ASBAB AN-NUZUL · Asbabun Nuzul adalah konsep, teori, atau berita tentang sebab turunnya wahyu...
Transcript of ASBAB AN-NUZUL · Asbabun Nuzul adalah konsep, teori, atau berita tentang sebab turunnya wahyu...
MAKALAH
ASBAB AN-NUZUL
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH STUDI AL-QUR‟AN
DISUSUN OLEH :
SURYADI
NIM : 1706831
JURUSAN MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA IAIN METRO LAMPUNG
SEPTEMBER, 2017
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر بسم الل الر
Alhamdulillahi Rabbil „alamiin puji syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, keluasan waktu dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Asbab
An-Nuzul” dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan
keharibaan Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dengan
segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Study Al-Qur‟an yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua dan keluarga kecilku tercinta
yang selalu mendukung kelancaran tugas-tugas penulis.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatian terhadap makalah
ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya. Tak ada yang sempurna, begitulah adanya makalah
ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada
tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Metro, 14 September 2017
Penulis
SURYADI
NIM 1706831
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .................................................................................. 1
BAB II Pembahasan ................................................................................. 2
A. Pengertian Asbab An-Nuzul ......................................................... 2
B. Fungsi dan Manfaat Asbab An-Nuzul ........................................... 7
C. Macam-macam Asbab An-Nuzul .................................................. 12
D. Hikmah mengetahui asbab Al-Nuzul dari aspek pendidikan
dan pengajaran ............................................................................. 13
BAB III Kesimpulan .............................................................................. .. 15
Daftar Pustaka ........................................................................................... 16
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah SWT yang memiliki keutamaan yang
luar biasa, karena keutamaan Al-Qur‟an dibandingkan dengan yang lain seperti
keutamaan Allah SWT diatas seluruh makhluk-Nya. Maka dari segi apapun Al-
Qur‟an tiada bandingannya.
Sebagai sumber utama dari hukum Islam maka membaca, mempelajari,
mengkaji, dan memahami Al-Qur‟an menjadi suatu yang sangat crucial, termasuk
didalamnya berusaha mengetahui sebab-sebab (Asbabun Nuzum) diturunkan ayat-
ayat Al-Qur‟an, dan semua aktifitas terkait dengan kegiatan tersebut dinilai
sebagai suatu ibadah.
Mengkaji Al-Qur‟an dengan mengetahui asbab diturunkannya harus
dilakukan agar terhindar dari kesalahan dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut
terlebih untuk menghindari kekeliruan dalam menerapkan hukum yang digunakan
terhadap sesuatu hal.
Asbabun Nuzul adalah konsep, teori, atau berita tentang sebab turunnya
wahyu kepada Nabi baik berupa satu ayat, rangkaian ayat, ataupun satu surah.
Maka dengan mengetahui asbabun nuzun akan memudahkan pemahaman dan
pengungkapan rahasia ataupun hikmah dalam ayat-ayat Al-Qur‟an.
2. Rumusan Masalah
Membahas Ilmu Asbabun Nuzul akan sangat luas cakupan pembahasannya,
maka dari itu penulis akan membatasi pada beberapa topik berikut ini :
A. Pengertian asbab Al-Nuzul
B. Fungsi dan manfaat mengetahui asbab Al-Nuzul
C. Macam-macam asbab Al-Nuzul
D. Hikmah mengetahui asbab Al-Nuzul dari aspek pendidikan dan
pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbab An-Nuzul
Berdasarkan bahasa Kata Asbab merupakan jamak dari kata sabab, sabab
berarti sebab atau latar belakang, maka asbab berarti sebab-sebab, beberapa
sebab atau beberapa latar belakang. Kata An-Nuzul adalah masdar dari kata
nazala yang berarti turun. Jadi Asbab an-Nuzulul Qur‟an berarti beberapa latar
belakang atau sebab diturunkannya ayat-ayat Al-Qur‟an.
