Spi Kelompok 3 (Belom Jadi)

22

Click here to load reader

description

2e

Transcript of Spi Kelompok 3 (Belom Jadi)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah kami diberi kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Partisipasi Politik.Adapun penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi Uji Kompetensi Dasar 2 pada mata kuliah Sistem Politik Indonesia. Kemudian tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Sistem Politik Indonesia, Ibu Dra. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si., karena bimbingan dan petunjuk beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan perbaikan yang sedemikian.Di dalam penyelesaian makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari pembaca. Akhir katakami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Surakarta, Maret 2015Penyusun

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Partisipasi politik amat urgen dalam kontes dinamika perpolitikan di suatu masyarakat. Sebab dengan partisipasi politik dari setiap individu maupun kelompok masyarakat maka niscaya terwujud segala yang menyangkut kebutuhan warga masyarakat secara universal. Sehingga demikian, keikutsertaan individu dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam mewujudkan kepentingan umum. Dan paling ditekankan dalam hal ini terutama sikap dan perilaku masyarakat dalam kegiatan politik yang ada. Dalam artian setiap individu harus menyadari peranan mereka dalam mendirikan kontribusi sebagai insan politik. Dalam hal ini peranan meliputi pemberian suara, kegiatan menghadiri kampanye serta aksi demonstrasi. Namun kegiatan-kegiatan tersebut tentu harus dibarengi rasa sukarela sebagai kehendak spontanitas individu maupun kelompok masyarakat dalam partisipasi politik. Dengan kegiatan-kegiatan politik ini pula, intensitas daripada tingkat partisipasi politik warga masyarakat dapat termanifestasi. Paling tidak warga masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik sekaligus mengambil bagian untuk mempengaruhi pemerintah dalam keputusan politik. Dalam hal ini setiap anggota masyarakat secara langsung dapat memberikan suara dalam pemilihan serta aktif dalam menghadiri kegiatan-kegiatan politiknya, seperti kampanye.

B. Rumusan Masalah1. Apa arti, konsep, dan bentuk dari partisipasi politik?2. Apa saja faktor pendorong partisipasi politik?3. Apa saja fungsi partisipasi politik?4. Bagaimana upaya untuk membangun partisipasi politik?C. Tujuan Penulisan1. Untuk menjelaskan arti, konsep, dan bentuk partisipasi politik.2. Untuk menjelaskan faktor partisipasi politik.3. Untuk menjelaskan fungsi partisipasi politik.4. Untuk menjelaskan upaya membangun partisipasi politik

D. Manfaat Penulisan1. Dapat memahami arti, konsep, dan bentuk partisipasi politik.2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang politik.

BAB IIPEMBAHASAN

II.1. Arti, Konsep, dan Bentuk Partisipasi Politik1. Pengertian Partisipasi Politik Secara etimologis, partisipasi berasal dari bahasa latin pars yang artinya bagian dan capere, yang artinya mengambil, sehingga diartikan mengambil bagian.Dalam bahasa Inggris, participate atau participation berarti mengambil bagian atau mengambil peranan. Sehingga partisipasi berarti mengambil bagian atau mengambil peranan dalam aktivitas atau kegiatan politik suatu negara.Dan secara etimologis, kata politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Jadi, Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.

2. Konsep Partisipasi Politik (polytical participation) Secara singkat biasanya dipahami sebagai keikutsertaan warga negara dalam proses-proses politik secara sukarela. Kata warga negara di sini merujuk pada individu atau mungkin kelompok-kelompok dalam masyarakat yang bukan orang-orang yang duduk dalam lembaga-lembaga resmi seperti parlemen, jaksa, atau hakim. Kemudian keikutsertaan dalam proses-proses politik pada dasarnya adalah upaya memberikan tanggapan, saran, atau mengemukakan aspirasiaspirasi atau tuntutan-tuntutan berkenaan dengan penjatahan sumber daya publik. Karena itu partisipasi politik memiliki karakter pokok bahwa keikutsertaannya didasarkan pada prinsip sukarela bukan paksaan. Sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin negara, dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).

