h. 53.

Page 19: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

7

pemecahan atau jawaban lebih lanjut. Dan berdasarkan latar belakang dari

pemikiran di atas, maka permasalahan di atas yang berkaitan dengan judul, maka

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah sebenarnya kebahagiaan itu, menurut pandangan Thomas

Aquinas dan Hamka ?

2. Bagaimana jalan yang ditempuh menggapai kebahagiaan dalam

pandangan Thomas dan Hamka?

3. Bagaimana persamaan dan perbedaan kebahagiaan dalam pandangan

Thomas Aquinas dan Hamka ?

Dengan ketiga rumusan di atas itulah yang akan menjadi esensi masalah yang

akan dibahas dalam penulisan skripsi di bawah ini.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun Tujuan dan Manfaat Penelitian dalam sebuah karya Ilmiah ini adalah

sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui makna kebahagiaan sebenarnya yang sesuai dengan

teori Thomas Aquinas dan Hamka.

2. Ingin mengetahui sebuah konsepsi Thomas Aquinas dan Hamka

tentang jalan untuk mencapai sebuah kebahagian yang diinginkan

oleh setiap manusia.

3. Ingin mengetahui suatu kebahagiaan dalam diri manusia dan juga

bagaimana persamaan dan perbedaan kebahagiaan tersebut, dalam

pandangan Thomas Aquinas dan Hamka.

Page 20: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

8

D. Tinjauan Pustaka

Adapun sumber-sumber yang digunakan penulis untuk menyusunan

skripsi ini adalah dengan melalui library reseach atau literer. Dan juga dengan

melihat penelitian yang sebelum sudah dilakukan oleh para peneliti, adapun hal-

hal tersebut sebgai berikut :

Jamaluddin, Konsep Penciptaan Jasad Manusia menurut Hamka dalam

Tafsir al-A zhar)I( Skripsi: IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Ushuluddin, 2002) Skripsi ini membahas tentang konsep penciptaan jasad

manusia yang termuat dalam tafsir al-Azahar.

Jejen, Hati Dalam Tafsir al-Azhar Hamka ( Tesis: Program Pasca Sarjana

(PPS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004). Tesis ini membahas tentang hati

manusia yang selalu dalam keadaan baikdan buruk. Hati dalam keadaan

baikadalah ketika ia condong dalam kebaikan, tenang dalam keimanan, suci,

senantiasa bertaubat dan menerima petunjuk. Sedangkan hati yang sedang

dalam keadaan buruk adalah hati yang membatu, lalai dan dekat dengan

kekufuran.

Eti Rahma Yunita, Metode Dakwah’’ studi perbandingan Sayyid Quthb

dan Prof. Dr. Hamka (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Dakwah 2004) skripsi ini membahas tentang perbandingan metode dakwah

antara Sayyid Qutbh dan Hamka.

Muhammad Fadli, Tuhan Dalam Pandangan Hamka’’ (Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin 2007) skripsi ini membahas tentang

analisis kritis terhadap konsep Tuhan dalam perspektif Hamka.

Page 21: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

9

Husnul Khotimah, Tasawuf Sebagai Metode Terapi krisis Manusia

Modern menurut Pemikiran Buya Hamka (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Ushuluddin, 2009). Skripsi ini membahas tentang tasauf

sebagai obat bagi kekrisisan manusia di zaman modern.

E. Metode Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan

(Library reseach) yaitu penelaahan terhadap berbagai literatur kepustakaan,

misalnya buku, jurnal, internet maupun koran. Sumber-sumber tersebut dapat

dikategorikan ke dalam data primer dan data sekunder.11

Data Primer adalah

karya-karya yang berasal dari Thomas Aquinas yaitu Summa Theologica dan

karya karya Hamka yaitu Tasawuf Modern. Sedangkan data sekunder adalah

berdasarkan tulisan atau karya orang lain yang menganalisis tentang

pemikiran Thomas Aquinas dan Hamka.

Selanjutnya, saya menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu

menggambarkan objek yang diteliti secara apa adanya berdasarkan pada data

primer maupun data sekunder, kemudian menganalisisnya yaitu mempelajari

pokok persoalan penelitian dengan memilih informasi yang telah

dikumpulkan. Sehingga akan tampak jelas perincian jawaban atas pokok

permasalahan dan menghasilkan pengetahuan yang valid.

Sedangkan untuk tekhnik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

buku’’ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) UIN

11

Mestikan Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h. 3-5.

Page 22: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

10

Syarif Hidayatullah Jakarta, Terbitan oleh Center for Quality Development

and Assurance (CeQda) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007. Adapun

untuk transliterasi menggunakan Jurnal ilmu Ushuluddin, terbitan HIPIUS

(Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuluddin).

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini, penulis membagi bab atas enam, dengan

sebuah perincian sebagai berikut:

BAB I : Pada bab ini menulis yang meliputi : Latar Belakang Masalah,

Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan

Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Bab ini, berisi tentang pengertian secara umum tentang

kebahagiaan, dan pandangan kebahagiaan dalam Perspektif filsuf Yunani dan

filsuf Islam.

BAB III : Dalam bab ini, berisi tentang, Biografi dan Pemikiran

Kebahagiaan Thomas Aquinas.

BAB IV : Dalam bab ini, berisi tentang, Biografi dan Pemikiran

Kebahagiaan Hamka.

BAB V: Analisa, dalam bab ini menganalisis bagaimana pandangan

kebahagiaan dari kedua tokoh, serta perbandingan pemikiran kedua tokoh tentang

kebagahagiaan.

Page 23: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

11

BAB VI : Dalam bab ini, yaitu, Penutup yang terdiri dari : Kesimpulan

dan saran-saran.

Page 24: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

12

BAB II

KEBAHAGIAAN

A. Pengertian Kebahagiaan

Sebelum membahas kebahagiaan lebih jauh, saya terlebih dahulu akan

membahas mengenai pengertian kebahagiaan. Kebahagiaan secara etimologis

berarti suatu keadaan senang, tentram, terlepas dari keadaan yang menyusahkan.

Dan kata lain kebahagiaan merupakan lawan dari penderitaan.1

Kebahagiaan adalah kosakata dalam bahasa Indonesia yang memiliki

makna yang kurang lebih serupa dengan kata kesuksesan, keberuntungan, kata

senang kata lain yang searti. Kebahagiaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia

adalah perasaan bahagia, kesenangan dan ketentraman hidup (lahir batin),

keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir batin.2

Pada tata bahasa Arab terdapat beberapa kata yang berakar pada kata

sa’ᾱ dah, yaitu sa’ᾱ dah atau sa’ida yang artinya beruntung, as’adu yang artinya

membahagiakan, tas’ada yang artinya mengharapkan kebahagiaan dan istas’ada

yang artinya menganggap sesuatu sebagai keberuntungan. Selanjutnya, masih

dalam tata bahasa Arab juga disebutkan bahwa al-sa’ᾱ datu dliddu ᾱ l syaqᾱ watu

yaitu bahagia adalah lawan dari kesialan.3 Pada Ensiklopedia Islam, kata bahagia

(sa’ᾱ dah) berarti kebahagiaan, keberuntungan, majur, tidak sial. Pada kamus

1 W. Poespo Prodjo, Filsafat Moral, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1986), h. 30.

2 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (

Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 75.ᾱ 3 Tim Penyusun Dar el-Machreq Sarl, Kamus al-Munjid ( Beirut: Dar el-Machreq Sarl,

2002), h.333.

Page 25: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

13

ilmu tasawuf, sa’ᾱ dah berarti kedekatan dengan Allah Swt serta keluasan rahmat-

Nya yang tidak terbatas.

Dalam buku Pengantar Studi Islam dijelaskan bahwa kebahagiaan itu

tidak sama dengan kesenangan (pleasure), karena kesenangan lebih dinisbatkan

pada kesenangan belaka, namun kebahagiaan bisa hanya sekedar kesenangan fisik

yang sementara, akan tetapi, juga bisa mencapai tingkat kesenangan yang

transenden dan abadi.4 Dengan demikian, dalam pandangan para pakar

kebahagiaan itu mempunyai tingkatan yang berbeda, hal ini karena berpandangan

terhadap kebaikan yang mempunyai tingkatan yang berbeda, hal ini karena

berpandangan karena kebaikan yang mempunyai tingkatan, dimana kebahagiaan

berpadanan dengan kebaikan, dan kebaikan itu bertingkat-tingkat, begitu pula

dengan kebahagiaan juga mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu.

B. Kebahagiaan dalam Filsafat Yunani

Berbicara mengenai kebahagiaan dalam pandangan filsafat Yunani,

tentunya tidak semua filsuf akan saya masukkan dalam pembahasan ini. Namun

saya hanya menguraikan dua tokoh saja sebagai deskripsi dalam perspektif filsafat

Yunani sebagai sebuah ulasan mengenai sebuah konsep tentang kebahagiaan.

Karena menurut saya kedua tokoh ini sangat berpengaruh pemikirannya tentang

kebahagiaan terhadap tokoh-tokoh berikutnya, dan bukan hanya filsuf Yunani

saja bahkan filsuf Islam juga terpengaruh. Walaupun banyak pemikir lainnya yang

mungkin begitu terkenal ataupun tersohor namanya, tetapi menurut penulis kedua

tokoh ini sudah memberikan deskripsi yang baik untuk saya uraikan pada bab ini.

4 Mulyadhi Kartanegara, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: UIN Press, 2010), h. 245.

Page 26: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

14

1. Platon

Platon lahir pada tahun 428/7 SM dalam suatu keluarga terkemuka di

Athena. Ayahnya bernama Ariston seorang bangsawan keturunan raja Kodrus,

raja terakhir Athena yang hidup sekitar 1068 SM. Platon meninggal dunia di

Athena pada tahun 347 SM dalam usia 80 tahun. Plato berasal dari keluarga

aristokrasi yang turun menurun memegang peranan penting dalam politik

Athena.5 Sebuah keluarga bangsawan yang kaya raya, yang hidup ketika Yunani

menjadi pusat kebudayaan terbesar selama empat abad. Generasi orang tua

kakeknya sudah hidup selama setengah abad kebangkitan Athena menuju

kebesaran dan kekuasaannya yang paling hebat, dan secara langsung keluarga

Plato terlibat aktif dalam politik di kotanya.6

Menegenai pendidikan yang diperoleh Platon, pelajaran yang diperoleh

ketika masa kecilnya, selain mendapat pelajaran umum, ia juga belajar bermain

musik dan puisi. Sebelum dewasa Platon sudah pandai membuat karangan yang

bersajak, sebagaimana biasanya dengan anak orang baik-baik di masa itu, Platon

mendapatkan didikan dari guru-guru filosofi. Pelajaran filosofi pertama kali

diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya murid Herakleitos yang

mengajarkan ‘’semuanya berlalau’’ seperti air. Dan ketika Platon berusia 20

tahun, ia mengikuti pelajaran dari Sokrates, pada didikan dari Sokrates, Platon

mendapatkan kepuasan, dan pengaruh Sokrates sangat mendalam baginya, Platon

adalah murid yang paling setia kepada Sokrates, sampai akhir hidupnya Sokrates

5 Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani,( Jakarta: Tinta Mas, cet. 3, 1986,) h. 87.

6 David Melling, Jejak langkah pemikiran Plato,( Jogjaakarta: Bentang Budaya, 2002), h.

1

Page 27: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

15

tetap menjadi pujaannya. Bahkan karya-karyanya seolah-olah dibangun untuk

monumen gurunya.7

Mengenai karya-karya Platon, bahawa karya-karya Platon itu terdapat

dalam dialog-dialog antara lain: Apologia, Krition, Eutypron, Lakhes, Kharmides,

Lysis, Hippias, Minor dan lain sebagainya.8 Namun yang terkenal di Indonesia

sendiri yaitu buku Revublika Platon, yang didalam buku Revublika ini terdapat

tentang erika, yang menyangkut tema yang saya nbahas di atas.

Platon merupakan salah satu murid dari Sokrates yang paling banyak

menulis pemikirannya, tentu, pemikiran Platon tersebut tidak akan jauh berbeda

dengan pemikiran Sokrates dalam beberapa hal. Sama seperti pemikiran Sokrates,

Platon juga mengemukakan bahwa eudaimonia (kebahagiaan) adalah merupakan

tujuan hidup manusia. Bagi Platon manusia harus mengupayakan kebahagiaanya (

eudaimonia ) itu.9

Untuk melihat pemikiran kebahagiaan menurut Platon, disini saya

berfokus membahas yang ada kaitannya dengan sesuatu yang baik. Platon

menjelaskan bahwa orang yang baik apabila dikuasai oleh akal budi. Sedangkan

orang menjadi buruk apabila dia dikuasai oleh keinginan atau hawa nafsu. Selama

manusia tersebut dikuasai oleh hawa nafsu, maka kita sedang berada di luar diri

kita sendiri.10

7 Mohammad, Hatta, Alam Pikiaran Yunani, h. 87-88.

8 Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, h. 99.

9 Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, h. 141.

10Frans Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 19-20.

Page 28: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

16

Tentu kebahagiaan dalam pandangan Platon tidak terlepas dari pemikiran

etikanya. Sebagaimana telah kita ketahui pengertian etika yang berarti baik adalah

sesuatu yang berharga untuk suatu tujuan. Sebaliknya, yang tidak berharga, tidak

berguna untuk tujuan. Yang merugikan atau mengakibatkan tidak tercapainya

tujuan adalah tidak baik atau buruk. Oleh karena itu, untuk mencapai suatu hidup

yang baik dan tenang, bersatu, terasa bernilai, hal yang perlu dilakukan adalah

membebaskan diri dari kekuasaan irasional hawa nafsu dan emosi, serta

mengarahkan diri menurut akal budi.11

Dalam pandangan Platon, kebahagiaan yang sebenarnya hanya mungkin

bagi orang yang memiliki keutamaan-keutamaan, keutamaan disini adalah

merupakan tatanan dan keselarasan dalam jiwa. Plato sendiri membedakan

keutamaan tersebut menjadi empat, yaitu: kebijaksanaan, keberanian, sikap tahu

diri, dan keadilan. Keadilan di sini sebagai keutamaan yang mengimbangkan

keutamaan-keutamaan lain serta memepersatukannya. Oleh karena itu, orang yang

mengusahakan keempat keutamaan yang mengimbangkan keutamaan-keutamaan

tersebut, maka ia akan dapat mencapai suatu hidup yang utuh dan bernilai.12

Dalam pemahaman Yunani, orang yang berhasil memiliki kebaikan ( to

agathon) akan berbahagia ( eudaimonia ). Itu makanya kebaikan menjadi tujuan

utama setiap manusia.13

Bagi Platon, kebahagiaan hanya bisa diraih lewat sikap

hidup yang optimal, dan menempatkan pengetahuan sebagai yang memerintah diri

11

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 20. 12

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 23 13

Wibowo, A. Setyo, Arete: Hidup Sukses Menurut Platon. (Yogyakarta: Kanisius 2010),

h. 119.

Page 29: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

17

manusia. Sejauh keutamaan didefinisikan sebagai pengetahuan, maka

pengetahuan menjadi syarat utama untuk hidup yang baik dan bahagia.14

Dan

untuk memberikan suatu gambaran tentang perbuatan baik yang mendorong

manusia untuk memperoleh kebahagiaan, Platon mendeskripsikan sebuah alkisah,

yang mana melakukan sebuah perbuatan baik mendorong untuk mendapatkan

suatu kebahagiaan. Platon memberikan sebuah alkisah ada satu orang jahat yang

setelah berhasil mengumpulkan segala macam kekayaan kemudian ingin hidup

tenang menikmati kebahagiaannya.

Dibangunlah sebuah istana di tengah hutan yang jauh dari mana-mana.

Karena ia orang yang ingin hidup enak, dibawalah budak-budak bersamanya.

Jelas saja, untuk urusan kebersihan, makanan dan keamanan istananya, dan

seterusnya, ia tidak mau berkotor tangan, ia butuh orang lain untuk

melakukannya, ia memiliki uang untuk membayar. Ketika hidup diputari banyak

budak dan pelayan yang selalu siap memeberikan apapun yang terbaik baginya,

lama kelamaan ia sadar bahwa kalau ia ingin menikmati kenyamanannya lebih

panjang ia mesti ngomong baik-baik kepada para budaknya, ia mesti senantiasa

waspada dan melarang dirinya berbuat seenaknya kepada para budak dan

pelayannya.15

Dari cerita di atas dapat dilihat bahwa perbuatan baiklah yang dapat

mendorong manusia untuk dapat memperoleh suatu kebahagiaan ( eudaimonia ).

2. Aristoteles

14

Wibowo, Arete, h. 129. 15

Wibowo, Arete, h. 131-132.

Page 30: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

18

Aristoteles (384 SM-322 SM), ia lahir di Stageria, Yunani Utara. Ayahnya

bernama Machaon, ia adalah seorang dokter pribadi raja Macedonia Amyntas II.

