WA +62 857 1027 2813 (Indosat), ISO Sertifikat, Manajemen ISO, Konsultan ISO
BAB II LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · ISO-9002 ISO-9003 ISO-9004-1 ISO-8402 (1994): (1994):...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - dewey.petra.ac.id · ISO-9002 ISO-9003 ISO-9004-1 ISO-8402 (1994): (1994):...
BAB II
LANDASAN TEORI
1. SEJARAH PERKEMBANGAN ISO 9000
Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang tahu siapa yang menemukan
atau menciptakan standar untuk pertama kalinya. Namun perkembangan
merupakan kunci berkembangnya era teknologi tinggi sebagaimana yang kita
alami sekarang ini.
Standar sistem mutu pertama kali dikenal di Amerika Serikat dengan
diterbitkannya standar sistem mutu yang berlaku bagi pemasok barang keperluan
militer, yaitu standar MIL-Q-9858A yang masih berlaku sampai sekarang.
kemudian pada tahun 1968 NATO mengadopsi standar tersebut bagi standar sistem
mutu yang disebut sebagai AQAP-1 atau Allied Quality Publication 1.
Pada tahun 1970 Inggris mulai sadar bahwa untuk da pat bersaing di pasar
internasional harus mampu menunjukan konsistensi mutu produk yang dihasilkan.
Untuk itu pada tahun 1979 Inggris menerbitkan standar sistem mutu BS 5750 atau
British Standard 5750 yang isi dan bentuknya hampir sama dengan seri ISO 9000
yang sekarang kita kenal.
Ternyata dalam kurun waktu sekitar lima tahun standar ini telah
diterapkan dalam seluruh kegiatan usaha di Inggris yang mampu mengangkat
negara ini kembali ke tingkat yang layak sebagai negara maju.
Belajar dari pengalaman Inggris maka para anggota ISO ( Internasional
Organization for Standardization ) yang bermarkas di Geneva, Swiss, yang pada
12
tahun 1987 menyetujui suatu standar sistem mutu yang sekarang kita kenal dengan
standar ISO seri 9000 sebagai standar internasional bidang sistem mutu.
Banyak negara di dunia yang telah mengadopsi sistem ini menjadi standar
nasional negaranya, terutama sesudah MEE mengadopsinya pada tahun 1992
menjadi EN 29000. Indonesia sendiri telah mengadopsi standar sistem mutu ISO
seri 9000 menjadi Standa Nasional Indonesia (SNI) seri 19-9000 atau SNI seri 19-
9000.
Beberapa contoh Sistem standar lain yang berlaku :
- Prancis : NFX50-110
- Jerman : DIN ISO 9000
- Belanda : NEN ISO 9000
- Inggris : BS-5750
- Belgia : NBNX 50
- Denmark : DS/EN 29000
- Hongaria : MI 18990
- Irlandia : IS 300
- Norwegia : NS5801
- Swedia : SS ISO 9000
- Spanyol : UNE 66900
- India : IS 10201
- Amerika Serikat : ANSI/ASQCZ-1.15, C-1:MIL-Q-9558A,dll
- Kanada : CSAZ 3900
13
2. EVOLUSI MUTU
Sebagaimana telah diinterpretasikan, ISO 9000 merupakan perpaduan
antara sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan sampai seberapa jauh
keluaran atau output mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Pembeli yang
menentukan sifat-sifat dan karakteristik apa yang penting. Pembeli kemudian
menilai sampai sejauh mana sifat-sifat dan karakteristik keluaran memenuhi
kebutuhan.
1. Inspeksi
Konsep mutu modern dimulai pada tahun 1920-an. Kelompok mutu yang
utama adalah bagian inspeksi. Selama produksi, para inspektor mengukur hasil
produksi berdasarkan hasil spesifikasi. Bagian inspeksi tidak independent ;
biasanya mereka melapor ke bagian pabrik. Hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan kepentingan. Seandainya bagian inspeksi menolak hasil suatu alur
produksi yang tidak sesuai maka bagian pabrik berusaha meloloskannya tanpa
mempedulikan mutu.
2. Pengendalian mutu ( Quality Control)
Pada tahun 1940-an, kelompok inspeksi berkembang menjadi bagian
pengendalian mutu ( Quality Control ). Adanya Perang Dunia 11
mengharuskan produk militer yang bebas cacat. Mutu produk militer menjadi
salah satu faktor yang menentukan kemenangan dalam peperangan. Hal ini
hams dapat diantisipasi melalui pengendalian yang dilakukan selama proses
produksi. Tanggung jawab mutu dialihkan ke bagian QC yang independent.
Bagian QC mempunyai otonomi penuh dan terpisah dari bagian pabrik. Para
14
pemeriksa mulai dibekali dengan perangkat statistika, seperti diagram kendali
dan penarikan sampel.
3. Pemastian Mutu ( Quality Assurance)
Rekomendasi yang dihasilkan dari teknik-teknik statis seringkali tidak dapat
dilayani oleh struktur pengambilan keputusan yang ada. Pengendalian mutu
berkembang menjadi pemastian mutu ( Quality Assurance ). Bagian QA
difokuskan untuk memastikan proses dan mutu produk melalui pelaksanaan
audit operasi, pelatihan, analisa kinerja teknis, dan petujuk operasi untuk
peningkatan mutu. QA bekerja bersama dengan bagian lain yang
bertanggungjawab penuh terhadap mutu kinerja masing-masing bagian.
4. Manajemen Mutu ( Quality Management)
Pemastian mutu bekerja berdasarkan status quo, sehingga upaya yang
dilakukan hanyalah memastikan pengendalian mutu, tetapi sangat sedikit
berpengaruh untuk meningkatkannya. Karena itu, untuk mengantisipasi
persaingan, aspek mutu perlu dievaluasi dan direncanakan perbaikannya
melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen mutu.
5. Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Management)
Dalam perkembangan manajemen mutu, ternyata bukan hanya fungsi produksi
yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap mutu. Dalam hal ini
tanggungjawab terhadap mutu tidak hanya cukup dibebankan kepada suatu
bagian tertentu, tetapi sudah menjadi tanggungjawab seluruh individu di
perusahaan. Pola ini disebut Total Quality Management.
