ARTIKEL E-JOURNAL - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3056/1/ELVIS...
Transcript of ARTIKEL E-JOURNAL - repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/3056/1/ELVIS...
PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
ELVIS RUNIANTO
NIM 140384205020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
`
1
PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG
Elvis Runianto1, Nur Eka Kusuma Hindrasti
2, Trisna Amelia
3
Email: [email protected]
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil literasi kelautan siswa SMAN 5
Tanjungpinang. Penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif
dengan subjek penelitian siswa kelas XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang Tahun ajaran
2018/2019. Data wawasan kelautan siswa dikumpul melaui tes literasi kelautan
yang di ambil pada 7 prinsip dan 45 konsep dasar penting literasi kelautan yang
mengacu pada (NOAA, 2013) dan wawancara sebagai instrumen pendukung.
Adapun literasi kelautan pada penelitian ini adalah wawasan kelautan siswa. Data
dianalisis mengunakan persentase kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada pada kategori cukup dengan
persentase 68%.
Kata Kunci: Profil, Literasi Kelautan, SMAN 5 Tanjungpinang.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah laut lebih dari
75% yang mencapai 5.8 juta km2, terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan panjang
garis pantai sekitar 81.000 km (Sara, 2012: 9). Kondisi ini menempatkan Indonesia
sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia nomor 2 setelah Kanada
(Lasabuda, 2013). Pada tahun 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih
dari 237 juta orang. Lebih dari 80% hidup di kawasan pesisir. Letak wilayah
Indonesia sangat strategis baik dari politik maupun ekonomi dunia. Indonesia juga
memiliki kekayaan laut begitu banyak seperti ikan, terumbu karang, mangrove,
pantai, minyak bumi dan lain-lain. Letak yang strategis dan kekayaan laut yang
begitu banyak tidak membuat Indonesia menjadi negara kaya. Masih banyak rakyat
Indonesia mengalami kemiskinan. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang
begitu banyak terutama sumber daya laut. Kurangnya pemanfaatan dan peduli
terhadap lingkungan laut ini menghambat Indonesia menjadi negara maju.
Kepedulian masyarakat Indonesia tentang laut masih kurang sehingga menyebabkan
lingkugan laut Indonesia dari hari ke hari semakin memburuk.
Lingkungan laut Indonesia semakin tahun semakin memburuk, rusaknya
sumber daya laut semakin meningkat seperti rusaknya terumbu karang, mangrove,
lamun, krisis perikanan, sampah laut, alat tangkap dan pembuangan limbah ke laut.
Pusat penelitian Oseanografi LIPI mengungkanpkan hanya 5% terumbu karang
Indonesia sangat baik, 27% baik, 37% cukup dan 31% buruk (Sholihin, dan
Ahmad, 2011). Selain rusaknya terumbu karang penelitian itu juga
mengungkapkan alat tangkap yang digunakan banyak membuat kerusakan pada
laut dan penangkapan ikan berlebihan semakin tahun semakin meningkat. Hal ini
membuat banyak spesies hilang. Ilmuan kelautan memprediksi bahwa mayoritas
biota laut akan mulai menghilang pada 2048 jika teknik penangkapan ikan secara
berlebihan terus berlanjut. Tidak hanya terumbu karang yang rusak dan
penangkapan ikan secara berlebihan, Indonesia juga merupakan negara kedua
penyumbang sampah terbesar didunia setelah Tiongkok, setidaknya Indonesia
telah membuang sampah ke laut sebesar 12.7 ton (Jambeck dkk., 2015). Banyak
3
penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di daerah pesisir yang mengakibatkan
banyaknya sampah di laut. Kerusakan dan pencemaran lingkungan laut sebagian
besar disebabkan ulah manusia, karena kurangnya pengetahuan tentang laut.
Pengetahuan tentang laut di Indonesia tidak mendapatkan porsi yang banyak
dikalangan pendidikan. Perlu adanya pendidikan khusus agar dapat menambah
pengetahuan tentang laut.
Sistem pendidikan merupakan salah satunya cara agar menciptakan generasi
mempunyai pemahaman laut yang cerdas dan kompeten. Kurikulum kemaritiman
perlu diterapkan di Indonesia agar karakter maritim atau kelautan tertanam pada
anak-anak usia dini hingga SMA dan sederajat. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
menjalin kerja sama dalam pengembangan dan penerapan kurikulum bermuatan
kemaritiman nasional. LIPI juga berkontribusi dalam kurikulum kemaritiman
yaitu memberi masukan tentang materi kemaritiman. Tetapi sampai tahun 2018
ini belum diluncurkan ke sekolah-sekolah. Kurikulum kemaritiman secara umum
bertujuan untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik tentang kemaritiman menuju kejayaan Indonesia. Kurikulum kemaritiman
diharapkan menumbuh kembangkan pemahaman tentang laut dengan baik pada
generasi yang akan datang. Pemahaman tentang laut yang baik disepakati oleh
para ahli kelautan seluruh dunia sebagai literasi kelautan.
