KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM...

25
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] i KATA PENGANTAR Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI. Buletin Meteorologi edisi Mei 2018 ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan April 2018, prakiraan hujan serta prakiraan pasang surut bulan Mei 2018. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum. Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau. KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM BATAM PARMIN, S.Si, MM NIP. 19640218 199102 1 001

Transcript of KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM...

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] i

KATA PENGANTAR

Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir

dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan.

Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan,

ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi

nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong

berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal itu, serta mengkhususkan pada

pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya

menerbitkan BULETIN METEOROLOGI.

Buletin Meteorologi edisi Mei 2018 ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim

wilayah Kepulauan Riau pada bulan April 2018, prakiraan hujan serta prakiraan pasang surut bulan Mei

2018. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi, baik

kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum.

Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak

kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan

kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua

pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I

HANG NADIM BATAM

PARMIN, S.Si, MM

NIP. 19640218 199102 1 001

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] ii

TIM REDAKSI

Pelindung : Parmin, S.Si, MM

Penanggung Jawab : Suratman, S.Kom

Editor : Hana Solihah, S.Si

Tim Pengumpulan Data : Aprilia Susilowati, S.Tr

Tim Analisis dan Prakiraan : Nizam Mawardi, S.Tr

Pande Made Rony Kurniawan, SST

Debora Truly Marpaung, SST

Ibnu Susilo, S.Tr

Tim Distribusi : Suryanti Agustina, SP

Adelina M Situmorang, SE

Desain : M. Taufik, S.SI

Teknisi : Kuswito

Alamat Redaksi

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

Jalan Batu Besar, Bandara Hang Nadim Batam

Batu Besar, Batam 29466

Telpon : 0778-761415

Fax : 0778-761401

Website : hangnadim.kepri.bmkg.go.id

Email : [email protected]

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] iii

DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................................................................................. i

Tim Redaksi .................................................................................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................................................................... iii

I. RINGKASAN........................................................................................................................................................ 1

II. PENGERTIAN ...................................................................................................................................................... 1

III. ANALISA CUACA DAN IKLIM APRIL 2018 ............................................................................................... 2

IV. PRAKIRAAN CUACA MEI 2018 ................................................................................................................ 11

V. PRAKIRAAN PASANG SURUT MEI 2018................................................................................................. 16

VI. PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM BULAN DAN MATAHARI

MEI 2018 ............................................................................................................................................................. 19

DAFTAR ISTILAH .................................................................................................................................................... 22

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 1

RINGKASAN

1. Berdasarkan data curah hujan bulan April 2018 yang diterima dari Stasiun Meteorologi Hang

Nadim, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan April 2018 adalah sebagai berikut :

a. Bahwa kejadian hujan di Pulau Batam tidak merata yaitu berada pada kondisi baik di bawah

normal, normal maupun di atas normal terhadap rata – ratanya. Sedangkan kondisi angin

dilaporkan dominan bertiup dari arah Laut dari dasarian I hingga dasarian III pada kecepatan

rata – rata 7,8 km/jam.

b. Pada bulan April wilayah Indonesia nilai IOD, SOI, perambatan MJO, dan ENSO berada pada

kondisi netral sehingga tidak cukup memberikan pengaruh terhadap penambahan maupun

pengurangan curah hujan di wilayah Kepulauan Riau pada bulan April.

II. Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA (Autoregressive

Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai Mei 2018 hingga

April 2019. Data masukan yang digunakan adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode

Mei 1998 s.d April 2018. Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal

hujan dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.90615 dan RMSE (error) 9.3524 yang

menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Mei 2018 pada dasarian I dan II diprakirakan berada pada

kisaran normalnya sedangkan pada dasarian III berada pada kisaran atas normalnya

PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan

dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %.

2. Normal ( N ), jika nilai perbandingannya antara 85 % - 115 %.

3. Di bawah normal ( B ), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.

B. NORMAL CURAH HUJAN

1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.

2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1

April 1901 s/d 31 April 1930, 1 April 1931 s/d 31 April 1960, 1 April 1961 s/d 31 April 1990,

dan seterusnya.

C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm

Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm

Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm

Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 2

ANALISA CUACA DAN IKLIM APRIL 2018

A. KERAGAMAN HUJAN

Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dan dilewati

garis khatulistiwa. Wilayah negara Indonesia dilewati oleh garis katulistiwa serta dikelilingi oleh dua

Samudra dan dua Benua. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan sirkulasi

meridional (Utara-Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirkulasi zonal (Timur-Barat) dikenal

sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mempengaruhi keragaman iklim di Indonesia.

Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara ke 23.5o Lintang Selatan sepanjang tahun

mengakibatkan timbulnya aktivitas monsun yang juga ikut berperan dalam mempengaruhi keragaman

iklim. Pengaruh lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat diabaikan, karena Kepri merupakan

kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam menyebabkan sistem golakan lokal cukup

dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut berpengaruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan

siklon tropis. Semua aktivitas dan sistem ini berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan

tetapi besar pengaruh dari masing-masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan dapat berubah

dari tahun ke tahun.

El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim. Fenomena ini akan

menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan untuk beberapa daerah di Indonesia.

Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan monsun, lemah pada daerah berpola hujan

equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan IOD (Indian Ocean Dipole)

hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun.

Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik (El Nino-Southern

Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean Dipole / IOD), fenomena fase aktif osilasi

intra-musiman yang dikenal sebagai MJO (Madden-Aprilan Oscillation) juga mempengaruhi keragaman

hujan di Indonesia. Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan menyebabkan terjadinya variasi

pada pola angin, SML (Suhu Muka Laut), awan dan hujan. Fase aktif MJO bila bersamaan waktunya

dengan monsun timur laut di Kepulauan Riau (April-April) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

curah hujan sekitar 200%.

Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8 phase.

Phase-1 di Afrika (210° BB - 60° BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60° BT – 80° BT), phase-

3 di samudra India bagian timur (80° BT – 100° BT) phase-4 & phase-5 di benua maritim Indonesia (

100° BT – 140° BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140°BT-160° BT), phase 7 di Pasifik tengah (

160° BT – 180° BT) , dan phase-8 daerah konveksi di belahan bumi bagian barat ( 180° – 160° BB).

Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan konvektif dengan puncak awan sangat dingin (sedikit

mengemisi radiasi gelombang panjang), oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan

memperhatikan variasi OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang dipantau melalui sensor infra merah

pada satelit.

B. DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUTAN BULAN APRIL 2018

1. Monsun

Pada bulan April matahari berada di BBU (Belahan Bumi Utara) dengan pergerakan semu

menuju utara sejauh kurang lebih 11° yaitu dari 5,0°LU menuju 16,0°LU. Hal ini berdampak pada

peningakatan suhu muka laut di daerah ekuator yang memicu terbentuknya pola-pola tekanan

udara rendah. Pada bulan April 2018 tercatat ada 2 (tiga) kejadian siklon tropis di sekitar wilayah

Indonesia yaitu Siklon Tropis JELAWAT dan FLAMBOYAN. Dimana hal ini cukup berpengaruh

terhadap bertambah maupun berkurangnya jumlah curah hujan di wilayah Indonesia pada umumnya

termasuk Kepulauan Riau.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 3

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png

Gambar 1. Peta Rata-rata Suhu Muka Laut April 2018

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png

Gambar 2. Peta Anomali Suhu Muka Laut Bulan April 2018

Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia pada bulan April 2018

berkisar antara 28.00 - 32.00C (Gambar. 1) dengan anomali 00 - +1.00C (Gambar. 2). Di wilayah

Kepulauan Riau, anomali suhu muka laut berkisar antara -10 - +1.00C yang menunjukkan suhu muka

laut masih dalam kondisi yang cukup hangat sehingga memberi banyak pasokan uap air di udara.

Suhu muka laut yang hangat serta anomali suhu muka laut yang positif sangat mendukung proses

pertumbuhan awan-awan yang berpotensi menjadi hujan.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 4

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=mslp&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 3. Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan April 2018

Pada bulan April 2018, tekanan udara di BBU secara umum lebih tinggi dari pada BBS dan

sekitar equator karena matahari masih berada di sekitar wilayah ekuator. Hal ini menyebabkan

massa udara bergerak dari BBU (bertekanan tinggi) menuju BBS (bertekanan rendah) dan ekuator

sehingga membentuk pola belokan angin (shearline) di sekitar wilayah Kepulauan Riau. Pada daerah

belokan angin terjadi perlambatan kecepatan angin yang menyebabkan penumpukkan massa udara

sehingga terjadi pengangkatan massa udara yang berpotensi dalam pembentukan awan–awan

konvektif yang dapat menghasilkan hujan.

