a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

35
TANGGUNG JAWAB PIDANA KORPORASI Laode M Syarif Komisoner KPK

Transcript of a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Page 1: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

TANGGUNG JAWAB PIDANA KORPORASI

Laode M Syarif Komisoner KPK

Page 2: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Realita Hari Ini

Perkembangan Negara Lain

Perkembangan Di Indonesia

Investigasi Korporasi

Harapan

Menu Hari Ini

Definisi/Prinsip

Page 3: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

“Realitas Hari Ini”

• Banyak Pemilik/Petinggi/pengurus/pegawai Korporasi yang menyuap pejabat Negara

• Pemilik/Pengurus/petinggi-nya diproses pidana tapi korporasinya tidak

• Pemilik/Pengurus/Petinggi yang terlibat pidana dihukum dan korporasi menunjuk pengurus baru untuk melanjutkan kegiatan korporasinya.

• Sampai Hari ini BARU ADA SATU “Tindak Pidana Korupsi Korporasi” yang sampai di pengadilan.

•MENGAPAAAA…???

Page 4: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Realitas UU Nasional

• Lebih 100 UU Nasional yang mengatur secara Khusus Tanggu Jawab Pidana Korporasi

• UU Lingkungan Hidup, UU TPPU, UU Kehutanan, UU Perkebunan, UU TIPIKOR, UU Tata Ruang, UU Pertambangan, dll

• Tapi Sangat Sedikit Korporasi yang dituntut di Pengadilan

•MENGAPAAAA ???

Page 5: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Tanggung Jawab Pidana Korporasi

• “Pertanggungjawaban pidana KORPORASI adalah pendekatan penegakan hukum terhadap KORPORASI dan/atau PENGURUS KORPORASI untuk mempertanggungjawabkan perbuatan pidana yang dilakukan dengan memenuhi prasyarat tertentu sesuai dengan peraturan perundangan”

Page 6: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Sedikit Sejarah

• Corporate criminal liability diperkenalkan pada Abad ke 19 di Negara-Negara Common Law: Inggris (identification theory) dan USA (vicarious liability)

• Belanda adalah Negara Civil Law pertama yang memperkenalkan corporate criminal liability dalam KUHP mereka pada tahun 1950.

Page 7: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Teori Pendekatan Tanggung- Jawab Pidana Korporasi

Identification Model Pemilik Otoritas

Expanded Identification Model Kegagalan Pencegahan

Vicarious Liability Model Hubungan Kerja

Organizational Model Budaya Perusahaan

Aggregation Model Komprehensip Berimbang

Page 8: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Konsep Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Pelaku Pertanggungjawaban

TAHAP 1: Pelaku natural person, pertanggungjawaban natural person. Contoh: KUHP

TAHAP 2: Pelaku korporasi, pertanggungjawaban natural person. Contoh: UU 41/1999 (UU Kehutanan)

TAHAP 3: Pelaku korporasi, pertanggungjawaban korporasi. Contoh: UU TPPU, UU Tipikor dan UU PPLH.

Page 9: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Perkembangan Internasional

Page 10: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

PRANCIS MAHZAB : CIVIL LAW PENGATURAN : KUHP PRANCIS 1994 Berkembang dengan Law No 2004 PRASYARAT: • Dilakukan oleh personil perusahaan yang diangkat sah oleh

perusahaan. • Dilakukan oleh personil perusahaan yang diberikan mandat

resmi oleh perusahaan (délégation de pouvoir) IMPLEMENTASI: Pada kasus yang sudah diputus, terdapat perkembangan dengan putusan yang menunjukan bahwa kelalaian upaya perusahaan dalam mencegah personilnya untuk melakukan suatu tindakan pidana dapat dimintakan pertanggungjawaban kepada korporasi

JUMLAH KASUS 1994-2002: 1.442 Kasus 2002-2005: 2.340 Kasus

Page 11: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

KERAJAAN BRITANIA RAYA MAHZAB : COMMON LAW PENGATURAN : CMCH Act 2007 Bribery Act 2010 PRASYARAT (alternatif): • Dikontrol oleh direktur dan/atau manager yang memiliki

otoritas (identification model); atau • Dilakukan oleh personil perusahaan (hubungan kerja) untuk

melaksanakan tugas dan fungsinya (vicarious liability).