3. SERI ST AND ART ISO 9000
15
Standar-standar sistem mutu yang dikembangkan oleh ISO TC-176, yaitu
standar ISO 9000 yang telah diadopsi oleh Indonesia menjadi SNl seri 19-9000,
tertera pada tabel
Tabel 1
ISO 9000 : Standar-Standar Sistem Mutu
ISO-9000-1
ISO-9001
ISO-9002
ISO-9003
ISO-9004-1
ISO-8402
(1994):
(1994):
(1994):
(1994):
(1994):
(1994):
Standar Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu Pedoman
Untuk Pemilihan dan Penggunaan
Sistem Mutu- Model Jaminan mutu dalam Desain/
Pengembangan, Produksi, Pemasangan, dan Pelayanan
Sistem Mutu-Model Jaminan Mutu dalam Produksi dan
Pemasangan
Sistem Mutu-Model Jaminan Mutu dalam Penilikan dan
Pengujian Akhir
Unsur-Unsur Manajemen Mutu dan Sistem Mutu -
Pedoman.
Mutu-Kosa Kata.
( Sumber: Standar Nasional Indonesia 19-9000 )
a. Model ISO 9000 Dan 9004
Pada seri ini, ISO 9000 dan ISO 9004 bukanlah merupakan standar, namun
hanya bersifat petunjuk yang memberikan pedoman. ISO 9001, ISO 9002, ISO
9003 membentuk seri tiga tingkat standar jaminan mutu ( eksternal ) yang
sebenarnya digunakan untuk situasi kontrak antara dua pihak. ISO 8402
memberikan definisi-definisi dan istilah yang digunakan pada standar ISO seri
9000.
16
b. Model ISO 9001 atau SNI19-9001.
Model ini digunakan bila kesesuaian dengan persyaratan tertentu dijamin oleh
pemasok untuk seluruh alur proses mulai dari desain, produksi, instalasi, dan
pelayanan jasa. Model ini mencakup organisasi seperti misalnya, perusahaan
rekayasa dan konstruksi dan pabrik-pabrik yang mendesain, mengembangkan,
memproduksi, memasang atau menginstalasi produk, dan memberikan
pelayanan jasa.
c. Model ISO 9002 atau SNI 19-9002
Model ini merupakan model yang kurang mengikat dibandingkan dengan ISO
9001. Model ini digunakan bila kesesuaian terhadap persyaratan yang
ditentukan dijamin selama produksi dan instalasi. Model ini khususnya cocok
untuk industri proses ( makanan, kimia, farmasi, dan Iain-lain ) dimana
persyaratan-persyaratan khusus untuk produk dinyatakan dalam desain dan
spesifikasi yang sudah ada.
d. Model ISO 9003 atau SNI 19-9003
Model ini digunakan untuk situasi dimana kemampuan pemasok dijamin pada
penilikan dan uji akhir. Model ini cocok untuk bengkel-bengkel kecil, bagian di
dalam suatu perusahaan, laboratorium, atau distributor peralatan yang
memeriksa dan menguji produk-produk yang dipasok.
4. PENAFSIRAN SINGKAT KLAUSUL-KLAUSUL ISO 9000
1. Tanggungjawab Manajemen.
Klausul ini menyebutkan bahwa organisasi harus menjabarkan dan
mengalokasikan pembagian tanggungjawab, khususnya untuk personel kunci.
2. Sistem Mutu
17
Dalam klausul ini disebutkan perlu adanya suatu sistem yang menjamin bahwa
barang yang diproduksi sesuai dengan yang seharusnya.
3. Tinjauan Kontrak.
Klausul ini menyebutkan perlu adanya suatu sistemg yang menjamin bahwa apa
yang ditawarkan oleh pemasok kepada pelanggannya dimengerti dan disepakati
spesifikasinya, termasuk penyerahannya.
4. Pengendalian Desain.
Klausul ini menyebutkan perlu adanya suatu sistem yang menjamin bahwa
desain produk adalah sesuai dengan yang direncanakan dan mengacu pada
penerimaannya kepada pelanggan.
5. Pengendalian Data dan Dokumen.
Klausul ini menyebutkan perlu adanya suatu sistem yang menjamin bahwa
semua pihak terkait mempunyai dokumen yang relevan untuk melaksanakan
pekerjaannnya.
6. Pembelian
Klausul ini menyebutkan bahwa organisasi harus mempunyai spesifikasi yang
jelas menyangkut barang atau jasa yang dibutuhkannya dari pemasok
7. Pengendalian Produk yang Dipasok Pelanggan.
Klausul ini menyebutkan bahwa barang yang dipasok oleh pelanggan harus
dilindungi, disimpan dan dipelihara sesuai ketentuan.
8. Mampu Telusur dan Identifikasi Produk.
Klausul ini menyebutkan bahwa harus ada sistem yang menjamin bahwa bahan-
bahan yang digunakan teridentifikasi dan dapat dibedakan satu sama lain,
sehineea oeneuunaannva daoat disesuaikan denean keoerluannva.
18
9. Pengendalian Proses.
Klausul ini menyebutkan bahwa harus dilakukan identifikasi dan perencanaan
produksi, dan bila mungkin proses pemasangan yang langsung mempengaruhi
mutu, serta harus menjamin bahwa proses-proses tersebut dilaksanakan dibawah
kondisi yang terkendali.
10. Inspeksi dan Pengujian.
Klausul ini menyebutkan bahwa harus dilakukan pengujian dan inspeksi
terhadap setiap tahap kritis produksi, untuk menjamin dan membuktikan bahwa
apa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan dan dijanjikan
kepada pelanggan.
11. Peralatan Inspeksi, Pengukuran dan Pengujian.
Klausul ini menyebutkan bahwa pemasok harus mengendalikan, mengkalibrasi
dan merawat peralatan inspeksi, pengukuran dan tes, baik yang dimiliki sendiri,
dipinjam maupun disediakan oleh pembeli, untuk memperagakan kesesuaian
produk terhadap persyaratan yang ditentukan.
