Proposal (Edited)

download Proposal (Edited)

of 35

Transcript of Proposal (Edited)

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN PROSPEK INDUSTRI BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS YANG TERDAFTAR DI BEI

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh Meliana 1200970102

Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Kertas merupakan benda yang dapat kita jumpai sehari-hari. Keberadaanya

sangat dekat dengan masyarakat dari mulai anak-anak sampai orang dewasa dan terutama bagi pelajar dan pekerja. Selain itu, iklim dan luas wilayah Indonesia juga sangat mendukung untuk penyediaan bahan baku pulp dan kertas. Oleh karena itu, sejak tahun 1990-an industri pulp dan kertas khususnya di Indonesia terus berkembang dikarenakan memang kebutuhan kertas yang semakin bertambah serta iklim yang mendukung. Kertas memang tetap dibutuhkan sampai saat ini dan akan terus dibutuhkan di masa depan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat serta semakin berkembangnya isu-isu mengenai lingkungan, orang-orang semakin berpikir dan budaya less paper makin terbentuk di masyarakat. Buku yang dahulu perlu dicetak untuk dibaca dan diperoleh informasinya, sekarang dapat dibaca dan diperoleh informasinya dalam bentuk e-book. Semakin banyak orang-orang yang menyimpan data tidak lagi dalam bentuk fisik (kertas) tetapi dalam bentuk file elektronik yang dapat dengan mudah dibawa dan di transfer. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan menyajikan data-data serta informasi mengenai aktivitas ekonomi perusahaan selama periode tertentu yang sangat dibutuhkan oleh investor dan stakeholders lainnya. Data tersebut digunakan oleh

investor dan stakeholders lain untuk menilai kinerja dan kelangsungan bisnis perusahaan. Penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan analisis secara efektif terhadap laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Penilaian kinerja dan prospek dari suatu industri yang paling umum dilakukan oleh investor dan stakeholders lainnya adalah penilaian dari segi keuangan. Penilaian terhadap kinerja dan prospek keuangan industri dapat dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan perusahaan, melakukan analisis vertikal dan horizontal, serta melakukan analisis prospektif industri. Gerakan-gerakan serta kampanye-kampanye peduli lingkungan yang

menghimbau agar masyarakat menghemat pemakaian kertas serta perkembangan teknologi yang mendukung hal tersebut agaknya sedikit banyak akan mempengaruhi pendapatan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri pulp dan kertas. Dengan situasi seperti ini, sangat perlu bagi stakeholders untuk mengetahui kinerja keuangan industri pulp dan kertas serta prospek industri ini ke depannya. Oleh karena itu, penulis merasa perlu dilakukannya penilaian berdasarkan laporan keuangan perusahaan terkait kinerja keuangan serta prospek industri pulp dan kertas di Indonesia dan memutuskan untuk membuat skripsi dengan judul Penilaian Kinerja Keuangan dan Prospek Industri Berdasarkan Laporan Keuangan pada Perusahaan di Industri Pulp dan Kertas yang Terdaftar di BEI untuk membantu para stakeholders melihat kinerja keuangan industri saat ini dan memprediksi bagaimana kinerja keuangan industri di masa depan guna menimbang resiko dan keuntungan yang mungkin dihadapi ketika menginvestasikan segala bentuk modalnya dalam industri ini.

I.2

Identifikasi Masalah Dari uraian di atas, maka penulis memunculkan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kinerja keuangan industri pulp dan kertas di Indonesia semakin meningkat? 2. Apakah industri pulp dan kertas di Indonesia memiliki prospek yang baik di masa depan?

I.3

Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang dinilai

berdasarkan hasil penghitungan rasio-rasio keuangan serta analisis vertikal dan horizontal yang ada pada perusahaan-perusahaan industri pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan penelitian dibatasi hanya selama 3 tahun laporan keuangan neraca dan laba rugi dari tahun 2008 sampai 2010. Untuk ruang lingkup dalam melakukan analisis prospektif terhadap industri pulp dan kertas, penulis memperolehnya dari rata rata pertumbuhan yang diperhatikan selama tiga periode yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010. I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan penelitian

a. Menganalisis rasio rasio keuangan PT Alkindo Naratama Tbk, PT Fajar Surya Wisesa Tbk, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Toba Pulp Lestari Tbk, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, PT Surabaya

