BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu...

42
Filsafat Sains | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah filsafat Abad Pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai awal abad ke-17. Para sejarawan umumnya menentukan tahun 476, yakni masa berakhirnya Kerajaan Romawi Barat yang berpusat di kota Roma dan munculnya Kerajaan Romawi Timur yang kelak berpusat di Konstantinopel (sekarang Istambul), sebagai data awal zaman Abad Pertengahan dan tahun 1492 (penemuan benua Amerika oleh Columbus) sebagai data akhirnya. (Tjahjadi, simon petrus L . 2004:102) Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat atau pemikiran pada Abad Pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran filsafat Abad Pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris.Tuhan mencipta alam semesta serta waktu dari keabadian, gagasan penciptaan tidak bertentangan dengan alam abadi. Kitab suci mengajarkan bahwa alam semesta berawal mula, tetapi filsafat tidak membuktikan hal itu, seperti halnya filsafat juga tidak dapat membuktikan bahwa alam semesta tidak berawal mula. (Mustansyir Rizal. 2009:67) Adapun istilah Abad Pertengahan sendiri (yang baru muncul pada abad ke-17) sesungguhnya hanya berfungsi membantu kita untuk memahami zaman ini sebagai zaman peralihan (masa transisi) atau zaman tengah antara dua zaman penting sesudah dan sebelumnya, yakni Zaman Kuno (Yunani dan Romawi) dan Zaman Modern yang diawali dengan masa Renaissans pada abad ke-17. Dengan demikian, bentangan waktu seribu tahun sejarah filsafat Barat Kuno (Yunani dan Romawi) yang sudah kita bahas dilanjutkan dengan masa seribu

Transcript of BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu...

Page 1: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah filsafat Abad Pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai awal abad ke-17.

Para sejarawan umumnya menentukan tahun 476, yakni masa berakhirnya Kerajaan Romawi

Barat yang berpusat di kota Roma dan munculnya Kerajaan Romawi Timur yang kelak berpusat di

Konstantinopel (sekarang Istambul), sebagai data awal zaman Abad Pertengahan dan tahun 1492

(penemuan benua Amerika oleh Columbus) sebagai data akhirnya. (Tjahjadi, simon petrus L .

2004:102)

Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani

yang dipengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat atau pemikiran pada Abad Pertengahan pun

dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran filsafat Abad Pertengahan didominasi

oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga corak

pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris.Tuhan mencipta alam semesta serta waktu dari

keabadian, gagasan penciptaan tidak bertentangan dengan alam abadi. Kitab suci mengajarkan

bahwa alam semesta berawal mula, tetapi filsafat tidak membuktikan hal itu, seperti halnya filsafat

juga tidak dapat membuktikan bahwa alam semesta tidak berawal mula. (Mustansyir Rizal.

2009:67)

Adapun istilah Abad Pertengahan sendiri (yang baru muncul pada abad ke-17) sesungguhnya

hanya berfungsi membantu kita untuk memahami zaman ini sebagai zaman peralihan (masa

transisi) atau zaman tengah antara dua zaman penting sesudah dan sebelumnya, yakni Zaman

Kuno (Yunani dan Romawi) dan Zaman Modern yang diawali dengan masa Renaissans pada abad

ke-17. Dengan demikian, bentangan waktu seribu tahun sejarah filsafat Barat Kuno (Yunani dan

Romawi) yang sudah kita bahas dilanjutkan dengan masa seribu tahun sejarah filsafat Abad

Pertengahan yang akan kita bahas dalam makalah kami ini. (Mustansyir Rizal. 2009:68)

Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya.

Perbedaan ini terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama kristen pada permulaan abad

masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan agama. Zaman pertengahan adalah

zaman keemasan bagi kekristenan.  Disinalah yang menjadi persoalan nya, karena agama kristen

itu mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Hal ini berbeda dengan

pandangan yunani kuno mengatakan bahwa kebanaran dapat di capai oleh kemampuan akal.

(Surajiyo:2005:157)

Page 2: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka cakupan rumusan masalahnya

ialah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud zaman partisik, sebutkan makna partisik, tokoh filosof dan karakteristik

filsafat partisik serta sumbangan filsafat partisik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ?

2. Apa yang dimaksud zaman skolastik awal, sebutkan makna skolastik tokoh filosof dan

karakteristik filsafat skolastik awal serta sumbangan filsafat skolastik awal terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan ?

3. Apa yang dimaksud zaman kejayaan skolastik, sebutkan faktor pendorong kejayaan skolastik,

serta sebutkan tokoh filosof dan karakteristik filsafat skolastik awal serta sumbangan filsafat

skolastik awal terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ?

4. Apa yang dimaksud zaman akhir skolastik, sebutkan faktor penyebab berakhirnya zaman

skolastik, serta sebutkan tokoh filosof skolastik arab serta zaman peralihan skolastik ?

C. Tujuan

1. Mengetahui zaman partisik, makna partisik, tokoh filosof dan karakteristik filsafat partisik

serta sumbangan filsafat partisik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Mengetahui zaman skolastik awal, makna skolastik tokoh filosof dan karakteristik filsafat

skolastik awal serta sumbangan filsafat skolastik awal terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan.

3. Mengetahui zaman kejayaan skolastik, faktor pendorong kejayaan skolastik, serta tokoh

filosof dan karakteristik filsafat skolastik awal serta sumbangan filsafat skolastik awal

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

4. Mengetahui zaman akhir skolastik, faktor penyebab berakhirnya zaman skolastik, serta tokoh

filosof skolastik arab serta zaman peralihan skolastik.

Page 3: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Zaman Partisik

1. Makna Partisik

Istilah Patristik berasal dari kata latin patres yang berarti Bapak dalam lingkungan

gereja. Bapak yang mengacu pada pujangga Kristen, mencari jalan menuju teologi Kristiani,

melalui peletakan dasar intelektual untuk agama kristen. Didunia Barat agama Khatolik mulai

tersebar dengan ajarannya tentang Tuhan, manusia dan dunia, dan etikanya. Untuk

mempertahankan dan menyebarkanya maka mereka menggukanakan falsafat Yunani dan

memperkembangkanya lebih lanjut, khususnya mengenai soal-soal yang berhubungan dengan

manusia, kepribadian, kesusilaan, sifat Tuhan. Yang terkenal Tertulianus (160-222), Origenes

(185-254), Agustinus (354-430), yang sangat besar pengaruhnya (De Civitate Dei)..

Berdasarkan ajaran Neo-Plaonisi da Stoa, ajarannya meliputi pengetahuan, tata dalam alam.

Bukti adanya Tuhan, tentang manusia, jiwa, etika, masyarakat dan sejarah. (Surajiyo.2005 :

157).

Periode ini ditandai dengan oleh Bapak-bapak Gereja (patristik) yang dimulai dengan

tampilnya apologet dan para pengarang Gereja. Para Apologet memiliki tugas utama

menjawabi berbagai persoalan dan keberatan mengenai ajaran-ajaran iman Gereja terhadap

berbagai ajaran atau paham-paham filosofis yang mengancam ajaran keimanan yang benar.

Para pengarang Gereja adalah orang-orang yang menulis buku dan karangan-karangan tentang

berbagai ajaran Gereja secara menyeluruh dan mendalam dibandingkan dengan tulisan-tulisan

sebelumnya. Mereka-mereka itu adalah Clemens dari Alexandria (150-219 M) dan Origenes

(185-254 M).(Ahmad. 2004 : 91).

Kemudian tampil juga para pujangga Gereja (325-500 M) yang membaktikan jasa

mereka bagi Gereja dan ajaran Kristen. Satu Athanasius, Gregorius dan Naziaza, Basilius,

Gregorius dari Nyssa, dan Sirilus dari Alexandria adalah para pujangga Gereja dari tradisi

Yunani dan menggunakan Bahasa Yunani, sedangkan Ambrosius dan Agustinus termasuk

dalam tradisi Latin yang menggunakan bahasa Latin. (Sumarna. 2004 : 101)

Ajaran-ajaran mereka, terutama ajaran Agustinus, berkembang sangat luas dan sangat

berpengaruh dalam diri para filosuf abad pertengahan. Masa Agustinus (354-430 M) sampai

ca. 1000 M dikeal dalam sejarah filsafat sebagai periode transisi, da para filsuf yang

terkelompok dalam periode ini adalah Agustinus sendiri, Boethius (480-525 M) dan John

Scotus Eriugena (lahir ca. 800 M).(Syadali dan Mudzakir. 2004 : 91).

Page 4: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto AugustinusSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 4

2. Tokoh Filosof dan Karakteristik Filsafat Partisik

a. Augustinus (354-430)

Augustinus mempunyai tempat tersendiri dalam

sejarah filsafat. Mungkin penamaan Abad Agustinus

(The Age of Agustine) seperti yang telah ditulis oleh

Mayer dalam bukunya disebabkan oleh Augustinus

telah meletakkan dasar-dasar bagi pemikiran Abad

Pertengahan mengadaptasikan Platonisme dengan

idea-idea Kristen. Ia memberikan formulasi yang

sistematis tentang Filsafat Kristen, suatu filsafat yang dominan terhadap Khatolik dan

Protestan. Stuart Hampshire dalam introduksi bukunya, The Age of Reason, menyatakan

bahwa filsafat adalah suatu kegiata pikir manusia yang bersinambung. Pikiran seorang tokoh

pada masa tertentu baru jelas dipahami setelah melihat hubungannya dengan pemikiran-

pemikiran sebelumnya. Kalau demikian, maka beberapa pemikir sebelum Augustinus perlu

dibicarakan terlebih dulu. Mungkin saja pemikir iru merupakan latar belakang pemikiran

Augustinus, (Anonim.2001) .

