Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam...

39
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETIN BMKG Edisi 8, Agustus 2014 KATA PENGANTAR Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan menilik hal itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI. Buletin Meteorologi edisi Agustus 2014 akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan Juli 2014, prakiraan hujan dan gelombang laut, serta prakiraan pasang surut bulan Agustus 2014. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum. Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak ke- kurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang memban- gun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua pertanyaan mengenai isu-isi meteorologI di wilayah Kepulauan Riau . KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM BATAM PHILIP MUSTAMU S.Sos NIP. 19590406 198203 1 002

Transcript of Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam...

Page 1: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

BULETIN

BMKG

Edisi 8, Agustus 2014

K A T A P E N G A N T A R

Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir

dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa

depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek

lingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi

keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan

dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan menilik hal itu, serta

mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI.

Buletin Meteorologi edisi Agustus 2014 akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan

iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan Juli 2014, prakiraan hujan dan gelombang laut, serta

prakiraan pasang surut bulan Agustus 2014. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang

penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan

juga kepada masyarakat umum.

Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak ke-

kurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang memban-

gun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami

agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua

pertanyaan mengenai isu-isi meteorologI di wilayah Kepulauan Riau

.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I

HANG NADIM BATAM

PHILIP MUSTAMU S.Sos

NIP. 19590406 198203 1 002

Page 2: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

TIM REDAKSI

PELINDUNG :

PHILIP MUSTAMU, S.Sos.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI

KLAS I HANG NADIM BATAM

PENANGGUNGJAWAB :

TRI AGUS PRAMONO, S.Kom

KEPALA SEKSI DATA DAN

INFORMASI

ANGGOTA TIM :

YAYAN HERMAWAN

DUDI JUHANDINATA, S.Stat.

SRI SULISMIYATI, A.Md.

NIZAM MAWARDI, A.Md.

ADHITYA PRAKOSO, A.Md.

AGITA DEVIPRASTIWI, A.Md.

TATA NASKAH

NOOR AZIZAH, S.Kom.

NANGSIP CAHYANA, A.Md.

DUATI WARDANI, A.Md.

MOHAMMAD TAUFIQ, S.Si

STASIUN METEOROLOGI HANG NADIM BATAM

Jl. Hang Nadim Batu Besar, batam 29466

Phone :

+62-778-761507 ext 1025

Fax. +62-778-761401

E-mail : [email protected]

hangnadim.kepri.bmkg.go.id

bmkg.bpbatam.go.id

Page 3: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

DAFTAR ISI

K A T A P E N G A N T A R

I . R I N G K A S A N 4

I I . P E N G E R T I A N 5

I I I . A N A L I S A C U A C A D A N I K L I M

A. KERAGAMAN HUJAN

B. DINAMIKA ATMOSFIR & LAUTAN BULAN JULI 2014

1. Monsun

2. El Nino - Southern Oscilation (ENSO) dan Indian Ocean

Dipole (IOD)

3. Madden - Julian Oscilation (MJO)

4. IOD (Indian Ocean Dipole)

C. ANALISIS HUJAN BULAN JULI 2014

5

7

7

9

1 0

1 2

1 3

I V . P R A K I R A A N B U L A N A G U S T U S 2 0 1 4

A. DINAMIKA ATMOSFIR

1. Tekanan Udara dan Angin

2. ENSO (El Nino - Southern Oscilation)

3. MJO

4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)

A. PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS 2014

1. Prakiraan Hujan Dasarian

2. Prakiraan Hujan Bulanan

1 7

1 7

1 8

1 9

2 1

2 3

2 4

V . P R A K I R A A N A N G I N , G E L O M B A N G D A N A R U S

L A U T B U L A N A G U S T U S 2 0 1 4 2 6

V I . P R E D I K S I P A S A N G S U R U T B U L A N A G U S T U S

2 0 1 4 3 0

V I I . I N F O R M A S I M A T A H A R I T E R B I T / T E R B E N A M D A N B U L A N T E R B I T / T E R B E N A M B U L A N

A G U S T U S 2 0 1 4

3 5

V I I I . D A F T A R I S T I L A H 3 8

Page 4: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

1. Berdasarkan data curah hujan bulan Juli 2014 yang diterima dari stasiun / pos hujan di

Barelang yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan

sifat hujan bulan Juli 2014 adalah sebagai berikut:

Sebaran Hujan cukup merata di wilayah Pulau Batam, Rempang dan Galang, konsentrasi

jumlah curah hujan tertinggi terdapat di Batam yaiu di Hnag Nadim. Berdasarkan hasil

analisa angin di sekitar wilayah Kepulauan Riau dominan dari arah Selatan hingga Barat

Daya dengan kecepatan 5 hingga 20 km/jam .

Untuk kondisi atmosfer dibulan Juli 2014 adalah sebagai berikut :

MJO pada bulan Juli berada pada fase 1 hingga 7 dengan sifat kuat hingga lemah.

