BMKG METEOROLOGI - stametsyamsudinnoor.comstametsyamsudinnoor.com/buletin/20170802070425.pdf ·...

35
BULETIN BMKG Volume V - No. 5 Mei 2017 METEOROLOGI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098 email : [email protected] STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR

Transcript of BMKG METEOROLOGI - stametsyamsudinnoor.comstametsyamsudinnoor.com/buletin/20170802070425.pdf ·...

BULETIN

BMKG

Volume V - No. 5Mei 2017

METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098

email : [email protected]

STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR

BMKG

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

DAFTAR ISI

PENGANTAR

I. PENGERTIAN…………………………………………………………………………. 2

II. RINGKASAN………………………………………………………………………….. 3

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN MEI 2017 .…………..…........................... 4

A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……………………………………….. 4

1. El Nino – La Nina…………………………………………………………………... 4

2. Dipole Mode………………………………………………………………………... 5

3. Madden Julian Oscillation (MJO)………………………………………………….. 5

4. Suhu Muka Laut…………………………………………………………………….. 7

5. Monsun……………………………………………………………………………… 8

6. Gradien Angin Lapisan Atas………………………………………………………... 10

7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM …………………………………….. 13

B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………………………………………………………... 14

1. Angin………………………………………………………………………………... 14

2. Kelembaban Udara…………………………………………………………………. 15

3. Suhu Udara…………………………………………………………………………. 16

4. Jarak Pandang Mendatar…………………………………………………………… 17

5. Curah Hujan………………………………………………………………………… 18

6. Keadaan Cuaca…………………………………………………………………....... 20

7. Kalender Cuaca…………………………………………………………………....... 20

III. KEJADIAN CUACA EKSTREM ……………………………………………………. 21

IV. PRAKIRAAN …………………………………………………………………………. 22

A. PRAKIRAAN HUJAN …………………………………………………………………. 22

1. Prakiraan Sifat Hujan Mei 2017…… ……………………………………………… 22

2. Prakiraan Curah Hujan Mei 2017 …………………………………………………. 23

B. Informasi Kelautan …………………………………………………………………….. 24

1. Gelombang ..………………………………………………………………….......... 24

2. Pasang Surut ………………………………………………………………………. 25

Lampiran ……..……...…………………………………………………………………….. 27

| 2

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

I. PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu

bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

B. NORMAL CURAH HUJAN

Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan

selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.

C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN

Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-

masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Oktober 1901 s/d 31 Oktober

1930,1 Oktober 1931 s/d 31 Oktober 1960, 1 Oktober 1961 s/d 31Oktober 1990, dan

seterusnya.

D. INTENSITAS CURAH HUJAN

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm

Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm

Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm

Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

E. CUACA EKSTRIM

Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat

mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan

KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan

Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:

a. Angin kencang diatas 25 knots

b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih

dari 34,8 knots

c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam

d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan

Cumulunimbus

e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter

f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.

| 3

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

II. RINGKASAN

Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Mei 2017 menunjukkan

bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 290C. Suhu muka laut di Samudera

Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.40C s.d 0.50C yang menunjukkan

kondisi lebih hangat dibandingkan normalnya. Indeks SOI pada bulan Mei 2017 sebesar -

1.3 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi

netral. Nilai OLR rata-rata bulan Mei 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 280

W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 – 220

W/m2. Hal ini menunjukan adanya tutupan awan yang cukup banyak di wilayah Kalimantan

Selatan. Posisi gerak semu matahari pada bulan Mei berada di belahan bumi utara. Daerah

bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah

berada di belahan bumi utara. Akan tetapi masih terdapat daerah tekanan rendah dan daerah

pertemuan angin di sekitar ekuator, yang berdampak pada masih berlangsungnya musim

hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Selatan atau bisa disebut masa

peralihan. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada

bulan Mei 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 100 – 500 mm.

Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Banjarmasin selama bulan Mei 2017 arah

angin dominan bertiup dari arah Timur Laut (22.5°–67.5°), kecepatan angin terbanyak

adalah 1-7 knot dengan kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot. Kelembaban rata-

rata harian berkisar antara 73 - 91%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 91 -

99% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 48 - 78%. Suhu udara rata-rata

harian berkisar antara 26.3 – 29.80C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 29.6 –

35.20 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 24.2 – 26.00C. Jarak pandang

mendatar rata-rata perjam pada umumnya > 9 km. Selama bulan Mei 2017 terdapat kejadian

jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim sebesar 200 meter akibat hujan

dengan intensitas lebat. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Mei 2017 adalah

sebesar 292.1 mm bersifat atas nornmal dengan hari hujan sebanyak 23 hari. Kondisi cuaca

didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 23 kali dan petir sebanyak 5 kali dan jarak

pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 4 kali kejadian.

| 4

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN MEI 2017

A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL

1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index

(SOI)

Pada bulan Mei 2017 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian

tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.4 0C s.d 0.5 0C yang menunjukkan kondisi lebih hangat

dibandingkan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan Mei sebesar 0.49.

Indeks SOI pada bulan Mei 2017 sebesar 1.3 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino

Southern Oscillation) berada pada kondisi netral.

Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)

Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)

| 5

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

2. Dipole Mode Index (DMI)

Nilai DMI bulan Mei 2017 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1. Pada dasarian I

(0.31 s/d 0.38), dasarian II (0.33 s/d 0.38) dan pada dasarian III (0.19 s/d 0.33). Pada bulan

Mei 2017 dominan bernilai positif yang menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera

Hindia bagian timur menuju Samudra Hindia bagian barat. Kondisi ini berpotensi

mengurangi intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian Barat.

Tabel 1. Nilai DMI Bulan Mei 2017

No. Tanggal DMI

1 1-7 Mei 0.31

2 8-14 Mei 0.38

3 15-21 Mei 0.33

4 22-28 Mei 0.19

Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au)

3. Madden Julian Oscillation (MJO)

a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut

Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang

terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah

satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR

yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut,

sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.

| 6

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Mei 2017

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)

Nilai OLR rata-rata bulan Mei 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 280

W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 180 - 200 W/m2 terdapat di wilayah Aceh dan Sumatera

Utara. Nilai rata-rata OLR tertinggi 260 - 280 W/m2 terdapat di wilayah Nusa Tenggara

Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di

wilayah Indonesia relatif cukup banyak kecuali di wilayah Nusa Tenggara. Sedangkan di

wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 – 220 W/m2. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat tutupan awan yang masih cukup banyak selama bulan Mei

2017.

b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)

Pada bulan Mei 2017 fase MJO bergerak dari fase 8 hingga fase 3 (West Hemisphere

and Africa s/d Indian Ocean). Fase MJO pada dasarian ke 1 berada pada fase 8 hingga fase

1 (West Hemisphere and Africa) dengan intensitas lemah. Pada dasarian II hingga awal III

MJO terpantau tidak aktif. Sedangkan pada akhir dasarian III MJO bergerak dari fase 2

hingga fase 3 (Indian Ocean). Pada fase 3, MJO berpotensi mempengaruhi kondisi cuaca di

wilayah Indonesia.

| 7

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 5.Fase MJO Mei 2017

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)

4. Suhu Muka Laut

Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Mei 2017

(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)

Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Mei 2017 di perairan Indonesia

dengan nilai ≥ 290C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di

| 8

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Samudra Pasifik utara Papua dan perairan Maluku utara. Suhu muka laut yang hangat

menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang

tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi

pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang

sangat tinggi.

Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Mei 2017

(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)

Anomali suhu muka laut bulan Mei 2017 di sebagian besar wilayah perairan

Indonesia berkisar antara -1.5 s/d 0.50C dengan anomali suhu muka laut negatif berada di

Selat Makassar. Daerah perairan Maluku, laut banda dan Papua umumnya bernilai positif.

Anomali suhu muka laut bernilai positif atau di atas normal memberikan dampak terhadap

bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas

curah hujan di wilayah tersebut.

5. Monsun

Posisi gerak semu matahari pada bulan Mei berada di belahan bumi utara. Daerah

bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah

berada di belahan bumi utara. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi

selatan bergerak menuju ke belahan bumi utara akan tetapi daerah ekuator masih menjadi

daerah pertemuan massa udara sehingga masih berlangsung musim hujan di sebagian besar

wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Selatan atau bisa dikategorikan musim peralihan.

| 9

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Mei 2017

(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)

Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Mei 2017 dapat dilihat pada Gambar 8.

Daerah tekanan tinggi berada di Australia (1019.0 hPa). Daerah tekanan rendah berada di

Asia Selatan (1005.0 hPa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan laut berkisar

antara 1008.0 hingga 1011.0 hPa.