Agung Industry Pulp Tbk, PT Suparma Tbk, dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. b. Menilai kinerja keuangan industri pulp dan kertas Indonesia yang diwakili oleh PT Alkindo Naratama Tbk, PT Fajar Surya Wisesa Tbk, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Toba Pulp Lestari Tbk, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, PT Surabaya Agung Industry Pulp Tbk, PT Suparma Tbk, dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk melalui hasil perhitungan rasio-rasio keuangan perusahaan pada periode 2008 2010. c. Menganalisis tingkat proyeksi industri pulp dan kertas di Indonesia berdasarkan tahun 2008 2010. I.4.2 Manfaat penelitian

a. Melihat kinerja keuangan indusri pulp dan kertas di Indonesia selama periode 2008-2010. b. Melihat prospek industri pulp dan kertas di Indonesia ke depannya.

BAB II LANDASAN TEORI

II.1

Laporan Keuangan II.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Ada beberapa pendapat dari para ahli terkait pengertian laporan keuangan. Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan, 2009:27) mengemukakan sebagai berikut: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan-cacatan dan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Munawir S (2007) Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang suatu keadaan perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak yang berkepentingan dengan data perusahaan tersebut. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan kumpulan dari informasi-informasi keuangan yang telah diolah selama proses akuntansi dan berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan bagi penggunanya. Sehingga laporan keuangan dapat dikatakan sebagai akhir dari proses akuntansi.

II.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Setiap hal yang diciptakan atau kegiatan yang dilakukan, pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu. Demikian juga dengan laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan berbagai tujuan, baik untuk kepentingan bagi pihak internal perusahaan maupun kepentingan pihak eksternal perusahaan.Menurut PSAK No. 1 : Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan keputusn ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliput: 1) aktiva, 2) kewajiban, 3) ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk keuntungan dan kerugian, 5) arus kas.

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi : 1. Untuk keputusan investasi dan kredit, 2. Mengenai jumlah dan timing arus kas, 3. Mengenai aktiva dan kewajiban, 4. Mengenai kinerja perusahaan,

5. Mengenai sumber dan penggunaan kas, 6. Penjelas dan interpretif, serta 7. Untuk menilai stewardship (pertanggungjawaban). Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan keuangan.

II.1.3 Pemakai Laporan Keuangan Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk memberikan informasi bagi para pengguna laporan. Pengguna laporan dapat berasal dari berbagai pihak seperti: Investor / pemegang saham Laporan keuangan digunakan oleh para investor untuk mengetahui jaminan investasinya serta kondisi kerja / kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Selain itu, investor juga menggunakan laporan keuangan untuk menentukan kebijaksanaan penanaman modalnya. Manager atau pimpinan perusahaan Laporan keuangan digunakan sebagai alat untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga digunakan oleh manajemen untuk : 1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, 2. Mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses, atau produksi, 3. Mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab,

4. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Kreditur / banker Kreditur menggunakan laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan mampu membayar utang dan beban-beban bunganya serta untuk mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan. Pemasok / supplier Pemasok menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk mengukur apakah perusahaan mampu membayar pembelian barang/supply yang dilakukan serta dapat juga digunakan untuk memperirakan besarnya piutang tak tertagih dari sisi pemasok. Pemerintah Laporan keuangan digunakan oleh pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahan serta digunakan sebagai dasar perencanaan pemerintah seperti menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Karyawan Laporan keuangan digunkan karyawan untuk memperoleh informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka juga tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.

Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai hal. Perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

II.1.4 Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1 tahun 2009, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode b) Laporan laba rugi komprehensif selama periode c) Laporan perubahan ekuitas selama periode; d) Laporan arus kas selama periode; e) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan f) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. II.1.4.1 Laporan posisi keuangan pada akhir periode (Neraca)

Neraca perusahaan merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada akhir suatu periode tertentu sesuai tanggal tutup buku yang tertera pada neraca tersebut. Berdasarkan PSAK No 1 tahun 2009 Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut: (a) (b) (c) (d) Aset tetap; Properti investasi; Aset tidak berwujud; Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada(e), (h) dan (i)); (e) (f) (g) (h) (i) (j) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas; Aset biolojik; Persediaan; Piutang dagang dan piutang lainnya; Kas dan setara kas; Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58; (k) (l) (m) Utang dagang dan terutang lainnya; Kewajiban diestimasi; Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));

(n)

Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;

