STANDARISASI GAMBAR UKUR

22
Standar Gambar Ukur dan Surat Ukur

Transcript of STANDARISASI GAMBAR UKUR

Page 1: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Standar Gambar Ukur dan Surat Ukur

Page 2: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Gambar UkurKetentuan Umum (1)

Gambar Ukur adalah dokumen yang memuat data hasil pengukuran bidang tanah dalam satuan ukuran seperti jarak dan sudut jurusan, serta sketsa atau gambar bidang tanah dan situasi di sekitarnya. Gambar Ukur merupakan catatan asli hasil pengukuran lapangan dan tidak dibuat di kantor. Gambar Ukur dibuat sedemikian rupa sehingga gambar bidang tanah dan catatannya terbaca dengan jelas pada satu formulir. Setiap dokumen gambar ukur hanya menerangkan gambar bidang tanah yang dimuat di dalamnya, sehingga tidak diperkenankan menyambung-nyambungkan beberapa dokumen gambar ukur untuk menggambarkan satu atau beberapa bidang tanah.

Page 3: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Gambar UkurKetentuan Umum (2)

Data-data yang tercantum dapat digunakan untuk melakukan rekonstruksi batas bidang tanah apabila titik-titik batas bidang tanah hilang. Data-data yang tercantum dapat memudahkan di dalam penanganan atau penatausahaan dokumen gambar ukur. Data-data ukuran yang tercantum pada gambar ukur harus dapat dipakai sebagai data untuk mengkartir bentuk bidang tanah. Data-data tersebut juga harus memiliki ukuran lebih yang dapat digunakan sebagai pengontrol hasil ukuran. Penggambaran bidang tanah dan pencatatan hasil ukuran atupun berbagai keterangan harus menggunakan tinta dan tidak diperkenankan menggunakan pensil. Satu buah dokumen gambar ukur dapat berisikan satu atau lebih bidang tanah. Ketentuan gambar ukur ini untuk pengukuran yang bersifat sistematik ataupun sporadic .

Page 4: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Standar Gambar UkurMedia

Kertas ukuran A4.pendaftaran tanah sistematik DI 107, pendaftaran tanah sporadik DI 107 A.

Terdiri dari 2 “halaman”:Halaman satu berisi seluruh keterangan mengenai pengukuran dan denah lokasi secara umum, halaman dua berisikan gambar atau sketsa bidang tanah yang diukur lengkap dengan data-data hasil ukurannya.

gambar bidang tanah lengkap dengan segala bentuk data pengukuran lapangan,kartiran dari gambar pertama dengan data-data yang ditampilkan adalah data hasil rataan atau perataan, yang disebut dengan gambar halus.

Page 5: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Format Tekstual Gambar Ukur

Bag 1 (Logo)

Bag 2 (Nomor)

Bag 3 (Tahun)

Bag 4 (NIB)Bag 5 (Lokasi)

Bag 6 (Pengukur)

Bag 7 (Keterangan)

Bag 8 (Skets umum)

Bag 1 (Logo)

Bag 2 (Nomor)

Bag 3 (Tahun)Bag 4 (Lokasi)Bag 5 (Pemohon)Bag 6 (Pengukur)Bag 7 (persetujuan batas)

Bag 8 (skets umum)

DI107 DI107A

Page 6: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Halaman 2 Sketsa Bidang Tanahsketsa bidang tanah yang memuat semua hasil ukuran

satuan panjang meter ; satuan terkecil centimeter. Contoh 4,23 berarti 4 meter dan 23 centimeter.satuan sudut derajat ; satuan terkecil menit . Contoh: 23o 14’ memiliki arti 23 derajat 14 menit

sketsa bidang tanah yang merupakan hasil kartiran (gambar halus). Data yang dicantumkan adalah data-data hasil hitungan/perataan.

sudut jurusan dan jarak koordinat.

Page 7: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Bag 2: Nomor GUBag 2 ditulis DI 107 dan nomor urut gambar ukur. Di bawah atau di atas DI 107 ditulis nomor sebanyak 15 digit. Digit ke-1 dan 2 adalah kode tim petugas pengukuran sistematik. Ditulis 01, 02, 03, dst Digit ke-3 sampai dengan ke-7 adalah nomor urut GU di Tim. Digit ke-8 sampai dengan ke-15 adalah tanggal pengukuran.

Page 8: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Bag 4: NIB

Penulisan Nomor dibuat beberapa buah dimaksudkan untuk mengantisipasi pengukuran bidang tanah yang lebih dari satu

Nomor: Nomor: Nomor:

Nomor: Nomor: Nomor:

Nomor: Nomor: Nomor:

Nomor: Nomor: Nomor:

Page 9: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Bag 2: Nomor GUBag 2 ditulis DI 107A dan nomor urut gambar ukur. Di bawah atau di atas DI 107A ditulis nomor sebanyak 15 digit. Digit ke-1 dan 2 adalah 00 Digit ke-3 sampai dengan ke-7 adalah nomor DI 302 Digit ke-8 sampai dengan ke-15 adalah tanggal pengukuran. Contoh: DI 107 A

00 00005 14 10 2001

Page 10: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Bag 4: Keterangan LokasiNomor Peta Pendaftaran : nomor lembar peta pada peta pendaftaran yang sesuai dengan lokasi gambar ukurNomor Foto Udara : jika bidang tanah yang diukur menggunakan blow up foto udara sebagai gambar ukur Desa/Kelurahan :Kabupaten/Kota :

Page 11: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Bag 5: Keterangan PemohonNama PemohonAlamat Pemohon :Tanda Tangan :

Page 12: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Bag 6: Keterangan PengukurPengukur/Badan Hukum :Tanggal Pengukuran :Tanda Tangan :

Page 13: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Bag 7: Persetujuan BatasPemilik Bidang Tanah Bag Utara

Nama Tetangga :Tanda Tangan Persetujuan Tetangga :

Pemilik Bidang Tanah Bag BaratNama Tetangga :Tanda Tangan Persetujuan Tetangga :

Pemilik Bidang Tanah Bag SelatanNama Tetangga :Tanda Tangan Persetujuan Tetangga :

Pemilik Bidang Tanah Bag TimurNama Tetangga :Tanda Tangan Persetujuan Tetangga :

Page 14: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Contoh Sketsa Bidang Tanah

Page 15: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Contoh Sketsa Bidang Tanah

Page 16: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Contoh Sketsa Bidang Tanah

Page 17: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Contoh Kartiran Bidang Tanah

Page 18: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Contoh Kartiran Bidang Tanah

Page 19: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Surat UkurBag 1 (Logo) Bag 2 (Nomor)

Bag 3 (Tahun)

Bag 4 (NIB)Bag 5 (Lokasi)

Bag 6 (Pengukur)

Bag 7 (Keterangan)

Bag 8 (Skets umum)

Page 20: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Penyimpanan Peta

Penyimpanan peta bidang - Untuk peta bidang satuan, penyimpanan

merupakan bagian warkah - Untuk peta bidang hasil sistematik

disimpan tersendiri berdasarkan urutan pelaksanaan pengumuman

Page 21: STANDARISASI GAMBAR UKUR

Penyimpanan peta

Untuk Penyimpanan peta pendaftaran Untuk peta pendaftaran sistem nasional Untuk peta pendaftaran sistem lokal

Page 22: STANDARISASI GAMBAR UKUR