Dari kecil ia mendapatkan asuhan dari ayahnya sendiri. Ia mendapatkan pelajaran

dalam hal teknik membedah, karena itu perhatiannya banyak bertumpah kepada

ilmu-ilmu alam terutama ilmu biologi.16

Pada usia 18 tahun ia masuk Akademia di

Athena dan sampai tahun 347 SM menjadi murid Plato, Aristoteles menjadi murid

Plato kira-kira 20 tahun sampai Plato meninggal dunia.17

Sedangkan pada tahun

342 SM ia diangkat menjadi pendidik Iskandar Agung Muda dikerajaan Philipus

di Makedonia. Tahun 335 SM Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan

sekolah yang disebut lykaion atau Sekolah Peripatetik, yang sebenarnya sebagai

pusat penelitian ilmiah.18

Tahun 323 SM merupakan tahun ketidakberuntungan

bagi Aristoteles yaitu tepatnya sesudah meninggalnya Iskandar Agung, dimana

Aristoteles harus melarikan diri dari Athena dan pergi ke Kalkis di Euboe, karena

Aristoteles difitnah menyebarkan Subverif dan Ateisme sampai meninggal dunia

pada tahun 322 SM.19

Karya-karyanya cukup banyak tetapi yang berbicara etika

yaitu, Ethica Nicomachea, Magna Moralia (karangan besar tentang moral), dan

Ethica Eudemia.20

Aristoteles memulai ajarannya tentang kebahagiaan dengan

mempertanyakan bagaimana manusia mencapai hidup yang baik, juga apakah

kebahagiaan diperoleh lewat belajar, lewat pelajaran, atau lewat jenis latihan

16

Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: UI-Press, 1986) h. 115. 17

Frans Magnis Suseno. 13 Tokoh Etika, h. 27. 18

Frans Magnis Suseno. 13 Tokoh Etika, h. 27. 19

Frans Magnis Suseno. 13 Tokoh Etika, h. 27. 20

Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Ed. 1-cet. 14,

2003), h. 55-56.

Page 31: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

19

lainnya, atau justru memperolehnya lewat alasan anugerah para dewa kepada

manusia.21

Menurutnya Aristoteles, untuk mencapai sebuah kebahagiaan adalah

dengan hidup yang baik, di sini, maksudnya ialah hidup bermakna, suatu hidup

yang terasa penuh dan menentramkan. Untuk dapat hidup bermakna, seseorang

harus mencapai apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya. Pertanyaannya

sekarang adalah apa yang menjadi tujuan hidup manusia? Menurut Aristoteles

jawabannya adalah kebahagiaan (eudaimonia). Kebahagiaan yang dimaksud di

sini bukan hanya terbatas pada perasaan subyektif seperti senang atau gembira

yang merupakan aspek emosional, melainkan lebih mendalam dan obyektif

menyangkut pengembangan seluruh aspek kemanusiaan suatu individu ( aspek

moral, sosial, emosional, rohani).22

Menurut Aristoteles, kebahagiaan dapat dicapai dengan cara hidup

bermoral (hidup baik), karena itulah jalan menuju kebahagiaan. Tujuan moralitas

adalah untuk mengantar manusia ke tujuan akhirnya, yakni suatu kebahagiaan.

Kebahagiaan diwujudkan oleh setiap orang dengan jalannya masing-masing.

Kemampuan setiap orang untuk mewujudkan kebahagiaan juga tidak sama.

Semakin seseorang memandang kebahagiaan sebagai tujuan akhir dalam

hidupnya, maka semakin mendalam dan terarah aktivitas-aktivitas yang

dilakukannya untuk hidup baik. Dalam hal ini, Aristoteles menempatkan

keutamaan dalam posisi istimewa.23

21

Aristoteles, Nichomachean Ethics,terj. Embun Kenyowati, (Jakarta: Teraju Mizan,

2004), h. 19.

22

Frans Magnis Suseno. 13 Tokoh Etika, h. 29-30. 23

Frans Magnis Suseno, Menjadi Manusia, h. 4-7.

Page 32: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

20

Menurut Aristoteles supaya manusia bahagia, manusia harus melakukan

aktivitas menurut keutamaannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kebahagiaan adalah sesuatu yang membuat pengalaman yang menyenangkan

berupa perasaan senang, damai dan termasuk juga didalamnya kesejahteraan,

kedamaian pikiran, kepuasan hidup serta tidak adanya perasaan tertekan. Semua

kondisi ini adalah merupakan kondisi kebahagiaan yang dirasakan individu.24

Di samping itu, meskipun kebahagiaan bukan anugrah atau semacam

kiriman Tuhan, tentu kebahagiaan bisa lewat kebajikan adalah hal yang terbaik

dari semuanya dan merupakan sesuatu yang agung dan berkah. Lebih dari itu,

jika kebahagiaan tersebut bergantung kepada keutamaan, tentunya kebahagiaan

akan dapat diperoleh oleh siapa saja yang kapasitasnya untuk kebajikan tidak

lebih. Dengan demikian, apabila kebahagiaan dapat diperoleh secara kebetulan,

tentu sangat masuk akal untuk menganggap bahwa inilah cara hal itu diperoleh.25

C. Kebahagiaan dalam Filsafat Islam

Setelah saya membahas kebahagiaan dalam filsafat Yunani, pada bagian

ini, saya akan bahas kebahagiaan dalam pandangan filsafat Islam. sebagai

deskripsi konsep pemikiran tentang suatu kebahagiaan, saya memasukkan dua

tokoh filsuf muslim yang akan saya bahas, yaitu Ibn Miskawayh dan Al-Ghāzālī,

karena menurut saya, kedua tokoh ini sangat menarik untuk dimasukkan dalam

penulisan ini, walaupun banyak tokoh lain yang mungkin sangat tersohor dalam

24

Aristoteles, Nichomachean Ethics, h. 19. 25

Aristoteles, Nichomachean Ethics, h. 19.

Page 33: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

21

membahas mengenai kebahagiaan seperti Al-Farābī dan lain sebagainya, tapi

penulis hanya mengutip dua tokoh ini untuk sebuah deskripsi terhadap pemikiran

kebahagiaan ini.

1. Ibn Miskawayh

Ibn Miskawayh dilahirkan di desa Ray, masuk wilayah Iran. Menurut

Margolioth, dia dilahirkan sekitar tahun 330 H. Atau beberapa tahun sebelumnya,

sedangkan menurut Abdurrahman al-Badawih, dia dilahirkan kira-kira tahun 320.

H atau sebelum tahun itu. Ibn Miskawayh berumur cukup panjang dan meninggal

dunia di Isfahan pada 9 Shafar 421 H/16 Februari 1030 M.26

Riwayat pendidikan Ibn Miskawayh tidak diketahui dengan jelas.

Miskawayh tidak menulis autobiografinya, dan para penulis riwayatnya pun tidak

memberikan informasi yang jelas mengenai latar belakang pendidikannya. Namun

demikian dapat diduga bahwa Miskawayh tidak berbeda dari kebiasaan anak

menuntut ilmu pada masanya. Adapun perkembangan ilmu Ibn Miskawayh

terutama sekali diperoleh dengan jalan banyak membaca buku, pertama disaat

memperoleh kepercayaan menguasai perpustakaan Ibn Al-Amid, Mantri Rukn Al-

Daulah, juga akhirnya memperoleh kepercayaan sebagai bendaharawan ‘Adhud

Al-Daulah. Menurut Ensiklopedia Islam di Indonesia, Ibn Miskawayh adalah

seorang filosof Islam yang pertama kali membicarakan masalah akhlak dalam

bukunya Tahzīb al-Akhlᾱ k. Ia menjelaskan masalah jiwa, penyakit jiwa dan cara

mengobatinya, selain belajar filsafat, ia mempelajari sejarah terutama karya yang

26

Muhammad, Ustman Najati, Jiwa dalam Pandangan Para Filosof Muslim, (Bandung,

Pustaka Hidayah, 2002), h. 85.

Page 34: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

22

berjudul at- Thobāri Annals dari Abu Bakar Ahmad ibn Kamil al- Qodhi. Ilmu

filsafat didapatkan dari Ibn al- Khammar, sedangkan filsafat Aristotelesdan ilmu

kimia dipelajari bersama-sama dengan Abu al-Thoyyib al-Rozi, selain bidang

ilmu filsafat ia juga dikenal sebagai tabib.27

Ibn Miskawayh memiliki banyak karya-karya yaitu ada sekitar 48 karya

yang telah ia hasilkan dan 18 buah dinyatakan hilang, 8 buah masih berupa

manuskrip, dan 15 buah sudah dicetak. Diantara karyanya yang berkaitan

mengenai tema yang saya bahas yaitu mengenai etika ialah, Al-Fauz Al- Akbar,

Tabarat Al- Nafs, Tahdzīb Al-Akhlᾱ q, Tartib Al-Sa’adah.28

Menurut Ibn Miskawayh, ada tiga tingkatan kebahagiaan. Tingkatan

kebajikan yang pertama yang dinamakan kebahagiaan, adalah tingkatan dimana

manusia mengarahkan kehendak dan upayanya agar tercapainya kemaslahatan

hidup di dunia. Pada tingkat ini, seseorang masih terpengaruh oleh hal-hal

inderawi tetapi dalam batas yang wajar dan tidak berlebihan. Sehingga mampu

membedakan mana yang baik dan yang buruk dan dapat berbuat kebaikan.29

Namun, pada dasarnya kebahagiaan ini masih diwarnai dengan kepalsuan karena

sifatnya yang hanya sementara.

Tingkatan yang Kedua yaitu, pada tingkatan ini manusia mengarahkan

kehendak dan upayanya untuk membuat sebaik-baiknya jiwa dan tubuhnya

terbebasnya dari pengaruh hal-hal inderawi. Setelah itu tingkatan manusia dalam

27

Ensiklopedia Islam di Indonesia, Depag RI-Dirjend Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Jakarta, 1992, h.

397. 28

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 56. 29

Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Ahklak, h. 97.

Page 35: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

23

kebajikan ini terus meningkat, karena derajat dan tingkatan dalam kebajikan

seperti itu banyak jumlahnya. Dan sebab itu adalah karena berbeda-bedanya

manusia: pertama, dalam tabiat, kedua, adalah kebiasaan, ketiga, dalam peringkat,

keempat, dalam cita-cita, kelima, dalam keinginan dan perhatian, dan ada juga

yang berpendapat, dalam nasib baik. Dan juga diperlukan jiwa yang suci untuk

mendapatkan karunia-karunia Ilahi. Pada tingkat ini, manusia tidak lagi terbudaki

oleh hal-hal inderawi yang rendah, tetapi ia akan lebih fokus pada kebahagiaan

jiwanya yang esensial ketimbang kebahagiaan inderawi yang hanya sementara.30

Ketiga, merupakan tingkatan terakhir, dimana kebajikan ini manusia

melangkah menuju kebajikan Ilahi murni, yang di dalam tingkatan ini manusia

tidak merindukan sesuatu yang akan datang, tak menoleh ke sesuatu yang telah

lewat, tak mengharapkan yang akan datang, tak menoleh ke sesuatu yang telah

lewat, tak mengharapkan yang jauh, tak terpukau pada yang dekat, tidak takut

pada keadaan tertentu, tidak mengharapkan nasib baik dan keberuntungan jiwa,

bukan kebutuhan tubuhnya, fakultas fisiknya, fakultas jiwanya. Hal ini disebabkan

karena segala perbuatan manusia dilakukan semata-mata untuk Sang Ilahi, bukan

untuk mengharapkan suatu keuntungan. Sehingga setiap perbuatan mengandung

kebaikan bagi dirinya dan bagi masyarakat di sekitarnya.31

Menurut Ibn Miskawayh jalan menuju bahagia adalah dengan menguasai

kemampuan kognitif dan praktis. Melalui kemampuan kognitif, manusia akan

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, sehingga kerangka berpikir dan

30

Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Ahklak, h. 97. 31

Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Ahklak, h. 97-98.

Page 36: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

24

keyakinannya pun akurat, hingga ia mencapai pengetahuan yang tertinggi, yaitu

pengetahuan Ilahi, menerima anugerah Sang Ilahi dan memiliki kebajikan-

kebajikan yaitu kearifan, kesederhanaan, keberanian dan keadilan.32

Kearifan adalah titik tengah antara kebodohan dan kedunguan. Kebodohan

adalah menggunakan pikiran bukan untuk hal yang baik, sedangkan kedunguan

adalah sengaja tidak menggunakan pikirannya. Seorang yang arif memiliki

kejernihan dan ketajaman pikiran. Kesederhanan adalah titik tengah antara

mengikuti nafsu dan mematikan nafsu. Seorang yang sederhana akan mampu

mengendalikan nafsunya. Keberanian adalah titik tengah antara pengecut dan

gegabah. Seorang yang berani mampu menghadapi keburukan dan menjaga

kehormatannya. Sedangkan keadilan adalah titik tengah antara berbuat aniaya dan

dianiaya. Seorang yang adil mampu menerapkan keseimbangan secara

proporsional dalam segala hal.33

Kebajikan-kebajikan ini harus dimanifestasikan dalam perbuatan. Namun,

perbuatan hanya akan teraktualisasi jika manusia berintekrasi dengan masyarakat.

Itulah sebabnya manusia juga harus memiliki kemampuan praktis, yaitu

kemampuan mengaktualisasikan perbuatan-perbuatan yang tertata baik dalam

kehidupan sosial sehingga tercipta keharmonisan. Dengan demikian akan tercapai

kebahagiaan bukan hanya dalam kehidupan individu tetapi juga dalam kehidupan

bermasyarakat.34

2. Al- Ghāzāli

32

Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Ahklak, h. 63. 33

Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Ahklak, h. 52-53. 34

Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Ahklak, h. 63-64.

Page 37: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

25

Al-Ghāzālī ( 1058 H./1111 M.), nama lengkapnya adalah Abu Hamid

Muhammad bin Muhammad al- Tusi Al-Ghāzālī. Versi lain menyebutkan bahwa

nama lengkap Imam Al-Ghāzālī dengan gelarnya adalah Syaikh al-Azāl al-Imān

al-Zahīd, al-saīd al-Mawāfāq Hujjātul Islam. Zaīnul Syarāf mengatakan bahwa

nama lengkap Imam al-Ghāzālī adalah al-Ummah bin Muhammad bin

Muhammad al-Ghāzālī al-Tūs. Imam Al-Ghāzālī dilahirkan pada tahun 450

(1058) dibesarkan di kota Tus, sekarang dekat Masyhad, sebuah kota kecil di

Khurasan yang sekarang adalah Iran. Imam Al-Ghāzālī lahir dari keluarga yang

sederhana, ayahnya adalah seorang pengusaha yang memintal wol dan menjual

ditokonya sendiri.35

Pada tanggal 14 Jumadil Akhir tahun 505 H, Imam Al-Ghāzālī meninggal

dunia. Imam al-Ghāzālī adalah seorang ulama besar dan juga seorang penulis

yang terkenal, karya-karya yang beliau hasilkan sangat banyak, sebagian besar

peneliti menerangkan bahwa Imam ᾱ l- Ghᾱ zᾱ li menulis hampir 100 buku yang

meliputi berbagai pengetahuan, seperti ilmu kalam (Theologi Islam), Fiqih

(Hukum Islam), Tasawuf, Filsafat, Akhlaq dan Otobiografi, karangannya itu

ditulis dalam bentuk bahasa Arab dan Persia, sebagian pendapat lain mengatakan

bahwa karagan Al-Ghazali mencapai kira-kira 70 buku, namun yang berkaitan

dengan tema saya tentang kebahagiaan yang begitu terkenal yaitu kitab,

Kimiyᾱ tus Sa’ᾱ dah, dan kitab Ihyᾱ ’ Ulumuddīn, yang saya ketahui.36

35

Waryono Abdul, Ghofur, Kristologi Islam Telaah Kritis Rad al Jamīl Karya Al-

Ghāzālī, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2006), h.25-26. 36

Waryono Abdul, Ghofur, Kristologi Islam Telaah Kritis Rad al Jamīl Karya Al-

Ghāzālī, h.25-26.

Page 38: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

26

Al-Ghāzālī berpendapat, kebahagiaan merupakan tuntutan dan tujuan

manusia dari sejak dahulu hingga akhir zaman, namun pemahaman manusia

tentangnya beragam atau majemuk dan sebagian besar bersifat materialistik.

Kebahagiaan hanya dapat dicapai dengan mengkombinasikan ilmu dan amal. Ilmu

sebagai prasyarat yang sangat penting dan amal adalah penyempurna dari ilmu.

Kebahagiaan itu dapat dicapai dengan mensinergikan dua hal, ilmu dan amal.37

Dan untuk mencapai suatu Kebahagiaan harus mengumpulkan dan

mensinergikan empat keutamaan yaitu keutamaan jiwa yang terdiri atas

kebijaksanaan (hikmah), keseimbangan (‘adᾱ lah), keberanian ( shaja’ah),

pemelihaaan diri ( iffah ). Kebijaksanaan adalah keutamaan kekuatan akal,

keberanian merupakan keutamaan kekuatan nafsu amarah, pemeliharaan diri

merupakan keutamaan kekuatan syahwat, dan keseimbangan atau keadilan ialah

terjadinya tiga kekuatan itu secra teratur; keutamaan badan atau jasmani seperti

kesehatan, kekuatan, hidup teratur dan panjang umur, keutamaan eksternal seperti

kekayaan, keluarga, kedudukan sosial dan kehormatan keturunan atau keluarga,

dan keutamaan taufik seperti petunujuk ( hidayah ), bimbingan yang lurus

(rushd), pengarahan (tashdid) dan pertolongan ( ta’yīd).38

Menurut Al-Ghāzālī juga bahwa untuk mencapai bahagia harus mengenal

dirinya sendiri dari jasad dan jiwa, jasad manusia menunjukkan kekuasaan,

kebijakan serta kecintaan akan Allah yang telah menciptakan kerangka tubuh

manusia yang luar biasa dengan bagian-bagiannya yang saling berkaitan demi

37

Waryono Abdul, Ghofur, Kristologi Islam Telaah Kritis Rad al Jamīl Karya Al-

Ghāzālī, h.25-26. 38

Hamka, Tasawuf Modern, h. 42.