Wilayah Indonesia berada fase 3 sampai 5 dengan sifat lemah hingga kuat sehingga pada

bulan Juli MJO berpengaruh terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia

termasuk Batam. Hal ini sesuai dengan kondisi kejadian hujan lebat dan angin kencang

yang terjadi di wilayah Kepualaun Riau pada pertengahan bulan Juli. Secara umum nilai

OLR pada bulan Juli bernilai relatif rendah di utara wilayah Indonesia termasuk Kepu-

lauan Riau. Nilai OLR yang semakin kecil menunjukkan bahwa semakin banyak tutupan

awan konvektif di wilayah tersebut. Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah

perairan sekitar Indonesia termasuk Kepulauan Riau pada bulan Juli 2014 berkisar

antara 28.50C hingga 32.00C. Suhu muka laut yang hangat (>27.00C) mengindikasikan

ketersediaan uap air yang lebih banyak. Kondisi yang demikian ini meningkatkan

kemungkinan terjadinya pembentukan awan-awan yang menjulang tinggi sehingga

berpotensi menyebabkan terjadinya hujan.

2. Secara umum kondisi cuaca bulan Agustus 2014 di Batam Berdasarkan keluaran program

HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian Agustus 2014. Data masukan yang digunakan

adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode Agustus 1998 s.d Juli 2014. Dan den-

gan mempertimbangkan kondisi terakhir dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan seki-

tarnya, serta membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Agustus 2014

adalah normal dengan curah hujan bulanan antara 150 mm – 300 mm .

I. RINGKASAN

Page 4 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 5: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan

nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %.

2. Normal ( N ), jika nila perbandingannya antara 85 % - 115 %.

3. Di bawah normal ( B ), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.

B. NORMAL CURAH HUJAN

1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.

2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN :

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN :

Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1

Januari 1901 s/d 31 Januari 1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Januari 1960, 1 Januari 1961 s/d 31

Januari 1990, dan seterusnya.

C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)

III. ANALISA CUACA DAN IKLIM

A . K E R A G A M A N H U J A N

Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dan

dilewati garis khatulistiwa. Wilayah negara Indonesia dilewati oleh garis katulistiwa serta

dikelilingi oleh dua Samudra dan dua Benua. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai daerah

pertemuan sirkulasi meridional (Utara-Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirku-

lasi zonal (Timur-Barat) dikenal sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mem-

pengaruhi keragaman iklim di Indonesia.

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm

Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm

Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm

Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

II. PENGERTIAN

Page 5 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 6: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara ke 23.5o Lintang Selatan

sepanjang tahun mengakibatkan timbulnya aktivitas monsun yang juga ikut berperan dalam

mempengaruhi keragaman iklim. Pengaruh lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat

diabaikan, karena Kepri merupakan kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam men-

yebabkan sistem golakan lokal cukup dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut berpenga-

ruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan siklon tropis. Semua aktivitas dan sistem ini

berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan tetapi besar pengaruh dari masing-

masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan dapat berubah dari tahun ke tahun.

El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim. Fenomena ini

akan menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan untuk beberapa daerah di

Indonesia. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan monsun, lemah pada dae-

rah berpola hujan equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan

IOD (Indian Ocean Dipole) hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun.

Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik (El Nino-

Southern Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean Dipole / IOD), fenomena

fase aktif osilasi intra-musiman yang dikenal sebagai MJO (Madden-Agustusan Oscillation) juga

mempengaruhi keragaman hujan di Indonesia. Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO

akan menyebabkan terjadinya variasi pada pola angin, SML (Suhu Muka Laut), awan dan hujan.

Fase aktif MJO bila bersamaan waktunya dengan monsun timur laut di Kepulauan Riau

(Desember-April) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 200%.

Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8

phase. Phase-1 di Afrika (210° BB - 60° BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60° BT –

80° BT), phase-3 di samudra India bagian timar (80° BT – 100° BT) phase-4 & phase-5 di

benua maritim Indonesia ( 100° BT – 140° BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140°BT-

160° BT), phase 7 di Pasifik tengah ( 160° BT – 180° BT) , dan phase-8 daerah konveksi di

belahan bumi bagian barat ( 180° – 160° BB). Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan

konvektif dengan puncak awan sangat dingin (sedikit mengemisi radiasi gelombang panjang),

oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan memperhatikan variasi OLR (Outgoing

Longwave Radiation) yang dipantau melalui sensor infra merah pada satelit.

Page 6 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 7: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 7 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Gbr. 2 Peta Anomali Suhu Muka Laut bulan Juli 2014

B. DINAMIKA ATMOSFER & LAUTAN BULAN JULI 2014

1. Monsun

Pada bulan Juli matahari telah verada pada titik paling utara bumi yaitu 23.5°LU atau

biasa disebut ‘summer soltice’ kemudian menuju equator dan mengalami pergerakan semu

sejauh kurang lebih 9.3° yaitu dari 18.8°LU menuju 9.5°LU. Hal ini berdampak ke peningkatan

suhu muka laut di daerah sekitar ekuator dan BBU yang memicu terbentuknya pola-pola te-

kanan udara rendah. Pada bulan Juli 2014 tercatat ada tiga kejadian siklon tropis yaitu siklon

tropis Neoguri, siklon tropis Rammasun, dan siklon tropis Matmo. Dimana hal ini cukup ber-

pengaruh terhadap bertambahnya jumlah curah hujan di wilayah Kepulauan Riau.

Gbr. 1 Peta Rata-rata Suhu Muka Laut bulan Juli 2014

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/

sst_analysis/images/monsstv2.png

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/

sst_analysis/images/monanomv2.png

Page 8: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 8 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia termasuk

Kepulauan Riau pada bulan Juli 2014 berkisar antara 28.50C hingga 32.00C (Gbr.1). Suhu muka

laut yang hangat (>27.00C) mengindikasikan ketersediaan uap air yang lebih banyak. Kondisi

yang demikian ini meningkatkan kemungkinan terjadinya pembentukan awan-awan yang

menjulang tinggi sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hujan. Nilai anomali Suhu Muka

Laut (Gbr.2) di wilayah perairan Indonesia secara umum merata, termasuk Kepulauan Riau se-

besar 0.5 - 1.5 terhadap normalnya hal ini menunjukan pada bulan Juli 2014 kondisi suhu muka

laut berada pada nilai diatas normalnya.