Berdasarkan hasil analisis (Gambar. 4), pada daerah Kepulauan Riau angin pada bulan April

umumnya bertiup dari arah Barat Laut hingga Timur yang di dominasi dari arah Timur Laut dengan

kecepatan rata-rata 0 hingga 15 knot (Gambar. 5).

Sumber: Bidang Meteorologi Publik BMKG

Gambar 4. Klimatologi Arah Angin 3000 Feet pada Bulan April 2018

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 5

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=850wind&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 5. Pola Angin 850mb Bulan April 2018

2. ENSO (El Nino - Southern Oscillation)

ENSO berada pada kondisi netral yaitu antara −0.8 °C sampai +0.8 °C. Pada akhir bulan

April 2018, nilai anomali SST Nino 3.4 yaitu sebesar –0.23 dan nilai rata-rata harian SOI (Southern

Oscillation Index) selama bulan April sebesar +5,6. Hal tersebut tidak mengindikasikan adanya

pengaruh terhadap penambahan pasokan uap air sebagai pembentuk hujan di wilayah Indonesia

khususnya Indonesia bagian timur.

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar 6. Grafik indeks SST Nino3.4

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 6

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Gambar 7. Grafik indeks ENSO / SOI

3. MJO (Madden-Aprilan Oscillation)

a. OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=olr&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 8. Rata-rata OLR April 2018

OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke luar

angkasa. Namun, tidak semua radiasi gelombang panjang tersebut sampai ke luar angkasa. Awan-

awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi perjalanan gelombang panjang tersebut.

Suatu wilayah di permukaan bumi yang terdapat tutupan awan konvektif memiliki nilai OLR yang

kecil/rendah. Pada bulan April 2018, nilai OLR terendah di wilayah Indonesia terdapat di wilayah

pesisir barat Sumatera, Kalimantan bagian barat, serta sebagian besar wilayah Pulau Papua yaitu

berkisar antara 160 – 180 W/m2, sementara untuk wilayah Kepulauan Riau secara keseluruhan,

nilai OLR seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 berada pada kisaran 220 - 260 W/m2. Hal ini

mengindikasikan bahwa tutupan awan konvektif di wilayah Kepulauan Riau pada bulan April 2018

sedikit.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 7

b. Fase MJO

MJO selama bulan April 2018 berada pada fase 7 sampai 4 dengan sifat yang lemah pada

perambatannya dan kuat pada akhir bulan April. Wilayah Indonesia berada pada fase 3 sampai 5.

Pada gambar (9) terlihat bahwa pada akhir bulan April wilayah Indonesia terlewati oleh perambatan

MJO. Secara teori, kondisi MJO ini memberikan pengaruh pada penambahan curah hujan di wilayah

Indonesia sehingga cukup mendukung proses pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat

menghasilkan hujan termasuk juga untuk wilayah Kepulauan Riau.

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/

Gambar 9. Fase MJO

4. IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean Dipole) berada pada

kisaran normal dengan kondisi netral (-0.4 s.d 0.4). Pada akhir bulan April 2018 nilai IOD berada

pada kondisi negatif yang bernilai -0,09. Sehingga dapat diketahui bahwa selama bulan April 2018

secara umum IOD tidak berpengaruh dalam menambah peluang pertumbuhan awan di wilayah

Indonesia bagian barat termasuk wilayah Kepulauan Riau.

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar 10. Grafik IOD

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 8

C. ANALISIS HUJAN BULAN APRIL 2018

Berdasarkan data curah hujan bulan April 2018 yang diterima dari Stasiun Meteorologi Hang

Nadim di Pulau Batam yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan

dan sifat hujan bulan April 2018 adalah sebagai berikut:

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 9

D. ANALISIS UNSUR CUACA SIGNIFIKAN BULAN APRIL 2018

a. Hujan

Hujan bulan April 2018 di Barelang bersifat Bawah Normal (B) dengan curah hujan selama

satu bulan berkisar 81,2 mm – 194,6 mm atau antara 32 % - 77 %. Curah hujan terendah terjadi di

Air Limbah dan tertinggi di Nongsa. Khusus di Hang Nadim dalam bulan April 2018 terdapat 10

hari hujan terukur dan 2 hari hujan tidak terukur (ttu) dengan total curah hujan sebesar 121,2 mm

atau berkisar 48% dari rata-rata, yang berarti sifat hujan Bawah Normal (B). Pada dasarian I terjadi

1 hari hujan dengan jumlah curah hujan 0,9 mm, dasarian II terdapat 4 hari hujan dengan jumlah

curah hujan 41,9, dan dasarian III terjadi 5 hari hujan dengan jumlah curah hujan 78,4 mm. Curah

hujan tertinggi 51,2 mm terjadi pada tanggal 23 April 2018.