Berdasarkan gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Mei di wilayah

Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya. Sedangkan di

Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Selatan hingga Barat. Terdapat pola

pusaran di Samudera hindia barat daya Sumatera. Terdapat wilayah pertemuan angin atau

konvergensi di Jawa barat, Lampung, Laut jawa bagian barat, Bangka Belitung, Laut natuna

dan Kalimantan Barat. Belokan angin atau shearline terjadi di Jawa, Sulawesi Selatan, dan

Papua. Pola angin berupa putaran, pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin

atau shearline ini memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan

hujan di wilayah tersebut.

| 10

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 9. Rata-rata angin 3000ft Mei 2017 dan Normal Angin Lapisan 3000 ft bulan Mei

(sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG)

6. Gradien Angin Lapisan Atas

a. Dasarian Pertama

Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Mei 2017, dari peta gradien terlihat

wilayah Indonesia sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 5

sel tekanan rendah yaitu di India, Samudera Hindia, Selatan NTT, Samudera Pasifik, dan

Australia. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 4 sel sirkulasi tertutup

(eddy). Terdapat 1 siklon tropis yang aktif di Samudera Pasifik yakni siklon tropis “Donna”.

Siklon tropis Donna aktif mulai dari 3 s/d 10 Mei 2017 dengan tekanan minimum 935 mb

dan kecepatan maksimum 110 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke

Barat Laut kemudian menuju Barat Daya, dan punah di tempat yang sama

| 11

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Mei 2017

Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada umumnya bertiup dari

arah Timur Laut – Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di

sebelah selatan ekuator dari arah Barat Laut – Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 0

– 30 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Laut China Selatan,

Bangka Belitung, Laut Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Nusa Tenggara

Timur, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya masa udara yang

mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline

(belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun

Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari

hujan dengan 1 hari hujan dengan intensitas sedang dan 6 hari hujan dengan intensitas

ringan.

b. Dasarian Kedua

Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Mei 2017, dari peta gradien terlihat

wilayah Indonesia sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 7

sel tekanan rendah yaitu di Samudera Hindia, Malaysia, India, Teluk Benggala, Australia,

Utara Papua, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1

s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy).

| 12

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Mei 2017

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah

Barat – Selatan, dengan kecepatan angin 0 – 30 knot, sedangkan di bagian selatan ekuator

angin bertiup dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan 0 - 30 knot. Daerah konvergensi

(pertemuan angin) umumnya terjadi di Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi

Utara, Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan

awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin

tajam) terdapat di wilayah Riau, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Kalimantan Barat,

Sulawesi Tengah, Sulaweesi Utara, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun

Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari

hujan dengan 2 hari hujan dengan intensitas lebat, dan 5 hari hujan dengan intensitas ringan.

c. Dasarian Ketiga

Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Mei 2017, dari peta gradien terlihat

wilayah Indonesia sekitar selatan equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2

s/d 6 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala Laut Cina Selatan, Barat Sumatera,

Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3

sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 siklon tropis yang aktif di Teluk Benggala yakni

siklon tropis “Mora”. Siklon tropis Mora aktif mulai pada 29 Mei 2017 dengan tekanan

minimum 990 mb dan kecepatan maksimum 50 knot, siklon ini aktif di Teluk Benggala dan

bergerak ke arah utara, kemudian punah di tempat yang sama karena memasuki wilayah

daratan India.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bertiup dari arah

Tenggara – Barat Laut dengan kecepatan angin 0 – 30 knot, sedangkan di bagian selatan

angin bertiup dari arah Timur - Tenggara dengan kecepatan 15 – 30 knot. Daerah pertemuan

| 13

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut Cina Selatan, Sumatera Barat,

Kalimantan Utara, Maluku, Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya

pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat di wilayah

tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terjadi di wilayah Riau, Sumatera Barat, Bangka

Belitung, Laut Natuna, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Kalimantan Barat, Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca

di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 10 hari hujan dengan 1 hari hujan dengan intensitas

sedang, dan 9 hari hujan dengan intensitas ringan.

.

Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Mei 2017

7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring

Mission)

Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah

tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi

curah hujan pada bulan Mei 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 100

– 500 mm. Akumulasi curah hujan ≤ 200 mm terjadi di wilayah Banjarmasin,

Banjarbaru, Kab. Barito Kuala, serta sebagian Kab. Tanah Laut, Kab. Tanah Bumbu dan

Kab. Kotabaru. Sedangkan akumulasi curah hujan ≥ 200 mm terjadi di wilayah Kab.

