Solidin BAB IV -...

24
75 BAB IV TELAAH SURAT AN-NISA’ AYAT 36 TENTANG KEPRIBADIAN MUSLIM DALAM PERSPEKTIF KONSELING ISLAM 4.1. Telaah terhadap Pesan yang Terkandung dalam Surat an-Nisa’ Ayat 36 Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan yang paripurna dengan berpedoman pada dasar hukum yang absolut ketetapannya yaitu pada al- Qur'an dan al-Hadits, yang didalamnya mentendensikan pada tiga aspek ajaran, yaitu ajaran aqidah, ajaran syari’ah dan ajaran akhlak (El-Jazairi, 1993: v). Dari ketiga aspek tidak dapat difungsikan secara berat sebelah sebagai wujud ke-kaaffah-an agama Islam sebagaiamana yang tersirat QS. Al-Baqarah: 208, yaitu : “Hai orang- orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya (kaffah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (Depag RI, 1989: 50). Meskipun memang diakui bahwa aspek pertama amat menentukan, tanpa integritas kedua aspek berikutnya dalam perilaku kehidupan muslim, maka makna realitas kesempurnaan Islam menjadi kurang utuh dan bersamaan dengan itu bahwa eksistensi perilaku lahiriyah manusia adalah perlambang hatinya. Dari sini penulis mencoba mengamati secara mendalam makna atau pesan yang terkandung dalam al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 kaitannya dengan realisasi

Transcript of Solidin BAB IV -...

Page 1: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

75

BAB IV

TELAAH SURAT AN-NISA’ AYAT 36

TENTANG KEPRIBADIAN MUSLIM DALAM PERSPEKTIF

KONSELING ISLAM

4.1. Telaah terhadap Pesan yang Terkandung dalam Surat an-Nisa’ Ayat 36

Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan yang paripurna

dengan berpedoman pada dasar hukum yang absolut ketetapannya yaitu pada al-

Qur'an dan al-Hadits, yang didalamnya mentendensikan pada tiga aspek ajaran, yaitu

ajaran aqidah, ajaran syari’ah dan ajaran akhlak (El-Jazairi, 1993: v). Dari ketiga

aspek tidak dapat difungsikan secara berat sebelah sebagai wujud ke-kaaffah-an

agama Islam sebagaiamana yang tersirat QS. Al-Baqarah: 208, yaitu : “Hai orang-

orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya (kaffah), dan

janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh

yang nyata bagimu” (Depag RI, 1989: 50). Meskipun memang diakui bahwa aspek

pertama amat menentukan, tanpa integritas kedua aspek berikutnya dalam perilaku

kehidupan muslim, maka makna realitas kesempurnaan Islam menjadi kurang utuh

dan bersamaan dengan itu bahwa eksistensi perilaku lahiriyah manusia adalah

perlambang hatinya.

Dari sini penulis mencoba mengamati secara mendalam makna atau pesan

yang terkandung dalam al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 kaitannya dengan realisasi

Page 2: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

76

ajaran Islam yang mencakup aspek ajaran aqidah, syari’ah dan akhlak mengenai

pembentukan kepribadian muslim.

Berdasarkan tafsir al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 yang telah diterangkan

secara rinci dalam bab III, dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

Pertama, munasabah surat dan ayat sebagai bentuk hubungan antara surat

dan ayat baik sebelum dan sesudahnya. Adapun munasabah surat An-Nisa’ dengan

surah sebelumnya, yaitu surat Ali Imran diketahui bahwa pada bagian akhir surat Ali

Imran disebutkan perintah untuk bertakwa, perintah yang sama juga disebutkan pada

permulaan surat an-Nisa’. Dan munasabah surat An-Nisa’ dengan surat sesudahnya,

yaitu surat Al-Maidah. Surat An-Nisa’ dimulai dengan perintah bertakwa dan

menyatakan bahwa asal itu adalah satu, kemudian menerangkan hukum-hukum yang

berhubungan dengan anak yatim, rumah tangga, warisan, wanita yang haram dinikahi

serta hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan. Pengutaraan hukum perang dan

hukum keluarga dalam surat ini, merupakan hujjah-hujjah yang dikemukakan kepada

ahli kitab, yang mana hujjah-hujjah ini ditegaskan pada bagian terakhir dari surat ini.

Akhirnya surat ini ditutup dengan perintah kepada para mukmin supaya mereka

bersabar, mengeratkan hubungan sesama manusia dan bertakwa kepada Allah, agar

mendapat keberuntungan dunia dan akhirat (Depag RI, 1989: 154). Selain itu juga

dijelaskan dalam surat An-Nisa’ ini tentang beberapa macam akad, baik akad

perkawinan, perceraian, warisan, dan perjanjian. Sedangkan surat Al-Maidah pada

bagian awal surat agar hamba-hamba Allah memenuhi segala macam aqad yang telah

dilakukan baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia.

