repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi...

111
1

Transcript of repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi...

Page 1: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

1

Page 2: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

2

Page 3: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

3

Page 4: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

4

ABSTRAK

Hendra warno (NPM: 11030009). Studi Tentang Konversi Lahan Pertanian

Padi Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinalai Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program Studi

Pendidikan GeoghrafI STKIP PGRI Sumatra Barat, Padang 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan keadaan studi tentang

konversi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi

Kenagarian Kinali kecamatan kinali kabupaten pasaman barat di tinjau dari

pendapatan, gaya hidup, dan pengelolaan.

Jenis penelitian kualitatif dan informan dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang melakukan konversi lahan pertanian padi ke perkebunan kelapa

sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman

Barat serta informan kunci dalam penelitian ini Dinas Pertanian. Penelitian ini di

lakukan menggunakan teknik snow ball ( bola salju ).

Hasil penelitian penelitian menunjukan bahwa : 1) Pendapatan lahan

pertanian padi menjadi perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi yaitu setelah

melakukan konversi lahan masyarakat di Desa didodadi pendapatannya

mengalami peningkatan sehingga masyarakat sidodadi bisa memenuhi kebutuhan

sehari-hari seperti kebutuhan pokok, pendidikan dan lain sebagainya. 2) Gaya

hidup masyarakat Desa Sidodadi setelah melakukan konversi lahan yaitu gaya

hidup masyarakat Desa Sidodadi setelah konversi lahan mengalami peningkatan

karna bisa di lihat dari bentuk rumahnya, yang dulu permanen dan sekarang sudah

permanen, kemudian sudah memiliki kendaraan lebih dari satu yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari. 3) Pengelolaan lahan yang di lakukan petani

melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi,

Pengelolaan kebun sawit sama dengan pengelolaan kebun sawit pada umumnya,

yang dipergunakan alat-alat seperti parang, cangkul, sinsaw dan lain-lain, dengan

menggunakan tenaga kerja 2 sampai 3 orang dengan biaya yang di keluarkan ±

Rp. 300.000 perhari

Page 5: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Studi Tentang Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Perkebunan Kelapa

Sawit Di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten

Pasaman Barat”. Yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata

satu Program Studi Pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Penulis menyadari penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

segi materi maupun teknik penulisan, berkat doa Kedua orang tua, saudara dan

semua keluarga saya yang telah memberikan dukungan semangat baik secara

moril dan ssecara materi. Kemudian tidak lupa pula penulis ucapakan terima kasih

yang terhormat kepada :

1. Bapak Drs. Edi Suarto, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak

Yuherman, S.P., M.Pd selaku Pembimbing II.

2. Tim dosen penguji, Ibu Rozana Eka Putri, S.Pd., M.Si, Ibu Farida, S.Si.,

M.Sc, dan Momon Dt Tanamir, M.Pd.

3. Bapak Slamet Rianto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

STKIP PGRI Sumatera Barat Padang dan Ibu erna Juita, M.Si selaku

Sekretaris beserta staf pengajar yang memberikan bantuan, dorongan, dan

bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu ketua STKIP PGRI Sumatera Barat Padang beserta staf dan karyawan.

Page 6: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

6

5. UPT Perpustakaan dan kepala Perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat

beserta staf dan karyawan.

6. Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman Barat dan Wali Nagari

Sidodadi serta staf yang telah memberikan data.

7. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi Program studi pendidikan geografi

2011/A serta saudara dan sahabat-sahabatku (Hermanto, Medi, Al, Intan,

Wilza, Sinta, dan Weri) yang terbaik yang telah memberikan masukan dan

semangat dalam penulisan skripsi.

Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah di berikan mendapatkan

balasan yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga hasil penelitian ini

bermanfaat bagi pembaca dan yang membutuhkan.

Padang, Oktober 2015

Penulis

Page 7: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

7

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Fokus Masalah .......................................................................... 5

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................ 5

D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori .............................................................................. 8

1. Konversi Lahan ......................................................................... 8

2. Pendapatan ................................................................................ 11

3. Gaya Hidup ............................................................................... 13

4. Pengelolaan Lahan .................................................................... 14

B. Kajian Relevan .......................................................................... 15

C. Alur Berfikir.............................................................................. 17

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 18

B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 18

Page 8: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

8

C. Informan penelitian ................................................................... 18

D. Jenis Data, Sumber Data, dan Alat Pengumpulan Data ............ 19

a. Jenis Data .................................................................................. 19

b. Sumber Data.............................................................................. 19

c. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ......................................... 20

E. Teknik Analisa Data ................................................................. 22

F. Teknik Menguji Keabsahan ...................................................... 24

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................... 26

B. Temuan khusus penelitian .................................................... 28

C. Pembahasan .......................................................................... 44

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 48

B. Saran .................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA 50

Page 9: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

9

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah penduduk dan mata pencaharian di Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinali ................................................................... 27

2. Jumlah sekolah kenagarian Kinali ........................................... 28

Page 10: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

10

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Alur berfikir ............................................................................................ 17

2. Wawancara dengan Ibu TN tanggal 28 Agustus 2015 ........................... 29

3. Wawancara dengan bapak ZN tanggal 28 Agustus 2015 ....................... 30

4. Wawancara dengan Bapak CR tanggal 28 Agustus 2015 ...................... 31

5. Wawancara dengan bapak SW tanggal 28 Agustus 2015 ...................... 32

6. Wawancara dengan bapakWH tanggal 29 Agustus 2015 ....................... 33

7. Wawancara dengan bapak MR tanggal 29 Agustus 2015 ...................... 34

8. Wawancara dengan bapak MD tanggal 29 Agustus 2015 ...................... 35

9. Wawancara dengan bapak YN tanggal 30 Agustus 2015 ....................... 36

10. Wawancara dengan bapak NM tanggal 30 Agustus 2015 ...................... 37

11. Wawancara dengan Ibu TR tanggal 30 Agustus 2015............................ 38

12. Wawancara dengan bapak SK tanggal 31 Agustus 2015 ....................... 39

13. Wawancara dengan bapak SN tanggal 31 Agustus 2015 ....................... 40

14. Wawancara dengan bapak AL dan bapak ZL serta bapak MZ tanggal 31

Agustus 2015 .......................................................................................... 41

15. Wawancara dengan bapak TN dan bapak SN tanggal

31 Agustus 2015 ..................................................................................... 42

16. Wawancara dengan bapak SS tanggal 31 Agustus 2015. ....................... 43

Page 11: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

11

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pedoman Wawancara ......................................................................... 52

2. Tabel Reduksi wawancara .................................................................. 57

3. Tabel Rekapitulasi Data ..................................................................... 69

4. Tabel Informan Penelitian .................................................................. 56

5. Lampiran Foto .................................................................................... 86

Page 12: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk

Indonesia berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian

disektor pertanian. Sampai saat ini, sektor pertanian merupakan sektor yang

strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan

kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan terhadap

pendapatan masyarakat, penyedia lapangan kerja, dan penyediaan pangan

dalam negeri.

Kesadaran terhadap peran tersebut menyebabkan sebagian besar

masyarakat masih tetap memelihara kegiatan pertanian mereka. ”Berbagai

data menunjukkan bahwa di beberapa negara yang sedang berkembang lebih

75% dari penduduk berada di sektor pertanian dan lebih 50% dari pendapatan

nasional dihasilkan dari sektor pertanian serta hampir seluruh ekspornya

merupakan bahan pertanian” (Ario dalam Bhaskara dkk : 2005).

Beberapa tahun belakangan ini konversi lahan pertanian sawah menjadi

lahan perkebunan menjadi tren belakangan ini. Hal ini tidak bisa di pungkiri,

kerena menjadi petani perkebunan, khususnya kelapa sawit lebih menjanjikan

sekali. Setiap saat harga Tandan Buah Segar (TBS) terus naik, kondisi ini

tentunya sangat menguntungkan petani. Persoalannya tidak hanya di situ,

mahalnya harga pupuk dan banyaknya serangan hama penyakit terhadap

Page 13: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

2

sawah petani juga menjadi pemicu semakin sengsaranya masyarakat petani.

Serta pada saat panen harga di pasaran rendah (Suswandi dalam Silvia 2014).

Usaha di bidang pertanian terutama tanaman padi seharusnya

memberikan pemasukan yang sangat besar, karena komoditi padi merupakan

bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Akan tetapi kenyataan

yang ada banyak petani mengalami kerugian jika menanam padi karena

modal yang dikeluarkan (bibit, pupuk, tenaga kerja) tidak sebanding dengan

penghasilan yang didapat. Hal ini berakibat banyak petani yang memilih

untuk beralih ke komoditi lain selain padi.

Luas areal panen merupakan salah satu determinan utama peningkatan

produksi padi nasional di samping tingkat produktifitas tanaman.

Pertumbuhan luas areal menjadi masalah yang sangat serius karena bersaing

dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi, indusrialisasi dan

pembanguan infrastruktur publik. Hal ini yang telah mendorong terjadinya

konversi lahan pertanian ke non pertanian.

Faktor-faktor yang menentukan transformasi lahan dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu faktor ekonomi,faktor sosial, dan peraturan pertanahan

yang ada menunjukkan bahwa selain faktor teknis dan kelembagaan, faktor

ekonomi yang menetukan alih fungsi lahan sawah ke pertanian dan non

pertanian adalah : (1) nilai kompetitif padi terhadap komoditas lain menurun;

(2) respon petani terhadap dinamika pasar, lingkungan, dan daya saing usaha

tani meningkat.

Page 14: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

3

Menurut Witjaksono (dalam Bhaskara, 2012) ada lima faktor sosial

yang mempengaruhi alih fungsi lahan, yaitu: perubahan perilaku, hubungan

pemilik dengan lahan, pemecahan lahan, pengambilan keputusan, dan

apresiasi pemerintah terhadap aspirasi masyarakat.

Pembangunan sektor perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat

khususnya komoditas tanaman kelapa sawit merupakan suatu bagian integral

dari pembangunan nasional, yang bertujuan mewujudkan peningkatan

pendapatan petani, selanjutnya usaha pembangunan perkebunan diarahkan

pada pemerataan pembangunan. Pembangunan sektor perkebunan terkait

dengan upaya membuka kesempatan kerja, peningkatan ekspor, pemenuhan

industri dalam negeri, pertumbuhan pembangunan, dan penciptaan pusat

pertumbuhan wilayah ekonomi baru (Devung dalam Bhakara 2005).

Sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam membentuk

perekonomian di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali

Kabupaten Pasaman Barat. Sektor ini memberikan peranan yang sangat besar

dalam pembentukan Pendapatan, kini peranannya semakin berkurang

disebabkan karena menyusutnya lahan pertanian. Berdasarkan observasi awal

peneliti pada tanggal 03 Juni 2015 dalam kurun waktu tahun 2007-2011

terjadi penyusutan lahan sawah, penyusutan luas lahan pertanian berbanding

terbalik dengan peningkatan luas lahan sektor perkebunan yang meningkat.

Transformasi lahan ini berdampak pada perubahan tingkat kesejahteraan

petani yang melakukan transformasi lahan pertanian menjadi perkebunan

kelapa sawit. Adanya perkebunan kelapa sawit yang terdapat Di Desa

Page 15: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

4

Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat

ternyata mengakibatkan sebagian petani mengalihfungsikan lahan pertanian

yang mereka miliki. Berdasarkan hal tersebut diduga ada beberapa alasan

petani melakukan alih fungsi lahan, antara lain: kebijaksanaan pemerintah

daerah, latar belakang pendidikan, pendapatan rendah, menyempitnya luas

areal, biaya produksi, dan nilai jual. Selain itu, tingkat pendapatan antara

petani padi dan petani kelapa sawit di Kecamatan Kinali relatif berbeda.

Beralihnya mata pencaharian masyarakat dari yang semula petani padi

menjadi petani kelapa sawit merubah pola kehidupan para petani. Salah satu

contoh yang ada pada masyarakat petani Di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat yaitu meningkatnya gaya hidup

para petani. Peningkatan jumlah petani tidak diimbangi dengan peningkatan

jumlah keluarga sejahtera, justru sebaliknya mengalami penurunan. Terkait

dengan adanya perubahan mata pencaharian dari petani padi menjadi petani

kelapa sawit menyebabkan pendapatan masyarakat menjadi ikut berubah,

akan tetapi perubahan pendapatan yang diperoleh tidak diimbangi dengan

peningkatan kesejahteraan keluarga petani.

Kondisi umum masyarakat Desa Sidodadi Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat relatif sama di mana mata

pencaharian penduduknya sebagian besar adalah sebagai petani tanaman padi.

Namun beberapa tahun terakhir akibat terjadi transformasi lahan berubah

menjadi petani kebun kelapa sawit. Hal ini membuat penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Studi Tentang Konversi Lahan Pertanian

Page 16: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

5

Padi Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Sidodadi Kenagarian

Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat”.

B. Fokos Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis memfokuskan

pada konversi lahan pertanian padi menjadi perkebunan kelapa sawit di Desa

Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah yang telah dikemukakan

di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pendapatan petani padi setelah mengkonversikan lahannya

keperkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat?

2. Bagaimana gaya hidup petani padi setelah mengkonversikan lahan

pertanian padi keperkebunan kelapa sawit Desa Sidodadi Kenagarian

Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat?

3. Bagaimana cara pengelolaan lahan yang dilakukan petani padi dalam

mengkonversikan lahan pertanian padi keperkebunan kelapa sawit di Desa

Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat?

Page 17: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

6

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan sebelumnya, peneliti ini bertujuan untuk

mendapatkan data atau informasi dan menganalisis data secara mendalam

tentang:

1. Pendapatan petani padi setelah mengkonversikan lahannya perkebunan

kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali

Kabupaten Pasaman Barat

2. Bagaimana gaya hidup petani padi setelah mengkonversikan lahan

pertanian padi keperkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian

Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat

3. Pengelolaan yang dilakukan petani padi dalam mengkonversikan lahan

pertanian padi keperkebunan kelapa sawit di Nagari Desa Sidodadi

Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti sendiri sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana SI di

program studi pendidikan Geografi di STKIP PGRI Sumatera Barat.

2. Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang transformasi lahan

pertanian padi ke perkebunan kelapa sawit.

3. Sebagai salah satu referensi bagi pemerintah dan swasta dalam mengambil

kebijakan dan pembangunan masyarakat di Desa Sidodadi Kenagarian

Page 18: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

7

Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Sebagai tambahan

informasi dan wawasan bagi peneliti serta membuka peluang bagi peneliti

yang lain untuk menindak lanjuti penelitian ini.

Page 19: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konversi Lahan

Menurut Syailendra dalam Pina (2013) konversi lahan adalah

perubahan lahan dari lahan pertanian ke non pertanian ke pertanian lain.

Sedangkan menurut Fahmudin (2004) konversi lahan suatu proses yang di

sengaja oleh manusia (anthropogenic) bukan proses alami. Konversi lahan

terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik dari segi

pendapatan maupun biaya yang di keluarkan.

Semua fungsi utama lahan ialah untuk bercocok tanam padi,

palawija, atau holtikultural. Kini dengan gencarnya industrialisasi, lahan-

lahan pruduktif pertanian berubah menjadi pabrik-pabrik, jalan tol,

pemukiman, perkotaan, dan lain-lain. Jika dalam setahun alih fungsi laahn

terdata sekitar 4.000 hektar, dalam lima tahun kedepan lahan produktif yang

beralih fungsi mencapai 20.000 hektar (Suardi 2002 dalam Silvia 2014).

Konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagaian atau seluruh

kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang di rencanakan) menjadi

fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan

potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian

perubahan/penyesuaian peruntukan pangunaan, disebabkan oleh faktor-

faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi

8

Page 20: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

9

kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya

tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik Menurut Utomo dkk (1992)

dalam kolokiumkpmipb.wordpress.com (2012).

Menurut Agus (2004) konversi lahan sawah adalah suatu proses

yang di sengaja oleh manusia (anthropogenic), bukan suatu proses alami.

