repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/650/1/ARTIKEL ILMIAH (NURDAYU… · Web...
Transcript of repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/650/1/ARTIKEL ILMIAH (NURDAYU… · Web...
Kandungan Logam Berat (Pb dan Cd) pada Berbagai Fraksi Sedimen di
Perairan Tanjungpinang
Nurdayuni, Fadhliyah Idris, Agung Dhamar Syakti,
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
NURDAYUNI. Kandungan Logam Berat (Pb dan Cd) Pada Berbagai Fraksi Sedimen Di Perairan Tanjungpinang. Tanjungpinang Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing oleh Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi., DEA dan Fadhliyah Idris, S.Pi., M.Si.
Penelitian mengenai logam berat pada fraksi sedimen telah dilakukan di perairan Tanjungpinang Provinsi Kepulaun Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat (Pb dan Cd)pada berbagai fraksi sedimen di perairan Tanjungpinang. Penelitian ini dilakukan dengan metode clustering sampling sebanyak 4 stasiun yang mewakili Perairan Tanjungpinang. Sampel dianalisis menggunakan AAS. Hasil penelitian didapati bahwa konsentrasi logam Pb tidak semua yang berada pada fraksi berukuran kecil mempunyai konsentrasi logam yang tinggi namun adapula yang berada pada fraksi berukuran besar mempunyai konsentrasi logam yang tinggi dan kandungan logam Cd hampir keseluruhan konsentrasi <LOD dan <LOQ.
Kata Kunci : Cd, Pb, Logam Berat, Sedimen
PENDAHULUAN
Perairan Kota Tangjungpinang meliputi beberapa wilayah seperti Dompak, Sei
Jang, Tanjung Unggat dan Sebauk. Perairan tersebut memiliki aktivitas seperti
pemukiman penduduk, galangan kapal, dan industri. Perairan Tanjungpinang
berada pada 0053’0”- 103’0”BT dan 104019’0”- 140028’0”LU.
Banyaknya aktivitas yang terjadi di sepanjang perairan Tanjungpinang
menimbulkan permasalah lingkungan khususnya lingkungan perairan. Aktivitas-
1
aktvitas tersebut menyumbang banyak unsur atau elemen yang dapat
menyebabkan pencemaran perairan seperti logam berat Timbal (Pb) dan Cadmium
(Cd).
Logam berat Pb dan Cd merupakan salah satu faktor pencemar yang memiliki
dampak negatif karena bersifat toksik atau racun dan dapat mengakibatkan
penurunan kualitas suatu perairan.
Logam berat yang masuk ke dalam perairan sebagian dapat terlarut dalam air,
sebagian akan tenggelam ke dasar perairan dan mengendap di sedimen dan
sebagian lagi akan masuk kedalam tubuh biota (Supriyanto dan Lelifraji 2009).
Penelitian mengenai logam berat Pb dan Cd pernah dilakukan oleh Bangun
(2005); Alim (2014); Arifin (2009); di beberapa wilayah Indonesia dengan
menganalisis sampel sedimen. Informasi yang diperoleh dari penelitian tersebut
masih bersifat umum, karena sampel yang dianalisis adalah sampel sedimen
secara keseluruhan (Bulk).
Disisi lain menurut Sudarso et al (2005), kandungan logam berat dalam
sedimen berkaitan dengan ukuran butiran sedimen dimana konsentrasi logam
berat tinggi terdapat pada sedimen yang memiliki area permukaan yang halus dan
relatif tingginya gaya elektrotatis dari permukaan partikel tersebut.
Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd
pada berbagai fraksi sedimen di Perairan Tanjungpinang dikarenakan ukuran
partikel sangat berpengaruh terhadap kandungan logam berat.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan logam
berat Pb dan Cd pada berbagai fraksi sedimen serta mengetahui kondisi umum
perairan Tanjungpinang.
2
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Oktober 2017, mulai dari
penyusunan proposal hingga penyusunan hasil. Pengambilan sampel dilakukan di
perairan Tanjungpinang, seperti Sei Jang, Dompak, Tanjung Unggat dan Sebauk.
Preparasi sampel atau persiapan sampel sebelum di uji dilakukan di Laboraturium
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan dan selanjutnya sampel akan diuji di
Laboraturium Kimia Fisika Air Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Kelas I Batam.
Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades (air bebas
mineral), asam nitrat (HNO3) pekat, aquaregia (HNO3 dan HCl), gas asitilen,
larutan induk Cu, larutan induk Zn,AAS, waterbath,Ekman grab, Cool box,
timbangan, ayakan bertingkat, oven, kertas saring, pipet volumetric, hotplate,
kantong sampel, kamera digital.