Gambar 11. Grafik Curah Hujan bulan April 2018 di Hang Nadim

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 10

b. Suhu Udara

Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 26,2°C - 29,4° C. Suhu udara terendah dalam

bulan April 2018 adalah 23,8 ° C terjadi pada tanggal 4 dan 16 April 2018 pagi hari dan suhu udara

tertinggi 34,0°C terjadi pada tanggal 25 April 2018 siang hari.

Gambar 12. Grafik Suhu Udara bulan April 2018 di Hang Nadim

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 68 % - 91 %. Kelembaban udara

terendah mutlak 47% terjadi pada tanggal 25 April 2018 siang hari, sedangkan kelembaban udara

tertinggi 98% terjadi tanggal 23 April 2018 pagi hari. Dengan demikian kelembaban udara pada

bulan April 2018 lebih kering dibandingkan bulan Maret 2018.

Gambar 13. Grafik Kelembaban Udara Bulan April 2018 di Hang Nadim

d. Angin Permukaan

Selama periode dasarian I – III April 2018 angin permukaan secara umum didominasi dari

arah Timur Laut dengan kecepatan rata-rata 7,8 km/jam, arah dan kecepatan maksimum dari

Timur Laut dengan kecepatan 33,3 km/jam terjadi pada tanggal 9 dan 13 April 2018.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 11

PRAKIRAAN CUACA MEI 2018

A. DINAMIKA ATMOSFER

1. Tekanan Udara dan Angin

Pada bulan Mei, posisi matahari dalam gerak semunya bergerak di BBU (Belahan Bumi

Utara) yaitu sekitar 16,0°LU s.d 22,0°LU (http://www.physicalgeography.net). Hal ini masih

berdampak pada hangatnya suhu muka laut di daerah ekuator sehingga memicu terbentuknya

banyak pola tekanan udara rendah.

Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode Mei 2018 Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Mei 2018

Sumber: http://iridl.ldeo.columbia.edu/maproom/Global/Forecasts/SST.html?L=2.5

http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/realtime/clim/annual/monthly/monthly.12.slp.html

Gambar 14. Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode dan Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Mei 2018

Pola angin rata-rata bulan Mei secara dominan akan bertiup dari Bumi Bagian Selatan (BBS)

menuju Bumi Bagian Utara (BBS) dan membentuk belokan angin (shearline) serta pusaran angin

tertutup (Eddy) serta konvergensi di bagian ekuator. Berdasarkan gambar 16, terdapat daerah

belokan angin (shearline) serta pertemuan massa udara (konvergensi) di sekitar wilayah Kepulauan

Riau yang menyebabkan perlambatan kecepatan angin yang memupuk massa udara serta

mendukung dalam proses pertumbuhan awan-awan hujan.

Sumber: Meteo Publik, BMKG

Gambar 15. Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Mei 2018

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 12

2. ENSO (EL-NinoSouthern Oscillation)

ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang mempengaruhi penambahan

curah hujan (fase La-Nina) maupun pengurangan curah hujan (fase El-Nino) di wilayah Indonesia.

Prediksi ENSO menurut institusi internasional yaitu BMKG, JAMSTEC (Japan Agency for Marine-

Earth Science and Technology), NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) dan BOM/

POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia) menyatakan bahwa pada bulan Mei 2018

dalam kondisi Normal. Secara umum, ENSO diprediksi akan tidak memberi pengaruh terhadap

penambahan jumlah curah hujan di wilayah khusunya wilayah timur.

Sumber: Pusat Data Dokumen, BMKG

Gambar 16. Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG

Salah satu parameter ENSO yaitu data SOI (Southern Oscillation Index) dari BoM (Bureau of

Meteorology Australia) hingga akhir April 2018 menunjukkan berada pada kondisi normal dengan

nilai SOI sebesar +5,6, sehingga tidak memiliki pengaruh terhadap penambahan curah hujan di

wilayah Indonesia khususnya bagian timur.