Kita ketahui bahwa percetakan sawah di lakukan dengan biaya tinggi,

namun ironisnya konversi lahan tersebut sulit di hindari dan terjadi sistem

produksi pada lahan sawah tersebut berjalan dengan baik. Konversi lahan

merupakan konsekuensi logis dari peningkatan aktifitas dan jumlah

penduduk serta proses pembangunan lainnya. Konversi lahan pada dasarnya

merupakan hal yang wajar terjadi, namun pada kenyataannya konversi lahan

menjadi masalah karena terjadi di atas lahan pertanian yang masih

produktif.

Menurut Irawan (2005) Konversi lahan pertanian pada dasarnya

terjadi akibat adanya persaingan dalam pemanfaatan lahan pertanian dengan

non pertanian. Sedangkan persaingan dalam pemanfaatan lahan tersebut

muncul akibat adanya tiga fenomena ekonomi dan sosial yaitu:

a) Keterbatasan sumberdaya lahan

b) Pertumbuhan penduduk, dan

c) Pertumbuhan ekonomi

Page 21: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

10

Sihaloho (2004) dalam kolokiumkpmipb.wordpress.com, membagi

konversi lahan kedalam tujuan pola atau tipologi, antara lain:

1. Konversi gradual berpola sporadis di pengaruhi oleh dua faktor utama

yaitu lahan yang kurang/tidak produktif dan keterdesakan ekonomi

pelaku konversi.

2. Konversi sistematik berpola „enclave‟; dikarenakan lahan kurang

produktif, sehingga konversi dilakukan secara serempak untuk

meningkatkan nilai tambah.

3. Konversi lahan sebagai respon atas pertumbuhan penduduk (population

growth driven land conversion); lebih lanjut disebut konversi adaptasi

demografi, dimana dengan meningkatkan pertumbuhan penduduk,

lahan terkonversi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal.

4. Konversi yang disebabkan oleh masalah sosial (social problem driven

land conversion); disebabkan oleh dua faktor yakni keterdesakan

ekonomi dan perubahan kesejahteraan.

5. Konversi tanpa beban; dipengaruhi oleh faktor keinginan untuk

smengubah hidup yang lebih baik dari keadaan saat ini dan ingin keluar

dari kampung.

6. Konversi adaptasi agraris; disebabkan karena keterdesakan ekonomi

dan keinginan untuk berubah dari masyarakat dengan tujuan

meningkatkan hasil pertanian.

Page 22: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

11

7. Konversi multi bentuk atau tanpa bentuk ; konversi dipengaruhi oleh

berbagai faktor, khususnya faktor peruntukan untuk perkantoran,

sekolah, koperasi, perdagangan, termasuk sistem waris yang tidak jelas

dijelaskan dalam konversi demografi.

Berdasarkan fakta impiris penelitian,yaitu penelitian ini tergolong

pada konversi lahan multi karena proses perubahan konversi lahan pertanian

menjadi institusi lembaga pendidikan.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua

biaya, atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau

penerimaan total dan penerimaan bersih. Pendaptan kotor atau

penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara

keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi ( Rahim, dkk :2007).

Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh

Milton Friedman yang menyatakan bahwa pendapatan masyarakat

dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen (permanent

income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pengertian dari

pendapatan permanen adalah pendapatan yang selalu diterima pada

setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya

pendapatan dari gaji, upah dan pendapatan yang diperoleh dari semua

faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang menciptakan

kekayaan). Milton Friedman dengan teori pendapatan permanennya

mengemukakan bahwa orang menyesuaikan perilaku konsumsi mereka

Page 23: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

12

dengan kesempatan konsumsi permanen atau jangka panjang, dan

bukan dengan tingkat pendapatan mereka yang sekarang (Dornbusch

and Fisher, dalam Arsad Ragandhi 2004). Pendapatan menurut ilmu

ekonomi merupakan nilai maksimum yangh dapat di konsumsi oleh

seorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama

pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut

menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluartan terhadap konsumsi

selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta

kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang di peroleh

selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi (Rustam dalam

Irwan,2013).

Menurut Rosjidi dalam Irawan (2013) menyatakan bahwa

pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah

kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan barang

dan jasa atau aktivitas usaha lainnya, dalam suatu periode yang dapat

diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum.

Pengertian yang dikemukakan oleh Rosjidi bermaksud bahwa,

penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya itu adalah yang

berhubungan secara langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba

usaha yang dapat mempengaruhi terhadap jumlah pemilik.

Pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang kondisi

ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau

kekayaan keluarga dan dipakai dalam membagi pendapatan dalam tiga

Page 24: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

13

kelompok yaitu; pendapatan tinggi, pendapatan sedang, dan pendapatan

rendah. Pendapatan berupa uang adalah segala pendapatan yang

diterima biasanya sebagai balas jasa dari majikan (Bastian,2011).

3. Gaya Hidup

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan

semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan

kotor atau penerimaan total dan penerimaan bersih. Pendaptan kotor

atau penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara

keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi ( Rahim, dkk :2007).

Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah

terukur dibandingkan dibandingkan dengan kepribadian Untuk

memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan

program atau instrumen untuk mengukur gaya hidup yang berkembang

(Listyorini, 2012).

Istilah gaya hidup (lifestyle) sekarang ini kabur. Sementara istilah ini

memiliki arti sosiologis yang lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup

khas dari berbagai kelompok status tertentu, dalam budaya konsumen

kontemporer istilah ini mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri, serta

kesadaran diri yang semu. Tubuh, busana, bicara, hiburan saat waktu luang,

pilihan makanan dan minuman, rumah, kendaraan dan pilihan hiburan, dan

seterusnya dipandang sebagai indikator dari individualitas selera serta rasa

gaya dari pemilik atau konsumen (Fatherstone dalam Sudarwati, 2007)

Weber dalam Hastuti (2007) mengemukakan bahwa persamaan status

dinyatakan melalui persamaan gaya hidup. Di bidang pergaulan gaya hidup ini

Page 25: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

14

dapat berwujud pembatasan terhadap pergaulan erat dengan orang yang

statusnya lebih rendah. Selain adanya pembatasan dalam pergaulan, menurut

Weber dalam Hastuti (2007) kelompok status ditandai pula oleh adanya

berbagai hak istimewa dan monopoli atas barang dan kesempatan ideal

maupun material. Kelompok status dibeda-bedakan atas dasar gaya hidup

yang tercermin dalam gaya konsumsi. Weber mengemukakan bahwa

kelompok status merupakan pendukung adat, yang menciptakan dan

melestarikan semua adat-istiadat yang berlaku dalam masyarakat.

4. Pengelolaan Lahan

Pengertian pengelolaan menurut soekanto adalah suatu proses

yang dimulai dari proses perencanaan, pengaturan, pengawasan,

pergerakan sampai dengan proses terwujudnya tujuan. Pengertian

pengelolaan menurut prajudi ialah pengedalian dan pemanfaatan semua

faktor sumber daya yang menurut suatu perencanaan di perlukan untuk

penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu. Pengertian penggelolaan

menurut balderton yaitu menggerakan, mengorganisasikan dan

mengarahkan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif

material dan faselitas untuk mencapai suatu tujuan.

Pengolahan lahan dalam usaha budidaya pertanian bertujuan

untuk menciptakan keadaan tanah yang siap tanam baik secara fisis,

kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan

tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki

secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara tidak langsung

(Redyprasdianata : 2013).

Page 26: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

15

Menurut Hermon (2006) pengolahan tanah pada dasarnya adalah

setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang bertujuan untuk

menciptakan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

Disamping untuk menggemburkan tanah, pengolahan lahan juga

dimaksudkan pula untuk membalik tanah agar sisa-sisa tanaman

terbenam sehingga tidak menimbulkan kompetisi terhadap tanaman

yang dibudidayakan, namun dapat bermanfaat sebagai pupuk.

Suripin (2004), pengolahan tanah adalah setiap manipulasi

terhadap tanah dengan tujuan menyiapkan tempat tumbuh bagi benih,

menggemburkan tanah pada daerah perakaran, membalikkan tanah

sehingga tanaman terbenam kedalam tanah dan memberantas gulma.

Bila ditinjau dari sudut fisik tanah, pengolahan lahan bertujuan

untuk mengurangi kekuatan tanah serta mendapatkan struktur tata yang

baik sehingga tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara maksimal.

Pengolahan tanah yang dimaksud disini adalah pengolahan tanah

kering. Kita ketahui bahwa tanah yang gembur pada umumnya terbuka

bagi erosi, sedangkan penggemburan tanah terjadi akibat pengolahan-

pengolahan yang kurang memakai pertimbangan.

B. Kajian Relevan

Kajian penelitian yang relevan ini merupakan bagian penguraian

tentang beberapa pendapat atau hasil penelitian yang terdahulu yang berkaitan

dengan permasalahan yang di teliti. Di bawah ini akan di kemukakan hasil-

hasil studi yang yang di rasa perlu dan relevan dalam penelitian antara lain:

Page 27: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

16

Pina (2013) meneliti tentang “Konversi lahan tanaman ke kelapa

sawit di Kenagarian Inderapura Timur Kecamatan Pancung Soal Kabupaten

Pesisir Selatan. Berdasarkan penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa:

(1) Biaya produksi penyebab terjadinya konversi lahan tanaman karet ke

tanaman sawit, karena luas lahan tanaman karet lebih kecil di bandingkan

tanaman sawit tetapi dari segi daya produksi, tanaman karet lebihkecil di

bandingkan tanaman sawit, (2) Produksi menyebab terjadinya konversi lahan

tanman karet menjadi tanman kelapa sawit di kenagarian indrapura timur.

Produksi yang di tinggi menyebabkan terjadinya perbedaan pendapatan dan

(3) Pemasaran tidak menyebabkan terjadinya konversi lahan tanaman karet

menjdai tanaman sawit di kenagarian indrapura timur, dilihat dari cara

memasarkan dan pembeli.

Adhi Yudha Bhaskara, Marhadi Slamet Kistiyanto, Juarti (2012).

Meneliti tentang pengaruh transformasi lahan pertanian menjadi perkebunan

kelapa sawit terhadap tingkat kesejahteraan petani di Kecamatan Babulu

Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur, dengan hasil

penelitian dapat dilihat bahwa luas lahan pertanian responden mengalami

peningkatan, hal ini terbukti setelah transformasi lahan responden yang

memiliki lahan kurang dari 2500 m2 dari 23% menjadi 10% serta setelah

transformasi lahan sebagian besar responden memiliki luas lahan antara 5000

m2 - < 7500 m2 sebesar 31% meningkat dari awalnya sebesar 27% sebelum

adanya transformasi lahan, selain itu juga terjadi peningkatan rata-rata luas

lahan yang dimiliki yaitu dari rata-rata 5412,5 m2 meningkat menjadi 9750

Page 28: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

17

m2. Sejalan dengan temuan dari Baiq (2008:65) yang menemukan bahwa

setelah alih fungsi lahan hutan, responden yang tidak memiliki lahan dari

62% turun menjadi 6%.

C. Alur Berpikir

Berdasarkan alur berpikir ini peneliti menggambarkan bagaimana

proses penelitian yang akan dilaksanakan, seperti tergambar sebagai berikut:

Gambar.II.I. Alur Berpikir

Studi Tentang Konversi

Lahan Pertanian Padi Menjadi

Perkebunan Kelapa Sawit di

Desa Sidodadi.

Pendapatan

Petani Gaya Hidup Pengelolaan

lahan

Page 29: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang di teliti maka penelitian ini

digolongkan kedalam jenis penelitian kualitatif. Menurut Kuswana (2002),

penelitian kualitatif adalah metode jenis penelitian yang di gunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trangulasi

(gabungan), data analisis data bersifat induktif.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat dan waktu penelitian ini bulan

agustus

C. Informan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian maka yang menjadi informan dalam

penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan konversi lahan pertanian padi ke

perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali

Kabupaten Pasaman Barat dan yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini

adalah Dinas pertanian. Penelitian ini di lakukan menggunakan teknik snow ball

Sampling adalah teknik pengambilan sumber data, yang pada awalnya jumlahnya

sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini di lakukan karna dari jumlah sumber

data yang sedikit belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka

18

Page 30: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

19

mencari orang lain lagi yang dapat di gunakan sebagai sumber data. Dengan

demikian jumlah sumber data akan semakin besar seperti bola salju yang

mengelinding lama-lama menjadi besar yang berlangsung secara terus menerus

sampai peneliti memperoleh data yang cukup sesuai dengan kebutuhan ( Sugiono

; 2011).

D. Jenis Data, Sumber Data, Teknik dan Alat pengumpulan data

1. Jenis Data

Data merupakan sejumlah keterangan informasi yang berkaitan dengan

tujuan penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian hendak di capai maka

yang akan dikumpulkan adalah berupa data primer dan data sekunder.

2. Sumber Data

Sesuai dengan tujuan yang akan di capai dalam penelitian ini, maka

data di peroleh dari:

a. Data Primer

Data primer merupakan data utama yang di peroleh

langsung dari informan melalui wawancara yang peneliti lakukan

terhadap petani yang melakukan konversi lahan pertanian pada

pertani padi ke perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi

Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Adapun sumber data primer adalah informan penelitian dimana

diperoleh melalui wawancara dan observasi di lapangan terhadap

petani yang melakukan konversi lahan pertanian padi ke

Page 31: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

20

perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang di peroleh penelitian

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan di

catat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,

catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalan arsip ( data

dokumenter) data sekunder pada penelitian ini adalah data yang di

peroleh dari kantor kenagian kinali dan kecamatan kinali

kabupaten pasaman barat.

3. Teknik dan Alat Pengumpulan data

a. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wanwancara pada penelitian kualitatif merupakan salah

satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi

(Patilina,2007). Wawancara yang dilakukan berjutuan untuk

memperoleh data yang tidak didapatkan melalui pengamatan,

yaitu berupa data verbal yang di peroleh secara lasung dari

subjeknya. Wawancara yang dipakai adalah wawancara bebas

tanpa struktur tapi terfokus. Untuk itu wawancara di perlukan

pedoman wawancara untuk pemandu jalanya wawancara.

Page 32: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

21

Tujuan dilakukan wawancara agar peneliti mengertahui apa

yang terkandung dalam pikiran dan hati informan serta hal-hal

yang luput dari pengamatan, yaitu dengan bertanya lasung

(Bungin,2002).

Wawancara pada penelitian ini terjadi antara wawancara

dan narasumber. Pewawancara yaitu penelitian sendiri yang

menanyakan tentang cara pengelolaan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi petani yang melakukan konversi lahan

pertanian padi ke perkebunan sawit di Desa Sidodadi

Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman

Barat.sedangkan narasumber pada penelitian ini adalah

beberapa orang petani yang melakukan konversi lahan

pertanian padi ke perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi

Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman

Barat.

2. Pengamatan (observasi)

Observasi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah

observasi langsung maksudnya penelitian sendiri mengadakan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu petani

ang melakukan konversi lahan pertanian padi ke perkebunan

kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Page 33: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

22

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan

informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.

Dokumentasi pada penelitian ini adalah berupa foto petani

yang melakukan konversi lahan pertanian padi ke perkebunan

kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Yang di ambil dengan

menggunakan kamera digital. Foto merupakan salah satu

bahan dokumentasi. Foto-foto bermanfaat sebagai sumber

informasi karena foto mampu mengambarkan peristiwa yang

terjadi.

b. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian

ini adalah pedoman wawancara berupa rumusan-rumusan

pertanyaan untuk mencari informasi yang dibutuhkan lembaran

observasi, catatan dan kamera digital.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan yang diperoleh dari hasil observasi,

wawancara dan studi dokumentasi yang sesuai dengan fokus penelitian.

