SOP Penanganan Spesimen

11
SOP Penanganan Spesimen Dahak 5 Maret 2015 | liatrihay BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemeriksaan laboratorium merupakan analisis biokimia terhadap perubahan fungsi tubuh yang timbul sebagai akibat dari penyakit tertentu, baik susunan kimia maupun mekanisme biokimia tubuh. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menunjang diagnosis suatu penyakit tertentu. Macam-macam pemeriksaan dilaboratorium terdiri dari berbagai bidang, seperti kimia klinik, hematologi, immunoserologi, kimia makanan, dan mikrobiologi. Sampel yang diperiksa juga bermacam-macam tergantung kebutuhan dari pemeriksaan yang akan dilakukan, yaitu darah, urin, sputum, bahkan cairan tubuh. Salah satu pemeriksaan dilaboratorium mikrobiologi adalah pemeriksaan sputum. Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat penyakit paru-paru. Membran mukosa saluran pernafasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan keluaran sekresi yang sering mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Sputum berbeda dengan sputum yang bercampur dengan air liur. Cairan sputum lebih kental dan tidak terdapat gelembung busa di atasnya, sedangkan cairan sputum yang bercampur air liur encer dan terdapat gelembung busa di atasnya. Sputum diambil dari saluran nafas bagian bawah sedangkan sputum yang bercampur air liur diambil dari tenggorokan. 1. TUJUAN Untuk mengetahui standar operasional prosedur pemeriksaan dahak atau sputum pada instalasi kesehatan. BAB II

description

cxvcx

Transcript of SOP Penanganan Spesimen

Page 1: SOP Penanganan Spesimen

SOP Penanganan Spesimen Dahak5 Maret 2015 | liatrihay

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pemeriksaan laboratorium merupakan analisis biokimia terhadap perubahan fungsi tubuh yang timbul sebagai akibat dari penyakit tertentu, baik susunan kimia maupun mekanisme biokimia tubuh. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menunjang diagnosis suatu penyakit tertentu. Macam-macam pemeriksaan dilaboratorium terdiri dari berbagai bidang, seperti kimia klinik, hematologi, immunoserologi, kimia makanan, dan mikrobiologi. Sampel yang diperiksa juga bermacam-macam tergantung kebutuhan dari pemeriksaan yang akan dilakukan, yaitu darah, urin, sputum, bahkan cairan tubuh.

Salah satu pemeriksaan dilaboratorium mikrobiologi adalah pemeriksaan sputum. Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat penyakit paru-paru. Membran mukosa saluran pernafasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan keluaran sekresi yang sering mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Sputum berbeda dengan sputum yang bercampur dengan air liur. Cairan sputum lebih kental dan tidak terdapat gelembung busa di atasnya, sedangkan cairan sputum yang bercampur air liur encer dan terdapat gelembung busa di atasnya. Sputum diambil dari saluran nafas bagian bawah sedangkan sputum yang bercampur air liur diambil dari tenggorokan. 

1. TUJUAN

Untuk mengetahui standar operasional prosedur pemeriksaan dahak atau sputum pada instalasi kesehatan.

BAB II

ISI

1. Proses pemeriksaan2. Proses Umum Waktu Pemeriksaan yang Pertama Kali

Pertama kali, mencari klinik atau rumah sakit yang sesuai dengan kecelakaan atau lukanya dan mendaftarkan dengan membawa kartu asuransi kesehatan. Dengan demikian proses untuk menunggu, pemeriksaan, pembiayayaan dan obat dapat di tangani/diambil oleh kartu asuransi kesehatan tersebut. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan seperti berikut.

1. Apabila Ingin Mendaftarkan Penyembuhan Penyakit dan Kecelakaan atau Luka

Page 2: SOP Penanganan Spesimen

Mencari klinik atau rumah sakit yang sesuai dengan penyakit dan lukanya.

1. Pergi ke Klinik dan Rumah Sakit

Di tempat pendaftaran, bilanglah “baru pertama kali” dan mengeluarkan kartu asuransi kesehatan. Dan menulis tentang formulir pendaftaran, pertanyaan tentang pemeriksaan yang akan dilaksanakan. Pertanyaan tersebut tentang penyakit yang diderita sekarang, pengalaman tentang penyakit yang pernah di derita dan mempunyai alergi atau tidak. Bila selesai menulisnya, kembalikanlah ke tempat/loket pendaftaran, lalu menunggulah di tempat ruang tunggu.

1. Pemeriksaan Dokter

Apabila namanya dipanggil, masuklah ke ruangan pemeriksaan dokter, dan mulai pemeriksaan. Sesuai dengan kebutuhan dalam hasil pemeriksaan dan pengobatan. Untuk itu di perlukan pemesanan pengobatan selanjutnya.