12. Status Inspeksi dan Pengujian.
Klausul ini menyebutkan bahwa status inspeksi dan tes produk harus
diidentifikasi dengan menggunakan tanda, label, kartu, stempel sah, catatan,
inspeksi atau sarana lain yang sesuai, untuk menunjukan kesesuaian atau
ketidaksesuaian produk sehubungan dengan inspeksi dan tes yang dilakukan.
13. Pengendalian atas Produk Yang Tidak Sesuai.
Klausul ini menyebutkan bahwa harus ada prosedur yang menjamin bahwa
produk yang tidak sesuai dicegah dari pemakaian yang tidak sengaja.
14. Tindakan Penceeahan dan Koreksi
19
Klausul ini menyebutkan bahwa harus ada prosedur untuk menyelidiki,
menganalisis, memprakarsai tindakan pencegahan, mengendalikan tindakan
koreksi dan mencatat semua perubahan terhadap produk atau proses yang tidak
sesuai.
15. Penanganan, Penyimpanan, Pengepakan, Pengawetan, dan Pengiriman.
Klausul ini menyebutkan bahwa pemasok harus menetapkan, memelihara
prosedur penanganan, penyimpanan, pengemasan, pengawetan dan penyerahan
produk.
16. Pengendalian Catatan Mutu.
Klausul ini menyebutkan bahwa pemasok harus menetapkan dan memelihara
prosedur identifikasi, pengumpulan, pengindeksan, pengarsipan, penyimpanan,
pemeliharaan dan pemusnahan catatan mutu.
17. Audit Mutu Internal.
Klausul ini menyebutkan bahwa harus ada prosedur untuk pelaksanaan audit
mutu internal, yang harus dilaksanakan secara berkala sesuai dengan kebutuhan.
18. Pelatihan.
Klausul ini menyebutkan bahwa harus ada prosedur dalam mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sesuai
dengan kebutuhan.
19. Pelayanan.
Klausul ini menyebutkan bahwa apabila pelayanan ditentukan dalam kontrak,
harus ada prosedur pelaksanaannya, agar pelayanan yang diberikan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
20. Teknik Statistic
2!)
Klausul ini menyebutkan bahwa apabila sesuai, pemasok harus menetapkan
prosedur untuk menentukan teknik statistik yang memadai.
Tabel 2
Daftar Acuan Silang Unsur-Unsur Sistem Mutu
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Persyaratan
Tanggung jawab manajemen
Sistem mutu
Tinjauan kontrak
Pengendalian desain
Pengendalian dokumen dan data
Pembelian
Pengendalian pada barang yang
dipasok oleh pembeli
Identifikasi & mampu telusur produk
pengendalian proses
Inspeksi dan tes
Pengendalian peralatan tes, pengukuran
dan inspeksi
Status Inspeksi dan tes
Pengendalian produk yang tidak sesuai
Tindakan koreksi dan pencegahan
Penanganan, Penyimpanan, pengemasan
pengawetan dan pengiriman
Pengendalian Catalan mutu
Audit mutu internal
Pelatihan
Pelayanan
Teknik statistik
—
ISO 9001
*
A
A
A
*
A
A
A
A
A
*
*
*
*
*
A
*
A
A
A
ISO 9002
A
A
A
-
*
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
ISO 9003
A
A
A
-
*
-
A
A
-A
A
A
A
A
A
A
A
A
-A
( Sumber : Standart Nasional Indonesia 19-9000)
21
5. BEBERAPA ISTILAH DALAM PENYUSUNAN ISO 9001/2/3
• Jaminan Mutu
Adalah istilah yang menyatakan keseluruhan kegiatan perencanaan dan
aktivitas sistematik, yang dilaksanakan dalam sistem mutu dan
didemonstrasikan sesuai yang diperlukan, untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa barang atau jasa yang diproduksi akan memenuhi persyaratan
mutu. Misalnya berupa suatu aktivitas atau suatu proses, produk, organisasi,
sistem atau seseorang, atau kombinasi dari semuanya.
• Organisasi
Adalah perusahaan atau institusi atau unit kerja atau bagiannya, bersifat publik
maupun privat, yang masing-masing mempunyai fungsi dan administrasi.
Terhadap organisasi, pelanggan bisa eksternal atau internal.
• Pelanggan
Secara umum pelanggan adalah penerima suatu produk atau jasa, yang
diberikan pemasok. Dalam situasi kontraktual, pelanggan bisa disebut
pembeli.
• Produk
Adalah hasil aktivitas atau proses. Produk bisa mencakup jasa, perangkat
keras, bahan yang diproses, perangkat lunak, atau kombinasi dari semuanya.
• Pemasok
Adalah organisasi yang memberikan produk atau jasa bagi pelanggan.
• Sub-kontraktor
22
Adalah organisasi yang memberikan suatu produk atau jasa kepada pemasok.
Sub-kontraktor bisa juga disebut sub-pemasok.
• Proses
Adalah suatu perangkat sumbcr daya dan aktivitas yang saling berhubungan,
yang mentransformasikan masukan kedalam keluaran.
• Sistent
Adalah suatu perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan, bekerja sendiri-
sendiri dan bersama-sama untuk mencapai tujuan keseluruhan dalam
lingkungan yang kompleks. Sistem secara implisit mengandung dua
pengertian, yaitu (a) struktur, dan (b) rencana, metode, alat atau prosedur.
• Kebijaksaoaan Mutu
Adalah keseluruhan maksud dan arah suatu organisasi yang berkaitan dengan
mutu, dan secara formal dinyatakan oleh manajemen puncak.
• Perencanaan Mutu.
Adalah keseluruhan aktivitas yang menetapkan tujuan dan persyaratan bagi
mutu dan aplikasi elemen-elemen sistem mutu.
• Ketidaksesuaian
Adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan yang diterapkan.
• Verifikasi
Adalah konfirmasi berdasarkan pemeriksaan dan syarat bukti objectif bahwa
persyaratan yang ditentukan sudah dipenuhi.
• Mampu Telusur
23
Adalah kemampuan menelusuri sejarah, aplikasi, atau lokasi suatu entity
dengan menggunakan identifikasi yang terekam.