(o)

Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;

(p)

Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;

(q)

Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan

(r)

Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

II.1.4.2

Laporan laba rugi komprehensif selama periodeLaporan laba rugi adalah laporan hasil kegiatan operasi perusahaan

selama periode akuntansi yang menyajikan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil, laba atau rugi perusahaan. Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam beroperasi serta memprediksikan operasi perusahaan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan PSAK No. 1 tahun 2009, Laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode: (a) (b) Pendapatan; Biaya keuangan;

(c)

Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

(d) (e)

Beban pajak; Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;

(f) (g)

Laba rugi; Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));

(h)

Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan

(i) II.1.4.3

Total laba rugi komprehensif. Laporan perubahan ekuitas selama periode Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang

mengikhtisarkan tentang perubahan modal/ekuitas serta penyebab yangmenyebabkan hal itu terjadi selama suatu periode tertentu.

Berdasarkan PSAK No. 1 tahun 2009, entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:

(a)

total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan diatribusikan secara kepada terpisah pemilik total entitas jumlah induk yang dan dapat kepada

kepentingan non-pengendali; (b) untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25; (c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: (i) (ii) laba rugi; masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan

(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian. II.1.4.4 Laporan arus kas selama periode Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi arusmasuk dan keluarnya kas perusahaan dalam suatu periode tertentu yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.

Berdasarkan PSAK No. 2 tahun 2009, laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut. II.1.4.5 Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang berisikan informasi tambahan yang diperlukan pada akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut mengenai item tertentu dalam laporan keuangan. Berdasarkan PSAK No. 1 tahun 2009, catatan atas laporan keuangan: (a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan

keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan; (b) mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan

(c)

memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

II.2

Analisis Laporan Keuangan Seperti yang telah kita ketahui, laporan keuangan berisikan data-data keuangan

perusahaan seperti jumlah harta, kewajiban, dan modal serta jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Agar data-data tersebut menjadi suatu informasi yang lebih bermanfaat bagi penggunanya, maka perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses pengevaluasian posisi keuangan dan hasil kinerja operasi perusahaan pada periode ini dan periode lalu untuk mengestimasikan posisi keuangan dan kinerja operasi perusahaan pada masa depan. Sehingga analisis laporan keuangan juga dapat memberikan informasi terkait dengan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisa laporan keuangan juga meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah

perkembangannya. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan dengan cermat serta menggunakan teknik dan metode yang tepat untuk mendapatkan hasil yang juga tepat. Kesalahan atau

kekurangcermatan dalam menghitung serta penggunaan teknik dan metode yang kurang tepat dapat mempengaruhi keakuratan dari hasil analisis tersebut sehingga informasi yang diperoleh salah dan dapat menyesatkan. II.2.1 Analisis Vertikal Analisis vertikal adalah analisis laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode pelaporan atau satu saat saja dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisis statis (Munawir, 2007:36). II.2.2 Analisis Horizontal Analisis horizontal adalah analisis yang menggunakan laporan keuangan dari beberapa periode atau beberapa saat, sehingga dapat diketahui

perkembangan dan kecenderungan perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya. Metode ini sering juga disebut metode analisis dinamis (Munawir, 2007:36). II.2.3 Analisis Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya. Rasio-rasio yang umumnya digunakan untuk mengukur likuidatas yaitu:

a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva lancarnya.

b. Rasio Cepat (Acid Test Ratio) Rasio cepat (acid test ratio) atau yang juga sering disebut quick ratio dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas kemudian membagi hasilnya dengan kewajiban lancar.

II.2.4 Analisis Rasio Manajemen Hutang (Leverage ) Leverage keuangan adalah penggunaan pembiayaan dengan hutang. Analisis rasio leverage dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang serta kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio leverage yang umumnya digunakan yaitu: a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Debt to Asset Ratio)

Debt to asset ratio merupakan rasio total hutang terhadap total aktiva yang menunjukkan persentase dana yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai hutangnya.

b. Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) Debt to Equity Ratio menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang perusahaan.

c. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Times Interest Earned / TIE)Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (Earnings Before Interest and Tax / EBIT) dengan beban bunga untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi biaya bunga tahunan.

