SNI 03-3241-1994 Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

15
 TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI 03-3241-1994 RUANG LINGKUP : Tata cara ini memuat tentang persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuan atau pegangan bagi perencana untuk menentukan lokasi TPA sampah. RINGKASAN : Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman. Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman. kriteria lokasi TPA harus memenuhi persyaratan/ ketentuan hukum, pengelolaan lingkungan hidup dengan AMDAL, serta tata ruang yang ada. Kelayakan lokasi TPA ditentukan berdasarkan : 1) Kriteria regional digunakan untuk menentukan kelayakan zone meliputi kondisi geologi, hidrogeologi, kemiringan tanah, jarak dari lapangan terbang, cagar alam banjir dengan periode 25 t ahun . 2) Kriteria penyisih digunakan untuk memilih lokasi terbaik sebagai tambahan meliputi iklim, utilitas, lingkungan biologis, kondisi tanah , demografi, batas administrasi, kebisingan, bau, estetika dan ekonomi. 3) Kriteria penetapan digunakan oleh instansi berwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai kebijakan setempat. Cara pengerjaan yaitu dengan melakukan analisis terhadap data sekunder , berupa peta topografi, geologi lingkungan, hidrogeologi, bencana alam. peta administrasi, kepemilikan lahan, tata guna lahan dan iklim, data primer berdasarkan kriteria, pembuatan peta skala 1:25.000 atau 1:50.000 dan identifikasi lokasi potensial.

description

pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir sampah

Transcript of SNI 03-3241-1994 Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

  • TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH

    SNI 03-3241-1994 RUANG LINGKUP : Tata cara ini memuat tentang persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuan atau pegangan bagi perencana untuk menentukan lokasi TPA sampah. RINGKASAN : Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman. Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman. kriteria lokasi TPA harus memenuhi persyaratan/ ketentuan hukum, pengelolaan lingkungan hidup dengan AMDAL, serta tata ruang yang ada. Kelayakan lokasi TPA ditentukan berdasarkan: 1) Kriteria regional digunakan untuk menentukan

    kelayakan zone meliputi kondisi geologi, hidrogeologi, kemiringan tanah, jarak dari lapangan terbang, cagar alam banjir dengan periode 25 tahun.

    2) Kriteria penyisih digunakan untuk memilih lokasi terbaik sebagai tambahan meliputi iklim, utilitas, lingkungan biologis, kondisi tanah , demografi, batas administrasi, kebisingan, bau, estetika dan ekonomi.

    3) Kriteria penetapan digunakan oleh instansi berwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai kebijakan setempat.

    Cara pengerjaan yaitu dengan melakukan analisis terhadap data sekunder , berupa peta topografi, geologi lingkungan, hidrogeologi, bencana alam. peta administrasi, kepemilikan lahan, tata guna lahan dan iklim, data primer berdasarkan kriteria, pembuatan peta skala 1:25.000 atau 1:50.000 dan identifikasi lokasi potensial.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    Daftar Isi ................................................................................................................. i

    BAB I DESKRIPSI.............................................................................................. 1

    1.1 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 1

    1.2 Ruang Lingkup ......................................................................................... 1

    1.3 Pengertian................................................................................................. 1

    BAB II PERSYARATAN..................................................................................... 3

    BAB III KETENTUAN-KETENTUAN ................................................................ 4

    3.1 Umum....................................................................................................... 4

    3.2 Kriteria ..................................................................................................... 4

    3.3 Produk Yang Dihasilkan........................................................................... 9

    BAB IV CARA PENGERJAAN ............................................................................ 10

    LAMPIRAN A : Daftar Istilah.............................................................................. 11

    LAMPIRAN B : Lain Lain ................................................................................ 12

    LAMPIRAN C : Daftar Nama dan Lembaga........................................................ 13

  • BAB I

    DESKRIPSI

    1.1 Maksud dan Tujuan

    1.1.1 Maksud

    Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah ini dimaksudkan untuk dijadikan pegangan dan acuan bagi perencana dalam memilih lokasi tempat pembuangan akhir sampah di suatu wilayah.