• Tinjauan Manajemen
Adalah evaluasi formal yang dilakukan oleh manajemen puncak terhadap
status dan memadainya sistem mutu, dalam hubungannya dengan
kebijaksanaan mutu dan tujuan
• Pemastian Mutu atau Jaminan Mutu
Adalah keseluruhan perencanaan dan aktivitas sistematik, yang dilaksanakan
dalam sistem mutu dan didemonstrasikan sesuai yang diperlukan, untuk
memebrikan keyakinan yang memadai bahwa barang atau jasa akan
memenuhi persyaratan mutu.
• Pengendalian Mutu
Adalah istilah yang menyatakan keseluruhan kegiatan dan teknik dalam proses
yang dimaksudkan untuk menciptakan karakteristik mutu tertentu.
• Sistem Mutu
Adalah program perencanaan, kegiatan, sumber-daya, dan kejadian yang
didorong oleh manajemen, dan berlaku diseluruh perusahaan dan semua
proses.
Program ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa keluaran proses akan :
* Memenuhi persyaratan mutu pembeli, dan secara logis menjamin bahwa,
* Tujuan-tujuan laju pengembalian investasi dipenuhi.
( S umber: Standart Nasional Indonesia 19-9000 )
24
6. GARIS BESAR PENERAPAN ISO 9000
Bila suatu perusahaan ingin menerapkan sistem mutu tidak ada bedanya
dengan mengadakan perubahan penting di dalam perusahaan yang berorientasi ke
depan. Bagaimana susahnya dan bagaimana mudahnya menerapkan ISO 9000 di
perusahaan sangat tergantung pada hal-hal berikut:
1. Kelengkapan Program sistem mutu yang sekarang sudah ada di perusahaan.
2. Ukuran besamya perusahaan.
3. Kecangihan proses dalam perusahaan.
Pada dasarnya menerapkan sistem mutu ISO 9000 sama sederhana dengan :
a. Mengetahui persyaratan standart sistem mutu ISO 9000,
b. Mengerti kemampuan perusahaan dan prosesnya,
c. Meminta komitmen dari semua sumber daya,
d. Merencanakan dengan sebaik-baiknya, dan
e. Mempelajari dengan seksama.
6.1 Keputusan Dan Komitment Manajemen Puncak
Keputusan dan komitmen dari manajemen diperlukan untuk memastikan
bahwa pelaksanaan dari penerapan ISO 9000 ini mendapatkan dukungan dan
keterlibatan manajemen. Hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk surat
keputusan atau surat sejenis untuk mengorganisasikan proyek penerapan dan
sertifikasi ISO 9000
6.2 Pelatihan ISO 9000 dan Pemasyarakatannya
25
Mengingat sistem manajemen mutu menghendaki keterlibatan seluruh
karyawan dari unit kerja ( organisasi ) maka diperlukan pelatihan selama 2
minggu tentang ISO 9000 secara lengkap pada setiap personel yang
bertanggungjawab atas pemastian mutu perusahaan, termasuk untuk
manajemen puncak lainnya.
Pelatihan merupakan kunci keberhasilan dalam menerapkan sistem mutu
karena diperlukan pengetahuan tentang sistem mutu yang cukup disertai
motivasi yang tinggi dari personel perusahaan, karena tanpa dukungan
motivasi kerja yang baik dan dukungan pengetahuan yang cukup pekerjaan
pembuatan panduan mutu, prosedur, dan instruksi kerja akan sangat
membosankan.
6.3 Pembentukan Tim Pelaksana ISO 9000
Untuk mengantisipasi keterbatasan yang ada dalam menghasilkan jasa, sinergi
tim dapat dibangun dan dijalankan untuk mencapai peningkatan mutu kerja
dan kepuasan pelanggan. Sinergi tim akan bekerja dengan baik jika dapat:
• Merumuskan dengan jelas tujuan atau sasaran
• Menetapkan pesan masing-masing peserta sehingga diperoleh otonomi dan
komitmen, keterlibatan dan dukungan yang diharapkan
• Menentukan tata cara melaksanakannnya untuk pencapaian tuj uan atau
sasaran tersebut setelah memahami dan menguasai terlebih dahulu
prosesnya.
• Mengembangkan kerjasama dan hubungan inter-personal seperti :
26
- Saling berbagi informasi
- Saling mendukung dan percaya
- Saling menghormati kedudukan masing-masing.
Untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan ISO 9000, sebaiknya
dibentuk Tim Pelaksana ISO 9000 pada unit kerja yang akan menerapkan
sistem mutu ISO 9000 tersebut. Agar efektifdan sukses pelaksanaannya, maka
diperlukan beberapa hal:
- Kepemimpinan
Komitmen seluruh anggota
Terlatih dalam teknik pemecahan masalah
- Rapat-rapat yang terencana dan tercatat
Kegiatan TIM diakui secara resmi oleh perusahaan
- Adanya pengakuan dari manajemen
Anggota tim dapat menikmati keberadaannya dalam TIM
6.4 Pelajari Dan Kaji Sistem Mutu Yang Ada Sekarang IJntuk Mengetahui:
1) Keadaan dan tingkat pelaksanaan sistem mutu yang berjalan saat ini di
perusahaan.
2) Tingkat kesiapan perusahaan.
3) Format dokumentasi sistem mutu internal yang sekarang berlaku, yaitu
panduan mutu, panduan prosedur, instruksi kerja, dll.
4) Pilih sistem mutu yang paling tepat untuk perusahaan, yaitu ISO 9001,
ISO 9002, atau ISO 9003 untuk sertifikasi.
27
5) Tentukan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk memenuhi
standar yang sudah dipilih.
6) Laksanakan pelatihan peningkatan kesadaran di dalam perusahaan.
7) Kembangkan atau sempurnakan dokumentasi sistem mutu yang dipilih.
8) Lakukan audit atas sistem mutu yang sekarang berlaku.
9) Buat, kembangkan, dan laksanakan prosedurdan instruksi kerja sistem
mutu yang baru atau yang telah di sempurnakan.
10) Laksanakan tindakan koreksi.