Keadaan seperti ini mendukung dalam proses pembentukan awan-awan konvektif

di wilayah Kepulauan Riau sehingga jumlah curah hujan cenderung meningkat pada bulan Juli

2014.

Pada bulan Juli 2014, tekanan udara di BBS secara umum lebih tinggi dari pada BBU

menyebabkan massa udara bergerak dari BBS (bertekanan tinggi) menuju BBU (bertekanan

rendah) sehingga menyebabkan pola angin di sekitar wilayah Kepulauan Riau dominan dari

arah selatan hingga barat serta membentuk daerah pola belokan angin (shearline) dan pola

daerah pertemuan angin (konvergensi). Pada daerah belokan angin terjadi perlambatan

kecepatan angin yang menyebabkan penumpukkan massa udara sehingga terjadi pengangkatan

massa udara, sedangkan pola konvergen menyebabkan daerah-daerah pertemuan massa udara

sehingga keduanya menimbulkan potensi pembentukan awan – awan konvektif.

Gbr. 3 Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan Juli 2014

Sumber : : http://www.bom.gov.au/cg-bin/climate/cmb.cgi?

page=map&variable=mslp&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

Page 9: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 9 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Berdasarkan hasil analisa (Gbr.5) daerah Kepulauan Riau angin bertiup dengan kecepatan 5

hingga 20 km/jam. Kondisi angin dengan kecepatan lemah ini mendukung dalam proses

pembentukan banyak awan.

2. El Nino - Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD)

Pada bulan Juli 2014, ENSO berada pada kondisi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

anomali SST Nino 3.4 pada akhir Juli +0.04 °C. Sedangkan kondisi SOI (Southern Oscillation

Index) pada Juli 2014 berada pada kondisi normal. Nilainya pada akhir Juli nilainya -3.7. Hal ini

tidak berpengaruh terhadap penambahan atau pengurangan jumlah curah hujan pada bulan Juli

2014.

Gbr. 5 Rata-rata Arah dan Kecepatan Angin 850 mb pada Bulan Juli 2014

Gbr. 4 Klimatologi Arah Angin 3000 Feet pada Bulan Juli 2014

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?

page=map&variable=850wind&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

Page 10: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 10 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

3. Madden-Julian Oscillation ( MJO)

a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke

luar angkasa. Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke

luar angkasa. Awan awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi perjalanan

gelombang panjang. Jika pada suatu wilayah tertutup hamparan awan konvektif, maka nilai

OLR akan kecil. Secara umum nilai OLR pada bulan Juli bernilai relatif rendah di utara

wilayah Indonesia termasuk Kepulauan Riau. Nilai OLR yang semakin kecil menunjukkan

bahwa semakin banyak tutupan awan konvektif di wilayah tersebut.

Gbr. 7 Grafik indeks ENSO / SOI

Gbr.6 Grafik indeks SST Nino3.4

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Page 11: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 11 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Gbr. 8 Rata-rata OLR bulan Juli 2014

b. Fase MJO (Median Agustusan Oscilation)

MJO pada bulan Juli berada pada fase 1 hingga 7 dengan sifat kuat hingga lemah.

Wilayah Indonesia berada fase 3 sampai 5 dengan sifat lemah hingga kuat sehingga pada

bulan Juli MJO berpengaruh terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia

termasuk Batam. Hal ini sesuai dengan kondisi kejadian hujan lebat dan angin kencang

yang terjadi di wilayah Kepualaun Riau pada pertengahan bulan Juli.

Gbr. 9 Fase MJO

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?

page=map&variable=olr&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

Page 12: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 12 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

4. IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean Dipole)

berada pada kisaran diatas normal dengan kondisi netral (-0,5°C s.d 0,5°C). Pada

akhir Juli nilai IOD memiliki kecenderungan berada di bawah -0,50C yaitu bernilai -

0.700C. Sehingga bisa diketahui bahwa selama bulan Juli 2014, secara umum IOD

cukup signifikan dalam menambah peluang pertumbuhan awan di wilayah Indonesia

bagian barat termasuk wilayah Kepulauan Riau.

C. ANALISIS HUJAN BULAN JULI 2014

Berdasarkan data curah hujan bulan Juli 2014 yang diterima dari stasiun / AWS

(Automatic Weather Station) di Pulau Batam yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka

evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan Juli 2014 adalah sebagai berikut:

Gbr. 10 Grafik IOD

Page 13: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 13 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Dari tabel di atas diketahui bahwa kejadian hujan di Pulau Batam pada bulan Juli 2014

pada cakupan diatas normal. Dimana wilayah Hang Nadim memiliki curah hujan diatas normal

yaitu 249.7 mm dari normalnya yaitu 169.0 mm. wilayah Nongsa memiliki curah hujan diatas

normal yaitu 234.0 mm dari normalnya yaitu 185.7 mm.