Augustinus lahir di Tagasta, Numidia (sekarang Algeria). Pada 13 Nopember 354.

Tatkala berumur sebelas tahun ia dikirim kesekolah Madaurus. Lingkungan itu telah

mempengaruhi perkembangan moral dan agamanya. Tahun 369-370 dihabiskannya dirumah

sebagai penganggur, tetapi suatu bacaan tentang Cicero pada bukunya Hortensius, telah

membimbingnya kefilsafat. Pada Tahun 388 ia mengabdikan seluruh dirinya kepada Tuhan

dan melayani pengikut-pengikutnya, kemudian ia menjual seluruh warisan dan uang hasil

penjualannya tersebut dikasihkan kepada fakir-miskin. Pada tahun 395-396 ia ditahbiskan

menjadi seorang Uskup di Hippo. Tahun terakhir hidup-hidupnya adalah tahun-tahun

peperangan bagi imperium Romawi. Pada bulan 28 Agustus 430 ia meninggal dunia dalam

kesucian dan kemiskinan yang memang sudah lama dijalaniny, (Ahmad. 2004: 94).

Filsafat Augustinus merupakan sumber atau reformasi yang dilakukan oleh Protestan,

khususnya kepada Luther, Zwingli, dan Calvin. Kutukannya kepada seks, pujianya kepada

kehidupa pertapa, pandangannya tentang dosa asal, semuanya ini merupakan faktor yang

memberikan kondisi untuk wujud pandangan-pandangan Abad Pertengahan. Filsafatnya

tentang sejarah berpengaruh terhadap gerakan-gerakan agama dan pada pemikiran sekular.

Dalam pertarungan berbagai ideologi politik sekarang, ada kesamaan dalam keabsolutan,

dalam dogmatisme, dan juga dalam fanatisme. Paham toesentris pada Augustinus

menghasilkan suatu revolusi dalam pemikiran orang Barat. Anggapannya yang meremehkan

kepentingan duniawi, kebenciannya terhadap teori-teori kealaman, imannya kepada Tuhan

tetap merupakan bagaian peradaban modern. Sejak zaman Augustinuslah orang Barat lebih

memiliki sifat introspektif, (Salam. 1995: 76)

Page 5: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto AnselmusSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 5

Karta Augustinus yang paling berpengaruh adalah The City of God. Karya itu muncul

disebabkan oleh adanya perampasan Roma oelh pasukan Alarik. Kejadian ini memiliki

konsekuensi yang besar. Banyak orang Roma menganggap bahwa perampasan itu terjadi

karena ketidak patuhan orang-orang Roma kepada Dewa-dewa lama dan penerimaan mereka

terhadap agama Kristen. Mereka juga ragu apakah tidak salah pilih dengan agama Kristen.

Karena banyak yang meilih agama Kristen kemudian melakukan praktek kafir, sebagian lain

menjadi orang yang ragu karena merasa Tuhan yang mereka semabah tidak mempunyai

kekuatan atas alam semsta ini. Untuk menjawab masalah itu Augustinus menulis The City of

God. Buku itu berisi tidak hanya penolakan atas keraguan yang tersebar ketika itu, tetapi juga

mengetengahkan suatu sejarah filsafat yang sistematis yang menarik perhatian orang-orang

pada Abad Keduapuluh sekarang, (Tafsir. 2010: 112).

Augustinus tidak mempercayai bahwa sejarah adalah suatu siklus sejarah lebih dari itu;

ia merupakan kejadian yang diatur oleh Tuhan. Jadi sebenarnya sejarah juga mempunyai suatu

permulaan dan suatu akhir. Permualaannya adalah saat kejatuhan manusia, dan akhirnya

adalah kemenangan Tuhan mengatasi kejahatan. Filsafat sejarah seperti ini adalah Dilsafat

Sejarah dibimbing oleh Toelogi. Sejarah tidak dapat dijelaskan dengan memperhitungkan

faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, sejarah dapat dipahami melalui hukum-hukum Tuhan..

(Anonim.2001).

b. Anselmus (1033-1109)

Dalam membicarakan Filsafat Abad

Pertengahan St. Anselmus tidak dapat dilewatkan

begitu saja. Tokoh inilah yang mengeluarkan Credo

Ut Intelligam yang dapat dianggap merupakan cirri

utama Filsafat pada Abad Pertengahan. Ia berasal

dari Bangsawan di Aosta, Italia. Seluruh

kehidupannya penuhi oleh kepatuhannya kepada

Gereja. Tahun 1093 ia menjadi Uskup Agung Canterbury. Dalam dirinya mengalir arus

Mistisime, dan iman merupakan masalah utama baginya. Ada tiga karyanya yaitu

Monologium yang membicarakan keadaan Tuhan, Proslogium yang berisi tentang dalil-

dalil adanya Tuhan, dan Cur Deus Homo yang berisi ajarannya tentang tobat dan petunjuk

mengenai penyelamatan melalui Kristus, (Tafsir. 2010: 115).

Credo Ut Intelligam menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman daripada akal.

Arti ungkapan itu adalah Percaya baru mengerti; secara lebih sederhana percayalah telebih

dahulu supaya mengerti. Ia mengatakan bahwa wahyu diterima terlebih dahulu sebelum

kita mulai berfikir. Jadi akal hanyalah sebagai pembantu wahyu. Pengaruh Plato besar

terhadap pemikirannya. Ia berpendapat semua makhluk memiliki sejumlah kebaikan itu

menunjukkan adanya kebaikan Mahatinggi yang disana semua makhluk berpartisipasi.

Page 6: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto AquinasSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 6

Tuhan itu kebesarannya tidak terpikirkan (kebesarannya Mahabesar). Itu tidak mungkin

hanya ada dalam pikiran. Ia juga ada dalam kenyataan (jadi benar-benar diluar pikiran).

Tuhan Mahabesar ada dalam pikiran dan ada juga diluar pikiran, (Tafsir. 2010: 115).

Secara kasar argument ini mengajarkan bahwa apa yang dipikirkan, berarti objek ini

benar-benar ada tidak mungkin ada sesuatu yang hanya ada didalam pikiran, tetapi diluar

pikiran objek itu tidak ada. Tentang penyelamatan, ajarannya sama dengan Filsuf Abad

Pertengahan lainnya:manusia celaka karena jatuhnya Adam, jatuhnya Adam memang

karena dikehendaki oleh Tuhan, penyelamatan hanya diperoleh melalui Kristus, (Simoan.

2004: 83).

c. Thomas Aquinas (1225-1274 M)

Ia lahir di Roccasecca, Italia, pada tahun 1225

dari keluarga Bangsawan baik Bapakanya maupun

Ibunya. Melalui Gurunya, Albertinus Magnus,

Aquinas belajar tentang alam, ia berfilsafat lebih

empiris daripada orang-orang yang diikutinya.

Dikatakan demikian karena ia lebih banyak

menggunakan observasi terhadap alam dalam

menopang argument-argumennya. Sekalipun

demikian, kita tidak dapat mengatakan bahwa Aquinas menganggap bahwa penjelasan

Naturalis lebih tinggi dari pada atau setingkat dengan penjelasan Metafisika. Dalam hal

Kosmologi ia masih menganut Hipotesis Geosentris, (Suriasumantri. 2009: 159).

Dalam seluruh teorinya mengenai pengetahuan, Aquinas dibimbing oleh

pandangannya bahwa pikir (reson)dan iman adalah tidak bertentangan. Akan tetapi, dimana

batas kedua-duanya? Menurut pendapatnya, semua objek yang tidak dapat diindera tidak

akan dapat diketahui secara pasti oleh akal. Oleh karena itu, kebenaran ajaran Tuhan tidak

mungkin dapat diketahui dan diukur dengan akal. Kebenaran ajaran Tuhan diterima dengan

iman. Sesuatu yang tidak dapat diteliti dengan akal adalah objek iman. Pengetahuan yang

diterima atas dasar iman tidaklah lebih rendah daripada pengetahuan yang diperoleh

dengan akal. Paling tidak, kebenaran yang diterima oleh akal tidak akan bertentangan

dengan ajaran wahyu, (Anonim.2011).

Selanjutnya Aquinas mengajarkan seharusnya kita menyeimbangkan akal dan iman,

akal membantu membangun dasar-dasar filsafat Kristen. Akan tetapi, harus selalu disadari

bahwa hal itu tidak selalu dapat dilakukan karena kanl terbatas. Akal tidak dapat

memberikan penjelasan tentang kehidupan kembali (resurrection) dan penebusan dosa.

Akal juga tidak mampu membuktikan kenyataan esensisal tentang keimanan Kristen. Oleh

karena itu, ia berpendapat bahwa dogma-dogma Kristen itu tepat sebagaimana telah

disebutkan dalam firman-firman Tuhan.(Anonim.2011).

