repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/510/1/Artikel Skripsi UMRAH.docx · Web viewPenelitian...

27
@Program Studi Pendidikan Kimia Nita Lukitasari (2018) FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN KOMBINASI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI REDOKS DI KELAS X MIPA MAN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL NITA LUKITASARI NIM. 130384204007

Transcript of repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/510/1/Artikel Skripsi UMRAH.docx · Web viewPenelitian...

@Program Studi Pendidikan Kimia Nita Lukitasari (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN KOMBINASI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DAN

RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI REDOKS

DI KELAS X MIPA MAN BINTAN

ARTIKEL E-JOURNAL

NITA LUKITASARI

NIM. 130384204007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

@Program Studi Pendidikan Kimia Nita Lukitasari (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Kombinasi Model Student Teams Achievement Division Dan Reciprocal Teaching Pada Materi Redoks

Di Kelas X MIPA MAN Bintan

Nita Lukitasari1, Fitriah Khoirunnnisa2,Friska Septiani Silitonga3

Email: [email protected]

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini di latarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa tidak mencapai KKM mata pelajaran kimia. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi kimia redoks. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei 2017, bertempat di Kelas X MIPA MAN Bintan dengan tiga siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi guru dan siswa, lembar catatan lapangan dan soal tes objektif sebanyak 15 soal. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapakan model pembelajaran kombinasi Student Teams Achievement Division dan Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I, II dan III. Padsiklus I 12 atau 63% siswa tuntas, siklus II 15 atau 79% siswa tuntas dan siklus III 18 atau 95% siswa tuntas. Setiap siklus terjadi peningkatan sebesar 16%, sehingga disimpulkan bahwa model pembelajaran kombinsi STAD dan RT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kimia redoks di kelas X MIPA MAN Bintan tahun ajaran 2016/2017.

Kata kunci: Hasil Belajar, Kombinasi Model STAD dan Reciprocal Teaching

PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari peran lembaga formal maupun non formal dalam mencapai tujuan pendidikan. Salah satu lembaga formal yang berperan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah sekolah. Selain itu kualitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran turut mendukung agar kualitas pendidikan dapat lebih optimal. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, apalagi pada mata pelajaran esakta, salah satunya adalah mata pelajaran Kimia.

Permasalahan yang sering terjadi pada siswa dalam pembelajaran kimia khususnya di kelas X MIPA MAN Bintan disebabkan kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran, kurangnya pemahaman konsep siswa, ketidakpahaman materi kimia salah satunya materi kimia Redoks, pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru dan kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan menyebabkan siswa kurang antusias dalam pembelajaran, hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dan berkonsentrasi saat pembelajaran, sehingga menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya hasil belajar mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kimia. Didukung dengan hasil pengamatan dan pengolahan data nilai hasil belajar siswa kelas X MIPA, didapatkan data bahwa pada semester 1 sekitar 47.36% siswa atau 9 siswa dari jumlah total 19 siswa tidak mencapai KKM.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk melakuakn penelitian yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Student TeamsAchievement Division (STAD) yang dikombinasikan dengan model Reciprocal Teaching (RT), adapun kedua model ini memiliki kaitan yang erat dalam pembelajaran, dimana model pembelajaran STAD memiliki tujuan untuk meningkatkan kerjasama siswa, kreatif, terbuka pemecahan masalah dan lainnya (Samani dan Hariyanto, 2011), sedangkan model RT atau pembelajaran terbalik bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam membangun pengetahuan siswa secara mandiri melalui 4 strategi yakni membuat ringkasan, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi pengembangan materi (Warson dan Hariyanto, 2012), dengan demikian kedua model ini dapat dikombinasikan. Kombinasinya adalah siswa bekerjasama (model STAD) dalam membuat ringkasan, menyusun pertanyaan (model RT) dan melakukan pemecahan masalah dari pertanyaan yang telah disusun (model STAD) kemudian siswa menjelaskan materi layaknya sebagai seorang guru serta melakukan prediksi pengembangan materi (model RT) sehingga siswa dapat aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian tujuan dari penerapan kombinsai model STAD dan RT pada penelitian ini, sebagai variasi baru dalam upaya memperbaiki hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia, khususnya pada materi Redoks di Kelas X MIPA MAN Bintan.

METODE

Landasan Teoritis

Menurut beberapa ahli pendidikan maupun para peneliti pendidikan terdahulu definisi dari belajar menurut Daryanto dan Rahardjo (2012), mengemukakan belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, melalui berbagai pengalaman dengan cara melihat, mengamati, dan memahami sesuatu diiringi perubahan tingkah laku dalam sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman.