Page 3: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

77

Sedangkan Surat an-Nisa’ ayat 36 menggambarkan bahwa ayat ini memberi

peringatan kepada masyarakat muslim supaya waspada dan berhati-hati terhadap ahli

kitab yaitu kaum Yahudi dan Nasrani dengan segala keburukan dan kemurkaannya,

dalam upaya merombak tatanan sosial dan kehidupan manusia yang sesuai dengan

ajaran agama Islam. Keterkaitan surat an-Nisa’ ayat 36 dengan ayat sebelum dan

sesudahnya, di dalamnya mengandung peraturan-peraturan yang wajib dipelihara dan

dijalankan di dalam menegakkan tatanan kehidupan manusia menjadi muslim yang

berkepribadian baik (akhlakul karimah) terhadap tatanan keluarga, masyarakat dan

umat manusia, juga terkandung peraturan tanggung jawab suami dan ketaatan istri

dan sikap keluarga luar (masyarakat sosial) jika terjadi perselisihan, termasuk juga

peraturan pembagian harta waris. Peraturan yang terkandung dalam ajaran Islam ini

memberikan tatanan kehidupan yang membawa rahmat bagi yang menjalankan,

supaya terbentuk suatu keluarga, masyarakat dan umat yang baik, harmonis dan

memiliki integritas yang kuat.

Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) al-Qur'an khususnya dalam

surat an-Nisa’ ayat 36 tidak diketahui secara pasti tentang sebab turunnya ayat ini,

sehingga menunjukkan bahwa eksistensi ayat ini berdiri sendiri dan bersifat universal

(absolut). Namun keberadaan ayat ini terdapat keterkaitan yang menghubungkan

antara ayat sebelum dan sesudahnya, yaitu pelajaran yang merupakan permulaan

proses perjalanan pengaturan kehidupan muslim dari konteks jahiliyah menuju

konteks ajaran Rasulullah SAW. Di mana korelasi dan relevansi aktual ayat ini

dengan era kekinian merupakan produk identitas Islam mengenai “moslem ideal”,

khususnya mengenai aturan dan hukum sebagai kewajiban manusia terhadap Allah

Page 4: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

78

SWT dan sesama manusia dalam tatanan masyarakat sosial yang selama ini perlu

dilestarikan, dijaga secara berkesinambungan sehingga terbentuk tatanan kehidupan

muslim yang kaffah dari zaman Rasulullah SAW sampai akhir zaman.

Dari sini dapat diketahui bahwa kandungan Al-Quran surat an-Nisa’ ayat 36

memberikan petunjuk-petunjuk dan nasehat-nasehat dalam pembinaan kepribadian

umat manusia. Hal ini dapat dicermati sebagaimana yang telah ditafsirkan oleh para

mufasir yang menegaskan bahwa substansi ayat tersebut dapat dijadikan sebagai

cerminan, pelajaran dan contoh dalam membimbing dan mengarahkan umat manusia

agar tercipta kepribadian yang berakhlak mulia (Depag RI, 1985: 166). Sebagimana

yang dikutip Shihab (2000: 414-415) dalam al-Biqa’i yang menilai bahwa ayat ini

sebagai penekanan terhadap tuntunan dan bimbingan ayat-ayat sebelumnya, di

dalamnya menjelaskan bahwa cukup banyak nasehat yang dikandung, yang

kesemuanya mengarahkan kepada nasehat tentang ketaqwaan, keutamaan serta

anjuran “meraih” dan ancaman “mengabaikan”. Nasehat tersebut tidak hanya

ditujukan kepada orang-orang mukmin melainkan juga kepada semua manusia

dengan meyebutkan pada ayat pertama dalam surat an-Nisa’ “Hai sekalian manusia,

sembahlah Allah yang Maha Esa dan menciptakan kamu serta pasanganmu, dan

janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun selain-Nya. Dan dengan

dua orang ibu-bapak persembahkanlah kebajikan yang sempurna, dan jangan abai

berbuat baik dengan karib kerabat, dan anak-anak yatim serta orang-orang miskin

hingga …. diterangkan sampai akhir ayat”.

Surat an-Nisa’ ayat 36 menggambarkan bahwa ayat ini memberi peringatan

kepada masyarakat muslim supaya waspada dan berhati-hati terhadap ahli kitab yaitu

Page 5: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

79

kaum Yahudi dan Nashrani dengan segala keburukan dan kemurkaannya, dalam

upaya merombak tatanan sosial umat manusia yang sesuai dengan ajaran agama

Islam. Keterkaitan surat an-Nisa’ ayat 36 dengan ayat sebelum dan sesudahnya, telah

dijelaskan oleh Hamka (1984: 60) di dalamnya mengandung peraturan-peraturan

yang wajib dipelihara dan dijalankan di dalam menegakkan rumah tangga, peraturan

tanggung jawab suami dan ketaatan istri dan sikap keluarga luar jika terjadi

perselisihan, termasuk juga peraturan pembagian harta waris. Peraturan yang

terkandung dalam ajaran Islam ini memberikan tatanan kehidupan yang membawa

rahmat bagi yang menjalankan, supaya terbentuk suatu keluarga, masyarakat dan

umat manusia yang berakhlak mulia.

Berkaitan dengan pendapat para mufasir mengenai surat an-Nisa’ ayat 36,

maka eksistensi ayat tersebut bila ditinjau dari munasabah dan asbabun nuzul, dapat

ketahui bahwa terdapat nilai-nilai dan pesan yang terkandung di dalamnya, yaitu

sebagai berikut:

1. Kewajiban manusia kepada Allah SWT ialah dengan menyembah-Nya dan

beribadah kepada-Nya dengan khusu’ dan ta’at.

2. Tidak boleh mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu.

3. Hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak, karena keduanya itu adalah manusia

yang berjasa.

4. Termasuk kewajiban sesama manusia, ialah berbuat baik kepada kerabat karib,

anak yatim, orang-orang miskin, tetangga, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba

sahaya.

Page 6: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

80

5. Hendaknya jangan menjadi orang yang sombong dan takabur, suka

membanggkan diri, sebab sifat ini sangat dibenci oleh Allah SWT (Depag RI,

1985: 178).

