Spo Revisi Siaga Medika Edited

118
PERAWATAN PASIEN ABORTUS IMMINENS No. Dokumen 001/SPO.dok/ VII/14 No. Revisi 1 Halaman 1 dari 2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal terbit 7 Juli 2014 Ditetapkan Direktur dr. Panji Anggara PENGERTIAN Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien yang mengalami Abortus. Abortus iminens yaitu peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu dengan atau tanpa disertai kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi dari serviks uteri. TUJUAN Agar janin tetap dapat tumbuh sehingga tidak terjadi abortus. KEBIJAKAN Ibu yang mengalami perdarahan 1

description

messi

Transcript of Spo Revisi Siaga Medika Edited

Page 1: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PERAWATAN PASIEN ABORTUS IMMINENS

No. Dokumen

001/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien yang mengalami Abortus. Abortus iminens yaitu peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu dengan atau tanpa disertai kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi dari serviks uteri.

TUJUANAgar janin tetap dapat tumbuh sehingga tidak terjadi abortus.

KEBIJAKAN Ibu yang mengalami perdarahan

PROSEDUR

1. Istirahat berbaring, karena dengan tidur berbaring merupakan unsur yang penting dalam pengobatan, dengan cara ini menyebabkan aliran darah yang ke uterus bertambah, dan rangsangan ke uterus secara mekanik berkurang.

2. Pada umur kehamilan < 12 minggu diberi Gestanon tablet dan Papaverin tablet 3x1.

3. Umur kehamilan > 12 minggu diberi infus D5% dan Alupen Drup.

4. Kontrol urine PP Test bila perlu.5. Apabila selama 3 hari bebas perdarahan,

penderita boleh belajar duduk dalam sehari.

6. Apabila duduk tidak perdarahan, penderita boleh belajar jalan pada hari berikutnya.

1

Page 2: Spo Revisi Siaga Medika Edited

7. Apabila dalam, sehari belajar jalan tidak perdarahan penderita diperbolehkan pulang.

8. Penderita diberi nasehat untuk perawatan rumah dan kapan harus kontrol.

9. Motivasi pendekatan pada Tuhan Yang Maha Esa

UNIT TERKAIT Rawat Inap

2

Page 3: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PERAWATAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM

No. Dokumen

003/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien yang mengalami Hyperemesis.Hyperemesis yaitu muntah yang berlebihan, dalam sehari > 12 minggu.Menurut Tingkatannya Hyperemesis ada 3 macam :1. Ringan2. Sedang3. Berat

TUJUAN Untuk menjaga/menghindari supaya tidak terjadi dehidrasi

KEBIJAKAN Ibu yang mengalami mual muntah yang berlebihan

PROSEDUR

1. Penderita diisolasikan pada kamar yang tenang.2. Penderita dipuasakan dalam 24 jam.3. Dipasang infuse D5% dan garam fisiologis

bergantian, sebanyak 2-3 liter/24 jam.4. Diberi obat penenang/kolaborasi dengan dokter.5. Terapi psikologis dan pendekatan pada Tuhan

secara agama supaya penderita tenang dan tidak cemas, biasanya muntahnya akan berkurang.

6. Kontrol cairan output/input (balance cairan).7. Vital sign diukur 3x sehari.

3

Page 4: Spo Revisi Siaga Medika Edited

8. Apabila dalam 24 jam penderita tidak muntah boleh minum sedikit-sedikit berangsur-angsur dari yang cair, lembek, kemudian makanan padat.

9. Nasehat-nasehat dan perawatan untuk selanjutnya dirumah. ( perawatan Ibu/Puskesmas ).

UNIT TERKAIT Rawat Inap

4

Page 5: Spo Revisi Siaga Medika Edited

5

PERAWATAN PENDERITA SOLUTIO PLACENTAE

No. Dokumen

005/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita dengan solutioplacentae, yaitu lepasnya sebagian ataupun seluruh plasenta dari dinding uterus dan penderita belum dalam persalinan. Ini terjadi biasanya pada umur kehamilan pada trimester III.

TUJUANMenolong penderita untuk mengurangi perdarahan karena pada solutio plasenta biasanya terjadi perdarahan hebat, yang dapat mengakibatkan kematian.

KEBIJAKAN Ibu yang mengalami perdarahan

PROSEDUR

1. Penderita tidur dengan posisi trandelenburg, pasang O2.

2. Infus NACl atau D5%.3. Ukur vital sign, cek HB, golongan darah dan cross4. Sedia darah sebanyak-banyaknya untuk transfusi.5. Penderita diberi injeksi pethidin 50 Mg untuk

mengurangi nyeri karena perut tegang terus6. Sebelum darah ada diberi transfusi plasma

explander7. Diusahakan mengakhiri kehamilan selekas

mungkin, yaitu dengan memecah ketuban dan diberikan tetesan pitosin melalui infuse, diharapkan persalinan akan dimulai dan segera berakhir, kalau perlu diakhiri dengan SC.

Page 6: Spo Revisi Siaga Medika Edited

6

8. Pemeriksaan kadar fibrinogen karena pada solutio placentae kadar fibrinogen menurun.

9. Observasi perdarahan post partum, karena biasanya terjadi atonia uteri dan apabila kadar fibrinogen rendah, ada gangguan pada proses penjendalan darah.

UNIT TERKAIT Rawat Inap

PERAWATAN SHOCK DALAM KEBIDANAN

No. Dokumen

007/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita yang mengalami shock dalam kebidanan, yaitu karena adanya gangguan perfusi dalam jaringan pada tingkat pembuluh kapiler.

TUJUAN

Untuk mengusahakan agar shock segera berakhir.

Penyebab shock kebidanan adalah :

1. Infeksi berat.2. Perdarahan.3. Solutio placenta.4. Perlukaan dalam persalinan.5. Inversi uteri.6. Emboli air ketuban.

KEBIJAKAN Ibu yang mengalami penurunan tanda – tanda vital.

PROSEDUR

1. Penderita dibaringkan dengan posisi transdelenburg atau terlentang biasa, kaki ditinggikan 30o

2. Pasang O2 penderita diselimuti supaya tidak kedinginan

3. Periksa vagina apakah ada inversi uteri4. Infus cairan garam fisiologis ( NACL )5. Kontrol vital sign dan urine tiap jam ( DC )6. Apabila perdarahan banyak sedia darah untuk

transfusi7. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan

selanjutnya

UNIT TERKAIT Rawat Inap

Page 7: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PERAWATAN PENDERITA SECTIO CAESARIA

No. Dokumen

008/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita dengan section caesaria ( SC ), yaitu tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan uterus, untuk menolong ibu dan akan semaksimal mungkin dengan perkiraan bahwa kelahiran tidak memungkinkan melewati jalan lahir.

INDIKASI SC

1. Pasien dengan disproporsi kepala panggul (DKP)2. DJJ pincang/fetal distress3. Pacuan gagal4. Placenta previa totalis ataupun dangereous placenta5. Pernah SC6. Letak lintang7. Pre eklamsia berat8. Incoordinati uteri action

TUJUANAgar operasi berjalan lancar dan dengan resiko seminimal mungkin.

KEBIJAKAN Ibu yang tidak bisa melahirkan pervaginam

PROSEDUR

1. Perawatan sebelum operasia. Persiapan seperti pada persiapan operasi secara

umum, tetapi pada pasien SC indikasi perdarahan ante partum tidak dilakukan lavemen

b. Pasang DC dan infus ( cairannya kolaborasi dengan dokter )

c. Cek HB, golongan darah dan cross, sedia darah

untuk transfusi

7

Page 8: Spo Revisi Siaga Medika Edited

d. Kontrol DJJ tiap ½ jame. Perdarahan ditampung dan diukur jumlahnyaf. Pasang O2 bila perlu

2. Perawatan sesudah operasia. Hari I

Penderita dipuasakan sampai bisa flatus Tidur dimiringkan kepalanya dan disuruh

untuk menarik nafas panjang agar pengaruh bius cepat berkurang

Infus diteruskan sampai program selesai (kolaborasi dengan dokter)

Diberi injeksi pengurang sakit bila perlu Catat semua tindakan dan vital sign

b. Hari II Infus dan injeksi diteruskan Apabila penderita sudah bisa flatus beri

minum sedikit-sedikit. Cek HB

c. Hari III Apabila program selesai dan KU baik, DC

dan infus dilepas Jika perut tak kembung penderita boleh

makan sedikit-sedikit dari BBS berangsur ke BK

d. Hari V : Pengobatan luka

e. Hari VII : Angkat jahitan 1/2

f. Hari VIII : Angkat jahitan seluruh

3. Perawatan sesudah operasi SC dengan SA1. Tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi2. Dalam 24 jam penderita tidak boleh duduk3. Infus dan injeksi ( kolaborasi dengan dokter)4. Penderita boleh langsung minum dan makan

4. Mengenai perawatan luka sama dengan perawatan luka sesudah operasi secara umum

UNIT TERKAIT Rawat Inap

8

Page 9: Spo Revisi Siaga Medika Edited

9

Page 10: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PERAWATAN PENDERITA PRE EKLAMPSIA

No. Dokumen

011/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2015

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita dengan pre eklampsia, yaitu penyakit (patologi) yang disebabkan oleh adanya kehamilan. Penyakit ini ditandai dengan trias yaitu : hypertensi, oedeem dan proteinuria. Biasanya timbul pada umur kehamilan pada triemester ke III, tetapi bisa timbul pada trisemester II yaitu pada kehamilan dengan mola hydatidosa.

TUJUAN

1. Untuk menghindari supaya preeklampsia tidak bertambah berat sehingga menimbulkan eklamsia (kejang-kejang) yang dapat mengakibatkan kematian.

2. Melahirkan janin hidup3. Melahirkan janin dengan resiko seminimal mungkin

KEBIJAKAN Ibu yang mengalami Tensi tinggi dan protein urin ( + )

JENIS PRE EKLAMSIA

Preeklampsia dibagi menjadi 2 :1. Preeklampsia ringan :

Tanda-tandanya :

a. Tensi 140/90mmHg-160/110mmHgb. Protein urine 5 gr/l dalam 24 jam

Percobaan rebus +/++

c. Udeem : local/general

10

Page 11: Spo Revisi Siaga Medika Edited

2. Preeklampsia berat :a. Tensi 160/110 mmHg atau lebih

Bisa juga jika : systole naik 60mmHg

diastole naik 30mmHgb. Protein urine 5 gr/l dalam 24 jam Percobaan rebus +++/+++

c. Oligo uri 500 mL/24 jamd. Odeem massife. Gangguan visus dan cerebralf. Nyeri lanbung, mual, muntahg. Penderita tacyanosis

PROSEDUR

1. Penderita diisolasi pada kamar yang gelap dan tenang dan dipasang O2

2. Diinfus D5% ditambah valium injeksi 1 ampul3. Suntik SM Inj 6 gr permulaan, kemudian SM 4 gr

setelah 6 jam, seterusnya sampai tensi minimal 140/90 mmHg

4. Pasang DC dan urine ditampung5. Dalam urine tampung 24 jam diperiksa urine

Esbacht6. Kontrol tiap jam mengenai :

a. Vital sign dan DJJb. Balance cairan / output-input.

