Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

31
Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat-obatan tak Terpakai saat dan pasca Kedaruratan Maret 1999 World Health Organization Churches’ Action for Health of the World Council of Churches ECHO International Health Services Ltd International Committee of the Red Cross International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies International Pharmaceutical Federation International Solid Waste Ssociation Medecins Sans Frontieres Office of the United Nations High Commissioner for Refugees OXFAM Pharmaciens Sans Frontieres United Nations Children’s Fund United Nations Industrial Development Organization

description

ss

Transcript of Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Page 1: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat-obatan tak Terpakai

saat dan pasca Kedaruratan

Maret 1999

World Health Organization Churches’ Action for Health of the World Council of Churches

ECHO International Health Services Ltd International Committee of the Red Cross

International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies International Pharmaceutical Federation

International Solid Waste Ssociation Medecins Sans Frontieres

Office of the United Nations High Commissioner for Refugees OXFAM

Pharmaciens Sans Frontieres United Nations Children’s Fund

United Nations Industrial Development Organization

Page 2: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

World Health Organizations 1999

Dokumen ini bukan merupakan publikasi resmi World Health Organization (WHO), dan segala hak dilindungi oleh WHO. Namun demikian dokumen ini dapat dikaji, diringkas, dicetak-ulang dan

diterjemahkan secara bebas, baik sebagian maupun secara keseluruhan, tetapi tidak untuk dijual atau dipergunakan untuk tujuan komersial.

Pendapat yang diungkapkan dalam dokumen ini oleh penulis yang disebutkan namanya merupakan

tanggung jawab penulis sepenuhnya.

1

Page 3: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Ucapan terima kasih Tulisan asli dari dokumen ini dipersiapkan oleh Mr Tim Grayling, Kepala Teknologi Kesehatan Masyarakat (WHO Office for Humanitarian Assistance di Bosnia dan Herzegovina) sebagai bagian dari Mostar Expired Pharmaceuticals Sorting Project. Proyek ini dipimpin oleh Dr Philip Rushbrook (WHO European Centre for Environment and Health, Nancy Project Office, Perancis* ) dengan dibantu oleh Dr Giles-Bernard Forte, (Programme for Pharmaceuticals, WHO Regional Office for Europe, Kopenhagen) dan Mr David Brigham (Pharmaciens Sans Frontieres). Dokumen akhir diedit oleh Dr Hans Hogerzeil dan Dr Robin Gray (WHO Action Programme on Essential Drugs). Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh staf Pharmaciens Sans Frontieres (PSF) dan WHO di Bosnia dan Herzegovina yang terlibat dalam Mostar Expired Pharmaceuticals Sorting Project, termasuk namun tidak terbatas pada, Profesor Claudi M. Cuchillo yang telah memberikan informasi yang sangat berharga dalam masalah obat-obatan. Terima kasih kepada staf WHO Regional Office for Europe dan kepada Peter Parnell serta David Ambrose dari AEA Technology (Inggris). Orang-orang dan organisasi berikut berperan serta dalam pengembangan lanjut pedoman ini dan saran serta dukungan mereka sangat dihargai: K.O. Asante (Churches’ Action for Health, World Council of Churches, Switzerland), A. Battersby (FBA Health Systems Analysts, Afrika Selatan), A.D. Bhide (National Environmental Engineering Research Institute, India), G.R. Boyd (Departemen Kesehatan, Selandia Baru), J.Y. Cater (African Medical and research Foundation, Kenya), M. Cone (International Federation of Pharmaceutical Manufacturers Associations, Switzerlan), S.A. Chuchu (National Quality Control Laboratory, Kenya), A.W. Davidson (International Pharmaceutical Federation, Belanda), E. Dena (Community Initiatives Support Services International, Kenya), L. Diaz (CalRecovery Inc., AS / International Solid Waste Association, Denmark), R. Flores (WHO/EHA), D. Fosse (Pharmaciens Sans Frontieres, COmite International), M. Giannoni (perancis), M Henkens (Medecins Sans Frontieres International, Belgia), J.H.A. Heuvelmans (Medecins Sans Frontieres International, Belanda), L.T.A. Hui (Departemen Kesehatan, Malaysia), P. Hurst (International Labour Organization, Switzerland), S. Kopp-Kubel (WHO/DMP), M. Limoli (Food and Drug Administration, AS), F. Mas (United nations Children’s Fund, Denmark), Medecins Sans Frontieres (Belgia, Perancis Luksemburg, Spanyol dan Swiss), W.C. Mfuko (Medical Stores Department, Tanzania), S. Muziki (WHO/DAP), K. Myhr (Board of Health, Norwegia), H. Ogawa (Western Pacific Regional Environmental Health Centre, Malaysia), P. Olle (International Committee of the Red Cross, Swis), B. Olsen (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, Swiss), E.M.A. Ombaka (The Pharmaceutical Programme, Community Initiatives Support Services International, Kenya & World Council of Churches), T.L. Paal (WHO Collaborating Centre for Drug Information and Quality Assurance, Hungaria), J. Parrot (International Pharmaceutical Federation, Belanda), A.M. Pruss (WHO/EOS), M. Richardson (BASIC, Inggris), F. Rossi (Essential Drugs Programme, Bolivia), P. Saunders (Essential Drugs Project, Inggris), G.M. Savage (CalRecovery Inc., USA/ International Solid Waste Association, Denmark), K. Schonbucher Seitz (Federal Office of Public Health, Swiss), B. Snell (Victorian Medical Postgraduate Foundation, Australia), P. Spivey (WHO/DAP), S. Srnec Pekas (Kroasia), D. Subasic (Kroasia), G. Szalay (WHO/SUP), N. van der Graaff (Food and Agriculture Organization of the United Nations, Italia), A. Wodageneh (Food and Agriculture Organization of the United Nations, Italia).

* Saat ini pindah ke WHO European Centre for Environment and Health, Roma.

2

Page 4: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Dokumen ini dipersiapkan oleh: E.C.F. Gray Department of Essential Drugs and Other Medicines, WHO H.V. Hogerzeil Department of Essential Drugs and Other Medicines, WHO A.M. Pruss Department of Protection of the Human Environment, WHO P. Rushbrook WHO European Centre for Environment and Health, Rome Division Edisi pertama 1999

Komentar dan pengamatan oleh pengguna akan sangat diterima dan dapat dikirim ke alamat berikut: Essential Drugs and Other Medicines Department World Health Organization Avenue Appia 20 CH-1211 Geneva 27 Switzerland Tel: 41 22 791 3528 Fax: 41 22 791 4167 E-mail [email protected]

3

Page 5: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Daftar isi Pengantar ………………………………………………………………………………….6

1.1. Latar belakang

1.2. Pencegahan terbuangnya sumbangan obat-obatan

Sumbangan yang tepat

Sumbangan yang baik dapat sia-sia

1.3. Biaya pembuangan obat-obatan tak terpakai

Biaya insinerasi suhu tinggi obat-obatan tak terpakai

Perkiraan berat obat-obatan tak terpakai

1.4. Tujuan pedoman ini

Yang tidak dibahas dalam pedoman ini

1.5. Siapa yang dapat memanfaatkan pedoman ini?

1.6. Aspek adminstratif penghapus-bukuan obat-obatan tak terpakai

1.7. Langkah yang harus dilakukan

Pengambilan keputusan

Persetujuan

Perencanaan

Penyusunan kelompok kerja

Kesehatan dan keselamatan kelompok kerja

Pemilahan

Pembuangan

Keamanan

1.8. Konsekuensi pembuangan yang tidak memadai atau tanpa pembuangan

1.9. Informasi kepada masyarakat

2. Metoda pembuangan

2.1. Pengembalian pada donor atau produsen

Transfer lintas-batas obat-obatan tak terpakai

2.2. Penimbunan

Pembuangan terbuka sederhana dan tanpa pengendalian

Penimbunan berteknologi

Penimbunan berteknologi tinggi

2.3. Imobilisasi limbah: enkapsulasi

2.4. Imobilisasi limbah: inersiasi

2.5. Pembuangan melalui saluran pembuangan air

4

Page 6: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

2.6. Pembakaran dalam wadah terbuka

2.7. Insinerasi suhu sedang

Kandungan halogen obat-obatan tak terpakai

2.8. Insinerasi suhu tinggi

2.9. Dekomposisi kimiawi

3. Pemilahan sesuai kategori

3.1. Tujuan pemilahan

Saran praktis pemilahan

3.2. Kondisi optimal untuk memilah

3.3. Kategori pemilahan

3.4. Obat-obatan dan bahan lain yang masih bermanfaat

3.5. Obat-obatan kadaluarsa atau tak terpakai

3.6. Bahan bukan obat-obatan yang berbahaya atau potensial berbahaya

3.7. Bahan yang dapat didaur-ulang

4. Metoda pembuangan yang dianjurkan berdasarkan kategori pemilahan

4.1. Padat, setengah padat dan tepung

Obat-obatan anti infeksi, obat-obatan pengendali dan anti keganasan

Obat-obatan lain

4.2. Cairan

Obat-obatan yang tidak beracun atau memiliki racun yang rendah

Obat-obatan cair lainnya (kecuali obat-obatan pengendali, anti keganasan atau anti

infeksi)

4.3. Ampul

4.4. Obat-obatan anti infeksi

4.5. Zat pengendali

4.6. Anti keganasan

Perlakuan khusus bagi anti keganasan

Pembuangan obat-obatan anti keganasan

4.7. Penyuci hama

4.8. Tabung aerosol

Daftar pustaka

Bahan bacaan tambahan

Lampiran 1: Pembuangan secara insinerasi

5

Page 7: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Daftar tabel

Tabel 1: Ringkasan metoda pembuangan selama dan pasca kedaruratan

Tabel 2: Ringkasan kategori obat-obatan dan cara pembuangan saat dan pasca kedaruratan

