Slide Korporasi

13
1 Kejahatan Kejahatan 1. 1. Konvensional Konvensional Menyendiri /kelompok tersendiri Menyendiri /kelompok tersendiri Korban nampak setelah ada kejahatan Korban nampak setelah ada kejahatan 2. 2. Korporasi Korporasi Menyelinap dalam kehidupan normal Menyelinap dalam kehidupan normal Korban sulit Korban sulit 1 1 diketahui diketahui - tidak merasa sebagai korban. - tidak merasa sebagai korban. - spektrum luas - spektrum luas - bersifat abstrak , korbannya - bersifat abstrak , korbannya Pemerintah; Perusahaan Pemerintah; Perusahaan konsumen . konsumen .

description

hukum

Transcript of Slide Korporasi

Page 1: Slide Korporasi

11

KejahatanKejahatan

1.1. Konvensional Konvensional Menyendiri /kelompok tersendiri Menyendiri /kelompok tersendiri Korban nampak setelah ada kejahatan Korban nampak setelah ada kejahatan

2.2. KorporasiKorporasi Menyelinap dalam kehidupan normal Menyelinap dalam kehidupan normal Korban sulit Korban sulit 11diketahui diketahui - tidak merasa sebagai korban.- tidak merasa sebagai korban. - spektrum luas - spektrum luas - bersifat abstrak , korbannya Pemerintah; - bersifat abstrak , korbannya Pemerintah;

Perusahaan konsumen .Perusahaan konsumen .

Page 2: Slide Korporasi

22

KORPORASI KORPORASI (Istilah Ilmu Pengetahuan hukum pidana)(Istilah Ilmu Pengetahuan hukum pidana)

Korporasi = Rechtspersoon (Bld)Korporasi = Rechtspersoon (Bld) Korporasi = Legal persoon /legal body Korporasi = Legal persoon /legal body

(Inggris)(Inggris) Korporasi = Badan hukum (HK perdata)Korporasi = Badan hukum (HK perdata)

Page 3: Slide Korporasi

33

Badan Hukum Badan Hukum (pembawa hak dan kewajiban)(pembawa hak dan kewajiban)

Konsep Badan hukum Konsep Badan hukum Memenuhi kebutuhan masyarakat atas modal dan skill.Memenuhi kebutuhan masyarakat atas modal dan skill. Harta kekayaan terpisah dari harta pribadi Harta kekayaan terpisah dari harta pribadi

Pembagian Badan Hukum Pembagian Badan Hukum Orisinil mis Negara RI.Orisinil mis Negara RI. Tidak orisinil (pasal 1653 KUH Pdt)Tidak orisinil (pasal 1653 KUH Pdt) - didirikan/diadakan oleh kekuasaan umum .- didirikan/diadakan oleh kekuasaan umum . - diakui oleh kekuasaan umum mis Perseroan,CV, Fir- - diakui oleh kekuasaan umum mis Perseroan,CV, Fir- ma.ma. - Badan hukum yang diijinkan.- Badan hukum yang diijinkan. - Dengan maksud tujuan tertentu .- Dengan maksud tujuan tertentu .

Page 4: Slide Korporasi

44

KorporasiKorporasi

Pengertian korporasi dalam hukum pidana Pengertian korporasi dalam hukum pidana lebih luas lingkupnya dengan pengertian lebih luas lingkupnya dengan pengertian badan hukum dalam konsep hukum perdata badan hukum dalam konsep hukum perdata , karena :, karena :

- Mencakup kumpulan terorganisir baik orang Mencakup kumpulan terorganisir baik orang atau kekayaan .atau kekayaan .

- Sudah berbadan hukum ataupun belum. Sudah berbadan hukum ataupun belum.