Dari tafsiran ayat di atas dapat penulis ketahui bahwa pesan dari kandungan

surat an-Nisa’ ayat 36 secara eksplisit menjelaskan tentang perintah Allah SWT yang

mengarah kepada ajakan kepada seluruh alam termasuk di dalamnya manusia untuk

menciptakan tatanan kehidupan yang selaras, seimbang, dan harmonis (rahmatan lil

‘alamin) dalam mencapai petunjuk dan ridha-Nya. Namun secara implisit ayat

tersebut dapat diketahui bahwa dalam mengaplikasikan konsep yang terkandung

dalam al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 tersebut mengarah pada kerangka

pembentukan kepribadian muslim. Di mana manusia “moslem ideal” berkedudukan

sebagai pelaku ajaran agama yang diwajibkan untuk melaksanakan “perintah Allah

SWT” guna menselaraskan, menyeimbangkan dan mengharmoniskan serta

melestarikan tatanan kehidupan manusia di muka bumi (dunia), yang berlanjut

kepada kebahagiaan akhirat.

Dari sini penulis dengan mengutip (Hasyimi: 2001) dapat menyimpulkan dan

menggarisbawahi secara rinci bahwa nilai-nilai atau pesan yang termaktub dalam al-

Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 mengenai pembentukan kepribadian muslim mencakup

hal-hal sebagai berikut :

1. Pribadi muslim kepada Allah SWT

Beberapa hal yang menjadi point penting dalam pembentukan

kepribadian muslim khususnya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Kepribadian

atau akhlak muslim kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah sebagai berikut:

Page 7: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

81

a. Orang Mukmin selalu waspada dan mengingat Allah SWT

Islam menyerukan kepada umatnya agar benar-benar beriman dan

bersikap tulus kepada Allah SWT, berhubungan akrab dengan-Nya, selalu

mengingat-Nya dan tawakal kepada-Nya. Seorang muslim harus merasakan

di kedalaman jiwanya bahwa ia senantiasa memerlukan pertolongan dan

dukungan Allah SWT. Dia menyadari bahwa Allah lah yang mengontrol

segala urusan dunia dan kehidupan manusia, mengenal tanda-tanda

kekuasaan-Nya yang tidak terbatas pada setiap aspek ciptaan-Nya, sehingga

dengan demikian keimanannya kepada Allah SWT akan semakin meningkat.

Hal ini dipertegas dalam firman-Nya:

اليت ألولى االلباب موات ون فى خلق السا () االرض واختالف اليل والنهارالذين يذكرون اهللا قيما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون فى خلق السموات

باطال سذا به لقتاخا منبض راالرار والن ذابا عفقن كان190: ال امران(ح-191(

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiada Engkau menciptaan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Ali Imran: 190-191).

b. Memahami perintah Tuhan

Seorang muslim yang tulus harus patuh kepada Allah SWT dalam

keadaam bagaimanapun. Ujian keimanan seorang muslim terletak dalam

mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya dalam segala keadaan baik

persoalan besar maupun kecil tanpa ragu dan tanpa syarat. Tanpa kepatuhan

Page 8: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

82

mutlak kepada keduanya, tidak ada yang disebut iman, demikian juga Islam.

Oleh karena itu, seorang muslim yang tulus tidak boleh menyimpang dari

bimbingan Allah dan mengabaikan ajaran Rasul-Nya.

c. Menerima kehendak dan ketentuan Allah SWT

Seorang muslim yang sejati bahwa iman kepada kehendak dan

ketentuan Allah merupakan salah satu rukun iman. Apapun yang menimpa

dirinyadalam hidup tidak bisa dihindarinya karena Allah SWT telah

memutuskannya. Sikap menerima kehendak dan ketentuan Allah akan

membuatnya menerima pahala dari sisi Allah SWT.

d. Bersegera taubat kepada Allah SWT

Seorang muslim boleh jadi lalai dan menyimpang dari jalan yang lurus,

sehingga ia berbuat dosa yang tidak sesuai dengan jiwanya sebagai berikut

seorang mukmin yang rendah hati. Namun jika telah berbuat demikian ia

akan segera ingat kepada Allah SWT, menghentikan segala kesalahannya dan

mohon ampunan atas kesalahan itu.

: االعراف(م طئف من الشيطان تذكروا فاذاهم مبصرون ن الذين اتقوا اذا مسها201(

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila dalam dirinya timbul perasaan was-was dari setan, mereka segera ingat kepada Allah. Maka seketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS. al-A’raf: 201).

Hati yang dipenuhi dengan cinta dan ketakwaan kepada Allah SWT

tidak akan dirasuki kelalaian. Bagi seorang muslim selalu berhasrat untuk

menyesal dan mohon ampunan, serta berusaha dalam kepatuhan, bimbingan

dan ridha Allah SWT.

Page 9: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

83

e. Perhatian utamanya adalah ridha Allah SWT

Seorang muslim selalu mencari ridha Allah SWT dalam setiap apa yang

dilakukannya, dan tidak berusaha untuk mencari persetujuan selain-Nya, dan

sungguh ia boleh jadi akan dimarahi atau dibenci orang dalam upayanya

untuk mengutamakan Tuhan.

f. Taat dalam melaksanakan kewajiban dan amal shalih yang diajarkan Islam

Kewajiban muslim kepada Tuhannya adalah melaksanakan seluruh

kewajiban dan rukun Islam secara sempurna dan tekun. Ia tidak menunda-

nundanya dan tidak mencari alasan untuk meninggalkannya. Kewajiban

melaksanakan shalat lima waktu pada waktunya, karena shalat merupakan

salah satu pokok keimanan, siapapun yang menegakkan shalat berarti

menegakkan agama.