Tersebut sampai diperoleh suatu kesimpulan. Analisi data penelitian ini

dilakukan secara dan dilakukan sepanjang penelitian. Teknik analisis data

pada penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model Miles and

Huberman dalam Sugiono (2011).

Page 34: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

23

1. Proses Pengumpulan Data

Dalam penelitian kuantitatif, proses pengumpulan data bergerak dari

lapangan empiris dalam upaya membangun teori dan data. Proses

pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan men cari informasi

tentang petani yang melakukan konversi lahan pertanian padi ke

perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat di kantor terkait seperti wali nagari dan

camat.

2. Reduksi Data

Setelah proses melakukan pengumpulan data, data yang di peroleh

akan di kumpulkan dan jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan

rumit jika peneliti sering melakukan pengumpulan data ke lapangan.

Reduksi data bertujuan untuk memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan

fokus penelitian. Sehingga penelitian tentang petani yang melakukan

konversi lahan pertanian padi ke perkebunan kelapa sawit di Desa

Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat

akan lebih berfokus sehingga jawaban atas pertanyaan penelitian bisa

terjawab.

3. Penyajian Data

Setelah data penelitian direduksi, dilakukan penyajian data.

Penyajian data dalam penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk uraian

teks yang bersifat. Dalam penyajian data dapat menggambarkan

keseluruhan dari sekelompok data di peroleh agar mudah dibaca secara

Page 35: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

24

menyeluruh. Dengan adanya penyajian data, maka dengan adanya

penelitian ini, pembaca dapat mengetahui tentang konversi lahan pertanian

padi ke perkebunan kelapa sawit terhadap tinggkat kesejahteraan petani di

Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman

Barat.

4. Penarikan Kesimpulan

Data yang di peroleh melalui observasi, wawancara dan studi

dokumentasi terhadap petani yang melakukan konversi lahan pertanian

padi ke perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat lalu di olah dan di

simpulkan. Kesimpulan pada awalnya masih longgar namun kemudian

meningkat lebih rinci dan mendalam dengan bertambahnya data yang

akhirnya kesimpulan merupakan suatu konfiguasi yang utuh.

F. Teknik Menguji Keabsahan

Menurut Maleong (2010:326) keabsahan data atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan Teknik

menguji keabsahan data yang diperoleh dilakukan dengan beberapa cara antara

lain:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Dalam penelitian ini, penelitian berfungsi sebagai instrument

artinya kaitan serta penelitian pada objek yang ditelitinya. Hal ini

dimaksudnya supaya data di peroleh betul-betul dapat di percaya karena

sudah berulang kali diamati.

Page 36: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

25

2. Ketekunan Pengamatan.

Ketekunan pengamatan bertujuan menumukan cirri-ciri dalam

situasi yang sedang dicari dan kemudian memusat dari pada masalah

penelitian.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah untuk memeriksa keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu keabsahan data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai perbandingan terhadap data yang di peroleh.

a. Triangulasi Sumber

Dilakukan pengecekan dan berdasarkan sumber-sumber

tertentu.

b. Triangulasi Teknik

Mengecek data pada sumber data yang sama dengan teknik

yang berbeda, misalnya dengan wawancara kemudian dicetak

dengan observasi dan dokumentasi.

4. Pemeriksaan Teman Sejawat Dengan Diskusi

Teknik ini di lakukan dengan cara mengekspor hasil sementara atau

hasil akhir yang di peroleh dalam bentuk diskusi rekan-rekan sejawat.

Page 37: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Temuan umum daerah penelitian ini dapat dilihat melalui kondisi fisik dan

kondisi sosial.

1. Kondisi Geografis

a. Letak Astronomis dan Batas-Batas Wilayah Penelitian

Jika ditinjau dari jaraknya dengan pusat kota kabupaten Pasaman

Barat ditempuh dengan motor lebih kurang 15 menit. Kenagarian Kinali

terletak pada Astronomis berada diantara garis 99°44‟39”BT -

100°2‟38”BT dan 0°3‟29” LS - 0°10‟17”LS.

Adapun daerah-daerah yang berbatasan dengan Nagari Kinali

adalah:

1. Utara berbatas dengan Kecamatan Luhak Nan Tigo Dan Sasak

2. Selatan berbatas dengan Kabupaten Agam

3. Barat berbatas dengan Nagari Katiagan

4. Timur berbatas dengan Kabupaten Pasaman Timur.

b. Luas

Secara keseluruhan luas Nagari Kinali adalah 48.978,97 Ha.

c. Bentangan Alam

Kanagarian Kinali merupakan wilayah yang termasuk dataran

tinggi dan terdapat beberapa sungai yang berhulu di Gunung Pasaman

dan Daerah dataran rendah dan rawa-rawa, Daerah pemukiman, Daerah

26

Page 38: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

27

perbukitan, dan pegunungan.beberapa sungai yang berhulu dari Gunung

Pasaman.

d. Air Bersih

Ketersediaan air di Kecamatan Kinali cukup banyak. Sumber air

bersih di Nagari Kinali adalah air PDAM, mata air, sungai, sumur, danau,

bendungan, PAMSIMAS, PAM Perdesaan.

e. Transportasi

Sarana dan prasarana tranportasi yang ada di Nagari Kinali di nilai

baik, karena sudah banyak bus umum, truck umum, angkutan perdesaan,

ojek, dan becak.

2. Kondisi Demografi

a. Penduduk

Jumlah penduduk di Nagari Kinali tercatat 63.389 jiwa. Lebih jelas

dapat di lihat pada tabel IV. 1. Dibwah ini.

Tabel IV.1 jumlah penduduk dan mata pencarian

Jumlah

Penduduk

Jenis Kelamin Mata Pencarian

Laki-laki Perempuan

63.489 31.593 31.796

Petani

Wiraswasta

Sumber : kantor Wali Nagari Kinali (2014)

b. Pendidikan

Faktor pendidikan masih memegang peranan penting untuk

menghasilkan manusia yang cerdas dan berkualitas. Untuk itu penduduk

perlu dibekali dengan modal pendidikan yang memadai, sehingga

menghasilkan kualitas SDM yang mampu mempercepat proses laju

Page 39: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

28

pembangunan khususnya di Nagari Kinali. Pada saat ini di Nagari Kinali

telah terdapat beberapa sekolah, seperti yang di jelaskan pada tabel di

bawah ini. (Kantor Wali Nagari Kinali)

Tabel IV.2 Jumlah sekolah di Kenagarian Kinali

Nama sekolah Jumlah Status kepemilikan

Pemerintah Swasta

Play Group 3 - 3

TK 4 - 4

SD 42 42 -

SMP 9 9 -

SMA 4 4 -

Sumber : Kantor Wali Nagari Kinali,2014

B. Temuan Khusus Penelitian

1. Pendapatan Petani Padi Setelah Mengkonversikan Lahanya

Keperkebunan Kelapa Sawit Di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali

Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan maka dapatlah hasil

pengolahan data tentang persepsi masyarakat tentang proses pembangunan

pabrik sebagai berikut :

Wawancara dengan Ibu TN (48 Tahun) pada tanggal 28 Agustus

2015 tentang pendapatan petani setelah melakukan konversi lahan padi

menjadi perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut :

Page 40: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

29

Gambar IV.1 : wawancara dengan ibu TN 48 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 28 Agustus 2015)

” Kalau untuak panghasilan nan ibuk dapek sasudah pindah lahan

kakabun sawit tantunyo maningkek, tagantuang laweh kabun sawit tu.

Alhamdulillah ibuk punyo kabun sawit kurang labiah 2 Ha. Kalau dari

hasil kabun sawit, alhamdulillah cukuik untuik hiduik sahari-hari, tapi

ado juo biaya untuak kabutuhan lain bantuak biaya panen, biaya pupuak

paliang biaya yang dikaluan untuak sakali panen tagantuang jo hasil

panen biasonyo. Biaya nan diparaluan sabanyak Rp 300.000/ton sawit.

Kalau untuak biaya pandidikan anak, alhamdulillah cukuik karano biaya

pandidikan anak ibuk alun mambutuhan biaya banyak, kalau

dibandingan jo hasil padi sawah memang hasil kabun sawit labiah

gadang”.

Artinya :

“Kalau masalah pendapatan yang ibu peroleh setelah melakukan konversi

ke perkebunan kelapa sawit tentunya meningkat, itu pun tergantung

kepada luas perkebunan kelapa sawit. Alhamdulillah ibu memiliki kebun

sawit kurang lebih 2 Ha. Kalau dari hasil perkebunan kelapa sawit

alhamdulillah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, namun ada juga

untuk kebutuhan lainnya seperti biaya panen, biaya pupuk, palingan

biaya yang dikeluarkan untuk sekali panen tergantung kepada hasil panen

biasanya di bayar Rp 300.000/ton sawit. Kalau untuk biaya pendidikan

anak alhamdulillah tercukupi, karena pendidikan anak ibu masih belum

mengeluarkan biaya yang banyak. Kalau dibandingkan dengan hasil padi

sawah memang hasil perkebunan kelapa sawit lebih besar.”

Page 41: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

30

Selanjutnya wawancara dengan Bapak Zn (42 Tahun) padang tanggal

28 Agustus 2015 menyatakan sebagai berikut :

Gambar IV.2 : wawancara dengan bapak ZN 42 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 28 Agustus 2015)

” Untuak panghasilan sasudah mamindahan lahan padi menjadi kabun

sawit, alhamdulillah dapek maningkekan panghasilan bapak untuak

mamanuhi kabutuhan keluarga walaupun ado kabutuhan lain nan harus

dikaluan salain kebutuhan keluarga. Palingan ado biaya khusus nan

bapak sadioan untuak biaya parawatan sawit dan biaya panen. Biaso

biaya nan bapak kaluan untuk parawatan dan skali panen labiah kurang

Rp 1juta. Kalau biaya pandidikan anak pasti di nomor satuan walau baa

caronyo”

Artinya :

“Untuk pendapatan setelah melakukan konversi lahan padi menjadi sawit

alhamdulillah dapat meningkatkan penghasilan bapak yang pastinya

untuk memenuhi kebutuhan keluarga sudah terpenuhi walaupun ada

kebutuhan lain yang harus dikeluarkan selain untuk kebutuhan keluarga.

Palingan ada biaya khusus yang bapak sediakan untuk biaya perawatan

sawit dan biaya panen. Biasanya biaya yang bapak keluarkan untuk

perawatan dan sekali panen lebih kurang 1.000.000. Kalau biaya

pendidikan anak pasti dinomor 1 kan walau bagaimanapun”.

Page 42: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

31

Selanjutnya wawancara dengan Bapak CR (46 Tahun), Ibu SR (40

Tahun), dan Ibu ST (32 Tahun) pada tanggal 28 Agustus 2015 juga

mengungkapkan hal yang serupa tentang pendapatan petani setelah

melakukan konversi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit

sebagai berikut :

Gambar IV.3 : wawancara dengan bapak CR 46 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 28 Agustus 2015)

“Nek teko segi penghasilan yo uwes di omongke rodok apeklah, nek

karo-karo seng urong-uronge, pas urong pindah teko pari tros tak

dakdekne sawet ki, nek go keluerga yo iso di omongke cukoplah go

kebuth sedino-dino ne, bapk yo due sawet gor 1 ha, nek pak yo ora

ngetokne upah panen ne, lawong bapak iki sawet te di panen dewe,

paleng yo seng pak etone gor biaya gopupue ae, gor sekitar Rp. 500.000

kurango yo Rp. 600.000, nek go sekolah anake yo uwes cukuplah”

Artinya

“Kalau segi pendapatan sudah bisa dikatakan baik jika dibandingkan

sebelum melakukan perpindahan lahan padi menjadi perkebunan kelapa

sawit. Kalau untuk kebutuhan keluarga sudah bisa dikatakan cukup untuk

kebutuhan sehari-sehari karena lahan sawit yang miliki hanya 1 Ha,

Bapak tidak ada mengeluarkan biaya panen karena bapak panen sendiri

Page 43: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

32

sawit yang bapak miliki palingan biaya lain yang harus dikeluarkan

adalah biaya pupuknya saja, itu berkisar kira-kira Rp 500.000-600.000.

untuk biaya pendidikan anak sudah terpenuhi.

Selanjutnya wawancara dengan Bapak SW ( 55 Tahun) pada tanggal

28 Agustus 2015

Gambar IV.4 : wawancara dengan bapak SW 55 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 28 Agustus 2015)

“Uwes no wes cukop pas bar pindah lahan pari tak pindah ke neg sawet

ki, pas wes pindah lahan yo wes lumayan meningkatlah, karo sak

durung-durunge pas urong di pindah ne ki, nek pak yo panen sawet go

wong kerjo ngono upahne ngono, yo gor wong loro paleng, di gajeh

sekitar Rp 250.000,, tros go bayar utangan mobel, yowes alhamdulilak

sapek sakiki yo ijek tercukupilah, yo utung sawet no hasil le,

Artinya :

“Sudah bisa mencukupi semenjak lahan kami di pindahkan ke sawit,

setelah melakukan perpindahan lahan sudah meningkat dari pada

pendapatan sebelum melakukan perpindahan, kalau bapak untuk

memanen sawit menggunakan tenaga kerja paling tidak 2 orang itu di

gajih sekitar Rp 250.000, untuk membayar cicilan mobil, sudah sampek

sekang masih terpenuhi dengan baik, oh lebih besar tanaman sawit

Page 44: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

33

Selanjutnya wawancara dengan Bapak WH ( 43 Tahun) pada tanggal

30 Agustus 2015 sebagai berikut :

Gambar IV.5 : wawancara dengan bapak WH 43 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 29 Agustus 2015)

“Yo mendenglah wes meningkat pirang persen yo paleng yo gor 50%lah

teko biasanelah, uwes yo neg ngolah sawet ki gampang nek di padaken

pari ki, dadi yo saya panene dewe waelah, dadi saya ora metu duek opo

biaya ngonolah, ora enek yo jek go kebutuhan keluargane, nek go

sekolah anak yo alahmdulilah teko sak iki lebih meningkatlah di abndeng

sedurung-durunge, nek go pendapatan yo lebih naek sawt ke timbange

pariki”

Artinya :

“Ya lumayan meningkat sekitar 50% dari biasanya, sudah karana

pengelolaan sawit ini lebih mudah dari pada padi, jadi saya bisa

melakukan kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, saya

panen sendiri jadi saya tidak mengeluarga biaya terlalu banyak, gak ada

jadi masih memenuhi kebutuhan keluarga saja masih belum maksimal,

untuk biaya pendidikan anak-anak saya sampai sekarang alhamdulilah

masih terpenuhi, untuk pendapatan lebih meningkat kelapa sawit dari

pada sawah”

Page 45: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

34

2. Gaya Hidup Petani Padi Setelah Mengkonversikan Lahanya Pertanian

Padi Keperkebunan Kelapa Sawit Di Nagari Sidodadi Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Wawancara dengan Bapak MR (53 Tahun) pada tanggal 29 Agustus

2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi

menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.6 : wawancara dengan bapak MR 53 tahun

(Dokumentasi pada tanggal 29 Agustus 2015)

“Yo kalau dipiki-pikian kahidupan kaluarga apak sasudah malakuan

pamindahan lahan padi manjadi kabun sawit ko alah samakin

maningkek walaupun saketek. Kalau sabalum malkukan pamindahan

rumah apaak semi permanennyo, kini bisa dicaliak surang kondisi rumah

apak sadang dibangun walaupun alun salasai tapi alah permanen,

walaupun saketek demi saketek kalau untuk baju indak terlalu ado

parubahannyo doh tapi nan pantiang satiok rayo harus bali baju

tarutamo untuak anak-anak. Kalau untuak makanan sabalum dan

sasudah malakuan pamindahan lahan masih samo jo nan dulu yang

pantiang dalam saminggu tu ado makan lauak atou ayam. Kalau

kendaraan nan apak punyo dulu yo honda bakeh tapi itu alah dipakai

pulo untuak panen, kini apak lah bisa mambali honda baru untuak pae.”

