Sp Jiwa Waham

12
Lampiran Contoh Strategi Pelaksanaan (SP) pada Pasien Waham SP 1: Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan, mempraktekan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Fase Orientasi “Assalamu’alaikum, perkenalkan nama saya Ana, saya perawat yang dinas pagi diruangan melati. Saya dinas dari pk 07.00-14.00 nanti. Saya akan merawat abang hari ini. Nama abang siapa? Senang dipanggil apa? “ Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang Beni rasakan sekarang?”. “Berapa lama Bang Beni mau kita berbincang-bnincang? Bagaimana kalau 15 menit?”. “Dimana enaknya kita berbinacang-bincang?”. Fase Kerja “Saya mengerti Bang Beni merasa bahwa Bang Beni adalah nabi, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus Bang?”. “Tampaknya Bang Beni gelisah sekali, bisa Abang ceritakan apa yang Bang Beni rasakan?”. “Oo… jadi Bang Ben merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri Abang sendiri?”.

description

SAP penyakit jiwa waham

Transcript of Sp Jiwa Waham

Page 1: Sp Jiwa Waham

Lampiran

Contoh Strategi Pelaksanaan (SP) pada Pasien Waham

SP 1: Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan

cara memenuhi kebutuhan, mempraktekan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Fase Orientasi

“Assalamu’alaikum, perkenalkan nama saya Ana, saya perawat yang dinas pagi diruangan

melati. Saya dinas dari pk 07.00-14.00 nanti. Saya akan merawat abang hari ini. Nama abang

siapa? Senang dipanggil apa?

“ Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang Beni rasakan sekarang?”.

“Berapa lama Bang Beni mau kita berbincang-bnincang?

Bagaimana kalau 15 menit?”.

“Dimana enaknya kita berbinacang-bincang?”.

Fase Kerja

“Saya mengerti Bang Beni merasa bahwa Bang Beni adalah nabi, tapi sulit bagi saya untuk

mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi, bisa kita lanjutkan

pembicaraan yang tadi terputus Bang?”.

“Tampaknya Bang Beni gelisah sekali, bisa Abang ceritakan apa yang Bang Beni rasakan?”.

“Oo… jadi Bang Ben merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk

mengatur diri Abang sendiri?”.

“Siapa menurut Bang Beni yang sering mengatur-ngatur diri Abang?”.

“Jadi ibu yang terlalu mengatur-atur ya Bang, juga kakak dan adik Abang yang lain?”.

“Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?”.

“Oo… bagus abang sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”.

“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut bang”.

“Wah… bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena osan

kalau dirumah terus ya”.

Fase Terminasi

“Bagaimana perasaan bang Beni setelah berbincang-bincang dengan saya?”.

“Apasaja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”.

Page 2: Sp Jiwa Waham

“Bagaimana kalau jadwal ini abang coba lakukan, setuju bang?”.

“Bagaimana kalau saya datang kembali 2 jam lagi?”.

“Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau dimana kita

bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini lagi?”.

SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki pasien dan membantu

mempraktikannya.

Fase Orientasi

“Assalamu’alaikum Bang Beni, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”.

“Apakah bang Beni sudah mengingat-ingat apasaja hobi atau kegemaran abanng?”.

“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”.

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang Beni tersbut?”.

“Berapa lama bang Beni mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal

tersebut?”.

Fase Kerja

“Apa saja hobi abang? Saya catat yaa bang, terus apalagi?”.

“Wah… rupanya bang beni pandai main voly yaa, tidak semua orang bisa bermain voly seperti

itu lho”(atau nama lain yang sesuai yang sesuai diucapkan pasien)

“Bisa bang Beni ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main voly? Siapa yang dlu

mengajarkannya kepada bang Beni? Dimana?”.

“Bisa bang Beni peragakan kepada saya bagaimana bermain voly yang baik itu?”.

“Wah… baik sekali permainannya”

“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bang Beni ini yaa, berapa kali sehari/seminggu bang

Beni mau bermain voly?”.

“Apa yang bang Beni harapkan darin kemampuan bermain voly ini?”.

“Ada tidak hobi atau kemampuan bang Beni yang lain selain bermain voly?”.

Fase Terminasi

“Bagaiman perasaan bang Beni setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan

abang?”.

Page 3: Sp Jiwa Waham

“Setelah ini coba bang Beni lakukan latihan voly sesuai dengan jadwal yang telah kita buat

yaa!”.

“Besok kita ketemu lagi yaa bang”.

“Bagaimana kalu nanti sebelum makan siang? Diruang makan saja yaa, setuju?”.

“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang Beni minum setuju?”.

SP 3: Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

Fase Orientasi

“Assalamu’alaikum bang Beni”

“Bagaimana bang, sudah dicoba latihan volynya? Bagus sekali”

“Seseuai dengan janji kita 2 hari yang lau bangaimana kalau sekarang kita membicarakan

tentang obat yang bang Beni minum?”.

“Dimana kita mau berbicara? Diruang makan?”.

“Berapa lama bang Beni mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?”.

Fase Kerja

“Bang Beni berapa macam obat yang diminum/jam berapa saja minum obat?”.

“Bang Beni perlu minum obat iniagar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”

“Obatnya ada 3 macam bang, yang warnahnya orange namanya CPZ gunanya agar tenang, yang

putih ini namanya THP Gunanya gak rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya

agar pikiran teratur. Semuanya ini diminum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7

malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut abang terasa kering, untuk membantu mengatasinya abang

bisa banyak minum dan mengisap-isam es batu”

“Sebelum minum obat ini bang Beni dan ibu mengecek label di kotak obat apakah benar nama

Beni tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus dimunum, jam berapa saja harus diminum,

baca juga apakah nama obatnya sudah benar”.