II.2.5 Analisis Rasio Manajemen Aktiva (Perputaran/aktivitas) Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio ini berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang diukur dengan kegiatan penjualan dan pendapatan perusahaan dalam operasinya. Rasio aktivitas yang umumnya digunakan yaitu:

a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Rasio perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti atau dijual dalam satu tahun.

b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) Rasio perputaran total aktiva mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.

c. Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period) Periode penagihan rata-rata (Average Collection Period) atau yang sering disebut juga Days Sales Outstanding (DSO) merupakan rasio yang dihitung dengan cara membagi piutang usaha dengan rata-rata penjualan per hari. Rasio ini digunakan untuk menujukkan jangka waktu rata-rata yang ditunggu perusahaan setelah melakukan penjualan sebelum menerima kas.

d. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) Rasio perputaran aktiva tetap mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya misalnya pabrik dan peralatan dalam rangka menghasilkan penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi penjualan dengan aktiva tetap bersih.

II.2.6 Analisis Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang terhadap hasil operasi perusahaan. Rasio profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas yang umumnya digunakan yaitu: a. Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Rasio margin laba bersih digunakan untuk mengukur laba per rupiah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan.

b. Basic earning power (BEP)

Basic earning power (BEP) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) dengan total aktiva.

c. Pengembalian atas total aktiva (ROA) Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak.Dengan rasio ini akan nampak seberapa besar tingkat produktifitas seluruh aset suatu perusahaan.

d. Pengembalian atas ekuitas (ROE) Pengembalian atas ekuitas (ROE) mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemengang saham. Rasio ini adalah perbandingan keuntungan bersih sesudah pajak dengan modal sendiri untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal.

II.3

Analisis Prospektif Analisis prospektif merupakan teknik analisis yang dilakukan untuk

memprediksi atau memproyeksikan prospek suatu entitas maupun industri ke depannya. Analisis prospektif dapat dilakukan dengan menghitung rata rata pertumbuhan suatu

entitas atau industri dan memproyeksikannya untuk beberapa periode ke depan. Analisis prospektif dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk perencanaan perusahaan dan bagi para investor, analisis prospektif dapat menjadi tambahan informasi dalam menentukan kebijakan investasi mereka. II.4 Metodologi Penelitian Karakteristik dari penelitian ini adalah: 1. Jenis dari riset yang dilakukan penulis adalah eksploratoria 2. Dimensi waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah melibatkan suatu urutan waktu (time series) yakni penulis menggunakan laporan keuangan perusahaan tahun 2008, 2009 , dan 2010 3. Metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah secara tidak langsung, dimana penulis mengumpulkan data-data sekunder yang berasal dari situs web perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian 4. Lingkungan penelitian adalah lingkungan riil (field research) 5. Unit analisis penelitian ini adalah industri, yakni penulis melakukan penelitian terhadap satu industri yaitu industri pulp dan kertas di Indonesia.

BAB III OBJEK PENELITIAN

III.1

Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Industri Industri pulp & kertas Indonesia dimulai dengan didirikannya pabrik Padalarang (1923) dan Leces (1939) dengan kapasitas masing-masing 10 ton/hari atau 3.000 ton/tahun. Pada tahun 2006, satu pabrik besar di Indonesia mampu memproduksi 3.000 ton tersebut dalam 8 jam. Dalam 1970an terdapat 7 pabrik / proyek, yang semuanya milik Negara, dengan jumlah kapasitas 50.000 ton/th kertas. Sejak 1970an tersebut modal swasta mulai ikut aktif mendirikan pabrik, sehingga dalam 2006 ini tercatat 80 perusahaan pulp & kertas, dengan jumlah kapasitas 6,5 juta ton/th pulp dan 10 juta ton/th kertas. Semua jenis kertas telah diproduksi di Indonesia dan ada kelebihan untuk diekspor. Dalam 2005 tercatat kapasitas pulp 6,5 juta ton, produksi 5,5 juta ton, konsumsi dalam negeri 3,8 juta ton ekspor 2,6 juta ton; sedang untuk kertas, kapasitas 10 juta ton, produksi 8,2 juta ton, konsumsi 5,5 juta ton, ekspor 3 juta ton. Nilai ekspor pulp, kertas dan produk-produk kertas USD. 3,33,5 milyar. Pasar buku tulis di Timur Tengah dapat dikatakan telah dikuasai Indonesia. Seperti Pemilu-pemilu sebelumnya, Pemilu 2004 pun sepenuhnya menggunakan kertas dalam negeri.