7. Sedia tongue spatel yang dibalut gaas untuk menahan lidah agar tidak terjulur kebelakang apabila penderita kejang

8. Apabila DJJ pincang, lapor dokter, siap OK

UNIT TERKAIT Rawat Inap

11

Page 12: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PERAWATAN PENDERITA DENGAN PLACENTA PREVIA

No. Dokumen

013/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada penderita yang plasenta previa, yaitu placenta yang letaknya di segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

TUJUAN Mengatasi perdarahan, karena ini dapat mengakibatkan kematian bagi ibu maupun bayi.

KEBIJAKAN Ibu hamil yang mengalami perdarahan

PROSEDUR

1. Apabila perdarahan banyak.a. Penderita ditidurkan tanpa bantal dan posisi

transdelenburgb. Pasang oksigen dan infus NACl / RLc. Periksa HB, golongan darah dan crossd. Sedia darah untuk transfusee. Kontrol vital sign dan DJJ.f. Preoperasi lengkap tanpa lavemeng. Penderita di SC.

2. Apabila perdarahan sedikit, dilihat dulu umur kehamilannya, bila < 37 minggu dan BB < 2.500 gr :a. Penderita bedrest totalb. Cek HB, golongan darah dan cross, sediakan

darah untuk transfuse sewaktu-waktu terjadi perdarahan banyak atau pasien shock

c. Sedia O2, control DJJ 3x sehari

12

Page 13: Spo Revisi Siaga Medika Edited

3. Umur kehamilan > 37 minggu dan BB > 2.500 gr:a. Penderita disiapkan untuk SC, persiapan

lengkap tanpa lavemenb. Cek HB, golongan darah dan cross, sedia darah

untuk transfusic. Kontrol vital sign dan DJJ.

UNIT TERKAIT Rawat Inap

13

Page 14: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MENGUKUR SUHU TUBUH PADA NEONATUS

No. Dokumen

015/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2015

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANSuhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan eksternal.

TUJUAN

1. Menentukan data dasar untuk membandingkan pengukuran berikutnya.

2. Mengetahui adanya perubahan suhu.3. Mengevaluasi respon suhu tubuh terhadap

pengobatan

KEBIJAKAN Bayi yang masih dalam ruang perawatan

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Tentukan/kaji perlunya pengukuran suhu tubuh2. Kaji adanya diare, lacerasi, luka pada daerah anus /

gluteus 3. Suhu

Persiapan Alat :1. Thermometer

- Thermometer kaca merkuri- Thermometer elektronik

2. Tempat sampah3. Alat tulis dan catatan perawatanPersiapan LingkunganSuhu ruangan 26o C

14

Page 15: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan2. Memeriksa thermometer dan menurunkan air raksa

sampai dibawah 350 C3. Mencuci thermometer di bawah air mengalir4. Membuka popok / celana pasien5. Membersihkan daerah bokong / anus bila BAB

6. Member posisi sim, supine, atau prone7. Dengan tangan yang tidak dominan, buka daerah

anus8. Memasukkan thermometer ke dalam anus / rectal

sampai bat reservoir sekitar 2,5 cm (Reservoir dalam keadaan basah)

9. Mempertahankan thermometer selama 3-5 menit sambil menjepit thermometer dengan bokong

10. Mengusahakan pasien tidak bergerak11. Mengangkat thermometer dan membacanya sejajar

dengan mata12. Mengenakan kembali popok/celana pasien13. Mencuci dan mengeringkan thermometer14. Mencuci tangan

EVALUASIRespon bayi selama pengukuranBila suhu tidak normal, (hipertermi/hipotermi)

DOKUMENTASI1. Catat waktu dan hasil pengukuran suhu yang telah

dilakukan2. Tuliskan nama dan paraf perawat

UNIT TERKAIT Rawat Inap

15

Page 16: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MENGAMBIL DARAH KAPILER PADA BAYI

No. Dokumen

017/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANPengambilan darah melalui pembuluh darah kapiler, denngan cara menusuk pada daerah jari atau tumit pada kaki

TUJUAN

Mengetahui kadar glukosa, darah rutin, lecocyt, bilirubin, golongan darah, haemoglobin, CRP, diff dengan cepat.

Mengetahui adanya trauma persalinan : cephalohematoma

KEBIJAKAN Semua bayi yang dalam ruang perawatan

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Kaji daerah yang akan diambil pemeriksaan : luka,

cyanotis, bekas tusukan2. Riwayat kadar bilirubin dan jenis pemeriksaan3. Ikterik pada mukosa, kulit dan sclera4. Riwayat positif infeksi5. Trauma kelahiran6. Premature, SGA, LGAPersiapan Alat :1. Tabung kapiler2. Crystocel3. Blood Lancet (Vaccinostile)4. Alcohol 70 % / alkafil5. Kapas kering6. Hepafix / plester

16

Page 17: Spo Revisi Siaga Medika Edited

UNIT TERKAIT

7. Format laboratorium lengkap8. Sarung tanganPersiapan Klien :1. Jaga kehangatan pada lokasi penusukkan2. Memberitahu pada orang tua, tindakan pengambilan

darah kapilerPELAKSANAAN1. Mencuci tangan efektif2. Menyiapkan semua peralatan3. Membungkus kaki bayi apabila masih terasa dingin4. Menentukan lokasi yang memungkinkan dan pilih

lokasi yang tepat. (hindari permukaan anteromedia) k/p gunakan sarung tangan

5. Memegang lokasi tusukan dengan kuat6. Membersihkan lokasi tusukan dengan kapas

alcohol. (Kapas alcohol / ALKAFIL tidak terlalu basah)

7. Membiarkan kulit kering sendiri8. Memegang lancet dengan kuat dan tusukkan pada

daerah yang sudah ditentukan (900) dengan cepat.9. Menghapus tetesan darah yang keluar pertama kali

dengan kapas kering10. Memberi tekanan sekitar tusukkan secara halus

dengan memijat secara intermitten11. Menampung darah pada tabung kapiler sesuai

pemeriksaan yang diharapkan12. Menekan daerah tusukkan dengan kapas kering dan

beri hepafiks / plester untuk fiksasi.EVALUASI1. Kaji respon bayi2. Periksa hasil jenis pemeriksaan pada setiap

pengambilanPeriksa kembali luka tusukkanDOKUMENTASI1. Catat jumlah tabung kapiler yang digunakan2. Catat respon bayi3. Catat jam pengambilan darah kapiler

Rawat Inap dan Laboratorium

17

Page 18: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MERAWAT BAYI DENGAN TERAPI SINAR/PHOTOTHERAPY

No. Dokumen

019/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Phototerapi adalah sinar flourenscent yang digunakan untuk memecah bilirubin agar dapat masuk ke dalam subcutaneous (kulit) sehingga dapat diekskresikan ke dalam urine dan faeses.

TUJUAN

1. Phototherapy untuk menurunkan kadar bilirubin diatas angka normal

2. Mencegah terjadinya kern ikterus

KEBIJAKAN Bayi ikterik dengan bilirubin diatas angka normal

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Kaji kadar bilirubin pada neonatus2. Kaji keadaan ikterik pada neonatus terutama : kulit

dan sclera3. Kaji warna faeces dan urinePersiapan Alat :1. Thermometer2. Penutup mata3. Blue light4. Alas dan popok5. Celana Blue lightPersiapan Lingkungan1. Jaga jarak antara bayi dengan sinar + 30 cm, dan

usahakan agar bayi terpapar bayi lain2. Periksa keadaan blue light.

18

Page 19: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PELAKSANAAN1. Mengukur suhu bayi sebelum terapi sinar dimulai2. Membuka pakaian bayi, ganti dengan celana blue

light3. Menutup mata bayi dengan penutup mata,

kemudian difiksasi4. Membaringakn bayi di dalam box / couve untuk

disinar5. Memasang penghalang tempat tidur6. Menyalakan lampuEVALUASI1. Lakukan cek bilirubin setiap hari2. Periksa warna kulitDOKUMENTASI1. Catat jam keluar dan masuk dari couve selama

proses penyinaran2. Catat respon bayi3. Catat jumlah minum, miksi, dan defekasi (bentuk

dan warna)

UNIT TERKAIT Rawat Inap

19

Page 20: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MENYUSUKAN BAYI PADA KLIEN

No. Dokumen

021/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Kegiatan menyusui / breastfeeding adalah kegiatan antara ibu dan bayi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi bayinya dimana kegiatan tersebut dapat meningkatkan kualitas hubungan antara ibu dan anak.

TUJUAN1. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang siap saji2. Meningkatkan bonding attachment antara ibu

KEBIJAKANBayi usia satu hari dan yang tidak sedang dirawat dalam incubator

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Kaji daerah oral : kebersihan2. Kebersihan daerah mamae dan keadaan puting susu3. Reflek menelan dan menghisap bayiPersiapan Alat :1. Popok bersih

2. Buku catatan minumPersiapan Klien1. Mengidentifikasi bayi yang akan diberi minum2. Lingkungan : Jaga privasi3. Ibu bayi diminta cuci tangan sebelum dan sesudah

menyusui4. Kebersihan payudara ibuPELAKSANAAN1. Mencuci tangan 2. Mengidentifikasi bayi yang akan disusukan pada

klien

20

Page 21: Spo Revisi Siaga Medika Edited

3. Menggantikan popok bayi bila BAB/BAK

4. Menggendong bayi dan membawa bayi ke ibu : Memperhatikan nomor bayi dan klien Memanggil nama yang tertera pada gelang bayi

5. Menganjurkan ibu untuk mencuci tangannya6. Menganjurkan untuk mendisinfektan pada putting

susu dengan mengoleskan ASI pada putting susu7. Menganjurkan klien pada posisi yang

menyenangkan8. Mengamati apakah putting susu lecet9. Menyusukan pada klien. Mengamati apakah aerola

bagian atas lebih besar dibandingkan aerola bagian bawah, dagu menempel pada payudara, mulut bayi mencekap aerola.