    1.1.2 Tujuan

    Tujuan tata cara ini adalah untuk menentukan lokasi tempat pembuangan akhir sampah.

    1.2 Ruang Lingkup

    Tata cara ini memuat persyaratan, ketentuan teknis dan cara pengerjaan di dalam memilih dan menentukan lokasi tempat pembuangan akhir sampah.

    1.3 Pengertian

    Yang dimaksud dengan :

    1) tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah, yang selanjutnya disebut TPA;

    2) pembuangan akhir sampah adalah tempat untuk menyingkirkan / mengkarantinakan sampah kota sehingga aman;

    3) sampah perkotaan adalah sampah non B2 (sampah berbahaya) dan non B3 (bahan berbahaya beracun). (1) perumahan; (2) kantor, sekolah, rumah sakit dan sejenisnya, gedung-gedung umum lainnya; (3) pasar, pertokoan, bioskop, restoran dll; (4) pabrik/industry; (5) penyapuan jalan, taman, lapangan; (6) pemotongan hewan, kandang hewan; (7) bongkaran bangunan; (8) instalasi pengolahan sampah;

    4) zona penyangga adalah zona penahan yang berfungsi untuk mengurangi akibat dari

    gangguan-gangguan misalnya bau, kebisingan, dan sebagainya; 5) habitat adalah tempat hidup suatu organism; 6) habitat krisis adalah tempat hidup suatu organisme yang kritis; 7) bahaya geologi adalah daerah bencana; 8) holocene fault adalah daerah sesar yang masih aktif; 9) discharge area adalah daerah yang meluahkan air tanah ke atas permukaan

    tanah/atmosfir;

  • 10) recharge area adalah daerah yang menyarap dan meneruskan air sampai lajur yang jenuh dalam aquifer;

    11) batas hidrolis adalah batas area pengaruh pemompaan terhadap penurunan muka air; 12) centroid sampah adalah titk teoritis yang dianggap merupakan titik sumber sampah;

  • BAB II

    PERSYARATAN - PERSYARATAN

    Pemilihan lokasi TPA sampah harus mengikuti persyaratan hokum, ketentuan perundang-undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, analisis mengenai dampak lingkungan, ketertiban umum, kebersihan kota/lingkungan, peraturan daerah tentang pengelolaan sampah dan perencanaan tata ruang kota serta peraturan peraturan pelaksanaannya.

  • BAB III

    KETENTUAN - KETENTUAN

    3.1 Umum

    Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai dan laut; 2) Disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu :

    (1) tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan;

    (2) tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional;

    (3) tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh Instansi yang berwenang;

    3) dalam hal suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA

    sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah ini dapat dilihat pada lampiran criteria yang berlaku pada tahap penyisih.

    3.2 Kriteria

    Kriteria pemilihan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian : 1) criteria regional, yaitu criteria yang digunakan untuk menentukan zona layak atau

    zona tidak layak sebagai berikut : (1) kondisi geologi.

    a) tidak berlokasi di zona Holocene fault; b) tidak boleh di zona bahaya geologi

    (2) kondisi hidrogeologi

    a) tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter; b) tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6cm/det; c) jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter dihilir aliran; d) dalam hal tidak ada zona yang memenuhi criteria-kriteria tersebut di atas, maka harus diadakan masukan teknologi;

    (3) kemiringan zona harus kurang dari 20%; (4) jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dai 3.000 meter unutk penerbangan

    turbo jet dan harus lebih besar dri 1.500 meter untuk jenis lain; (5) tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode

    ulang 25 tahun;

  • 2) criteria penyisih yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik yaitu

    terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria berikut :

    (1) iklim :

    a) hujan : intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik; b) angin : arah angina dominant tidak menuju kepemukiman dinilai makin baik;