3
Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan secara clustering sampling, terdiri dari empat Stasiun.
Stasiun pertama yaitu Dompak stasiun kedua adalah Sei Jang, stasiun ketiga yaitu
Tanjung Unggat dan stasiun keempat berada di Sebauk.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel sedimen dilakukan diempat lokasi, masing-masing lokasi
memiliki tiga titik pengambilan sampel. Pengambilan sampel sedimen dan
pengecekkan arus, suhu dilakukan secara in situ, sedangkan pengecekkan, DO,
pH air dan sedimen dilakukan secara ex situ. Sampel sedimen menggunakan
Ekman Grab kemudian sampel dimasukkan kedalam plastik sampel.
Pengecekkan suhu menggunakan thermometer sedangkan pengecekkan DO dan
pHair menggunakanMultitaster YK – 2005W dan dilakukan sebanyak tiga kali
pengulangan pada setiap titik pengamatan.
Preparasi Fraksi Sedimen
Sampel sedimen dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 1050C dalam
jangka waktu 24 jam. Sampel sedimen kemudian dimasukkan kedalam ayakan
bertingkat untuk diayak hingga didapatkan ukuran masing-masing partikel
berdasarkan ukuran ayakan.
4
Gambar 4. Skema Preparasi Fraksi
Butir sedimen >2 mm
Butir sedimen 1 mm- 2 mm
Butir sedimen 0.5 mm- 1 mm
Butir sedimen 0.25 mm- 0.5
Butir sedimen 0.125 mm- 0.25 mm
Butir sedimen 0.063- 0.125
Butir sedimen <0.063Fraksi 1
Fraksi 2
Fraksi 3
Fraksi 4
Sebelum sampel sedimen dianalisis menggunakan AAS, sampel sedimen di
detruksi terlebih dahulu guna mendapatkan sampel sedimen berbentuk filtrat dan
tujuan dari detruksi agar penyerapan logam lebih cepat.
Konsentrasi Logam Berat dalam Sedimen
Untuk mengetahui konsentrasi sesungguhnya yang terdapat dalam logam berat
pada sedimen yaitu dengan melakukan perhitungan sebagai berikut :
Logam berat (mg /kg¿=CxVW
Dimana :C = Konsentrasi Logam Yang Diperoleh Dari Pembacaan AAS (mg/L)V = Volume Contoh Uji Yang Dianalisis Dengan AAS (mL)W = Berat Contoh (g)
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Ms. Excel untuk
melihat konsentrasi logam berat dalam fraksi sedimen kemudian ditabulasikan
dalam bentuk tabel dan diagramdan dibahas secara deskriptif. Data sedimen
tersebut dibandingkan dengan baku mutu Kanada yaitu CCME (2001).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Pb dalam Fraksi Sedimen
Pb merupakan logam berat yang sangat berbahaya, tidak hanya bagi biota
perairan, tetapi akan berdampak pada manusia yang memakannya apabila kadar
konsentrasi sudah melebihi batas yang ditentukan, (Rompas 2012).
5
Banyaknya aktivitas-aktivitas manusia yang dapat menimbulkan pencemaran
logam Pb diantaranya buangan limbah dari industri, kegiatan rumah tangga, dan
adanya aktivitas pelayaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Pb
memiliki nilai yang berbeda-beda dari setiap fraksi. Nilai konsentrasi Pb dapat
dilihat pada Gambar 5.
Dompak Sei jang Tanjung Unggat
Sebauk0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
FRAKSI 1FRAKSI 2FRAKSI 3FRAKSI 4
Stasiun
Log
am b
erat
[mg/
kg]
Gambar 5. Konsentrasi Pb [mg/kg] Pada Berbagai Fraksi Sedimen
Keberadaan logam berat sangat erat kaitannya dengan ukuran butir
sedimen.Berdasarkan hasil penelitian yang didapat tidak semua yang berada pada
fraksi halus memiliki konsentrasi logam yang tinggi namun ada pula yang berada
pada fraksi ukuran besar memiliki konsentrasi logam yang tinggi pula. Informasi
yangdisampaikan dari grafik diatas bahwa konsentrasi logam Pb pada stasiun
Dompak, nilai tertinggi berada pada fraksi 3 dengan konsentrasi sebesar 145.33
mg/kg dan terendah berada pada fraksi 1 yaitu 33.66 mg/kg. Sebauk memiliki
konsentrasi logam Pb tertinggi berada pada fraksi 1 yaitu dengan nilai 267.33
mg/kg dan nilai terendah berada pada fraksi 2 yaitu 251.66 mg/kg. Sei Jang
6
memiliki konsentrasi terendah berada pada fraksi 3 yaitu 259 mg/kg dan
konsentrasi tertinggi berada pada fraksi 1 yaitu 295.33 mg/kg. Stasiun
pengamatan Tanjung Unggat memiliki konsentrasi tertinggi berada pada fraksi 2
yaitu 371.33 mg/kg dan konsentrasi terendah berada pada fraksi 3 yaitu 334.33
mg/kg.
