Standarisasi Obat Herbal

15
STANDARISASI OBAT HERBAL Resume Jurnal, ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah Pengobatan Komplementer Disusun oleh : KELOMPOK 3 Nabira Illarya. Heri Purwanto. Hidayatu Hana S. Vidya Yunita. Andita Eltivitasari. Agnesia Cempaka. Sabrina C Kirana. Ardanareswari

Transcript of Standarisasi Obat Herbal

Page 1: Standarisasi Obat Herbal

STANDARISASI OBAT HERBAL

Resume Jurnal, ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah Pengobatan Komplementer

Disusun oleh :KELOMPOK 3

Nabira Illarya. Heri Purwanto. Hidayatu Hana S. Vidya Yunita. Andita Eltivitasari. Agnesia Cempaka. Sabrina C Kirana.

Ardanareswari

Page 2: Standarisasi Obat Herbal

PendahuluanSurvey yang dilakukan media Amerika menyatakan bahwa banyak masyarakat yang lebih memilih suatu produk yang di dukung oleh sebuah clinical research. Disertakannya bukti ilmiah akan meningkatkan permintaan konsumen. Karena itulah, penelitian merupakan suatu tuntutan yang kuat bagi fitomedisin. Pengembangan metode analisis dapat membuat profil dari komposisi fitokimia lebih dipercaya

Page 3: Standarisasi Obat Herbal

Pendahuluan

Standarisasi didefinisikan sebagai petunjuk penetapan kualitas produk obat herbal yang mengatur preparasi produk obat herbal meliputi isi dari konstituen atau kelompok dari senyawa-senyawa dengan efek terapeutik.

Page 4: Standarisasi Obat Herbal

PendahuluanStandarisasi merupakan tahap pertama untuk memantapkan keajegan dari aktivitas biologi, keajegan profil kimia, atau progam penjaminan kualitas untuk produksi dan manufaktur. Oleh karena itu EU membagi 3 kategori dari produk herbal :

1. Berisi konstituen (senyawa tunggal atau sekumpulan seyawa) dan aktivitas terapetiknya telah diketahui berdasarkan pengalaman dan dinilai sendiri kemanjurannya

2. Berisi pemerian konstituen secara kimiawi dan telah melalui uji farmakologi yang berkontribusi terhadap kemanjuran/efikasi.

3. Tanpa konstituen yang telah diidentifikasi sebagai senyawa

yang bertanggung jawab terhadap efek terapetik

Page 5: Standarisasi Obat Herbal

Contoh KasusBerdasarkan studi yang dilakukan akhir-akhir ini, produk ginseng dari spesies Panax ginseng, Panax quinquefolius, dan Eleutherococcus senticosus, yang dipasarkan sebagai suplemen di Amerika Utara pada tahun 1995-1998 menunjukkan bahwa kandungan ginsenosida dari 232 P.ginseng dan 81 P.quinquefolius berkisar antara 0,000-13,54% dan 0,009-8,00%. 26% dari produk tersebut tidak mencantumkan label.

Page 6: Standarisasi Obat Herbal

Contoh Kasus

Studi kualitas St. John’s wort (Hypericum perforatum) menunjukkan kandungan hyperisin yang berkisar dari 22-140% dari label yang diklaim, ketika dianalisis menggunakan HPLC kandungannya berkisar 47-165%. Terdapat laporan bahwa pasien mengalami nephrophaty dan kegagalan fungsi ginjal saat menggunakan pil ramuan herbal untuk menurukan berat badan. Ini terjadi karena proses manufakturing yang salah. Satu dari tanaman obat dalam pil diganti dengan Aristolochia fangchi yang mengandung asam aristolochic sebagai komponen utamanya

Page 7: Standarisasi Obat Herbal

Current StatusKetentuan dari kualitas produk herbal sangat tergantung dari masing-masing negara. Produk Herbal yang dipasarkan di Eropa danUS adalah obat dan suplemen diet. Di Eropa, produk herbal diproduksi berdasarkan standar kualitas sediaan farmasi. Pemerintah, WHO, akademisi, dan clinician menyediakan pedoman untuk produksi dan kontrol kualitas. Pedoman disusun dalam monografi farmasi.Monografi berisi diskripsi tanaman, analisis laboratorium, indikasi terapetik, dan interaksi obat.

Page 8: Standarisasi Obat Herbal

Current StatusMenurut FDA dan European Agency For The Evaluation of Medicinal Product, berbagai aspek analisis yang direkomendasikan Farmakope, harus mencantumkan tujuan dari sertifikasi obat herbal & sediaan herbal.

Untuk sediaan herbal meliputi tes disintegrasi, disolusi, hardness/ friability dan keseragaman dosis.

Page 9: Standarisasi Obat Herbal

Protokol Standardisasi Obat Herbal

Berikut ini merupakan parameter yang disarankan untuk memastikan konsistensi dan ketepatan kualitas produk herbal :

Page 10: Standarisasi Obat Herbal

Protokol Standardisasi Obat Herbal

Page 11: Standarisasi Obat Herbal

Protokol Standardisasi Obat Herbal

Page 12: Standarisasi Obat Herbal

Halangan dan TantanganTerkadang sulit untuk menentukan komponen mana yang memiliki aktivitas biologis pada manusia, karena baik bahan mentah maupun ekstrak merupakan senyawa campuran yang mungkin mengandung zat ballast. Proses pengolahan tanaman herbal seperti pemanasan dapat menyebabkan perubahan pada komponen organik terse but. Selain itu, kondisi saat tanaman ditanam dan dipetik juga mempengaruhi komponen di dalamnya. Faktor lain seperti kompetisi dengan tanaman lain, hama, faktor genetis, serta faktor-faktor lain.

Page 13: Standarisasi Obat Herbal

Halangan dan Tantangan

Diperlukan standardisasi produk melalui penelitian yang baik. Salah satu tantangan bagi peneliti adalah untuk mengembangkan metode validasi untuk menjamin kontrol kualitas tanaman dari bahan mentah hingga menjadi produk jadi untuk efikasi optimal dan keamanan produk.

Page 14: Standarisasi Obat Herbal

Halangan dan Tantangan

Untuk memperoleh validasi secara scientific dan klinis dari sediaan herbal, maka diperlukan pendekatan menggunakan standardisasi kimia, biological assay, percobaan dengan hewan, dan uji klinik. Teknologi yang ada sekarang tidak cukup untuk mendukung analisis semua komponen karena biayanya yang terlalu mahal.

Dengan demikian, tantangan bagi peneliti adalah untuk menemukan formula yang sederhana, mampu menghasilkan, serta metode standardisasi yang reliable atau protokol yang akan digunakan untuk standardisasi produk herbal.

Page 15: Standarisasi Obat Herbal

Terimakasih. Thank You. Muchas Gracias. Arigatou. Dank U. Merci. Obrigado. go

raibh maith agat. BENIGNE FACIS .salamat .Спасибо .teşekkür ederim.