“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam

waktu lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bang Beni tidak menghentikan sendiri obat yang

harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

Page 4: Sp Jiwa Waham

Fase terminasi

“Bagaimana perasaan bang Beni setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang bang Beni

minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”.

“Mari kita masukan pada jadwal kegiatan abang. Jagan lupa minum obatnya dan nanti saat

makan siang minta sendiri obatnya pada perawat”

“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan yaa bang!”.

“Bang, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan. Bagaiman

akalau seperti biasa, jam 10 dan ditempat sama? Sampai besok”.

Page 5: Sp Jiwa Waham

Contoh Strategi Pelaksanaan (SP) pada Keluarga Pasien

SP 1 keluarga : Membina hubungan saling mempercaya dengan keluarga, mengidentifikasi

masalah, menjelaskan proses terjadinya masalah dan obat pasien

Fase Orientasi :

“Assalamu’alaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas diruang

melati ini. Saya yang merawat bang Beni selama ini. Nama Bapak dan Ibu siapa? Senang di

panggil ap?”

“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang Beni dan cara merawat

Beni di rumah?”

“Di mana kita mau berbicara? Bagaimana kalau diruang wawancara? Berapa lama waktu Bapak

dan Ibu? Bagaimana kalau 30 menit?”

Fase Kerja:

“Pak , bu, apa masalah yang bapak/ibu hadapi dalam merawat bang Beni ? Apa yang sudah

dilakukan di rumah? Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku-ngaku

sebagai orang nabi tetapi nyatanya bukan nabi merupakan salah satu gangguan proses berpikir.

Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak bapak/ibu berkata

bahwa ia seorang nabi, bapak/ibu dengan mengatakan

“Pertama : Bapak/ibu mengerti Beni merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk

mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah meninggal”

“Kedua : Bapak dan ibu harus lebih sering memuji Beni jika ia melakukan hal-hal yang baik”

“Ketiga : Hal-hal ini sebaiknya dilakukan seluruh keluarga yang berinteraksi dengan Beni.

Bapak ibu dapat bercakap-cakap dengan Beni tentang kebutuhan yang diinginkan Beni,

Misalnya:” Bapak/ibu percaya Beni punya kemampuan dan kengianan. Coba ceritakan kepada

bapak/ibu. Beni kan punya kemampuan……….” (kemampuan yang pernah dimiliki anak)

“Keempat : bagaimana kalau di coba lagi sekarang?” (jika anak mau mencoba berikan

pujian)”Pak/bu, Beni perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya jadi tenang”

“ Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang

putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya

agar pikiran teratur. Semuanya harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1

Page 6: Sp Jiwa Waham

siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat

menyebabkan kambuh lagi”

(Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang Beni sudah

mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minum obat sesuai jamnya, segera beri pujian”.

Fase Terminasi

“Bagaimana perasaan Bapak dan ibu setelah kita becakap-cakap tentang cara merawat Beni

dirumah?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali berkunjung

ke rumah sakit”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan

mencoba melakukan langsung cara merawat Beni sesuai dengan pembicaraan kita tadi”.

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”

“Baiknya saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat yang ini ya pak, bu”.

SP 2 melatih keluarga cara merawat pasien

Fase Orientasi :

“Assalamu’alaikum Pak, bu, sesuai janji saya dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi”

“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakandua hari yang

lalu?”

“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”

“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke Beni ya”.

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”

Fase kerja :

“Sekarang anggap saya Beni yang sedang mengaku-ngaku sebagai nabi, coba bapak dan ibu

praktekkan cara bicara yang benar bila Beni sedang dalam keadaan yang seperti ini. Bagus, betul

begitu caranya. “Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang

dimiliki Beni. Bagus.

“Sekarang coba cara memotivasi Beni minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai

jadwal. Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat Beni “

Page 7: Sp Jiwa Waham

“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada Beni?”

(Ulangi lagi semua cara di atas langsung kepada pasien)

Fase Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat Beni?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu

membesuk Beni. Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali lagi kesini

dan kita akan mencoba lagi cara merawat Beni sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”.

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”

“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya pak, bu”.

SP 3 Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Fase Orientasi :

“Assalamu’alaikum pak, bu karena Beni sudah boleh pulang, maka kita bicarakan jadwal Beni

selama di rumah”

“Bagaimana Pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat

Beni?”

“Nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal Beni di rumah? Mari bapak/ibu duduk di

sini”.

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik, 30 menit saja, sebelum bapak/ibu

menyelesaikan administrasi di depan”

Fase Kerja :

“Pak/bu, ini jadwal Beni selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, Apakah kira-kira dapat

dilaksanakan di rumah? Jangan lupa memperhatikan Beni, agar ia tetap menjalankannya di

rumah, dan jang lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melakukan)”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan

bapak selama di rumah. Kalau misalnya Beni mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan

tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku

membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi Perawat Erlin di puskesmas Indera

Page 8: Sp Jiwa Waham

Puri, Puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmas nya(0651)

554xxx. Jika tidak teratasi perawat Erlin akan merujuknya kerumah sakit terdekat”.

“Selanjutnya perawat Erlin yang akan membantu memantau pekembangan Beni selama

dirumah”.

Fase Terminasi :

“Apa yang ingin bapak/ibu tanyakan? Bagaimana perasaan bapak/ibu? Sudah siap melanjutkan

di rumah?

“Ini jadwal kegiataan hariannya. Ini rujukan untuk perawat Erlin di PKM Indera puri. Kalau ada

apa-apa bapak/ibu boleh juga menghubungi kami. Silahkan selesaikan administrasi kekantor

depan”