Stasiun Tanjung Unggat memiliki konsentrasi logam paling tinggi bila
dibandingkan dengan stasiun pengamatan lainnya karena Tanjung Unggat
merupakan jalur lintas kapal yang cukup padat dan sering dijadikan tempat
bersandarnya kapal serta ditambah lagi dengan kegiatan yang cukup banyak mulai
dari industri, domestik dan juga antropogenik dibandingkan dengan stasiun
pengamtan lainnya.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Kinasih et al
(2015), bahwa daerah yang merupakan jalur lintas kapal banyak mengandung
logam berat Pb.
Rochyatun et al (2006), dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan Pb
dapat meningkat karena adanya aktivitas nelayan dan bahan bakar pada kapal
yang mengahasilkan buangan berupa Pb.
Lebih lanjut Sagala et al (2014), juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa
kandungan Pb tertinggi dari beberapa stasiun pengamatan diperkirakan karena
adanya pengaruh transportasi kapal dan stasiun pengamatan tersebut merupakan
alur pelayaran.
Tanjung Unggat dan Sei Jang memiliki hasil konsentrasi logam yang sesuai
dengan pernyataan Sahara (2009), bahwa semakin kecil ukuran partikel maka
penyerapan logam semakin besar.
7
Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Maslukah (2013), bahwa sedimen yang
mempunyai ukuran butir halus lebih mudah mengikat logam.
Arifin dan Fadhlina (2009), juga menyatakan bahwa secara umum sedimen
yang memiliki ukuran butir yang lebih halus mudah mengalami penyerapan logam
dibandingkan dengan ukuran butir yang lebih besar.
Dompak dan Sebauk memiliki hasil konsentarsi logam yang tinggi pada fraksi
yang berukuran besar sedangkan pada umumnya konsentrasi logam yang tinggi
berada pada fraksi berukuran kecil sebagaimana hasil yang didapati oleh stasiun
Sei Jang dan Sebauk.
Hasil penelitian yang didapati dari Dompak dan Sebauk sama halnya yang
dikemukakan oleh Parizanganeh (2007), bahwa konsentrasi logam berat tinggi
banyak terdapat pada fraksi berukuran besar.
Menurut Rachman (2008), Adapun faktor yang dapat mempengaruhi ukuran
butir sedimen ialah mekanisme transport material sedimen yang akan menentukan
variasi pengendapan yang terjadi. Ukuran butir sedimen dari semua stasiun
penelitian tidak terlepas dari adanya faktor lingkungan sekitarnya yang dapat
membantu pembentukkan sedimen salah satunya komponen yang berasal dari
daratan yang dapat masuk ke perairan hingga lama kelamaan akan terbentuknya
sedimen.
Tingginya konsentrasi logam Pb di semua titik stasiun diperkirakan karena
banyaknya beban masukkan yang berasal dari berbagai aktivitas seperti
banyaknya rumah-rumah penduduk, galangan kapal, bongkar muat kapal yang
disertai adanya air ballast kapal, dan aktivitas lainnya yang dapat memicu
8
meningkatnya konsentrasi logam berat terutama Pb di sekitar stasiun pengambilan
sampel.
Sejalan dengan pernyataan Tilaar (2014), bahwa logam berat yang berada di
perairan dapat berasal dari aktivitas manusia seperti limbah rumah tangga, hasil
buangan industri, pertambangan, pertanian dan aktivitas lainnya yang lama
kelamaan dapat terakumulasi dalam sedimen salah satunya adalah jenis logam
berat Pb.
Konsentrasi Pb pada semua fraksi yang berasal dari keempat stasiun bila
dibandingkan dengan baku mutu Kanada (CCME) sudah melebihi standarisasi
baku mutu yaitu 35.0 mg/kg. Berdasarkan perbandingan sesuai pedoman tersebut,
logam Pb pada keempat stasiun pengamatan mulai beresiko untuk kualitas
lingkungan di sekitarnya.