Pada tahun 2003 Indonesia menempati peringkat 9 dalam produksi pulp dunia dan peringkat 12 dalam produksi kertas dunia. . III.1.2 Daftar Perusahaan Industri Pulp dan Kertas yang Tercatat di BEI No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. ALDO FASW INKP INRU KBRI SAIP SPMA TKIM Kode Nama Alkindo Naratama Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Toba Pulp Lestari Tbk Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Surabaya Agung Industry Pulp Tbk Suparma Tbk Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

1. Alkindo Naratama Tbk Alkindo didirikan pada tahun 1989 sebagai perusahaan pengkonversi kertas, yang mengkhususkan diri dalam papertubes yang digunakan khusus sebagai pembawa benang tekstil. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman dalam industri ini, Alkindo menjadikan kualitas sebagai prioritas mereka dengan hanya memproduksi produk dengan kualitas tertinggi.

Visi

Alkindo

adalah

untuk

menjadi

pemimpin

industri

dalam

menyediakan kualitas dan pelayanan. Sedangkan misi dari Alkindo adalah untuk menciptakan KEMITRAAN MELALUI KUALITAS. 2. Fajar Surya Wisesa Tbk Fajar Paper adalah produsen kertas kemasan terkemuka di Indonesia dengan kapasitas terpasang 1.000.000 metrik ton per tahun dan berbagai produk yang termasuk Kraft Liner Board dan Kertas Medium Bergelombang (Corrugated Medium Paper) untuk karton kotak kemasan dan Coated Duplex Board untuk tampilan kemasan. Fajar Paper didirikan sebagai perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia pada tanggal 29 Februari 1988. Fajar Paper telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia) sejak tanggal 19 Desember 1994. Fajar Paper adalah perusahaan masa depan dalam hal berpikiran maju pendekatan untuk bisnis, konservasi energi dan lingkungan. Tidak hanya setiap produk Fajar Paper memulai hidupnya dari kertas daur ulang tetapi juga lima perusahaan mesin kertas yang didukung oleh pembangkit listrik mandiri yang menggunakan bahan bakar gas alam bersih. 3. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perusahaan ini didirikan sebagai perusahaan patungan pada tahun 1976, dengan Sinar Mas Group mengakuisisi 67% dari total saham pada tahun

1986 dan terdaftar di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada pertengahan 1990. Memiliki pabrik pulp dan kertas terintegrasi di Riau, dan dua fasilitas manufaktur di Jawa Barat, yang memproduksi kertas halus dan produk kemasan. Total penjualan di luar Indonesia mewakili sekitar 60% dari total penjualan. Saat ini perusahaan memproduksi berbagai jenis produk kertas, termasuk kertas percetakan dan kertas tulis, serta produk kemasan seperti containerboard dan boxboard. Perusahaan juga memproduksi pulp BHK yang merupakan bahan baku utama untuk produk kertas dan juga digunakan dalam produksi produk kemasan. Sebagai penghargaan atas kinerja perusahaan dalam Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Lingkungan, perusahaan telah

mendapatkan sertifikasi ISO 9002 dan ISO 14001. 4. Toba Pulp Lestari Tbk PT Toba Pulp Lestari Tbk adalah produsen terkemuka pulp kualitas tinggi yang dihasilkan dari penanaman yang berkelanjutan yang memiliki beberapa tingkat pertumbuhan terbaik di dunia. Industri Kehutanan operasi PT Toba Pulp Lestari Tbk tersebar di delapan kabupaten, perusahaan ini juga telah mengembangkan ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang membantu memastikan keberlanjutan kami untuk jangka panjang ke depannya.

Perusahaan sampai saat ini terus memenuhi semua standar dan peraturan secara ketat untuk operasional pabrik dan Industri Kehutanan, sebagaimana dibuktikan oleh keberhasilan perusahaan mendapatkan peringkat PROPER GREEN, Gold Flag SMK3, and Sustainable Forest Utilization Certificate dengan predikat baik. 5. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

Dimulai dari bisnis minyak bumi di bawah perusahaan PT Petroneks, dan berganti nama pada tanggal 9 April 1979 menjadi PT Indhasana, perusahaan ini telah dikenal dengan baik di kalangan industri kertas.