Page 5: Slide Korporasi

55

Definisi Kejahatan KorporasiDefinisi Kejahatan Korporasi

Kejahatan korporasi adalah segala tindakan yang dilkukan Kejahatan korporasi adalah segala tindakan yang dilkukan korporasi yang bisa diberi hukuman oleh negara , entah korporasi yang bisa diberi hukuman oleh negara , entah dibawah hukum administrasi negara , hukum perdata dibawah hukum administrasi negara , hukum perdata maupun hukum pidana maupun hukum pidana

(Marshal B clinard & Peter C Yeager) (Marshal B clinard & Peter C Yeager)

Kejahatan korporasi adalah auatu perbuatan yang Kejahatan korporasi adalah auatu perbuatan yang dilakukan korporasi yang bisa dijatuhi hukuman oleh dilakukan korporasi yang bisa dijatuhi hukuman oleh negara berdasarkan hukum administrasi negara, hukum negara berdasarkan hukum administrasi negara, hukum perdata dan hukum pidana perdata dan hukum pidana

(Soetiyono) (Soetiyono)

Page 6: Slide Korporasi

66

Karakteristik kejahatan KorporasiKarakteristik kejahatan Korporasi

1.1. Beda dengan kejahatan White Collar crimeBeda dengan kejahatan White Collar crime White Collar crime merupakan suatu kejahatan yang White Collar crime merupakan suatu kejahatan yang

dilakukan orang yang memiliki kedudukan sosial yang dilakukan orang yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi dan terhormat dalam pekerjaannya (Sutherland)tinggi dan terhormat dalam pekerjaannya (Sutherland)

White Colar Crime merupakan tindakan ilegal atau White Colar Crime merupakan tindakan ilegal atau serangkaian tindakan ilegal yang dilakukan dengan cara serangkaian tindakan ilegal yang dilakukan dengan cara non fisik dan dengan penyembunyian atau tipu muslihat non fisik dan dengan penyembunyian atau tipu muslihat untuk memperoleh keuntungan uang atau harta benda untuk memperoleh keuntungan uang atau harta benda dan untuk memperoleh manfaat perorangan dalam dunia dan untuk memperoleh manfaat perorangan dalam dunia usaha (Edelhertz) usaha (Edelhertz)

Page 7: Slide Korporasi

77

2.2. Korporasi beda dengan Kejahatan JabatanKorporasi beda dengan Kejahatan Jabatan (Occupational crimes) (Occupational crimes)

Kejahatan jabatan mempunyai 2 elemen yaitu :Kejahatan jabatan mempunyai 2 elemen yaitu :a.a. Yang berkaitan dengan status pelaku Yang berkaitan dengan status pelaku Dilakukan individu sehubungan dengan jabatannya.Dilakukan individu sehubungan dengan jabatannya. Dapat melibatkan lebih dari satu pejabat dari suatu Badan Dapat melibatkan lebih dari satu pejabat dari suatu Badan

Hukum ;Hukum ; Keuntungan dari hasil kejahatan diperuntukkan pada pribadi Keuntungan dari hasil kejahatan diperuntukkan pada pribadi

dan bukan untuk kepentingan korporasi .dan bukan untuk kepentingan korporasi .

b.b. Yang berkaitan dengan karakter jabatan tertentu Yang berkaitan dengan karakter jabatan tertentu kejahatan tersebut terdapat dalam lingkup jabatan yang ada kejahatan tersebut terdapat dalam lingkup jabatan yang ada

pada pelakunya , antara lain pelanggaran hukum oleh pada pelakunya , antara lain pelanggaran hukum oleh pengusaha, politisi, Ketua Serikat Pekerja, pengacara, dokter pengusaha, politisi, Ketua Serikat Pekerja, pengacara, dokter karyawan yang melakukan penggelapan uang perusahaan karyawan yang melakukan penggelapan uang perusahaan atau lembaga pemerintah dimana dia bertugas.atau lembaga pemerintah dimana dia bertugas.

Page 8: Slide Korporasi

88

3.3. Korporasi beda dengan Kejahatan yang Korporasi beda dengan Kejahatan yang diorganisir (Organized crime) diorganisir (Organized crime)

Kejahatan yang diorganisir merupakan sinonim dari “ Sindikat Kejahatan yang diorganisir merupakan sinonim dari “ Sindikat Kejahatan “ atau kejahatan dengan konfederasi atau Kejahatan “ atau kejahatan dengan konfederasi atau komplotan .komplotan .

