SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152...

87
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA BANJIR BANDANG DI PASAR GOMPONG NAGARI KAMBANG BARAT KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN SKRIPSI WELIATI NPM. 11070152 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

Transcript of SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152...

Page 1: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

1

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA BANJIR

BANDANG DI PASAR GOMPONG NAGARI KAMBANG BARAT

KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

SKRIPSI

WELIATI

NPM. 11070152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

Page 2: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

2

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA BANJIR

BANDANG DI PASAR GOMPONG NAGARI KAMBANG BARAT

KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

WELIATI

NPM. 11070152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

Page 3: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

3

Page 4: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

4

Page 5: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

5

Page 6: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

6

ABSTRAK

Weliati (11070152), Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Banjir

Bandang Di Pasar Gompong Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.

Skripsi mengkaji tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca

banjir bandang di Pasar Gompong Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan. Banjir bandang yang terjadi pada tahun 2011

memberikan perubahan terhadap kehidupan masyarakat Nagari Kambang Barat

baik perubahan yang positif maupun negatif. Tujuan penelitian dalam penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi ekonomi masyarakat korban banjir

pasca banjir bandang di Nagari kambang Barat Kecamatan Lengayang kabupaten

Pesisir Selatan.

Teori yang digunakan yaitu teori Pilihan Rasional Coleman. Pilihan itu

sendiri didasarkan pada faktor-faktor yang menguntungkan perseorangan tersebut

(Ritzer, 2007: 391). Informan penelitian diambil secara purposive, yaitu

masyarakat korban banjir bandang tahun 2011 di Pasar Gompong dan tokoh

masyarakat Nagari Kambang Barat. Jenis data adalah data primer berasal dari

wawancara dengan informan dan data sekunder yang diperoleh dari referensi yang

relevan. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.

Analisis data dilakukan dengan teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data dan menarik kesimpulan.

Hal ini menunjukkan bahwa banjir bandang yang terjadi memberikan

perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat korban banjir. Sebelum

terjadi banjir bandang pada umumnya mata pencaharian masyarakat Pasar

Gompong yaitu pedagang, nelayan, dan wisata. banjir bandang yang terjadi

mengakibatkan banyak rumah masyarakat yang hancur sehingga masyarakat tidak

dibolehkan lagi untuk tinggal di tempat tersebut. Hal ini mempengaruhi kondisi

ekonomi masyarakat korban banjir, antara lain (1) perubahan mata pencaharian

(2) pendapatan berkurang (3)relokasi masyarakat. Dengan pindahnya masyarakat

ke tempat yang baru membuat masyarakat kesulitan dalam mendapatkan tempat

untuk bekerja dan pendapatan masyarakat berkurang dibandingkan dengan

sebelumnya.

i

Page 7: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Banjir Bandang di Pasar

Gompong Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir

Selatan”.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Sumatera Barat. Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis

telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab

itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan yang setulusnya kepada:

1. Ibu Dian Kurnia Anggreta, M. Si sebagai pembimbing I dan Ibu Yuhelna, MA

sebagai pembimbing II, yang telah mengorbankan sebagian waktu untuk

membimbing dan memberi arahan dengan sabar kepada peneliti sehingga

penulisan skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

2. Tim penguji ujian skripsi Bapak Rio Tutri, M. Si, Ibu Sri Rahmadani, M. Si,

Bapak Irwan, S. Pd, M. Si yang telah memberikan saran kepada peneliti

sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Maihasni, M. Si selaku Ketua Prodi dan Ibu Marleni, M. Pd selaku

Sekretaris Prodi Sosiologi yang telah memberikan jadwal untuk seminar

hingga ujian skripsi ini dilaksanakan.

ii

Page 8: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

8

4. Ibu Dr. Zusmelia, M. Si selaku Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat Padang

beserta staf dan karyawan.

5. Bapak H. Nurlison selaku Wali Nagari kambang barat yang telah mengizinkan

peneliti untuk melakukan penelitian terhadap masyarakat Nagari Kambang

Barat dan seluruh informan penelitian yang telah memberikan informasi untuk

penyelesaian skripsi ini ketika penelitian.

6. Ayah dan Ibu tercinta, kakak, adik dan family yang telah membantu penulis

baik berupa moril maupun materil, do’a serta motivasi kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pendidikan sarjana dan penulisan

skripsi ini.

7. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan penulis mengharapkan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis.

Padang, 01 Februari 2016

Penulis

iii

Page 9: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Teoritis ..................................................................... 7

2.2 Penjelasan Konseptual ................................................................. 8

2.3 Penelitian Relevan ....................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Dan Tipe Penelitian .................................................. 16

3.2 Informan Penelitian ..................................................................... 17

3.3 Jenis Data Penelitian .................................................................... 18

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 18

3.5 Unit Analisis ................................................................................ 21

3.6 Analisis Data ............................................................................... 22

3.7 Lokasi Penelitian ......................................................................... 24

3.8 Jadwal Penelitian ......................................................................... 24

3.9 Defenisi Operasioanl ................................................................... 26

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis ......................................................................... 27

4.1.1 Luas Wilayah dan Batas Wilayah ....................................... 27

4.1.2 Topografi Wilayah .............................................................. 28

4.1.3 Orbitasi ............................................................................... 28

4.2 Kependudukan .............................................................................. 29

4.2.1 Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian ......................... 29

4.2.2 Tingkat Pendidikan ............................................................. 30

4.2.3 Kehidupan Agama .............................................................. 32

iv

Page 10: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

10

4.2.4 Kehidupan Sosial Masyarakat ............................................ 33

4.2.5 Tingkat Perekonomian Masyarakat .................................... 34

BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Banjir Bandang di Nagari Kambang Barat ..... 35

5.2 Kerugian Yang Dialami Masyarakat Pasca Banjir Bandang ........ 42

5.3 Kondisi Ekonomi Masyarakat Pasca banjir Bandang ................... 46

5.3.1 Pendapatan Berkurang ........................................................ 50

5.3.2 Perubahan Mata Pencaharian ............................................. 54

5.3.3 Upaya Relokasi masyarakat ............................................... 56

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ................................................................................... 63

6.2 saran .............................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA

v

Page 11: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

11

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Jumlah Kerusakan Akibat Banjir Bandang di Pasar Gompong

Tahun 2011 ................................................................................................. 3

3.1.Jadwal Penelitian ........................................................................................... 25

4.1. Jumlah Kampung di Nagari Kambang Barat ............................................... 27

4.2. Penggunaan Lahan di Nagari Kambang Barat ............................................. 28

4.3. Jumlah Penduduk Nagari kambang Barat .................................................... 29

4.4. Mata Pencaharian Pokok Masyarakat di nagari Kambang Barat ................. 30

4.5.Masyarakat Nagari Kambang Barat Berdasarkan Pendidikan tahun2014 .... 31

4.6.Tingkat Perekonomian Masyarakat Nagari Kambang Barat ........................ 34

5.1. Kejadian Banjir di Nagari Kambang Barat Tahun 2007-2014..................... 35

5.2. Rumah Yang Hancur Akibat Banjir Bandang Tahun 2011 di

Pasar Gompong Nagari Kambang Barat ...................................................... 41

vi

Page 12: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman wawancara ...................................................................................... 67

2. Informan penelitian ........................................................................................ 69

3. Dokumentasi gambar ......................................................................................70

vii

Page 13: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Skema Model Analisis Data Interaktif Model Milles dan Huberman.......... 22

viii

Page 14: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kerawanan tinggi

terhadap berbagai ancaman bencana alam. Bencana alam banjir, tanah longsor,

dan degradasi lahan memiliki frekuensi kejadian yang sangat tinggi di Indonesia.

Posisi geografis di daerah tropis terletak antara dua benua dan dua samudera. Pada

pola iklim terjadi pergiliran teratur seperti bergantinya musim hujan dan musim

kemarau, jika terjadi gangguan tropis, sering timbul cuaca ekstrem yang dapat

memicu terjadinya bencana alam (Hermon, 2012: 40).

Bencana alam banjir di Indonesia tampaknya dari tahun ke tahun memiliki

kecenderungan meningkat, begitu juga bencana banjir yang setiap tahun terjadi di

seluruh penjuru tanah air. Kecenderungan meningkatnya bencana banjir di

Indonesia tidak hanya luasnya saja melainkan kerugiannya juga ikut bertambah

pula. Jika dahulu bencana banjir hanya melanda kota-kota besar di Indonesia,

akan tetapi pada saat sekarang ini bencana tersebut telah melanda dan merambah

sampai ke pelosok tanah air (Hermon, 2012: 40).

Banjir selalu dikaitkan dengan sungai. Banjir terjadi apabila debit air yang

mengalir melalui bagian penampung sungai tidak tersalurkan dan tertampung

sampai lembah aliran sungai. Tidak tersalurkannya air sungai dengan baik

disebabkan oleh badan sungai yang semakin sempit karena didesak permukiman

warga (Sukandarrumidi, 2010: 141).

1

Page 15: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

2

Bencana banjir adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, yang disebabkan oleh

meluapnya air sungai, yang disebabkan oleh faktor alamiah akibat rusaknya

Buffer zone pada kawasan upper DAS (daerah aliran sungai). Sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis (Hermon, 2012: 36). Secara umum banjir

merupakan peristiwa tergenangnya daratan yang disebabkan oleh berkurangnya

kemampuan saluran air dalam menampung volume air. Luapan air sungai tersebut

akan merusak kondisi lingkungan yang berada di sekitar alur sungai. Apabila di

sekitar alur sungai banyak dimanfaatkan oleh manusia, seperti untuk persawahan

maupun permukiman, maka akan mengakibatkan kerugian yang tinggi.

Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia.

Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya

peningkatan yang cukup tinggi. Kejadian bencana banjir tersebut sangat

dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang di atas normal dan adanya

pasang naik air laut. Di samping itu faktor ulah manusia juga berperan penting

seperti penggunaan lahan yang tidak tepat, pembuangan sampah ke dalam sungai,

pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.

Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah yang rawan

terhadap bencana banjir, salah satu daerah rawan bencana banjir adalah

Kecamatan Lengayang terutama di Nagari Kambang Barat. banjir terjadi setiap

tahun, terutama pada musim penghujan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

dengan Bapak Agusman, 47 tahun, masyarakat Nagari Kambang Barat yang

Page 16: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

3

menyatakan bahwa banjir telah terjadi sejak tahun 2000, tetapi tidak menimbulkan

kerugian bagi masyarakat, banjir yang terjadi hanya mengakibatkan terendamnya

rumah penduduk, kemudian air menyusut dengan cepat. Sejak tahun 2007

kejadian banjir sudah mulai berangsur-angsur besar, banjir terjadi setiap tahun

umumnya terjadi setiap musim penghujan dan menggenangi daerah hilir Batang

Kambang, tetapi tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan terhadap rumah

penduduk. Namun banjir yang terjadi pada tahun 2011 mengakibatkan kerugian

bagi masyarakat Pasar Gompong.

Banjir yang terjadi pada tanggal 03 November 2011 merupakan banjir

bandang, yang mengakibatkan kerugian dan kerusakan terhadap rumah

masyarakat Pasar Gompong Nagari Kambang Barat. Sebelumnya di Pasar

Gompong sudah pernah terjadi banjir yaitu pada tahun 2006, 2008 dan 2011.

Banjir pada tahun 2006 dan 2008 hanya mengakibatkan terendamnya rumah

masyarakat tetapi tidak mengalami kerugian, namun banjir yang terjadi pada

tahun 2011 mengakibatkan kerugian dan kerusakan terhadap rumah masyarakat.

Tabel 1.1

Kerusakan Akibat Banjir Bandang di Pasar Gompong Tahun 2011

No Jenis kerusakan Jumlah kerusakan

1 Rumah yang hanyut akibat banjir 24 rumah

2 Rumah rusak berat 4 rumah

3 Rumah rusak sedang 16 rumah

4 Rumah rusak ringan 12 rumah

5 Pondasi rusak 2 buah

6 Sarana prasarana umum 1 buah

Sumber: Profil Nagari Kambang Barat, 2014

Berdasarkan tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa kerusakan yang terjadi

akibat banjir tersebut adalah: 24 rumah hancur, 4 rumah rusak berat berupa

Page 17: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

4

kerusakan dinding dan lantai rumah serta tidak dapat ditempati lagi, 16 rumah

rusak sedang karena terkepung air tetapi dapat ditempati lagi setelah banjir surut

dan 12 rumah rusak ringan serta 2 buah pondasi rusak. Kerugian tersebut

melibatkan 176 orang terdiri dari 56 KK serta 1 buah sarana umum rusak. Setelah

banjir surut, hanya 28 KK yang dapat menempati rumah mereka kembali,

sedangkan 28 KK tidak dapat menempati rumah mereka lagi (Profil Nagari

Kambang Barat, 2014).

Lebih lanjut, Bapak Agusman menyatakan bahwa potensi banjir ini

membahayakan bagi penduduk, hal ini dibuktikan dengan terjadinya banjir

bandang di Nagari Kambang Barat pada tanggal 03 November 2011. Rumah yang

rusak dan hanyut di Pasar Gompong umumnya rumah permanen yang diakibatkan

oleh struktur bangunan yang tidak tahan arus air (banjir). Sedangkan bangunan

yang ada di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang umumnya berupa

perumahan penduduk yang tidak tahan banjir.

Sebelum banjir bandang melanda Pesisir Selatan, sebagian besar penduduk

Pesisir Selatan bergantung pada sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan

perdagangan. Sementara sumber daya potensial lainnya adalah pertambangan,

perkebunan dan pariwisata, terutama di Nagari Kambang Barat Kecamatan

Lengayang pada umumnya masyarakat yang tinggal di Nagari Kambang Barat

adalah nelayan, pedagang dan wisata. Pasca banjir pada hari Kamis 03 November

2011 jam 19.00 malam hingga 02.00 WIB membuat daerah sebagian Pesisir

Selatan hancur dan porak-poranda. Tingkat kerusakan akibat banjir bandang yang

terjadi di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir

Page 18: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

5

Selatan dengan ketinggian air 0,5- 1,5 meter dan di perparah dengan meluapnya

air laut.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, pada saat terjadi banjir

terdapat banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat, tidak hanya korban harta

namun juga korban jiwa. Dilihat dari segi material, banjir tidak hanya

mengakibatkan rumah rusak namun mengakibatkan rumah tersebut tidak bisa

ditempati lagi dan ada yang hanyut terbawa arus. Sedangkan dilihat dari korban

jiwa tidak hanya mengalami luka-luka bahkan ada yang meninggal dunia.