Page 39: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

27

kelangsungan hidup manusia. Dan dengan mengenal diri sendiri tentu saja disana

melihat kebesaran Allah, maka tentu saja hati ini akan merasa teramat bahagia

saat mengetahui tak ada sesuatupun yang lebih tinggi dari pada Allah!

Pengetahuan tentang Allah merupakan pengetahuan yang tertinggi sehingga orang

yang berhasil meraihnya pasti akan merasakan puncak kebahagiaan.39

3. Rangkuman

Makna hakiki suatu kebahagiaan adalah puncak dan kesempurnaan dari

kebaikan. Sesuatu itu bisa disebut sempurna, apabila sesuatu itu telah diperoleh,

lalu manusia tidak akan memerlukan sesuatu yang lainnya lagi. Kebahagiaan

dalam perspektif ini tidak semua orang dapat mencapainya dan dinikmati oleh

orang-orang yang khusus dan sempurna. Kebahagiaan tidak dapat diukur dengan

banyaknya harta atau bagusnya mobil, tapi kebahagiaan itu ada dalam hati.

Bahwasanya kehidupan semewah apapun yang kita rasakan di dunia ini hanya

kebahagiaan sementara saja, jikalau manusia terus-terusan memfokuskan dirinya

dalam mencari kebahagiaan dunia, maka tertutuplah kebahagiaan yang sebenarnya

yang lebih baik dan yang lebih utama dari pada kehidupan dunia.

Dalam analisis pemikiran kebahagiaan dalam pemikiran kedua tokoh dari

fulsuf Yunani dan filsuf Muslim ini penulis melihat bahwa persamaan orientasi

tujuan hidup manusia yaitu suatu kebahagiaan yang hakiki. Pada pemikir Yunani

dapat dianalisa bahwa perbuatan kebajikan yang dapat mengantarkan manusia

kepada suatu perolehan kebahagiaan. Dan menurut kedua tokohYunani diatas

39Al-Ghāzālī, Kimiᾱ Kebahagiaan, h. 23.

Page 40: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

28

apabila manusia ingin mencapai suatu kebahagiaan maka manusia semestinya

mengerjakan suatu keutamaan dalam kebajikan.

Dan pada pemikir Islam seperti Ibn Miskawaih di atas sangat terpengaruh

oleh pemikiran Aristoteles dalam hal pemikiran kebahagiaan. Begitu juga

dengan Al-Ghāzālī walaupun dijelaskan di atas bahwa Al-Ghāzālī dalam hal

konsep suatu kebahagiaan dinyatakan tidak terpengaruhi oleh pemikir Yunani,

Barat bahkan Islam lainnya, tetapi jika dilihat ada suatu kesamaan di sana. Dalam

hal ini saya menganalisis pemikir Islam diatas, bahwa, untuk memandang

kebahagiaan di dunia jangan dijadikan suatu tempat untuk mengharapkan

kebahagiaan yang hakiki, karena kebahagiaan yang hakiki adanya di alam akhirat

dan manusia hanya dituntut untuk melakukan yang terbaik di dunia ini dengan

melakukan segala apa yang menjadi tuntutan untuk mencapai suatu kebahagiaan

yang hakiki. Sudah barang tentu bahwa kebahagiaan di dunia ini bersifat semu

dan sementara dan akhiratlah kebahagiaan tertinggi itu diperoleh.

Page 41: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

29

BAB III

PEMIKIRAN KEBAHAGIAAN THOMAS AQUINAS

Setelah saya menguraikan secara umum, pengertian kebahagiaan,

kebahagiaan dalam perspektif Yunani dan juga Islam. Selanjutnya dalam bab ini

saya ingin menguraikan tokoh besar Filsafat di kalangan umat Kristiani yang

sangat tersohor namanya, yaitu Thomas Aquinas. Dan tokoh ini merupakan

pokok bahasan skripsi yang saya tulis. Pada bab ini, saya akan menguraikan

bagaimana Biografi dari Thomas Aquinas, latarbelakang Intelektual, karya-karya

dan pemikiran kebahagiaanya.

A. Biografi Thomas Aquinas

a. Riwayat Hidup Thomas Aquinas

Menurut Bertrand Russell1, Thomas Aquinas lahir dari keluarga bangsawan

Aquinas (Aquino) di Rocca Secca, tidak jauh dari Napoli (Italia). Pada akhir tahun

1225 (atau awal 1226). Ibunya masih mempunyai hubungan keluarga dengan

Kaisar Fredik II yang pada waktu itu berkuasa. Pada usia lima tahun (1230),

Thomas diserahkan oleh orang tuanya ke Biara Benediktin di Monte Cassino

dengan harapan bahwa kelak ia memilih hidup membiara. Di sana Thomas

menjalani pendidikan awalnya. Pada tahun 1239, Biara Benekditin tersebut

dipaksa bubar, karena para rahib diusir oleh Kaisar Frederik II. Dalam usia 14

tahun, Thomas menjadi mahasiswa pada Universitas Napoli yang baru saja

didirikan atas desakan dan pengaruh Kaisar Frederik II. Di kota itu ada biara

1Bertrand Russel. Sejarah Filsafat Barat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2002), h. 589.

Page 42: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

30

Dominikin. Thomas sangat tertarik pada pola hidup mereka. Pada Tahun 1244, ia

diterima masuk biara tersebut. Tetapi usaha Thomas tidak disetujui oleh segenap

keluarganya, karena mereka menghendaki agar Thomas kembali ke Monte

Cassino dan menjadi seorang rahib Benekditin.

Karena sikap keluarganya itu, pemimpin umum Ordo Dominikin

memutuskan untuk mengirim Thomas ke Universitas di Paris. Dalam

perjalanannya ke rapat umum Ordo Dominikin di Bologna, pemimpin umum

tersebut membawa Thomas dengan harapan agar dari Bologna ia dikirim ke Paris.

Akan tetapi, dalam perjalanan ke Bologna, Thomas Aquinas diculik oleh saudara

laki-lakinya sendiri dan disandera di tempat kediaman keluarga Thomas tanpa

diketahui oleh pihak Ordo Dominikin. Penyanderaan ini berlangsung selama satu

tahun. Setelah dilepaskan Thomas Aquinas kembali ke biaranya dan dikirim ke

Paris.2

Karena usaha Thomas untuk dapat menjadi bagian dari Ordo Dominikin ini,

ia banyak mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Ordo ini sehingga

ia mulai mendapat mempelajari filsafat dan teologi.

b. Latar Belakang Intelektualnya

Thomas Aquinas Pada tahun 1248-1252 setelah beberapa waktu ia berada

di Paris, lalu Thomas pindah ke Koeln (Jerman). Ia menjadi murid Santo Albertus

Agung. Dapat diperkirakan bahwa upaya Santo Albertus Agung untuk

memanfaatkan filsafat Aristoteles dalam berteologi memberikan pengaruh awal

2Bertrand Russel. Sejarah Filsafat Barat, h. 589.

Page 43: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

31

bagi arah dan gaya berfikir Thomas Aquinas. Dan akhirnya nanti Thomas Aquinas

terkenal sebagai teolog dan filsuf yang secara kreatif mampu menciptakan sintesis

seluruh pemikiran Kristiani dengan memanfaatkan sistem dan konsep-konsep

filsafat Aristoteles. Pada tahun 1252-1256, Thomas mengajar di Paris tanpa gelar

sebagai magister atau master. Sebetulnya, ia sudah mendapatkan gelar tersebut,

tetapi terhalang karena di Paris sedang terjadi konflik antara para biarawan dan

penguasa sipil. Sebagai akibat dari konflik tersebut, para biarawan menolak untuk

taat kepada universitas. Konsekuensinya, Thomas Aquinas dan Bonaventura tidak

jadi menerima gelar magisternya.3

Hanya karena campur tangan dan perintah dari Paus di Roma, maka situasi

keruh itu dapat dipulihkan, dan baru pada tahun 1257 Thomas baru mendapatkan

gelar Magisternya. Pada tahun 1259, Thomas ditugaskan di Italia. Di sana ia

mengajar teologi sambil membantu di lembaga pengadilan kepausan sampai tahun

1268. Ia antara lain mendampingi Paus Alexander IV di Anagni (1259-1261),

Paus Urbanus IV di Orvieto (1261-1264) dan di Roma (1265-1267), dan Paus

Urbanus IV. Thomas Aquinas bertemu untuk pertama kalinya dengan seorang

penerjema ulung dari belgia bernama William dari Moerbeke. Untuk kepentingan

pemeriksaan kasus-kasus teologis di pengadilan kepausan, William dari Moerbeke

telah menerjemahkan karya-karya Aristoteles yang pada waktu itu dilarang.

Terjemahan tersebut akhirnya menjadi sangat bermanfaat bagi Thomas Aquinas.4

3https: //idm. Wikipedia.org/wiki/Thomas-Aquinas, 28-Februari 2018.

4https: //idm. Wikipedia.org/wiki/Thomas-Aquinas, 28-Februari 2018.

Page 44: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

32

Pada bulan januari 1269, Thomas Aquinas kembali ke Paris. Di sana ia

dengan keras menentang para pengikut filsafat Avvereos (Ibn Rusd), seperti Siger

dari Brabant, antara lain karena ajaran-ajaran yang menolak teori penciptaan,

perbedaan antara esensi dan eksistensi, serta menolak adanya imoralitas jiwa.

Konflik itu ternyata menjadi masa yang amat produktif bagi Thomas Aquinas. Ia

menulis berbagai tanggapan maslah-masalah teologis yang muncul.5

Akan tetapi pada tahun 1272 atasannya memerintahkan Thomas Aquinas

agar keluar dari Paris untuk menghindari oposisi yang kian memuncak. Ia

ditugaskan untuk mengurus rumah studi (studium generale) Dominikan di Napoli.

Pada tahun 1274 Thomas diundang oleh Paus Gregorius X untuk mengikuti

konsili di Lyon. Dalam perjalanan ke Konsili tersebut, Thomas Aquinas

meninggal dunia di Fossanuova pada tanggal 7 Maret 1274 yang tidak jauh dari

kota kelahirannya.6

c. Karya-Karya Thomas Aquinas

Thomas Aquinas adalah seorang penulis yang tidak mengenal lelah. Ia

mewariskan sejumlah besar karya tulis dalam bidang teologi dan filsafat. Tulisan-

tuisannya membuktikan bahwa ia bukan sekedar seorang filsuf dan teolog, tetapi

juga seorang religius. Dalam arti bahwa apa yang ditulisnya merupakan

kebenaran-kebenaran yang diyakini dengan iman yang kokoh dalam kesatuan

religi dengan Tuhan. Selain khotbah-khotbah dan komentarnya atas Kitab Suci

serta liturgi Gereja, ia juga menulis komentar atas berbagai karya klasik.

5https: //idm. Wikipedia.org/wiki/Thomas-Aquinas, 28-Februari 2018.

6https: //idm. Wikipedia.org/wiki/Thomas-Aquinas, 28-Februari 2018.

Page 45: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

33

Komentar-komentar itu meliputi komentar atas Sentence karya Petrus Lombardus;

dua, atas karya Boethius yang berjudul De Hebdomadibus dan Trinitate, dan

komentar atas karya-karya utama dari Aristoteles, seperti Metaphysics,

Nichomachean Ethics, De anima, Politics, De Caelo, dan De generatione et

corruptione.7

Dari sekian banyak karya otentik Thomas Aquinas, hanya beberapa yang

dapat disebutkan. Pada tahap awal ketika mengajar di Paris, Thomas Aquinas

menulis De principiis nature (1255), De ente et essentia (1256) dan De veritate

(1256-1259). Ketika untuk pertama kalinya ia ditugaskan di Italia, ia menulis

Summa Contra Gentelis, De Potentia, Contra errores Graecorum, De emptione et

venditione dan De regimine principum. Pada waktu Thomas Aquinas kembali lagi

ke Paris dan terlibat dalam kontroversi teologis dengan para pengikut Avveroes,

Thomas Aquinas menulis De aeternitate munsi contra murmurantes, De unitate

intellectus contra Averroistas, De Malo, De spiritualibus creaturis, De anima, De

unione Verbi incarnati, De causis, dan Perihermeneias.8

Ketika menetap di Napoli, Thomas Aquinas menulis De mixtion

elementorum, De motu cordis, De virtutibus. Dan bukunya yang paling terkenal

berjudul Summa Theologiae (terdiri atas tiga bagian) ditulis antara tahun 1265-

1273. Conpendium Theologiae ditulis sejak tahun 1268 di Paris, tetapi tidak

diselesaikan sampai Thomas Aquinas wafat. Prestasi besar Thomas Aquinas

adalah keberhasilannya menggabungkan berbagai topik pemikiran yang

7https: //idm. Wikipedia.org/wiki/Thomas-Aquinas, 28-Februari 2018.

8https: //idm. Wikipedia.org/wiki/Thomas-Aquinas, 28-Februari 2018.

Page 46: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

34

diperdebatkan pada zamannya, serta menunjukkan bahwa hal itu dapat

diselaraskan dengan iman Kristen. Bahkan ia menimba juga dari unsur-unsur

Yahudi dan Islam. Seperti telah kita lihat, filsafat Kristen tumbuh dengan banyak

kandungan Platonisme dan Neo-Platonisme. Namun sekarang filsafat Aristoteles

ditemukan lagi oleh dunia Kristiani. Dan hal ini diserap pula ke dalamnya.

Thomisme (sebutan untuk filsafat yang dibangun oleh Thomas Aquinas), dapat

dikatakan sebagai sebuah perkawinan yang sukses antara Kristianitas yang sudah

‘’ter-Plato-kan’’ dengan filsafat Aristoteles.9

Thomas adalah murid Albertus Agung, orang yang berusaha membuat

pemikiran Yunani, Arab, dan Yahudi tersedia bagi orang sezamannya. Thomas

memperluas usaha ini. Thomas ingin memperlihatkan bahwa akal budi dan

penyelidikan filosofis cocok dengan iman Kristiani. Ia menandaskan bahwa akal

budi dan wahyu masing-masing mempunyai bidangnya sendiri. Akal budi adalah

suatu alat yang tepat untuk mempelajari kebenaran dunia alamiah. Akan tetapi,

wahyu berkenaan dengan dunia alamiah bukanlah totalitas realitas.10

Thomas bermaksud menunjukkan bahwa iman Kristen didasarkan pada

akal budi, dan bahwa hukum yang melekat pada alam bersifat rasional. Thomas

dipengaruhi secara istimewa oleh Aristoteles. Pembedaan antara bidang ‘’ akal

dan wahyu’’ memungkinkan Thomas untuk menempatkan tempat tersendiri bagi

filsafat Aristoteles dalam pandangan dunia Kristiani. Filsafat Aristoteles hanya

berurusan dengan akal budi dan dunia alamiah. Thomas percaya bahwa dalam

9Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelaraskan Antara Iman dan Akal, (Jakarta: Poliyama

Widyapustaka, Jakarta, 2003) h. 4. 10

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 6.

Page 47: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

35

lingkungan itu, filsafat Aristoteles menyatakan kebenaran yang memadai. Salah

satu dampak dari sumbangan Thomas Aquinas terhadap filsafat Aristotelian ialah,

ia membuat ruang dalam agama Kristiani untuk penghargaan yang relatif tinggi

terhadap dunia alamiah dan pengetahan manusia atasnya.11

Ini berbeda dengan bentuk pemikiran Kristen awal yang lebih Platonis,

yang menekankan kenyataan dunia alamiah bila dibandingkan dengan dunia

surgawi. Pemikiran Thomas Aquinas perlu dipahami dari perspektif sejarah

pemikiran Barat. Sudah disinggung di atas bahwa Thomas Aquinas menghadapi

kontroversi teologis dengan para tokoh teolog Kristen di Paris yang dipengaruhi

oleh filsafat Averroes (Ibn Rusd) seorang pemikir Islam abad ke-12. Akan tetapi

tulisan-tulisannya memperlihatkan bahwa ia merujuk juga ke filsuf-filsuf pra-

Sokratik, seperti Herakleitos dan Parmenides, kemudian juga Sokrates, Plato dan

Plotinus. Ia mengenal dengan baik para pemikir dari kalangan Bapa-Bapa Gereja

Purba, begitu juga Santo Agustinus, Pseudo Dionysius, Santo Anselmus dari

Canterbury, Santo Bonaventura dan Santo Albertus Agung.12

Secara intensif ia merujuk pula pemikiran para filsuf Islam seperti

Avicenna (Ibn Sina) dan Averroes (Ibn Rusd), serta pemikir Yahudi seperti Moses

Maimonides. Melebihi semua pemikir tersebut, Thomas Aquinas memberikan

kehormatan khusus kepada Aristoteles dan menyebutnya ‘’ sang filsuf’’ (the

philosopher), alasannya, menurut Thomas Aquinas, sistem filsafat Aristoteles

mengandung kebenaran rasional yang sejati. Thomas Aquinas berpendapat bahwa

11

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 8. 12

Bertrand Russel. Sejarah Filsafat Barat, h. 600.

Page 48: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

36

kebenaran-kebenaran teologis menurut iman Kristiani tidak akan digerogoti

melainkan diperkaya, jika dirumuskan atau dijelaskan dengan bantuan filsafat

Aristoteles.13

Secara kreatif Thomas Aquinas menggunakan bahasa filsafat Aristoteles

sedemikian rupa sehingga mampu memperlihatkan bagaimana sang filsuf itu

berbicara tentang eksistensi Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Pencipta dan

pengada murni seperti yang diuraikannya dalam bukunya Summa Theologiae.