6.5 Menyiapkan Dokumentasi Sistem Mutu
Dalam menerapkan sistem mutu harus dilakukan persiapan dokumentasi yang
mencakup:
Introductory visit
Seringkali diperlukan Introductory visit atau kunjungan awal selama 1 hari,
yang berfungsi untuk menyesuaikan diri dengan ruang lingkup penilaian atau
jenis operasi dan proses yang terlibat, sehingga dapat dikaji secara efektif
dokumentasi oerganisasi dan prosesnya.
Diagnostik
Berfungsi untuk menentukan status awal sistem manajemen mutu yang ada
terhadap sistem mutu yang dipilih yaitu ISO 9002.
Berdasarkan hasil laporan Introductory visit dan diagnostik maka disusun
sistem dokumentasi mutu.
6.6 Uiicoba Sistem Mutu
2X
Uji coba sistem mutu berfungsi untuk mengimplementasikan sistem
dokumentasi mutu yang telah disusun dan untuk melakukan penyesuaian serta
perbaikan atas penerapan sistem mutu tersebut.
6.7 Audit Mutu Internal
Audit mutu internal merupakan suatu kegiatan untuk inemastikan bahwa
sistem yang dikembangkan dilaksanakan sepenuhnya dan inemastikan
keefektifan sistem tersebut agar dapat diidentifikasi peluang perbaikannya.
Tujuan audit Mutu adalah sebagai berikut:
• Menentukan status sistem mutu terhadap persyaratan yang ditetapkan dari
standar sistem mutu ISO 9000 yang dipilih.
• Memastikan bahwa sistem mutu efektif
• Mengidentifikasi peluang peningkatan mutu
• Mendemonstrasikan pencapaian ( prestasi mutu )
• Memenuhi persyaratan terhadap ketentuan-ketentuan
• Mengukur kesesuaian dengan prosedur perasi dan instruksi kerja yang
telah disepakati
• Memberikan informasi yang diperlukan bagi manajemen untuk
melaksanakan kajian formal 'Management Review' dari sistem mutu.
Ruang lingkup audit
Manajemen memprakarsai audit dengan menentukan kebutuhan dan maksud
atau tujuan audit, juga menentukan ruang lingkup kerja, kedalaman, dan
frekuensi audit yang didasarkan pada kebutuhan spesifikasi.
29
Prosedur audit ini mencakup
• Audit sistem mutu ( adequacy audit)
Untuk menentukan ada tidaknya sistem mutu pada tempatnya dan
memadai. Atau secara lebih luas, menguji sistem mutu untuk
mengkonfirmasikan bahwa pelaksanaan kegiatan mengikuti pedoman
mutu dan prosedur-prosedur ada pada tempatnya.
• Compliance audit
Pelaksanaan audit dengan lebih dalam, yang meliputi prosedur sistem
mutu, instruksi kerja, dan dokumen pendukung serta membandingkan
dengan pelaksanaannya ( implementasinya ), memastikan bahwa sistem
mutu adalah efektif, dan mengidentifikasi peluang peningkataannya.
Ruang lingkup audit tergantung pada dokumentasi sistem mutu yang tersedia
dan jangkauan kegiatan melaksanakannya.
Melakukan audit
Audit dilakukan dalam 4 tahap :
1. Opening meeting.
Tujuannya adalah:
• Mengenalkan tim audit kepada wakil dari pihak auditee
• Meninjau ruang lingkup ( misalnya bagian atau departemen yang
diaudit, dokumen yang akan diperlukan, standart yang akan dipakai,
lamanya dan jadwal audit, adanya pertemuan tim audit selama audit
untuk mendiskusikan temuannya ) dan tujuan audit.
30
• Memberikan uraian singkat tentang metode dan prosedur yang dipakai
untuk melakukan audit.
• Memantapkan komunikasi resmi diantara Tim Audit dan pihak Auditee
• Mengkonfirmasikan bahwa sumber daya dan fasilitas yang diperlukan
Tim Audit tersedia.
• Memastikan pemandu untuk mendampingi Auditor
• Mengklarifikasi rincian isi yang tidak jelas pada rencana audit.
2. Mengumpulkan dan mencatat bukti
Audit hendaknya dilakukan dengan menggunakan 'checklist' yang telah
disiapkan sebelumnya sebagai penuntun.checklist bisa diperluas bila
diperlukan. Bukti objectiv hendaknya diuji, ditinjau, dan dievaluasi secara
hati-hati serta identifikasinya dicatat pada checklist di dalam kolom
observasi.
Sekali lagi, jangan mengandalkan pada hal-hal yang belum bisa dibuktikan
kebenarannya. Selama audit, lead auditor bisa membuat perubahan
penugasan kerja Auditor, jika dianggap penting, untuk memastikan
pencapaiaan optimal dari tujuan audit.
3. Meninjau observasi
Untuk kesempurnaan audit dan sebelum rapat ( pertemuan ) penutupan (
closing meeting ), tim audit, dipimpin oleh lead auditor, hendaknya
mengevaluasi bukti yang diidentifikasi dan telah dicatat selama audit
4. Closing meeting
Tujuannya adalah :
31
• Memperagakan ringkasan obyektif dari hasil audit, baik yang bagus
ataupun jelek.
• Membahas setiap temuan yang tidak cocok yang telah dicatat dan
mengundang pertanyaan lain dari pihak wakil perusahaan.
6.8 Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
6.8.1 Proses sertifikasi. Langkah-langkah dasar dalam proses serti 11 kasi
adalah sebagai berikut:
• Terapkan sistem mutu ISO 9000 di perusahaan dengan sebaik-baiknya.
• Pilihlah lembaga sertifikasi mutu, buat permohonan untuk sertifikasi, dan
serahkan panduan mutu untuk diakses. Laksanakan perbaikan-perbaikan
yang disarankan lembaga sertifikasi bila ada.
• Selesaikan seluruh proses assesment di lapangan secara menyeluruh
bersama dengan lembaga sertifikasi dan penuhi semua persyaratan yang
ditentukan.
• Laksanakan tindakan penyempurnaan untuk menghilangkan
penyimpangan, sebagaimana yang disarankan lembaga sertifikasi.