IMPLEMENTASI: Pada kasus-kasus yang sudah diputus, terdapat perkembangan dengan beberapa putusan yang menunjukan bahwa adanya kelalaian upaya perusahaan dalam mencegah personilnya dapat dimintakan pertanggungjawaban kepada korporasi

JUMLAH KASUS: Khusus untuk korupsi, dari tahun 2010, terdapat 1 (satu) kasus yang didasarkan kegagalan pencegahan korupsi oleh korporasi. Di luar berbagai kasus yang menyangkut penyuapan di luar negeri.

United KINGDOM

Page 12: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

BELANDA MAHZAB : CIVIL LAW PENGATURAN : KUHP sejak 1976 PRASYARAT: Berdasarkan HR 21 October 2003, NJ 2006, 328 (Drijfmest/Zijpe) Mahkamah Agung Kerajaan Belanda, pertanggungjawaban pidana dapat dikenakan kepada korporasi apabila dianggap LAYAK khususnya sesuai dengan binsis dari korporasi tersebut. Terdapat 4 (empat) kriteria yang perlu dipertimbangkan: • Tindakan tersebut sesuai dengan cakupan dari bisnis korporasi; • Korporasi mendapatkan keuntungan dari tindakan tersebut; • Dilakukan oleh orang yang mempunyai hubungan kerja atau

hubungan lain atas nama korporasi; • Korporasi tidak melaksanakan upaya yang cukup dan adanya

“penerimanaan” atas tindakan tersebut.

Page 13: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

AMERIKA SERIKAT

MAHZAB : COMMON LAW PENGATURAN : Foreign Corrupt Practices Act, 1977 PRASYARAT: • Merupakan korporasi yang berada dan berdiri di

Amerika Serikat serta korporasi yang bagian korporasi di Amerika Serikat

• Menggunakan pendekatan vicarious liability, dapat

dikenakan apabila dilakukan oleh orang yang mempunyai hubungan kerja atau mewakili korporasi tersebut.

Page 14: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

MAHZAB : MIX CIVIL LAW & COMMON LAW PENGATURAN : Administrative, 2011 (Code of Administrative Offences) PRASYARAT: Menggunakan pendekatan vicarious liability model untuk kasus tipikor yang dilakukan perusahaan yang menekankan pada hubungan kerja antara pemberi suap dan perusahaan. Pengajuan pertanggungjawaban korporasi ke Pengadilan Administratif.

RUSIA

Page 15: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

SINGAPURA

MAHZAB : COMMON LAW PENGATURAN : • Prevention of Corruption Act (PCA) • KUHP Singapore PRASYARAT: • Merupakan pegawai dari perusahaan

tersebut • Melakukan tindakan penyuapan atau

tindakan lain dalam lingkup kerjanya.

Page 16: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

MEKSIKO MAHZAB : CIVIL LAW PENGATURAN : KUHP Federal Mexico PRASYARAT: • Merupakan pekerja dan/atau mewakili

korporasi • Melakukan tindakan kejahatan untuk

menguntungkan korporasi atau dengan dilindungi korporasi

• Bukan merupakan perwakilan institusi negara

Page 17: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

SANKSI NEGARA

Denda

Pembubaran

Penghentian Aktivitas

Peletakan Dibawah Pengampuan

Penutupan Tetap/ Sementara

Larangan Mengikuti Tender Publik

Larangan Penggalangan Dana Publik

Perampasan Aset

Ganti Rugi

Pengumuman Putusan

*Ket: W

arna M

erah m

enan

dakan

men

erapkan

sanksi terseb

ut.

Page 18: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

PERKEMBANGAN INDONESIA

Page 19: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Kondisi Berdasarkan Legislasi

• KUHP Belum mengatur

• Mengatur terbatas pada pengurus korporasi (Pasal 59 KUHP)

General Rule

• Pertanggungjawaban Pengurus Korporasi: UU Perikanan dan UU Kehutanan.