6

Page 8: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Selama konflik dan bencana alam, sering kali disumbangkan obat-obatan dalam jumlah yang besar sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan. Tidak diragukan lagi banyak dari obat-obatan ini telah menyelamatkan hidup dan mengurangi penderitaan, namun sebagian sumbangan dari orang-orang yang berniat baik namun tanpa pengetahuan dapat menyebabkan masalah. Obat-obatan bisa saja mendekati atau telah lewat masa kadaluarsanya, tidak sesuai kebutuhan, tidak dikenali karena label dalam bahasa asing atau bahkan dikirim dalam jumlah yang tidak dibutuhkan. Obat-obatan sumbangan yang masih memiliki masa penggunaan yang lama dapat disalah-kelola, terutama pada masa kekacauan selama atau pasca konflik bersenjata atau bencana alam. Petugas dan tempat penyimpanan mungkin kurang mencukupi dan sistem manajemen obat-obatan tidak teratur. Problem tersebut dapat juga terjadi saat sumbangan obat-obatan merupakan bagian dari bantuan pengembangan. Pada keadaan tanpa kedaruratan, dapat terkumpul obat-obatan tak terpakai dalam jumlah yang lebih sedikit akibat pengelolaan dan distribusi persediaan yang tidak tepat serta tidak adanya sstem pembuangan rutin. Pembuangan obat-obatan tak terpakai atau kadaluarsa ini secara aman seringkali menimbulkan masalah yang besar. Pedoman pembuangan ini didasarkan atas laporan pembuangan secara aman obat-obatan tak terpakai di Mostar, yang telah terkumpul selama perang di Bosnia dan Herzegovina. Obat-obatan tak terpakai mungkin sulit dihitung. Sebuah laporan menyatakan bahwa 5-60% dari 27,800-34,800 ton bahan-bahan kedokteran yang disumbangan ke Bosnia dan Herzegovina antara 1992 hingga pertengahan 1996 dianggap tidak layak, dan pada pertengahan 1996 terdapat sekitar 17,000 ton obat-obatan yang tidak dipergunakan tersimpan di gudang-gudang dan klinik-klinik yang tersebar di seluruh negeri1. Angka dramatis ini banyak ditentang: jumlah yang dianggap lebih masuk akal adalah sekitar 1,000 ton. Laporan terbaru yang dianggap akurat menyatakan 2,000 ton limbah obat-obatan terdapat di Kroasia. Obat-obatan tak terpakai dapat menghambat operasi farmasi secara efisien di banyak negara bekas Yugoslavia dan menimbulkan masalah pembuangan yang berarti.

1.2 Pencegahan terbuangnya sumbangan obat-obatan

Sumbangan yang tepat Sumbangan yang tidak tepat dapat dikurangi oleh donor yang mengikuti Pedoman Penyumbangan Obat-obatan (Guidelines for Drug Donations2) interagensi. Prinsip utama adalah bahwa obat-obatan yang disumbangkan harus sesuai kebutuhan penerima dan tanggal kadaluarsa saat tiba di tempat tidak boleh kurang dari satu tahun, kecuali terdapat bukti yang jelas bahwa penerima memiliki kemampuan baik logistik maupun manajerial dalam penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan yang berumur singkat secara efisien. Sumbangan obat-obatan secara sembarangan berdasarkan perkiraan yang tidak benar atas kebutuhan dan kemampuan logistik penerima merupakan faktor utama terbentuknya limbah obat-obatan. Sumbangan yang baik dapat sia-sia Pengelolaan sumbangan yang tidak tepat dapat merubah sumbangan yang baik menjadi obat-obatan tak terpakai.

7

Page 9: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

1.3 Biaya pembuangan obat-obatan tak terpakai

Biaya insinerasi suhu tinggi obat-obatan tak terpakai Idealnya obat-obatan dibuang dengan menggunakan insinerasi suhu tinggi (misalnya, lebih dari 1,200oC). Fasilitas insinerasi seperti itu, yang dilengkapi dengan pengendali emisi yang memadai biasa ditemukan di negara-negara industri. Biaya pembuangan limbah farmasi dengan cara tersebut di Kroasia dan Bosnia dan Herzegovina berkisar antara US$2.2/kg hingga US$4.1/kg. Untuk menginsinerasi jumlah limbah farmasi yang ada di Kroasia akan membutuhkan biaya antara US$4.4 juta hingga US$8.2 juta. Perkiraan berat obat-obatan tak terpakai Berat keseluruhan yang disebut di atas termasuk kemasan. Kandungan obat-obatan yang sebenarnya dapat hanya setengah atau kurang dari setengah dari berat keseluruhan.

1.4 Tujuan pedoman ini

Pedoman ini memberikan saran bagi implementasi pembuangan secara aman obat-obatan tak terpakai pada masa kedaruratan dan di negara-negara yang mengalami transisi di mana mungkin tidak ada pihak berwenang yang dapat memberikan bantuan atau saran. Pedoman ini tidak bermaksud untuk menggantikan aturan-aturan lokal, regional atau nasional mengenai pembuangan obat-obatan, namun untuk memberikan bantuan saat pedoman yang ada tidak memadai atau tidak ada sama sekali. Sejumlah metoda pembuangan obat-obatan secara aman dijelaskan. Metoda-metoda tersebut merupakan metoda yang memberikan risiko minimal terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan dan sesuai bagi negara-negara dengan sumber daya dan peralatan yang terbatas. Penggunaan pedoman ini oleh departemen kesehatan, lingkungan atau departemen terkait lainnya akan meningkatkan upaya pembuangan secara aman dan ekonomis timbunan obat-obatan tak terpakai. Pilihan lingkungan yang terbaik bagi penghancuran obat-obatan adalah insinerasi suhu tinggi yang dibangun khusus dengan cerobong udara yang memadai. Namun demikian ini bukanlah satu-satunya metoda yang dapat dipergunakan dalam hal pembuangan yang memadai. Pada kenyataannya banyak negara yang tidak memiliki fasilitas tersebut. Karena alasan inilah pedoman ini dianggap sebagai alternatif antara yang praktis dalam membantu mereka yang ditugaskan membuang obat-obatan tak terpakai secara aman. Pedoman ini menganjurkan beberapa metoda pengolahan dan pembuangan obat-obatan tak terpakai yang sedikit kurang aman, namun dapat diterima secara risiko relatif saat diseimbangkan dengan risiko yang berkaitan dengan pembuangan yang tidak memadai atau tanpa pembuangan. Yang tidak dibahas dalam pedoman ini Pedoman ini tidak bertujuan untuk membahas pengelolaan limbah kesehatan lainnya seperti limbah infeksius, bahan kimia untuk fotografi, pelarut, limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi (contoh, merkuri dan kadmium), limbah kimia

8

Page 10: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

laboratorium, atau limbah radioaktif. Pengelolaan limbah fasilitas kesehatan pada situasi normal (bukan situasi darurat) tidak termasuk dalam pedoman ini. Saran khusus untuk kelompok limbah tersebut disediakan oleh WHO3,4,5. Materi yang lebih luas mengenai persediaan dan pengelolaan obat secara normal juga tidak tercakup. Hal ini meliputi minimalisasi obat-obatan tak terpakai dan pemisahan limbah pada fasilitas kesehatan. Untuk meliputi aspek-aspek tersebut, prosedur pengelolaan dan staf dianggap telah memadai. Pada keadaan dimana staf yang mampu dan kemampuan manajemen tidak mencukupi untuk melakukan pembuangan yang aman, maka obat-obatan tak terpakai harus disimpan secara baik.

1.5 Siapa yang dapat memanfaatkan pedoman ini?

Pedoman ini dapat dipergunakan oleh semua pihak yang berwenang dalam bidang kesehatan terkait dan memiliki kewenangan dalam menentukan penggunaan atau pembuangan obat-obatan. Di banyak negara, pembuangan obat-obatan juga melibatkan pihak berwenang di bidang lingkungan dan pengelolaan limbah, serta para ahli tingkat kementerian, regional dan lokal. Tergantung pada keadaan suatu negara, pihak berwenang yang sesuai mungkin direktorat yang bertanggung jawab atas pengelolaan obat dalam departemen kesehatan, badan pengaturan obat (bila terpisah dari yang ada di departemen kesehatan), badan kesehatan regional atau lokal (kantor farmasi) atau departemen lingkungan hidup, dll. Merupakan tanggungjawab pihak berwenang yang sesuai untuk menerapkan pedoman ini secara bersama dengan pihak berwenang regional dan lokal, serta pimpinan fasilitas kesehatan yang menghadapi masalah pembuangan obat. Kelompok kerja lokal atau badan penasehat harus dibentuk sedini mungkin untuk menilai, menganalisis dan menghadapi masalah pembuangan obat, serta untuk memantau kegiatan. Sebaiknya kelompok kerja tersebut memiliki anggota maksimum lima orang dan pertemuan diadakan sedekat mungkin dengan lokasi penimbunan obat. Anggota dapat dipilih dari: • Badan pengaturan obat atau departemen kesehatan; • Kementerian lingkungan hidup; • Bagian audit departemen kesehatan • Institusi farmasi • Seorang ahli limbah berbahaya dapat ditunjuk oleh pihak yang berwenang

sebagai penanggungjawab pembuangan obat tak terpakai. Jika hal ini dilakukan, orang yang ditunjuk harus menjadi anggota kelompok kerja. Orang tersebut dapat merupakan ahli dalam pengelolaan lingkungan, ahli kimia air, hidrogeologis, atau insinyur lingkungan. Pilihan akan ahli tergantung masalah teknis yang dihadapi.

Organisasi non pemerintahan dengan program farmasi mungkin juga menghadapi persediaan obat-obatan tak terpakai yang harus dibuang. Pembuangan harus dilakukan terkait dengan pihak berwenang yang sesuai. Pada situasi yang tidak darurat biasanya tidak terjadi pengumpulan persediaan obat-obatan dalam jumlah besar, dan obat-obatan tak terpakai sebaiknya dibuang secara rutin, sedikit demi sedikit. Hal ini harus diatur di tingkat lokal dan institusional.