    (2) utilitas : tersedia lebih lengkap dinilai makin baik; (3) lingkungan biologis :

    a) habitat : kurang bervariasi, dinilai makin baik; b) daya dukung : kurang menunjang kehidupan flora dan fauna, dinilai makin baik;

    (4) kondisi tanah

    a) produktifitas tanah : tidak produktif dinilai lebih tinggi; b) kapasitas dan umur : dapat menampung bahan lebih banyak dan lebih lama dinilai lebih baik; c) ketersediaan tanah penutup : mempunyai tanah penutup yang cukup, dinilai lebih baik; d) status tanah : makin bervariasi dinilai tidak baik;

    (5) demografi : kepadatan penduduk lebih rendah, dinilai makin baik; (6) batas adminisrasi : dalam batas administrasi dinilai semakin baik; (7) kenisingan : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik; (8) bau : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik; (9) estetika : semakin tidak terlihat dari luar dinilai semakin baik; (10) ekonomi : semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah (per m3/ton) dinilai semakin baik; Parameter dan bobot dari penilaian tersebut dapat dilihat dalam Tabel;

  • TABEL 1 PARAMETER PENYISIH

    NO. PARAMETER BOBOT NILAI I. UMUM 1. Batas Administrasi ................ 5 - dalam batas administrasi ............................................................................... 10 - di luar batas administrasi tetapi dalam satu sistem pengelolaan TPA sampah terpadu ........................................................................................................... 5 - di luar batas administrasi dan diluar pengelolaan TPA sampah terpadu ........ 1 - di luar batas administrasi ............................................................................... 1 2. Pemilik hak atas tanah .......... 3 - pemerintah daerah /pusat ............................................................................... 10 - pribadi (satu) .................................................................................................. 7 - swasta/perusahaan (satu) ................................................................................ 5 - lebih dari satu pemilik hak dan atau status kepemilikan ................................ 3 - organisasi social/agama ................................................................................. 1 3. Kapasitas lahan ..................... 5 - > 10 tahun ...................................................................................................... 10 - 5 tahun 10 tahun .......................................................................................... 8 - 3 tahun 5 tahun ............................................................................................ 5 - kurang dari 3 tahun ........................................................................................ 1 4. Jumlah pemilik tanah ............ 3 - satu (1) kk ...................................................................................................... 10 - 2 3 kk .......................................................................................................... 8 - 4 5 kk .......................................................................................................... 5 - 6 10 kk ........................................................................................................ 3 - lebih dari 10 kk .............................................................................................. 1 5. Partisipasi masyarakat .......... 3 - spontan ........................................................................................................... 10 - digerakkan ...................................................................................................... 5 - negosiasi ........................................................................................................ 1 II. LINGKUNGAN FISIK 1. Tanah (di atas muka air tanah ) ....... 5 - harga kelulusan < 10-9 cm / det ....................................................................... 10 - harga kelulusan 10-9 cm/det 10-6 cm/det ....................................................... 7 - harga kelulusan > 10-6 cm/det Tolak (kecuali ada masukan teknologi)

  • 2. Air tanah................................ 5 - 10 m dengan kelulusan < 10-6 cm/det .......................................................... 10 - > 10m dengan kelulusan < 10-6 cm/det ........................................................... 8 - 10m dengan kelulusan 10-6 cm/det 10-4 cm/det ......................................... 3 - < 10m dengan kelulusan 10-6 cm/det 10-4 cm/det ......................................... 1

    3. Sistem aliran air tanah .......... 3 - discharge area/lokal ........................................................................................ 10 - recharge area dan discharge area lokal ............................................................ 5 - recharge area regional dan lokal ..................................................................... 1

    4. Kaitan dengan pemanfaatan air tanah................................. 3 - kemungkinan pemanfaatan rendah dengan batas hidrolis ............................... 10 - diproyeksikan untuk dimanfaatkan dengan batas hidrolis .............................. 5 - diproyeksikan untuk dimanfaatkan tanpa batas hidrolis ................................. 1

    5. Bahaya banjir ........................ 2 - tidak ada bahaya banjir ................................................................................... 10 - kemungkinan banjir > 25 tahunan ................................................................... 5 - kemungklinan banjir < 25 tahunan Tolak (kecuali ada masukan teknologi).