Konsentrasi Cd dalam Fraksi Sedimen
Hasil analisis sampel dari keempat stasiun, Dompak, Sei Jang, Tanjung Unggat
dan Sebauk hampir keseluruhan konsentrasi nilai Cd <LOD yang hanya dapat
mendeteksi konsetrasi logam diatas 0,0044mg/L dan nilai <LOQ yaitu
0,015mg/L.
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.2000.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600f(x) = 0.553876923076923 x + 0.0062523076923077R² = 0.999744021975141
konsentrasi (ppm)
Gambar 6. Kurva Kalibrasi Logam Cd
9
Berdasarkan hasil pembacaan kurva dari Gambar 6 tersebur maka dapat
diasumsikan bahwa kandungan Logam Cd yang berada di sedimen masih berada
dibawah ambang batas dan diperkirakan bahwa logam Cd masih dalam keadaan
alamiah dan diperkirakan sedikitnya kandungan logam Cd di Perairan yang
dijadikan stasiun pengamatan.
Menurut Palar (2008), bahwa rendahnya kandungan logam berat Cd dapat
diperkirakan karena mineral CdS jarang ditemukan di alam.
Darmono (1995), juga mengatakan bahwa pada dasarnya logam Cd ada di
alam namun logam Cd biasanya bercampur dengan logam lain seperti logam Pb
dan Zn.
Kualitas Perairan
Tabel 6. Kualitas Perairan
Satuan Dompak Sei Jang Tanjung Unggat Sebauk Baku Mutu
Kepmen LHDO (mg/L) 7.21 7,45 7.47 7,43 >5 mg/L
Suhu(oC) 32.66 30,33 30,55 30,66 28-30oC
Arus (cm/Sec) 3,62 12,8 11.7 5,22 -
pH Air 8.22 8,02 7,60 7,21 7-8.5
pH Sedimen 7.56 7,29 7,28 7,33 -
Angin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan arus
permukaan, (Ma’rifah et al. 2016).
Arus juga merupakan faktor kekuatan utama yang menentukan arah dan
sebaran sedimen, (Putri 2014). Arus pada stasiun Tanjung Unggat lebih tinggi bila
dibandingkan dengan stasiun lainnya yaitu bernilai 12.8 cm/Sec.
Tingginya arus yang terjadi pada stasiun Tanjung Unggat ini diduga sebagai
penyebab tingginya konsentrasi logam berat Pb bila dibandingkan dengan
10
stasiunpengamatan lainnya. Menurut Nontji (2007), bahwa kecepatan arus yang
tinggi dapat menyebakan terjadinya pengadukkan sedimen.
Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang penting dalam lingkungan
perairan. Suhu terendah terdapat pada stasiun Sei Jang dengan nilai 30.330C dan
suhu tertinggi berada pada stasiun Dompak dengan nilai 32.660C. Tingginya suhu
pada stasiun Dompak ini diperkirakan bahwa pada saat pengambilan data suhu
dilakukan siang hari saat matahari sedang pada puncaknya sehingga suhu
menunjukkan nilai yang cukup tinggi.
Nilai pH dari semua stasiun pengamatan yang mendapati nilai tertinggi ialah
stasiun Dompak dengan nilai 8.22 dan nilai terendah berada pada stasiun
pengamatan Sebauk yaitu 7.21.
Menurut Asri et al (2010), semakin tinggi nilai pH (basa) maka konsentrasi
logam akan rendah. Pernyataan ini sesuai dengan hasil yang didapati oleh stasiun
Dompak karena Dompak memiliki konsentrasi logam yang paling rendah bila
dibandingkan dengan stasiun pengamatan lainnya. Nilai pH yang diperoleh tetapi
masih dalam standar baku mutu KepMen LH. pH sedimen dari semua stasiun
pengamatan yang mendapati nilai terendah berada pada Tanjung Unggat dan nilai
tertinggi berada pada Dompak dengan nilai 7.28 dan 7.56.
Pengukuran parameter lainnya ialah DO. Nilai DO terendah terdapat pada
stasiun Dompak yaitu 7.21 mg/L. Rendahnya nilai DO pada stasiun Dompak bila
dibandingkan dengan ketiga stasiun pengamatan lainnya diperkirakan akibat
rendahnya konsentarsi logam berat yang diperoleh dari stasiun ini.
