Spo Manajemen Nyeri -1

4
MANAJEMEN NYERI No. Dok. : ............... ............... .. Revisi Ke : 00 Halaman : 1/1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tgl. Terbit: Ditetapkan, Direktur Pengertian Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien Kebijakan 1. Manajemen nyeri dilakukan oleh perawat, dokter jaga, DPJP 2. Penanggung jawab kegiatan ini ketua tim pengelolaan nyeri Prosedur 1. Identifikasi pasien 2. Farmakologi 2.1. Nyeri ringan ( skala 1 - 3 ) NSAID ( Parasetamol, Aspirin ) 2.2. Nyeri Sedang ( skala 4 – 6 )

Transcript of Spo Manajemen Nyeri -1

Page 1: Spo Manajemen Nyeri -1

MANAJEMEN NYERI

No. Dok. :................................

Revisi Ke :00

Halaman :1/1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tgl. Terbit:Ditetapkan,

Direktur

Pengertian Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan

yang dapat diterima pasien

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk meringankan atau

mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima

pasien

Kebijakan 1. Manajemen nyeri dilakukan oleh perawat, dokter jaga, DPJP

2. Penanggung jawab kegiatan ini ketua tim pengelolaan nyeri

Prosedur 1. Identifikasi pasien

2. Farmakologi

2.1. Nyeri ringan ( skala 1 - 3 )

NSAID ( Parasetamol, Aspirin )

2.2. Nyeri Sedang ( skala 4 – 6 )

Kolaborasi pemberian terapi jenis NSAID / opioid dosis ringan (

Tramadol, )

2.3. Nyeri Berat ( skala 7 – 10 )

Pemberian terapi jenis opioid ( Morfin, Fentanyl )

Apabila dengan pemberian terapi farmasi opioid, keluhan nyeri

belum teratasi maka DPJP akan merujuk kepada Tim

Pengelolaan Nyeri

3. Pembedahan

Injeksi Epidural, supraspinal, infiltrasi anestesi lokal di tempat nyeri

4. Non Farmakologi

Page 2: Spo Manajemen Nyeri -1

4.1. Olah raga

4.2. Imobilisasi

4.3. Pijat

4.4. Relaksasi

4.5. Stimulasi saraf transkutan elektrik

5. Asesmen ulang nyeri

Dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan

menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:

5.1. Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali

melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

5.2. Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri setelah

tatalaksana nyeri, pasien yang menjalani prosedur

menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien

pulang dari rumah sakit.

5.3. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan

asesmen ulang setelah pemberian nitrat atau obat-obat

intravena

5.4. Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang 1 jam setelah

pemberian obat nyeri.

6. Edukasi pasien:

6.1. Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit pasien, serta

tatalaksananya.

6.2. Diskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan manfaatnya untuk

pasien

6.3. Beritahukan bahwa pasien dapat mengubungi tim medis jika

memiliki pertanyaan / ingin berkonsultasi mengenai kondisinya.

6.4. Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun

manajemen nyeri (termasuk penjadwalan medikasi, pemilihan

analgesic )

7. Dokter / Perawat menuliskan hasil manajemen nyeri dalam rekam

medis pasien

Unit terkait IGD, IRJA, IRNA