2. Pribadi muslim terhadap diri sendiri

Seorang muslim yang berkepribadian muslim berkeyakinan bahwa

kebahagiaan di dunia dan akhirat bergantung pada sikap, perbuatan dan akhlak

terhadap dirinya sendiri; bagaimana ia menyucikan dan membersihkan

pribadinya, demikian pula penderitaannya bergantung pada kerusakan dirinya.

Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:

)10-9: الشمش(د افلح من زكاها وقد خاب من دساها ق

“Sesungguhnya berbahagialah orang yang menyucikan dirinya dan celakalah orang yang mengotorinya” (QS. asy-Syams: 9-10)

Dengan menjaga dirinya sendiri, seorang muslim berarti berusaha

menanamkan kepribadaian (akhlak) muslim yang ditujukan kepada dirinya

Page 10: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

84

sendiri adalah meliputi: pemenuhan kebutuhan jasmani (lahiriyah), berupa sikap

dalam makan dan minum, kesehatan terjaga dengan baik, olahraga dan istirahat

teratur serta penampilan yang baik; pemenuhan kebutuhan rohani, seperti

beribadah dengan tekun, berdzikir dan berdoa secara istiqomah; dan pemenuhan

kebutuhan ilmu pengetahuan, dengan cara belajar yang sungguh dan mendalami

bidang kajiannya.

3. Pribadi muslim terhadap sesama makhluk

Islam menganjurkan agar kaum muslimin bergaul dan berkomunikasi

dengan orang lain. Keberadaan mereka dapat dibedakan dengan mudah dari

kepribadian dan akhlaknya sehari-hari, penampilan, pakaiannya, sehingga

menjadi teladan dan berguna bagi orang lain.

Adapun pribadi muslim terhadap sesama makhluk, meliputi berbuat baik

dan berakhlak luhur kepada :

a. Pribadi muslim terhadap kedua orang tua

Salah satu karakteristik utama dari seorang muslim sejati adalah

perlakuannya yang bijak dan baik kepada kedua orang tuanya. Seorang

muslim yang benar-benar mengikuti perintah ini merupakan tema tetap dalam

kitab Allah SWT dan Sunnah Rasul-Nya, yang dengan tegas mengenai

tingginya kedudukan orang tua, sehingga sepatutnya memperlakukan dengan

bijaksana sejak usia senja sampai mencapai masa uzur. Firman Allah SWT:

ا ومهداح رالكب كدعن نلغبا يا امانسن احيالدبالوو اهوا اال ايدبعاال ت كبى رقضواخفض لهما () تقل لهما اف والتنهرهما وقل لهما قوال كريما اوكالهما فال

Page 11: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

85

24-23: االسرأ(ل من الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربيانى صغيرا جناح الذ(

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada bapak ibumu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidikku sewaktu masih kecil” (QS. Al-Isra’: 23-24).

Dari keterangan ayat di atas mengenai “Berbuat baik kepada bapak

ibumu” menujukkan adanya sikap dan perilaku muslim yang mulia, di

antaranya: memperlakukan orang tua dengan bijak dan baik, menyadari status

orang tua dan mengerti tanggung jawabnya kepada mereka.

b. Pribadi muslim terhadap tetangga

Seorang muslim yang benar-benar paham akan ajaran agamanya

biasanya menjadi orang yang terbaik dalam berhubungan dengan

tetangganya. Tetangga dekat adalah orang yang dengannya mempunyai

ikatan keluarga atau agama, sedangkan tetangga jauh adalah seorang dengan

seseorang yang lain tidak memiliki ikatan agama.

Perlakuan yang baik kepada tetangga dan penghindaran diri dari

perilaku yang membahayakan dan merisaukan tetangga demikian penting

sehingga nabi mensabdakan sebagai satu dari tanda-tanda keimanan yang

benar kepada Allah SWT dan hari akhir. Dalam sabdanya disebutkan:

Page 12: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

86

م اال مواليباهللا و نام نمو هارج كرمم االخر فليواليباهللا و نام ن فهيض كرمخر فلي تمصليا اوريقل خم االخر فليواليباهللا و نام نرواه خبارى ومسلم (م(

“Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaknya dia memperlakukan tetangganya dengan baik; barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hendaknya dia memuliakan tamunya; barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hendaknya dia mengucapkan kata-kata yang baik atau diam” (Mutafaq ‘alaih).

c. Pribadi muslim terhadap saudara

Sifat muslim terpuji yang menonjolkan kepribadian atau akhlak mulia

salah satunya adalah terhadap saudaranya, baik saudara sekandung maupun

saudara seagama. Batas-batas yang menghubungkan seorang muslim dengan

saudaranya melampaui batas ras, warna kulit atau bahasa, yang mendasar

adalah batas keimanan kepada Allah SWT.

Persaudaraan seiman merupakan ikatan paling kuat di antara hati dan

pikiran. Tidak mengherankan, persaudaraan yang unik ini melahirkan buah

cinta yang benar-benar mulia, suci, mendalam dan abadi. Dalam al-Qur'an

diterangkan: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara” (QS.

al-Hujurat: 10).

d. Pribadi muslim terhadap masyarakat

Seorang muslim yang menyadari ajaran-ajaran agamanya akan menjadi

pribadi yang berjiwa sosial, karena dia memiliki misi dalam hidupnya. Orang

yang memiliki misi dalam hidupnya tidak akan mempunyai pilihan lain

kecuali harus berhubungan dengan orang lain, bergaul dan barbaur dengan

mereka serta terlibat dalam kegiatan memberi dan menerima.

