Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

12
PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat – zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (feses), air seni (urin) dan CO 2 sebagai hasil dari proses pernapasan (Notoatmodjo, 2009). Pembuangan kotoran manusia yang akan dibahas di sini hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kaskus). Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Manusia Tinja manusia merupakan buangan padat yang kotor dan bau juga media penularan penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme pathogen yang dibawa air, makanan, serangga sehingga menjadi penyakit seperti misalnya : bakteri Salmonella, vibriokolera, amuba, virus, cacing, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dan lain-lain (Hamzah, 2014). Penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran manusia bisa digolongkan yaitu : 1. Penyakit enterik atau saluran pencernaan dan kontaminasi zat racun. 2. Penyakit infeksi oleh virus seperti hepatitis infektiosa.

description

kotoran manusia

Transcript of Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

Page 1: Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh

tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat – zat yang harus

dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (feses), air seni (urin) dan CO2

sebagai hasil dari proses pernapasan (Notoatmodjo, 2009). Pembuangan kotoran

manusia yang akan dibahas di sini hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang

pada umumnya disebut latrine (jamban atau kaskus).

Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Manusia

Tinja manusia merupakan buangan padat yang kotor dan bau juga media

penularan penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme

pathogen yang dibawa air, makanan, serangga sehingga menjadi penyakit seperti

misalnya : bakteri Salmonella, vibriokolera, amuba, virus, cacing, disentri,

poliomyelitis, ascariasis, dan lain-lain (Hamzah, 2014). Penyakit yang

ditimbulkan oleh kotoran manusia bisa digolongkan yaitu :

1. Penyakit enterik atau saluran pencernaan dan kontaminasi zat racun.

2. Penyakit infeksi oleh virus seperti hepatitis infektiosa.

3. Infeksi cacing seperti schitosomiasis, ascariasis, ankilostosomiasis

Menurut (Yusuf, 2014) hubungan antara pembuangan tinja dengan status

kesehatan penduduk bisa langsung maupun tidak langsung. Efek langsung bisa

mengurangi insiden penyakit yang ditularkan karena kontaminasi dengan tinja

seperti kolera, disentri, typus, dan sebagainya. Efek tidak langsung dari

pembuangan tinja berkaitan dengan komponen sanitasi lingkungan seperti

menurunnya kondisi hygiene lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi

pekembangan sosial dalam masyarakat dengan mengurangi pencemaran tinja

manusia pada sumber air minum penduduk.

Page 2: Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

Mata Rantai Penularan Penyakit Oleh Tinja

Manusia merupakan sumber penting dari penyakit, penyakit infeksi yang

ditularkan oleh tinja merupakan salah satu penyebab kematian.

Skema 1. Alur Penularan Penyakit (Yusuf, 2014)

Berdasarkan skema alur penularan penyakit diatas maka perlu dilakukan

tindakan pencegahan agar penyakit menular berbasis lingkungan tidak menjadi

wabah dalam masyarakat setempat. Pencegahan itu memutuskan alur penularan

penyakit menggunakan rintangan sanitasi dan mengisolasi tinja dengan jamban

sehat. Rintangan sanitasi ini mencegah kontaminasi tinja sebagai sumber infeksi

pada air, tangan, dan vektor (serangga).

Skema 2. Pemutus Alur Penularan Penyakit (Yusuf, 2014)

Page 3: Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang

harus memenuhi sanitasi dasar bagi setiap individu. Pembuangan kotoran yang

baik harus dibuang ke dalam tempat penampungan kotoran yang disebut jamban.

Jamban atau tempat pembuangan kotoran adalah suatu bangunan yang

dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia yang lazim disebut

kakus/WC dan memenuhi jamban sehat dan baik. Setiap individu harus

menggunakan jamban untuk buang air besar. Penggunaan jamban akan

bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban

mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban juga tidak

mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit

diare, kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit

kulit dan keracunan (Yusuf, 2014).

Pengertian Jamban

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran

manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa

atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan

kotoran dan air untuk membersihkannya (Depkes RI, 2010).

Pengertian lainnya tentang jamban disampaikan Hamzah (2014) adalah

pengumpulan kotoran manusia di suatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit

penyakit yang ada pada kotoran manusia dan menganggu estetika. Sementara

menurut Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja

yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit. Jamban keluarga adalah

suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran

tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu

penyakit serta tidak mengotori permukaan. Jamban keluarga sangat berguna bagi

manusia dan merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena jamban dapat

mencegah berkembangnya berbagai penyakit saluran pencernaan yang disebabkan

oleh kotoran manusia yang tidak di kelola dengan baik.