Tabel 1: Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan Juli 2014

Gbr.11 Evaluasi Curah Hujan Bulan Juli 2014

Lokasi RR Juni 2014 (mm) Rata - rata (mm) Sifat Hujan

Hang Nadim 249.7 169.0 Atas Normal

Nongsa 234.0 185.7 Atas Normal

Page 14: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 14 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Gbr. 12 Evaluasi Sifat Hujan Bulan Juli 2014

Dari gambar peta isohyet di atas dapat diketahui konsentrasi hujan di Barelang yang terjadi

selama bulan Juli 2014. Sebaran hujan cukup merata di wilayah Pulau Batam, Rempang dan Galang.

dengan nilai antara 230 – 250 mm. konsentrasi jumlah curah hujan tertinggi terdapat di Batam bagian

Timur.

Page 15: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

1. Analisa Unsur Cuaca Signifikan Bulan Juli 2014 Stamet Hang Nadim

a. Hujan

Khusus di Hang Nadim dalam bulan Juli 2014 terdapat 17 hari hujan terukur dengan curah

hujan total sebesar 249,7 mm atau berkisar 99,1 % dari rata-rata yang berarti sifat hujan

Normal (N). Pada dasarian I terjadi 9 hari hujan dengan jumlah curah hujan 115,4 mm,

dasarian II terjadi 5 hari hujan dengan jumlah curah hujan 70,1 mm, dan dasarian III terjadi 3

hari hujan dengan jumlah curah hujan 64,2 mm. Curah hujan tertinggi 39,4 mm terjadi pada

tanggal 09 Juli 2014.

Page 15 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Gbr.13 Grafik Curah Hujan bulan Juli 2014 di Hang Nadim

Page 16: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

b. Suhu Udara

Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 24,0 - 28,4 ° C. Suhu udara

terendah dalam bulan Juli 2014 adalah 22,7 °C terjadi pada tanggal 09 Juli 2014 pagi

hari dan suhu udara tertinggi 33,4 °C terjadi pada tanggal 14 Juli 2014 siang hari.

C.Kelembaban Udara

Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 74 % - 92 %. Kelembaban

udara terendah mutlak 50% terjadi pada tanggal 25 Juli 2014 siang hari, sedangkan

kelembaban udara tertinggi 98% terjadi tanggal 04,06,17, dan 20 Juli 2014. Dengan

demikian udara pada bulan Juli 2014 lebih kering dibandingkan bulan Juni 2014.

d. Angin Permukaan

Selama periode dasarian I – III Juli 2014 angin permukaan secara umum di-

dominasi dari arah Selatan sampai Barat Daya dengan kecepatan rata-rata 06 km/jam –

16 km/jam, arah dan kecepatan maximum dari Barat Daya sekitar 32 km/jam terjadi

pada tanggal 13 Juli 2014.

Gbr.14 Grafik Suhu Udara bulan Juli 2014 di Hang Nadim

Gbr.15 Grafik Kelembaban Udara Bulan Juli 2014 di Hang Nadim

Page 16 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 17: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

A. DINAMIKA ATMOSFIR

1. Tekanan Udara dan Angin.

Pada bulan Agustus, posisi matahari dalam gerak semunya berada di BBU (Belahan

Bumi Utara) paling ujung dan kembali menuju equator atau BBS (Bumi Bagian Selatan)

dengan pergerakan semu sejauh kurang lebih 14.5° yaitu dari 9.5°LU menuju 5.0°LS (http://

www.physicalgeography.net). Sehingga, dominasi pola-pola daerah bertekanan udara rendah

pada Agustus 2014 berada pada wilayah Bumi Bagian Selatan (BBS).

Akibatnya, pola angin rata-rata bulan Agustus secara dominan bertiup dari Bumi Bagian

Selatan (BBS) menuju Bumi Bagian Utara (BBU). Sedangkan untuk wilayah Kepulauan Riau,

pola angin yang terbentuk berada dekat dengan daerah pertemuan angin (konvergensi). Pola

angin konvergensi ini akan cukup mendukung dalam proses pertumbuhan awan-awan hujan.

Page 17 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

I V . P R A K I R A A N B U L A N A G U S T U S 2 0 1 4

Prediksi Anomali Suhu Muka Laut

periode Juli-Agustus-September 2014

Rata-rata Tekanan Udara

pada Bulan Agustus 2014

Gbr.16 Prediksi Anomali Suhu Muka Laut dan Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Agustus 2014

Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/psd/cgi-bin/data/composites/ Sumber: http://pred.ldeo.columbia.edu/forecast/sst/12/

glbbld_DJF_nov2012.html

Page 18: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

2. ENSO (EL Nino-Southern Oscillation)

ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang mempengaruhi

penambahan curah hujan (fase La Nina) maupun pengurangan curah hujan (fase El Nino) di

wilayah Indonesia. Prediksi ENSO menurut institusi internasional yaitu BMKG, POAMA

(Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia), NOAA (National Oceanic and Atmospheric

Administration) dan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology)

menyatakan bahwa terjadi EL Nino Lemah untuk Agustus 2014. Dengan demikian, di

Wilayah Indonesia, khususnya di Indonesia bagian timur diprediksi akan terdapat

pengurangan jumlah curah hujan.

Gbr.17 Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Agustus 2014

Gbr.18 Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG

Page 18 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 19: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Salah satu parameter ENSO yaitu data SOI (Southern Oscillation Index) dari BoM

(Bureau of Meteorology Australia) hingga Juni akhir masih menunjukkan kondisi normal. Jika

kondisi ini terus berlanjut, maka ENSO tidak akan mempengaruhi jumlah curah hujan

pada bulan Agustus 2014 di wilayah Indonesia.