Seiring dengan pertumbuhan dan peluang bisnis perusahaan, PT Indhasana mengawali industri kertas dengan mengakuisisi dua pabrik kertas berlokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yaitu, PT Kertas Basuki Rahmat (KBR) yang berlokasi di Banyuwangi, dan PT Kertas Blabak (PT KBM) berlokasi di Magelang.

Pada saat ini hanya KBR yang berada di bawah pengawasan PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia (PT KBRI), yang sebelumnya bernama PT Indhasana. Sedangkan PT Kertas Blabak kepemilikan sahamnya sudah dilepas seluruhnya.

Berpedoman pada kebutuhan industri pulp dan kertas yang peduli dengan lingkungan, serta dipacu pula dengan keinginan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) untuk berkembang pesat mengikuti

kebutuhan pasar kertas yang semakin menjanjikan dan didukung pula dengan permintaan terhadap produk kertas yang berkualitas tinggi dan berwawasan lingkungan, maka visi utama PT KBRI adalah Menjadi Produsen Kertas yang efesien dengan tetap peduli dengan lingkungan Untuk mencapai visi tersebut maka PT. KBRI menjalankan misi Menghasilkan kertas berkualitas tinggi serta menyediakan solusi yang effisien bagi para konsumen serta berperan serta untuk menjaga kelestarian lingkungan.

PT KBR selama ini telah memproduksi beragam jenis kertas berkualitas untuk kebutuhan tulis cetak & industri. Adapun jenis kertas tersebut antara lain:

CD HVS Kertas Gambar

6. Surabaya Agung Industry Pulp Tbk PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas didirikan pada 31 Agustus 1973 oleh Tirtomulyadi Sulistyo, dilengkapi dengan mesin komputerisasi modern yang menempati 45 hektar tanah di Driyorejo. Perusahaan ini memulai produksi komersial pada tahun 1976 dengan kapasitas produksi awal hanya 5.000 ton per tahun.

Pada 1998, perusahaan telah beroperasi 8 (delapan) unit mesin kertas, untuk kertas dan papan, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 329.400 ton. "Visi Kesempurnaan" perusahaan menyerupai dalam lingkaran inovasi yang berkelanjutan, perbaikan dan kemajuan yang tidak memiliki akhir antara semua divisi perusahaan. Untuk mencapai "Visi Kesempurnaan" perusahaan harus menjadi fleksibel dengan aturan pasar baru dan persaingan global. Sebagai perusahaan pembuatan kertas swasta pertama di Indonesia, PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas terus mengembangkan bisnis dan bertahan hidup melalui banyak perubahan dalam pemerintahan dan kebijakan pasar. Keberhasilan ini berasal dari Core Values (Nilai Inti) perusahaan yaitu, kualitas produk yang tinggi, daya saing harga, layanan purna jual, pengembangan sumber daya manusia, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Potensi besar dalam teknologi memberi Surabaya Agung fleksibilitas untuk memuaskan pelanggan besar dan kecil. Selain itu, dengan keragaman produk dari kertas industri, papan, untuk kertas khusus, telah memungkinkan Surabaya Agung untuk memenuhi standar kualitas internasional dalam berbagai macam produk yang diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, kertas dan karton.

Produk kertas perusahaan kami banyak digunakan oleh perusahaan alat tulis, bahan utama mereka dan terdiri dari; Wood Free Printing Paper (kertas cetak bebas kayu), Photocopy Paper (kertas fotokopi), NCR Base Paper (kertas berbasi NCR), Machine Glazed Paper (Kertas Mesin berglasir), Greaseproof Paper (kertas tahan minyak), and Newsprint Paper (kertas koran). Produk karton perusahaan biasanya digunakan kemasan oleh rokok, farmasi, makanan dan alas kaki serta untuk kemasan untuk pelanggan lain dan barang industri. Produk-produk karton terdiri dari; One Side Coated Duplex Board (karton rangkap satu sisi dilapisi), One Side Coated Ivory Board (karton satu sisi dilapisi ivory). 7. Suparma Tbk PT Suparma Tbk didirikan pada tahun 1976 di sebuah wilayah seluas lima hektar di Surabaya, Indonesia dan mempekerjakan sekitar 100 orang. Produk pertama dihasilkan pada tahun 1978 menggunakan 7.000 ton per tahun kertas mesin. Menanggapi permintaan kertas tumbuh di negeri ini, pada tahun 1984 perusahaan memutuskan untuk menggelar program ekspansi pertamanya dengan menambahkan 3 unit Mesin Kertas dan memperbesar total kapasitas produksi ke 51.000 ton per tahun. Pada tahun 1992, perusahaan selanjutnya menginvestasikan lagi 2 unit Mesin Kertas dengan kapasitas 99.000 ton per tahun untuk