Kerugian akibat banjir bandang berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi

masyarakat korban banjir. Rumah yang hanyut dan rusak berat akibat banjir tidak

dapat ditempati lagi sehingga masyarakat pindah ke tempat yang jauh dari daerah

rawan bencana. Hal ini juga menyebabkan perubahan terhadap mata pencaharian

masyarakat korban banjir.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang kondisi ekonomi masyarakat pasca bencana banjir. Maka judul dari

penelitian ini adalah: “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Banjir

Bandang di Pasar Gompong Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan”.

1.2 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

Banjir mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, hal ini mempengaruhi

kondisi ekonomi masyarakat korban banjir. Berdasarkan permasalahan ini, penulis

membatasi tentang Kondisi Ekonomi Masyarakat Korban Banjir Pasca Banjir

Bandang di Pasar Gompong Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang

Page 19: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

6

kabupaten Pesisir Selatan. berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan

masalah penelitian adalah “Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat pasca

banjir bandang di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten

Pesisisr Selatan”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah mendeskripsikan perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca banjir

bandang di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir

Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara akademik: Menambah khasanah pengetahuan khususnya pada

sosiologi ekonomi, serta bermanfaat untuk peneliti selanjutnya yang ingin

meneliti mengenai masalah ini.

2. Secara praktis: Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat dan

pemerintah dalam mengambil kebijakan mengenai kondisi ekonomi pasca

banjir bandang di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten

Pesisir Selatan.

Page 20: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Teoritis

Teori pilihan rasional ini dikemukakan oleh James S. Coleman,

menyatakan bahwa “tindakan perseorangan mengarah kepada tujuan dan tujuan

itu (dan juga tindakan) ditentukan oleh nilai atau pilihan. Pilihan itu sendiri

didasarkan pada faktor-faktor yang menguntungkan perseorangan tersebut. Para

penumpang tentunya akan lebih memilih angkutan umum yang lebih murah, cepat

dan nyaman untuk mereka gunakan dalam menjalankan aktivitasnya (Ritzer,

2007: 391).

Secara umum dalam teori pilihan rasional Coleman ini membahas tentang

prilaku aktor pada saat berinteraksi. Pada proses interaksi tesebut itulah terdapat

pertimbangan mengenai imbalan, pengorbanan dan keuntungan. Ketiga aspek

tersebut menjadi landasan utama manusia dalam berinteraksi. Di samping itu,

Coleman juga menambahkan bahwa individu bersifat hedonis yang mengalami

kapuasan sampai derajat yang berbeda-beda dari hasil berbagai macam peristiwa,

perolehan atau pemakaian macam-macam sarana. Pengharapan akan kepuasan

tersebut mendorong individu atau aktor untuk bertindak dengan maksud

meningkatkan kepuasan tersebut.

Merujuk pada permasalahan bencana banjir membuat masyarakat mencari

cara untuk mengatasi bencana banjir tersebut. Hal ini menunjukkan adanya

aktivitas dari masyarakat dalam menghindari bencana banjir. Dari pemikiran

tersebut, Coleman mulai menyusun suatu pemikiran mengenai teori pilihan

7

Page 21: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

8

rasional, yang dipengaruhi oleh Weber mengenai pemikiran protetanisme dan

kapitalisme. Dimana bagi Weber seorang individu memahami mengapa orang

bertindak dengan cara tertentu, yang mengimplikasikan bahwa individu tersebut

memahami tujuan yang dimaksud dan bagaimana tindakan tersebut dipandang

sebagai hal yang memberikan kontribusi terhadap tujuannya.

Peneliti menggunakan teori ini karena dalam teori pilihan rasional sudah

dijelaskan bahwa aktor melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai suatu tujuan

dengan pilihan-pilihan tertentu, aktor disini adalah masyarakat korban banjir

bandang, dimana masyarakat korban banjir melakukan tindakan untuk pindah dari

daerah rawan bencana ke tempat yang jauh dari daerah rawan bencana, tindakan

yang dilakukan tersebut bertujuan apabila terjadi bencana banjir masyarakat

tersebut tidak mengalami kerugian lagi.

2.2 Penjelasan Konseptual

2.2.1 Perubahan Sosial

perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga

kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya.

Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai

himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur

masyarakat lainnya (Soekanto, 2012: 374).

2.2.2 Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya. Berdasarkan pengertian

Page 22: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

9

diatas keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi

seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas jenis tempat tinggal (Soekanto,

2012: 376).

Kemudian pengertian sosial adalah istilah yang mengacu pada kualitas

interaksi saling berhubungan yang sifatnya timbal balik. Sedangkan ekonomi

adalah aktivitas dari produksi, distribusi dan konsumsi terhadap manfaat sumber-

sumber daya materi. Istilah sosial adalah sesuatu hal yang berkaitan dengan

masyarakat, memuaskan kebutuhan dan keinginan materialnya sambil

memperhatikan bahwa sarana yang dapat mereka pergunakan memaksa mereka

mengadakan suatu pilihan.

Ekonomi merupakan kata serapan dari bahasa inggris, yaitu economy.

Sementara kata economy itu sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu oikonomike

yang artinya pengelolaan rumah tangga. Yang dimaksud dengan ekonomi sebagai

pengelola rumah tangga adalah suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan

pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya rumah

tangga yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan

kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing (Damsar, 2009: 9-10).

Kondisi sosial ekonomi adalah keadaan atau situasi individu dalam

melakukan tindakan dan interaksi dengan lingkungan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan hidup. Tindakan sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat Pasar Gompong Nagari Kambang

Barat.

Page 23: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

10

2.2.3 Bencana Banjir

b. Definisi

Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah

atau daratan karena volume air yang meningkat (BNPB, 2011). Banjir yaitu

genangan yang ditimbulkan oleh meluapnya aliran sungai, sedangkan

genangan adalah tertahannya aliran air permukaan akibat tidak berfungsinya

drainase. Banjir dan genangan tersebut sama-sama melanda daerah

permukiman penduduk sehingga menimbulkan kerugian harta maupun jiwa

(Prasetyo, 2009: 17).

Banjir dalam pengertian umum adalah debit aliran air sungai dalam

jumlah yang tinggi, atau debit aliran air di sungai secara relatif lebih besar dari

kondisi normal akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu

terjadi secara terus menerus, sehingga air tersebut tidak dapat ditampung oleh

alur sungai yang ada, maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah

sekitarnya (Peraturan Dirjen RLPS No.04 tahun 2009).

Menurut dinas pengelolaan Sumber Daya Air (2005) banjir adalah

meluapnya air pada palung sungai, saluran drainase kota maupun saluran

drainase pemukiman karena kapasitas tampungnya tidak mencukupi sehingga

menggenangi daerah sekitar yang kerendahan. Banjir adalah peristiwa

terbenam dan tergenangnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air

yang meningkat. Selain itu banjir juga dapat didefinisikan sebagai aliran air

sungai yang mengalir yang melampaui kapasitas tampung sungai, dengan

demikian aliran sungai tersebut melewati tebing sungai dan menggenangi

Page 24: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

11

daerah sekitar (Asdak, 1995: 474). Sedangkan banjir bandang adalah banjir

yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan

terbendungnya aliran sungai pada alur sungai (BNPB, 2011).

c. Jenis-jenis banjir

Menurut Kumpulan Referensi Menghadapi Bencana Provinsi Sumatera

Barat (2010: 11-12). Banjir dapat dibagi secara umum, yaitu:

1. Banjir biasa adalah banjir yang terjadi akibat curah hujan yang terlalu

tinggi.

2. Banjir sedang adalah banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi

bersamaan dengan naiknya air dari sungai atau disebut pasang naik.

3. Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba atau tidak di

sangka-sangka air telah memenuhi permukiman warga, yang disebabkan

oleh hujan deras ditambah air sungai naik serta tersumbatnya semua aliran

air sungai akibat banyaknya sampah yang menumpuk.

4. Banjir kecelakaan adalah banjir yang terjadi karena curah hujan yang turun

tinggi atau banyak, air sungai yang naik, aliran air tersumbat dan ditambah

bobolnya tanggul pengairan atau bendungan air yang tidak mampu menahan

air yang banyak.

Berdasarkan jenis banjir diatas, maka banjir yang terjadi di Pasar

Gompong Nagari Kambang Barat tahun 2011 termasuk jenis banjir bandang.

Banjir di Nagari Kambang Barat umumnya terjadi 1 kali dalam setahun, yang

disebabkan oleh gundulnya hutan dibagian hulu serta hilangnya kawasan

Page 25: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

12

tangkapan air dibagian hilir sungai sehingga mengakibatkan daerah tersebut

rawan terhadap banjir.

d. Kriteria Kerusakan Akibat Banjir

Menurut BNPB 2011, beberapa kriteria kerusakan akibat banjir, yaitu:

1. Rusak berat

Kriteria kerusakan yang mengakibatkan bangunan roboh atau

sebagian besar komponen struktur rusak, contoh:

1) Bangunan roboh total atau sebagian besar struktur utama bangunan

rusak

2) Sebagian besar dinding dan lantai bangunan bendung atau dam patah

3) Sebagian besar tanggul jebol atau putus

4) Saluran pengairan tidak dapat berfungsi

2. Rusak sedang

Kriteria kerusakan yang mengakibatkan sebagian kecil komponen

struktur rusak dan komponen penunjang rusak namun bangunan masih tetap

berdiri, contoh:

1) Sebagian kecil struktur utama bangunan rusak

2) Sebagian besar pintu-pintu air dan komponen penunjang lainnya rusak

3) Saluran pengairan terputus

3. Rusak ringan

Kriteria kerusakan yang mengakibatkan sebagian komponen struktur

retak (struktur masih bisa digunakan) dan bangunan masih tetap berdiri,

contoh:

Page 26: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

13

1) Sebagian kecil struktur bangunan rusak ringan

2) Retak-retak pada dinding plasteran

3) Sebagian kecil pintu-pintu air dan komponen penunjang lainnya rusak

4) Saluran pengairan masih bisa digunakan.

2.2.4 Relokasi pasca bencana banjir

Relokasi adalah pemindahan suatu tempat menuju tempat yang baru.

Sedangkan dalam Kamus Indonesia relokasi diartikan membangun kembali

perumahan, harta kekayaan, termasuk tanah produksi dan prasarana umum di

lokasi atau lahan lain. Dalam relokasi adanya objek dan subjek yang terkena

dampak dalam perencanaan dan pembangunan lokasi.

Lokasi dan kualitas tempat relokasi baru adalah faktor penting dalam

perencanaan relokasi, memilih lokasi yang sama baik dengan kawasan yang

dahulu (tempatnya yang lama) dari segi karakteristik lingkungan, sosial, budaya

dan ekonomi akan lebih memungkinkan relokasi dan pemulihan mata pencaharian

berhasil. Karena itu pemilihan lokasi harus dipertimbangkan sebagai bagian dari

studi kelayakan. Pemilihan lokasi harus memperhitungkan dampak terhadap

masyarakat setempat. Permasalahan seperti kualitas lahan, daya tampung lokasi,

kekayaan milik umum, sumber daya, prasarana sosial dan komposisi penduduk

(stratifikasi sosial, suku bangsa, jenis kelamin, etnik minoritas) perlu

dipertimbangkan (Melia, 2009: 12).

Relokasi adalah pemindahan suatu tempat dari tempat yang lama ke

tempat yang baru. Pemerintah melakukan upaya relokasi terhadap masyarakat

yang menjadi korban banjir, dimana masyarakat tersebut diberikan kesempatan

Page 27: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

14

untuk berpindah ke tempat yang jauh dari daerah rawan banjir supaya dapat untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya masing-masing sesuai dengan pilihan yang telah

diberikan oleh pemerintah. Adapun pilihan yang diberikan pemerintah yaitu

apabila masyarakat korban banjir tersebut bisa mendapatkan tanah atau lahan

untuk membangun rumah kembali maka akan diberikan bantuan berupa uang

sebesar 25 juta/KK. Tetapi apabila keluarga tersebut tidak sanggup mendapatkan

lahan untuk membangun kembali maka bantuan tersebut tidak jadi diberikan

kepada korban banjir tersebut.

2.3 Penelitian Relevan

Wahyudi (2009) yang berjudul “Strategi Masyarakat Dalam Rangka

Mitigasi Bencana Banjir di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan”. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

seharusnya ada suatu upaya dari masyarakat untuk mengurangi risiko yang

ditimbulkan oleh bencana banjir di masa depan berupa kearifan lokal masyarakat

setempat, seperti melarang masyarakat melakukan penebangan liar. Upaya

tersebut merupakan mitigasi bencana banjir yang meliputi tahap pra bencana, saat

bencana dan sesudah bencana.

Mitra Oktalia (2008) yang berjudul “Studi Sosial Ekonomi Masyarakat

Pasca Longsor di Kenagarian Tandikek Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang

Pariaman” dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasca longsor di

Kenagarian Tandikek terjadi beberapa perubahan, perubahan tersebut adalah

tingkat pendidikan masyarakat, kondisi tempat tinggal masyarakat, dan kondisi

pendapatan masyarakat.

Page 28: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

15

Poni Ardimansyah (2009) yang berjudul “Faktor Penyebab Masyarakat

Untuk Tetap Tinggal di Daerah Banjir Bandang Kelurahan Lambung Bukit

Kecamatan Pauh Kota Padang”, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih

banyaknya masyarakat untuk tetap tinggal di daerah banjir bandang di Kelurahan

Lambung Bukit yang merupakan kawasan yang mempunyai risiko terhadap banjir

bandang. Hal ini disebabkan karena masyarakat sudah lama mendiami daerah

tersebut, kurangnya lahan di tempat lain, dekat dengan tempat mata pencaharian

dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap daerah yang mereka huni.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan di atas yakni

penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi adalah strategi masyarakat dalam rangka

mitigasi bencana banjir di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan. Mitra Oktalia khususnya membahas tentang studi

sosial ekonomi masyarakat pasca longsor di Kenagarian Tandikek Kecamatan

Patamuan Kabupaten Padang Pariaman. Kemudian Poni Ardimansyah khususnya

membahas tentang faktor penyebab masyarakat untuk tetap tinggal di daerah

banjir bandang Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang.

Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan yaitu menjelaskan tentang perubahan

sosial ekonomi masyarakat pasca banjir bandang di Pasar Gompong Nagari

Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Page 29: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut

Taylor dan Bogdan metode penelitian kualitatif adalah sebagai cara yang dipakai

oleh peneliti untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban atau pertanyaan-

pertanyaan. Penelitian kualitatif pada dasarnya kata-kata dan perbuatan-perbuatan

manusia atau kelompok manusia, itulah sifatnya data yang dikumpulkan, cara

analisanya mencari atau membangun pola, dilakukan mulai saat pengumpulan

data saat penulisan laporan penelitian (Afrizal, 2008: 12-13).

Penelitian kualitatif (qualitatif research) adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok (Sutopa, 2010: 1). Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tipe penelitian deskriptif, yakni tipe penelitian yang memandu peneliti

untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara

menyeluruh, luas dan mendalam (Sugiyono, 2011: 289). Pendekatan deskriptif

juga mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat

serta situasi-situasi tertentu, termasuk didalamnya hubungan-hubungan, kegiatan-

kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, dan proses-proses yang sedang

berlangsung serta pengaruh dari suatu fenomena (Nazir, 2009: 54-55).

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa penelitian deskriptif mencoba

mencari data seluas-luasnya dalam rangka mencari perubahan sosial ekonomi dari

16

Page 30: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

17

sekelompok orang. Begitu pula dengan penelitian mengenai perubahan sosial

ekonomi masyarakat korban banjir bandang di Pasar Gompong Nagari Kambang

Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, dimana peneliti

mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi masyarakat korban banjir bandang di

Nagari Kambang Barat yang lebih menekankan atau dilihat dari perspektif sosial

ekonomi. Penelitian deskriptif juga memberikan peluang bagi peneliti untuk

mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan tujuan penelitian, karena prinsipnya

permasalahan ini akan dikupas sedemikian rupa.

3.2 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2007: 132). Pemilihan informan

dalam penelitian ini dengan cara purposive (sengaja), dimana pemilihan informan

ini dipilih secara sengaja yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi

penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

Informan ditentukan berdasarkan orang-orang yang memiliki kriteria

pengetahuan tentang kondisi sosial masyarakat korban banjir. Kriteria informan

yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat korban banjir bandang

2. Tokoh masyarakat seperti Wali Nagari serta aparatur pemerintahan Nagari

Kambang Barat.

Page 31: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

18

3.3 Jenis Data Penelitian

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini melalui dua sumber, antara lain:

1. Data primer

Data Primer merupakan data atau informasi yang didapatkan langsung

dari informan penelitian di lapangan. Data primer merupakan data yang

diperoleh peneliti dari sumber asli langsung dari informan peneliti yang

memiliki informasi atau data tersebut (Idrus, 2009: 86). Data primer adalah

data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan informan yang terkait

dengan tujuan penelitian. Data tersebut dikumpulkan dari opini atau pendapat

dari masyarakat korban banjir bandang pada tahun 2011 di Pasar Gompong

Nagari Kambang Barat.

2. Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua

(bukan orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut

(Idrus, 2009: 86). Data sekunder merupakan data yang penulis peroleh dari

referensi atau sumber lain yang relevan dan dapat dijadikan acuan dalam

penelitian yaitu data tentang kondisi geografis, demografis dan sosial ekonomi

Nagari Kambang Barat.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data penelitian, di sini peneliti menggunakan teknik

atau prosedur yang berkaitan dan sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan, yaitu

data yang berbentuk kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

sebagai berikut:

Page 32: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

19

1. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua

orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain,

dengan menggunakan pertanyaan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu.

Wawancara merupakan suatu interaksi antara pewawancara dengan orang yang

diwawancarai secara langsung dan wawancara juga dapat dikatakan

percakapan tatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancara

(Yusuf, 2005: 278).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara mendalam

(Indepth Interview) yang merupakan wawancara tidak berstruktur, yang

dilakukan berulang kali antara pewawancara dengan informan (Afrizal, 2008:

97-98). Pernyataan berulang-ulang tidaklah berarti mengulangi pertanyaan

yang sama dengan beberapa informan atau informan yang sama, akan berarti

menanyakan hal-hal yang berbeda atau mengklasifikasi informasi yang sama.

Wawancara mendalam dilakukan secara bebas dan tidak selalu menurut

kronologis yang telah disusun, namun demikian penelitian tetap berada pada

arah dan tujuan penelitian.

Wawancara mendalam digunakan dalam penelitian ini untuk

mendapatkan informasi tentang bagaimana kondisi ekonomi masyarakat

korban banjir pasca banjir bandang di Pasar Gompong Nagari Kambang Barat

Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Peneliti melakukan

wawancara terhadap informan awal dan informan selanjutnya dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang sudah peneliti siapkan sebelumnya dan

Page 33: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

20

jika diperlukan, peneliti melakukan wawancara secara berulang-ulang terhadap

seorang informan dengan tujuan untuk mengkonfirmasi ulang informasi guna

mendapatkan data yang valid dan lengkap.

Setelah data mengenai lokasi penelitian dikumpulkan maka dilanjutkan

dengan menemui informan untuk mengadakan wawancara, dimana peneliti

lakukan sejak tanggal 07 Desember sampai 07 Januari 2015. Pada

pelaksanaannya peneliti melakukan wawancara di Nagari kambang Barat dan

mendatangi rumah informan, dimana pada proses wawancara tersebut peneliti

tidak mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Kemudian peneliti menemui

ulang informan untuk melengkapi data peneliti juga mengambil foto-foto yang

berhubungan dengan penelitian. Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan

analisis data sesuai dengan bagian-bagiannya.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain panca

indera lainnya seperti telinga, hidung, mulut dan kulit (Bungin, 2011: 118).

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi yang

berbentuk non-partisipant observer, yaitu bentuk observasi dimana peneliti

tidak terlibat dalam kegiatan informan, atau dapat juga dikatakan peneliti tidak

ikut serta dalam kegiatan yang diamati (Yusuf, 2005: 292). Observasi yang

dilakukan peneliti yaitu melalui pengamatan tentang kondisi rumah yang rusak

Page 34: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

21

akibat banjir bandang pada tahun 2011 di sekitar Pasar Gompong Nagari

Kambang Barat, dimana rumah yang rusak akibat banjir ada yang diperbaiki

kemudian ditempati kembali, dan bagi masyarakat yang rumahnya rusak parah

mereka tidak dibolehkan lagi untuk tinggal di tempat tersebut, kemudian

banyaknya pendatang baru yang membuat warung kecil-kecilan disekitar Pasar

Gompong tersebut tepatnya di tepi pantai Pasir Putih Kambang Barat.

3. Studi Dokumen

Dokumen adalah metode penelitian yang dilakukan terhadap informasi

yang didokumentasikan dalam bentuk rekaman, gambar, suara, tulisan, dan

dokumen-dokumen lainnya. Bentuk rekaman biasanya dikenal dengan

penelitian analisa dokumen atau analisis isi. Dengan analisis isi peneliti bekerja

secara objektif dan sistematik untuk mendeskripsikan isi bahan komunikasi

(Arikunto, 2010: 244).

Dalam penelitian ini diperlukan adanya dokumen sebagai bukti dari

adanya suatu penelitian di daerah yang diteliti. Dokumen-dokumen tersebut

adalah arsip-arsip mengenai letak geografis, peta wilayah, jumlah penduduk

Nagari Kambang Barat, dan data kerusakan akibat banjir bandang di Pasar

Gompong Nagari Kambang Barat.

3.5 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek

penelitian. Setiap peneliti harus dapat membedakan secara jelas antara subjek

penelitian dengan sumber data (Sangadji, 2010: 182-183). Unit analisis dalam

penelitian ini adalah kelompok yaitu masyarakat korban banjir bandang di Pasar

Page 35: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

22

Gompong Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir

Selatan.

3.6 Analisis Data

Data yang didapatkan di lapangan adalah data kualitatif, berupa hasil

observasi, kata-kata dan pertanyaan-pertanyaan. Untuk menganalisa data yang

telah terkumpul, maka peneliti menggunakan teknik dan pengolahan data

dilakukan dengan model analisis interaktif dari Milles dan Huberman. Milles dan

Huberman (Sugiyono, 2012: 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Proses analisis data dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. 1. Skema Model Analisis Data Interaktif

Model Milles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 337)

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Verifikasi/

Kesimpulan

Page 36: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

23

Berdasarkan skema di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil

wawancara dianalisis secara kualitatif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data merupakan mencari data di lapangan dengan membuat

catatan lapangan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi

dokumen .

2. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan

serta pengabstrakkan dan transformasi data kasar yang muncul di lapangan.

Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir

penelitian. Selama pengumpulan data dengan menggunakan reduksi data

dapat menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang data

yang tidak dipergunakan dalam hasil penelitian. Sehingga dengan reduksi

data yang didapat benar-benar terkelompok kedalam bagian-bagian yang

valid dan data yang tidak penting bisa dibuang dalam penelitian. Jika

peneliti masih ragu dalam data yang diperoleh maka akan dicek ulang

dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengetahuinya.

3. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Bertujuan untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.

Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi

kategori atau kelompok satu, kelompok dua dan seterusnya. Peneliti juga

melakukan display data secara sistematik, agar lebih mudah untuk dipahami

Page 37: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

24

data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti sehingga mudah dalam

penyajiannya.

4. Penarikan kesimpulan merupakan bagian suatu kegiatan yang telah didapati

di lapangan. Kesimpulan dilakukan selama berada di lapangan atau selama

penelitian, maka dilakukan dengan pengulangan supaya data yang didapati

tidak salah. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara menggabungkan

dan menganalisa data yang didapati di lapangan yang diperoleh dari hasil

wawancara dan observasi. Selanjutnya menganalisa data dengan cara

membandingkan jawaban dari informan mengenai permasalahan yang

diteliti. Setelah dianalisa peneliti lalu menyimpulkan hasil dari penelitian

secara jelas.

3.7 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Gompong Nagari Kambang Barat

Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun alasan pemilihan

lokasi pada tempat tersebut adalah karena pada tahun 2011 terjadi banjir bandang

di Pasar Gompong Nagari Kambang Barat, yang mengakibatkan rumah hanyut

dan rusak akibat banjir tersebut.

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Desember sampai bulan Januari 2016.

Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan melalui tabel berikut tentang pelaksanaan

penelitian ini:

Page 38: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

25

Tabel 3.2

Jadwal Penenlitian

Kegiatan

2015 2016

Des Jan Feb

Penelitian

Bimbingan Skripsi

Ujian Skripsi

Page 39: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

26

3.9 Definisi Operasional Konsep

1. Perubahan sosial

Perubahan merupakan sebagai kondisi yang berbeda dari kondisi

sebelumnya, perubahan itu terjadi sebagai akibat dari suatu proses yang

terjadi kemudian dan menggambarkan antara sebelum dan sesudah dari

peristiwa tersebut

2. Sosial ekonomi

Sosial ekonomi merupakan posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain baik dalam pergaulan, prestise, hak-hak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya.

3. Masyarakat

Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang menempati suatu daerah,

diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah

persesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama

untuk mencapai krisis kehidupannya.

4. Banjir bandang

Banjir bandang merupakan banjir yang datang secara tiba-tiba dengan

debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran pada alur

sungai.

Page 40: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

27

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

4.1.1 Luas Wilayah dan Batasan Wilayah

Nagari Kambang Barat merupakan 1 dari 9 nagari dari Kecamatan

Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Secara geografis terletak pada 1036’22” LS

- 1041’57” LS dan 100

041’00” BT – 100

046’53” BT, dengan luas 1.162,7 Ha.

Nagari Kambang Barat terdiri dari 5 kampung, seperti tabel berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Kampung di Nagari Kambang Barat tahun 2014

No Kampung Luas (Ha)

1 Pasar Gompong 254,2

2 Rangeh 242,1

3 Pasar Kambang 226,6

4 Tebing Tinggi 309,2

5 Talang 130,6

Jumlah 1162,7

Sumber: Profil Nagari Kambang Barat, 2014

Tabel di atas terlihat bahwa kampung yang paling luas di Nagari Kambang Barat

adalah Kampung Tebing Tinggi dan yang paling kecil adalah Kampung Talang.

Nagari Kambang Barat mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Amping Parak Kecamatan Sutera

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Lakitan Utara

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Kambang dan Kambang Utara

28

Page 41: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

28

4.1.2 Topografi Wilayah

Secara umum keadaan topografi Nagari Kambang Barat merupakan daerah

dataran rendah dan berada di pinggir pantai. Topografi yang datar ini diiringi

dengan sebagian besar berada pada daerah aliran sungai. Sementara dari

penggunaan lahan Nagari Kambang Barat seperti tabel berikut ini:

Tabel 4. 2

Penggunaan lahan Nagari Kambang Barat, 2014

No Penggunaan lahan Luas (Ha)

1 Sawah 294

2 Pekarangan 135

3 Perkebunan 392,7

4 Hutan 3,5

5 Permukiman 289,5

6 Prasarana umum 48

Jumlah 1162,7

Sumber: Profil Nagari Kambang Barat, 2014

Tabel di atas terlihat penggunaan lahan Nagari Kambang Barat terdiri dari sawah

seluas 294 Ha, perkarangan 135 Ha, perkebunan 392,7 Ha, permukiman 289,5 Ha,

hutan 3,5 Ha, dan prasarana umum sebesar 48 Ha.

4.1.3 Orbitasi

Nagari Kambang Barat termasuk mudah dicapai karena berada di jalan

lintas Padang-Bengkulu. Jarak Nagari Kambang Barat dari pusat pemerintahan

kecamatan 1 km, pusat pemerintahan kabupaten 69 km dan dari pusat

pemerintahan provinsi 218 km. Nagari Kambang Barat dapat dicapai dengan

berbagai jenis kendaraan bermotor, seperti sepeda motor dan mobil. Nagari

Kambang Barat merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Lengayang yaitu di

Kampung Pasar Kambang.