Page 7: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 7

Berdasarkan uraian itu kita dapat mengetahui adanya dua jalur pengetahuan dalam

filsafat Aquinas. Jalur itu ialah jalur akal yang dimulai dari manusia dan berakhir pada

Tuhan. Dan yang kedua adalah jalur Tuhan ialah jalur iman yang dimulai dari Tuhan

(wahyu), didukung oleh akal. Aquinas membagi pengetahuan menjadi tiga bagian

pengetahua Fisika, Matematika, dan Metafisika. Dari yang tiga Metafisika inilah yang

mendapat banyak perhatian darinya. Menurut pendapatnya dapat menyajikan abstraksi

tingkat tertinggi. Sehunbungan dengan teorinya diatas maka didalam filsafat Aquinas

filsafat dapat dibedakan dari agama dengan melihat penggunaan akal. Filsafat ditentukan

oelh penjelasan sistematis akliah, sedangkan agama ditentukan oleh keimanan. Sekalipun

demikian, perbedaan itu tidak terlihat begitu jelas karena pengetahuan adalah gabungan

dari kedua-duanya. Agama dapat pula dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah agama

natural yang dibentangkan diatas akal, dan yang kedua adalah agama wahyu yang

dibentangkan diatas iman, (Suriasumantri. 2009: 160).

Didalam doktrinnya tentang pengetahuan Aquinas adalah realis Moderat. Ia tidak

sependapat dengan Plato yang mengajarkan bahwa alam semesta ini menpunyai eksistensi

yang objektif. Ia mengajarkan bahwa alam semesta ini berada dalam tiga cara:pertama

sebagai sebab-sebab didalam pemikiran Tuhan; kedua sebagai idea dalam pemikiran

manusia; dan ketiga sebagai esensi sesuatu. Dapat dicatat disini bahwa Aquinas mencoba

mennjebatani dua ekstrimitas. Ekstrimitas Nominalisme dan Ekstriminitas Realisme.

Nominalisme adalah suatu ajaran dalam Filsafat Skolastik yang menyatakan bahwa tidak

ada eksistensi bastrka yang sungguh-sungguh objektif; yang ada hanyalah kata-kata dan

nama-nama; yang benar-benart real adalah fisik yang particular ini saja. Realisme adalah

suatu ajaran dalam filsafa tyang mengatakan bahwa realitas Universal abstrak sama dengan

atau lebih tinggi dari realitas, (Anonim.2012)

Aquinas melakukan harmonisasi antara kedua ekstrem itu cara memperhatikan bahwa

alam semesta mempunyai berbagai pengertian bila diterapkan pada Tuhan, manusia, dan

alam. Sains menurutnya, berkenaan dengan alam jenis ketiga; yaitu alam sebagai esensi.

Konsep-konsep sains tidak a priori sebab manusia dilahirkan tidak membawa idea-idea

immaterial. Menurut pendapat Aquinas pikiran tidak akan berisi apa-apa apabila tidak

menggunakan indera. Proses pengetahuan dimalai dari adanya penginderaan yang

memberikan kepada kita presepsi tentang objek didalam alam. Persoalan yang dihadapkan

kepada Aquinas adalah bagaiamana presepsi ini diterjemahkan kedalam idea-idea yang

dapat dipikirkan. Untuk menyelesaikan masalah ini Aquinas menggunakan istilah intelek

aktif yang bertugas mengabstraksikakn unsure-unsur dalam alam semesta lalau

menciptakan jenis-jenis yang dapat dipikirkan. Intelek aktif itulah yang memberikan

kepada kita keadaan susunan alam semesta. Melalui intelek aktif itu kita dapat memahami

prinsip-prinsip pertama yang mengatur semua kenyataan, (Anonim.2012).

Page 8: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 8

Pengalaman menurut Aquinas bukanlah suatu proses yang kacau pengalaman

menyatakan prinsip-prinsip universal tentang eksistensi, kualitas-kualitas particular

tidaklah terpisah-pisah; mereka mempunyai kualitas esensial dalam keseluruhan. Tugas

sainslah untuk mengklasifikasikan dan menguraikan kualitas-kualaitas itu. Kalau

dibandingkan dengan pandangan modern tentang sains, teori Aquinas sangat berbeda.

Menurut pendapat sains Modern pencapaian terbaik dalam sains adalah bila ia lebih

menjurus kepada objek-objek yang particular. Sains modern tidak memberikan

penghargaan yang tinggi kepada masalah-masalah immaterial.Bagian immaterial itu

merupakan bagian pembahasan metafisika. Sedangkan pada Aquinas tadi, sains akan

semakin tinggi nilainya bila ia semakin universal, (Anonim.2011).

3. Sumbangan Filsafat Partisik terhadap Perkembangan Ilmu

Pada abad pertengahan ini perkembangan ilmu mencapai kemajuan yang pesat karena

adanya penerjemahan karya filsafat Yunani klasik ke bahasa Latin, juga penerjemahan

kembali karya para filsuf Yunani oleh bangsa Arab ke bahasa Latin. Karangan para filsuf

Islam menjadi sumber terpenting penerjemahan buku, baik buku keilmuan maupun filsafat.

Diantara karya filsuf islam yang diterjemahkan antara lain astronomi (Al Khawarizmi),

kedokteran (Ibnu Sina), karya-karya Al Farabi, Al Kindi, Al Ghazali, ( Hanafi. 1983: 67).

Fokus pada pengembangan ilmu melalui sekolah menjadi perhatian dari Raja

Charlemagne (Charles I) dengan pendirian sekolah-sekolah dan perekrutan guru dari Italia,

Inggris dan Irlandia. Sistem pendidikan di sekolah dibagi menjadi tiga tingkat. Pertama, yakni

pengajaran dasar (diwajibkan bagi calon pejabat agama dan terbuka juga bagi umum). Kedua,

diajarkan tujuh ilmu bebas (liberal art) yang dibagi menjadi dua bagian; a) gramatika,

retorika, dan dialektika (trivium), b) aritmetika, geometri, astronomi dan musik (quadrivium).

Tingkatan ketiga ialah pengajaran buku-buku suci, (Yanur: 2010: 109).

Masa abad pertengahan adalah masa pembentukan kebudayaan Barat dengan ciri

khas ajaran Masehi (filsafat skolastik) yang diwarnai oleh perkembangan peradaban Kristen.

Peradaban Kristen menjadi dasar bagi kebudayaan masa modern. Peninggalan kebudayaan

abad pertengahan dapat dilihat dari karya seni musik, bangunan bercorak gothik sebagai

bentuk pemujaan terhadap gereja. (Yanur: 2010: 109).

Setelah berakhirnya zaman sejarah filsafat Barat Kuno dengan ditutupnya Akademia

Plato pada tahun 529 oleh Kaisar Justinianus, karangan-karangan peninggalan para Bapa

Gereja berhasil disimpan dan diwariskan di biara-biara yang, pada zaman itu dan berates-

ratus tahun sesudahnya, praktis menjadi pusat-pusat intelektual berkat kemahiran para

biarawan dalam membaca, menulis, dan menyalinnya ke dalam bahasa Latin-Yunani serta

tersedianya fasilitas perpustakaan, (Anonim.2012).

B. Zaman Skolastik Awal

1. Makna Skolastik

Page 9: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto AugustinusSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 9

Istilah skolastik berasal dari bahasa latin “scholasticus” yang berarti murid, sebagai

suatu gerakan filsafat dan keagamaan yang berupaya mengadakan sintesa antara akal budi

manusia dengan keimanan. Atau menerapkan metafisika Yunani ke dalam keyakinan

Kristiani. Metode yang digunakan ialah  disputatio, yaitu membandingkan argumentasi

diantara yang pro dan kontra.Dengan demikian, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu

periode di Abad Pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajar ulung

bermunculan. Namun, dalam arti yang lebih khusus, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu

metode tertentu, yakni “metode skolastik”.Dengan metode ini, berbagai masalah dan

pertanyaan diuji secara tajam dan rasional, ditentukan pro-contra-nya untuk kemudian

ditemukan pemecahannya. Tuntutan kemasukakalan dan pengkajian yang teliti dan kritis atas

pengetahuan yang diwariskan merupakan ciri filsafat Skolastik. (Salam, Burhanuddin.

1995:191)

Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut:

a. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.

b. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional

memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir,sifat ada, kejasmanian, baik buruk.

c. Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam

kodrat, akan dimasukan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan

akal.

d. Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani karena bannyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.

Filsafat Skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa faktor yaitu factor

religious dan factor ilmu pengetahuan. Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat

Patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Hal ini

disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta

peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad.

Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung (742 – 814) dapat

memberika suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pegetahuan,

termaksud kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang semuanya menampakkan mulai

adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecermelangan abad pertengahan, di

mana arah pemikiran berbeda sekali dengan sebelumnya, (Anonim.2013).

2. Tokoh dan Karakteristik Filsafat Sains Skolastik Awal

Tokoh-tokoh terpenting masa skolastik awal adalah Augustinus (354-430 M), Boethius

(480-524 M), Santo Anselmus (1033-1109 M), dan

Peter Abaelardus (1079-1142 M).

a. Augustinus (354-430 M)

Page 10: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto BoethiusSumber: wikipedia.org

Foto AnselmusSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 10

Augustinus lahir di Tagasta, Numidia (sekarang Algeria), pada 13 November 354.

Ayahnya, Patricius adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi, yang tetap kafir sampai

kematiannya pada tahun 370. Ibunya, Monnica, adalah penganut Kristen yang amat taat. Pada

tanggal 28 Agustus 430, Augustinus meninggal dunia dalam kesucian dan kemiskinan yang

memang sudah lam di jalaninya.