1. Pembayaran

Pembiayaan perawatan medis di bayar dengan uang tunai (sebagian klinik ada juga yang bisa di bayar dengan kartu kredit). Setelah selesai pemeriksaan, bon pembayaran ada yang langsung di berikan dari perawat. Apabila demikian, bon pembayaran tersebut di bawa ke loket pembayaran. Bila telah dibayar simpanlah kertas bon tersebut. Karena ketika 1 bulan pembayaran perawatan medis Anda jumlahnya tinggi (tergantung dari pendapatan Anda, biasanya 80,100 yen, dan bila lebih dari itu Anda diharuskan membayar perawatan medis Anda sebagian. Dan ada juga bila dalam 1 tahun lebih dari 100 ribu yen pajaknya akan murah. Dan untuk itu tetap membutuhkan bon pembayaran..

1. Pengambilan Obat

Pada waktu pembayaran menerima resep obat, kemudian bawalah ke apotek untuk membeli obat, pembayaran sistem ini namanya,apotek yang berada diluar rumah sakit/chouzai yakkyoku. Ada juga loket apotek yang berada di dalam rumah sakit, dan pembayarannya dijadikan satu dengan pembayaran perawatan medis (apotek di dalam rumah sakit).

Apabila ingin memeriksa lagi, bawalah kartu rumah sakit pemeriksaan dan masukkanlah ke mesin pendaftaran (saishinki) untuk berobat menurut jenis bagian perawatan yang dibutuhkan, dapat juga ke bagian loket pendaftaran dan caranya sama dengan pertama kali mendaftar.

1. Alur Pelayanan Rumah Sakit2. Mendaftar di Tempat Penerimaan Pasien I (TPPI) Bidang Rekam Medis Pendaftaran,

untuk mendapatkan nomor urut periksa

3. Memberitahukan kepada Petugas Klinik yang dituju, nomor urut periksanya, dan menanti pemeriksaan dokter.

Page 3: SOP Penanganan Spesimen

4. Ke Kas/Bank untuk validasi/membayar biaya Pemeriksaan Dokter, Resep Obat, Laboratorium, Radiologi, dan penunjang lain, jika memang menggunakan fasilitas tersebut atas perintah dokter yang sudah disanggupi dan disetujui pasien.

Pasien BPJS :

1. Menyerahkan kartu JKN dan surat rujukan dari Puskesmas/ Dokter keluarga ke loket BPJS Center.

2. Setelah mendapat SEP dari loket BPJS Center, pasien menuju ke poliklinik yang dituju

4. Pemeriksaan Pasien di Poliklinik / IGD oleh dokter spesialis/ dokter jaga.

5. Pasien diarahkan untuk Pemeriksaan Laboratorium, Radiologi, dan penunjang lain (bila perlu), dengan menunjukkan tanda pembayaran yang sudah divalidasi Kas/Bank.

6. Kemudian hasil pemeriksaan dikonsulkan lagi ke dokter pengirim. Hasil Konsul dari dokter yang menentukan pasien perlu Rawat Inap atau cukup Rawat Jalan.

7. Ke Instalasi Farmasi untuk mengambil obat, dengan menunjukkan tanda pembayaran yang sudah divalidasi Kas/Bank

1. Pulang dengan membawa obat

2. Bila perlu RAWAT INAP, mendaftar di TPP II (Admisi) untuk mendapatkan kamar sesuai permintaan pasien/keluarga atau sesuai haknya bagi pasien tanggungan (instansi yang bekerja sama.

1. Alur Pra Analitik Pemeriksaan Dahak

2. Pasien datang ke balai Paru, rumah sakit, puskesmas atau poliklinik terdekat

3. Pasien mengikuti alur pemeriksaan di tempat tersebut

4. Pada waktu pasien datang pertama kali maka pasien dianjurkan untuk mengambil dahak sewaktu dengan memberikan wadah/pot dahak yang sudah diberi identitas pasien.

5. Petugas mengarahkan ke tempat pengambilan dahak dan dijelaskan tentang bagaimana mengambil dahak yang benar, menutup lalu membawa specimen dahak.

6. Dilakukan pengamatan specimen dahak oleh petugas, apabila dahak belum memenuhi kriteria maka pengambilan bisa diulang dengan tata cara pengeluaran dahak yang benar.

7. Petugas memberikan arahan agar pasien diharuskan datang kembali esok hari dengan membawa wadah sampel untuk pengambilan sampel dahak pagi.

8. Setelah mendapat sampel, maka sampel dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.

1. Macam-macam dahak

Page 4: SOP Penanganan Spesimen

Dahak yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi dahak biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan dahak itu sendiri. Klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya:

1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.

2. Sputum banyak sekali & purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)

3. Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → tanda bronkhitis/ bronkhiektasis

4. Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.

5. Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dalam sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi

6. Sputum merah muda & berbusa → tanda edema paru akut

7. Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.

8. Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis

9. Prosedur pengambilan sample sputum

10. Peralatan

1. Wadah specimen steril dengan penutup, bermulut lebar, bertutup ulir, terbuat dari plastic, steril, tidak mudah pecah

2. Sarung tangan disposable (bila membantu klien),

3. Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan air,

4. Handuk kertas,

5. Label yang berisi lengkap, meliputi :

Tanggal pengambilan spesimen

Identitas pasien (terutama nama dan nomor urut).