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat mengenai pengertian
Asbab an-Nuzulul Qur‟an diantaranya :
1. Syaikh Manna Al-Qaththan
Menurutnya Asbab an-Nuzul didefinisikan sebagai “sesuatu yang karenanya
Al-Qur‟an diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang terjadi, baik berupa
peristiwa maupun pertanyaan.”1
Terkait dengan peristiwa, contohnya seperti yang diriwayatkan dari Ibnu
Abbas ra. “ketika turun ayat,
((Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang
terdekat))2, Nabi turun dan naik ke bukit Shafa, lalu berseru, „Wahai Kaumku !‟
Maka mereka berkumpul ke dekat Nabi. Beliau berkata lagi, „Bagaimana
pendapatmu bila aku beritahukan kepadamu bahwa dibalik gunung ada sepasukan
berkuda yang hendak menyerang kalian, percayakah kalian apa yang kukatakan ?‟
Mereka menjawab, „Kami belum pernah melihat engkau berdusta, „Nabi
melanjutkan, „Aku memperingatkan kamu sekalian tentang siksa yang pedih.‟
Ketika itu Abu Lahab (namanya Abdul Uzza Bin Abdul Muthalib Bin Hasyim)
berkata, Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk
urusan ini ?‟ Lalu ia berdiri. Maka, turunlah surat ini „Celakalah kedua tangan
Abu Lahab”. QS. Al-Lahab : 1-5
1 Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Cet. 11; Jakarta Timur : 2014), hal. 94 2 Asy-Syua‟araa‟ : 214
Sedangkan adanya pertanyaan kepada Nabi Muhammad SAW yang
kemudian menjadi sebab turunya ayat Al-Qur‟an contohnya adalah yang terjadi
pada Khaulah Binti Tsa‟labah dikarenakan ia terkena zihar oleh suaminya, Aus
Bin Tsamit. Lalu ia datang kepada Rasullah SAW mengadukan hal tersebut.
Aisyah ra. Berkata, “Maha suci Allah yang pendengaran-Nya meliputi segalanya.
Aku mendengar ucapan Khaulah binti Tsa‟labah itu, sekalipun tidak seluruhnya.
Ia mengadakan suaminya kepada Rasulullah. Katanya, „Wahai Rasulullah,
suamiku telah mengahabiskan masa mudaku dan sudah beberapa kali aku
mengandung anaknya, setelah aku menjadi tua dan aku tidak beranak lagi, ia
menjatuhkan zihar kepadaku ! Ya Allah sesungguhnya aku mengadu kepada-
Mu‟.” Aisyah berkata,”Tiba-tiba Jibril turun membawa ayat-ayat ini,
„Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan perempuan yang
mengadu kepadamu tentang suaminya, ‘yakni Aus bin Shamit”.3
2. Kamus Istilah Keagamaan
Dalam Kamus Istilah Keagamaan disebutkan bahwa Asbabun-Nuzum
merupakan sebab berupa peristiwa yang melatarbelakangi turunya ayat Al-Qur‟an
seperti pertanyaan dari sahabat pada Nabi SAW. mengenai suatu persoalan.
3. Az-Zarqoni
Asbab an-Nuzul menurutnya didefinisikan sebagai Peristiwa yang menjadi
penyebab turunya suatu ayat atau beberapa ayat, di mana ayat tersebut bercerita
atau menjelaskan hukum mengenai peristiwa tersebut pada waktu terjadinya. Atau
suatu pertanyaan yang ditujukan kepada Nabi, di mana pertanyaan tersebut
menjadi sebab turunya ayat sebagai jawaban atas pertanyaan itu.4
4. Dr. Kadar M.Yusuf, Asbab an-Nuzul menurutnya didefinisikan sebagai
“Suatu ilmu yang mengkaji tentang sebab-sebab atau hal-hal yang melatar
belakangi turunya ayat Al-Qur‟an”.5
5. M. Habsi As-Shiddieqie
Asbab an-Nuzul menurutnya adalah suatu kejadian yang karenanya
diturunkan Al-Qur‟an untuk menerangkan hukumnya dihari timbulnya kejadian-
kejadian itu dan suasana yang didalamnya Al-Qur‟an diturunkan serta
3 HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abi Hatim; di Shahihkan Al-Hakim, Ibnu Mardawaih dan Al-Baihaqi dalam Manna Al-
Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Cet. 11; Jakarta Timur : 2014), hal. 95 4 Az-Zarqoni dalam Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, (Cet. 1; Jakarta : Oktober 2014), hal. 89-90 5 Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, (Cet. 1; Jakarta : Oktober 2014), hal. 89
membicarakan sebab yang tersebut itu, baik diturunkan langsung sesudah terjadi
suatu sebab itu ataupun kemudian lantaran hikmah.6
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka pada hakekatnya pembahasan
mengenai definisi Asbab An-Nuzum tidaklah jauh berbeda dan dapat
dikelompokkan dalam dua pokok pembahasan yaitu : berdasarkan peristiwa yang
melatarbelakangi terjadinya dan pertanyaan yang diajukan kepada Nabi
Muhammad tentang suatu hal sehingga ke dua hal tersebut menyebabkan turunnya
ayat Al-Qur‟an.