Pentingnya literasi kelautan telah diperhatikan pada tingkat kebijakan baik
di AS maupun di Eropa. Negara-negara lain mulai memperhatikan pentingnya
literasi kelautan seperti Taiwan, Yunani, Jepang, Kanada dan Belgia. Banyak
jurnal-jurnal lnternasional telah diterbitkan mengenai literasi kelautan. Untuk itu
4
Indonesia segera lebih memperhatikan literasi kelautan untuk kemajuan bangsa
ini. Mengigat letak wilayah Indonesia sebagai garis pantai terpanjang kedua di
dunia dan juga kekayaan alam yang melimpah. Pengetahuan-pengetahuan laut
dapat disisipi di mata pelajaran yang berkaitan, salah satunya mata pelajaran
Biologi seperti pernyataan (Hindrasti, 2018) mata pelajaran yang paling dekat
dengan ilmu kelautan adalah mata pelajaran sains. Mata pelajaran biologi adalah
salah satu mata pelajaran sains yang mempelajari tentang laut yaitu pada materi
ekosistem diharapkan siswa dapat menambah pengetahuan tentang literasi
kelautan.
Literasi kelautan dapat diartikan pemahaman pengaruh lautan terhadap
manusia dan pengaruh manusia terhadap lautan (NOAA, 2013). Melihat
lingkungan laut Indonesia semakin rusak mungkin dikarenakan kurangnya
pemahaman tentang laut. Untuk itu diperlukan pemaham baik tentang laut agar
laut tetap terjaga dan bisa dimanfaatkan tanpa merusak ekosistemnya. Profil
literasi kelautan merupakan wawasan awal yang dimiliki siswa mengenai laut
secara baik. pemahaman yang baik sangat penting bagi siswa kerena siswa
sebagai generasi penerus bangsa yang akan manjadi pemimpin dimasa akan
datang. Profil literasi kelautan sangat penting untuk diketahui karena sebagai
bahan masukan untuk pemerintah daerah maupun pemerintah pusat tentang mata
pelajaran laut. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengambil judul
“Profil Literasi Kelautan Siswa SMA Negeri 5 Tanjungpinang”. SMAN 5
Tanjungpinang adalah salah satu sekolah yang berada di dekat laut dapat
dipastikan setiap harinya berntraksi dengan laut.
5
METODE
Penelitian ini dilakukan pada 72 siswa XII IPA SMAN 5 Tanjungpiang
Tahun ajaran 2018/2019 dengan pendekatan penelitian deskriftif kuantitatifuntuk
mendapatkan profil literasi kelautan. Adapun instrumen pada penelitian ini adalah
tes literasi kelautan yang berjumlah 15 soal dan wawancara sebagai instrumen
pendukung. Data utama tes literasi kelautan mengacu pada ( NOAA, 2013) yang
meliputi 7 prinsip dan 45 konsep dasar penting literasi kelautan yang telah di uji
coba terlebih dahulu. Adapun prinsip pertama konsep dasarnya adalah A, G, dan
H. Prinsip ke- 2 C dan D, Prinsip ke- 3 konsep dasarnya H dan B, Prinsip ke- 4
konsep dasarnya A, Prinsip ke- 5 konsep dasarnya adalah C dan I, Prinsip ke- 6
konsep dasarnya adalah E dan G dan prinsip ke- 7 konsep dasarnya adalah H.
Data di analisis secara persentase kuantitatif dengan predikat 0,0% - 20% sangat
rendah, 20,1% - 40% rendah, 40,1% - 60% cukup, 60,1% - 80% dan 80,1% -
100% sangat tinggi ( Arikunto, 2010: 375).