Sebagai pemikir terbesar dan sejati dari abad pertengahan, Thomas Aquinas

memiliki gaya menulis dengan kejelasan yang sempurna. Seperti tampak dalam

buku Summa Theologiae, suatu topik pembahasan selalu dianalisis dan dirinci

dalam beberapa bagian. Terhadap setiap pertanyaan, Thomas Aquinas menyajikan

jawaban-jawaban dari sumber lain (misalnya dari Kitab Suci dan pemikir-pemikir

sebelumnya).14

Dari jawaban tersebut ia juga merujuk tanggapan lain yang

merupakan kritik. Sesudah itu, ia mengemukakan pendapatnya sendiri sebagai

jawaban akhir atas pertanyaan yang bersangkutan. Dan Thomas Aquinas

meninggal dunia dalam umur kurang dari 50 tahun yaitu pada tahun 1274 di biara

Fossanuova dalam perjalanannya ke Konsili (Muktamar Gereja) di Lyon.15

Cara penulisan ini tidak saja jelas dan sistematis, melainkan juga

menggambarkan betapa luasnya wawasan pengetahuan yang dimiliki Thomas

Aquinas, dan bagaimana secara intensif ia berdialog dengan pemikir-pemikir

sebelumnya. Inilah perkembangan pemikiran filsafat dari Thomas Aquinas yang

13

Bertrand Russel. Sejarah Filsafat Barat, h. 600. 14

Bertrand Russel. Sejarah Filsafat Barat, h. 600 15

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 82..

Page 49: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

37

akhirnya ia berhasil untuk mendamaikan dunia filsafat dengan dunia teologi lewat

usahanya mendamaikan tiga kelompok yang saling bertentangan pada masa itu

yaitu kelompok teolog konservatif yang mengecam perubahan dari filsafatnya,

kemudian kelompok radikal yang membela kelompok Aristotelianisme, serta

kelompok Dominikan dan Fransiskan tentang haknya mengajar di Universitas

tersebut.

A. Hakekat Kebahagiaan Menurut Thomas Aquinas

Menurut Aquinas, Kebahagiaan tidak terletak pada barang-barang

ataupun makanan, pakaian dan lain sebagainya, itu termasuk kedalam

kebahagiaan yang tidak sempurna, seperti yang dapat dimiliki dalam kehidupan

ini, barang-barang eksterior diperlukan, bukan sebagai esensi dari kebahagiaan,

tetapi sebagai alat untuk kebahagiaan. Untuk kebutuhan manusia dalam kehidupan

ini adalah kebutuhan tubuh, untuk latihan sebagai baik kontemplatif, sebagai

kebajikan aktif. Kebahagiaan dikatakan sebagai kebaikan manusia yang berdaulat,

karena itu adalah pencapaian atau kenikmatan dari yang berdaulat baik.16 Bahwa

kebahagiaan yang hakiki itu tidak hanya didasarkan pada sesuatu yang dirasakan

tubuh, karena itu belum cukup. Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa

kebahagiaan yang dialami dan yang dirasakan berkat tubuh yang diputuskan oleh

kehendak dan rasio adalah masih bersifat terbatas dan belum mendatangkan

kebahagiaan yang sebenarnya.17

16Aquinas, Thomas, Summa Theologica, Vol. I, h. 16.

17Aquinas, Thomas, Summa Theologica, Vol. I, h. 16

Page 50: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

38

Menurut Aquinas, Kebahagiaan yang sebenarnya yang dirasakan oleh

seseorang atau masyarakat tidaklah terletak pada benda, nilai atau materi tertentu,

tetapi kebahagiaan itu terjadi ketika jika manusia memandang kemuliaan Allah.18

Menurut Aquinas, kebahagiaan manusia tidak mungkin mengandung

suatu kekayaan. Dan kebahagiaan manusia tidak terletak kepada kekayaan.

Karena kekayaan mengandung banyak syarat untuk keberlangsungan sifat

manusia. 19

ketika manusia memiliki kekayaan yang banyak, disana dapat

dijumpai bahwa hasrat keserakahan manusia, untuk menginginkan suatu barang

yang bernilai kualitas tinggi akan semakin tinggi.

Aquinas juga mengatakan, Tidak mungkin kebahagiaan, terdiri atas

penghormatan. Untuk kehormatan selalu diberikan kepada seseorang yang

memiliki keunggulan, memang keunggulan pada diri manusia sejatinya

mengantarkan pada kehormatan. Juga merupakan bagian dari pada kebahagiaan.

Tetapi kebahagiaan tidak ada disana pada dasarnya, dan terdiri atas

penghormatan.20

Aquinas mengatakan, Mustahil untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan

tetapi menginginkan untuk mendapat kekuasaan, dan itu mengandung dua alasan.

Pertama, karena kekuasaan adalah inisiatif, tetapi kebahagiaan adalah akhir yang

terakhir dan terakhir. Kedua, karena kekuasaan rentan terhadap perbuatan

kejahatan, tetapi kebahagiaan adalah kebaikan yang sempurna dan sempurna dari

manusia. Oleh karena itu, lebih mungkin untuk beberapa kebahagiaan terkandung

18

Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat I (Yogyakarta : Kanisius, 1980), h. 12. 19

Aquinas, Thomas, Summa Theologica, Vol. I., h. 7. 20

Aquinas, Thomas, Summa Theologica, Vol. I., h. 7.

Page 51: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

39

dalam penggunaan kekuatan yang baik, yang berdasarkan kebajikan, daripada di

dalam kekuasaan itu sendiri.

Menurut Aquinas, tidak mungkin manusia mencapai tujuan terakhirnya

dalam dunia ini. Apa pun yang diciptakan manusia di dunia ini tidak akan dapat

membahagiakan manusia sepenuhnya, karena manusia atas akal budinya, terarah

kepada realitas tak terbatas, begitu pula kehendak manusia baru puas apabila

sampai pada nilai yang tertinggi, dan nilai itu adalah Tuhan. Karena itu tujuan

terakhir manusia adalah Tuhan.21

Kebahagiaan yang dimaksud Aquinas adalah tidak lain dari pada

memandang Allah dalam kemuliaanNya. Cara untuk mencapai kebahagiaan ini

adalah menggunakan rasio dengan rahmat Ilahi. Oleh karena itu kebahagiaan yang

didasarkan pada intelek dan kehendak tidaklah menjamin untuk merasakan

kebahagiaan bersama Allah. Dari itu dituntut sikap pencarian kebahagiaan yang

selalu mengharapkan rahmat Ilahi karena lewat rahmat inilah, Aquinas yakin

bahwa, manusia bisa menikmati kebahagiaan yang bukan saja dirasakan untuk

sementara tetapi lebih dari itu yakni kebahagiaan untuk selamanya dan tidak akan

berkesudahan. Bagi Aquinas, semua itu akan terwujud jika manusia memandang

Allah di saat ia telah beralih dari dunia ini yaitu setelah kematian.22

Tuhan bukan realitas indrawi, maka pandangan yang membahagiakan,

visio beatifica, hanya dapat tercapai dialam baqa tempat manusia bertemu muka

dengan Tuhan. Kebahagiaan yang sebenarnya tidak dapat diharapkan dalam dunia

21

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 11. 22

K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Cet. Ke-15 (Yogyakarta: Kanisius, 1998), h. 38

Page 52: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

40

ini, demikian, transedensinya: manusia baru mencapai tujuannya sesudah bidup

ini, apabila ia bertemu dengan Tuhan.23

Thomas Aquinas memungkinkan manusia mencapai kebahagiaan

sepenuh-penuhnya. Dalam dunia ini memang tidak mungkin manusia betul-betul

bahagia. Namun karena Tuhan adalah nilai tertinggi, kepadanya kehendak

manusia tertarik dengan sendirinya, manusia betul-betul bahagia apabila manusia

dapat memandang Tuhan. Karena Tuhan adalah tujuan terakhir manusia, karena ia

adalah nilai tertinggi dan universal, dan karena itu kebahagiaan manusia tercapai

apabila ia memandang Tuhan.24

Thomas Aquinas menggambarkan kehidupan manusia di dunia ini

bagaikan melakukan suatu perjalanan peziarahan. Sehingga kehidupan manusia di

dunia ini sebagai suatu perjalanan, jelas memiliki arah tujuan, yaitu kebahagiaan

sejati. Untuk sampai ke kebahagiaan sejati itu, jelas tidak dapat terwujud tanpa

adanya usaha pencapaian. Dan dalam perjalanan usaha pencapaian itu tentu saja

dapat ditemui berbagai macam hal yang mendukung maupun menghalanginya.

Dalam hal ini, saya akan menguraikan selanjutnya mengenai bagaimana cara

memperoleh kebahagiaan, dan hal-hal yang mempengaruhi suatu kebahagiaan.

C. Kebahagiaan Sebagai Tujuan Manusia

Dari penjelasan di atas, disebutkan bahwa tindakan manusia itu mengarah

ke obyek sebagai tujuannya. Tindakan kehendak itu mengarah ketujuan tersebut,

karena dilihatnya sebagai yang memperlihatkan kebaikan, sementara hasrat

23

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 83. 24

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 83.

Page 53: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

41

manusia, memang mengarah kepada kebaikan untuk memperoleh kepuasan.

Namun kenyataannya manusia tidak pernah akan memperoleh kepuasan yang

sepenuhnya di dalam kehidupan di dunia ini. Sebagaimana akal budi terarah pada

realitas tak terbatas, begitu pula kehendak manusia baru memperoleh kepuasan

penuh pada kebaikan universal, nilai yang tertinggi sebagai tujuan yang terakhir.

Apapun yang diciptakan di dunia ini terbatas, sehingga jelas tidak akan

memberikan pemenuhan pada ketakterbatasan kehendak manusia, dan tidak

mungkin menjadi tujuan terakhir yang sebenarnya bagi manusia, yang memiliki

keterarahan pada realitas yang tak terbatas.25

Dalam etikanya, Aristoteles berpendapat bahwa tujuan manusia adalah

kebahagiaan. Kebahagiaan tertinggi terapai dalam theoris, dalam renungan

filosofis tentang Tuhan. Tujuan moral adalah tujuan yang dapat diterima dalam

dunia ini. Sehingga kebahagiaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan sebagai

filsuf, bukan sebagai santo, Thomas mengikuti kerangka dasar Aristoteles, yang

bercorak eudaemonistik, teleologis serta intelektualis. Tetapi ia memiliki

penekanan yang lain, tidak berhenti pada pemikiran filosofis.26

Menurut Aquinas, pemikiran filosofis tidak sungguh-sungguh dapat

memuaskan manusia. Kebahagian sejati sebagai tujuan tertinggi, tidak dapat

ditemukan dalam barang-barang ciptaan ini, tidak dapat dicapai dalam hidup ini.

Thomas Aquinas mendobrak keterbatasan etika Aristoteles pada dunia ini. Bagi

25

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, (Jakarta: CV.

Poliyama Widyapustaka, 2003.), h. 10. 26

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 10.

Page 54: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

42

Aquinas tujuan manusia adalah kebahagiaan,27

tidak mungkin manusia mencapai

tujuan terakhir dalam dunia ini apapun yang diciptakan tidak dapat

membahagiakan manusia sepenuhnya, karena manusia berkat akal budinya terarah

pada yang tak terbatas. Sebagaimana akal budi terarah pada realitas tak terbatas,

begitu pula kehendak manusia baru puas apabila ia sampai pada nilai yang

tertinggi, dan nilai itu adalah Tuhan. Maka tujuan terakhir manusia adalah Tuhan.

Ia adalah nilai tertinggi dan universal, oleh karena itu, kebahagian manusia secara

penuh akan tercapai apabila ia memandang Tuhan.28

Namun berhubung Tuhan bukan realitas indrawi, pandangan yang

membahagiakan ini (visio beatifica), hanya dapat tercapai di alam baka, pada saat

manusia dapat bertemu muka dengan Tuhan. Meskipun obyek akal budi ditangkap

menurut pola obyek indrawi, tetapi akal budi dapat mengatasi keterbatasan obyek

tersebut. Akal budi dapat dianggap sebagai keterbukaan tak terhingga, atau

sebagai cakrawala tak terhingga. Berhubung cakrawala pengertian manusia adalah

tak terhingga, maka yang tak terhingga (Tuhan) dapat mewahyukan diri pada

manusia. Dan hanyalah Allah yang dapat memenuhi keterbukaan manusia itu.29

Itulah sebabnya manusia hanya dapat bahagia apabila ia memandang

Tuhan, jadi apabila ketakterhingga memenuhi keterbukaan manusia yang terarah

pada yang tak terhingga. Manusia dari kekuatannya sendiri tidak dapat mencapai

Tuhan. la hanya dapat menerima Tuhan, karena Tuhan memberikan diri sendiri.

Dan pemberian Tuhan itu sama sekali bukan merupakan hak manusia. Pemberian

27

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 10. 28

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 10. 29

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 10.

Page 55: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

43

diri Tuhan itu adalah tindakan bebas Tuhan, atas-Nya manusia tidak mempunyai

klaim apa-apa. Ia hanya dapat menerimanya begitu saja. Dalam tradisi Kristiani

kerelaan Tuhan untuk membuka diri kepada manusia disebut rahmat

(gratia).30

Kata rahmat itu memuat pengertian bahwa pemberian diri Tuhan itu

seluruhnya atas kerelaan dan inisiatif Tuhan sendiri, dan bahwa dasarnya adalah

kasih sayang Tuhan.

Dapat dianalisa dari argumentasi Aquinas, Kebahagiaan yang sebenarnya

tidak dapat diharapkan dalam dunia ini. Hal ini mengubah makna kehidupan ini.

Kalau manusia mencapai kebahagiaannya baru sesudah hidup ini, ia jangan terlalu

mencari kebahagiaannya di dunia ini, melainkan sebaiknya hidup sedemikian rupa

sehingga sesudah hidup ini ia menjadi betul-betul bahagia. Jadi hidup ini menjadi

suatu perjalanan ke tujuan manusia yang sebenarnya dan bukan tujuan itu sendiri.

Dan tujuan akhir sebagai tujuan yang sebenarnya itu baru dapat diterima dalam

kehidupan nanti.

E.Usaha memperoleh Kebahagiaan

Setelah diketahui bahwa sumber kebahagiaan manusia adalah sang Ilahi,

maka selanjutnya saya akan mengurai bagaimana usaha memperoleh kebahagiaan

menurut Thomas Aquinas.

Aquinas mengatakan, manusia wajib untuk melakukan yang baik dan

menghindari yang buruk. Selain yang baik itu sesuai dengan bagaimana kita

berusaha untuk mencapai tujuan terakhir sudah jelas, yaitu melakukan yang baik

30

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 10.

Page 56: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

44

dan menghindari yang buruk. Selain akal budi dapat memahami tentang yang baik

yang buruk, manusia juga diarahkan oleh hati nuraninya untuk melakukan yang

baik. Maka yang mejadi masalah berikutnya adalah bagaimana langkahnya agar

kita tetap teguh melakukan yang baik dalam kehidupan ini.31

Menurut Aquinas, kemantapan untuk tetap melakukan yang baik dan menolak

yang jahat disebut keutamaan ( virtus ). Keutamaan merupakan sikap hati yang

sudah mantap, yang seakan-akan dapat diandalkan. Sikap atau kebiasaan hati itu

terbentuk karena tindakan-tindakan yang biasa dilakukan. Misalnya, semakin

manusia membiasakan diri bertindak dengan jujur, maka semakin gampang

manusia untuk bertindak dengan jujur, semakin menjadi jujur, dengan demikian

keutamaan kejujuran terbentuk dalam diri manusia. Adanya suatu keutamaan

berarti bahwa orang yang bersangkutan telah memiliki arah dan kecenderungan

tertentu dalam hidupnya. Arah tersebut, tentu saja mempermudah dan

memperlancar setiap pengambilan sikap baru ke arah itu. Semakin tegas manusia

mengambil sikap-sikap baik, maka semakin mudah manusia mengambil sikap-

sikap baik selanjutnya.32

Maka sebaiknya manusia mengusahakan keutamaan, agar manusia semakin

lebih gampang mengusahakan serta mewujudkan kebaikan dalam perjalanan

hidup.33

Berhubung sikap manusia tadi berkaitan dengan tindakan manusia, maka

manusia dapat menelusuri untuk menemukan keutamaan-keutamaan tersebut

31

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 87. 32

Magnis·Suseno, Franz., Etika Dasar. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, h. 86. 33

Magnis·Suseno, Franz., Etika Dasar. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, h. 86.

Page 57: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

45

dalam unsur-unsur yang terlibat dalam tindakan itu, antara lain : akal budi, emosi-

emosi, serta kehendak untuk mewujudkannya. Tujuan terakhir manusia, juga

ternyata sesuai dengan kodrat manusia, dalam hatinya manusia mempunyai

perasaan tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Dalam lubuk hatinya terdapat

perasaan tentang apa yang bernilai, dan memberikan orientasi positif bagi

kehidupannya. Perasaan ini disebut hati nurani (Synteresis). Dan apabila manusia

masuk ke dalam situasi keputusan kongkrit, di mana manusia harus memilih

antara yang baik dan buruk, hati nurani menjadi suara hati (conscientia) yang

mengatakan kepada manusia apa yang wajib untuk dilakukan. Apabila manusia

berlaku melawan suara hatinya, ia langsung merasa tidak bernilai. Maka dalam·

situasi kongkrit suara hatilah norma paling akhir yang harus diikuti manusia.34

Selain kebahagiaan sejati itu tidak dapat dicapai di dunia ini, tujuan

terakhir tersebut juga merupakan pemberian Tuhan yang berdaulat. Namun hal ini

tentu saja tidak berarti bahwa manusia tidak perlu berusaha sendiri. Sehingga

masalahnya adalah bagaimana kita sebaiknya bertindak dan menjalani hidup ini

agar sesuai dan selaras dengan kebahagian sejati yang kita harapkan dalam

kehidupan nanti. Seperti yang dikatakan Aquinas, manusia betul-betul bahagia

apabila ia dapat memandang Tuhan. 35

yang menjadi pertanyaannya adalah,

dapatkah manusia memandang Tuhan? Apakah manusia dapat mengusahakan

pemandangan Tuhan dengan kekuatannya sendiri?36

Ini yang perlu kita perhatikan

34

Magnis·Suseno, Franz., Etika Dasar. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, h. 86. 35

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 83. 36

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 83.