Menurut Augustinus dalam pemikirannya, dia mengatakan dibalik keteraturan dan

ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak

ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan

oleh Tuhan dari yang tidak ada (creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan

bertapa dan yang terpenting adalah cinta kepada Tuhan. Terpisah dari Tuhan tidak ada

realitas. (P.A. van der Weij. 2000:71-76)

b. Boethius (480-524 M)

Nama lengkapnya adalah Anicius Manlius

Severinus Boethius dia adalah

seorang filsuf Romawi. Ia lahir di kota Roma sekitar

tahun 480. Boethius pernah menjabat sebagai

seorang pejabat tinggidibawah pemerintahan Kaisar

pemerintahan Kaisar Theodorik dan ia dituduh

sebagai pengkhianat lalu dibuang ke tempat

pengasingan.Akhirnya, Boethius dihukum mati pada

tahun 525 pada usiannya yang ke 44 tahun. Dia mendapat hukuman mati dengan tuduhan dia

dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama skolastik.

Jasa Boethius adalah menterjemahkan logika aristoteles ke dalam bahasa latin dan menulis

beberapa traktat logika aristoteles.Ia adalah seorang guru logika pada abad pertengahan dan

mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad pertengahan. Pemikiran

Boethius memiliki pengaruh penting terhadap filsafat pada akhir era Filsafat Klasik dan juga

awal masa Abad Pertengahan. Selain itu, terjemahan dan komentar Boethius terhadap karya-

karya Aristotels juga amat memengaruhi seluruh sejarah filsafat setelahnya. Karya Boethius

yang paling terkenal berjudul "Tentang Penghiburan dari Filsafat" yang ditulis sewaktu ia

dalam pembuangan. Isi karya tersebut adalah refleksi terhadap hakikat kebahagiaan manusia,

serta mengenai masalah kejahatan. Selain itu, karya itu juga mendiskusikan tema-tema

seperti takdir, kesempatan, kehendak bebas manusia, dan sebagainya. (Hakim dan

Saebani .2008:73).

c. Santo Anselmus (1033-1109 M)

Berbicara mengenai filsafat abad pertengahan,

anselmus tidak dapat dilewatkan begitu saja. Tokoh

inilah yang mengeluarkan pernyataan credo ut

intelligam (saya percaya agar saya paham) yang

Page 11: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto AbaelardusSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 11

dianggap merupakan cirri utama filsafat abad pertengahan. Sekaliun pada umumnya filosof

pada masa skolastik awal seperti itu membicarakan mengenai hubungan akal dan iman,

Anselmuslah yang diketahui mengeluarkan pernyataan itu. Filsafat ini jelas berbeda dengan

sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.

Di dalam filsafat Anselmus kelihatan iman merupakan tema sentral pemikirannya. Iman

kepada Kristus adalah yang paling penting sebelum yang lain. Dari sini dapatlah kita

memahami pernyataannya, credo ut intelligam yang terkenal itu. Ungkapan ini

menggambarkan bahwa dia mendahulukan iman dari pada akal. Ungkapan itu dapat diartikan

dengan percayalah terlebih dahulu supaya mengerti. Dia mengatakan bahwa wahyu harus

diterima lebih dulu sebelum kita mulai berpikir). Jadi, akal hanyalah pembantu wahyu.

Pengaruh Plato besar dalam pemikirannya, seperti Plato Anselmus adalah seorang realis. Dia

percaya bahwa universal-universal (idea-idea pada Plato) memang benar-benar ada terpisah

dari sesuatu yang partikular. Idea-idea seperti kebenaran, keindahan, kebaikan itu ada dan

tidak memerlukan ada atau tidak adanya contoh di bumi ini. Adanya idea-idea itu autonom.

(Tafsir. 2010:56)

d. Peter Abaelardus (1079-1142 M)

Peter Abelardus lahir di Pallet (Palais), tidak jauh

dari Nantes, Perancis, pada tahun 1079. Dia

adalah anak tertua dari rumah Breton mulia.

Nama aslinya adalah Pierre de Palais. Nama

Abaelardus (juga ditulis Abailardus, Abaielardus,

Abelard,dan dalam berbagai cara lain) dikatakan

korupsi dari Habelardus, kemudian diganti oleh

dirinya sendiri untuk nama panggilan Bajolardus

yang ditunjukkan untuknya saat menjadi siswa. Peter Abelardus adalah seorang filsuf dan

teolog yang terkenal pada Abad Pertengahan. Ia dipandang sebagai pendiri skolastisisme

bersama dengan Anselmus dari Canterbury. Dan Peter Ablardus meninggal pada tanggal

21 April 1142.Salah satu pemikiran Abelardus yang terkenal di bidang etika adalah

tentang kemurnian sikap batin. Disamping itu dia juga berfikir bahwa peranan akal dapat

menundukan iman, iman harus mau didahului oleh akal. Berfikir itu berada di luar iman.

(di luar kepercayan). Oleh sebab itu berfikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Peter

Ablardus menberikan status yang tinggi kepada penalaran dari pada iman.

Semasa hidupnya Peter Ablardus termasuk orang yang dikenal sebagai

konseptualisme dan sarjana yang dikenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai

rasionalistik. Peter Abalardus memberikan alasan bahwa berpikir itu berada di luar iman.

Karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai dengan metode

dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi, yaitu bahwa teologi harus

memberikan tempat bagi semua bukti-bukti. Dengan demikian, dalam teologi itu iman

Page 12: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto Y. Duns ScotusSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 12

hampir kehilangan tempat. Ia mencontohkan, seperti ajaran Trinitas juga berdasarkan pada

bukti-bukti, termasuk bukti dalam wahyu Tuhan, (Anonim.2011).

3. Sumbangan Zaman Skolastik Awal terhadap Perkembangan Sains

Sumbangan pada zaman skolastik awal, adanya Perkembangan di Eropa mengalami

kemajuan yang luar biasa, karena berdirinya universitas-universitas dan perserikatan-

perserikatan biarawan yang ikut serta menyelenggarakan ilmu, jadi filsafat pun menerima

perhatian yang sangat besar dari pemikiran para tokoh dizaman pertengahan. Diantaranya

universitas di Eropa dan Oxford. Universitas-universitas ini merupakan sumber dan pusat ilmu

serta lebudayaan termasuk ilmu sains, (Siswandy. 2010: 83).

C. Zaman Kejayaan Skolastik

1. Faktor Pendorong Kejayaan Skolastik

a. Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, sejak abad ke-12 sampai ke-13 telah

tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.

b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Ini merupakan gabungan dari

beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal berdirinya Universitas di Paris, di

Oxford, Mont pellier, Cambridge dan lain-lain.

c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang

terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk

memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap

kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh- tokohnya memegang peran di bidang

Filsafat dan Teologi, seperti Albertus De Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J. D.

Scotus, William Ocham, (Simon. 2004: 102).

2. Tokoh Filosof dan Karakteristik Filsafat Sains Zaman Kejayaan Skolastik

Tokoh-tokohnya memegang peranan dibidang filsafat dan teologi, seperti Albertus De

Grote, Thomas Aquinas, Bonaventura, J.D. Scouts, William Ocham. Karakteristik pada zaman

kejayaan Skolastik ini ditandai dengan munculnya Universitas-universitas dan ordo-ordo,

yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan,

disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan

kebudayaan. Adapun tokoh-tokoh yang memegang peranan dibidang filsafat dan teologi pada

masa keemasan Skolastik ini diantaranya, (Asmoro. 1995: 71)

a. Yohanes Duns Scotus (1266-1308)

Yohanes Duns Scotus adalahSeorang Skot dari

ordo Fransiskan. Ia belajar di Cambridge, Oxford

danParis yang kemudian menjabat menjadi guru besar

di paris. Tulisan-tulisannya sukar dimengerti, karena

Page 13: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto Thomas AquinasSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 13

gaya bahasanya yang singkat. Ia adalah seorang ahli piker yang tajam, yang menyusun

pembuktian-pembuktiannya dengan ketajaman yang mencolok dan mengupas argumentasi

lawannya sampai habis. Ia bermaksud mempertahankan tradisi ordo Fransiskan yang berjiwa

Augustinis-Neoplatonis. Duns Scotus berpendapat, bahwa ada hubungan yang selaras antara

iman dan pengetahuan. Menurut Duns Scotus nisbah antara teologia dan filsafat bahwa

keduanya adalah dua ilmu yang berdampingan, yang masing-masing memiliki pangkal

keberangkatan serta metodenya sendiri-sendiri, (Salam. 1995: 191).

Hal ini disebabkan karena filsafat adalah ilmu yang teoritis, sedang teologia adalah ilmu

yang praktis. Menurut Duns Scotus, kehendak adalah lebih penting daripada akal. Sebab

kehendaklah yang menentukan, sedang akal hanya dapat mengemukakan bermacam-macam

kemungkinan kepada kehendak, agar bisa ditentukan yang mana yang harus dilakukan.

Menurut Duns Scotus tentang Allah bahwa pada Allah akal dan kehendak adalah satu,

sedemikian rupa sehingga keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan, (Salam. 1995: 191).

b. Thomas Aquinas (1225-1274 M.)