3. MJO (Madden-Julian Oscillation)

Salah satu fenomena cuaca global yang juga mempengaruhi jumlah curah hujan

di Indonesia, khususnya daerah dekat khatulistiwa adalah osilasi gugusan awan atau

disebut MJO. Berdasarkan data dari NOAA, diprakirakan pada tanggal 1 Agustus s.d 15

Agustus 2014 MJO mengalami peningkatan aktivitas. Pada akhir Juli hingga pertengahan

Agustus intensitasnya meningkat dan berlangsung di sekitar Samudra Hindia bagian timur.

Sehingga tidak banyak mempengaruhi jumlah curah hujan di wilayah Indonesia. Sedangkan

berdasarkan data anomali OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang merupakan salah satu

indikator MJO menunjukkan nilai -5 s.d +5 Wm-2 di sekitar Indonesia Bagian Barat. Hal

ini berarti tutupan awan di wilayah Kepulauan Riau pada Agustus 2014 cenderung lebih

sedikit.

Gbr.19 Grafik SOI Januari 2011 sampai dengan awal Agustus 2014

Page 19 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 20: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Gbr. 20 Grafik Fase MJO pada Bulan Juli 2014 dan Prakiraan Bulan Agustus 2014

Gbr. 21 Anomali OLR sampai dengan 30 Juli 2014 dan prakiraan 15 hari kedepan

Page 20 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml

Sumber: http://cawcr.gov.au/staff/mwheeler/maproom OLR_modes/ h.6.ALL.EQ.html

Page 21: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang hujan di Indonesia,

khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah dipole mode. Menurut data dari BoM, grafik indeks

IOD awal Agustus berada pada nilai diatas normal dengan nilai terakhir -0.70 (gambar 22)

dibandingkan dengan nilai normalnya kisaran -0,50 C s.d 0,50 C dan prediksi Agustus bernilai

0,07. Sedangkan BMKG memprediksi nilai indeks dipole mode pada bulan Agustus bernilai

0,31. (gambar 23). Secara umum dari data pengamatan BoM diketahui bahwa nilai IOD pada

awal Agustus berpengaruh terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia bagian

barat. Namun, berdasarkan data prakiraan yang di dapat dari BMKG dan BoM keduanya

menunjukan bahwa nilai IOD pada bulan Agustus kurang berpengaruh terhadap penambahan

curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

IOD masih dalam kondisi normal sehingga penambahan curah hujan di Indonesia bagian

barat kurang signifikan.

Gbr. 22 Grafik indeks IOD sampai dengan akhir Agustus 2014 dari BoM

Gbr. 23 Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG

Page 21 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Sumber:www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Page 22: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

5. Tinjauan Klimatologis

Kondisi cuaca bulan Agustus di Batam berdasarkan data klimatologis selama 21 tahun

(1993-2013 diketahui:

Secara umum curah hujan merata di seluruh wilayah Batam berkisar antara 150 – 300

mm selama bulan Agustus. Wilayah Batam bagian Tengah dan Timur merupakan daerah

dengan konsentrasi hujan tertinggi yaitu sekitar 200 – 300 mm. Sedangkan daerah Tanjung

Piayu dengan konsentrasi hujan terendah yaitu sekitar 100 – 150 mm .

Kesimpulan:

Dari uraian di atas diketahui bahwa peluang pertumbuhan awan-awan hujan di

Batam pada bulan Agustus 2014 kurang lebih sama dengan bulan Juli yang lalu.

Page 22 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Minimum Rata-rata Maksimum

SUHU UDARA (C) 23.6 27.0 31.5

KELEMBAPAN UDARA 45% 84% 100%

ANGIN (Km/Jam) 4 12 65

HARI HUJAN 10 17 26

*11 hari disertai petir

Page 23: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS 2014

1. Prakiraan Hujan Dasarian

Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA

(Autoregressive Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai

Agustus 2014 hingga Juli 2015. Data masukan yang digunakan adalah data series hujan

dasarian Hang Nadim periode Agustus 1998 s.d Juli 2014.

Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal hujan

dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0,9619 dan RMSE (error) 11,281.

Hasilnya menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Agustus 2014 diprakirakan:

Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, prakiraan curah hujan pada

dasarian I II, dan III, nilai perbandingan prediksi curah hujan dengan normalnya 85% - 115%.

Page 23 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Dasarian Pertama Normal 57.6

Dasarian Kedua Normal 55.3

Dasarian Ketiga Normal 69.3

Sifat Hujan Jumlah Curah Hujan

Page 24: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

2. Prakiraan Hujan Bulanan

Berdasarkan data-data dan analisis model serta program HyBMG 2.0.7 dapat

diperoleh hasil prakiraan curah hujan satu bulan pada bulan Agustus 2014 di wilayah

Barelang sebagai berikut :

Gbr. 24 Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2014

Tabel 2: Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2014

Page 24 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

JUMLAH CURAH

HUJAN

0 mm - 150 mm Rempang dan Galang

150 mm - 300 mm Batam

300 mm - 450 mm -

450 mm - 600 mm -

WILAYAH

Page 25: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Agustus 2014 di Bare-

lang dapat diprakirakan sebagai berikut :

Tabel 3: Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2014

Gbr. 25 Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2014

Page 25 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

SIFAT HUJAN WILAYAH

Atas Normal

Normal Batam, Rempang, Galang

Bawah Normal

Page 26: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Berdasarkan peta prakiraan angin dan gelombang laut mingguan di wilayah perairan

Kepulauan Riau pada bulan Agustus 2014 yang dibuat Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

menggunakan Software Windwave – 05, dapat disampaikan prakiraan angin permukaan dan tinggi

gelombang laut serta arus laut perairan Kepulauan Riau dan sekitarnya sebagai berikut:

V . P R A K I R A A N A N G I N D A N G E L O M B A N G L A U T

A G U S T U S 2 0 1 4

Tabel 4 : Prakiraan Tinggi Gelombang Laut Bulan Agustus 2014

WILAYAH PERAIRAN

TINGGI

GELOMBANG

( m )

ARAH & KECEP.