• Memperoleh status sertifikasi.
• Laksanakan penilikan secara berkala dan pertahankan status sertifikasi
6.8.2 Memilib lembaga sertifikasi. Perlunya mempertimbangkan
faktor dibawah ini dalam menentukan lembaga sertifikasi :
• Cari lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh badan akreditasi
nasional.
32
• Pelajari Kredibilitas dan pengakuan yang sudah diperoleh baik secara
nasional maupun internasional, serta lingkup akreditasi yang layak.
• Bagaimana unjuk kerja lembaga sertifikasi tersebut, cari reputasi pada
tahun-tahun belakangan.
• Seberapa luas rentang kemampuan dan pengetahuan lembaga sertifikasi
tersebut ? Apakah lembaga sertifikasi tersebut mempunyai kemampuan
dalam bidang yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan ? Pelajari
kemampuan Asesornya.
• Bagaimana prosedur dan proses yang dianut lembaga sertifikasi yang
bersangkutan.
• Bagaimana struktur biaya total sertifikasinya dan bagaimana dibandingkan
dengan lembaga sertifikasi lainnya.
• Apakah lembaga sertifikasi tersebut sudah diakreditasi dan terdaftar di
Indonesia dan apakah lembaga tersebut sudah memperoleh izin beroperasi
di Indonesia.
6.8.3 Penilaian awal. Bila lembaga sertifikasi telah membaca
permohonan resmi dari suatu perusahaan untuk memperoleh sertifikat ISO
9000, yang dilampiri dokumentasi sistem mutu perusahaan dan lembaga
sertifikasi telah puas dengan sistem mutu yang tercantum dalam panduan mutu
dikarenakan dokumen tersebut telah sesuai dengan standart ISO 9000, maka
lembaga sertifikasi tersebut akan menjadwalkan audit atau penilaian di
perusahaan.
.13
Jika ternyata dokumen yang diajukan tidak sesuai, maka lembaga sertifikasi
akan menyarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan dulu sistem
mutunya dengan bantuan konsultan.
Dengan bekal salinan panduan mutu perusahaan, tim penilai akan memeriksa
perusahaan dan prosesnya. Tujuannya adalah untuk meyakinkan apakah sistem
mutu yang tercantum di dalam panduan mutu :
a. Mencukupi untuk keperluan proses yang bersangkutan.
b. Mampu menjamin keluaran sesuai dengan persyaratan yang
didokumentasikan, dan
c. Secara benar mewakili sistem mutu yang benar-benar dilaksanakan di
perusahaan.
6.8.4 Waktu penilaian dan biaya. Banyak manajemen perusahaan
ingin mengetahui berapakah biaya sertifikasi ISO 9000 dan berapa waktu yang
dibutuhkan. Hal ini sulit dijawab karena banyaknya jenis perusahaan dan
banyaknya lembaga sertifikasi, masing-masing menentukan sendiri biaya
sertifikasi. Penilaian dilakukan tidak kurang dari satu hari dan dapat
diperpanjang tergantung atas kegiatan, kerumitan, dan ukuran perusahaan.
Biasanya diperlukan 20 hari dan 20 hari untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
penilaian.
Pada dasamya biaya sertifikasi ditentukan berdasarkan besar perusahaan dan
umumnya biaya yang dikenakan kepada pemohon adalah :
(i) Biaya pendaftaran,
(ii) Biaya pra asesmen, jika diperlukan,
(in) Biava asesmen lapangan.
34
(iv) Biaya survailen, dan
(v) Biaya tahunan.
Sebagai contoh, suatu lembaga sertifikasi luar negeri menarik biaya sertifikasi
sebesar US $ 10.000 untuk jasa yang diperlukan untuk memberikan sertifikat
ISO 9001 kepada suatu perusahaan dengan pegawai kurang dari 100 orang.
Perusahaan dengan tenaga kerja sampai dengan 500 orang membayar sebesar
kira-kira US $ 15.000, dan perusahaan yang memperkerjakan pegawai sampai
dengan 1000 orang ditarik biaya sebesar kira-kira US $ 21.000. Disisi lain ,
terdapat lembaga sertifikasi di dalam negeri yang menarik biaya sekitar US $
4.000. Ada juga perusahaan yang menarik biaya sertifikasi US $ 6.500 atas
sertifikat ISO 9001 pada perusahaan yang mempunyai pegawai 20 orang dan
sebesar US $ 17.500 untuk yang mempunyai karyawan sebesar 100-200 orang.
Selain itu masih ada juga biaya tahunan yang diperlukan untuk
mempertahankan sertifikasi.
6.8.5 Sesudah sertifikasi dan mempertahankan sertifikasi. Sertifikasi
bukanlah akhir dari proses, namun justru merupakan awal proses. Mulai saat
memperoleh sertifikat dan seterusnya terjalin hubungan erat antara perusahaan
dan lembaga sertifikasi. Hubungan ini menyangkut:
a. Pembayaran Biaya tahunan,
b. Pengkajian dan persetujuan atas perubahan sistem mutu, dan
c. Penilaian survailan setahun dua kali.
Bila terjadi perubahan pada perusahaan atau proses, maka diperlukan pula
perubahan sistem mutu. Mekanisme audit internal sistem mutu, pengkajian
manaiemen. dan tindakan koreksi dan oenceeahan akan menyebabkan
35
perubahan dan penyempurnaan kontinyu terhadap prosedur sistem mutu
tertentu. Dalam kaitannya dengan kunjungan survailan yang dua kali setahun,
yang merupakan midi audit terhadap perusahaan, lembaga sertifikasi akan
mengevaluasi perubahan ini dan dampaknya pada kesesuaian sistem mutu
dengan standart.
( Bambang H. & Sulistijarningsih W, 1996 : 17 )
*
7. DOKUMENTASI ISO 9000
7.1 Panduan Mutu ( Quality Manual)
Panduan mutu adalah pedoman yang berisi kebijakan manajemen
tentang mutu dan pemberian arti atau penerapan persyaratan sistem mutu
secara umum dari ISO 9001/2/3 di perusahaan. Panduan mutu adalah suatu
dokumen yang menyatakan kebijakan mutu dan menjelaskan sistem mutu
perusahaan. Panduan mutu dapat berkaitan dengan keseluruhan kegiatan
organisasi atau hanya berkaitan dengan sebagaian daripadanya. Judul dan
lingkup panduan mencerminkan bidang penerapannya. Panduan mutu pada
umumnya akan berisi atau paling sedikit mengacu pada :
Kebijakan mutu.