Artinya :

“Ya kalau dipikir-pikir kehidupan keluarga bapak setelah melakukan

pemindahan lahan padi menjadi kelapa sawit sudah mengalami

peningkatan walaupun sedikit. Kalau sebelum melakukan pemindahan

Page 46: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

35

rumah yang bapak miliki masih semi permanen, sekarang bisa dilihat

sendiri kondisi rumah bapak yang sedang dibangun walaupun belum

selesai tapi jenis rumah sudah permanen, meskipun hanya bisa

merubahnya sedikit demi sedikit. Kalau untuk pakaian tidak terlalu ada

perubahan yang penting setiap lebaran harus beli baju terutama untuk

anak-anak. Kalau untuk makanan sebelum dan sesudah melakukan

pemindahan lahan, untuk makanan masih sama, yang jelas dalam 1x

seminggu masih makan ikan atau ayam. Kendaraan yang bapak miliki

awalnya hanya motor bekas tapi sudah dipakai untuk panen sekarang

bapak sudah bisa membeli motor baru untuk bepergian sehari-sehari.

Wawancara dengan Bapak MD (48 Tahun) pada tanggal 29 Agustus

2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi

menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.7 : wawancara dengan bapak MD 48 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 29 Agustus 2015)

“Go urep nek sak iki yo pas ladang saya tak pindahne ladang pari teko

sawet uwes titi sennenglah, yo omah e bapak yo biyen rodok cilik

ngonolah, nek sak iki yo uwes tak dandani trus tak gawe kamar mandi,

nek biyen yo pas due pari yo gor 1 tahun sekalilah, tapi nek sak iki pas

bapak wes pindah ladang yo, iso di omong serenglah kadang-kadang,

nek biyek sak durunge bapak pindah pari neg saqwet yo jarang mangan

sehat-sehat ngonolah, tapi nek sak iki yo uwes eneklah mangan seng

sehat-sehat ngono, nek onda seng bapak due yo podolah karo biyen kae,

tapi yo nek sak iki yo due onda lorolah”

Page 47: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

36

Artinya :

“Untuk hidup sekarang setelah melakukan konversi lahan padi menjadi

kelapa sawit sudah sedikit senang. Rumah bapak dulunya kecil, sekarang

sudah diperbasar dan dilengkapi dengan kamar mandi. Dulu ketika ada

sawah membeli baju hanya 1x setahun sekarang semenjak sudah

mengkonversikan lahan padi ke kelapa sawit bisa dikatakan sering untuk

membeli pakaian. Dulu ketika masih mimiliki sawah jarang kami yang

memakan makanan empat sehat sempurna tapi sekarang setelah

melakukan pemindahan lahan kami sudah bisa untuk mencukupi

kebutuhan empat sehat lima sempurna. Kendaraan yang bapak miliki

masih sama dari dulu sampai sekarang yaitu motor, paling tidak sekarang

bapak sudah memiliki dua motor dirumah”.

Wawancara dengan Ibuk YN (44 Tahun) pada tanggal 29 September

2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi

menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.8 : wawancara dengan bapak YN 44 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 30 Agustus 2015)

“Kalau untuak kahidupan samo se nyo nak, cuman ado lah saketek

parubahan kalau untuak umah tu masih samo jo nan dulunyo masih

semi parmanen cuman dulu ndak punyo kamar mandi jo wc doh.

Sabalum pindah lahan ka kabun sawit untuak mambali baju tu paliang 6

Page 48: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

37

bulan sakali, kalau alah malkuan pamindahan ko lai lah sakali 3 bulan.

Kalau sawit maha kabutuhan makan bisa tapanuhi cuman kalau sawit

murah tu apo ado nyo se nyo. Kalau kendaraan daulu lai ado duo kini

alah ado tambahnyo ”

Artinya :

“Ya kalau untuk kehidupan itu sama saja cuma ada sedikit mengalami

peningkatan. Kalau untuk rumah masih semi parmanen, rumah yang

dulunya belum memiliki kamar mandi dan WC sekarang sudah ada

kamar mandi dan WC dalam rumah. Sebelum berpindah lahan dari ke

kelapa sawit untuk membeli pakaian hanya 6 bulan sekali, setelah

melakukan pemindahan lahan ini 3 bulan sekali bisa untuk membeli

pakaian. Kalau sawit mahal kebutuhan makan bisa terpenuhi dan kalau

sawit murah Cuma makan seadanya. Sebelumnya kendaraan Ibuk Cuma

dua tapi sekarang sudah bertambah.

Wawancara dengan Bapak NM (43 Tahun) pada tanggal 29

September 2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi

lahan padi menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.9 : wawancara dengan bapak NM 43 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 30 Agustus 2015)

“Nek keluarga saya urong terpenuhilah pas urong pindah ladang sawet

iki, tapi yo pas tak pindah ladang alhamdulialhlah urep saya uwes

apiklah toko sak durung-durunge kae, nek oamh yo teko biyen sampek

sak iki yo podo waelah, nek go tuku kelambi yo pas urong pindah ladang

yo go 1 tahun 1 kalilah, tapi sak iki yo rodo gayalah 2 x kadang yo 3 x

Page 49: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

38

lah teko seminggu kui, nek teko panganan yo podo wae kek saya due pari

karo sawet ki, yo nek butuh makanan yo pas biyek karo sak iki yo

alhmdulilah cukuplah, nek onda yo biyen due siji, nek sak iki yo nambah

siji meneh no”

Artinya :

“Kehidupan keluarga saya masih kurang terpenuhi sebelum melakukan

perpindahan lahan sawit, setelah melakukan perpindahan alhamdulilah

kehidupan saya lebih baik dari sebelumnya, kalau segi rumah sebelum

dan sesudah melakukan perpindahan masih sama, kalau untuk mebeli

baju biasanya sebelum melakukan perpindahan lahan 1 tahun 1 x, tapi

sekarang setelah melakukan pindah lahan bisa 2 x atau 3 x dalam 1

tahun, ya kalau untuk kebutuhan makan sebelum dan sesudah selalu

terpenuhi 4 sehat 5 sempurna, motor sebelum pindah ke lahan sawit saya

mempunyai 1 motor, tapi setelah pindah ke lahan sawit nambah 1 motor

lagi”

Wawancara dengan Ibuk TR (40 Tahun) pada tanggal 30 September

2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi

menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.10 : wawancara dengan ibu TR 40 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 30 Agustus 2015)

“Nek go urep keluarga saya sebelum pindah sawet yo biasa-biasa ae no,

tapi nek wes tak pindah neg ladang sawet yo lebih sejahterahlah teko

sedurung-durunge, nek omah yo ket biyen pas uwes opo urong pindah

ladang sawet yo uwes permanen lah, yo biasane go 2 x setahun nek tuku

kelabi nek pas urong pindah ladang, neh pas wes pindah ladang yo 4 x

Page 50: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

39

setahunhlah, nek go butuh e makann yo selalu cukoplah 4 sehat 5

sempurna kui ne, biyen yo due onda tapi nek sak iki yo lagi cicil mobel”

Artinya :

“Untuk kehidupan keluarga saya sebelum melakukan perpindahan masih

biasa-biasa saja, dan setelah melakukan perpindahan lebih terpenuhi dan

tergolong sejahtera, rumah saya sebelum dan sesudah melakukan pindah

lahan memang sudah permanen, biasanya membeli pakaian sebelum

melakukan pindah lahan cuman 2 x setahun, dan setelah pindah lahan ke

sawit saya bisa membeli sekitar 4 x setahun, untuk kebutuhan makanan

selalu memenuhi standar kesehatan 4 sehat 5 sempurna, sebelumnya saya

punya motor sekarang saya sudah bisa mencicil mobil”

2. Cara pengolaan lahan yang dilakukan petani padi dalam

mengkonversikan lahan pertanian padi keperkebunan kelapa sawit di

Nagari Sidodadi Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat ?

Wawancara dengan Bapak SK (65 Tahun) pada tanggal 30 september

2015 tentang gaya hidup petani setelah melakukan konversi lahan padi

menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai berikut :

Gambar IV.11 : wawancara dengan bapak SK 65 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 31 Agustus 2015)

“Nek go ngolah ladang sawet podo karo ngolah ladang sawet lione opo

umumme ngonolah,nek ngolah ladang sawet yo di olah karo dewe wae

tros yo karo nganggo alat tradisional, alesanne yo urong due alat-alat

seng apek opo canggihlah, nek keluhan karo kendalaya yo alhamdulilah

Page 51: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

40

teko sak iki yo ora eneklah, nek duek seng tak tokke yo ngolah sawet

palengan gor lebeh kurange yo go Rp. 200.000 kro luase gor loro

hektar”

Artinya :

“Untuk pengelolaan kebun sawit sama dengan pengelolaan kebun sawit

pada umumnya, ada pembibitan, pembuatan lobang, membuat saluran

irigasi. Dalam pengelolaan kebun sawit bapak sendiri yang ngelola dan

masih menggunakan alat yang tradisional karena bapak belum

mempunyai alat modern. Kalau masalah kendala dalam pengelolaan

kebun sawit itu sudah pasti ada, karena dalam pengelolaan bapak masih

menggunakan alat yang tradisional dan itu membutuhkan waktu yang

lama. Masalah biaya yang dikeluarkan tergantung luas lahan sawit yang

dimiliki”.

Wawancara dengan Bapak SN (50 Tahun) pada tanggal 30 september

2015 tentang cara pengelolaan perkebunan sawit :

Gambar IV.12 : wawancara dengan Bapak SN 50 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 31 Agustus 2015)

”Kalau pangolahan sawit nan apak karajoan mambuek lubang sawit jarak

8-9 meter, sudah mambuek lubang baru bisa ditanam bibit sawit, dalam

pangolahan apak mangarajoan surang paliang ado urang karajo agak

duo urang. Kalau alaik nan apak pakai masih manggunoan alaik

tradisonalnyo. Kalau kendalanyo palingan dalam mambuek lubang sabaok

dalam mabuek lubang tu kadang-kadang tanahnyo ado batu payah untuak

digali. Kalau masalah biaya nan apak kaluan indaklah banyak do. Kiro-”

Page 52: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

41

Artinya :

“Kalau pengelolaan perkebunan sawit yang bapak lakukan itu membuat

lobang sawit dengan jarak 8-9 M, setelah pembuatan lubang kemudian

pemberian pupuk pada lubang setelah itu baru bisa di tanam bibit sawit.

Dalam pengelolaan bapak mengelola sendiri di bantu dengan tenaga kerja

2 orang. Kalau masalah alat yang digunakan bapak masih menggunakan

alat yang tradisional, kendala yang ditemukan palingan dalam pembuatan

lobang, karena dalam pembuatan lobang kadang-kadang tanahnya

berbatu sehingga sulit untuk digali. Kalau soal biaya yang bapak

keluarkan tidak terlalu banyak, sekitar Rp. ± 300.000, itu udah termasuk

upah 2 orang tenaga kerjanya”.

Selanjutnya wawancara dengan Bapak AL (48 Tahun), Bapak ZL (58

Tahun), dan Bapak MZ (44 Tahun), juga menuturkan hal yang serupa

mengenai pengolahan lahan sawit sebagai berikut :

Gambar IV.13 : wawancara dengan bapak AL, 48 tahun ZL 58 tahun

dan MZ 44 tahun (Dokumentasi pada tanggal 31 Agustus 2015)

“Nek seng bapak olah yokaro carane di resek-resek disek panggone seng

uwes enek kui sek, tro di kei jara go nandor sawet kui sekitar 9 x 10 m,

yo pasti enek tujanne la nek ini sawet wes gede yo ora di ganggu ureppe,

la nek kebunne bapak iki ra terlalu luas, dadi bapak ngerjanek dewe

wae, alat seng bapak gunakne ngango alat singso, ladan kebun ne bapak

ki neg rawa makakne bapak jugakl kanggo alat tradisional go cangkol

Page 53: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

42

jugakl go gawe irigasi opo kalenan ngono, yoben tanduran sawetki iso

cepet kembangn ngono, panglingan kendala sek bapak temui gor hama,

la sak iki rego pupok yo lumayan larang sak iki, biasane bapk apek

ngona yo jileh duek karo toke sawet, tapi sak iki kan rego sawet anjlok

mrdok, dadi ra wani jeleh koyo biasane”

Artinya :

“Pengelolaan sawit yang bapak lakukan dengan cara membersihkan

lahan yang sudah ada terlebih dahulu, jarak tanam antar pohon 9 x 10m

tujuannya supaya nanti setelah sawit ini besar tidak terganggu

pertumbuhannya. Perkebunan sawit yang bapak miliki tidak terlalu luas

dan bapak memutuskan untuk mengelola sendiri kebun sawit bapak.

Untuk pengelolaan sawit bapak sudah menggunakan sinso, lahan

perkebunan sawit terdapat didaerah rawa maka jadi bapak juga

menggunakan alat tradisional seperti cangkul untuk pembuatan irigasi

agar tanaman sawit mudah berkembang dengan cepat. Kendala yang

sering bapak temui dalam pengelolaan sawit yaitu banyaknya hama,

harga pupuk mahal. Biasanya untuk keperluan pengelolaan sawit bapak

meminjam uang kepada pembeli sawit tetapi karena harga sawit yang

murah saat ini, pembeli sawit tidak bisa meminjamkan uang seperti

biasanya”.

Selanjutnya wawancara dengan Bapak TN (40 Tahun), Bapak SN (40

Tahun), juga menuturkan hal yang serupa mengenai pengolahan lahan sawit

sebagai berikut :

Gambar IV.14 : wawancara dengan bapak TN 40 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 31 Agustus 2015)

“Pangolahan lahan nan apak karajoan biasonyo pambibitan sawit,

mambuek lubang tu baru ditanam. Sawit nan apak punyo labiah dari duo

tumpak tu apak ndak talok mangalolanyo surang makonyo apak

Page 54: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

43

mangarajoan urang untuak pangolahannyo. Waktu pengolahan sawit tu

alaik nan apaak pakai masin babat untuak manabang rumpuik supayo sawit

ko ndak taganggu dalam partumbuhannyo. Kalau kendala dalam

pengelolaan sawit ko palingan mancari urang untuak namuach karajo tu

nan payah. Karano urang tu alah banyak karajo ka pabrik, nyo ingin karajo

nan tatap supao bisa manuhi kabutuhan hidupnyo, kalau harago tu

tagantuang bibit sawit nan apak punyo.

Artinya :

“Pengelolaan lahan yang bapak lakukan biasanya terlebih dahulu

dilakukan dengan cara pembibitan sawit, pembuatan lobang dan baru

menanami bibit yang sudah layak ditanami. Karena sawit yang bapak miliki

melebihi dua titik jadi bapak tidak sanggup untuk mengelolanya sendiri

maka dari itu bapak butuh karyawan untuk pengelolaannya. Dalam

pengelolaan sawit bapak menggunakan mesin babat untuk membabat

rumput agar tanaman sawit tidak terganggu pertumbuhannya dan. Kendala

yang bapak temui dalam pengelolaan sawit diantaranya sulitnya mencari

tenaga kerja untuk menggelola sawit, dengan bannyaknya masyarakat yang

sudah beralih pekerjaannya ke Perusahaan karena masyarakat tersebut ingin

mencari pekerjaan yang tetap agar kebutuhannya terpenuhinya. Kalau untuk

biaya pengelolaan sawit tergantung harga bibit sawit yang bapak

inginkan,”.