10. Mengamati reflek isap bayi11. Menyusui 15-20 menit12. Membuat bayi bersendawa13. Mengatur posisi bayi dalam box untuk miring ke

kanan14. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya15. Mencuci tanganEVALUASI1. Kaji keadaan umum bayi setelah minum : tampak

tidur dengan tenang

2. Jumlah ASI yang diminum

3. Defekasi dan miksi

DOKUMENTASI1. Catat jam minum dan jumlah minum2. Catat keistimewaan yang ada3. Catat respon bayi sebelum dan sesudah menyusui

UNIT TERKAIT Rawat Inap

21

Page 22: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MEMBERI MINUM DENGAN MENGGUNAKAN SENDOK

No. Dokumen

023/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANPemenuhan nutrisi pada bayi khususnya yang mengalami gangguan pada reflek menelan, pernafasan cepat, palate schinizis, dll

TUJUAN

1. Memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi2. Mencegah terjadinya aspirasi3. Melatih reflek primitif : menghisap dan menelan

KEBIJAKANBayi baru lahir dengan gangguan reflek menelan, palato schinizis dan dengan pernafasan yang cepat

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Kaji kondisi payudara ibu : jumlah ASI,

pembengkakan2. Kaji reflek primitif : menghisap, menelan, dan

rootingPersiapan Alat :1. Popok2. 1 buah gelas3. 1 buah sendok thePersiapan Lingkungan1. Suhu ruangan yang sesuai2. Tempat duduk yang nyaman untuk menggendong

bayi

PELAKSANAAN1. Mencuci tangan 2. Mengganti popok bayi yang basah3. Memasang popok bayi pada dagu bayi

22

Page 23: Spo Revisi Siaga Medika Edited

4. Menuangkan ASI perah atau susu formula pada gelas sesuai dengan usia bayi

5. Menggendong bayi dengan posisi setengah duduk6. Menuangkan ASI perah ke dalam mulut bayi dari

pinggir dan dituangkan diatas lidah menggunakan sendok teh

7. Memperhatikan respon bayi selama proses berlangsung

8. Menepuk punggung bayi dengan lembut untuk disendawakan setelah minum

9. Baringkan bayi di tempat tidur dengan miring ke kanan.

EVALUASIRespon bayi selama proses pemberian nutrisi menggunakan sendok DOKUMENTASI1. Mencatat jumlah intake yang telah masuk2. Mencatat bila bayi mengalami muntah

UNIT TERKAIT Rawat Inap

23

Page 24: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MEMASANG PIPA LAMBUNG / ORO GASTRIC TUBE PADA BAYI / NEONATUS

No. Dokumen

025/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMemasukkan pipa lambung ke dalam lambung atau jejunum pada bayi melalui saluran pencernaan atas secara langsung dan berakhir dilambung

TUJUAN

1. Mengurangi distensi abdomen dengan cara menggerakkan cairan dan gas dari bagian bawah pada saluran gastrointestinal

2. Memberikan nutrisi dan medikasi serta cairan, secara langsung masuk ke saluran gastrointestinal

3. Untuk irrigasi4. Mengambil sampel pada gaster untuk pemeriksaan

diagnostic5. Mengurangi nausea dan vomiting

KEBIJAKAN Bayi yang tidak dapat makan melalui mulut Bayi dengan illeus dan dan peritonitis Bayi

PROSEDUR

PENGKAJIAN

1. Cek kembali program medik2. Kaji kebutuhan klien untuk pemasangan NGT3. Kaji status kesehatan : anomaly tenggorokan atau

esophagus, gangguan menelan, distress pernafasan, penurunan kesadaran

Persiapan Alat :1. Pipa lambung (Bayi 5-8 Fr)2. Gelas berisi air biasa atau air steril hangat3. Spuit 5-10 cc4. Stetoskop5. Plester

24

Page 25: Spo Revisi Siaga Medika Edited

6. Senter / penlight7. Kantong penampung k/p8. Sarung tangan bersihPersiapan Klien dan Keluarga :Jelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluargaPosisikan bayi (supine/semifowler)PELAKSANAAN1. Mencuci tangan2. Menggunakan sarung tangan3. Mengukur panjangnya pipa untuk neonates dari

puncak hidung ke lubang telinga lalu ke pertengahan Processus Xypoideus.

4. Member tanda panjangnya pipa lambung yang harus dimasukkan

5. Merendam pipa NGT dalam gelas berisi air hangat6. Memasukkan pipa lambung pegang kepala dengan

cara :- Bayi : cekap mandibula bayi dengan ibu jari dan jari

lain dilebarkan

7. Memasukkan pipa lambung melalui mulut8. Bila pipa sudah masuk sampai dengan oropharynx,

posisi kepala fleksi9. Memperhatikan respon kllien (adanya reflek vagal,

rasa sakit/ada tahanan, sianosis)10. Bila klien batuk-batuk, tarik sedikit pipa dan

hentikan sejenak

25

Page 26: Spo Revisi Siaga Medika Edited

11. Menggunakan penlight untuk mengetahui posisi pipa lambung

12. Melakukan tes untuk menentukan posisi NGT tepat pada lambung a.L celupkan ujung pipa NGT pada air di dalam gelas

13. Memasukkan udara 0,5-1 cc dengan cepat dan auskultasi dengan stetoscope pada quadran atas / region epi-gastrik

14. Kemudian diaspirasi lagi udara yang telah dimasukkan

15. Memfiksasi NGT dengan plester di atas bibir dan pipi

16. Menutup bagian proximal NGT atau menghubungkan dengan kantong penampung

17. Melepaskan sarung tangan18. Merapihkan pasien19. Membereskan / mengembalikan alat-alat20. Mencuci tanganEVALUASI- Respon klien terhadap pemasangan NGT- Persistent gangging paroxysmal of coughing

DOKUMENTASI- Tanggal, waktu, respon klien selama pemasangan

NGT dan cara yang telah dilakukan untuk memastikan posisi NGT tepat k/p ukur dan catat panjang pipa lambung yang tersisa (dari mulut atau hidung sampai ujung distal)

- Nama dan paraf perawat

UNIT TERKAIT Rawat Inap

26

Page 27: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MEMBERIKAN NUTRISI MELALUI PIPA LAMBUNG / ORO GASTRIC TUBE

No. Dokumen

28/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Pemenuhan kebutuhan nutrisi kepada bayi/neonatus karena tidak mampuan secara oral, baik secara reflek primitif belum memadai ataupun karena pernafasan cepat serta anomali pada saluran pencernaan bagian atas.

TUJUAN1. Memenuhi kebutuhan nutrisi secara adekuat

2. Mencegah terjadinya aspirasi

KEBIJAKAN Bayi yang tidak dapat minum melalui mulut

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Cek kembali program medik2. Kaji kebutuhan nutrisi klien melalui NGT3. Kaji pengalaman klien dan keluarga tentang

pemberian makan melalui NGT4. Kaji adanya masalah gastrointestinal : bising usus

meningkat, muntah, perubahan warna cairan lambung atau peningkatan jumlah cairan sebelum pemberian makanan / susu.

Persiapan Alat :1. Makanan cair / susu hangat jumlah sesuai pesanan

medic2. Air putih3. Gelas ukur / botol susu4. Spuit 5-10 cc5. Stetoskop

27

Page 28: Spo Revisi Siaga Medika Edited

6. Piala ginjal7. Gelas berisi air hangatPersiapan klien dan keluarga :Jelaskan tujuan pemberian makanan melalui pipa NGTAtur posisi tidur bayi / anakPELAKSANAAN1. Mencuci tangan2. Menyiapkan spuit3. Menghangatkan sampai sesuai suhu ruangan4. Memberi posisi supine/miring ke kanan dan dada

lebih tinggi5. Bayi : gunakan lipatan popok/selimut dan

tempatkan dibawah kepala dan bahu6. k/p memasang “empeng” pada bayi selama

pemberian susu7. Mengkaji kepatenan posisi OGT :

Aspirasi isi residu, bila jumlahnya lebih dari ¼ jumlah cairan sebelumnya masukkan kembali dan tunda ½ - 1 jam

Kaji karakteristik cairan yang keluar Masukan 1-2 cc udara ke dalam NGT dan

auskultasi suara di regio epigastrik kemudian aspirasi kembali

8. Melepaskan plunger dari spuit9. Mengklem pipa NGT dan menghubungkan pipa

NGT dengan spuit 5 cc atau 10 cc

28

Page 29: Spo Revisi Siaga Medika Edited

10. Menuangkan susu ke dalam spuitk/p pada awal aliran, memberikan tekanan sedikit dengan plunger

11. Mengatur kecepatan aliran12. Bayi : 5 cc tiap 5-10 menit

Membilas dengan air putih 1-2 cc13. Mengklem pipa NGT dan melepaskan spuit dari

selang. Kemudian menutup segera pipa NGT14. Merendam spuit dalam gelas berisi air hangat15. k/p menepuk-nepuk punggung bayi sampai sendawa16. Memberikan posisi miring ke kanan selama 1 jam17. Membereskan / mengembalikan alat-alat 18. Mencuci tanganEVALUASIRespon klien selama pemberian makananDOKUMENTASI- Catat jumlah, jenis dan waktu pemberian makanan- Catat jumlah dan jenis cairan lambung/isi residu- Nama dan paraf perawat

UNIT TERKAIT Rawat Inap

29

Page 30: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MEMBEDONG BAYI / SWADDLE / MUMMY RESTRAINT

No. Dokumen

031/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Swaddle/membedong bayi adalah salah satu jenis restraining dan therapeutic hugging, dimana bayi dalam posisi yang sangat dekat dengan ibu / perawat dalam kurun waktu tertentu.