Manfaat Jamban

Page 4: Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

Manfaat penggunaan jamban adalah untuk menjaga lingkungan bersih, sehat

dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya, tidak

mengundang datangnya lalat atau seranga yang dapat menjadi penular penyakit

diare, kolera disentri, thypus, kecacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan,

penyakit kuilt dan keracunan (Depkes RI, 2010).

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik

dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu (Hamzah,

2014) :

1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit

2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman.

3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit.

4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.

Syarat jamban yang baik

Syarat jamban sehat menurut Depkes tahun 2004 dalam Hamzah (2014):

1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-

15 meter dari sumber air minum.

2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamah oleh serangga maupun tikus.

3) Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak

mencemari tanah sekitar.

4) Mudah di bersihkan dan aman penggunannya.

5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan warna.

6) Cukup penerang

7) Lantai kedap air

8) Ventilasi cukup baik

9) Tersedia air dan alat pembersih.

Tipe - tipe jamban

Page 5: Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

Tipe - tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaan antara lain sebagai

berikut (Notoatmodjo, 2009):

a. Jamban cemplung, kakus (Pit Latrine)

Jamban cemplung ini sering kita jumpai di daerah pedesaan di Jawa. Tetapi

sering dijumpai jamban cemplung yang kurang sempurna, misalnya tanpa

rumah jamban dan tanpa tutup, sehingga serangga mudah masuk, dan bau

tidak bisa dihindari, serta bila musim hujan tiba maka jamban itu akan penuh

oleh air. Hal yang perlu diperhatikan adalah jamban cemplung tidak boleh

terlalu dalam sebab dapat mengotori air tanah di bawahnya. Dalamnya

jamban cemplung berkisar antara 1,5-3 meter. Jarak dari sumber air minum

sekurang-kurangnya 15 meter.

b. Jamban cemplung berventilasi (Ventilasi Improved Pit Latrine = VIP Latrine)

Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap,

yakni menggunakan ventilasi pipa.

c. Jamban empang (fishpond latrine)

Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Di dalam sistem jamban

empang ini terjadi daur ulang (recyling), yakni tinja dapat langsung dimakan

ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang

dimakan, demikian seterusnya. Jamban empang ini mempunyai fungsi yaitu

di samping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat

menambah protein bagi masyarakat (menghasilkan ikan).

d. Jamban pupuk (the compost privy)

Pada prinsipnya jamban ini seperti jamban cemplung, hanya lebih dangkal

galiannya. Di samping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang

dan sampah, daun-daunan.

e. Septic tank

Page 6: Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi

persyaratan, oleh sebab itu cara pembuangan tinja semacam ini yang

dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, dimana

tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tanki ini

tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan

mengalami proses kimiawi dan proses biologi.

Menurut Depkes RI (2010) ada 2 jenis jamban sehat yaitu :

1. Jamban leher angsa, jamban jenis ini dibuat untuk daerah yang cukup air,

gambar 1

2. Jamban cemplung, jamban jenis ini dibuat untuk daerah yang kurang air,

gambar 2

Gambar 1. Jamban Leher Angsa Gambar 2. Jamban Cemplung

Pemeliharaan Jamban

Page 7: Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun cara

pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI (2010) adalah sebagai berikut:

1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering

2. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air

3. Tidak ada sampah berserakanan

4. Rumah jamban dalam keadaan baik

5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat

6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada

7. Tersedia alat pembersih

8. Bila ada yang rusak segera diperbaiki

Selain itu ditambahkan juga pemeliharaan jamban keluarga dapat dilakukan

dengan :

1. Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember

2. Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus disiram bersih agar tidak

bau dan mengundang lalat.

3. Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidak

membahayakan pemakai.

4. Tidak memasukkan bahan kimia dan detergen pada lubang jamban.

5. Tidak ada aliran masuk kedalam lubang jamban selain untuk membilas tinja

Page 8: Tugas Kelompok Pembuangan Kotoran Manusia

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. (2009). Menggunakan Jamban

Sehat. Available from: http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/1234567

89/1444 <Accessed: 2015, January 30>

Notoatmodjo, S. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip – Prinsip Dasar. Rineka

Cipta: Jakarta.

Yusuf, M. (2014). Faktor-Faktor Pemanfaatan Jamban Oleh Masyarakat Desa

Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 [pdf].

Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Available at: http://eprints.ung.ac.id/

4984/5/2013-1-14201-841409067-bab2-24072013092751.pdf [Accessed 2015,

January 30].

Hamzah, S. (2014). Studi Pengetahuan Masyarakat Tentang Pemanfaatan Jamban Di

Lingkungan III Kelurahan Leato Utara Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo

Tahun 2012. Available at: http://eprints.ung.ac.id/6723/3/2013-1-13201-

811408095-bab2-01082013021545.pdf [Accessed 2015, January 30].