Menurut (Sudjana, 2010), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan peningkatan hasil belajar adalah perubahan kualitas dan kemampuan yang dimiliki siswa ke arah yang lebih baik setelah mengalami proses pembelajaran kimia baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan (Khoirunnisa, F, 2011).

Model Student Teams Achievement Division(STAD), model ini mendorong siswa untuk mampu bekerjasama, menghargai pendapat orang lain, terbuka, kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah walaupun pada akhirnya bertanggung jawab secara mandiri (Samani dan Hariyanto, 2011).

Berikut ini sistematika langkah-langkah penerapan model pembelajaran STAD menurut Faturrohman (2015), sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah).

3. Bahan materi yang telah disiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai KD.

4. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.

5. Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual.

Model pembelajaran Reciprocal Teaching(RT), menurut Sijabat, E. F (2016) model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya secara mandiri sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan.Dengan empat strategi pemahaman yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi.

Berikut ini sistematika langkah-langkah penerapan model pembelajaran Reciprocal Teachingmenurut Arifiyandy (2013), sebagai berikut:

1. Guru memberi materi pelajaran berbentuk bacaan, misalnya buku paket atau yang lainnya.

2. Guru memberikan informasi tentang apa yang akan dilakukan siswa sebelum menyampaikan materi, untuk melakukan keempat keterampilan merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan, dan memprediksi.

3. Guru menyampaikan materi pelajaran sebagai bekal awal bagi siswa.

4. Guru menugaskan siswa yang dianggap mampu untuk menjadi model guru dengan menjelaskan materi kembali kepada siswa lainnya.

5. Guru memotivasi siswa lain untuk bertanya pada siswa yang sedang menjelaskan.

6. Guru memerintahkan siswa lain untuk memperhatikan, apabila siswa yang sedang menjelaskan tidak bisa menjelaskan guru membantu siswa tersebut.

7. Guru sebagai pengatur acara dan ketertiban di dalam kelas.

Penelitian Relevan

Beberapa hasil penelitian relevan yang mendukung penerapan model pembelajaran STAD dan RT sebagai berikut:

1. Anwar Hidayat (2013) “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belaajr Peserta Didik pada Mata Diklat Proses Dasar Perlakuan Logam di SMKN 1 Sedayu Bantul”.

Gambar 1. Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa(Hidayat, A, 2013)

2. Ira Vahlia (2015), “Penerapan Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching) Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”.

Gambar 2. Histogram Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

(Vahlia, I, 2015)

Model Pembelajaran Kombinasi STAD dan RT

Penggabungan atau kombinasi model pembelajaran STADdengan RTmempunyai potensi yang baik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Berikut langkah-langkah kombinasi model pembelajaran STAD dan RTdalam pembelajaran diuraikan secara sistematis sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan tujuan, manfaat dan melakukan tahapan pembukaan sebelum pembelajaran dimulai.

2. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kombinasi STAD dan RT serta membagi LKPD dan buku paket.

3. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan anggota antara 3-4 orang secara heterogen (memiliki tingkat kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah).

4. Tiap anggota masing-masing kelompok diberikan tugas untuk membuat rangkuman, lalu membuat pertanyaan, dan memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang dipelajari.

5. Kemudian tiap kelompok melakukan diskusi dengan kelompoknya tentang apa yang telah dikerjakan sebelumnya pada saat merangkum, membuat pertanyaan dan memprediksi.

6. Guru bertindak sebagai fasilisator dengan bimbingan bertahap scaffolding serta melakukan observasi kepada siswa tentang kegiatan proses pembelajaran yang berlangsung.

7. Setelah berdiskusi kelompok dirasa cukup, guru memilih beberapa kelompok dan mempersilahkan seseorang dari anggota tersebut untuk menjadi model guru kecil dengan menjelaskan kembali yang telah dipelajari (penjelasan materi disesuaikan dengan urutan materi dalam buku paket, dalam hal ini guru menentukan batasan materi yang harus disampaikan oleh model guru kecil).

8. Pada proses penjelasan oleh model guru kecil, siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau bertukar pendapat tentang materi yang dijelaskan.

9. Setelah kelompok yang tampil menjadi model guru kecil selesai, maka langkah selanjutnya guru memberikan tes soal evaluasi secara individu tanpa kerjasama kelompok. Hal ini sebagai indikator ketercapaian penguasaan materi yang telah dipelajari siswa.

10. Guru melakukan refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran dan memberikan penghargaan atas partisipasi dan diskusi kelompok dalam belajar.

11. Guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama materi yang telah dipelajari.

12. Guru melakukan penutupan pembelajaran dan memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Metode

Jenis penelitian ini adalah PenelitianTindakan Kelas (PTK), yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Bintan yang beralamat di Jalan Korindo, Sungai Lekop, Kampung Jawa, Bintan pada bulan April sampai Mei 2017. Subjek penelitian siswa kelas X MIPA MAN Bintan Tahun Ajaran 2017/2018, yang terdiri dari 19 siswa (6 laki-laki dan 13 perempuan). Siswa dalam kelas ini heterogen dalam hal pemahaman dan tingkat prestasi akademiknya. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai peneliti yang menerapkan model kombinasi STAD dan RT dalam pembelajaran kimia pada materi redoks.

Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari beberapa siklus tindakan. Sebelum menerapkan tahapan pada siklus I, terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah kemudian menerapkan tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada tiap siklus tindakan. Jika pada siklus I tidak berhasil akan dilanjutkan pada siklus II, begitu juga seterusnya. Siklus diberhentikan dan dianggap berhasil apabila telah mencapai indikator ketuntasan klasikal siswa sebesar 85%.

Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan dalam tiga siklus, namun ketika dalam pelaksanaan tujuan belum tercapai sampai akhir siklusketiga, maka tindakan akan terus berlanjut pada siklus berikutnya sampai ketuntasan klasikal dalam penelitian ini sebesar 85%tercapai.Alokasi waktu tiap siklus adalah 3 x 45 menit.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi atau pengamatan

2. Tes Tertulis

3. Catatan Lapangan

4. Dokumentasi

Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan sebagai acuan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dalam kelas dan aktivitas guru (peneliti).

2. Tes Soal Objektif

Tes soal objektif ini berbentuk pilihan ganda, jumlah soal sebanyak 15 soal pada tiap siklus dan dilaksankan pada setiap akhir siklus. Soal ini disusun berdasarkan indikator dari KD yang ingin dicapai.

3. Lembar Catatan Lapangan

Hal-hal yang tidak terdapat di lembar observasi, dapat dicatat dalam catatan lapangan ini, yang nantinya digunakan sebagai refleksi dalam perbaikan pada siklus selanjutnya.

4. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang diperlukan untuk mendapatkan data berupa daftar nama-nama siswa dan juga daftar nilai subjek penelitian.

Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data dikembangkan oleh Miles dan Hubermen (1992). Dalam penelitian ini, data-data yang diperoleh dianalisis dengan dua metode yaitu:

1. Metode Kualitatif, yaitu metode analisis data yang digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru, adapun data yang diolah dengan metode kualitatif adalah data hasil observasi aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan. Tahapan metode kualitatif diantaranya sebagai berikut:

a. Reduksi Data

b. Penyajian Data

c. Penarikan Kesimpulan

2. Analisis Data Kuantitatif, yaitu metode analisis data yang digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru. Adapun data yang di analisis adalah data hasil observasi aktivitas guru dan siswa, data hasil tes objektif, terlebih dahulu dilakukan tahapan sebagai berikut:

a. Menyusun tabulasi data hasil observasi aktivitas guru dan siswa, data hasil tes objektif dari tiap siklus menggunakan program Microsoft Excel.

b. Melakukan penggolahan data hasil observasi guru dan siswa dengan membuat presentase lalu membandingkan tiap siklus.

c. Melakukan pengolahan nilai ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan program Microsoft Excel yang didasarkan pada rumus matematis sebagai berikut:

Nilai = x 100 %

Nilai hasil belajar tersebut dapat menentukan presentase ketuntasan belajar siswa. Dimana Ketuntasan belajar siswa dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu ketuntasan belajar individu dan ketuntasan belajar klasikal. Standar ketuntasan belajar minimal individu pada mata pelajaran kimia adalah 72% atau dengan nilai 72, dalam menentukan ketuntasanindividu siswa dapat dikatagorikan dalam dua kelompok yaitu:

1. Siswa tidak tuntas yang nilainya dibawah dari 72

2. Siswa dinyatakan tuntas bila memperoleh nilai lebih dari 72

Sedangkan untuk ketuntasan belajar klasikal ditentukan dengan rumus:

Ketuntasan Belajar Siswa = x 100 %

Dalam penelitian ini indikator ketuntasan klasikal ditentukan minimal 85%, hal ini disesuaikan dengan indikator ketuntasan klasikal ideal yang diharapkan oleh guru mata pelajaran di sekolah yakni 85%.