Selanjutnya wawancara dengan Ibuk SS (48 Tahun), menuturkan hal

tentang pengolahan lahan sawit sebagai berikut :

Gambar IV.14 : wawancara dengan Ibuk SS 48 tahun (Dokumentasi

pada tanggal 31 Agustus 2015)

“Nek go pengelolaan seng bapak lakukne yo teko mulai pembibitan sawet

te, tros ngeresik e ladange kui, tros di tandor, tros gek dipopok, nek

pengolahan iki bapak dewe seng ngolah e, teko mulai nandur sampek panen

kui bpak dewe, yo tapi kadang-kadang bapak golek wong kerjo,alat seng

Page 55: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

44

bapak enggo yo berupa sabet, cangkul, parang teng go nyemprot hama, nek

masalh yo palengan go kurang modal opo duek ngonolah dan ijek karo alat

seng sederhana wae”

Artinya :

“Pengelolaan lahan yang bapak lakukan dimulai dari pembibitan sawit,

pembersihan lahan, penanaman, pemupukan. Untuk pengelolaan sawit,

bapak lakukan sendiri mulai dari perawatan sampai panen tapi kadang-

kadang bapak upahkan kepada orang lain sebagai pekerja di kebun sawit

bapak. Alat yang bapak gunakan berupa sabit, cangkul, parang, teng untuk

pemberantasan hama. Kendala yang yang ditemukan dalam pengelolaan

sawit kurangnya modal, dan masih dengan alat yang sederhana”.

3. Pembahasan

Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian Studi Tentang

Konversi Lahan Pertanian Padi Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Desa

Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Pertama, Pendapatan petani padi sawah setelah melakukan konversi

lahan padi menjadi perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi yaitu setelah

melakukan konversi lahan masyarakat Sidodadi pendapatannya mengalami

peningkatan sehingga masyarakat sidodadi bisa memenuhi kebutuhan

sehari-hari seperti kebutuhan pokok, pendidikan dan lain sebagainya.

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, atau

dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan

total dan penerimaan bersih. Pendaptan kotor atau penerimaan total adalah

nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi

biaya produksi ( Rahim, dkk :2007).

Menurut Rosjidi dalam Irawan (2013) menyatakan bahwa

pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah

Page 56: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

45

kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan barang dan

jasa atau aktivitas usaha lainnya, dalam suatu periode yang dapat diakui dan

diukur berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum. Pengertian yang

dikemukakan oleh Rosjidi bermaksud bahwa, penyerahan barang atau jasa

atau aktivitas usaha lainnya itu adalah yang berhubungan secara langsung

dengan kegiatan untuk memperoleh laba usaha yang dapat mempengaruhi

terhadap jumlah pemilik.

Kedua, Gaya hidup masyarakat sidodadi setelah melakukan

konversi lahan yaitu gaya hidup masyarakat sidodadi setelah konversi lahan

mengalami peningkatan karna bisa di lihat dari bentuk rumahnya, yang dulu

permanen dan sekarang sudah permanen, kemudian sudah memiliki

kendaraan lebih dari satu yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, atau

dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan

total dan penerimaan bersih. Pendaptan kotor atau penerimaan total adalah

nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi

biaya produksi ( Rahim, dkk :2007).

Istilah gaya hidup (lifestyle) sekarang ini kabur. Sementara istilah ini

memiliki arti sosiologis yang lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup khas

dari berbagai kelompok status tertentu, dalam budaya konsumen kontemporer

istilah ini mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri, serta kesadaran diri yang

semu. Tubuh, busana, bicara, hiburan saat waktu luang, pilihan makanan dan

minuman, rumah, kendaraan dan pilihan hiburan, dan seterusnya dipandang

Page 57: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

46

sebagai indikator dari individualitas selera serta rasa gaya dari pemilik atau

konsumen (Fatherstone dalam Sudarwati, 2007).

Ketiga, Pengelolaan lahan yang di lakukan petani melakukan

konversi lahan perkebunan kelapa sawit di desa sidodadi, Pengelolaan

kebun sawit sama dengan pengelolaan kebun sawit pada umumnya, yang

dipergunakan alat-alat seperti parang, cangkul, singso dan lain-lain, dengan

menggunakan tenaga kerja 2 sampai 3 orang dengan biaya yang di

keluarkan ± Rp. 300.000 perhari.

Menurut Hermon (2006) pengolahan tanah pada dasarnya adalah

setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang bertujuan untuk

menciptakan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

Disamping untuk menggemburkan tanah, pengolahan lahan juga

dimaksudkan pula untuk membalik tanah agar sisa-sisa tanaman terbenam

sehingga tidak menimbulkan kompetisi terhadap tanaman yang

dibudidayakan, namun dapat bermanfaat sebagai pupuk.

Pengertian pengelolaan menurut soekanto adalah suatu proses yang

dimulai dari proses perencanaan, pengaturan, pengawasan, pergerakan

sampai dengan proses terwujudnya tujuan. Pengertian pengelolaan menurut

prajudi ialah pengedalian dan pemanfaatan semua faktor sumber daya yang

menurut suatu perencanaan di perlukan untuk penyelesaian suatu tujuan

kerja tertentu. Pengertian penggelolaan menurut balderton yaitu

menggerakan, mengorganisasikan dan mengarahkan usaha manusia untuk

Page 58: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

47

memanfaatkan secara efektif material dan faselitas untuk mencapai suatu

tujuan.

Page 59: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

48

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian terhadap Studi Tentang Konversi Lahan

Pertanian Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Sidodadi Kenagarian

Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat :

1. Pendapan petani setelah melakukan konversi lahan pertanian padi

menjadi perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi yaitu setelah

melakukan konversi lahan masyarakat Sidodadi pendapatannya

mengalami peningkatan sehingga masyarakat Sidodadi bisa

memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan pokok,

pendidikan dan lain sebagainya.

2. Gaya hidup masyarakat Sidodadi setelah melakukan konversi lahan

yaitu gaya hidup masyarakat Sidodadi setelah konversi lahan

mengalami peningkatan karna bisa di lihat dari bentuk rumahnya,

yang dulu permanen dan sekarang sudah permanen, kemudian sudah

memiliki kendaraan lebih dari satu yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari.

3. Pengelolaan lahan yang di lakukan petani melakukan konversi lahan

perkebunan kelapa sawit di nagari Sidodadi, pengelolaan kebun sawit

sama dengan pengelolaan kebun sawit pada umumnya, yang

dipergunakan alat-alat seperti parang, cangkul, sinsaw dan lain-lain,

Page 60: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

49

dengan menggunakan tenaga kerja 2 sampai 3 orang dengan biaya

yang di keluarkan ± Rp. 300.000 perhari

B. Saran

Adapun saran yang penulisan kekukakan dalam penelitian adalah:

1. Diharapkan pada petani dapat meperdulikan pendapatan untuk

kebutuhan keluarga dan anaknya

2. Diharapkan pada penulis agar dapat membantu dalam memberi

informasi kepada petani padi sawah yang mengkonversikan lahan

pertanian padi menjadi perkebunan kelapa sawit

3. Sebagai acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang

selanjutnya

Page 61: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

50

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, panji. 2009 . Psikologi kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

Bastian, Leli. 2011. Studi Tentang Petani Karet di Desa IV Koto Pulau Punjung

Kabupaten Dharmasraya. Skripsi : STKIP PGRI sumatra barat.

Bhaskara, Adhi Yudha, dkk. 2005. Pengaruh Transformasi lahan Pertanian

Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Tingkat Kesejahteraan

Petani Di Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi

Kalimantan Timur. Jurnal. Hlm. 1.

Bungin, Burhan. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja

Garfindo. Persada.

Fahmuddin, Agus. 2004. Konversi lahan dan Hilangnya Multifungsi lahan sawah.

http: // fahmud. Wordpress .com diakses tanggal 20 april 2015

Febriani, Trina.2014. Skripsi: Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Sosial

Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah

Kota Padang. STKIP PGRI SUMATERA BARAT.

Hastuti, Sri. 2007. Gaya hidup remaja pedesaan (studi di Desa Sukaraya

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Derli Serdang Sumatera Utara). Jurnal

Vol 1 No 2. Universitas Sumatera Utara

Hermon, Dedi. 2006. Geografi Tanah. Padang : UNP Pres.

http//redyprasdianata.blogspot.com/2013/pengolahan-tanah- secara mekanis.

Html. Diakses pada 25 pebruari 2015

Kuardinto, Dedi. 2009 . Alih fungsi lahan pertanian sawah ke tanaman kelapa

sawit. Jurnal : Universitas Gadja Mada.

Kuswana. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Pustaka Setia

Listyorini, Sari, 2012. Analisis faktor-faktor gaya hidup dan pengaruhnya

terhadap rumah pembelian sederhana. Jurnal Vol 1 No 1. Universitas

Brawijaya Malang.

Maleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT

Remaja Prosdakarya.

48

Page 62: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

51

Pina, Idel Yelmi.2013. Konversi Lahan Tanaman Karet Ke Tanaman Kelapa

Sawit Di Kenagarian Inderapura Timur Kecamatan Pancung Soal

Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Jurusan Geografi STKIP PGRI

Sumatera Barat.

Ptilima, Hamid. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.

Suripin, M. Eng . 2004. Pelestarian sumber daya tanah Dan air. Yogyakarta:

Andi

Silvia, Voni. 2014. Konversi lahan pertaniaan padi sawah ke perkebunan sawit di

kenegariaan tigo koto silungkang kecamatan palembayan kabupaten

agam. Skripsi. STKIP PGRI sumbar

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfa Beta

Page 63: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

52

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

STUDI TENTANG KONVERSI LAHAN PERTANIAN PADI

MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA SIDODADI

KENAGARIAN KINALI KECAMATAN KINALI KEBUPATEN

PASAMAN BARAT

A. Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Terlebih dahulu saya mendoakan semoga Bapak/Ibuk selalu berada

dalam keadaan sehat wal „afiat dan selalu dilindungi Allah SWT, sehingga

Bapak/Ibuk dapat bermurah hati memberikan informasi secara jujur dan

dengan kerelaan hati yang sesungguhnya.

Bapak/Ibuk sekalian, saya sangat mengharapkan ketersedian dan kerja

sama Bapak/Ibuk untuk meluangkan waktu, kiranya Bapak/Ibuk bersedia

menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan dalam wawancara ini.

Pertanyaan tersebut berhubungan dengan penelitian saya sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi di Program Pendidikan Geografi Strata I

(S1) dengan judul “Studi tentang konversi lahan pertanian padi menjadi

perkebunan kelapa sawit Di Desa Sidodadi Kenagarian Kinali Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat”. Atas kemurahan dan bantuan

bapak/ibuk/saudara/i untuk di wawancarai, peneliti mengucapkan terima

kasih.

Page 64: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

53

B. Indentitas Responden

Nama :………………………………………

Umur :………………………………………

Jenis Kelamin :………………………………………

Alamat :………………………………………

C. Pertanyaan Penalitian

a) Pendapatan

1. Berapakah pendapatan yang bapak/ibu/saudara/i peroleh setelah

melakukan konversi lahan padi sawah menjadi perkebunan sawit ?

2. Apakah setelah melakukan konversi lahan padi sawah menjadi

perkebunan sudah dapat mencukupi kebutuhan keluarga

bapak/ibu/saudara/i ?

3. Berapakah biaya yang bapak/ibu/saudara/i keluarkan setelah

mengkonversikan lahan padi sawah ke perkebunan kelapa sawit

dalam sekali panen?

4. Apakah dari penghasilan bapak/ibu/saudara/i peroleh setelah

mengkonversikan lahan padi sawah ke perkebunan kelapa sawit

ada kebutuhan lain yang harus di penuhi selain kebutuhan

keluarga?

5. Apakah biaya pendidikan anak bapak/ibu/saudara/i sudah terpenuhi

setelah melakukan konversi lahan padi sawah menjadi perkebunan

kelapa sawit ?

Page 65: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

54

6. Jika dibandingkan manakah yang lebih besar pendapatan yang

bapak/ibu/saudara/i peroleh setelah menglakukan konversi ahan

padi sawah ke perkebunan kelapa sawit dari hasil padi sawah atau

perkebunan kelapa sawit ?

b) Gaya Hidup

1. Bagaimana kehidupan keluarga bapak/ibu/saudara/i sebelum

dan setelah melakukan konversi lahan pertanian padi sawah ke

perkebunan kelapa sawit ?

2. Bagaimana jenis rumah yang bapak/ibu/saudara/i miliki

sebelum dan setelah melakukan konversi lahan pertanian padi

sawah menjadi perkebunan kelapa sawit ?

3. Berapa kali bapak/ibu/saudara/i membeli pakaian sebelum dan

setelah melakukan konversi lahan pertanian padi sawah ke

perkebunan kelapa sawit ?

4. Apakah setelah melakukan konversi lahan pertanian padi

sawah menjadi perkebunan kelapa sawit kebutuhan makanan

bapak/ibu/saudara/i selalum memenuhi 4 sehat 5 sempurna ?

5. Apa jenis kendaraan yang bapak/ibu gunakan sebelum dan

setelah melakukan konversi lahan pertanian padi sawah ke

perkebunan kelapa sawit ?

Page 66: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

55

c) Cara Pengelolaan

1. Bagaimana cara pengelolaan perkebunan sawit yang

bapak/ibu/saudara/i gunakan ?

2. Siapakah yang mengelola perkebunan sawit yang

bapak/ibu/saudara/i miliki ?

3. Dalam pengelolaan perkebunan sawit alat jenis apa yang

bapak/ibuk gunakan. Apa alasan bapak/ibuk memilih alat

tersebut?

4. Apa kendala/kesusahan yang bapak/ibuk temui dalam

pengelolaan perkebunan sawit ?

5. Berapa banyak biaya yang bapak/ibu/saudara/i butuhkan dalam

pengelolaan perkebunan kelapa sawit ?

Page 67: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

56

Lampiran 2

Informan Penelitian

NO Nama Umur

1 TN 48 tahun

2 ZN 42 tahun

3 CR 46 tahun

4 SR 55 tahun

5 ST 32 tahun

6 SW 55 tahun

7 WH 43 tahun

8 MR 53 tahun

9 MD 48 tahun

10 YN 44 tahun

11 NM 43 tahun

12 TR 40 tahun

13 SK 65 tahun

14 SN 50 tahun

15 AL 48 tahun

16 ZL 40 tahun

17 MZ 44 tahun

18 TY 40 tahun

19 SY 40 tahun

20 SS 48 tahun

Page 68: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

57

Lampiran 3

REDUKSI DATA WAWANCARA KONVERSI LAHAN PERTANIAN

PADI MENJADI PERKEBUNAN KELAP SAWIT DI DESA SIDODADI

NO NAMA

INISIAL HASIL WAWANCARA ARTINYA

1 TN

”kalau untuak panghasilan yang ibuk

dapek sasudah pindah lahan

kakabun sawit tantunyo

maningkek, tagantuang laweh

kabun sawit tu. Alhamdulillah

ibuk punyo kabun sawit

kurang labiah 2 Ha. Kalau

dari hasil kabun sawit,

alhamdulillah cukuik untuak

iduik sahari-hari, tapi ado juo

biaya untuak kabutuhan lain

kayak biaya panen, biaya

pupuk, paliang biaya yang

dikaluan untuak sakali panen

tagantuang jo hasil panen

biasonyo biaya yang dikaluan

sabanyak RP 300.000/ton

sawit. Kalau untuak biaya

pendidikan anak,

alhamdulillah cukuik karano

biaya pendidikan anak ibuk

alun mambutuahan biaya

banyak. Kalau dibandiangan

jo hasil padi sawah memang

hasil kabun sawit labiah

gadang”

“kalau masalah

pendapatan yang ibu

peroleh setelah melakukan

konversi ke perkebunan

kelapa sawit tentunya

meningkat, itu pun

tergantung kepada luas

perkebunan kelapa sawit.

Alhamdulillah ibu memiliki

kebun sawit kurang lebih 2

Ha. Kalau dari hasil

perkebunan kelapa sawit

alhamdulillah mencukupi

untuk kebutuhan sehari-

hari, namun ada juga untuk

kebutuhan lainnya seperti

biaya panen, biaya pupuk,

palingan biaya yang

dikeluarkan untuk sekali

panen tergantung kepada

hasil panen biasanya di

bayar Rp 300.000/ton

sawit. Kalau untuk biaya

pendidikan anak

alhamdulillah tercukupi,

karena pendidikan anak ibu

masih belum mengeluarkan

biaya yang banyak. Kalau

dibandingkan dengan hasil

padi sawah memang hasil

perkebunan kelapa sawit

Page 69: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

58

lebih besar.”