Akan tetapi tidaklah mutlak bahwa suatu ayat turun harus berdasarkan dua
hal tersebut di atas karena ada juga ayat-ayat Al-Qur‟an yang di turunkan tanpa
sebab, seperti ayat al-Qur‟an yang diturunkan sebagai pendahuluan, mengenai
aqidah, iman, sejarah nabi, umat-umat terdahulu (surat al A‟raf/7:91-92, Allah
menceritakan kehancuran kaum Nabi Syu‟aib, Surat Hud : 77-83 menceritakan
kisah Nabi Luth dan siksaan terhadap umatnya), serta kewajiban dan syariat
Islam (seperti perintah beriman, sholat, zakat dalam QS. Al Bayyinah: 5). Maka
seperti pendapat Al-Jabari bahwa “Al-Qur‟an diturunkan dalam dua kategori;
yaitu yang turun tanpa sebab, dan yang turun karena suatu peristiwa atau
pertanyaan”.7
B. Fungsi dan manfaat mengetahui asbab Al-Nuzul
Asbab an-Nuzul mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur‟an, ditinjau dari aspek keilmuan atau ilmu yang mengkaji
tentang sebab-sebab atau hal-hal yang melatar belakangi turunya ayat Al-Qur‟an,
ini akan sangat membantu untuk memudahkan pemahaman, penafsiran, dan
menghindari kesalahan dalam mengambil perintah/hukum syariat agama Islam
yang terkandung dalam suatu ayat. Al-Wahidi menyatakan: tidak mungkin
menafsirkan Al-Qur‟an tanpa mengetahui kisah dan penjelasan turunnya.8
Sebagai contoh fungsi ilmu Asbab-An-Nuzul dalam menafsirkan suatu ayat
adalah berikut ini : Qur‟an Surat Al-Maidah ayat 93
6 M. Habsi As-Shiddieqie, dalam Ahsin W. Al-Hafidh, Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Cet. 3; Jakarta : 2008), hal. 31
7 Al-Jabari, dalam Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Cet. 11; Jakarta Timur : 2014), hal. 95
8 Al-Wahidi, dalam Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, (Cet. 1; Jakarta : Oktober 2014), hal. 95
“Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan
yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka Makan dahulu, apabila
mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh,
kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga)
bertakwa dan berbuat kebajikan. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”.
Jika ayat ini ditafsirkan tanpa memperhatikan asbab an-nuzulnya maka
mungkin saja ditafsirkan bahwa : “orang boleh makan apa saja selama tetap dalam
keadaan beriman dan beramal shalih”, pernyataan seperti ini juga pernah difahami
oleh Utsman bin Ma‟zum dan Umar bin Ma‟adi yang menyatakan bahwa Khamr
itu mubah. Dan tentunya ini bertentangan dengan QS Al-Maidah ayat : 3
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan
anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
Contoh lain dari fungsi asbab an-nuzul adalah untuk menghilangkan
keraguan akan turunnya ayat tersebut, seperti Qur‟an Surat Al-Baqarah : 115
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap
di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
mengetahui”.
Secara dhohir ayat ini menunjukkan bahwa kemana saja manusia dapat
menghadap ketika melaksanakan shalat sesuai kesukaannya dan tidah harus
menghadap ke arah Masjidil Haraam, padahal asbab an-nuzul ayat ini adalah
untuk orang yang shalat sewaktu dalam perjalanan atau orang yang shalat
berdasarkan ijtihadnya dan tidak mengetahui arahnya, maka dapat diketahui
bahwa ayat ini memberikan keringanan atau takhfiif.
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari asbab an-nuzul diantaranya
yaitu untuk mengetahui peristiwa atau kejadian yang menyebabkan
disyariatkannya, dimana hukum itu dapat berlaku pada peristiwa yang sama jika
terjadi kemudian, seperti asbab an-nuzum Qur‟an surat Al-Baqarah : 96
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. jika kamu terkepung
(terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka (sembelihlah) korban yang mudah
didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di
kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, Yaitu: berpuasa
atau bersedekah atau berkorban. apabila kamu telah (merasa) aman, Maka bagi
siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),
(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari
dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah
sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi
orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-
orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya”.