Page 42: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

29

4.2 Kependudukan

4.2.1 Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian

Nagari Kambang Barat berdasarkan hasil survei merupakan daerah yang

tidak begitu padat. Jumlah penduduk Nagari Kambang Barat di tahun 2014 adalah

8.203 jiwa, dengan 1.829 kepala keluarga (KK), seperti yang terlihat dalam tabel

di bawah ini:

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Nagari Kambang Barat, 2014

No Nama Kampung Jumlah Penduduk Jumlah

Laki-laki perempuan

1 Pasar Gompong 758 786 1544

2 Rangeh 734 766 1500

3 Pasar Kambang 961 973 1934

4 Tebing Tinggi 882 897 1779

5 Talang 718 728 1446

Jumlah 4053 4150 8203

Sumber: Profil Nagari Kambang Barat, 2014

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk di Nagari Kambang Barat

adalah 8.203 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki 4.053 jiwa dan perempuan

4.150 jiwa.

Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bertani dan nelayan

dengan padi sebagai hasil komoditas utama, kemudian berkebun yang

menghasilkan gambir, tanaman palawijaya seperti semangka, kacang-kacangan,

pisang, jahe, dan cabe, kemudian beternak seperti kerbau, sapi, kambing dan

unggas. Masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, dimana mata pencaharian

masyarakat ini didukung dengan adanya TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Nagari

Kambang.

Page 43: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

30

Tabel 4.4

Mata Pencaharian Pokok Masyarakat di Nagari Kambang Barat tahun 2014

Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

Petani 1206 orang 384 orang

Pegawai Negri Sipil 45 orang 103 orang

Nelayan 462 orang

Montir 12 orang

Bidan Swasta 8 orang

Perawat Swasta 3 orang

Polri 16 orang

Pensiunan PNS/TNI/Polri 69 orang 51 orang

Pengusaha Kecil & Menengah 266 orang 165 orang

Belum Bekerja/Tidak Bekerja 1977 orang 3436 orang

Jumlah 4053 orang 4150 orang

Jumlah Total 8203 orang

Sumber: Profil Nagari Kambang Barat, 2014

Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk Nagari Kambang Barat yang bekerja

lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Jumlah penduduk yang

bekerja yaitu sebanyak 2.790 orang, laki-laki yang bekerja yaitu sebanyak 2.076

orang dan perempuan yang bekerja sebanyak 714 orang. Sedangkan yang tidak

bekerja yaitu sebanyak 5.413 orang, laki-laki yang tidak bekerja sebanyak 1977

orang dan perempuan yang tidak bekerja sebanyak 3.436 orang.

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

kepribadian dengan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan

pemerintah. Masalah pendidikan adalah masalah yang cukup penting, karena erat

hubungannya dengan perkembangan pola pikir suatu masyarakat. Masyarakat

secara keseluruhan beserta masing-masing lingkungan sosial didalamnya,

merupakan sumber penentu cita-cita yang dilaksanakan lembaga pendidikan.

Page 44: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

31

Pendidikan merupakan tolak ukur tingkat pembangunan, terutama dalam

sumber daya manusia. Sukses pembangunan diberbagai sektor banyak ditentukan

dari tingkat dan kualitas pendidikan dari masyarakat sendiri. Masyarakat Nagari

Kambang Barat berdasarkan tingkat pendidikan seperti tabel berikut:

Tabel 4. 5

Masyarakat Nagari Kambang Barat Berdasarkan Pendidikan tahun 2014

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 291 orang 302 orang

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play Group 58 orang 63 orang

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 66 orang 40 orang

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 518 orang 512 orang

Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah 282 orang 206 orang

Usia 18-56 tahun yang pernah SD tapi tidak

tamat

102 orang 156 orang

Tamat SD/Sederajat 112 orang 124 orang

Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 153 orang 163 orang

Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 492 orang 526 orang

Tamat SMP/Sederajat 966 orang 958 orang

Tamat SMA/Sederajat 455 orang 468 orang

Tamat D1/Sederajat 196 orang 205 orang

Tamat D2/Sederajat 115 orang 215 orang

Tamat D3/Sederajat 57 orang 79 orang

Tamat S1/Sederajat 181 orang 123 orang

Tamat SLB A 2 orang -

Tamat SLB B 2 orang 7 orang

Tamat SLB C 5 orang 3 orang

Jumlah 4053 orang 4150 orang

Jumlah Total 8203 orang

Sumber: Profil Nagari Kambang Barat, 2014

Data di atas memperlihatkan bahwa masyarakat Nagari Kambang Barat masih

memiliki tingkat pendidikan cukup baik, karena persentase penduduk yang tamat

SMP/Sederajat sampai perguruan tinggi cukup besar yaitu 48,99 % dari total

jumlah penduduk.

Page 45: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

32

4.2.3 Kehidupan Agama

Agama adalah ajaran yang diturunkan oleh tuhan untuk petunjuk bagi

umat manusia dalam menjalankan kehidupannya. Agama dijadikan pedoman dan

memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat di Nagari Kamabng Barat

untuk melakukan segala sesuatu dalam aktifitas sehari-hari. Setiap melakukan

kegiatan, baik pesta atau kematian selalu diawali dengan berdo’a bersama yang

dipimpin oleh seorang ulama atau buya yang ditunjuk sebagai orang yang

mengurus dan memegang peranan yakni berhubungan dengan agama dan kegiatan

keagamaan lainnya. Masyarakat di Nagari Kambang Barat 100% menganut agama

islam, karena bagi masyarakat minangkabau antara adat dengan agama islam tidak

bisa dipisahkan dan semua aturan adat didasarkan pada agama, agama

mengatakan maka adat yang melaksanakannya, seperti dalam pepatah “Adat

Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Agamo Mangato, Adat Mamakai”.

Kegiatan keagamaan di Nagari Kambang Barat berjalan dengan baik, ini

dilihat dari adanya wirid atau pengajian yang dilakukan di mesjid secara rutin

setiap bulan, adanya kelompok mesjid ta’lim oleh ibu-ibu setiap hari jum’at serta

adanya infaq dan sedekah. Masyarakat juga mengumpulkan dana untuk anak

yatim dan fakir miskin serta mengumpulkan hewan kurban untuk setiap hari raya

Idul Adha. Dalam pembinaan kegiatan agama untuk anak-anak dan remaja di

Nagari Kambang Barat, juga ada kegiatan remaja mesjid dan didikan subuh.

Kegiatan ini dilakukan disetiap mesjid sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan, yang diprakarsai oleh guru-guru agama dari MDA/TPA dan juga guru-

guru sekolah dasar juga tokoh masyarakat yang saling bekerja sama dengan baik.

Page 46: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

33

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan beribadah dan berdasarkan

paradigma Pemerintah Sumatera Barat yaitu “Baliak ka Nagari, Baliak ka

Surau/Mushalla”, di Nagari Kambang Barat terdapat 6 buah mesjid dan mushalla

sebanyak 15 buah yang terbesar di 5 kampung.

4.2.4 Kehidupan Sosial Masyarakat

Masyarakat yang tinggal di Nagari Kambang Barat marupakan masyarakat

desa/kampung yang hidup dengan adat istiadat sebagai norma-norma yang lebih

banyak mengatur kehidupannya. Sistem adat istiadat yang digunakan oleh

masyarakat Nagari Kambang Barat adalah adat Minangkabau. Masyarakat Nagari

Kambang Barat hidup berkelompok-kelompok berdasarkan suku-suku, masing-

masing suku dipimpin oleh niniak mamak yang dibantu oleh malin, manti yang

bergerak dibidang agama, dubalang. Niniak mamak dalam suku-suku merupakan

penanggung jawab utama terhadap anggota kaum mereka atau biasa menyebut

dengan anak kemenakan. Segala bentuk permasalahan yang dihadapi oleh anak

kemenakan adalah tanggung jawab niniak mamak.

Pemukiman dan perumahan masyarakat di Nagari Kambang Barat dibuat

di wilayah suku masing-masing. Oleh sebab itu masih terlihat rasa kekeluargaan

dalam masyarakat. Selain itu di dalam masing-masing kampung mempunyai

kegiatan yang saling berlomba untuk menampilkan kreatifitas masing-masing

kampung untuk kemajuan nagari seperti lomba keindahan kampung. Kegiatan

kampung dikoordinir langsung oleh wali nagari. Jadi sistem kampung tersebut

menumbuhkan semangat kebersamaan, gotong royong dan kekompakkan namun

berdaya saing yang sehat antar kampung.

Page 47: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

34

Dari pengamatan secara umum bahwasanya masyarakat Nagari Kambang

Barat dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Minangkabau, kemudian

dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya masih kental dengan adanya sikap

gotong royong seperti dalam upacara perkawinan, upacara kematian, upacara

turun mandi dan lain-lain.

4.2.5 Tingkat Perekonomian Masyarakat

Dilihat dari tingkat perekonomian masyarakat di Nagari Kambang Barat

masih banyak masyarakat yang mengalami perekonomiann dibawah rata-rata.

Jumlah rumah yang ada di Nagari Kambang Barat berjumlah sebanyak 1350

rumah. Berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakat Nagari Kambang Barat,

seperti tabel berikut:

Tabel 4.6

Tingkat Perekonomian Masyarakat Nagari Kambang Barat tahun 2014

No Nama Kampung Kaya Sedang Kurang

Mampu

Jumlah

Rumah

1 Pasar Gompong 19 116 210 345

2 Rangeh 4 34 98 136

3 Pasar Kambang 53 158 200 411

4 Tebing Tinggi 12 89 147 248

5 Talang 16 68 126 210

Jumlah 104 465 781 1350

Sumber: Profil Nagari Kambang Barat, 2014

Tabel diatas terlihat bahwa jumlah masyarakat kurang mampu lebih tinggi,

sedangkan masyarakat yang sejahtera lebih sedikit. Masyarakat yang kurang

mampu berjumlah 781 rumah, masyarakat menengah berjumlah sebanyak 465

rumah, sedangkan masyarakat yang sejahtera yaitu sebanyak 104 rumah.

Page 48: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

35

BAB V

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Banjir di Nagari Kambang Barat

Nagari Kambang Barat merupakan salah satu daerah rawan banjir di

Kabupaten Pesisir Selatan. Bencana banjir di Nagari Kambang Barat hampir

setiap musim penghujan terutama pada bulan Oktober, November, dan Desember.

Sejarah bencana banjir di Nagari Kambang Barat telah terjadi semenjak tahun

2006-2007. Menurut data yang didapatkan, banjir tahun 2006 ketika masih

bergabung dengan Nagari Kambang, jumlah kerugian mencapai Rp.

28.526.825.000, termasuk kampung yang saat ini masuk ke wilayah Kambang

Barat yaitu Kampung Pasar Kambang, Pasar Gompong dan Tebing Tinggi (BPBD

Kabupaten Pesisir Selatan, 2011). Banjir yang terjadi di Nagari Kambang Barat

tahun 2007-2014 seperti tabel berikut ini:

Tabel 5.1

Kejadian Banjir di Nagari Kambang Barat Tahun 2007-2014

No Tahun Jumlah terjadi banjir Bulan terjadi banjir

1 2007 1 kali Oktober

2 2008 1 kali Oktober

3 2009 1 kali Desember

4 2010 1 kali November

5 2011 1 kali November

6 2012 1 kali November

7 2013 1 kali Desember

8 2014 1 kali November

Sumber: Profil Nagari Kambang Barat, 2014

Tahun 2007 banjir terjadi pada bulan Oktober, banjir terjadi di Kampung

Tebing Tinggi, Rangeh dan Medan Baik, Nagari Kambang, Kecamatan

Lengayang, dengan ketinggian air mencapai satu meter. Kerugian yang dialami

oleh masyarakat Nagari Kambang adalah rusaknya areal pertanian sehingga

36

Page 49: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

36

masyarakat tidak dapat panen.

Kejadian banjir di Nagari Kambang Barat ini mulai terjadi seiring dengan

banyaknya pemukiman masyarakat di sepanjang sungai dan tidak mempunyai

sungai menampung air yang datang dari hulu. Sebelum tahun 2000, pernah juga

terjadi banjir, tetapi hanya sekedar air yang meluap dan tidak menimbulkan

kerugian serta kerusakan. Tetapi sejak tahun 2007, banjir rutin terjadi dalam skala

yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan wawancara dengan

salah satu masyarakat setempat yaitu Bapak Agusman (47 tahun) menyatakan:

“Tiok tahun memang tajadi banjir, bahkan sabalun tahun

2000 lah pernah juo tajadi banjir, tapi aia hanyo sampai

lutuik nyo, indak ado korban atau kerusakan atau kerugian

akibat banjir tu do. tapi sajak tahun 2007 banjir nan tibo lah

baansuah-ansuah gadang, wakatu itu nagari ko masih

sabuah jo Nagari Kambang ma..” (wawancara tanggal 13

Desember 2015).

Artinya:

“Tiap tahun memang terjadi banjir, bahkan sebelum tahun

2000 sudah pernah juga terjadi banjir, tapi air hanya sampai

lutut, tidak ada korban atau kerusakan atau kerugian akibat

banjir tersebut. Tapi sejak tahun 2007 banjir yang datang

sudah berangsur-angsur besar, waktu itu nagari ini masih

bergabung dengan Nagari Kambang..” (wawancara tanggal

13 Desember 2015).

Tahun 2008 banjir terjadi pada bulan Oktober, melanda daerah Tebing

Tinggi, Pasar Gompong, dan Rangeh. Kerugian akibat banjir yang melanda

diantaranya kerusakan areal pertanian dan sarana prasarana umum. Tahun 2009

banjir terjadi pada bulan Desember, dengan kerugian diantaranya 2 orang

meninggal dunia dan kerusakan areal pertanian. Kejadian banjir tahun 2009 ini

terjadi di Kampung Tarok Kenagarian Kambang.