Page 58: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

46

terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan itu agar manusia dapat betul-betul

bahagia.

Aquinas mengatakan, Dalam diri setiap orang memang ada' "hasrat

kodrati" untuk mengusahakan kebahagiaan. Kehendak manusia mengarah dan

mengusahakan hal yang dilihat· nya sebagai yang baik serta diharap dapat

memberikan kebahagiaan. Sebagai yang masih bidup di dunia ini, manusia baru

menemukan kebaikan yang terbatas, sehingga kebahagiaannya pun juga bersifat

terbatas, tidak sempurna dan sementara. Perbuatan yang baik ini dapat

mengarahkan manusia pada tujuannya yang terakhir. Sebagaimana akal budi

merupakan kemampuan kognitif manusia yang terbuka pada yang tak terhingga,

Aquinas sepakat dengan pandangan bahwa pada segala yang ada di alam ini

terdapat kecenderungan yang mengarah pada suatu tujuan tertentu.37

Aquinas mengatakan, akal budi (intellectus) merupakan kemampuan yang

secra hakiki terbuka bagi yang tak terhingga. Meskipun objek akal budi dianggap

menurut objek akal indrawi, akal budi dapat mengatasi keterbatasan objek indrawi

dan memahami yang tak terhingga. Karena itu manusia berakal budi, dan binatang

tidak. Akal budi dapat dainggap sebagai keterbukaan tak terhingga atau sebagai

cakrawala tak terhingga. Dalam cakrawala itu semua objek terhingga, tetapi

karena cakrawala tak terhingga, manusia menangkap objek terhingga sebagai

terhingga dan dengan demikian sudah mengatasi keterhinggaan. Karena itu,

Tuhan dapat mewahyukan diri kepada manusia atau masuk kedalam wawasannya.

37

Poespoprodjo, Filsafat Moral- Kesusilaan dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Pustaka

Grafika, 1999), h. 175.

Page 59: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

47

Namun cakrawala pengertian manusia adalah tak terhingga sehingga Yang Tak

Terhingga dapat mewahyukan diri kepada manusia. Manusia secara kodrati

terbuka bagi Allah dan hanya Allah yang dapat memenuhi keterbukaan itu. Itulah

sebabnya manusia hanya dapat bahagia apabila ia memandang Tuhan, jadi apabila

ketakterhinggaan memenuhi keterbukaan manusia yang terarah kepada Yang Tak

Terhingga.38

Aquinas mengatakan, manusia memang hanyalah keterbukaan atau

potensialitas tak terhingga. Oleh karena itu, manusia dari kekuatannya sendiri

tidak dapat mencapai Tuhan. Ia hanya dapat menerima Tuhan, karena Tuhan

memberikan diri sendiri. Pemberian diri Tuhan itu bukan sama sekali suatu hak

manusia, melainkan tindakan bebas Tuhan. Atasnya, manusia tidak mempunyai

klaim apa-apa. Ia hanya dapat menerimanya.39

Dalam tradisi Kristiani, kerelaan Tuhan untuk membuka diri kepada

manusia disebut Rahmat (gratia). Kata ‘’rahmat’’ itu membuat arti bahwa,

pemberiaan diri Tuhan itu seluruhnya atas kerelaan dan inisiatif Tuhan sendiri,

dan bahwa dasarnya adalah kasih sayang Tuhan. Bahwa Tuhan memberikan diri,

bahwa Tuhan bersifat Maharahim, itu diketahui dengan pasti hanya karena wahyu,

karena Tuhan sendiri memberitahukannya. Disini dapat dilihat bahwa Aquinas,

tidak lagi bicara murni sebagai filsuf, melainkan sebagai teolog. Karena itu dalam

38

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 84. 39

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 84.

Page 60: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

48

etikanya, Aquinas memang melampaui metode filosofis murni dan berbicara

sebagai seorang yang beriman.40

Selanjutnya, menurut Aquinas, Tuhan mempunyai suatu rencana ketika

menciptakan seluruh ciptaannya. Dia mengarahkan semua ciptaan ke arah tujuan

yang telah Dia tetapkan. Tuhan menghendaki semua makhluk melaksanakan

kehendak-Nya tersebut. Maka perlu disediakan jalan bagi ciptaan untuk mencapai

tujuannya masing-masing. Baik tujuan ataupun jalan mencapai tujuannya tidak

dapat hanya bersifat anjuran atau nasihat supaya setiap makhluk tersebut taat pada

tujuan dan jalan tersebut, melainkan perlu suatu yang lebih mengikat dan

memaksa. Maka Aquinas berkeyakinan, bahwa mestilah tujuan dan jalan tersebut

berupa hukum. Artinya Tuhan memerintah seluruh alam semesta dengan suatu

hukum. Dalam pandangan Aquinas hubungan antara Tuhan dan makhluknya,

layaknya pembesar dan bawahan, Tuhan sebagai pembesar memerintah

makhluknya yang terikat dalam hukum yang membawa setiap makhluknya pada

tujuan yang telah Tuhan tetapkan.41

Begitu pula kehendak adalah dorongan manusia yang mengarah pada yang

baik, yaitu kepada nilai yang tak terhingga. Perintah moral paling dasar menurut

Aquinas berbunyi : "Lakukanlah yang baik, jangan melakuhan yang jahat". Yang

baik adalah apa yang sesuai dengan tujuan terakhir manusia. Tindakan itu di

dahului oleh pengertian. Sesudah kita mengetahui yang baik, kita wajib

40

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 84. 41

Poespoprodjo, Filsafat Moral- Kesusilaan dalam Teori dan Praktek, h. 175.

Page 61: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

49

menghendaki dan melakukannya. Secara umum kita telah mengetahui adanya

perintah moral, yaitu : melakukan yang baik dan menghindari yang jahat.42

Menurut Aquinas, kita mengetahui apa yang baik apa yang jahat dari "hukum

kodrat", dan hukum kodrat dapat kita ketahui melalui akal budi kita. Dari hukum

kodrat kita mengetahui perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk. Hukum

kodrat mengacu pada kodrat. Kodrat dimaksud sebagai realitas, atau struktur

realitas, hakekat realitas yang ada. Segenap makhluk ada struktur-strukturnya,

kegiatan serta pengembangannya mengikuti struktur-struktur tersebut.

Pengembangan kodrat merupakan tujuan masing-masing makhluk.43

Hukum kodrat sebenarnya dapat dipahami dengan mudah. Gagasan dasarnya

herbunyi : hiduplah sesuai kodratmu !. Menurut Aquinas, manusia hidup dengan

baik, apabila ia hidup sesuai dengan kodratnya, dan buruk apabila tidak sesuai.

Sebab manusia hanya dapat mengembangkan diri, hanya dapat mencapai

tujuannya, apabila ia hidup sesuai dengan kodratnya. Orang yang hidup

berlawanan dangan kodratnya, tidak akan mencapai tujuannya, tidak akan

mengembangkan .dan mengaktualisasikan seluruh potensi-potensinya. 44

Manusia bertindak sesuai dengan kodratnya apabila ia menyempurnakan diri

sesuai dengan kekhasannya, yaitu dengan kerohaniaannya. Jadi ia harus

mengembangkan diri sebagai makhluk rohani. Sedangkan penyempurnaan

kekuatan-kekuatan emosional dan vegetatif harus dijalankan sedemikian rupa,

sehingga menunjang penyempurnaannya sebagai makhluk rohani. Hidup sesuai

42

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 86. 43

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 87. 44

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 86-87.

Page 62: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

50

dengan kodrat menurut Aquinas, merupakan sebuah kewajiban, karena yang

menghendakinya adalah Tuhan.45

Hukum kodrat adalah hukum yang berasal dari Allah. Menaati hukum kodrat

berarti taat pada Allah, dan tidak menaatinya berati tidak taat pada Allah.

MoraIitas itu bukan hanya masalah kebijaksanaan, melainkan masalah kewajiban.

Kodrat manusia dan kodrat segala makhluk mencerminkan kebijaksanaan Tuhan.

Manusia itu adalah manusia dengan segala ciri-cirinya sebagai manusia, karena

Allah menentukannya demikian. Dengan memandang kodrat kita, kita mengetahui

apa yang dikehendaki Allah, kalau Allah memberikan kodrat itu kepada kita,

maka Allah juga menghendakinya agar kita hidup sesuai denganNya.46

Maka dengan mengikuti hukum kodrat yang sudah ditentukan Allah dengan

baik, maka disana manusia akan dapat untuk mengusahakan kebahagiaan.

45

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 89. 46

Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 90.

Page 63: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

51

BAB IV

PEMIKIRAN HAMKA TENTANG KEBAHAGIAAN

Setelah membahas Thomas Aquinas. Maka selanjutnya dalam bab ini saya

ingin menguraikan satu tokoh besar Filsafat dikalangan umat Islam di Indonesia

yang sangat tersohor namanya, yaitu Hamka. Dan tokoh ini merupakan tokoh

yang menjadi esensi terhadap skripsi yang saya tulis, pada bab ini saya akan

menguraikan bagaimana Biografi dari Hamka, latarbelakang Intelektual, karya-

karya dan pemikiran yang berfokus kepada kebahagiaan.

A. Biografi Hamka

a. Riwayat Hidup

Nama lengkap beliau adalah Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah1

beliau dilahirkan di sungai Batang Maninjau ( Sumatera Barat ) pada 17 Februari

1908 ( 14 Muharram 1326 H ). Menurut silsilah, Hamka adalah anak tertua dari

empat bersaudara kandung, disamping beberapa saudara tiri yang lain.2Ayahnya

ulama terkenal, DR. Haji Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul, pembawa

paham-paham pembaharuan Islam di Minangkabau.Ibunya bernama Siti Shafiyah

Tanjung binti Haji Zakaria yang mempunyai gelar Bagindo Nan Batuah. Dikala

mudanya terkenal sebagai guru tari, nyanyian dan pencak silat.3

1Hamka, Lembaga Hidup (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001),h.x.

2Musyafa, Haidar, HAMKA: Sebuah Novel Biografi, (Depok: Penerbit Imania, 2016),

h.23. 3Nasir Tamara, Hamka Dimata Hati Ummat, (Jakarta: Sinar Harapan, 1983), h. 51.

Page 64: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

52

Hamka merupakan sebuah akronim dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah.

Nama asli Hamka yang diberikan oleh ayahnya adalah abdul Malik, proses

penambahan nama hajinya setelah pulang menunaikan rukun Islam yang kelima,

ketika itu dikenal dengan nama Haji Abdul Malik. Sementara penambahan nama

dibelakangnya dilakukan dengan mengambil nama ayahnya Karim Amrullah.

Proses penyingkatan namanya dari Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah

menjadi Hamka, berkaitan dengan aktivitas beliau dalam bidang penulisannya.4

b. Latar Belakang Intelektualnya

Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang Panjang. Sewaktu

berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan malamnya belajar mengaji Al-

Qur’an dengan ayahnya sendiri sehingga khatam. Dari tahun 1916 sampai tahun

1923, dia telah belajar agama pada sekolah-sekolah ‘’ Diniyah School’’ dan

Sumatera Thawalib’’ di Padang Panjang dan di Parabek. Guru-gurunya waktu itu

Syeikh Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid, dan Zainuddin Labay,

Padang Panjang waktu itu ramai dengan penuntut ilmu agama Islam, di bawah

pimpinan ayahnya sendiri.5

Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya, dan mulai mempelajari pergerakan-

pergerakan Islam dari H.O.S Tjokroaminoto, H. Fakhruddin, R.M. Suryopranoto,

dan iparnya sendiri AR. St. Mansur yang pada waktu itu ada di Pekalongan.6

4Nasir Tamara, Hamka Dimata Hati Ummat, (Jakarta: Sinar Harapan, 1983), h. 51

5Hamka, Tasawuf Modern, h.iii.

6Hamka, Tasawuf Modern, h. iv

Page 65: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

53

Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang. Waktu itulah mulai tumbuh

bakatnya sebagai pengarang. Buku yang mula-mula dikarangnya berjudul ‘’

Khotibul Ummah’’. Di awal tahun 1927 dia berangkat atas kemauannya sendiri ke

Mekkah, sambil menjadi koresponden harian Pelita Andalas di Medan. Pulang

dari sana dia menulis di majalah ‘’ Seruan Islam’’ di Tanjung Pura (Langkat), dan

membantu, Bintang Islam dan Suara Muhammadiyah, di Yogyakarta.7

Dan pada Sabtu 6 juni 1974 dapat gelar ‘’Dr’’. Dalam Kesusateraan di

Malaysia. Bulan Juli 1975 Musyawarah Alim Ulama Seluruh Indonesia

dilangsungkan. Hamka dilantik sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia pada

tanggal 26 Juli 1975 bertepatan dengan 17 Rajab 1395.8

Secara formal pendidikan Hamka tidaklah tinggi, hanya sampai kelas tiga di

sekolah desa, lalu sekolah agama yang ia jalani di Padang Panjang dan Parabek

juga tidak lama, hanya selama tiga tahun. Dan walaupun pernah duduk di kelas

VII, akan tetapi ia tidak mempunyai ijazah. Dari sekolah yang pernah diikutinya

tidak satupun sekolah yang dapat diselesaikannya.9

Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa Hamka sampai akhir

hayatnya tidak pernah tamat sekolah, oleh sebab itulah dia tidak pernah mendapat

diploma atau ijazah dari sekolah yang diikutinya.

c. Karya- Karya Hamka

7Hamka, Tasawuf Modern, h. iv

8Hamka, Tasawuf Modern, h.vi

9Herry Muhammad, Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2006), h. 41.

Page 66: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

54

Pada tahun 1928 keluarlah buku romannya yang pertama dalam bahasa

Minangkabau berjudul, Si Sabariyah. Waktu itu pula dia memimpin majalah

Kemauan Zaman yang terbit hanya beberapa nomor. Pada tahun 1929 keluarlah

buku-bukunya, Agama dan Perempuan, Pembela Islam, Adat Minangkabau dan

Agama Islam (buku ini disita polisi), Kepentingan Tabhlig, Ayat-ayat Mi’raj, dan

lain-lain.10

Pada tahun 1930 mulailah dia mengarang dalam surat kabar, Pembela

Islam di Bandung, dan mulai berkenalan dengan M. Natsir, A, Hassan, dan lain-

lain. Ketika dia pindah mengajar ke Makassar diterbitkannya majalah al- Mahdi.11

Setelah dia kembali ke Sumatera Barat tahun 1935, setahun kemudian

pergilah dia ke Medan, lalu mengeluarkan mingguan Islam yang mencapai puncak

kemasyhuran sebelum perang, yaitu ‘’Pedoman Masyarakat’’. Majalah ini

dipimpinnya sendiri setelah setahun dikeluarkan, mulai tahun 1936 sampai 1943,

yaitu ketika bala tentara Jepang masuk, Di zaman itulah banyak terbit karangan-

karangannya dalam bidang agama, filsafat, tasawuf dan roman. Ada yang ditulis

di Pedoman Masyarakat dan ada pula yang ditulis terlepas. Dan waktu itulah

keluar romannya, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan

Ka’bah, Merantau ke Deli, Terusir, Keadilan Ilahi, dan lain-lain. Dalam hal

agama dan filsafat terbit buku, Tasawuf Modern, Falsafah Hidup, Lembaga

Hidup, Lembaga Budi, Pedoman Muballigh Islam, dan lain-lain. Di Zaman

10

Hamka, Tasawuf Modern, h. iv 11

Hamka, Tasawuf Modern, h. iv

Page 67: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

55

Jepang dicobanya menerbitkan, Semangat Islam’’ dan Sejarah Islam di

Sumatera.12

Setelah pecah revolusi, dia pindah ke Sumatera Barat, Dikeluarkannya

buku-buku yang mengguncangkan, Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat

Minangkabau Menghadapi Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naskah Renville,

Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, Dan Lembah Cita-Cita, Merdeka, Islam

dan Demokrasi, Dilamun Ombak Masyarakat, dan Menunggu Beduk Berbunyi.13

Tahun 1950 beliau pindah ke Jakarta. Di Jakarta keluar buku-bukunya:

Ayahku, Kenang-Kenangan Hidup, Perkembangan Tasawuf dari Abad ke Abad,

Urat Tunggang Pancasila. Riwayat perjalanan ke negeri-negeri Islam: Di Tepi

Sungai Nyl, Di Tepi Sungai Dajlah, Mandi Cahaya di Tanah Suci, Empat Bulan di

Amerika, dan lain-lain. Kian lama kian jelaslah coraknya sebagai pengarang,

pujangga, dan Filosof Islam, diakui oleh lawan dan kawannya. Dengan

keahliannya itu, pada tahun 1952 Hamka diangkat oleh Pemerintah jadi Anggota

Badan Pertimbangan Kebudayaan dan Kementerian PP dan K dan menjadi Guru

Besar pada perguruan tinggi Islam dan Universitas Islam di Makassar dan menjadi

penasihat pada kementerian Agama.14

Di samping kesaikannya mempelajari Kesusasteraan Melayu Klasik,

Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki Kesusasteraan Arab, sebab bahasa

asing yang dikuasainya hanyalah semata-mata bahsa Arab. Drs. Slamet Mulyono,

ahli tentang ilmu Kesusasteraan Indonesia menyebut Hamka sebagai ‘’Hamzah

12

Hamka, Tasawuf Modern, h.v 13

Hamka, Tasawuf Modern, h.v 14

Hamka, Tasawuf Modern, h.v

Page 68: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

56

Fansuri Zaman Baru’’.Pada tahun 1955 keluar buku-bukunya yaitu, Pelajaran

Agama Islam, Pandangan Hidup Muslim, Sejarah Hidup Jamaluddin Al Afhgany,

dan Sejarah Umat Islam15

.

Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam dengan bahasa

Indonesia yang indah itu, maka pada permulaan tahun 1959 Majelis Tinggi

University al-Azhar Kairo memberikan gelar Ustaziyah Fakhiriyah (Doctor

Honoris Causa) kepada Hamka. Sejak itu berhaklah beliau memakai titel ‘’Dr’’ di

pangkal namanya. Tahun 1962 Hamka memulai menafsirkan Al-Qur’an lewat ‘’

Tafsir Al- Azhar’’. Dan Tafsir ini sebagian besar dapat terselesaikan selama di

dalam tahanan dua tahun tujuh bulan. (Hari Senin tanggal 12 Ramadhan 1385,

bertepatan dengan 27 Januari 1964 sampai Juli 1969).16

Dan pada tahun-tahun 70-an keluar pula buku-bukunya, Soal Jawab

(tentang Agama Islam), Muhammadiyah di Minangkabau, Kedudukan Perempuan

Dalam Islam, Do’a-Doa Rasulullah, dan lain-lain. 17

B. Hakikat Bahagia Menurut Hamka

Dalam membahas mengenai kebahagiaan, Hamka menceritakan sebuah

alkisah, tiga orang berkawan berjalan di sebuah kampung yang ramai, dimana

berdiri rumah-rumah yang indah tempat tinggal orang kaya, tuan-tuan, dan orang-

orang yang bergaji besar. Ketika itu hari telah petang, matahari telah condong ke

barat, di antara pergelutan siang dan malam itu, beberapa orang duduk di muka

15

Hamka, Tasawuf Modern, h.vi 16

Hamka, Tasawuf Modern, h.vi 17

Hamka, Tasawuf Modern, h.vi

Page 69: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

57

pekarangan rumahnya bersama anak dan istrinya, sambil membaca surat kabar

yang terbit petang sambil istirahat selepas pulang dari pekerjaan. Di atas meja

terletak beberapa mangkuk teh. Si ibu sedang menyulam, anak-anak sedang

bermain kejar-kejaran di hamparan rumput halaman rumah yang hijau.18

Alangkah bahagianya orang-orang yang tinggal di sini, kata salah seorang

dari ketiga orang bertamasya itu. Lihatlah keindahan rumahnya, bertikam dengan

keindahan pekarangannya, kecukupan perkakasnya bergelut dengan kepuasan

hati. Di dalam bagasi kelihatan mobilnya, tentu mobil itu menurut model yang

paling baru; gajinya tentu mencukupi untuk belanja dari bulan-kebulan, malah

lebih dari cukup.19

Seorang di antara dari ketiga yang bertamasya itu, demi mendengarkan

perkataan kawannya itu menjawab ‘’ah ‘’ , jangan engkau terpercaya dari kulit

lahir, karena dunia ini hanya komedi. Boleh jadi dibalik keindahan perkakas,

dibalik senyuman dan tertawa itu ada beberapa kepahitan yang mereka

sembunyikan. Yang tidak diketahui oleh banyak orang lain. Banyak orang yang

tertawa sedangkan hatinya luka parah. Banyak orang yang tertipu dibalik melihat

cahaya panas di waktu terik di tanah lapang luas, disangkanya cahaya itu air, bila

sampai dia ke sana hanya pasir belaka. Banyak sekali yang rahmat dipandang

lahir, tetapi pada batinnya laknat.20

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah arti

sebuah kebahagiaan ? Dan dimanakah kebahagiaan itu berada?

18

Hamka, Tasawuf Modern, h.9. 19

Hamka, Tasawuf Modern, h.10 20

Hamka, Tasawuf Modern, h.10

Page 70: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

58

Seorang mengatakan, bahagia itu didapat oleh orang yang mempunyai

kekayaan cukup. Karena jika ada kekayaan, segala yang dimaksud tentu tercapai.

Orang kaya dimana dia tinggal, perkataannya didengar orang, salah-salah sedikit

dimaafkan orang saja. Uang laksana madu lebah. Segala macam semut dan

kumbang datang menghirup manisnya. Sengsara ada pada kemiskinan. Benarpun

perkataan yang keluar dari bibir, kebenaran itu tidak akan tegak karena tidak

bertulang-punggung. Tulang-punggung ialah harta.

Yang lain mengatakan bahwa kemuliaan dan bahagia itu pada nama yang

masyur dan sebutan yang harum, mentereng, dijadikan orang buah bibir, dipuji

ditengah dan ke tepi. Itulah bahagia, katanya, yang lebih berharga daripada harta-

benda, karena kekayaan duniatidaklah akan dibawa mati, tetapi nama baik tetap

diingat orang.

Buah pikiran mengenai bahagia, yang diuraikan diatas tidak mau putus-

putus kata Hamka, Hamka mengatakan semua manusia menginginkan yang

namanya suatu kebahagiaan, seperti seorang tadi mengatakan bahagia itu lantaran

banyak harta. Tahukah apa sebab dia berkata seperti itu? Perkataannya itu timbul

karena putus asa. Sepertinya kerapkali langkahnya tertarung sebab dia miskin,

kerap maksudnya tak berhasil, sebab dia miskin. Jadi sebenarnya kata Hamka

kekayaan itu bukanlah sumber kebahagiaan.

Ada sebuah ungkapan yang diuntaikan Hamka;

Orang Fakir mengatakan bahagia pada kekayaan,

Orang sakit mengatakan bahagia pada kesehatan,

Page 71: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

59

Orang yang telah terjerumus ke lembah dosa mengatakan bahwa berhenti

dari dosa itulah kebahagiaan,

Seorang jurnalis merasa bahagia jika surat kabarnya dan timbangan

redaksinya dipahami orang.21

Yang menjadi pertanyaan lagi, apakah untaian di atas dapat dikatakan sebuah

kebahagiaan ?

Jadi Hamka menjawab, Menurut Hamka kebahagiaan yang sebenarnya

yang bersifat kekal dan hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi, karena kebahagiaan

ukhrawi merupakan kebahagiaan yang tidak akan berubah dan lenyap. Manusia

hidup di dunia hanya untuk singgah dan menyiapkan diri untuk menempuh alam

akhirat. Dan hanya di akhiratlah manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang

kekal dan abadi, tidak seperti kebahagiaan duniawi yang tidak kekal dan bersifat

sementara.22

Menurut Hamka, Manusia itu pada dasarnya pasti sangat menginginkan

kekayaan, uang banyak, mobil mewah dan sebagainya. Apakah hanya sebatas itu

arti sebuah kebahagiaan? Hamka mengatakan, manusia itu memiliki suatu tujuan

hidup yang lebih tinggi, tidak hanya mencukupi kebutuhan materi dan juga

jasmaniahnya saja. Tapi lebih dari pada itu,. Dan tujuan yang tertinggi itu adalah

sebuah kebahagiaan.23

Menurut Hamka, Hidup di dunia ini berkaitan dengan dua

kehidupan yaitu kehidupan duniawi dan ukhrawi, manusia akan mendapati suatu

kesengsaraan jika ia tidak memegang dua tali, yaitu tali Allah dan tali insaniyah.

Hamka mengatakan jangan hanya badan yang kenyang karena diisi makanan,

21

Hamka, Tasawuf Modern, h.12 22

Hamka, Tasawuf Modern, h. 97. 23

Hamka, Tasawuf Modern, h. 25

Page 72: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

60

tetapi jiwa lapar karena tidak mendapatkan siraman rohani, maka berilah makan

bagi keduanya.24

Hamka mengatakan, Dalam hal kebahagiaan, akal sangat penting

peranannya. Hamka menjelaskan dalam kitab Tasawuf Modern, dengan nama lain,

yaitu, keutamaan otak, menurut Hamka, dengan keutamaan otak, manusia dapat

membedakan antara jalan baik dengan jalan yang buruk. Yakin akan kebenaran

barang yang benar dengan berpegang kepadanya, dan tahu akan kesalahan barang

yang salah dan menjauhinya, semuanya didapat dengan otak yang cerdas, bukan

karena ikut-ikutan, bukan karena takild kepada pendapat orang lain saja.25

Menurut Hamka, Walupun akal memang sangat diperlukan dalam

kehidupan ini. jika manusia hanya bersandar pada akal tidaklah akan tercapai

kebahagiaan dalam hidup. Karena akal saja tidaklah cukup untuk mencapai

kebahagiaan dalam hidup, karena akal sejatinya tidak akan sanggup membuka

rahasia-rahasia dalam hidup. Manusia akan berbahagia jika dalam hidupnya

mampu mengoptimalkan kemampuan akalnya dengan kemampuan rohaninya.

Dan dengan rohani itu dapat mengantarkan manusia kepda puncak kebahagiaan

penghabisan, yaitu kenal dengan Allah, baik ma’rifat kepada-Nya, baik taat

kepada-Nya, dan baik sabar atas ketentuan-nya.26

Karena semua itu diperlukan

manusia untuk menciptakan kualitas hidup yang baik untuk memperoleh

kebahagiaan tertinggi.

24

Hamka, Pandangan Hidup Muslim, (Jakarta: Bulan Bintang,1992), h. 154. 25

Hamka, Tasawuf Modern, h. 135. 26

Hamka, Tasawuf Modern, h. 27.

Page 73: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

61

Hamka mengatakan Allah-lah yang Maha Mulia dan Maha Agung.

Kedekatan diri pada Allah akan memberikan puncak kelezatan dan kepuasan hati,

sehingga hilang duka cita dalam hidup, karena berkeyakinan bahwa segala sesuatu

berasal dari Allah yang Maha Baik, karena Allah merupakan sumber kebahagiaan.

Sehingga Kedekatan diri kepada Allah Swt, tentunya juga akan memberikan

kebahagiaan kelak di akhirat.27

Mengenai kebahagiaan, Hamka mengklasifikasi menjadi dua kebahagiaan

kepada manusia, yaitu kebahagiaan ukhrawi dan kebahagiaan duniawi. Dan hal

yang terpenting untuk dicapai manusia adalah suatu kebahagiaan yang hakiki

yang berada di alam akhirat. Dalam pandangan ini, Hamka, membagi kedalam

kebahagiaan ukhrawi. Kebahagiaan ukhrawi merupakan puncak dari kebahagiaan,

dan untuk memperolehnya dibutuhkan agama untuk mencapai kebahagiaan hakiki

di akhirat. tetapi di samping itu, manusia juga memerlukan kebahagiaan duniawi

agar kebahagiaannya menjadi sempurna sebagai penunjang kebahagiaan akhirat.

Kebahagiaan duniawi meliputi keutamaan-keutamaan dalam pribadi manusia

seperti, keutamaan otak dan budi, kesehatan tubuh dan jiwa, serta harta yang

cukup. Setelah membahas mengenai hakekat kebahagiaan, selanjutnya saya akan

menguraikan, jalan mencapai suatu kebahagiaan.

27

Hamka, Pandangan Hidup Muslim, h. 55.

Page 74: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

62

C. Usaha Memperoleh Kebahagiaan

Di bawah ini, saya akan mengulas pemikiran Hamka, tentang empat

keutamaan yang di perlukan untuk mencapai suatu kebahagiaan yaitu; agama,

keutamaan otak dan budi, kesehatan jiwa dan badan, harta benda yang cukup.

1. Agama

Menurut Hamka, manusia yang bahagia adalah manusia yang dekat

dengan Allah Swt. Dan di dalam agama manusia memiliki aturan dan

pedoman untuk mendekat diri dengan Allah Swt. Hamka mengatakan

agama mengandung fungsi untuk merentangkan jalan untuk mencapai

suatu kebahagiaan.28

untuk mencapai suatu kebahagiaan menurut agama

tidaklah susah, ada 4 (empat) perkara; I’tikᾱ d yang bersih, yakin, iman

dan agama.

a. I’tikᾱ d ini harus ada di dalam diri seorang manusia, karena i’tikᾱ d yang

mendorong manusia dalam memilah dalam melakukan segala sesuatu.

Menurut Hamka i’tikᾱ d adalah suatu keyakinan terhadap sesuatu pilihan,

yang dilakukan dengan pertimbangan pikiran.29

Menurut Hamka, manusia

yang tidak mempunyai i’tikᾱ d akan menjadi puncak aru, akan mengulai

ke mana gerak angin saja, ke mari bukan, kesana bukan. Dan manusia

seperti ini tidak ada nilai hidupnya sebab kompas jantungnya rusak, sebab

28

Hamka, Tasawuf Modern, h. 57 29

Hamka, Tasawuf Modern, h. 58

Page 75: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

63

itu jarumnya tidak dapat menunjukkan utara dan selatan lagi. Jiwanya

telah rusak dimakan karat.30

b. Yakin, menurut Hamka, suatu keyakinan harus ada dalam diri manusia,

karena dengan keyakinan akan memberikan suatu sumbangsih yang besar

kepada manusia, untuk memantapkan hati terhadap sesuatu. Karena

banyak perkara yang diyakini oleh seorang tapi masih diragui oleh orang

lain. Seperti halnya dalam keyakinan kita kepada Allah Swt, seorang

muslim harus meyakini bahwa tuhannya adalah Allah Swt, jangan ada

keraguan di dalamnya.31

Yakin dan i’tikᾱ d sangat erat kaitannya, kata Hamka, janganlah

hanya mempunyai i’tikᾱ d saja tetapi tidak mempunyai keyakinan di

dalam diri manusia. Segala agama dan pendirian di dunia ini umumya

bernama i’tikᾱ d, tetapi tidak semua keyakinan pada zatnya.32

Agama

Islam adalah i’tikᾱ d. Sebab itu hendaklah kita jalankan pikiran,

bersihkan hati dan jiwa setiap pagi dan petang, siang dan malam, supaya

dia jadi i’tikᾱ d yang diyakini.33

c. Iman. menurut Hamka, iman ini perlu ada dalam diri seorang muslim,

kata iman mengandung arti adalah percaya. Kata Hamka, jika

perkataan iman itu disendirikan, termasuklah segala amalan lahir dan

batin.34

Berkata setengah ahli pikir Islam, ‘’Iman itu ialah perkataan

30

Hamka, Tasawuf Modern, h. 59. 31

Hamka,Tasawuf Modern, h. 60. 32

Hamka, Tasawuf Modern, h. 63. 33

Hamka, Tasawuf Modern, h. 62. 34

Hamka, Tasawuf Modern, h. 62.

Page 76: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

64

dan perbuatan (qaulun wa’amalūn). Artinya perkataan hati, perkataan

lidah dan perbuatan hati dan anggota!’’

Mengenai iman Hamka, mengutip firman tuhan;

Hanyasanya orang yang beriman itu ialah yang beriman dengan Allah

dan Rasul-Nya, kemudian itu tidak ada ragu-ragunya lagi, dan mereka berjihad

dengan harta-benda dan diri mereka sendiri dengan jalan Allah. Itulah orang-

orang yang benar pengakuannya,’’(QS al-Hujarat [49]: 15).

Hamka mengatakan Iman ini sangat perlu untuk seorang muslim, dalam menata

hidupnya dan megarungi perjalanan hidup di dunia ini, karena dengan iman

manusia akan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya, seperti yang dikatakan

Hamka, seorang mukmin tidak mendongkol dan kecewa lantaran permintaannya

belom terkabul. Karena dia tahu dirinya itu dibawah perintah dan aturan tuhan

semesta. Yang maha tahu menentukan, yang segala aturan-Nya tidak diperbuat

dengan sia-sia, yang tidak mau menganiaya hamba-Nya.35

Hamka mengatakan, kadang-kadang berkali-kali manusia berdo’a, bermohon

diri meminta dengan sepenuh hati kepada Tuhan. Tetapi permintaannya dan

do’anya itu tidak juga dikabulkan Tuhan. Disini peranan iman dibutuhkan, ketika

permohonan manusia belum dikabulkan manusia harus meyakini bahwa tuhan

tahu yang terbaik. Dan nyata, terang kekuatan dan kecukupan iman itu dapat

dibuktikan seketika datang bala dan bencana, ujian dan cobaan.36

35

Hamka, Tasawuf Modern, h. 75. 36

Hamka, Tasawuf Modern, h. 75.