Asbab an-nuzul ayat ini berkaitan dengan yang dialami Ka‟ab ketika
kepalanya dipenuhi kutu sehingga harus mencukur rambutnya, dan ini dilarang
karena dia masih ihram, Maka ayat ini turun untuk membolehkan Ka‟ab
mencukur rambutnya dengan syarat harus membayar fidyah, yaitu harus
melakukan salah satu diantara tiga hal berikut ini : berpuasa, memberi makan
fakir miskin, atau menyembelih kurban. Dan ini berlaku untuk siapa saja yang
mengalami peristiwa atau keadaan yang sama.
Manfat yang lain adalah seorang dapat menentukan apakah suatu ayat
mengandung pesan khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat itu
mesti diterapkan. Maka yang umum diterapkan pada keumumannya dan yang
khusus pada kekhusussannya. Seperti contoh dalam Qur‟an Surat Al-Baqarah
ayat : 222 yang berlaku secara umum,
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu
kotoran. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila
mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.
Ayat ini berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah
tentang wanita yang haidh, berkenaan dengan istri orang-orang Yahudi ketika
sedang haidh mereka dikeluarkan dari rumah, tidak diberi makan dan minum, dan
di dalam rumah tidak boleh bersama-sama. Nabi Muhammad SAW berkata,
“Bersama-samalah dengan mereka di rumah, dan perbuatlah apa saja kecuali
hubungan seksual”.9
Contoh lain adalah asbab an-nuzum Surat Al-Lail :17-21 yang berlaku
secara khusus kepada Abu Bakar Asy-Syidiq
17. Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,
18. Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
19. Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang
harus dibalasnya,
20. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya
yang Maha tinggi.
21. Dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.
Kata Al-Athqa (yang paling bertaqwa) dikhususkan kepada Abu bakar
Asy-Syidiq, menurut pendapat para ahli tafsir.10
C. Macam-Macam Asbab An-Nuzul
Asbab an- Nuzul terbagi dalam dua macam yaitu Peristiwa atau kejadian
dan pertanyaan, dalam bentuk peristiwa terbagi menjadi tiga kategori yaitu:
1. Perdebatan (Jaddal), yaitu perdebatan antara sesama orang Islam atau antara
orang Islam dengan orang kafir, seperti perdebatan antara sahabat Nabi
Muhammad SAW. dengan orang-orang Yahudi yang menyebabkan turunnya
ayat Al-Qur‟an surat Ali Imran : 96
9 HR. Muslim, Abu Daud, An-Nasai, At-tirmidzi, Ibnu Majah dan yang lain, dalam Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi
Ilmu Al-Qur’an, (Cet. 11; Jakarta Timur : 2014), hal. 102 10
Al-Wahidi, dalam Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Cet. 11; Jakarta Timur : 2014), hal. 103
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia.”
Mujahit berkata, suatu ketika Umat Islam dan Yahudi saling membagnggakan
kiblat mereka. Orang Yahudi berkata, Baitul Maqdis lebih utama dari Ka‟bah
karena kesanalah tempat berhijrahnya para Nabi dan ia terletak pada tanah
suci. Umat Islam berkata pula, Ka‟bahlah yang paling mulia dan utama.
Kemudian turunlah ayat tersebut.
2. Peristiwa Kesalahan, seperti contoh turunnya Qur‟an Surat An-Nisaa : 43
yang berkaitan dengan acara yang diselenggarakan oleh Abdurrahman bin Auf
dengan mengundang sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW, dan disediakan
hidangan berupa makanan dan arak, Ketika mereka sholat Magrib di imami
oleh salah seorang diantara mereka, Imam salah membaca Surat Al-Kafirun
pada lafadz dibawah ini dihilangkan Lam Nafi nya ketika membaca
Kemudian turunlah Qur‟an Surat An-Nisaa : 43
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan
pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[, terkecuali sekedar
berlalu saja, hingga kamu mandi.
3. Peristiwa Berupa Cita – Cita dan Keinginan, seperti salah satu contohnya saat
Keinginan Umar bin Khattab yang dikemukakan (Disampaikan) kepada Nabi
Muhammad SAW tentang Makam Nabi Ibrahim sebagai tempat Sholat. Maka
turunlah Ayat Al Qur‟an Surat Al Baqarah Ayat 125 yang berbunyi, ” Dan
Jadikanlah Sebahagian Makam Ibrahim tempat Shalat. Dan telah kami
perintah-kan kepada Ibrahim dan Ismail ” Bersihkanlah rumah-Ku untuk
Orang – Orang yang thawaf, yang i‟tikaf, yang ruku dan yang sujud (QS. Al
Baqarah Ayat : 125) ”.