9

Page 11: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

1.6 Aspek administratif penghapus-bukuan obat-obatan tak terpakai

Hanya sedikit negara yang memiliki aturan administratif dalam hal penghapus-bukuan persediaan obat-obatan. Di sektor publik, obat-obatan merupakan milik negara sehingga diperlukan prosedur penghitungan yang ketat. Prosedur yang ada, biasanya cenderung sulit dan memakan waktu, dan pada praktiknya pembuangan obat-obatan yang kadaluarsa sulit dilakukan. Hal ini terjadi baik pada obat-obatan yang diperoleh melalui jalur biasa maupun obat-obatan yang disumbangkan. Prosedur administratif dan aturan mengenai pembuangan obat-obatan secara aman yang sesuai dengan peraturan obat-obatan dan lingkungan hidup nasional harus dipergunakan dan dilaksanakan di negara-negara penerima bantuan. Penyederhanaan prosedur secara umum barangkali dapat menjadi penyelesaian yang terbaik. Salah satu pendekatan adalah kepada pemerintah, dimana obat-obatan yang disumbangkan tidak dimasukkan ke dalam inventaris pemerintah atau dianggap sebagai milik negara, kecuali apabila memang diterima secara khusus sebagai milik negara. Dalam hal ini obat-obatan yang tidak diterima secara resmi dapat dihancurkan tanpa perlu persetujuan pemerintah; namun demikian prosedur pembuangan yang benar tetap harus diikuti. Penyelesaian selanjutnya adalah dengan menyusun prosedur administratif khusus bagi penghapus-bukuan sumbangan yang tak terpakai yang lebih sederhana.

1.7 Langkah yang harus dilakukan

Urutan langkah yang harus dilakukan saat membuang obat-obatan tak terpakai dijelaskan di bawah ini. Pengambilan keputusan Rumah sakit, farmasi kabupaten atau propinsi atau organisasi yang memiliki program farmasi memutuskan kapan tindakan akan dilaksanakan karena adanya penimbunan obat-obatan tak terpakai yang tidak baik digunakan baik bagi manusia maupun bagi hewan. Persetujuan Persetujuan pembuangan obat-obatan harus dimintakan dari pihak berwenang. Pihak yang berwenang tersebut berbeda pada setiap negara; mungkin direktorat yang bertanggungjawab mengelola obat-obatan di departemen kesehatan, badan pengaturan obat-obatan, ataupun dinas kesehatan kabupaten atau propinsi (petugas farmasi). Di beberapa negara, kementerian lingkungan hidup harus dilibatkan. Pedoman ini terutama bermanfaat pada kedaruratan atau di negara yang mengalami transisi si mana peraturan resmi belum disusun. Pada situasi tanpa kedaruratan, jika terdapat obat-obatan sumbangan dalam jumlah yang besar akan dibuang, sebaiknya pihak pemberi bantuan diberitahu. Perencanaan Perencanaan mengenai pembiayaan, ahli yang diperlukan, sumber daya manusia, waktu, tempat, peralatan, material dan cara pembuangan yang tersedia dibutuhkan. Hal ini penting sebelum dilakukan langkah-langkah pelaksanaan untuk memulai

10

Page 12: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

pembuangan. Untuk mendapatkan perkiraan kasar volume material yang akan dipilah, dianjurkan dilakukan pengukuran dengan menggunakan pita pengukur, dan volume material harus dikonversikan ke dalam berat sesuai angka kepadatan 0.2 ton/meter kubik. Penyusunan kelompok kerja Pekerjaan harus dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari ahli farmasi sebagai pengawas dan pekerja kesehatan (sebaiknya teknisi farmasi atau petugas gudang farmasi yang berpengalaman). Jumlah anggota tim dan rasio ahli dibanding pekerja ditentukan oleh volume dan komposisi materi yang tertimbun serta kondisi lokasi. Kesehatan dan keselamatan kelompok kerja Semua pekerja harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai berupa pakaian dan sepatu bot yang dipergunakan setiap saat, serta sarung tangan, masker dan tutup kepala pada keadaan-keadaan tertentu. Masker harus dipakai saat dilakukan penghancuran tablet atau kapsul (contohnya, inersiasi, lihat bagian 2.4) dan saat terdapat risiko dihasilkannya tepung. Penanganan obat-obatan anti keganasan memerlukan perhatian khusus. Pemilahan Tujuan pemilahan adalah untuk memisahkan obat-obatan ke dalam beberapa kategori sesuai cara pembuangannya. Obat-obatan dipisahkan menjadi yang masih dapat digunakan secara aman dan dikembalikan ke produsen, dan obat-obatan yang harus dibuang dengan cara pembuangan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, obat-obatan pengendali (misal, narkotik), obat-obatan anti keganasan dan antibiotik semuanya memerlukan metoda pembuangan yang khusus. Mungkin juga dibutuhkan tenaga khusus untuk mengidentifikasi dan memisahkan obat-obatan tersebut. Pembuangan Cara pembuangan sangat bervariasi sesuai keadaan, dan solusi yang ideal mungkin tidak bisa dilaksanakan. Pedoman ini bertujuan memberikan alternatif yang paling sederhana, aman dan praktis. Keamanan Zat-zat pengendali (seperti narkotik dan psikotropika) memerlukan tindakan pengendalian dan pengamanan yang ketat. Di beberapa negara, sering terdapat masalah adanya pemulungan bahan-bahan dari tempat penimbunan sampah, dan obat-obatan yang telah dibuang diambil dan dijual oleh para pemulung. Karena itu diperlukan tindakan untuk mencegah pengambilan saat pemilahan dan pencurian obat-obatan dari tempat penimbunan sampah. Imobilisasi (lihat bagian 2.3 dan 2.4) merupakan cara terbaik untuk mencegah pencurian saat penyimpanan atau pembuangan. Jika tidak terdapat alternatif lain sehingga obat-obatan harus dibuang secara langsung ke tempat penimbunan sampah, maka harus segera ditutupi dengan sampah rumah tangga dalam jumlah besar.

11

Page 13: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

1.8 Konsekuensi pembuangan yang tidak memadai atau tanpa pembuangan

Secara umum, obat-obatan kadaluarsa bukan merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat ataupun lingkungan. Pembuangan yang tidak layak dapat berbahaya jika kemudian menimbulkan kontaminasi pada sumber air setempat. Obat-obatan kadaluarsa dapat mencapai pemulung atau anak-anak jika tempat pembuangan tidak diamankan. Pencurian dari timbunan obat-obatan tak terpakai atau saat pemilahan dapat berakibat dijualnya atau disalahgunakannya obat-obatan kadaluarsa. Sebagian besar obat-obatan yang telah melampaui batas waktu penggunaannya akan berkurang efektivitasnya dan sebagian kecil menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Terdapat beberapa kelompok obat-obatan kadaluarsa atau tindakan penghancuran obat-obatan yang tidak baik yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat. Risiko kesehatan yang terutama adalah sebagai berikut,

• Kontaminasi air minum harus dihindari. Area penimbunan sampah harus ditempatkan secara khusus dan dibangun sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya perembesan yang dapat memasuki lapisan air tanah, air permukaan ataupun sistem air minum.

• Antibiotik, anti keganasan dan disinfektan yang tidak dapat mengalami bio-degradasi tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air karena dapat membunuh bakteri yang diperlukan untuk memproses limbah. Anti keganasan tidak boleh dibuang ke dalam air karena akan merusak kehidupan air atau mengkontaminasi air minum. Demikian juga dinsinfektan dalam jumlah banyak tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air atau sumber air tanpa pengenceran.

• Pembakaran obat-obatan dengan suhu rendah atau di wadah terbuka dapat menjadi penyebab terlepasnya bahan-bahan pencemar beracun ke udara. Idealnya tindakan tersebut harus dihindari.

• Pemilahan dan pembuangan secara tidak tepat dan tidak aman dapat mengakibatkan obat-obatan yang telah kadaluarsa dijual kembali ke masyarakat. Pemulungan di tempat penimbunan sampah yang tidak terlindungi merupakan ancaman di beberapa negara.

• Bila lokasi pembuangan yang baik dan tenaga terlatih untuk mengawasi pembuangan tidak dimiliki, obat-obatan tak terpakai tidak akan menimbulkan bahaya bila disimpan secara aman dalam keadaaan kering. Jika disimpan dalam kemasan aslinya risiko kehilangan dapat terjadi dan untuk menghindari hal tersebut sebaiknya disimpan dalam tong dan obat-obatan tersebut diimobilisasi melalui enkapsulasi sebagai mana dijelaskan pada bagian 2.3.

1.9 Informasi kepada masyarakat

Masyarakat harus mendapatkan informasi mengenai masalah pembuangan obat-obatan kadaluarsa secara aman. Hal-hal penting yang harus diungkapkan pada media adalah:

1. Sebagian besar sumbangan obat-obatan bertujuan membantu; tindakan berkedok sumbangan yang sebenarnya merupakan cara untuk memperoleh keringanan pajak atau untuk menyingkirkan obat-obatan yang tidak diinginkan oleh perusahaan yang curang merupakan hal yang sangat jarang terjadi.

2. Obat-obatan yang telah melampaui batas waktu penggunaannya tidak berarti menjadi berbahaya, namun hanya menjadi kurang efektif.

12

Page 14: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

3. Sebagian besar obat-obatan relatif tidak berbahaya bagi lingkungan; mereka tidak akan menimbulkan ancaman berarti bagi masyarakat atau lingkungan kecuali bila ditangani secara sembrono.

4. Pembuangan obat-obatan yang ditangani secara baik menimbulkan risiko yang kecil.

5. Pembuangan obat-obatan harus dilaksanakan dengan biaya minimal dan dengan risiko minimal bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan sesuai kondisi setempat.