mengakomodasi peningkatan tajam permintaan kertas di pasar bersamasama dengan program industrialisasi pemerintah Indonesia. Sejalan dengan era globalisasi, PT Suparma Tbk mengambil langkah besar dalam menjadi perusahaan publik dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1994. Saat ini, terletak di atas lahan seluas 21 hektar, PT Suparma Tbk mengoperasikan 6 unit Mesin kertas dengan kapasitas gabungan sebesar 150.000 ton per tahun dan didukung oleh sekitar 1.500 karyawan yang didelegasikan. Sambil memegang motto Continues Improvement (perbaikan yang berkesinambungan), PT Suparma Tbk aktif melayani baik pasar domestik dan internasional dengan produk berkualitas tinggi, layanan dan memenuhi harapan pelanggan. Visi dan Misi PT Suparma Tbk adalah pabrik kertas ramah lingkungan, yang akan berusaha untuk terus memenuhi pemangku kepentingan dan kebutuhan pelanggan. Fleksibilitas tinggi dari masing-masing Mesin Kertas memungkinkan PT Suparma Tbk untuk memenuhi berbagai produk yang diminta oleh pasar yaitu: Kertas Tissue gulungan Jumbo Facial Tissue (tisu untuk wajah) Bathroom Tissue (tisu kamar mandi/tisu toilet)

Serbet Handuk Dapur Handuk Tangan

Berbagai spesifikasi kertas & karton Spesifikasi mesin kertas & item produk Produk konsumen (tissue & handuk tangan)

8. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Pabrik Kertas Tjiwi Kimia merupakan produsen utama dari kertas tulis/cetak dan alat tulis di Indonesia berdiri pada tahun 1972 sebagai produsen soda api, yang terletak di Propinsi Jawa Timur. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada bulan April 1990. Saat ini, dengan luas 200 hektar, Tjiwi Kimia telah berubah menjadi produsen alat tulis terbesar di dunia yang berdiri tunggal di bawah satu atap. Rentang produk yang diproduksi di pabrik ini adalah: soda api, kertas tulis dan cetak, kertas seni berlapis dan karton, high gloss cast coated paper, alat tulis, carbon less paper, continuous stock form, file folder, kertas fotokopi dan kantong belanja. Rentang produk kertas yang telah dikonversi termasuk buku tulis, bantalan, spiral, kertas file, buku harian, amplop, produk mewah, kertas inkjet dilapisi dan tidak dilapisi, kantong belanja dan penerbitan.

Tjiwi Kimia memasarkan produknya di bawah merek utama yaitu: Sinarline, PAPERLINE, Sinar Dunia, Sinar Copy, Sinar Laser, dll. Tjiwi Kimia juga memiliki fasilitas percetakan besar yang mendukung kegiatan konversi untuk kebutuhan pencetakan. Perusahaan ini telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 dan ISO 14001 atas prestasi dan usaha dalam Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Lingkungan. III.2 Desain Penelitian III.2.1. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari situs web Indonesia Stock Exchange (IDX). Data yang dipakai dalam penelititan ini berupa laporan keuangan perusahaan yaitu laporan keuangan Alkindo Naratama Tbk, Fajar Surya Wisesa Tbk, Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, Toba Pulp Lestari Tbk, Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, Surabaya Agung Industry Pulp Tbk, Suparma Tbk dan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Penelitian ini juga mengumpulkan data-data yang relevan dari perpustakaan Universitas Bina Nusantara, literatur-literatur, dan situs internet. III.2.2. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dimana penulis tidak membuat hipotesis terlebih dahulu dalam penelitiannya serta

analisis didasarkan pada kondisi objek yang akan diteliti. Analisis yang akan dilakukan penulis terhadap objek adalah analisis keuangan berupa analisis vertikal dan horizontal, analisis rasio keuangan serta analisis prospektif. III.2.3. Metode Penyajian Data Metode penyajian data yang digunakan penulis untuk menyajikan serta menjelaskan hasil analisis kinerja keuangan dan prospek industri pulp dan kertas di Indonesia yaitu dalam bentuk tabel dan narasi.