Page 13: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

87

Seorang muslim akan bergaul dalam kehidupan sosial dengan cara yang

terbaik sesuai pemahamannya atas agama yang benar dan memiliki

kemanusiaan yang mulian yang dianjurkan dalam bidang interaksi sosial.

Kepribadian sosial seorang muslim yang diwarnai tuntunan al-Qur'an dan as-

Sunnah merupakan kepribadian yang unik yang tidak bisa dibandingkan

dengan kepribadian sosial lain yang dibangun oleh sistem buatan manusia

atau oleh hukum-hukum terdahulu maupun yang dikemukakan oleh para

pemikir.

Kepribadian muslim adalah kepribadian sosial yang berkualitas

tertinggi yang terdiri dari sejumlah karakter mulia yang disebutkan dalam al-

Qur'an dan as-Sunnah.

Dengan demikian makna dari konsep al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36

menujukkan adanya korelasi yang erat antara manusia dengan Khaliqnya dan

manusia terhadap sesama dalam rangka beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Di mana

ayat “perintah” tersebut berkaitan dengan materi keimanan dan ibadah sebagaimana

yang dijelaskan di dalamnya mengenai hal ihwal hidup manusia dalam menata

kehidupannya secara dinamis, yang berujung pada tatanan kehidupan keluarga,

masyarakat, negara dan umat manusia yang rahmatan lil ‘alamin. Maka hal yang

paling mendasar dari ayat “perintah” ini adalah diisyaratkan untuk berupaya menata

dan memelihara eksistensi manusia dalam mengembangkan potensi hidup yang

memiliki kepribadian muslim yang berakhlak mulia (Depag RI, 1984: 166). Dalam

rangka merubah, membangun, menata dan membimbing umat manusia kepada

kebenaran dan akhlak mulia perlu adanya pemahaman dan penerapan konsep yang

Page 14: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

88

ditawarkan al-Qur'an dalam surat an-Nisa’ ayat 36, kemudian dikembangkan secara

sistematis dalam perilaku dan kepribadian manusia secara harmonis, maka dari sini

dapat diharapkan suatu tatanan kehidupan manusia yang beradab (beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT) sekaligus menjaga harkat, martabat, dan hak asasi

manusia sehingga terwujud masyarakat madani. Ajaran yang terkandung dalam al-

Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 menujukkan adanya korelasi erat dengan proses

pembentukan kepribadian umat manusia yang beradab (moralitas umat), dalam hal

ini memiliki akhlak mulia dan beradab sehingga tercermin dalam pribadi muslim.

Dari keseluruhan aspek nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam surat an-

Nisa’ ayat 36 dapat penulis simpulkan bahwa ayat tersebut memberikan petunjuk dan

nasehat dengan kandungan “perintah” yang perlu dipegang teguh dan diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam urusan beribadah kepada Allah SWT

dengan tanpa menyekutukannya dengan sesuatu apapun, berbuat baik terhadap kedua

orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat

dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Langkah ini sebagai

aktualisasi ajaran agama yang tercermin dalam al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36

dalam membentuk tatanan sosial yang memiliki peradaban “kepribadian muslim”.

4.2. Implementasi Al-Qur'an Surat An-Nisa’ Ayat 36 tentang Pembentukan

Kepribadian Muslim dalam Perpektif Konseling

Merujuk pada sebagian besar definisi konseling Islam menunjukkan bahwa

pengaruh dan hasil konseling adalah peningkatan atau perubahan tingkah laku,

sebagimana yang dirumuskan oleh para pemikir muslim, seperti Ainur Rahim Faqih,

Hallen dan Adz-Dzaky, yang menyebutkan bahwa orientasi konseling Islam adalah:

Page 15: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

89

“Suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu

yang meminta (klien) yang mengalami penyimpangan perkembangan fitrah

beragama, dengan mengembangkan potensi akal pikirannya, kepribadiannya,

keimanan dan keyakinan yang dimilikinya sehingga klien dapat menanggulangi

problematika hidup secara mandiri yang berpandangan pada al-Quran dan as-Sunnah

Rasulullah SAW demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat”.

Surat an-Nisa’ ayat 36 menujukkan bahwa seorang yang memiliki pribadi

yang muslim perlu mengembangkan etika berinteraksi yang bersifat hirarkis, gradual

(bertingkat) terdapat tahapan-tahapan yang perlu dikembangkan dalam berinteraksi

dengan sesama, yang dimulai dengan pengembangan interaksi yang baik dengan

berbakti kepada orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,

tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, dan

tidak boleh berbuat sombong dan membanggakan diri.

Prinsip etika interaksi yang diarahkan terhadap diri sendiri pada dasarnya

merupakan implementasi dari konsep munasabatun ‘ala nafs, seorang pribadi

muslim senantiasa mengembangkan budaya untuk introspeksi diri dengan cara

menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela. Konsep pengembangan pribadi yang seperti

ini akan menimbulkan efek yang positif dan teratur.

Gambaran tentang konsep pribadi muslim dalam surat an-Nisa’ ayat 36 dapat

dikembangkan dalam sebuah skema berikut ini.