6. Pembuangan obat-obatan harus dilaksanakan di bawah pengawasan pihak berwenang regional ataupun nasional yang menanganinya sesuai kriteria yang ketat; tidak boleh dilakukan oleh perorangan.

Informasi mengenai pembuangan obat-obatan harus ditangani secara berhati-hati karena dapat dipolitisir atau dijadikan sensasi. Jika pembuangan obat-obatan kadaluarsa secara aman tidak diinformasikan kepada masyarakat dan media secara adil, kemungkinan dapat timbul pemberian informasi yang salah oleh wartawan dan politikus yang tidak mengerti yang dapat sangat menghambat proses pembuangan. Karena itu hubungan masyarakat yang baik yang meliputi pemberian informasi secara komprehensif merupakan komponen penting dalam tercapainya pembuangan aman yang diinginkan.

2. Metoda pembuangan

Keterbatasan pendanaan untuk pembuangan limbah farmasi membutuhkan pengelolaan dan metoda yang sadar biaya. Langkah utama untuk mencapai hal tersebut adalah pemilahan material untuk mengurangi kebutuhan akan metoda pembuangan yang mahal dan sulit. Kategori pemilahan obat-obatan dijelaskan pada bagian 3 dan metoda pembuangan yang disarankan untuk setiap kelompok obat-obatan yang dipilah ada di bagian 4. Sebelumnya berbagai metoda pembuangan dijelaskan secara singkat di bagian ini dan diringkas di tabel 1.

2.1 Pengembalian pada penyumbang atau produsen

Kemungkinan pengembalian obat-obatan yang tidak terpakai pada produsen dalam rangka pembuangan yang aman harus diusahakan bila mungkin; terutama obat-obatan yang menimbulkan masalah dalam pembuangan, seperti anti keganasan. Untuk sumbangan yang tanpa diminta atau tidak diinginkan, terutama yang telah melampaui atau dekat batas waktu kadaluarsanya dapat dikembalikan ke penyumbang.

Transfer lintas batas obat-obatan tak terpakai Saat ini tidak terdapat konvensi internasional yang mengatur pemindahan produk farmasi secara lintas batas. Namun demikian, obat-obatan yang rusak atau kadaluarsa dianggap sebagai limbah yang berbahaya sehingga jika dipindahkan melintasi perbatasan harus mengikuti Konvensi Basel mengenai Pengiriman Lintas Batas Bahan-bahan Berbahaya7,8,9. Hal tersebut meliputi prosedur tertulis untuk

13

Page 15: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

mendapatkan ijin melintasi perbatasan internasional sepanjang rute transit sebelum pelaksanaan. Prosedur tersebut memerlukan waktu hingga beberapa bulan untuk menyelesaikannya.

2.2 Penimbunan

Penimbunan berarti penempatan limbah langsung ke lahan penimbunan sampah tanpa perlakuan atau persiapan sebelumnya. Penimbunan merupakan metode yang tertua dan paling sering dipergunakan dalam pembuangan limbah padat. Terdapat tiga macam cara penimbunan. Pembuangan terbuka sederhana dan tanpa pengendalian Pembuangan sederhana barangkali merupakan metoda pembuangan yang paling sering dilakukan di negara berkembang. Pembuangan sampah yang tidak diolah ke tempat penimbunan sampah terbuka secara sederhana dan tanpa pengendalian merupakan langkah yang tidak ramah lingkungan dan harus dihindari. Pembuangan limbah farmasi tanpa pengelolaan ke tempat tersebut tidak disarankan kecuali bila tidak ada pilihan lain. Sebaiknya limbah tersebut dibuang setelah diimobilisasi dengan enkapsulasi atau inersiasi. Sebagai cara terakhir, bila upaya imobilisasi limbah farmasi tidak memungkinkan, limbah yang tidak diolah harus ditutupi segera dengan sampah rumah tangga dalam jumlah yang besar untuk menghindari pemulungan. Harus diperhatikan bahwa pembuangan ke tempat penimbunan sampah yang terbuka tanpa pengendalian dan tanpa isolasi yang cukup terhadap lapisan air tanah atau sumber air lainnya dapat menimbulkan polusi, dengan risiko terburuk adalah kontaminasi air minum. Penimbunan berteknologi Tempat pembuangan seperti ini menerapkan beberapa cara yang dapat melindungi terjadinya kehilangan bahan-bahan kimia ke dalam lapisan air tanah. Penyimpanan obat-obatan secara langsung merupakan pilihan kedua setelah pembuangan limbah farmasi yang telah diimobilisasi ke tempat penimbunan sampah. Penimbunan berteknologi tinggi Lokasi penimbunan sampah yang dibangun dan dioperasikan secara tepat merupakan cara pembuangan sampah rumah tangga yang relatif aman, juga bagi limbah farmasi10. Prioritas utama adalah perlindungan lapisan air tanah. Tempat penguburan yang memadai harus memiliki saluran pengeluaran yang terisolasi dari sumber air dan berada di atas lapisan air tanah. Setiap harinya limbah padat dipadatkan dan ditutupi dengan tanah untuk menjamin kebersihan. Istilah “penimbunan sampah yang aman” menunjukkan bahwa lokasi tersebut dipilih, dibangun dan dikelola secara memadai. Pengembangan lokasi penimbunan sampah tanpa pengendalian agar memenuhi standar yang benar harus dipikirkan dan saran dapat diminta pada WHO11.

2.3 Imobilisasi limbah: enkapsulasi

Enkapsulasi berarti peng-imobilisasian obat-obatan dengan memadatkannya dalam tong plastik atau besi. Sebelum dipergunakan, tong harus dibersihkan dan kandungan sebelumnya harus bukan berupa bahan yang mudah meledak atau berbahaya. Tong tersebut diisi hingga 75% kapasitasnya dengan obat-obatan padat atau setengah padat,

14

Page 16: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

kemudian sisa ruang dipenuhi dengan menuangkan bahan-bahan seperti semen atau campuran semen dengan kapur, busa plastik atau pasir batu bara. Untuk memudahkan dan mempercepat pengisian, tutup tong harus dipotong hingga terbuka kemudian dilipat ke belakang. Penempatan obat-obatan ke dalam tong harus berhati-hati agar tidak terpotong. Bila tong telah terisi hingga 75% kapasitasnya, tambahkan campuran kapur, semen dan air dengan perbandingan 15:15:5 (berat) hingga tong terisi penuh. Untuk memperoleh cairan dengan konsistensi yang diinginkan, kadangkala diperlukan air yang lebih banyak. Kemudian tutup tong besi dilipat kembali ke tempatnya dan disegel, sebaiknya dengan dikelim atau pengelasan. Tong yang sudah disegel kemudian harus ditempatkan di dasar lubang pembuangan dan ditutupi dengan sampah padat rumah tangga. Agar mudah dipindahkan, tong dapat ditempatkan di atas pallet kemudian diletakkan ke pemindah pallet. Enkapsulasi obat-obatan anti keganasan membutuhkan teknik yang sedikit berbeda (lihat bagian 4.6).

2.4 Imobilisasi limbah: inersiasi

Inersiasi merupakan varian enkapsulasi yang meliputi pelepasan bahan-bahan pembungkus, kertas, karton dan plastik dari obat-obatan. Pil harus dilepaskan dari blisternya. Obat-obatan tersebut lalu ditanam kemudian ditambahkan campuran air, semen dan kapur hingga terbentuk pasta yang homogen. Pekerja perlu dilindungi dengan penggunaan pakaian pelindung dan masker terhadap risiko timbulnya debu. Pasta tersebut kemudian dipindahkan dalam keadaan cair dengan mempergunakan truk pengaduk konstruksi ke tempat pembuangan dan dituang ke dalam tempat pembuangan sampah biasa. Pasta akan berubah menjadi massa padat yang bercampur dengan limbah rumah tangga. Proses ini relatif murah dan dapat dilaksanakan tanpa peralatan canggih. Yang perlu disediakan adalah alat penggiling untuk menghancurkan obat-obatan, alat pengaduk konstruksi, serta sejumlah semen, kapur dan air. Perbandingan berat yang digunakan adalah sebagai berikut: Obat-obatan: 65% Kapur: 15% Semen: 15% Air: 5% atau lebih untuk mendapatkan konsistensi cairan yang sesuai.

2.5 Pembuangan melalui saluran pembuangan air

Beberapa obat-obatan cair seperti sirup dan cairan intravena dapat dilarutkan ke dalam air dan dibuang ke saluran pembuangan air sedikit demi sedikit selama periode tertentu tanpa memberikan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat atau lingkungan. Air yang mengalir dengan deras dapat juga dipergunakan untuk membilas sejumlah kecil obat-obatan atau anti septik cair yang telah diencerkan dengan baik. Pada keadaan dimana terjadi kerusakan saluran pembuangan air, mungkin dibutuhkan bantuan dari ahli hidrogeologi atau ahli teknologi kesehatan.

2.6 Pembakaran dalam wadah terbuka

Obat-obatan tidak boleh dihancurkan dengan cara pembakaran bersuhu rendah dalam wadah terbuka karena polutan beracun dapat dilepaskan ke udara. Kemasan kertas dan karton jika tidak hendak didaur-ulang dapat dibakar. Plastik polivinil klorida

15

Page 17: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

(PVC) tidak boleh dibakar. Meskipun pembakaran limbah farmasi bukan merupakan metoda pembuangan yang disarankan, pada kenyataannya hal tersebut seringkali dilakukan. Sangat dianjurkan bahwa pembuangan limbah farmasi dengan cara ini hanya untuk jumlah yang sangat sedikit.