Puncak kejayaan masa skolastik dicapai

melalui pemikiran Thomas Aquinas (1225-1274 M) Ia

Lahir di Rocca sicca, Italia 1225 M dari suatu

keluarga bangsawan. Ia mendapat gelar “The Angelic

Doctor”, karena banyak pikirannya, terutama dalam

“Summa Theologia” menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari gereja. (Surajiyo. 2005. Hal:

157).Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui

indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada

pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan

kepercayaan, (Surajiyo. 2005: 157).

Thomas Aquinas merupakan theolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid

Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat

mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan

pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya

sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen.

(Salam. 1995. Hal: 191).Menurut Thomas Aquinas adalah aktus yang paling umum, actus

purus (aktus murni), artinya Allah sempurna adanya, tiada perkembangan pada-Nya,

karena pada-Nya tiada potensi. Di dalam Allah segala sesuatu telah sampai kepada

perealisasiannya yang sempurna. Tiada sesuatu pun pada-Nya yang masih dapat

berkembang. Pada-Nya tiada kemungkinan, Allah adalah aktualitas semata-mata, (Salam.

199: 191).

Page 14: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Foto Albertus MagnusSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 14

Thomas juga mengajarkan apa yang disebut theologia naturalis, yang mengajarkan

bahwa manusia dengan pertolongan akalnya dapat mengenal Allah, sekalipun pengetahuan

tentang Allah yang diperolehnya dengan akal itu tidak jelas dan tidak menyelamatkan.

Dengan akalnya manusia dapat tahu bahwa Allah ada, dan juga tahu beberapa sifat Allah.

Dengan akal orang dapat mengenal Allah, setelah ia mengemukakan pertanyaan-

pertanyaan yang mengenai dunia dan mengenai manusia sendiri, (Rizal. 2009: 67).

Thomas mengajarkan bahwa Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum esse

subsistens). Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan yang paling

tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat

Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat,

yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya

dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia

bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat

kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas

Aquinas, (Rizal. 2009: 67).

c. Albertus Magnus (1203-1280 M)

Albertus Magnus,Ia lahir dengan nama

Albertus Von Bollstadt yang juga dikenal sebgai

doktoruniversitas dan dokto magnus, kemudian

bernama Albertus Magnus (Albert the Great) Ia

mempunyaikepandaian luar biasa. Di universitas

Padua ia belajar artes liberales, belajar teologi di

Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223

M, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan kepandaian luar biasa. Terakhir

dia diangkat sebagai uskup agung. Pola pmikirannya meniru Ibnu Rusyd dalam menulis

tentang Aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu

biologi dan ilmu kimia, (Simon. 2004: 102).

3. Sumbangan Zaman Kejayaan Skolastik terhadap Perkembangan Pengetahuan Sains

Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang memberi

sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik. Beberapa faktor yang memberi sumbangan

yang berguna bagi abad ke-13 adalah:

a. Pertama, mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran yunani

dan dunia pemikiran arab, yaitu dengan peradaban yunani dari italia selatan, sisilia dan

dengan kerajaan bizantium disatu pihak, dan dengan peradaban arab yang ada di spanyol

dilain pihak. Melalui karya orang-orang arab dan yahudi eropa barat mulai lebih mengenal

Page 15: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 15

karya-karya Aristoteles melalui karya para Bapak gereja Timur yang pada masa itu dikenal

juga.

b. Kedua, munculnya Universitas-universitas. Telah dikemukakan bahwa pada abad ke-9 di

Eropa Barat muncul sekolah-sekolah karena perkembangan semakin maju ada sekolah-

sekolah yang membentuk persekutuan antara dosen dan mahasiswa dari satu jurusan

sehingga keduanya mewujudkan suatu kesatuan yang menyeluruh. Kesatuan ini disebut

universitas magistrorum et scolarum. Hal yang ketiga yang membantu perkembangan

skolastik ialah munculnya ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan dan ordo Dominikan.

Ordo pada Bapak gereja serta para ahli skolastik, (Hakim. 2008: 137).

D. Zaman Akhir Skolastik

1. Faktor Penyebab Berakhirnya Zaman Skolastik

Faktor penyebab berakhirnya zaman Skolastik, masa ini ditandai dengan adanya rasa

jenuh terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya, sehingga

memperlihatkan stagnasi atau kemandegan. (Muzairi. 2009:100)

Dibawah ini adalah faktor penyebab berakhirnya zaman Skolastik terdapat beberapa

yang menjadi pemicunya, diantaranya yaitu sebagai berikut:

a) Timbulnya Kejenuhan terhadap segala macam pemikiran filsafat. Awal dari berakhirnya

zaman skolastik ini dimulai pada abad ke 14, dimana timbul banyak kejenuhan terhadap

segala macam pemikiran filsafat yang kontruktif. Hal tersebut terjadi karena para ahli

pemikiran menampakkan gejala pembekuan yang memperlihatkan stagnasi (kemandegan)

pemikiran filsafat Skolastik Kristen.

b) Munculnya beberapa kelompok diantaranya adalah aliran Thomisme, Scotisme, via

antiqua (jalan kuna) dan via moderna (jalan modern). Aliran via antiqua merupakan

kelompok lebih kecil dan lebih lemah dimana mereka adalah pengikut dari Augustinus

dan Albertus Agung yang tidak memiliki pemikiran baru artinya asli. Berbanding terbalik

deangan aliran via moderna yang menolak pemikiran metafisis yang kontruktif. Selain itu

aliran via moderna lebih memperhatikan kepada hal-hal yang ilmiah dan positif, bukan

kepada persoalan-persoalan filsafati. Oleh karena itu dibidang teologia yang diperhatikan

adalah persoalan gerejani dan politik yang konkrit. William Dari Ockham adalah tokoh

yang memulai aliran via moderna.

c) Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas

Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349). Tulisan- tulisannya menyerang kekuasaan

gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan

oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka politik kepada Kaisar

Louis IV, sehingga ia terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara. William

Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus

Page 16: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Gambar: AL- kindiSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 16

diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis

tidak dapat didemonstrasikan.

d) Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M.) Dari

filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena

menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi

filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang

berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta,

dan segalanyaakan kembali pula pada pencipta-Nya, (Suriasumantri. 2009:156).

Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa

Scholastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu: lewan indra,

akal, dan intuisi. Dengan indra akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang

sifatnya tak sempurna. Dengan akal akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang

abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, akan mendapatkan

pengetahuan yang lebih tinggi, (Hanafi.1983: 80).

2. Tokoh Filosof Skolastik Arab (Islam)

Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pikir Islam (pemikir Arab atau Islam pada masa

skolastik), yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, & Ibnu Rusyd. Peranan para ahli

pikir tersebut besar sekali, yaitu sebagai berikut:

a. Al- Kindi (801- 865)

Nama lengkapnya Abu Yusuf, Ya’kub bin

Ishak Al-Sabbah bin Imran bin Al-Asha’ath bin

Kays Al-Kindi. Beliau biasa disebut Ya’kub, lahir

pada tahun 185 H (801 M) di Kufah. Keturunan

dari suku Kays, dengan gelar Abu Yusuf  (bapak

dari anak yang bernama Yusuf) nama orang tuanya

Ishaq Ashshabbah, dan ayahnya menjabat gubernur

di Kufah, pada masa pemerintahan Al-Mahdi dan Harun Al-Rasyid dari Bani Abbas.Nama

Al-Kindi adalah merupakan nama yang diambil dari nama sebuah suku, yaitu : Banu

Kindah. Banu Kindah adalah suku keturunan Kindah, yang berlokasi di daerah selatan

Jazirah Arab dan mereka ini mempunyai kebudayaan yang tinggi.Sebagai orang yang

dilahirkan di kalangan para intelektual, maka pendiidkan yang pertama-tama diterima

adalah membaca Al-Qur’an, menulis, dan berhitung. Disamping itu ia banyak mempelajari

tentang sastra dan agama, juga menerjemahkan beberapa buku Yunani di dalam bahasa

Syiria kuno, dan bahasa Arab.

Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku

yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika, astronomi,

kedokteran, ilmu jiwa, politik, optika, musik, matematika dan sebagainya. Dari karangan-

Page 17: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Gambar: Al- farabiSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 17

karangannya, dapat kita ketahui bahwa Al-Kindi termasuk penganut aliran Eklektisisme;

dalam metafisika dan kosmologi mengambil pendapat Aristoteles, dalam psikologi

mengambil pendapat Plato, dalam hal etika mengambil pendapat Socrates dan

Plato.Mengenai filsafat dan agama, Al-Kindi berusaha mempertemukan amtara kedua hal

ini; Filsafat dan agama. Al-Kindi berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu tentang

kebenaran atau ilmu yang paling mulia dan paling tinggi martabatnya. Dan agama juga

merupakan ilmu mengenai kebenaran, akan tetapi keduanya memiliki perbedaan.Mengenai

hakikat Tuhan, Al-Kindi menegaskan bahwa Tuhan adalah wujud yang hak (benar), yang

bukan asalnya tidak ada menjadi ada, ia selalu mustahil tidak ada, ia selalu ada dan akan

selalu ada. Jadi Tuhan adalah wujud sempurna yang tidak didahului oleh wujud yang lain,

tidak berakhir wujudNya dan tidak wujud kecuali denganNya.