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Gambar 17. Grafik SOI Bulan April 2015 s.d. Awal Mei 2018

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 13

3. MJO (Madden-Aprilan Oscillation)

Salah satu fenomena cuaca global yang juga mempengaruhi jumlah curah hujan di Indonesia,

khususnya daerah dekat khatulistiwa adalah osilasi gugusan awan yang lazim disebut MJO. Menurut

NOAA, diperkirakan MJO pada awal hingga pertengahan Mei 2018 dengan sifat kuat dan berada

pada fase 6 hingga 1 sehingga kurang mempengaruhi penambahan curah hujan di wilayah Indonesia

(Gambar. 18). Nilai anomali OLR bernilai positif berada di wilayah Indonesia, khususnya bagian

barat wilayah Indonesia (Gambar. 19) pada awal hingga pertengahan bulan Mei. Hal tersebut

mengindikasikan tutupan awan konvektif di wilayah tersebut pada awal hingga pertengahan bulan

Mei sedikit termasuk di wilayah Kepulauan Riau.

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml

Gambar 18. Grafik Fase MJO pada Bulan April 2018 dan prakiraan Bulan Mei 2018

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/spatial_olrmap_CA_full.gif

Gambar 19. Anomali OLR sampai dengan 31 April 2018 dan prakiraan 15 hari kedepan

4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang hujan di Indonesia,

khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah dipole mode. Menurut data dari BoM dan BMKG (gambar

20) bulan Mei 2018 DMI akan berada pada kondisi normal sehingga tidak mempengaruhi

penambahan maupun pengurangan jumlah curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya bagian barat.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 14

Sumber: http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Dinamika_Atmosfir.bmkg

Gambar 20. Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG

5. Tinjauan Klimatologis

Kondisi cuaca bulan April di Batam berdasarkan data klimatologis selama 25 tahun (1993-

2017) diketahui:

Secara klimatologis selama 16 tahun (1996 – 2011) jumlah curah hujan terbagi dua di wilayah

Pulau Batam selama Bulan Mei. Batam bagian Timur jumlahnya sekitar 150 – 200 mm, sedangkan

Batam bagian Barat sekitar 200 – 250 mm.

Kesimpulan:

Dari uraian di atas diketahui bahwa peluang pertumbuhan awan-awan hujan di Batam pada

bulan Mei 2018 akan lebih tinggi dari bulan April 2018, sehingga peluang curah hujannya lebih tinggi

juga bila dibandingkan dengan bulan April 2018.

B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN MEI 2018

1. Prakiraan Hujan Dasarian

Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA

(Autoregressive Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai Mei

2018 hingga April 2019. Data masukan yang digunakan adalah data series hujan dasarian Hang

Nadim periode Mei 1999 s.d April 2018.

Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal hujan dasarian

periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.90615 dan RMSE (error) 9.3524. Hasilnya

menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Mei 2018 diprakirakan:

Minimum Rata-rata Maksimum

SUHU UDARA 22.6 27.7 33.8

KELEMBAPAN UDARA 42% 87% 100%

ANGIN 5 Km/jam 8 Km/jam 40 Km/jam

HARI HUJAN 12 19* 24

*15 hari disertai petir

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 15

Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, prakiraan curah hujan pada dasarian I dan II

berada pada kisaran normalnya sedangkan pada dasarian III berada pada kisaran atas normalnya.

2. Prakiraan Hujan Bulanan

Berdasarkan data-data dan analisis model serta program HyBMG 2.0.7 dapat diperoleh hasil

prakiraan curah hujan satu bulan pada bulan Mei 2018 di wilayah Barelang sebagai berikut:

Tabel : Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2018

dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Mei 2018 di Barelang dapat

diprakirakan sebagai berikut:

Tabel: Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2018

Gambar. 21 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Barelang bulan Mei 2018

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 16

PRAKIRAAN PASANG SURUT (TIDAL) MEI 2018

A. Pendahuluan

Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi akibat tiupan

angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang terdapat pada laut dalam

namun terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibiaskan oleh keadaan topografi kedalaman

bawah air. Periodenya pun cukup panjang, dalam orde jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya

gravitasi dan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari.

B. Pola Pasang Surut

Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu kejadiannya.

Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah setiap hari disebut diurnal tide

(air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari disebut

mempunyai semi-diurnal tide. Jika semi-diurnal tide mempunyai ketinggian air pasang yang dicapai

berbeda dan saat surut juga level air tidak sama disebut semi-diurnal mixed tide.

Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang menunjukkan paras

air untuk sumbu vertikal dan sumbu horisontal menyatakan waktu hari. Pengamatan pasang surut

dalam jangka waktu yang lama digunakan untuk menghitung rata-rata ketinggian pasang. Dengan nilai

rata-rata ini dapat dihitung anomali pasang naik dan pasang surut air.

C. Paras Pasang Surut.

Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut High Water (HT) /

Higt Tide (Ht). Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low Water (LW) / Low Tide.

Mengingat Propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan maka fenomena

pasang surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang berhubungan dengan kelautan

seperti bongkar muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para nelayan dan lain sebagainya. Untuk itu dalam

buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di seluruh Propinsi Kepulauan Riau yang meliputi 6

(enam) Kabupaten Kota sebagai berikut :

1. KOTA BATAM

i. BATU AMPAR

ii. SEKUPANG

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 17

2. KABUPATEN BINTAN

i. TANJUNG UBAN

3. KABUPATEN KARIMUN

i. TANJUNG BALAI KARIMUN

ii. TANJUNG PINANG

4. KABUPATEN LINGGA

i. DABO SINGKEP

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 18

5. KABUPATEN ANAMBAS

i. SELAT PENINTING

6. KABUPATEN NATUNA

i. SEDANAU

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 19

PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM

BULAN DAN MATAHARI MEI 2018

1. STASIUN METEOROLOGI HANG

NADIM BATAM

Location : E104 07, N01 07, May 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm Hm hm hm

1 0556 1805 1917 0649

2 0556 1805 2005 0737

3 0556 1805 2054 0826

4 0556 1805 2143 0914

5 0556 1805 2231 1003

6 0555 1805 2319 1051

7 0555 1805 0000 1138

8 0555 1805 0005 1225

9 0555 1805 0051 1311

10 0555 1805 0136 1357

11 0555 1805 0222 1443

12 0555 1805 0307 1529

13 0555 1805 0354 1618

14 0555 1805 0443 1709

15 0555 1805 0535 1803

16 0555 1805 0630 1901

17 0555 1805 0729 2001

18 0555 1805 0829 2102

19 0555 1805 0931 2203

20 0555 1805 1031 2301

21 0555 1805 1128 2357

22 0555 1805 1223 0000

23 0555 1806 1314 0049

24 0555 1806 1403 0138

25 0555 1806 1450 0226

26 0555 1806 1537 0312

27 0555 1806 1624 0358

28 0555 1806 1711 0445

29 0556 1806 1759 0532

30 0556 1806 1848 0619

31 0556 1807 1937 0708

2. STASIUN METEOROLOGI

TANJUNGPINANG

Location : E104 32, N00 55, May 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm Hm hm hm

1 0555 1803 1915 0648

2 0554 1803 2003 0736

3 0554 1803 2052 0824

4 0554 1803 2141 0913

5 0554 1803 2229 1001

6 0554 1803 2317 1050

7 0554 1803 0000 1137

8 0554 1803 0003 1223

9 0554 1803 0049 1309

10 0554 1803 0135 1355

11 0554 1803 0220 1441

12 0554 1803 0306 1528

13 0554 1803 0353 1616

14 0553 1803 0442 1707

15 0553 1803 0534 1801

16 0553 1803 0629 1859

17 0553 1803 0727 1959

18 0553 1803 0828 2100

19 0554 1803 0929 2201

20 0554 1803 1029 2259

21 0554 1803 1127 2355

22 0554 1803 1221 0000

23 0554 1804 1312 0047

24 0554 1804 1401 0137

25 0554 1804 1449 0224

26 0554 1804 1535 0311

27 0554 1804 1622 0357

28 0554 1804 1709 0443

29 0554 1804 1757 0530

30 0554 1804 1846 0618

31 0554 1805 1935 0706

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 20

3. STASIUN METEOROLOGI RANAI

Location : E108 24, N03 55, May 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0536 1751 1902 0629