Pengertian oraganisasi disini merupakan sekelompok Pengertian oraganisasi disini merupakan sekelompok orang yang sengaja dibentuk untuk melakukan kejahatanorang yang sengaja dibentuk untuk melakukan kejahatan

Sifat ilegal dari organisasi tersebut merupakan ciri yang Sifat ilegal dari organisasi tersebut merupakan ciri yang menonjol .menonjol .

(bandingkan dengan korporasi yang menjalankan (bandingkan dengan korporasi yang menjalankan aktifitas legal ) aktifitas legal )

Page 9: Slide Korporasi

99

Pro dan kontra korporasi sebagai subyek hukum Pro dan kontra korporasi sebagai subyek hukum

pidanapidana Alasan yang setuju Alasan yang setuju 1.1. Pemidanaan pengurus saja tidak cukup untuk mengadakan represiv Pemidanaan pengurus saja tidak cukup untuk mengadakan represiv

terhadap delik yang dilakukan oleh suatu korporasi .terhadap delik yang dilakukan oleh suatu korporasi .2.2. Dalam kehidupan sosial ekonomi , korporasi semakin memainkan peran Dalam kehidupan sosial ekonomi , korporasi semakin memainkan peran

yang penting .yang penting .3.3. Fungsi pidana dalam memberi perlindunganmasyarakat tidak efektif kalau Fungsi pidana dalam memberi perlindunganmasyarakat tidak efektif kalau

korporasi tidak dapat dipidana.korporasi tidak dapat dipidana.4.4. Pemidanaan korporasi merupakan salah satu upaya untuk menghindarkan Pemidanaan korporasi merupakan salah satu upaya untuk menghindarkan

tindakan pemidanaan thd para pegawai korporasi itu sendiri .tindakan pemidanaan thd para pegawai korporasi itu sendiri .Alasan yang kontraAlasan yang kontra 1.1. Masalah kejahatan sebenarnya kesengajaan dan kesalahan hanya terdapat Masalah kejahatan sebenarnya kesengajaan dan kesalahan hanya terdapat

pada persona alamiah .pada persona alamiah .2.2. Bahwa yang merupakan tingkah materiel merupakan syarat dipidananya Bahwa yang merupakan tingkah materiel merupakan syarat dipidananya

beberapa macam tindak pidana , hanya dapat dilaksanakan oleh persona beberapa macam tindak pidana , hanya dapat dilaksanakan oleh persona alamiah alamiah

3.3. Bahwa pidana dan tindakan yang berupa merampas kebebasan orang tidak Bahwa pidana dan tindakan yang berupa merampas kebebasan orang tidak dapat dikenakan pada korporasi .dapat dikenakan pada korporasi .

4.4. Bahwa tuntutan dan pemidanaan terhadap korporasi dengan sendirinya Bahwa tuntutan dan pemidanaan terhadap korporasi dengan sendirinya mungkin menimpa pula pada orang yang tidak bersalah .mungkin menimpa pula pada orang yang tidak bersalah .

5.5. Bahwa dalam praktek tidak mudah untuk menentukan norma-norma atas Bahwa dalam praktek tidak mudah untuk menentukan norma-norma atas dasar apa yang dapat diputuskan , apakah pengurus saja atau korporasi itu dasar apa yang dapat diputuskan , apakah pengurus saja atau korporasi itu sendiri atau kedua-duanya harus diruntut dan dipidana.sendiri atau kedua-duanya harus diruntut dan dipidana.

Page 10: Slide Korporasi

1010

Sistim pertanggungan jawaban korporasiSistim pertanggungan jawaban korporasi1.1. Pengurus korporasi sbg pembuat maka pengurus bertanggung jawabPengurus korporasi sbg pembuat maka pengurus bertanggung jawab Sistim pertanggungan jawab korporasi ditandai dengan usaha agar tindak pidana Sistim pertanggungan jawab korporasi ditandai dengan usaha agar tindak pidana

korporasi dibatasi pada perorangan korporasi dibatasi pada perorangan (naturlijk persoon)(naturlijk persoon) , sehingga apabila suatu , sehingga apabila suatu tindak pidan terjadi dalam lingkungan korporasi maka tindak pidana itu dianggap tindak pidan terjadi dalam lingkungan korporasi maka tindak pidana itu dianggap dilakukan oleh pengurus korporasi itu.dilakukan oleh pengurus korporasi itu.