HASIL
1. Distribusi Literasi Kelautan Siswa XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang
Literasi kelautan siswa meliputi wawasan kelautan. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan rumus yang telah diuraikan pada teknik
analisis data. Kemudian diperoleh persentase wawasan kelautan yang disajikan
pada Gambar 1. Di bawah ini:
6
Gambar 1. Diagram Persentase Wawasan Kelautan SMAN 5 Tanjungpinang
Pada Gambar. 1 bahwa wawasan kelautan siswa XI IPA SMAN 5
Tanjungpinang dari 72 siswa yang berada pada kriteria sangat rendah 3 siswa
dengan persentase 3%, kriteria rendah 14 siswa dengan persentase 19%, kemudian
kriteria cukup 49 siswa dengan persentase 68%, diikuti kriteria tinggi 7 siswa
dengan persentase 10% dan tidak ada kriteria sangat tinggi atau 0%. Rata-rata
wawasan kelautan siswa berada pada kretaria cukup dengan persentase 68 %.
Dapat dikatakan literasi kelautan siswa XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang dalam
katergori cukup.
berdasarkan Prinsip-prinsip literasi kelautan sebagai berikut:
0% 10%
68%
19% 3%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat
Rendah
7
Gambar 2. Diagram Wawasan Kelautan Berdasarkan Prinsip Literasi Kelautan
Keterangan:
1. Lautan di bumi merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak karakteristik
2. Lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi
3. Lautan adalah faktor penentu iklim
4. Adanya lautan adalah alasan mengapa bumi dapat ditinggali
5. Lautan memiliki kekayaan biodiversitas dan ekosistem yang besar
6. Lautan dan manusia memiliki hubungan yang tak terpisahkan
7. Lautan masih belum banyak tereksplorasi
Sementara itu skor literasi kelautan berdasarkan prinsip-prinsip penting
pada Gambar. 2 menunjukkan prinsip pertama, lautan di bumi merupakan satu
kesatuan yang memiliki banyak karekteristik yang terdiri dari 4 soal tergolong
kategori rendah hanya 37% persen siswa yang menjawab benar. Prinsip kedua,
lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi terdiri dari 2
soal, tergolong dalam kategori tinggi dengan persentase 63% siswa menjawab
dengan benar. Prinsip ke tiga lautan adalah faktor penentu cuaca, terdiri dari 2
soal tergolong katergori sedang dengan persentase 59% siswa yang menjawab
benar. Prinsip ke empat adanya lautan alasan mengapa bumi dapat ditinggali
37%
63% 57%
15%
59%
45%
34%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
1 2 3 4 5 6 7
Per
sen
tase
Diagram Wawasan Kelautan Berdasarkan Prinsip
8
terdiri dari 1 soal tergolong kategori rendah dengan persentase 15% siswa yang
menjawab benar.
Kemudian prinsip ke lima lautan memiliki kekayaan biodiversitas dan
ekosistem yang besar terdiri dari 2 soal tergolong kategori sedang dengan
persentase 59% siswa menjawab benar. Prinsip enam lautan dan manusia
memiliki hubungan yang tak terpisahkan, terdiri atas 2 soal yang tergolong
kategori sedang dengan persentase 45% siswa yang menjawab benar. Dan prinsip
ke tujuh terdiri atas 2 soal tergolong dalam kategori rendah dengan persentase
34% siswa yang menjawab benar. Dari 7 prinsip literasi kelautan dapat diketahui
prinsip yang tertinggi adalah prinsip ke dua lautan dan kehidupan di dalamnya
membentuk karakteristik bumi dan prinsip terendah yaitu prinsip ke empat adanya
lautan alasan mengapa bumi dapat ditinggali.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, secara umum dapat
disimpulkan bahwa literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada pada
kategori cukup, dengan kata lain literasi kelautan siswa belum dalam kategori
baik.
Berdasarkan Gambar. 2 menunjukkan bahwa dari 7 prinsip literasi kelautan
hanya satu prinsip yang tergolong tinggi yaitu prinsip 2 lautan dan kehidupan di
dalamnya membentuk karakteristik bumi, yaitu soal nomor 5 dan 6 membahas
tentang bentuk dan karakteristik bumi serta alasanya, selain pada mata pelajaran
Biologi prinsip ini juga banyak berkaitan dengan mata pelajaran Geografi. 3
prinsip tergolong cukup yaitu prinsip 3,5 dan 6. Prinsip 3 lautan adalah faktor
penentu iklim, yaitu soal 7 dan 8 membahas tentang iklim dan cuaca yang terdapat
9
dalam mata pelajaran Biologi dan juga Geografi. Prinsip 5 lautan memiliki
kekayaan biodeversitas dan ekosistem yang besar, yaitu pada soal nomor 10 dan
11 membahas tentang bioderversitas dan ekosistem banyak terdapat pada mata
pelajaran Biologi apalagi pada ekosistem. Prinsip 6 lautan memiliki hubungan
yang tidak terpisahkan, yaitu pada soal nomor 12 dan 13 saol membahas dampak
ketidak pedulian pada laut terdapat pada mata pelajaran Biologi dan juga ilmu
sosial.