HASIL

Data rekapitulasi hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas X MIPA MAN Bintan.

a. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus I, II dan III

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I,II dan III

Siklus

Guru

Kategori

Siswa

Kategori

Siklus I

70,31%

Cukup

71,15%

Cukup

Siklus II

82,81%

Baik

80,96%

Baik

Siklus III

96,87%

Sangat Baik

92,30%

Sangat Baik

(Sumber: Hasil Penelitian)

b. Data hasil belajar siswa siklus I, II dan III

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I,II dan III

Siklus

Tuntas

Tidak Tuntas

Rata-rata Nilai

Kategori

Siklus I

12

7

72,32

Cukup

Siklus II

15

4

80,37

Baik

Siklus III

18

1

90,11

Sangat Baik

(Sumber: Hasil Penelitian)

PEMBAHASAN

Pada Tabel 1, menunjukan bahwa dalam penerapan model kombinasi STAD dan RT terhadap aktivitas guru maupun siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II dan III dengan kategori cukup, baik dan sangat baik. Peningkatan aktivitas guru maupun siswa, berbanding lurus dengan beberapa penelitian terdahulu, bahwa dalam menerapkan model STAD maupun RT selain meningkatkan hasil belajar juga meningkatkan aktivitas guru dan siswa sedangkan berdasarkan Tabel 2, menunjukan hasil belajar siswa dari siklus I, II dan III mengalami peningkatan, dilihat dari jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 sebanyak 12 orang, meningkat pada siklus II menjadi 15 orang dan pada siklus III menjadi 18 orang, dengan 1 orang siswa tidak tuntas karena beberapa faktor internal yang mempergaruhi siswa tersebut. Besarnya presentase ketuntasan klasikal tersebut dapat dilihat padaGambar 3.Histogram Peningkatan Ketuntasan Klasikal Siswa Siklus I, II dan III dibawah.

Gambar 3.Histogram Peningkatan Ketuntasan Klasikal Siswa Siklus I, II & III

Penerapkan model pembelajaran kombinasi STAD dan RT pada materi Redoks di kelas X MIPA MAN Bintan berhasil dilaksanakan dengan tiga siklus tindakan. Berdasarkan data hasil penelitian terjadi peningkatan hasil belajar siswa dan ketuntasan klasikal, dimana pada siklus I diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 63%, siklus II meningkat menjadi 79% dan siklus III menjadi 95%, perolehan ketuntasan ini telah mencapai atau melebihi dari ketetapan ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh peneliti dan guru pamong sebesar 85%. Disamping peningkatan ketuntasan hasil belajar klasikal, terjadi peningkatan pada aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaraan di kelas.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dengan penerapkanmodel kombinasi STAD dengan RT pada materi Redoks dapat meningkatkan hasil belajar  siswa Kelas X MIPA MAN Bintan. Peningkatan hasil belajar melalui penerapan model kombinasi STAD dan RT sangat signifikan, siklus I hasil belajar siswa sebesar 63% tuntas atau sebanyak 12 siswa dinyatakan tuntas, siklus II 79%tuntas atau banyak 15 siswadinyatakan tuntas sedangkan pada siklus III mencapai 95% tuntas atau sebanyak 18 siswa dinyatakan tuntas. Didukung pula dengan peningkatan presentase aktivitas guru dan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dimana presentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 70,31%, siklus II sebesar 82,81% dan siklus III sebesar 96,87% sedangkan presentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 71,15%, siklus II 80,96% dan siklus III sebesar 92,30%.

DAFTAR PUSTAKA

Arifiyandy, R. G. (2013). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Reciprocal Teaching Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Porong. Institusi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang, 1-72.

Daryanto dan Rahardjo,M. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hidayat, A. (2013) “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Diklat Proses Dasar Perlakuan Logam di SMKN 1 Sedayu Bantul”. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.

Khoirunnisa, F. (2011). Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon. Universitas Maritim Raja Ali Haji. 1-7.

Samani, M dan Hariyanto. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rodaskarya.

Sijabat, E. F. (2016). Pengaruh Model Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. STKIP-PGRI , 1-13.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Vahlia, I. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching) Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Universitas Muhammadiyah Metro, 59-66.

Warson dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif Teori dan Assemen. Bandung: Remaja Rodaskarya.

Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa

Siklus I Siklus II6694

SIKLUS

Hasil Belaajr (%)

Histogram Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Aktivitas Siswa

Siklus ISiklus II5264Hasil Belajar

Siklus ISiklus II6183

SIKLUS

Hasil Belajar (%)

Peningkatan Ketuntasan Klasikal Siswa Siklus I, II dan III

Tuntas

Siklus ISiklus IISiklus III637995Tidak Tuntas

Siklus ISiklus IISiklus III37215

Siklus

Ketuntasan Klasikal Siswa

1