• Pertanggungjawaban Korporasi: UU Tipikor, UU TPPU, UU Minerba, UU P3H, UU Perkebunan, UU Tata Ruang dll

Sectoral Rules

Page 20: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Kondisi Berdasarkan Tingkat Detail Pengaturan

UU Minerba

UU P3H

UU Perkebunan

UMUM

UU Tipikor

KURANG DETAIL

UU TPPU

UU PPLH

DETAIL

Page 21: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam UNCAC

Pasal 26 UNCAC: 1. Each State Party shall adopt such measures as may be

necessary, consistent with its legal principles, to establish the liability of LEGAL PERSONS for participation in the offences established in accordance with this Convention.

2. Subject to the legal principles of the State Party, the liability of legal persons may be CRIMINAL, civil or administrative.

3. Such liability shall be without prejudice to the criminal liability of the natural persons who have committed the offences.

4. Each State Party shall, in particular, ensure that legal persons held liable in accordance with this article are subject to effective, proportionate and dissuasive criminal or non-criminal sanctions, including monetary sanctions.

Page 22: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Poin-poin dalam Country Review Report

- Batasan (threshold) pertanggung-jawaban badan hukum kurang jelas

- Hukum tidak menjelaskan apakah perusahaan dan manajer dapat dituntut secara terpisah

- Sanksi finansial yang berlaku bagi perusahaan kemungkinan tidak memadai Patut dipertimbangkan adanya sanksi tambahan seperti blacklisting

- Kapasitas lembaga penegak hukum terkait perlu ditingkatkan

“With regard to liability of legal persons, Indonesian authorities

recognized that the law on corporate liability is still

rudimentary, and confirmed their commitment to broaden its

application.” (Executive Summary)

Indonesia memiliki komitmen untuk memperbaiki peraturan

domestik terkait pertanggungjawaban pidana

korporasi dalam review cycle I UNCAC tahun 2012.

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam UNCAC

Page 23: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

PERBEDAAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI (Corporate Criminal Liability) & KORUPSI DI SEKTOR SWASTA (Bribery in the private sector)

ASPEK CCL BPS

PENGATURAN UNCAC Pasal 26 UNCAC Pasal 21 UNCAC

PENGATURAN DI INDONESIA

Pasal 20 UU Tipikor BELUM DIATUR

SUBJEK Korporasi* Natural Person

OBJEK • Keuangan/Perekonomian Negara • Penyelenggara Negara ( EKSTERNAL)

• Keuangan Perusahaan • Pengurus Perusahaan (INTERNAL)

PEMBUKTIAN Teori Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

Pembuktian Tipikor pada umumnya

SANKSI Tidak Ada Penjara Ada Penjara

Page 24: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Legislasi Tipikor di Indonesia

Pasal 20 UU Tipikor “(1) Dalam hal tindak pidana korupsi dilakukan oleh atau atas nama suatu korporasi, maka tuntutan dan penjatuhan pidana dapat dilakukan terhadap korporasi dan atau pengurusnya.

(2) Tindak pidana Korupsi dilakukan oleh korporasi APABILA TINDAK PIDANA TERSEBUT DILAKUKAN OLEH ORANG-ORANG BAIK BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA MAUPUN BERDASARKAN HUBUNGAN LAIN, BERTINDAK DALAM LINGKUNGAN KORPORASI tersebut baik sendiri maupun bersama-sama….”

Page 25: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Pasal 6

a) dilakukan atau diperintahkan oleh Personil Pengendali Korporasi;

b) dilakukan dalam rangka pemenuhan maksud dan tujuan Korporasi;

c) dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku atau pemberi perintah; dan

d) dilakukan dengan maksud memberikan manfaat bagi Korporasi.

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam UU TPPU di Indonesia

Page 26: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Investigasi Pidana Korporasi

Page 27: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Sebagai Perbandingan: Bukti apa yang dibutuhkan untuk menyidik kasus ini?