    6. Tanah Penutup ...................... 4 - tanah penutup cukup ....................................................................................... 10 - tanah penutup cukup sampai umur pakai .................................................... 5 - tanah penutup tidak ada .................................................................................. 1

    7. Intensitas hujan ..................... 3 - di bawah 500 mm per tahun ............................................................................ 10 - antara 500 mm sampai 1000 mm per tahun .................................................... 5 - di atas 1000 mm per tahun .............................................................................. 1

    8. Jalan menuju lokasi ............... 5 - datar dengan kondisi baik ............................................................................... 10 - datar dengan kondisi buruk ............................................................................. 5 - naik/turun ........................................................................................................ 1

    9. Transpot sampah (satu jalan) ..... 5 - kurang dari 15 menit dari centroid sampah ..................................................... 10 - antara 16 menit 30 menit dari centroid sampah ........................................... 8 - antara 31 menit 60 menit dari centroid sampah ........................................... 5 - lebih dari 60 menit dari centroid sampah ........................................................ 1

    10. Jalan masuk .......................... 4 - truk sampah tidak melalui pemukiman ........................................................... 10 - truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan sedang ( 300 jiwa / ha )................................................................................. 5 - truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan tinggi ( 300 jiwa / ha ).................................................................................. 1

  • 11. Lalu lintas ............................. 3 - terletak 500 m dari jalan umum ...................................................................... 10 - terletak < 500 m pada lalu lintas rendah ......................................................... 8 - terletak < 500 m pada lalu lintas sedang ......................................................... 5 - terletak pada lalu lintas tinggi ......................................................................... 1

    12. Tata guna tanah .................... 5 - mempunyai dampak sedikit terhadap tata guna tanah sekitar ......................... 10 - mempunyai dampak sedang terhadap tata guna tanah sekitar ......................... 5 - mempunyai dampak besar terhadap tata guna tanah sekitar ........................... 1

    13. Pertanian ............................... 3 - berlokasi di lahan tidak produktif ................................................................... 10 - tidak ada dampak terhadap pertanian sekitar .................................................. 5 - terhadap pengaruh negatif terhadap pertanian sekitar ..................................... 1 - berlokasi di tanah pertanian produktif ............................................................. 1

    14. Daerah lindung/cagar alam ... 2 - tidak ada daerah lindung/cagar alam di sekitarnya ......................................... 10 - terdapat daerah lindung/cagar alam di sekitarnya yang tidak terkena dampak negatif .......................................................................... 1 - terdapat daerah lindung/cagar alam di sekitarnya terkena dampak negatif ................................................................................... 1

    15. Biologis ................................ 3 - nilai habitat yang rendah ................................................................................. 10 - nilai habitat yang tinggi .................................................................................. 5 - habitat kritis .................................................................................................... 1

    16. Kebisingan, dan bau ............. 2 - terdapat zona poenyangga ............................................................................... 10 - terdapat zona penyangga yang terbatas ........................................................... 5 - tidak terdapat penyangga ................................................................................ 1

    17. Estetika ................................. 3 - operasi perlindungan tidak terlihat dari luar ................................................... 10 - operasi perlindungan sedikit terlihat dari luar ................................................. 5 - operasi perlindungan terlihat dari luar ............................................................. 1 Catatan : Lokasi dengan jumlah angka tertinggi dari perkalian antara bobot dan nilai merupakan pilihan pertama, sedangkan lokasi dengan angka angka yang lebih rendah merupakan alternative yang dipertimbangkan.