Diri Manusia Lingkungan

Allah SWT

Pribadi

Konselor

Page 16: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

90

Keterangan :

1. Berdasarkan orientasi Konseling Islam di atas, maka dapat disebutkan bahwa pelaksanaan konseling Islam selalu diarahkan kepada penjagaan fitrah manusia sebagai makhluk yang religius, aspek seperti ini bila dicermati sesuai dengan nilai kandungan surat an-Nisa’ ayat 36, yaitu aspek interaksi yang bersifat vertikal.

2. Mengembangkan potensi diri. Dalam pengembangan potensi diri ini bila ditinjau dari kandungan surat an-Nisa’ ayat 36 dapat disimpulkan bahwa apapun pengembangan potensi seseorang harus selalu dalam frime tauhid. Dengan kata lain pengembangan pribadi seorang pribadi muslim harus merupakan perwujudan diri sebagai ‘abdullah dan khalifah Allah SWT. Berdasarkan surat an-Nisa’ ayat 36 sebenarnya masih terdapat orientasi konseling Islam lain yang terkait dengan orientasi etik. Ini diarahkan pada pengembangan pribadi muslim dalam kerangka interaksinya dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri.

Berdasarkan pada keterangan skema di atas, konsep al-Qur'an dalam surat an-

Nisa’ ayat 36 menjelaskan tentang perintah Allah SWT kepada hambanya untuk

berbuat baik kepada semua ciptaan-Nya, hal ini wujud dari akhlak atau kepribadian

muslim yang diridhai Allah SWT. Berkaitan dengan pengertian konseling Islam

sebagai ilmu terapan dakwah Islam (al-Irsyad) yang bertujuan membantu muslim

untuk mengaplikasikan ajaran agama Islam dengan baik yang mendasar pada al-

Qur'an dan as-Sunnah dengan cara membentuk akhlak atau kepribadian yang baik

terhadap Allah SWT, terhadap sesama makhluk, berbuat baik kepada seisi alam.

Dari sini dapat penulis ketahui bahwa konseling Islam berperan penting dan

memberi kontribusi bagi pelaksanaan ajaran agama Islam sebagaimana yang

ditegaskan dalam al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 mengenai pembentukan

Page 17: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

91

kepribadian muslim. Peran konselor Islam dalam membimbing dan mengarahkan

umat manusia kepada akhlakul karimah (kepribadian muslim) merupakan suatu

bentuk kewajiban bersama dan tanggung jawab yang diemban dalam menjalankan

misi dakwah Islam.

Adapun bila ditinjau dari fungsi konseling Islam, menurut penulis usaha

membimbing yang dilakukan konselor Islam kepada klien dalam hal ini umat Islam

tentang pembentukan kepribadian muslim berakhlakul karimah ditempuh dengan

berbagai fungsi konseling Islam, yang meliputi: Pertama, usaha preventif, yaitu

menjaga dan mencegah pribadi muslim yang telah melanggar aturan agama untuk

kembali pada ketentuan yang digambarkan dalam surat an-Nisa’ ayat 36. Kedua,

usaha kuratif, yaitu membantu individu muslim agar dapat memecahkan dan

menyelesaikan masalah yang sedang dialami. Ketiga, usaha preservatif, yaitu

membantu pribadi muslim menjaga agar situasi dn kondisi yang semula tidak baik

(mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama.

Keempat, developmental, yaitu memelihara pribadi muslim yang telah baik tidak

menjadi buruk kembali serta mengembangkan pribadi muslim yang sudah baik

menjadi lebih baik. Usaha konseling Islam ini dijadikan sebagai rumusan guna

membantu pribadi dalam merubah dan membentuk kepribadian muslim yang

mardhatillah, sehingga memungkinkan tatanan kehidupan umat manusia menjadi

selaras dengan apa yang termaktub dalam surat an-Nisa’ ayat 36.

Dari keempat fungsi konseling tersebut, penulis lebih menekankan pada

usaha developmental. Dengan penekanan upaya pengembangan (developmental)

pada pribadi muslim, hal ini mengarah pada status atau eksistensi manusia yang jelas

Page 18: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

92

sekali berperan sebagai makhluk individu, makhluk beragama, makhluk sosial dan

makhluk berbudaya, di mana status tersebut mengacu pada hubungan yang

siginifikan, berkesinambungan, dan interaktif antara manusia dengan Tuhan-Nya dan

manusia dengan sesama makhluk yang harus dibarengi oleh sikap, perilaku,

kepribadian dan akhlak mulia guna tercapainya kehidupan yang selaras dan harmonis

menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Adapun penekanan usaha developmental

ini sebagaimana yang dirumuskan oleh Marimba, ada tiga taraf dalam pembentukan

kepribadian seseorang, yaitu:

a. Pembiasaan.

Pembiasan dilakukan dengan cara dengan mengontrol dan mempergunakan tenaga-tenaga kejasmanian dan dengan bantuan kejiwaan. Seorang konselor Islam membiasakan klien dengan amalan-amalan yang dikerjakan dan diucapkan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam, seperti bertutur kata dan memperlakukan baik kepada kedua orang tuanya, berbuat baik kepada kerabat, tetangga, mengasihi anak yatim dan orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan (ibnu sabil). Dengan sikap pembiasaan atau tauladan yang terus menerus tercipta usaha kerjasama yang baik yang mengarah pada kepribadian muslim.

b. Pembentukan pengertian, minat dan sikap.