TUJUAN

1. Menjaga suhu bayi agar tetap stabil2. Menjaga bayi agar aman3. Sarana untuk pengambilan darah kapiler dimana

suhu bayi akan hangat

KEBIJAKAN Bayi baru lahir

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Kaji kebutuhan pembedongan2. Kaji keadaan umum bayi : cyanosisPersiapan Alat :1. Popok bersih2. Peniti sesuai kebutuhan3. Kapas bersih yang basah4. Tempat kapas kotor5. Kain bedongPersiapan klienBayi diangkat dan dibaringkan diatas tempat kasur kecil yang telah tersedia atau box bayi. PELAKSANAAN1. Mencuci tangan efektif2. Memeriksa suhu bayi

30

Page 31: Spo Revisi Siaga Medika Edited

3. Memeriksa bayi BAB/BAK, bila ya, ganti popok dengan yang bersih, k/p mengenakan baju

4. Membedong bayi :- Membuat segitiga kecil pada salah satu ujung

bedong- Menempatkan bayi pada salah satu ujung bedong- Meluruskan tangan bayi dengan lembut (kanan),

sejajar dengan tubuh- Menarik ujung bedong sebelah kanan, dan

masukkan ke bagian bawah bokong bayi- Bila bedong panjang, lipat bagian kaki kearah

dada- Meluruskan ke bagian bawah bokong bayi

5. Membaringkan bayi ke box6. Mencuci tanganEVALUASI1. Kaji respon bayi2. Kerapihan bedong DOKUMENTASI1. Catat alasan bayi dibedong2. Catat respon bayi

UNIT TERKAIT Rawat Inap

31

Page 32: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MEMANDIKAN BAYI DENGAN PARAFIN

No. Dokumen

033/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Cairan paraffin eksternal adalah minyak yang mengandung mineral hydrocarbon, berguna untuk mengangkat kotoran yang sifatnya sudah mongering tanpa menyebabkan iritasi pada kulit

TUJUAN

1. Membersihkan bayi dari darah setelah proses kelahiran

2. Melembabkan kulit bayi

3. Mencegah kehilangan lemak berlebihan untuk mencegah terjadinya kehilangan suhu

KEBIJAKAN Bayi baru lahir

PENGKAJIANKaji kondisi bayi sebelum dimandikan- Keadaan umum- Nilai APGAR- Sudah dilakukan Bounding attachment dengan ibu

32

Page 33: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PROSEDUR

Persiapan Alat :1. 1 buah waslap2. 1 botol paraffin3. 1 buah handuk4. Peniti bayi5. Kapas rebus mata6. 1 buah thermometer7. Popok 8. Kapas basah untuk membersihkan pantat bayi9. Sisir10. Tempat kapas kotor11. Tempat popok kotor 12. Kain unuk membungkus bayi13. Selimut bayiPersiapan lingkungan1. Tempat alas mandi / meja dihangatkan

menggunakan lampu2. Handuk, popok, dan selimut sebelum dipakai

dihangatkan diatas alas yang sedang dipanaskan.PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan2. Memakai skort plastic3. Membaringkan bayi diatas meja4. Membuka kain penutup bayi

5. Mengukur suhu perectal :

- Posisi bayi sim- Thermometer dimasukkan ke anus sebatas

reservoir (Turunkan air raksa terlebih dahulu)Aturan pengukuran suhu per axilla :- Bila suhu < 36,50 C, bayi harus dihangatkan

kembali ke dalam couve atau incubator- Bila suhu > 36,50 C, bayi baru boleh

dimandikan3. Membersihkan bayi dengan waslap dengan

paraffin sebanyak 1/3 botol, sesuai urutan : kepala, leher, dada, lengan, ketiak, punggung, bokong, kaki dan genetalia

33

Page 34: Spo Revisi Siaga Medika Edited

4. Membersihkan tubuh bayi dengan handuk5. Memelihara tali pusat bayi dengan membungkus

dengan kassa6. Menimbang berat badan7. Membungkus bayi / membedong8. Meneteskan mata bayi dengan gentamicin tetes

mata pada mata kanan-kiri9. Meletakkan bayi pada couve / box yang hangat10. Mencuci tangan11. Mengukur tanda-tanda vital : HR dan pernafasan12. Mencatat hasil dan kelainan dalam status13. Mencuci tangan14. Mengukur suhu per rectal sebelum pindah ke

ruanganBila suhu < 36,50 C, bayi harus dihangatkan kembali ke dalam couve atau incubator

EVALUASI1. Observasi tanda-tanda hipotermi dan kelainan yang

ditemukan2. Respon bayi selama proses memandikanDOKUMENTASI1. Pemeriksaan fisik bayi2. Berat badan3. Keadaan tali pusat4. Kelainan pada bayi5. Tanda-tanda vital

UNIT TERKAIT Rawat Inap

MEMANDIKAN BAYI DENGAN AIR

34

Page 35: Spo Revisi Siaga Medika Edited

No. Dokumen

036/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Membersihkan kulit bayi dari\darah ibu dan vernix caseosa

TUJUAN

1. Membersihkan secara menyeluruh pada neonatus2. Mengobservasi kondisi neonates3. Membuat rasa nyaman4. Mensosialisasikan hubungan antara orangtua dan

bayi

KEBIJAKAN Bayi post lahir 24 jam dengan BB lahir normal

PROSEDUR

PENGKAJIANKaji kondisi bayi sebelum dimandikan- Keadaan umum (sesuai dengan syarat rawat

gabung)- Suhu stabil dalam 2 jam sebelum dimandikan yaitu

36,50 C – 37,50 C- Cephal hematom- Oksigenerasi - LetargiPersiapan Alat :1. 1 ember bayi berisi 2/3 air hangat2. 1 sabun mandi3. 1 kantong pencuci 4. 1 handuk5. Peniti6. Kapas rebus mata7. 1 termometer

35

Page 36: Spo Revisi Siaga Medika Edited

8. Pakaian bayi, popok dan alas9. Kasa steril10. Alcohol11. Kapas basah dan kering untuk membersihkan

pantat bayi12. Tempat kapas kotor 13. Tempat popok kotor14. Sisir15. Skort plastik16. 1 gelas berisi air matang17. Minyak telon Persiapan lingkunganLingkungan : AC dimatikanPELAKSANAAN1. Memakai skort plastic2. Perawat mencuci tangan3. Memakai masker bila perlu4. Membuka kelambu5. Mengukur suhu per axilla + 3-5 menit atau per

rectal- Posisi bayi sim- Thermometer dimasukkan ke anus sebatas

reservoir (Turunkan Hg terlebih dahulu)- Setelah dibaca, bersihkan dengan air mengalir

dan keringkan.6. Membersihkan mata bayi dengan kapas rebus dari

ujung mata ke pangkal hidung

36

Page 37: Spo Revisi Siaga Medika Edited

7. Membersihkan mulut bayi dengan kassa yang telah dibasahi dengan air matang. Dengan urutan lidah, langit-langit, bagian dalam pipi dan sekitar mulut

8. Menanggalkan selimut9. Membuka dan menutup peniti dan membuka baju

bayi10. Membuka tali pusat11. Membersihkan faeces dengan kapas basah12. Membersihkan muka bayi tanpa sabun dengan

kantong pencuci13. Menyabuni bayi dengan urutan : Kepala, telinga, leher, dada, perut, lengan, ketiak,

punggung, bokong, kaki dan terakhir alat kelamin

14. Mengangkat bayi dengan perasat garpu15. Memasukkan bayi ke dalam ember untuk

dibersihkan (perhatikan telinga)16. Membalikan bayi17. Mengangkat bayi dengan perasat garpu dan

baringkan diatas handuk untuk dikeringkan (Tidak diberi lotion dan bedak)

18. Memperhatikan keadaan umum dan kelainan pada bayi

19. Memelihara tali pusatMembungkus tali pusat dengan kassa kering

20. Memberikan minyak telon pada daerah dada, perut, dan punggung

21. Menimbang berat badan bayi22. Mengenakan baju bayi dan popok kemudian

memasang peniti23. Menyisir rambut24. Meletakkan bayi diatas alas dan bedongEVALUASIRespon bayi selama proses memandikan

DOKUMENTASI1. Berat badan dan waktu memandikan2. Keadaan tali pusat3. Suhu dan menilai keadaan bayi4. Karakteristik faeces dan urine

37

Page 38: Spo Revisi Siaga Medika Edited

UNIT TERKAIT Rawat Inap

38

Page 39: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MENGGANTI POPOK BAYI ( BAB/BAK )

No. Dokumen

040/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Menjaga keutuhan kulit/integritas kulit

TUJUAN

1. Menjaga kebersihan kulit daerah bokong dan perianal

2. Mencegah terjadi ruam popok, rush, kemerahan3. Menjaga rasa nyaman

KEBIJAKAN Semua bayi yang masih dalam perawatan

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Kaji kebutuhan eliminasi pada bayi2. Kaji warna, frekuensi BAB/BAK .Persiapan Alat :1. Popok bersih2. Peniti sesuai kebutuhan3. Kapas bersih yang basah4. Tempat kapas kotor5. Ember tempat pakaian kotorPersiapan klienBayi diangkat dan dibaringkan diatas tempat kasur kecil yang sudah disediakan atau dalam box/tempat tidur ibu.PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan efektif2. Melepaskan popok :

- Membuka dan menutup peniti (letakkan agak jauh dari bayi dalam keadaan tertutup)

- Popok dibuka, dilipat, diangkat dan dimasukkan ke dalam ember (bila bayi buang

39

Page 40: Spo Revisi Siaga Medika Edited

air besar, ujung popok dilipat ke bawah bokong, lalu bersihkan bokong dengan kapas dari arah depan ke belakang)

3. Mengenakan popok :- Meletakkan popok bersih di bawah bokong

(dengan lipatan sesuai jenis kelamin)- Memakaikan popok dengan rapih sesuai

dengan :a. Metode tradisionalb. Metode sumoc. Metode perry poter

- Memasang peniti dengan meletakkan 2 jari tangan kiri perawat diantara badan bayi dan popok

4. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya5. Mencuci tanganEVALUASI1. Kaji respon verbal dan nonverbal2. Warna dan frekuensi defekasi/miksi3. Kerapihan popok dan fiksasiDOKUMENTASI1. Catat hasil kajian BAB / BAK dan ruam popok

dalam status bayi2. Catat respon bayi

UNIT TERKAIT Rawat Inap

40

Page 41: Spo Revisi Siaga Medika Edited

METODE KANGURU

No. Dokumen

042/SPO.dok/VII/14No. Revisi

1Halaman1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Suatu tindakan dengan melakukan kontak skin to skin antara ibu dengan bayi yang mempunyai berat badan lahir <2500 gram

TUJUANUntuk menjegah bayi hipetermi / kedinginan

KEBIJAKANIbu Post Partum Dengan berat badan bayi bari lahir rendah

PROSEDUR1. Mempersiapkan alat :

a. Baju bersihb. Selendang c. Pemotong kukud. Perlengkapan bayie. Handuk kecilf. Timbangan bayig. Thermometerh. Stetoskopi. Tempat pakaian kotor

2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang manfaat dan cara melakukan metode kanguru :a. Bidan harus memahami lingkungan keluarga, siapa

yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan

b. Menjelaskan pada keluarga mengapa bayi harus dirawat

3. Mempersiapkan ibu :a. Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara

mandi dengan sabun 2-3 kali seharib. Kuku dan tangan harus bersih

41

Page 42: Spo Revisi Siaga Medika Edited

c. Baju ibu/kanguru harus bersih dan hangat yaitu dengan mencuci baju dan menghangatkannya setiap kali sebelum di pakai