Parameter perairan yang telah diukur dari penelitian ini bila dibandingkan
dengan baku mutu KepMen LH Nomor 51 Tahun 2004 memiliki nilai yang masih
11
baik untuk suatu lingkungan perairan, tetapi ada satu parameter yang
menunjukkan nilai sangat tinggi yaitu suhu pada stasiun Dompak karena
diperkirakan pengambilan data dilakukan pada saat matahari sedang pada
puncaknya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillahi robilalamin, puji syukur atas karunia Allah yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Agung Dhamar Syakti., DEA dan Ibu Fadhliyah Idris, S.Pi., M.Si
selaku Pembimbing.
2. Keluarga tercinta ( Bapak Nurdin, ibu Darmi, Nurdaini Fitri dan Yulifrizal,
S.Si., M.Si ) atas segala dukungannya baik doa maupun materil yang tidak
ternilai harganya.
3. Teman-teman seperjuangan ( Suteri, Reny Elfita, Azzah Zaizafun Syaikah,
Wira Agung Lesmono, Nazfar Tital, serta Liya dan Anggi Apriyana yang
selalu mendungkung melalui doa )
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z., Fadhlina, D. 2009. Fraksinasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, dan Zn dalam
Sedimen dan Bioavailabilitasnya Bagi Biota di Perairan Teluk Jakarta. Jurnal
Ilmu Kelautan. 14 (1), 27-32
Asri, N. P., Abadi, R., Hasmawati, A., Mubarok, S. A. 2010. Penurunan Kadar
Logam Berat limbah Cair Industri Emas di Surabaya. Jurnal Teknik Indonesia.
9 (2), 55-61
Bangun, J. M. 2005. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd)
Dalam Air, Sedimen dan Organ Tubuh Ikan Sokong (Triacanthus nieuhofi) di
Perairan Ancol Teluk Jakarta. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, UI Press.
12
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku
Mutu Air Laut
Kinasih, A. R. N., Purnomo, P. W., Ruswahyuni. 2015. Analisis Hubungan
Tekstur Sedimen dengan Bahan Organik Logam Berat (Pb dan Cd) dan
Makrozoobentos di Sungai Betahlawang Demak. Journal of Maquares
Management of Aquatic Resources. 4 (3), 99-107
Maslukah, L. 2013. Hubungan Antara Konsentrasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn
dengan Bahan Organik dan Ukuran Butir dalam Sedimen di Estuari Banjir
Kanal Semarang. Buletin Oseanografi Marina. 2: 55-62
Ma’rifah, A., Siswanto, A.D., Romadhon, A. 2016. Karateristik dan Pengaruh
Arus Terhadap Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Sedimen di Perairan
Kalianget Kabupaten Sumenap. Prossiding Seminar Nasional, Kelautan, 82-88.
Nontji, A., 2007. Laut Nusantara. Djembatan. Jakarta
Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta
Rochyatun, E., Kaisupy, M.T., Rozak, A. 2006. Distribusi Logam Berat dalam Air
dan Sedimen di Perairan Muara Cisadane. Makara Sains. 10 (1), 35-40
Rompas, R. M. 2010. Toksikologi Kelautan. PT. Walaw Bengkulen. Jakarta
Parizanganeh, A. 2008. Grain Size Effect on Trace Metals in Contaminated
Sediments Along the Iranian Coast of the Caspian Sea. Proccedings Of
Taal2007 World Lake Conference, 329-336
Putri, Z. L., Sri Y. W., Maslukah, L. 2014. Studi Sebaran Kandungan Logam
Berat Timbal (Pb) dalam Air Dan Sedimen Dasar di Perairan Muara Sungai
Manyar Kebupaten Gresik, Jawa Timur. Jurnal Oseanografi. 3(4), 589-595
13
Sagala, S. L., Bramawanto, R., Kuswardani, A. R. T. D., Pranowo, W. S. 2014.
Distribusi Logam Berat di Perairan Natuna. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis. 6 (2), 297-310
Sahara, E. 2009. Distribusi Pb dan Cu pada Berbagai Ukuran Partikel Sedimen di
Pelabuhan Benoa. Jurnal Kimia. 3 (2): 75-80
Sudarso, Y., Yoga, G. P., Suryono, T. 2005. Kontaminasi Logam Berat di
Sedimen: Studi Kasus Pada Waduk Saguling Jawa Barat. Manusia dan
Lingkungan. 12 (1), 28-42
Supriyanto., Lelifraji. 2009. Analisis Logam Berat Pb dan Cd dalam Sampel Ikan
dan Kerang Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Rekayasa Kimia
dan Lingkungan. 7 (1), 5-8
Tilaar, S. 2014. Analisis Pencemaran Logam Berat di Muara Sungai Tondano dan
Muara Sungai Sario Manado Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax 2(1): 32-39
14