2 0536 1751 1951 0716

3 0536 1751 2040 0804

4 0535 1751 2130 0852

5 0535 1751 2218 0941

6 0535 1751 2305 1029

7 0535 1751 2351 1117

8 0535 1751 0000 1204

9 0535 1751 0037 1251

10 0534 1751 0121 1337

11 0534 1751 0205 1424

12 0534 1751 0250 1512

13 0534 1752 0336 1601

14 0534 1752 0424 1653

15 0534 1752 0515 1749

16 0534 1752 0609 1847

17 0534 1752 0707 1947

18 0534 1752 0807 2049

19 0534 1752 0908 2149

20 0534 1752 1009 2247

21 0534 1752 1107 2342

22 0534 1753 1202 0000

23 0534 1753 1255 0034

24 0534 1753 1344 0122

25 0534 1753 1433 0208

26 0534 1753 1521 0254

27 0534 1753 1608 0339

28 0534 1753 1656 0424

29 0534 1754 1745 0511

30 0534 1754 1834 0558

31 0534 1754 1923 0646

4. STASIUN METEOROLOGI

TANJUNG BALAI KARIMUN

Location : E103 23, N01 03, May 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0559 1808 1920 0653

2 0559 1808 2008 0740

3 0559 1808 2057 0829

4 0559 1808 2146 0917

5 0559 1808 2234 1006

6 0558 1808 2322 1054

7 0558 1808 0000 1141

8 0558 1808 0008 1228

9 0558 1808 0054 1314

10 0558 1808 0139 1400

11 0558 1808 0225 1446

12 0558 1808 0310 1533

13 0558 1808 0357 1621

14 0558 1808 0446 1712

15 0558 1808 0538 1806

16 0558 1808 0634 1904

17 0558 1808 0732 2004

18 0558 1808 0833 2105

19 0558 1808 0934 2206

20 0558 1808 1034 2304

21 0558 1808 1131 2400

22 0558 1808 1226 0000

23 0558 1808 1317 0052

24 0558 1808 1406 0141

25 0558 1809 1454 0229

26 0558 1809 1540 0315

27 0558 1809 1627 0401

28 0558 1809 1714 0448

29 0559 1809 1802 0535

30 0559 1809 1851 0623

31 0559 1809 1940 0711

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 21

5. STASIUN METEOROLOGI DABO

SINGKEP

Location : E104 34, S00 28, May 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0555 1803 1914 0648

2 0555 1803 2003 0736

3 0555 1803 2051 0825

4 0555 1803 2140 0913

5 0554 1803 2228 1002

6 0554 1802 2316 1050

7 0554 1802 0000 1137

8 0554 1802 0003 1224

9 0554 1802 0049 1310

10 0554 1802 0134 1355

11 0554 1802 0219 1441

12 0554 1802 0305 1528

13 0554 1802 0353 1616

14 0554 1802 0442 1707

15 0554 1802 0534 1801

16 0554 1802 0629 1858

17 0554 1802 0728 1958

18 0554 1802 0829 2059

19 0554 1802 0930 2200

20 0554 1803 1030 2259

21 0554 1803 1127 2354

22 0554 1803 1221 0000

23 0554 1803 1313 0047

24 0554 1803 1401 0137

25 0554 1803 1449 0224

26 0554 1803 1535 0311

27 0555 1803 1622 0357

28 0555 1803 1709 0443

29 0555 1803 1757 0530

30 0555 1804 1845 0619

31 0555 1804 1934 0707

6. STASIUN METEOROLOGI

TAREMPA

Location : E106 15, N03 12, May 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm Hm

1 0545 1759 1910 0639

2 0545 1759 1959 0726

3 0545 1759 2048 0814

4 0545 1759 2137 0902

5 0545 1759 2226 0951

6 0544 1759 2313 1039

7 0544 1759 2359 1127

8 0544 1759 0000 1214

9 0544 1759 0045 1300

10 0544 1759 0129 1347

11 0544 1759 0214 1433

12 0544 1759 0259 1521

13 0544 1759 0345 1610

14 0544 1759 0433 1702

15 0543 1759 0525 1757

16 0543 1759 0619 1855

17 0543 1759 0717 1955

18 0543 1800 0817 2056

19 0543 1800 0918 2157

20 0543 1800 1019 2255

21 0543 1800 1117 2350

22 0543 1800 1212 0000

23 0543 1800 1304 0042

24 0543 1800 1354 0131

25 0543 1800 1442 0217

26 0544 1801 1529 0303

27 0544 1801 1617 0348

28 0544 1801 1705 0434

29 0544 1801 1753 0520

30 0544 1801 1842 0608

31 0544 1801 1931 0656

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.053] 22

DAFTAR ISTILAH

Anomali : Penyimpangan suatu variabel dari nilai rata-rata

Awan Konvektif : Awan tebal menjulang tinggi yang terbentuk dari proses pemanasan vertikal yang

membawa uap air. Awan ini mengakibatkan terjadinya hujan secara tiba-tiba, petir

dan angin kencang.