KUHP masih menganut ketentuan suatu tindak pidana hanya dapat dila-kukan KUHP masih menganut ketentuan suatu tindak pidana hanya dapat dila-kukan oleh manusia oleh manusia (naturlijk persoon) , pasal 59 KUHP menyebutkan “ dalam hal-hal (naturlijk persoon) , pasal 59 KUHP menyebutkan “ dalam hal-hal dimana karena pelanggaran ditentukan pidana terhadap pengurus , anggota-dimana karena pelanggaran ditentukan pidana terhadap pengurus , anggota-anggota badan pengurus atau komissaris, maka pengurus anggota badan anggota badan pengurus atau komissaris, maka pengurus anggota badan pengurus atau komisaris pengurus atau komisaris yang ternyata tidak ikutyang ternyata tidak ikut campur melakukan campur melakukan pelenggaran tidak dapat dipidana . pelenggaran tidak dapat dipidana .

Ketentuan KUHP ini sejalan dengan Asas Societas delinquere non potest atau Ketentuan KUHP ini sejalan dengan Asas Societas delinquere non potest atau universutas delinquere non potest yaitu Badan hukum tidak bisa melakukan tindak universutas delinquere non potest yaitu Badan hukum tidak bisa melakukan tindak pdana .pdana .

2.2. Korporasi sebagai pembuat maka pengurus yang bertanggung jawab.Korporasi sebagai pembuat maka pengurus yang bertanggung jawab. Suatu tindak pidana dilakukan korporasi tetapi tanggung jawab pidana menjadi Suatu tindak pidana dilakukan korporasi tetapi tanggung jawab pidana menjadi

beban dari pengurus korporasi tersebut .beban dari pengurus korporasi tersebut . Dengan demikian tanggung jawab beralih dari anggota pengurus kepada mereka Dengan demikian tanggung jawab beralih dari anggota pengurus kepada mereka

yang memerintahkan dengan demikian korporasi menjadi pelaku pidana akan yang memerintahkan dengan demikian korporasi menjadi pelaku pidana akan tetapi pertangyungan jawab pidana adalah para anggota pengurus .tetapi pertangyungan jawab pidana adalah para anggota pengurus .

Page 11: Slide Korporasi

1111

3.3. Korporasi sebagai pembuat dan yang bertanggung jawabKorporasi sebagai pembuat dan yang bertanggung jawab . .

Sistim pertanggung jawabnya langsung pada korporasi , dengan alasan :

•Dalam berbagai tindak pidana ekonomi dan fiskal keuntungan yang diperoleh korporasi atau keeugian yang diderita masyarakat sangat besar sehingga tidak akan mungkin seimbang blamana pidana hanya dijatuhkan kepada pengurus .

•Dengan hanya memidana pengurus saja tidak/belum ada jaminan bahwa korporasi tidak akan mengulangi tindak pidana lagi .

Page 12: Slide Korporasi

1212

Kapan korporasi dapat dipidanaKapan korporasi dapat dipidana 1.1. Dirumuskan secara tegas dalam Undang-undangDirumuskan secara tegas dalam Undang-undang.. Pasal 15 UU no 7 Drt /1955 ttg Tindak pidana Ekonomi..Pasal 15 UU no 7 Drt /1955 ttg Tindak pidana Ekonomi.. Pasal 39 UU no 3 /1989 ttg Telekomunikasi.Pasal 39 UU no 3 /1989 ttg Telekomunikasi. Pasal 24 UU no 2/1992 ttg Usaha Perasuransian.Pasal 24 UU no 2/1992 ttg Usaha Perasuransian. Pasal 108 UU no 10/1995 ttg Kepabeanan.Pasal 108 UU no 10/1995 ttg Kepabeanan. Pasal 61 UU no 11/1995 ttg Cukai .Pasal 61 UU no 11/1995 ttg Cukai . Pasal 46 UU no 23/1997 ttg Pengelolaan Lingkungan hidup.Pasal 46 UU no 23/1997 ttg Pengelolaan Lingkungan hidup. Pasal 20 UU no 31/1999 diubah UU no 21/2001 Ttg Pemberantasan TPK.Pasal 20 UU no 31/1999 diubah UU no 21/2001 Ttg Pemberantasan TPK.