2 ZN

”Untuak panghasilan sasudah

mamindahan lahan padi

manjadi kabun sawit,

alhamdulillah dapek

maningkekan panghasilan

bapak untuak mamanuahi

kabutuhan keluarga walaupun

ado kabutuhan lain yang harus

dikaluan salain kebutuhan

keluarga. Paliangan ado biaya

khusus yang bapak sadion

untuak biaya perawatan sawit

dan biaya panen. Biasonyo

biaya yang bapak kaluan

untuak parawatan dan sakali

panen labiah kurang Rp

1.000.000. Kalau biaya

pendidikan anak pasti dinomor

satuan walau baa pun

caronyo”

“Untuk pendapatan setelah

melakukan konversi lahan

padi menjadi sawit

alhamdulillah dapat

meningkatkan penghasilan

bapak yang pastinya untuk

memenuhi kebutuhan

keluarga sudah terpenuhi

walaupun ada kebutuhan

lain yang harus

dikeluarkan selain untuk

kebutuhan keluarga.

Palingan ada biaya khusus

yang bapak sediakan untuk

biaya perawatan sawit dan

biaya panen. Biasanya

biaya yang bapak

keluarkan untuk perawatan

dan sekali panen lebih

kurang 1.000.000. Kalau

biaya pendidikan anak

pasti dinomor 1 kan walau

bagaimanapun”.

3 CR,SR,ST

“Nek teko segi penghasilan yo

uwes di omongke rodok

apeklah, nek karo-karo seng

urong-uronge, pas urong

pindah teko pari tros tak

dakdekne sawet ki, nek go

keluerga yo iso di omongke

cukoplah go kebuth sedino-

dino ne, bapk yo due sawet

gor 1 ha, nek pak yo ora

ngetokne upah panen ne,

“kalau segi pendapatan

sudah bisa dikatakan baik

jika dibandingkan sebelum

melakukan perpindahan

lahan padi menjadi

perkebunan kelapa sawit.

Kalau untuk kebutuhan

keluarga sudah bisa

dikatakan cukup untuk

kebutuhan sehari-sehari

karena lahan sawit yang

Page 70: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

59

lawong bapak iki sawet te di

panen dewe, paleng yo seng

pak etone gor biaya gopupue

ae, gor sekitar Rp. 500.000

kurango yo Rp. 600.000, nek

go sekolah anake yo uwes

cukuplah”

miliki hanya 1 Ha, Bapak

tidak ada mengeluarkan

biaya panen karena bapak

panen sendiri sawit yang

bapak miliki palingan

biaya lain yang harus

dikeluarkan adalah biaya

pupuknya saja, itu berkisar

kira-kira Rp 500.000-

600.000. untuk biaya

pendidikan anak sudah

terpenuhi.

4 SW

“Uwes no wes cukop pas bar

pindah lahan pari tak pindah

ke neg sawet ki, pas wes

pindah lahan yo wes lumayan

meningkatlah, karo sak

durung-durunge pas urong di

pindah ne ki, nek pak yo

panen sawet go wong kerjo

ngono upahne ngono, yo gor

wong loro paleng, di gajeh

sekitar Rp 250.000,, tros go

bayar utangan mobel, yowes

alhamdulilak sapek sakiki yo

ijek tercukupilah, yo utung

sawet no hasil le,

“sudah bisa mencukupi

semenjak lahan kami di

pindahkan ke sawit,

setelah melakukan

perpindahan lahan sudah

meningkat dari pada

pendapatan sebelum

melakukan perpindahan,

kalau bapak untuk

memanen sawit

menggunakan tenaga kerja

paling tidak 2 orang itu di

gajih sekitar Rp 250.000,

untuk membayar cicilan

mobil, sudah sampek

sekang masih terpenuhi

dengan baik, oh lebih besar

tanaman sawit

5 WH

“yo mendenglah wes

meningkat pirang persen yo

paleng yo gor 50%lah teko

biasanelah, uwes yo neg

ngolah sawet ki gampang nek

“ya lumayan meningkat

sekitar 50% dari biasanya,

sudah karana pengelolaan

sawit ini lebih mudah dari

pada padi, jadi saya bisa

Page 71: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

60

di padaken pari ki, dadi yo

saya panene dewe waelah,

dadi saya ora metu duek opo

biaya ngonolah, ora enek yo

jek go kebutuhan keluargane,

nek go sekolah anak yo

alahmdulilah teko sak iki lebih

meningkatlah di abndeng

sedurung-durunge, nek go

pendapatan yo lebih naek sawt

ke timbange pariki”

melakukan kerja

sampingan untuk

memenuhi kebutuhan

keluarga, saya panen

sendiri jadi saya tidak

mengeluarga biaya terlalu

banyak, gak ada jadi masih

memenuhi kebutuhan

keluarga saja masih belum

maksimal, untuk biaya

pendidikan anak-anak saya

sampai sekarang

alhamdulilah masih

terpenuhi, untuk

pendapatan lebih

meningkat kelapa sawit

dari pada sawah”

6 MR

“Yo kalau dipikia-pikian kehidupan

keluarga apak sasudah

malakuan pamindahan lahan

padi manjadi kabun sawit ko

alah samakin maningkek

walaupun saketek. Kalau

sabalun malakukan

pamindahan rumah apak semi

permanennyo, kini bisa di

caliak surang kondisi rumah

apak sadang dibangun

walaupun alun salasai tapi

alaj permanen, walaupun

saketek demi saketek. Kalau

untuak baju indak talalu ado

parubahannyo doh tapi yang

pantiang satiok rayo harus

balai baju tarutamo untuak

anak-anak. Kalau untuak

makanan sabalun jo sasudah

malakuan pamindahan lahan

masih samo jo nan dulu, yang

pantiang dalam saminggu tu

masih ado makan lauak atau

“ya kalau dipikir-pikir

kehidupan keluarga bapak

setelah melakukan

pemindahan lahan padi

menjadi kelapa sawit sudah

mengalami peningkatan

walaupun sedikit. Kalau

sebelum melakukan

pemindahan rumah yang

bapak miliki masih semi

permanen, sekarang bisa

dilihat sendiri kondisi

rumah bapak yang sedang

dibangun walaupun belum

selesai tapi jenis rumah

sudah permanen, meskipun

hanya bisa merubahnya

sedikit demi sedikit. Kalau

untuk pakaian tidak terlalu

ada perubahan yang

penting setiap lebaran

Page 72: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

61

ayam. Kalau kendaraan nan

apak punyo dulu yo honda

bakek tapi tu alah di pakai lo

untuak panen kini apak alah

bisa mambali honda baru

untuak pai-pai.

harus beli baju terutama

untuk anak-anak. Kalau

untuk makanan sebelum

dan sesudah melakukan

pemindahan lahan, untuk

makanan masih sama, yang

jelas dalam 1x seminggu

masih makan ikan atau

ayam. Kendaraan yang

bapak miliki awalnya

hanya motor bekas tapi

sudah dipakai untuk panen

sekarang bapak sudah bisa

membeli motor baru untuk

bepergian sehari-sehari.

7 MD

“Go urep nek sak iki yo pas

ladang saya tak pindahne

ladang pari teko sawet uwes

titi sennenglah, yo omah e

bapak yo biyen rodok cilik

ngonolah, nek sak iki yo uwes

tak dandani trus tak gawe

kamar mandi, nek biyen yo

pas due pari yo gor 1 tahun

sekalilah, tapi nek sak iki pas

bapak wes pindah ladang yo,

iso di omong serenglah

kadang-kadang, nek biyek sak

durunge bapak pindah pari

neg saqwet yo jarang mangan

sehat-sehat ngonolah, tapi nek

sak iki yo uwes eneklah

mangan seng sehat-sehat

ngono, nek onda seng bapak

due yo podolah karo biyen

kae, tapi yo nek sak iki yo due

onda lorolah”

“untuk hidup sekarang

setelah melakukan konversi

lahan padi menjadi kelapa

sawit sudah sedikit senang.

Rumah bapak dulunya

kecil, sekarang sudah

diperbasar dan dilengkapi

dengan kamar mandi. Dulu

ketika ada sawah membeli

baju hanya 1x setahun

sekarang semenjak sudah

mengkonversikan lahan

padi ke kelapa sawit bisa

dikatakan sering untuk

membeli pakaian. Dulu

ketika masih mimiliki

sawah jarang kami yang

memakan makanan empat

sehat sempurna tapi

sekarang setelah

melakukan pemindahan

lahan kami sudah bisa

untuk mencukupi

Page 73: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

62

kebutuhan empat sehat

lima sempurna. Kendaraan

yang bapak miliki masih

sama dari dulu sampai

sekarang yaitu motor,

paling tidak sekarang

bapak sudah memiliki dua

motor dirumah”.

8 YN

“yo kalau untuak kahidupan

itu samo se nyo nak cuman

adolah saketek parubahan.

Kalau untuak umah tu masih

samo jo nan dulu nyo masih

semi permanen, cuman dulu

ndak punyo kamar mandi jo

wc doh. Sabalun pindah

lahan ka kabun sawit untuak

mambali baju tu paliang 6

bulan sakali, kalau alah

malakuan pamindahan ko lai

lah sakali 3 bulan. Kalau

sawit maha kabutuahan

makan bisa tapanuahi cuman

kalau sawit murah tu apo ado

e se nyo.kalau kendaraan dlu

lai ado 2 tapi kini alah ado

tambahnyo”

“ya kalau untuk kehidupan

itu sama saja cuma ada

sedikit mengalami

peningkatan. Kalau untuk

rumah masih semi

parmanen, rumah yang

dulunya belum memiliki

kamar mandi dan WC

sekarang sudah ada kamar

mandi dan WC dalam

rumah. Sebelum berpindah

lahan dari ke kelapa sawit

untuk membeli pakaian

hanya 6 bulan sekali,

setelah melakukan

pemindahan lahan ini 3

bulan sekali bisa untuk

membeli pakaian. Kalau

sawit mahal kebutuhan

makan bisa terpenuhi dan

kalau sawit murah Cuma

makan seadanya.

Sebelumnya kendaraan

Ibuk Cuma dua tapi

sekarang sudah bertambah.

9 NM “Nek keluarga saya urong

terpenuhilah pas urong

“kehidupan keluarga saya

masih kurang terpenuhi

Page 74: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

63

pindah ladang sawet iki, tapi

yo pas tak pindah ladang

alhamdulialhlah urep saya

uwes apiklah toko sak durung-

durunge kae, nek oamh yo

teko biyen sampek sak iki yo

podo waelah, nek go tuku

kelambi yo pas urong pindah

ladang yo go 1 tahun 1

kalilah, tapi sak iki yo rodo

gayalah 2 x kadang yo 3 x lah

teko seminggu kui, nek teko

panganan yo podo wae kek

saya due pari karo sawet ki,

yo nek butuh makanan yo pas

biyek karo sak iki yo

alhmdulilah cukuplah, nek

onda yo biyen due siji, nek sak

iki yo nambah siji meneh no”

sebelum melakukan

perpindahan lahan sawit,

setelah melakukan

perpindahan alhamdulilah

kehidupan saya lebih baik

dari sebelumnya, kalau

segi rumah sebelum dan

sesudah melakukan

perpindahan masih sama,

kalau untuk mebeli baju

biasanya sebelum

melakukan perpindahan

lahan 1 tahun 1 x, tapi

sekarang setelah

melakukan pindah lahan

bisa 2 x atau 3 x dalam 1

tahun, ya kalau untuk

kebutuhan makan sebelum

dan sesudah selalu

terpenuhi 4 sehat 5

sempurna, motor sebelum

pindah ke lahan sawit saya

mempunyai 1 motor, tapi

setelah pindah ke lahan

sawit nambah 1 motor

lagi”

10 TR

“Nek go urep keluarga saya

sebelum pindah sawet yo

biasa-biasa ae no, tapi nek

wes tak pindah neg ladang

sawet yo lebih sejahterahlah

teko sedurung-durunge, nek

omah yo ket biyen pas uwes

opo urong pindah ladang

sawet yo uwes permanen lah,

yo biasane go 2 x setahun nek

tuku kelabi nek pas urong

“untuk kehidupan keluarga

saya sebelum melakukan

perpindahan masih biasa-

biasa saja, dan setelah

melakukan perpindahan

lebih terpenuhi dan

tergolong sejahtera, rumah

saya sebelum dan sesudah

melakukan pindah lahan

memang sudah permanen,

biasanya membeli pakaian

Page 75: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

64

pindah ladang, neh pas wes

pindah ladang yo 4 x

setahunhlah, nek go butuh e

makann yo selalu cukoplah 4

sehat 5 sempurna kui ne, biyen

yo due onda tapi nek sak iki yo

lagi cicil mobel”

sebelum melakukan pindah

lahan cuman 2 x setahun,

dan setelah pindah lahan

ke sawit saya bisa membeli

sekitar 4 x setahun, untuk

kebutuhan makanan selalu

memenuhi standar

kesehatan 4 sehat 5

sempurna, sebelumnya

saya punya motor

sekarang saya sudah bisa

mencicil mobil”

11 SK

“Nek go ngolah ladang sawet

podo karo ngolah ladang

sawet lione opo umumme

ngonolah,nek ngolah ladang

sawet yo di olah karo dewe

wae tros yo karo nganggo alat

tradisional, alesanne yo urong

due alat-alat seng apek opo

canggihlah, nek keluhan karo

kendalaya yo alhamdulilah

teko sak iki yo ora eneklah,

nek duek seng tak tokke yo

ngolah sawet palengan gor

lebeh kurange yo go Rp.

200.000 kro luase gor loro

hektar”

“untuk pengelolaan kebun

sawit sama dengan

pengelolaan kebun sawit

pada umumnya, ada

pembibitan, pembuatan

lobang, membuat saluran

irigasi. Dalam pengelolaan

kebun sawit bapak sendiri

yang ngelola dan masih

menggunakan alat yang

tradisional karena bapak

belum mempunyai alat

modern. Kalau masalah

kendala dalam pengelolaan

kebun sawit itu sudah pasti

ada, karena dalam

pengelolaan bapak masih

menggunakan alat yang

tradisional dan itu

membutuhkan waktu yang

lama. Masalah biaya yang

dikeluarkan tergantung

luas lahan sawit yang

dimiliki”.

Page 76: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

65

12 SN

”kalau pangolahan kabun

sawit yang apak karajoan

mambuek lubang sawit jarak

8-9 M, sudah mambuek

lubang maagiah pupuak ka

lubah tu baru bisa di tanam

bibit sawit. Dalam

pengelolaan apak

mangarajoan surang paliang

ado urang karajo agak 2

urang. Kalau alaik yang apak

pakai masih manggunoan

alaik yang tradisionalnyo,

kalau kendalanyo paliangsan

dalam mambuek lubang,

sabaok dalam mambuek

lubang tu kadang-kadang

tanahnyo ado batu tu payah

untuak digali. Kalau masalah

biaya nan apak kaluaan indak

lo banyak do kiri-kiro 300.000

lah, tu alah tamasuak upah

untuak 2 urang karajo.”

“kalau pengelolaan

perkebunan sawit yang

bapak lakukan itu membuat

lobang sawit dengan jarak

8-9 M, setelah pembuatan

lubang kemudian

pemberian pupuk pada

lubang setelah itu baru

bisa di tanam bibit sawit.

Dalam pengelolaan bapak

mengelola sendiri di bantu

dengan tenaga kerja 2

orang. Kalau masalah alat

yang digunakan bapak

masih menggunakan alat

yang tradisional, kendala

yang ditemukan palingan

dalam pembuatan lobang,

karena dalam pembuatan

lobang kadang-kadang

tanahnya berbatu sehingga

sulit untuk digali. Kalau

soal biaya yang bapak

keluarkan tidak terlalu

banyak, sekitar Rp. ±

300.000, itu udah termasuk

upah 2 orang tenaga

kerjanya”.