4. Mempersiapkan bayi :a. Bayi perlu memakai penutup kepala/topo dan popk

selama penggunaan metode kanguru.b. Setiap popok yang basah akibat BAB/BAK segera

digantic. Bayi tidak dimandikan, cukup dibersihkan dengan

kain bersih dan hangat5. Menggunakan baju biasa :

a. Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH dan baju dalam

b. Pakai baju yang dapat renggangc. Bagian bawah baju diikat dengan pengikat

baju/tali pinggang/kaind. Kain baju dihangatkan (dijemur, disinarkan

matahari, memakai setrika)e. Pakai pakaian metode kanguru sepanjang hari,

baik oada waktu istirahat/tidurf. Lepaskan baju bayi hanya untuk membersihkan

popok dan mengganti baju kanguru ibu

6. Memposisikan bayi :a. Letakan bayi dalam posisi vertical, letaknya dpat

di tengah payudara /sedikit ke sampingkanan/kiri sesuai kenyamanan bayi dan ibu

b. Saat ibu duduk/tidur, posisi bayi tetap tegak mendekap ibu

c. Setelah bayi di masukan kedalam baju, ikat kain selendang disekeliling/mengelilingi ibu dan bayi

d. Usahakan kulit bayi kontak langsung dengan kulit ibunya terus menerus

7. Memberikan informasi pada ibu tentang tanda-tanda :a. Pernafasan bayi jika terlalu pelan/sulit/kurang

teraturb. Panas bayi dan jika menjadi dingin sedikit/panasc. Gerakan bayi dan jika dia lesu gemetard. Apakah berat badan bayi naik teruse. Setiap popok bayi yang basah akibat BAK/BAK

segera diganti

42

Page 43: Spo Revisi Siaga Medika Edited

UNIT TERKAITRAWAT INAP

PEMBERIAN VAKSIN HEPATITIS

No. Dokumen

045/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

Ditetapkan

Direktur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN

Memberikan injeksi berisi vaksin hepatitis yang diberikan pada bayi

baru lahir

TUJUAN Untuk mencegah bayi dari penyakit hepatitis

KEBIJAKAN Bayi Baru Lahir

1. Menyiapkan alat

a. Vaksin hepatitis dalam kemasan siap pakai

43

Page 44: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PROSEDUR

b. Kapas alcohol

c. Bengkok

d. Kursi

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan anak/pasien

4. Mengatur posisi anak/pasien

a. Dudukan anak dipangkuan bayi

b. Lengan kanan bayi dikempit di ketiak ibu

c. Ibu menopang kepala bayi

d. Tangan kiri ibu memegang pundak kiri bayi

e. Tangan kanan ibu memegang kedua paha bayi

5. Menyiapkan vaksin hepatitis yang tersedia dalam

bentuk siap pakai, dengan dosis 0,5 ml. perhatikan

tanggal kedaluarsa vaksin tersebut.

6. Menyatukan antara pangkal jarum dengan lubang yang

menghubungkan ke cairan vaksin sampai terdengan

bunyi untuk memastikan bahwa jarum sudah

menembus batas vaksin.

7. Jangan membuka tutup jarum dan memencet bagian

vaksin sebelum disuntikan keasien. Biarkan saja

setelah jarum menembus batas vaksin.

8. Membuka tutup jarum yang ada vaksin.

9. Membersihkan daerah yang akan diinjeksi dengan

kapas basah dengan memegang paha yang akan

disuntik dengan jari-jari yang kiri bidan.

10. Melakukan penuntikan di 1/3 luar bagian paha bayi

secara intra muscular.

11. Memasukan pelan-pelan vaksin dengan memencet

bagian vaksin sampai benar-benar habis, lalu mencabut

jarum dan mengusap bekas suntikan denagn kapas

alcohol untuk membersihkan kulit.

12. Membereskan dan merapikan alat-alat yang telah

44

Page 45: Spo Revisi Siaga Medika Edited

digunakan dibuang ke bengkok.

13. Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan

mengeringkan dengan lap kering.

14. Melakukan pendokumentasian tindakan yang telah

dilakukan di status pasien

UNIT TERKAITRawat Inap

PEMERIKSAAN VAGINA TOUCHER (VT)

No. Dokumen

047/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan dalam

TUJUANMengetahui diagnosis persalinan dan kemajuan proses kemajuan

KEBIJAKAN Ibu bersalin

45

Page 46: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PROSEDUR

1. Menyiapkan alata. APD (topi, clemek, kaca mata, masker, sepatu

boot)b. Com berisi kapas DTTc. Com berisi air DTTd. Koretange. Handscoondf. Waskom plastic berisi larutan cloorin 0,5%g. Ember sampah

2. Memakai APD3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir4. Memakai handscoond5. Membersihka vulva dengan kapas DTT6. Memastikan tidak ada kontraksi7. Tangan kiri membuka vulva dengan jari telunjuk dan

ibu jari melakukan inspeksi8. Menekankan komisura posterior dengan jari tengah,

memasukan jari telunjuk kedalam vagina diikuti dengan jari tengah

9. Menilai dinding vagina, portio, pembukaan, selaput ketuban, presentasi, posisi dan penurunan bagian terbawah

10. Keluarkan tangan secara berlahan11. Mencelubkan tangan ke dalam larutan clorin 0,5%

dan leas sarung tangan secara terbalik12. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,

melepas clemek13. Mendokumentasikan tindakan

UNIT TERKAIN RAWAT INAP

46

Page 47: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MENERIMA KLIEN HAMIL PADA KUNJUNGAN PERTAMA DI RUANG BERSALIN

No. Dokumen

049/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMenerima klien yang datang ke ruang bersalin karena waktu melahirkan telah tiba

TUJUANMenetapkan laporan dengan klien selama wawancara awal, pengumpulan data, proses persiapan

47

Page 48: Spo Revisi Siaga Medika Edited

KEBIJAKAN Klien sudah waktunya melahirkan

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Surat rujukan2. Identitas klien, suami serta data Demografi3. Benda-benda berharga diserahkan kepada keluargaPersiapan Alat :1. Format pengkajian 2. Pita pengukur3. Stetoskop leanec / doppler4. Reflek Hammer5. Alat tulis6. Tempat tidur untuk periksa7. Timbangan BB8. Termometer9. Tensimeter10. 1 sarung tangan steril 11. 1 pasang sarung tangan sekali pakai 12. Piala ginjal13. Kapas desinfektan / dekontaminasi14. Pasu15. Tempat sampah

48

Page 49: Spo Revisi Siaga Medika Edited

Persiapan Klien :1. Ciptakan hubungan saling percaya2. Perkenalkan diri dengan ramah3. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien4. Jaga PrivasiPELAKSANAAN1. Menimbang Berat Badan Klien2. Menganjurkan klien untuk BAB/BAK3. Mengantarkan klien ke ruangan 4. Menganjurkan klien untuk ganti baju dan kain5. Mengidentifikasi riwayat kehamilan dan persalinan

lalu6. Mengidentifikasi keluhan klien7. Mengidentifikasi kesehatan pasien dan keluarga8. Mengidentifikasi kontraksi, show dan atau

perdarahan, jumlah gravida-partus-abortus, waktu dan jumlah cairan dan makanan, alergi terhadap makanan dan obat-obatan, pengetahuan dasar dan harapan untuk keterlibatan dari pendamping persalinan, rencana untuk memberi makan pada bayi.

9. Memberikan informasi tentang peraturan institusi, lingkungan ruang persalinan, apa yang diharapkan berikutnya.

10. Memeriksa fisik (sesuai standard)- Tanda-tanda vital- Kontraksi uterus

49

Page 50: Spo Revisi Siaga Medika Edited

- Inspeksi dan palpasi abdomen dengan manuver Leopold’s I-IV

- Auskultasi denyut jantung janin11. Mempersiapkan area perineal ( mencukur sesuai

prosedur )EVALUASI- Keadaan kehamilan saat ini- Persalinan fisiologis / patologis- Kondisi janin- Respon verbal dan non verbal

DOKUMENTASI- Pada fase aktif ( mulai pembukaan 4 cm ) buat

partograf- Catat semua hasil pemeriksaan

UNIT TERKAIT Ruang Bersalin dan Rawat Inap

50

Page 51: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA I

No. Dokumen

052/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMendampingi klien sejak fase laten sampai pembukaan lengkap

TUJUAN

1. Meningkatkan kesiapan emosi dan fisik klien / pasangan terhadap persalinan

2. Meningkatkan dan mempermudah kemajuan persalinan normal

3. Mendukung kemampuan koping klien / pasangan

4. Mencegah komplikasi maternal / janin5. Meningkatkan kesejahteraan janin

KEBIJAKAN Klien hamil dengan pembukaan lengkap

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Kontraksi uterus ( intensitas,durasi dan frekuensi )2. Tanda-tanda vital3. Keluaran vagina terhadap warna , jumlah4. DJJ5. Eliminasi BAK6. Asupan cairan dan makanan7. Mood dan aktifitas umum 8. Rasa tidak nyaman9. Penggunaan obat-obatan tradisional yang

berpengaruh terhadap proses persalinanPersiapan Alat1. Tensi meter, termometer2. 1 stetoskop monokuler / Doppler

51

Page 52: Spo Revisi Siaga Medika Edited

3. 1 piala ginjal4. Alat tulis dan format PengkajianPersiapan Klien :1. Jaga privasi2. Anjurkan untuk mengganti baju3. Posisi berbaring rileksPELAKSANAAN1. Memberikan perawat primer atau dukungan

profesional kontinu2. Mengorientasikan klien pada lingkungan, staf dan

prosedur. Beri informasi tentang perubahan fisiologis dan psikologis sesuai kebutuhan

3. Mengkaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk melahirkan, latar belakang budaya dan peran orang terdekat

4. Memantau tekanan darah dan nadi sesuai indikasi saat klien rileks

5. Memantau kontraksi uterus setiap 30’-60’, status janin, perdarahan vagina dan dilatasi serviks

6. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut

7. Mendemonstasikan metode persalinan dan relaksasi, memberikan tindakan kenyamanan

8. Menjaga privasi9. Mengkaji kebutuhan klien terhadap asuhan

10. Menganjurkan klien untuk berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin

11. Memberikan informasi tentang prosedur dan kemajuan persalinan

12. Memantau kebutuhan nutrisi dan cairan

52

Page 53: Spo Revisi Siaga Medika Edited

1. Menganjurkan klien untuk berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin

2. Memberikan informasi tentang prosedur dan kemajuan persalinan

3. Memantau kebutuhan nutrisi dan cairan4. Menganjurkan klien untuk mengosongkan

kandung kemih sedikitnya 2 jam sekali5. Memantau tanda vital setiap 4 jam sekali atau

sesuai indikasi, memantau DJJ setiap jam sekali

6. Memantau karakter cairan amnion

7. Melakukan persiapan perineal bila diindikasikan8. Memberi enema pembersih bila perlu9. Melakukan manuver Loepold untuk menentukan

posisi janin, punggung dan presentasi10. Memantau DJJ dengan sering, perhatikan variasi

DJJ11. Mengkaji sifat dan jumlah tampilan vagina,

dilatasi serviks, penonjolan, lokasi janin dan penurunan janin

12. Menganjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau meniup bila ia merasakan dorongan untuk mengejan

22. Periksa DJJ dengan segera bila pecah ketuban dan 5 menit kemudian. Observasi perinium klien terhadap prolapsus tali pusat. Bila bagian presentasi belum masuk pelvis anjurkan klien untuk tirah baring.