Banjar, Kab. Tapin, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu

Sungai Utara, Kab. Balangan dan Kab. Tabalong serta sebagian Kab. Tanah Laut, Kab.

Tanah Bumbu dan Kab. Kotabaru. Akumulasi curah hujan bulan Mei 2017 berdasarkan

citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13.

| 14

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Juni 2017

(Sumber: http://disc2.nascom.nasa.gov/Giovanni/tovas/realtime.3B42RT.shtml)

B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL

1. Angin

Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Mei 2017 arah angin

dominan bertiup dari arah Timur Laut (22.5° – 67.5°) dengan persentase sebesar 15.5 %.

Kecepatan angin terbanyak adalah 1-4 knot dengan persentase 35.5 % sedangkan kecepatan

angin maksimum mencapai 15 knot. Distribusi angin pada bulan Mei 2017 berdasarkan arah

dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Mei 2017

| 15

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

2. Kelembaban Udara

Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Mei 2017 berkisar antara 73 - 91%,

kelembaban maksimum harian berkisar antara 91 - 99% dan kelembaban udara minimum

harian berkisar antara 48 - 78%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 1 sebesar 48%

dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 31 sebesar 99%. Profil kelembaban harian

bulan Mei 2017 dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Mei 2017

Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Mei 2017

Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara

jam 03.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 92 – 94 %, sedangkan kelembaban

udara minimum terjadi antara jam 12.00 - 14.00 WITA dengan nilai berkisar antara 65 -

| 16

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

68%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Mei 2017 dapat dilihat pada Gambar

16.

3. Suhu Udara

Profil suhu udara rata-rata harian bulan Mei 2017 berkisar antara 26.3 – 29.80C, suhu

udara maksimum harian berkisar antara 29.6 – 35.20 C dan suhu udara minimum harian

berkisar antara 24.2 – 26.00C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 35.20C terjadi pada

tanggal 1. Sedangkan suhu minimum 24.20C terjadi pada tanggal 29. Profil suhu udara

harian bulan Mei 2017 dapat dilihat pada gambar 17.

Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Mei 2017

Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Mei 2017 dapat dilihat pada gambar 18.

Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00 WITA.

Rata-rata suhu udara maksimum berkisar antara 34.2 – 35.2 0C terjadi antara pukul 12.00 -

14.00 WITA. Rata-rata suhu udara minimum terjadi antara jam 05.00 – 07.00 WITA

dengan suhu berkisar 25.2 – 25.40C.

| 17

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Mei 2017

4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)

Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin

Noor Banjarmasin bulan Mei 2017 umumnya > 9 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km)

terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 08.00 – 23.00 WITA. Visibility mulai

menurun (< 9 km) antara pukul 04.00 - 07.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan kabut

(halimun) dan hujan. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian bulan Mei

2017 dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Mei 2017

| 18

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Mei 2017

Selama bulan Mei 2017, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim

(< 1000 m) terjadi sebanyak 4 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 200 meter

pada tanggal 21. Kondisi ini terjadi akibat hujan dengan intensitas lebat di wilayah Bandara

Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan

Mei 2017 dapat dilihat pada Gambar 20.

5. Curah Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Mei 2017 adalah sebesar

292.1 mm dengan hari hujan sebanyak 23 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan

kumulatif sebesar 50.5 mm dengan 6 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujan sebesar 98.9

mm dengan 7 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 142.7 mm dengan 10

hari hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 65.4 mm terjadi pada tanggal 21 Mei 2017.

Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Mei sebesar 208.0 mm. Dibandingkan

dengan normalnya, curah hujan bulan Mei 2017 bersifat Atas Normal. Grafik curah hujan

harian bulan Mei 2017 dapat dilihat pada Gambar 21.

| 19

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Mei 2017

Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun

Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Mei 2017 menyatakan bahwa total curah hujan

maksimum perjam sebesar 66.7 mm terjadi antara pukul 13.00 – 14.00 WITA dan curah

hujan maksimum mutlak yakni sebesar 65.4 mm yang terjadi pada tanggal 21 Mei 2017.

Grafik kejadian hujan harian bulan Mei 2017 dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Mei 2017

| 20

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

6. Keadaan Cuaca

Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Mei 2017 di Stasiun Syamsudin

Noor Banjarmasin, kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 23 kali dan petir

sebanyak 5 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 4 kali kejadian.

Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Mei 2017

7. Kalender Cuaca

Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan Mei 2017

| 21

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM

DASARIAN I

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat

NIHIL

b. Angin Kencang

NIHIL

c. Suhu Ekstrim

NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar

Pada tanggal 9 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 900 m yang

dikarenakan hujan dengan intensitas ringan.

DASARIAN II

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat

Pada tanggal 14 jumlah curah hujan mencapai 52,2 mm yang dikarenakan hujan

dengan intensitas lebat.

b. Angin Kencang

NIHIL

c. Suhu Ekstrim

NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar.

NIHIL

DASARIAN III

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat

Pada tanggal 21 jumlah curah hujan mencapai 65,4 mm yang dikarenakan hujan

dengan intensitas lebat.

b. Angin Kencang

NIHIL

c. Suhu Ekstrim

NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar.

Pada tanggal 21, 25 dan 31 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai

200, 500 dan 600 m yang dikarenakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

| 22

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

V. PRAKIRAAN

A. PRAKIRAAN HUJAN

1. Prakiraan Sifat Hujan Juni 2017

Prakiraan sifat hujan Juni 2017 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data

Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi normal hingga atas normal. Sifat

hujan normal (85–115%) diperkirakan di sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan. Sifat

hujan di atas normal (116-150%) diperkirakan di Kecamatan Tabungamen, Beruntung Baru,

Kurau, Sungai pinang, Tapin Tengah, Tapin Selatan, Sungai Pinang, Loksado, Hantakan,

Batang Alai Timur, Awayan, Halong, Juai, Upau, Jaro, Muara Uya, Haruai, Pulau Sebuku,

Pulau Laut Timur, Pulau Laut Selatan dan sekitarnya. Wilayah di sekitar Stasiun

Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi normal.

Prakiraan sifat hujan bulan Juni 2017 dapat dilihat pada gambar 25.

Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Juni 2017

Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

| 23

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

2. Prakiraan Curah Hujan Juni 2017

Prakiraan akumulasi curah hujan Juni 2017 di wilayah Kalimantan Selatan secara

keseluruhan termasuk dalam kategori rendah hingga menengah antara 50 - 300 mm. Curah

hujan antara 50-100 mm diprakirakan di Kec. Bakumpai, Cerbon, Jejangkit, Madastana,

Simpang Empat, Babirik, dan Daha Utara. Sedangkan curah hujan dengan kategori

menengah diprakirakan di hampir semua wilayah Kalimantan Selatan. Wilayah di sekitar

Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin curah hujan diprakirakan antara 100-150

mm. Prakiraan curah hujan bulam Juni 2017 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat

pada gambar 26.

Gambar 26. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Juni 2017

Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

| 24

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

B. INFORMASI KELAUTAN

1. Tinggi Gelombang Signifikan

Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Juni

Rata- rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Juni di wilayah perairan Kalimantan

Selatan berkisar antara 0.2 hingga 1.0 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada

di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Tenggara. Sedangkan untuk rata- rata maksimum

tinggi gelombang signifikan pada bulan Juni antara 0.6 hingga 1.8 meter dari arah Tenggara

dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa.

Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Juni

| 25

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

2. Pasang Surut

Informasi prakiraan pasang surut bulan Juni 2017 dibagi menjadi beberapa wilayah

yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai

Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung

Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.

| 26

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

TIM REDAKSI

Pelindung : Irman sonjaya, M. Si.

Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin

Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si., M.Ling.

Kepala Seksi Observasi Dan Informasi

Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan

2. Rianita Sekar Utami

3. Uli Mahanani

4. Herin Hutri Istyarini

5. Rezky Yunita

6. Rizqi Nur Fitriani

7. Utari Randiana

| 27

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Lampiran 1

Pasang Surut Air Laut Bulan Juni 2017

| 28

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

| 29

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

| 30

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

| 31

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

| 32

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

| 33

Buletin Meteorologi Edisi Mei 2017

Lampiran 2

Alamat Website Informasi Meteorologi

- BMKG

www.bmkg.go.id

- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan

http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan

- Informasi Meteorologi Penerbangan

aviation.bmkg.go.id

- Informasi Meteorologi Kelautan

maritim.bmkg.go.id

- Informasi Titik Panas (hotspot)

http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31

- Informasi Potensi Kebakaran Lahan

http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOORBANJARMASIN

2017

BMKG

BMKG