3. Bentuk Kegiatan dalam Partisipasi Politik a. Bentuk partisipasi politik menurut Huntinton & Nelson (1994:16-17) Kegiatan pemilihan, memberikan suara, memberikan sumbangan untuk kampanye, mencari dukungan bagi seorang calon dan lain-lain. Lobbying, upaya-upaya untuk menghubungi pejabat-pejabat pemerintah atau pimpinan-pimpinan politik dengan maksud mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil. Kegiatan organisasi, kegiatan sebagai anggota atau pejabat organisasi yang tujuannya mempengaruhi pengambilan keputusan politik. Mencari koneksi, (contacting), tindakan perorangan yang ditujukan terhadap pejabat-pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat bagi hanya seorang atau beberapa orang. Partisipasi ini oleh Verba, Nie dan Kim disebut mencari koneksi khusus atau particularized contacting. Tindakan Kekerasan (violence), yaitu tindakan individu atau kelompok guna mempengaruhi keputusan pemerintah dengan cara menciptakan kerugian fisik manusia atau harta benda, termasuk di sini adalah huru-hara, teror, kudeta, pembutuhan politik (assassination), revolusi dan pemberontakan.b. Bentuk-bentuk partisipasi politik menurut Almond: Konvensional Non-konvensional Pemberian suara (voting) Pengajuan petisi yaitu sebuah pesan publik kepada satu atau lebih pengambil keputusan agar mereka melakukan sesuatu Diskusi politik Berdemonstrasi Kegiatan berkampanye Konfrontasi Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan Kegiatan mogok massa Komunikasi individual dengan pejabat politik atau administratif Kekerasan politik terhadap harta benda: perusakkan, pemboman, dan pembakaran Kekerasan politik terhadap manusia: penculikkan, pembunuhan, perang gerilya/revolusi.c. Bentuk partisipasi politik secara hierarkis oleh Rush dan Althoff (1990:124) Menduduki jabatan politik atau administrasi Mencari jabatan politik atau administrasi Keanggotaan aktif suatu organisasi politik Keanggotaan pasif suatu organisasi politik Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya Partisipasi dalam diskusi politik informasi, minat umum dalam politik Voting (pemberian suara).

II.2. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik1. Timbulnya Partisipasi yang MeluasMenurut Myron Weiner paling tidak terdapat lima (5) hal yang dapat menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi yang lebih luas dalam proses politik, yaitu:a) Modernisasi.Sejalan dengan berkembangnya industrialisasi, perbaikan pendidikan dan media komunikasi massa,maka pada sebagian penduduk yang merasakan terjadinya perubahan nasib akan menuntut berperandalam politik.

b) Perubahan-Perubahan Struktur Kelas Sosial.Salah satu dampak modernisasi adalah munculnya kelas pekerja baru dan kelas menegah yangsemakin meluas, sehingga mereka merasa berkepentingan untuk berpartisipasi dalam pembuatankeputusan politik.

c) Pengaruh Kaum Intelektual dan Komunikasi Massa ModernKaum intelektual (sarjana, pengarang, wartawan, dsb) melalui ide-idenya kepada masyarakat umumdapat membangkitkan tuntutan akan partisipasi masa dalam pembuatan keputusan politik. Demikian juga berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi modern mampu mempercepat penyebaran ide-ide baru.

d) Konflik di antara Kelompok-Kelompok Pemimpin Politik Para pemimpin politik bersaing memperebutkan kekuasaan. Sesungguhnya apa yang mereka lakukanadalah dalam rangka mencari dukungan rakyat. Berbagai upaya yang mereka lakukan untuk memperjuangkan ide-ide partisipasi massa dapat menimbulkan gerakan-gerakan yang menuntut agar hak-hak rakyat yang berpartisipasi itu terpenuhi.

e) Keterlibatan Pemerintah yang MeluasPerluasan kegiatan pemerintah dalam berbagai bidang menimbulkan akibat adanya tindakan-tindakanyang semakin menyusup ke segala segi kehidupan rakyat. Ruang lingkup tindakan atau kegiatan atautindakan pemerintah yang semakin luas mendorong timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisir untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan politik.

Selain itu, ada dua penyebab timbulnya gerakan partisipasi politik dalam masyarakat. Yakni,a. Rasa kepercayaan dan keyakinan terhadap pemerintah rendah maka partisipasi menjadi pasif.b. Rasa kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara dan juga kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka rasa partisipasi menjadi aktif.

2. Faktor yang Mendorong Partisipasi Politik1) Pendidikan PolitikMelalui pendidikan politik diharapkan kader-kader anggota partai politik tersebut akan memperoleh manfaat atau kegunaan:a. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan, dan wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis.b. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.c. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan..

2) Kesadaran PolitikKesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan kepekaan dari setiap warga Negara akan urgensi urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kesadaran politik atau keinsafan hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupan kenegaraan, mengingat tugas-tugas Negara bersifat menyeluruh dan kompleks. Karena itu, tanpa dukungan positif dari seluruh warga masyarakat, akan banyak tugas-tugas Negara yang terbengkalai. Maka kesadaran politik ini diwujudkan dalam kegiatan pastisipasi politik. 3) Budaya PolitikBudaya politik merupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok masyarakat, bangsa, dan Negara yang dityakini sebagi pedoman dalm melaksanakan kegiatan-kegiatan politik kenegaraan.4) Sarana dan prasarana dalam kegiatan politik.5) Besar kecilnya peluang bagi masyarakat politik untuk ikut berperan dalam dunia politik.6) Undang-undang dan aturan yg mengatur ttg partisipasi politik warga negara.7) Peran tokoh di belakang layar (Soeharto contohnya pada masa Orba yg membatasi tindakan politik warga negara meski UU memberi kebebasan utk berpolitik warga negara)..