2.2. Kriteria digunakan untuk pedoman menentukan kesalahan .Kriteria digunakan untuk pedoman menentukan kesalahan . Asas kesalahan merupakan asas fundamental dalam pemidanaan , Asas kesalahan merupakan asas fundamental dalam pemidanaan ,

dalam korporasi perlu diperhatikan :dalam korporasi perlu diperhatikan : Asas kesalahan dalam korporasi dikonstruksikan pada kesalahan Asas kesalahan dalam korporasi dikonstruksikan pada kesalahan

pengurus/direksi.pengurus/direksi. Asas kesalahan tidak mutlak berlaku dengan mendasar adagium adanya Asas kesalahan tidak mutlak berlaku dengan mendasar adagium adanya

realita masyarakat dirugikan dan terjadinya bahaya disebabkan aktifitas realita masyarakat dirugikan dan terjadinya bahaya disebabkan aktifitas korporasi yang sangat besar.korporasi yang sangat besar.

Secara umum manusia dipertanggung jawabkan bila jiwanya sehat (vide Secara umum manusia dipertanggung jawabkan bila jiwanya sehat (vide kemampuan bertanggung jawab dari ajaran Simon, Van Hamel, Roeslan kemampuan bertanggung jawab dari ajaran Simon, Van Hamel, Roeslan Saleh ;Soeprapto , Van Bemmelen)Saleh ;Soeprapto , Van Bemmelen)

Page 13: Slide Korporasi

1313

Penanggulangan kejahatan korporasi .Penanggulangan kejahatan korporasi . Penanggulangan dengan non penalPenanggulangan dengan non penal berupa:berupa:1.1. Mengubah sikap dan struktur korporasi secara sukarela,Mengubah sikap dan struktur korporasi secara sukarela,2.2. Pemerintah mengubah struktur korporasi dengan Undang-undang.Pemerintah mengubah struktur korporasi dengan Undang-undang.3.3. Tindakan yang bersifat administrati dari Pejabat/birokrasi.Tindakan yang bersifat administrati dari Pejabat/birokrasi.4.4. Sanksi sosial berupa publikasi thd korporasi yang melakukan kejahatan.Sanksi sosial berupa publikasi thd korporasi yang melakukan kejahatan.5.5. Aksi konsumen untuk menekan perilaku menyimpang dari korporasi.Aksi konsumen untuk menekan perilaku menyimpang dari korporasi.6.6. Pemberian sansk si kolektif berdasarkan rasa malu yang terintegrasi Pemberian sansk si kolektif berdasarkan rasa malu yang terintegrasi 7.7. Pengucilan Eksekutif.Pengucilan Eksekutif.8.8. Sanksi pelayanan komunitas.Sanksi pelayanan komunitas.9.9. Pemberian kewenangan yuridis untuk meninjau aktivitas korporasi.Pemberian kewenangan yuridis untuk meninjau aktivitas korporasi.

Penanggulangan dengan sarana Penal .Penanggulangan dengan sarana Penal .1.1. Sanksi pidana haruslah digunakan sebagai sarana akhir karena kejahatan Sanksi pidana haruslah digunakan sebagai sarana akhir karena kejahatan

korporasi permasalahannya komplek.korporasi permasalahannya komplek.2.2. Menerapkan asas legalitas terkait perbuatan dan sanksi.Menerapkan asas legalitas terkait perbuatan dan sanksi.3.3. Perbuatan korporasi secara filosofis bertentangan dengan nulai keadilan Perbuatan korporasi secara filosofis bertentangan dengan nulai keadilan

masyarakat, secara sosiologis tidak dikehendaki masyarakat,secara masyarakat, secara sosiologis tidak dikehendaki masyarakat,secara viktimologis banyak menimbulkan kerugian .viktimologis banyak menimbulkan kerugian .