2.7 Insinerasi suhu sedang

Banyak negara yang tidak memiliki insinerator dua ruang bersuhu tinggi yang dapat menangani komponen halogen lebih dari 1%. Insinerator tersebut memenuhi standar pengendalian emisi yang ketat seperti yang diterbitkan oleh Uni Eropa12. Namun biasanya hanya pembakaran dan insinerator bersuhu sedang yang tersedia. Pada keadaan darurat pihak berwenang dapat mempertimbangkan penggunaan insinerator dua ruang yang bekerja pada suhu minimal 850oC dengan waktu retensi pembakaran sedikitnya dua detik pada ruang kedua untuk mengelola obat-obatan berbentuk padat. Banyak insinerator pengelolaan limbah kota yang lebih lama merupakan incinerator suhu sedang dan penggunaan fasilitas tersebut disarankan sebagai langkah sementara, daripada penggunakan pilihan yang kurang aman seperti pembuangan ke tempat pembuangan yang tidak memadai. Pada keadaan ini disarankan bahwa limbah farmasi dicampur dengan limbah rumah tangga dalam jumlah yang besar (sekitar 1:1000). Insinerator tersebut tidak dirancang untuk membakar komponen halogen secara aman. Sebagian besar obat-obatan mengandung halogen dalam konsentrasi yang sangat rendah sehingga kandungan halogen yang terdapat dalam gas hasil pembakaran dapat diabaikan. Kandungan halogen limbah farmasi Pharmaciens Sans Frontieres yang bekerja di Bosnia (Mostar) menemukan bahwa kandungan halogen dalam obat-obatan sumbangan yang akan dibuang sangat rendah; jauh dibawah nilai maksimum yang diperbolehkan bagi insinerator/pabrik yang memiliki ijin untuk limbah non-halogen di Uni Eropa.

2.8 Insinerasi suhu tinggi

Industri-industri yang mempergunakan teknologi dengan suhu tinggi seperti tempat pembakaran semen13, stasiun tenaga panas bumi yang berbahan bakar batu bara atau tempat pengecoran biasanya memiliki tempat pembakaran yang bekerja pada suhu yang jauh lebih tinggi dari 850oC, memiliki waktu retensi pembakaran yang lebih lama dan mengeluarkan gas buangan melalui cerobong yang tinggi. Banyak negara yang tidak memiliki fasilitas pembuangan limbah kimia yang mahal dan canggih sehingga penggunaan alat pembakaran industri dapat menjadi pilihan yang dapat terlaksana dan murah. Pembakaran semen merupakan yang paling memadai untuk pembuangan obat-obatan kadaluarsa, limbah kimia, minyak bekas, ban karet, dll. Beberapa karakteristik pembakaran semen menjadikannya cocok untuk pembuangan obat-obatan. Selama proses pembakaran, bahan baku semen mencapai suhu 1450oC sementara gas pembakaran mencapai suhu 2000oC. Pada suhu setinggi ini waktu tinggal gas hanya beberapa detik. Pada keadaan ini semua komponen organik limbah akan hancur secara efektif. Beberapa hasil pembakaran yang beracun atau berbahaya terserap oleh produk kerak semen atau dikeluarkan oleh pertukaran panas.

16

Page 18: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Produsen semen di banyak negara sangat tertarik akan penggunakan bahan bakar alternatif karena dapat mengurangi biaya bahan bakar tanpa pengaruh buruk bagi kualitas semen. Dengan dijalankannya mekanisme pengendalian dampak lingkungan yang memadai, dampak bagi lingkungan sekitar akan semakin kecil. Sebaiknya dilakukan pembicaraan dengan perusahaan semen dan institusi lingkungan yang terkait untuk mengatur agar limbah dapat dibuang dengan mempergunakan alat pembakaran semen. Obat-obatan harus dimasukkan ke dalam tungku dengan penambahan bahan bakar dalam jumlah kecil secukupnya. Terdapat aturan sederhana bahwa bahan bakar yang dimasukkan dalam tungku untuk setiap pembakaran bahan farmasi tidak melebihi 5%. Pembakaran semen biasanya menghasilkan 1,500 hingga 8,000 ton semen per hari, karena itu sangat banyak obat-obatan yang dapat disingkirkan dalam waktu singkat. Untuk menghindari penyumbatan mekanisme penyaluran bahan bakar, sebaiknya kemasan dibuka dan/atau dilakukan penggilingan obat-obatan terlebih dahulu. Lampiran 1 menjelaskan secara lebih detail aturan Masyarakat Eropa mengenai insinerasi suhu tinggi limbah berbahaya. Insinerasi yang mengikuti aturan ini dapat dipergunakan untuk membuang komponen halogen, media kontras sinar X dan povidone iodine; insinerator dengan suhu yang lebih rendah tidak boleh dipergunakan.

2.9 Dekomposisi kimiawi

Jika tidak terdapat insinerator yang memadai, dekomposisi kimiawi sesuai rekomendasi produsen dapat dipergunakan dan diikuti oleh penimbunan. Metoda ini tidak disarankan bila tidak terdapat ahli kimia. Inaktivasi kimiawi berat dan lama, dan persediaan bahan kimia yang diperlukan untuk pengolahan harus tersedia sepanjang waktu. Metoda ini mungkin praktis untuk menyingkirkan sejumlah kecil obat-obatan anti keganasan. Namun untuk jumlah yang besar, contohnya lebih dari 50 kg obat-obatan anti keganasan, dekomposisi kimiawi tidak praktis karena jumlah yang kecil saja memerlukan perlakuan berulang.

17

Page 19: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Tabel 1: Ringkasan metoda pembuangan selama dan pasca kedaruratan

Metoda pembuangan Jenis obat-obatan Komentar

Pengembalian ke penyumbang atau produsen, transfer limbah lintas perbatasan

Semua limbah farmasi terutama anti keganasan.

Biasanya tidak praktis – prosedur lintas perbatasan biasanya memakan waktu.

Insinerasi suhu tinggi dengan suhu jauh melebihi 1200oC

Bahan padat, setengah padat, tepung, anti keganasan dan zat pengendali.

Mahal.

Insinerasi suhu sedang dengan insinerator dua ruang dan suhu minimal 850oC.

Insinerasi menggunakan alat pembakaran semen

Bila tidak ada insinerator suhu tinggi, bahan padat, setengah padat dan tepung. Zat pengendali.

Anti keganasan sebaiknya diinsinerasi dengan suhu tinggi.

Imobilisasi

Enkapsulasi limbah

Bahan padat, setengah padat, tepung dan cair, anti keganasan dan zat pengendali.

Inersiasi Bahan padat, setengah padat, tepung dan cair, anti keganasan dan zat pengendali.

Penimbunan

Penimbunan limbah berteknologi tinggi

Sejumlah kecil bahan padat, setengah padat dan tepung yang tidak diolah. Sebaiknya pembuangan limbah farmasi dilakukan setelah imobilisasi. Plastik PVC.

Penimbunan berteknologi Bahan padat, setengah padat dan tepung, sebaiknya setelah imobilisasi. Plastik PVC.

Pembuangan terbuka sederhana tanpa pengendalian

Pilihan terakhir bagi bahan padat, setengah padat dan tepung tanpa pengolahan – harus segera ditutupi denga sampah rumah tangga. Lebih baik diimobilisasi terlebih dahulu.

Tidak bagi zat pengendali yang tidak diolah.

Pembuangan melalui saluran pembuangan air

Cairan, sirup, cairan intra vena yang telah diencerkan, disinfektan dalam jumlah kecil yang telah diencerkan (dengan pengawasan).

Tidak dianjurkan untuk anti keganasan, disinfektan dan anti septik yang tidak diencerkan.

Air yang mengalir deras Cairan, sirup, cairan intra vena yang telah diencerkan, disinfektan dalam jumlah kecil yang telah diencerkan (dengan pengawasan).

Tidak dianjurkan untuk anti keganasan, disinfektan dan anti septik yang tidak diencerkan.

Pembakaran dalam wadah terbuka

Merupakan tindakan terakhir, kemasan, kertas dan karton.

Tidak boleh untuk plastic PVC dan obat-obatan.

Dekomposisi kimiawi Tidak dianjurkan kecuali bila terdapat ahli kimia dan peralatan khusus.

Tidak praktis untuk jumlah lebih dari 50 kg.

18

Page 20: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

3. Pemilahan sesuai kategori 3.1 Tujuan pemilahan

Pemilahan bertujuan untuk memisahkan obat-obatan berdasarkan kategori sesuai metoda pembuangannya. Metoda pembuangan aman yang disarankan terutama tergantung pada bentuk obat-obatan. Setiap kategori harus disimpan pada area penyimpanan sementara yang terpisah atau kontainer-kontainer. Saran praktis pemilahan Pemilahan meliputi evaluasi awal secara keseluruhan simpanan obat-obatan dan pemisahan obat-obatan tersebut menjadi yang masih dapat digunakan dan yang akan dibuang. Untuk obat-obatan yang akan dibuang diambil keputusan mengenai metoda pembuangan yang paling baik. Agar efisien, berbagai item cukup sekali ditangani. Obat-obatan yang masih dapat dipakai harus tetap berada dalam kemasannya. Obat-obatan yang akan dibuang sedapat mungkin dikeluarkan dari kemasannya saat proses pembuangan. Proses pemilahan meliputi: • Indentifikasi item • Pembuatan keputusan mengenai kelayakan penggunaan obat • Jika masih layak digunakan, biarkan kemasan dalam keadaan utuh • Jika tidak layak digunakan, putuskan metoda pembuangan yang optimal dan

pisahkan sesuai metoda pembuangan tersebut • Biarkan kemasan dan kardus dalam keadaan utuh hingga tiba di lokasi masing-

masing, baik untuk dibuang, maupun untuk penggunaan selanjutnya.