13 AL

“nek seng bapak olah yokaro

carane di resek-resek disek

panggone seng uwes enek kui

sek, tro di kei jara go nandor

sawet kui sekitar 9 x 10 m, yo

pasti enek tujanne la nek ini

sawet wes gede yo ora di

“pengelolaan sawit yang

bapak lakukan dengan cara

membersihkan lahan yang

sudah ada terlebih dahulu,

jarak tanam antar pohon 9

x 10m tujuannya supaya

nanti setelah sawit ini

Page 77: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

66

ganggu ureppe, la nek

kebunne bapak iki ra terlalu

luas, dadi bapak ngerjanek

dewe wae, alat seng bapak

gunakne ngango alat singso,

ladan kebun ne bapak ki neg

rawa makakne bapak jugakl

kanggo alat tradisional go

cangkol jugakl go gawe irigasi

opo kalenan ngono, yoben

tanduran sawetki iso cepet

kembangn ngono, panglingan

kendala sek bapak temui gor

hama, la sak iki rego pupok yo

lumayan larang sak iki,

biasane bapk apek ngona yo

jileh duek karo toke sawet, tapi

sak iki kan rego sawet anjlok

mrdok, dadi ra wani jeleh koyo

biasane”

besar tidak terganggu

pertumbuhannya.

Perkebunan sawit yang

bapak miliki tidak terlalu

luas dan bapak

memutuskan untuk

mengelola sendiri kebun

sawit bapak. Untuk

pengelolaan sawit bapak

sudah menggunakan sinso,

lahan perkebunan sawit

terdapat didaerah rawa

maka jadi bapak juga

menggunakan alat

tradisional seperti cangkul

untuk pembuatan irigasi

agar tanaman sawit mudah

berkembang dengan cepat.

Kendala yang sering bapak

temui dalam pengelolaan

sawit yaitu banyaknya

hama, harga pupuk mahal.

Biasanya untuk keperluan

pengelolaan sawit bapak

meminjam uang kepada

pembeli sawit tetapi karena

harga sawit yang murah

saat ini, pembeli sawit tidak

bisa meminjamkan uang

seperti biasanya”.

14 TY

“pangolahan lahan yang apak

karajoan biasonyo pembibitan

sawit, mambuek lubang tu baru

ditanam. Sawit nan apak punyo

labiah dari 2 lahan tu apak

ndak talok mengelolanyo

surang mangkonyo apak

mangarajoan urang untuk

pengolahannyo. Waktu

“pengelolaan lahan yang

bapak lakukan biasanya

terlebih dahulu dilakukan

dengan cara pembibitan

sawit, pembuatan lobang

dan baru menanami bibit

yang sudah layak ditanami.

Karena sawit yang bapak

Page 78: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

67

pengolahan sawit tu alaik yang

apak pakai masin babat untuak

manabang rumpuik supayo

sawit ko ndak taganggu dalam

pertumbuhannyo kalau kendala

dalam pengelolaan sawit ko

paliangan mancarai urang

untuak amuah karajo tu nan

payah, karano urang tu alah

banyak karajo ka pabrik nyo

ingin karajo nan tatouk supayo

bisa mamanuahi kebutuhan

hiduiknyo. Kalau harago tu

tagangtuang bibit sawit nan

apak nio,”

miliki melebihi dua titik

jadi bapak tidak sanggup

untuk mengelolanya sendiri

maka dari itu bapak butuh

karyawan untuk

pengelolaannya. Dalam

pengelolaan sawit bapak

menggunakan mesin babat

untuk membabat rumput

agar tanaman sawit tidak

terganggu pertumbuhannya

dan. Kendala yang bapak

temui dalam pengelolaan

sawit diantaranya sulitnya

mencari tenaga kerja untuk

menggelola sawit, dengan

bannyaknya masyarakat

yang sudah beralih

pekerjaannya ke

Perusahaan karena

masyarakat tersebut ingin

mencari pekerjaan yang

tetap agar kebutuhannya

terpenuhinya. Kalau untuk

biaya pengelolaan sawit

tergantung harga bibit

sawit yang bapak

inginkan,”.

15 SS

“nek go pengelolaan seng

bapak lakukne yo teko mulai

pembibitan sawet te, tros

ngeresik e ladange kui, tros di

tandor, tros gek dipopok, nek

pengolahan iki bapak dewe

seng ngolah e, teko mulai

nandur sampek panen kui bpak

dewe, yo tapi kadang-kadang

bapak golek wong kerjo,alat

seng bapak enggo yo berupa

“pengelolaan lahan

yang bapak lakukan

dimulai dari

pembibitan sawit,

pembersihan lahan,

penanaman,

pemupukan. Untuk

pengelolaan sawit,

bapak lakukan sendiri

mulai dari perawatan

sampai panen tapi

Page 79: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

68

sabet, cangkul, parang teng go

nyemprot hama, nek masalh yo

palengan go kurang modal opo

duek ngonolah dan ijek karo

alat seng sederhana wae”

kadang-kadang

bapak upahkan

kepada orang lain

sebagai pekerja di

kebun sawit bapak.

Alat yang bapak

gunakan berupa

sabit, cangkul,

parang, teng untuk

pemberantasan hama.

Kendala yang yang

ditemukan dalam

pengelolaan sawit

kurangnya modal,

dan masih dengan

alat yang

sederhana”.

Page 80: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

69

Lampiran 4

REKAPITULASI DATA PENELITIAN STUDI TENTANG KONVERSI

LAHAN PERTANIAN PADI MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DI DESA SIDODADI

N

O

NAMA

INISIAL

HASIL

WAWANCARA ARTINYA

Kesimpulan

1 TN

kalau untuak

panghasilan nan ibuk

dapek sasudah pindah

lahan kakabun sawit

tantunyo maningkek,

tagantuang laweh

kabun sawit tu.

Alhamdulillah ibuk

punyo kabun sawit

kurang labiah 2 Ha.

Kalau dari hasil

kabun sawit,

alhamdulillah cukuik

untuik hiduik sahari-

hari, tapi ado juo

biaya untuak

kabutuhan lain

bantuak biaya panen,

biaya pupuak paliang

biaya yang dikaluan

untuak sakali panen

tagantuang jo hasil

panen biasonyo.

Biaya nan diparaluan

sabanyak Rp

300.000/ton sawit.

Kalau untuak biaya

pandidikan anak,

alhamdulillah cukuik

“kalau masalah

pendapatan yang

ibu peroleh setelah

melakukan

konversi ke

perkebunan kelapa

sawit tentunya

meningkat, itu pun

tergantung kepada

luas perkebunan

kelapa sawit.

Alhamdulillah ibu

memiliki kebun

sawit kurang lebih

2 Ha. Kalau dari

hasil perkebunan

kelapa sawit

alhamdulillah

mencukupi untuk

kebutuhan sehari-

hari, namun ada

juga untuk

kebutuhan lainnya

seperti biaya

panen, biaya

pupuk, palingan

biaya yang

dikeluarkan untuk

sekali panen

1. Setelah

melakukan

konversi lahan

masyarakat

Sidoddadi

pendapatannya

mengalami

peningkatan

sehingga

masyarakat

Sidodadi bisa

memenuhi

kebutuhan

sehari-hari

seperti

kebutuhan

pokok

pendidikan dan

lain

sebagainya.

2. Gaya hidup

masyarakat

sidodadi

setelah

konversi lahan

mengalami

peningkatan

karena bisa

Page 81: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

70

karano biaya

pandidikan anak ibuk

alun mambutuhan

biaya banyak, kalau

dibandingan jo hasil

padi sawah memang

hasil kabun sawit

labiah gadang

tergantung kepada

hasil panen

biasanya di bayar

Rp 300.000/ton

sawit. Kalau untuk

biaya pendidikan

anak alhamdulillah

tercukupi, karena

pendidikan anak

ibu masih belum

mengeluarkan

biaya yang banyak.

Kalau

dibandingkan

dengan hasil padi

sawah memang

hasil perkebunan

kelapa sawit lebih

besar.”

dilihat dari

bentuk

rumahnya yang

dulu semi

permanen

sekarang sudah

permanen dan

sudah memiliki

kendaraan

lebih dari satu

yang

digunakan

untuk

keperluan

sehari-hari.

3. Pengelolaan

kebun sawit

sama dengan

pengelolaan

kebun sawit

pada umunya

yang

diperlukan

alat-alat

seperti parang

, cangkul,

sinsaw, dll,

serta

menggunakan

tenaga kerja 2-

3 orang

dengan biaya

yang

dikeluarkan Rp

300.000 per

hari.

2 ZN

untuak panghasilan

sasudah mamindahan

lahan padi menjadi

kabun sawit,

alhamdulillah dapek

maningkekan

panghasilan bapak

untuak mamanuhi

kabutuhan keluarga

walaupun ado

kabutuhan lain nan

harus dikaluan salain

kebutuhan keluarga.

Palingan ado biaya

khusus nan bapak

sadioan untuak biaya

parawatan sawit dan

biaya panen. Biaso

“Untuk

pendapatan setelah

melakukan

konversi lahan

padi menjadi sawit

alhamdulillah

dapat

meningkatkan

penghasilan bapak

yang pastinya

untuk memenuhi

kebutuhan

keluarga sudah

terpenuhi

walaupun ada

kebutuhan lain

yang harus

dikeluarkan selain

Page 82: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

71

biaya nan bapak

kaluan untuk

parawatan dan skali

panen labiah kurang

Rp 1juta. Kalau biaya

pandidikan anak pasti

di nomor satuan

walau baa caronyo

untuk kebutuhan

keluarga. Palingan

ada biaya khusus

yang bapak

sediakan untuk

biaya perawatan

sawit dan biaya

panen. Biasanya

biaya yang bapak

keluarkan untuk

perawatan dan

sekali panen lebih

kurang 1.000.000.

Kalau biaya

pendidikan anak

pasti dinomor 1

kan walau

bagaimanapun”.

3 CR,SR,ST

“Nek teko segi

penghasilan yo uwes

di omongke rodok

apeklah, nek karo-

karo seng urong-

uronge, pas urong

pindah teko pari tros

tak dakdekne sawet ki,

nek go keluerga yo iso

di omongke cukoplah

go kebuth sedino-dino

ne, bapk yo due sawet

gor 1 ha, nek pak yo

ora ngetokne upah

panen ne, lawong

bapak iki sawet te di

panen dewe, paleng

yo seng pak etone gor

biaya gopupue ae, gor

sekitar Rp. 500.000

“kalau segi

pendapatan sudah

bisa dikatakan baik

jika dibandingkan

sebelum melakukan

perpindahan lahan

padi menjadi

perkebunan kelapa

sawit. Kalau untuk

kebutuhan

keluarga sudah

bisa dikatakan

cukup untuk

kebutuhan sehari-

sehari karena

lahan sawit yang

miliki hanya 1 Ha,

Bapak tidak ada

mengeluarkan

biaya panen

Page 83: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

72

kurango yo Rp.

600.000, nek go

sekolah anake yo

uwes cukuplah”

karena bapak

panen sendiri sawit

yang bapak miliki

palingan biaya lain

yang harus

dikeluarkan adalah

biaya pupuknya

saja, itu berkisar

kira-kira Rp

500.000-600.000.

untuk biaya

pendidikan anak

sudah terpenuhi.

4 SW

“Uwes no wes cukop

pas bar pindah lahan

pari tak pindah ke neg

sawet ki, pas wes

pindah lahan yo wes

lumayan

meningkatlah, karo

sak durung-durunge

pas urong di pindah

ne ki, nek pak yo

panen sawet go wong

kerjo ngono upahne

ngono, yo gor wong

loro paleng, di gajeh

sekitar Rp 250.000,,

tros go bayar utangan

mobel, yowes

alhamdulilak sapek

sakiki yo ijek

tercukupilah, yo utung

sawet no hasil le,

“sudah bisa

mencukupi

semenjak lahan

kami di pindahkan

ke sawit, setelah

melakukan

perpindahan lahan

sudah meningkat

dari pada

pendapatan

sebelum melakukan

perpindahan, kalau

bapak untuk

memanen sawit

menggunakan

tenaga kerja paling

tidak 2 orang itu di

gajih sekitar Rp

250.000, untuk

membayar cicilan

mobil, sudah

sampek sekang

masih terpenuhi

dengan baik, oh

Page 84: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

73

lebih besar

tanaman sawit

5 WH

“yo mendenglah wes

meningkat pirang

persen yo paleng yo

gor 50%lah teko

biasanelah, uwes yo

neg ngolah sawet ki

gampang nek di

padaken pari ki, dadi

yo saya panene dewe

waelah, dadi saya ora

metu duek opo biaya

ngonolah, ora enek yo

jek go kebutuhan

keluargane, nek go

sekolah anak yo

alahmdulilah teko sak

iki lebih meningkatlah

di abndeng sedurung-

durunge, nek go

pendapatan yo lebih

naek sawt ke

timbange pariki”

“ya lumayan

meningkat sekitar

50% dari biasanya,

sudah karana

pengelolaan sawit

ini lebih mudah

dari pada padi,

jadi saya bisa

melakukan kerja

sampingan untuk

memenuhi

kebutuhan

keluarga, saya

panen sendiri jadi

saya tidak

mengeluarga biaya

terlalu banyak, gak

ada jadi masih

memenuhi

kebutuhan

keluarga saja

masih belum

maksimal, untuk

biaya pendidikan

anak-anak saya

sampai sekarang

alhamdulilah

masih terpenuhi,

untuk pendapatan

lebih meningkat

kelapa sawit dari

pada sawah”

6 MR yo kalau dipiki-pikian “ya kalau dipikir-

Page 85: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

74

kahidupan kaluarga

apak sasudah

malakuan

pamindahan lahan

padi manjadi kabun

sawit ko alah samakin

maningkek walaupun

saketek. Kalau

sabalum malkukan

pamindahan rumah

apaak semi

permanennyo, kini

bisa dicaliak surang

kondisi rumah apak

sadang dibangun

walaupun alun

salasai tapi alah

permanen, walaupun

saketek demi saketek

kalau untuk baju

indak terlalu ado

parubahannyo doh

tapi nan pantiang

satiok rayo harus bali

baju tarutamo untuak

anak-anak. Kalau

untuak makanan

sabalum dan sasudah

malakuan

pamindahan lahan

masih samo jo nan

dulu yang pantiang

dalam saminggu tu

ado makan lauak atou

ayam. Kalau

kendaraan nan apak

punyo dulu yo honda

bakeh tapi itu alah

dipakai pulo untuak

panen, kini apak lah

pikir kehidupan

keluarga bapak

setelah melakukan

pemindahan lahan

padi menjadi

kelapa sawit sudah

mengalami

peningkatan

walaupun sedikit.

Kalau sebelum

melakukan

pemindahan rumah

yang bapak miliki

masih semi

permanen,

sekarang bisa

dilihat sendiri

kondisi rumah

bapak yang sedang

dibangun

walaupun belum

selesai tapi jenis

rumah sudah

permanen,

meskipun hanya

bisa merubahnya

sedikit demi

sedikit. Kalau

untuk pakaian

tidak terlalu ada

perubahan yang

penting setiap

lebaran harus beli

baju terutama

untuk anak-anak.

Kalau untuk

makanan sebelum

dan sesudah

melakukan

pemindahan lahan,

Page 86: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

75

bisa mambali honda

baru untuak pae.

untuk makanan

masih sama, yang

jelas dalam 1x

seminggu masih

makan ikan atau

ayam. Kendaraan

yang bapak miliki

awalnya hanya

motor bekas tapi

sudah dipakai

untuk panen

sekarang bapak

sudah bisa

membeli motor

baru untuk

bepergian sehari-

sehari.