Page 50: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

37

Tahun 2010 banjir terjadi pada bulan November dan tahun 2011 banjir

terjadi bulan November. Tahun 2011 merupakan kejadian banjir yang sangat besar

di Kenagarian Kambang Barat, terjadi di Kampung Pasar Gompong yaitu daerah

Pasir Putih. Kerugian yang diderita oleh masyarakat adalah: 24 rumah hancur, 4

rumah rusak berat berupa kerusakan dinding dan lantai rumah serta tidak dapat

ditempati lagi, 16 rumah rusak sedang karena terkepung air tetapi dapat ditempati

setelah banjir surut serta 12 rumah rusak ringan dan 2 buah pondasi rusak serta

sebuah sungai baru dengan batu-batu besar di sepanjang alirannya juga rusak

(Sumber: Wali Nagari Kambang Barat, 2015). Peristiwa banjir tahun 2011 seperti

wawancara dengan salah satu masyarakat setempat yaitu Ibu Asni (49 tahun) yang

menyatakan:

“Banjir tahun 2011 sabana mambuek masyarakat troma jo

kejadian tu, banyak umah urang nan anyuik kanai aia tu, 24

umah anyuik, 4 usak parah, 16 umah takapuang di aia, 2

buah pondasi usak, urang nan tingga di hulu ado juo yang

sanang karano kalau ndak pasti tibo di inyo parah di sinan

ma, tapi dek aia mangaliah ka hilia makonyo urang sikolah

nan parah kanai nyo” (wawancara tanggal 15 Desember

2015).

Artinya:

“Banjir tahun 2011 benar-benar membuat masyarakat trauma

dengan kejadian itu, banyak rumah orang yang hanyut

terbawa air tu, 24 rumah hancur, 4 rusak parah, 16 rumah

terkepung air, 2 buah pondasi rusak, orang yang tinggal di

hulu ada yang senang karena kalau tidak pasti mereka yang

parah disitu ma. Tapi karena air mengalir ke hilir makanya

orang sinilah yang paranya” (wawancara tanggal 15

Desember 2015).

Bencana banjir di Nagari Kambang Barat terus terjadi sampai saat ini.

Tahun 2012 terjadi banjir, tetapi tidak begitu parah. Tahun 2013 kembali terjadi

Page 51: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

38

banjir, yaitu pada tanggal 28 dan 29 Desember 2013. Terjadinya banjir tahun 2013

ini diawali dengan hujan deras selama 2 hari. Kerugian akibat banjir tahun 2013

tersebut adalah putusnya jembatan beton sepanjang 8 meter menuju Dusun

Padang Rubiah Kampung Pasar Gompong sehingga 50 KK dan 250 jiwa sempat

terisolasi (Sumber: Wali Nagari Kambang Barat, 2015).

Peristiwa banjir pada tahun 2013 seperti yang diungkapkan oleh salah satu

masyarakat yaitu Bapak Syaukani (53 tahun) menyatakan bahwa:

“Banjir nan tajadi tahun 2013 giliran Kampuang Padang

Rubiah nan parah kanai banjir ma, wakatu tu hujan labek

salamo 2 ari. Kerusakan yang dialaminyo jembatan beton

manuju Padang Rubiah putui sekitar 8 meter, 50 KK dan 250

jiwa sempat terisolasi karano barado di daerah aliran

sungai” (wawancara tanggal 19 Desember 2015).

Artinya:

Banjir yang terjadi tahun 2013 giliran kampung Padang

Rubiah yang parah kena banjir itu, waktu itu hujan lebat

selama 2 hari. Kerusakan yang dialaminya jembatan beton

menuju Padang Rubiah putus sekitar 8 meter, 50 KK dan 250

jiwa sempat terisolasi karena berada di daerah aliran sungai”

(wawancara tanggal 19 Desember 2015).

Banjir yang terjadi di Nagari Kambang Barat berulang, walaupun daerah

yang terkena banjir tidak tetap. Tahun 2014, tepatnya tanggal 30 November 2014

kembali terjadi banjir di Nagari Kambang Barat. Daerah yang paling parah

dilanda banjir adalah Kampung Rangeh, tepatnya dusun Panting Jua. Ketinggian

air saat banjir tersebut mencapai 1,5 meter dan kerugian yang ditimbulkan antara

lain peralatan rumah tangga, rumah rusak berat 2 buah, rusak sedang 8 buah, dan

rusak ringan 78 buah. Sementara rumah yang terendam akibat banjir di Nagari

Kambang Barat mencapai 200 buah. Kerugian lain adalah rusaknya irigasi

Page 52: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

39

jembatan, fasilitas umum, peternakan dan areal persawahan (Sumber: Wali Nagari

Kambang Barat, 2015). Kejadian banjir tahun 2014 seperti dikemukakan oleh

masyarakat Nagari Kambang Barat yaitu Ibu Era (32 tahun) menyatakan:

“Sabananyo di tampek kami ko lah acok tajadi banjir,

sabalun tahun 2000 lah pernah jo banjir tapi lai ndak ado

nan rusak do. Banjir 2011 tu lah nan paliang parah banyak

umah urang anyuik, tahun 2014 di Kampung Rangeh pulo

nan kanai banjir lai banyak juo umah urang nan tarandam

tapi lai saketek nan usaknyo..” (wawancara tanggal 24

Desember 2015).

Artinya:

“Sebenarnya di tempat kami ini sudah sering terjadi banjir,

sebelum tahun 2000 sudah pernah juga terjadi banjir tapi

tidak ada yang rusak. Banjir 2011 itu lah yang paling parah

banyak rumah orang hanyut, tahun 2014 di Kampung Rangeh

pula yang kena banjir lagi banyak juga rumah yang terendam

banjir tapi hanya sedikit yang rusaknya..” (wawancara 24

Desember 2015).

Kejadian banjir di Nagari Kambang Barat ini berupa air sungai yang

meluap. Air yang meluap ini datangnya sangat cepat dan kencang menggenangi

daerah di bagian hilir. Banjir ini sangat berbahaya bagi masyarakat karena banyak

masyarakat yang bermukim di sekitar sungai yang meluap tersebut. Pernyataan ini

di kemukakan oleh Bapak Agusman (47 tahun) yang menyaakan:

“Banjir yang tajadi tu dek karano hujan yang talampau labek

samantaro tampek panampuang aia tu saketek ditambah

masyarakat nan lah banyak mambangun umah di sakitar

sungai tu sahinggo tampek panampuang aia tu ndak ado lai”

( wawancara tanggal 13 Desember 2015).

Artinya:

“Banjir yang terjadi itu karena hujan yang terlalu deras

sementara tempat penampungan air itu sedikit ditambah

masyarakat yang lah banyak membangun rumah di sekitar

sungai itu sehingga tempat penampungan air itu tidak ada

Page 53: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

40

lagi” (wawancara 13 Desember 2015).

Bencana banjir yang terjadi di Nagari Kambang Barat ini seperti

dikemukakan oleh Wali Nagari Kambang Barat, Bapak Nurlison, wawancara 10

Desember 2015 sebagai berikut:

“Nagari kami ini adalah merupakan salah satu daerah yang

termasuk rawan banjir di Kabupaten Pesisir Selatan, terutama

2 kampung yang berada di aliran Batang Kambang. Daerah

tersebut adalah Kampung Rangeh, dan Pasar Gompong.

Daerah yang sering terkena banjir yaitu Kampung Rangeh,

banjir yang terbilang parah pada 2 kampung ini karena

menimbulkan kerugian bagi masyarakat, diantaranya yaitu

ada korban harta dan ada korban jiwa. Ketinggian air ketika

banjir tersebut mencapai 1,5 meter di Pasar Gompong dan

Rangeh”

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa Nagari Kambang

Barat sangat rawan terhadap banjir, hal ini disebabkan karena letak daerah yang

dibagian hilir sungai serta rendahnya daerah tersebut. Penyebab lainnya adalah

faktor manusia, yaitu banyaknya masyarakat yang membuat rumah di sekitar

sungai sehingga fungsi sungai berkurang. Seharusnya daerah di sekitar sungai

tersebut berfungsi sebagai daerah resapan air, sehingga air yang datang dapat

diserap. Kenyataannya, di daerah Pasar Gompong banyak lahan yang berfungsi

sebagai daerah resapan air dan daerah muara sungai telah dijadikan sebagai

tempat pemukiman masyarakat. Setelah terjadi banjir bandang banyak rumah-

rumah yang rusak akibat banjir tersebut. Baik hancur, rusak berat, rusak sedang,

dan rusak ringan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 54: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

41

Tabel 5.2

Rumah Yang Hancur Akibat Banjir Bandang Tahun 2011 di Pasar

Gompong Nagari Kambang Barat

No Nama Pemilik

Jumlah

Anggota

Keluarga

Kondisi Kerusakan

Hancur/

dianggap

hancur

Rusak

Berat

Rusak

Sedang

Rusak

Ringan

1 Mariyam 6 √

2 Drs. Erman Sawar 4 √

3 Eni Arsil 1 √

4 Edi Las 8 √

5 Asni asril 4 √

6 Ipal Eli 5 √

7 Ijun 6 √

8 Sibus Siis 2 √

9 Hendri (Sihen) 5 √

10 Ujang Enek 1 √

11 H. Nurlison 6 √

12 Ma’in 1 √

13 Nindi/Ismadarnis 5 √

14 Sopi 6 √

15 Zuhardiman Z 5 √

16 Agusni 7 √

17 Syaukani 5 √

18 Anto Letok 3 √

19 Mida/Muhammad 5 √

20 Caya 3 √

21 Kasir Ineng 3 √

22 Ida 3 √

23 Zulbakri (Isuk) 4 √

24 Syamsinar Sana 2 √

25 Basrul (si’un) 6 √

26 Awin Mimi 5 √

27 Era Siwin 3 √

28 Ena Zainal 4 √

Jumlah 24 4

Sumber: Kantor Wali Nagari Kambang Barat, 2014

Dari tabel 5.2 terlihat bahwa terdapat 24 rumah yang hancur/dianggap hancur

akibat banjir bandang, kemudian 4 rumah rusak berat berupa kerusakan pada

sebagian dinding dan atap rumah.

Page 55: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

42

Rumah yang hancur akibat banjir yaitu seperti rumah yang hanyut terbawa

air, rumah yang rusak berat yaitu berupa kerusakan pada bagian dinding rumah,

atap dan lantai rumah serta kerusakan lainnya sehingga rumah tersebut tidak dapat

ditempati lagi. Sedangkan rumah yang rusak sedang dan rusak ringan yaitu berupa

keretakan pada bagian dinding rumah, kemudian terendam oleh air tetapi masih

bisa ditempati setelah banjir surut.

Setelah terjadi banjir masyarakat tidak dibolehkan lagi membangun rumah

di sekitar daerah yang terkena banjir tersebut, sehingga masyarakat korban banjir

harus pindah ke tempat yang jauh dari kawasan banjir, masyarakat tersebut pindah

ke tempat yang baru sesuai dengan lokasi yang didapatkan oleh masing-masing

masyarakat. Kemudian setelah masyarakat tersebut pindah ke tempat mereka yang

baru, masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan tempat untuk bekerja

sehingga menpengaruhi kondisi ekonomi masyarakat tersebut. Namun bagi

masyarakat yang rumahnya rusak sedang dan rusak ringan masih bisa menempati

rumahnya setelah banjir surut dan memperbaikinya kembali.

5.2 Kerugian yang dialami Masyarakat Pasca Banjir Bandang

Bencana banjir yang terjadi menimbulkan kerugian, baik material maupun

kerugian jiwa. Kerugian serta kerusakan secara material yang disebabkan oleh

banjir seperti tumpukan batu, pasir, kerikil dan kayu-kayu yang terseret akibat

banjir sehingga merusak areal pertanian masyarakat sekitar, dan putusnya jalan

raya di daerah bagian hilir yaitu di Kampung Pasar Gompong tepatnya daerah

Pasir Putih, aliran ini memutuskan akses jalan Padang-Bengkulu dan

menyebabkan 56 KK terisolasi. Banjir bandang tahun 2011 menyebabkan sungai

Page 56: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

43

yang baru di DAM dengan batu-batu besar di sepanjang alirannya rusak parah.

Kerugian yang dialami warga berupa harta benda, hewan ternak dan bahkan ada

korban jiwa. Berdasarkan wawancara dengan salah satu masyarakat setempat

yaitu Bapak Kasir (55 tahun) menyatakan bahwa:

“Kerugian akibat banjir tu sangat banyak, tarutamo umah

usak parah, isi umah abis taseret aia, baju-baju lai dapek

diselamatkannyo, mano nan paralu-paralu lah bakaja

dolunyo, bagi nan barek-barek tu mode TV, Kulkas ndak do

de, kalau diperkirakan sekitar 50 juta ado mungkin rugi per

rumah ma” (wawancara 28 Desember 2015).

Artinya:

“Kerugian akibat banjir itu sangat banyak, terutama rumah

rusak parah, isi rumah abis terseret air, baju-baju yang dapat

diselamatkannya, mana yang diperlukan saja yang

diselamatkan dulu, bagi yang berat-berat itu seperti TV,

kulkas tidak ada, kalau diperkirakan sekitar 50 juta ada

mungkin rugi per rumah ma” (wawancara 28 Desember

2015).

Banjir yang terjadi begitu cepat, sehingga masyarakat tidak dapat

menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam rumah. Bahkan banyak diantara

warga yang tidak dapat menyelamatkan surat-surat berharga milik mereka. Hal

yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Sopi (38 tahun) yang menyatakan bahwa:

“Banjir nan datang sacaro tibo-tibo jo, sahinggo kami ndak

bisa manyalamatkan barang-barang nan didalam umah lai

do, umah kami ampia untua kanai aia tu lai, barang-barang

nan tarandam banyak nan usak kanainyo” (wawancara

tanggal 21 Desember 2015).

Artinya:

“Banjir yang datang secara tiba-tiba saja, sehingga kami tidak

dapat menyelamatkan barang-barang yang di dalam rumah,

rumah kami hampir runtuh kena air itu, barang-barang yang

terendam banyak yang rusak”. (wawancara 21 Desember

2015).

Page 57: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

44

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Syaukani (53 tahun) yang

menyatakan bahwa:

“Kerugian akibat banjir tu umah usak parah, jawi ilang 2

ikua, peralatan umah ado nan sempat tasalamatkan ado juo

nan indak. Namonyo musibah sakijok mato ndak dapek

dielakkan do nak”(wawancara tanggal 19 Desember 2015).