Dalam taraf ini perlu ditanamkan dasar-dasar kesusilaan yang rapat hubungannya dengan kepercayaan. Dalam hal ini konselor Islam menggunakan tenaga-tenaga kejiwaan, karsa, rasa, dan cipta dalam mendeteksi dan mengukur semangat individu dalam merealisasikan akhlak yang baik dalam perilaku hidupnya sehari-hari.

c. Pembentukan keruhanian yang luhur.

Pembentukan ini dengan menanamkan kepercayaan yang terdiri atas, iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah SWT, iman kepada Rasul-Nya, iman kepada qadha’ dan qodar dan hari kesudahan. Usaha konselor dalam pembentukan keruhanian kepada klien (umat manusia) dalam membentuk akhlak luhur yang mana lebih diprioritaskan pada kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Page 19: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

93

Berdasarkan konsep pengertian Konseling Islam sebagai “proses pemberian

bantuan terhadap individu agar dalam keagamaannya senantiasa selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat”, maka upaya yang dilakukan oleh konselor Islam dalam

pembentukan kepribadian muslim menekankan pada proses untuk membantu

individu (personality) agar tertanam kepribadian, yaitu:

a. Memahami bagaimana ketentuan dan petunjuk Allah SWT tentang kehidupan

beragama

b. Menghayati ketentuan Allah SWT dan petunjuk tersebut

c. Mampu menjalankan ketentuan dan petunjuk Allah SWT untuk beragama dengan

benar (beragama Islam) (Faqih, 2001: 61).

Ketiga pokok tersebut oleh konselor dapat refleksikan dalam kandungan al-Qur'an

surat an-Nisa’ ayat 36 dalam konteks sekarang berdasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.

Beberapa hal yang harus dijadikan rumusan teoritis dalam kajian Konseling

Islam oleh konselor dalam membentuk kepribadian muslim, sebagaimana

diungkapkan Rusli Amin (2005) antara lain :

a. Konselor membentuk pribadi muslim pada aspek aqidah (tauhid)

Manusia tidaklah terjadi dengan sendirinya, melainkan diciptakan oleh

Allah SWT dan ada tujuan hidup yang digariskannya untuk manusia (QS. adz-

Dzariyat: 56). Ada beberapa “perencanaan Allah” untuk kehidupan manusia di

bumi tempat persinggahan sementara dalam rentang waktu yang ditentukan, yaitu

meliputi:

Page 20: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

94

1). Iman kepada Allah SWT (QS. al-Baqarah: 21) 2). Hidup selamat berpedoman al-Qur'an (QS. Ali Imraan: 164) 3). Hidup sesuai ukuran yang ditetapkan Allah SWT (QS. al-Qamar: 49,53) 4). Berakhlak mulia (QS. al-Qalam: 4)

Pencapaian integritas pribadi muslim dilandasi keimanan yang kuat akan

mampu mengapresiasi diri secara baik dan dinamis, apapun kondisi fisik,

materialnya serta apapun status sosialnya.

b. Konselor membentuk pribadi muslim pada aspek syari’ah dan akhlak

1). Membentuk pribadi muslim terhadap dirinya sendiri

- Mulailah suatu perbuatan dan pekerjaan dengan membaca “basmalah” - Memiliki sifat malu terhadap suatu kemaksiatan - Selalu menampakkan wajah yang berseri - Mempunyai pola hidup dalam meraih kesuksesan - Mengutamakan hal-hal yang bermanfaat (QS. al-Mukminun: 3) - Selalu memperbaharui diri dengan sifat terpuji (QS. ar-Rad: 11) - Menjaga keseimbangan urusan dunia dan akhirat - Satu kata dan perbuatan dalam menggali kehidupan (QS. ash-Shaaf: 2-3) - Melihat kekurangan diri dan jangan mencari kesalahan orang lain (QS.

al-Hujurat: 12) - Pandai bersyukur dan berterima kasih.

2). Membentuk pribadi muslim terhadap makhluk lain

- Selalu ingin berbuat baik dan menolong orang lain (QS. al-Qashash: 77) - Kerjasama yang dilandasi iman (QS. al-Hujurat: 10). - Beri’tikad baik dibalik kesulitan (QS. al-Ankabut: 2) - Tidak mudah percayaa desas-desus atau gossip - Mudah melupakan kesalahan orang lain dan memaafkannya - Tidak suka mencela orang lain - Bersilaturrahim tanpa pandang bulu - Beramal dengan ketulusan (ikhlas).

Beberapa hal tersebut perlu mendapatkan perhatian, karena dilihat secara

dimensi psikologis, dimensi spiritual keagamaan dan dimensi sosiologis dari aspek

aqidah, syari’ah dan akhlak tersebut merupakan sebagai langkah Konseling Islam

dalam mengembangkan dan membentuk kepribadian muslim yang ideal (Latipun,

2001: 201).

Page 21: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

95

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan mulai dari bab I sampai

bab IV, maka skripsi dengan judul “Konsep Al-Qur’an tentang Pembentukan

Kepribadian Muslim (Telaah Surat An-Nisa’ ayat 36 dalam Perspektif Konseling

Islam) dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

Berdasarkan tafsir al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 yang telah diterangkan

secara rinci di atas, dapat diketahui bahwa ayat tersebut mengandung petunjuk dan

perintah dari Allah SWT yang mencakup: Kewajiban manusia kepada Allah SWT

ialah dengan menyembah-Nya dan beribadah kepada-Nya dengan khusu’ dan ta’at,

tidak boleh mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu, hendaklah berbuat baik

kepada ibu bapak, karena keduanya itu adalah manusia yang berjasa, termasuk

kewajiban sesama manusia, ialah berbuat baik kepada kerabat karib, anak yatim,

orang-orang miskin, tetangga, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya,

hendaknya jangan menjadi orang yang sombong dan takabur, suka membanggakan

diri, sebab sifat ini sangat dibenci oleh Allah SWT. Nasehat dan petunjuk tersebut

merupakan manifestasi dari kepribadian muslim dalam menjunjung tinggi ajaran

agama yang diemban Rasulullah SAW, dimana peraturan yang terkandung dalam

ajaran Islam ini memberikan tatanan kehidupan yang membawa rahmat bagi yang

Page 22: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

96

menjalankan, supaya terbentuk suatu keluarga, masyarakat dan umat yang baik,

harmonis dan memiliki integritas yang kuat.