EVALUASI- Kemajuan persalinan sesuai dengan partograf - Respon verbal dan non verbalDOKUMENTASI1. Catat waktu dan hasil pemeriksaan dan

keistimewaan yang ditemukan2. Catat respon klien

UNIT TERKAIT Ruang Bersalin dan Rawat Inap

PEMERIKSAAN VAGINA TOUCHER (VT)

53

Page 54: Spo Revisi Siaga Medika Edited

No. Dokumen

055/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan dalam

TUJUANMengetahui diagnosis persalinan dan kemajuan proses kemajuan

KEBIJAKAN Ibu bersalin

54

Page 55: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PROSEDUR

1. Menyiapkan alat1) APD (topi, clemek, kaca mata, masker,

sepatu boot)2) Com berisi kapas DTT3) Com berisi air DTT4) Koretang5) Handscoond6) Waskom plastic berisi larutan cloorin

0,5%7) Ember sampah

2. Memakai APD3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir4. Memakai handscoond5. Membersihka vulva dengan kapas DTT6. Memastikan tidak ada kontraksi7. Tangan kiri membuka vulva dengan jari

telunjuk dan ibu jari melakukan inspeksi8. Menekankan komisura posterior dengan jari

tengah, memasukan jari telunjuk kedalam vagina diikuti dengan jari tengah

9. Menilai dinding vagina, portio, pembukaan, selaput ketuban, presentasi, posisi dan penurunan bagian terbawah

10. Keluarkan tangan secara berlahan11. Mencelubkan tangan ke dalam larutan clorin

0,5% dan leas sarung tangan secara terbalik12. Mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir, melepas clemek13. Mendokumentasikan tindakan

UNIT TERKAIN RAWAT INAP

55

Page 56: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA II

No. Dokumen

057/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMemberikan asuhan keperawatan klien mulai diatasi serviks penuh dan berakhir dengan lahirnya janin

TUJUAN

1. Memudahkan kemajuan normal dari persalinan dan turunnya janin

2. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin3. Mendukung keinginan klien / pasangan berkenaan

dengan pengalaman melahirkan, mempertahankan keamanan sesuai prioritas

KEBIJAKAN Klien hamil dengan pembukaan lengkap

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Aktifitas atau istirahat (kelelahan, lingkungan

hitam sekitar mata)2. Sirkulasi (peningkatan tekanan darah diantara

kontraksi)3. Integritas ego (respon emosional, hilang kontrol)4. Eliminasi (keinginan untuk devikasi saat

kontraksi, keluarnya feses, distensi kandung kemih)

5. Nyeri / ketidaknyamanan6. Pernapasan (peningkatan frekuensi pernapasan)7. DJJ8. Seksualitas (dilatasi serviks penuh, peningkatan

perdarahan vagina, penonjolan perineum, vulva

56

Page 57: Spo Revisi Siaga Medika Edited

membuka, anus membuka, membran aniom ruptur, tampak bagian terendam janin)Persiapan Alat1. 1 set partus2. 1 pasu dengan larutan dekontaminasi3. 1 pasu dengan kapas savlon 1%4. 2 piala ginjal5. Bethadin6. Yodium 2%7. 1 pasu kecil kapas basah8. 1 pot plasenta9. 1 pengisap lender10. 1 ember besar tertutup11. 4 perlak kecil

12. 4 kain alas13. Stetoskop monokuler / dopller14. Lemari bayi yang hangat15. Timbangan plasenta16. Gelas pengukur darah

17. kantong plastik untuk tempat plasenta

18. Sepasang sepatu BOOT19. Kaca mata geogle20. SkortPersiapan Klien :1. Jaga privasi2. Beri posisi yang nyaman untuk meneran

57

Page 58: Spo Revisi Siaga Medika Edited

3. Atur posisi pendamping4. Jelaskan keadaan klien dan pertolongan persalinan

yang akan dilakukan

PELAKSANAAN1. Mengidentifikasi derajat kenyamanan dan

sumbernya2. Memberi tindakan kenyamanan3. Memantau aktifitas uterus pada saat kontraksi4. Memberi informasi dan dukungan yang

berhubungan dengan kemajuan persalinan5. Menganjurkan klien untuk mengatur upaya

mengejan dengan spontan, mendorong selama kontraksi, tekankan pentingnya menggunakan otot abdomen dan merelaksasikan otot dasar pelvik

6. Memantau penonjolan perineal dan rektal, pembukaan muara vagina

7. Memantau klien untuk memilih posisi meneran yang mengoptimalkan sirkulasi seperti posisi rekumben lateral, fowler, berdiri saat mendorong atau jongkok

8. Menjelaskan pada klien kapan waktu yang tepat untuk meneran, anjurkan untuk relaksasi diantara kontraksi

9. Pantau tekanan darah, nadi klien dan DJJ10. Mengkaji kepenuhan kandung kemih kalau perlu

kateterisasi diantara kontraksi

58

Page 59: Spo Revisi Siaga Medika Edited

11. Memberi cairan perolal12. Membantu upaya menorong saat kepala keluar,

istruksikan klien untuk napas pendek dan cepat selama proses

13. Membantu menolong pada saat melahirkan bayia. Menilai APGAR bayi baru lahirb. Mengisap lendir (k/p)c. Mengeringkan tubuh bayid. Melakukan resusitasi bila diperlukane. Membantu pasien memposisikan bayi diatas

dada ibuf. Memfasilitasi kontak dan inisiasi dinig. Memotong dan merawat tali pusat

14. Melahirkan plasentaEVALUASI1. Respon klien dan keluarga verbal dan non verbal

2. Persalinan normal

3. Rediko HPP : kontraksi uterus, TFU, jumlah pendarahan

4. Kondisi bayi

DOKUMENTASICatat seluruh hasil pertolongan persalinan pada status klien

UNIT TERKAIT Ruang Bersalin dan Rawat Inap

AMNIOTOMI

59

Page 60: Spo Revisi Siaga Medika Edited

No. Dokumen

061/SPO.dok/VII/14

No. Revisi1

Halaman1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Melakukan pemecahan kulit ketuban ibu untuk membantu proses persalinan

TUJUAN Membantu proses persalinan

KEBIJAKAN Ibu bersalin dengan pembukaan lengkap namun kulit ketuban belum pecah

PROSEDUR 1. Menyiapkan alat a. bak instrument berisi ½ kocher dan hanscoonb. kom dan tutup dengan kapas DTTc. kom dan tutup dengan air DTT

2. Menggunakan APD dan mencuci tangan3. Menggunakan sarung tangan 4. Membersihkan vulva dengan kapas DTT 5. Melakukan vagina touched (vt) dengan tangan tetap

didalam6. Tangan kiri mengambil ½ kocher kemudian dimasukan

disela-sela jari telunjuk dan jari tangah untuk melindungi bagian yang tajam

7. Setelah sampai di selaput ketuban, putar ½ kocher dengan bagian tajam menghadap selaput amnion. Sedangkan tangan kiri pindah diatas fundus untuk memantau kontraksi

8. Saat kontraksi sudah menurun, robekkan ujung kocher keselaput amnion

9. Mengeluarkan ½ kocher dengan cara yang sama saat memasukan. Sedangkan tangan kanan tetap di dalm vagina untuk mengatur keluarnya air ketuban, untuk

60

Page 61: Spo Revisi Siaga Medika Edited

mengetaahui penurunan kepala, dan memastikan tidak ada bagian janin yang menumbung

10. Menilai air ketuban berupa jumlah, warna (jernih/darah/mekonium)

11. Keluarkan tangan secara berlahan, mencelukan tangan bersarung tangan dalam klorin 0,5% lepas handscoon dalam keadaan terbalik

12. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir 13. Memeriksa DJJ14. Mendokumentasikan tindakan

UNIT TERKAIT RAWAT INAP

EPISIOTOMI

61

Page 62: Spo Revisi Siaga Medika Edited

No. Dokumen

063/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Melakukan pengguntingan daerah perinium

TUJUANMembantu pelebaran jalan lahir

KEBIJAKAN Ibu bersalin dengan perineum kaku

PROSEDUR

1. Persiapan,Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

2. Membersihkan vulva3. Memberitahu ibu akan di suntik didaerah

perineum dengan anastesi local (lidokain 1%), pastikan bahwa anastesi sudah bekerja

4. Lindungi daerah dalam perineum dengan jari telunjuk dan tengan tangan kiri dengan agak direnggangkan

5. Melakukan episiotomy denga gunting episiotomy yang tajam pada komisura posterior 45 derajad kearah mediolateral sepanjang sekitar 3-4cm

6. Episiotomy dilakukan dengan satu kali guntingan

7. Menekan daerah luka episiotomy dengan kassa 8. Membereskan alat dan mendekontaminasikan

dalam larutan clorin 0,5%9. Cuci tangan, lepas clemek10. Mendokumentasikan tindakan

Unit terkait Rawat inap

MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA III

62

Page 63: Spo Revisi Siaga Medika Edited

No. Dokumen

064/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMendampingi klien mulai melahirkan bayi dan berakhir dengan pelepasan dan pengeluaran plasenta (1-30 menit)

TUJUAN

1. Meningkatkan kontraktivitas uterus2. Mempertahankan volume cairan sirkulasi3. Meningkatkan keamanan maternal dan bayi baru

lahir4. Mendukung interaksi orang tua - bayi

KEBIJAKAN Klien hamil dengan pembukaan lengkap

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Aktifitas atau istirahat (perilaku dari senang

sampai letih)2. Sirkulasi (peningkatan tekanan darah, frekuensi

nadi melambat)3. Makana / cairan (kehilangan darah normal 250 –

300 ml)4. Nyeri / ketidaknyamanan (tremor kaki /

menggigil)5. Keamana (perkuasan episiotomi atau laserasi jalan

lahir)6. Seksualitas (darah berwarna hitam, tali pusat

memanjang pada vagina, uterus bentuk globdular dan meningkatkan abdomen)