3.2 Kondisi optimum untuk pemilahan

Pemilahan harus dilakukan di tempat terbuka atau berventilasi baik, jika perlu di ruang yang terlindung dari udara panas yang ditunjuk secara khusus oleh pihak berwenang setempat. Pemilahan harus dilakukan sedekat mungkin dengan area penyimpanan, sesuai urutan, dengan semua bahan yang akan dipilah diberi label dengan jelas dan dipisahkan seterusnya. Petugas menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, sepatu bot, pakaian kerja, masker debu, dll) dan bekerja di bawah pengawasan langsung seorang ahli farmasi serta telah mendapat pelatihan mengenai criteria pemilahan dan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan yang dapat timbul saat menangani bahan-bahan tersebut. Setelah dipilah, obat-obatan harus dimasukkan secara hati-hati ke dalam tong besi atau wadah seperti kotak dari kardus yang keras dan pada bagian luar wadah ditulis secara jelas mengenai isinya. Bahan-bahan tersebut harus disimpan di tempat yang kering dan aman, sebaiknya di ruang yang terpisah agar tidak tertukar dengan obat-obatan yang masih dapat dipergunakan, hingga pembuangan dilaksanakan.

3.3 Kategori pemilahan

Proses pemilahan terutama bertujuan untuk memisahkan obat-obatan menjadi kategori yang terdiri dari zat-zat pengendali (contoh, narkotik), obat-obatan anti

19

Page 21: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

keganasan (anti kanker sitotoksik) dan produk-produk farmasi berbahaya lainnya yang mungkin tercampur di antara obat-obatan. Semua obat-obatan tersebut harus disimpan di area tersendiri yang aman dan ditunjuk secara khusus hingga saat pembuangan secara aman dilaksanakan. Obat-obatan tak terpakai lainnya harus dipisahkan lebih lanjut menjadi berbagai kategori sesuai bentuknya (kapsul, tepung, larutan, supositoria, sirup, tablet). Berikut ini kategori dan sub kategori pemilahan yang dianjurkan.

3.4 Obat-obatan dan bahan lain yang masih bermanfaat

Sebagian besar volume timbunan obat-obatan yang tak terpakai biasanya tidak hanya terdiri dari obat-obatan, namun juga berbagai benda lainnya seperti bahan dan peralatan medis, makanan, pakaian, kardus, pallet dan sampah lainnya. Langkah pertama dalam menangani timbunan tersebut adalah dengan memindahkan dan membuang semua bahan-bahan yang bukan merupakan obat-obatan atau bukan bahan kimia. Semua bahan tersebut harus dipisahkan secara jelas dari obat-obatan dan bahan kimia. Bahan-bahan bukan obat-obatan yang layak pakai Peralatan medis, tempat tidur, kursi roda, perban, pakaian, barang-barang laboratorium yang terbuat dari kaca, dll dapat dipergunakan oleh institusi lain, didaur-ulang, digunakan sebagai suku cadang atau dibuang ke tempat pembuangan sampah. Obat-obatan yang masih bermanfaat Jika memungkinkan, obat-obatan yang masih dalam masa berlakunya dan dianggap bermanfaat dipisahkan dan dipergunakan segera oleh institusi atau dikirim ke tempat lain sesuai kebutuhan dan instruksi pihak berwenang kesehatan regional. Buat daftar mengenai barang-barang yang ada, jumlah dan tanggal kadaluarsanya kemudian kirim daftar tersebut ke pihak-pihak lain yang mungkin dapat memanfaatkannya. Walaupun pemisahan ini masuk akal dan menarik, namun berdasarkan pengalaman hal itu tidak selalu efisien berdasarkan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan. Bahan-bahan kimia Asam, basa, reagen kimia, bahan kimia yang terlarut fenol untuk membersihkan lantai, disinfektan, dll dapat dimanfaatkan dengan baik. Jika barang-barang tersebut ada dalam jumlah yang banyak, dapat dibuat daftar untuk kemudian ditawarkan ke pengguna potensial lainnya seperti rumah sakit, laboratorium universitas atau sekolah, dll.

3.5 Obat-obatan kadaluarsa atau tak terpakai

Obat-obatan yang tak boleh dipergunakan dan harus selalu dianggap sebagai limbah farmasi adalah: • Semua obat-obatan kadaluarsa; • Semua sirup atau tetes mata yang tidak bersegel (kadaluarsa maupun tidak); • Semua obat-obatan tidak kadaluarsa yang rusak rantai dinginnya (cold chain)

yaitu yang seharusnya disimpan di tempat dingin namun tidak (contoh: insulin, hormon polipeptida, gamma globulin dan vaksin);

• Semua tablet dan kapsul. Jika tidak kadaluarsa obat-obatan tersebut hanya boleh dipergunakan jika wadah masih tersegel, memiliki label yang jelas atau masih dalam kemasan blister aslinya;

20

Page 22: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

• Semua krim, salep, dll yang tersimpan dalam tube yang tidak tersegel (kadaluarsa maupun tidak).

Pemilahan sesuai kandungan zat aktifnya (membutuhkan cara pembuangan khusus): • Zat-zat pengendali; contoh: narkotik, zat psikotropika; • Obat-obatan anti infeksi; • Anti keganasan; • Obat-obatan anti kanker sitotoksik, obat-obatan beracun; • Anti septik dan disinfektan. Tiga kelompok terakhir membutuhkan perhatian khusus. Untuk informasi yang lebih jelas, lihat bagian 4.4, 4.5, 4.6 dan 4.7. Pemilahan sesuai bentuk (semua obat-obatan lainnya):

Padat, setengah padat dan tepung • Tablet, kapsul, granul, tepung untuk injeksi, mixture, krim, losion, gel,

supositoria, dll;

Cairan • Larutan, suspensi, sirup, dll; • Ampul

Tabung aerosol • Termasuk spray dan inhaler berpendorong.

3.6 Bahan bukan obat-obatan yang berbahaya atau potensial berbahaya

Semua limbah bukan obat-obatan yang potensial menimbulkan bahaya seperti bahan kimia, larutan pembersih, batu baterai dan minyak bekas harus ditangani secara kasus-perkasus oleh ahli limbah berbahaya, serta tidak boleh ditangani oleh tim farmasi kecuali bila memang ditunjuk untuk melakukannya tindakan berhati-hati hingga saat pembuangannya.

3.7 Bahan yang dapat didaur ulang

Kertas bekas, kain, bahan pembungkus, pakaian, kassa dan benda-benda terbuat dari kayu seperti pallet dapat didaur-ulang, dibakar atau dibuang seperti limbah rumah tangga ke tempat pembuangan. Bahan-bahan yang terbuat dari plastik, logam ataupun gelas dapat dipergunakan kembali (barang pecah belah dapat diberikan ke laboratorium, benda-benda mekanik ke pengumpul barang bekas), didaur-ulang (jika fasilitas tersedia) atau dibuang ke tempat pembuangan sampah. Mungkin juga diperlukan tindakan seperti pembersihan dan disinfeksi sesuai jenis barang dan kegunaannya kemudian. Sampah umum lainnya dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah. Bahan-bahan yang akan didaur-ulang dapat dipisahkan dari obat-obatan sebelum pembuangan ke tempat sampah.

21

Page 23: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

4. Metoda pembuangan yang dianjurkan berdasarkan kategori pemilahan

4.1 Padat, setengah padat dan tepung

Obat-obatan anti infeksi, obat-obatan pengendali dan anti keganasan Jika pengembalian obat-obatan kelompok tesebut ke produsennya tidak memungkinkan atau insinerasi yang memadai tidak tersedia disarankan untuk melakukan enkapsulasi atau inersiasi sebelum dibuang ke tempat pmebuangan (lihat bagian 4.4, 4.5, dan 4.6). Obat-obatan anti infeksi dan anti keganasan di-enkapsulasi untuk menghambat pelepasannya ke lingkungan dan menghindari konsentrasi yang tinggi. Obat-obatan pengendali harus diimobilisasi di bawah pengawasan ahli farmasi, polisi atau perwakilan penegak hukum, sesuai peraturan setempat. Obat-obatan lain Jika metoda lain yang lebih sesuai tidak memungkinkan, obat-obatan padat dan setengah padat dalam jumlah kecil - biasanya tidak lebih dari 1% dari limbah harian, dapat dibuang langsung ke tempat penimbunan sampah dicampur dengan sampah rumah tangga dalam jumlah yang banyak. Angka 1% lebih berdasarkan atas pendapat ahli bukannya atas bukti ilmiah. Lebih lanjut dikatakan bahwa pada keadaan darurat dan pada situasi dimana terdapat timbunan obat-obatan dalam jumlah besar (mencapai ratusan ton), maka jumlah yang dapat dibuang perharinya adalah 5-10% dari total pembuangan limbah rumah tangga perhari, jika jumlah limbah rumah tangga per hari lebih dari 50 ton. Pada keadaan tersebut, tempat penimbunan sampah harus dikelola dengan baik dan pembuangan harus menuruti waktu tertentu. Limbah padat obat-obatan harus dibuang di dasar tempat penimbunan sampah dan segera ditutupi dengan limbah rumah tangga yang baru. Tindakan pengamanan untuk mencegah pemulungan harus dilakukan. Obat-obatan yang tergolong bahan organik yang langsung mengalami biodegradasi dalam bentuk padat atau setengah padat, seperti vitamin juga dapat langsung dibuang ke tempat penimbunan sampah. Obat-obatan berbentuk padat atau setengah padat dalam jumlah yang besar sebaiknya dihancurkan dengan menggunakan insinerasi suhu tinggi, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Namun insinerasi suhu sedang sering kali dilakukan terhadap obat-obatan padat dengan “mengencerkan” obat-obatan tersebut bersama sampah rumah tangga dalam jumlah besar. Namun demikian banyak Negara yang tidak memiliki akses terhadap fasilitas insinerasi baik suhu tinggi maupun sedang, sehingga penggunaan metoda enkapsulasi dapat diterima walaupun sering kali tidak memungkinkan sebagai cara pembuangan bagi limbah farmasi yang berjumlah besar. Prosedur Obat-obatan padat, setengah padat dan tepung harus dilepaskan dari kemasan luarnya namun tetap dalam kemasan bagian dalam kemudian ditempatkan pada tong plastik atau besi yang bersih untuk tindakan enkapsulasi. Pembuangan kemasan luar akan sangat mengurangi volume untuk metoda pembuangan secara enkapsulasi. Sejumlah kecil obat-obatan yang masih berada dalam kemasannya dapat langsung dibuang ke tempat penimbunan sampah seperti telah dijelaskan sebelumnya dan langsung