Artinya:

“Kerugian akibat banjir itu rumah rusak parah, sapi ilang 2

ekor, peralatan rumah ada yang sempat diselamatkan dan ada

juga yang tidak. Namanya musibah sekejap mata tidak dapat

dielakkan do nak” (wawancara 19 Desember 2015).

Disamping kerugian yang bersifat material, banjir juga menimbulkan

kerugian secara non material, antara lain kerawanan sosial, wabah penyakit,

menurunnya kenyamanan lingkungan serta menurunnya kesejahteraan

masyarakat, akibatnya kegiatan perekonomian masyarakat juga terhambat. hal ini

seperti yang dikemukakan oleh Ibu Asni ( 49 tahun) menyatakan bahwa:

“Kerugian akibat banjir tu umah usak parah, dinding umah

lah abih saparo nyo baok di aia, isi umah ndak ado nan

dapek disalamatkan do, karano aia nan tibo sacaro

mandadak sahinggo kami lah ilang pangana mancaliak an

aia tu lai, urang anyuik wakatu tu sakitar ba anam urang”

(wawancara tanggal 15 Desember 2015).

Artinya:

“Kerugian akibat banjir tu rumah rusak parah, dinding rumah

sebagian hanyut terbawa air, isi rumah tidak ada yang dapat

diselamatkan, karena air yang tiba secara mendadak sehingga

kami telah kehilangan akal melihat air itu, orang hanyut

waktu itu sekitar enam orang” (wawancara 15 Desember

2015).

Banjir tahun 2011 di Nagari Kambang Barat di Kampung Pasar Gompong

tepatnya daerah Pasir Putih, merendam hingga ke atap rumah warga. Sejumlah

Page 58: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

45

rumah hanyut, rusak parah dan mengalami kerusakan pada dinding rumah.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu masyarakat setempat yaitu Ibu Ema

(39 tahun) menyatakan bahwa:

“Banjir tahun 2011 banyak menimbulkan kerugian bagi

masyarakat tarutamo masyarakat yang tingga di Pasia

Putiah, banyak umah warga nan anyuik tabaok aia, harta

benda, dan ado juo yang taganaknyo hilang” (wawancara

tanggal 27 Desember 2015).

Artinya:

“Banjir tahun 2011 banyak menimbulkan kerugian bagi

masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di Pasir Putih,

banyak rumah warga yang hanyut terbawa air, harta benda

dan ada juga yang ternaknya hilang” (wawancara tanggal 27

Desember 2015).

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh salah satu masyarakat

setempat yaitu Bapak Agusman (47 tahun) menyatakan bahwa:

“Banjir tahun 2011 banyak merugikan masyarakat, nan

parah bana masyarakat Pasia Putiah. Disitu banyak umah

nan anyuik kanai banjir, aia nan tibo sangek dareh di

sambuik pulo di aia ombak karano jalan di Pasia Putiah tu

putui sekitar 8 meter. Kakak apak wakatu itu hanyuik ba duo

jo anak nyo pas malam ari tu sekitar jam 2 malam, partamo

anak nyo anyuik tapi lai capek dapek di kakaknyo, pas anak

nyo dapek kiro ama nyo indak lo ado lai do, ibu nyo ndak

batamu do” (wawancara 13 Desember 2015).

Artinya:

“Banjir tahun 2011 banyak merugikan masyarakat, yang

parah bana masyarakat Pasir Putih. Disitu banyak rumah

yang hanyut kena banjir, air yang tiba sangat deras disambut

pula oleh air ombak karena jalan di Pasir Putih itu putus

sekitar 8 meter. Kakak bapak waktu itu hanyut berdua dengan

anaknya pas malam hari tu sekitar jam 2 malam. Pertama

anaknya hanyut tapi cepat dapat sama kakaknya, pas anaknya

dapat ternyata ibunya tidak ada lagi, ibunya tidak bertemu”

(wawancara 13 Desember 2015).

Page 59: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

46

Kerugian akibat banjir bandang tahun 2011 di Nagari Kambang Barat

seperti dikemukakan oleh Wali Nagari Kambang Barat, Bapak Nurlison

berdasarkan wawancara tanggal 10 Desember 2015 yang menyatakan bahwa:

“Banjir bandang tahun 2011 sangat merugikan masyarakat,

ada yang kehilangan rumah mereka, harta benda dan bahkan

ada yang meninggal dan hilang terbawa banjir. Selain itu

rusaknya sarana prasana umum sebanyak 3 buah dan

putusnya jalan lintas Padang-Bengkulu sekitar + 8 meter

sehingga mengganggu perekonomian masyarakat Nagari

Kambang Barat” (wawancara 10 Desember 2015).

Berdasarkan penjelasan yang diungkapkan oleh informan tersebut bahwa

banyaknya kerugian yang dialami masyarakat Nagari Kambang Barat, kerugian

yang dialami masyarakat diantaranya adalah harta benda, hewan ternak dan

korban jiwa. Kerusakan akibat banjir bandang tahun 2011 yang melanda Nagari

Kambang Barat antara lain meliputi: 24 rumah hancur, 4 rumah rusak berat berupa

kerusakan pada dinding dan lantai rumah serta tidak dapat ditempati lagi, 16

rumah rusak sedang karena terkepung air tetapi dapat ditempati lagi setelah banjir

surut serta 2 buah pondasi rusak. Kerugian tersebut melibatkan 176 orang terdiri

dari 56 KK serta 1 buah sarana umum rusak. Setelah banjir surut, hanya 28 KK

yang dapat menempati rumah mereka kembali, sedangkan 28 KK tidak dapat

ditempati lagi dan pindah ke daerah lain.

5.3 Kondisi Ekonomi Masyarakat Pasca Banjir Bandang

Nagari Kambang Barat merupakan salah satu nagari yang terdapat di

Kecamatan Lengayang yang sering terkena banjir di bandingkan dengan nagari

yang lainnya, dimana di Nagari Kambang Barat sejak terjadi banjir 2011 ekonomi

masyarakatnya semakin menurun dibandingkan dengan sebelumnya. Banjir

Page 60: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

47

tersebut tidak hanya merugikan masyarakat secara material namun juga

menimbulkan korban jiwa. Pada umumnya sebelum terjadi banjir bandang

masyarakat yang tinggal di Nagari Kambang Barat adalah bekerja sebagai

nelayan, pedagang, dan wisata. Selain tempat tinggal mereka yang dekat dengan

pantai, daerah Pasir Putih yang termasuk dalam wilayah Pasar Gompong adalah

merupakan salah satu tempat wisata, Sehingga masyarakat di Nagari Kambang

Barat banyak yang bekerja sebagai pedagang.

Setelah terjadi banjir bandang pada tahun 2011 sebagian besar dari

Kampung Pasar Gompong banyak rumah yang hanyut terbawa arus yang tepatnya

di daerah Pasir Putih tersebut. Sehingga tempat masyarakat berjualan sekaligus

sebagai tempat tinggal mereka sudah banyak yang rusak dan hanyut.

Banjir yang terjadi di Nagari Kambang Barat, menimbulkan perubahan

bagi masyarakat baik perubahan yang positif maupun negatif. Perubahan

negatifnya adalah setelah terjadi banjir bandang masyarakat korban banjir tidak

dibolehkan lagi untuk tinggal di daerah tersebut sehingga masyarakat harus

pindah dan mencari tempat baru untuk membangun rumah kembali sesuai dengan

lokasi yang didapatkan oleh masing-masing korban, setelah masyarakat

mendapatkan tempat tinggal di tempat yang baru, masyarakat mengalami

kesulitan untuk mendapatkan tempat bekerja yang layak dibandingkan dengan

sebelum mereka pindah. Sedangakn perubahan positifnya adalah dimana sebelum

terjadi banjir daerah Pasir Putih tersebut hanya sebagai tempat wisata bagi anak-

anak atau yang sering dikunjungi oleh masyarakat lain pada waktu lebaran.

Namun sekarang telah banyak didirikan rumah makan, warung tempat berjualan

Page 61: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

48

minuman, dan tempat karaoke, sehingga pada hari-hari biasa banyak dikunjungi

oleh para pemuda-pemudi pada waktu sore hari. Sehingga memberikan

kesempatan bagi masyarakat yang baru datang untuk membuka lapangan

pekerjaan yang baru di tempat terjadi banjir bandang tersebut. Berdasarkan hasil

wawancara dengan salah satu masyarakat yang menjadi korban banjir bandang

yaitu Ibu Sopi (38 tahun) menyatakan bahwa:

“Sabalunnyo kami di Pasa Gompong perekonomian kalawuik

nyo, lai lah lapeh-lapeh tuak makan jo balanjo sakolah anak,

pas wakatu banjir bandang tu umah ibuk hanyuik, lai dapek

bantuan dari pemerintah tuak managak an umah, tapi piti tu

ndak cukuik tuak tagak umah do, bajuah lah payang jo

pukek-pukek ko sakali, kini apak bakiajo makan gaji ka

sawah urang” (wawancara tanggal 21 Desember 2015).

Artinya:

“Sebelumnya kami di Pasar Gompong perekonomian kelaut,

dapat uang untuk pelepas makan saja dan belanja sekolah

anak, waktu banjir bandang itu rumah ibuk hanyut, dapat

bantuan dari pemerintah untuk membangun rumah tapi uang

itu tidak cukup untuk membangun rumah, akhirnya dijual

payang serta jaringnya sekalian, sekarang bapak bekerja

makan gaji ke sawah orang” (wawancara tanggal 21

Desember 2015).

Selain menimbulkan kerugian yang besar bagi masyarakat Pasar Gompong

juga menimbulkan perubahan bagi Nagari Kambang Barat, dulunya hanya sebagai

tempat wisata untuk anak-anak dan remaja namun sekarang sejak terjadinya banjir

bandang di daerah Pasir Putih telah banyak didirikan cafe-cafe tempat para remaja

berkumpul sore hari disertai adanya tempat karaoke sehingga di Nagari Kambang

Barat tepatnya di daerah Pasir Putih banyak diramaikan oleh pemuda-pemudi

pada sore hari. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu masyarakat Nagari

Kambang Barat yaitu Bapak Agusman (47 tahun) yang menyatakan bahwa:

Page 62: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

49

“Banjir bandang tahun 2011 selain mambaok musibah dan

bencana bagi masyarakat Pasa Gompong tapi juo mambaok

perubahan nan elok untuak Nagari Kambang Barat, kecek-

kecek urang “sengsara membawa nikmat” kalau ndak ado

banjir bandang tu, tu ndak ka pindah urang nan disiko do, tu

ndak lo ado tampek cafe-cafe ko kini do”(wawancara

tanggal 13 Desember 2015).

Artinya:

“Banjir bandang tahun 2011 selain membawa musibah dan

bencana bagi masyarakat Pasar Gompong tapi juga membawa

perubahan yang baik untuk Nagari Kambang Barat, kata-kata

orang “sengsara membawa nikmat” kalau tidak ada banjir

bandang itu, tidak akan pindah orang yang tinggal disini dan

tidak akan ada tempat cafe-cafe ini sekarang” (wawancara

tanggal 13 Desember 2015).

Hampir serupa dengan yang diungkapkan oleh Uni Lena (23 tahun)

menyatakan bahwa:

“Banjir bandang tahun 2011 menyebabkan banyak kerugian

bagi masyarakat Pasa Gompong apolai urang nan tingga di

Pasiah Putiah tu banyak rumahnyo nan anyuik di bae aia,

tapi ado juo untuangnyo, sajak kejadian banjir tu urang situ

banyak nan pindah sahinggo kini disitu lah banyak urang

mambuek cafe-cafe tampek nongkrong, tampek karaoke,

tampek santai-santai sore” (wawancara tanggal 17

Desember 2015).

Artinya:

“Banjir bandang tahun 2011 menyebabkan banyak kerugian

bagi masyarakat Pasar Gompong apalagi orang yang tinggal

di Pasir Putih tu banyak rumahnya yang hanyut dibawa air,

tapi ada juga untungnya, sejak kejadian banjir itu orang disitu

banyak yang pindah sehingga sekarang disitu telah banyak

orang membuat cafe-cafe tempat nongkrong, tempat karaoke,

tempat santai-santai sore” (wawancara tanggal 17 Desember

2015).

Selain menimbulkan dampak yang buruk bagi masyarakat namun akibat

banjir bandang tersebut juga membawa dampak positif bagi masyarakat Pasir

Page 63: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

50

Putih, yaitu sejak terjadi bencana banjir bandang daerah Pasir Putih sekarang telah

banyak didirikan Cafe, tempat karaoke, dan rumah makan tempat persinggahan

bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh, dan didukung lagi dengan

adanya TPI (tempat pelelangan ikan) di Nagari Kambang.

5.3.1 Perubahan Mata Pencaharian

Secara umum pekerjaan merupakan sesuatu yang dilakukan oleh manusia

untuk tujuan tertentu dengan cara yang benar dan baik, dengan bekerja seseorang

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian masyarakat Nagari

Kambang Barat di Kampung Pasar Gompong sebelum terjadi banjir bandang pada

tahun 2011 adalah nelayan, berdagang dan wisata. Pasca terjadi banjir 03

November 2011 terjadi perubahan di Nagari Kambang Barat, salah satunya adalah

di Kampung Pasar Gompong. Sejak terjadi banjir tersebut masyarakat yang

pindah dari tempat kejadian banjir mengalami perubahan mata pencaharian.

Masyarakat Pasar Gompong terutama di daerah Pasir Putih sebelum terjadi

banjir bandang pada umumnya memiliki pekerjaan yang tetap yaitu dengan

berdagang, hanya sedikit yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau tidak bekerja

sehingga perekonomian masyarakat masih dapat dikatakan baik. Namun setelah

terjadi banjir bandang masyarakat yang awalnya mempunyai pekerjaan tetap

sekarang sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Hal ini seperti yang diungkapkan

oleh salah satu masyarakat korban banjir bandang Ibu Eni (44 tahun) yang

menyatakan bahwa:

Page 64: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

51

“Dulu sabalun banjir bandang ibuk tinggah di Pasa

Gompong, dulu disitu ibuk bakadai baju anak-anak, remaja,

alhamdulillah lai cukuik tuak balanjo jo sakolah anak gai

walaupun dalam ari sahari tu ado juo nan ndak bajua bali.