Unsur-unsur filsafat yang kita dapati pada pemikiran Al-Kindi ialah:

 1) Aliran Pythagoras tentang matematika sebagai jalan ke arah filsafat;

2) Pikiran-pikiran Aristoteles dalam soal-soal fisika dan metafisika, meskipun Al-Kindi

tidaksependapat dengan Aristoteles tentang qadimnya alam;

3)  Pikiran-pikiran Plato dalam soal kejiwaan;

4) Pikiran-pikiran Plato dan Aristoteles bersama-sama dalam soal etika;

5) Wahyu dan iman (ajaran-ajaran agama) dalam soal-soal yang berhubungan dengan

Tuhan dan sifat-sifatNya;

6) Aliran Mu’tazilah dalam memuja kekuatan akal manusia dan dalam menakwilkan ayat-

ayat Qur’an;

Haruslah diakui bahwa Al-Kindi tidak mempunyai sistem filsafat yang lengkap.

Jasanya ialah karena dia adalah orang yang pertama-tama membuka pintu filsafat bagi

dunia Arab dan diberinya corak Arab keislaman, (Anonim. 2013).

b. AL- Farabi

Ia adalah Abu Nashr Muhammad bin

Muhammad bin Tharkhan. Sebutan Al-Farabi

diambil dari nama kota Farab, dimana ia dilahirkan

pada tahun 257 H (870 M). Ayahnya adalah seorang

Iran dan kawin dengan seorang wanita Turkestan.

Kemudian ia menjadi perwira tentara Turkestan.

Karena itu, Al-Farabi dikatakan berasal dari

keturunan Turkestan dan kadang-kadang juga dikatakan dari keturunan Iran.Sejak kecilnya,

Al-Farabi suka belajar dan ia mempunyai kecakapan luar biasa dalam lapangan bahasa.

Bahasa-bahasa yang dikuasainya antara lain bahasa Iran, Turkistan, dan Kurdistan.

Nampaknya ia tidak mengenal bahasa Yunani dan Siriani, yaitu bahasa-bahasa ilmu

pengetahuan dan filsafat pada waktu itu.

Setelah besar, Al-Farabi meninggalkan negerinya untuk menuju kota Baghdad, pusat

Page 18: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Gambar: Ibnu SinaSumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 18

pemerintahan dan ilmu pengetahuan pada masanya, untuk belajar antara lain pada Abu

Bisyr bin Mattius. Selama berada di Baghdad, ia memusatkan perhatiannya kepada ilmu

logika.

Al-Farabi luas pengetahuannya, mendalami ilmu-ilmu yang ada pada masanya dan

mengarang buku-buku dalam ilmu tersebut. Buku-bukunya, baik yang sampai kepada kita

maupun yang tidak, menunjukkan bahwa ia mendalami ilmu-ilmu bahasa, matematika,

kimia, astronomi, kemiliteran, musik, ilmu alam, ketuhanan, fiqih, dan mantik.Sebagian

besar karangan-karangan Al-Farabi terdiri dari ulasan dan penjelasan terhadap filsafat

Aristoteles, Plato, dan Galenius, dalam bidang-bidang logika, fisika, etika, dan metafisika.

Meskipun banyak tokoh filsafat yang diulas pikirannya, namun ia lebih terkenal sebagai

pengulas Aristoteles.

Di antara karangan-karangan milik Al-Farabiialah:

1) Aghradlu ma Ba’da at-Thabi’ah;

2) Al-Jam’u baina Ra’yai al-Hakimain (Mempertemukan pendapat kedua filosof yakni

Plato dan Aristoteles);

3) Tahsil as-Sa’adah (Mencari Kebahagiaan);

4) ‘Uyun al-Masail (Pokok-Pokok  persoalan);

5) Ara-u Ahl-il Madinah al-Fadhilah (Pikiran-Pikiran Penduduk Kota Utama Negeri

Utama).

6) Ih-sha’u al-Ulum (Statistik Ilmu);

Menurut Dr. Ibrahim Madkour, filsafat Al-Farabi adalah filsafat yang bercorak

spiritual-idealis, sebab menurut Al-Farabi, dimana-mana ada roh. Tuhannya adalah Roh

dari segala Roh. Akal yang dikonsepsikannya yaitu ‘Uqul Mufariqah(akal yang terlepas

dari benda) merupakan makhluk rohani murni, sedang kepala negeri- utamanya, menguasai

badannya. Roh itu pula yang menggerakkan benda-benda langit dan mengatur alam di

bawah bulan.

Meskipun Al-Farabi telah banyak mengambil dari Plato, Aristoteles dan Plotinus, namun ia

tetap memegangi kepribadian, sehingga pikiran-pikiranya tersebut merupakan filsafat Islam

yang berdiri sendiri, yang bukan filsafat stoa, atau Peripatetik atau Neo Platonisme.

Memeng bisa dikatakan adanya pengaruh aliran-aliran tersebut, namun bahannya yang

pokok adalah dari Islam sendiri, (Anonim. 2012).

c. Ibnu Sina(980-1037)

Ibnu Sina dilahirkan dalam masa kekacauan,

dimana Khilafah Abbasiyah mengalami kemunduran,

dan negeri-negeri yang mula-mula berada di bawah

kekuasaan khilafah tersebut mulai melepaskan diri

satu persatu untuk berdiri sendiri. Kota Baghdad

sendiri, sebagai pusat pemerintahan Khilafah

Page 19: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 19

Abbasiyah, dikuasai oleh golongan Bani Buwaih pada tahun 334 H dan kekuasaan mereka

berlangsung terus sampai tahun 447 H.Di antara daerah-daerah yang berdiri sendiri ialah

Daulah Samani di Bukhara, dan di antara khalifahnya ialah Nuh bin Mansur. Pada

masanya, yaitu di tahun 340 H (980 M), di suatu tempat yang bernama Afsyana, daerah

Bukhara, Ibnu Sina dilahirkan dan dibesarkan. Di Bukhara ia menghafal Qur’an dan belajar

ilmu-ilmu agama serta ilmu astronomi, sedangkan usianya baru sepuluh tahun.Kemudian ia

mempelajari matematika, fisika, logika dan ilmu metafisika. Sesudah itu ia mempelajari

ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi.

Belum lagi usianya melebihi enam-belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran

sudah dikenal orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Ia

tidak cukup dengan teori-teori kedokteran, juga melakukan praktek dan mengobati orang-

orang sakit.Sebenarnya hidup Ibnu Sina tidak pernah mengalami ketenangan, dan usianya

pun tidak panjang. Meskipun banyak kesibukan-kesibukannya dalam urusan politik,

sehingga ia tidak banyak mempunyai kesempatan untuk mengarang, namun ia telah

berhasil meninggalkan berpuluh-puluh karangan.

Karangan-karangan Ibnu Sina yang terkenal ialah:

1) Asy-Syifa. Buku ini adalah buku filsafat yang terpenting dan terbesar dari Ibnu Sina, dan

trediri dari enpat bagian, yaitu: logika, fisika, matematika, dan metafisika (ketuhanan);

2) An-Najat. Buku ini merupakan keringkasan buku as-Syifa, dan pernah diterbitkan

bersama-sama dengan buku al-Qanun dalam ilmu kedokteran pada tahun 1593 M di

Roma dan pada tahun 1331 M di Mesir;

3)  Al-Isyarat wat-Tanbihat. Buku ini adalah buku terakhir dan yang paling baik, dan

pernah diterbitkan di Leiden pada tahun 1892 M, dan sebagiannya diterjemahkan ke

dalam bahasa Perancis;

4)  Al-Hikmat al-Masyriqiyyah. Buku ini banyak dibicarakan orang, karena tidak jelasnya

maksud judul buku, dan naskah-naskahnya yang masih ada memuat bagian logika;

5)  Al-Qanun, atau Canon of Medicine, menurut penyebutan orang-orang Barat. Buku ini

pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan pernah menjadi buku standar untuk

universitas-universitas Eropa sampai akhir abad ketujuhbelas Masehi.

Ibnu Sina memberikan perhatiannya yang khusus terhadap pembahasan kejiwaan,

sebagaimana yang dapat kita lihat dari buku-buku yang khusus untuk soal-soal kejiwaan

atau pun buku-buku yang berisi campuran berbagai persoalan filsafat.Pengaruh Ibnu Sina

dalam soal kejiwaan tidak dapat diremehkan, baik pada dunia piker Arab sejak abad

kesepuluh Masehi sampai akhir abad ke-19 Masehi, terutama pada Gundissalinus, Albert

the Great, Thomas Aquinas, Roger Bacon, dan Dun Scott. Bahkan juga ada pertaliannya

dengan pikiran-pikiran Descartes tentang hakikat jiwa dan wujudnya.Hidup Ibnu Sina

penuh dengan kesibukan bekerja dan mengarang; penuh pula dengan kesenangan dan

kepahitan hidup bersama-sama, dan boleh jadi keadaan ini telah mengakibatkan ia tertimpa

Page 20: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Gambar: Al-Ghazali Sumber: wikipedia.org

F i l s a f a t S a i n s | 20

penyakit yang tidak bisa diobati lagi. Pada tahun 428 H (1037 M), ia meninggal dunia di

Hamadzan, pada usia 58 tahun, (Anonim. 2012).

d. AL- Ghazali

Ia adalah Abu Hamid bin Muhammad bin

Ahmad al-Ghazali, bergelar Hujjatul Islam, lahir

tahun 450 H di Tus, suatu kota kecil di Khurassan

(Iran). Kata-kata al-Ghazali kadang-kadang

diucapkan al-Ghazzali (dengan dua z). dengan

menduakalikan z, kata-kata al-Ghazzali diambil dari

kata-kata Ghazzal, artinya tukang pemintal benang,

karena pekerjaan ayahnya ialah memintal benang wol, sedang al-Ghazali dengan satu z,

diambil dari kata-kata Ghazalah, nama kampung kelahiran al-Ghazali. Sebutan terakhir ini

yang banyak dipakai.