ANGIN

( km/jam )

ARUS LAUT

( cm/s )

Batam - Tanjung Pinang 1 – 1,5 Selatan – 25 Tenggara – 15

Batam - Tarempa 1 – 3 Selatan - 30 Tenggara – 30

Batam - Natuna 1 – 3 Selatan - 30 Tenggara - 40

Batam - Karimun 0,5 – 2 Selatan – 20 Timur Laut - 5

Batam - Lingga 1 – 2 Tenggara – 20 Selatan – 25

Batam - Singapura 0,5 – 1,5 Selatan – 20 Tenggara – 20

Batam - Dumai 0,5 – 1,5 Tenggara – 10 Timur - 8

Batam - Tambelan 1 – 3 Selatan – 30 Tenggara – 30

Page 26 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 27: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 27 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Gbr. 27 Peta Prakiraan Angin Minggu I Agustus 2014

Gbr.28 Peta Analisa Angin Bulan Juli 2014

Page 28: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 28 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Gbr.29 Peta Prakiraan Tinggi Gelombang Laut Minggu I Agustus 2014

Gbr.30 Peta Analisa Tinggi Gelombang Laut Bulan Juli 2014

Page 29: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 29 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Gbr.30 Peta Prakiraan Arus Laut Minggu I Agustus 2014

Gbr. 31 Peta Analisa Arus Laut Bulan Juli 2014

Page 30: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

A. Pendahuluan

Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi

akibat tiupan angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang

terdapat pada laut dalam namun terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibias-

kan oleh keadaan topografi kedalaman bawah air. Periodenya pun cukup panjang, dalam

orde jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya sentrifugal

yang ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari.

B. Pola Pasang Surut

Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu

kejadiannya. Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah

setiap hari disebut diurnal tide (air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali

pasang dan dua kali surut dalam sehari disebut mempunyai semi-diurnal tide. Jika semi-

diurnal tide mempunyai ketinggian air pasang yang dicapai berbeda dan saat surut juga

level air tidak sama disebut semi-diurnal mixed tide.

Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang

menunjukkan paras air untuk sumbu vertical dan sumbu mendatar menyatakan waktu

hari. Pengamatan pasang surut dalam jangka waktu yang lama digunakan untuk

menghitung rata-rata ketinggian pasang. Dengan nilai Rata-rata ini dapat dihitung

anomaly pasang naik dan pasang surut air.

C. Paras Pasang Surut.

Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut High Wa-

ter (HT) / Higt Tide (Ht)

Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low Water (LW) / Low Tide

Mengingat Propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan maka

phenomena Pasang Surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang ber-

hubungan dengan kelautan seperti Bongkar Muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para ne-

layan dan lain sebagainya.

Untuk itu dalam buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di seluruh Propinsi Kepu-

lauan Riau yang meliputi 6 (enam) Kabupaten Kota Sebagai Berikut :

V I . P R E D I K S I P A S A N G S U R U T ( T I D A L )

Page 30 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 31: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 31 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

I. KOTA BATAM

1. Batu Ampar, Agustus 2014

2. S e k u -

p a n g ,

A g u s t u s

2014

1

2

Page 32: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

II. KABUPATEN BINTAN

1. Tanjung Uban, Agustus 2014

2. Tanjung Pinang, Agustus 201

3

4

Page 32 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 33: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

III. KABUPATEN KARIMUN

1. Tanjung Balai Karimun, Agustus 2014

IV. KABUPATEN LINGGA

2. Dabo Singkep, Agustus 2014

5

6

Page 33 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 34: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

IV. KABUPATEN ANAMBAS

1. Selat Peninting, Agustus 2014

V. KABUPATEN NATUNA

1. Sedanau, Agustus 2014

7

Page 34 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

8

Page 35: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Page 35 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

V I I . I N F O R M A S I M A T A H A R I T E R B I T / T E R B E N A M D A N

B U L A N T E R B I T / T E R B E N A M B U L A N A G U S T U S 2 0 1 4

1. Stasiun Meterorologi Hang Nadim Batam

2. Stasiun Meteorologi Tanjung Pinang

Location : E104 07, N01 07, August 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0605 1815 0943 2203

2 0605 1815 1027 2248

3 0605 1815 1113 2334

4 0605 1814 1202 000

5 0605 1814 1254 0024

6 0605 1814 1350 0117

7 0605 1814 1448 0214

8 0605 1814 1548 0313

9 0604 1814 1648 0414

10 0604 1814 1748 0514

11 0604 1813 1845 0614

12 0604 1813 1941 0711

13 0604 1813 2035 0807

14 0604 1813 2127 0901

15 0604 1813 2219 0953

16 0603 1812 2310 1045

17 0603 1812 000 1137

18 0603 1812 000 1227

19 0603 1812 0051 1318

20 0603 1811 0140 1407

21 0602 1811 0229 1455

22 0602 1811 0317 1542

23 0602 1810 0403 1627

24 0602 1810 0448 1712

25 0602 1810 0532 1755

26 0601 1810 0616 1837

27 0601 1809 0659 1919

28 0601 1809 0742 2002

29 0601 1809 0826 2046

30 0600 1808 0911 2132

31 0600 1808 000 000

Location : E104 32, N00 55, August 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0604 1813 0941 2201