    3) kriteria penetapan yaitu criteria yang digunaka Instansi yang berwenag untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijaksanaan Instansi yang berwenag setempat dan ketentuan yang berlaku;

  • 3.3 Produk Yang Dihasilkan

    Produk yang dihasilkan sebagai berikut :

    1) tahap regional yaitu peta dasar skala 1 : 25.000 yang berisi :

    (1) centrioid sampah yang terletrak di wilayah tersebut; (2) kondisi hidrogeologi; (3) badan-badan air; (4) TPA sampah yang sudah ada; (5) pembagian zona-zona :

    a. zona 1 = zona tak layak; b. zona 2 = zona layak untuk TPA sampah kota;

    2) tahap penyisih yaitu rekomendasi lokasi TPA sampah kota dilengkapi:

    (1) peta posisi calon-calon lokasi yang potensial; (2) peta detail berskala 1:25.000 dari sedikitnya lokasi yang terbaik;

    3) tahap penetapan yaitu keputusan penetapan lokasi TPA sampah kota.

  • BAB IV

    CARA PENGERJAAN

    1) pelajari data sekunder yang terdiri dari :

    (1) peta topografi dengan skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000 untuk pengamatan regional; (2) geologi lungkungan yaitu pengamatan sebaran tanah dan batuan, struktur geologi,

    ketebalan tanah penutup, sifat fisik kimiawi dan keteknikan tanah; (3) hidrogeologi yaitu kedalaman muka air tanah, kelandaian aliran air tanah bebas, pola

    pengeringan air permukaan, lokasi mata air, kelulusan; (4) bencana alam yaitu gerakan tanah, banjir gempa, bahaya gunung api; (5) peta administrative, bersifat batas daerah skala 1: 25.000; (6) peta kepemilikan tanah, skala 1: 25.000 (7) peta tata guna tanah, skala 1: 25.000 (8) data iklim;

    2) pelajari dan analisa data primer sesuai dengan criteria yang dibutuhkan pada Tabel 1; 3) buatlah pemetaan, skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000; 4) lakukan identifikasi lokasi potensial; 5) pilihlah lokasi TPA sampah yang terbaik.

  • LAMPIRAN A

    DAFTAR ISTILAH

    Sesar : Holocene fault Pusat : centroid Lingkungan hidup : habitat Daerah peluahan : discharge regional Daerah pengisian : recharge regional Penyangga : buffer

  • LAMPIRAN B

    LAINLAIN

    SKEMA PEMILIHAN LOKASI TPA SAMPAH

  • LAMPIRAN C

    DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA

    1) Pemrakarsa Badan Litbang PU, Departemen Pekerjaan Umum 2) Penyusun

    NAMA LEMBAGA

    Ir. Rachim Siahaan Dr. Ir. Enry Damanhuri Ir. Lya Meilani Taufik Sarbidi, BE Ir. Rumiati Tobing Drs. Robinson Siregar

    Pusat Litbang Pemukiman Institut Teknologi Bandung Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman

    3) Susunan Panitia Tetap Standardisasi

    JABATAN EX-OFFICIO NAMA

    Ketua merangkap Anggota Sekretaris Merangkap anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

    Kepala Badan Litbang PU Sekretaris Badan Litbang PU Sekretaris Direktorat Jendral Pengairan Sekretaris Direktorat Jendral Bina Marga Sekretaris Direktorat Jendral Cipta Karya Kepala Biro Hukum Departemen PU Kepala Biro Bina Sarana Perusahaan Departemen PU Kepala Pusat Litbang Pengairan Kepala Pusat Litbang Jalan Kepala Pusat Litbang Pemukiman

    Ir. Suryatin Sastromijoyo Ir. Sunaryo Soemadji. Ir. M. Hardjono Ir. Syarifuddin Alambay Ir. Soeratmo Notodipoero Ali Muhammad, S. H. Ir. Nuzwar Nurdin Dr. Ir. Badruddin Mahbub Ir. Soedarmanto Darmonegoro Ir. S.M.Ritonga