Persiapan Alat1. Tensi meter2. Termometer3. Format pengkajian dan alat tulis

63

Page 64: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PERSIAPAN KLIEN1. Jaga privasi2. Beri posisi yang nyaman3. Fasilitas inisiasi dini4. Beri suntikan 1 ampul sintosinom i.mPELAKSANAAN1. Memerikasa kontraksi uterus, tinggi fundus uteri,

kandung kemih dan mengontrol perdarahan pasca persalinan

2. Mengobservasi tanda-tanda lepasnya plasenta3. Melahirkan plasenta4. Masase uterus dengan perlahan setelah

mengekuarkan plasenta5. Mengobservasi robekan jalan lahir6. Mengukur jumlah perdarahan7. Memerikasa kelengkapan plasenta (inspeksi

permulaan plasenta maternal dan janin. Perhatikan ukuran, insersi tali pusat, keutuhan dan kalsifikasi)

8. Fasilitas interaksi antara klien / pasangan dan bayi baru lahir sesegera mungkin setelah melahirkan

9. Berikan klien dan ayah kesempatan menggendong bayi dengan segera setelah kelahiran bila kondisi memungkinkan

10. Bersihkan badan ibu, ganti pakaian dan linen basah

EVALUASI1. Keadaan klien dan bayi baru lahir2. Respon verbal dan non verbal klien dan pasanganDOKUMENTASICatat semua hasil temuan kedalam format

UNIT TERKAIT Ruang bersalin dan Rawat Inap

TINDAKAN PENJAHITAN LASERASI PERINEUM DERAJAD II

64

Page 65: Spo Revisi Siaga Medika Edited

No. Dokumen

066/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Melakukan penjahitan pada luka perineum yang di sebabkan karena persalinan

TUJUAN Mengurangi perdarahan akibat laserasi

KEBIJAKAN Ibu bersalin dengan laserasi derajad II

65

Page 66: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PROSEDUR

1. Memakai APD, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

2. Mendekatkan alat ( korentang, nalpuder, kassa, lodokain, catgut, jarum, spuit, sarung tangan, bengkok, gunting)

3. Memberikan injeksi anastesi lokal4. Memastikan anastesi sudah bereaksi dengan

baik5. Lakukan inspeksi untuk melihat robekan dan

menilai keadaan luka, dekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana menjahitnya menjadi satu dengan mudah

6. Buat jahitan pertama 1 cm diatas (proximal ujung laserasi) dibagian daam vagina kemudian ikatkan dengan simpul mati, potong ujung benang yang bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa 1 cm

7. Lanjutkan penjahitan mukosa vagina dengan teknik jelujur jahit kebawah kearah cincin hymen sampai jarum kedalam mukosa vagina lalu kebawah cincin hymen sampai jaruum ada dibawah laserasi

8. Teruskan jahit jaringan subkutis kanan dan kiri kearah atas hingga tepat dimuka lingkaran hymen

9. Ikat benang dengan mengikat simpul mati didalam vagina, potong ujung benang dan sisakan kurang lebih 1.5 cm

10. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal didalam

11. Masukan jari kelingking kedalam anus untuk memastikan anus terjahit

12. Bersihkan bagian genetalia, bantu ibu ke posisi yang nyaman

13. Bereskan alat, cuci tangan, lepas clemek14. Mendokumentasikan tindakan

UNIT TERKAIT RAWAT INAP

66

Page 67: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA IV

No. Dokumen

068/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMemberikan asuhan keperawatan klien mulai pengeluaran plasenta sampai dengan 4 jam setelah melahirkan

TUJUAN

1. Mencegah hemoragi2. Memberikan kenyamanan fisik, nutrisi, keamanan

dan eliminasi3. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga

untuk mulai mengintegrasikan proses kelahiran menjadi pengalamanhidup mereka

4. Memelihara proses pendekatan dengan neonatus

KEBIJAKAN Klien hamil dengan pembukaan lengkap

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Tanda vital2. Fundus uteri3. Kandung kemih4. Lokea5. Perineum6. Ketidaknyamanan7. Interaksi anak orang tua8. Status emosiPersiapan Alat1. Tensi meter2. Termometer3. Format dan pengkajian alat tulis

67

Page 68: Spo Revisi Siaga Medika Edited

Persiapan Klien1. Jaga privasi2. Beri posisi yang nyaman3. Fasilitasi inisiasi diniPELAKSANAAN1. Memberikan posisi tirah baring2. Messase lembut dan intermiten pada fundus uteri3. Mengidentifikasi lokea terhadap jumlah dan

karkteristik4. Menganjurkan klien untuk berkemih secara teratur5. Menjelaskan fisiologi anterpain normal pada ibu6. Menganjurkan klien untuk melakukan teknik

relaksasi diri7. Membantu klien untuk memenuhi kebutuhan

higiene kulit8. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisiEVALUASI1. Keadaan klien dan bayi baru lahir2. Respon verbal dan non verbal klien dan pasanganDOKUMENTASICatat semua hasil temuan kedalam format

UNIT TERKAIT Ruang Bersalin dan Rawat Inap

MERAWAT PAYUDARA PADA MASA NIFAS

68

Page 69: Spo Revisi Siaga Medika Edited

No. Dokumen

070/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIAN Merawat payudara klien post partum mulai hari kedua

TUJUAN

1. Memelihara kebersihan payudara2. Melancarkan pengeluaran ASI3. Mencegah pembendungan ASI4. Melancarkan produksi ASI

KEBIJAKAN Klien post partum

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Pengetahuan klien tentang menyusui2. Kondisi payudara3. Inisiasi diniPersiapan Alat1. Minyak kelapa bersih secukupnya2. 1 pasu berisi air hangat3. 1 pasu berisi air dingin4. 2 kantong pencuci5. 1 handuk6. BH yang menyokong payudara7. Kursi bersandarPersiapan Klien :1. Menjelaskan pada klien prosedur yang akan

dilakukan2. Klien duduk dikursi pada posisi yegak yang

bersandarLingkungan : jaga privasi

69

Page 70: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan efektif2. Menganjurkan klien membuka pakaian atas dan

BH3. Meletakan handuk di bawaj mamae klien4. Melicinkan tangan dengan minyak5. Pengurutan pertama, menempatkan kedua telapak

tangan diantara kedua buah dada klien dan menggerakan kedua tangan tersebut kearah atas, samping, bawah, dan melepasnya. Ulang selama 5 menit

6. Pengurutan kedua (friction), sokong payudara kiri dengan tangan kiri, 3 jari tangan kanan, buat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan, setiap payudara minimal 2 gerakan selama 5 menit

7. Pengurutan ketiga, telapak tangan kiri menyokong payudara kiri, tangan kanan dengan sisi kelingking mengurut buah dada kearah puting susu, lakukan gerakan ini 30 kali / 5 menit. Lakukan hal ini pada payudara kanan

8. Merangsang payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian / selang seling selama 5 menit untuk setiap buah dada

9. Buah dada dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk

10. Mengenakan BH yang menyokong11. Menyelesaikan alat-alat pada tempatnya12. Mencuci tanganEVALUASI1. Keadaan buah dada2. ASI (pengeluaran dan jumlah ASI)3. Perhatikan penempatan pengurutan mamae yang

dilakukan klienDOKUMENTASI1. Catat keadaan buah dada dan jumlah ASI2. Catat kemampuan ibu melaksanakan pengurutan

buah dada3. Catat respon klien

70

Page 71: Spo Revisi Siaga Medika Edited

UNIT TERKAIT Rawat inap

71

Page 72: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MENOLONG ELIMINASI BAB / BAK PADA KLIEN NIFAS

No. Dokumen

073/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMembantu klien post partum untuk memenuhi kebutuhan eliminasi buang air kecil

TUJUANMemberikan rasa nyaman dan membantu memperlancar proses involusi

KEBIJAKAN Post partum yang diharuskan bedrest

PROSEDUR

PENGKAJIANKebutuhan eliminasi BAB / BAK1. Pengetahuan klien tentang menyusui2. Kondisi payudara3. Inisiasi diniPersiapan Alat1. 2 sarung tangan sekali pakai2. Pasu surungan3. Tempat pembalut kotor tertutup4. Air pembilas vulva5. Pembalut wanita steril6. Korentang steril7. GuritaPersiapan Klien :1. Jelaskan kepada klien mengenai prosedur yang

akan dilakukan2. Jaga privasiPELAKSANAAN1. Mencuci tangan efektif dan jaga privasi2. Memakai sarung tangan

72

Page 73: Spo Revisi Siaga Medika Edited

3. Membuka gurita seluruhnya4. Mengangkat pembalut kotor, kemudian

memasukan kedalam tempat pembalut yang tertutup

5. Memberikan kesempatan pada klien untuk BAB / BAK

6. Menyiram vulva dengan air7. Mengangkat pasu surungan8. Mengambil pembalut steril9. Memakai pembalut steril dan memakai celana

dalam10. Memakaikan gurita sesuai prosedur11. Memakaikan pakaian bawah12. Mencuci tangan13. Membereskan semua alat dan simpan pada

tempatnyaEVALUASI1. Respon klien verbal dan non verbal2. Lochea dari warna, bau dan jumlahDOKUMENTASI1. Catat kontraksi dan fundus uteri2. Hasil pengamatan kedalam format klien

UNIT TERKAIT Rawat Inap

73

Page 74: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MEMANDIKAN KLIEN POST PARTUM

No. Dokumen

075/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 6

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMemandikan merupakan tindakan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik maupun psikisnya

TUJUAN

1. Membersihkan kulit2. Memberi rasa nyaman3. Merangsang sirkulasi darah4. Membersihkan sekresi keringat6. Memberikan aktifitas ringan

KEBIJAKAN Klien post partum yang diharuskan bedrest

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Kaji tingkat mobilisasi klien2. Kaji tingkat kebutuhan bantuan akan memandikan3. Kaji kontraksi uterus, TFU, kandung kemih dan

perdarahan4. Kaji kebiasaan mandi, produk yang digunakan dan

frekuensi mandi5. Kaji adanya masalah – masalah kulitPersiapan Alat1. 2 buah handuk untuk bagian atas dan bawah2. 2 buah kom mandi untuk bagian atas dan bawah3. Perlak dan kain alas kecil4. Alat tenun tempat tidur k/p5. Tempat alat tenun kotor6. Bedak, deodorant, lotion7. k/p susu surungan8. sarung tangan sekali pakai

74

Page 75: Spo Revisi Siaga Medika Edited

Persiapan Klien dan Lingkungan1. Menjelaskan prosedur pada klien2. Menyiapkan lingkungan dengan menutup tebir

disekililing tempat tidur, pintu, jendela, lingkungan yang nyaman (AC, kipas angin dimatikan)

3. Atur ketinggian tempat tidur supaya perawat nyaman dalam bekerja

PELAKSANAANLipat selimut dan tutupkan dikaki tempat tidur, singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan. Bantu klien untuk bergerak ke sisi dekat dengan perawatMuka dan LeherBentangkan handuk atas di bawah kepala.Cuci mata dengan wash lap atas dengan arah dari bagian dalam keluar1. Cuci daerah muka, telinga, leher kemudian

keringkan dengan handuk atas, sebelumnya tanyakan apakah akan menggunakan sabun

2. Lepaskan handuk dari bawah kepala klien

Lengan1. Lepaskan pakaian atas dan tutup dengan handuk

atas, bila klien menggunakan infus lepaskan pakaian mulai dari bagian lengan yang tidak terpasang infus