2 0604 1813 1025 2246

3 0603 1813 1112 2333

4 0603 1813 1200 000

5 0603 1812 1252 0023

6 0603 1812 1348 0116

7 0603 1812 1446 0213

8 0603 1812 1546 0312

9 0603 1812 1646 0412

10 0603 1812 1746 0513

11 0603 1812 1843 0612

12 0603 1811 1939 0709

13 0602 1811 2033 0805

14 0602 1811 2126 0859

15 0602 1811 2217 0951

16 0602 1810 2308 1043

17 0602 1810 2359 1135

18 0602 1810 000 1225

19 0601 1810 0049 1316

20 0601 1809 0139 1405

21 0601 1809 0228 1453

22 0601 1809 0315 1540

23 0601 1809 0402 1625

24 0600 1808 0447 1710

25 0600 1808 0531 1753

26 0600 1808 0614 1835

27 0600 1807 0657 1918

28 0559 1807 0740 2001

29 0559 1807 0824 2045

30 0559 1806 0909 2130

31 000 000 000 000

Page 36: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

3. Stasiun Meteorologi Ranai Natuna

4. Stasiun Meteorologi Tanjung Balai Karimun

Page 36 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Location : E108 24, N03 55, August 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0552 1809 0934 2153

2 0552 1809 1019 2236

3 0552 1809 1106 2322

4 0552 1809 1156 000

5 0552 1809 1248 0012

6 0552 1808 1344 0104

7 0552 1808 1442 0201

8 0552 1808 1542 0300

9 0552 1808 1642 0401

10 0552 1808 1741 0502

11 0552 1807 1837 0602

12 0552 1807 1932 0700

13 0552 1807 2025 0757

14 0552 1807 2117 0852

15 0552 1806 2207 0946

16 0552 1806 2257 1038

17 0551 1806 2347 1130

18 0551 1805 000 1222

19 0551 1805 0037 1312

20 0551 1805 0127 1401

21 0551 1804 0216 1449

22 0551 1804 0304 1536

23 0551 1804 0351 1621

24 0550 1803 0436 1704

25 0550 1803 0521 1747

26 0550 1802 0605 1829

27 0550 1802 0649 1910

28 0550 1802 0733 1952

29 0550 1801 0818 2035

30 0549 1801 0904 2120

31 000 000 0952 2207

Location : E103 23, N01 03, August 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0608 1818 0946 2206

2 0608 1818 1030 2251

3 0608 1817 1116 2338

4 0608 1817 1205 000

5 0608 1817 1257 0027

6 0608 1817 1353 0121

7 0608 1817 1451 0217

8 0608 1817 1551 0316

9 0607 1817 1651 0417

10 0607 1816 1751 0517

11 0607 1816 1848 0617

12 0607 1816 1944 0714

13 0607 1816 2038 0810

14 0607 1816 2130 0904

15 0607 1815 2222 0956

16 0606 1815 2313 1048

17 0606 1815 000 1140

18 0606 1815 0003 1230

19 0606 1814 0054 1321

20 0606 1814 0143 1410

21 0605 1814 0232 1458

22 0605 1814 0320 1545

23 0605 1813 0406 1630

24 0605 1813 0451 1715

25 0605 1813 0535 1758

26 0604 1812 0619 1840

27 0604 1812 0702 1923

28 0604 1812 0745 2005

29 0604 1811 0829 2049

30 0603 1811 0914 2135

31 000 000 000 000

Page 37: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

5. Stasiun Meteorologi Dabo Singkep

6. Stasiun Meteorologi Tarempa

Page 37 E D I S I 8 — A G U S T U S 2 0 1 4

Location : E104 34, S00 28, August 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0604 1812 0941 2201