2 prinsip tergolong rendah yaitu prinsip 1 dan 7 . prinsip 1 laut di bumi
merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak karakteristik , yaitu pada soal
nomor 1 dan 2 soal ini tergolog sulit karena siswa harus menyebutkan luas laut
dan total air laut sementara tidak ada pelajaran khusus tentang laut. Prinsip 7
lautan masih belum banyak tereksplorasi, yaitu pada soal 14 dan 15 membahas
tentang laut yang telah di jelajahi manusia dan pemecahan misteri tentang laut
soal ini tergolong sulit karena membahas laut secara lebih dalam.
Sedangkan 1 prinsip tergolong sangat rendah yaitu prinsip ke 4 adanya
lautan adalah alasan mengapa bumi di tinggali, yaitu pada nomor 9 membahas
tentang oksigen sebagian besar siswa salah menjawab karena memilih oksigen
sebagian besar di darat hal ini membuktikan bahwa perlu adanya mata pelajarab
khusus tentang laut.
Dari jabaran tersebut tidak ada prinsip yang tergolong sangat tinggi. Ada
beberapa hal penyebab wawasan kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada
dalam kategori cukup, berdasarkan wawancara dengan guru Biologi SMAN 5
Tanjungpinang adalah Mata pelajaran khusus tentang laut. Di SMAN 5
Tanjungpinang pernah ada mata pelajaran lokal tentang laut, yaitu pada tahun
10
2013 tetapi sekarang tidak ada mata pelajaran khusus tentang laut di SMAN 5
Tanjungpinang, dikarenakan belum ada kurikulum berbasis kelautan dan sekolah
hanya mengikuti kurikulum berasal dari pusat. Selain itu keterkaitan Materi.
Tidak semua materi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kelautan hanya
beberapa materi. Tetapi guru sudah mengaitkan materi biologi dengan kelautan
contohnya materi alga, tentang invertebrata porifera, coelentrata, begitu juga soal
vertebrata kelas pisces. Guru juga sudah menggunakan media langsung dari laut
contohnya materi alga, memakai sampel langsung dari laut, materi animalia kelas
pisces, membedah langsung ikan. Selain itu guru juga setuju dengan di adakan
mata pelajaran khusus dengan alasan daerah kepulauan dimana potensi kelautan
menjadi topik utama, mulai dari pelestarian sampai pengelohan laut.
Dari hasil wawancara tersebut guru mengaitkan pengetahuan laut ke dalam
mata pelajaran biologi sesuai dengan materi dan menggunakan media langsung
berasal dari laut. Dapat dikatakan guru biologi SMAN 5 Tanjungpinang telah
menyadari pentingnya laut untuk kehidupan berlanjut.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada dalam kretaria cukup
dengan rata-rata 49 siswa dengan persentase 68% hal tersebut mungkin belum ada
mata pelajaran khusus tentang laut ,namun guru sudah mengaitkan dengan
pelajaran Biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik:Edisi revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hindrasti, N. E. K., 2018. Reorentasi Pembelajaran Sains Literasi Kelsutan.
Jurnal Pendidikan Biologi Vol. 11 No. 02.
11
Jambeck, Jenna R., dkk. 2015 . Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean.
Science347(6223),768-771.
https://www.iswa.org/fileadmin/user_upload/Calendar_2011_03_AMERIC
ANA/Science-2015-Jambeck-768-71__2_.pdf. (19 April).
Lasabuda, R. 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif
Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, 1(2), 92–101.
https://doi.org/10.1016/j.egypro.2016.11. 209pp.
LIPI: Kurikulum Kemaritiman Masuk Dalam Pembelajaran. 2016. Retrieved from
http://www.lipi.go.id.
Maolinda, Nisa., Aat Sriati, dan Ida Maryati. 2012. Hubungan Pengetahuan
Dengan sikap Siswa Terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di
SMAN 1 Margahayati.https://doi.org/doi:10.1201/9781420042498.ch16( 19
April 2018).
NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). 2013. Ocean
Literacy: Essential Princples and Fundamental Concepls of Ocean Sciences
for Learners of All Ages. Wanshington. DC : NOAA
Sholihin, Ahmad, Dkk. 2011. Laut Indonesia Dalam Krisis,
https://www.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/533771/Laut%20Indonesia
%20dalam%20Krisis.pdf. 19 April 2018.
Sara. l. 2014. Pengelolan Wilayah Pesisir. Bandung: Alfabeta.