22

Page 24: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

ditutupi dengan sampah rumah tangga. Kemasan luar dibuang sebagai bahan bukan obat dan non kimia dengan cara didaur-ulang atau dibakar. Pemisahan material adalah sebagai berikut: • Tablet dan kapsul dalam blister plastik atau foil dikeluarkan dari kemasan luarnya

namun tidak dari blister; • Tablet dan kapsul dalam botol harus dikeluarkan dari kemasan luarnya namun

tidak dari botol; • Tablet dan effervescents dalam tabung harus dikeluarkan dari kemasan luarnya

namun tidak dari tabung; • Tepung dalam bentuk sachet atau botol harus dikeluarkan dari kemasan luarnya

namun tidak dari sachet atau botol. Setiap jenis obat dalam jumlah besar harus diperiksa oleh ahli farmasi sebagai pengawas untuk memastikan bahwa obat tersebut bukan obat anti infeksi, anti keganasan atau zat pengendali. Obat anti keganasan harus diperlakukan sesuai prosedur bagi obat anti keganasan yang dijelaskan pada bagian 4.6. Zat pengendali diperlakukan seperti obat-obatan padat biasa namun dengan pengawasan sesuai peraturan setempat. Lihat bagian 4.3 dan 4.4 untuk penatalaksanaan obat anti infeksi. Tablet longgar dalamjumlah besar harus dicampur dengan obat-obatan lain dalam beberapa tong besi yang berbeda untuk menghindari konsentrasi yang tinggi satu jenis obat pada satu tong.

4.2 Cairan

Obat-obatan yang tidak beracun atau memiliki racun yang rendah Obat-obatan yang dapat digolongkan sebagai bahan organik yang langsung mengalami biodegradasi seperti vitamin cair ini dapat langsung diencerkan dan dibuang ke saluran pembuangan air. Berbagai larutan tidak berbahaya yaitu garam-garam tertentu, asam amino, lipid atau glukosa dalam berbagai konsentrasi juga dapat langsung dibuang ke saluran pembuangan air. Obat-obatan cair lainnya (kecuali obat-obatan pengendali, anti keganasan atau anti infeksi) Sejumlah kecil obat-obatan berbentuk cairan lainnya yang tidak termasuk zat pengendali, obat-obatan anti infeksi, atau anti keganasan dapat langsung dibuang ke saluran pembuangan air. Jika tidak terdapat saluran pembuangan air atau atau sistem pengolahan air limbah tidak berfungsi, obat-obatan cair dapat terlebih dahulu diencerkan dengan air dalam jumlah yang besar dan dituang ke aliran air yang besar dengan harapan obat-obatan tersebut akan segera bercampur dan diencerkan oleh air sungai yang mengalir. Limbah farmasi berbentuk cair dapat dibuang menggunakan prosedur enkapsulasi dengan semen (lihat bagian 2.3), insinerasi suhu tinggi atau pembakaran semen (lihat bagian 2.8). Pembuangan obat-obatan berbentuk cair, dilarutkan maupun tidak ke air permukaan yang mengalir lambat atau tidak mengalir tidak boleh dilakukan.

23

Page 25: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

4.3 Ampul Ampul dapat dihancurkan di atas permukaan yang keras dan tidak meresap (contoh, pelat beton) atau dalam tong atau ember logam dengan balok kayu yang keras atau palu. Petugas yang melakukannya harus menggunakan alat pelindung diri, seperti pelindung mata, sepatu bot, pakaian dan sarung tangan. Pecahan kaca yang hancur harus disapu, dimasukkan ke dalam wadah khusus benda tajam, disegel dan dibuang ke tempat penimbunan sampah. Cairan yang keluar dari ampul harus dicairkan dan dibuang sesuai yang telah dijelaskan sebelumnya. Ampul tidak boleh dibakar atau diinsinerasi karena akan meledak sehingga dapat melukai petugas dan merusak tungku atau insinerator. Kaca yang mencair juga dapat menyumbat bagian pemanggang tungku atau insinerator jika suhu yang dipergunakan melebihi titik cair kaca. Sejumlah kecil cairan yang mudah menguap dapat dibiarkan menguap di udara terbuka. NB: Ampul obat-obatan anti keganasan atau anti infeksi tidak boleh dihancurkan dan cairannya dibuang ke saluran pembuangan air. Barang-barang tersebut harus ditangani menggunakan metoda enkapsulasi atau inersiasi seperti telah dijelaskan di atas.

4.4 Obat-obatan anti infeksi

Obat-obatan anti infeksi tidak boleh langsung dibuang. Obat-obatan tersebut biasanya tidak stabil dan sebaiknya diinsinerasi atau jika hal itu tidak mungkin dilakukan enkapsulasi atau inersiasi. Obat-obatan anti infeksi berbentuk cair dapat diencerkan dengan air, dibiarkan selama dua minggu baru dibuang ke saluran pembuangan air.

4.5 Zat-zat pengendali

Zat-zat pengendali harus dihancurkan di bawah pengawasan seorang ahli farmasi atau polisi sesuai peraturan nasional. Zat-zat tersebut tidak boleh berada di area masyarakat karena dapat disalah-gunakan. Obat-obatan tersebut harus diubah menjadi tidak dapat digunakan dengan enkapsulasi atau inersiasi kemudian dicampur dengan sampah rumah tangga di tempat penimbunan sampah, atau diinsinerasi.

4.6 Anti keganasan

Obat-obatan anti keganasan yang sebelumnya disebut sebagai obat sitotoksik atau obat anti kanker memiliki kemampuan mematikan atau menghentikan pertumbuhan sel hidup. Obat-obatan tersebut dipergunakan sebagai kemoterapi kanker yang biasanya dilakukan di pusat pengobatan spesialistik. Sangat jarang obat-obatan tersebut merupakan bagian dari sumbangan obat-obatan pada keadaan darurat. Namun demikian pembuangan obat-obatan tersebut ke lingkungan dapat menimbulkan efek yang sangat serius, seperti menimbulkan gangguan terhadap proses reproduksi berbagai mahluk hidup. Karena itu pembuangannya harus benar-benar dilakukan secara berhati-hati.

24

Page 26: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Obat-obatan anti keganasan harus dipisahkan dari obat-obatan lainnya dan disimpan terpisah dalam wadah yang diberi tanda dengan jelas dan berdinding kaku9. Obat-obatan tersebut idealnya harus dikemas secara aman dan dikembalikan ke pemasok untuk kemudian dibuang. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, obat-obatan tersebut harus dihancurkan dengan insinerator dua ruang yang bekerja pada suhu tinggi, setidaknya 1200oC pada ruang kedua dan dilengkapi alat pembersih gas. Ruang pasca pembakaran (misal, ruang kedua) penting untuk menghancurkan limbah sitotoksik karena larutan anti keganasan dapat menguap setelah pembakaran awal di ruang pertama. Akibatnya, jika tidak terdapat kamar kedua dengan suhu yang lebih tinggi, bahan anti keganasan yang telah rusak dapat keluar melalui cerobong. Ruang pembakaran kedua menjamin bahwa zat-zat anti keganasan tersebut dapat diinsinerasi secara penuh. Obat-obatan/limbah anti keganasan tidak boleh dibuang ke tempat penimbunan sampah tanpa melalui enkapsulasi atau inersiasi. Kelompok pekerja yang menangani obat-obatan ini harus menghindari melakukan penghancuran karton atau mengeluarkan produk tersebut dari kemasannya. Obat-obatan tersebut dapat dibuang ke sistem saluran pembuangan air hanya jika telah mengalami dekomposisi secara kimiawi dan tidak boleh dibuang tanpa pengolahan ke saluran air permukaan atau aliran air alam. Perlakuan khusus bagi anti keganasan Untuk obat-obatan anti keganasan, tong harus diisi dengan obat-obatan tersebut hingga 50% kapasitasnya kemudian ditambahkan dengan campuran kapur, semen dan air dengan perbandingan berat 15:15:5 hingga tong penuh. Jumlah air yang lebih banyak mungkin diperlukan untuk mendapatkan konsistensi cairan yang memenuhi syarat. Tong kemudian disegel dengan dikelim atau dilas dan dibiarkan selama 7 hingga 28 hari. Dengan demikian akan terbentuk balok yang kuat dan padat dimana limbah akan terisolasi secara relative aman. Tong tersebut kemudian ditempatkan di permukaan tempat penimbunan sampah yang telah diberi lapisan tanah liat atau membran yang tidak tembus air pada tepinya. Pembuangan obat-obatan anti keganasan

Metoda pembuangan: 1. Pengembalian ke pemasok

2. Insinerasi suhu tinggi

3. Enkapsulasi

Metoda pembuangan yang tidak boleh dipergunakan bagi obat-obatan anti keganasan

4. Insinerasi suhu rendah atau menengah

5. Pembuangan ke saluran pembuangan air atau aliran air

6. Langsung ke tempat penimbunan sampah

4.7 Disinfektan

Disinfektan biasanya tidak memiliki batas waktu penggunaan. Bahan tersebut dapat disimpan dan dipergunakan secara bertahan sepanjang waktu sehingga praktis tidak terdapat kebutuhan untuk membuangnya. Disinfektan dalam jumlah banyak tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air karena dapat mematikan bakteri dalam