Al-Ghazali pertama-tama belajar agama di kota Tus, kemudian meneruskan di Jurjan, dan

akhirnya di Naisabur pada Imam al-Juwaini, sampai yang terakhir ini wafat tahun 478

H/1085 M. kemudian ia berkunjung kepada Nidzam al-Mulk di kota Mu’askar, dan dari

padanya ia mendapat kehormatan dan penghargaan yang besar, sehingga ia tinggal di kota

itu  enam tahun lamanya. Pada tahun 483 H/1090 M, ia diangkat menjadi guru di sekolah

Nidzamah Baghdad, dan pekerjaannya itu dilaksanakan dengan sangat berhasil. Selama di

Baghdad, selain  mengajar, juga mengadakan bantahan-bantahan terhadap pikiran-pikiran

golongan Bathiniyah, Isma’iliyyah, golongan filsafat dan lain-lain.

Pengaruh al-Ghazali di kalangan kaum Muslimin besar sekali, sehingga menurut

pandangan orang-orang ahli ketimuran (Orientalis), agama Islam yang digambarkan oleh

kebanyakan kaum Muslimin berpangkal pada konsepsi al-Ghazali.Al-Ghazali adalah

seorang ahli pikir Islam yang dalam ilmunya, dan mempunyai nafas panjang dalam

karangan-karangannya. Puluhan buku telah ditulisnya yang meliputi berbagai lapangan

ilmu, antara lain Teologi Islam (Ilmu Kalam), Hukum Islam (Fiqih), Tasawuf, Tafsir,

Akhlak dan adab kesopanan, kemudian autobiografi. Sebagian besar dari buku-buku

tersebut diatas dalam bahasa Arab dan yang lain ditulisnya dalam bahasa Persia.Karyanya

yang terbesar yaitu Ihya ‘Ulumuddin yang artinya “Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama”, dan

dikarangnya selama beberapa tahun dalam keadaan berpindah-pindah antara Syam,

Yerussalem, Hijjaz dan Tus, dan yang berisi tentang paduan yang indah antara fiqih,

tasawuf dan filsafat, bukan saja terkenal di kalangan kaum Muslimin, tetapi juga di

kalangan dunia Barat dan luar Islam.

Bukunya yang lain yaitu al-Munqidz min ad-Dlalal (Penyelamat dari Kesesatan), berisi

sejarah perkembangan alam pikirannya dan mencerminkan sikapnya yang terakhir terhadap

beberapa macam ilmu, serta jalan untuk mencapai Tuhan. Diantara penulis-penulis modern

banyak yang mengikuti jejak al-Ghazali dalam menuliskan autobiografi.Pikiran-pikiran al-

Page 21: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

Gambar: Ibnu RusydSumber:

F i l s a f a t S a i n s | 21

Ghazali telah mengalami perkembangan sepanjang hidupnya dan penuh kegoncangan

batin, sehingga sukar diketahui kesatuan dan kejelasan corak pemikirannya, seperti yang

terlihat dari sikapnya terhadap filosof-filosof dan terhadap aliran-aliran akidah pada

masanya.

Namun demikian, al-Ghazali telah mencapai hakikat agama yang belum pernah

diketemukan oleh orang-orang  yang sebelumnya dan mengembalikan kepada agama nulai-

nilai yang telah hilang tidak menentu. Jalan yang terdekat kepada Tuhan ialah jalan hati

dan dengan demikian ia telah membuka pintu Islam seluas-luasnya untuk tasawuf.

Pengaruh al-Ghazali besar sekali di kalangan kaum  Muslimin sendiri sampai sekarang ini,

sebagaimana juga di kalangan tokoh-tokoh pikir abad pertengahan bahkan juga sampai

pada tokoh-tokoh pikir abad modern, (Anonim. 2012).

e. Ibnu Rusyd

Nama lengkapnya Abul Walid Muhammad bin

Ahmad bin Rusyd, lahir di Cordova pada tahun 520 H.

Ia berasal dari kalangan keluarga besar yang terkenal

dengan keutamaan dan mempunyai kedudukan tinggi

di Andalusia (Spanyol). Ayahnya adalah seorang

hakim, dan kakeknya yang terkenal dengan sebutan

“Ibnu Rusyd kakek” (al-Jadd) adalah kepala hakim di

Cordova.Ibnu Rusyd adalah seorang ulama besar dan pengulas yang dalam terhadap filsafat

Aristoteles. Kegemarannya terhadap ilmu sukar dicari bandingannya, karena menurut

riwayat, sejak kecil sampai tuanya ia tidak pernah terputus membaca dan menelaah kitab,

kecuali pada malam ayahnya meninggal dan dalam perkawinan dirinya.Karangannya

meliputi berbagai ilmu, seperti: fiqih, ushul, bahasa, kedokteran, astronomi, politik, akhlak,

dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh ribu lembar yang telah ditulisnya. Buku-bukunya

adakalanya merupakan karangan sendiri, atau ulasan, atau ringkasan. Karena sangat tinggi

penghargaannya terhadap Aristoteles, maka tidak mengherankan kalau ia memberikan

perhatiannya yang besar untuk mengulaskan dan meringkaskan filsafat Aristoteles. Buku-

buku lain yang telah diulasnya ialah buku-buku karangan Plato, Iskandar Aphrodisias,

Plotinus, Galinus, al-Farabi, Ibnu Sina, al-Ghazali, dan Ibnu Bajah.

Buku-bukunya yang lebih penting dan yang sampai kepada kita ada empat, yaitu:

1) Bidayatul Mujtahid, ilmu fiqih. Buku ini bernilai tinggi, karena berisi perbandingan

mazhabi (aliran-aliran) dalam fiqih dengan menyebutkan alasannya masing-masing;

2) Faslul-Maqal fi ma baina al-Hikmati was-Syari’at min al-Ittisal (ilmu kalam). Buku ini

dimaksudkan untuk menunjukkan adanya persesuaian antara filsafat dan syari’at, dan

sudah pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman pada tahun 1895 M oleh Muler,

orientalis asal Jerman;

Page 22: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 22

3) Manahijul Adillah fi Aqaidi Ahl al-Millah (ilmu kalam). Buku ini menguraikan tentang

pendirian aliran-aliran ilmu kalam dan kelemahan-kelemahannya, dan sudah pernah 

diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, juga oleh Muler, pada tahun 1895 M;

4) Tahafut at-Tahafut, suatu buku yang terkenal dalam lapangan filsafat dan ilmu kalam,

dan dimasukkan untuk membela filsafat dari serangan al-Ghazali dalam

bukunya Tahafut al-Falasifah. Buku Tahafut at-Tahafut berkali-kali diterjemahkan ke

dalam bahasa Jerman, dan terjemahannya ke dalam bahasa Inggris oleh van den Berg

yang terbit pada tahun 1952 M.

Ibnu Rusyd adalah tokoh pikir Islam yang paling kuat, paling dalam pandangannya,

paling hebat pembelaannya terhadap akal dan filsafat, sehingga ia benar-benar menjadi

filosof-pikiran dikalangan kaum Muslimin.Pada garis besar filsafatnya, ia mengikuti

Aristoteles dan berusaha mengeluarkan pikiran-pikirannya yang sebenarnya dari celah-

celah kata-kata Aristoteles dan ulasan-ulasannya. Ia juga berusaha menjelaskan pikiran

tersebut dan melengkapkannya, terutama dalam lapangan ketuhanan, di mana

kemampuannya yang tinggi dalam mengkaji berbagai persoalan dan dalam

mempertemukan antara agama dengan filsafat nampak jelas kepada kita.Ketika hendak

meninggal, beliau (Ibnu Rusyd) mengeluarkan kata-katanya yang terkenal:“Akan mati

rohku karena matinya filosof”, (Anonim. 2012).

3. Zaman Peralihan Skolastik

Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan

gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa

modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme, dan

reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hinggake-16.

a. Renaissance

Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang

kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian di Prancis, Spanyol, dan

selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Di antara tokoh- tokohnya adalah Leonardo

da Vinci. Michaelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.

b. Humanisme

Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian ahli pikir Renaissance

yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraan Yunani dan Romawi,

serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk

kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastra Yunani

atau Romawi. Di antara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia,

Erasmus, dan Thomas Morre.

c. Reformasi

Page 23: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 23

Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16. revolusi

tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian

berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan

Martin Luther, (Anonim. 2012).

Akhirnya dalam filsafat Renaissance salah satu unsur pokoknya adalah manusia. Suatu

pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin menempatkan manusia

pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan. Abad pertengahan disebut masa kelam

bagi pemikiran filsafat, kerena kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi

oleh dogma gereja. Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik bagi munculnya cahaya

baru pemikiran filsafat, yang ditandai dengan gerakan Renaisance yang kembali melahirkan

budaya berfikir ilmiah. Renaisance inilah yang menjadi cikal-bakal bagi munculnya pemikiran

filsafat modern. Namun, pemikiran filsafat modern dengan budaya berpikir ilmiah yang

berujung pada lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, juga memberikan

karakteristik negatif berupa menurunya kepercayaan atas dogma gereja, dan mulai tumbuh

masyarakat anti agama, (Anonim. 2012).