7 MD

“Go urep nek sak iki

yo pas ladang saya

tak pindahne ladang

pari teko sawet uwes

titi sennenglah, yo

omah e bapak yo

biyen rodok cilik

ngonolah, nek sak iki

yo uwes tak dandani

trus tak gawe kamar

mandi, nek biyen yo

pas due pari yo gor 1

tahun sekalilah, tapi

nek sak iki pas bapak

wes pindah ladang yo,

iso di omong

serenglah kadang-

kadang, nek biyek sak

durunge bapak

pindah pari neg

saqwet yo jarang

“untuk hidup

sekarang setelah

melakukan

konversi lahan

padi menjadi

kelapa sawit sudah

sedikit senang.

Rumah bapak

dulunya kecil,

sekarang sudah

diperbasar dan

dilengkapi dengan

kamar mandi. Dulu

ketika ada sawah

membeli baju

hanya 1x setahun

sekarang semenjak

sudah

mengkonversikan

lahan padi ke

kelapa sawit bisa

Page 87: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

76

mangan sehat-sehat

ngonolah, tapi nek

sak iki yo uwes

eneklah mangan seng

sehat-sehat ngono,

nek onda seng bapak

due yo podolah karo

biyen kae, tapi yo nek

sak iki yo due onda

lorolah”

dikatakan sering

untuk membeli

pakaian. Dulu

ketika masih

mimiliki sawah

jarang kami yang

memakan makanan

empat sehat

sempurna tapi

sekarang setelah

melakukan

pemindahan lahan

kami sudah bisa

untuk mencukupi

kebutuhan empat

sehat lima

sempurna.

Kendaraan yang

bapak miliki masih

sama dari dulu

sampai sekarang

yaitu motor, paling

tidak sekarang

bapak sudah

memiliki dua motor

dirumah”.

8 YN

“yo kalau untuak

kahidupan itu samo

se nyo nak cuman

adolah saketek

parubahan. Kalau

untuak umah tu

masih samo jo nan

dulu nyo masih semi

permanen, cuman

dulu ndak punyo

kamar mandi jo wc

doh. Sabalun pindah

lahan ka kabun sawit

“ya kalau untuk

kehidupan itu sama

saja cuma ada

sedikit mengalami

peningkatan.

Kalau untuk rumah

masih semi

parmanen, rumah

yang dulunya

belum memiliki

kamar mandi dan

WC sekarang

Page 88: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

77

untuak mambali baju

tu paliang 6 bulan

sakali, kalau alah

malakuan

pamindahan ko lai

lah sakali 3 bulan.

Kalau sawit maha

kabutuahan makan

bisa tapanuahi

cuman kalau sawit

murah tu apo ado e

se nyo.kalau

kendaraan dlu lai

ado 2 tapi kini alah

ado tambahnyo”

sudah ada kamar

mandi dan WC

dalam rumah.

Sebelum berpindah

lahan dari ke

kelapa sawit untuk

membeli pakaian

hanya 6 bulan

sekali, setelah

melakukan

pemindahan lahan

ini 3 bulan sekali

bisa untuk membeli

pakaian. Kalau

sawit mahal

kebutuhan makan

bisa terpenuhi dan

kalau sawit murah

Cuma makan

seadanya.

Sebelumnya

kendaraan Ibuk

Cuma dua tapi

sekarang sudah

bertambah.

9 NM

“Nek keluarga saya

urong terpenuhilah

pas urong pindah

ladang sawet iki, tapi

yo pas tak pindah

ladang

alhamdulialhlah urep

saya uwes apiklah

toko sak durung-

durunge kae, nek

oamh yo teko biyen

sampek sak iki yo

“kehidupan

keluarga saya

masih kurang

terpenuhi sebelum

melakukan

perpindahan lahan

sawit, setelah

melakukan

perpindahan

alhamdulilah

kehidupan saya

lebih baik dari

Page 89: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

78

podo waelah, nek go

tuku kelambi yo pas

urong pindah ladang

yo go 1 tahun 1

kalilah, tapi sak iki yo

rodo gayalah 2 x

kadang yo 3 x lah teko

seminggu kui, nek

teko panganan yo

podo wae kek saya

due pari karo sawet

ki, yo nek butuh

makanan yo pas biyek

karo sak iki yo

alhmdulilah cukuplah,

nek onda yo biyen due

siji, nek sak iki yo

nambah siji meneh

no”

sebelumnya, kalau

segi rumah

sebelum dan

sesudah melakukan

perpindahan masih

sama, kalau untuk

mebeli baju

biasanya sebelum

melakukan

perpindahan lahan

1 tahun 1 x, tapi

sekarang setelah

melakukan pindah

lahan bisa 2 x atau

3 x dalam 1 tahun,

ya kalau untuk

kebutuhan makan

sebelum dan

sesudah selalu

terpenuhi 4 sehat 5

sempurna, motor

sebelum pindah ke

lahan sawit saya

mempunyai 1

motor, tapi setelah

pindah ke lahan

sawit nambah 1

motor lagi”

10 TR

“Nek go urep

keluarga saya

sebelum pindah sawet

yo biasa-biasa ae no,

tapi nek wes tak

pindah neg ladang

sawet yo lebih

sejahterahlah teko

sedurung-durunge,

“untuk kehidupan

keluarga saya

sebelum melakukan

perpindahan masih

biasa-biasa saja,

dan setelah

melakukan

perpindahan lebih

terpenuhi dan

Page 90: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

79

nek omah yo ket biyen

pas uwes opo urong

pindah ladang sawet

yo uwes permanen

lah, yo biasane go 2 x

setahun nek tuku

kelabi nek pas urong

pindah ladang, neh

pas wes pindah

ladang yo 4 x

setahunhlah, nek go

butuh e makann yo

selalu cukoplah 4

sehat 5 sempurna kui

ne, biyen yo due onda

tapi nek sak iki yo lagi

cicil mobel”

tergolong

sejahtera, rumah

saya sebelum dan

sesudah melakukan

pindah lahan

memang sudah

permanen,

biasanya membeli

pakaian sebelum

melakukan pindah

lahan cuman 2 x

setahun, dan

setelah pindah

lahan ke sawit saya

bisa membeli

sekitar 4 x setahun,

untuk kebutuhan

makanan selalu

memenuhi standar

kesehatan 4 sehat 5

sempurna,

sebelumnya saya

punya motor

sekarang saya

sudah bisa

mencicil mobil”

11 SK

“Nek go ngolah

ladang sawet podo

karo ngolah ladang

sawet lione opo

umumme

ngonolah,nek ngolah

ladang sawet yo di

olah karo dewe wae

tros yo karo nganggo

alat tradisional,

alesanne yo urong

“untuk

pengelolaan kebun

sawit sama dengan

pengelolaan kebun

sawit pada

umumnya, ada

pembibitan,

pembuatan lobang,

membuat saluran

irigasi. Dalam

pengelolaan kebun

Page 91: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

80

due alat-alat seng

apek opo canggihlah,

nek keluhan karo

kendalaya yo

alhamdulilah teko sak

iki yo ora eneklah,

nek duek seng tak

tokke yo ngolah sawet

palengan gor lebeh

kurange yo go Rp.

200.000 kro luase gor

loro hektar”

sawit bapak sendiri

yang ngelola dan

masih

menggunakan alat

yang tradisional

karena bapak

belum mempunyai

alat modern. Kalau

masalah kendala

dalam pengelolaan

kebun sawit itu

sudah pasti ada,

karena dalam

pengelolaan bapak

masih

menggunakan alat

yang tradisional

dan itu

membutuhkan

waktu yang lama.

Masalah biaya

yang dikeluarkan

tergantung luas

lahan sawit yang

dimiliki”.

12 SN

kalau pangolahan

kabun sawit yang

apak karajoan

mambuek lubang

sawit jarak 8-9 M,

sudah mambuek

lubang maagiah

pupuak ka lubah tu

baru bisa di tanam

bibit sawit. Dalam

pengelolaan apak

mangarajoan surang

paliang ado urang

“kalau

pengelolaan

perkebunan sawit

yang bapak

lakukan itu

membuat lobang

sawit dengan jarak

8-9 M, setelah

pembuatan lubang

kemudian

pemberian pupuk

pada lubang

setelah itu baru

Page 92: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

81

karajo agak 2 urang.

Kalau alaik yang

apak pakai masih

manggunoan alaik

yang tradisionalnyo,

kalau kendalanyo

paliangsan dalam

mambuek lubang,

sabaok dalam

mambuek lubang tu

kadang-kadang

tanahnyo ado batu tu

payah untuak digali.

Kalau masalah biaya

nan apak kaluaan

indak lo banyak do

kiri-kiro 300.000 lah,

tu alah tamasuak

upah untuak 2 urang

karajo

bisa di tanam bibit

sawit. Dalam

pengelolaan bapak

mengelola sendiri

di bantu dengan

tenaga kerja 2

orang. Kalau

masalah alat yang

digunakan bapak

masih

menggunakan alat

yang tradisional,

kendala yang

ditemukan

palingan dalam

pembuatan lobang,

karena dalam

pembuatan lobang

kadang-kadang

tanahnya berbatu

sehingga sulit

untuk digali. Kalau

soal biaya yang

bapak keluarkan

tidak terlalu

banyak, sekitar Rp.

± 300.000, itu udah

termasuk upah 2

orang tenaga

kerjanya”.

13 AL

“nek seng bapak olah

yokaro carane di

resek-resek disek

panggone seng uwes

enek kui sek, tro di kei

jara go nandor sawet

kui sekitar 9 x 10 m,

“pengelolaan sawit

yang bapak

lakukan dengan

cara membersihkan

lahan yang sudah

ada terlebih

dahulu, jarak

Page 93: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

82

yo pasti enek tujanne

la nek ini sawet wes

gede yo ora di ganggu

ureppe, la nek

kebunne bapak iki ra

terlalu luas, dadi

bapak ngerjanek dewe

wae, alat seng bapak

gunakne ngango alat

singso, ladan kebun

ne bapak ki neg rawa

makakne bapak jugakl

kanggo alat

tradisional go cangkol

jugakl go gawe irigasi

opo kalenan ngono,

yoben tanduran

sawetki iso cepet

kembangn ngono,

panglingan kendala

sek bapak temui gor

hama, la sak iki rego

pupok yo lumayan

larang sak iki, biasane

bapk apek ngona yo

jileh duek karo toke

sawet, tapi sak iki kan

rego sawet anjlok

mrdok, dadi ra wani

jeleh koyo biasane”

tanam antar pohon

9 x 10m tujuannya

supaya nanti

setelah sawit ini

besar tidak

terganggu

pertumbuhannya.

Perkebunan sawit

yang bapak miliki

tidak terlalu luas

dan bapak

memutuskan untuk

mengelola sendiri

kebun sawit bapak.

Untuk pengelolaan

sawit bapak sudah

menggunakan

sinso, lahan

perkebunan sawit

terdapat didaerah

rawa maka jadi

bapak juga

menggunakan alat

tradisional seperti

cangkul untuk

pembuatan irigasi

agar tanaman

sawit mudah

berkembang

dengan cepat.

Kendala yang

sering bapak temui

dalam pengelolaan

sawit yaitu

banyaknya hama,

harga pupuk

mahal. Biasanya

untuk keperluan

pengelolaan sawit

bapak meminjam

Page 94: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

83

uang kepada

pembeli sawit

tetapi karena harga

sawit yang murah

saat ini, pembeli

sawit tidak bisa

meminjamkan uang

seperti biasanya”.

14 TY

“pangolahan lahan

yang apak karajoan

biasonyo pembibitan

sawit, mambuek

lubang tu baru

ditanam. Sawit nan

apak punyo labiah dari

2 lahan tu apak ndak

talok mengelolanyo

surang mangkonyo

apak mangarajoan

urang untuk

pengolahannyo. Waktu

pengolahan sawit tu

alaik yang apak pakai

masin babat untuak

manabang rumpuik

supayo sawit ko ndak

taganggu dalam

pertumbuhannyo kalau

kendala dalam

pengelolaan sawit ko

paliangan mancarai

urang untuak amuah

karajo tu nan payah,

karano urang tu alah

banyak karajo ka

pabrik nyo ingin

karajo nan tatouk

supayo bisa

mamanuahi kebutuhan

hiduiknyo. Kalau

harago tu tagangtuang

bibit sawit nan apak

“pengelolaan

lahan yang bapak

lakukan biasanya

terlebih dahulu

dilakukan dengan

cara pembibitan

sawit, pembuatan

lobang dan baru

menanami bibit

yang sudah layak

ditanami. Karena

sawit yang bapak

miliki melebihi dua

titik jadi bapak

tidak sanggup

untuk

mengelolanya

sendiri maka dari

itu bapak butuh

karyawan untuk

pengelolaannya.

Dalam

pengelolaan sawit

bapak

menggunakan

mesin babat untuk

membabat rumput

agar tanaman

sawit tidak

terganggu

Page 95: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

84

nio,”

pertumbuhannya

dan. Kendala yang

bapak temui dalam

pengelolaan sawit

diantaranya

sulitnya mencari

tenaga kerja untuk

menggelola sawit,

dengan

bannyaknya

masyarakat yang

sudah beralih

pekerjaannya ke

Perusahaan karena

masyarakat

tersebut ingin

mencari pekerjaan

yang tetap agar

kebutuhannya

terpenuhinya.

Kalau untuk biaya

pengelolaan sawit

tergantung harga

bibit sawit yang

bapak inginkan,”.

15 SS

“nek go

pengelolaan

seng bapak

lakukne yo teko

mulai

pembibitan

sawet te, tros

ngeresik e

ladange kui, tros

di tandor, tros

gek dipopok, nek

pengolahan iki

bapak dewe

seng ngolah e,

“pengelolaan

lahan yang

bapak

lakukan

dimulai dari

pembibitan

sawit,

pembersihan

lahan,

penanaman,

pemupukan.

Untuk

pengelolaan

sawit, bapak

Page 96: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

85

teko mulai

nandur sampek

panen kui bpak

dewe, yo tapi

kadang-kadang

bapak golek

wong kerjo,alat

seng bapak

enggo yo berupa

sabet, cangkul,

parang teng go

nyemprot hama,

nek masalh yo

palengan go

kurang modal

opo duek

ngonolah dan

ijek karo alat

seng sederhana

wae”

lakukan

sendiri mulai

dari

perawatan

sampai panen

tapi kadang-

kadang

bapak

upahkan

kepada orang

lain sebagai

pekerja di

kebun sawit

bapak. Alat

yang bapak

gunakan

berupa sabit,

cangkul,

parang, teng

untuk

pemberantas

an hama.

Kendala yang

yang

ditemukan

dalam

pengelolaan

sawit

kurangnya

modal, dan

masih dengan

alat yang

sederhana”.

Page 97: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

86

Lampiran 5

Foto 1. Saat pengambilan data di dinas pertanian kecamatan kinali

kabupaten pasamn barat (dokumen penelitian)

Page 98: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

87

Foto 2. Foto penelitian denagn bapak misran yang mengkonversikan

lahannya (dokumentasi penelitian)

Page 99: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

88

Foto 3. Foto penelitian dengan ibu yatmi petani yang mengkopnversikan

lahanya (dokumen penelitian)

Page 100: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

89

Foto 4. Foto penelitian Denagn salah satu petani sawit (dokumen penelitian)

Page 101: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

90

Foto 5. Dengan petani yang mengkonvesikan lahannya (dokumen penelitian)

Page 102: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

91

Foto 6. Foto buah sawit yang sudah di panen (dokumentasi penelitian)

Page 103: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

92

Foto 7. Foto penelitian kebun sawit dari kejauh han (dokumentasi

penelitian)

Page 104: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

93

Foto 8. Foto pengambilan data ke 2 (dokumentasi penelitian)

Page 105: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

94

Foto 9. Foto kebun sawit dari kejauhan,dari atas (dokumentasi penelitian)

Page 106: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

1

Page 107: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

2

Page 108: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

3

Page 109: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

4

Page 110: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

5

Page 111: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7621/3... · melakukan konversi lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Sidodadi, Pengelolaan kebun sawit sama dengan

6