Jenis sampel

1. Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap, meliputi :

Nomor urut

Nomor identitas sediaan dahak

Nama tersangka penderita

Page 5: SOP Penanganan Spesimen

Umur dan jenis kelamin

Alamat lengkap

Nomor registrasi laboratorium :

1. Obat kumur.

2. Prosedur pengambilan sample

Sebelum melaksanakan pengambilan sample terlebih dahulu mentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai. Kemudian melakukan pengambilan sample yang prosedurnya meliputi :

1. Memberikan penjelasan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian memberikan informasi dan memberikan instruksi kepada Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan spesimen sputum,

Meliputi :

Tidak menyentuh bagaian dalam wadah specimen, Mengeluarkan sputum langsung ke dalam wadah sputum,

Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,

Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri saat batuk,

Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup   analisis),

Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai.

1. Berikan privasi klien.

o Pengambilan dahak sebaiknya dilakukuan pada pagi hari, dimana kemungkinan untuk mendapat dahak bagian dalam lebih besar.

o Agar dahak mudah dikeluarkan, pastinya dianjurkan mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan dahak

o Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan dahak agar yang dibatukkan benar-benar merupakan dahak, bukan air liur/saliva ataupun campuran

o Sebelum mengeluarkan dahak, pasien disuruh berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada)

o Dahak diambil dari batukan pertama (first cough)

o Cara membatukkan dahak: Tarik nafas dalam dan kuat(dengan pernafasan dada) batukkan kuat dahak dari bronkus, trakea, mulut, wadah penampung.

Page 6: SOP Penanganan Spesimen

Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium)

o Periksa dahak yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan dahak.

o Sebaiknya, pilih dahak yang mengandung unsur-unsur khusus, seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain.

o Bila dahak susah keluarkan, lakukan perawatan mulutPerawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan dahak.

o Bila dahak tidak dapat dikeluarkan dapat diambil secara Aspirasi transtracheal, Bronchial lavage, Lung biopsy

2. Berikan bantuan yang diperlukan untuk mengumpulkan specimen.

Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi Fowler-tinggi atau- semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum.

Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah tersebut untuk klien.

Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari jalan udara ke dalam faring.

Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya, pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain.

Bantu klien untuk mengulang batuk sampai terkumpul jumlah sputum yang cukup.

Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain.

Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian luar wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas.

Lepas dan buang sraung tangan.

Beri label dan bawa spesimen ke laboratorium.

Patikan informasi yang benar tertulis pada label dan slip permintaan laboratorium. Tempelkan label dan lampirkan perimintaan laboratorium pada wadah spesimen.

Page 7: SOP Penanganan Spesimen

Identifikasi dan/atau informasi yang tidak akurat pada wadah spesimen dapat membuat kesalahan diagnosis atau terapi.

Atur agar specimen dikirim segera ke laboratorium atau di dinginkan. Kultur bakteri harus segera dimulai sebelum organisme yang mengkontaminasi tumbuh dan berkembang baik sehingga memberikan hasil positif palsu.

Dokumentasikan semua informasi yang relevan.

Dokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan klien. Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau encer), adanya hemoptisis (darah pada sputum), bau sputum, tibdakan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan sputum (mis., drainase postural), jumlah sputum yang dihasilkan secara umum, adanya ketidaknyamanan yang dialami klien.

1. Waktu pengambilan sputum

Waktu yang diperlukan untuk pengambilan sputum adalah 3 kali pengambilan sputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali datang; Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita datang lagi dengan membawa sputum pagi ( sputum pertama setelah bangun tidur), Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium, penderita diminta mengeluarkan sputumnya lagi.

1. Teknik Pengambilan Sputum

Pengambilan sputum pada pasien tidak boleh  menyikat gigi. Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada). Sputum diambil dari batukkan pertama (first cough). Cara membatukkan sputum dengan Tarik nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada) batukkan kuat sputum dari bronkus trakea mulut wadah penampung. Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium).

Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum. Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti : darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum susah keluarkan lakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat (expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum.

1. Cara Penyimpanan Dahak 1. Penyimpanan: < 24 jam pada suhu ruang.

2. Penyimpanan pada pot steril berpenutup

3. Penyimpanan pada pot steril berpenutup.

4. Dahak ditangani pada bagian sitologi dan termasuk dalam kriteria kental, sel cukup banyak sehingga langsung dibuat preparat hapusnya.

Page 8: SOP Penanganan Spesimen

5. Dahak langsung dihapus ke objek gelas dan langsung difiksasi dengan Alkohol 50-70%, dengan metode fiksasi pelapis(coating fixative).

1. Cara pengiriman spesimen

Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data yang harus disertakan, yaitu:

Data 1: Pot/wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.

Data 2: Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir (minimal 3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien. Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir. Spesimen tidak akan diterima apabila:

– Tidak dilengkapi dengan data yang sesuai.

– Jumlah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kurang.

– Cara pengambilan tidak sesuai dengan prosedur yang ada