Spirometer Adalah Adalah Alat Yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Udara Yang Digunakan Dalam Proses...

4
Spirometer adalah adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah udara yang digunakan dalam proses respirasi. Alat ini terdiri dari mesin utamanya dan pipa dengan mouth piece yang ditiup untuk mengukur proses ini. Alat ini digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan pada pernapasan. Orang yang menggunakan alat ini, pertama-tama akan ditutup hidungnya dengan menggunakan clip dengan tujuan supaya udara tidak keluar melalui hidung. Orang tersebut akan diminta untuk bernapas sekuat-kuatnya atau menghembuskannya dalam 1 detik atau lebih, bisa saja diminta untuk bernafas pelan-pelan tergantung dari jenis pengukuran yang dilakukan. Pengukuran yang biasa yang dilakukan adalah: FEV1 – Forced Expiratory Volume dalam 1 detik. Parameter ini mengukur jumalah udara yang bisa diekspirasikan sekuat-kuatnya dalam 1 detik. FEV1 ini bisa dilakukan dengan baik, jika paru dan saluran pernapasan normal. FVC –Forced Vital Capacity. Jumlah udara yang dikeluarkan dalam 1 siklus pernapasan. Rasio FEV1/FVC Pembacaan dari spirometri biasanya mencakup 4 pola: Normal Obstrukstif Restriktif Obstruktif dan restriktif Normal

description

Spirometer Adalah Adalah Alat Yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Udara Yang Digunakan Dalam Proses Respirasi

Transcript of Spirometer Adalah Adalah Alat Yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Udara Yang Digunakan Dalam Proses...

Page 1: Spirometer Adalah Adalah Alat Yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Udara Yang Digunakan Dalam Proses Respirasi

Spirometer adalah adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah udara yang digunakan

dalam proses respirasi. Alat ini terdiri dari mesin utamanya dan pipa dengan mouth piece

yang ditiup untuk mengukur proses ini. Alat ini digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan

pada pernapasan.

Orang yang menggunakan alat ini, pertama-tama akan ditutup hidungnya dengan

menggunakan clip dengan tujuan supaya udara tidak keluar melalui hidung. Orang tersebut

akan diminta untuk bernapas sekuat-kuatnya atau menghembuskannya dalam 1 detik atau

lebih, bisa saja diminta untuk bernafas pelan-pelan tergantung dari jenis pengukuran yang

dilakukan.

Pengukuran yang biasa yang dilakukan adalah:

FEV1 – Forced Expiratory Volume dalam 1 detik. Parameter ini mengukur jumalah

udara yang bisa diekspirasikan sekuat-kuatnya dalam 1 detik. FEV1 ini bisa dilakukan

dengan baik, jika paru dan saluran pernapasan normal.

FVC –Forced Vital Capacity. Jumlah udara yang dikeluarkan dalam 1 siklus

pernapasan.

Rasio FEV1/FVC

Pembacaan dari spirometri biasanya mencakup 4 pola:

Normal

Obstrukstif

Restriktif

Obstruktif dan restriktif

Normal

Pembacaan dari hasil spirometri bervariasi, tergantung pada usia, jenis kelamin, dan bentuk

tubuh

Obstruktif

Obstruktif adalah salah satu jenis pernapasan abnormal, dimana terjadi penyempitan pada

saluran pernapasan yang menyebabkan proses ekspirasi menjadi terganggu, sehingga jumlah

udara yang dikeluarkan berkurang. Jadi, FEV1 menjadi turun dan rasio FEV1/FVC lebih

rendah daripada orang yang normal.

Page 2: Spirometer Adalah Adalah Alat Yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Udara Yang Digunakan Dalam Proses Respirasi

Kriteria yang menyatakan seseorang memiliki pernapasan yang obstruktif:

FEV1 kurang dari 80% FEV1 normal yang sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan

bentuk tubuh

Rasio FEV1/FVC kurang dari sama dengan 0.7

Penyakit-penyakit yang menyebabkan pernapasan obstruktif antara lain adalah asma, dan

chronic obstruktive pulmonary disease (COPD). Jadi, spirometer dapat digunakan untuk

mendeteksi adanya kelainan-kelainan sebagai berikut. Selain itu, spirometer juga digunakan

untuk mengamati perkembangan kesehatan penderita selama proses terapi.

Tidak COPD : jika FEV1 lebih dari sama dengan 80% dari batas yang ditentukan

Obstruksi saluran pernapasan ringan : jika FEV1 berkisar antara 50-80% dari batas

yang ditentukan

Obstruksi saluran pernapasan sedang : jika FEV1 berkisar antara 30-49% dari batas

yang ditentukan

Obstruksi saluran pernapasan akut : jika FEV1 kurang dari sama dengan 30% dari

batas yang ditentukan.

Restriktif

Pada penderita restriksi saluran pernapasan, FVC akan kurang dari batas yang ditentukan

berdasarkan usia, jenis kelamin, dan bentuk tubuh. Ini disebabkan oleh berbagai kondisi

yang berefek pada jaringan paru, atau berefek pada kapasitas paru untuk mengembang dan

mempertahankan jumlah udara normal dalam paru. Kondisi-kondisi ini antara lain yang dapat

menyebabkan fibrosis atau lesi pada paru seperti pneumoconiosis. Bisa juga disebakan oleh

deformitas pada paru yang dapat menyebabkan restriksi dari pengembangan paru. FEV1

dalam kondisi ini akan menurun, tapi tidak separah FVC. Jadi rasio FEV1/FVC biasanya

normal.

Obstruktif dan Restriktif

Kemungkinan ada 2 kondisi yang terjadi, misalnya asma dengan kelainan paru lainnya.

Contoh lainnya adalah cystic fibrosis. Cystic fibrosis adalah suatu kelainnan dimana terdapat

banyak mucus pada saluran pernapasan yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan,

dan merusak jaringan paru.

Page 3: Spirometer Adalah Adalah Alat Yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Udara Yang Digunakan Dalam Proses Respirasi

Penggunaan spirometer, secara umum tidak berbahaya. Tes ini meminta pasien untuk

bernafas secara kuat dan dalam, sehingga efek yang kemungkinan terjadi adalah sesak.

Kondisi dimana seseorang tidak diijinkan untuk menggunakan spirometer:

Angina pectoralis yang tidak stabil

Menderita pneumothorax pada saat itu.

Menderita infark miokard atau stroke pada saat itu.

Baru melakukan operasi pada bagian mata dan perut

Menderita batuk darah pada saat itu dan penyebabnya tidak diketahui

Sebelum melakukan tes ini, pasien diharapkan tidak menggunakan inhaler bronkodilator

sebelum tes (beberapa jam, tergantung jenis inhalernya, tidak meminum alkohol, tidak

mengkonsumsi makanan-makanan yang berat, atau berolahraga secara keras beberapa jam

sebelum tes. Juga diharapkan untuk tidak merokok 24 jam sebelum tes. Orang yang diperiksa

juga harus mengosongkan kandung kemihnya sesaat sebelum tes.

Hasil Percobaan dan kesimpulan

1. Lihat grafik hasil percobaan MVV test. Berapa MVV-nya? Apakah dalam batas

normal?

2. Lihat grafik hsil percobaan FVC test. Berapa hasil dari FVC? Berapa FEV1/FVC?

Apakah FEV1 orang percobaan masih dalam batas normal?

3. Lihat grafik hasil percobaan VC test. Berapa hasil VC? Apakah VC orang percobaan

masih dalam batas normal?