Simbol bagi perubahan zaman dari gelapnya abad pertengahan menuju abad modern

adalah terbuktinya teori Copernicus, yang juga diperkuat oleh Galileo dan Keppler. Hal ini

semakin menyudutkan posisi gereja yang telah salah memberikandoktrin mati, bahwa bumi itu

pusat tata surya, sementara pada masa modern dapat dibuktikan bahwa mataharilah yang

merupakan pusat tata surya, (Anonim. 2012).

Perubahan yang sangat mendasar bagi corak pemikiran pada abad pertengahan dan

modern adalah,para filsuf dan ilmuan modern berpikir mengandalkan rasio, mereka bebas

mengungkapkan argumen-argumen tanpa adanya batasan dari otoritas gereja,sehingga filsafat

dapat berkembang luas. Teori dan argumen yang diungkapkan dimasa modern merupakan

teori dan argumen terbuka yang bisa menerima kritik,efaluasi, verifikasi, modifikasi ataupun

falsifikasi, bukan berupa dogma-dogma yang kaku dan tidak dapat diubah sebagaimana yang

diajarkan pada abad pertengahan oleh gereja, (Muzairi. 2009. Hal: 88).

Era modern ditandai dengan munculnya ilmu-ilmu praktis, dengan ditemukannya alat-

alat produksi berbasis mesin, juga listrik dan mesin uap. Bahkan, ilmu teoritis-spekulatif

hampir lumpuh dan tergantikan oleh ilmu-ilmu praktis yang manfaatannya dapat dirasakan

secara langsung oleh manusia. Pentingnya ilmu praktis ini terkait dengan kebutuhan logistik

akan perang yang berlangsung pada waktu itu, (Muzairi. 2009. Hal: 89).

Sisi filosofis dan moralitas berubah drastis pada masa modern. Masyarakat dogmatis

dengan ciri filsafat skolastik telah berganti menjadi masyarakat yang individualis dan rasional,

yang lebih menekankan pada prinsip dan nilai-nilai kedisiplinan, intelektualitas, moral, dan

politik konseptual. Akibatnya, karya-karya manusia modern semakin menakjubkan, terutama

dibidang seni, sastra dan teknologi. Lahirnya zaman modern tidak bisa lepas dari kontribusi

filsuf-filsuf seperti Descartes, Spinoza, Leibniz, John locke, David Hume, Imanuel Kant,

Page 24: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 24

Berkeley, dan Hegel. Masing-masing filsuf tersebut mempunyai corak pemikiran tersendiri

dalam memandang realitas, yang dari pemikiran mereka-lah filsafat pemikiran modern

muncul dan berkembang pesat, (Muzairi. 2009. Hal: 89)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut:

1. Istilah Patristik berasal dari kata latin patres yang berarti Bapak dalam lingkungan gereja.

Bapak yang mengacu pada pujangga Kristen, mencari jalan menuju teologi Kristiani, melalui

peletakan dasar intelektual untuk agama kristen.

2. Tokoh filosof dan karakteristik filsafat partisik terdapat tiga tokoh diantaranya yaitu

Augustinus, Anselmus, dan Thomas Aquinas.

3. Sumbangan filsafat partisik terhadap perkembangan ilmu antara lain astronomi (Al

Khawarizmi), kedokteran (Ibnu Sina), karya-karya Al Farabi, Al Kindi, Al Ghazali

4. Istilah skolastik berasal dari bahasa latin “scholasticus” yang berarti murid, sebagai suatu

gerakan filsafat dan keagamaan yang berupaya mengadakan sintesa antara akal budi manusia

dengan keimanan.

5. Tokoh-tokoh terpenting masa skolastik awal adalah Augustinus (354-430 M), Boethius (480-

524 M), Santo Anselmus (1033-1109 M), dan Peter Abaelardus (1079-1142 M).

6. Sumbangan pada zaman skolastik awal, adanya Perkembangan di Eropa mengalami kemajuan

yang luar biasa, karena berdirinya universitas-universitas dan perserikatan-perserikatan

biarawan yang ikut serta menyelenggarakan ilmu.

7. Faktor pendorong kejayaan Skolastik terdapat tiga yang jadi pemicunya. Salah satu

diantaranya yaitu adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, sejak abad ke-12

sampai ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.

8. Tokoh-tokoh filosof dan karakteristik filsafat sains zaman kejayaan Skolastik adalah Albertus

De Grote, Thomas Aquinas, Bonaventura, J.D. Scouts, dan William Ocham.

9. Sumbangan zaman kejayaan Skolastik terhadap Perkembangan pengetahuan sains terdapat

dua sumbangan salah satu diantaranya yaitu munculnya universitas-universitas di Eropa Barat.

Page 25: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 25

10. Faktor penyebab berakhirnya zaman Skolastik terdapat empat pemicu salah satu diantaranya

yakni munculnya beberapa kelompok diantaranya adalah aliran Thomisme, Scotisme, via

antiqua (jalan kuna) dan via moderna (jalan modern).

11. Tokoh filosof Skolastik Arab (islam) diantaranya yaitu Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu

Rusyd.

12. Zaman peralihan Skolastik terdapat tiga fase diantaraya yakni renaissance, humanisme dan

reformasi.

DAFTAR PUSTAKA

Asmoro, Achmadi.  (2005). Filsafat Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo

Atang, Abdul, Hakim dan Beni, Ahmad, Saebani. (2008). Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Burhanuddin, Salam. (1995). Pengantar Filsafat cetakan ketiga. Jakarta: Bumi Aksara

Daudy, Ahmad. (1984). Segi-segi Pemikiran Filsafat dalam Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Hanafi, Ahmad. (1991). Pengantar Filsafat Islam. Bandung: PT Bulan Bintang.

Hakim, Abdul Atang Drs MA & Saebani Beni Ahmad  Msi. (2008). Filsafat Umum. Bandung: CV

Pustaka Setia

Mustansyir, Rizal. (2009). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Muzairi. (2009). Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras

Salam, Burhanuddin. (1995). Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara

Simoan Petrus. L, Tjahjadi. (2004). Petualangan Intelektual. Yokyakarta: PT Kanisius

Sumarna, Cecep. (2004). Filsafat Ilmu dari Hakikat Menuju Nilai. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Surajiyo. (2005). Ilmu Filsafat Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara

Surajiyo. (2005). Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara

Suriasumantri, Jujun S. (2009). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan

Tafsir, Ahmad. (2010). Filsafat Umum.  Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tafsir, Ahmad. (2010). Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Tjahjadi, Petrus L. (2004) Petualangan Intelektual. Yogyakarta

Page 26: BAB I · Web view2020/10/18  · Al-Kindi mengarang buku-buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, arithmatika,

F i l s a f a t S a i n s | 26

Ali, Basyarat. (2010). A. Problem Filsafat Abad Pertengahan. [online]. Tersedia:

http://Myopera.com/basyarat/blog/2001/01.a.problem-filsafat-abad-pertengahan.html. Diunduh

pada tanggal 15 September 2014 Pkl. 14: 00 WIB

Amanda. (2012). Tokoh filsafat Islam. http://amanda.blogspot.com/2012/06/biografi-al-farabi-tokoh-

islam-dunia.html. Diunduh pada tanggal 15 September 2014 Pkl. 11: 00 WIB

Ardiyansyah. (2011). http://ardiansyahparadise.blogspot.com/2011/10/filsafat-patristik-tugas-

kelompok.html. Diunduh pada tanggal 15 September 2014 Pkl. 13: 00 WIB

Burhanuddin. (2013).http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/filsafat-abad-pertengahan/).

Diunduh pada tanggal 15 September 2014 Pkl. 16: 05 WIB

Fata, M, Abdul., et al. (2013). Filsafat masa awal skolastik. [online]. Tersedia: http://sastra-

berkarya.blogspot.com/2013/09/filsafat-masa-awal-skolastik.html.Diunduh pada tanggal 16

September 2014 Pkl. 09: 00 WIB

Maulida, Hayati. (2011). Pemiliran-Pemikiran Peter Ablardus. [online]. Tersedia:

http://Civiceducation10.Blogspot.Com/2011/04/Pemikiran-Pemikiran-Peter-Ablardus.Html.

Diunduh pada tanggal 17 September 2014 Pkl. 14: 00 WIB

Nizar. (2013). Filsafal Al-Kidi. http://nizaryudharta.blogspot.com/2013/07/sejarah-pemikiran-filsafat-

al-kindi.html. Diunduh pada tanggal 16 September 2014 Pkl. 08: 00 WIB

Nuryadi. (2012). Tokoh-Tokoh Filsafat Abad Pertengahan. [online]. Tersedia: http://nuryandi-

cakrawalailmupengetahuan.blogspot.com/2012/07/tokoh-tokoh-filsafat-abad-pertengahan.html.

Diunduh pada tanggal 17 September 2014 Pkl. 12: 00 WIB

Sumantri, Muslih. 2012. Filsafat Barat Abad Pertengahan. [online]. Tersedia:

http://muslihsumantri.blogspot.com/2012/10/filsafat-barat-abad-pertengahan_16.html. Diunduh

pada tanggal 17 September 2014 Pkl. 17: 00 WIB