D. Hikmah mengetahui asbab Al-Nuzul dari aspek pendidikan dan
pengajaran.
Permasalahan yang cukup penting terkait dengan pendidikan dan pengajaran
adalah memberikan motivasi, menarik minat, memusatkan potensi intelektual
siswa, serta menyiapkan jiwa anak didik untuk menerima pelajaran, serta
mendorong mereka untuk mendengarkan dan memperhatikan.
Dalam pembelajaran pendidik juga dihadapkan dengan pemilihan media
yang paling efektif untuk menyampaikan maksud tujuan pembelajaran kepada
anak didik agar pembelajaran dapat efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal.
Metode Asbab an-nuzul merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan di atas, karena asbab an-nuzul memberikan
pengantar pembelajaran tentang kisah yang menarik yang dapat membangkitkan
perhatian serta motivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran.
Indahnya asbab diturunkannya Al-Qur‟an memiliki nilai daya tarik yang
tinggi, karena merupakan kisah yang dipetik dari kenyataan dan kejadian, dan
kisah itu akan mampu mendorong kita untuk membaca, memperhatikannya setiap
waktu dan tempat, menghilangkan kejemuan dan menimbulkan perasaan bahwa
peristiwa-peristiwa itu sepertinya baru terjadi.
Dengan asbab an-nuzul siswa dapat memahami materi secara umum,
kemudian jiwa akan bersemangat untuk menggali pengetahuan tentang ayat apa
yang diturunkan dan apa penyebabnya.
Para pendidik dalam proses pembelajaran harus mengarahkan
pembelajaran sesuai dengan konteks merupakan solusi pemicu daya tarik bagi
minat belajar peserta didik seperti yang yang ada pada kajian asbab an-nuzul.
Dengan ini maka tujuan-tujuan pendidikan akan lebih mudah unutuk dicapai.
BAB III
KESIMPULAN
1. Asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab turunnya al-Qur‟an (berupa
peristiwa/pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur‟an dalam
rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul dari kejadian tersebut.
2. Asbab an-Nuzul mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur‟an, karena sangat membantu untuk memudahkan
pemahaman, penafsiran, dan menghindari kesalahan dalam mengambil
perintah/hukum syariat agama Islam.
3. Fungsi lain dari asbab an-Nuzul untuk menghilangkan keraguan akan turunnya
ayat Al-qur‟an.
4. Dengan mengetahui asbab an-Nuzul seorang dapat menentukan apakah suatu
ayat mengandung pesan khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat
itu harus diterapkan.
5. Al-Qur‟an diturunkan dalam dua kategori yaitu diturunkan tanpa sebab dan
dengan suatu sebab tertntu berupa peristiwa atau kejadian dan pertanyaan.
6. Berdasarkan peristiwa yang terjadi asbab an-nuzul terbagi menjadi tiga hal
yaitu : Pertengkaran, kesalahan, peristiwa berupa cita-cita atau keinginan.
7. Asbab An-Nuzul memiliki metode yang efektif untuk memicu daya tarik
peserta didik terhadap proses pembelajaran dan pendidikan dengan
memeberikan gambaran umum, sebab dan akibat berdasarkan konteks kejadian
yang nyata, sehingga metodenya dapat membantu tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan dan pembelajaran secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mawardi. 2011. Ulumul qur’an. Yogyakarta : Puataka Pelajar.
Abdushshamad, muhammad Kamil. 2003. Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an.
Jakarta : Akbar Media eka Sarana.
Al-Qaththan, Syaikh Manna. 2004. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta
Timur Pustaka Al-Kautsar.
Al-Hafidz, Ahsin W. 2008. Kamus Ilmu AlQuran. Jakarta : Amzah
Ash -Shiddieqiy, Muhammad Hasbi. 2002. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Semarang : PT.
Pustaka Rizki Putra.
Izzan, H. Ahmad. 2011. Ulumul Qur’an. Bandung : Humaniora.
Kodir, Koko Abdul. 2014. Metodologi Studi Islam. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Mansyur, H. Kahar. 2004. Pokok-Pokok Ulumul Qur’an. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Wijaya, Aksin. 2009. Arah Baru Ulum Al-Qur’an. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Yusuf, Choirul Fuad. 2015. Kamus Istilah Keagamaan. Jakarta : Puslitbang
Lektur dan Khazanah Keagamaan.
Yusuf, Kadar M. 2009. Studi AlQuran. Jakarta : Amzah