Page 77: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

65

Maka iman itu diperlukan untuk memperoleh suatu kebahagiaan, agar manusia

tenang dan tentram ketika mendapat ujian dan cobaan, dan semuanya itu datang

dari Allah Swt.

d. Menurut Hamka, agama sangat dibutuhkan seorang muslim untuk

memperoleh suatu kebahagiaan. Karena agama yang mendorong dan

menuntun manusia untuk mengikuti ajaran yang mengantarkan keselamatan

di dunia dan di akhirat. Hamka mengatakan agama adalah buah atau hasil

kepercayaan dalam hati, yaitu ibadah yang terbit lantaran telah ada i’tikᾱ d

lebih dahulu, menurut dan patuh karena iman. Sebab itulah dikatakan bahwa

agama itu hasil, buah atau ujung dari i’tikᾱ d, tashdīq, dan iman. Bertambah

kuat iman, bertambah teguh agama, bertambah tinggi keyakinan, ibadah

bertambah bersih.37

Seperti yang dikatakan Hamka, yang diuraikan diatas, Allah lah sumber

kebahagiaan, Kedekatan diri pada Allah akan memberikan puncak kelezatan

dan kepuasan hati sehingga hilang duka cita dalam hidup, karena

berkeyakinan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah yang Maha Baik.

Kedekatan diri kepada Allah Swt, tentunya juga akan memberikan

kebahagiaan kelak di akhirat.38

2. Keutamaan Otak dan Budi

Hamka mengatakan dengan agama, iman, Islam dan I’tikᾱ d, sudah dapat

mencapai kebahagiaan batin dan perhubungan yang baik dengan Allah. Tapi

diperlukan keutamaan otak dan budi untuk memperoleh suatu kebahagiaan.

37

Hamka, Tasawuf Modern, h. 80. 38

Hamka, Pandangan Hidup Muslim, h. 55.

Page 78: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

66

Hamka mengatakan, Manusia yang bahagia adalah yang memiliki keutamaan

otak dan budi sehingga ia dapat semakin dekat dengan sumber kebahagiaan

yaitu Allah Swt. Dengan keutamaan otak, seseorang akan mampu berpikir

dengan akalnya tentang hakikat segala perkara, dapat membedakan jalan

kebahagiaan dan jalan kesengsaraan atau jalan yang hina, tahu akan kesalahan

dan menjauhinya. Semuanya didapat dengan otak yang cerdas, bukan karena

ikut-ikutan.39

Menurut Hamka, keutamaan budi memiliki fungsi untuk menghilangkan

segala perangai yang buruk-buruk, adat istiadat yang rendah, yang oleh agama

telah dinyatakan mana yang mesti dibuang dan mana yang mesti dipakai. Serta

dibiasakan perangai-perangai yang terpuji, yang mulia, berbekas pergaulan

setiap hari, dan merasa nikmat memegang adat yang mulia itu. Kalau kita

hentikan larangan dan kita kerjakan suruhan, dan kita melakukan pekerjaan itu

hanya karena terpaksa, tandanya belumlah naik tingkatan keutamaan budi

sebab itu haruslah senantiasa budi berperang diri, dan dengan perjuangan yang

hebat itulah kita dapat mencapai tujuan yang mulia.40

Hamka memberikan sebuah contoh sebagai berikut, ada pepatah yang

mengatakan bahwa, kebenaran pahit, sedangkan kejahatan manis, seseorang yang

mengatakan demikian berarti dirinya tidak terdidik dengan perangai utama. Jika

diri telah terdidik, terasuh patuh dan tunduk semenjak kecil, maka pepatah

tersebut tidak berlaku. Jika manusia menjalani kebaikan dengan terbiasa tanpa

keterpaksaan, maka akan merasa kenikmatan. Namun jika perasaan manis dalam

39

Hamka, Tasawuf Modern, h. 135. 40

Hamka, Tasawuf Modern, h. 135.

Page 79: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

67

mengerjakan kebaikan dan perasaan benci dalam mengerjakan keburukan masih

terasa samar-samar, maka belumlah sempurna keutamaan budinya, manusia harus

menyelidiki di mana letak kebaikan dengan menggunakan keutamaan otaknya,

kemudian membiasakan diri dengan keutamaan budinya tanpa merasa bosan, serta

tidak menghiraukan halangan yang menyelimutinya.41

Menurut Hamka, manusia yang menjalani hidupnya dengan tidak

mengikuti hawa nafsu dan menjalani hidupnya dengan berdasarkan pada akal

sehat, yang sesuai dengan wahyu Allah Swt sebagaimana yang disampaikan

kepada para Nabi dan Rasul adalah manusia yang bahagia. Hamka mengatakan,

Akal akan membawa manusia menuju kebahagiaan, sedangkan hawa nafsu dapat

mendatangkan keburukan. Dan manusia yang mampu mengalahkan hawa

nafsunya, sehingga ia yang memerintah, tidak bisa hawa nafsu mengotak-atiknya,

dia yang raja dia yang berkuasa dan tidak diperbudak hawa nafsunya, maka disana

manusia akan dapat menemukan suatu kebahagiaan.42

Keutaman budi dan otak ini sangat diperlukan untuk manusia memperoleh

sebuah kebahagiaan. hamka mengatakan seorang yang bahagia ialah yang

memiliki keutamaan otak sehingga dapat berbuat kebaikan-kebaikan dalam

kehidupan. Berbuat kebaikan inilah disebut dengan keutamaan budi.43

Dan

pemikiran ini yang diutarakan ini sejalan dengan pemikiran Ibn Myskawaih,

bahwa manusia yang bahagia ialah manusia yang mampu mengambangkan

kemampuan kognitif melalui pendidikan dan kemampuan praktis melalui

41

Hamka, Tasawuf Modern, h. 136. 42

Hamka, Tasawuf Modern, h. 140. 43

Hamka, Tasawuf Modern, h.140.

Page 80: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

68

pengaktualisasian perbuatan yang baik dimasyarakat.44

Dengan demikian,

kepribadian buruk seseorang bukanlah suatu tabiat yang tidak dapat diubah,

seseorang dapat menjadi baik karena pendidikan dan latihan.

3. Kesehatan Tubuh dan Jiwa

Menurut Hamka, kesehatan jiwa dan badan sangat diperlukan untuk

memperoleh suatu kebahagiaan, kalau jiwa sehat, dengan sendirinya

memancarlah bayangan kesehatan itu pada mata, dari sana memancar cahaya

yang gemilang, timbul dari sukma yang tiada sakit. Demikian juga kesehatan

badan, dapat membukakan pikiran, mencerdaskan akal, menyebabkan juga

kebersihan pada jiwa. Kalau jiwa sakit misalnya ditimpa penyakit marah,

penyakit duka, penyakit kesal, kemudian dia membayang kepada badan kasar,

tiba di mata merah, tiba di tubuh gemetar.45

Menurut Hamka, kalau badan ditimpa sakit, jiwa pun ikut merasakannya,

pikiran tidak berjalan lagi, akal pun menjadi tumpul. Karena itu hendaklah dijaga

sebab-sebab penyakit dan biasakan beberapa pekerjaan yang dapat memlihara

kesehatan, karena jiwa yang sakit akan mengganggu suatu kebahagiaan manusia.

Hamka mengatakan, manusia yang bahagia adalah jiwa dan tubuhnya sehat.

Karena manusia terdiri dari dua hal, yaitu tubuh dan jiwa. Tubuh adalah alat bagi

jiwa dalam menjalankan suatu pekerjaan.46

Memiliki kesehatan tubuh merupakan

kewajiban bagi setiap manusia. Maka Hamka, memberikan lima hal yang perlu

44

Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Akhlak, terj; Helmi Hidayat (Bandung: Mizan,

1994), h. 63.

45

Hamka, Tasawuf Modern, h. 161. 46

Hamka, Tasawuf Modern, h. 161.

Page 81: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

69

diperhatikan agar jiwa terpelihara dari sakit yaitu 5 (lima) perkara yaitu; bergaul

dengan orang-orang yang budiman, membiasakan pekerjaan berfikir, menahan

syahwat dan marah, bekerja dengan teratur dan memeriksa cita-cita diri sendiri,

kesemuanya ini sangat mendorong untuk menjaga agar jiwa manusia terpelihara

dari kerusakan jiwa.

Hamka mengatakan, memiliki kesehatan jiwa adalah yang paling penting,

jiwa adalah harta yang tiada ternilai mahalnya. Kesucian jiwa menyebabkan

kejernihan diri, lahir dan batin, itulah kekayaan sejati. Jiwa yang sehat akan suci

dari sifat tercela. Kesucian jiwa merupakan kekayaan yang hakiki. Manusia yang

enggan menyucikan jiwanya, tidak akan mengenal arti kelezatan karena

sesungguhnya kebahagiaan itu bukan berasal dari luar diri, tetapi dari dalam diri,

kebahagiaan yang berasal dari dalam diri adalah kekayaan sejati yang merupakan

pemberian Allah Swt yang bertambah lama bertambah murni dan bercahaya jika

pandai menjaganya. Sedangkan kebahagiaan yang datang dari luar kerapkali

hampa dan palsu.47

Hamka mengatakan, jiwa yang suci memiliki keutamaan yang mencakup

empat sifat, yaitu syaja’ah, ‘iffah, hikmah dan ‘adᾱ lah. Keempat sikap ini

merupakan pusat dari segala budi pekerti dan kemuliaan. Dari yang keempat

inilah yang dinamai suatu keutamaan. Dalam hal ini Hamka mengukur kesehatan

jiwa sama dengan kesehatan tubuh. Misalnya panas manusia yang biasa ialah 36-

37, lebih dari itu terlalu panas, dan kurang dari itu terlalu dingin. Lebih atau

47

Hamka, Tasawuf Modern, h. 171-172.

Page 82: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

70

kurang dari 36-37 menunjukkan kesehatan tubuh telah hilang.48

Dan ke empat

keutamaan itu ialah;

Pertama, syaja’ah yaitu berani karena benar dan takut karena salah.

Syaja’ah mempunyai dua pinggir. Pinggir sebelah ke atas terlalu panas, itulah

yang dinamakan tahawwur, berani membabi buta. Dan pinggir ke sebelah bawah

terlalu dingin disebut jubn yaitu pengecut.49

Kedua, ‘iffah juga mempunyai dua pinggir, pinggir yang terlalu panas

yaitu Syarah, artinya tak ada kunci. Obral, bocor, belum belum diajak dia sudah

tertawa, belum dipanggil dia sudah datang, satu yang ditanyakan 20 jawabnya.

Pinggir yang sebuah lagi terlalu dingin, itulah Khumud tidak perduli.50

Ketiga, Hikmah, mempunyai dua pinggir, pinggir sebelah ke atas, terlalu

panas, itulah Safah, tergesa-gesa menjatuhkan hukum diatas perkara. Pinggir ke

bawah terlalu dingin, yaitu balah, bodoh, sengaja tidak menggunakan pikiran.

Sudah beratus kali kena pengalaman, tidak juga mau paham.51

Keempat, ‘adᾱ lah yaitu adil. Mempunyai dua pinggir, pinggir sebelah

atas, yang terlalu panas, ialah sadis, joor, zalim, aniaya. Pinggir sebelah kebawah

yang terlalu dingin, ialah muhanah, hina hati, walaupun berkali-kali teraniaya

tidak terbangun semangatnya.52

48

Hamka, Tasawuf Modern, h. 176. 49

Hamka, Tasawuf Modern, h. 176-177. 50

Hamka, Tasawuf Modern, h. 176-177. 51

Hamka, Tasawuf Modern, h. 176-177. 52

Hamka, Tasawuf Modern, h. 176-177.

Page 83: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

71

jadi analisanya adalah, condong ke bawah jadi penyakit hina, condong ke

atas jadi penyakit zalim. Tegak ditengah itulah kesehatan.

Jika manusia menginginkan suatu kebahagiaan maka tubuh dan jiwanya

haruslah sehat. Karena jiwa dan tubuh yang sehat merupakan salah satu unsur

dari bahagia. Pada dasarnya manusia adalah makhluk dualisme yang perlu

dibahagiakan tubuh dan jiwanya. Tetapi yang terpenting adalah kebahagiaan jiwa

karena jiwa yang sehat memiliki keutamaan yang mencakup empat sifat utama

yang sangat penting dalam menjalani kehidupan.

4. Harta Benda yang Cukup

Hamka mengatakan bahwasanya orang bahagia itu bukanlah terletak

kepada banyak kekayaan atau harta benda yang dimilikinya, karena sebaik-

baiknya harta adalah hanya seperlu kebutuhan manusia saja, Hamka mengatakan

orang kaya ialah orang yang sedikit keperluannya, jadi jangka naik turun

kekayaan dan kemiskinan, ialah hajat dan keperluannya. Siapa yang paling sedikit

keperluannya, itulah orang yang paling kaya. Siapa yang paling banyak

keperluannya itulah orang miskin. Sebab itu orang yang paling kaya hanya

seorang saja yaitu Allah. Sebab dia tidak berkehendak keperluan atau hajat.53

Hamka mengatakan Raja-raja adalah orang yang paling miskin, karena

keperluannya sangat banyak. Di dunia diikat dengan berbagai macam-macam

aturan dan keperluan dan di akhirat akan dibuka pula perkaranya yang besar-

53

Hamka, Tasawuf Modern, h. 229.

Page 84: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

72

besar. Hamka mengatakan kekayaan yang hakiki adalah mencukupkan apa yang

ada, sudi menerima walupun berlipat-ganda, sebab merupakan nikmat dari Tuhan.

Dan tidak juga kecewa jika jumlahnya berkurang, sebab dia datang dari sana dan

akan kembali ke sana. Jika kekayaan melimpah kepada diri, walaupun bagaimana

banyaknya, kita teringat bahwa gunanya ialah untuk menyokong amal dan ibadah,

iman dan untuh meneguhkan hati menyembah Tuhan. Harta tidak dicintai karena

harta. Harta tidak dicintai karena pembrian dari Tuhan.54

Menurut Hamka, jadikanlah harta itu hanya sekedarnya saja, agar manusia

tersingkir dari bahayanya harta. Dan hendaklah sebaik-baiknya membelanjakan

harta adalah sekedar yang perlu. Hendaklah diatur jalan keluar dan masuknya

harta serta kemestian-kemestian yang perlu dicukupkan dengan harta.55

Dengan

begitu agar manusia tidak terjerumus akan perbudakan harta terhadap jiwanya,

karena hal tersebut dapat menggangu dan merusak jiwa manusia, dan

menghalangi manusia untuk memperoleh kebahagiaan.

54

Hamka, Tasawuf Modern, h. 230. 55

Hamka, Tasawuf Modern, h. 247.

Page 85: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

74

BAB V

ANALISIS PEMIKIRAN KEBAHAGIAAN THOMAS AQUINAS DAN

HAMKA

A. Analisis

Dalam bab ini, saya ingin menganalisis pemikiran kebahagiaan dari kedua

tokoh filsuf yaitu, Thomas Aquinas dan Hamka, tapi dalam menganalisis

pemikiran kedua tokoh ini, dimulai dari sejarah kehidupannya. Baru kemudian

masuk pada pembahasan tentang makna kebahagiaan dan jalan mencapai suatu

kebahagiaan. Masing-masing filsuf mempunyai konsep tersendiri, yang

memungkinkan ada suatu persamaan dan perbedaan dalam pandangan

kebahagiaan.

Seperti yang dideskripsikan sebelumnya bahwa, Thomas Aquinas dan

Hamka merupakan seorang, yang berpengaruh pemikirannya terhadap umat dalam

agama yang mereka anut. Keduanya memiliki latar belakang dan pendekatan yang

berbeda dalam pemikiran kebahagiaan. Aquinas pada masa kecilnya sudah

dibesarkan pada lingkungan gereja, Pada usia lima tahun, Aquinas diserahkan

oleh orang tuanya ke Biara Benediktin di Monte Cassino dengan harapan bahwa

kelak ia memilih hidup membiara. Memang sejak usia kecil, Aquinas sudah

mengenyam pendidikan keagamaan, karena keinginan orang tuanya yang ingin

menjadikan Aquinas seorang rahib.

Semasa hidupnya, Aquinas mendapatkan pendidikan yang baik. Dan juga

Ia menjadi murid Santo Albertus Agung. Dapat diperkirakan bahwa upaya Santo

Albertus Agung untuk memanfaatkan filsafat Aristoteles dalam berteologi

Page 86: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

75

memberikan pengaruh awal bagi arah dan gaya berfikir Thomas Aquinas. Dan

akhirnya nanti Thomas Aquinas terkenal sebagai teolog dan filsuf yang secara

kreatif mampu menciptakan sintesis seluruh pemikiran Kristiani, dengan

memanfaatkan sistem dan konsep-konsep filsafat Aristoteles.

Sedangkan Hamka, yang diharapkan oleh ayahnya menjadi seorang ulama,

sejak kecil Hamka disibukkan dengan rutinitas sekolah dan mengaji pada ayahnya

sampai khatam. Sikap otoriter sang ayah, membuat Hamka tidak menyenangi

belajar, dan merasa bosan dengan pendidikan saat itu. Ia kemudian memilih

belajar otodidak dengan membaca berbagai tulisan. Sampai akhirnya ia merantau

ke Jawa dan memperoleh pembaharuan pemikiran yang dinamis dan modernis

dari tokoh pembaharu Islam di Yogyakarta. Dan menurut Hamka kebebasan

intektual berfikir merupakan pangkal kemajuan dunia.

Selanjutnya, pada bagian ini akan diurakan bagaimana persamaan

pandangan, perbedaan pandangan dan jalan mencapai kebahagiaan yang dikonsep

oleh Thomas Aquinas dan Hamka.

Persamaan pemikiran Kebahagiaan Thomas Aquinas dan Hamka, sebagai

berikut:

a. Persamaan dalam pandangan Ilahi sebagai sumber kebahagiaan.

Thomas Aquinas dan Hamka, memiliki pandangan yang sama mengenai

sumber Kebahagiaan. Yang menekankan bahwa, kebahagiaan yang hakiki itu

bersumber dari Tuhan.