Page 28: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Alat Bukti Apa yang dibutuhkan dan siapa/apa/dimana …

yang harus diperiksa ??

Suatu …. Perbandingan…

Page 29: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Kasus “Aneh tapi Nyata”

• Mr Laode Tengku Jafaar (Direktur) PT Holliday Development Menyuap Gubernur dan 3 Bupati Rp 3M , untuk mendirikan Perumahan dan lapangan Golf di kawasan hutan lindung.

• Mr. Laode Tengku Jafaar dibantu oleh Bendahara PT Holliday Development untuk mencairkan dana di Bank Lippo.

• Pemilik (Owner PT Holliday Development) Mr Chiang Kai Sek, menyetujui pemberian suap tersebut.

• Gubernur dan 3 Bupati terbukti serta Laode Tengku Jafaar terbukti memberi/menerima suap tersebut.

• Apakah kita biarin saja PT Holliday Development melenggang?

• Bukti-bukti apa yang kita butuhkan untuk menjerat PT Hollidatu Development ?

Page 30: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Sekedar Contoh dan Perbandingan

Page 31: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

KASUS GIRI JALADHI WANA

• Latar Kasus: PT. GJW merupakan badan hukum yang menjalankan usaha dibidang perdagangan, industri, agrobisnis, pembangunan dan design interior. Pada tahun 2010 PT. GJW didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum atas pelanggaran Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 Jo. Pasal 20 UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20/2021 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.

• Pendekatan: Hakim mempertimbangkan pengembangan dari Pasal 20 UU Tipikor sehingga dimasukan juga pendapat ahli serta pemeriksaan bahwa selain adanya hubungan kerja serta dilakukan oleh orang yang memiliki posisi, kegiatan tersebut juga sesuai dengan tujuan korporasi serta untuk manfaat bagi korporasi.

• Sanksi: Denda yang jauh LEBIH KECIL dibanding PENGURUS korporasi (Rp. 1.317.782.129,00) serta pidana tambahan penutupan sementara selama 6 (enam) Bulan

Note: Satu-Satu-nya Contoh yang ada di Indonesia

Page 32: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Kasus Kalista Alam

• Latar Kasus: PT. Kallista Alam sebagai badan hukum diwakili oleh Subianto Rusid yang merupakan Direktur PT. Kallista Alam. Dalam dakwaannya Jaksa Penuntut Umum mendakwa terdakwa PT. Kallista Alam sebagai korporasi telah melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf (h) yang dilakukan secara berlanjut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 116 ayat (1) huruf (a), Pasal 118, Pasal 119 Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan jo pasal 64 ayat (1) KUH Pidana.

• Pendekatan: Hakim menggunakan pendekatan kesengajaan dengan kemungkinan bahwa tindakan tidak menyiapkan sarana dan prasarana menyebabkan terjadinya kebakaran. Selain itu, pertanggungjawaban pengurus tidak menghapus pertanggungjawaban korporasi. Pendekatan yang dilakukan adalah teori power and acceptance sesuai penjelasan UU PPLH

• Sanksi: menolak kasasi sehingga menguatkan putusan Pengadilan Tinggi dan menjatuhkan pidana denda 3 Milyar serta menghapus pidana tambahan rehabilitasi lahan karena sudah diputuskan dalam putusa perdata.

Page 33: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Hal-Hal yang Diperhatikan

• Korporasi banyak model dan jenisnya (holding-subsidiary-sister: Company)

• Menghukum Korporasi memberi pelajaran pada pelaku usaha agar STOP menyuap.

• “Hati-hati” menghukum korporasi yang “Go-Public”…tapi kalau dia nyata salah maka harus “diajari” agar tidak jahat lagi dikemudian hari.

• Yang kurang dari APH kita “KEBERANIAN MENCOBA” karena ILMU-nya kita sudah miliki.

• Semoga ada berita di Koran/Radio/TV…ada KORPORASI dijerat tindak pidana korupsi

Page 34: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

“Sumber ILMU banyaaak Kalau Mau”

Page 35: a. Tanggung Jawab Pidana Korporasi

Terima Kasih