Implementasi konsep al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 tentang pembentukan

kepribadian muslim dalam perspektif Konseling Islam merupakan sebagai ilmu

terapan dakwah (al-Irsyad) yang berperan penting dan memberi kontribusi bagi

pelaksanaan ajaran agama Islam dalam menyeru, menasehati, mengajak manusia

kepada jalan kebenaran. Peran konselor Islam dalam membimbing dan mengarahkan

umat manusia kepada pembentukan kepribadian muslim merupakan suatu bentuk

kewajiban bersama dan tanggung jawab yang diemban dalam menjalankan misi

dakwah Islam. Usaha pemberian bantuan yang dilakukan konselor mengarah pada

fungsi konseling Islam, yang meliputi: Pertama, usaha preventif, yaitu menjaga dan

mencegah pribadi muslim yang telah melanggar aturan agama untuk kembali pada

ketentuan yang digambarkan dalam surat an-Nisa’ ayat 36. Kedua, usaha kuratif,

yaitu membantu individu muslim agar dapat memecahkan dan menyelesaikan

masalah yang sedang dialami. Ketiga, usaha preservatif, yaitu membantu pribadi

muslim menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung

masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama. Keempat,

developmental, yaitu memelihara pribadi muslim yang telah baik tidak menjadi

buruk kembali serta mengembangkan pribadi muslim yang sudah baik menjadi lebih

baik. Usaha konseling Islam ini dijadikan sebagai rumusan guna membantu pribadi

dalam merubah dan membentuk kepribadian muslim yang mardhatillah, sehingga

memungkinkan tatanan kehidupan umat manusia menjadi selaras dengan apa yang

termaktub dalam surat an-Nisa’ ayat 36. Dari keempat fungsi konseling tersebut,

Page 23: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

97

mengacu pada tiga taraf dalam pembentukan kepribadian seseorang, yaitu:

pembiasaan atau keteladanan, pembentukan pengertian, minat dan sikap,

pembentukan keruhanian yang luhur. Ketiga taraf pembentukan kepribadian tersebut

merupakan sebagai upaya yang dilakukan oleh konselor Islam dalam pembentukan

kepribadian muslim, yang substansinya menekankan pada proses untuk membantu

individu (personality) agar tertanam kepribadian, yaitu: memahami bagaimana

ketentuan daan petunjuk Allah SWT tentang kehidupan beragama; menghayati

ketentuan Allah SWT dan petunjuk tersebut, dan mampu menjalankan ketentuan dan

petunjuk Allah SWT untuk beragama dengan benar (beragama Islam).

5.2. Saran-saran

Yang menjadi bahan pertimbangan penulis serta beberapa persoalan yang

muncul dari penelitian penulis, maka ada beberapa hal yang dapat penulis

kemukakan sebagai saran, yaitu sebagai berikut:

1. Sebagaimana yang terkandung dalam al-Qur'an surat an-Nisa’ ayat 36 yang

menjelaskan tentang perintah Allah SWT mengenai pembentukan kepribadian

muslim, perlu sekali direalisasikan secara optimal khususnya oleh konselor

Islam, mubaligh, da’i, para juru penerang sebagai bentuk keteladanan dalam

membimbing umat kepada langkah yang lebih progresif guna mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2. Perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak komponen umat Islam secara sadar

dan menyeluruh memahami ajaran agama Islam tentang pentingnya hidup yang

harmonis, saling mendukung dan saling melengkapi kemaslahatan umat guna

Page 24: Solidin BAB IV - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1... · Kedua, sebab musabab turunnya (asbabun nuzul) ... Ali Imran: 190-191).

98

tercapai tatanan kehidupan umat yang selaras, merata, madani (mawaddah wa

rahmah) sesuai dengan tuntunan ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Kerja

sama ini diterapkan dalam segi kehidupan, misalnya penegakan zakat untuk

membantu anak yatim dan fakir miskin, fasilitas dan mutu pendidikan agama

ditingkatkan dan lain sebagainya.

5.3. Penutup

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi dari bab pertama hingga bab

kelima, berarti terselesaikan sudah kewajiban bagi penulis untuk membuat skripsi

sebagai syarat kelulusan. Atas itu semua penulis memanjatkan syukur ke hadirat

Allah Swt yang telah memberikan jalan kemudahan bagi penulis. Harapan penulis,

semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan, di balik segala kekurangan dan kelebihan di dalamnya. Menyadari

akan hal ini, maka penulis tidak menutup diri atas segala masukan dalam bentuk

kritik dan saran. Kesemuanya itu akan penulis jadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam perbaikan kelak di kemudian hari.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan

khasanah keilmuan Islam, khususnya kepada penulis dan umumnya kepada pembaca

budiman. Amin ya Rabbal ‘Alamin.