- Tanggungjawab, kewenangan, dan keterkaitan antar personel mengelola,
melaksanakan, memeriksa, atau mengkaji pekerjaan yang mempengaruhi
mutu.
- Prosedur dan Instruksi kerja sistem mutu.
- Pernvataan untuk oentikaiian dan oemiendalian panduan mutu.
36
Panduan mutu dapat berbeda dalam kedalaman dan fonnatnya, disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi. Panduan mutu dapat terdiri lebih dari satu
dokumen.
Pada umumnya panduan mutu mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan suatu cara untuk mengkomunikasikan kebijakan, prosedur,
dan komitmen perusahaan terhadap mutu,
2. Mendokumentasikan sistim mutu,
3. Membantu penerapan yang efektif dan menjaga sistem mutu,
4. Menumbuhkan hubungan dalam organisasi,
5. Memberikan dasar bagi unjuk kerja sistem mutu,
6. Memberikan bukti bahwa perusahaan benar-benar menjalankan sistem
mutu sebagaimana tercantum dalam kebijakan dan tujuan perusahaan.
Panduan mutu harus dibuat untuk keperluan sertifikasi ISO seri 9002 untuk itu
PT Indonesia Miki Industri harus :
a. Membentuk tim yang terdiri dari orang-orang yang berwenang untuk
mengkoordinasi dan mengembangkan panduan mutu.
b. Pelajari standar yang terkait dan pelajari persyaratan yang sesuai dan dapat
diterapkan.
c. Pelajari prosedur-prosedur sistem mutu yang berlaku pada saat ini di
perusahaan.
d. Buat format dan struktur panduan yang diinginkan.
e. Tim, dibawah pimpinan ketua memulai kegiatan penulisan yang
sebenarnya Ketua tim dapat:
• Meniitmnakan iasa konsultan luar. biladinerlukan.
37
• Mendelegasikan bagian-bagian kegiatan penulisan panduan ke unit-
unit fungsional yang sesuai atau terkait,
f. Tanggungjawab akhir untuk menjamin kelengkapan dan ketelitian
panduan maupun isi dan penulisannya terletak pada tim yang ditunjuk.
g. Sebelum menerbitkan panduan, dokumen harus dikaji ulang lagi oleh
personel yang bertanggungjawab.
Hal terakhir adalah pembuatan dokumentasi panduan mutu ISO 9002 dengan
format dan struktur dikhususkan bagi tujuan sertifikasi yang ISO 9000 yang
memuat bab demi bab yang berkaitan dengan butir-butir yang terdapat dalam
SNI.
Dalam bagian pembukaan, sebagai contoh, panduan dapat mengandung
sederet bab awal seperti:
a. Halaman sampul : mengemukakan nama dan lokasi perusahaan, judul
panduan mutu dan standar yang diacu.
b. Daflar Isi: Mencantumkan daftar keseluruhan isi panduan mutu. Daftar isi
panduan hendaknya menunjukan judul tiap bagian dan cara mencarinya.
Petunjuk tiap bagian , sub bagian, halamn, gambar, diagram, dan tabel
harus jelas.
c. Lingkup dan Penerapannya : Secara jelas harus mencantumkan lingkup
dan penerapan dari panduan mutu.
d. Halaman Kepemilikan : menunjukan tanggungjawab kepemilikan, hak
cipta, dan hak penggunaan.
e. Pengesahan Panduan : suatu pernyataan pelaksanaan bahwa panduan
mutu menielaskan secara tenat dan teliti nanduan mutu vans berlaku nada
38
perusahaan. Halamn ini harus ditandatangani dan diberi tanggal oleh
direktur dan manajer mutu.
f. Kata pengantar : menyajikan ringkasan keseluruhan fungsi dari panduan
dan mencantumkan pula butir-butir yang terdapat dalam standart yang
diacu, sistem-sistem dan prosedur-prosedur manajemen mutu yang
digunakan dalam perusahaan untuk menjamin kesesuaian dan mutu
produk.
g. Pernyataan dari pimpinan wengemukakan tanggungjawab dan
wewenang manajer mutu dan personel yang terkait dengan mutu.
h. Status Penyempurnaan atau Revisi Panduan: suatu formulir yang
mencantumkan daftar semua revisi dengan tanggal-tanggal revisi dan
nama personel yang bertanggungjawab atas revisi tersebut
i. Definisi dan singkatan :memberikan definisi-definisi dan singkatan-
singkatan yang digunakan dalam panduan mutu.
Selanjutnya perusahaan akan menyajikan butir demi butir semua unsur sistem
dari ISO 9002, yaitu :
1. Tanggungjawab Manajemen
2. Sistem Mutu
3. PengkajianKontrak
4. Pengendalian Dokumen dan Data
5. Pembelian
6. Pengendalian Produk Yang Dipasok Pembeli
7. Identifikasi Produk dan Ketertelusuran
8. Pengendalian Proses
39
9. Penilikan Dan pengujian
10. Pengendalian Peralatan Penilikan, Pengukuran, dan Pengujian
11. Status Penilikan dan Pengujian
12. Pengendalian Produk Yang Tida Sesuai
13. Tindakan Koreksi dan Pencegahan
14. Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan, Pemeliharaan, dan Penyerahan
15. Pengendalian Rekaman Mutu
16. Audit Mutu Internal
17. Pelatihan
18. Pelayanan Jasa
19. Teknik-teknik Statistik
Fungsi pedoman mutu
• Mengkomunikasikan kebijakan mutu dan tujuan mutu.
• Memperkenalkan istilah umum.
• Sarana pemasaran.
• Dokumen pelatihan.
• Komitmen mutu dan pengakuan standar Internasional.