II.3. Fungsi Partisipasi PolitikSebagai suatu tindakan atau aktivitas, baik secara individual maupun kelompok, partisipasi politik memiliki beberapa fungsi. Robert Lane dalam studinya tentang keterlibatan politik, menentukan empat fungsi partisipasi politik bagi individu-individu, yakni: 1. Sebagai sarana untuk mengejar kebutuhan ekonomis, 2. Sebagai sarana untuk menentukan suatu kebutuhan bagi penyesuaian social, 3. Sebagai sarana untuk mengejar nilai-nilai khusus, 4. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan alam bawah sadar dan kebutuhan psikologis tertentu. II.4. Upaya Membangun Partisipasi PolitikUntuk mengantisipasi dan memberi solusi terjadinya penurunan angka partisipasi warganegara, maka perlu ditingkatkan efektivitas pendidikan politik bagi warganegara di Indonesia. Pendidikan politik di Indonesia adalah pendidikan yang diarahkan untuk mewujudkan kesadaran politik yang tinggi bagi warganegara, sehingga mereka sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk kesadaran untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan politik yang dapat membentuk sikap dan perilaku politik warganegara dapat dilaksanakan melalui lembaga-lembaga berikut :1. Pendidikan Politik melalui Keluarga.Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam kehidupan seseorang, sehingga menjadi lembaga yang pertama kali membentuk watak dan kepribadian serta perilaku anak. Di lingkungan keluarga, orang tua berperan mengajarkan anaknya untuk mengenal masyarakat, bangsa, dan negaranya selaras dengan nilai-nilai budaya yang ada.2. Pendidikan Politik melalui Lembaga Pendidikan.Lembaga pendidikan mempunyai misi untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai bagi anak. Di lembaga pendidikan yang merupakan bentuk masyarakat kecil terdapat jaringan kerja dari sejumlah komponen yang saling terkait, seperti guru, siswa, kepala sekolah, administrator sekolah, dan supervisor (Sukemi, 20043. Pendidikan Politik melalui Teman Sebaya/Sepergaulan/Sepermainan/ Seprofesi (peergroup).Aristoteles mengemukakan bahwa manusia adalah insan politik (zoon politicon) sehingga senantiasa merasa saling ketergantungan, keterkaitan, dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Salah satu kelompok sosial yang menjadi ajang seseorang untuk hidup dengan orang lain adalah teman sebaya/sepergaulan/sepermainan/ seprofesi (peergroup). Unit sosial ini mempunyai peranan sebagai media pendidikan politik yang selanjutnya dapat membentuk sikap dan partisipasi politik warganegara.4. Pendidikan Politik melalui Media Massa.Di dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, manusia senantiasa melakukan komunikasi, baik secara langsung maupun melalui media. Dengan komunikasi, manusia saling mempengaruhi sehingga dapat terbentuk wawasan dan pengalaman yang serupa. Surat kabar, majalah, radio, film, telepon, dan televisi merupakan media yang memungkinkan sumber informasi termasuk bidang politik dapat menjangkau audien dalam jumlah besar dan tersebar luas.5. Pendidikan Politik melalui Organisasi Politik atau Partai Politik.Yang dimaksud dengan organisasi politik atau partai politik adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh sekelompok warganegara secara suka rela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum. Salah satu fungsi organisasi politik adalah sebagai sarana pendidikan politik bagi anggotanya dan warganegara pada umumnya.

BAB IIIPENUTUP A. Kesimpulan

Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin negara, dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Faktor yang mempengaruhi partisipasi politik Menurut Myron Weiner yaitu:a) Modernisasi.b) Perubahan-Perubahan Struktur Kelas Sosial.c) Pengaruh Kaum Intelektual dan Komunikasi Massa Modernd) Konflik di antara Kelompok-Kelompok Pemimpin Politik e) Keterlibatan Pemerintah yang Meluas dalam Urusan Sosial Ekonomi dan Kebudayaan Faktor-faktor Pendorong Partisipasi Politika. Pendidikan Politikb. Kesadaran Politik. c. Budaya Politikd. Sarana dan prasarana dalam kegiatan politik.e. Besar kecilnya peluang bagi masyarakat politik untuk ikut berperan dalam dunia politik.f. Undang-undang dan aturan yg mengatur ttg partisipasi politik warga negara.g. Peran tokoh di belakang layar (Soeharto contohnya pada masa Orba yg membatasi tindakan politik warga negara meski UU memberi kebebasan utk berpolitik warga negara).. Fungsi Partisipasi Politik Sebagai sarana untuk mengejar kebutuhan ekonomis, Sebagai sarana untuk menentukan suatu kebutuhan bagi penyesuaian social, Sebagai sarana untuk mengejar nilai-nilai khusus, Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan alam bawah sadar dan kebutuhan psikologis tertentu. Sedangkan upaya Membangun Partisipasi Politik dapat melalui : Pendidikan Politik yaitu melalui Keluarga, Lembaga Pendidikan, Teman Sebaya/Sepergaulan/Sepermainan/ Seprofesi (peergroup), media massa, organisasi Politik atau Partai Politik.

B. Saran

Page | 14