Tapi kini sajak pindah kasiko ibuk ndak ado bakadai lai do,

disiko urang langang nyo apolai pancarian urang disiko kini

payah..” (wawancara tanggal 20 Desember 2015).

Artinya:

“Dulu sebelum banjir bandang ibuk tinggal di Pasar

Gompong, dulu disana ibuk berkedai baju anak-anak, remaja,

alhamdulillah cukup untuk belanja dan untuk sekolah anak

walaupun dalam satu hari itu ada juga yang tidak jual beli.

Tapi sekarang sejak ibuk pindah kesini ibuk tidak ada kedai

lagi, disini orang sepi apalagi mata pencaharian orang disini

sekarang susah..” (wawancara tanggal 20 Desember 2015).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh informan diatas tidak jauh

berbeda dengan yang diungkapkan oleh Ibu ema (39 tahun) menyatakan bahwa:

“Kalau dulu sawakatu tinggah di Pasah Gompong Ibu

manggaleh nasi, makanan jo minuman, alhamdulillah lai juo

bauntuang. Kini sajak pindah kasiko lai juo ibu manggaleh

tapi kini manggaleh ndak mode dulu bana bajua bali lai do

bauntuang saketek-saketek nyo. Apak ndak ado bakiajo do,

apak manolong-nolong Ibu jo nyo” (wawancara tanggal 27

Desember 2015)

Artinya:

“Kalau dulu sewaktu tinggal di Pasar gompong Ibu berkedai

Nasi, makanan dan minuman, alhamdulillah ada dapat

untung. Sekarang sejak pindah kesini ibu masih berjualan tapi

sekarang berjualan tidak seperti dulu lagi jual belinya lagi

beruntung Cuma sedikit-sedikit. Bapak tidak bekerja, hanya

bantu-bantu ibu saja” (wawancara tanggal 27 Desember

2015).

Pernyataan lain juga diungkapkan oleh Ibu Asni (49 tahun) menyatakan

bahwa:

Page 65: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

52

“Dolu sabalun pindah kasiko mato pancarian kalawik, kalau

kini kiajo ndak manatap do, kadang makan gaji ka sawah

urang, kadang-kadang ndak ado bakiajo do” (wawancara

tanggal 15 Desember 2015).

Artinya:

“Dulu sebelum pindah kesini mata pencaharian kelaut, kalau

sekarang kerja tidak menetap, kadang ambil upah ke sawah

orang, kadang-kadang tidak bekerja” (wawancara tanggal 15

Desember 2015).

Hampir serupa dengan yang diungkapkan oleh Ibu Ida (50 tahun)

menyatakan bahwa:

“Dulu sawakatu kami tinggah di Pasa Gompong mato

pancarian kalawuik, kini sajak pindah kasiko apak ndak ado

bakarajo lai do, ibuk manggaleh lontong karajo nyo tuak

lapeh-lapeh makan jo dapek nyo nak” (wawancara tanggal

16 Desember 2015).

Artinya:

“Dulu sewaktu kami tinggal di Pasar Gompong mata

pencarian kelaut, sekarang sejak pindah keesini bapak tidak

ada lagi bekerja, ibu berkedai lontong kerjanya tuk lepas-

lepas makan saja dapat nyo nak” (wawancara tanggal 16

Desember 2015).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh informan tersebut bahwa

sebelumnya orang yang tinggal di daerah tersebut rata-rata memiliki pekerjaan

tetap sebagai nelayan dan berdagang, namun setelah terjadi banjir bandang, orang

yang dulunya tinggal di tempat tersebut sekarang telah pindah dan banyak yang

tidak memiliki pekerjaan lagi. Banjir bandang yang terjadi sangat mempengaruhi

perubahan mata pencaharian masyarakat Pasar Gompong tepatnya bagian daerah

Pasir Putih.

Page 66: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

53

Hal ini serupa dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Syaukani (53

tahun) yang menyatakan bahwa:

“Sabalun banjir bandang tu apak kiajo kalawuik, lai dapek

lapeh-lapeh makan jo lah, sajak kejadian banjir tu kan satiok

umah nan kanai banjir diagiah bantuan di pemerintah kalau

nyo sanggup mancari lahan kaluah, nan kami dapek tanah

bagian mudiak ko, sajak tu ndak ado apak kalawuik lai do,

kiajo kini baladang lai nyo. Jadi jo lah dari pado ndak

makan” (wawancara tanggal 19 Desember).

Artinya:

“Sebelum banjir bandang itu bapak bekerja kelaut, dapat

lepas-lepas makan saja, sejak kejadian banjir itu kan setiap

rumah yang kena banjir dikasih bantuan oleh pemerintah

apabila dia sanggup mencari lahan keluar, yang kami dapat

tanah bagian mudik ini, sejak itu tidak ada lagi bapak kelaut

lagi, kerja sekarang hanya berladang. Jadi jugalah dari pada

tidak makan” (wawancara tanggal 19 Desember 2015).

Berdasarkan penjelasan dari informan tersebut bahwa dampak akibat

banjir bandang memberikan kontribusi yang buruk bagi kehidupan masyarakat

Nagari Kambang Barat. Berdasarkan wawancara dengan salah satu informan

seperti yang diungkapkan oleh Ilen (24 tahun) menyatakan bahwa:

“Dulu kami tinggah di Pasa Gompong, matopencarian

kalawuik.. lai dapek tuak lapeh-lapeh makan jo.. kini sajak

banjir tu kami pindah kasiko kadang klawuik kadang indak,

dek karano jauah kendaraan ndak ado” (wawancara 15

Desember 2015).

Artinya

“Dulu kami tinggal di Pasar Gompong, matapencaharian

kelaut.. dapat untuk lepas-lepas makan saja.. sekarang sejak

banjir itu kami pindah kesini kadang kelaut kadang tidak,

karena jauh kendaraan tidak ada” (wawancara tanggal 15

Desember 2015).

Page 67: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

54

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Ilen tersebut menjelaskan bahwa

Pasar Gompong, khususnya setelah terjadi banjir bandang memberikan dampak

yang buruk terhadap perekonomian masyarakat.

5.3.2 Pendapatan berkurang

Banjir bandang di Nagari Kambang Barat membawa pengaruh terhadap

kehidupan masyarakat korban banjir, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Dengan pindahnya masyarakat korban banjir ke tempat yang jauh dari kawasan

daerah banjir, namun masyarakat merasakan kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Masyarakat Pasar Gompong sebelum terjadi banjir bandang sebagian besar

masyarakat bermata pencaharian yaitu sebagai nelayan dan pedagang, untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun setelah terjadi banjir masyarakat yang

tinggal di Pasar Gompong banyak yang pindah ke daerah perbukitan dan

pegunungan yang jauh dari pantai sehingga masyarakat yang sebelumnya bekerja

sebagai nelayan setelah pindah ke tempat yang baru tidak bekerja lagi. Sedangkan

bagi masyarakat yang sebelumnya berdagang setelah pindah sebagian ada yang

mendapatkan tempat untuk membuka usaha baru dan sebagian ada yang tidak

bekerja sehingga pendapatan masyarakat semakin merosot. Hal tersebut

mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat korban banjir. Seperti yang

diungkapkan oleh salah satu korban banjir bandang yaitu Ibuk Ida (50 tahun)

menyatakan bahwa:

Page 68: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

55

“Dulu sawakatu kami tinggah di Pasa Gompong

matopancarian kalawuik, lai bapanghasilan sekitar Rp.

2.500.000 perbulan. Sajak pindah kasiko apak ndak ado

kalawuik lai do, ibuk manggaleh lontong pagi nyo, lai dapek

sekitar Rp. 900.000 perbulan nyo” (wawancara tanggal 16

Desember 2015).

Artinya:

“Dulu sewaktu kami tinggal di Pasar Gompong mata

pencarian kelaut, berpenghasilan sekitar Rp. 2.500.000

perbulan. Sejak pindah kesini bapak tidak ada kelaut lagi,

ibuk berkedai lontong paginya, lai dapat sekitar Rp. 900.000

perbulannya” (wawancara tanggal 16 Desember 2015).

Hampir serupa dengan yang diungkapkan oleh Ilen (24 tahun) menyatakan

bahwa:

“Dulu sabalun banjir bandang mato pancarian kalawuik,

rata-rata pendapatan diate Rp. 1.500.000 perbulan

sedangkan kini hanyo sekitar Rp. 800.000 perbulan”

(wawancara tanggal 15 Desember 2015).

Artinya:

“Dulu sebelum banjir bandang rata-rata pendapatan diatas

Rp. 1.500.000 perbulan sedangkan sekarang hanya sekitar

Rp. 800.000 perbulan” (wawancara tanggal 15 Desember

2015).

Pernyataan demikian juga diungkapkan oleh salah satu informan yang juga

menjadi korban banjir bandang. Berdasarkan wawancara dengan salah satu korban

banjir bandang yaitu Ibu Eni (44 tahun) yang menyatakan bahwa:

“Kalau dulu manggaleh lai juo bauntuang saketek-saketek

dibandiang jo kini, kini manggaleh ndak do batamu piti do,

urang banyak bautang jo” (wawancara tanggal 20 Desember

2015).

Page 69: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

56

Artinya:

“Kalau dulu berdagang ada juga beruntung sedikit-sedikit

dibandingkan dengan sekarang, sekarang berdagang tidak ada

bertemu uangnya, orang banyak berhutang saja” (wawancara

tanggal 20 desember 2015).

Berdasarkan apa yang diungkapkan informan tersebut menjelaskan bahwa

banjir bandang yang terjadi di Nagari Kambang Barat memberikan kontribusi

yang buruk terhadap pendapatan masyarakat Nagari Kambang Barat khususnya

bagi masyarakat korban banjir. Dengan pindahnya masyarakat ke tempat yang

baru sangat mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat tersebut. Selain

kehilangan tempat tinggal masyarakat juga kehilangan tempat bekerja.

5.3.3 Relokasi Masyarakat

Keberadaan banjir yang terjadi secara cepat sehingga tidak dapat dihindari

oleh masyarakat, oleh karena itu masyarakat hanya dapat meminimalkan melalui

penerapan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Banjir bandang selama ini dapat

dipahami oleh masyarakat sebagai bencana yang terjadi secara tiba-tiba sehingga

masyarakat kurang siap menghadapinya. Pemahaman tentang ancaman bencana

meliputi pengetahuan secara menyeluruh tentang hal-hal sebagai berikut: (1)

bagaimana ancaman bahaya banjir timbul, (2) tingkat kemungkinan terjadinya

bencana banjir serta seberapa besar skalanya, (3) mekanisme perusakan oleh

banjir secara fisik, (4) sektor dan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan sangat

terpengaruh atas kejadian banjir, dan (5) dampak dari kerusakan akibat banjir.

Strategi yang dilakukan oleh masyarakat untuk menghindari terjadinya

banjir di masa yang akan datang salah satunya dengan memindahkan rumah

Page 70: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

57

masyarakat dari daerah rawan banjir, dimana masyarakt korban banjir pindah ke

tempat yang baru sesuai dengan lokasi yang mereka dapatkan masing-masing. Hal

ini seperti dikemukakan oleh Ibu Sopi (38 tahun) yang menyatakan bahwa:

“Sajak banjir tahun 2011 tu kami nan punyo umah di dakek

muaro tu bausaho mamindahkan umah kami ka daerah nan

jauah dari banjir tu, umah nan usak disitu ndak ado bapaelok

an lai do, tanah disitu kami jua ka urang nan tinggah disitu

kini ko untuak panambanh managak an umah nan kini ko”

(wawancara tanggal 21 Desember 2015).

Artinya:

“Sejak banjir tahun 2011 itu kami yang punya rumah didekat

muara itu berusaha memindahkan rumah kami ke daerah

yang jauh dari banjir itu, rumah yang rusak disitu tidak ada

diperbaiki lagi, tanah disitu kami jual ke orang yang tinggal

disitu sekarang untuk menambah membangun rumah yang

sekarang” (wawancara tanggal 21 Desember 2015).

tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh Ibu Ida (50 tahun)

menyatakan bahwa:

“Sajak banjir bandang tu kami ndak ado tingga disitu lai do,

umah tu lah untuah sabalah kanai banjir tu, kami mambuek

umah di daerah Pasa Kambang ko karano disiko dapek

mambali tanah, tanah nan disitu lah kami jua untuak modal

managak an umah disiko” (wawancara tanggal 16 desember

2015).

Artinya:

“Sejak banjir bandang itu kami sudah tidak tinggal disitu lagi,

rumah itu lah runtuh sebelah terkena banjir itu, kami

membangun rumah di daerah Pasar Kambang ini karena

disini dapat membeli tanah, tanah yang disitu kami jual

untuk modal menegakkan rumah disini” (wawancara tanggal

16 Desember 2015).

Hal ini juga didukung oleh pernyataan Wali Nagari Kambang Barat, Bapak

Nurlison, wawancara tanggal 10 Desember 2015 sebagai berikut:

Page 71: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

58

“Sebagai wali nagari, bapak berusaha memberikan

pengertian dan himbauan kepada masyarakat untuk

melakukan pencegahan atau upaya untuk mengurangi

resiko banjir tersebut, dan setelah terjadinya banjir

bandang pada tahun 2015 kemaren masyarakat baru

menyadari bahwa perlunya dilakukan upaya untuk

mengurangi resiko banjir tersebut”(wawancara tanggal 10

Desember 2015).

Selain memindahkan rumah warga ke tempat yang jauh dari daerah rawan

banjir masyarakat juga melakukan beberepa upaya untuk menghindari resiko

banjir. Dengan membuat DAM dari karung yang berisi pasir sepanjang tepi sungai

dan pantai, dan membuat atau memperbaiki saluran tempat pembuangan air

disepanjang jalan yang terkena banjir tersebut, supaya jika terjadi banjir air yang

datang tidak langsung sampai ke dataran rendah. Seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Agusman(47 tahun) menyatakan bahwa:

“Setelah banjir bandang tu masyarakat bausaho untuak

mambuek dam, sahinggo aia ombak ndak langsuang tibo ka

jalan do, tapi itu ndak batahan lamo do, dek karano ditulak

aia taruih mako nyo warga ndak diperbolehkan lagi

mambuek umah di daerah tersebut. Tapi setelah anam bulan

tibo-tibo aia manyusuik surang jo lai akhir nyo kini di buek

dam dari batu-batu gadang lai” (wawancara tanggal 13

Desember 2015).