25

Page 27: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

saluran tersebut dan menghentikan proses biologis dalam saluran pembuangan. Demikian juga halnya pembuangan ke aliran air karena disinfektan akan merusak kehidupan dalam air. Disinfektan yang telah dilarutkan dalam jumlah kecil dapat dibuang ke saluran pembuangan air asalkan diawasi oleh seorang ahli farmasi dan jumlahnya dikendalikan secara ketat. Pedoman ini menganjurkan 50 liter perhari, dan pembuangan dilakukan secara merata sepanjang hari. Jika memungkinkan, disinfektan sebaiknya dimanfaatkan, misalnya untuk pembersihan toilet di rumah sakit. Beberapa disinfektan yang memiliki kemampuan bakterisida dan anti viral yang kuat seperti Lisol (asam kresilat 50%) memiliki waktu kadaluarsa. Jika tanggal tersebut telah terlewati bahan-bahan tersebut masih dapat dipergunakan untuk disinfeksi secara umum dengan pengenceran tertentu yang dilakukan oleh seorang ahli kimia, atau dibuang ke fasilitas pembuangan limbah kimia atau tempat pembakaran semen. Banyak negara tidak memiliki fasilitas pembuangan limbah kimia sehingga bahan-bahan tersebut dapat dikirim ke luar negeri. Namun demikian hal itu merupakan cara yang mahal dan sulit dan sebaiknya baru dipikirkan hanya jika tidak ada alternatif lain. WHO menerbitkan lembar informasi mengenai keamanan bahan kimia untuk disinfeksi dan pestisida. Lembar tersebut berisi data mengenai komposisi kimia dari zat tersebut dan metoda yang cocok untuk pembuangannya. Lembar tersebut dapat diminta ke WHO14.

4.8 Tabung aerosol

Tabung aerosol dan inhaler sekali pakai tidak boleh dibakar atau diinsinerasi karena suhu yang tinggi dapat menyebabkannya meledak dan mungkin melukai petugas dan/atau merusak tungku atau insinerator. Benda tersebut tidak mengandung zat yang beracun karena itu dapat dibuang ke tempat penimbunan sampah bercampur dengan sampah rumah tangga.

26

Page 28: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Tabel 2: Ringkasan kategori obat-obatan dan metoda pembuangan saat dan pasca kedaruratan

Kategori Metoda pembuangan Komentar Padat

Setengah padat

Tepung

Tempat penimbunan sampah

Enkapsulasi

Inersiasi

Insinerasi suhu sedang dan tinggi (insinerator pembakaran semen)

Pembuangan dalam bentuk tanpa diolah (tidak di-imobilisasi) ke tempat penimbunan sampah tiap harinya tidak boleh melebihi 1% dari limbah rumah tangga.

Cairan Saluran pembuangan air

Insinerasi suhu tinggi (pembakaran semen)

Anti keganasan tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air

Ampul Hancurkan ampul dan buang larutan yang telah diencerkan ke saluran pembuangan air

Anti keganasan tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air

Obat-obatan anti infeksi

Enkapsulasi

Inersiasi

Insinerasi suhu sedang dan tinggi (pembakaran semen)

Anti biotik cair dapat diencerkan dengan air, dibiarkan selama beberapa minggu kemudian dibuang ke saluran pembuangan air

Anti keganasan Dikembalikan ke pemberi atau produsen

Enkapsulasi

Inersiasi

Insinerasi suhu sedang dan tinggi (pembakaran semen)

Dekomposisi kimiawi

Tidak boleh dibuang ke tempat penimbunan sampah kecuali telah di-enkapsulasi

Tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air

Tidak boleh menggunakan insinerasi suhu sedang

Obat-obatan pengendali

Enkapsulasi

Inersiasi

Insinerasi suhu sedang dan tinggi (pembakaran semen)

Tidak boleh dibuang ke tempat penimbunan sampah kecuali telah di-enkapsulasi

Tabung aerosol Tempat penimbunan sampah

Enkapsulasi

Tidak boleh dibakar: dapat meledak

Disinfektan Dipergunakan

Dibuang ke saluran pembuangan air atau air yang mengalir deras: disinfektan yang telah diencerkan dalam jumlah sedikit (maksimal 50 liter per hari dengan pengawasan)

Disinfektan yang tidak diencerkan tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air atau aliran air

Maksimal 50 liter per hari yang telah diencerkan dibuang ke saluran pembuangan air atau air yang mengalir deras

Tidak boleh dibuang ke air yang tidak mengalir atau mengalir lambat

Plastik PVC, gelas Tempat penimbunan sampah Tidak boleh dibakar di wadah terbuka

Kertas, kardus Didaur-ulang, dibakar, tempat penimbunan sampah

27

Page 29: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Daftar pustaka

1. Berckmans P. et al. Inappropriate drug donation practices in Bosnia and Herzegovina, 1992 to 1996, New England Journal of Medicine 1997; 337:1842-5.

2. WHO/DAP. Guideliner for drug donations (interagency document). Geneva: World Health Organization; 1996. WHO/DAP/96.2.

3. WHO. Pruss A, Giroult E, Rushbrook P, editors. Management of wastes from health care activities. Geneva: World Health Organization; 1999.

4. Pruss, W.K. Townsend. Teacher’s guide – management of wastes from health care activities. Geneva: World Health Organization; 1998. WHO/EOS/98.6.

5. WHO. Regional guidelines for health care waste management in developing countries (draft). Kuala Lumpur: World Health Organization, Western Pacific Regional Environmental Centre; 1994.

6. Management Sciences for Health/WHO/DAP. Managing drug supply.2nd ed. Hartford (CT): Kumarian Press; 1997.

7. Secretariat of the Basel Convention No. 97/012. Basel Convention on the Control of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal, 1998 and Decisions Adopted by the First (1992), Second (1994) and Third (1995) Meetings of the Conferences of the Parties (September 1997).

8. Full text of the Basel Convention No 97/012 available from URL: http://www.unep.ch/sbc/baselcon.html

9. Manual on implementation. Basel Convention No 97/012 available from URL: http://www.unep.ch/sbc/manual.html

10. WHO. Landfill. WHO Environmental Health Planning Pamphlet Series No. 9. Copenhagen: World Health Organization, Regional Office for Europe; 1995.

11. Rushbrook PE, Pugh MP. Solid waste landfills in middle and low income countries: a technical guide to planning, design and operation. (Jointly produced by the WHO Regional Office for Europe, World Bank, Swill Development Corporation (SDC), and Swiss Centre for Development Cooperation in Technology and Management (SKAT). Washington DC: World Bank; 1999.

12. European Council Directive 94/67/EC, Article 6, paragraph 2 (Dec. 16, 1994).

13. DANCED. The use of hazardous waste as an alternative fuel in cement kilns – a working document. Copenhagen: Danish Cooperation for Environment and Development Ministry of Environment and Energy; 1997.

14. WHO/FAO. Data sheets on pesticides. Geneva: World Health Organization. Available free of charge from: World Health Organization, Programme for the Promotion of Chemical Safety, 1211, Geneva 27, Switzerland; tel: +41 22 791 2111; fax: +41 22 791 0746, e-mail: [email protected]

28

Page 30: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Bahan bacaan tambahan

1. CalRecovery Inc., International Solid Waste Association, United States Environmental Protection Agency, Ham R. Guidance for landfilling waste in economically developing countries; EPA-600/R-98-040 April 1998. Available from: International Solid Waste Association (ISWA) Laederstraede 9, 2nd floor, DK 1201 Copenhagen, K, Denmark.

2. Savage GM, Sharpe H. Assessment of non-regulated household hazardous wastes in the Seattle area. Waste Management and Research 1987; 5(2):159-71.

3. SKAT & Swiss Agency for Development and Cooperation. Solid waste management directory of English-language publications and organizations for low- and middle-income countries. St Gallen: Swiss Centre for Development Cooperation in Technology and Management (SKAT); 1998.

29

Page 31: Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat.pdf

Lampiran 1: Pembuangan secara insinerasi Instruksi Uni Eropa mengenai insinerasi limbah berbahaya (Ref. 12) menyatakan bahwa: “Seluruh fasilitas insinerasi harus dirancang, dilengkapi dan dijalankan sedemikian rupa agar gas yang dihasilkan dari insinerasi limbah berbahaya dikeluarkan setelah injeksi terakhir udara pembakaran secara terkendali dan homogen, bahkan pada keadaan yang paling buruk, pada suhu sedikitnya 850oC, yang dicapai pada atau dekat dinding bagian dalam ruang pembakaran, selama sedikitnya dua detik dengan kadar oksigen sedikitnya 6%; jika dilakukan insinerasi pada limbah berbahaya dengan kandungan zat organik terhalogenasi lebih dari 1% dalam bentuk klorin, suhu harus ditingkatkan hingga mencapai sedikitnya 1100oC.” Artikel 7 pada instruksi tersebut menyebutkan nilai ambang emisi untuk gas-gas yang dikeluarkan oleh fasilitas insinerasi. Nilai tersebut adalah untuk mencegah meningkatnya pencemaran udara akibat emisi yang dihasilkan. Selain suhu dan waktu tinggal, kondisi kerja lainnya harus diikuti dalam membakar obat-obatan secara aman dan efektif (misalnya, pengolahan dan penanganan debu). Studi oleh Pharmaciens Sans Frontieres pada tahun 1996 di Mostar menunjukkan bahwa obat-obatan yang disumbangkan dalam berbagai kemasan memiliki kandungan halogen (misalnya, elemen klorin, fluorine, bromine, iodine, dan astatine isotope), hingga 0.1% dari berat keseluruhan termasuk juga kemasan tambahan. Angka ini jauh di bawah ambang 1% yang diberikan oleh Instruksi UE. Kandungan halogen yang sangat rendah dalam obat-obatan sumbangan tersebut menunjukkan bahwa suhu 850oC dapat digunakan untuk obat-obatan jenis ini.

30