75

Page 76: Spo Revisi Siaga Medika Edited

2. Bentangkan handuk atas memanjang di bawah lengan kanan dan handuk bawah disisi kiri lengan sedemikian rupa sehingga menutupbagian depan klien

3. Cuci lengan dan ketiak dengan arah dari ujung kepangkal axilla. Angkat lengan keatas sewaktu membersihkan area axilla, sabuni terlebih dahulu lengan klien yang jauh dari perawat dan sewaktu membilas dahulukan lengan klien yang dekat dengan perawat, kemudian keringkan

Dada dan Perut1. Lepaskan gurita2. Kedua lengan diangkat disisi kepala, handuk

diletakan menyilang sehingga dada dan perut tampak

3. Cuci dada dan perut kemudian keringkan dengan handuk atas

4. Beri bedak pada leher, ketiak dan perutPunggung1. Tutupi bagian dada dengan handuk bawah,

anjurkan klien untuk miring atau tengkurap. Letakan handuk atas bawah perut

2. Ccuci daerah punggung dengan wash lap atas, anjurkan klien untuk miring kekiri kemudian kekanan. Bila klien tengkurap perawat dapat mencuci punggung seluruhnya, kemudian keringkan klien dengan handuk atas

76

Page 77: Spo Revisi Siaga Medika Edited

3. Gosok punggung menggunakan lotion, mulai dengan daerah sakral dengan gerakan sirkular, gosok keatas dari bokong kebahu dan lengan

bagian atas, dan melewati scapula dengan lembut. Tangan tetap berada dikulit, dan lakukan pemijatan 3-4 menit

4. Remas kulit dengan memegang jaringan dengan ibu jari dan jari-jari. Remas kearah atas pada sisi spina dan sekitar otot-otot leher, hindari tulang yang menonjol

5. Akhiri message dengan memberikan pukulan perlahan

6. Observasi kulit akan adanya kemerahan dan integritas kulit tidak utuh

7. Kenakan pakaian atas bila klien menggunakan infus, maka dahulukan lengan yang memakai infus

Paha dan Kaki1. Tanggalkan pakaian bawah klien angkat pembalut

kotor dan tutup bagian bawah dengan handuk atas secara melintang

2. Bentangkan handuk bawah dibawah kedua tungkai, anjurkan klien untuk menekuk tungkai, cuci tungkai dari arah paha, kemudian keringkan dengan handuk bawah

77

Page 78: Spo Revisi Siaga Medika Edited

Bokong dan Genitalia :1. Letakan handuk bawah lelintang dibawah bokong

sebagian bokong dan sebagian lagi menutupi bagian depan.

2. Cuci daerah genitalia dengan wash lap bawah, buka daerah labia besihkan dengan arah dari orifisium iretra kearah anus

3. Anjurkan klien untuk miring atau telungkap kemudian cuci bagian bokong, terakhir cuci bagian anus dengan arah dari perineum keanus dengan menggunakan wash lap

4. Kenakan pembalut steril / bersih, pakaian bawah dan gurita

5. Bantu klien untuk menyisir rambut dan pakaian tempat tidur

6. Beri posisi yang menyenangkan dan nyaman7. Bereskan alat-alat dan perawat mencuci tangan

EVALUASI1. Kulit klien bebas dari keringat yang berlebih,

sekresi, bau2. Merubah posisi tubuh dan melatih persendian otot

secara aktif dan pasif selama mandi3. Klien merasa nyaman dan tidak ada keluhan nyeri,

lemah, gatal / iritasi / kekeringan kulit4. Mengkaji integritas dan kondisi kulit serta tingkat

mobilitas serta kenyamanan / nyeri.

DOKUMENTASI1. Catat tanggal dan waktu memandikan2. Catat toleransi klien terhadap prosedur

memandikan3. Kondisi kulit klien dan intervensi yang dilakukan

untuk menangani masalah intergitas kulit4. Catat kemampuan perawatan diri klien dan

kemampuan range of motion5. Laporkan hal-hal penting yang ditemukan pada

saat memandikan

UNIT TERKAIT Rawat Inap

78

Page 79: Spo Revisi Siaga Medika Edited

PERAWATAN PADA KLIEN POST PARTUM LANJUT

No. Dokumen

080/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMemberikan asuhan keperawatam pada klien post partum lanjut (setelah 4 jam melahirkan)

TUJUAN

1. Mencegah Infeksi2. Meningkatkan penyembuhan jaringan3. Meningkatkan involusi uteri dan kenyamanan4. Meningkatkan istirahat, aktifitas, kenyamanan

serta mencegah komlpikasi5. Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang

adekuat6. Meningkatkan pembentukan laktasi atau

susprensinya7. Meningkatkan pola eliminasi8. Memenuhi kebutuhan klien belajar

KEBIJAKAN Klien dengan post partum

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Catatan prenatal dan persalinan2. Status emosional, tingkat energi, letak dan derajat

ketidaknyamanan, lapar, haus, pengetahuan perawatan terhadap diri dan bayi, rencana pemberian makanan bayi

3. Tanda-tanda vital, fundus uteri, lokea, kandung kemih, asupan dan haluaran, pereneum dan episiotomi, payudara, eliminasi

Persiapan Alat1. Tensimeter2. Termometer3. Format pengkajian dan alat tulis

79

Page 80: Spo Revisi Siaga Medika Edited

Persiapan Klien :1. Menjelaskan pada klien prosedur yang akan

dilakukan2. Lingkungan : jaga privasiPELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan efektif2. Menganjurkan klien memelihara kebersihan diri3. Mengajarkan cara membersihkan vulva dan

perineum4. Mengobservasi eliminasi BAB / BAK5. Mengidentifikasi proses involusi (penurunan

fundus uteri, kontraksi uterus)6. Mengidentifikasi lokea (warna, jumlah, bau)7. Mengobserfasi keadaan luka episiotomi8. Memperhatikan keluhan nyeri / afterpain9. Menganjurkan klien untuk menyusui bayi sesuai

kebutuhan10. Mengajarkan perawatan payudara11. Mengajarkan latihan peregangan otot (latihan

kegel)12. Memberikan makanan dengan menu seimbang,

vitamin dan mineral13. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang

memandikan bayi, memberikan makan bayiEVALUASI1. Proses laktasi(pengeluaran dan jumlah ASI)2. Proses involusi3. Respon klien verbal dan non verbalDOKUMENTASI1. Catat keadaan buah dada dan kualitas ASI2. Catat hasil temuan3. Catat respon klien

UNIT TERKAIT Kebidanan

80

Page 81: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MENGHISAP LENDIR BAYI BARU LAHIR DENGAN PENGHISAP DEE LEE

No. Dokumen

082/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANPenghisapan lendir pada daerah mulut atau hidung dimana terdapat skret berlebihan mengganggu kebersihan jalan nafas

TUJUAN Memberikan jalan nafas

KEBIJAKAN Mendapatkan asupan oksigen yang optimal

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Pengkajian daerah oral : cairan berlebihan2. Cyanotis / accrocyanotis3. Bayi resiko tinggi4. Pernapasan bayi : retraksi, cuping hidungPersiapan Alat1. Penghisap lendir steril (dee lee)2. Sarung tangan sterilPersiapan Klien :Posisi bayi pada saat penghisapan lendir adalah kepala “midline” posisi dengan 30-45 0

PELAKSANAAN1. Mencuci tangan2. Miringkan kepala bayi agar cairan yang terkumpul

di mulut keluar3. Meninggikan kepala bayi dengan kepala

“Midline” posisi dengan kepala 30-45 0

81

Page 82: Spo Revisi Siaga Medika Edited

4. Masukan dengan lembut kateter penghisap lendir menggunakan tangan perawat yang dominan kedalam mulut bayi maksimal 5 cm.

5. Penghisap lendir perlahan-lahan sampai bersih. Bila sangat diperlukan boleh membersihkan dari hidung

6. Memasukan kateter lendir maksimal 3 cm kedalam lubang hidung

7. Menghisap lendir perlahan-lahan dengan gerakan memutar 5 detik

8. k/p mengulangi penghisapan lendir9. Merangsang bayi untuk melakukan pernafasan10. Memberi kesempatan bayi untuk menangis11. Membungkus bayi12. Membereskan alat-alatEVALUASI1. Respon bayi2. Kaji pernafasan bayiDOKUMENTASI1. Catat kondisi bayi pada status bayi2. Catat respon bayi

UNIT TERKAIT Rawat Inap

82

Page 83: Spo Revisi Siaga Medika Edited

MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No. Dokumen

084/SPO.dok/VII/14

No. Revisi

1

Halaman

1 dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal terbit

7 Juli 2014

DitetapkanDirektur

dr. Panji Anggara

PENGERTIANMenimbang berat badan bayi untuk mengetahui tumbuh kembang bayi

TUJUAN

1. Mengetahui kenaikan atau penurunan berat badan bayi

2. Mendeteksi sejak dini adanya keterlambatan berat bayi

KEBIJAKAN Bayi masih dalam ruang perawatan

PROSEDUR

PENGKAJIAN1. Keadaan umum bayi2. Riwayat berat badan3. Kebutuhan oksigen : sesak, cuping hidung,

retraksi dllPersiapan Alat1. Timbangan bayi2. Kain alas / popok3. Buku untuk mencatatPersiapan Klien :1. Mengidentifikasi bayi yang akan ditimbang,

(nama dan riwayat BB)2. Pakaian bayi dilepasPELAKSANAAN1. Mencuci tangan efektif2. Memperhatikan timbsngsn tepat / akurat pada

ukurannya3. Membentangkan popok / kain alas diatas

timbangan

83

Page 84: Spo Revisi Siaga Medika Edited

4. Memperhatikan kenaikan beban yang tertera pada timbangan setelah alas dibentangkan

5. Mengangkat bayi dengan menggunakan perasat garpu dari box ketimbangan / alat pengukur BB

6. Meletakan bayi secara perlahan-lahan diatas alas timbangan

7. Membaca dan memperhatikan angka yang tertera pada timbangan

8. Mengangkat bayi beserta alas kedalam box bayi9. Mengenakan baju dan popok bayi10. Membaringkan bayi kedalam box bayi11. Mencuci tanganEVALUASI1. Respon bayi2. Kenaikan atau penurunan BBDOKUMENTASI1. Catat BB dan kenaikan / penurunan BB2. Catat respon bayi

UNIT TERKAIT Rawat Inap

84