Artinya:

“Setelah banjir bandang itu masyarakat berusaha untuk

membuat dam, sehingga air ombak tidak langsung tiba ke

jalan do, tapi itu tidak bertahan lama, karena ditolak air terus

makanya warga tidak diizinkan lagi membuat rumah di

daerah tersebut. Tapi setelah enam bulan kemudian tiba-tiba

air menyusut sendiri akhirnya sekarang di buat dam dari batu-

batu besar lagi” (wawancarat tanggal 13 Desember 2015).

Kemudian seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kasir (55 tahun)

menyatakan bahwa:

Page 72: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

59

“sajak banjir tahun 2011 tu masyarakat Nagari Kambang

Barat bausaho melakukan upaya-upaya nan dapek mengatasi

banjir tu, seperti mambuek dam dari karuang baisi kasiak

pasiah tu, mampaelok an slokan-slokan supayo kalau tajadi

banjir dimaso nan ka datang aia ndak langsuang mangisi

dataran randah tu do” (wawancara tanggal 28 Desember

2015).

Artinya:

“sejak banjir tahun 2011 itu masyarakat Nagari Kambang

Barat berusaha melakukan upaya-upaya yang dapat

mengatasi banjir tersebut, seperti membuat dam dari karung

berisi pasir, memperbaiki slokan-slokan supaya kalau terjadi

banjir dimasa yang akan datang air tidak langsung mengisi

dataran rendah tu do” (wawancara tanggal 28 Desember

2015).

Kegiatan masyarakat dalam membuat DAM ini sepenuhnya didukung oleh

pimpinan nagari. Hal ini di dukung oleh pernyataan Wali Nagari Kambang Barat

Bapak Nurlison, wawancara tanggal 10 Desember 2015 sebagai berikut:

“Karena banjir tahun 2011 banyak merugikan warga,

sehingga masyarakat berfikir untuk membuat dam, kami

sebagai pemerintah nagari sangat mendukung dengan upaya

yang dilakukan oleh masyarakat agar jika terjadi banjir tidak

merugikan masyarakat lagi” (wawancara tanggal 10

Desember 2015).

Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa bencana banjir yang terjadi

pada tahun 2011 banyak merugikan masyarakat Nagari Kambang Barat, baik

kerugian secara material maupun non material. Banjir terjadi selain disebabkan

oleh faktor alam yaitu curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air

laut, juga disebabkan oleh ulah manusia yaitu seperti penggunaan lahan yang

tidak tepat, pembuangan sampah kedalam sungai, pembangunan pemukiman

masyarakat di daerah aliran sungai, kemudian disertai kurangnya pengetahuan

masyarakat dalam mengatasi resiko banjir tersebut.

Page 73: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

60

Banjir yang terjadi di Nagari Kambang Barat membawa perubahan

terhadap kehidupan masyarakat Nagari Kambang Barat, baik perubahan yang

positif maupun perubahan yang negatif. Perubahan positif yang terjadi setelah

banjir bandang yaitu kawasan Pasa Gompong tepatnya di Pasir Putih Kambang

yang dulunya hanya tempat wisata bagi anak-anak yang diramaikan pada saat

lebaran namun sekarang telah ada tempat untuk berkunjung para remaja, adanya

cafe-cafe yang dibuat sepanjang jalan yang rusak akibat banjir tersebut, telah ada

tempat karaoke sehingga di Pasir Putih Kambang setiap harinya diramaikan oleh

para remaja. Didukung juga dengan adanya TPI Kambang sehingga remaja

banyak yang berkunjung ke daerah tersebut baik siang maupun sore hari.

Sedangkan perubahan negatif yaitu setelah terjadi banjir bandang masyarakat

banyak yang kehilangan rumah mereka dan kerugian barang-barang harta benda

yang hanyut akibat banjir itu sen diri, akibatnya masyarakat harus pindah dari

daerah tersebut ke daerah yang jauh dari rawan bencana.

Dengan pindahnya masyarakat ke tempat lain membuat masyarakat

merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, dikarenakan

sedikitnya tempat untuk membuka usaha yang sebelumnya mereka jalani sehingga

masyarakat yang dulunya bekerja setelah pindah tidak mempunyai pekerjaan lagi.

Banjir yang terjadi menyebabkan perubahan yang buruk bagi perekonomian

masyarakat korban banjir.

Berdasarkan teori pilihan rasional Coleman yang dijelaskan dalam gagasan

dasarnya bahwa tindakan perseorangan dilakukan pada suatu tujuan dan tujuan itu

ditentukan oleh nilai dan pilihan. Tetapi kemudian Coleman juga menyatakan

Page 74: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

61

untuk maksud yang teoritis, ia juga memerluhkan konsep yang lebih tepat

mengenai aktor yang rasional yang berasal dari ekonomi, dimana aktor memilih

tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan

keinginan dan kebutuhan mereka. Pemusatan perhatian pada tindakan rasional

individu dilanjutkan dengan memusatkan perhatian pada masalah hubungan

makro-mikro atau bagaimana cara gabungan tindakan individu menimbulkan

prilaku sistem sosial. Meski seimbang, namun ada tiga kelemahan pendekatan

Coleman, yaitu: pertama, ia memberikan prioritas perhatian yang berlebihan

terhadap hubungan lain. Kedua, ia mengabaikan masalah hubungan mikro-makro.

Ketiga, hubungan sebab akibatnya hanya menunjuk pada satu arah, dengan kata

lain ia mengabaikan hubungan dealiktika dikalangan dan diantara fenomena

mikro-makro.

Perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat merupakan akibat dari

bencana banjir bandang tahun 2011. Oleh karena itu, masyarakat harus mencari

strategi supaya banjir yang datang tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

Perhatian masyarakat terhadap bencana banjir menyebabkan mereka merespon

banjir tersebut dalam sebuah tindakan. Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat

untuk menghindari bencana banjir dimasa yang akan datang adalah masyarakat

harus pindah dari tempat kejadian banjir ke tempat yang baru sesuai dengan lokasi

yang mereka dapatkan masing-masing. Jika masyarakat tersebut tidak pindah

apabila terjadi banjir dimasa yang akan datang mereka akan mengalami kerugian

lagi. Maka relokasi yang dilakukan oleh masyarakat korban banjir merupakan

tindakan masyarakat untuk menghindari bencana banjir. Kerugian yang dialami

Page 75: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

62

masyarakat berpengaruh terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat. kemudian

selain itu masyarakat juga melakukan strategi untuk mengatasi risiko bencana

banjir berupa pembuatan DAM yang merupakan tindakan dari masyarakat untuk

mencagah terjadi banjir dimasa yang akan datang yang merupakan tindakan

bersama dan dilakukan secara bersama.

Page 76: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

63

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Perubahan mata pencaharian, sebelum Nagari Kambang Barat tepatnya di

Kampung Pasar Gompong di daerah Pasir Putih terkena banjir bandang pada

tahun 2011, masyarakat Pasar Gompong bermata pencaharian sebagai nelayan

dan pedagang. Setelah Nagari Kambang Barat terkena banjir bandang

menyebabkan kerugian bagi masyarakat yaitu seperti kehilangan rumah yang

hanyut akibat banjir sehingga masyarakat tersebut tidak dibolehkan lagi untuk

tinggal di daerah tersebut. Sehingga masyarakat harus pindah ke tempat lain

sesuai dengan lokasi yang didapatkan masing-masing. Dengan pindahnya

masyarakat ke tempat yang baru menimbulkan kesulitan bagi masyarakat untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari yang sebelumnya.

2. Pendapatan masyarakat, sebelum banjir bandang pendapatan masyarakat pada

umumnya baik, hal ini dapat dilihat pendapatan masyarakat rata-rata perbulan

berkisar antara Rp. 2.000.000-3.000.000. Sedangkan sesudah banjir bandang

pendapatan masyarakat perbulan berkisar antara Rp. 500.000-1.500.000. mata

pencarian masyarakat sebelumnya rata-rata nelayan dan sesudah banjir

bandang masyarakat sudah banyak yang pindah ke daerah lain sehingga mata

pencarian masyarakat berubah dan pendapatan masyarakat perbulan pada

umumnya termasuk kurang baik untuk membiayai kebutuhan keluarga karena

63

Page 77: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

64

pendapatannya berkurang dari sebelumnya.

3. Relokasi masyarakat, setelah terjadi banjir bandang masyarakat korban banjir

tidak dibolehkan lagi tinggal di tempat kejadian banjir, masyarakat tersebut

pindah ke tempat lain atau tempat yang baru sesuai dengan lokasi yang

didapatkan oleh masing-masing masyarakat tersebut. Dengan pindahnya

masyarakat ke tempat yang baru menimbulkan kesulitan bagi masyarakat

dalam mendapatkan tempat untuk bekerja sehingga mempengaruhi kondisi

sosial ekonomi masyarakat tersebut.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan diatas,

maka peneliti memberikan saran antara lain:

1. Bagi Pemerintah Kecamatan Lengayang harus memberikan informasi yang

jelas kepada masyarakat tentang faktor penyebab banjir bandang dan

dampaknya bagi kehidupan.

2. Bagi masyarakat Lengayang harus mengetahui apa itu banjir bandang dan

dampaknya bagi kehidupan. Jika terjadi banjir masyarakat harus tau jalur-jalur

evakuasi yang aman.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menindaklanjuti penelitian ini bisa

dijadikan bahan rujukan dan pedoman yang berguna.

Page 78: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

65

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Afrizal. 2008. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif dari Pengertian Sampai

Penulisan Laporan. Laboratorium Sosiologi FISIP Unand.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Reseacrh Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif

dan Mixed. Jakarta: Pustaka Remaja.

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Yogyakarta: UGM Press.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Hermon, Dedi. 2012. Mitigasi Bencana Hidrometerologi. Padang: UNP Press.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.

Miles Mathew dan Huberman Michael A. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nazir, M. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ritzer, George. 2007. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan

Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Perss.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidkan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: CV Alfabeta (IKAPI).

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuaalitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Sukandarrumidi. 2010. Bencana Alam dan Bencana Anthropogene. Yogyakarta:

Kanisius.

Sutopa, Ariesto, Hadi dan Arief, Adrianus. 2010. Terampil Mengolah Data

Kualitatif dan NVIVO. Jakarta: Kencana.

Page 79: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

66

Yusuf, A. Muri. 2005. Metode Penelitian Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Padang:

UNP Press.

Skripsi

Ardimansyah, Poni. 2009. “Faktor Penyebab Masyarakat Untuk Tetap Tinggal di

Daerah Banjir Bandang Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota

Padang”. Skripsi STKIP PGRI Padang.

Melia, Rita. 2009. “Studi Sosial Ekonomi Masyarakat Relokasi Pembangunan

Waduk PLTA Koto Panjang Di Nagari Tanjung Pauh Kecamatan

Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota”. Skripsi STKIP PGRI Padang.

Oktalia, Mitra. 2008. “Studi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Longsor di

Kenagarian Tandikek Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang

Pariaman”. Skripsi STKIP PGRI Padang.

Prasetyo, Agustinus Budi. “Pemetaan Lokasi Rawan dan Risiko Bencana Banjir

di Kota Surakarta tahun 2007. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, 2009.

Wahyudi. 2009. “Strategi Masyarakat Dalam Rangka Mitigasi Bencana Banjir di

Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir

Selatan”. Skripsi STKIP PGRI Padang.

Laporan dan Internet

Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor:

P.04/V.Set/2009Tanggal: 05 Maret 2009.

https://www.google.com/search?q=kriteria+kerusakan+banjir+menurut+bnpb&ie

=utf-8&oe=utf-8.pdf. 20 Oktober 2015

Page 80: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

67

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan/usaha :

Pendapatan :

Status Rumah :

Lama Tinggal :

Tanggal dan Tempat Wawancara :

Pedoman Wawancara dan Daftar Pertanyaan

1. Kondisi ekonomi masyarakat sebelum banjir bandang

a. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu?

b. Berapa pendapatan Bapak/Ibu perbulan?

c. Pukul berapa Bapak/Ibu mulai bekerja?

d. Apakah pendapatan Bapak/Ibu cukup untuk membiayai kehidupan

keluarga?

e. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memenuhi kebutuhan keluarga?

2. Kerusakan yang dialami masyarakat akibat banjir bandang

a. Apa saja kerugian yang Bapak/Ibu alami akibat banjir tersebut?

b. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan biaya untuk memperbaiki rumah?

Page 81: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

68

c. Apakah upaya yang dilakukan pemerintah dalam membantu masyarakat

korban banjir?

d. Perubahan apa yang Bapak/Ibu rasakan setelah terjadi banjir bandang?

Page 82: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

69

Lampiran 2. Informan Penelitian

No Nama Umur Pekerjaan

1 Agusman 47 tahun Pedagang

2 Asni 49 tahun IRT

3 Syaukani 53 tahun Tani

4 Era 32 tahun Pedagang

5 Nurlison 51 tahun Wali Nagari

6 Kasir 55 tahun Nelayan

7 Sopi 38 tahun IRT

8 Ema 39 tahun Pedagang

9 Lena 23 tahun Mahasiswi

10 Ida 50 tahun Berjualan lontong

11 Ilen 24 tahun IRT

12 Eni 44 tahun IRT

Page 83: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

70

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Rumah yang rusak berat akibat banjir bandang

Gambar 2. Warung yang dibangun oleh pendatang baru di sepanjang tempat

kejadian banjir bandang

Page 84: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

71

Gambar 3. Rumah yang rusak ringan akibat banjir bandang kemudian

diperbaiki kembali

Gambar 4. Kondisi ekonomi masyarakat korban banjir setelah pindah ke

tempat yang baru

Page 85: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

72

Gambar 5. Upaya masyarakat dalam mengatasi bencana banjir

Page 86: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

73

Page 87: SKRIPSI - repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5250/2/11070152 WELIATI.pdf · Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

74