Aquinas mengatakan, Kebahagiaan yang sebenarnya yang dirasakan oleh

seseorang atau masyarakat tidaklah terletak pada benda, nilai atau materi tertentu,

Page 87: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

76

tetapi kebahagiaan itu terjadi ketika manusia memandang kemuliaan Allah.1

Begitu juga dengan Hamka. Menurut Hamka, puncak kebahagiaan penghabisan

ialah kenal dengan Allah, baik ma’rifat kepada-Nya, baik taat kepada-Nya, dan

baik sabar atas ketentuan-nya.2 Dan Aquinas yakin bahwa, manusia bisa

menikmati kebahagiaan yang bukan saja dirasakan untuk sementara tetapi lebih

dari itu yakni kebahagiaan untuk selamanya dan tidak akan berkesudahan. Bagi

Aquinas, semua itu akan terwujud jika manusia memandang Allah di saat ia telah

beralih dari dunia ini yaitu setelah kematian.3

Dan mengenai pandangan kebahagiaan hakiki hanya dapat diperoleh di

akhirat, Thomas Aquinas dan Hamka memiliki kesamaan. Menurut Aquinas, tidak

mungkin manusia mencapai tujuan terakhirnya dalam dunia ini. Apa pun yang

diciptakan manusia di dunia ini tidak akan dapat membahagiakan manusia

sepenuhnya karena manusia berkat akal budinya, terarah kepada realitas tak

terbatas, begitu pula kehendak manusia baru puas apabila sampai pada nilai yang

tertinggi, dan nilai itu adalah Tuhan. Karena itu tujuan terakhir manusia adalah

Tuhan.4

Hamka mengatakan, Allah merupakan sumber kebahagiaan, karena Allah-

lah yang Maha Mulia dan Agung. Kedekatan diri pada Allah akan memberikan

puncak kelezatan dan kepuasan hati, sehingga hilang duka cita dalam hidup,

karena berkeyakinan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah yang Maha Baik.

Kedekatan diri kepada Allah Swt tentunya juga akan memberikan kebahagiaan

1Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat I, h.12.

2Hamka, Tasawuf Modern, h. 27.

3K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, h. 38

4Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, h. 11.

Page 88: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

77

kelak di akhirat.5 Dan Hamka mengatakan, kebahagiaan yang hakiki adalah

kebahagiaan ukhrawi, karena kebahagiaan ukhrawi merupakan kebahagiaan yang

tidak akan berubah dan lenyap di makan waktu. Manusia hidup di dunia hanya

untuk singgah dan menyiapkan diri untuk menempuh alam akhirat. Dan di

akhiratlah manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang abadi, tidak seperti

kebahagiaan duniawi yang mudah berubah dan hilang.6

b. Persamaan dalam usaha mencapai kebahagiaan.

Thomas Aquinas dan Hamka, memiliki pandangan yang sama mengenai

usaha mencapai Kebahagiaan. Yang menekankan bahwa, cara memperoleh

kebahagiaan itu, harus didasari dengan berbuat kebajikan dan mejauhi perbuatan

buruk.

Aquinas mengatakan, manusia wajib untuk melakukan yang baik dan

menghindari yang buruk. Selain yang baik itu sesuai dengan bagaimana kita

berusaha untuk mencapai tujuan terakhir sudah jelas, yaitu melakukan yang baik

dan menghindari yang buruk. Selain akal budi dapat memahami tentang yang baik

yang buruk, manusia juga diarahkan oleh hati nuraninya untuk melakukan yang

baik.7 Hamka mengatakan, seorang yang bahagia ialah yang memiliki keutamaan

otak sehingga dapat berbuat kebaikan-kebaikan dalam kehidupan.8

Dan mengenai keselarasan hasrat dalam berbuat baik, Thomas dan Hamka,

memiliki kesamaan. Aquinas mengatkan Kebahagiaan adalah, tidak lain dari pada

5Hamka, Pandangan Hidup Muslim, h. 55.

6 Hamka, Tasauf Modern, h. 97.

7 Magnis·Suseno, Franz., Etika Dasar. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, h. 85.

8Hamka, Tasawuf Modern, h. 140.

Page 89: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

78

memandang Allah dalam kemuliaanNya. Cara untuk mencapai kebahagiaan ini

adalah menggunakan rasio dengan rahmat Ilahi. Oleh karena itu kebahagiaan yang

didasarkan pada intelek dan kehendak tidaklah menjamin untuk merasakan

kebahagiaan bersama Allah. Dari itu dituntut sikap pencarian kebahagiaan yang

selalu mengharapkan rahmat Ilahi karena lewat rahmat inilah, Aquinas yakin

bahwa, manusia bisa menikmati kebahagiaan yang bukan saja dirasakan untuk

sementara tetapi lebih dari itu yakni kebahagiaan untuk selamanya dan tidak akan

berkesudahan. Bagi Aquinas, semua itu akan terwujud jika manusia memandang

Allah di saat ia telah beralih dari dunia ini yaitu setelah kematian.9

Dan Hamka mengatakan, manusia yang bahagia adalah yang menjalani

hidupnya dengan berdasarkan pada akal sehat, yang sesuai dengan wahyu Allah

Swt. sebagaimana yang disampaikan kepada para Nabi dan Rasul, bukan

menjalani hidup dengan mengikuti hawa nafsu.10

Untuk lebih jelasnya perbandingan pemikiran kebahagiaan menurut

Thomas Aquinas dan Hamka, berikut ini saya sajikan dalam bentuk tabel untuk

mempermudah memahami perbandingan kedua tokoh tersebut :

9K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, h. 38

10Hamka, Tasawuf Modern, h. 140.

Page 90: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

79

Tabel 1

Konsep Kebahagiaan menurut Thomas Aquinas dan Hamka

NO Aspek Thomas aquinas Hamka

1. Sumber

Kebahagiaan

Allah sebagai sumber

kebahagiaan

Allah Swt,

sebagaiKemuliaan dan

sumber kebahagiaan

2. Perolehan Setelah kematian (alam baqa) Dunia dan akhirat.

3 Argumentasi Kebahagiaan yang

sebenarnya yang dirasakan

oleh seseorang, tidaklah

terletak pada benda, nilai atau

materi tertentu, tetapi

kebahagiaan itu terjadi ketika

manusia memandang

kemuliaan Allah.

kebahagiaan yang hakiki,

tidak berada di dunia ini,

tetapi berada ketika bertemu

dengan Allah, setelah

kematian

Kebahagiaan Ukhrawi

merupakan kebahagiaan

yang paling utama,

karena kebahagian ini

abadi.

kebahagiaan duniawi

berupa akal dan budi,

kesehatan tubuh dan jiwa

serta harta yang cukup

untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan

berbagi dengan sesama

sehingga manusia dapat

beribadah dan bekerja

dengan baik.kebahagiaan

Page 91: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

80

duniawi hanyalah suatu

pelengkap karena

manusia merupakan

makhluk dualisme yang

perlu dipenuhi kebutuhan

rohani dan jasmaninya.

Tabel. 2

No Aspek Thomas Aquinas Hamka

1. Jalan

mencapai

kebahagiaan

Hukum Kodrad

Rahmat Ilahi

Agama, Keutamaan

Otak dan Budi,

Kesehatan Jiwa dan

Tubuh, Harta yang

Cukup

2. Argumentasi Hukum Kodrad adalah

hukum yang berasal Allah.

Menaati hukum kodrad

berarti menaati Allah, dan

sebaliknya. Maka dengan

mengikuti hukum kodrad

yang sudah ditentukan oleh

Allah dengan baik, maka

disana manusia akan dapat

Kebahagiaan menurut

Hamka terbagi menjadi

dua, yaitu, ukhrawi dan

duniawi. Kebahagiaan

ukhrawi, cara

memperolehnya

dibutuhkan agama

untuk mencapai

kebahagiaan hakiki di

Page 92: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

81

mengusahakan kebahagiaan. akhirat. tetapi di

samping itu, manusia

juga memerlukan

kebahagiaan duniawi

agar kebahagiaannya

menjadi sempurna

sebagai penunjang

kebahagiaan akhirat.

Kebahagiaan duniawi

meliputi keutamaan-

keutamaan dalam

pribadi manusia seperti

keutamaan otak dan

budi, kesehatan tubuh

dan jiwa, serta harta

yang cukup.

Page 93: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

82

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian tentang Konsep Kebahagiaan Pandangan

Thomas Aquinas dan Hamka, Saya tidak ingin membandingkan untuk mencari

mana yang lebih bagus dan mana yang lebih unggul dalam mengkonsep suatu

kebahagiaan, tapi saya ingin mendeskripsikan pemikiran kedua tokoh mengenai

pemikiran kebahagiaannya. Yaitu untuk menjawab pertanyaan dari rumusan

masalah yang diatas.

Thomas Aquinas, memandang bahwa manusia tidak akan mendapatkan

suatu kebahagiaan yang hakiki di dunia ini, karena dunia ini bersifat sementara,

dan tempat yang tepat untuk mendapatkan suatu kebahagiaan yang hakiki adalah

ketika manusia memandang Allah sebagai sumber kebahagiaan yang hakiki,

didalam kitab Summa Theologica yang dikarang oleh Thomas Aquinas disana

dijelaskan bahwa manusia akan mendapatkan kebahagiaan ketika manusia sudah

bertemu dengan tuhan, yaitu ketika manusia sudah beralih dari alam dunia menuju

alam baqa yaitu setelah manusia mati, jadi kehidupan ini jangan dijadikan sebagai

tempat untuk memperoleh kebahagiaan yang hakiki, karena manusia kata Thomas

Aquinas, tidak akan menemukannya. Dan jalan mencapai kebahagiaan, yaitu

dengan mengikuti hukum kodrad yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Page 94: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

83

Hamka mengatakan, makna bahagia terdiri dari dua macam, yaitu, bersifat

ukhrawi dan duniawi. Kebahagiaan ukhrawi merupakan kebahagiaan yang

sesungguhnya mesti dicapai manusia karena kebahagiaan ukhrawi tidak akan

berubah dan lenyap dimakan waktu dan merupakan kebahagiaan yang hakiki.

Kebahagiaan ukhrawi dapat diperoleh hanya jika seseorang mendekatkan diri

kepada Allah Swt sebagai sumber kebahagiaan. Apabila seseorang berusaha

memperoleh kebahagiaan ini, maka semasa hidupnya senantiasa mendapat

ketentraman meski dalam segala keadaan yang senantiasa berubah. Dengan

karunia Allah, ia pun akan berbahagia di akhirat karena mendapat balasan atas

kebaikannya selama di dunia.

Sedangkan kebahagiaan duniawi merupakan pelengkap dalam mencapai

kebahagiaan yang sempurna. Bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk

dualisme yang perlu dipenuhi kebutuhannya bukan hanya yang bersifat rohani

tetapi juga jasmani. Usaha manusia dalam mencapai kebahagiaan ukhrawi akan

menimbulkan kebaikan-kebaikan yang akan memberikan kebahagiaan bagi

rohani.

Untuk mencapai kebahagiaan duniawi, manusia memerlukan keutamaan

akal dan budi, kesehatan tubuh dan jiwa serta harta yang cukup sekedar untuk

memenuhi kebutuhan hidup dan agar dapat berbagi dengan sesama. Kesemuanya

ini diperlukan agar manusia dapat beribadah dan bekerja dengan baik serta

sebagai rasa syukur atas segala karunia keindahan yang diberikan Allah kepada

manusia.

Page 95: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

84

Persamaan pemikiran Thomas Aquinas dan Hamka mengenai

kebahagiaan, kedua tokoh ini menjadikan Tuhan sebagai sumber suatu

kebahagiaan dengan memandang kemuliaan-Nya. Sedangkan perbedaanya

terletak pada Hamka, yang membagi kebahagiaan menjadi dunia yaitu

kebahagiaan ukhrawi dan kebahagiaan duniawi, sedangkan Aquinas hanya

mengkonsep kedalam kebahagiaan ukhrawi.

B. Saran-saran

Waktu terus berjalan dari zaman ke zaman, ilmu dan teknologi semakin

berkembang pesat, tetapi sebaliknya, hidup kerohanian semakin mundur. Ini

adalah sesuatu hal yang sangat di sayangkan. Banyak fenomena seorang sukses

dengan kekayaan dan kecerdasannya, tetapi masih juga mengeleuh dan merasa

kurang, bahkan manusia pun berlomba-lomba menguasai dunia meski dengan

berbagai cara, baik cara positif maupun dengan cara negatif. Di sinilah seharusnya

manusia sadar dengan kedualismeannya. Bukan hanya jasmani saja yang perlu

dipenuhi kebutuhannya, padahal jasmani dan dunia ini merupakan hal yang fana,

yang akan hancur termakan waktu. Rohani juga perlu terpenuhi kebutuhannya

agar hidup menjadi lebih seimbang.

Maka dari itu manusia sudah barang tentu, jangan lah menjadikan

kehidupan di dunia ini sebagai orientasi sebuah kebahagiaan yang sebenarnya,

karena pada dasarnya kebahagiaan di dunia ini bersifat sementara. Akademisi

yang agamis haruslah memiliki orientasi yang seiring dengan perkembangan

Page 96: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

85

zaman dan tetap berpedoman pada ajaran agama yang dianutnya, sebagaimana

Hamka yang membumikan kembali tasauf pada masyarakat modern yang mulai

pudar orientasi kerohaniannya. Dan Thomas Aquinas mendamaikan ajaran

Filsafat dan Theologi dalam ajarannya. Akademisi yang agamis, yang mencintai

hidup kerohanian harus mampu mengaplikasikan ilmu agamanya dalam segala

aspek kehidupan, serta mengupayakan kesadaran umat untuk terus menggapai

kemajuan dengan diiringi kesadaran hidup kerohanian agar kehidupan dapat terus

maju tanpa harus kehilangan arah dan kendali. Dengan demikian dapat terwujud

kebahagiaan bukan hanya bagi individu tetapi juga bagi masyarakat, bukan hanya

di dunia, tetapi juga akhirat.

Page 97: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

86

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Kimiᾱ Kebahagiaan, terj, Dedi Slamet Riyadi. (Jakarta: Zaman

2001).

Aristoteles, Nichomachean Ethics,terj. Embun Kenyowati, (Jakarta: Teraju Mizan,

2004)

Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Ed. 1-

cet. 14, 2003)

Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat kaitannya dengan kondisi sosio politik

zaman kuno hingga sekarang). (Yogyakarta:Pustaka Pelajar 2002)

Bertens, K. Ringkasan Sejarah Filsafat, cet. Ke-15. Yogyakarta; Kanisisus, 1998.

Daud Ali, Pendidikan Agama (Jakarta: Rineka Cipta, 2001

David Melling, Jejak langkah pemikiran Plato,( Jogjaakarta: Bentang Budaya,

2002)

Ensiklopedia Islam di Indonesia, Depag RI-Dirjend Pembinaan Kelembagaan

Agama Islam Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan

Tinggi Agama/IAIN, Jakarta, 1992

Hamka, Tasauf Modern, (Jakarta: Revublika 2015)

, Pandangan Hidup Muslim, (Jakarta, Bulan Bintang, 1992).

Harun, Hadiwijino. Sari Sejarah Filsafat Barat I. (Yogyakarta; Kanisius, 1980).

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005)

Page 98: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

87

Hawasi, Thomas Aquinas: Menyelelaraskan Antara Iman dan Akal, (Jakarta: CV.

Poliyama Widyapustaka, 2003.)

Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Akhlak . Terjemahan Helmi Hidayat (

Bandung Mizan,1994).

Ibrahim Madkour, Filsafat Islam, Metode dan Penerapan, Terj. Yudian Wahyudi

(Jakarta: Rajawali Press, 1993).

Mestikan Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2004)

Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani,( Jakarta: Tinta Mas, cet. 3, 1986)

Muhammad, Ustman Najati, Jiwa dalam Pandangan Para Filosof Muslim,

(Bandung, Pustaka Hidayah, 2002)

Mulyadhi Kartanegara, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: UIN Press, 2010), h. 245.

Murni Djamal, H. Abdul Karim Amrullah: Pengaruhnya dalam gerakan

Pembaruan Islam di Minangkabau pada awal abad ke-20. Terj. Theresia

Slamet (Jakarta: INIS, 2002.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (

Jakarta: Balai Pustaka, 1994.)

Poespoprodjo, Filsafat Moral- Kesusilaan dalam Teori dan Praktek, (Bandung:

Pustaka Grafika, 1999)

Page 99: KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN THOMAS AQUINAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/42131/1/RAHMADON-FUF.pdf · harta, meraih kekuasaan, dan kenikmatan lainnya dalam kehidupan

88

Suseno, Franz, Magnis, Etika Dasar. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral,

(Yogyakarta : Ramsius. 1987)

Suseno, Magnis, 13 Tokoh Etika, (Yogyakarta : Kanisius 1997)

Thomas, Aquinas, Summa Theologica, vol. 1 (edisi Inggris : Summa Theologica, Latin

Text and English Translation, London New York, 1982: Burns And Oates,

Granville Mansions, W.)

Tim Penyusun Dar el-Machreq Sarl, Kamus al-Munjid ( Beirut: Dar el-Machreq

Sarl, 2002)

Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf (n.p: Amzah,

2005)

Waryono Abdul, Ghofur, Kristologi Islam Telaah Kritis Rad al Jamil Karya Al-

Ghazali, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2006)

W. Poespo Prodjo, Filsafat Moral, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1986)

Wibowo, A. Setyo, Arete: Hidup Sukses Menurut Platon. (Yogyakarta: Kanisius

2010)

https: //idm.wikipedia.org/wiki/Thomas-Aquinas, 28-Februari 2018