( Nevizond Chatab, 1996 : 38 )
7.2 Prosedur Mutu (Quality Prosedur)
Prosedur meliputi suatu seri kegiatan di perusahaan yang berurutan dan
yang secara sederhana dapat disebut sebagai aturan main, misalnya prosedur
pembelian atau prosedur pengendalian desain. Dalam pcngclolaan , prosedur
40
berarti kegiatan yang melibatkan banyak pihak, tidak mungkin dilakukan oleh
satu pihak saja apalagi oleh satu orang saja.
Prosedur adalah cara yang ditentukan untuk melaksanakan suatu aktivitas.
Suatu seri atau urutan aktivitas pada bagian perusahaan dapat dikatakan
sebagai prosedur, misalnya prosedur pembelian.
Instruksi Kerja ( Work Instructions ) merupakan suatu aktivitas atau langkah
dalam prosedur, instuksi kerja dapat berupa gambar, foto, check list, bagan
alur, tanda gambar ( misalnya tanda dilarang merokok ).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penulisan prosedur dan instruksi
kerja adalah :
Gunakan bahasa sehari-hari
Harus memudahkan pemakaian ( user friendly )
Tidak bermakna ganda ( unambiguous )
Mempunyai urutan teknis
Teknik menulis prosedur yang digunakan di PT Indonesia Miki Industri adalah
Prosedur enam bagian ( six part procedure ) yang mencakup :
1. Tujuan : berisi alasan prosedur
2. Ruang lingkup : menyatakan fungsi bidang atau personel di dalam
penerapan prosedur
3. Acuan : daftar dokumen yang diperlukan untuk memahami prosedur
4. Definisi : mendefinisikan istilah yang ada dalam prosedur
5. Prosedur ( rincian prosedur)
Dokumentasi : mencakup formulir atau contoh yang ditunjukan di dalam
orosedur
•II
Biasanya prosedur dalam suatu perusahaan dapat dibuat untuk kegiatan
sebagai berikut:
* Prosedur pengkajian ulang sistem mutu,
* Prosedur pengkajian kontrak,
* Prosedur pengendalian desain,
* Prosedur pengendalian dokumen
* Prosedur pengendalian pembelian,
* Prosedur identifikasi dan mampu telusur produk,
* Prosedur pemasokan produk dari pembeli,
* prosedur pengendalian proses,
* prosedur penilikan dan kalibrasi,
* Prosedur tindakan koreksi,
* Dan Iain-lain.
7.3 Instruksi Kerja Mutu ( Quality Instruction )
Instruksi Kerja merupakan pedoman bagi petugas lapangan dalam
meiaksanakan teknis pekerjaan langkah demi langkah. Instruksi kerja tersebut
disusun sesederhana mungkin berdasarkan titik-titik kritis produksi jasa yang
bersangkutan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
petugas. Instruksi kerja merupakan lembaran kerja bagi petugas kerja di
lapangan ( yang dapat dibawa-bawa ), jadi bukan merupakan sesuatu yang
bersifat rahasia. Instruksi kerja disusun berdasarkan petunjuk operasi ( baik
yang sudah atau belum dibakukan ). Karena disusun sesederhana mungkin
42
pengguna instruksi kerja adalah orang yang sudah terlatih dalam pekerjaan
tersebut.
Fungsi instruksi kerja mencakup:
• Uraian pekerjaan langkah demi langkah
• Surat tugas
• Pencatatan hasil pekerjaan
• Verifikasi proses dan hasil pekerjaan
Dokumen instruksi kerja terdiri dari :
• Lembaran judul
• Lembaran catatan status revisi
• Lembaran format revisi dokumen
• Lembaran instruksi kerja
• Lembaran format penunjang
Sebagai contoh adalah instruksi kerja untuk mengisi formulir pembelian, dll.
Contoh Instruksi kerja Pengujian Es Krim :
- Ambil sampel dan bagi tiga bagian yang sama banyak dan diletakkan
dalam gelas.
Beri nama A,B,C untuk masing-masing gelas.
Ambil gelas A, cicipi dan rasakan.
Tulis ras gelas A.
Minum air putih.
- Ambil gelas B, cicipi dan rasakan.
Tulis rasa sampel gelas B
43
- Ambil sampel gelas C.
- Tulis rasa gelas C.
Minum air putih.
- Tulis perbedaan dan kesimpulan dari ketiga sampel es krim tersebut.
8. TEKNIK PENOMORAN DOKUMEN SERTIFIKAT ISO 9000
Dalam pembuatan dan pengendalian dokumen dan data elemen sertillkat
ISO seri 9000 dibuat suatu aturan khusus dengan mengidentifikasikan setiap
elemen pada bagian tersendiri untuk memudahkan dalam audit sistem mutu dan
pembuatan rekaman mutu.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan contoh penomoran dokumen sertillkat
ISO seri 9000 :
Metode Penomoran
Penomoran dokumen disusun sebagai berikut:
[MI Xl - X2X3 - X4X5 - X6X7 - X8X9 XlOXll
No. Urut Kegiatan
No. Kode Kegiatan
No. Kode Bagian
No. Kode Departemen
No. Elemen ISO-9000
Tingkatan Dokumen
PT Indonesia Miki Industri
( Surnber : Standar Nasional Indonesia )
44
9. KERANGKA PEMIKIRAN
ISO 9002 merupakan standar yang lebih umum dan kurang mengikal ( 19
item )jika dibandingkan dengan ISO model 9001, model ini diterapkan bagi suatu
perusahaan dimana kesesuaian terhadap persyaratan yang ditentukan dijamin
selama produksi dan instalasi. Model ini ternyata coeok digunakan untuk industri
pembuatan MSG oleh PT INDONESIA MIKI INDUSTRIES dimana persyaratan-
persyaratan khusus untuk produk dinyatakan dalam desain dan spesillkasi yang
sudah ada, maksudnya keseluruhan proses produksi atas produk bertujuan untuk
mengikuti atau menyamakan dengan produk yang dipesan oleh pelanggan untuk
kemudian oleh pelanggan dikemas dengan merk yang tidak sama ( meskipun
produknya sama ) dengan semata-mata hanya untuk tujuan ellsiensi dalam proses
produksi.