2 0604 1812 1025 2246

3 0604 1812 1111 2333

4 0604 1812 1200 000

5 0604 1812 1252 0023

6 0604 1812 1347 0116

7 0604 1812 1445 0213

8 0603 1811 1545 0312

9 0603 1811 1645 0413

10 0603 1811 1745 0513

11 0603 1811 1843 0612

12 0603 1811 1939 0709

13 0603 1811 2033 0805

14 0603 1810 2126 0858

15 0602 1810 2217 0951

16 0602 1810 2309 1043

17 0602 1810 2359 1134

18 0602 1809 000 1225

19 0602 1809 0050 1315

20 0601 1809 0139 1404

21 0601 1809 0228 1452

22 0601 1808 0316 1539

23 0601 1808 0402 1625

24 0601 1808 0447 1709

25 0600 1808 0531 1752

26 0600 1807 0614 1835

27 0600 1807 0657 1918

28 0559 1807 0740 2001

29 0559 1806 0824 2045

30 0559 1806 000 000

31 000 000 0141 1403

Location : E106 15, N03 12, August 2014

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0554 1809 0935 2153

2 0554 1809 1019 2237

3 0554 1809 1106 2324

4 0554 1809 1156 000

5 0554 1808 1248 0013

6 0554 1808 1344 0106

7 0554 1808 1442 0202

8 0554 1808 1542 0301

9 0554 1808 1642 0402

10 0553 1807 1741 0503

11 0553 1807 1838 0603

12 0553 1807 1933 0701

13 0553 1807 2026 0758

14 0553 1806 2117 0852

15 0553 1806 2208 0946

16 0553 1806 2259 1038

17 0553 1806 2349 1130

18 0553 1805 000 1221

19 0552 1805 0039 1312

20 0552 1805 0128 1401

21 0552 1804 0217 1449

22 0552 1804 0305 1536

23 0552 1804 0352 1621

24 0552 1803 0438 1704

25 0551 1803 0522 1747

26 0551 1803 0606 1829

27 0551 1802 0650 1911

28 0551 1802 0733 1953

29 0551 1801 0818 2036

30 0550 1801 0904 2121

31 0550 1801 000 000

Page 38: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

Anomali : Penyimpangan suatu variabel dari nilai rata-rata

Awan Konvektif : Awan tebal menjulang tinggi yang terbentuk dari proses

pemanasan vertikal yang membawa uap air. Awan ini

mengakibatkan terjadinya hujan secara tiba-tiba, petir dan angin

kencang.

Cold Surge : Aliran udara dingin dari daratan Asia yang menjalar memasuki

wilayah Indonesia bagian barat, cold surge biasa terjadi pada

saat Asia memasuki musim dingin.

Cuaca : Kondisi fisis atmosfer pada suatu wilayah yang sempit pada

waktu tertentu

Dasarian : Periode sepuluh harian

Dipole Mode /IOD (Indian Ocean Dipole)

: Tingkat ketersediaan uap air akibat perbedaan suhu muka laut

antara Samudera Hindia dan Perairan Pantai Timur Afrika.

DMI (Dipole Mode Index)

: Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas Dipole

Mode. DMI yang bernilai negatif akan menambah kandungan

uap air di sekitar wilayah Sumatera, sehingga curah hujannya

secara umum meningkat. Sedangkan nilai positif tidak

menambah kandungan uap air, sehingga curah hujan cenderung

berkurang.

Divergensi : Beraian angin, yang mengindikasikan daerah cuaca baik

Eddy : Pusaran angin dengan durasi harian dan biasanya jika suatu

daerah terdapat eddy, maka cenderung banyak hujan.

El Nino : Fenomena memanasnya suhu permukaan laut di Pasifik Timur

sehingga secara umum menyebabkan curah hujan di sebagian

besar wilayah Indonesia berkurang.

ENSO (El Nino-Shouthern Oscillation)

: Fluktuasi musiman antara fase El Nino dan La Nina.

Gelombang : Pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus

permukaan laut.

Iklim : Kondisi Rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama dan

wilayah yang luas

ITCZ (Intertropical Convergence Zone)

: Daerah pertemuan massa udara antar benua dengan cakupan

yang luas. Umumnya daerah-daerah yang dilintasi ITCZ

berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan lebat dan

cukup lama (bisa lebih dari satu hari).

Konvergensi : Pumpunan angin, pola angin yang mengumpul

Page 38 E D I S I 6 — A G U S T U S 2 0 1 4

Page 39: Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam BULETINhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2014/08/07082014075114... · NIP. 19590406 198203 1 002 . TIM REDAKSI PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,

La Nina : Fenomena yang merupakan kebalikan dari El Nino. Secara umum

menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat.

MJO (Madden-Agustusan Oscillation)

: Fluktuasi musiman/osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-

tekanan rendah) di kawasan tropik yang terkait dengan

penambahan gugusan uap air yang menyuplai pembentukan awan

hujan dengan periode lebih kurang 48 hari yang menjalar dari barat

ke timur. Biasanya berawal di pantai timur Afrika kemudian menjalar

ke timur dan menghilang di bagian tengah Pasifik. MJO ini

berkaitan dengan OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Monsun : Suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada

suatu periode (minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya

akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan 2 istilah monsun

yaitu monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun Asia berkaitan

dengan musim hujan di Indonesia, sedangkan Monsun Australia

berkaitan dengan musim kemarau.

Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan

periode waktu yang tidak ditentukan (1971-2000, 1976-2005,

1978-2007, dsb)

OLR (Outgoing Longwave Radiation).

: Radiasi gelombang panjang (infra merah) yang dipancarakan keluar

dari bumi. OLR yang bernilai negatif menunjukkan tutupan awan

konvektif yang banyak, sedangkan nilai positif tutupan awan

konvektifnya sedikit.

Rata-rata : Nilai rata-rata suatu variabel selama minimal periode 10 tahun (1971

-1980, 1976-1985, 1993-2002, 1995-2010, dsb)

Shearline : Garis atau zona lintasan yang terdapat perubahan arah dan

kecepatan angin secara tiba-tiba.

SOI (Southern Oscillation Index)

: Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas El Nino

atau La Nina.

Standar Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan

periode waktu yang sudah ditentukan, dimulai tahun berakhiran 1

diakhiri tahun berakhiran 0 (1961-1990, 1971-2000, 1981-2010,

dst)

Konveksi : Pergerakan molekul-molekul pada fluida (cairan atau gas)

Updraft : Pergerakan vertikal ke atas dari suatu kolom udara yang berhubun-

gan dengan fenomena cuaca

Page 39 E D I S I 6 — A G U S T U S 2 0 1 4