Cold Surge : Aliran udara dingin dari daratan Asia yang menjalar memasuki wilayah Indonesia

bagian barat, cold surge biasa terjadi pada saat Asia memasuki musim dingin.

Cuaca : Kondisi fisis atmosfer pada suatu wilayah yang sempit pada waktu tertentu

Dasarian : Periode sepuluh harian

Dipole Mode /IOD

(Indian Ocean Dipole)

: Tingkat ketersediaan uap air akibat perbedaan suhu muka laut antara Samudera

Hindia dan Perairan Pantai Timur Afrika.

DMI

(Dipole Mode Index)

: Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas Dipole Mode. DMI yang

bernilai negatif akan menambah kandungan uap air di sekitar wilayah Sumatera,

sehingga curah hujannya secara umum meningkat. Sedangkan nilai positif tidak

menambah kandungan uap air, sehingga curah hujan cenderung berkurang.

Divergensi : Beraian angin, yang mengindikasikan daerah cuaca baik

Eddy : Pusaran angin dengan durasi harian dan biasanya jika suatu daerah terdapat eddy,

maka cenderung banyak hujan.

El Nino : Fenomena memanasnya suhu permukaan laut di Pasifik Timur sehingga secara

umum menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang.

ENSO

(El Nino-Shouthern Oscillation)

: Fluktuasi musiman antara fase El Nino dan La Nina.

Gelombang : Pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan laut.

Iklim : Kondisi Rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama dan wilayah yang luas

ITCZ (Intertropical

Convergence Zone)

: Daerah pertemuan massa udara antar benua dengan cakupan yang luas. Umumnya

daerah-daerah yang dilintasi ITCZ berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan

hujan lebat dan cukup lama (bisa lebih dari satu hari).

Konvergensi : Pumpunan angin, pola angin yang mengumpul

La Nina : Fenomena yang merupakan kebalikan dari El Nino. Secara umum menyebabkan

curah hujan di Indonesia meningkat.

MJO (Madden-Aprilan

Oscillation)

: Fluktuasi musiman/osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-tekanan rendah)

di kawasan tropik yang terkait dengan penambahan gugusan uap air yang

menyuplai pembentukan awan hujan dengan periode lebih kurang 48 hari yang

menjalar dari barat ke timur. Biasanya berawal di pantai timur Afrika kemudian

menjalar ke timur dan menghilang di bagian tengah Pasifik. MJO ini berkaitan

dengan OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Monsun : Suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode

(minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di

Indonesia dikenal dengan 2 istilah monsun yaitu monsun Asia dan Monsun

Australia. Monsun Asia berkaitan dengan musim hujan di Indonesia, sedangkan

Monsun Australia berkaitan dengan musim kemarau.

Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang

tidak ditentukan (1971-2000, 1976-2005, 1978-2007, dsb)

OLR (Outgoing Longwave

Radiation)

: Radiasi gelombang panjang (infra merah) yang dipancarakan keluar dari bumi. OLR

yang bernilai negatif menunjukkan tutupan awan konvektif yang banyak, sedangkan

nilai positif tutupan awan konvektifnya sedikit.

Rata-rata : Nilai rata-rata suatu variabel selama minimal periode 10 tahun (1971-1980, 1976-

1985, 1993-2002, 1995-2010, dsb)

Shearline : Garis atau zona lintasan yang terdapat perubahan arah dan kecepatan angin secara

tiba-tiba.

SOI (Southern Oscillation Index) : Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas El Nino atau La Nina.

Standar Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang

sudah ditentukan, dimulai tahun berakhiran 1 diakhiri tahun berakhiran 0 (1961-

1990, 1971-2000, 1981-2010, dst)

Konveksi : Pergerakan molekul-molekul pada fluida (cairan atau gas)

Updraft : Pergerakan vertikal ke atas dari suatu kolom udara yang berhubungan dengan

fenomena cuaca